2
 9 ACARA III PEWARISAN DIHIBRID LANDASAN TEORI Pewarisan dihibrid terjadi pada perkawinan dengan dua sifat beda. Dalam hal ini berlaku hukum Mendel II (hukum pemilihan bebas), yang menyebutkan bahwa segregasi gen pada suatu lokus tidak bergantung kepada segregasi gen pada lokus yang lain sehingga gen-gen akan  bertemu dengan bebas pada gamet-gamet yang terbentuk. Sebagai contoh, individu dihibrid dengan genotipe AaBb dapat membentuk gamet AB,  Ab, aB, dan ab dengan peluang sama besar. Seperti halnya pada pewarisan monohibrid, generasi F 1  hasil perkawinan dihibrid berupa individu-individu yang fenotipenya sama, tetapi pada generasi F 2  akan terlihat adanya nisbah fenotipe 9 : 3 : 3 : 1. Adakalanya nisbah fenotipe mendelian untuk pewarisan dihibrid ini mengalami penyimpangan semu akibat adanya berbagai macam peristiwa epistasis. Selain itu, seperti halnya pada pewarisan monohybrid, nisbah tersebut sebenarnya hanya merupakan nisbah teoretis yang tidak selalu terpenuhi pada hasil perkawinan yang sesungguhnya. Oleh karena itu,  perlu dilakukan uji X 2  terhadap besarnya penyimpangan nisbah mendelian yang terjadi. TUJUAN 1. Melakukan latihan persilangan dihibrid pada lalat  Drosophila 2. Mengamati nisbah segregasi fenotipe dalam pewarisan dihibrid 3. Melakukan latihan penggunaan uji X 2  BAHAN DAN ALAT 1. Kultur lalat Drosophila betina virgin mutan, misalnya eboni 2. Kultur lalat Drosophila jantan mutan, misalnya dumpy 3. Cawan petri 4. Botol eterisasi 5. Botol kultur untuk persilangan 6. Eter 7. Kuas kecil

PRAKTIK GENETIKA 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

genetika

Citation preview

  • 9

    ACARA III

    PEWARISAN DIHIBRID

    LANDASAN TEORI

    Pewarisan dihibrid terjadi pada perkawinan dengan dua sifat beda. Dalam hal ini berlaku

    hukum Mendel II (hukum pemilihan bebas), yang menyebutkan bahwa segregasi gen pada suatu

    lokus tidak bergantung kepada segregasi gen pada lokus yang lain sehingga gen-gen akan

    bertemu dengan bebas pada gamet-gamet yang terbentuk. Sebagai contoh, individu dihibrid

    dengan genotipe AaBb dapat membentuk gamet AB, Ab, aB, dan ab dengan peluang sama besar.

    Seperti halnya pada pewarisan monohibrid, generasi F1 hasil perkawinan dihibrid berupa

    individu-individu yang fenotipenya sama, tetapi pada generasi F2 akan terlihat adanya nisbah

    fenotipe 9 : 3 : 3 : 1. Adakalanya nisbah fenotipe mendelian untuk pewarisan dihibrid ini

    mengalami penyimpangan semu akibat adanya berbagai macam peristiwa epistasis. Selain itu,

    seperti halnya pada pewarisan monohybrid, nisbah tersebut sebenarnya hanya merupakan nisbah

    teoretis yang tidak selalu terpenuhi pada hasil perkawinan yang sesungguhnya. Oleh karena itu,

    perlu dilakukan uji X2 terhadap besarnya penyimpangan nisbah mendelian yang terjadi.

    TUJUAN

    1. Melakukan latihan persilangan dihibrid pada lalat Drosophila

    2. Mengamati nisbah segregasi fenotipe dalam pewarisan dihibrid

    3. Melakukan latihan penggunaan uji X2

    BAHAN DAN ALAT

    1. Kultur lalat Drosophila betina virgin mutan, misalnya eboni

    2. Kultur lalat Drosophila jantan mutan, misalnya dumpy

    3. Cawan petri

    4. Botol eterisasi

    5. Botol kultur untuk persilangan

    6. Eter

    7. Kuas kecil

  • 10

    8. Mikroskop binokuler

    CARA KERJA

    1. Silangkan lima betina virgin eboni dengan lima jantan dumpy dalam satu botol persilangan.

    2. Pindahkan atau matikan semua individu tetua (parental) setelah delapan hari persilangan.

    3. Amati fenotipe generasi F1 mengenai warna tubuh dan bentuk sayapnya.

    4. Lakukan persilangan antara sesama F1 tersebut dalam medium baru.

    5. Pindahkan atau matikan semua individu F1 setelah delapan hari persilangan.

    6. Hitunglah tiap macam individu F2 yang diperoleh (jumlah seluruh individu F2 sekurang-

    kurangnya 300 ekor).

    7. Ujilah hasil perhitungan lalat F2 dengan uji X2.

    HASIL

    Cantumkan hasil pengamatan pada tabel uji X2

    Kelas Fenotipe O (Hasil) E (Harapan) [(O-E)]2

    Tipe liar

    Eboni

    Dumpy

    Eboni, dumpy

    Total Xh2

    E