Upload
raditia-abraham
View
216
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Pengenalan Dasar Radiologi
Pendahuluan
Perkembangan teknologi telah menghasilkan berbagai teknik dan prosedur pencitraan yang kompleks. Namun, prinsip pencitraan adalh tetap, yaitu memberikan gambaran anatomi bagian tubuh tertentu dan kelainan yang behubungan, dengan modalitas utama berikut:
Sinar-X polos, Flouroskopi, Ultrasonografi (US) CT MRI Kedokteran nuklir
Media Kontras
Media Kontras
Agen kontras merupakan zat yang membantu visualisasi beberapa struktur selama melakukan teknik-teknik di atas, berdasarkan prinsip dasar penyerapan sinar-X, sehingga mencegah pengiriman sinar tersebut pada pasien.
Zat kontras paling banyak digunakan → barium sulfat dan sediaan iodin organik (IV pada CT, memperjelas vaskuler dan berbagai organ).
Media Kontras
Agen kontras dapat digunakan pada lokasi tertentu: Arteriografi, Venografi, Mielografi, Kolangiografi, Hiesterosalpingografi, Artrografi, Sialografi.
Media Kontras
Ada kemungkinan terjadi reaksi alergi terhadapmedia kontras yang diionisasi, resiko alergi meningkat dengan riwayat alergi, bronkospasme, dan penyakit jantung yang diderita sebelumnya, serta pada lansia, neonatus, pengidap diabetes, atau pasien dengan mieloma multipel.• Rekasi minor → mual, bercak urtikari, sakit kepala,• Reaksi intermedit → hipotensi, bronkospasme,• Reaksi mayor → konvulsi, henti jantung, aritmia.
Media Kontras
Terapi obat untuk keadaan di atas harus selalu tersedia.
• Urtikari → antihistamin,• Edema paru → furosemid IV,• Konvulsi →diasepam IV,• dll.
Proteksi Radiasi
Proteksi Radiasi
• Selalu gunakan dosis minimum, pemeriksaan penunjang radiologis hanya dilakukan jika penatalaksanaan selanjutnya akan efektif. Perhatikan dosis radiasi pada pasien pemeriksaan penunjang khusus.
• Janin bersifat sensitif (trimester pertama kemungkinan induksi karsinogenesis atau malformasi janin).
• Permintaan jelas pada bagian radiologi, disertai rincian klinis yang relevan.
Proteksi Radiasi
• Diskusikan kasus kompleks dengan ahli radiologis untuk membantu pemilihan pemeriksaan lanjutan.
• Hindari pemeriksaan fisik yang tidak perlu.• US dan MRI, tidak menimbulkan radiasi
ionisasi.
Film Polos dan Fluoroskopi
Film Polos dan Fluoroskopi
• Radiografi Konvensional– Tulang menyerap sebagian besar radiasi,
menyebabkan pajanan pada film paling sedikit → (putih).
– Udara sedikit menyerap radiasi, menyebabkan pajanan pada film maksimal → (hitam).
– Bermanfaat → dada, abdomen, sistem tulang (trauma, metastatik, dll).
Film Polos dan Flouroskopi
• Radiografi Digital– CT, MRI, dan US telah tersedia dalm bentuk digital.– Keuntungan:• Pengurangan pajanan radiasi,• Memastikan kualitas semua citra,• Pengiriman citra antar-tempat,• Menyelesaikan masalah penyimpanan pada
penggunaan film,• Tidak ada film yang hilang,• Kemudahan pemeriksaan fisik bagi klinisi.
Film Polos dan Fluoroskopi
• Fluoroskopi/skrining– Penggunaan barium pd sal. cerna, arterograffi, dan
prosedur intervensional dimonitor dan dilakukan dengan menggunakan fluoroskopi.
Ultrasonografi (US, ultrasound)
Ultrasonografi (US, ultrasound)
• US Doppler– Manfaat teknik:
• Penilaian ruang dan katup jantung;• Pengamatan aliran arterial, terutama arteri karotid dan
penakit pembuluh darah tepi;• Pengamatan aliran vena.
– Penggunaan• Otak: pencitraan otak neonatus• Toraks: konfirmasi efusi pleura dan massa pleura• Abdomen: visualisasi hati, kandung empedu, dll• Pelvis: memantau kehamilan; uterus dan ovarium• Perifer: Menilai tiroid, testis, dan lesi jaringan lunak
Ultrasonografi (US)
• US Doppler– Keuntungan:• Biaya peralatan murah,• Nonionisasi dan aman,• Pemindaian pada setiap bidang,• Dapat diulang pada kontrol kehamilan,• Deteksi pergerakan aliran darah, jantung, dan janin,• Mendampingi prosedur biopsi dan drainase.
Ultrasonografi
• US Doppler– Kerugian:• Tergantung kemampuan operator.• Ketidakmampuan suara untuk menembus gas atau
tulang menyebabkan visualisasi yang kurang baik pada struktur di bawahnya.• Penyebaran gelombang suara melewati lemak
menghasilkan citra yang buruk pada pasien obesitas.
