28
praktikum DBSO 2 formulasi suspensi trisulfa Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis 1. Dec 16 formulasi sediaan suspensi LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN BENTUK SEDIAAN OBAT 1 PEMBUATAN SUSPENSI TRISULFAPIRIMIDIN

Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kok

Citation preview

Page 1: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

praktikum DBSO 2 formulasi suspensi trisulfa

Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis

1.

Dec

16

formulasi sediaan suspensi

LAPORAN PRAKTIKUM

DESAIN BENTUK SEDIAAN OBAT 1

PEMBUATAN SUSPENSI TRISULFAPIRIMIDIN

Page 2: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

OLEH :

No. Nama NIM1 Fitria Nurjanah 106131122 Dara Sevada 106131153 Amitia Nice Tiensi 106131164 Asih Lestari 106131175 Shinta Destiawan 106131196 Andika Wiratama 10613121

KELOMPOK B5

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2012

I.                   SPESIFIKASI PRODUK1.      Nama Produk : Driesulfa2.      Bahan Aktif : Sulfadiazine ; sulfametazine ; sulfadimidine3.      Bentuk Sediaan : Suspensi4.      Kemasan : Botol 120 ml

Page 3: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

5.      Kekuatan Sediaan : tiap 10 ml mengandung 0,5 g Trisulfa6.      Target Pasien : Dewasa

II.                KAJIAN FORMULA1.      Monografi Bahan

a.       Sulfadiazin

Rumus Molekul C10H10N4O2S

Rumus Struktur

Sinonim N1-2-Pirimidinilsufanilamida

Fungsi Zat aktif

Kajian Farmakologis

Merupakan antibiotik sulfonamida. Sulfonamida merupakan antibiotik bakteriostatik sintetis dengan spektrum luas melawan sebagian besar bakteri gram positif dan banyak organisme gram negatif. Sulfonamida menghambat multiplikasi bakteri dengan berlaku sebagai inhibitor kompetitif dari asam ρ-aminobenzoat dalam siklus metabolisme asam folat.

Dosis Sehari 500 mg/kg BB

Pemerian Bahan

Serbuk, putih sampai agak kuning; tidak berbau atau hampir tidak berbau; stabil di udara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya perlahan-lahan menjadi hitam

Data KelarutanPraktis tidak larut dalam air; sangat sedikit larut dalam air; sedikit larut dalam aseton

Log P 0,2

pH Basa lemah ; pKa : 6,52 maka pH :

Stabilitas Terhadap pH

Stabilitas tehadap suhu Stabil pada suhu 15-30°C

Stabilitas terhadap cahaya

Tidak stabil terhadap cahaya

Stabilitas terhadap air Tidak stabil dalam air

Kerapatan; BJ

Titik Lebur 252-256°C

InkompatibilitasFruktosa, garam besi dan garam dengan logam berat

Page 4: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

PenyimpananDalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya

Sumber : 2,3,4,7

b.      Sulfamerazin

Rumus Molekul C11H12N4O2S

Rumus Struktur

SinonimN1-(4-methylpirimidin-2-yl)sulphanilamide

Fungsi Zat aktif

Kajian farmakologi

Merupakan obat sulfonilamid yang menghambat sintesis bakteri asam dihidrofolik dengan mengkompetisikan dengan asam para-aminobenzoat (PABA) untuk mengikat dihidrofolat sintetase. Penghambatan dari sintesis asam dihidrofolat akan menurunkan sintesis nukleotida dan DNA bakteri.

Pemerian Bahan Serbuk kristal putih, putih kekuningan

Data KelarutanSangat sedikit larut dalam air dan diklorometan; sedikit larut dalam alkohol; terkadang larut dalam aseton.

