Upload
fatimah-elyas
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
1/51
PENDAHULUAN
Pucat atau pallor(bahasa Latin) adalah keadaan kulit lebih putih dari biasanya yang
Pucat secara umumnya mengenai seluruh badan, dan seringkali terlihat pada muka,
konjungtiva, bagian dalam mulut, dan kuku. Pucat mungkin sulit untuk dideteksi pada orang
berkulit gelap, kadang pucat hanya dapat dilihat pada bagian mata dan bagian dalam mulut.
Pucat dapat disebabkan oleh kurangnya suplai darah ke kulit seperti pada keadaan sejuk,
pingsan, syok serta hipoglikemia atau disebabkan oleh berkurangnya jumlah sel darah merah
(anemia). Pucat pada kulit dapat dibedakan dengan hilangnya pigmen pada kulit. Pucat lebih
terkait dengan aliran darah pada kulit berbanding dengan jumlah melanin yang terdapat pada
kulit. Pucat yang tiba-tiba muncul mengindikasikan demam, syok, anemia atau leukemia.
Penyebab tersering adalah disebabkan oleh hipopigmentasi. Hipopigementasi ini dapat
mengakibatkan rusaknya kulit, kulit terbakar, infeksi dan beberapa hal yang lain. Dalam
makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai pucat.
ETIOLOGI
Untuk mencari penyebab pucat, sebaiknya ditanyakan sudah berapa lama keadaan ini
berlangsung (akut atau kronis), walaupun biasanya orang tua tidak memperhatikan hal ini.
Jika pucat baru saja terjadi (akut) pikirkan kemungkinan terjadinya anemis aplastik, leukemiaakut, atau anemia hemolitik akut. Namun jika pucatnya sudah berlangsung lama dapat
dipikirkan kemungkinan penyakit anemia defisiensi, thalassemia, anemia hemolitik autoimun
(AIHA),bahkan mungkin malaria, oleh sebab itu perlu ditanyakan riwayat bepergian ke
daerah endemis malaria. (3)
Beberapa etiologi kepada pucat:
Kulit putih yang normal Kurang terdedah kepada cahaya matahari (lebih baik tampak pucat daripada berjemur di
bawah sinar matahari)
Anemia (kehilangan darah, gizi buruk, penyakit kronis) Syok Radang dingin Penyakit kronik termasuklah infeksi Chronic diseases including infection dan kanker
http://health.nytimes.com/health/guides/injury/frostbite/overview.htmlhttp://health.nytimes.com/health/guides/injury/frostbite/overview.html7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
2/51
ANEMIA
Kondisi apa saja yang menurunkan konsentrasi haemoglobin atau terganggunya distribusi
darah dari permukaan tubuh dapat menimbulkan pucat. Secara klinisnya pucat disebabkan
oleh anemia dimana kadar haemoglobin dibawah 8 hingga 9 g/dL. Konsentrasi haemoglobin
dalam darah turun disebabkan oleh tiga mekanisme asas: (4)
- Penurunan produksi eritrosit- Peningkatan destruksi eritrosit- Kehilangan darah
Anemia ialah keadaan yang menunjukkan kadar haemoglobin seseorang lebih rendah
dari kadar haemoglobin normal. Definisi lainnya, berkurangnya volume sel darah merah atau
menurunnya konsentrasi haemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin.
Kriteria anemia menurut WHO:
UMUR KADAR HEMOGLOBIN (g/dL)
6 bulan -
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
3/51
Penyebab lain anemia ialah penyakit-penyakit yang menyerang sum sum tulang
seperti anemia aplastik dan keganasan, adanya penghancuran (hemolisi) sel darah merah,
baik berupa penyakit bawaan maupun didapat. Perdarahan nyata maupun tidak terlihat juga
merupakan salah satu penyebab anemia. (3)
KLASIFIKASI
Bila menemukan anak dengan anemia maka penting untuk menentukan apakah
kejadian anemia tersebut disertai atau tanpa disertai kelainan/gangguan pada leukosit dan
trombosit. Bila anemia disertai kelainan/gangguan pada leukosit dan trombosit maka keadaan
ini umumnya menunjukkan adanya keterlibatan sumsum tulang (seperti pada leukemia,
anemia aplastik) atau penyakit imunologis (AIDS dan SLE). (3)
Klasifikasi anemia pada anak berdasarkan gangguan funsional secara umum dapat
dibagi menjadi 3 kategori:
I. Gangguan pembentukan sel eritrosit yang efektif
II. Kehilangan darah / perdarahan
III. proses hemolitik / destruksi sel eritrosit
Klasifikasi fisiologis anemia pada anak menurut penyebabnya(5):
I. Gangguan pembentukan sel eritrosit yang efektif
1. Kegagalan sumsum tulang:
a. Anemia aplastik: -Kongenital
-Didapat
b. Pure Red Cell Aplasia: -SindromaDiamond-Blackfan
-Eritroblastopenia transien
c. Desakan terhadap sumsum tulang
1) Keganasan
2) Osteopenia
3) Mielofibrosis]
d.Pancreatic insufficiency-marrow hypoplasia syndrome
2. Kegagalan produksi eritropoeitin
a. Penyakit Ginjal Kronik
b. Hipotiroidism, hipopituitarisme
c. Inflamasi Kronik
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
4/51
d. Malnutrisi protein
3. Gangguan maturasi sitoplasma sel eritrosit:
a. Defisiensi besi
b. Sindroma thalassemia
c. Anemia sideroblastik
d. Keracunan logam(lead)
4. Gangguan maturasi inti:
a. Defisiensi vitamin B12
b. Defisiensi asam folat
c. Thiamine-responsive megaloblastic anemia
d. Kelainan metabolisme folat herediter
e. Asiduria orotik
5. Anemia diseritropoietik primer
6. Protopofiria eritropoietik
7. Anemia sideroblastik refrakter
II. Kehilangan darah / perdarahan
1. Perdarahan akut
2. Perdarahan kronik
III. Proses Hemolitik / penghancuran sel eritrosit
1. Kelainan haemoglobin:
a. Structural mutants
b. Penurunan produksi globin (Thalassemia)
2. Kelainan membrane sel darah merah
3. Kelainan metabolisme sel darah merah
4. Reaksi antibody
5.Mechanical injury the eruhtrocyte:
a. Sindroma hemolitik uremic
b. Purpura trombositopenik trombotik
c. Koagulasi intravaskuler disseminate
6. Thermal injury to the erythrocyte
7. Oxidant-induced red cell injury
8.Infectious agent induced red cell injury
9. Hemoglobinuri nocturnal paroksismal
10.Plasma-lipid-induced abnormalities of the red cell membrane
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
5/51
Pemeriksaan sediaan apus darah tepi sangat membantu untuk menegakkan diagnosis
anemia karena dapat menentukan gambaran anemia tersebut apakah hipokromik, mikrositik,
normositik, makrositik atau terdapat sel abnormal seperti sferosit, sel target, atau sel blast.
Nilai Mean corpuscular volume (MCV) menunjukkan ukuran sel darah merah yang terdiri
dari mikrositik (8,5 m) dan normositik (7-8.5 m).
Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel darah merah (5)
A. Anemia mikrositik
1. Defisiensi besi (nutritional, perdarahan kronis)
2. Keracunan kronik logam (lead)
3. Sindroma thalassemia
4. Anemia sideroblastik
5. Inflamasi kronik
B. Anemia makrositik
1. Sumsum tulang megaloblastik
- Defisiensi vitamin B12
- Defisiensi asam folat
- Asiduria orotik herediter
- Thiamine-responsive anemia
2. Sumsum tulang tidak megaloblastik
- Anemia aplastik
- Sindroma Diamond-Blackfan
- Hipotiroidism
- Penyakit hati
- Infiltrasi sumsum tulang
- Anemia diseritropoietik
C. Anemia normositik
1. Anemia normositik congenital
- Mutasi haemoglobin
- Defek enzim sel darah merah
- Kelainan pada membrane sel darah merah
2. Anemia hemolitik didapat
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
6/51
-Antibody-mediated
- Anemia hemolitik mikroangiopatik
- Anemia hemolitik sekunder pada infeksi akut
3. Kehilangan darah akut
4. Splenic pooling
5. Penyakit ginjal kronik
Thalassemia
DIAGNOSIS
Anemia bukan merupakan suatu diagnosis. Rendahnya kadar haemoglobin (Hb)
member petunjuk pada klinisi bahwa telah terjadi penurunan volume sel darah merah (SDM)
yang harus dicari penyebabnya. Pada semua kasus penurunan kadar haemoglobin (anemia)
dengan atau tanpa ditemukan gejala klinis, pendekatan diagnosis dilakukan dengan
melakukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik, dan ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium sederhana.
