9
M. Sjukrul Amien Direktur Pengembangan PLP DJCK Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman dalam Pencapaian Sasaran RPJMN 2010-2014 Bidang PLP Jakarta, 2 November 2010

PPSP dalam Pencapaian Sasaran RPJMN Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)

Embed Size (px)

Citation preview

M. Sjukrul AmienDirektur Pengembangan PLP DJCK

Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman dalam Pencapaian Sasaran

RPJMN 2010-2014 Bidang PLP

Jakarta, 2 November 2010

Sasaran lokasi Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (total sekitar 330 kab/kota) adalah:• Kota-kota megapolitan, metropolitan, besar,

dan sedang,• Kota-kota yang merupakan ibu kota provinsi,• Kota-kota yang berstatus otonom, serta• Kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten/kota

yang kondisi sanitasinya rawan.

Kab/Kota yang menjadi sasaran Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman:

• 226 Kab/kota yang rawan masalah air limbah• 240 kab/kota yang rawan masalah persampahan• 100 kab/kota yang rawan masalah drainase

63 80

19

57

87

16

8

Air Limbah Persampahan

Drainase

Jumlah kota dengan permasalahan sanitasi

Mengapa dibutuhkan percepatan?

ȫ

• Akses terhadap sanitasi dasar mencapai 90,5% (di perkotaan) dan 67% (perdesaan); namun akses terhadap sanitasi setempat yang aman (menggunakan septic tank) baru mencapai 71,06% (perkotaan) dan 32,47% (perdesaan)

• Target MDG’s 2015 untuk sanitasi yang layak yaitu: 62,37% nasional, terdiri dari 76,80% (perkotaan) dan55.54% (perdesaan)

ȫ• Diare merupakan penyebab kedua terbesar kematian balita yaitu 46/1000 kelahiran dan

penyebab ketiga terbesar kematian bayi yaitu 32/1000 kelahiran

ȫ• Alokasi pendanaan sanitasi masih sangat rendah (2,4% dari total anggaran Kementerian

PU, atau 0,086% dari APBN)

ȫ• Kondisi Sanitasi Indonesia berada di peringkat 6 dari 9 negara ASEAN, yakni di bawah

Vietnam dan di atas Myanmar

• Idealnya, setiap kota mempunyai sewerage system,

• Sewerage system mahal pendekatan bertahap, septic tank setempat dan komunal,

• Penerapan praktik 3R secara nasional dan peningkatan sistem Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah menjadi sanitary landfill,

• Pengurangan genangan di kawasan strategis perkotaan.

Perkotaan:

• Masyarakat mempunyai akses terhadap layanan sanitasi yang aman (privasi terjamin, tidak mencemari lingkungan dan tidak memungkinkan adanya kontak antara tinja dengan manusia).

• Jika memungkinkan, diterapkan sistem komunal.

Perdesaan:

Stop Buang Air Besar Sembarangan pada akhir tahun 2014.

Perluasan layanan air limbah melalui sistem sewerage meningkat menjadi 20% di 16 kota (5 di antaranya sistem baru).

Peningkatan layanan air limbah setempat dan komunal di 226 kab/kota.

Penerapan praktik 3R secara nasional .

Peningkatan sistem Tempat Pemrosesan Akhir Sampah menjadi sanitary landfill di 240 kawasan perkotaan.

Pengurangan genangan /banjir di 100 kawasan strategis perkotaan seluas 22.500 Ha.

TAHAPAN

JUMLAH KOTA/KABUPATEN SASARAN (tahun) PERAN & TANGGUNG

JAWAB2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah

Kampanye, edukasi, advokasi dan pendampingan

41 49 62 72 82 - 306Pusat, Propinsi

41 63 67 72 63 - 306

Pengembangan Kelembagaan dan Peraturan

41 49 62 72 82 - 306Pusat, Provinsi

41 63 67 72 63 - 306

Penyusunan Rencana Strategis (SSK)

24 41 49 62 72 82 330Kab/Kota

24 41 63 67 72 63 330

Penyusunan Memorandum Program

3 21 35 45 56 65 225 Pusat, Propinsi, Kab/Kota3 21 41 63 67 72 267

Implementasi (akumulasi dan dalam proses)

3 24 59 104 160 Pusat, Propinsi, Kab/Kota3 24 65 128 195

Pemantauan, Pembimbingan, Evaluasi, dan Pembinaan

24 41 49 62 72 82 330Pusat, Propinsi

24 41 63 67 72 63 330

• Bantuan Teknis

• Bantuan Teknis

• Bantuan Teknis

• Bantuan Teknis

Buku Putih Sanitasi

Strategi Sanitasi Kota

Memorandum Program Sektor

Sanitasi

Monitoring dan Evaluasi

Implementasi

Air Limbah

Sewerage System: IPAL dan main

sewer

SANIMAS/IPAL Komunal

Persampahan

TPA (aset tidak bergerak)

Pilot 3R

Drainase

Sistem yang terintegrasi dengan

sistem makro

Pilot Drainase Mandiri