Upload
mutiarairianda
View
21
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
prescase 5
Citation preview
PRESENTASI KASUS V
NEFROLITIASIS
Disusun oleh :
Adityo Wibhisono 1102009011
Mutiara Irianda Putri 1102009195
PEMBIMBING :
Dr. Herry Setya Yudha Utama, Sp.B, MH.Kes, FinaCs, ICS
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
RSUD ARJAWINANGUN CIREBON
Fakultas Kedokteran YARSI
Arjawinangun 2013
PRESENTASI KASUS V
Nefrolitiasis
I. IDENTITAS
Nama : Ny. R
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Karang Anyar
II. ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)
Keluhan Utama : Nyeri pinggang kanan
Keluhan Tambahan : -
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD Arjawinangun karena mengeluhkan nyeri pinggang pada bagian kanan. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan. Sakit yang dirasakan hilang dan timbul dan semakin lama semakin buruk. Pasien idak mengeluhkan nyeri yang menjalar, BAK yang berwarna merah, BAK batu, mual dan muntah.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien menyangkal mempunyai penyakit diabetes mellitus, hipertensi.
Riwayat Penyakit keluarga :
Pasien mengaku di kelurga belum pernah ada yang mengalami hal yang sama seperti pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36,6oC
R : 24 x/ menit
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-
Sklera ikterik -/-
Refleks pupil -/-
Leher : Tiroid tidak teraba membesar, KGB tidak teraba membesar
Thoraks:
Cor I : iktus cordis tidak terlihat
P : iktus cordis teraba pada ICS V garis midclavikula
P : batas jantung mudah dinilai
A : BJ I-II reguler, murmur(-), gallop(-)
Pulmo I : pergerakan torak simetris dalam keadaan statis dan dinamis
P : vokal fremitus hemitoraks kanan dan kiri sama
P : sonor pada kedua lapangan paru
A : vesikular, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen
I : cembung, simetris, luka operasi (-)
A : Bising usus (+) normal
P : Timpani seluruh lapang abdomen
P : lembut, nyeri tekan (+)
Ekstremitas
Superior kanan kiri : udem (-) , akral hangat
Inferior kanan kiri : udem (-) , akral hangat
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
LAB RESULT FLAGS UNIT NORMAL
WBC 18.0 10^3/ 4.0-12.0
LYM 1.8 10^3/ 1.0-5.0
MON 0.4 10^3/ 0.1-1.0
GRANUL 3.9 10^3/ 2.0-8.0
LYM % 29.7 % 25.0-50.0
MON% 6.4 % 2.0-10.0
GRANUL% 63.9 % 50.0-80.0
RBC 4.89 10^6/ 4.0-6.20
HGB 15.4 g/dl 11.0-17.0
HCT 43.5 % 35.0-55.0
MCV 89.0 80.0-100.0
MCH 31.5 Pg 26.0-34.0
MCHC 35.4 g/dl 31.0-35.0
RDW 12.4 % 10.0-16.0
PLT 170 10^3/ 150.0-400.0
MPV 7.0 7.0-11.0
PCT 0.155 % 0.200-0.50
POW 13.4 % 10.0-18.0
LAB RESULT FLAGS Method NORMAL Satuan
Kimia klinik
Glukosa
Glukosa sewaktu
133 GOD-PAP 70-150 mg/dl
Foto Rontgen thorax:
Cor tidak memmbesar, diafragma normal
Pulmo: Hili normal
Corakan paru bertambah
Tampak noda keras pada lapang tengah kiri serta lapang bawah kanan
Tidak tampak perbecakan lunak
Kesan : TB Paru lama tenang
Hasil USG:
Nefrolithiasis dextra
V. DIAGNOSIS BANDING
1. Pyelonefritis
2. Infark ginjal
3. Kolesistisis
4. Ulkus duodenum
VI. DIAGNOSIS KERJA
Nefrolitiasis
VII. USULAN PEMERIKSAAN :
BNO-IVP
VIII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
1. Evalin 2x1 gr
2. Lactor 2x1
Teknik oprasi
IX. PROGNOSIS
Ad Vitam : ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
BATU SALURAN KEMIH
Anatomi dan Fisiologi
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.
Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas
(superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat
retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga
abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya
terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian
atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua
lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Pada orang dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan
ketebalan 5 cm dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang
dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus
yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter
a. renalis dan cabangnya merupakan arteri tunggal tanpa kolateral sehingga
penyumbatan pada arteri atau cabangnya mengakibatkan infark ginjal. Sama dengan pielum,
dinding ureter mempunyai lapisan otot yang kuat, yang dapat menyebabkan kontraksi hebat.
Dinding muskuler tersebut mempunyai hubungan langsung dengan lapisan otot dinding
pielum disebelah cranial dan dengan otot dinding buli-buli dikaudal. Ureter menembus
dinding muskuler masuk ke kandung kemih secara miring sehingga dapat mencegah aliran
balik dari kandung kemih ke ureter.
Etiologi Batu Saluran Kemih
Idiopatik
Gangguan aliran kemih
o Fimosis, striktur meatus, hipertrofi prostat, refluks vesiko – uretral, uretrokel,
konstriksi hubungan uteropelvik.
Gangguan metabolisme
o Hiperparatiroidisme
o Hiperurisemia
o Hiperkalsiuria
Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme yang mampu membuat urease (Proteus
mirabilis)
Dehidrasi
o Kurang minum, suhu lingkungan tinggi
Benda asing
o Fragmen kateter, telur sistosoma
Jaringan mati
Diet banyak mengandung kalsium atau oksalat
Sumbatan pada saluran kemih
Pekerjaan banyak duduk/kurang aktifitas
Komposisi dan Pembentukan Batu
Komposisi batu yang ditemukan pada seseorang perlu ditentukan karena komposisi
batu dipakai sebagai landasan untuk menelusuri etiologi penyakit batu saluran kemih.
Analisis batu dapat dilakukan secara kimiawi yaitu cara kualitatif dan kuantitatif dengan
metode kromatografik dan autoanalisis. Cara lain ialah cara optic dengan diseksi mikroskopik
binokuler dengan mikroskop petrografik. Juga ada cara instrumental melalui kristalografi
radiografik, spektroskopi inframerah, termoanalitik dan mikroskopi electron. Kristalografi
radiografik merupakan cara yang dianggap paling baik ditinjau dari segi kesederhanaan dan
ketepatannya.
Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis urat, asam urat,
oksalat, fosfat, sistin, dan xantin. Batu oksalat kalsium kebanyakan merupakan batu idiopatik.
Batu campuran oksalat kalsium dan fosfat biasanya juga idiopatik; diantaranya berkaitan
dengan sindrom alkali atau kelebihan vitamin D. batu fosfat dan kalsium (hidroksiapatit)
kadang disebabkan hiperkalsiuria (tanpa hiperkalsemia). Batu fosfat ammonium magnesium
didapatkan pada infeksi kronik disebabkan oleh bakteri yang menghasilkan urease sehingga
urin menjadi alkali karena pemecahan ureum. Batu asam urat disebabkan oleh hiperuremia
pada arthritis urika. Batu urat pada anak terbentuk karena pH urin rendah.
Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang jelas. Factor
predisposisi berupa statis, infeksi dan benda asing. Infeksi, stasis dan litiasis merupakan
factor yang saling memperkuat sehingga terbentuk sirkulus visious (setan). Jaringan
abnormal atau mati seperti pada nefrosis papilla diginjal dan benda asing mudah menjadi
nidus dan inti batu. Demikian pula telur sistosoma kadang merupakan nidus batu.