Log P 0,44

pH Basa lemah ; pKa : 7,1 maka pH :

Stabilitas Terhadap pHStabilitas tehadap suhu

Stabil pada suhu 0-6°C

Stabilitas terhadap cahaya

Tidak stabil terhadap cahaya

Stabilitas terhadap air Tidak stabil dalam air

Kerapatan; BJ

Titik Lebur Antara 234 – 239°C

InkompatibilitasKlorpropamid, metotreksat, kalsium, alumunium, magnesium

PenyimpananDalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya

Page 5: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

Sumber : 2,3,4,7

c.       Sulfadimidin

Rumus Molekul C12H14N4O2S

Rumus Struktur

SinonimN1-(4,6-Dimethylpyrimidin-2)sulphanilamide

Fungsi Zat aktif

Kajian Farmakologis

Mengganggu sintesis asam nukleat dalam organisme dengan menghalangi konversi asam para-aminobenzoat menjadi menjadi koenzim asam dihidrofolat.

Dosis

Pemerian Bahan

Serbuk, putih sampai putih kekuningan; dapat menjadi gelap pada pemaparan terhadap cahaya; rasa agak pahit; praktis tidak berbau

Data KelarutanSangat sukar larut dalam air dan dalam eter; larut dalam aseton; sukar larut dalam etanol

Log P 0,89

pH

Stabilitas Terhadap pHStabilitas tehadap suhu

Stabil pada suhu 15-30°C

Stabilitas terhadap cahaya

Tidak stabil terhadap cahaya

Stabilitas terhadap air Tidak stabil dalam air

Kerapatan; BJ

Titik Lebur Antara 197 - 200°C

Inkompatibilitas Asam sitrat

PenyimpananDalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya

Sumber : 2,3,4,7

d.      Gliserin

Page 6: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

Rumus Molekul C3H8O3

Rumus Struktur

Sinonim Gliserol, trihydroxypropane glycol

Fungsi Pemanis dan pengawet

Pemerian Bahan

Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak); higroskopik; netral terhadap lakmus

Data Kelarutan

Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap

Log P

pH

Stabilitas terhadap pH Stabil pada pH 5 – 7

Stabilitas terhadap suhu

Stabilitas terhadap cahaya Tidak stabil terhadap cahaya

Stabilitas terhadap air

Kerapatan/BJ 1,261 g/cm3

Titik leleh/lebur 17,8°C

InkompatibilitasKromium trioksida, kalium klorat, kalium permanganat

ADI/safety 17 mg/kgBB/hari

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat

Alasan Pemilihan Bahan

Bahan tambahan multifungsional (dalam hal ini dimaksudkan sebagai sweetening agent dan preservatif selain itu sebagai pemanis) diharapkan proses manufaktur menjadi lebih efektif selain itu mengurangi kemungkinan inkompatibiitas dengan bahan lain

Sumber : 4,5

e.       Na-CMC

Page 7: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

Rumus Molekul CH2CO2H

Rumus Struktur

Sinonim Akucell; carmellosum natricum

Fungsi Suspending agent

Pemerian BahanSerbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik

Data Kelarutan

Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, dalam eter, dan dalam pelarut organik lain

Log P

pH 6,5 – 8,5

Stabilitas terhadap pH Stabil pada pH 5-11

Stabilitas terhadap suhu

Stabilitas terhadap cahaya

Tidak stabil terhadap cahaya

Stabilitas terhadap air

Kerapatan/BJ 0,52 g/cm3

Titik leleh/lebur 227 - 252°C

InkompatibilitasDengan alumunium, merkuri, zink, xanthan gum

ADI/safety 25 mg/kg BB

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat

Alasan Pemilihan Bahan

Membantu kelarutan antibiotika golongan sulfa dalam air sebagai solvent utamanya, dapat juga meningkatkan viskositas sediaan sehingga stabilitasnya juga meningkat

Sumber : 4,5

2.      Formula Acuan

Page 8: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

Daftar BahanSkala (mg/mL) Item Nama Material Jumlah/L (g)400,00 1 Sulfadiazine 400,0080,00 2 Trimethoprim 80,0050,00 3 Natrium hidroksida 50,0020,00 4 Kollidon CL-M 20,00q.s. 5 Aquadest q.s. to 1 L

Sumber : 1

3.      Formula Modifikasi

Bahan Fungsi % teoritisJumlah per 10 mL

(per takaran minum)