Anamnesis
Dalam anamnesis ditanyakan hal-hal seperti pucat, infeksi, usia, jenis kelamin suku
bangsa, riwayat keluarga, pencetus (obat, bahan kimia, radiasi), makanan, gangguan saraf dan
otot, nyeri sendi atau nyeri tulang, serta ada atau tidak perdarahan. (6)
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
7/51
Penyakit infeksi seperti hepatitis, infeksi akut lain yang berat atau infeksi kronis dapat
menimbulkan anemia defisiensi besi (ADB), anemia aplastik, anemia hemolitik dan aplasia
sel darah merah. Diare yang berlangsung lama juga dapat menyebabkan gangguan absorpsi
besi, asam folat dan vitamin B12. Diare kadang disertai perdarahan tersamar (occult blood
loss), yang sering ditemukan pada infestasi parasit (cacing tambang, amuba, trichuris
trichiura) sehingga dapat menyebabkan ADB. (3)
Riwayat makanan perlu ditanyakan pada anak-anakdi semua usiaa, terutama batita
dan anak remaja. Kedua kelompok umur ini sangat rentan untuk terjadinya anemia defisiensi
besi akibat konsumsi makanan yang tidak adekuat disertai kebutuhan yang meningkat untuk
pertumbuhan. Ditanyakan jenis makanan yang dikonsumsi dan pola makan karena selain
ketidakmampuan, ketidaktahuan orangtua dalam menyajikan makanan, juga merupakan
penyebab dari timbulnya anemia nutrienonal. Banyak orang tua sekarang yang member susu
formula melebihi 720 ml per hari untuk anak di atas 1 tahun sehingga kadar kalsium yang
tinggi dalam susu sapi akan menghambat absorpsi besi yang berasal dari makanan. (3)
Pemeriksaan fisik
Seorang anak dengan anemia umumnya jarang memberikan gejala dan tidak
ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisisnya sampai nilai hematokrit kurang dari 25%.
Penilaian pucat sangat bervariasi terutama pada anak berkulit putih atau berkulit gelap. Pucat
dapat dideteksi dengan memeriksa konjungtiva, mukosa region bukal, telapak tangan atau
kaki, serta kuku. (6)
Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan 3 tanda gejala utama yaitu pucat atau
anemia, perdarahan, dan pembesaran organ hati, limpa serta pembesaran kelenjar getah
bening. (3)
Penyakit Pucat/Anemia Perdarahan Organomegali
Anemia defisiensi
Anemia hemolitik akut
+
+
-
-
-
-
Anemia aplastik
ITP
Anemia pasca perdarahan
+
-/+
+/++
+
+
+
-
-
-
Anemia hemolitik kronik + -/+ +
Leukemia akut
Thalassemia with hipersplenisme
+
+
+
+
-/+
+
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
8/51
Hemosiderosis hati
Metastasis tumor
+
+
+
-/+
+
-/+
Penyakit infeksi kronis + -/+ -/+
Kelainan fisik lainnya juga dapat membantu menegakkan diagnosis:
1. Muka/wajah
Perubahan bentuk muka seperti frontal bossing, fasies Cooley merupakan tanda yang
cukup khas dari penyakit hemolitik menahun seperti thalassemia.
2. Mata
Adanya mikrokornea dapat merupakan tanda dari anemia aplastik congenital
(sindroma Fanconi). Proptosis bulbi disertai echymosis/hematoma periorbital merupakan
tanda yang cukup khas neuroblastoma. Sklera yang ikterik menunjukkan adanya proses
hemolisis atau adanya proses eritropoiesis yan inefektif.
3. Kulit dan mukosa
Jaundice dan hiperpigmentasi sering merupakan tanda dari anemia aplastik
congenital, atau akibat penumpukan besi (iron overload). Kulit tipis dan keriput, adanya
warna rambut yang cepat berubah (beruban), glositis, stomatitis angularis merupakan tanda
defisiensi besi ditemukan pada Histiocytosis sel Langerhans.
4. Kuku
Kuku yang mudah patah, pecah-pecah, berbentuk seperti sendok (Spoon Nails)
disebut koilonikia yang merupakan suatu tanda khas ADB.
5. Gangguan gastrointestinal
Glositis dan atrofi papil lidah banyak dijumpai pada anemia pernisiosa dan ADB.
Hipertrofi gingival sering menyertai anemia pada leukemia akut. Munculnya ulkus dengan
lesi nekrotik disekitar mulut dan faring sering sebagai tanda dari suatu leukemia akut atau
anemia aplastik. Disfagia sering disebabkan oleh ADB.
Pemeriksaan laboratorium
Pada saat menghadapi anak dengan anemia, harus diperhatikan dan ditentukan apakah
kelainan yang terjadi hanya mengenai sistem eritropoiesis saja atau juga sistem
hematopoiesis yang lain (sel darah putih dan trombosit). Pemeriksaan paling sederhana dan
wajib adalah pemeriksaan darah tepi lengkap (haemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit,
hitung jenis, dan retikulosit), mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
9/51
haemoglobin (MCH), mean corpuscular haemoglobin concentration (MCHC) dan red cell
distribution (RDW) serta gambaran apus darah tepi.
Hb Ht Leukosit Trombosit Hitung jenis Retikulosit MCV RDW
ADB N/ N N/
segmenter
N/
Anemia
aplastik
Limfositosis N/ N
ITP N/ N/ N N N N/ N
Leukemia
akut
/N/ Dominasi 1
sel kadang
ditemukan
sel blast
N/ N
Thalassemia
minor
N/ N/ N N N
Thalassemia
mayor
/N/ N/ N
Anemia
hemolitik
lain
N N N N/
RADANG DINGIN (FROSTBITE)
Definisi
Radang dingin adalah jenis dingin darurat terjadi khusus bagian tubuh yang terkena
dingin. Bila sel-sel tubuh beku, disebut radang dingin. Kondisi ini serius karena air di antara
sel-sel tubuh yang beku dan pembengkakan menyebabkan kerusakan sel-sel mereka. Radang
dingin parah kasus dapat menyebabkan kehilangan jari, tangan, dan kaki seperti yang dialami
oleh Normand Edwin dan Didik Samsu ketika mendaki ke gunung Aconcagua.
Frostbite bisa terjadi karena bagian tubuh tidak cukup tertutup saat cuaca ektrem dingin.
Seperti sepatu bocor karena kena air, atau sarung tangan yang lubang. Hal ini terjadi karena
perlengkapan tidak memadai. Tanda-tanda dan gejala dari Frostbite tergantung pada situasi,
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
10/51
radang dingin mungkin terjadi dengan sendirinya atau bersama hypothermia yang
merupakan pendinginan dari seluruh tubuh, bukan hanya bagian tertentu.
Tanda dan Gejala
Berikut adalah tanda-tanda dan gejala radang dingin:
Kurangnya rasa di daerah yang terkena yaitu rasa. Kulit yang muncul lunak atau dingin ke sentuh. Kulit yang termasuk dikotorkan bersemangat, putih, kuning, atau biru.
Pencegahan
- Berpakaian dengan benar dan menggunakan pakaian lapisan pakaian dibuat dari bahan yang
memerangkap udara antara serat misalnya wol.
- Jauhkan daerah rawan seperti jari kaki dan dibahas.
- Beristirahatlah, hentikan dulu pendakian.
- Minum banyak cairan untuk tetap hydrated, karena hal ini dapat membantu tubuh
mempertahankan suhu. Minuman panas adalah pilihan yang lebih baik. Hindari kafein dan
alkohol yang dapat menghalangi tubuh panas-kemampuan produksi.
Pertolongan Pertama untuk Frostbite:
- Jangan menggosok daerah yang frosbite, tangani dengan sangat hati-hati sehingga tidak
menimbulkan kerusakan lebih lanjut.
- Hangatkan bagian tubuh secara perlahan menggunakan panas atau air di immersing tdk ke
105 derajat Fahrenheit. Gunakan termometer jika memungkinkan untuk mengkonfirmasi
suhu air.
- Kawasan dengan pembalut yang kering, steril dressing. Jika daerah yang terkena dampak
termasuk jari atau jari kaki, tempatkan kapas atau kain kasa di antara mereka.
- Mencari bantuan medis sesegera mungkin.
