presentasi Boven Digoel

Embed Size (px)

Citation preview

PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN DAMPAK SOSIAL, EKONOMI, LINGKUNGAN YANG DITIMBULKANNYASTUDI KASUS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TUNAS SAWAERMA DI KABUPATEN BOVEN DIGOELOleh: Agus Andrianto Tambunan Barnabas F Sedik Antonius Amotey June Uma A Wainggai Habel Waridjo Apolinaris Kaimin Joseph Ngamel Agustinus Karlo Lumban Raja

Struktur Presentasi1. 2. 3. 4. 5.

Pendahuluan Tujuan Penelitian: Deskripsi lokasi Penelitian Pertanyaan Penelitian dan Metode Populasi dan unit sampel1. 2. 3. Pekerja Kebun Mantan Pemilik Lahan Masyarakat umum yang terkena dampak

6.

Hasil Penelitian1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Proses Prosedur Legal dan Realiatas Lapangan Perubahan Tutupan Hutan Oportunity cost dan Benefit dari pembangunan perkebunan kelapa sawit Dampak SosialEkonomi-Lingkungan Efek sosial pada tingkatan masyarakat Dampak kehilangan hutan dan hasil hutan: Perubahan hidup dan reaksi perkembangan terkini

7.

Kesimpulan

Kelapa SawitMorfologi:berbentuk pohon, tingginya max 20 m. Akar serabut kebawah dan samping Daun: hijau tua, tersusun majemuk menyirip. Buah hitam, ungu, merah; 3 lapis

Tempat tumbuh:daerah tropis (15 LU - 15 LS), ketinggian 0-500 m, kelembaban 80-90%. , curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun,

Kegunaan :minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, Alkohol, industri pakan ternak, farmasi, bio-fuel, dll

Boven DigoelLuas Kawasan Hutan Kabupaten Boven Digoel Jenis Hutan Luas Hutan Hutan Produksi (HP) Hutan Produksi Terbatas (HPT) Hutan Lindung (HL) Hutan Konservasi Hutan Produksi Konversi (HPK) Areal Penggunaan Lainnya (APL) JumlahSumber: Dishut Boven Digoel, 2008

1,580,049 23,181 50,031 2,859 847,633 36,968 2,540,721

Maksud dan Tujuan Penelitian :Proyek Kerjasama CIFOR Dishut Distan:informasi publik dan pemda masukan dan bahan diskusi dan para pemangku kepentingan

Pertanyaan Penelitian:Prosedur dan proses-proses yg terjadi di lapangan dalam pembangunan perkebunan Dampak terhadap keberadaan hutan Dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan pada tingkat rumah tangga dan kelompok Dampak lanjutan pada kelompok sosial yg lebih luas

Metode1. Data sekunder dan literatur 2. Interview key person 3. Analisa Spatial (Landsat, th 2000, 2005,

2008) 4. Survey rumah tanggaa) Kelompok Pekerja b) Kelompok Mantan Pemilik Lahan c) Kelompok Masyarakat umum

5. Fokus Grup Diskusi

Lokasi Penelitian

Hasil PenelitianProsedur dan aktualPeraturan Tanaman UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistim Budidaya

(1) persyaratan administratif penanaman modal, (2) persyaratan administrasi perizinan usaha perkebunan, (3) persyaratan administrasi perolehan tanah untuk perkebunan. (4) Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS), (5) aturan pemasaran.

Areal Perkebunan pelepasan kawasan hutan: Nomor 171/KptsII/1998, dengan luas areal 34.270,20 ha Perencanaan :Blok A (POP A) seluas 15.000 ha dimulai pada tahun 1997, Blok B (POP B) seluas 19.000 ha 2005.

Aktual:POP A POP B HGU luas: 14.461 ha HGU (dalam proses); luas 7.656,9 ha

Hasil PenelitianPerubahan Tutupan HutanKelas Penutupan Lahan PT. TUNAS SAWA ERMA (POP A) 1. Primary Dry Land Forest 2. Secondary Dry Land Forest 3. Primary Swamp Forest 4. Scrubland 5. Swamp Scrubland 6. Dry Cultivation Land 7. Crop Plantation PT. TUNAS SAWA ERMA (POP B) 1. Primary Dry Land Forest 2. Secondary Dry Land Forest 3. Primary Swamp Forest 4. Swamp 5. Swamp Scrubland 6. Dry Cultivation Land 1. Crop Plantation 34,339 34,339 19,731 18,727 81 296 174 19 434 7,525 19,731 18,697 111 296 174 19 434 6,951 34,339 9,067 19,731 8,696 3,161 270 26 151 434 42 Grand Total Luas (Hektar) Tahun 2000 14,609 2,630 2,635 1,696 124 0 Tahun2005 14,609 704 3,018 1,307 256 255 90 11,853 Tahun 2008 14,609 704 551 1,278 133

Hasil PenelitianOpportunity Cost dan Benefit

Oportunity Cost:Hutan alam dijadikan modal awal Biodiversity (flora-fauna) Pekerja pertanian berkurang

Benefit:Penyerapan tenaga kerja (3.400 Tk) Infrastruktur Perekonomian lokal berkembang Pendapatan Negara