% terpakai

Sulfadiazin Zat aktif - 2 g/10 ml -Sulfamerazi

nZat aktif - 2 g/10 ml -

Sulfadimidin Zat aktif - 2 g/10ml -

GliserinPemanis,

preservatif≤ 20 2,397 mg/10 ml 19

Na-CMCSuspending

agent0,25 – 1,0 0,052 mg/10 ml 1,0

Aquadest Pelarut - 8,46 ml -

Sumber : 7

4.      Formula Optimasi

BahanFormula 1 Formula 2

Per 120 mL penimbangan Per 120 mL PenimbanganSulfadiazin 2 g 2 g 2 g 2 gSulfamerazin 2 g 2 g 2 g 2 gSulfadimidin 2 g 2 g 2 g 2 gGliserin 28,77 mg 28,77 mg 28,77 mgNa-CMC 0,312 mg 0,312 mg 0,624 mg 0,624 mgAquadest 84,92 mg 84,92 mg 84,60 ml 84,60 ml

1.      Perhitungan Target pH dan Dapar

= 2,3 C x

0,02 =2,3 C x

= C

Page 9: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

8,695 = C (0,105)

C = 82,809

pH = pKa + log

6,3 = 4,76 +

1,54 [A] = [G]

C = {1,54[A] + [A]}

82,809 = 1,54 [A] + [A]

[A] =

[A] = 32,60

[G] = 50,21

Massa =

2.      Perhitungan Kesetaraan PemanisPemanis yang digunakan adalah GliserinGliserin 0,6 x lebih manis dari sukrosa

3.      Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake)a.       Gliserin

ADI untuk Gliserin = 17 mg/kg BB/hariDosis konversi untuk standar manusia = 17 mg/kgBB/hari x 70 = 1190 mg/70kg BB/hariDalam 120 ml = 28,77 mgDalam 10 ml = 2,397 mgDalam sehari = 2,397 mg x 3 = 7,1925 mg < 1190 mg

b.      Na-CMCADI untuk Na-CMC = 25 mg/kg BB/hariDosis konversi untuk standar manusia = 25 mg/kgBB/hari x 70 = 1750 mg/70kg BB/hariDalam 120 ml = 0,624 mgDalam sehari = 0,052 mg x 3 = 0,156 mg < 1750 mg

III.             ALAT1.      Alat yang digunakan

a.       Batang pengadukb.      Cawan porselenc.       Gelas beakerd.      Gelas ukur

Page 10: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

e.       Homogenizerf.       Mixerg.      Penangas airh.      Pipet tetesi.        Sendok tandukj.        Tabung reaksik.      Timbangan

2.      Bahan yang digunakana.       Aquadestb.      Gliserinc.       Na-CMCd.      Sulfadiazine.       Sulfadimindinf.       Sulfamerazin

3.      CARA KERJA

Na-CMC dikembangkan dalam air panas

Didinginkan

Masukkan ketiga trisulfa

Sambil diaduk ditambahkan gliserin dalam campuran

Dihomogenkan dengan mixer

Ditempatkan dalam wadah4.      EVALUASI SEDIAAN

a.       Uji sedimentasi

Masukkan sediaan yang sudah jadi dalam beker glas

Biarkan dan amati pemisahannya dalam waktu yang telah ditentukan

Kemudian amati sediaan memisah atau tidak, jika tampak memisah maka bagian yang bening diukur

b.      Uji viskositas

Dimasukkan sediaan dalam gelas beker

Dicelupkan spindle yang telah terpasang ke dalam cairan sampai ujung bagian bawah tenggelam dan penyangga mencapai dasar

beker

Page 11: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

Ditekan tombol on pada bagian belakang, diatur nomor spindle yang akan digunakan yang disesuaikan dengan kekentalan cairan

serta kecepatannya

Ditekan tombol on pada bagian depan dan dibaca angka yang muncul

c.       Uji ukuran partikel dengan mikroskop

Diteteskan suspensi pada gelas objek

Dikalibrasi skala objektif dan skala okuler pada mikroskop

 