SYOK
Pengertian
Suatu keadaan / syndrome gangguan perfusi jaringan yang menyeluruh sehingga tidak
terpenuhinya kebutuhan metabolisme jaringan. Syok merupakan eadaan kritis akibat
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
11/51
kegagalan sistem sirkulasi dalam mencukupi nutrien dan oksigen baik dari segi pasokan &
pemakaian untuk metabolisme selular jaringan tubuh sehingga terjadi defisiensi akut oksigen
akut di tingkat sekuler. Pengertian lainnya syok adalah suatu bentuk sindroma dinamik yang
akibat akhirnya berupa kerusakan jaringan sebab substrat yang diperlukan untuk metabolisme
aerob pada tingkat mikroseluler dilepas dalam kecepatan yang tidak adekuatoleh aliran darah
yang sangat sedikit atau aliran maldistribusi. Bentuk berat dari kekurangan pasokan oksigen
dibanding kebutuhan. Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya oksigenasi jaringan atau
perubahan dalam sirkulasi kapiler. Kekurangan oksigen akan berhubungan dengan
ASIDOSIS LACTATE, dimana kadar lactat tubuh merupakan indikator dari tingkat berat-
ringannya syok.
Pada syok teradi hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan
perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang
sisa metabolisme atau suatu perfusi jaringan yang kurang sempurna.
Langkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa mengenal gejala
syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok dengan segera. Diagnosa
dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi
jaringan. Langkah kedua dalam menanggulangi syok adalah berusaha mengetahui
kemungkinan penyebab syok. Pada pasien trauma, pengenalan syok berhubungan langsung
dengan mekanisme terjadinya trauma.
Semua jenis syok dapat terjadi pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok
hipovolemik karena perdarahan. Syok kardiogenik juga bisa terjadi pada pasien-pasien yang
mengalami trauma di atas diafragma dan syok neurogenik dapat disebabkan oleh trauma pada
sistem saraf pusat serta medula spinalis. Syok septik juga harus dipertimbangkan pada
pasien-pasien trauma yang datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan.
Manifestasi Klinis
Secara umum manifestasi klinis syock yang muncul antara lain : pucat, bingung, coma
tachicardy, Sianosis, Arithnia gagal jantung kongestif, Berkeringat, takipneu, Perubahan
suhu, Oedem paru, Gelisah, Disorientasi. Sedang manifestasi klinis lain yang dapat muncul
1. Menurunnya filtrasi glomerulus
2. menurunnya urin out put
3. meningkatnya keeping darah
4. asidosis metabolic
5. hyperglikemi
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
12/51
Jenis Syok
1. Syok Hypovolemik
Syok hipovolemik merujuk keada suatu keadaan di mana terjadi kehilangan cairan tubuh
dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ failure akibat perfusi yang tidak adekuat.
Syok hipovolemik ini paling sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat (syok hemoragik).
Perdarahan eksternal akut akibat trauma tembus dan perdarahan hebat akibat kelianan
gastrointestinal merupakan 2 penyebab syok hemoragik yang paling sering ditemukan. Syok
hemoragik juga bisa terjadi akibat perdarahan internal akut ke dalam rongga toraks dan
rongga abdomen
a. Faktor Penyebab
Pada umumnya syok hipovolemik disebabkan karena perdarahan, sedang penyebab lain yang
ekstrem adalah keluarnya garam (NaCL). Syok misalnya terjadi pada : patah tulang panjang,
rupture spleen, hematothorak, diseksi arteri, pangkreatitis berat. Sedang syok hipovolemik
yang terjadi karena berkumpulnya cairan di ruang interstisiil disebabkan karena:
meningkatnya permeabilitas kapiler akibat cedera panas, reaksi alergi, toksin bekteri.
Penyebab utama perdarahan internal adalah terjadinya trauma pada organ dan ruptur pada
aneurysme aortic abdomen. Syok hipovolemik bisa merupakan akibat dari kehilangan cairan
tubuh lain selain dari darah dalam jumlah yang banyak. Contoh syok hipovolemik yang
terjadi akibat kehilangan cairan lain ini adalah gastroenteritis refraktrer dan luka bakar hebat.
Objektif dari keseluruhan jurnal ini adalah terfokus kepada syok hipovolemik yang terjadi
akibat perdarahan dan pelbagai kontroversi yang timbul seputar cara penanganannya.
Kebanyakan trauma merbahaya ketika terjadinya perang sekitar tahun 1900an telah memberi
kesan yang angat signifikan pada perkembangan prinsip penanganan resusitasi syok
hemoragik.
Ketika Perang Dunia I, W.B. Cannon merekomendasikan untuk memperlambat pemberian
resusitasi cairan sehingga penyebab utama terjadinya syok diatasi secara pembedahan.
Pemberian kristalloid dan darah digunakan secara ekstensif ketika Perang Dunia II untuk
menangani pasien dengan keadaan yang tidak stabil. Pengalaman yang di dapat semasa
perang melawan Korea dan Vietnam memperlihatkan bahawa resusitasi cairan dan intervensi
pembedahan awal merupakan langkah terpenting untuk menyelamatkan pasien dengan
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
13/51
trauma yang menimbulkan syok hemoragik. Ini dan beberapa prisip lain membantu dalam
perkembangan garis panduan untuk penanganan syok hemoragik kaibat trauma. Akan tetapi,
peneliti-peneliti terbaru telah mempersoalkan garis panduan ini, dan hari ini telah timbul
pelbagai kontroversi tentang cara penanganan syok hemoragik yang paling optimal.
b. Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan cara mengaktifkan 4 sistem major
fisiologi tubuh: sistem hematologi, sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem
neuroendokrin.system hematologi berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi secara akut
dengan mengaktifkan cascade pembekuan darah dan mengkonstriksikan pembuluh darah
(dengan melepaskan thromboxane A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada sumber
perdarahan. Pembuluh darah yang rusak akan mendedahkan lapisan kolagennya, yang secara
subsekuen akan menyebabkan deposisi fibrin dan stabilisasi dari subatan yang dibentuk.
Kurang lebih 24 jam diperlukan untuk pembentukan sumbatan fibrin yang sempurna dan
formasi matur.
Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok hipovolemik dengan meningkatkan
denyut jantung, meninggikan kontraktilitas myocard, dan mengkonstriksikan pembuluh darah
jantung. Respon ini timbul akibat peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus
vagus (yang diregulasikan oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus karotid, arkus aorta,
atrium kiri dan pembuluh darah paru. System kardiovaskular juga merespon dengan
mendistribusikan darah ke otak, jantung, dan ginjal dan membawa darah dari kulit, otot, dan
GI.
System urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang meningkatkan pelepasan rennin
dari apparatus justaglomerular. Dari pelepasan rennin kemudian dip roses kemudian terjadi
pembentukan angiotensi II yang memiliki 2 efek utama yaitu memvasokontriksikan
pembuluh darah dan menstimulasi sekresi aldosterone pada kortex adrenal. Adrenal
bertanggung jawab pada reabsorpsi sodium secra aktif dan konservasi air.
System neuroendokrin merespon hemoragik syok dengan meningkatkan sekresi ADH. ADH
dilepaskan dari hipothalmus posterior yang merespon pada penurunan tekanan darah dan
penurunan pada konsentrasi sodium. ADH secara langsung meningkatkan reabsorsi air dan
garam (NaCl) pada tubulus distal. Ductus colletivus dan the loop of Henle.
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
14/51
Patofisiology dari hipovolemik syok lebih banyak lagi dari pada yang telah disebutkan .
untuk mengexplore lebih dalam mengenai patofisiology, referensi pada bibliography bias
menjadi acuan. Mekanisme yang telah dipaparkan cukup efektif untuk menjaga perfusi pada
organ vital akibat kehilangan darah yang banyak. Tanpa adanya resusitasi cairan dan darah
serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi
kegagalan multiple organ
PEMBAHASAN KASUS
KASUS I
IDENTITAS
Nama pasien : An. Habiburrahman
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat rumah : Jl Duren III Barat VI, RT 6 RW 2
Tempat & tanggal lahir/umur : Jakarta, 30 Oktober 2011/ 10 bulan
Orang Tua / Wali : Tn. Iwan
No. CM : 82 56 93
Tanggal masuk RS : 1 September 2012
Ayah Nama : Tn. Iwan
Agama : Islam
Alamat : Jl Duren III Barat VI, RT 6 RW 2
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : Rp. 1,000,000- per bulan
Ibu Nama : Ny. Rita
Agama : Islam
Alamat : Jl. Duren III Barat VI, RT 6 RW 2
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Penghasilan : -
RIWAYAT PENYAKIT
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
15/51
Alloanamnesis dilakukan dengan ibu dan ayah pasien pada tanggal 3 September 2012, pukul
13.30 WIB.
KELUHAN UTAMA
Mencret sejak 4 hari SMRS.