Hasil PenelitianDampak SosialEkonomi-LingkunganKelompok

Dampak Perkebunan Pekerja Dampak Sosial Ekonomi Peningkatan pendapatan Pendapatan stabil Masa depan yang lebih baik Peningkatan fasilitas publik Dampak Lingkungan yang ter-amati Penurunan kualitas air sungai Peningkatan polusi udara Pengurangan luas dan kualitas Hutan Pengurangan biodiversitasYa; berarti lebih dari 70% responden menjawab Ya Tidak: lebih dari 70% menjawab tidak Ya dan Tidak berarti jawaban kurang dari 70%

Pemilik Lahan

Masyarakat umum

Ya Ya/Tidak Tidak Ya

Tidak NA Tidak Ya

Ya Ya Ya Ya

Ya Ya Ya Ya

Ya Ya Ya Ya

Ya Ya Ya Ya

Hasil PenelitianEfek sosial pada tingkatan masyarakat

Interaksi yang unik / Pembauran Harmoni antara pendatang dan pribumi Tingkat kepedulian thd pendidikan meningkat Pendorong budaya / etos kerja Diversifikasi pekerjaan

Hasil PenelitianMarga, Dusun, dan hasil hutan th 2010Klen Marga Pemilik Kampung Butiptiri Gembenob-Arteka Ekoki-Gembenob Irowop Kawab Mikan Kereke Ekoki-Guwe Kampung Getentiri Habanggi Wohing Ketahabang 1 Ketahabang 2 Misa Wehu 1 Wehu 2 Kahong Imma Keis 1 Keis 2 Lahan (dusun) Iwantaryop kali dagon kuip kali tak kali kutop Keritouwop Bian iwantarowop Tratinggi Simde Sia Ahang Uho Isru Gimio Hupkio Yuhutari Thobesi Amamato Wuho Irhobusu Karobsu Syurahabang kesang ki mame Tetmegi kibi me Miminihi ketabang Uho kasang kima Sahbang pi gage Uho biakopo Gehabang Kondisi hingga tahun 2010 POP A: Tekonversi menjadi kelapa sawit luas 14.461 Kompensasi Lahan: 1 M Bantuan-bantuan: Chainsaw; Motor tempel; Sapi; Beasiswa; Rumah Blok B: terkonversi menjadi kelapa sawit seluas 7.656,9; Kompensasi kayu: Rp. 10.000/m3; Kompensasi sagu Rp 5.000 per rumpun; Bantuan beasiswa; Chain saw; Motor tempel Hasil hutan yang hilang Kulit buaya Ikan Cendrawasih Kasuari Air bersih Dammar Kulit kayu lawang Gambir Gaharu Rotan Kayu Sagu Babi Kura-kura Udang Nibun Obat-obatan alami

Hasil PenelitianMarga, Dusun, dan hasil hutan th 2010Klen Marga Pemilik Lahan (dusun) Kampung Ujung Kia Yere Saki Wohohu Hiya Kekumo Hutabu Usimiki Usibo Sripi Inga Iuka Uriyong Womut Teging Ketang Bovi Kadima Nausi Yebuma Haibu Ugubo Akiu Batang Usung Honiya Batas Kali Womut sampai Kali Kia 11.000 ha Kondisi hingga tahun 2010 Tidak dilepaskan oleh pemilik marga. Hutan: Primer > 8.000 ha Sekunder > 3000 Pembangunan jalan menuju Kampung Ujung Kia sepanjang 7 Km Kompensasi kayu produksi Hasil hutan yang hilang Masih belum banyak berkurang

Hasil PenelitianPerubahan dan reaksi-reaksi Perubahan pola hidup masy asli:Lebih komsumtif Dulu tergantung pada alam menjadi tergantung pada perusahaan Menjadi lebih kritis, tetapi kerjasama dan kepekaan sosial berkurangTahun TBS 2005 2006 2007 2008 2009 248.613 160.635 233.304 243.154 254.890 79.275 POP A Produksi (ton) CPO 42.606 43.015 55.904 58.120 65.575 20.087 Kernel 8.012 7.738 11.052 12.306 13.505 4.336 10.825* 6.859 POP B Produksi (ton) TBS

Berbagai Reaksi:Tuntutan dan permintaan bantuan kepada perusahaan Mengkritisi kejadian/fakta masa lampau untuk keuntungan sekarang jaminan masa depan

2010**

KesimpulanPerkebunan kelapa sawit berkontribusi pada perekonomian daerah, lapangan pekerjaan, pemberdayaan masyarakat, stabilitas keamanan, pembukaan wilayah, peningkatan infrastruktur, pendapatan negara Trade-off: Keberadaan kelapa sawit menggantikan hutan alam yang tersisa; hilangnya sumber penghidupan bagi pemilik lahan Kurangnya perhatian perusahaan terhadap dampak lingkungan Kemampuan masyarakat untuk beradaptasi tidak secepat perubahan (investasi) yang terjadi Perlunya pemerintah daerah untuk memfasilitasi dan memediasi persoalan hak ulayat agar ada jaminan kepastian tenure dalam jangka panjang (HGU dan ulayat)

Terimakasih