Dilakukan grouping scale ukuran partikel

Diukur diameter partikel dan dicatat pada grup yang sesuai

d.      Uji pengukuran pH

Diletakkan sediaan di dalam gelas beker

Dimasukkan alat pengukur pH ke dalam gelas beker

Tunggu sampai di layar alat berhenti menunjukkan besarnya pH

Dicatat pH yang terlihat pada layar alat

e.       Uji sifat alir sediaan

Diletakkan sediaan pada tabung reaksi

Disejajarkan pada segitiga pengukur dengan kemiringan 45°

 

Disiapkan stopwatch

Dihitung waktu alir ketika cairan keluar dari tabung5.      PENANDAAN

a.       Nama Produk : Driesulfab.      Volume : 120 mlc.       Komposisi Obat : sulfamerazin, sulfametazin,

sulfadimidin, CMC, Gliserin, Aquadest

Page 12: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

d.      Aturan Pakai : 2x sehari

Anak-anak < 2 tahun 2-5 ml

Anak-anak 2-6 tahun 5 ml

6-12 tahun & dewasa 5-10 ml

e.       Farmakologi : obat golongan sulfa menghambat sintesis

protein yang digunakan untuk mengkode DNA

mikrobiaf.       Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh bakteri,

pencegahan pada demam rematikg.      Efek Samping : mual dan muntah, anoreksia, diareh.      Peringatan dan Perhatian : hindari pemakaian secara terus-

menerus, monitoring penggunaan pada pasien asma, geriatri (terutama yang memiliki gangguan ginjal dan hati)

i.        Cara penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, di tempat kering

dan terlindung dari paparan sinar matahari

langsung, pada suhu kamar 25-30°Cj.        No. registrasi : DSS 1061311256721 B5k.      No. batch : DS 10613l.        Tanggal kadaluwarsa : Desember 2015m.    Nama pabrik : PT BiangFarman.      Alamat pabrik : Jalan Kaliurang KM 14,5 Sleman

Yogyakarta6.      KEMASAN

Terlampir 7.      HASIL PERCOBAAN

Minggu I (11 Oktober 2012)a.       Uji pH

Formula 1 = 6,7Formula 2 = 6,6

b.      Uji viskositasFormula 11)      Spindle 61 (100rpm)

11,9 cp19,9%

2)      Spindle 61 (100rpm)12,6 cp21,2%

Page 13: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

3)      Spindle 61 (100rpm)12,1 cp20,2%

Formula 2

1)      Spindle 61 (100 rpm)25,7 cp42,8%

2)      Spindle 61 (100 rpm)24,3 cp40,5%

3)      Spindle 61 (100 rpm)24,6 p41%

Minggu II (18 Oktober 2012)

a.       Uji pHFormula 11)      6,2672)      6,33)      6,265

Formula 2

1)      6,2522)      6,2753)      6,276

b.      Uji redispersiFormula 11)      24 detik 19 hitungan2)      39 detik 99 hitungan3)      23 detik 86 hitungan

Formula 2

1)      32 detik 16 hitungan2)      40 detik 21 hitungan3)      40 detik 28 hitungan

c.       Uji sifat alirFormula 11)      4,27 detik2)      2,62 detik

Page 14: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

3)      1,26 detik

Formula 2

1)      2,99 detik2)      2,30 detik3)      1,60 detik

d.      Uji viskositasFormula 1

1)      Spindle 61 (100rpm)6,3 cp10,5%

2)      Spindle 61 (100rpm)9,48 cp15,8%

3)      Spindle 61 (100rpm)8,16 cp13,6%

Formula 21)      Spindle 61 (100rpm)

18,2 cp30,3%

2)      Spindle 61 (100rpm)17,2 cp28,7%

3)      Spindle 61 (100rpm)16,7 cp27,9%

4)      Uji ukuran partikelFormula 1 (perbesaran 10x)

No Range Jumlah1 10 – 30 µm -2 31 – 60 µm 43 61 – 90 µm 34 91 – 120 µm 5

Formula 1 (perbesaran 40x)