KELUHAN TAMBAHAN
Demam sejak 3 hari SMRS, batuk pilek sejak 2 hari SMRS serta muntah sejak 1 hari
SMRS
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT SEKARANG
Empat hari SMRS, pasien mencret 4 kali sehari, air lebih banyak dari ampasnya,
warna kuning, jumlah banyak serta berbau asam. Mencret disertai dengan lendir tapi tidak
disertai darah. Demam sejak 3 hari SMRS, mendadak tinggi, suhu diukur ibu pasien sampai
38C. Panas berterusan tiap hari, naik dan turun sedikit. Demam tidak sampai menggigil dan
tidak sesak nafas.
Dua hari SMRS, pasien batuk dan pilek. Namun batuk dan pilek tidak terlalu berat.
Hidung pasien sedikit tersumbat. Muntah 3 kali dalam 1 malam 1 hari SMRS setiap kali
diberi minum susu dan air oleh orang tua pasien
Pasien sudah dirawat inap sebelumnya pada tanggal 28 Agustus namun pulang ke
rumah 3 hari setelah itu karena sudah tidak mencret dan panasnya menurun. Namun, tidak
sampai 24 jam, pasien kembali mencret, demam dan muntah. Pasien langsung dibawa ke
rumah sakit setelah itu dan kembali dirawat inap.
Menurut orang tua pasien, sejak sakit nafsu makan pasien menurun, namun minum
lebih banyak dari biasanya. BAK jumlah banyak seperti biasa dan agak sering.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan -
Perawatan kehamilan Rutin periksa ke bidan
KELAHIRAN Tempat kelahiran Puskesmas
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan
Masa gestasi Cukup bulan
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
16/51
Keadaan bayi Berat lahir : 3400 gram
Panjang : 49 cm
Lingkar kepala : -
Langsung menangis
Pucat, biru, kuning, kejang : -
Nilai apgar : -
Kelainan bawaan : tidak ada
Kesan : Lahir cukup bulan.
RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi I : 9 bulan
Psikomotor
Tengkurap : 5 bulan Berjalan : -
Duduk : 7 bulan Bicara : 9 bulan
Berdiri : 10 bulan Membaca & menulis : -
Kesan : Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik
RIWAYAT MAKANAN
Umur (bulan) ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
02
24
46
68
8-10
Kesan : pola makan cukup baik.
RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)
BCG 2 minggu
DPT/DT
Polio Lahir 1 bulan 6 bulan
Campak 9 bulan
Hepatitis B Lahir 1 Bulan
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
17/51
MMR
TIPA
Kesan : imunisasi dasar lengkap, imunisasi ulangan belum dilakukan.
RIWAYAT KELUARGA
No
.
Tgl Lahir Jenis
Kelamin
Hidup Lahir Mati Abortus Mati (Sebab) Keterangan
Kesehatan
1 06/06/1992 Laki-laki Sehat
2 23/01/2003 Laki-laki Sehat
3 30/10/2011 Laki-laki Dirawat
RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN
Perumahan : Tinggal dirumah kontrakan.
Keadaan rumah : Rumah dengan ventilasi cukup baik dan cahaya matahari dapat
masuk melalui jendela. Satu rumah dihuni oleh 5 orang. Sumber
air minum dan air untuk kebutuhan rumah tangga lainnya berasal
dari PAM (Perusahaan Air Minum). Kamar mandi berada di
dalam rumah.
Daerah / lingkungan : Lingkungan sekitar rumah cukup padat, saluran air lancar.
Sampah-sampah terkumpul pada tempat sampah dan dibersihkan
oleh tukang sampah 2-3 hari sekali secara teratur.
Kesan : Perumahan dan lingkungan baik.
RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA
Penyakit Penyakit Penyakit
Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)
Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)
Demam berdarah (-) Kejang (-) Penyakit darah (-)
Demam tifoid (-) Kecelakaan (-) Radang paru (-)
Otitis (-) Morbili (-) Tuberculosis (-)
Parotitis (-) Operasi (-) Lain, batuk, pilek (+)
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
18/51
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Frekuensi nadi : 140x per menit
Frekuensi napas : 34x per menit
Suhu tubuh : 37oC
Data antropometri : - Berat badan : 7,7 kg
- Tinggi badan : 71 cm
- Lingkar kepala : 46.5 cm
- Lingkar dada : 44 cm
- Lingkar lengan atas : 13 cm
Status Gizi (NCHS) :
- BB/U : 7,7/9,6 x 100 % = 80,20 % Gizi baik
- TB/U : 71/73 x 100 % = 97,26 % Tinggi normal
- BB/TB : 7,7/8,8 x 100 % = 87,5 % Gizi baik
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien baik.
Kepala :
Bentuk dan ukuran : Normocephali, ubun-ubun cekung Rambut dan kulit kepala : Hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut Mata : Palpebra cekung, konjungtiva pucat, sklera tidak
ikterik, reflek cahaya langsung +/+, reflek cahaya tidak
langsung sulit diperiksa.
Telinga : Normotia, tampak serumen dan tidak tampak sekret. Hidung : Deformitas (-), septum deviasi (-), sekret (+), NCH (-) Bibir : Tidak kering, tidak sianosis, pucat (+) Gigi geligi : I I
I I
Mulut : Stomatitis (-), labioschisis (-), mukosa mulut tidak kering.
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
19/51
Lidah : Tidak kotor, tidak tremor Faring : Hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar
Trakea lurus di tengah
Toraks:
Dinding toraks : Bentuk normal, tidak ada retraksi sela iga, iga vertikal,simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Paru Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Vokal fremitus simetris Perkusi : Sonor pada paru kedua lapang paru Auskultasi : Suara nafas vesikuler di kedua lapang paru, tidak terdengar
suara nafas tambahan
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V 1 cm medial garismidclavicularis sinistra, tidak teraba thrill
Perkusi : Batas jantung atas di ICS 2 garis parasternal sinistraBatas jantung kiri di ICS 5, 1 cm medial dari garis
midclavicularis sinistra
Batas jantung kanan di ICS 3,4,5 garis sternalis kanan
Auskultasi : BJ I normal, BJ II normal, regular, tidak ada splitting, tidakada murmur, tidak ada gallop
Abdomen:
Inspeksi : Tampak sedikit distensi, tidak tampak vena collateral Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit
baik, supel
Perkusi : Hipertimpani Auskultasi : Bising usus (+) normal
Anus dan rectum : Tidak ada kelainan
Kelenjar getah bening : Tidak teraba membesar
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
20/51
Genitalia : Laki-laki
Anggota gerak : Atas : akral dingin, deformitas (-), sianosis (-), oedem (-)
Bawah : akral dingin, deformitas (-), sianosis (-), oedem (-)
Pemeriksaan neurologis
Refleks fisiologis : Normal Reflek patologis : (-) Rangsang meningeal : (-)
Tulang belakang : Tidak ada kelainan
Kulit : Warna sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik
CFT: kurang dari 2 detik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab 1 September 2012
Pemeriksaan Nilai Nilai Normal Interpretasi
Hematologi
Hb 8,0 g/dL 10,5- 12,9 Menurun
Lekosit 8,4/uL 6-17,5 Normal
Hematokrit 24% 35-43 Menurun
Trombosit 207.000/uL 217-497 Menurun
LED 17mm/jam 0-10 Meningkat
Elektrolit
Na 134 mmol/L 135-155 Sedikit menurun
K 2,7 mmol/L 3,6-5,5 Menurun
Cl 106 mmol/L 98-100 Meningkat
Metabolisme
Karbohidrat
Glukosa Darah
Sewaktu
75 mg/dL 50-80 Normal
Tinja
Faeces Rutin
Makroskopik
- Warna
- Konsistensi
Hijau
Lunak
Negatif
Negatif
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
21/51
- Lendir
- Darah
Mikroskopik
- Leukosit
- Eritrosit
- Amoeba Coli
-Amoeba
Histolitika
- Telur cacing
Pencernaan
- Lemak
- Amilum
- Serat
- Sel Ragi
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Foto thorax (1 September 2012)
Kesan : Tidak ada kelainan
Hasil Gambaran Darah Tepi (4 September 2012)
Anisositosis : +1
Poikilositosis : +1
Sel pensil : +1
Leukosit : Cukup
Trombosit : Kurang
Morfologi : Normal
Kesan : Anemia mikrositik hipokrom
RESUME
Anak laki-laki, 10 bulan, mencret sejak 4 hari SMRS dengan frekuensi 4 kali sehari dan air
lebih banyak dar ampas. Demam sejak 3 hari SMRS. Batuk dan pilek sejak 2 hari SMRS
serta muntah sejak 1 hari SMRS frekuensi 3 kali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ubun-
ubun kepala cekung, palpebra cekung, sekret hidung (+), faring hiperemis (+). Pada perkusi
abdomen hipertimpani. Pada pemeriksaan lab didapatkan hasil pemeriksaan Hematologi
Hemoglobin 8,0 g/dL, Lekosit 8,4/uL, Hematokrit 24%, Trombosit 207.000/uL, LED 17
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
22/51
mm/jam. Elektrolit , Natrium 134 mmol/L, Kalium 2,7 mmol/L, Klorida 106 mmol/L. Hasil
Gambaran Darah Tepi: Anisositosis +1, Poikilositosis +1, Sel pensil +1, Leukosit cukup,