Batu idiopatik disebabkan oleh pengaruh berbagai faktor. Misalnya, batu urat pada
anak dinegara berkembang. Faktor yang memegang peranan kausal ialah dehidrasi dan
gastroenteritis. Faktor ini mengakibatkan oliguria dengan urin yang mengandung kadar asam
tinggi urin dan ikatan kimia lain. Faktor lain ialah imobilisasi lama pada penderita cedera
dengan fraktur multiple atau paraplegia yang menyebabkan dekalsifikasi tulang dengan
peningkatan ekskresi kalsium dan stasis sehingga presipitasi batu mudah terjadi. Pada
sebagian kecil penderita batu kemih didapatkan kelainan kausal yang menyebabkan ekskresi
kelebihan bahan dasar batu seperti yang terjadi pada hiperparatiroidisme, hiperoksluria,
artritis urika dan sistinuria.
Gambaran Klinis
Tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya, besarnya dan
morfologinya. Walaupun demikian, penyakit ini mempunyai tanda umum, yaitu hematuria,
baik hematuria nyata maupun mikroskopik. Selain itu, bila disertai infeksi saluran kemih,
dapat juga ditemukan kelainan endapan urin, bahkan mungkin demam atau tanda sistemik
lain. Batu pielum didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya menempati
bagian pelvis, tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan pelviokaliks sehingga
bercabang menyerupai tanduk rusa. Kadang batu hanya terdapat disuatu kaliks. Batu pelvis
ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala batu
saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi.
Nyeri didaerah pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang
terus-menerus dan hebat karena adanya pielonefrosis. Pada pemeriksaan fisik mungkin
kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin terabanya ginjal yang membesar akibat
adanya hidronefrosis.
Nyeri dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal
yang terkena. Sesuai dengan gangguan yang terjadi, batu ginjal yang terletak dipelvis dapat
menyebabkan terjadinya hidronefrosis, sedangkan batu kaliks pada umumnya tidak
memberikan kelainan fisik.
Diagnosis
Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan jasmani untuk menegakkan diagnosis,
penyakit batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan penunjang
lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan
faal ginjal.
Secara radiologik, batu dapat radio opak atau radiolusen. Sifat radio opak ini berbeda
untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang dihadapi. Yang
radiolusen umumnya adalah jenis asam urat murni. Pada yang radioopak pemeriksaan dengan
foto polos sudah cukup dengan menduga adanya batu saluran kemih bila diambil foto dua
arah. Pada keadaan yang istimewa tidak jarang batu terletak didepan bayangan tulang,
sehingga dapat luput dari pengamatan. Oleh karena itu, foto polos sering perlu ditambah
dengan foto pielografi intravena.
Pada batu yang radiolusen,foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan
terdapatnya defek pengisian pada tempat batu sehingga memberikan gambaran pada daerah
batu yang kosong. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak
berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal seperti ini, perlu dilanjutkan
dengan pielografi retrogard yang dilaksanakan pemasangan kateter ureter melalui sistoskop
pada ureter ginjal yang tidak dapat berfungsi untuk memasukkan kontras.
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat
menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab
terjadinya batu. Pemeriksaan renogram berguna untuk menentukan faal kedua ginjal secara
terpisah pada batu ginjal bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total. Cara ini dipakai
untuk memastikan ginjal yang masih mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk
melakukan tindak bedah pada ginjal yang sakit. Pemeriksaan ultrasonografi dapat untuk
melihat semua jenis batu, baik yang radiolusen maupun radioopak. Selain itu, dapat
ditentukan ruang dan lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai untuk menentukan
batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu.
Diagnosis Banding
Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut, misalnya
distensi usus dan pielonefrosis dengan demam. Oleh karena itu, jika dicurigai terjadi kolik
ureter maupun ginjal, khususnya yang kanan, perlu dipertimbangkan kemungkinan kolik
saluran cerna, kandung empedu, atau apendisitis akut. Selain itu, pada perempuan perlu juga
dipertimbangkan kemungkinan adneksitis.
Bila terjadi hematuria, perlu dipertimbangkan kemungkinan keganasan apalagi bila
hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu, perlu juga diingat bahwa batu saluran kemih yang
bertahun-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor yang umumnya karsinoma epidermoid,
akibat rangsangan dan inflamasi.
