2
27 MPA 313 / Oktober 2012 Mendirikan pondok pesantren di perkampungan tengah hutan, bu- kanlah hal gampang. Disamping me- rupakan kawasan yang angker, juga jauh dari pekampungan warga lain. Meski demikian, hal itu tak menyurut- kan nyali Kiai Bardam Abdul Nasir bin Munawwar. Sebab dirinya ingin menabur pelita penyuluh bagi ma- syarakat terpencil tersebut. Lokasinya, berada 1 Km di se- belah Barat dari pertigaan Nggon- dang, desa Kunci, kecamatan Dan- der. Perjalanan menuju ke lokasi bisa ditempuh dari jalan raya jurusan Bo- jonegoro – Nganjuk. Kalau dari kota Bojonegoro, sekitar 17 Km ke arah Selatan. Dari pertigaan Nggondang, cuma dibutuhkan waktu 15 menit menuju tempat tersebut. Jalanan de- sa menuju perkampungan itu masih berupa makadam dan berkelok-kelok memasuki tengah hutan. Melihat lokasi yang demikian, tentu saja tak mungkin Kiai Bardam langsung mendirikan sebuah pesan- tren. Sebab bisa jadi itu malah tak di- terima masyarakat yang ada di sana. Untuk itulah, semula didirikan sebuah padepokan ilmu kanuragan – yang diberi nama padepokan Kawah Con- drodimuko. Yang berguru pun seba- tas pemuda dari masyarakat sekitar. “Setelah jumlah mereka terus bertam- bah, sedikit demi sedikit kami ajarkan ilmu agama. Kegiatan mengaji pun lantas kami mulai,” terangnya. Waktu terus berjalan. Para santri yang hendak mengaji pun kian bertambah banyak. Lalu di- dirikanlah lembaga pendidkan formal. Pada tahun 2004, PAUD dan TK telah didirikan. Tak ber- selang lama berdiri juga lembaga MTs. Setelah tiga tahun melepas lulusan pertama, bersamaan waktu itu telah berdiri lembaga MA. Selain Kiai Bardam sebagai pengelola, terdapat 25 ustadz yang membantu pengelolaan pendidikan di lingkungan pesantren al-Munawwar. Meski sekitar tiga bulan daerah Bojonegoro tak diguyur hujan, areal perkampungan di sana masih tampak rindang. Kelak jika musim hujan su- dah mulai turun, kita bisa memba- yangkan betapa asrinya kompleks pondok pesantren al-Munawwar yang berada di perkampungan te- ngah hutan itu. Tepatnya berada di Jl. Raya Kunci KM 17 dusun Nggon- dang. Bangunan-bangunan yang ada di lingkungan pondok, berdiri di atas lahan sekitar 4.930 meter persegi. Ta- nah tersebut merupakan wakaf dari Mbah Munawwar, seorang tokoh agama desa Kunci – yang tak lain adalah ayahanda Kiai Bardam. Selain lahan tersebut, ada lahan lain sekitar 5.000 meter persegi untuk pengem- bangan usaha pesantren. Sejumlah bangunan dan gedung yang ada di sana, mengikuti irama kontur tanah yang naik-turun di wilayah tersebut. “Melihat potensi alam sekitar, renca- na kami yang belum terlaksana ada- lah usaha agrobisnis,’’ imbuh suami Nyai Nurur Rohmah ini penuh harap. Lokasi tanah yang ada, kini ma- sih dipergunakan untuk pembibitan dan penggemukan hewan. Untuk ter- nak sapi merupakan bantuan dari pe- merintah, sedangkan hewan kambing merupakan hasil swadaya pondok. PP. Al-Munawwar Bojonegoro Pengobatan Massal Bersama ME Care International Hongkong Kiai Bardam Abdul Nasir bin Munawwar bersama istri Belajar bahasa Mandarin dengan mahasiswa Hongkong Suasana pengobatan gratis di PP. Al-Munwwar

PP. Al-Munawwar Bojonegoro Pengobatan Massal Bersama ME ...jatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar313/hets1350461712.pdfMendirikan pondok pesantren di perkampungan tengah hutan, bu-kanlah

  • Upload
    letu

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

27MPA 313 / Oktober 2012

Mendirikan pondok pesantrendi perkampungan tengah hutan, bu-kanlah hal gampang. Disamping me-rupakan kawasan yang angker, jugajauh dari pekampungan warga lain.Meski demikian, hal itu tak menyurut-kan nyali Kiai Bardam Abdul Nasirbin Munawwar. Sebab dirinya inginmenabur pelita penyuluh bagi ma-syarakat terpencil tersebut.

Lokasinya, berada 1 Km di se-belah Barat dari pertigaan Nggon-dang, desa Kunci, kecamatan Dan-der. Perjalanan menuju ke lokasi bisaditempuh dari jalan raya jurusan Bo-jonegoro – Nganjuk. Kalau dari kotaBojonegoro, sekitar 17 Km ke arahSelatan. Dari pertigaan Nggondang,cuma dibutuhkan waktu 15 menit

menuju tempat tersebut. Jalanan de-sa menuju perkampungan itu masihberupa makadam dan berkelok-kelokmemasuki tengah hutan.

