11
Kebutuhan pasien bronkhitis Di susun oleh kelompok 3 : 1. Rendi saputra 2. Jessi anggia murni

Powerpion Rendi 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Powerpion Rendi 2

Citation preview

Page 1: Powerpion Rendi 2

Kebutuhan pasien bronkhitis

Di susun oleh kelompok 3 : 1. Rendi saputra

2. Jessi anggia murni

Page 2: Powerpion Rendi 2

Bronkhitis A. Pengertian Bronkitis adalah suatu peradangan pada

saluran bronkial atau bronki. Peradangan tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, merokok, atau polusi udara (Samer Qarah, 2007).Bronchitis terbagi menjadi 2 jenis sebagai berikut:

1. Bronchitis akut 2. Bronchitis kronis

Page 4: Powerpion Rendi 2

B. ETIOLOGI1. Merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang

terpenting. 2. Polusi udara yang terus menerus juga merupakan predisposisi

infeksi rekuren karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis

3. Infeksi.4. Defisiensi alfa-1 antitripsin5. Terdapat hubungan dengan kelas sosial yang lebih rendah dan

lingkungan industri banyak paparan debu, asap (asam kuat, amonia, klorin, hidrogen sufilda, sulfur dioksida dan bromin), gas-gas kimiawi akibat kerja.

6. Riwayat infeksi saluran napas

Page 5: Powerpion Rendi 2

c. Tanda dan gejala

Tanda dan Gejala yaitu 1. Batuk 2. sputum putih/mukoid3. Sesak bila timbul infeksi

Page 6: Powerpion Rendi 2

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.  Sinar x dadaDapat menyatakan hiperinflasi paru – paru, mendatarnya diafragma, peningkatan area udara retrosternal, hasil normal selama periode remisi

2. Volume residu : Meningkat. Dan lain-lain.

Page 7: Powerpion Rendi 2

Komplikasi a. Bronchitis kronikb. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering mengalami

infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas bagian atas

c. Pleuritis.d. Efusi pleura atau empisemae. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi

supuratif pada bronkus. f. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena ( arteri

pulmonalis ) , cabang arteri ( arteri bronchialis ) atau anastomisis pembuluh darah.

g. Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafasH. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-cabang

arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik,. Selanjutnya akan terjadi gagal jantung kanan.

i. Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronchitis yang berat da luas

j. Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai komplikasi klasik dan jarang terjadi.

Page 8: Powerpion Rendi 2

Penatalaksanaan medis Untuk mengurangi demam dan rasa tidak

enak badan, kepada penderita dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.

Page 9: Powerpion Rendi 2

Asuhan keperawatanA. Pengkajian meliputi biodata pasien / identitas pasien , nama,jenis kelamin, agama, alamat dan lain – lain.B. Diagnosa keperawata

a.Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

b.Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mu

d.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.

e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.

f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.

g.  Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

h.  Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan

dirumah.

Page 10: Powerpion Rendi 2

c. Perencanaan No

Diagnosa keperawatan

Tujuan dan criteria Intervensi

1. Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif

Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas.dan lain lain

Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioningAuskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakealGunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal Monitor status oksigen pasien Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.