Khusus untuk batu ginjal dengan hidronefrosis, perlu dipertimbangkan kemungkinan
tumor ginjal mulai dari jenis ginjal polikistik hingga tumor grawitz. Pada batu ureter,
terutama dari jenis yang radiolusen, apalagi bila disertai dengan hematuria yang tidak disertai
dengan kolik, perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor ureter walaupun tumor ini jarang
ditemukan. Dugaan batu kandung kemih juga perlu dibandingkan dengan kemungkinan
tumor ureter walaupun tumor ini jarang ditemukan.
Dugaan batu kandung kemih juga perlu dibandingkan dengan kemungkinan tumor
kandung kemih, terutama bila batu yang terdapat dari jenis radiolusen. Batu prostat biasanya
tidak sukar didiagnosis karena gambaran radiologiknya yang khas, yang kecil seperti
kumpulan pasir didaerah prostat. Akan tetapi, pemeriksaan colok dubur dapat memberikan
kesan adanya keganasan, terutama bila terdapat batu yang cukup banyak sehingga teraba
seperti karsinoma prostat. Dalam keadaan yang tidak pasti seperti itu perlu dilakukan biopsi
prostat.
Komplikasi
Komplikasi batu saluran kemih biasanya obstruksi, infeksi sekunder, dan iritasi yang
berkepanjangan pada urotelium yang dapat menyebabkan timbulnya keganasan yang sering
berupa karsinoma epidermoid. Sebagai akibat obstruksi, khususnya diginjal atau ureter, dapat
terjadi hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis yang berakhir
dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Bila terjadi pada kedua ginjal, akan timbul uremia
karena gagal ginjal total. Hal yang sama dapat juga terjadi akibat batu kandung kemih, lebih-
lebih bila batu tersebut membesar sehingga juga mengganggu aliran kemih dari kedua
orifisium ureter. Khusus pada batu uretra, dapat terjadi divertikulum uretra. Bila obstruksi
berlangsung lama, dapat terjadi ekstravasasi kemih dan terbentuklah fistula yang terletak
proksimal dari batu ureter.
Tatalaksana
Penatalaksanaan batu saluran kemih harus tuntas sehingga bukan hanya mengeluarkan
batu saja, tetapi harus disertai dengan terapi penyembuhan penyakit batu atau paling sedikit
disertai dengan terapi pencegahan. Hal ini karena batu sendiri hanya merupakan gejala
penyakit, sehingga pengeluaran batu dengan cara apapun bukanlah merupakan terapi yang
sempurna. Selanjutnya, perlu juga diketahui bahwa pengeluaran batu baru diperlukan bila
batu menyebabkan gangguan pada saluran kemih. Bila batu tidak memberikan gangguan
fungsi ginjal, batu tersebut tidak perlu diangkat apalagi misalnya pada batu ureter diharapkan
batu dapat keluar sendiri. Penanganannya dapat berupa terapi medis dan simtomatik atau
dengan bahan pelarut. Dapat pula dengan pembedahan atau dengan tindakan yang kurang
invasive, misalnya nefrostomi perkutan atau tanpa pembedahan sama sekali secara
gelombang kejut.
Terapi Medis dan simtomatik
Terapi medis batu saluran kemih berusaha mengeluarkan batu atau melarutkan batu.
Pengobatan simtomatik mengusahakan agar nyeri, khususnya kolik, yang terjadi menghilang
dengan pemberian simpatolitik. Selain itu terutama untuk batu ureter yang dapat diharapkan
keluar dengan sendirinya dapat diberikan minum berlebih disertai diuretic. Dengan produksi
air kemih yang lebih banyak diharapkan dapat mendorong dan mengeluarkan batu. Batu
ureter ini adalah batu yang tidak mengganggu saluran kemih, termasuk ginjal dan ukurannya
kurang dari setengah sentimeter. Calsium channel blocker adalah muscle relaksan yang dapat
mempermudah keluranya batu saluran kemih. Selain calsium chanel bloker dikenal juga
alpha bloker dan alpha 1 bloker sebagai muskle relaksan.
