Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BUKU PANDUAN
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH - I
Uptodated Version ASTM D-3080-98; ASTM D-2216-9291996), astm d-654-92 (19940, ASTM
D-2049, ASTM D-4318-00. ASDTM D-114000 & DF-422-63 (1990),
AASHTO T88-81); SNI 1964-1990-F, SNI 1965-1990-F, SNI
1966-1990-F,SNI 1967-1990-F, dan SNI 03-2813-1992.
Disusun oleh:
PROF. DR.IR.H.MUNIRWANSYAH, M.Sc
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH - GEOTEKNIK PROGRAM S1 JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2017
i
Dedicated to:
Darling love my wife,
And in caress my grand child;
faris , aisyhal, irfan, ghumaisha, arfa and amira.
ii
K3 dan Ketertiban Praktikum Mekanika Tanah di
Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala:
1. Praktikan wajib menerima arahan dari Laborant/Asisten
Laboratorium/Sekretaris Laboratorium/Ketua Laboratorium
yang dijadwalkan sebelum praktikum dimulai seperti angkatan
sebelumnya, lihat Gambar 1.
2. Kehadiran di laboratorium tepat waktu (datang-istirahat dan
pulang) dan tidak diperbolehkan keluar laboratorium tanpa izin,
(absen disiplin berlaku)
3. Tidak diperbolehkan berada di dalam Labarotorium pada saat
Azan dan waktu shalat, dan segera kembali setelah shalat (absen
disiplin berlaku).
4. Menggunakan kelengkapan Kesehatan Kerja dan Kesehatan
(K3) standard.
Gambar 1. Praktikan sedang menerima arahan K3 dan Ketertibandari
Laborant-Ast.Lab-Sekretaris & Ketua Laboratorium yang
dijadwalkan sebelum praktikum dimulai
iii
5. Pakaian rapi dan tidak boleh menggunakan kaus oblong dan
sandal.
6. Tidak diperbolehkan berbicara/ngobrol dan mengganggu sesama
praktikan.
7. Membawa alat kerja masing-masing (kalkulator, pulpen, pinsil-
rautan, penggaris, dll).
8. Tidak diperbolehkan menggunakan HP selama praktikum,
kondisi darurat agar dikomunikasikan melalui SMS/WA ke
nomor HP. 081397449002.
9. Tidak diizinkan makan dan minum selama kegiatan di
laboratorium.
10. Bertanggung jawab atas kerusakan alat yang digunakannya
secara personal/berkelompok.
11. Harus mengikuti responsi pada jadwal yang ditentukan untuk
masing-masing kelompok pada masing-masing dosen responsi
yang ditetapkan oleh ketua laboratorium melalui pengumuman
resmi yang ditempel pada papan pengumuman laboratorium
mekanika tanah.
12. Penjelasan setiap memulai menggunakan alat uji praktikum dan
responsi akhir, tidak dilakukan penjadwalan ulang.
13. Pelanggaran kedisplinan berlaku apabila tidak mengikuti
ketentuan (1) sampai (12).
iv
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.,
Alhamdulillah wa syukurulillah, penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang Maha Kuasa atas berkah dan hidayah yang
diberikan NYA, beserta Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah nya merubah kehidupan manusia di dunia ini dari masa
kejahilan menuju ke masa berilmu pengetahuan yang telah
dapat kita nikmati seperti saat ini.
Atas izin Nya dan atas bantuan semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun buku Panduan Praktikum
Mekanika Tanah dan Geoteknik ini tidak lupa kami ucapkan
terima kasih.
Pada kesempatan ini penulis menharapankan kepada para
pembaca untuk memberi masukan-masukan untuk
perbaikan kesalahan dan kekurangan serta melakukan
penyempurnaan yang akan datang.
Semoga pedoman praktikum ini bermanfaat sebagai acuan
dalam pelaksanaan pengujian untuk praktikum mahasiswa
S1 dan penelitian-penelitian mahasiswa S2, S3 serta
penelitian penelitian ilmu geoteknik lainnya.
Terima Kasih,
Wassalam.
Banda Aceh, November 2017,
Laboratorium Mekanika Tanah
Ketua,
Prof.Dr.Ir. H. Munirwansyah, M.Sc.
v
Daftar Isi
Kata Pengantar ……….................................................... iv
Daftar Isi ......................................................................... v
Praktikum Mekanika Tanah-1………….………………….. 1
I. Pengujian Sifat Sifat Phisis Tanah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 1
1.1. Pengujian Kadar Air (Water content)........................... 3
1.2. Pengujian Kerapatan Massa (Mass density) ................ 6
1.3. Pengujian Berat Jenis Tanah (Spesific gravity)........... 9
1.4. Pengujian Pengujian Batas Cair dan Batas …………...……14
Plastis Tanah (Atterberg limit testing)
1.4.1. Pengujian batas cair tanah (Liquid limit) ........ 14
1.4.2. Pengujian batas plastis tanah (Plastic limit).... 17
1.5. Pengukuran Gradasi Butir Tanah (Grainsize analysis) 23
1.5.1. Analisa saringan kering (Sieve analisis)……….. 24
1.5.2. Analisis hidrometer (hydrometer analysis)……... 29
II. Pengujian Sifat Sifat Mekanis Tanah…………………. 35
2.1. Pengukuran uji tekan prisma bebas (Unconfined test). 35
2.2. Pengukuran uji geser langsung (Directshear test)…….. 42
III. Pengetahuan Umum Kerja Laboratorium……………49
DAFTAR PUSTAKA….………………………………….. 55
LAMPIRAN......…………………………………………… 58
1
Praktikum Mekanika Tanah – I
Ketentuan dalam kurikulum Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, membagi
kelompok materi untuk praktikum mahasiswa program studi
S1 kedalam dua kelompok pengujian. Masing-masing adalah
pengujian sifat-sifat fisis tanah dan pengujian sifat-sifat
meksnis tsnsh, masing masing akan dijelaskan sebagai
berikut:
I. Pengujian sifat-sifat phisis.
Pengujian sifat sifat fisis tanah, diantaranya meliputi
pengujian sebagai berikut:
1. Pengukuran kadar air (Water Content)
2. Pengujian kerapatan Massa (Mass Density)
3. Pengujian berat jenis (Unit Weight)
4. Pengujian susunan gradasi tanah (Grain size analysis):
4.a. Analisa saringan (Sieve analysis)
4.b. Analisa partikel halus (Hydrometer analysis)
5. Pengukuran Indek Plastis (Plastic Index)
5.a. Pengukuran Batas cair (Liquid limit)
5.b. Pengukuran batas plastis (Plastic Limit)
2
II. Pengujian sifat-sifat mekanis.
Pengujian sifat sifat mekanis tanah dibatasi untuk
praktikum mahasiswa program studi S1 dan S2 (dalam
materi eksperiment lanjut), dalam laporan ini hanya
disampaikan modul untuk praktikum mahasisa program
studi S1 saja, diantaranya meliputi pengujian pengujian
sebagai berikut:
1. Pengukuran uji tekan prisma bebas (Unconfined test)
2. Pengukuran uji geser (Direct shear)
3
ASTM D2216-92 (1996)
1.1. Pengujian kadar air (SNI 1964-1990-F) (Water content)
Pengujian ini menggunakan Standar SNI 1965-1990-F
dengan komputasi menggunakan software promunco. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kadar air
tanah, serta persentase perbandingan nya terhadap berat
partikel tanah.