No Range Jumlah1 10 – 30 µm 102 31 – 60 µm 23 61 – 90 µm -4 91 – 120 µm -

Formula 2 (perbesaran 10x)

No Range Jumlah

Page 15: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

1 10 – 30 µm 12 31 – 60 µm 23 61 – 90 µm 14 91 – 120 µm 3

Formula 2 (perbesaran 40x)

No Range Jumlah1 10 – 30 µm 82 31 – 60 µm 23 61 – 90 µm -4 91 – 120 µm -

Minggu III ( 1 November 2012) : tidak dilakukan

Minggu ke IV (1 November 2012)

1.Uji PH

Formula I : 5,21 ; 5,21 ; 5,32

Formula II : 5,42 ; 5,43 ; 5,43

2.Uji Redispersi

Formula I : 11 detik 60 hitungan ; 10 detik 74 hitungan

Formula II : 8 detik 51hitungan ; 8 detik 83 hitungan

3.Uji sifat alir

Formula I : 01 detik 54 hitungan ; 01 detik 31 hitungan

Formula II : 01 detik 58 hitungan ; 01 detik 65 hitungan

4.Uji Viskositas

Formula I :

Page 16: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

a.11,6 % ; 6,90 Cp ; 100 rpm

b.15,4 % ; 9,18 Cp ; 100 rpm

c.13,1 % ; 7,86 Cp ; 100 rpm

Formula II :

a.15,5 % ; 9,30 Cp ; 100 rpm

b.17,5 % ; 10,5 Cp ; 100 rpm

c.17,7 % ; 10,6 Cp ; 100 rpm

5.Uji Sedimentasi

Formulasi I :

Formulasi II :

6.Uji Ukuran partikel

Formula I (perbesaran 10x)

No Range Jumlah1. 10-30 µm 22. 31-60 µm 133. 61-90 µm 84. 91-120 µm 11

Formula I (perbesaran 40x)

No Range Jumlah1. 10-30 µm 42. 31-60 µm 43. 61-90 µm 44. 91-120 µm 1

Formula II (perbesaran 10x)

No Range Jumlah

Page 17: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

1. 10-30 µm 132. 31-60 µm 43. 61-90 µm -4. 91-120 µm -

Formula II (perbesaran 40x)

No. Range Jumlah1. 10-30 92. 31-60 123. 61-90 24. 91-120 1

8.      PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATAPada praktikum ini kami membuat sediaan suspensi dengan

menggunakan zat aktif trisulfa yaitu sulfadiazine, sulfamerazine dan sulfadimidine. Tujuan dari praktikum adalah dapat membuat kajian literatur sediaan suspensi, dapat melakukan percobaan pembuatan suspensi dan evaluasinya,serta mengetahui cara perhitungan dosis dalam sediaan suspensi. Tujuan dari kombinasi campuran sulfonamida adalah untuk menurunkan terbentuknya kristal asetalsulfa di ginjal. Keuntungan lain kombinasi ini adalah dapat digunakan terhadap bakteri yang sudah kebal terhadap sediaan tunggal sulfonamid. Efek samping dari kombinasi sulfonamid yaitu gangguan kulit, muntah, diare, dan gangguan darah.

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tak larut yang terdispersi dalam cairan pembawa. Suspending agent yang digunakan adalah Na CMC (Natrium Carboxyl Metil Cellulosa). Fungsi dari suspending agent yaitu untuk mencegah agregasi. Dibuat 2 optimasi formula yaitu CMC 0,5 % dan CMC 1 %. Khasiat dari zat aktif yang dugunakan untuk anti mikrobial terutama bakteri gram

Page 18: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

positif, contohnya bakteri Staphylococus aureus, Clostridium tetani. Gliserin disini sebagai pemanis dan preservativ.