Melihat lokasi yang demikian,tentu saja tak mungkin Kiai Bardamlangsung mendirikan sebuah pesan-tren. Sebab bisa jadi itu malah tak di-terima masyarakat yang ada di sana.Untuk itulah, semula didirikan sebuahpadepokan ilmu kanuragan – yangdiberi nama padepokan Kawah Con-drodimuko. Yang berguru pun seba-tas pemuda dari masyarakat sekitar.“Setelah jumlah mereka terus bertam-bah, sedikit demi sedikit kami ajarkanilmu agama. Kegiatan mengaji punlantas kami mulai,” terangnya.

Waktu terus berjalan. Parasantri yang hendak mengaji punkian bertambah banyak. Lalu di-dirikanlah lembaga pendidkanformal. Pada tahun 2004, PAUDdan TK telah didirikan. Tak ber-selang lama berdiri juga lembagaMTs. Setelah tiga tahun melepaslulusan pertama, bersamaanwaktu itu telah berdiri lembagaMA. Selain Kiai Bardam sebagaipengelola, terdapat 25 ustadzyang membantu pengelolaan

pendidikan di lingkungan pesantrenal-Munawwar.

Meski sekitar tiga bulan daerahBojonegoro tak diguyur hujan, arealperkampungan di sana masih tampakrindang. Kelak jika musim hujan su-dah mulai turun, kita bisa memba-yangkan betapa asrinya komplekspondok pesantren al-Munawwaryang berada di perkampungan te-ngah hutan itu. Tepatnya berada diJl. Raya Kunci KM 17 dusun Nggon-dang.

Bangunan-bangunan yang adadi lingkungan pondok, berdiri di ataslahan sekitar 4.930 meter persegi. Ta-nah tersebut merupakan wakaf dariMbah Munawwar, seorang tokoh

agama desa Kunci – yang tak lainadalah ayahanda Kiai Bardam. Selainlahan tersebut, ada lahan lain sekitar5.000 meter persegi untuk pengem-bangan usaha pesantren. Sejumlahbangunan dan gedung yang ada disana, mengikuti irama kontur tanahyang naik-turun di wilayah tersebut.“Melihat potensi alam sekitar, renca-na kami yang belum terlaksana ada-lah usaha agrobisnis,’’ imbuh suamiNyai Nurur Rohmah ini penuh harap.

Lokasi tanah yang ada, kini ma-sih dipergunakan untuk pembibitandan penggemukan hewan. Untuk ter-nak sapi merupakan bantuan dari pe-merintah, sedangkan hewan kambingmerupakan hasil swadaya pondok.

PP. Al-Munawwar Bojonegoro

Pengobatan MassalBersama ME Care International Hongkong

Kiai Bardam Abdul Nasirbin Munawwar bersama istri

Belajar bahasa Mandarin dengan mahasiswa Hongkong Suasana pengobatan gratis di PP. Al-Munwwar

28 MPA 313 / Oktober2012

Jumlah sapi ada 15 ekor dan sapi jan-tan yang digemukkan ada 9 ekor. Un-tuk pengelolaan usaha pembibitandan penggemukan ternak, tak sepe-nuhnya ditangani pihak pesantrensendiri. Hal itu dilakukan sistem bagihasil dengan masyarakat sekitar. Ha-nya 10 ekor sapi dan 5 ekor kambingyang dikelola pondok.

Hanya santri pria yang sudahkelas Aliyah, yang diberi keterampil-an mengurus sapi dan kambing. Me-reka diberi tugas dan tanggungjawabmulai membersihkan kandang ternak,memberi makan-minum, secara ber-kala membuat adonan makanan con-centrate – semacam formula pengge-mukan hewan ternak, dan sesekali jugamenggembalakan. Mengenai rumputdan dedak, beserta sarana prasaranamerawat hewan ternak, seluruhnyasudah disediakan oleh Pondok.

Sementara bagi masyarakatyang mengelola hewan ternak, hal itumenjadi tanggungjawab pengelola.Jika sekiranya ternak yang dikeloladijual sudah memperoleh laba, makakeuntungan setelah dibelikan sapianakan dibagi dua; dengan perban-dingan 40 persen untuk pondok dan60 persen untuk pengelolanya.

Dari seluruh laba hasil usahapenggemukan hewan ternak itu, di-gunakan untuk kemaslahatan pondokpesantren, dengan tetap memperha-tikan santriwan yang ikut membantu.Tak lain, agar mereka punya sema-ngat belajar dan bekerja. Disampingmemberi kesadaran; siapa yang me-nanam akan panen, dan siapa yangberusaha maka akan mendapat.

Ke depan nanti, melalui pondokdan lembaga pendidikan yang ada,akan terus dikembangkan berbagaiusaha dalam bentuknya yang lain.Beragam kegiatan bisnis tersebut,dimaksudkan sebagai wahana untukmelatih jiwa entrepreneurship bagipara santri. “Jadi.. kami siapdigandeng pihak investor un-tuk melakukan kerjasama,” ujarKiai dengan dua anak inimantap.