1.1.a. Peralatan kerja
Beberapa peralatan kerja utama yang dperlukan dalam
pengujian ini, diantaranya adalah:
Neraca digital yang mempunyai ketelitian hingga
1/1000 gram, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.
Oven untuk mengeluarkan air pori tanah, mempunyai
sushu yang dapat di atur pada 105ºC, seperti
diperlihatkan dalam Gambar 3.
Wadah alumunium (Cawan). Seperti diperlihatkan
dalam Gambar 4.
Gambar 2. Timbangan listrik/digital
4
Gambar 3. Oven Temp 100-150ºC
Gambar 4. Wadah alumunium (Cawan)
1.1.b. Langkah kerja
Cawan aluminium di timbang beratnya dengan timbingan
listrik digital, kemudia contoh tanah (sample) yang akan
diukur kadar airnya dimasukkan ke dalam cawan tersebut,
kemudian diukur berapa penambahan berat setelah
ditambahkan sampel tanah.
Contoh tanah bersama cawan dimasukkan ke dalam oven
selama satu hari ( ± 24 jam) pada suhu 105ºC.
5
1.1.c. Langkah Perhitungan
Kemudian contoh tanah dikeluarkan dari oven, dilanjutkan
dengan proses komputasi. Perhitungan Kadar air dapat
dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut:
Berat cawan kosong (gr) ...............: a
Berat cawan + tanah basah (gr) ....: b
Berat cawan + tanah kering (gr) ...: c
Berat air (gr)..................................: Wa = (b – c)
Berat bahan kering (gr)..................: Wt = (c – a)
Kadar air (%).................................: W = (Wa/Wt) x 100%
Soft ware dan Form input data pengujian properties tanah
(Water Content, unit weight dan specific grafity), tersedia dari
Promunco (2014), [email protected], seperti
diperlihatkan dalam formulir Gambar 6.
6
ASTM (D-2049)
SNI (1964-1990-F)
1.2. Pengujian Kerapatan Massa
(Mass density)
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan massa
tanah persatuan volume. Hasil pengujian ini berupa berat
satuan (unit weight) partikel tanah.
1.2.a. Peralatan kerja
Beberapa peralatan kerja utama yang dperlukan dalam
pengujian ini, diantaranya adalah:
Labu ukur tiga buah, seperti diperlihatkan dalam
Gambar 5.
Neraca listrik/digital yang mempunyai ketelitian
hingga 1/1000 gram, seperti diperlihatkan dalam
Gambar 2.
Termometer 500C dengan ketelitian 00C.
Alat vacum atau plat pemanas, seperti diperlihatkan
dalam Gambar 6.
7
Gambar 5. Labu ukur
1.2.b. Langkah kerja
Setelah diawali dengan pembersihan dan pengeringan alat
kerja yang dipakai seperti pada (1.2.a), maka langkah
berikutmya adalah sebagai berikut:
1. Timbang labu ukur kosong (gr)………..: a
2. Timbang labu ukur berisi air (gr)………: b
3. Ukur temperature air dalam labu (0C)…: T1
Gambar 6. Alat vacum
8
4. Bersihkan air dalam labu ukur.
5. Isi labu dengan tanah kering oven ± 25 gr.
6. Timabng labu ukur bersama tanah (gr)...: c
7. Isi labu ± 2/3 bagian dan fakum kan untuk selama
± 10 menit, bisa juga di atas plat panas.
8. Keluarkan labu dari alat vacum dan tambahkan air
hingga garis batas.
9. Timbang kembali labu berisi tanah dan air (gr)……: d
10. Ukur kembali temperatur air dalam labu (0C)….…: T2
1.2.c. Langkah Perhitungan
Kerapatan massa; ζ = Ꝩs / g
dimana:
ζ : kerapatan massa (kg/m3)
Ꝩs : berat satuan (kN/m3)
g : grafitasi = 9.807 m/s2
9
ASTM D654-92 (1996)
I.3. Pengujian Berat Jenis Tanah SNI (1964-1990)
(Specific gravity)
_______________________________________________________
Pengukuran berat jenis tanah dilakukan pada tanah
yang disiapkan lolos #10. Prinsipnya bahwa berat jenis
tanah (specific gravity) ditentukan dengan cara
memperbandingkan antara berat butir tanah tersebut
dengan berat air yang mempunyai isi yang sama (pada
suhu standar).
Sampel tanah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan
berat jenis tanah terdiri dari :
- Tanah lolos saringan no.10.
- Air bersih
1.3.a. Peralatan yang diperlukan sbb:
Picnometer kapasitas minimum 100 ml;
Desikator;
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu;
Neraca dengan ketelitian 0,001 gram;
10
Thermometer ukuran 0 – 50oC dengan ketelitian 1oC;
Saringan No.4 dan No. 10 dan penadahnya;
Alat kelengkapan lainnya
1.3.b. Langkah kerja
Pengujian berat jenis tanah dilakukan dengan tahapan
berikut ini:
Timbang berat picnometer dan tutupnya
Masukan benda uji ke dalam picnometer dan timbang
bersama tutupnya.
Tambahkan air sehingga picnometer terisi dua pertiga
dari isi yang diberi tanda garis.
Untuk bahan yang mengandung lempung, diamkan
benda uji paling sedikit 24 jam.
Didihkan isi picnometer dengan hati-hati selama minimal
10 menit dengan pengamatan penuh, tidak boleh
ditinggal pergi dan miringkan botol sekali-kali kea rah
yang saling berlawanan secara perlahan untuk membantu
mengluarkan udara dalam pori tanah.
Kemudian dinginkan sampel sampai suhu kamar dengan
picnometer dengan air suling sampai penuh atau biarkan
11
picnometer beserta isinya direndam dalam bejana air
sampai mencapai suhu yang tidak berubah lagi (konstan).
Ukur dan catat suhu air dalam picnometer kemudian
timbang dengan timbangandigital ketelitian 0,01 gram.
1.3.c. Perhitungan
Perhitungan Spesific Gravity tanah :
Gs = Ꝩt / Ꝩw
Keterangan :
Gs : specific gravity
Ꝩt : berat isi/berat satuan (unit weight) tanah, dalam gram.
Ꝩw : berat isi/berat satuan (unit weight) air, dalam gram.
