39
I. JUDUL SKRIPSI “ PERENCANAAN PUSH BACK PENAMBANGAN TEMBAGA BATU HIJAU PT NEWMONT NUSA TENGGARA” II. LATAR BELAKANG Sektor usaha pertambangan khususnya dalam skala besar adalah salah satu sektor usaha yang juga membutuhkan modal yang besar. Kebutuhan modal yang besar itu menyebabkan perusahaan tambang berusaha agar kegiatan penambangan yang akan dilakukannya dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar – besarnya dengan pengembalian modal secepat mungkin. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya, diperlukan perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan banyak faktor penting sebelum penambangan itu dilaksanakan. Tahap akhir dari suatu desain perencanaan tambang, dalam hal ini tahap perencanaan produksi, yaitu suatu tahap untuk menentukan urutan penambangan setelah melalui proses perencanaan sebelumnya yang melibatkan beberapa hal antara lain distribusi kadar, geometri, pit limit, dan lain - lain. Penambangan bijih logam emas dan tembaga oleh PT Newmont Nusa Tengggara dilakukan dengan sistem tambang terbuka menggunakan metode penambangan open pit. Open pit adalah penambangan yang dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar menuju ke arah bawah ke tempat endapan bijih tersebut berada. Bentuk badan bijih dan

Pproposal Pushback

Embed Size (px)

Citation preview

I. JUDUL SKRIPSI

“ PERENCANAAN PUSH BACK PENAMBANGAN TEMBAGA BATU HIJAU

PT NEWMONT NUSA TENGGARA”

II. LATAR BELAKANG

Sektor usaha pertambangan khususnya dalam skala besar adalah salah satu

sektor usaha yang juga membutuhkan modal yang besar. Kebutuhan modal yang

besar itu menyebabkan perusahaan tambang berusaha agar kegiatan penambangan

yang akan dilakukannya dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar – besarnya

dengan pengembalian modal secepat mungkin. Oleh karena itu, untuk

mewujudkannya, diperlukan perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan

banyak faktor penting sebelum penambangan itu dilaksanakan.

Tahap akhir dari suatu desain perencanaan tambang, dalam hal ini tahap

perencanaan produksi, yaitu suatu tahap untuk menentukan urutan penambangan

setelah melalui proses perencanaan sebelumnya yang melibatkan beberapa hal antara

lain distribusi kadar, geometri, pit limit, dan lain - lain.

Penambangan bijih logam emas dan tembaga oleh PT Newmont Nusa

Tengggara dilakukan dengan sistem tambang terbuka menggunakan metode

penambangan open pit. Open pit adalah penambangan yang dilakukan dari

permukaan yang relatif mendatar menuju ke arah bawah ke tempat endapan bijih

tersebut berada. Bentuk badan bijih dan penyebarannya ( untuk Lokasi Batu Hijau

berbentuk porphyry ), distribusi kadar baik tembaga maupun emas, adalah sebagian

faktor yang akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam merencanakan

suatu urutan penambangan yang tepat sehingga mampu menghasilkan kekayaan

mineral secara aman dengan tingkat keuntungan optimal.

III. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat membuat suatu perencanaan push

back pada suatu lokasi tambang, dalam hal ini tambang bijih, setelah

mempertimbangkan banyak faktor terkait sehingga memberikan perencanaan

produksi yang tepat untuk memperoleh hasil penambangan secara aman dan

menguntungkan.

IV. RUMUSAN MASALAH

Kegiatan penambangan sering dilakukan tanpa melalui suatu perencanaan

yang baik. Dalam kenyataannya, kegiatan penambangan yang dilakukan secara aman

oleh suatu perusahaan dapat memberikan keuntungan, namun hal itu bisa saja belum

menguntungkan perusahaan secara optimal. Hal ini disebabkan karena perencanaan

produksi yang kurang tepat dan mantap, khususnya dalam hal ini mengenai

perencanaan penentuan push back sebelum penambangan dilaksanakan.

Oleh karena itu, berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan kajian dengan

melakukan pengamatan terhadap beberapa hal yang mempengaruhi proses penentuan

push back diantaranya bentuk orebody, penyebaran dan distribusi kadar, cutoff

grade, stripping ratio, pertimbangan geometri lereng, pit limit, dll.

Data – data yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut digunakan sebagai

dasar untuk perencanaan produksi yaitu menentukan push back yang tepat dengan

memperhatikan faktor keamanan dan ekonomis bagi perusahaan.

V. MANFAAT PENELITIAN

a. Bagi mahasiswa

1. Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang ilmu pengetahuan yang telah

dipelajari di perkuliahan dengan praktek di lapangan.