Trombosit kurang, morfologi normal, kesan: Anemia mikrositik hipokrom
DAFTAR MASALAH SEMENTARA
- Gastroenteritis akut
- Dehidrasi sedang
- ISPA
- Anemia mikrositik hipokrom
DIAGNOSIS KERJA
1. Gastroenteritis Akut dehidrasi sedang dengan anemia mikrositik hipokrom.
2. ISPA
DIAGNOSIS BANDING
1. Demam tifoid
2. Demam berdarah denggi
3. Tuberkulosis paru
4. Bronkopneumonia
PENTALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
Bed rest
Diet tinggi karbohidrat, tinggi protein dan rendah lemak. Makan makanan yang lunak
seperti bubur.
Lanjutkan pemberian ASI
2. Medikamentosa
IVFD KaEN 3b 5cc/kgBB/jam
Cefixime 2x35mg iv
Lacto B 2 x 1 sachet/hari
Zinkid 2 x 1 cth
Sanmol drop 4x0,8ccColistin 3x100.000ki
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
23/51
PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam
Follow up
2 september 2012
S : Demam (+), muntah (-), diare 2x lendir (+) , batuk berdahak(+), pilek (+), nafsu
makan membaik.
O : N= 140 x per menit
P = 32 x per menit
S = 37,2oC
Kepala : Normocephali, ubun-ubun cekung (-)
Mata : Konjunctiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, palpebra cekung (-)
Bibir : Keringg (-), Pucat berkurang, sianosis (-)
THT : Normotia, septum deviasi (-), sekret (+)
Leher : KGB tidak teraba membesar
Jantung : BJ I normal, BJ II normal, regular, splitting (-), murmur (-), gallop (-)
Paru : Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, BU (+) normal
Ekstremitas : Akral teraba hangat
A : Gastroenteritis akut dehidrasi ringan
ISPA
P :
IVFD KaEN 3b 5cc/kgBB/jam
Cefixime 2x35mg iv
Lacto B 2 x 1 sachet/hari
Zinkid 2 x 1 cth
Sanmol drop 4x0,8cc
Colistin 3x100.000ki
KASUS II
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
24/51
IDENTITAS
Nama pasien : An. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat rumah : Jl Manunggal, RT/RW 6/11, Makasar
Tempat & tanggal lahir/umur : Jakarta 7 Agustus 2012
Orang Tua / Wali : Tn. Y
No. CM : 83 03 35
Tanggal masuk RS : 25 September 2012
Ayah Nama : Tn. Y
Agama : Islam
Alamat : Jl Manunggal, RT/RW 6/11, Makasar
Pekerjaan : Karyawan
Penghasilan : rp 2,000,000
Ibu Nama : Ny. M
Agama : Islam
Alamat : Jl Manunggal, RT/RW 6/11, Makasar
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Penghasilan : -
RIWAYAT PENYAKIT
Alloanamnesis dilakukan dengan ibu dan ayah pasien pada tanggal 25 September 2012, pukul
13.30 WIB.
KELUHAN UTAMA
Mencret sejak 3 hari SMRS.
KELUHAN TAMBAHAN
Demam sejak 1 hari SMRS sudah membaik, muntah bila minum ASI dan susu
formula berlebihan berlebihan.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT SEKARANG
Pasien anak laki-laki usia 1 bulan 18 hari dibawa ke RSUD Budhi Asih oleh orang
tuanya dengan keluhan mencret sejak 3 hari SMRS. Pasien mencret 5 kali sehari, air lebih
banyak dari ampas, warna kuning serta berbau asam. Mencret tidak disertai lender atau darah.
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
25/51
Pasien juga demam sejak 1 hari SMRS, demam tidak terlalu tinggi, timbul mendadak namun
sekarang sudah tidak demam lagi. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya akan muntah bila
diberi ASI dan susu formula yang berlebihan. Pada pasien tidak ada batuk dan pilek. Pasien
belum pernah dibawa berobat ke tempat lain.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan -
Perawatan kehamilan Rutin periksa ke dokter 1 kali sebulan.
Mendapat suntikan TT 1 kali
KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah sakit
Penolong persalinan Dokter
Cara persalinan Secara Seksio Caesarian.
Masa gestasi Cukup bulan (40 minggu)
Keadaan bayi Berat lahir : 2700 gram
Panjang : 46 cm
Lingkar kepala : -
Langsung menangis
Pucat, biru, kuning, kejang : -
Nilai apgar : -
Kelainan bawaan : tidak ada
Kesan : Lahir cukup bulan.
RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Kesan : Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik sesuai usia.
RIWAYAT MAKANAN
Umur (bulan) ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
02 dan Susu formula
Kesan : pola makan baik
RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)
BCG
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
26/51
DPT/DT
Polio
Campak
Hepatitis BMMR
TIPA
Kesan : ibu lupa imunisasi anak
RIWAYAT KELUARGA
No
.
Tgl Lahir Jenis
Kelamin
Hidup Lahir Mati Abortus Mati (Sebab) Keterangan
Kesehatan
1 07/08/2012 Laki-laki Sakit
RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN
Perumahan : Tinggal dirumah sendiri.
Keadaan rumah : Rumah dengan ventilasi cukup baik dan cahaya matahari dapat
masuk melalui jendela. Satu rumah dihuni oleh 3orang. Sumber
air minum dan air untuk kebutuhan rumah tangga lainnya berasal
dari PAM (Perusahaan Air Minum). Kamar mandi berada di
dalam rumah.
Daerah / lingkungan : Lingkungan sekitar rumah cukup padat, saluran air lancar.
Sampah-sampah terkumpul pada tempat sampah dan dibersihkan
oleh tukang sampah 2-3 hari sekali secara teratur.
Kesan : Perumahan dan lingkungan masih baik.
RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA
Penyakit Penyakit Penyakit
Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)
Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)
Demam berdarah (-) Kejang (-) Penyakit darah (-)
Demam tifoid (-) Kecelakaan (-) Radang paru (-)
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
27/51
Otitis (-) Morbili (-) Tuberculosis (-)
Parotitis (-) Operasi (-) Lain, batuk, pilek (+)
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Frekuensi nadi : 132x per menit
Frekuensi napas : 20x per menit
Suhu tubuh : 36,2oC
Data antropometri : - Berat badan : 2,5 kg
- Tinggi badan : 48 cm
- Lingkar kepala : 31 cm
Status Gizi (NCHS) :
- BB/U : 2,5/3,8 x 100 % = 65% Gizi kurang
- TB/U : 48/52,5 x 100 % = 86 % Tinggi kurang
- BB/TB : 2,5/8,8 x 100 % = 87,5 % Gizi baik
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien baik.
Kepala :
Bentuk dan ukuran : Mikrocephali, ubun-ubun cekung Rambut dan kulit kepala : Hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut Mata : Palpebra cekung, konjungtiva anemis +/+, sklera tidak
ikterik, reflek cahaya langsung +/+, reflek
cahaya tidak langsung sulit diperiksa.
Telinga : Normotia, tampak serumen dan tidak tampak sekret. Hidung : Deformitas (-), septum deviasi (-), sekret (+), NCH (-) Bibir : Sedikit kering, tidak sianosis, pucat (+) Mulut : Stomatitis (-), labioschisis (-), mukosa mulut tidak kering. Lidah : Tidak kotor, tidak tremor
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
28/51
Faring : HiperemisLeher : KGB tidak teraba membesar
Trakea lurus di tengah
Toraks:
Dinding toraks : Bentuk normal, tidak ada retraksi sela iga, iga vertikal,simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Paru Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis Palpasi : Vokal fremitus simetris
Perkusi : Sonor pada paru kedua lapang paru Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler di kedua lapang paru, tidak
terdengar suara nafas tambahan
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V 1 cm medial garis
midclavicularis sinistra, tidak teraba thrill
Auskultasi : BJ I normal, BJ II normal, regular, tidak ada splitting, tidakada murmur, tidak ada gallop
Abdomen:
Inspeksi : Tampak sedikit distensi, tidak tampak vena collateral Palpasi : Organomegali (+), hepatomegali + 2cm bawah procesus
xyphoideus.