Pelarutan
Jenis batu yang memang dapat dilarutkan adalah dari jenis batu asam urat. Batu ini
hanya terjadi pada keadaan pH air kemih yang asam (pH 6,2) sehingga dengan pemberian
karbonas binatrikus disertai dengan makanan alkalis, batu asam urat diharapkan larut. Lebih
baik bila dibantu dengan usaha menurunkan kadar asam urat air kemih dan darah dengan
bantuan alopurinol, usaha ini cukup member hasil yang baik.
Batu struvit tidak dapat dilarutkan tetapi dapat dicegah pembesarannya bila diberikan
pengobatan dengan pengasaman kemih dan pemberian anti urease. Bila terdapat kuman harus
dibasmi. Akan tetapi, infeksi pada urolitiasis sukar dibasmi karena kuman berada didalam
batu yang tidak pernah dicapai oleh antibiotic.
Solution G merupakan obat yang dapat diberikan langsung ke batu di kandung kemih,
tetapi biasanya penatalaksanaannya sukar. Selain solution G, juga dipakai obat hemiasidrin
untuk batu diginjal dengan cara irigasi, tetapi hasilnya kurang memuaskan, kecuali untuk batu
sisa pascabedah yang dapat diberikan melalui nefrostomi yang terpasang. Kemungkinan
penyulit dengan pengobatan seperti ini adalah intoksikasi atau infeksi yang lebih berat.
Litotripsi
ESWL(Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) merupakan terapi noninvasif, karena
tidak memerlukan pembedahan atau pemasukan alat kedalam tubuh pasien.Sesuai dengan
namanya, Extracorporeal berarti diluar tubuh, sedangkan Lithotripsy berarti penghancuran
batu, secara harfiah ESWL memiliki arti penghancuran batu saluran kemih dengan
menggunakan gelombang kejut (shock wave) yang ditransmisi dari luar tubuh.
ESWL Dilakukan pada kondisi
Batu ginjal berukuran dari 5 mm hingga 20 mm. Batu yang berukuran lebih besar
kadang memerlukan pemasangan stent (sejenis selang kecil) sebelum tindakan ESWL
untuk memperlancar aliran air seni.
Batu ureter berukuran 5 mm hingga 10 mm.
Fungsi ginjal masih baik.
Tidak ada sumbatan distal (di bagian bawah saluran) dari batu.
Tidak ada kelainan pembekuan darah.
Tidak sedang hamil.
Makin sering dipakai gelombang kejut luar tubuh (ESWL = extracorporal shock wave
lithotripsy) yang dapat memecahkan batu tanpa perlukaan ditubuh. Gelombang kejut
dialirkan oleh air melalui tubuh dan dipusatkan dibatu yang akan dipecahkan. Batu akan
hancur berkeping-keping dan keluar bersama kemih.
Batu dapat dipastikan letaknya dengan bantuan sinar Rontgen atau ultrasonografi yang
terdapat pada setiap jenis alat ESWL. Betapapun disebutkan bahwa dengan ESWL batu dapat
dipecahkan menjadi bagian yang lebih kecil dari 2 mm, belum tentu pascatindakan semua
batu akan pecah hingga ukuran yang dikehendaki. Selain itu, batu yang telah dipecahkan
membutuhkan waktu untuk keluar semua. Walaupun dinyatakan bahwa gelombang kejut
yang dipergunakan tidak akan merusak jaringan ginjal secara permanen, kerusakan yang ada
perlu diawasi baik dari segi kemungkinan terjadinya infeksi atau kerusakan yang dapat
mengakibatkan gejala sisa.
Pembedahan
Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut, atau
bila cara non bedah tidak berhasil. Batu ginjal yang terletak dikaliks selain oleh indikasi
umum, perlu dilakukan tindak bedah bila terdapat hidrokaliks. Batu harus sering dikeluarkan
melalui nefrolitotomi yang tidak gampang karena batu sering tersembunyi didalam kaliks.
