40
8 KETERAMPILAN MENGAJAR 2.1 Keterampilan Bertanya Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu: a. meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, b. membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan, c. mengembangkan dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya, d. menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik, e. memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. Keterampilan dan kelancaran bertanya dari guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya. a. Dasar-dasar pertanyaan yang baik 1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa 2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan 3. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu 4. Diberikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan

PPL I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rhodamin b

Citation preview

8 KETERAMPILAN MENGAJAR2.1 Keterampilan Bertanya

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu:a. meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar,b. membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan,c. mengembangkan dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya,d. menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik,e. memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.Keterampilan dan kelancaran bertanya dari guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.

a. Dasar-dasar pertanyaan yang baik1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan3. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu4. Diberikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan5. Bagikanlah seluruh pertanyaan kepada seluruh murid secara merata6. Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya7. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Ada beberapa hal yang menjadi alasan penting mengapa keterampilan bertanya ini sangat perlu dimiliki guru. Pertama, telah berakarnya kebiasaan mengajar menggunakan metode ceramah, yang cenderung menempatkan guru sebagai sumber informasi, sedangkan siswa menjadi penerima informasi yang pasif. Kedua, latar belakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang biasa mengajukan pertanyaan dan mengeluarkan pendapat. Ketiga, penggalakan penerapan gagasan. Cara belajar siswa aktif sekarang ini, yang menuntut siswa lebih banyak terlibat secara mental dalam proses belajar mengajar, seperti bertanya, berusaha menemukan jawaban-jawaban masalah yang dihadapinya. Keempat, pandangan yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mengatakan bahwa pertanyaan hanya dipakai untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Berdasarkan keempat hal tersebut di atas, jelas bahwa penguasaan keterampilan bertanya bagi seorang guru dan calon guru sangat penting, karena dengan penggunaan keterampilan bertanya yang efektif dan efesien dalam proses belajar mengajar diharapkan timbul perubahan sikap pada guru dan siswa. Perubahan pada guru ialah dari banyak memberi informasi, menjadi lebih banyak mengandung interaksi. Pada siswa, dari lebih banyak mendengarkan informasi guru, menjadi lebih banyak berpartisipasi dalam bentuk bertanya, menjawab dan mengajukan pendapat.

b. Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar Seorang guru yang mengajukan pertanyaan dengan menggunakan ketrampilan bertanya secara tepat, dapat mengharapkan tercapainya beberapa tujuan yang merupakan kemungkinan kemanfaatan dari penggunaan keterampilan bertanya dalam kelas.1. Tujuan yang dapat dicapai Pertanyaan yang diajukan kepada siswa bertujuan untuk:a. membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasanb. memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsepc. mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajard. mengembangkan cara siswa belajar aktife. memberikan kesempatan kepada siswa unyuk mengasimilasikan informasif. mendorong siswa mengemukakan pandangannya dalam diskusig. menguji dan mengukur hasil belajar siswa

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan Dalam usaha pencapaian tujuan tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian guru waktu menggunakan keterampilan bertanya dalam proses belajar mengajar, yaitu:a. Kehangatan dan keantusiasanUntuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukan sikap kehangatan, baik pada waktu mengajukan pertanyaan, maupun ketika menarima jawaban siswa. Dalam hal ini keterampilan memberikan penguatan, baik yang verbal maupun non verbal perlu dilaksanakan sebaik baiknya. Sikap dan gaya guru, termasuk suara, ekspresi wajah, dan gerakan atau posisi badan, menampakan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasan. Satu cara lain lagi yang dapat menunjukan adanya kehangatan dan keantusiasanguru ialah dengan cara menerima jawaban siswa dan menggunakan jawaban itu sebagai titik tolak uraian selanjutnya.b. Kebiasaan-kebiasaan yang perlu dihindari.Di dalam mengajukan pertanyaan ada beberapa kebiasaan yang perlu dihindari. Kebiasaan-kebiasaan yang dimaksud antara lain ialah:1). Mengulangi pertanyaan sendiriGuru yang terbiasa mengulangi pertanyaan sendiri, menyebabkan menurunnya perhatian dan partisipasi siswa. Sering terjadi, sebelum siswa mendapat kesempatan cukup untuk memikirkan dan memberi jawaban, guru mengulangi pertanyaanya sendiri. Kebiasaan ini akan menyebabkan siswa tidak memperhatikan pertanyaan guru, karena mengharapkan pertanyaan itu akan diulang.2). Mengulangi jawaban siswa Setelah guru bertanya dan siswa menjawab, sering terjadi guru mengulangi jawaban siswa itu. Kadang-kadang hal ini memang dapat merupakan suatu penguatan terhadap jawaban siswa. Tetapi apabila mengulangi jawaban siswa ini telah menjadi kebiasaan guru, akan terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki, antara lain waktu terbuang untuk mengulangi jawaban yang sebenarnya tidak perlu, siswa tidak mendengarkan dan memperhatikan jawaban temannya, karena mengharapkan guru mengulangi jawaban itu, sehingga mengurangi kesempatan siswa belajar dari jawaban siswa sendiri.3). Menjawab pertanyaan sendiriSering guru menjawab pertanyaannya sendiri sebelum siswa mendapat kesempatan yang cukup untuk memikirkan jawabannya. Kebiasaan ini akan membuat siswa frustasi dan mungkin sekali mereka tidak mengikuti pelajaran dengan baik. Siswa akan beranggapan bahwa mereka tidak perlu memikirkan jawabannya, sebab guru akan menjawabnya. Satu akibat yang lebih buruk lagi ialah siswa-siswa menampakan sikap menyetujui jawaban guru sehingga ia berpendapat mereka tidak memahami pelajarannya, pada hal belum tentu demikian.4). Pertanyaan yang memancing jawaban serentak.Kadang-kadang guru mengajukan pertanyaan yang sifatnya meminta siswa serentak menjawab bersama-sama. Ada beberapa jenis pertanyaan yang mempunyai sifat demikian. Pertama, pertanyaan yang jawabannya terlalu mudah atau yang telah diketahui semua siswa. 5). Pertanyaan ganda Kadang-kadang secara sadar atau tidak, guru mengajukan pertanyaan yang meminta siswa melakukan lebih dari satu tugas. 6). Menentukan siswa tertentu untuk menjawab, sebelum mengajukan pertanyaan. Kebiasaan ini dapat menyebabkan siswa yang tidak ditentukan untuk menjawab tidak memikirkan jawaban pertanyaan. Sebab itu pertanyaan hendaknya ditujukan ke seluruh kelas lebih dahulu, dan setelah menunggu sejenak, barulah ditentukan siswa yang menjawabnya.

c. Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen. Pemahaman guru tentang komponen-komponen ini serta penguasaan penggunaannya merupakan faktor penting dalam usaha pencapaian tujuan penggunaan pertanyaan dalam kelas. Komponen yang dimaksud adalah:a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat Pertanyaaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat, dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.b. Pemberian AcuanSebelum mengajukan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa.c. Pemindahan giliran Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa, karena sering kali jawaban siswa belum benar atau belum memadai. Untuk ini guru dapat menggunakan teknik pemindahan giliran (redirecting). d. PenyebaranUntuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru hendaknya berusaha agar semua siswa mendapat giliran secara merata. Apabila seorang guru pada waktu mengajar berdiri terlalu dekat ke deretan meja depan, biasanya secara tidak sadar dia melupakan pemberian giliran menjawab kepada siswa-siswa yang duduk di deretan terdepan. e. Pemberian Waktu BerpikirSetelah mengajukan satu pertanyaan ke seluruh siswa, guru perlu memberikan waktu beberapa detik untuk berpikir, sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. Teknik memberikan waktu berpikir ini sangat perlu agar siswa mendapat kesempatan untuk menemukan dan menyusun jawaban. f. Pemberian TuntunanBila seorang siswa memberikan jawaban yang salah, atau tidak dapat memberikan jawaban, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu agar dapat menemukan jawaban yang benar.

d. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya LanjutKeterampilan bertanya lanjut dibentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. 1. Pengubahan Tuntutan Tingkat Kognitif Dalam Menjawab PertanyaanPertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengundang proses mental yang berbeda-beda. Ada yang menurut proses mental yang rendah, dan ada pula pertanyaan yang menuntut proses mental yang lebih tinggi. Oleh karena itu guru dalam mengajukan pertanyaan hendaknya dapat berusaha mengubah tuntutan tingkat kongnitif dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang sekedar mengingat kembali fakta-fakta yang telah dipelajari siswa, ke berbagai tingkat kongnitif lainnya yang lebih tinggi seperti tingkat pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Guru dapat pula menyusun dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak (probing) untuk memenuhi maksud pengubahan tuntutan tingkat kongnitif dalam menjawab pertanyaan. 2. Pengaturan Urutan PertanyaanUntuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks guru yang hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa. Misalnya, pertama guru mengajukan pertanyaan pemahaman, setelah itu pertanyaan penerapan, analisis, sintesis, dan akhirnya pertanyaan evaluasi. Sebaliknya jangan bolak-balik tidak menentu, misalnya, jika guru sudah sampai pada pertanyaan analisis lalu kemudian kembali lagi pada pertanyaan penerapan atau pemahaman dan setelah itu kembali lagi pertanyaan analisis. Pemindahan secara tidak menentu, bolak-balik, maju mundur semacam itu hanya akan menimbulkan kebingungan siswa dan karenanya partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan dapat menurun. Untuk itu guru hendaknya jangan cepat-cepat pindah dari pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud melacaki atau menbangun tingkat kognitif tertentu, tetapi sebaiknya siswa dapat diberi kesempatan untuk bekerja beberapa waktu lamanya pada satu tingkat tertentu saja dulu, sampai mantap, baru pindah ke tingkat kongnitif selanjutnya. 3. Penggunaan Pertanyaan PelacakJika jawaban yang diberikan siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna maka guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. Ada tujuh teknik pertanyaan yang dapat digunakan guru yaitu:a. Klarifikasi: Jika siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat yang kurang jalas atau kurang tepat kata-katanya, guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa tersebut mejelaskan atau mengatakan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa itu menjadi lebih baik.b. Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yang dapat menunjang kebenaran dan pandangan dalam menjawab pertanyaan guru.c. Meminta kesepakatan pandangan: Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa-siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan mereka serta memberikan alasan-alasannya terhadap suatu pandangan yang diungkapkan oleh seorang siswa dengan maksud agar diperoleh pandangan yang dapat diterima oleh semua pihak.d. Meminta ketepatan jawaban. Bila jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban itu agar diperoleh jawaban yang tepat. e. Meminta jawaban yang lebih relevan. Jika jawaban siswa kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan guru, maka guru dapat mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali kewajaran jawabannya atau mengemukakan kembali dengan kata-kata lain sehingga jawaban tersebut benar dan relevan.f. Meminta contoh. Bila seorang siswa memberikan jawaban samar-samar atau terlalu luas, guru dapat meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh kongkret tentang apa yang dimaksudkannyag. Meminta jawaban yang lebih kompleks. Jika guru menganggap jawaban yang diberikan siswa masih dapat ditingkatkan menjadi lebih luas dan dalam, ia dapat meminta siswa tersbut untuk memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya. 4. Peningkatan Terjadinya InteraksiAgar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggungjawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai sebagai penanya sentral. Untuk itu ada dua cara yang dapat ditempuh. Cara pertama, guru mencegah pertanyaannya dijawab oleh seorang siswa, tetapi siswa-siswa diberi kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman terdekatnya. Cara ke dua, jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab pertanyaan tersebut, tetapi melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa untuk didiskusikan. Dengan cara ini siswa-siswa dapat mempelajari bagaimana caranya memberikan komentar yang wajar terhadap pertanyaan teman sekelasnya.

2.2 Keterampilan Memberi PenguatanPenguatan (reinforcement) adalah respons terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi penguatan dalam kegiatan belajar-mengajar kelihatannya sederhana saja, yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa, yang antara lain dinyatakan dalam bentuk kata-kata membenarkan, kata-kata pujian, senyuman, atau anggukan. Walau demikian, banyak guru tidak melaksanakannya. Tidak jarang kita temui guru-guru yang hanya memberikan komentar negatif terhadap tingkah laku siswa yang salah, dan jarang sekali atau tidak pernah memberikan respons positif terhadap tingkah laku siswa yang baik. Padahal pemberian penguatan dalam kelas akan mendorong siswa meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar-mengajar dan mengembangkan hasil belajarnya.a. Tujuan Pemberian PenguatanPenguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut:1. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran2. Membangkitkan dan membangkitkan motivasi belajar siswa 3. Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.b. Jenis-Jenis Penguatan 1. Penguatan VerbalBiasanya diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, dukungan, pengakuan, dorongan yang dipergunakan untuk meningkatkan tingkah laku dan penampilan siswa, kata-kata seperti: bagus, ya, benar, tepat, bagus sekali, pintar, seratus buat kamu.

2. Penguatan Non Verbala. Penguatan berupa mimik dan gerakan badan, misalnya senyuman, acungan ibu jari, atau tepukan tangan, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang.b. Penguatan dengan cara mendekati c. Penguatan dengan sentuhand. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkane. Penguatan berupa simbol atau bendaf. Penguatan tidak penuh c. Prinsip Penggunaan Penggunaan Penguatan 1. Kehangatan dan keantusiasanSikap dan gaya guru termasuk suara, mimik, dan gerakan badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan. Dengan demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.2. KebermaknaanSiswa perlu memahami hubungan antara tingkah laku dan penampilannya dengan penguatan yang diberikan kepadanya. Ia harus dapat mengerti dan yakin bahwa ia patut di beri penguatan itu karena sesuai dengan tingkah laku dan penampilannya. Dengan demikian penguatan itu bermakna baginya. 3. Menghindari penggunaan respon yang negatifWalaupun teguran dan hukuman tetap digunakan untuk mengontrol dan membina tingkah laku siswa, tetapi respons negatif yang diberikan guru berupa komentar bernada menghina, atau ejekan yang kasar, perlu dihindari karena akan memetahkan semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Karena itu, bila siswa tidak dapat memberikan jawaban yang di harapkan, janganlah guru langsung menyalahkannya tetapi memindahkan giliran menjawab kepada siswa-siswa lain.d. Cara Menggunakan Penguatan1. Penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas ditujukan kepada siswa tertentu dengan menyebut namanya, sambil memandang kepadanya. 2. Penguatan kepada kelompok. Penguatan dapat pula diberikan kepada sekolompok siswa, umpamanya apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain sesuai dengan bakat mereka. 3. Pemberian penguatan dengan segera. Penguatan seharusnya diberikan segera setelah munculnya tingkah laku atau respons siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya cenderung kurang efektif.4. Variasi dalam penggunaan. Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan akan kurang efektif. 