Perkusi : Hipertimpani seluruh abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normalAnus dan rectum : Tidak ada kelainan
Kelenjar getah bening : Tidak teraba membesar
Genitalia : Laki-laki
Anggota gerak : Atas : akral hangat, deformitas (-), sianosis (-), oedem (-) pucat (+)
Bawah : akral hangat,deformitas (-), sianosis (-), oedem (+) pucat (+)
Baggy pants (+)
Tulang belakang : Tidak ada kelainan
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
29/51
Kulit : Warna sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor berkurang,
wasting (+)
CFT: kurang dari 2 detik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab 25 September 2012
Pemeriksaan Nilai Nilai Normal Interpretasi
Hematologi
Hb 6,5 g/dL 9,2- 13,6 Menurun
Lekosit 18,2/uL 5-18 Normal
Hematokrit 19% 30-46 Menurun
Trombosit 542.000/uL 217-497 Menurun
Elektrolit
Na 138 mmol/L 135-155 Normal
K 5,2 mmol/L 3,6-5,5 Normal
Cl 110 mmol/L 98-100 Meningkat
Metabolisme
Karbohidrat
Glukosa Darah
Sewaktu
84 mg/dL 50-80 Meningkat
Tinja
Faeces Rutin
Makroskopik
- Warna
- Konsistensi
- Lendir
- Darah
Mikroskopik
- Leukosit
- Eritrosit
- Amoeba Coli
-Amoeba
Histolitika
Kuning kehijauan
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
30/51
- Telur cacing
Pencernaan
- Lemak
- Amilum
- Serat
- Sel Ragi
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Albumin 1,8 g/dL 3,8-5,4 Menurun
Faal Ginjal Ureum
Kreatinin
15 mg/dL
0,35 mg/dL
9-41
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
31/51
Glukosa Darah
Sewaktu
84 mg/dL 50-80 Meningkat
Tinja
Faeces Rutin
Makroskopik
- Warna
- Konsistensi
- Lendir
- Darah
Mikroskopik
- Leukosit
- Eritrosit
- Amoeba Coli
-Amoeba
Histolitika
- Telur cacing
Pencernaan
- Lemak
- Amilum
- Serat
- Sel Ragi
Hijau
Lunak
Positif
Negatif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Albumin 1,8 g/dL 3,8-5,4 Menurun
Faal Ginjal Ureum
Kreatinin
15 mg/dL
0,35 mg/dL
9-41
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
32/51
Kesan : Anemia mikrositik hipokrom
RESUME
Anak laki-laki, 10 bulan, mencret sejak 4 hari SMRS dengan frekuensi 4 kali sehari dan air
lebih banyak dar ampas. Demam sejak 3 hari SMRS. Batuk dan pilek sejak 2 hari SMRS
serta muntah sejak 1 hari SMRS frekuensi 3 kali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
mikrosefali, ubun-ubun kepala cekung, palpebra cekung, konjungtiva anemis +/+, sekret
hidung (+), faring hiperemis (+). Abdomen tampak sedikit distensi, perkusi abdomen
hipertimpani. Anggota gerak atas: akral dingin, pucat (+), bawah: akral dingin, pucat (+)Pada
pemeriksaan lab didapatkan hasil pemeriksaan Hematologi Hemoglobin 8,0 g/dL, Lekosit
8,4/uL, Hematokrit 24%, Trombosit 207.000/uL, LED 17 mm/jam. Elektrolit , Natrium 134
mmol/L, Kalium 2,7 mmol/L, Klorida 106 mmol/L. Hasil Gambaran Darah Tepi:
Anisositosis +1, Poikilositosis +1, Sel pensil +1, Leukosit cukup, Trombosit kurang,
morfologi normal, kesan: Anemia mikrositik hipokrom
DIAGNOSIS BANDING
- Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang
- Gizi buruk
- Anemia hemolitik e.c infeksi akut
- Thalasemia Mayor
- Thalasemia Minor
DIAGNOSIS KERJA
1. Gastroenteritis Akut dehidrasi sedang dengan anemia mikrositik hipokrom.
2. Gizi Buruk
3. Anemia Hemolitik e.c infeksi akut
PENTALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
Perbaikan gizi ASI + susu LLN 10 x 30 cc/NGT2. Medikamentosa
IVFD Asering 2cc/kgBB/jam
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
33/51
Transfusi PRC 14 ml + lasik 2 mg (pemberian sampai mencapai target Hb 10
mmHg)
Asam Folat 1x1mg
Vitamin A 50.000 UI
PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam
Follow up
2 september 2012
S : Demam (+), muntah (-), diare 2x lendir (+) , batuk berdahak(+), pilek (+), nafsu
makan membaik.
O : N= 140 x per menit
P = 32 x per menit
S = 37,2oC
Kepala : Normocephali, ubun-ubuk cekung (-)
Mata : Konjunctiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, palpebra cekung (-)
Bibir : Keringg (-), Pucat berkurang, sianosis (-)
THT : Normotia, septum deviasi (-), sekret (+)
Leher : KGB tidak teraba membesar
Jantung : BJ I normal, BJ II normal, regular, splitting (-), murmur (-), gallop (-)
Paru : Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
Abdomen : Datar, supel, tidak ada nyeri tekan, BU (+) normal
Ekstremitas : Akral teraba hangat
A : Gastroenteritis akut dehidrasi ringan
ISPA
P :
IVFD KaEN 3b 5cc/kgBB/jam
Cefixime 2x35mg iv
Lacto B 2 x 1 sachet/hari
Zinkid 2 x 1 cth
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
34/51
Sanmol drop 4x0,8cc
Colistin 3x100.000ki
KASUS III
Identitas Pasien
Nama : An. F
Usia : 3 tahun, 10 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kp Pulo No : 28 Kp MelayuJati Negara
Suku Bangsa : Betawi
Masuk Rumah Sakit : 17 April 2012
Identitas Orang Tua
Ayah
Nama : Tn. A
Usia : 43 tahun
Alamat : Jalan Kp Pulo No : 28 Kp MelayuJati Negara
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : Rp 5 juta/bulan
Ibu
Nama : Ny. M
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
35/51
Usia : 37 tahun
Alamat : Jalan Kp Pulo No : 28 Kp MelayuJati Negara
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : -
Hubungan dengan orang tua : Anak kandung
I. AnamnesisDilakukan secara alloanamnesis pada tanggal September 2012 pukul 16.30 WIB, pada ibu
pasien.
Keluhan Utama
Sulit dibangunkan sejak 2 jam SMRS.
Keluhan Tambahan
Demam sejak 3 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Budi Asih dengan keluhan tiba-tiba sulit dibangunkan
sejak 2 jam SMRS. 3 hari SMRS, pasien demam. Demam muncul secara mendadak dan
dirasakan terus menerus sepanjang hari. Keesokan harinya ibu pasien membawa anaknya
berobat di klinik, dan diberi obat. Obat dalam bentuk puyer, setelah meminum obat demam
pasien turun secara perlahan, namun tidak lama demam muncul kembali. Pasien tidak
mengeluh batuk, pilek, mual dan muntah. 1 hari SMRS, demam pasien sempat turun tapi
masih terlihat lemas. 11 jam SMRS, pasien muntah 3x, muntah berisi air dan sedikit
makanan, kurang lebih gelas aqua. Pasien juga BAB 4x, konsistensi lembek, warna
kehijauan, tidak ada lendir dan darah. Saat itu pasien dibawa ke dokter, diberi obat dan
pulang ke rumah.
