8

Click here to load reader

PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA

PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA

I. LIFE TABLE

Tujuan:

1. Mempelajari parameter life table serta teknik penyusunan life table.

2. Mempelajari perbedaan Ro (net reproductive rate) dari holometabola

dengan hemi metabola

Metode Praktikum

Serangga Uji

Studi Tabel Kehidupan

a. Serangga Holometabola

Larva H. armygera dipelihara hingga mencapai imago dan menghasilkan

telur. Setelah bertelur, sebanyak 100 butir telur H. armigera diambil dan

disimpan dalam cawan petri sampai menetas. Larva-larva yang telah

menetas kemudian secara bersamaan dipindahkan ke dalam wadah plastic

dan diberi pakan jagung muda sampai larva mencapai instar II. Larva-larva

instar II kemudian dipelihara secara individu dengan pakan buatan. Setiap

hari pakan diganti dengan yang baru dan wadah dibersihkan sampai larva

mencapai perkembangan terakhir. Larva yang telah memasuki masa pupa,

dalam wadah pemeliharaan dimasukkan serbuk gergaji steril agar dapat

berpupa dengan baik. Pupa-pupa yang telah terbentuk kemudian disatukan

dan diikubasikan sampai imago keluar dan menghasilkan telur.

b. Serangga Hemimetabola

Imago R. linearis yang tersedia dipelihara hingga menghasilkan telur.

Sebanyak 100 telur diambil kemudian dipindahkan dan dipelihara dalam

wadah plastic. Nimfa yang menetas dipisahkan dan dipelihara dengan pakan

kacang panjang. Setiap hari pakan diganti hingga nimfa mencapai imago dan

menghasilkan telur.

Page 2: PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA

II. PREDASI ( PEMANGSA )

Tujuan

Mempelajari tanggap fungsional dari predator Coccinella sp.

Metode Praktikum

a. Serangga uji

Serangga yang digunakan dalam praktikum ini adalah larva predator

Coccinella sp. Dengan mangsa kutu daun a. gossypii.

b. Perlakuan dan Pengamatan

Perlakuan yang digunakan dalam uji pemangsa adalah (i) predator dalam

kondisi lapar (dipuasakan) dan kenyang, dan (ii) peerbedaan jumlah mangsa

(2,4,8 dan 16). Adapun tahapan yang perlu dilakukan:

1. Setiap individu predator dimasukkan ke dalam wadah plastic dan diberi

mangsa dengan kepadatan 2,4,8, dan 16

2. Catat waktu yang digunakan oleh predator untuk memakan tiap-tiap

mangsa yang dipaparkan

3. Amati sampai semua mangsa habis atau maksimal 3 jam pengamatan

4. Hitung berapa mangsa yang dimakan per satuan waktu (bedakan untuk

predator lapar dan kenyang, mangsa pertama kedua dan seterusnya,

serta instar mangsa yang berbeda)

c. Analisis data. Kurva tanggap fungsional

III. DISPERSI (Perilaku Peletakan Telur)

Tipe Dispersi:

1. Kelompok (Clump/Agregasi)

Disperse tipe ini terjadi ketika indivisu tertarik terhadap suatu bagian

tertentu dari lingkungannya. Sehingga mereka akan berperilaku

bergerombol (beragregasi). Jika keberadaan suatu individu akan

meningkatkan peluang ditemukannya individu-individu lain karena

mereka berkelompok.

Page 3: PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA

2. Random (Equal Probability)

Disperse pada tipe ini terjadi ketika terdapat peluang yang sama dari

suatu individu untuk menempati suatu habitat. Jadi pada intinya

keberadaan suatu individu tidak dipengaruhi oleh individu lain.

3. Reguler (Overdisperse)

Disperse pada tipe ini terjadi ketika individu cenderung untuk

menghindari keberadaan individu lainnya. Keberadaan suatu individu

mempengaruhi individu lain atau menurangi peluang individu lain.

Tujuan

1. Mempelajari perilaku peletakan telur pada inang (tiga jenis kacang)

yang berbeda

2. Mempelajari pola persebaran peletakan telur dari C. chinensis.

Metode Praktikum

a. Serangga Uji

Serangga yang digunakan dalam praktikum ini adalah C. chinensis.

Untuk melihat pola sebaran pada berbagai jenis inang, digunakan tiga

jenis kacang-kacangan, yaitu kacang hijau, kacang merah dan kacang

kedelai.

b. Perlakuan dan Pengamatan

1. Letakkan tiga jenis kacang (masing-masing 50 biji) pada wadah

yang telah diberi sekat.