Dari ketiga pengujian indeks properties tanah (1.1), (1.2) dan (1.3)
diperoleh hasil output komputasimya seperti diperlihatkan dalam
Tabel 1, sedangkan form input data komputasi indek properties nya
dianalisis dengan menggunakan ASTM standard software Promunco
(2014) seperti diperlihatkan dalam Tabel 2.
12
Tabel 1. Output pengujian index properties dari Software
Promunco (2014)
13
Tabel 2. Lembar input data uji indek properties tanah;
water content, unit weight dan specific grafity diolah
dengan Software Promunco (2014).
14
1.4. Pengujian Batas Cair ASTM (D-4318-00) dan Batas Plastis Tanah
(Atterberg Limits Testing) _______________________________________________________
1.4.1. Pengujian batas cair tanah (Liquid limit)
Pengukuran batas cair (liquid limit) bertujuan untuk
mengetahui batas kadar air tanah yang cendrung
mempunyai sifat tanah mengalir, kadar air pada suatu
keadaan tanah cenderung menunjukkan sifat seperti benda
alir, kepekaan tanah terhadap air.
Pekerjaan pengukuran batas cair dilakukan dengan
menggunakan mangkuk Casagrande, seperti diperlihatkan
dalam Gambar 7(a) sampai 7(c).
1.4.1.a. Penyiapan sampel tanah benda uji.
1. Tanah sebanyak 300 gram dalam keadaan telah
dikeringkan di udara, atau dapat juga tanah asli
alamiah apabila kondisi tanah berupa tanah lunak
yang tidak banyak bercampur dengan pasir.
2. Air bersih lebih kurang 300 cc.
3. Kelengkapan alat yang diperlukan seperti;
15
Lumpang,
palu karet.
Saringan no. 40 atau # 0,42 mm.
Mangkuk Casagrande.
Pembuat alur (grooving tool) terdiri dari:
a. Casagrande grooving tool pipih, untuk
tanah plastis.
b. ASTM grooving tool bengkok tebal, untuk
tanah kurang plastis.
c. Gelas ukur 500 cc.
d. Plat kaca ukuran 30 x 30 cm2.
e. mangkuk porselen.
f. Spatula (untuk mengaduk benda uji).
g. Bejana timbang untuk pengukuran kadar
air, sebanyak 6 buah.
h. Peralatan lainnya untuk pengukuran kadar
air (oven, timbangan, dan desikator)
1.4.1.b. Langkah kerja
Contoh bungkahan tanah dihancurkan dalam pan
besi dengan palu karet untuk melepaskan butir-
butir tanah. Langkah berikutnya ayak dengan
saringan no. 40.
16
Apabila contoh tanah mempunyai # 0.42 mm,
benda uji digosok-gosokkan dengan sendok plat
pada # no. 40. Jika contoh tanah merupakan
partikel halus semua, dapat langsung dilakukan
ketahap berikutnya (pengetukan).
(a)
(b) (c)
Gambar 7. a) Casagrande alat uji batas cair (liquid limit)
tanah, b) proses penyiapan tanah, (c) proses
penguijian batas cair (LL)
17
Lakukan pemutaran engkol Casagrande untuk
proses pengetukan dan pengamatan merapatnya
celah tanah yang telah dipisahkan dengan grooving
tool. Putaran pengetukan dilakukan dua putaran
per detik.
Buat kembali campuran tanah-air (% berikutnya)
kedalam mangkuk Casagrande, ratakan
permukaannya.
Dengan menggunakan grooving tool, buat kembali
celah tepat ditengahnya dan lakukan putaran
pengetukan.
Proses dan tahapan melakukan pemutaran
mangkuk Casagandre, diikuti dengan sambil :
a. menghitung jumlah ketukan putaran sambil
memperhatikan gerakan celah tanah.
b. pengetukan dihentikan ketika tengah celah
merapat sepanjang ½ inci (13 mm).
Perhitungan jumlah pukulan dan % air campuran
digambarkan ke dalam grafik, kemudian nilai
batas cair (w) diperoleh pada nilai 25 ketukan,
yaitu pada Perpotongan garis X = log 25 dengan
garis tersebut pada grafik komputasi excel
diperoleh nilai batas cair atau liquid limit (LL).
1.4.2. Pengujian batas plastis tanah (Plastic limit)
Pengukuran Batas plastis atau disebut plastic limit (PL)
adalah kadar air batas yang dikandung sesuatu tanah yang
18
memperlihatkan sifat plastis. Pengujian PL dilakukan
dengan menggunakan alat uji Atterberg, seperti
diperlihatkan dalam Gambar 8(a) sampai 8(d). Pekerjaan ini
dilakukan dengan cara “menggulung-gulungkan” tanah di
atas landasan kaca yang standard sampai gulungan tanah
berdiameter 3 mm dan berkondisi retak. Pada saat tepat
berukuran 3 mm terjadi keretakan, maka kadar air yang
terkandung dalam campuran saat retak tersebut adalah
merupakan kadar air batas plasitis tanah (PL).
1.4.2.a. Penyiapan sampel tanah benda uji.
1. Contoh tanah untuk benda uji dipersiapkan
sebanyak lebih kurang 50 gr.
2. Air bersih atau air suling kira-kira 50 cc.
3. Kelengkapan alat pengujian;
Lumpang dan palu karet
Ayak no. 40 atau mempunyai lubang 0,42 mm.
Gelas ukur 100 cc
Plat kaca ukuran 30 x 30 cm2.
Batang pembanding ukuran berdiameter 3 mm
Spatula (untuk mengaduk tanah)
Bejana timbang untuk pengukuran kadar air,
sebanyak 3 buah
19
Peralatan pengukiuran kadai air lainnya (oven,
timbangan dan desikator).
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 8. Pengujian batas plastis tanah; a) Pemberian air
campuran (%), b) Proses penggulungan retak > 3mm,
c) Proses penggulungan retak 3mm, d) hasil uji
untuk pengukuran kadar air batas plastis.
1.4.2.b. Langkah Kerja
Tanah yang akan diuji sebagai sample uji batas plastis perlu
disiapkan terlebih dahulu sesuai standard pengujian yang
dipakai. Menurut SNI dan ASTM standard benda uji yang
digunakan harus lolos ayakan no. 40. Material tersebut di
taruh di atas plat kaca; berikan air secara perlahan lahan,
20
sehingga diperoleh kadar air yang menyebabkan benda uji
retak pada ukuran diameter 3 mm.
a. Bila retakan terjadi pada waktu berdiameter lebih
besar dari 3 m, tambahkan air dan aduk kembali
kemudian lanjutkan langkah kerja yang sesuai.
b. Gulungan tanah yang berhasil retak pada diameter
gulungan 3 mm, secepatnya di masukkan ke dalam
oven di laboratorium.
Jumlah benda uji masing masing dibuat sebanyak 3 kali
untuk keperluan masing-masing 3 buah bejana timbang.
Perhitungan kadai air terhadap ketiga bejana timbang, ambil
angka rata-rata dari ketiganya bila perbedaan satu sama
lainnya sebesar 5%.
Jika perbedaan lebih besar dari pada itu, pekerjaan
sebaiknya diulang dengan cara yang sama seperti dijelaskan
di atas.
Hasil pengukuran ini digabungkan dengan hasil pengukuran
batas cair, diantaranya memperhitungkan indek plastik (PI)
tanah, Dimana PI adalah Plasticity indek yang merupakan
persamaan antara batas cair (LL) dikurangi dengan batas
plastis (PL) seperti persamaan di bawah ini.
PI = LL - PL
Dari kedua pengujian batas batas Atterberg tanah (1.4.1) dan
(1.4.2) diperoleh hasil komputasimya seperti diperlihatkan
21
dalam form standard Tabel 3 dan hasil komputasi
diperlihatkan Gambar 9 sampai Gambar 10.
Tabel 3. Format input data komputasi nilai batas cair (LL)
dan batas plastis (PL)
Jika kadar air menurut keadaan alamnya (natural water
content) tersedia, dapat dihitung nilai liquitdity index (LI)
dengan persamaan sebagai berikut.
LI=(Wn-PL)/PI
Dimana :
Wn : kadar air alam (natural water content)
22
Gambar 9. Kurva hasil pengujian Plastic Index (PI),
Resume hasil komputasi batas plastis (PL)
dan batas cair (LL).
Gambar 10. Kurva hasil pengujian Plastic Index (PI)
dan batas cair (LL) untuk penetapan kelompok
tanah (CL-ML)
23
ASTM (D-1140-00 &
D-422-63 (1990) 1.5. Pengukuran Gradasi Butir Tanah
(Grain size analysis)
Pengukuran gradasi butir tanah dilakukan dengan
dua metode, disesuaikan dengan gradasi tanahnya. Tanah
yang bergradasi kasar dianalisis dengan mengunakan
saringan atau ayakan (sieve), sedangkan untuk menganalisis
butiran halus lolos saringan 200, dilakukan analisis dengan
menggunakan hydrometer. Dengan demikian dikenal ada
dua metode untuk melakukan analisis saringan butir yang
akan dijelaskan, masing masing adalah sebagai berikut:
1. Analisa saringan kering (sieve analisis)
2. Analisis saringan halus (hydrometer analisis)
Analisis saringan butir bertujuan untuk mengetahui baik
buruknya susunan gradasi taanah, ada tiga type susunan
gradasi tanah yaitu;
1. Bergradasi baik (well graded)
2. Bergradasi seragan (uniform graded)
3. Bergradasi jelek atau senjang (poorly/gap graded)
24
Batas ukuran butir tanah yang kasar dengan yang halus
dibatasi dari ukuran partikel yang halus (fine content) yaitu
dimulai dari 0,074 mm ke bawah hingga ke ukuran micru dan
nanometer yang hanya dapat dilihat dengan pengujian
Scanning Electron Microscopic (SEM). Di atas batas ukuran
tersebut (>0.074 mm), analisis diameternya di ukur dengan
menggunakan saringan kering (sieve analysis).
1.5.1. Analisa saringan kering
(Sieve analisis)
Kelompok butir di atas ukuran 0.074 mm atau
tertahan di atas saringan 200, susunan gradasinya
ditentukan dengan menggunakan satu seri ayakan seperti
diperlihatkan dalam Gambar 10. Susunan saringan diatur
dariyang paling kasar di atas terus mempunyai ukuran yang
paling halus dibawah. Pada lapisan paling bawah untuk
menampung partikel halus lolos saringan # 200 digunakan
penampung (pan) demikian juga pada lapisan paling atas
ditutup dengan tutupan khusus agar tidak pernah lepas pada
saat guncangan mengayak. Pengayakan dapat dilakukan
dengan manual dan dapat juga dengan menggunakan alat
getar khusus.
25
1.5.1.a. Peralatan khusus analisa saringan kering
(Sieve analysis)
Beberapa alat khusus yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
Satu set saringan, seperti diperlihatkan dalam
Gambar 11, terdiri dari berukuran:
1. Tutup atas
2. 3’’ (76,2 mm),
3. 2’’(50.8mm),
4. 1,5’’ (38,1 mm),
5. 1’’ (25,4 mm),
6. ¾ (19,1 mm),
7. 3/8 ‘’(9,52 mm),
8. No 4 (4,76 mm),
9. No 10 (2,00 mm),
10. No. 20 (0,841 mm),
11. No. 40 (0,420 mm),
12. No (0,177 mm),
13. No. 100 (0,149 mm),
14. No. 200 (0,074 mm),
15. Penampung (pan)
Sikat tembaga untuk membersihkan butir-butir,
26
Kuas halus untuk membersihkan saringan, dan
untuk mengumpulkan butir-butir tanah.
Lumpang dan palu karet,
Mesin pengayak kalau ada
Gambar 11. Alat uji saringan kering (Sieve analysis)
27
1.5.1.b. Bahan untuk pengujian saringan kering
Penyiapan sampel tanah untuk pengujian dapat dilakukan
dengan cara mengelompokkan dahulu tanah tersebut
sesuai dengan contoh tasnah yang diambil, apakah
tanah terganggu (disturbed) sample atau tanah tidak
terganggu (undisturbed) dalam tabung (tube) tertutup
rapat, seperti diperlihatkan dalam Gambar 12. Kedua
jenis tanah tersebut mempunyai prilaku yang
sama dalam pengujian analisis saringan, yaitu tanah
Gambar 12. Sampel tanah terganggu (disturbed) dan tabung
sampel tidak terganggu (undisturbed) proses
pelepasan gradasi dan penyaringan.
28
dikeluarkan dari dalam karung (disturbed) atau dari dalam
tube (undisturbed), lalu dikeringkan dalam udara atau di
keringkan dengan pegopenan, setelah kering lalu dimasukkan
kedalam wadah plat untuk dilepas bongkahan
bongkahannya dengan menggunakan palu karet, ditumbuk
dengan teliti agar tanah menjadi lepas tetapi tidak boleh
menghancurkan partikel alaminya, setelah menjadi tanah
lepas sebanyak lebih kurang 500 gram lalu dimasukkan
kedalam saringan yang paling atas. Kemudian dapat
dilakukan pengukuran analisa saringan dengan melakukan
pengayakan atau digetarkan, apabila menggunakan mesin
penggetar lakukan sesuai dengan ketentuan berlaku.
1.5.1.c. Komputasi (software analysis)
Langkah kerja berikutnya dari analisis saringan kering
adalah menginput hasil pengukuran masing-masing fraksi
tanah yang tertahan di dalam masing-masing ayakan ke
dalam table input standard ASTM dan SNI, untuk diperoleh
kurva (out put) bentuk gradasi tanah yang di ukur. Hasil
komputasi tersebut akan berbentuk kurva yang
menggambarkan baik atau buruknya gradsi tanah yang di
29
ukur. Contoh salah satu dari hasil pengujian tersebut
diperlihatkan dalan Tabel 4 dan Gambar 14.
1.5.2. Analisis hidrometer
(hydrometer analysis)
Kelompok butir yang lebih kecil dari 0,074 mm
dipisahkan dengan cara mengendapkan di dalam air dengan
metode hydrometer. Menurut Hukum Stoke, butit-butir yang
lebih besar akan mengendap lebih cepat dan kecepatan
pengendapannya di perhitungkan tetap (konstan).
Berat jenis campuran air dengan butir-butir tanah lebih
besar dari berat jenis air itu sendiri. Berat jenis campuran
tersebut di ukur dengan hidrometer atau dengan piknometer
sebagaimana mengukur berat jenis cairan secara umum.
Dari pengukuran berat jenis campuran itu, dapat di tentukan
diameter dan persen kelompok butir. Campuran air dengan
butir-butir tanah lebih lanjut di sebut suspensi campuran
yang merupakan media atau sampel untuk pengujian.
30
1.5.2.a. Peralatan peralatan khusus analisa hidrometer
(hydrometer analysis)
Peralatan yang diperlukan untuk pengukuran butir
halus (hydrometer analysis), seperti diperlihatkan dalam
Gambar 13 diantaranya adalah:
Mixer untuk analisis hydrometer
Washing bottle
Bejana perendaman
Hydrometer
Gelas ukur volume 1000 cc.
Termometer
Stopwatch
1.5.2.b. Bahan khusus analisa hidrometer
(hydrometer analysis)
Untuk tanah yang mempunyai butir lebih kecil dari
0,074 mm diperlukan bahan kimia yang berguna untuk
pemisah butir, diantaranya adalah:
Tanah lolos ayakan nomor # 200 atau lolos saringan
diameter 0.074 mm.
Air bersih sebanyak 1200 cc.
31
Sodium metaphospate (NaPO3) sebanyak 125 cc
larutan 4% untuk 100 cc suspensi (campuran tanah
dengan air) .
Sodium silicate (Na2SiO3); banyaknya bergantung
pada keadaan sifat asam tanah.
Pebacaan hydrometer Proses pembacaan hydrometer
Proses pembacaan hydrometer
Hydrometer set
Gambar 13. Analisis fraksi halus (fine content) dengan
pengujian hidrometer
32
Hydrogen peroksida (H2O2); 100 cc 6% per 100 g
tanah, berguna untuk menghilangkan zat organik.
Asam chlorida (HCl); 100 cc 0,02N (17 cc pekat per
1000 g air) untuk menhilangkan senyawa kalsium.
Sodium oksalat (Na2C2O4) 500 cc larutan 8 gr per
1000 gram air terhadap 100 gram tanah, untuk
menetralkan asam.
1.5.3. Komputasi data ukur analisa saringa dan hydrometer
(software analysis)
Langkah kerja praktikan sesudah melakukan pengujian
analisa saringan kering dengan saringan atau ayakan (sieve
analysis) dan amalisa saringan basah atau hidrometer
(hydrometer analysis) sebagaimana telah diurakan di atas
dalam sub-bab (1.51) dan (1.5.2) adalah melakukan input
data hasil pengujian dengan menggunakan software analisa
saringan dengan metode ASTM dan SNI. Hasil komputasi
akan diperoleh Tabel data input dan grafik gradasi gabungan
fraksi kasar (hasil sieve analysis) dan fraksi halus
(hydrometer analysis) yang tergabung dalam satu
grafik gradasi, seperti diperlihatkan dalam Tabel 4 sampai
Tabel 5 dan Gambar 14.
33
Tabel 4. Worksheet data input software analysis saringan
kering (Sieve analysis)
Tabel 5. Worksheet data input software analysis saringan
basah atau hidrometer (hydrometer analysis)
34
Gambar 14. Contoh grafik gradasi tanah hasil uji saringan
kering (sieve analysis) dan analisa hidrometer
(hydrometer analysis) dengan menggunakan
software Promunco (2014)
35
II. Percobaan sifat-sifat mekanis.
Pengujian sifat sifat mekanis tanah dibatasi untuk
praktikum mahasiswa program studi S1 dan S2 (eksperiment
lanjut), dalam laporan ini hanya disampaikan modul untuk
praktikum mahasisa program studi S1 saja, diantaranya
meliputi pengujian pengujian:
1. Pengukuran uji tekan prisma bebas (Unconfined test)
2. Pengukuran uji geser (Direct shear).
2.1. Pengukuran uji tekan prisma bebas
(Unconfined test)
Pengujian prisma bebas (Unconfined comperrsion
Strength) bertujuan untuk menentukan memperoleh nilai
cohesi (C, kg/cm2) dan sudut gesder tanah (ɸ0) yang berguna
untuk menetukan kuat geser natural tanah ().
Dalam pelaksanaan pengujian kuat geser prisma
bebas, tanah yang dicetak berbentuk silinder dan ditekan
dengan alat unconfined test tanpa memberi tekanan samping
atau tidak mengalami pengekangan, alat uji ini seperti
diperlihatkanndalam Gambar 15. Sampel tranah yang dapat
dilakukan untuk pengujian ini tidak bisa tanah gembur atau
36
cohesion less soil (pasir) karena akan sulit melakukan
pembentukan benda uji, bendauji selinder (prisma) dicetak
berukuran standard ASTM, yaitu 1:2 sampai 1:3 (diameter
berbanding Tinggi)
Pada pengujian ini akan diperoleh nilai kuat geser
yang terjadi pada saat tanah menerima tekanan maksimum,
sehingga mencapai kondisi ultimit pada saat regangan
(strain) 20%.
Gambar 15. Alat uji tekan prisma bebas
(Unconfined test)
2.1.a. Peralatan kerja uji prisma bebas
Alat uji prisma bebas sudah merupakan satu set
pabrikasi seperti diperlihatkan dalam Gambar 15. Namun
komponen peralatannya biasanya diperlukan kelengkapan
tambahan dalam melakukan penyiapan benda uji (bentuk
37
benda uji),mbeberapa komponen tersebut adalah sebagai
berikut:
Unconfine Compression machine (kapasitas
disesuaikan dengan ukuran dan kekerasan benda uji)
Timbangan 1 kg atau menurut benda uji
Extruder (mengeluarkan benda uji dari tube atau
cetakan)
Trimmer (untuk membentuk benda uji menurut
diameter yang diinginkan)
Wire saw (gergaji kawat)
Plate kaca (menurut ukuran yang sesuai dengan
benda uji)
Bejana timbang 200 gram
Oven (untuk kadar air)
Desicator (bejana pemeraman sample)
2.1.b. Benda uji dan langkah kerja
Dengan menggunakan ekstruder (alat pengeluar inti
tanah dari tabung undisturbed atau tube) keluarkan benda uji
sambil menekan tabung silinder baja khusus untuk mencetak
sampel, bisa juga sampel dibentuk dengan menggunakan wire
38
shaw (gergaji khusus) atau mitre bok selinder cetakan dan juga
dengan menggunakan extruder (tekanan extruder) tergantung
kondisi tanah nya lunak atau keras. Dengan menggunakan
mitre bok cetak dimensi selinder dengan cara memotong pada
kedua ujungnya dan keluarkan secara perlahan agar
permukaannya rapi. Tahapan berikutnya berturut turut
lakukan pekerjaan sebagai berikut:
Pada saat tersebut jug diambil sampel tanah untuk
penentuan kadar air awal benda uji.
Ukur tinggi dan diameter benda uji pada tiga tempat
dengan menggunakan kaliper.
Timbang plat kaca tempat benda uji, dan timbang
benda uji dengan plat kaca.
Persiapkan mesin kompresi:
a. Periksa kerja mesin tersebut, dalam keadaan
terkoneksi dengan arus PLN, dan mesin
memberi respond dan bekerja dengan baik.
b. Pada saat pengujian kecepatan pembebanan
diatur 1% per menit (jika menggunakan mesin
yang digerakkan dengan tangan, latihlah
gerakan tangan untuk mendapatkan kecepatan
tersebut sambil menggunakan stop watch.
39
c. Atur bagian pengatur pengukuran kerja beban
dan dudukan serta ujung jarum dial dalam
keadaan stabil.
d. Demiokian juga untuk pembacaan dan
pengukuran regangan.
e. Catat harga pembacaan maksimum yang mampu
ditahan atau diberikan oleh mesin tersebut
(termasuk semua elemen pembebanan); jangan
memberi beban di atas kemampuannya.
f. Catat angka baca hingga pengukuran regangan
maksimum yaitu 20%.
1. Persiapkan formulir catatan dan stop watch (selama
waktu pembebanan mesin tidak boleh dihentikan).
2. Catat satuan skala dial beban dan dial regangan.
3. Tempatkan benda uji sentris pada landasan mesin
kompresi.
4. Jalankan mesin dan stopwatch; pada setiap 30 detik
lakukan pembacaan dan pencatatan dial beban dan
dial regangan
5. Pengujian dapat diselesaikan bila:
a. Lima angka baca dial beban berturut-turut telah
sama atau menjadi lebih kecil;
40
b. Regangan telah mencapai 20%
c. Angka dial beban telah melebihi kemampuan
mesin.
Gambar sket bentuk benda uji menurut keadaan
terakhir.
Lakukan pengukuran kadar air:
a. Bila benda uji bediameter 2,5 cm, semua bagian
benda uji diambil;
b. Bila benda uji lebih besar, belahlah benda uji dan
ambil satu pias memanjang sejumlah yang sesuai
dengan bejana timbang.
2.1.c. Komputasi data uji tekan prisma bebas
(Unconfined compression strength)
Langkah kerja praktikan sesudah melakukan
pengujian prisma bebas selanjutnya melakukan input data
hasil pengujian dengan menggunakan software unconfined test
dengan metode ASTM dan SNI. Software akan menghitung
semua proses analog dan aritmatic sesuai teori kuat geser
tanah. Hasil komputasi akan diperoleh Tabel data input dan
grafik stress-strain dapat diketahui kuat geser yang terjadi
41
pada bidang runtuh benda uji (), tampilan hasil tersebut
diperlihatkan dalam Gambar 16.
Gambar 16. Tabel output dan grafik Stress-strain
unconfined test.
42
SNI (03-2813-1992),
ASTM (D 3080-90) 2.2. Pengukuran uji geser langsung
(Directshear test)
Pengujian geser lansung atau “direct shear”
merupakan percobaan untuk menentukan kuat geser tanah
secara lateral, benda uji diberi beban dalam dua arah secara
lateral secara berlawanan, sehingga benda uji akan
mengalami pergeseran langsung (directshear), bentuk alat uji
direct shear seperti diperlihatkan dalam Gambar 17. Hasil
akhirnya yang merupakan output dari software komputasi
akan diperoleh nilai sudut geser (ɸ) dan nilai kohesi (C) pada
bidang runtuh geser bernda uji.
Prinsip dasar pengujian ini menggunakan teori
Coulomb, bahwa kuat geser runtuh tanah dapat dihitung
dengan persamaan:
= C + tan ɸ
2.2.a. Peralatan kerja uji geser langsung
Pengujian ini biasanya dilakukan untuk tanah
undisturbed dimana benda uji tanah diambil dengan tabung
43
(tube) pada kedalaman yang diperlukan dan kondisinya
terjaga dari getaran dan penguapan kadar air aslinya. Untuk
pembentukan sampel tanah, benda uji dicetak berdiameter 6
cm dan tebal 12 mm atau disesuai kan dengan masing-masing
cutting ring set dari alat yang ada.
Gambar 17. Alat uji geser langsung
(Direct shear test)
44
2.2.b. Peralatan kerja directshear
Beberapa kelengkapan alat pelenkapan untuk
mempersiapkan pengujian directshear, khususnya untuk
pembentukan benda uji dan persiapan pengukuran kadar air
dan penyimpanan benda uji, diantaranya adalah sebagai
berikut:
Directshear machine set
Extruder
Cutting ring
Wire saw
Plat kaca
Timbangan 1 kg
Oven,
Desicator
2.2.c. Benda uji dan langkah kerja
Pengujian directshear dilaksanakan dalamruang terbuka
dan sangat berpengaruh terhadap perubahan kadar air asli
dari bendauji. Olek karena itu sebelum dimulai pengujian
agar benda uji tetap tersimpan dalam desicator yang
tertutup rapat untuk menjaga kelembaban tetat terjaga.
45
Untuk memulai pengujian maka persiapkan alat uji
dengan standard normal dan telah dilakukan setting up.
Beberapa langkah pengujian yang perlu dikakukan adalah
sebagai berikut:
Periksa mekanisme kerja normal standard mesin.
Perhitungkan tekanan normal pada benda uji tiap
satuan beban yang diterapkan.
Tentukan beban yang diperlukan untuk
menghasilkan tekanan normal berturut-turut:
1 kg/cm2 , 2 kg/cm2 , dan 4 kg/cm2.
Atur kecepatan geser (gerakan horizontal) sebesar 1 %
diameter per menit, bila digerakkan dengan
tangan,coba lakukan latihan memutar untuk
menghasilkan kecepatan 1 %.
Catat satu skala sama dengan berapa millimeter pada
dial untuk gerakan horizontal, dan lakukan juga
untuk gerakan vertical atau deformasi.
Catat satu skala dial gaya geser sama dengan berapa
kg beban geser
Ukur diameter (D), dan tinggi cutting ring (H);
timbang cutting ring dan pasangan kaca alas yang
akan dipakai (tiga pasang).
Keluarkan benda uji dari tabung/cetakan dengan
menggunakan extruder secara berangsur-angsur.
Gunakan cutting ing untuk membentuk benda uji.
Potonglah benda uji dengan wire saw sehingga sama
dengan isi cutting ring.
Timbang benda uji bersama cutting ring dan kaca
alas. Selama menunggu pekejaan lainnya, benda uji
46
dalam cutting ring ditutup atas bawah dengan plat
kaca, dan dimasukkan ke dalam decitator.
Ambil bagian benda uji yang tersisa untuk
pengukuran kadar air.
Tempatkan benda uji (salah satu yang telah
dipersiapkan) ke dalam diect shear machine; atur
semua skrup penyetel dan pengukuh; berikan air ke
dalam bak benda uji; tunggu kia-kira 30 menit dan
perhatikan penunjukan deformasi sampai pengaruh
peresapan air terhenti.
persiapkan formulir pencatatan dan stopwatch.
a. Berikan beban vertical dan bersamaan dengan itu
jalankan stopwatch.
b. Pada menit ke: 0,25, 1, 2, 4, 8, 32, 64, dan
seterusnya kelipatan dua, catat pembacaan
penunjukan deformasi.
Berikan beban vertical.
Siapkan formulir pencatatan, dan rencanakan skala
waktu pembacaan serta tulis pada formulir, misalnya
tiap 30 detik pembacaan.
Catat angka maksimum dial untuk batas kerja proving
ring (beban geser)
Jalankan mesin untuk proses geser bersamaan
menjalankan kembali stopwatch, serta lakukan
pencatatan :
Gerakan vertical atau deformasi.
Dial gerakan horizontal.
Dial beban geser.
Hentikan pengujian apabila :
a. Angka dial beban geser telah menunjukkan angka
menurun 5 kali
47
b. Angka batas kerja proving ring hampir dilewati
Pencatatan data akhir:
a. Keluarkan benda uji dari mesin.
b. Lakukan penimbangan untuk penentuan kada air.
2.2.d. Komputasi data uji geser langsung
(directsheasr test)
Kondisi kekinian proses data pengujian tidak lagi dihitung
secara manual, banyak software terkait yang akurat bisa
dipilih untuk mempercepat proses perhitungan output hasil
berupa table input data dan grafik hubungan variable yang
ingin ditampilkan dalam grafik sesuai keperluan dan
standard yang berlaku.
Hasil pengujian directshaer ini selanjutnya dapat
diproses dengan menggunakan software udirectshear test
dengan metode ASTM dan SNI. Software akan menghitung
semua proses analog dan aritmatic sesuai teori kuat geser
tanah pada bidang runtuh geser. Hasil komputasi akan
diperoleh dalam bentuk Tabel data input dan grafik
stress-strain dapat diketahui kuat geser yang terjadi pada
bidang runtuh benda uji (), tampilan hasil pengujian
tersebut diperlihatkan dalam Gambar 17.
48
Gambar 17. Contoh hasil komputasi uji geser langsung
(Directshear test) Promunco software (2014)
49
III. Pengetahuan Umum Kerja Laboratorium
3.1. Alat Ukur
Satuan ukur yang digunakan dilaboratorium lzim
disesuaikan dengan standard uji (ASTM, SNI atau standard
lainnya) yang mempunyai format satuan ukur masing
masing dan disesuaikan juga dengan software komputasi yang
dipakai.
3.2. Alat yang lazim digunakan sebagai berikut:
1. Alat ukur tekanan, tegangan dan regangan
a. Piston gaya dan manometer
Banyak pekerjaan di laboratorium yang
bertujuanuntuk mengukur tahanan atau tekanan,
pengukuran gaya tahan dengan pengukuran gaya
tekan terjadi timbal balik, Nilai sebuah gaya (P) dibagi
dengan luas kontak penampang gaya yang bekerja
akan menghasilkan tekanan, sebaliknya tekanan kali
luas akan menghasilkan gaya. Tekanan hidrolik yang
diberikan melalui sebuah mesin uji juga disalurkan
melalui piston untuk menghasilkan gaya.
Alat ini terdiri dari empat macam, yaitu:
50
b. Manometer air raksa,
Azas kerjanya adalah tekanan hidrostatik, dimana:
Tekanan = berat jenis air raksa x tinggi
c. Monometer logam atau manometer bourdon,
mekanisme pengkuruannya ditentukan oleh pegas
yang ada di dalam manometer tersebut, nilai tekanan
dapat diketahui dengan nilai pembacaan yang
dikalikan dengan nilai devisi atau konstanta
manometer.
Jenis alat ukur tegangan tekan atau regangan
tarik yang lebih baik bersifat komputasi digital sudah
banyak juga digunakan, kondisi ini sesuai dengan
perkembangan alat uji yang dipunyai. Contohnya
adalah perekaman gaya tekan dan sifat regangan
dapat digunakan:
d. Strain gauge
e. Transducer.
Prinsip kerja kedua komponen tstrain gauge dan
tranducer tersebut bersifat digital yang memerlukan
software komputasi dan perekaman datanya
dikendalikan otomatis.
51
3.3. Alat ukur dimensi
a. Untuk SI unit standar yaitu:
Meter, cm, mm, micron, angtrong atau nano.
b. Untuk British standar yaitu:
Kaki (ft=foot), inci (in)
Meteran dengan panjang cukup satu meter, 30 cm (untuk
pekerjaan lapangan hingga panjang 50 meter). Masing
masing alat ukur dapat dikelompokkan sebagai berikut.
3.4. Alat ukur dimensi lainnya
1. Micrometer screw untuk pengukuran diameter yang
berdimensi yang relative kecil. Alat ukur ini
mempunyai ketelitian mencapai 0.01 mm.
2. Dial gauge yaitu alat ukur deformasi vertical-lateral
atau regangan, pengukuran dalam devisi yang
dikonfersikan ke dalam mm, atau kgf.
3. Sieve atau ayakan, terdiri dari ukur diameter partikel
kasar dengar cara menyaring. Saringan mempunyai
susunan dari ukuran kasar hingga halus, terdiiri dari
ukuran Pengukuran dengan ayakan merupakan
52
pengukuran rata-rata antara dua ukuran yang
dipakai. Dengan serangkaian ayak itu,dapat
diperoleh ukuran paling kecil sebesar 50 mikron.
Satu set ayak terdiri dari berukuran
3’’ (76,2 mm),
2’’(50.8mm),
1,5’’ (38,1 mm),
1’’ (25,4 mm),
¾ (19,1 mm),
3/8 ‘’(9,52 mm),
no 4 (4,76 mm),
no 10 (2,00), dan
no. 20 (0,841 mm)
no. 40 (0,420 mm),
no (0,177 mm),
no. 100 (0,149 mm),
no. 200 (0,074 mm),
disertai tampungan (pan) dan penutup.
53
3.4. Tibangan
Timbangan digunakan untuk pengukuran berat.
Satuan ukur dapat berupa satuan gaya adalah:
Kilogram force (kgf), pound (lb) dan Newton (N)
Pengukuran berat unit adalah:
Ton (T), kilogram (kg), gram (gr), milligram (mgr)
3.5. Volumetrik
Pengukuran ini bertujuan untuk mendapatkan berat
persatuan volume atau isi lazim disebut berat satuan
saja (unit weight).
Beberapa alat ukur untuk menentukan volume
bentuk geometris atau tidak beraturan, dapat
digunakan beberapa alat khusus, untuk pengukuran
ini praktikan memerlukan bimbingan khusus dan
dilakukan bersama Laborant, Asistent Laboratorium
atau langsung melalui arahan Ketua Laboratorium,
alat alat yang digunakan diantaranya sebagai berikut:
Kerucut pasir
Air Raksa
Balon Air
54
3.6. Proving Ring
Proving ring digunakan untuk menetukan nilai gaya
tekan, tegangan normal uniaksial atau tegangan geser
(shearing stress). Satuannya;
kilo pascal (kPa), pound square inch (Psi) dan britis
unit lainnya
Ton/m3 , ton/cm2, kg/cm2, gr/cm3 atau gr/cc.
Pengukuran gaya dengan cara ini adalah metode
pengukuran tidak langsung, tetapi dengan
memperbandingkan nilai konfersi pegas dial yang bekerja
terhadap sebuah benda uji. Proving ring adalah merupakan
alat ukur pegas yang banyak dipakai di laboratorium
mekanika tanah. Kepekaan proving ring dalam merespon
gaya sangat tergantung pada tebal tipis nya linkaran
platnya, oleh karena itu jenis dan kekeerasan benda uji
menentukan ukuran tebal tipisnya proving yang digunakan.
Sehingga dengan demikian perlu diprediksi pemakaian untuk
berapa angka gaya maksimum yang mampu ditahan. Perlu
diketahui nilai tera masing masing proving ring yang akan
dipakai yang disebut nilai konstanta proving ring. Nilai
konstanta proving ring secara berkala perlu diadakan
kalibrasi ulang.
55
DAFTAR PUSTAKA
AASHTO (1982), Standard Specification for Highway
Material and method of Sampling and Testing, Part II
(Methods of Sampling and Testing), 13th edition,
Washington, DC, USA.
ASTM Standard (1976), Annual Book of ASTM Standard,
Part 19 (Natural Building Stones, Soil and Rock,
Peast, Mosses, and Humus), American Society for
Testing and Materials, Philadelpia, USA.
BISHOP, A, W., & D.J. HENGKEL (1964), The
Measurement of Soils Properties in the Traxial Test, 2nd
edition, William Clowers and Sons, London, England.
BOWLES, J .E., (1870), Engineering properties of Soils and
their measurement, McGraw-Hill Book Company, New
York, USA.
BOWLES, J.E.,(1982), Foundations Analysis and Design,
3rd Edition, McGraw-Hill Company, New York, USA.
BRITISH STANDARD INSTUTION, (1976), methodes of
testing soils for civil engineering purposes, british
standard House, London, England.
DAS, B.M., (1985), Advanced Soil Mechanics, McGraw-Hill
Book Company, New York, USA.
HoLTZ, R.D., & W.D. KONVACS, (1981), An Introduction
to Geotechnical Engineering, Prentice-Hall, New
Jersey, USA.
Ismail, M.A (1998), Panduan Penulisan Laporan Mekanika
Tanah, Jurusan Teknik Sipil Unsyiah, Banda Aceh
56
LAMBE, T.W., & R.V. WHITMAN, (1979), Soil Mechanics,
SI Version, John Willey & Sons, New York, USA.
LEE, I.K., W. WHITE, & O.G. INGELS, (1983), Geotchnical
Engineering, Pitman, Toronto, Canada.
SANGELERAT, G., (1972), The Penetrometer and Soil
Exploration, translated: G. Gendarme, Elsevier
Publishing Company, Amsterdam, Netherland.
TOMLINSON, M.J., (1975), Foundation Design and
Contruction, 3rd edition, Pitman Publishing
Corporation, Victoria, Australia.
WESLEY, L.D., (1977), Mekanika Tanah, Cetakan ke-IV,
Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
57
LAMPIRAN
58
Lamp.-1. TABEL KLASIFIKASI TANAH USCS
Untuk mengklasifikasi jenis tanah digunakan klasifikasi
tanah sistem USCS (Unified Soil Classification System) berikut ini:
59
Lamp.-2. Contoh Hasil Uji Lab Sample Bor Tangan
Klien : Contoh
Proyek : Perencanaan Khusus Daerah Rawan Longsor
Lokasi : Contoh
Kode/No.Sampel TB.2-03.1 TB.2-03.2
Kedalaman Sampel meter -2.00 -5.00
Jenis & Klasifikasi Tanah HWP MWP
GRAVIMETER & VOLUMETER
Kadar Air Asli w % 24.69 27.37
Berat Jenis Gs 2.20 2.23
Berat Isi Tanah Asli gr/cm3 1.48 1.51
Berat Isi Tanah Kering d gr/cm3 1.18 1.18
Berat Isi Tanah Jenuh sat gr/cm3
Porositas n % 46.27 46.99
Angka Pori e 0.86 0.89
Derajad Kejenuhan Sr % 63.18 68.96
DISTRIBUSI UKURAN BUTIR (ASTM)
Lempung < 0,005 mm % 1.14 0.98
Lanau 0,005 - 0,075 mm % 6.46 5.57
Pasir halus 0,075 - 0,420 mm % 77.33 72.20
Pasir sedang 0,042 - 2,000 mm % 15.08 21.25
Pasir kasar 2,000 - 4,750 mm % 0.00 0.00
Kerikil > 4,750 mm % 0.00 0.00
PARAMETER KEKUATAN
Triaxial/Direct Shear
Kohesi cp kg/cm2 0.06 0.05
Sudut geser dalam p (…) 24.68 24.68
60
Lamp,-3. Lembar Promo Laboratorium Mekanika Tanah
Geoteknik 2017
PENGUJIAN GEOTEKNIK
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA, DARUSSALAM BANDA ACEH (23111)
hand phone: 08139749002; e-mail: [email protected]
infogeoteknik.blogspot.com; laboratoriummekanikatanah.blogspot.com
our engineers Ketua,
Prof.Dr.Ir.H. MUNIRWANSYAH, M.Sc
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH - GEOTEKNIK, FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA - BANDA ACEH. (ASTM Standard Laboratory, Soft Ware& Computation), Accuracy First Laboratory and Analysis by Promunco℗.
1
0