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
36/51
2 jam SMRS pasien yang awalnya rewel dan gelisah menjadi terlihat mengantuk. Ibu
pasien mencoba berbicara dengan pasien dan menggoyang-goyangkan badan pasien, tapi
pasien tetap sulit untuk dibangunkan. Tangan dan kaki pasien teraba dingin sedangkan
badannya panas. Pasien pun segera dibawa ke rumah sakit. Ibu pasien mengatakan pasien
tidak nafsu makan. Pasien tidak mengeluh sakit kepala dan nyeri dibelakang mata. Gusi
berdarah dan mimisan juga disangkal. Akhirnya orang tua memutuskan untuk membawa
pasien ke IGD RSUD budi Asih. Di IGD RSUD Budhi Asih pasien dirawat 1 malam, baru
dipindahkan ke bangsal. Sejak di IGD pasien tidak bisa pipis sama sekali.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteria - Jantung -
Cacingan - Diare - Ginjal -
Demam
Berdarah
- Kejang - Darah -
Demam Tifoid - Kecelakaan - Radang Paru -
Otitis - Morbili - Tuberculosis -
Parotitis - Operasi - Lainnya -
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga tidak ada yang sakit sama seperti pasien.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Kehamilan Morbiditas Kehamilan -
Perawatan Antenatal Kontrol ke Bidan
Kelahiran Tempat kelahiran Bidan
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
37/51
Penolong Persalinan Bidan
Cara Persalinan Spontan
Masa Gestasi 38 minggu
Keadaan Bayi BBL : 3000 gram,
PBL : 49cm
Langsung Menangis.
Kulit merah
Kesan : Riwayat Kehamilan dan Persalinan Baik.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Tengkurap Usia 3 bulan Normal 3-4 bulan
Duduk Usia 6 bulan Normal : 6-9 bulan
Berdiri Usia 12 bulan Normal : 9-12 bulan
Pertumbuhan Gigi Usia 12 bulan Normal : 5-9 bulan
Berjalan Usia 13 bulan Normal : 12-13 bulan
Berbicara Usia 12 bulan Normal : 12-18 bulan
Kesimpulan Riwayat Perkembangan : Baik, dan tidak ada keterlambatan psikomotor
Riwayat Makanan
Umur (bulan) ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0-2 ASI
2-4 ASI V
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
38/51
4-6 ASI V V
6-8 ASI V V V
8-10 ASI + PASI V V V
10-12 ASI + PASI V V V
Usia diatas 1 tahun
Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah
Nasi/Pengganti 3x/hari, satu piring
Sayur 2x/hari, sedikit
Daging 2x/minggu
Telur 1 butir, setiap hari
Ikan 1x/minggu
Tahu 1 potong, setiap hari
Tempe 1 potong, setiap hari
Susu (merk/takaran) Susu kental manis bendera rasa vanilla/ 2
gelas/hari
Lain-lain _
Kesulitan Makan : Tidak ada.
Kesimpulan : Pola makan pasien baik.
Riwayat Imunisasi
Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
39/51
BCG 0 bulan
DPT/DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan
Polio 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Campak 9 bulan
Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 4 bulan
Kesimpulan : Riwayat Imunisasi Dasar Lengkap
Riwayat Keluarga
Ayah Ibu
Nama Tn. A Ny. M
Perkawinan ke 1 1
Umur saat pernikahan 28 Tahun 25 Tahun
Pendidikan terakhir S1 SMA
Agama Islam Islam
Suku bangsa Betawi Betawi
Riwayat Lingkungan Perumahan
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya serta kedua kakaknya, rumah milik oramg tua
pasien sendiri, terdapat ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup baik, terletak didaerah yang
tidak terlalu padat penduduknya. Keadaan lingkungan sekitar rumah pasien tidak terlalu
bersih, dilingkunganya banyak terdapat nyamuk, cukup rutin dilakukan fogging, sumber air
minum didapat dari PAM.
II. PEMERIKSAAN FISIKDilakukan pada tanggal 18 September 2012
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
40/51
Kesan Sakit : tampak sakit berat
Kesadaran : apatis - somnolen
Tanda vital
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 148 x/menit
Suhu : 39,3 0C diukur pada aksila kiri
Pernafasan : 52 x/menit, irama teratur
Data Antropometri
Berat badan : 10 kg
Tinggi badan : 96 cm
Lingkar kepala : 50 cm
Status Gizi
BB/U : 10/16 x 100 % = 62,5 % ( BB kurang ) TB/U : 96/95 x 100 % = 101 % ( Tinggi normal) BB/TB : 10/15 x 100 % = 66,6 % (Gizi kurang)
Warna kulit : tidak tampak sianotik, tidak tampak ikterik, kulit teraba dingin dan terlihat
pucat.
KEPALA
Bentuk kepala : Normocephali
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
41/51
Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Wajah : Simetris.
Mata : Oedem palpebra +/+, Conjungtiva anemis -/-, Sclera ikterik -/- Strabismus -
/-, sekret mata -/-, Pupil isokor 3 mm, bulat, Reflek cahaya langsung +/+, Refleks cahaya
tidak langsung +/+
Telinga :Normotia, nyeri tekan dan tarik -/-, serumen +/+ minimal, sekret -/-,
membran timpani sulit dinilai
Hidung : Bentuk simetris,deviasi septum (-), Pernafasan cuping hidung +/+,
Concha nasalis tidak hiperemis
Mulut : Bibir pucat. Uvula terletak ditengah, berwarna merah muda, Faring tidak
hiperemis. T1-T1
LEHER
Trakea : Trakea terletak ditengah
Kaku kuduk : Tidak terdapat kaku kuduk
Tiroid : Tiroid teraba normal tanpa pembesaran, tidak teraba benjolan
JVP : 5+2 cm H20
KGB : Tidak teraba pembesaran pada KGB submental, submandibular, preaurikular,
retroaurikular, cervical, dan supraclavikular.
THORAKS
Paru-paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, pernafasan abdominotorakal, retraksi (-)
Palpasi : Vocal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor pada kedua hemithoraks
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
42/51
Auskultasi : Suara nafas vesikular, Rhonki -/-. Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Sulit di tentukan
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Bentuk perut datar, simetris
Tidak terdapat eflouresensi
Auskultasi : BU + 3x/menit
Tidak terdengar artrial bruit
Tidak terdengar venous hum
Perkusi : Timpani
Palpasi : Hangat, supel, nyeri tekan (+) didaerah epigastrium, tidak ada
hepatosplenomegali.
EKSTREMITAS ATAS
Simetris, warna kulit sawo matang, dingin, Tidak terdapat atrofi, eflorosensi (-), pucat (+) Gerakan involunter (-), petechie (+) Refleks fisiologis (+), patologis (-)
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
43/51
EKSTREMITAS BAWAH
Simetris, warna kulit sawo matang, dingin Tidak terdapat atrofi, eflorosensi (-), pucat (+) Gerakan involunter (-), petechie (+) Refleks fisiologis (+), patologis (-)
III. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan tinja rutin
Makroskopis Hasil Nilai normal
Jenis
Pemeriksaan
17 April 2012 18 April 2012 Nilai Normal
Leukosit 11700 6500 5000-10.000/l
Hb 11,7 13 12-14 g/dl
Ht 46 38 37-43 %
Trombosit 19.000 10.000 150.000-
450.000/l
GDS 63
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
44/51
Warna Hijau
Konsistensi Lunak
Lendir Positif Negatif
Darah Negatif Negatif
Mikroskopis
Leukosit Positif Negatif
Eritrosit Negatif Negatif
Amoeba Coli Negatif Negatif
Amoeba histolitika Negatif Negatif
Telur cacing Negatif Negatif
Pencernaan
Lemak Negatif Negatif
Amilum Negatif Negatif
Serat Positif Negatif
Sel ragi Negatif Negatif
Darah samar Negatif Negatif
IV. KESIMPULANAnak laki-laki usia 3 tahun 10 bulan datang dengan sulit dibangunkan sejak 2 jam
SMRS. 3 hari SMRS demam muncul mendadak, terus-menerus, demam mulai turun setelah
diberi obat dari klinik, namun tidak lama demam naik kembali. 1 hari SMRS, demam pasien
sempat turun tapi masih terlihat lemas. 11 jam SMRS, pasien muntah 3x, muntah berisi air
dan sedikit makanan, kurang lebih gelas aqua. Pasien juga BAB 4x, konsistensi lembek,
warna kehijauan, tidak ada lendir dan darah. Saat itu pasien dibawa ke dokter, diberi obat dan
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
45/51
pulang ke rumah. 2 jam SMRS pasien yang awalnya rewel dan gelisah menjadi terlihat
mengantuk. Tangan dan kaki pasien teraba dingin sedangkan badannya panas.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi pasien tampak sakit berat, dengan gizi
kurang, suhu : 38,6 nadi : 148x/menit, RR : 40x/menit, TD : 90/70, oedem palpebra, (+)
nyeri tekan pada epigastrium, petechiae (+)
Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan anemia, hemokonsentrasi dan
trombositopeni.