2. Masukkan 10 pasang c. chinensis (bedakan jantan dan betina) ke

dalam wadah tersebut dan biarkan selama 2 hari. Apabila belum

ada tanda-tanda bertelur, lanjutkan sampai 3 hari dan seterusnya

sampai bertelur.

3. Keluarkan seluruh serangga dan pelajari pola penyebaran telur

pada kacang yang berbeda.

4. Hitung jumlah kacang yang diletakkan telur

5. Hitung jumlkah telur per kacang

6. Pelajari sebaran (random, kelompok atau regular)

c. Analisis Data

Page 4: PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA

IV. KEANEKARAGAMAN SERANGGA

Tujuan :

1. Mempelajari metode yang digunakan untuk koleksi serangga

2. Mempelajari teknik analisis keanekaragaman serangga

3. Mempelajari keanekaragaman serangga pada habitat yang berbeda

Metode

a. Lokasi Praktikum

Desa situ gede. Setiap habitat ditentukan 3 transek dengan panjang

setiap transek 50 meter dan jarak antar transek minimal 100 meter

b. Metode Pengambilan Contoh

1. Pitfall trap yaitu gelas plastic dipasang dengan jarak 10 meter pada

setiap transek (5 pitfall trap). Gelas ditanam pada tanah hingga

mulut gelas rata pada permukaan tanah.

2. Gelas kemudian diisi oleh air sabun untuk perangkap serangga

yang terjatuh

3. Pitfall dipasang selama 3 hari untuk kemudian dikoleksi serangga

yang terperangkap.

c. Sortasi dan Identifikasi Spesimen

Seluruh specimen dibawa ke laboratorium untuk dsimpan dalam

alcohol 70%. Identifikasi dilakukan hingga tingkat morfospesies

family.

d. Analisis Data

1. Kurva akumulasi spesies

2. Analisis alfa diversity

3. Analisis beta diversity

Page 5: PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA

V. FOUNDERS NUMBER DAN TEORI SEX RATIO

Tujuan

1. Mempelajari biologi reproduksi dan perilaku peletakan telur pada

parasitoid

2. Menguji teori nisbah kelamin pada parasitoid

3. Mempelajari kaitan antara jenis kelamin dan ukuran inang

Metode

a. Serangga Uji

Serangga parasitoid telur Tricogramma sp. (Hym: Tricogrammatidae).

Sedangkan inang yang digunakan adalah telur Corcyra cephalonica

(Lep: Pyralidae)

b. Perlakuan dan Pengamatan

1. Inang berupa telur c. chepalonica disiapkan dalam bentuk pias

dengan kepadatan 20 dan 100 butir telur

2. Di setiap pias dilakukan pemaparan parasitoid betina yang telah

kawin dengan kepadatan yang berbeda, yaitu 2, 10 dan 15 betina

selama 24 jam. Pemaparan dilakukan dalam tabung gelas yang

sudah disediakan pada suhu kamar.

3. Amati perilaku parasitoid selama 15 menit dari saat awal

pemaparan

4. Setelah pemaparan selesai, peliharalah telur-telur yang telah

terparasit, hitung jumlah telur terparasit, jumlah imago yang

muncul, jumlah jantan dan jumlah betina.

c. Analisis Data

1. Apakah jumlah betina yang mengawali suatu populasi akan

mempengaruhi kelamin keturunannya

2. Apakah ukuran inang akan mempengaruhi keputusan parasitoid

dalam meletakkan telur dan mengalokasikan jenis kelamin

keturunannya.

Page 6: PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA

VI. KOMPETISI

Tujuan

1. Mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi kompetisi intra

spesies

2. Mempelajari pengaruh kepadatan terhadap perkembangan populasi

Metode

a. Serangga Uji

Serangga uji yang akan digunakan adalah Tribollium castaneum.

Dalam pelaksanaannya praktikum, informasi yang perlu diketahui

diantaranya adalah (i) siklus hidup t. castaneum (ii) rata-rata

keperidian betina serta kemampuan produksi telur per hari dan (iii)

perbedaan morfologi antara jantan dan betina.

Perbedaan antara jantan dan betina dapat dilihat pada lubang sub-

basal setiferous pada anterior femurnya. Anterior femur serangga

jantan terdapat lubang sub-basal sentiferous sedangkan pada betina

tidak.

b. Perlakuan dan Pengamatan

1. Masukkan t. castaneum dengan kepadatan berbeda dalam

petridish yang telah berisi 2 gram tepung beras/terigu.

