Upload
mohamadredzka
View
50
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Nama : Mohamad Redzka Andika Putra
NIM : 1127020037
Kelas : Biologi I A
III. Hasil Pengamatan
A. Gambar Spesimen
Gambar Pengamatan Literatur
Lobster Air Tawar ( Cherax
quadricarinatus)
Laily, 2011
Udang Windu (Penaeus monodon)
Ricky, 2011
B. Tabel Parameter
No Sifat Yang Diamati Spesies
Lobster Udang WIndu
1 Warna Jingga Jingga
2 Ukuran capit depan > 3,5 cm 3,5 cm 3 cm
3 Antena > 4,5 cm 4 cm 4,5 cm
4 Kepala > 2 cm 1,5 cm 2 cm
5 Jumlah segmen ekor 5 buah 5 buah
6 Kaki 4 pasang 4 pasang
7 Kaki renang 4 pasang 4 pasang
8 Jumlah segmen badan 6 buah 6 buah
9 Jumlah segmen kaki 3 buah 3 buah
10 Warna mata Hitam Hitam
11 Lebar ekor > 3 cm 2,5 cm 3 cm
12 Panjang badan > 4,5 cm 4,5 cm 4,5 cm
13 Pajang keseluruhan > 6,5 cm 6 cm 6,5 cm
No Sifat Yang Diamati Spesies
Lobster Udang WIndu
1 Warna 1 1
2 Ukuran capit depan > 3,5 cm 1 0
3 Antena > 4,5 cm 0 1
4 Kepala > 2 cm 0 1
5 Jumlah segmen ekor 1 1
6 Kaki 1 1
7 Kaki renang 1 1
8 Jumlah segmen badan 1 1
9 Jumlah segmen kaki 1 1
10 Warna mata 1 1
11 Lebar ekor > 3 cm 0 1
12 Panjang badan > 4,5 cm 1 1
13 Pajang keseluruhan > 6,5 cm 0 1
Jumlah 9 12
C. Indeks Kesamaan
D. Tabel Indeks Kesamaan Sorensen
Jenis 1 Jenis 2
1 * 76 %
2 *
E. Urutan Nilai-Nilai Persentase Kesamaan
F. Dendogram
1 2
76 %s
Keterangan :
1 : Lobster Air Tawar
2 : Udang Windu
IV. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan mengenai keaekaragaman hewan
yang berada di sekitar kita. Spesimen yang digunakan berasal dari kelas crustacea
yaitu lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) dan udang windu (Penaeus
monodon). Seharusnya spesimen yang dibandingkan yaitu sebanyak 3 buah, namun
karena ketidaktersedaan 1 spesimen hanya digunakan dua saja. Sifat kekhasan yang
diamati meliputi warna, ukuran capit depan, antena, kepala, jumlah segmen ekor,
kaki, kaki renang, jumlah segmen kaki, warna mata, lebar ekor, panjang badan dan
panjang keseluruhan. Pada beberapa ciri khas tersebut diberikan pencirian yang lebih
spesifik untuk lebih memeriksa keakurasian data yang di peroleh (dengan skala cm).
Pengamatan ini lebih dilakukan dengan pendekatan variasi kuantitatif dengan lebih
melihat ukurannya dan variasi kualitatif.
Pada pengamatan kepada lobster air tawar, ditemukan kekhasan yaitu warna
jingga, panjang capit depan 3,5 cm, panjang antena 4 cm, panjang kepala 1,5 cm,
jumlah segmen ekor 5 buah, kaki 4 pasang, kaki renang 4 pasang, jumlah segmen
badan 6 buah, jumah segmen kaki 3 buah, warna mata hitam, lebar ekor 2,5 cm,
panjang badan 4,5 cm dan panjang keseluruhan 6 cm.
Pada pengamatan pada udang windu, ditemukan kekhasan yaitu warna jingga,
panjang capit depan 3 cm, panjang antena 4,5 cm, panjang kepala 2 cm, jumlah segen
ekor 5 buah, kaki 4 pasang, kaki 4 pasang, kaki renang, 4 pasang, jumlah segmen
badan 6 buah, jumlah segmen kaki 3 buah, warna mata hitam, lebar ekor 3 cm,
panjang badan 4,5 cm dan panjang keseluruhan 6,5 cm.
Setelah dilakukan pengamatan terhadap ciri khas yang terdapat pada masing-
masing spesimen, selanjutnya ditentukan indeks kesamaan Sorensen dengan rumus
dinama C yaitu jumlah kesamaan dari dua jenis yang berbeda (dalam hal ini hanya
membandingkan dua spesimen saja), A yaitu nilai atau jumlah sifat pada spesies
pertama dan B yaitu nilai atau jumlah sifat spesies yang kedua.
Persentasi yang didapat dengan menggunakan indeks kesamaan Sorensen
mencapai 76 %. Terdapat 8 jenis variasi kesamaan antara kedua spesies ini, dari
indikator yang digunakan jumlah sifat pada lobster air tawar berjumlah 9 sementara
udang windu berjumah 12. Angka kesamaan yang cukup tinggi ini di karenakan
variasi fenotipe yang cukup besar (8 dari 13 sifat kekhasan yang di amati) dan
banyaknya sifat yang sesuai dengan pencirian. Semakin banyak kesamaan variasi
antar setiap jenis maka semakin pula kekerabatan antar kedua jenis tersebut. Hal ini
akan berbanding terbalik apabila kesamaan variasi fenotipe pada kedua jenis tersebut
sedikit, walaupun jumlah sifat pada kedua tersebtut banyak justru persentase
kekerabata pada spesies tersebut menjadi lebih sedikit.
Menurut Yatim (1986) karena varians adalah ukuran keberagaman data, maka
semakin besar angka varians maka semakin beragamlah data yang dimiliki dan
semakin kecil nilai varians maka semakin homogenlah data yang dimiliki.
Menurut Campbell (2002) Keanekaragaman genetika dapat terjadi karena
adanya perubahan nukleotida penyusun DNA. Perubahan ini mungkin dapat
mempengaruhi fenotipe suatu organisme yang dapat dipantau dengan mata
telanjang, atau mempengaruhi reaksi individu terhadap lingkungan tertentu. Secara
umum keanekaragaman genetik dari suatu populasi dapat terjadi karena adanya
mutasi, rekombinasi, atau migrasi gen
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung: Tarsito.
Laili, N. 2011. Mengenal Lebih Dekat dengan Lobster Air Tawar. <http://nurul-
lailywanitapendambasurga.blogspot.com/2011/11/normal-0-false-false-false-in-
x-none-ar.html>. [Diakses Tanggal 21 Februari 2014 Jam 5.43 WIB].
Ricky. 2011. Mengenal Udang Windu.
<http://ricky-fishery-art.blogspot.com/2011/06/mengenal-udang-windu.html>.
[Diakses Tanggal 21 Februari 2014 Jam 5.59 WIB].