V. DIAGNOSIS BANDINGDengue Shock Syndrome dengan komplikasi Ensefalopati dengue
Sepsis
Meningitis
VI. DIAGNOSIS KERJADengue Shock Syndrome
VII. PENATALAKSANAANNon Medikamentosa :
Tirah BaringMedikamentosa :
Oksigenasi 2 liter/menit nasal Resusitasi : Loading IVFD RL 20 cc/kgBB/jam IVFD asering 3cc/kgbb/jam Inj. Ranitidin 2x1amp
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
46/51
PCT 3x1 tab kalau suhu > 38o
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN Serologis IgM dan IgG anti Dengue Lumbal Pungsi
IX. PROGNOSISAd Vitam : ad bonam
Ad Fungsionam : ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam
X. FOLLOW UPPemeriksaan Tanggal
19 April 2012 20 April 2012 21 April 2012
S
Keluhan
Demam (+) Belum bisa
BAB
BAK + Mual +,
muntah -
Demam (+) BAB 1x BAK + Sudah bisa
minum
sendiri
Demam (-) BAB 1x ampas BAK + Nafsu makan
mulai baik
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
47/51
O
Keadaan
umum
Kesadaran
Tanda vital
Kepala
Mata
Leher
THT
Paru
Sakit Berat
Compos mentis
Nadi = 132 x /menit
RR = 34 x /menit
Suhu = 38 C
Normocephali
CA -/- , SI -/-,
oedem palpebra +/+
KGB TTM
Darah -/-,sekret-/-
Suara napas
vesikuler
Rh -/-, Wh -/-
Sakit Sedang
Compos mentis
Nadi = 117x /menit
RR = 38 x /menit
Suhu = 38,5 C
Normocephali
CA -/- , SI -/-,
oedem palpebra -/-
KGB TTM
Darah -/-,sekret-/-
Suara napas
vesikuler
Rh +/+, Wh -/-
Sakit Sedang
Compos mentis
Nadi =112 x /menit
RR = 36 x /menit
Suhu = 37 C
Normocephali
CA -/- , SI -/-, oedem
palpebra -/-
KGB TTM
Darah -/-,sekret-/-
Suara napas
vesikuler
Rh -/-, Wh -/-
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
48/51
Jantung
Abdomen
Extremitas
S1S2 reguler
Murmur (-)
Gallop (-)
Datar, Supel
NT epigastrium (+),
H/L tidak teraba
membesar
Akral hangat +
Oedem (-)
Sianosis (-)
Hasil lab :
Leukosit : 10.100/l
Hb : 9,7 g/dl
Ht : 27 %
Trombosit : 18.000/l
Dengue blood test :
IgG : positif/+
IgM : positif/+
S1S2 reguler
Murmur (-)
Gallop (-)
Datar, Supel
NT epigastrium
(+), H/L tidak teraba
membesar
Akral hangat +
Oedem (-)
Sianosis (-)
Hasil lab :
Leukosit : 8900/l
Hb :9,4 g/dl
Ht : 29,6%
Trombosit :
57.000/l
S1S2 reguler
Murmur (-)
Gallop (-)
Datar, Supel
NT (-), H/L tidak teraba
membesar
Akral hangat
Oedem (-)
Sianosis (-)
Rash convalescent (+)
Hasil lab :
Leukosit : 7000/l
Hb : 9,4 g/dl
Ht : 28 %
Trombosit : 146.000/l
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
49/51
A Diagnosa Dengue Shock
Syndrome perbaikan
Dengue Shock
Syndrome perbaikan
Dengue Shock Syndrome
perbaikan
P
Pengobatan O2 1 liter/nasalIVFD asering 3
cc/kgBB/jam
Inj.rantin 3x10 mgPCT 4X100mg/bks
O2 1 liter/nasalIVFD Asering
2cc/kgBB/jam
Inj. Rantin3x10mg
PCT 4x100mg/bks
NGT lepas, minumoral
O2 1 liter/nasalIVFD Asering 2
cc/kgBB/jam
PCT 4x100 mg/bks
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
50/51
Analisa Kasus Pucat
An. H An. A Anak
Umur 10 bulan 1 bulan 18 hari 3 tahun 10 bulanJenis Kelamin Laki-laki Laki-laki laki-laki
Keluhan Utaman Mencret sejak 4 hari
SMRS
Mencret sejak 3 hari
SMRS
SUlit dibangunkan
sejak 2 jam SMRS
Pemeriksaan Fisik -ubun-ubun kepala
cekung
-mata cekung
-sekret hidung (+)
-faring hiperemis
-abdomen sedikit
distensi, pada palpasi
didapatkanhipertimpani
-mikrocefali
-ubun-ubun cekung
-mata cekung
-konjungtiva anemis
+/+
-sekret hidung +
-andomen sedikit
distensi-organomegali (+)
-hepatomegali +2 cm
bawah procesus
xyphoideus
-hipertimpani
-akral dingin dan
pucat
-baggy pants (+)
-turgor kurang
-wasting
-pasien tampak sakit
berat,
- gizi kurang
-suhu : 38,6 nadi :
148x/menit, RR :
40x/menit, TD :
90/70, -oedem
palpebra, (+) nyeritekan pada
epigastrium,
petechiae (+)
-akral dingin dan
pucat
Pemeriksaan Lab -Hemoglobin 8.0 g/dl
-Lekosit 8,4 ribu/uL
-Hematokrit 24%
-Trombosit
207.000/uL
-LED 17mm/jam
-Na134 mmol/L
-K 2,7 mmol/L
-Cl 106 mmol/L
-Hemoglobin 6,5 g/dl
-Lekosit 18,2 ribu/uL
Trombosit
524.000/uL
-natrium 138 mmol/L
-klorida 110 mmol/L
GDT:
-Anisositosis +1
-Poikilositosis +1
-Fragmentosit +1
-Sel target +1-Leukosit meningkat
-Trombosit
meningkat
Pada pemeriksaan
darah rutin
didapatkan anemia,
hemokonsentrasi dan
trombositopeni
Analisa Masalah Anemia mikrositik
hipokrom e.c
defisiensi besi
Anemia normositik
normokrom e.c
infeksi kronis
(anemia hemolisis).
DD thalassemia
Dengue
Shock Syndrome
7/23/2019 PRESENTASI KASUS PUCAT
51/51
DAFTAR PUSTAKA
1. Reason for sudden skin discoloration. Tersedia di
http://www.livestrong.com/article/155351-reasons-for-sudden-skin-
discoloration/#ixzz2AQES0ZJK. Diakses pada 20 Oktober 2012
2. Paleness. New York Times. Tersedia di
http://health.nytimes.com/health/guides/symptoms/paleness/overview.html. Diakses pada 20
Oktober 2012
http://www.healthhype.com/pallor-causes-of-pale-skin-or-paleness.html
3. Paleness. Tersedia di http://www.localhealth.com/article/paleness. diakses pada 18
Oktober 2012
4. PENDEKATAN PRAKTIS PUCAT, Masalah kesehatan yang terabaikan pada bayi dan
anak. Jakarta: Departemen Kesehatan Anak FKUI/RSCM. 2007
5. http://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-pallor-in-children
6. Lanzkowky P.Classification and diagnosis of anemia during childhood. Dalam Lanzkowky
P. Willis K, penyunting. Manual Of Pediatric Hematology and Oncology. Edisi ke-2. New
York: Churchill Livinstone; 1995. h 1-34.7. Korones D. Anemia. Dalam: Green M, Haggerty RJ, Wietzman M, penyunting.
Ambulatory paediatrics. Edisi ke-5. Philadelphia: WB Saunders Company, 1999. h. 348-55
http://www.livestrong.com/article/155351-reasons-for-sudden-skin-discoloration/#ixzz2AQES0ZJKhttp://www.livestrong.com/article/155351-reasons-for-sudden-skin-discoloration/#ixzz2AQES0ZJKhttp://health.nytimes.com/health/guides/symptoms/paleness/overview.htmlhttp://www.healthhype.com/pallor-causes-of-pale-skin-or-paleness.htmlhttp://www.localhealth.com/article/palenesshttp://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-pallor-in-childrenhttp://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-pallor-in-childrenhttp://www.localhealth.com/article/palenesshttp://www.healthhype.com/pallor-causes-of-pale-skin-or-paleness.htmlhttp://health.nytimes.com/health/guides/symptoms/paleness/overview.htmlhttp://www.livestrong.com/article/155351-reasons-for-sudden-skin-discoloration/#ixzz2AQES0ZJKhttp://www.livestrong.com/article/155351-reasons-for-sudden-skin-discoloration/#ixzz2AQES0ZJK