2. Dapat mendorong pengembangan ilmu pengetahuan yang akan memperluas

bagi pengembangan inovasi atau penemuan baru.

b. Bagi perusahaan

Membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah perancangan tambang

VI. DASAR TEORI

6.1 Desain Push Back

Push back adalah bentuk–bentuk penambangan (ineable geometries ) yang

menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang, dari titik awal masuk hingga ke

bentuk akhir pit. Nama–nama lain adalah phases, slices, stages. Tujuan utama dari

pentahapan adalah untuk membagi seluruh volume yang ada dalam pit ke dalam

unit–unit perencanaan yang lebih kecil sehinggga lebih mudah ditangani.

Dengan demikian, problem perancangan tambang tiga dimensi yang amat

kompleks ini dapat disederhanakan. Selain itu, elemen waktu dapat mulai

diperhitungkan dalam rancangan ini karena urutan penambangan tiap–tiap push back

merupakan pertimbangan penting.

Unit perencanaan ini, di tahap awal berusaha untuk mengaitkan hubungan

antara geometri penambangan dengan geometri distribusi bijih. Dengan mempelajari

tingkat distribusi bijih dan topografi, dalam banyak kasus, maka kita akan sampai

pada suatu strategi pengembangan pit secara logis dalam jangka waktu yang relatif

singkat.

Tahapan–tahapan penambangan yang dirancang secara baik akan

memberikan akses ke semua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang cukup

untuk operasi peralatan yang efisien.

Gambar 1

Tahapan Suatu Pit ( Mathieson,1982)

Gambar 2

Skematik Perencanaan Push Back Pada Suatu Penampang

( Crawford, 1989 )

Gambar 3

Phase I Pit Dengan Jalan Angkut

Gambar – gambar di bawah ini menggambarkan kemajuan penambangan pada tiga

tahun pertama pada suatu tambang terbuka ( Couzens, 1979 )

Gambar 4

Area Penambangan Pada Tiap Jenjang

Gambar 5

Bentuk Akhir Suatu Pit Model Blok Pada Jenjang 3835

Gambar 6

Area Yang Dihitung

6.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Push Back

6.2.1 Bentuk Badan Bijih

Badan bijih (orebody) akan mempengaruhi proses penentuan push back.

Perencanaan untuk penanganan badan bijih yang berbentuk suatu massa batuan besar

(porphyr ) akan berbeda dengan yang berbentuk singkapan (vein) termasuk dalam hal

ini mempengaruhi penentuan geometri lerengnya.

Gambar 7

Deposit hipotetik untuk studi push back (Mathieson,1982 )

Gambar 8

Bentuk Rencana Pengembangan Deposit Hipotetik (Mathieson,1982)

6.2.2 Cutoff Grade

Termasuk dalam faktor pertimbangan ekonomi untuk menentukan batas

cadangan. Cutoff grade adalah kadar rata – rata terendah yang masih menguntungkan

untuk ditambang. Dibawah Cutoff grade tidak dikategorikan sebagai cadangan tetapi

dikategorikan dalam Sumber Daya Mineral ( SDM ). Percampuran kadar ( Mixing )

dapat dilakukan pada kualitas kadar rendah dan tinggi.

Untuk tambang–tambang yang mempunyai batas keuntungan cukup

memadai, jadwal terbaik (dalam arti memaksimumkan NPV) akan dimulai pada

kadar batas yang agak lebih tinggi dari break even cutoff grade selama tahun–tahun

awal, kemudian menurun ke internal cutoff grade menjelang akhir umur tambang

(Kenneth F.Lane, The Economic Definition Of Ore,1991). Tambang–tambang

dengan umur pendek dan keuntungan marginal dapat mulai pada internal cutoff

grade dan tetap pada kadar batas ini sepanjang umur tambang.

Distribusi kadar juga mempengaruhi tingkat cutoff grade yang diinginkan

untuk ditambang. Sering dalam beberapa kasus, semua conto yang mempunyai kadar

lebih besar dari cutoff grade tetapi kadar blok yang lebih kecil dari cutoff grade

ditambang meskipun kenyataannya kadarnya rendah. Sebaliknya, blok–blok yang

berkadar tinggi tidak ditambang karena informasi kadar conto pada blok tersebut

yang rendah.

6.2.3 Ultimate Pit Slope

Termasuk dalam faktor pertimbangan teknis yaitu kemiringan / batas luar

tambang yang tetap stabil dan menguntungkan. Dengan demikian, akan berhubungan

dengan geometri lereng yang direncanakan. Hal ini berarti menentukan besar

cadangan bijih yang akan ditambang ( tonase dan kadarnya ) yang akan

memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijh tersebut.

