17
Praktikum PPM Modulator dan Demodulator Nama : Anky Ismas Sasongko Putra NIM : 1341160066 Kelas : JTD 2B Kelompok 4: Anky Ismas S. P. (JTD 2B / 05 / 1341160066) Fida Annisa I. H. (JTD 2B / 13 / 1341160072) Kaleka Panji G. (JTD 2B / 16 / 1341160008) Risqi Nurfadillah (JTD 2B / 23 / 1341160075)

PPM laporan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan PPM

Citation preview

Praktikum PPMModulator dan Demodulator

Nama: Anky Ismas Sasongko PutraNIM: 1341160066Kelas: JTD 2BKelompok 4:Anky Ismas S. P.(JTD 2B / 05 / 1341160066)Fida Annisa I. H.(JTD 2B / 13 / 1341160072)Kaleka Panji G.(JTD 2B / 16 / 1341160008)Risqi Nurfadillah(JTD 2B / 23 / 1341160075)

Program Studi Jaringan Telekomunikasi DigitalTeknik ElektroPoliteknik Negeri Malang2015

Praktikum PPM Modulator dan Demodulator

1.1. Tujuan Praktikum Melakukan percobaan untuk menghasilkan lebar sinyal PPM dari modulasi sinyal yang diberikan.

1.2. Alat-alat yang Diperlukan1. Modul GOTT-ECS03-1 OP-AMP PPM2. Modul GOTT-ECS03-2 PPM Modulator3. Modul GOTT-ECS04-1 PPM Demodulator4. Generator Fungsi5. Osiloskop6. Power Supply7. Konektor BNC to BNC8. Konektor BNC to Alligator9. Konektor Banana to Banana10. Konektor Banana to Banana mini11. Kabel power DC12. T Konektor

Gambar Modul PPM Modulator dan DemodulatorModel No. : GOTT-ECS-4500Serial No. : 1104608148911081.3. Teori DasarDalam jenis modulasi ini, amplifier dan lebar pulsa tetap konstan sementara posisi masing-masing pulsa mengacu pada posisi pulsa referensi berubah sesuai dengan nilai sampel sesaat dari sinyal modulasi. Modulasi posisi pulsa diamati dari modulasi lebar pulsa. Setiap pulsa memiliki ujung yang terdepan dan ujung yang mengikuti. Dalam sistem ini yang ujung yang terdepan dalam posisi tetap sementara ujung yang mengikuti bervariasi yaitu menuju atau menjauh sesuai dengan nilai sesaat dari sinyal sampel.

Gambar 2.1. Bentuk Grafik PPM Modulator

Gambar 2.2. Bentuk Grafik PPM Demodulator

Diagram Rangkaian

Gambar 2.3. GOTT-ECS03-1 OP-AMP PPM

Gambar 2.4. GOTT-ECSO3-2 PPM Modulator

Gambar 2.5. GOTT-ECSO4-1 PPM Demodulator1.4. Langkah KerjaA. PPM Modulation1. Mengacu pada Gambar 2.3. atau Modul GOTT-ECS03-1 OP-AMP PPM.

Gambar 2.3. GOTT-ECS03-1 OP-AMP PPM

2. Pada terminal input frekuensi sinyal audio (Audio I/P-1), masukan 1 kHz dan amplitudo 3 V dalam gelombang sinusoidal dan terminal input frekuensi sinyal audio (Audio I/P-2), masukan 1 kHz dan amplitudo 3 V dalam gelombang segitiga.3. Dengan menggunakan osiloskop, mengamati sinyal keluaran TP1 dan keluaran terminal PPM modulator (PPM O/P).4. Mencatat hasil pengukuran pada tabel.5. Mengacu pada Gambar 2.4 atau Modul GOTT-ECS03-2 PPM Modulator.