2.3 Keterampilan Mengadakan Variasia. Pengertian Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pembelajaran yang dapat dikelompok dalam tiga kelompok, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan alat dan media pembelajaran, dan variasi dalam pola interaksi dalam kelas.b. Tujuan dan Manfaat1. Untuk menimbulkan dan meningkatan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan.2. Untuk memberikan kesempatan berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki dari siswa tentang hal-hal yang baru.3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan yang lebih baik.4. Guna memberi kesempatan pada siswa mendapatkan cara menerima pelajaran yang disenanginya.c. Prinsip Penggunaan 1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian murid dan tidak mengganggu pelajaran3. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pembelajarand. Komponen-Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi1. Variasi dalam cara mengajar gurua. Penggunaan Variasi Suara (teacher voice): Variasi suara adalah perubahan nada suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari suara gembira menjadi suara sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. b. Pemusatan perhatian siswa (focusing): Memusatkan perhatian pada hal yang dianggap penting dapat dilakukan guru dengan perkataan seperti : perhatikan baik-baik, nah, ini penting sekali, dengar baik-baik, ini agak sukar dimengerti, dan berbagai kata atau kalimat dan ungkapkan yang senada dengan itu. Biasanya cara pemusatan dengan lisan ini diikuti dengan isyarat seperti menunjuk ke gambar yang tergantung di dinding atau di papan tulis.c. Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence): Adanya kesenyapan yang tiba-tiba yang disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian. Perubahan stimulus dari adanya suara ke keadaan tenang atau senyap, atau dari keadaan adanya kesibukan kegiatan lalu dihentikan, akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.d. Mengadakan Kontak Pandang dan gerak (eye contact and movement): Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menunjukan hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau dapat juga digunakan untuk mengetahui perhatian dan pemahaman siswa.e. Gerakan Badan dan Mimik: Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Hal ini tidak saja menarik perhatian tetapi lebih dari itu dapat menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wajah, misalnya: tersenyum, menggerutkan dahi, cemberut, menaikan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang atau heran. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan bermacam-macam misalnya: mengangguk, menggeleng, mengangkat, atau merendahkan kepala. Menggoyang-goyangkan tangan dapat diartikan tidak, mengangkat tangan keduanya dapat berarti apalagi, dan banyak lagi yang lain.f. Pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement): Pergantian posisi guru dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: Biasakan bergerak bebas di dalam kelas. Gunanya untuk menanamkan rasa dekat kepada murid sambil mengontrol tingkah laku siswa. Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis. 2. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaranMedia dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu yang dapat didengar, dilihat, dan diraba. Pertukaran penggunaan media dari jenis yang satu kepada jenis yang lain atau dari berbagai macam alat/bahan dalam satu komponen (misalnya dari gambar ketulisan di papan tulis) mengharuskan anak menyesuaikan inderanya sehingga lebih dapat mempertinggi tingkat perhatian siswa. Bahan dan alat yang baru juga akan dapat menambah rasa ingin tahu siswa, yang amat penting lagi ialah bahwa alat media dan bahan yang kaya dan beragam serta relevan dengan tujuan pengajaran dapat merangsang pikiran dan hasil belajar yang bermakna dan lebih bertahan lebih lama. Biasanya jenis variasi ini dapat digolongkan sebagai berikut:a. Variasi alat/bahan yang dapat dilihat (visual aids): Alat atau media yang termasuk kedalam jenis ini adalah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster,gambar, film, dan slide.b. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids): Suara guru termasuk ke dalam media komunikasi yang utama di dalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengar yang divariasikan dengan indera lainnya. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanupulasi dan digerakkan (motorik). c. Variasi alat/bahan yang dapat diraba atau dimanipulasi dan digerakkan (motorik). Penggunaan alat dan bahan yang dapat diraba, dicium baunya, ataupun dimanipulasi sangat membantu menarik perhatian siswa. Hal ini juga dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan mempergakan kegiatannya, baik secara tersendiri maupun kelompok kecil. Alat dan bahan seperti spesimen (contoh), model, patung, alat mainan, binatang hidup yang kecil, dan sebagaianya dapat diberikan kepada siswa untuk diraba atau dimanipulasikan. 3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswaPola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan pembelajaran sangat beraneka ragam. Coraknya mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran. 2.4 Keterampilan MenjelaskanPenjelasan adalah penyajian informasi lisan yang diorganisirkan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukan hubungan, misalnya antara sebab dan akibat, atau antara diketahui dengan yang belum diketahui, atau antara hukum (dalil, definisi) yang berlaku umum dengan bukti/contoh sehari-hari.Memberikan penjelasan adalah salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan seorang guru sendiri. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. Di antara ketiga pola interaksi itu, biasanya guru cenderung lebih mendominasi pembicaraan. Lebih jauh lagi, sebagaian besar pembicaraan guru itu mempunyai pengaruh langsung, misalnya: memberikan fakta, ide, pendapat, menegur siswa, memberikan alasan untuk mengambil tindakan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, kegiatan seperti itu haruslah dibenahi untuk ditingkatkan efektifitasnya agar dapat dicapai hasil optimal dari penjelasan itu.a. Tujuan Memberikan Penjelasan1. Membimbing siswa untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif. 2. Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.3. Untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpengertian mereka.4. Menolong siswa untuk menghayati dan mendapatkan proses penalaran dan penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan (situasi) yang meragukan (belum pasti).b. Alasan Perlunya Keterampilan Menjelaskan Dikuasai oleh GuruAda pula beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengenai perlunya keterampilan menjelaskan dikuasai guru dengan baik yaitu sebagai berikut:a. Meningkkatkan efektifitas pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa.b. Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi siswa, tetapi hanya jelas bagi diri guru sendiri. c. Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Untuk menanggulangi hal tersebut guru membantu mereka dengan menjelaskan hal-hal tertentu.d. Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan siswa dalam proses belajar. Guru perlu membantu siswa dengan cara pemberian informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.c. Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan1. MerencanakanMerencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan, yaitu kepada siapa penjelasan itu hendak disajikan memahami dengan baik.Siswa yang akan diberi penjelasan sangat penting bagi seorang guru, karena berhasil tidaknya penjelasan tersebut sangat banyak tergantung kepada kesiapan anak (siswa) yang mendengarnya. Kesiapan siswa memahami suatu penjelasan berkaitan erat dengan usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, dan lingkungan belajar. Oleh sebab itu, dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu terbayang perbedaan-perbedaan tersebut di atas. Sehubungan dengan itu juga, maka ada tiga pertanyaan yang harus membimbing seseorang untuk merencanakan suatu penjelasan, yaitu:a. Apakah penjelasan itu cukup relevan dengan pertanyaan yang diajukan siswa, atau dengan situasi yang kelihatannya membingungkan mereka.b. Apakah penjelasan itu memadai, yakni mudah diserap siswa melalui apa yang telah diketahuinya.c. Apakah penjelasan itu cocok dengan khazanah pengetahuan anak pada waktu itu. 2. Penyajian Suatu PenjelasanSuatu perencanaan yang baik tidak akan berhasil bila penyajiannya kepada pendengar tidak baik pula. Pelaksanaan atau peyajian dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan sub komponen dibawah ini.a. KejelasanKejelasan dalam memberikan suatu penjelasan dapat dicapai dengan berbagai cara. Bahasa yang diucapkan harus jelas kata-katanya, ungkapan maupun volume suara. Pembicaraan dilakukan dengan lancar, dengan menghindari kata-kata yang tidak perlu seperti ee, mm, dan eh. Kalimat disusun dengan tata bahasa yang baik, dengan menghindari kalimat yang tidak lengkap.Istilah-istilah teknis ataupun istilah baru harus didefinisikan dengan jelas, dan hindarilah istilah dan ungkapan yang meragukan, seperti yang semacam itu, kira-kira sekian, dua atau tiga saja cukup, satu atau dua minggu, beberapa dan sebagainya. b. Penggunaan Contoh dan IlustrasiPemahaman siswa terhadap konsep baru atau konsep yang sulit, dapat ditingkatkan dengan menghubungkan konsep tersebut dengan pengetahuan atau situasi yang telah diketahui siswa sebelumnyanya. Sedapat mungkin contoh yang digunakan adalah contoh yang jelas, nyata, ada hubungannya dengan benda-benda yang dapat ditemui sehari-hari. Situasi khusus yang dibuat relevan dengan keadaan setempat akan sangat membantu keberhasilan tujuan penggunaan contoh itu.c. Pemberian TekananDalam suatu penjelasan guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan cara pemecahannya, serta mengurangi informasi yang tidak begitu pentinag. Dengnan kata lain, untuk memudahkan belajar, pusatkan perhatian kepada hal-hal yang mendasar dari masalah yag dibicarakan yang kurang penting. d. BalikanDalam menyajikan penjelasan, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan pemahaman atau pun keraguannya (ketidak-mengertiannya) ketika penjelasan itu berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawabnya, atau dengan memperhatikan tingkah laku dan mimik mereka selama penjelasan itu disajikan.Berdasarkan balikan itu guru perlu melakukan penyesuaian dalam penyajiannya, misalnya kecepatannya, memberikan contoh tambahan atau penggunaannya, atau mengulangi kembali hal-hal yang penting. Pemahaman dan keterlibatan siswa dapat ditingkatkan dengan cara memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyebutkan contoh-contoh berdasarkan pengalaman mereka sendiri. 2.5 Keterampilan Membuka dan Menutup PelajaranMembuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak saja harus dilakukan guru pada awal jam pelajaran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Untuk menciptakan suasana siap mental siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari. Siswa yang siap mental untuk belajar semacam itu adalah mereka yang telah mengetahui tujuan pelajaran, mengetahui masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran tersebut. Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memebrikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. a. Tujuan Pokok Siasat Membuka Pelajaran Menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan. Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajarb. Siasat Menutup PelajaranBentuk usaha guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas. Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal pokok dalam pelajaran yang bersangkutan. Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari Memberikan tindak lanjut (follow up).c. Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran1. Membuka Pelajarana. Menarik Perhatian Siswa: Banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain seperti berikut: Gaya mengajar guru Penggunaan alat-alat Bantu mengajar Pola interaksi yang bervariasib. Menimbulkan motifasi dengan cara: Disertai kehangatan dan keantusiasan Dengan menimbulkan rasa ingin tahu Mengemukakan ide yang bertentangan Dengan memperhatikan minat siswac. Memberi Acuan (Structuring) melalui berbagai usaha yaitu: Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas. Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan. d. Membuat Kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah dikenal siswa. 2. Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran adalah: Meninjau Kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan itu telah dikuasai siswa. Ada dua cara meninjau kembali penguasaan inti pelajaran itu, yaitu merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan. Merangkum inti pelajaran. Pada dasarnya kegiatan merangkum inti pelajaran ini terdapat sepanjang proses pengajaran. Membuat ringkasan. Cara lain yang dapat ditempuh untuk memantapkan pokok-pokok materi yang diajarkan adalah membuat ringkasan. Selain manfaat tersebut, dengan ringkasan itu siswa yang tidak memiliki buku sumber atau siswa yang lambat belajar dapat mempelajarinya kembali. MengevaluasiSalah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah memperoleh wawasan yang utuh tentang suatu konsep: yang diajarkan selama satu jam pelajaran atau sepenggal kegiatan tertentu adalah dengan penilaian. Untuk maksud tersebut guru dapat meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau mengerjakan tugas-tugas.2.6 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok KecilDiskusi kelompok merupakan salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian, diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi, termasuk didalamnya keterampilan berbahasa.a. Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi 1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi Caranya adalah sebagai berikut: Merumuskan tujuan pada awal diskusi, serta mengenalkan topik/masalah dalam bentuk penyataan atau pertanyaan yang menggugah rasa ingin tahu. Kemukakan masalah-masalah khusus Catat perubahan atau penyimpangan diskusi Rangkum hasil pembicaraan dalam diskusi2. Memperluas masalah atau urunan pendapat.Selama diskusi berlangsung sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas, hingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok. Keadaan yang demikian ini sering menimbulkan kesalahpahaman sehingga keadaan dapat menjadi tegang. Untuk menghindari hal itu, guru haruslah memperjelas penyampaian idea tersebut. Untuk memperjelasnya, yakni dengan cara: menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas ataupun mengembangkan idea tersebut menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai, hingga kelompok memperoleh pengertian yang lebih jelas.3. Menganalisis Pandangan SiswaDi dalam suatu diskusi sering terjadi perbedaan pendapat diantara anggota kelompok. Dengan demikian guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut: meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat memperjelas hal-hal yang disepakati dan tidak disepakati4. Meningkatkan urunan siswaBeberapa cara untuk meningkatkan urunan pikiran siswa adalah: Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir. Memberikan contoh-contoh baik verbal maupun non verbal yang sesuai dan tepat. Memberi waktu yang cukup untuk berpikir tanpa diganggu dengan komentar-komentar guru.5. Menyebarkan Kesempatan BerpartisipasiPenyebaran kesempatan berpartisipasi dapat dilakukan dengan cara: Mencoba memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarahkan pertanyaan langsung secara bijaksana. Mencegah terjadinya pembicaraan yang serentak, dengan memberi giliran pada siswa yang pendiam terlebih dahulu. Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan. Mendorong untuk mengomentari urunan temannya, hingga interaksi antar siswa dapat ditingkatkan. 6. Menutup DiskusiKeterampilan terakhir yang harus dikuasai guru adalah menutup diskusi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut ini. Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Memberi bayangan tentang tindak lanjut hasil diskusi, ataupun tentang topik dikusi yang akan datang. Mengajak para siswa menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai dengan cara observasi, wawancara, skala sikap, dan sebagainya. 7. Hal-Hal yang harus diperhatikan. Mendominasi diskusi antar lain dengan pertanyaan yang terlampau banyak dan menyediakan jawaban yang banyak juga. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi. Membiarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dengan pembicaraan yang tidak relevan. Tergesa-gesa meminta respon siswa atau mengisi waktu dengan berbicara terus, sehingga siswa tidak sempat berpikir. Membiarkan siswa yang enggan untuk berpartisipasi. Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikir siswa. Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.2.7 Keterampilan Mengelola KelasSajikan suatu pengajaran selama 10 15 menit dengan menggunakan metode diskusi. Usahakan agar antara anda dan siswa mempunyai latar belakang yang sama tentang topik tersebut. Coba terapkan sebanyak mungkin komponen keterampilan yang sesuai dalam memimpin diskusi. Rekamlah diskusi tersebut. Ketika memutar rekaman diskusi tersebut, gunakanlah lembar observasi untuk menandai contoh-contoh penerapan keterampilan. Mintalah pula teman sejawat anda untuk melihat urunan para siswa dalam diskusi. Para siswa juga dapat diminta mengisi lembar respons siswa. Berdasarkan ketiga data tersebut anda dapat menilai keberhasilan anda.Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan dalam proses belajar baik yang bersifat gangguan kecil dan sementara maupun yang bersifat gangguan yang berkelanjutan. Apabila terdapat gangguan-gangguan dalam proses belajar dan guru bertindak untuk mengembalikannya ke situasi belajar yang optimal maka tindakan tersebut termasuk tindakan mendisiplinkan kelas.Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.a. Tujuan Penggunaan Penggunaan komponen keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan:1. Tujuan untuk siswaa. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar untuk mengendalikan dirinya.b. Membantu siswa mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan kemarahan.c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.2. Tujuan Untuk Gurua. Mengembangkan pengertian dan ketrampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.b. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.c. Memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi yang dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang berlebih-lebihan atau terus-menerus melawan di kelas.d. b. Prinsip Penggunaan 1. Kehangatan dan keantusiasanKehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan, yang merupakan salah satu syarat kegiatan belajar yang optimal.2. TantanganPenggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. 3. BervariasiPenggunaan variasi dalam media, gaya, dan interaksi mengajar-belajar merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta pengulangan-pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa.4. KeluwesanDalam melaksanakan proses mengajar-belajar, guru harus waspada mengamati jalannya proses kegiatan tersebut, termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. 5. Penekanan kepada hal-hal yang positifPada dasarnya di dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan hal-hal yang positif dan sebaliknya menghindari pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang negatif. 6. Penanaman disiplin diriMengembangkan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapai tujuan ini, guru harus selalu mndorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil apabila guru sendiri menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Dengan demikian, guru menjadi contoh serta memberi contoh kepada siswa.c. Komponen Keterampilan 1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)

Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru di dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut yang meliputi keterampilan sebagai berikut:a. Menunjukkan Sikap Tanggap: Terhadap perhatian, keterlibatan, ketidakacuhan, dan keterlibatan mereka dalam tugas-tugas di kelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama dengan mereka dan tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ketanggapan ini dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berikut. Memandang secara seksama. Memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan siswa dalam kontak pandang serta interaksi antar pribadi yang dapat ditampakkan dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerjasama, dan menunjukkan rasa persahabatan. Gerak mendekati. Gerakan guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat, dan perhatian yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa. Hal ini mempunyai pengaruh sebagai penguatan (reinforcement). Gerak mendekat guru juga merupakan tindakan untuk membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar atau untuk memberikan ketenangan kepada siswa yang sedang mengalami kesulitan atau yang sedang marah. Gerak mendekti tersebut hendaklah dilakukan secara wajar dan bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan dan hukuman. Memberikan pernyataan. Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan siswa sangat diperlukan baik sebagai tanggapan, komentar ataupun yang lain. Memberikan reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan siswa. Apabila ada siswa yang menimbulkan gangguan atau menunjukkan ketakacuhan maka guru dapat memberikan rekasi dalam bentuk teguran. Teguran guru merupakan tanda adanya guru bersama mereka. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat. Suatu teguran yang segera pula mencegah meluasnya tingkah laku yang mengganggu.b. Memberi Perhatian: Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini menunjukkan kepada cara guru menangani lebih dari satu kegiatan dalam satu waktu. Membagi perhatian dapat dilaksanakan dalam dua cara yaitu secara visual dan verbal.c. Memusatkan perhatian kelompok: Kegiatan siswa dalam kegiatan belajar dapat dipertahankan apabila dari waktu ke waktu, guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara-cara berikut. Menyiagakan siswa. Caranya adalah memusatkan perhatian siswa pada suatu tugas dengan menciptakan suatu situasi yang mempesonakan atau menarik perhatian, sebelum guru menyampaikan pertanyaan, atau mengemukakan sutu topik pelajaran. Menuntut tanggung jawab siswa. Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab yang dilakukan siswa, serta keterlibatan mereka dalam tugas-tugas.d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas. Komponen ini berhubungan dengan petunjuk guru yang disampaikan secara jelas dan singkat kepada siswa baik untuk seluruh kelas, kelompok maupun perorangan. Dalam kegiatan harian di kelas guru seringkali perlu memberikan petujuk-petunjuk khusus kepada siswa tentang aspek-aspek dari pelajaran, tentang suatu kegiatan tertentu, atau tentang pola tingkah laku mereka. Untuk hal ini petunjuk guru haruslah bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas, dan tidak membingunkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa. Suatu petunjuk yang jelas akan menghindari kebingungan siswa serta akan memungkinkan mereka untuk mau tunduk pada petunjuk tersebut.e. Menegur. Tidak semua tingkah laku siswa yang mengganggu kelas atau kelompok dalam kelas dapat dicegah atau dihindari secara berhasil, sehingga seringkali guru perlu bertindak untuk mengatasi gangguan tersebut dengan menegur secara verbal atau memperingati siswa. Teguran verbal yang efektif harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang harus dihentikan. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau ymengandung penghinaan. Menghindari ocehan atau ejekan guru, lebih-lebih yang berkepanjangan.f. Memberi Penguatan. Penggunaan komponen ketrampilan memberikan penguatan dapat digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar atau mengganggu temannya. Dalam hal ini guru dapat menggunakkan dua macam cara sebagai berikut. (1) Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang mengganggu yaitu dengan jalan menangkap siswa tersebut ketika ia sedang melakukan tingkah laku yang wajar yang menunjukkan keterlibatannya dalam tugas dan juga berusaha menangkapnya pada waktu ia bertingkah laku tidak wajar, kemudian menegurnya. Jadi maksudnya agar sikap yang wajar dari siswa tersebut timbul kembali. (2) Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa lain yang bertingakh laku wajar, dan dengan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku positif bagi siswa yang suka mengganggu.2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimalKeterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembanngkan kondisi belajar yang optimal. Dalam banyak kelas guru sering menghadapi anak-anak yang terus saja mengganggu dan tetap tidak tenang. Walaupun guru telah menggunakan tingkah laku yang efektif dan respon yang sesuai telah diberikan, masih saja ada siswa atau kelompok siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang. Strategi-strategi yang dapat dilakukan adalah:a. Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.b. Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. c. Hal-hal yang Harus DihindariDalam usaha mengelola kelas secara efektif, ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari guru, yaitu sebagai berikut: 1. Campur tangan yang berlebihan (teacher intrusion)Apabila seorang guru menyela kegiatan yang sedang asyik berlangsung dengan komentar, pertanyaan, atau petunjuk yang mendadak, maka kegiatan itu akan terganggu atau terputus. Hal ini akan memberi kesan kepada siswa bahwa guru tidak memperhatikan keterlibatan dan kebutuhan mereka, dan hanya ingin memuaskan kehendak sendiri. 2. Kelenyapan (fade away)Hal ini terjadi jika guru gagal untuk secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan petunjuk, atau komentar, dan kemudian menghentikan penjelasan/sajian tanpa alasan yang jelas. Dengan kata lain, guru melenyapkan kelanjutan pelajaran tersebut dan memberikan pikiran siswa mengawang-awang, atau tergantung-gantung.3. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stops and strarts)Kekeliruan ini timbul bilamana guru memulai sesuatu aktivitas tanpa mengakhiri secara tuntas aktivitas sebelumnya. Dapat juga ia menghentikan kegiatan yang pertama, memulai yang kedua kemudian kembali lagi pada beberapa bagian dari kegiatan yang pertama. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak dapat mengendalikan kelas dengan baik serta dapat merusak kelancaran, malahan akan membingungkan siswa maupun guru sendiri.4. Penyimpangan (digression)Selama penyampaian pelajaran, guru dapat menjadi sangat asyik dalam suatu kegiatan atau suatu bahan tertentu yang menyebabkan ia menyimpang selama beberapa waktu. Penyimpangan ini dapat mengakibatkan gangguan dalam kelancaran kegiatan di kelas.5. Bertele-tele (onerdwelling)Kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru bersifat mengulangulangi hal-hal tertentu, memperpanjang pelajaran atau keterangan, mengubah suatu teguran yang sederhana menjadi ocehan atau suatu kupuasan yang panjang lebar tentang pola tingkah laku siswa yang kurang patut.Bertele-tele merupakan hambatan bagi kemajuan pelajaran atau aktivitas, dan siswa pada umumnya mencatat hal ini sebagai sesuatu yang membosankan dan mereka cenderung bereaksi kearah mengganggu atau tidak mau terlibat dalam kegiatan belajar.2.8 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Secara fisik bentuk pengajaran ini adalah bila siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3 8 orang untuk kelas kecil, dan seorang untuk perseorangan. Ini tidak berarti bahwa guru hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi siswa yang terdiri dari beberapa kelompok yang dapat bertatap muka, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Hakekat pengajaran ini adalah:Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa.Siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhanSiswa dilibatkan dalam perancangan kegiatan belajar mengajar.Peran guru dalam pengajaran ini adalah sebagai berikut: Organisator kegiatan belajar mengajar Sumber informasi bagi siswa Motivator bagi siswa untuk belajar Penyedia materi dan kesempatan belajar Pembimbing kegiatan belajar siswa Peserta kegiatan belajarKomponen-komponen keterampilana. Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadib. Keterampilan mengorganisasic. Keterampilan membmbing dan memudahkan belajard. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar