Upload
amhar-syukur-rizki
View
59
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PERCOBAAN I
ANALISIA KUALITATIF KARBOHIDRAT
A. Waktu Praktikum
Hari : SabtuTanggal : 14 Januari 2012Pukul : 08.00-09.30Tempat : SMA PGRI Garut
B. Tujuan Percobaan
1. Menentukan karbohidrat secara umum.2. Menguji kelarutan karbohidrat.3. Membuktikan kebenaran dari teori yang dipelajari.4. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi pada saat percobaan.
C. Landasan Teori
Karbohidrat adalah zat makanan yang banyak menghasilkan energi yang di perlukan tubuh. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi dalam penyediaan bahan pembentuk protein dan lemak serta menjaga keseimbangan asam basa.
Karbohidrat dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni gula sederhana dan gula majemuk. Gula sederhana atau gula tunggal disebut monosakarida; gula ini tidak dapat dipecah menjadi gula yang lebih sederhana lagi. Ada dua macam gula majemuk, yaitu disakarida dan polisakarida. Gula majemuk masih dapat dipecah menjadi gula tunggal (monosakarida).
Fruktosa dan galaktosa yang tergolong monosakarida banyak terdapat pada buah, madu, dan beberapa sayuran.. glukosa hamper selalu terdapat pada sel-sel hidup.
Sukrosa (gula tebu) yang tergolong disakarida banyak terdapat dalam buah-buahan manis, batang, biji, akar, dan umbi tumbuhan tingkat tinggi.
Pada proses hidrolisis, maltosa akan terpecah menjadi dua macam monosakarida dengan bantuan enzim maltase. Maltosa banyak terdapat dalam biji-bijian yang sedang tumbuh (fase kecambah).
Polisakarida berupa suatu rangkaian molekul monosakarida yang sejenis atau berlainan jenis. Polisakarida, misalnya amilum, terdapat terutama di tempat penyimpangan cadangan makanan tumbuhan, seperti dalam akar (ketela pohon), umbi(kentang), dan biji-bijian.
Contoh polisakarida lain adalah selulosa. Selulosa sering disebut sebagai serat makanan. Serat tidak dapat dicerna oleh alat-alat pencernaan
mamalia (termasuk manusia). Selain itu, serat tidak larut dalam air dan zat pelarut organik.
Karbohidrat merupakan sumber energi penting karena karbohidrat dapat dipecah menjadi glukosa yang merupakan bagian penting dalam reaksi kompleks. Setiap reaksi pemecahan glukosa akan menghasilkan energi dalam bentuk ATP(adenosine trifosfat). Contoh makanan yang mengandung karbohidrat antara lain roti, gandum, beras, ketela, jagung. Banyaknya karbohidrat tang diperlukan tubuh tergantung pada lemak yang sudah ada. Penggunaan energi sehari-hari untuk metabolisme seseorang dengan berat badan 50 kg adalah sekitar 1.500 kalori.
D. Alat dan Bahan1. Alat yang digunakan anatra lain :
Tabung Reaksi Pipet Tetes Penangas Air Gelas Ukur Keping Tetes Penyangga Batang Pengaduk Bunsen Penjepit Tabung Rak Tabung Reaksi Gelas Kimia Korek Api
2. Bahan yang digunakan antara lain : Untuk Uji Molisch bahan yang digunakan yaitu pereaksi Molisch,
larutan karbohidrat 1 mL, larutan asam sulfat pekat 1 mL. Untuk Uji Benedict bahan yang digunakan yaitu pereaksi benedict,
larutan reagen benedict 2 mL,n larutan karbohidrat 3 tetes, larutan Glukosa 0,1 M.
Untuk Uji Seliwanof bahan yang digunakan yaitu pereaksi seliwanof 2 mL, dan larutan sukrosa 0,1 M.
Untuk Uji Iodium Pati bahan yang digunakan yaitu pereaksi iodium 0,05 M dan larutan pati 1 %.
E. Prosedur Kerja1. Uji Molisch
Uji molisch adalah uji umum untuk karbohidrat walaupun hasilnya bukan hasil reaksi yang spesifik untuk karbohidrat. Hasil yang negatif merupakan petunjuk yang jelas tidak adanya karbohidrat dalam sampel.
Pereaksi :
Molisch : larutan 10 g α-naftol dalam 100 ml etanol 95%.
Prosedurnya yaitu :
1) Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch ke dalam 1 mL larutan karbohidrat, kocok pelan-pelan.
2) Tambahkan 1 mL asam sulfat pekat melalui dinding dalam tabung yang dimiringkan.
3) Terjadinya warna pada bidang batas antara kedua lapisan cairan menunjukkan reaksi positif.
4) Ulangi prosedur diatas untuk semua sampel yang tersedia dan bandingkan dengan sampel yang bukan karbohidrat (larutan protein atau lipid misalnya)
2. Uji BenedictUji benedict berdasarkan pada reduksi dari Cu2+ menjadi Cu+ oleh
karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas ( gula pereduksi). Disakarida seperti maltosa dan laktosa dapat mereduksi larutan benedict karena memiliki gugus keton bebas.
Pereaksi :
Benedict : 175 g Natrium Sitrat dan 100 g Na2CO3 anhidrat
dilarutkan dalam 100 mL aquades. Tambahkan 17,3 g tembaga
sulfat yang telah dilarutkan dalam 100mL aquades. Volume total
dibuat menjadi 1000 mL dengan penambahan air.
Prosedurnya yaitu :
1) Tambahkan 3 tetes larutan karbohidrat pada tabung reaksi yang telah diisi 2 mL reagen benedict, lalu dikocok. Tempatkan tabung dalam penangas air mendidih selama beberapa menit, biarkan dingin. Amati perubahan warna dan perhatikan apakah terbentuk endapan.
2) Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah menunjukan reaksi positif.
3) Untuk melihat limit deteksi uji benedict dapat dilakukan pengujian pada larutan glukosa 0,1 M yang diencerkan 2 kali, 10 kali, 50 kali, dan 100 kali.
3. Uji SeliwanofUji seliwanof merupakan uji spesifik untuk karbohidrat golongan
ketosa. Disakarida sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa memberi reaksi positif dengan uji seliwanof. Glukosa dan karbohidrat lain dalam jumlah banyak dapat juga memberi warna yang sama.
Pereaksi :
Seliwanof : larutkan 0,05 g resolsinol dalam 100 mL HCL encer
( HCL : air 1: 2)
Prosedurnya yaitu :
1) Kedalam tabung reaksi yang telah diisi dengan 2 mL larutan Seliwanof tambahkan beberapa tetes larutan fruktosa 0,1 M. Panaskan tabung tersebut dalam air mendidih selama 60 detik.
2) Terjadinya perubahan warna merah dan endapan menunjukan reaksi positif untuk keton, Bila endapan dilarutkan dalam alkohol terjadi larutan berwarna merah.
4. Uji Iodium PatiPati dengan iodium akan membentuk kompleks berwarna biru. Dextrin
dengan iodium akan menghasilkan warna merah anggur. Pereaksi :
Iodium 0,5 M : larutan 10 g Kl dalam satu liter air kemudian
tambahkan 2,5 g iodium dan aduk.
Prosedurnya yaitu :
Pada keping tetes, tambahkan 1 tetes larutan iodium pada 1 tetes larutan pati 1 %. Segera amati warna yang terjadi.
F. Hasil Pengamatan
1. Uji MolischSetelah dialkukan pengujian pada laboratorium didapat hasil bahwa
pengujian karbohidrat dengan percobaan molish yaitu Glukosa terdapat 3 lapisan warna yaitu lapisan paling bawah
berwarna hijau (menunjukan larutan asam), lapisan bagian tengah berwarna ungu (menunjukan karbohidrat), dan lapisan bagian atas berwarna bening (menunjukan larutan glukosa).
Sukrosa terdapat 3 lapisan warna yaitu pada lapisan bagian bawah berwarna kuning (menunjukan larutan asam), lapisan bagian tengah berwarna ungu (menunjukan karbohidrat), dan lapisan bagian atas berwarna coklat muda (menunjukan larutan sukrosa).
Pati terdapat 2 lapisan warna yaitu lapisan bawah berwarna kuning (menunjukan asam), lapisan bagian atas berwarna ungu (menunjukan karbohidrat).
.
Sampel Hasil Pengujian
1. Larutan glukosa 0,1 M
2. Larutan sukrosa 0,1 M
3. Pati 1℅
Cincin Merah keunguan (+)
Cincin keunguan (+)
Cincin ungu (+)
Pada pengujian ini dengan terjadinya perubahan warna pada pada bidang batas berarti bahwa pada larutan-larutan sampel karbohidrat di atas menunjukan reaksi positif atau larutan-larutan tersebut termasuk kelompok karbohidrat.
2. Uji Benedict
Setelah dialkukan pengujian pada laboratorium didapat hasil bahwa pengujian karbohidrat dengan percobaan benedict yaitu:
o larutan glukosa : berwarna biru mudao larutan pati : berwarna putih susu agak kekuningano larutan sukrosa : berwarna beningo larutan laktosa : berwarna bening keruh agak kekuningan
Sampel Setelah diberi reagen
benedict
Setelah
dipanaskan
Endapan
Larutan glukosa 0,1
M
Biru muda jernih Warna tidak
berudah
Endapan kehijauan
Larutan sukrosa 0,1
M
Biru muda jernih Warana
tidak
berubah
Tidak ada endapan
Pati 1℅
Biru muda jernih Warana
tidak
berubah
Tidak ada endapan
3. Uji Seliwanof
Setelah dialkukan pengujian pada laboratorium didapat hasil bahwa pengujian karbohidrat dengan percobaan seliwanof yaitu:
o Pada pengujian ini tabung reaksi yang telah diisi dengan 2 mL
larutan seliwanof di tambahkan beberapa tetes larutan sukrosa, kemudian tabung tersebut di panaskan dalam air yang mendidih selama 60 detik. Setelah itu pada tabung reaksi tersebut tidak terjadi perubahan warna apapun dan tidak ada endapan. Berarti pada reaksi tersebut menunjukan reaksi negative (aldosa).
Sampel Sebelum
pemanasan
Setelah pemanasan
Larutan sukrosa 0,1 M Jernih /bening jernih/ bening (-)
4. Uji Iodium Pati
Setelah dialkukan pengujian pada laboratorium didapat hasil bahwa pengujian karbohidrat dengan percobaan iodium pati yaitu:
o Pada pengujian ini di tambahkan 1 tetes larutan iodium pada 1
tetes larutan pati. Kemudian setelah itu terjadi perubahan warna menjadi merah anggur pada reaksi tersebut, berarti reaksi tersebut menunjukan positif dextran.
G. Pembahasan
1. Uji molisch
Uji molisch adalah uji umum untuk karbohidrat,uji ini sangat efektif
untuk senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi
senyawa furtural atau senyawa furtural yang tersubsidi seperti
hidroksimetil furtural. Pada uji molisch, hasil uji menunjukkan bahwa
semua bahan yang diuji adalah karbohidrat. Pereaksi molisch membentuk
cincin yaitu pada larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan
pati menghasilkan cincin berwarna ungu hal ini menunjukkan bahwa uji
Sampel Hasil
Pati 1℅ Merah anggur (+)
molish sangat spesifik untuk membuktikan adanya golongan
monosakarida, disakarida dan polisakaida pada larutan karbohidrat.
2. Uji Beneditct
Uji benedict berdasarkan reduksi CU++ menjadi CU+.pada proses
kupri dalam suasana alkalis biasanya ditambah zat pengkompleks seperti
citrate pada larutan benedict atau larutan fehling untuk mencegah
pengendapan Cu(OH)2 atau CuO dalam natrium hidroksida. Pada uji
benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh fruktosa, glukosa, maltosa, dan
laktosa, sedangkan untuk karbohidrat jenis sukrosa dan pati menunjukkan
hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya,
namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil
aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini
dapat mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu, karbohidrat
yang menunjukkan hasil reaksi positif dinamakan gula pereduksi. Pada
sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun atom
karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit
monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat
bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak
dapat mereduksi pereaksi benedict. Pada pati, sekalipun terdapat glukosa
rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah
kecil, sehingga warna hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.
Dalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial
menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang menjadi dasar untuk
membedakan antara polisakarida, disakarida, dan monosakarida.
Monomer gula dalam hal ini bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk
senyawa berwarna biru. Dibanding dengan monosakarida, polisakarida
yang terhidrolisis oleh asam mempunyai kadar monosakarida yang lebih
kecil, sehingga intensitas warna biru yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan dengan larutan monosakarida. Pada tabel 3. terlihat bahwa
monosakarida menunjukkan kereaktifan yang lebih besar daripada
disakarida maupun polisakarida. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa
uji barfoed digunakan untuk membedakan reaktifita antara monosakarida,
disakarida, dan polisakarida.
3. Uji saliwanof
Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton, adanya gugus keton
tersebut dapat dibuktikan melalui uji seliwanoff. Jika karbohidrat yang
mengandung gugus keton direaksikan dengan seliwanoff akan
menunjukkan warna merah sebagai reaksi positifnya.
Adanya warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang
sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses
pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari fruktosa
oleh asam klorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan
hidroksi metil furfural.
4. Uji iod
Pada uji iod, hanya pati lah yang menunjukkan reaksi positif bila
direaksikan dengan iodium. Hal ini disebabkan karena dalam larutan pati,
terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya
ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini
menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium
yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru
tua pada kompleks tersebut.
H. Kesimpulan
Karbohidrat merupakan kelompok besar senyawa polihidroksialdehida dan polihidroksiketon atau senyawa-senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi polihidroksialdehida atau polihidroksiketon. Karbohidrat dikelompokkan menjadi empat kelompok penting yaitu monosa-karida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Pengujian pada karbohidrat ada beberapa macam diantaranya uji molisch, uji iodium, uji benedict, dan uji seliwanoff.Uji molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara umum.
Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif yang artinya larutan yang diuji mengandung karbohidrat. Walaupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat karena reaksi ini sangat sensitif untuk uji senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan turunannya (furfural tersubstitusi). Uji benedict digunakan untuk menentukan golongan pereduksi dalam karbohidrat
sehingga dapat membedakan mana yang golongan pereduksi dan mana yang golongan non pereduksi. Hasil yang positif menunjukan bahwa larutan mengandung gula pereduksi yang mereduksi logam Cu2+ pada reagen benedict dan hasil yang negatif menunjukan bahwa larutan tidak mengandung gula pereduksi.
Uji seliwanof digunakan untuk menentukan karbohidrat jenis ketosa. Reaksi positif menunjukkan bahwa larutan yang diuji memiliki gugus keton, dan reaksi positif menunjukan bahwa larutan tidak memiliki gugus keton. Uji atau tes iodium digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan tersebut. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin.
Dari uji-uji yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa karbohidrat mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a) Selalu positif apabila menggunakan uji molish karena molish adalah reaksi
umum untuk karbohidrat.
b) Apabila diglikolisis secara anaerob makan akan menghasilkan CO2 dan H2O.
c) Polisakarida dapat dihidrolisis dengan cara pemanasan dan disertai
penambahan asam pekat sebagai katalis.
d) Monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat teroksidasi (golongan
reduksi) sedangkan polisakarida merupakan golongan non pereduksi.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Lengkapi tabel berikut :
Tabel 1. Uji karbohidrat secara teoritis
Sampel Molisch Iod Benedict SeliwanofAmilum + Ungu + Ungu - Tidak
berwarnaSukrosa + Ungu - Oranye - Biru tidak ada
endapan-tidak berwarna Merah
Glukosa + Ungu - Oranye +Terbentuk endapan merah bata
- Tidak berwarna merah
2. Gambarkan Rumus struktur dari sukrosa, Laktosa, maltosa, Fruktosa,
Galaktosa, dan Glukosa.
Jawab :a. Rumus Struktur Sukrosa
b. Rumus struktur laktosa
c. Rumus Struktur Maltosa
d. Rumus struktur Fruktosa
e. Rumus struktur galaktosa
f. Rumus struktur Glukosa
3. Salin skema pengujian karbohidrat diatas dan tempatkan : amilum, Dextran,
Sukrosa, laktosa, Maltosa, Fruktosa, Galaktosa, Glukosa.
Jawab :
Sampel Molisch Iod Benedict SeliwanofAmilum + Ungu + Ungu - Tidak
berwarnaSukrosa + Ungu - Oranye - Biru tidak
ada endapan
-tidak berwarna Merah
Glukosa + Ungu - Oranye + Terbentuk endapan merah bata
- Tidak berwarna merah
4. Tuliskan Prinsip atau persamaan reaksi :
a. Reaksi Molisch
b. Reaksi Benedict
c. Reaksi Barfoed
d. Reaksi Seliwanof
Jawab :
a. KH (pentose) + H2SO4 pekat furfural + a naftol warna ungu
KH (heksosa) + H2SO4 pekat HM-furfural + a naftol warna unguPrinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan hasil positif.
b. Persamaan Reaksi benedict :O O|| ||R — C — H + Cu2+ [o] R — C — OH + Cu2O ↓ (merah bata)OH-
Prinsip reaksi benedict yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada suasana basa dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-sitrat dan K-Na-tatrat.
c. O O
║ Cu2+ asetat ║
R—C—H + ─────→ R—C—OH + Cu2O+ CH3COOH
n-glukosa E.merah
Monosakarida bataPrinsip reaksi barfoed hampir sama dengan reaksi benedict yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4
menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada suasana asam (Barfoed) dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-sitrat dan K-Na-tatrat.
d. Prinsip reaksi seliwanoff adalah untuk mengetahui adanya ketosa
(karbohidrat yang mengandung gugus keton). Pada pereaksi seliwanoff,
terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan
hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung
gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.
5. Suatu sampel memberi hasil positif dengan uji Molisch, tetapi memberikan uji
negatif untuk uji-uji iod, benedict, barfoed dan seliwanof. Apa yang dapat
Anda duga dari sampel tersebut.
Jawab :Apabila sampel tersebut memberikan reaksi positif pada uji molisch berarti sampel tersebut merupakan karbohidrat, tetapi jika memberikan reaksi negatif pada uji benedict berarti sampel tersebut tidak memiliki gula pereduksi. Dan jika sampel tersebut juga memberikan reaksi negatif pada uji seliwanof berarti sampel tersebut tidak memiliki gugus keton. Dan apabila memberikan reaksi negatif juga pada uji iodium berarti sampel tersebut bukan merupakan amilum atau pati.
6. Apa fungsi Na sitrat pada uji benedict, dapatkah diganti dengan asam sitrat,
jelaskan.
Apa fungsi Na karbonat pada uji benedict tersebut.Jawab :Fungsi Na sitrat pada uji benedict adalah untuk mencegah adanya endapan Cu (OH)2 atau CuCO3. Natrium sitrat pada uji benedict juga berfungsi sebagai pengkompleks. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah sehingga dapat direduksi oleh glukosa.
PERCOBAAN IIANALISA KUALITATIF PROTEIN DAN LIPID
A. Waktu Praktikum
Hari : SabtuTanggal : 14 Januari 2012Pukul : 08.00-09.30Tempat : SMA PGRI Garut
B. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui dan menguji kebenaran protein daan lipid melalui sifat
reaksinya.
2. Membuktikan kebenaran dari teori yang dipelajari.
3. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi pada saat percobaan.
C. Landasan Teori
1. Protein
Kata protein sebenarnya berasal dari kata yunani yang berarti pertama
yang paling penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-
macam golongan makromolekul heterogen. Walaupun demikian
semuanya merupakan turunan dari polipeptida dengan berat molekul yang
tinggi, secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri
dari polipeptida dengan berat molekkul yang tinggi.
Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri
dari polipeptida dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan
tambahan seperti hern, karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein
kompleks, bagian polipeptida dinamakan aproprotein dan keseluruhannya
dinamakan haloprotein. Secara fungsional protein juga menunjukkan
banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim, bahan
bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein
merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui
ikatan peptida(Hart, 1987).
Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul
besar antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari
atom-atom C,H,O dan N ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S.
Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino
dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang
lain, menentukan sifat biologis suatu protein(Girinda, 1990).
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O
dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein
mengandung gula terpor belerang, dan ada jenis protein yang mengandung
unsur logam seperti besi dan tembaga(Winarnno, 1997).Sifat-sifat protein
beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan
air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya.
Semua molekul dengan jenis protein tertentu mempunyai komposisi dan
deret asam amino dan panjang rantai polipeptida yang sama. Protein
memiliki fungsi sebagai berikut(Lehninger, 1996):
enzim, merupakan katalis biokimia
pengukur pergerakanalat pengangkut dan penyimpan
penunjang mekanisme tubuh
pertahanan tubuh (imune atau anti-bodi)
media perambatan impuls saraf
pengendali pertumbuhan
2. LipidLipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua
organisme disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang
terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak.
Gambar 1. Struktur Asam Lemak
Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh yang dijumpai pada
trigliserida, umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom
karbonnya selalu genap.
Ada dua macam trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan
trigliserida campuran. Trigliserida sederhana mengandung asam-asam
lemak yang sama sebagai penyusunnya, sedangkan trigliserida campuran
mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda. Pada
umumnya, trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh bersifat
cairan pada suhu kamar, disebut minyak, sedangkan trigliserida yang
mengandung asam lemak jenuh bersifat padat yang sering disebut lemak.
Trigliserida bersifat tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam
pelarut nonpolar seperti kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan
terhidrolisis jika dididihkan dengan asam atau basa. Hidrolisis trigliserida
oleh basa kuat (KOH atau NaOH) akan menghasilkan suatu campuran
sabun K+ atau Na+ dan gliserol. Hidrolisis trigliserida dengan asam akan
menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak penyusunnya.
Trigliserida dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat
diubah secara kimia menjadi lemak padat oleh proses hidrogenasi
sebagian ikatan gandanya. Jika terkena udara bebas, trigliserida yang
mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung mengalami autooksidasi.
Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam lemak,
sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini
menyebabkan minyak mengalami ketengikan.
Kelas lipida yang lain adalah steroid dan terpen. Steroid merupakan
molekul kompleks yang larut di dalam lemak dengan empat cincin yang
saling bergabung. Steroid yang paling banyak adalah sterol yang
merupakan steroid alkohol. Kolesterol adalah sterol utama pada jaringan
hewan. Kolesterol dan senyawa turunan esternya, dengan asam lemaknya
yang berantai panjang adalah komponen penting dari plasma lipoprotein.
D. Alat dan Bahan
1. Bahan yang digunakan antara lain :
a.Protein
Pada uji biuret, bahan yang diperlukan adalah NaOH 10 %, CuSO4 0,1
%, Urea, larutan Albumin 2 %, dan air.
Pada reaksi xanthoprotein bahan yang diperlukan antara lain asam nitrat
pekat, NaOH atau NH4OH (pekat), larutan albumin, dan air.
b. Lipid
Pada uji kelarutan lipid bahan yang diperlukan adalah alkohol,
kloroform dan air.
Pada uji penyabunan, bahan yang digunakan antara lain KOH alkoholis,
HCL, dan minyak kelapa.
Pada uji peroksida bahan yang digunakan antara lain minyak kelapa,
kloroform, larutan KI 10 % dan asam asetat glasial.
E. Prosedur Kerja
Protein
1. Uji Biuret, larutan protein dalam basa kuat yang diberi beberapa
tetes larutan kaprisulfat encer akan membentuk warna ungu dan
reaksi ini deberi nama reaksi Biuret. Senyawa biuret diperoleh
dengan cara memenaskan senyawa urea pada sushu kira-kira 180o
C. reaksi biuret terjadi karena pembentukan kompleks Cu2+¿ ¿
dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptide dalam suasana
basa. Dipeptida dan asam-asam amino ( kecuali hisyidin, serin dan
tirosin) tidak memeri hasil positif terhadap uji ini. Prosedur
pelaksanaannya adalah :
a. 1 ml albumin 2 % dalam tabung reaksi ditambah dengan 1 ml
NaOH 10 % dan diaduk kuat-kuat (vortek). Tambahkan 1 tetes
CuSO4 0,1 %, aduk baik-baik. Jika tidak timbul warna
tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4 0,1 % sampai terbentuk
warna ungu.
b. 0,04 g (lebih kurang) urea dalam tabung reaksi dipanaskan
hingga melebur. Dinginkan dan perhatikan baunya.
Tambahkan 2 ml hingga larut dan lakukan reaksi biuret seperti
diatas.
2. Reaksi Xanthoprotein,pada uji ini terjadi proses nitrasi terhadap
inti benzene yang terdapat dalam protein membentuk suatu
senyawa berwarna kuning yang berubah menjadi warna oranye
setelah penambahan ammonia. Adanya tirosin, fenilalanin dan
triptofan dalam molekul protein akan memeberikan rekasi positif.
Prosedur pelaksanaannya adalah :
a. 2 ml albumin 2 % ditambahkan 1 ml asam nitrat pekat. Kocok
hati-hati dan amati. Endapan berwarna putih yang terjadi.
Panaskan hati-hati selama 30 detik lalu amati perubahan warna
menjadi kuning.
b. Dinginkan dalam air mengalir kemudian tambahkan tetes demi
tetes larutan natrium hidroksida atau amonium hidroksida
pekat. Warna kuning tua akan berubah menjadi oranye.
c. Ulangi percobaan tersebut diatas untuk larutan tirosin, kasein
dan gelatin. Amati perubahan warna yang terjadi.
Lipid
1. Uji Kelarutan Lipid, uji kelarutan lemak/lipid dapat dilakukan
dengan menambahkan sedikit contoh lemak kedalam beberapa mL
pelarut lemak dan kemudian diselidiki kelarutannya. Derajat
kelarutan dapat ditentukan secara langsung dengan
mengidentidikasi lemak tersebut setelah dikeringkan atau larutan
yang pelarutnya diuapkan diatas penangas air mendidih. Ada atau
tidak adanya sisa memperlihatkan bahwa zat tersebut dapat atau
tidak dapat melarutkan lipid. Prosedurnya adalah :
a. Sediakan 4 tabung reaksi berisi :
Tabung 1 : 2 ml air
Tabung 2 : 2 ml alkohol dingin
Tabung 3 : 2 ml alkohol panas
Tabung 4 : 2 ml kloroform
Kemudian masukan dalam tiap tabung 0, 2 ml minyak goreng,
kocok hati-hati.
b. Ambil 2-3 tetes dari masing-masing tabung diatas dan teteskan
pada kertas saring, adanya noda yang tertinggal pada kertas
saring setelah dikering anginkan menunjukan lemak atau lipid
yang larut dalam pelarut.
2. Uji Penyabunan, minyak atau lemak dalam bentuk trigliserida
dapat mengalami hidrolisis menjadi giserol dan asam lemak bebas
oleh pemanasan ataupun secara enzimatik (lipase). Asam lemak
bebas dapat bereaksi dengan alkali membentuk sabun (reaksi
penyabunan/ saponifikasi). Saponifikasi ini akan meningkatkan
kelarutan asam lemak bahkan dapat menjadi emulfisier bagi
senyawa nonpolar agar terlarut dalam air yang bersifat polar. Basa
alkali akan mempolarisasi molekul asam lemak sehingga
membentuk misel dengan bagian nonpolar disebelah dalam dimana
senyawa-senyawa nonpolar dapat terbungkus dan diemulsikan
dalam air. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a. 0,5 ml minyak kelapa dalam tabung reaksi ditambah 3 ml
larutan KOH alkoholis. Tabung ditutup dengan kelereng.
b. Panaskan diatas penangas air mendidih sampai penyabunan
sempurna. Tambahkan 2 ml air dan panaskan kembali sampai
semua alkohol menguap. Amati pembentukan busa bila larutan
tersebut diaduk.
c. Ambil larutan tahap 2 yang telah dingin kemudian ditambah
beberapa tetes asam klorida, selama penambahan kocok
perlahan-lahan dengan baik. Amati peristiwa yang terjadi.
3. Uji Peroksida, lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap
mudah mengalami proses oksidasi bahkan oleh udara terbuka yang
menyebabkan minyak menjadi tengik/rancidity. Proses oksidasi
akan meningkat pada suhu tinggi atau terdapat katalisator logam
dalam minyak dan ditentukan juga oleh karakter ikatan rangkap
yang ada dalam minyak tersebut. Proses oksidasi akan
menyebabkan hilangnya ikatan rangkap dan terbentuknya berbagai
senyawa turunan peroksida. Keberadaan peroksida dapat diketahui
dari kemampuan minyak tengik dalam mengoksidasi Iod dalam Kl
membentuk I 2. Prosedurnya adalah :
a. 1 ml minyak kelapa ditambahkan 1 ml kloroform, kocok
perlahan hingga tercampur, ditambahkan 2 ml asam asetat
glasial dan 1 tetes larutan KI 10 %. Kocok sempurna.
b. Ulangi prosedur 1 untuk minyak yang tengik.
c. Panaskan minyak goreng pada suhu 100-120o C (dengan api
kecil, jaga agar tidak melewati titik api dan terbakar) selama 15
menit dan 30 menit. Gunakan sebagai sampel uji peroksida.
F. Hasil Pengamatan
Protein
1. Uji Biuret
Pada uji biuret, ketika 1 ml larutan albumin ditambahkan 1 ml NaOH warnanya tetap yaitu putih bening tetapi setelah larutan ditambahkan beberapa tetes CuSO4 larutan berubah warna menjadi biru agak kekuningan dan adanya endapan pada dasar tabung. Meskipun telah diberikan beberapa tetes larutan CuSO4 tetapi larutan tetap berwarna biru dan tidak berubah menjadi warna ungu. Kemudian setelah urea yang telah dipanaskan dicampur dengan larutan diatas (reaksi biuret) larutan berubah warna menjadi biru bening dan terpisa juga ada endapan didasar tabung. Ini berarti pada uji ini menunjukan reaksi negatif (-).
2. Reaksi Xanthoprotein
Pada reaksi xanthoprotein ketika 1 ml larutan albumin
ditambahkan 1 ml larutan asam nitrat pekat kemudian dipanaskan
adanya endapan berwarna putih pada dasar tabung dan terjadi
perubahan warna mejadi kuning muda. Dan setelah larutan
didinginkan dalam air mengalir serta ditambahkan beberapa tetes
amonium hidroksida pekat larutan kembali berubah warna dari
kuning muda menjadi oranye. Hal ini menunjukan bahwa larutan
tersebut memberikan reaksi positif.
Lipid
1. Uji Kelarutan Lipid
Sebelum disaring
Alkohol panas: Terjadinya endapan dibawahnya setelah dipanaskan.
Alkohol dingin ditambah minyak dan tidak menyatu tetapi mengendapa dibawah.
Air: Tidak menyatu, tetapi berada di atas air atau terjadinya endapan di atas.
Kloroform: Setelah dikocok tidak ada reaksi apapun.Setelah disaring
Air: Setelah disaring minyak dan airnya ikut terserap.
Alkohol dingin: Setelah disaring minyak dan airnya ikut tersaring dan berada di atas penyaringan.
Alkohol panas: Setelah dilakukan penyaringan, minyak tidak ikut tersaring dan minyak berada diatas penyaringan/tidak ikut melebur.
Kloroform: Setelah dilakukan penyaringan diatas kertas penyaringan, kloroform langsung melebur dan langsung kering.
Setelah dikeringkan
Alkohol dingin: Minyak masih terdapat pada kertas penyaringan.
Alkohol panas: Minyak masih terdapat pada kertas penyaringan.
Air: Setelah dikeringkan dan reaksinya lama kering atau sukar.
Kloroform: Setelah dikeringkan dan reaksinya langsung terjadi pengeringan pada kertas penyaring secara cepat tetapi sedikit membekas.
2. Uji Penyabunan
Pada uji penyabunan ketika 0,5 ml minyak kelapa dalam tabung reaksi ditambahkan 3 ml larutan KOH alkoholis dan dipanaskan diatas penangas air adanya penyabunan. Kemudian ketika larutan ditambahkan 2 ml air dan dipanaskan ada busa yang keluar dari larutan. Dan ketika larutan ditambahkan beberapa tetes asam klorida, larutan berubah warna menjadi putih pekat dan minyak berada diatas tidak bercampur dengan larutan dibawahnya.
3. Uji Peroksida
Pada uji peroksida ini ketika 1 ml minyak kelapa di tambahkan
dengan 1 ml kloroform, minyak menjadi larut dan ketika di
tambahkan 2 ml asam asetat glasial dan 1 tetes larutan KI 10%
minyak mulai terpisah dan setelah di panaskan pada suhu 100-120o
C dengan api kecil selama 15 menit dan 30 menit minyak berada
di atas terpisah dengan larutan di bawahnya, dan di bawah endapan
itu ada lingkaran yag berbentuk berupa cincin-cincin.
G. Kesimpulan
Protein (akar kataprotos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein dan asam amino memberikan reaksi yang bersifat khas, bukan hanya bagi gugus amino dan gugus karboksil bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di dalamnya. Protein dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino yang menjadi penyusunnya. Protein dapat mengendap atau terdenaturasi oleh logam berat, garam-garam anorganik, rusaknya struktur tersier dan kwartener, serta karena berada pada titik isolistriknya.
Pengujian pada protein ada beberapa macam diantaranya uji biuret, dan uji xanthoprotein. Pada uji biuret adanya pembentukan warna ungu pada larutan memberikan reaksi positif. Uji xanthoprotein adalah uji untuk mengetahui adanya tirosin, fenilalanin, dan tiriptofan dalam molekul protein. Pada reaksi xanthoprotein larutan yang berubah warna menjadi oranye menunjukan reaksi positif.
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform.
Lipid dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya gliserol, atau bisa tidaknya tersabunkan (dapat tidaknya disaponifikasi). Berdasarkan sifat saponifikasi, lipid dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu Saponifiable dan Nonsaponifiable. Saponifiable dibagi menjadi dua yaitu saponifiable sederhana antra lain Fats (lemak) dan waxes (lilin) dan saponifiable Compouund (campuran) antara lain Glikolipid dan fosfolipid. Sedangkan contoh dari nonsaponifiable yaitu Terpena, Steroid, dan prostaglandin.
Pengujian pada lipid antara lain uji kelarutan lipid, uji penyabunan, dan uji peroksida. Uji kelarutan lipid adalah uji untuk mengetahui derajat kelarutan lipid. Pada uji ini ada atau tidak adanya sisa atau noda pada tabung reaksi memperlihatkan bahwa zat tersebut dapat atau tidak dapat melarutkan lipid. Uji penyabunan adalah uji untuk mengetahui apakah asam lemak yang bereaksi dengan alkali dapat membentuk sabun. Uji peroksida adalah uji
untuk mengetahui kemampuan minyak tengik dalam mengoksidasi iod dalam KI membentuk I2.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa lipid larut dalam pelarut organik seperti kloroform, atau eter tetapi tidak larut dalam air.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Tuliskan mekanisme reaksi transaminase lengkap dengan enjim yang terlibat.
Asam amino apa saja yang dapat mengalami transaminase.
Jawab :
transaminaseAsam L-amino + ketoglutrat ===== Asam keto + L-glutamatalanin transaminase Alanin + ketoglutarat ======= piruvat + glutamatAspartat transaminaseAspartat + ketoglutarat ======= oksaloasetat + glutamatleusin transaminse Leusin + ketoglutarat ======= ketoisokaproat + glutamattirosin transaminase Tirosin + ketoglutarat ====== hidroksifenilpiruvat +glutamat
Enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah transaminase atau aminotransaminase. Koenzimnya piridoksal fosfat. Sedangkan asam amino yang mengalami transaminasi adalah alanin, aspartat, glutamate, dan tyrosine. Lysine, threonine, proline, dan hidroksiproline tidak mengalami transaminasi.
2. Apa pengertian asam amino, protein, struktur sekunder protein.
Jawab :a. Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2), keduanya
terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau
α).
b. Protein (akar kataprotos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
c. struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
3. Gambarkan struktur primer tripeptida Ala – Gly – Tyr, tunjukan ikatan
peptidanya, gugus samping, muatan total dan bentuk zwiter ion dari molekul
tersebut.
Jawab :
N C Ca N C
Ca N C Ca
O H3C H H
+H3N C C N COO-
C N C C H CH H O H CH2
-OOC OH
Bentuk zwitter ionnya :
4. Apa pengertian istilah berikut untuk protein koagulasi, denaturasi, titik
isoelektrik salting in dan salting out.
Jawab : - Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena
penambahan bahan kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral
dan membentuk endapan karena adanya grafitasi. Koagulasi juga dapat
diartikan sebagai denaturasi protein akibat panas dan alkohol
- Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat
kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan
beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa,
garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth,
alkohol atau kloroform), atau panas.
- Titik Isoelektrik adalah derajat keasaman atau pH ketika suatu
makromolekul bermuatan nol akibat bertambahnya proton atau kehilangan
muatan oleh reaksi asam-basa. Titik isoelektrik juga dapat diartikan
sebagai daerah pH tertentu dimana protein tidak mempunyai selisih
H3C
muatan atau jumlah muatan positif dan negatifnya sama, sehingga tidak
bergerak ketika diletakkan dalam medan listrik.
- Salting in adalah ion anorganik yang terhidrasi sempurna akan mengikat
permukaan protein dan mencegah penggabungan (agregasi) molekul
protein.
- Salting out adalah peristiwa dimana pada konsentrasi garam yang tinggi,
garam akan lebih cenderung mengikat air dan menyebabkan agregasi
sehingga molekul protein mengalami presipitasi.
5. Tuliskan persamaan reaksi ninhidrin (3 tahap reaksi).
Jawab :RCH(NH2)COOH RCHO + NH3 + CO2 (warna ungu)
a. dekarboksilasi oksidatif dari asam amino dan produksi ninhidrin tereduksi,
amoniak dan dioksida,
b. reaksi ninhidrin tereduksi dengan molekul ninhidrin yang lain dengan
molekul amoniak yang dihasilkan,
c. pembentukan kompleks berwarna biru.
6. Gambarkan struktur kimia tripalmitat.
Jawab :
7. Bagaimana hubungan pelarutan lemak dalam air dengan panjang rantai R nya.
Jawab :Karena nonpolar, lemak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Tetapi lemak
juga mempunyai Sifat hidrofilik atau lipofilik berhubungan dengan kelarutan dalam air.Sifat hidrofilik sedang memiliki gugus –OH, SH, -O- =C=O, CHO, -NO2, -NH2, NHR, -NR, CN, CNS, -COON3, -COOR, -OPO3H2, OS2O2H.
8. Bagaimana hubungan titik beku atau titik leleh lemak dengan panjang rantai
dan kejenuhannya. Jelaskan
Jawab :Semakin panjang rantai atom C asam lemak pada minyak, maka akan semakin inggi titik cair/lebur titik minyak tersebut. Namun apabila ada ikatan tak jenuhnya, maka titik cair rantai C asam lemak yang sama jumlahnya akan turun. Pada lemak dengan jumlah atom C yang sama akan lebih rendah titik cairnya bila lebih banyak ikatan rangkapnya.
9. Apa yang dimaksud dengan emulsifier, mengapa phospolitid ataupun sabun
(hasil reaksi asam lemak dengan alkali) dapat bertindak sebagai emulsifier
Jawab :Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air. Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur.
10. Mengapa minyak tengik berbahaya bagi kesehatan dan bagaimana mencegah
ketengikan?
Jawab :Minyak tengik menimbulkan sensasi tidak nyaman di lidah, rasa gatal
mungkin juga timbul di tenggorokan. Menurut Prof dr Waluyo Soerjodibroto, Msc PhD SpG (K) ahli gizi Universitas Indonesia, makanan tengik berefek kumulatif. Artinya, dalam jangka panjang radikal bebas memicu penyakit, seperti kanker. Efeknya mungkin baru akan terlihat 10-15 tahun mendatang.
Minyak tengik mengandung asam lemak jenuh yang tinggi yang berbahaya bagi tubuh. Kandungan kolesterol baik (HDL) semakin berkurang sementara kolesterol buruk (LDL) semakin meningkat. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit seperti hipertensi, penyumbatan peredaran darah, penyakit jantung, dan stroke. Cara mencegah ketengikan pada minyak yaitu dengan menyimpan minyak ditempat tertutup agar udara tidak masuk pada minyak.