Gambar 2.4. GOTT-ECSO3-2 PPM Modulator6. Pada terminal input frekuensi sinyal audio (Audio I/P), masukan 1kHz dan amplitudo 3 V dalam gelombang sinusoidal.7. Dengan menggunkan osiloskop, mengamati sinyal output TP1, sinyal output TP2, sinyal output TP3, sinyal output TP4, sinyal output TP5, dan output terminal PPM modulator (PPM O/P).8. Mengatur VR1 untuk mendapatkan sinyal output PPM modulator (PPM O/P).9. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel

B. PPM Demodulation1. Mengacu pada Gambar 2.5 atau Modul GOTT-ECS04-1 PPM Demodulator.

Gambar 2.5. GOTT-ECSO4-1 PPM Demodulator2. Menghubungkan TP 3 O/P ke CARRIER I/P dan terminal output PPM modulator (PPM O/P) untuk terminal masukan PPM Demodulator (PPM I/P).3. Mengatur VR1 untuk meminimalisasi distorsi sinyal output IC1.4. Mengatur VR2 dan VR3 sampai kita mendapatkan sinyal demodulasi yang benar.5. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel.6. Dengan menggunakan osiloskop, mengamati sinyal input PPM, sinyal carrier, sinyal output TP1, sinyal output TP2, sinyal output TP3, sinyal output TP4, sinyal output TP5, sinyal output TP6, dan frekuensi terminal output sinyal audio.7. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel

1.5. Hasil PengamatanTabel 2.1. Hasil pengukuran dari OP-AMP PPM.Titik PengujianBentuk Gelombang Sinyal OutputKeterangan

Audio I/P-1Volt/Div = 1,00 VTime/Div = 250 sFrekuensi = 1,000 kHzVp-p = 3,12 VPenjelasan = merupakan sinyal input (+) pada OP-AMP

Audio I/P-2Volt/Div = 1,00 VTime/Div = 250 sFrekuensi = 1,066 kHzVp-p = 3,04 VPenjelasan = merupakan sinyal input (-) pada OP-AMP

TP1Volt/Div = 5,00 VTime/Div = 10,0 msFrekuensi = 147,4 HzVp-p = 22,2 VPenjelasan = merupakan sinyal keluaran TP1 dari OP-AMP

PPM O/PVolt/Div = 5,00 VTime/Div = 100 sFrekuensi = 23,36 kHzVp-p = 19,6 VPenjelasan = merupakan sinyal keluaran dari keseluruhan rangkaian OP-AMP

Tabel 2.2. Hasil pengukuran dari PPM Modulator.Titik PengujianBentuk Gelombang Sinyal OutputKeterangan

Audio I/PVolt/Div = 1,00 VTime/Div = 250 sFrekuensi = 1,002 kHzVp-p = 3,16 VPenjelasan = merupakan sinyal keluaran dari generator fungsi

TP1Volt/Div = 5,00 VTime/Div = 50,0 sFrekuensi = 11,24 kHzVp-p = 3,20 VPenjelasan = merupakan keluaran dari penguat OP-AMP dimana terjadi peningkatan frekuensi dan tegangan

TP2Volt/Div = 2,00 VTime/Div = 50,0 sFrekuensi = 11,09 kHzVp-p = 3,60 VPenjelasan = merupakan keluaran dari pin 2 IC 1

TP3Volt/Div = 5,00 VTime/Div = 50,0 sFrekuensi = 11,29 kHzVp-p = 9,68 VPenjelasan = merupakan keluaran dari pin 3 pada IC 1

PPM O/PVolt/Div = 5,00 VTime/Div = 50,0 sFrekuensi = 83,36 kHzVp-p = 20,8 VPenjelasan = merupakan sinyal dari modulator PPM

TP4Volt/Div = 2,00 VTime/Div = 100 sFrekuensi = 5,643 kHzVp-p = 7,68 VPenjelasan = merupakan keluaran dari pin 4 pada IC 2

TP5Volt/Div = 5,00 VTime/Div = 50,0 sFrekuensi = 11,29 kHzVp-p = 13,8 VPenjelasan = merupakan keluaran dari pin 3 pada IC 2

Tabel 2.3. Hasil pengukuran dari PPM Demodulator.Titik PengujianBentuk Gelombang Sinyal OutputKeterangan