Batu pelvis juga perlu dibedah bila menyebabkan hidronefrosis, infeksi, atau
menyebabkan nyeri yang hebat. Pada umumnya, batu pelvis terlebih lagi yang berbentuk
tanduk rusa mungkin menyebabkan kerusakan ginjal. Operasi untuk batu pielum yang
sederhana disebut pielolitotomi sedang untuk bentuk tanduk rusa dengan pielolitotomi yang
diperluas.
Bila batu ureter ukuran 0,4 sentimeter terdapat pada bagian sepertiga proksimal ureter,
80% batu akan keluar secara spontan, sedangkan bila terdapat dibagian sepertiga distal,
kemungkinan keluar spontan 90%. Patokan ini hanya dipakai bila batu tidak menyebabkan
gangguan dan komplikasi. Tidak jarang batu dengan ukuran 0,4 cm dapat juga menyebabkan
gangguan yang mengancam fungsi ginjal atau sebaliknya, batu dengan ukuran lebih satu
sentimeter tidak menyebabkan gangguan sama sekali dan bahkan keluar secara spontan. Oleh
karena itu, uretrolitotomi selalu didasarkan atas gangguan fungsi ginjal, nyeri tidak
tertahankan oleh pasien dan penanganan medis tidak berhasil.
Batu kandung kemih selalu menyebabkan gangguan miksi yang hebat sehingga perlu
dilakukan tindakan pengeluarannya. Litotriptor hanya dapat memecah batu dalam batas
ukuran 3 cm ke bawah. Batu diatas ukuran ini dapat ditanggani dengan gelombang kejut atau
sistolitotomi melalui sayatan pfannenstiel.
Tidak jarang batu uretra yang ukurannya < 1cm dapat keluar sendiri atau dengan
bantuan pemasangan kateter uretra selama tiga hari; batu akan terbawa keluar dengan aliran
air kemih yang pertama. Batu uretra harus dikeluarkan melalui tindakan uretratomi eksterna.
Komplikasi yang dapat terjadi sebagai akibat operasi ini adalah striktur uretra. Batu prostat
pada umumnya tidak membutuhkan tindakan bedah.
Pencegahan
Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang
ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan
yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.
Minum banyak air (8-10 gelas sehari), dengan demikian urine menjadi lebih encer
sehingga mengurangi kemungkinan zat-zat pembentuk batu untuk saling menyatu. Dengan
minum banyak, air seni biasanya berwarna bening, tidak kuning lagi.
Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari. Hal ini akan segera merangsang kita
untuk berkemih, sehingga air seni yang telah mengendap semalam terganti dengan yang baru.
Jangan menahan kencing, kecing yang tertahan dapat menyebabkan urine menjadi lebih
pekat, atau terinfeksi saluran kemih. Urine yang pekat dan infeksi saluran kemih merupakan
faktor pendukung pembentukan batu.
Pola makan seimbang, berolahraga, dan menjaga berat badan agar tetap ideal.
Batu kalsium
Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar kalsium
di dalam air kemih sangat tinggi. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan
mengurangi pembentukan batu yang baru.
1. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
2. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam
air kemih, diberikan kalium sitrat. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang
menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan
yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena
itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi. Kadang batu kalsium terbentuk akibat
penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus
renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-
penyakit tersebut.
Batu asam urat
Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan
tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih. Untuk
mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol. Batu asam urat terbentuk
jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang
alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat. Dan sangat dianjurkan untuk banyak minum air
putih.
DAFTAR PUSTAKA
1. Samsuhidrajat R, De Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2004
2. Reksoprodjo Soelarto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Ilmu Bedah .FKUI
RSCM. Jakarta : 1995
3. Englebert J. Pemeriksaan Fisik Bedah. UGM. Yogyakarta: 1980
4. http://www.dokterbedahherryyudha.com/2012/02/nephrolithiasis.html