13
ANTERIOR NECK The following anatomic points define the anterior compartment of the neck: (1) the inferior border of the mandible superiorly, (2) the anterior border of the sternocleidomastoid muscle laterally, (3) the clavicle inferiorly, and (4) the vertical midline from mental symphysis to suprasternal notch medially. The structures that make up the anterior neck include the larynx, trachea, esophagus, thyroid and parathyroid glands, carotid sheath, and suprahyoid and infrahyoid strap muscles. Triangular regions also define the anterior neck anatomically. The submandibular triangle is a region contained in the anterior neck bordered by the inferior margin of the mandible and the digastric, stylohyoid, and mylohyoid muscles. This region contains the submandibular gland and the marginal mandibular branch of the facial nerve. The submental triangle defines a region bordered by the hyoid bone, the paired anterior bellies of the digastric muscles, and the mylohyoid

pr referat.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pr referat.docx

ANTERIOR NECK

The following anatomic points define the anterior compartment of the neck: (1) the inferior

border of the mandible superiorly, (2) the anterior border of the sternocleidomastoid muscle

laterally, (3) the clavicle inferiorly, and (4) the vertical midline from mental symphysis to

suprasternal notch medially. The structures that make up the anterior neck include the larynx,

trachea, esophagus, thyroid and parathyroid glands, carotid sheath, and suprahyoid and

infrahyoid strap muscles. Triangular regions also define the anterior neck anatomically. The

submandibular triangle is a region contained

in the anterior neck bordered by the inferior margin of the mandible and the digastric,

stylohyoid, and mylohyoid muscles. This region contains the submandibular gland and the

marginal mandibular branch of the facial nerve. The submental triangle defines a region

bordered by the hyoid bone, the paired anterior bellies of the digastric muscles, and the

mylohyoid muscle. The upper belly of the omohyoid muscle in the anterior neck further

divides the anterior neck into an upper carotid triangle and a lower muscular triangle.

LATERAL NECK

The lateral neck, also referred to as the posterior triangle, is defined by the posterior aspects

of the sternocleidomastoid muscle medially, the trapezius muscle laterally, and the middle

third of the clavicle inferiorly. The lateral neck contains lymph node–bearing tissue, the

spinal accessory nerve, and the cervical plexus. The inferior belly of the omohyoid muscle

further defines a lower subclavian triangle in the lateral neck that contains the brachial

plexus and subclavian vessels.

Page 2: pr referat.docx

TUJUAN TERAPI OKSIGEN

Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan memperbaiki hipoksia jaringan,

sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau

SaO2 lebih dari 90%. Besarnya fraksi oksigen inspirasi yang didapat unit paru sesuai

dengan volume oksigen yang diberikan pada pasien dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 2

Alat Aliran (L/menit) Fi O2 (fraksi oksigen inspirasi)

Kanula nasal

1

2

3

4

5

6

0,24

0,28

0,32

0,36

0,40

0,44

Masker oksigen

5-6

6-7

7-8

0,40

0,50

0,60

Masker dengan

kantong reservoir

6

7

8

9

10

0,60

0,70

0,80

≥0,80

≥0,80

Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen mempunyai arti yang sangat terbatas pada

hipoksia stagnan. Anemik dan histotoksik, karena yang dapat dicapai melalui cara ini

hanyalah peningkatan dalam jumlah O2 yang larut di dalam darah arteri. Hal ini juiga berlaku

bagi hipoksia hipoksik yang disebabkan oleh pirau darah vena yang tidak teroksigenasi

melewati paru-paru. Pada bentuk hipoksia hipoksik lainnya, pemberian O2 sangat bermanfaat.

Namun perlu diingat, bahwa pada penderita gagal paru berat dengan hiperkapnia, kadar

CO2 dapat sedemikian tingginya sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan.3

Walau tergolong jenis terapi dan teknologi kesehatan mutakhir, tetapi dengan menggunakan

oksigen murni yang mulai marak sekarang, sebenarnya sudah ditemukan sejak hampir 400

tahun yang lalu, namun berbgai benturan yang dihadapi membuat dunia kesehatan terkesan

kurang mengakui teknik ini. Di Indonesia sendiri terapi oksigen murni dengan

mempergunakan ruang hiperbarik mulai dikenal sejak tahun enam puluhan. Namun

Page 3: pr referat.docx

penggunaannya masih terbatas bagi kalangan penyelam AL yang mengalami penyakit

dekompensasi yang terjadi akibat penurunan tekanan yang terlampau cepat dari bawah keatas