Yang juga terasa indah dipesantren ini, adalah sistem ke-keluargaannya. Dengan rasakekeluargaan yang kental itu-lah, para santri dan pendidik,serta pengasuh mengembang-kan pendidikan pesantren disana dengan penuh semangat.“Saya dan istri sebisa mungkin

meluangkan waktu untuk mengunju-ngi rumah-rumah santri. Toh orang-tua mereka adalah keluarga kami ju-ga,” tukas pria kelahiran Bojonegoro17 Maret 1967 ini dengan senyum.

Meskipun pontren al-Munaw-war masih kebilang baru, namun na-manya cukup dikenal masyarakat lu-as. Banyak lembaga-lembaga lainyang melakukan studi banding di pe-santren tersebut. Yang paling meng-agumkan, pondok ini telah mampumenggandeng ME Care (MedicalEducation Care) – sebuah LSM asalHongkong.

Organisasi nirlaba yang kegiat-annya seputar pelayanan cuma-cumadi bidang kesehatan dan pendidikanitu, berkantor pusat di Hongkong danmempunyai cabang di Indonesiayang beralamatkan di daerah Kerta-jaya Indah Timur Surabaya. Kunju-ngan pertama kali dilakukan ME Careke pesantren ini, terjadi pada akhirJuli tahun 2008 silam. Waktu itu yangberkunjung sejumlah 40 orang. “Me-reka dipimpin langsung oleh Dr. Jim-my Yong, dengan membawa enammahasiswa ITS Surabaya sebagai pe-nerjemah,’’ tukas Kiai lulusan LIPIAJakarta ini.

Banyak hal menarik yang terjadiseputar kunjungan tersebut. Keakrab-an para santri dan rombongan MECare terjalin dengan sangat akrab.Yung Chun Mo, seorang peserta yangmasih berstatus mahasiswa, menga-ku amat terkesan dengan kunjungantersebut. “Dulu saya takut denganorang Muslim. Sebab dengar-dengarmereka itu sangat kaku dan sulit dipa-hami. Tapi setelah kami berkunjungke sini, saya sangat terkejut. TernyataMuslim itu sangat terbuka,” katanyabergembira.

Sebagai Ketua Umum ME CareInternational Hongkong, Dr. JimmyYong menyatakan, bahwa kedatang-

an mereka adalah untuk mengenallebih dekat kehidupan umat Islam diIndonesia. Hal itu dilakukan demimembangun kesepahaman dan tole-ransi antar umat beragama. “Menga-pa Kiai sudi menerima kami di pondokini, padahal Anda sudah saya beri-tahu bahwa di Hongkong saya adalahpemimpin agama,” tanya Dr. JimmyYong saat itu.

Kiai Bardam, yang juga aktif diFKUB Kabupaten Bojonegoro inimenjawab ringan. ‘’Islam itu meng-ajarkan ukhuwah islamiyah, ukhuwahbasyariah, dan ukhuwah wathani-yah,’’ ungkapnya. “Setelah saya je-laskan maksud dari ketiga ukhuwahitu, Doktor Jimmy merasa senang dansangat bisa memahami,” terangnya.

Hingga sekarang, kerjasama MECare International Hongkong dan pon-dok pesantren al-Munawwar masihterus berlangsung. Dan itu akanberlangsung hingga batas waktu yangbelum ditentukan. Salah satu bentukkerjasamanya, adalah memberi peng-obatan massal. Teknisnya, pihak pe-santren mengundang warga untukmendapatkan pengobatan gratis daripihak ME Care. “Peserta pengobatanbisa mencapai 400 orang dari wargadi sekitar pesantren,” jelasnya.

Kerjasama lainnya, lanjut alum-nus IAIN Sunan Ampel Surabaya diBojonegoro ini, adalah terkait denganmasalah pendidikan bahasa. Di wak-tu siang rombongan ME Care meng-ajarkan bahasa Hongkong kepadapara santri al-Munawwar. Dan seba-liknya, pada malam hari para santrimengajarkan bahasa Indonesia kepa-da mitra asingnya tersebut. “ME Carejuga telah memberi beasiswa kepadamurid lulusan al-Munawwar untukmelanjutkan studi S1 di Surabaya,”terang pria jebolan STAI SUNANGIRI Bojonegoro ini.

Kiai yang pernah mengenyampendidikan Aliyah di TebuirengJombang ini berharap, agar Al-lah SWT tetap memberikankekuatan untuk melanjutkanpengembangan pondok. “Ka-mi cukup menjalani hidup danmenerima apa yang diberikan-Nya,” ungkapnya bersahaja.“Tapi kami yakin, dengan opti-misme dan potensi yang ada dipesantren ini, ke depan nantiakan terus eksis menapak kema-juan dan perkembangan,” tan-dasnya mantap. RoziSalah satu hewan ternak yang digemukkan