2. Kepadatan yang digunakan adalah 5, 10, 20 betina/petri (harus

diketahui beda jantan dan betina)

3. Simpan dalam suhu kamar dan pengamatan dilakukan tiap 2

minggu sekali selama 2 bulan untuk melihat perkembangan

populasi. Oleh karena pengamatan hanya memungkinkan

dilakukan dengan pembongkaran, maka diperlukan 6 petri untuk

pengamatan selama 4 minggu.

4. Pada pengamatan terakhir, hitung jumlah jantan dan betina.

5. Amati perkembangan populasi.

c. Analisi Data

Buat grafik hubungan

1. Kepadatan vs laju kelahiran

2. Kepadatan vs laju kematian

3. Waktu vs jumlah imago

Page 7: PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA

VII. ALOKASI JENIS KETURUNAN

Tujuan

1. Mempelajari perilaku peletakan telur

2. Mempelajari pola peletakan jenis kelamin keturunan

3. Mempelajari jumlah pengaruh betina terhadap nisbah kelamin

populasi

Metode

a. Serangga Uji

Serangga parasitoid telur Tricogramma sp. (Hym: Tricogrammatidae).

Sedangkan inang yang digunakan adalah telur Corcyra cephalonica

(Lep: Pyralidae)

b. Perlakuan dan Pengamatan

1. Mempelajari perilaku peletakan telur

a. Ambil betina yang baru muncul dan berikan sekelompok inang.

b. Amati dengan video perilaku peletakan telur.

c. Dilakukan bersama-sama

2. Mempelajari pola peletakan jenis kelamin keturunan (respon

individu terhadap perbedaan kepadatan inang)

a. Berikan 3 telur inang yang berdekatan dan biarkan seekor

betina memarasitnya.

b. Catat inang yang doparasit dari pertama sampai terakhir.

c. Lakukan hal yang sama untuk sejumlah telur yang lain,

misalnya 6, 12, 18

d. Amati pola peletakan telur, ada regulasi pada tiap peletakan?

Missal, apakah peletakan pertama selalu jantan?

3. Mempelajari pengaruh jumlah betina terhadap nisbah kelamin

populasi (respon individu terhadap perbedaan jumlah inang dan

perbedaan pesaing)

a. Gunakan 1,3,10 betina

b. Gunakan kepadatan yang berbeda, missal 10, 20, 30

c. Kombinasikan keduanya dan berikan waktu yang cukup agar

betina memarasit semua inang (tidak perlu sampai 24 jam)

d. Amati nisbah kelamin yang muncul dan bandingkan.

Page 8: PRAKTIKUM EKOLOGI SERANGGA

VIII. EKOLOGI POLINASI

Tujuan

1. Mempelajari perilaku serangga dalam mencari nectar serta kaitannya

dengan penyerbukan

2. Mempelajari jenis-jenis serangga apa saja yang berperan sebagai

pollinator

3. Mempelajari aktivitas serangga dalam pencarian nectar

Metode Praktikum

a. Waktu dan Tempat

Area yang banyak terdapat tanaman berbunga seperti taman atau

lahan pertanian. Adapun waktu pengamatan adalah pagi hari, dimulai

sekitar jam 7 pagi.

b. Pengamatan

1. Amati serangga yang mendatangi bunga (identifikasi jenis

penyerbuk tersebut) dan amati perilaku (diam? Aktif menghisap

nectar? Berapa lama yang dibutuhkan untuk menghisap nectar?

Apa ada polen yang terbawa? Di bagian tubuh mana pollen itu

terbawa? Berapa lama terbang untuk mencari bunga baru?). ikuti

pollinator yang ada sampai hilang dari pandangan.

2. Bagaimana membedakan antara pollinator generalis dan

pollinator spesialis? Kriteria apa saja yang dipakai untuk

penentuan ini? Apa perbedaan antara spesialis dan generalis

dalam mengumpulkan nectar? (lebih cepat/lambat?) apa ada

perbedaan handling time dengan succestuive visit pada bunga

yang sama? (semakin sering mendatangi bunga yang sama,

apakah handling time makin pendek?) catat semua waktu yang

digunaka pollinator untuk mendatangi bunga.

3. Tangkap pollinator yang diamati dan identifikasi spesiesnya.