permukaan air. Gejala-gejalanya antara lain adalah nyeri diseluruh tubuh, pusing dan

kehilangan orientasi.1

INDIKASI TERAPI OKSIGEN

Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen mempunyai arti yang sangat terbatas pada

hipoksia stagnan, anemik dan histologik.karena yang dapat dicapai melelui cara ini hanyalah

peningkatan dalam jumlah O2 yang larut didalam darah arteri. Hal ini berlaku juga bagi

hipoksia hipoksik yang disebabkan oleh pirau darah venayang tidak teroksigenasi melewati

paru-paru. Pad abentuk hipoksia hipoksik lainnya, pemberian O2 sangat bermanfaat namun

perlu diingat, bahwa penderita dengan gagal paru berat dengan hiperkapnia, kadar CO2 dapat

sedemikian tingginya sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan. Sebagian

penderita ini tetap bernafas karena adanya rangsang kemoreseptor karotis dan aorta padapusat

pernafasan. Apabila pemicuan oleh hipokisia dihilangkan melalui pemberian O2, pernafasan

dapat berhenti. Selama apnea, PO2 darah arteri menurun, namun pernafasan mungkin tidak

akan timbul kembali, karena peningkatan PCO2 akan lebih mendepresi pusat pernafasan.

Oleh sebab itu, pemberian O2 pada keadaan ini dapat berakibat fatal.3

Dalam perkembangannya barulah terapi oksigen ini dipakai untuk mengatasi penyakit-

penyakit seperti luka pada penderita diabetes hingga stroke. Tetapi yang membuatnya

menanjakpopuler sekarang ternyata adalah dengan meningkatnya kebutuhan orang akan hal

kecantikan dan kebugaran. Secra perlahan kalangan awam mulai mengenal hal ini hingga

baru sekarang teknik terapi ini dikenal orang sebagai terapi modern dalam dunia

kesehatan.sekarang banyak yang menggunakan terapi ini untuk mencegah

penuaan,menambah kecantikan dan kebugaran juga mencegah terjadinya kebotakan, dimana

melalui sebuah survei mencatat alasan yang cukup tinggi pada pengguna terapi ini.

Begitupun belum banyak pusat pusat kesehatan yang menyediakan fasilitas ini karena

biayanya yang masih relatif mahal dan terapinya yang harus dilakukan secara berkala.

Sementara di Amerika, Eropa dan Jepang pemakaiannya ternyata sudah begitu meluas sampai

pusat-pusat kebugaran. Sebuah laporan malah menyebutkan adanya tempat yang dinamakan

Oxy Bar dimana pengunjung dapat menghirup oksigen murni dengan berbagai pilihan yang

beragam.1

Pemanfaatan terapi hiprebarik oksigen ini mengambil suatu pelajaran dari kecelakaan

penyelaman dan segala penyakit yang ditimbulkannya. Sebetulnya, bahaya atau penyakit

yang dialami oleh penyelam juga dirasakan sama oleh pekerja di ruang adara bertekanan

Page 4: pr referat.docx

tinggi. Saat turun, dapat terjadi barotrauma yang terjadi pada telinga, gigi lubang, paru-paru

dan lainnya.

Ketika didasar, dapat mengalami keracunan udara pernafasan seperti keracunan oksigen,

nitrogen, karbonmonoksida, maupun karbondioksida. Sedang saat naik, dapat terjadi penyakit

dekompresi, serta barotrauma.

Karenanya banyak penyakit yang dapat di terapi dengan hiperbarik ini seperti penyakit

dekompresi, emboli udara, aktinomikosis,anemia, insufisiensi arteri perifer akut, infeksi

bakteri, keracunan CO, keracunan sianida, gas gangren, cangkokan kulit, infeksi jaringan

lunak oleh kuman aerob dan an-aerob, osteoradionekrosis, radionekrosis jaringan lunak,

sistisis akibat radiasi, ekstraksi gigi pada rahang yang diobati dengan radiasi, mukomikosis,

osteomielitis, ujung amputasi yang tidak sembuh, luka diabetik, inhalasi asap, serta luka

bakar.5

Terapi dengan oksigen murni mempunyai efek yang baik bagi aliran darah da kelangsungan

hidup jaringan yang terkena gangguan kekurangan oksigen. Penggunaan terapi oksigen

bertekanan tinggi ini kian meningkat dalam klinis. Pada jaringan disekitar yang terdapat luka,

biasanya terjadi hambatan kelancaran aliran oksigen. Padahal oksigen itu penting dan

merupakan salah satu faktor penentu dalam proses penyembuhan luka, biasanya terjadi

hambatankelancaran aliran oksigen. Padahal oksigen itu penting dan merupakan salah satu

faktor penentu dalam proses penyembuhan luka, sekaligus menangkal terjadinya infeksi.