Ultimate pit slope ini juga berpengaruh pada eksplorasi lanjut, tahap

evaluasi dan tahap persiapan yang didasarkan pada :

a. BESR ( Break Even Stripping Ratio )yang diperkenankan

b. Sifat fisik dan mekanik batuan

c. Struktur geologi ( sesar, kekar, bidang perlapian, bidang geser )

d. Air tanah, unsur kimia batuan dan waktu yang dibutuhkan

6.2.4 Stripping Ratio ( Nisbah Pengupasan )

Nisbah pengupasan adalah perbandingan antara tonase waste yang harus

dipindahkan terhadap satu ton bijih yang ditambang. Hasil suatu perancangan pit

akan menentukan jumlah tonase bijih dan waste yang dikandung pit itu.

Perbandingan antara waste dan bijih tersebut akan memberikan nisbah pengupasan

rata–rata suatu open pit. Menurut Jennings dan Black, ada 2 ( dua ) nisbah

pengupasan yang harus dibedakan :

a. Overall Stripping Ratio ( R )

R menyatakan volume waste yang harus dipindahkan untuk menyingkapkan satu

volume unit bijih.

R =

b. Break Even Stripping Ratio ( BESR )

Untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan digunakan,

apakah tambang terbuka atau tambang dalam, maka digunakan konsep Break Even

Stripping Ratio ( BESR ). Tinggi rendahnya BESR sangat dipengaruhi oleh :

- kadar logam dari bijh yang akan ditambang

- harga logam di pasaran

1) BESR (1) ( Overall Stripping Ratio )

yaitu perbandingan antara biaya penambangan bawah tanah dengan

penambangan terbuka.

BESR = = D

Dimana :

A = biaya penambangan secara bawah tanah / ton bijih

B = biaya penambangan secara tambang terbuka / ton bijih

C = ongkos pengupasan tanh penutup / ton waste

ini berarti hanya bagian endapan yang mempunyai BESR lebih kecil dari D

yang dapat ditambang secara tambang terbuka dengan menguntungkan. Jadi D

adalah BESR (1) tertinggi yang masih dibolehkan untuk operasi tambang

terbuka dengan kondisi tersebut di atas. Setelah ditentukan bahwa akan

digunakan sistem tambang terbuka, maka dalam rangka pengembangan

rencana penambangan digunakan BESR (2) dengan rumus sebagai berikut :

2) BESR (2) ( Economic Stripping Ratio )

Artinya besarnya keuntungan yang diperoleh bila endapan bijih itu ditambang

secara tambang terbuka.

BESR (2) =

Dimana :

E = pendapatan / ton bijh

F = ongkos produksi / ton bijih

G = ongkos pengupasan tanah / ton waste

3) BESR (3)

Biasanya keuntungan maksimum dimasukkan dalam pertimbangan BESR,

sebagai berikut :

BESR (3) = E – ( F + H ) / G

Dimana:

H = keuntungan minimum / ton bijih yang diharapkan

6.2.5 Cadangan

1) Metode Block System

Metode ini membagi daerah yang akan hitung cadangannya atas blok-blok

yang sama luasnya. Blok umumnya berbentuk balok dengan panjang sisi + 1/2

- 1/3 jarak lubang bor.

Cadangan dihitung dengan menjumlahkan tonase masing-masing blok, dan

kadar rata-rata blok diperoleh dengan cara pembobotan ‘inverse distance’.

Sebaran yang tidak mempunyai data (blok A1) yang terletak di antara blok-

blok yang mempunyai data.

Gambar 9

Pembuatan Blok Bujur Sangkar

Metode penaksiran berdasarkan atas jarak sampel terhadap blok tersebut.

89

1 23

10 1112

54 6

7

13 14

1918 21

20

22 23

171615A1

Rumus yang biasa di pakai adalah :

Metode Inverse Distance Weighting ( IDW )

Rumus :

dimana

Z* = Kadar blok / titik yang akan ditaksir

wi = Bobot blok

d = Jarak pusat blok terhadap titik conto

k = pangkat

2) Metode Blok Kriging

Z*B =

E atau

μ =

Variansi Kriging

= μ

3) Metode Poligon Sampel Terdekat ( Nearest Neighbour Polygon )

Prinsip : Pembobotan kadar bernilai 1 untuk kadar dengan jarak terdekat dan

bernilai 0 untuk kadar lainnya.