Pada evaluasi yaitu dengan uji flokulasi/sedimentasi, uji viskositas, uji ukuran partikel, uji daya alir serbuk, uji redispersibilitas dan uji pH. Uji flokulasi atau sedimentasi dilakukan untuk mendapatkan nilai derajat flokulasi. Bila nilai F=1 atau mendekati 1, maka sediaan termasuk baik karea tidak adanya supernatant jernih pada pendiaman. Bila nilai F>1 maka terjadi flok yang sangat longgar dan halus sehingga volume akhir lebih besar dari volume awal. Pada sediaan ini, sedimentasi yang didapat cukup baik karena nilai F yang didapat mendekati 1.

Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui apakah larutan suspensi mudah dituang atau tidak. Semakin tinggi kekentalan maka suspensi akan dikatakan jelek karena sulit dituang. Penambahan viskositas dapat dilakukan dengan menambahkan suspending agent pada sediaan. Pada sediaan ini, viskositas yang didapat kurang bagus karena selama masa evaluasi, viskositas sediaan ini menurun dikarenakan suspending agent yang digunakan terlalu sedikit.

Uji daya alir dilakukan untuk mengetahui kecepatan serbuk saat terdispersi kembali. Daya alir serbuk yang baik adalah 7 detik untuk 100 gram serbuk. Pada sediaan kurang bagus untuk daya alir serbuknya karena lebih dari standar yaitu 7 detik per 100 gram dikarenakan terlalu banyak endapan sehingga untuk kembali terdispersi lama.

Uji redispersibilitas yaitu untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan agar larutan tercampur semua. Maksimal waktu redispersi adalah 30 detik.Dari hasil uji redispersibilitas pada formula 1 jauh lebih baik dibandingkan formula 2,dikarenakan formula 2 waktu yang dibutuhkan agar larutan tercampur lebih dari 30 detik.

Uji yang terakhir uji pH, pH suspensi yang baik adalah kurang dari 5 dan tidak lebih dari 6,5. Dari hasil uji pH pada formula 1 dan formula 2 tidak lebih dari 6,5, sehingga sediaan suspensi jika dilihat dari uji pH termasuk sediaan suspensi yang baik.

Diameter partikel suspensi lebih dari 1mikrometer umumnya 10-50 mikrometer. Pada sediaan ini partikel-partikel cukup terdispersi merata karena dalam range setiap 30 µm terdapat beberapa partikel yang seragam.

Sifat-sifat suspensi cair yaitu harus dapat dengan tepat mengendap secara lambat dan harus rata bila kocok, ukuran partikel dari suspensi tetap konstan untuk waktu yang lama, harus dapat dituang dari wadah dengan cepat dan homogen. Sedangkan sifat-sifat dari dry suspensi adalah campuran serbuk harus homogen, mudah dan cepat terdispersi dalam pembawa, redispersi dan penuangannya mudah.

Kerugian dari sediaan suspensi ini adalah tidak praktis dibandingkan bentuk sediaan lain misalnya tablet dan rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator. Sedangkan keuntungannya bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya obat.

Page 19: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

9.      KESIMPULANSuspensi yang dibuat dari formulasi modifikasi mempunyai kestabilan yang baik pada poin pH kecuali pada viskositas mengalami penurunan. Kemampuan redispersi dari sediaan ini cukup cepat sehingga dikatakan cukup baik.

10.  PUSTAKA1)      Niazi, S.K. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing

Formulations : Liquid Products. CRC Press. United States of America

2)      Sweetman, S.C. 2009. The Complete Drug Reference. CRC Press. United States of America

3)      Anonim. 2008. United States of Pharmacopeia. The United States Pharmacopeial Convention

4)      Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Empat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

5)      Rowe, R dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition. Pharmaceutical Press and The Pharmacists Association. USA

6)      Anonim. 2008. ISO : Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 43. PT ISFI Penerbitan. Jakarta

7)      Soekardjo, B. Dan Sondakh, R. 2000. Kimia Medisinal Jilid II. Universitas Airlangga Press. Surabaya

Page 20: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

LampiranEtiket

 

Kemasan

Page 21: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa
Page 22: Praktikum DBSO 2 Formulasi Suspensi Trisulfa

Diposkan 16th December 2012 oleh Pharmacy UII

0

Tambahkan komentar

Memuat Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.