Upload
lina-maulimah
View
154
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PRESENTASI PEMESINAN KELOMPOK 3
ENDAR SETIAWAN 2613081011FAHREIN 2613081014LINA MAULIMAH 2613081033IRMA SEPTIANI 2613081039AFIF HERMAWAN 2613081041
1
JURUSAN TEKNIK METALURGIFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
Ilmu pemesinan sendiri adalah ilmu yang
mengajarkan kita untuk mengenal atau membuat
suatu produk yang terbuat dari logam dengan
menggunakan proses pemesinan, baik secara
konvensional maupun non konvensional.
Dengan adanya praktikum permesinan, akansangat
menunjang ilmu-ilmu yang telah diberikan pada
perkuliahan serta menambah ilmu yang belum
diberikan pada saat perkuliahan untuk di aplikasikan
pada saat praktikum.Kelompok 3 2
Latar Belakang Masalah
Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Akhir Praktikum
ini adalah:
Untuk menunjang teori-teori yang telah di dapat pada saat
kuliah.
Untuk mengetahui proses dan cara kerja pada pemesinan
konvensional (proses bubut, proses freis, proses gurdi dan
proses kerja bangku).
Untuk mengetahui proses dan cara kerja pada pemesinan
non konvensional (proses bubut pada mesin CNC TU-2A dan
proses freis pada mesin CNC TU-3A).
Kelompok 3 3
Tujuan Penulisan
Kelompok 3 4
Tahapan Praktikum
Kelompok 3 5
Mesin Konvensional
Pada proses pemesinan konvensional dilakukan
proses pembuatan puller dengan cara
membubut,mengefreis, menggergaji, mengikir,
mengetap dan lain-lain.
6
Pembahasan
Kelompok 3
Gambar 4.1 Benda kerja awal
Gambar 4.12 Hasil akhir benda kerja (lengan)
Gambar 4.13 Hasil akhir benda kerja (rahang penarik)
Kelompok 3 7
8Kelompok 3
Gambar 4.14 Hasil akhir benda kerja (Batang Penekan)
Gambar 4.15 Puller
Pada proses pemesinan non konvensional (mesin CNC)
dilakukan proses bubut dengan menggunakan mesin CNC TU-
2A dan proses freis dengan menggunakan mesin CNCN TU-3A.
Proses bubut pada benda kerja 1
9
Mesin Non Konvensional
Kelompok 3
Gambar 4.22 Benda kerja 1 proses bubut
d0= 22 mm a1= d0 - d1/2= 2
mm
d1= 18 mm a2= d1 - d2/2= 2
mm
d2= 14 mm a3= d2 – d3/2= 2
mm
d3= 10 mm champer = 2x
45o
Proses bubut pada benda kerja 2
10
Kelompok 3
Gambar 4.23 Benda kerja 2 proses bubut
d0= 22 mm a1= d0 - d1/2= 2
mm
d1= 18 mm a2= d1 - d2/2= 2
mm
d2= 14 mm a3= d2 – d3/2= 2
mm
d3= 10 mm champer = 2x
45o
Benda kerja 1 dan benda kerja 2 merupakan material dengan
bahan nilon yang merupakan polimer yang memiliki sifat seperti
plastik, maka untuk kecepatan potong bahan plastik tersebut
yaitu:
Vc = 35 m/min (referensi untuk nilon)
d
Maka dihasilkan putaran spindel (n) 696,6 ≈ 700 r/min. Dengan
besar kecepatan yang digunakan adalah 100 mm/min maka f
dihasilkan yaitu 0.14 mm/r. Sedangkan kedalaman makan
maksimum adalah 2 mm sehingga diperlukan satu kali
pemakananan.
11
Elemen dasar proses bubut
Kelompok 3
Putaran Spindel
Kecepatan penghasilan geran (benda kerja 1)
12
Adapun perhitungannya yaitu:
Kelompok 3
Gerak Makan
Panjang pemakanan yang dilakukan pada benda kerja 1 adalah:
Panjang pemakanan (lt1)= 5 + 55 + 0 = 60 mm
Panjang pemakanan (lt2) = 5 + 30 + 0 = 35 mm
Panjang pemakanan (lt3) = 5 + 15 + 0 = 20 mm
Panjang champer = = mm +
= 117,82 mm Maka waktu pemotongannya yaitu:
13
Kelompok 3
Kecepatan penghasilan geram benda kerja 2
Panjang pemakanan yang dilakukan pada benda kerja 2 adalah:Panjang pemakanan (lt1) = 5 + 52 + 0 = 57 mm
Panjang pemakanan (lt2) = 5 + 32 + 0 = 37 mm
Panjang pemakanan (lt3) = 5 + 12 + 0 = 17 mm
Panjang champer = = 20,1 mm = mm + = 134 mm
Maka waktu pmotongannya yaitu:
14Kelompok 3
15Kelompok 3
Benda Kerja 1 dan 2 Proses Freis (CNC TU-3A)
Gambar 4.24 benda kerja 1Proses Freis Gambar 4.25 Benda Kerja 2 Proses Freis
Pada pembuatan benda kerja 1 dengan menggunakan mesin frais
CNC digunakan mata pahat berdiameter 10 mm dan memiliki
mata potong atau jumlah gigi sebanyak 4 buah. Kedalaman
maksimum yang digunakan adalah 4 mm sehingga untuk benda