TP1Volt/Div = 500 mVTime/Div = 50,0 sFrekuensi = 11,28 kHzVp-p = 980 mVPenjelasan = merupakan keluaran TP1 penguatan sinyal input carrier dari penguat OP-AMP 1

TP2Volt/Div = 500 mVTime/Div = 100 sFrekuensi = 5,643 kHzVp-p = 1,34 VPenjelasan = merupakan keluaran TP2 dari penguat OP-AMP 2

TP3Volt/Div = 1,00 VTime/Div = 50,0 sFrekuensi = 11,27 kHzVp-p = 1,04 VPenjelasan = merupakan keluaran TP3 dari pin 10 IC 3 Balance Modulator

TP4Volt/Div = 500 mVTime/Div = 100 sFrekuensi = 5,644 kHzVp-p = 1,32 VPenjelasan = merupakan keluaran TP4 dari pin 1 IC 3 Balance Modulator

TP5Volt/Div = 5,00 VTime/Div = 25,0 sFrekuensi = 17,87 kHzVp-p = 5,00 VPenjelasan = merupakan keluaran TP5 dari pin 12 IC 3 Balance Modulator

TP6Volt/Div = 200 mVTime/Div = 50,0 sFrekuensi = 11,66 kHzVp-p = 232 mVPenjelasan = merupakan keluaran TP6 dari keluaran filter

Audio O/PVolt/Div = 1,00 VTime/Div = 1,00 msFrekuensi = 980,4 HzVp-p = 1,76 VPenjelasan = merupakan output dari demodulator PPM

1.6. Analisa DataDalam percobaan PPM Modulator OP-AMP, op- amp berfungsi sebagai pencampur sinyal audio IP1 dan IP2 dan IC LM555 berfungsi sebagai MONO-STABLE MULTI-VIBRATOR. Dan pada percobaan PPM Modulator LM555, Salah satu LM555 bertindak sebagai MONO-STABLE MULTI-VIBRATOR sedangkan yang kedua bertindak sebagai astabil MULTI-VIBRATOR. Sinyal input diterapkan pada kedudukan stabil dan sinyal out-put terhubung ke input dari tahap mono-stabil yang pada output memberi kita, posisi pulsa termodulasi. Sinyal input diterapkan pada terminal kontrol dari a-stabil multi-vibrator ketika amplitudo sinyal input bervariasi perubahan tegangan terminal kontrol dan tegangan switching a-stabil perubahan multi-vibrator sesuai dan lebar pulsa output perubahan multi-vibrator-stabil dan waktu ketika mono-stabil dipicu bervariasi. VR1 berfungsi untuk men-setting pulsa agar berbentuk kotak murni untuk memberi hasil yang sempurna untuk keluaran modulator PPM. Untuk PPM Demodulator sinyal carrier di ambil dari TP3 PPM Modulator dan sinyal informasi di ambil dari output PPM Modulator. Terdapat V2 dan V3 yang berfungsi untuk mengatur amplitudo dari demudolator. Sebelum ke keluaran, pada PPM Demudolator terdapat rangkaian LPF untuk mem-filter frekuensi yang hanya digunakan saja.

1.7. Kesimpulan Dalam PPM, data ditransmisikan dengan pulsa-pulsa pendek. Semua pulsa memiliki lebar dan amplitudo yang sama, namun durasi yang berbeda. PPM merupakan bentuk modulasi pulsa yang mengubah-ubah posisi pulsa (dari posisi tak termodulasinya) sesuai dengan besarnya tegangan sinyal pemodulasi. Semakin besar tegangan sinyal pemodulasi (informasi) maka posisi pulsa PPM menjadi semakin jauh dari posisi pulsa tak-termodulasinya.

1.8. Referensi http://electriclubs.blogspot.com/2011/06/pulse-position-modulation-ppm-using-555.html http://www.academia.edu/8070832/TRANSMISI_PADA_SISTEM_KOMUNIKASI_DIGITAL http://www.slideshare.net/nugrahabeny/telekomunikasi-analog-dan-digital-slide-week-14-lanjutan-modulasi-gabungan-hybrid