Kemampuan menghambat terjadi infeksi dengan terapi oksigen bertekanan tinggi ini punya

ciri dan kelebihan tersendiri dibanding dengan pemakaian antibiotika.5

Beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum melakukan terapi oksigen yaitu diagnosis

yang tepat, pengobatan optimal dan indikasi terapi oksigen ini akan dapat memperbaiki

keadaan hipoksemia dan perbaikan klinik. Kriteria pemberian terapi oksigen tersebut dapat

dilakukan dengan beberapa cara dibawah ini.2

1. Pemberian oksigen secara berkesinambungan (terus menerus)

Diberikan apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat, didapat nilai:

· PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi kurang dari 88%

· PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor pulmonale, polisitemia (hematokrit

>56%)

2. Pemberian secara berselang

Diberikan apabila hasil analisis gas darah saat latihan didapat nilai:

· Pada saat latihan PaO2 55 mmHg atau saturasi 88%

Page 5: pr referat.docx

· Pada saat tidur PaO255 mmHg atau saturasi 88% disertai komplikasi seperti hipertensi

pulmoner.somnolen dan aritmia.

Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat terapi oksigen perlu dievaluasi gas

darah (AGD) serta terapi untuk menentukan perlu tidaknya terapi oksigen jangka panjang.

KONTRA INDIKASI TERAPI OKSIGEN

· Kasus-kasus yang tak diperkenankan menggunakan terapi ini antara lain adalah orang

dengan kelainan paru-paru karena bisa mengakibatkan pecahnya paru-paru dalam ruangan

bertekanan tinggi, orang dengan riwayat operasi paru, infeksi saluran nafas atas, cedera paru,

tumor ganas, orang yang mengidap penyakit-penyakit menular lain dan mengidap

gaustrophobia (rasa takut berada dalam ruangan tertutup). Karena itu, biasanya pasien

diminta menyediakan data pemeriksaan darah lengkap dan hasil foto rontgen paru minimal 6

bulan berselang sebelum memulai terapi oksigen hiperbarik ini. Jadi bila ingin mencoba

terapi oksigen mutakhir dengan cara menghirup oksigen murni dalam ruangan hiperbarik ini

tentu saja tak ada salahnya, tetapi jangan lupa untuk memenuhi persyaratan dan prosedurnya

serta satu hal yang paling penting yaitu harus terlebih dahulu dimulai dengan berkonsultasi

pada ahlinya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.1

Berapa lama biasa terapi ini dilakukan? Berbeda dengan kasus-kasus penyelamanyang

membutuhkan waktu hingga lima jam, dari survey didapat data kira-kira sekitar satu jam

untuk tujuan kebugaran dan kecantikan dan bisa lebih lama sedikit untuk penyakit-penyakit

yang lebih serius. Terapi oksigen hiperbarik ini dilakukan secara berkala mulai dari enam

sampai sepuluh kali berturut-turut selama satu jam tergantung pada tempat penyedia

fasilitasnya.1

· Kontra indikasi terapi hiperbarik terutama pada penderita pneumothorak yang belum

dirawat, kecuali bila sebelum pemberian oksigen hiperbarik dikerjakan tindakan bedah untuk

mengatasi pneumothorak tersebut, dan juga bagi yang sedang hamil. Karena tekanan partial

oksigen yang tinggi berhubungan dengan penutupan patent ductus arteriosusbersifat bahaya

bagi kehamilan dan janin yang dikandung. Namun demikian, ada juga penelitian yang

menunjukkan hasil, komplikasi seperti itu tidak terjadi.

Penggunaan terapi oksigen hiperbarik sangat luas. Meskipun demikian penggunaannya relatif

masih kecil dibanding jumlah penduduk Indonesiayang sedemikian besar.5

METODE

Oksigen diberikan dengan kanula nasal 2 (dua) liter permenit dapat meningkatkan fraksi

oksigen inspirasi dari 21% menjadi 27%, pendapat lain menyatakan bahwa oksigen dapat

diberikan 2-4 liter per-menit. Metode ini kurang efisien sebab hanya oksigen yang

Page 6: pr referat.docx

mengalirpada awal inspirasi saja yang sampai di alveoli dan ikut proses pertukaran gas.

