17
PENERAPAN ANALISA RUANG DENGAN METODE KESLING PADA KASUS GIGITAN SILANG DEPAN YANG DISERTAI CROWDING

PPT MODUL 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ortho

Citation preview

Slide 1

PENERAPAN ANALISA RUANG DENGAN METODE KESLING PADA KASUS GIGITAN SILANG DEPAN YANG DISERTAI CROWDING

KELOMPOK IVNisrina EkayaniSiti Zulhajjah Tripalu SasmitaAsti Puspita AdnanJuwita Purnama SariMuhammad Nur Ashra SrideviantiChusnul Fatihah P CFuad Adiswara

Puspa Sari HafidMushidayah AuliaOcthavya P D PNur Indah Sari Andi Sitti AisyahCitra PratiwiMuning IhaMuh. Arfan

SKENARIOSeorang perempuan berusia 16 tahun datang ke klinik dengan keluhan 2 gigi depan gigitannya terbalik. Pasien merasa terganggu dengan penampilannya. Dari pemeriksaan klinis, keadaan gigi geligi permanen sudah erupsi semua, kecuali 18, 28, 38, 48. Pada saat beroklusi kedua gigi insisivus pertama kanan dan kiri RA berada dibagian lingual gigi insisivus RB dengan tumpang gigit sebesar 4 mm. Pada posisi istirahat, jarak vertikal gigi insisivus RA dan RB sebesar 2 mm. Gigi kaninus atas berada lebih di mesial daripada gigi kaninus RB. Berdasarkan pengukuran dengan metode Pont pada analisis model studi, lebar lengkung muka RA lebih kecil dibanding nilai yang diperoleh melalui perhitungan dengan rumus Pont, sedangkan menurut perhitungan dengan rumus Howes diperoleh hasil 40%. Untuk metode kesling, terdapat kekurangan ruang diregio kanan atas sebesar 1,5 mm dan kiri sebesar 1 mm.

CROSSBITE ???

Crossbite

suatu kondisi dimana terdapat satu atau lebih gigi yang memilki posisi yang abnormal pada daerah bukal, lingual atau labial dengan arah gigi uang berlawanan

KLASIFIKASI CROSSBITE

KLASIFIKASI CROSSBITE ANTERIOR

CROSSBITE ANTERIOR BERDASARKAN JUMLAH GIGI

Single Crossbite

Segmental anterior crossbite

ANALISIS MODEL STUDI

PENERAPAN METODE KESLING PADA KASUS CROWDINGSTEP 1Siapkan 2 model yang memperlihatkan kondisi oklusi gigi geligi

STEP 2Siapkan model gnathostatic 1 set.

STEP 3Beri angka pada tiap gigi pada masing masing model dengan dua warna yang berbeda.

STEP 4

STEP 5Dari model diagnostic, hilangkan gigi yang tidak dapat memenuhi lengkung rahang jika tidak tersedia sisa ruang sehingga susunan yang ideal dapat tercapai

STEP 6Susun gigi sesuai dengan rencana perawatan (perlu indikasi atau reproximation, dll)

DAFTAR PUSTAKAGill DS, Naini SB. Orthodontic Principle and Practice. Orthodontics. UK: Wiley-Blackwell, 2011.Laviana, Avi. nalisis Model Studi, Sumber Informasi Penting bagi Diagnosis Ortodonti. Universitas Padjajaran.Rakosi T, Jonas I, Graber TM. Color Atlas of Dental Medicine, Orthodontic-Diagnosis. Edisi I. Germany: Thieme Medical Publishers. 1993. Pg. 222-234Singh G. Textbook of Orthodontic, 2nd Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, 2007. Pg. 84-93Abraham B, Mhatre K, Patni V. Diagnostic Set-Up: Simply Accurate. The Journal of Indian Orthodontic Society, Oct-Dec 2010; 44(4): 138-141.

Mattos CT, dkk. The Importance of the Diagnostic Setup in the Orthodontic Treatment Plan. IJO, Vol. 23 No. 3.Sandler J, Sira S, Murray A. Photographic Kesling: Set-Up. Journal of Orthodontics, Vol. 32, 2005, 8588.Rajanikant S, Thakur A. An Easy Approach for Diagnostic Setup in Moderate to Severe Crowding Cases. The Orthodontic Cyber Journal. 2011.