kerja yang melakukan proses pemakanan sedalam 10 mm
diperlukan tiga kali proses pemakanan yaitu 4 mm, 4 mm dan 2
mm. Sedangkan untuk benda kerja yang melakukan proses
pemakanan sedalam 5 mm diperlukan pemakanan sebanyak dua
kali pemakanan yaitu 4 mm dan 1 mm. Bahan benda kerja yang
digunakan terbuat dari nilon yang memiliki kecepatan potong 35
m/min dan kecepatan makan 100 mm/min sehingga dihasilkan putaran
spindel 1114 r/min dan f sebesar 0,1 mm/r. 16
Elemen Dasar Pemesinan Proses Freis
Kelompok 3
Perhitungannya yaitu: Putaran Spindel
Gerak makan
17Kelompok 3
Kecepatan penghasilan geram pada kedalaman 10 mm dam lebar 5mm
Kecepatan penghasilan geram pada kedalaman 5 mm dan lebar 10 mm
18Kelompok 3
Jadi Z benda kerja 1 adalah:
Z rata-rata = + =
Panjang pemotongan dari benda 1 dengan proses frais CNC yaitu:
• lt1 = lv + lw + ln = 5 + (45 + 45 + 45 + 45) + 5 = 185 mm
lt2 = lv + lw + ln = 0 + (45 + 45 + 45 + 45) + 0 = 180 mm
lt3 = lv + lw + ln = 0 + (45 + 45 + 45 + 45) + 0 = 180 mm
• lt1 = lv + lw + ln = 0 + (49 + 49)+ 0 = 98 mm
lt2 = lv +lw + ln = 0 + (49 + 49)+ 0 = 98 mm +
lt total = 741 mm
Waktu pemotongan benda kerja kerja yang diproses frais mesin CNC yaitu:
19
Kelompok 3
Sedangkan pada benda kerja 2 kedalaman maksimum yang
digunakan adalah 10 mm sehingga untuk benda kerja yang
melakukan proses pemakanan sedalam 10 mm diperlukan satu
kali proses pemakanan yaitu 4 dan untuk benda kerja yang
melakukan proses pemakanan sedalam 5 mm juga diperlukan
pemakanan satu kali pemakanan.
Adapun Kecepatan penghasilan geram benda kerja 2 pada
kedalaman 10 mm da lebar 38,6 mm
w= k.persegi – k.lingkaran
maka:
20Kelompok 3
Kecepatan penghasilan geram pada kedalaman 5 mm dan lebar 40 mm
Panjang pemotongan dari benda 1 dengan proses frais CNC yaitu:lt1 = keliling lingkaran = 2.π.22,5 = 141,4 mm
lt2 = 29 x 2 = 58 mm +
lt = 199,4 mmWaktu pemotongan benda kerja kerja yang diproses frais mesin CNC yaitu:
≈ 2 menit
21
Kelompok 3
Jadi Z benda kerja 1 adalah:
Zrata-rata = + =
Dari hasil waktu pemotongan, terlihat perbedaan antara benda
kerja 1 dan banda kerja 2. Benda kerja 1 menghasilkan waktu
pemotongan yang lebih lama dibandingkan benda kerja 2. Hal itu
dikarenakan selain bentuk benda yang yang akan diproses
berbeda,kedalaman pemotongan maksimumnya berbeda.
Kedalaman pemotongan maksimum tersebut berpengaruh pada
banyaknya pemakanan. Pada benda kerja 1 pemakanan dilakukan
sebanyak 3 kali dengan kedalaman maksimum 4 mm sedangkan
pada benda kerja 2 pemakanan dilakukan hanya sekali karena
kedalaman maksimum 10 mm. Oleh karena itu, semakin banyak
pemakanan maka waktu yang dihasilkan lebih lama juga
begitupun sebaliknya.
22Kelompok 3
Adapun yang kesimpulan yang diperoleh dari Praktikum Teknik Pemesinan Logam ini yaitu:
Pada pengerjaan proses pemesinan konvensional, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
meminimalisir kegagalan benda kerja yaitu:
posisi tangan pada pembuatan ulir dalam dan ulir luar harus seimbang dan posisi alat dan benda kerja
tegak lurus.
Pemahaman terhadap gambar kerja dan pemberian ukuran pada proses penggambaran di atas benda
kerja lebih teliti agar dihasilkan ukuran yang presisi.
Pada proses pengerjaan mesin bubut CNC TU-2A, dihasilkan waktu pemotongan pada benda kerja 1
adalah 1,17 menit sedangkan pada benda kerja 2 adalah 1,34 menit.
Pada proses pengerjaan mesin frais CNC TU-3A, dihasilkan waktu pemotongan pada benda kerja 1
adalah 7,41 menit sedangkan pada benda kerja 2 adalah 2 menit.
Kedalaman pemotongan maksimum berpengaruh pada banyaknya pemakanan. Pada mesin CNC TU-3A,
pada benda kerja 1 pemakanan dilakukan sebanyak 3 kali dengan kedalaman maksimum 4 mm
sedangkan pada benda kerj 2 pemakanan dilakukan hanya sekali karena kedalaman maksimum 10
mm.
Semakin banyak pemakanan maka waktu pemotongan yang dihasilkan lebih lama begitupun
sebaliknya. 23
Kesimpulan
Kelompok 3
TERIMA KASIH
Kelompok 3
Kelompok 3 24