Penggunaan kateter transtrakeal merupakan salah satu carauntuk mengatasi kurang efisiennya

metode pemberian oksigen dengan kanula nasal. Keuntungan kateter transtrakeal adalah

mengurangi volume ruang rugi anatomik, karena oksigen yang diberikan dosis kecil dan

langsung melalui trakea, mengurangi iritasi nasal, telinga dan fasial serta mencegah

bergesernya alat tersebut pada saat tidur. Komplikasi yang dapat terjadi dengan cara

pemberian seperti ini adalah emfisema subkutis, bronkospasme, batuk paroksismal, dislokasi

kateter, infeksi di lubang trakea tempat masuknya kateter transtrakeal dan mucous ball yang

bisa mengakibatkan keadaan menjadi fatal.2

Terapi oksigen dengan ruang hiperbarik dilakukan dalam ruangan yang terbuat dari baja

dengan tekanan udara dibuat berkisar antara2-3 atm. Dalam tekanan yang lebih tinggi ini

perjalanan oksigen ternyata akan menjadi lebih lancar termasuk bagi oarang yang mengalami

penyempitan pembuluh darah. Oksigen murni yang dihirupnya akan tetap lancar memasuki

pembuluh darah menuju sel karena tekanan tinggi akan oksigen larut dalam cairan tubuh

sehingga dapat sampai kesetiap jaringan tubuh dengan cepat. Dengan mekanisme ini maka

semua jaringan sel dalam tubuh akan mendapat oksigen secara maksimal sehingga

metabolisme tubuh pun akan berlangsung lebih baik.

Penggantian jaringan yang rusak termasuk penyembuhan luka pun akan berlangsung lebih

cepat. Beberapa penelitian malah menyebutkan keadaan ini juga dapat membunuh berbagai

macam bakteri penyebab penyakityang ada didalam tubuh. Dengan metabolisme maksimal

makaproses penuaan pun akan dapat dihanbat sehingga orang akan kelihatan tetap cantik dan

bugar. Sebuah survey konsumen di Amerika mencatat berbagai problem kesehatan yang

melatarbelakangi pemilihan terapi ini seperti diabetes, stroke, anemia berat, hingga cedera

atau luka seperti cedera olah raga, luka bakar dan sebagainya. Rata-rata ruangan hiperbarik

yang ada sekarang bisa menampung beberapa pasien sekaligus.1

· Awalnya, terapi oksigen hiperbarik (OHB) biasa digunakan sebagai terapi bagi penyelam

untuk menormalkan gas-gas dalam tubuhnya. Biasanya, penyelam dimasukkan

kedalam Hyperbaric Chamber atau Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lalu diberi

oksigen murni (100 persen) dengan cara dihirup melalui hidung dengan menggunakan

masker. Peserta bisa duduk atau berbaring didalamnya. Pada prinsipnya, dalam terapi

hiperbarik ini, penderita atau peserta menghisap oksigen dalam ruangan bertekanan tinggi,

hingga sekitar 2,4 atmosfer absolut. Tekanan yang diberikan, hampir tiga kali lipat tekanan

udara biasa. Sedangkan oksigen murni yang terhisap sekitar lima kali oksigen pada udara

biasa. Hiperbarik ini mempunyai manfaat yang cukup banyak. Menurut Dr Muhammad

Page 7: pr referat.docx

Akbar, Sp.S, ketua bagian saraf Unhas/RS Wahidin Sudirohusodo, terapi hiperbarik sangat

baik untuk menormalkan jaringan hipoksia (kekurangan oksigen) dan anoksia (tidak ada

oksigen), dan meningkatkan kemampuan lekosit membunuh kuman. Tak hanya itu, terapi

oksigen itu juga dapat meningkatkan neovaskularisasi (jaringan darah) dan proliferasi

(pertambahan sel baru yang menggantikan sel mati) serta mengobati penyakit dekompresi.

Belakangan, para ilmuwan menemukan bahwa terapi oksigen tersebut juga baik bagi

penderita diabetes mellitus (DM) maupun stroke. Bahkan, dikota-kota besar di luar negri

maupun di Jakarta dan di Surabaya, penggunaan terapi oksigen ini berkembang pesat. Terapi

oksigen hiperbarik mulai dikenal sebagai terapi yang dapat membuat tubuh sehat dan bugar,

bahkan menjadi salah satu jurus ampuh untuk tampil awet muda dengan cara paling aman.7

· Prinsip dasar terapi hiperbarik, penderita menghisap oksigen dalam ruangan bertekanan

tinggi, hingga sekitar 2,4 atmosfer absolut. Dengan tekanan yang diberikan, hampir tiga kali

lipat tekanan udara biasa, dan oksigen murni yang terhisap sekitar lima kali oksigen pada

udara biasa. Sehingga total oksigen mampu terkonsumsi dalam terapi hiperbarik oksigen ini,

15 kali lebih banyak,dibanding bernafas dalam keadaan biasa.