Rumus :

Dimana : Z* = Kadar blok yang akan ditaksir

wi = Nilai bobot blok

Zi = Kadar sampel yang diketahui

X. JADWAL KEGIATAN

Bulan   1       2     3  Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3Studi literature                      Observasi Lapangan                      Pengambilan Data                      Pengolahan Data                      Penyusunan Draft                      

XI. RENCANA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

Bab

I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Tujuan Penelitian

1.3 Permasalahan Yang Ada

1.4 Hasil Yang Diharapkan

II Tinjauan Umum

2.1 Lokasi Dan Kesampaian Daerah

2.2 Topografi Dan Geologi

2.3 Iklim

2.4 Penambangan Emas

III Dasar Teori

3.1 Definisi Push Back

3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Push Back

3.2.1 Bentuk Badan Bijih

3.2.2 Cutoff Grade

3.2.3 Ultimate Pit Slope

3.2.4 Stripping Ratio

3.2.5 Cadangan

IV Analisis Push Back

4.1 Distribusi Kadar

4.2 Cadangan

4.3 Stripping Ratio

4.4 Penambangan

V Pembahasan

5.1 Penentuan Ultimate Pit Limit

5.2 Penentuan Urutan Penambangan

VI Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

1. Hustrulid W and Kuchta M, (1995 ), Open Pit Mine Planning & Design

Volume 1, A.A. Balkema/Rotterdam/Brookfield.

2. Sulistyana W, ( 2002 ), Kursus Singkat Dua Hari Permodelan

Sumberdaya / Cadangan di Bidang Geologi Pertambangan, Bandung.

3. Adisoma G, ( 1998 ), Perencanaan Berdasarkan Waktu, Teknik

Pertambangan Institut Teknologi Bandung.

4. Adisoma G, ( 1998 ), Pengantar Perencanaan Tambang, Direktorat

Jenderal Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi

5. Arif I, ( 1996 ), Tambang Terbuka, Teknik Pertambangan Institut

Teknologi Bandung.

6. Arif I, ( 1998 ), Dasar – Dasar Perencanaan Tambang, Teknik

Pertambangan Institut Teknologi Bandung.

PERENCANAAN PUSH BACK PENAMBANGAN EMAS

BATU HIJAU PT NEWMONT NUSA TENGGARA

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Melaksanakan Skripsi

Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh

HETTI SAVITRI

NIM. 112.00.0007

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2004

PERENCANAAN PUSH BACK PENAMBANGAN EMAS

BATU HIJAU PT NEWMONT NUSA TENGGARA

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Melaksanakan Skripsi

Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh

HETTI SAVITRI

NIM. 112.00.0007

Mengetahui

Dosen Pembimbing I

( )

VII. DATA - DATA

a. Data – data yang berhubungan dengan daerah penelitian, yang meliputi antara lain :

Data geologi, stratigrafi, topografi

Data singkapan

Data penyebaran sumur bor

Data curah hujan

b. Data – data yang dibutuhkan untuk pengolahan data, meliputi :

Data banyaknya sampel

Data hasil pemboran

Data singkapan dan lapisan penutup

Data geometri lereng

c. Data Pendukung

Data – data yang dapat mendukung data – data lapangan guna menganalisa

permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah. Data

pendukung dapat diambil antara lain dari laporan eksplorasi, brosur – brosur

dari perusahaan, data dari instansi terkait dan dari literatur – literatur.

VIII. ANALISIS

Analisis yang dilakukan terhadap data – data yang diambil tersebut di atas

diantaranya :

Analisis geologi, topografi, litologi

Analisis data hasil pemboran ( misal : kualitas kadar dan penyebarannya )

IX. METODOLOGI PENELITIAN

1. Studi Literatur

Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data – data di

lapangan, adapun bahan – bahan diperoleh dari Instansi terkait dengan penelitian ini

serta perpustakaan kampus dan daerah yang dapat berupa :

a. Literatur

b. Brosur – brosur

c. Peta dasar, peta geologi, topografi dan litologi

2. Penelitian Langsung di Lapangan

Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :

a. Observasi lapangan

Yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas serta

kesampaian daerah serta mencocokkan dengan data – data yang diperoleh.

b. Penentuan Titik Pengamatan

Yaitu dengan menentukan batas – batas penyebaran lubang bor yang diamati

sesuai dengan data – data yang diperoleh.

c. Cek kembali perumusan masalah

Yaitu dengan menyesuaikan data – data yang diperoleh agar apa yang telah

didapat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk masalah yang akan dipecahkan.

3. Pengambilan Data

Dalam penelitian ini pengambilan data diperoleh dari :

a. Perusahaan yang bersangkutan, baik melalui para karyawan secara lisan maupun

tulisan.

b. Instansi yang terkait

c. Perpustakaan, baik perpustakaan kampus UPN “ Veteran “ maupun perpustakaan

daerah.

4. Akuisisi Data

Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data, diantaranya :

a. Pengumpulan dan pengelompokan data

b. Menghitung jumlah data dengan metode statistik

5. Pengolahan Data

Dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran, selanjutnya

disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau rangkaian perhitungan pada penyelesaian

dalam suatu proses tertentu.

6. Analisis Hasil Pengolahan Data

Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara. Kemudian

kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan.

7. Kesimpulan

Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dengan permasalahan

yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua masalah yang

dibahas.