Pelaksanaan pengobatan dengan oksigen hiperbarik dapat dikerjakan di dalam kamar tunggal

(monoplace chamber) atau kamar ganda (multiplace chamber). Kamar udara bertekanan

tinggi ganda dapat digunakan oleh banyak orang, maximum 10 orang.di sini penderita dapat

didampingi oleh perawat atau dokter yang ikutmengalami tekanan bersama dengan penderita.

Dalam kamar udara bertekanan tinggi ganda ini penderita menghisap oksigen 100% melalui

masker.

Kamar udara bertekanan tinggi ganda ini cocok digunakan untuk penderita yang karena

keadaannya perlu seorang pendamping, atau bilamana akan dilakukan tindakan bedah atau

yang akan menjalani tindakan lainnya.5

Dengan terapi oksigen murni, tak perlu waktu yang begitu panjang, paling hanya satu jam.

Meski demikian, dengan mekanisme sel yang mudah dipercepat menjadi tua, dan yang tua

dengan cepat diganti yang muda, metabolisme sel tubuh menjadi sempurna kembali dalam

waktu yang relatif singkat.5

SISTEM PEMBERIAN OKSIGEN

Sistem pemberian oksigen yang dipakai untuk aliran terus-menerus ada 3 macam:2

1. Oksigen dimampatkan bertekanan tinggi

Oksigen disimpan dalam tabung metal bertekanan tinggi, aliran udara dapat diatur dengan

alat regulator. Macam-macam tabungnya adalah tabung H (244 cuff), tabung E (22 cuff),

tabung D (13 cuff). Keuntungannya adalah murah harganya, tersedia cukup banyak dan dapat

Page 8: pr referat.docx

disimpan lama. Kerugiannya adalah berat, kurang praktis dalam pengisian dan mudah

meledak.

2. Oksigen cair

Oksigen cair tidak bertekanan tinggi dan dapat disimpan dalam tempat tertentu, dilengkapi

dengan alat HCF4 untuk mengubah oksigen cair menjadi gas sehingga dapat dihirup. Tempat

pennyimpanan tersebut dinamakan dewar yang dapat menyimpan O2 cair pada suhu -273oF.

Umumnya dewar berisi 100 pound oksigen yang dapat habis dalam satu minggu bila dipakai

terus-menerus dengan aliran 2 liter permenit.

3. Oksigen konsentrat

Sistem oksigen konsentrat didapat dengan mengekstraksikan udara luar menggunakan

metode molekuler sieve. Oksigen diekstraksi sehingga dapat diberikan kepada pasien dan

nitrogen dibuang kembali ke udara luar.

RISIKO TERAPI OKSIGEN

Salah satu risiko terapi oksigen adalah keracunan oksigen. Hal ini dapat terjadi bila oksigen

diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus-menerus selama 1-2 hari. Kerusakan jaringan

paru terjadi akibat terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang sel PMN dan

H2O2 melepaskan enzim proteolotikdan enzim lisosom yang dapat merusak alveoli.

Sedangkan risiko yang lain seperti retensi gas karbondioksida dan atelektasis.2

Oksigen 100% menimbulkan efek toksik, tidak saja pada hewan, namun juga pada bakteri,

jamur, biakan sel hewam dan tanaman. Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia

selama 8 jam atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi, menimbulkan distres substernal,

kongesti hidung, nyeri tenggorokan dan batuk. Pemajanan selama 24-48 jam mengakibatkan

kerusakan jaringan paru.

Sejumlah bayi dengan sindroma gawat nafas yang diterapi dengan O2, selanjutnya mengalami

gangguan menahun yang ditandai dengan kista dan pemadatan jaringan paru (displasia

bronkopulmonal). Komplikasi lain pada bayi-bayi ini adalah retinopti prematuritas

(fibroplkasia retrolental), yaitu pembentukan jaringan vaskuler opak pada matayang dapat

mengakibatkan kelainan penglihatan berat. Pemberian O2 100% pada tekanan yang lebih

tinggi berakibat tidak hanya iritasi trakeobronkial, tetapi juga kedutan otot, bunyi berdering

dalam telinga, rasa pening, kejang dan koma. Pajanan terhadap O2 tekanan tinggi (oksigenasi

hiperbarik) dapat menghasilkan peningkatan jumlah O2 terlarut dalam darah.