CT SCAN
Computed Tomography (CT)
• Kegunaan– Dapat memindai setiap bagian tubuh: otak, leher,
abdomen, dll– Staging tumor primer seperti pada kolon dan paru
untuk mengetahui penyebaran sekunder– Perencanaan radioterapi– Mendapatkan detail anatomis
CT• Keuntungan
– Resolusi kontras baik– Memberikan detail anatomis yang tepat– Teknik pemeriksaan cepat– Berlawanan dengan US, citra diagnostik dapat diperoleh dari pasien
obesitas• Kerugian
– Biaya tinggi untuk peralatan dan pemindaian– Artefak tulang pada pemindaian otak, biasanyapada fosa posterior,
menurunkan kualitas citra– Pemindaian sebagian besar terbatas pada bidang transversal– Menimbulkan radiasi ionisasi dosis tinggi pada setiappemeriksaan.
Magnetic Resonance Imaging
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• Penggunaan– SSP (CNS): teknik pilihan untuk pencitraan otak dan tulang
belakang– Muskuloskeletal: pencitraan yang akurat pada kelainan
persendian, tendon, ligamen, dan otot– Jantung: pencitraan dengan teknik gating yang
berhubungan dengan siklus jantung– Toraks: penilaian struktur vaskular pada mediastinum– Abdomen: organ abdomen dapat divisualisasi dengan baik– Pelvis: staging neoplasma prostat, kandung kemih, dan
pelvis
MRI
• Keuntungan– Dapat mencitrakan bidang aksial, sagital, dan koronal– Nonionisasi sehingga diyakini aman– Tidak terdapat artefak tulang akibat kurangnya sinyal
dari tulang– Detail anatomis yang baik terutama pada jaringan lunak– Dapat memperlihatkan pembuluh darah tanpa kontras
(MRA)– Penggunaan kontras IV yg jauh lebih jarang dibanding CT
MRI
• Kerugian– Biaya operasional mahal– Citra yang kurang baik pada lapangan paru– Tidak mampu menunjukan kalsifikasi dengan akurat– Darah segar pada pendarahan baru tidak divisualisasi
sebaik CT– MRI lebih sulit ditoleransi dengan waktu pemeriksaan
yang lebih lama dibandingkan CT– Kontraindikasi pada pasien dengan pacemaker, benda
asing logam pada mata, dan klip aneurisma arterial.
Kedokteran Nuklir
Kedokteran Nuklir
• SPECT (single-photon emission computed tomography)– Suatu ‘potongan’ tomografik planar dibentuk dari foton-
foton yang diemisikan oleh radioisotop.• PET (positron emission tomography)– Menggunakan isotop emisi positron, yang menghasilkan
banyak positron berumur pendek dan sikloton.– Penggunaan klinis yang utama: otak (infark dan demensia),
jantung (infark dan angina), dan deteksi tumor atau penumpukan sekunder.
– Agen: oksigen, karbon, dan nitrogen radioaktif.
Radiologi Intervensional
Radiologi Intervensional
• Saluran Pernapasan– Biopsi paru• Sebuah jarum dimasukkan langsung ke dalam paru atau
massa pleura kemudian jaringan diambil untuk dianalisis secara mikrobiologi atau histologi.
– Aspirasi cairan pleura• US cukup efektif dapat mendiagnosis cairan pleura
– Drainase empiema• Cairan purulen pada rongga pleura, biasanya akibat
infeksi dari struktur di dekatnya, dapat didrainase langsung dengan memasukkan kateter.
Radiologi Intervensional
– Stent dinding bronkus• Pd keganasan yang mempersempit bronkus, dipasang
stent logam yang dapat melebarkan bronkus– Angiografi pulmonal• Dgn menyuntikkan kontras, melalui kateter pd arteri
pulmonalis, untuk mendiagnosis emboli pulmonal.
Radiologi Intervensional
• Sistem Kardiovaskular– Angioplasti• Stenosis pd aorta, iliaka, femoralis, pembuluh darah tepi,
karotid, pembuluh darah koroner, renalis, dan arteri lainnya dapat didilatasi dengan menggunakan pemompaan balon. Segmen arteri yang menyempit dan berbagai oklusi juga dapat diobati untuk memasukan stent logam.
– Trombolisis• Trombus arteri yang baru terjadi dapat dilisiskan dengan
menempatkan kateter pada trombus dan memasukkan streptokinase atau DPA (tissue plasminogen actovator). Kontraindikasi: adanya diatesis perdarahan dan infark serebral yang masih baru.
Radiologi Intervensional– Embolisasi
• Penyumbatan yang disengaja pada arteri atau vena untuk tujuan terapi. Gulungan baja, balon yang dapat dilepaskan, atau berbagai agen oklusi disuntukkan langsung ke dalam pembuluh darah pemasok. Indikasi: perdarahan arteri,fistula arteriosa, dan malformasi angiomatosa.
– Insersi filter vena kava• Filter dimasukkan secara perkutan baik melalui vena
femoralis atau jugularis interna dan ditempatkan pada vena kava inferior, sedikit di bawah vena renalis, sehingga mencegah embolisasi akibat trombus yang berasal dari vena pelvis dan tungkai bawah.
Radiologi Intervensional
• Saluran Pencernaan– Dilatasi esofagus
• Sebuah balon dengan diameter yang lebih besar digunakan untuk melebarkan struktur yang bersifat jinak, striktur anastomosis pascaoperasi (misalnya gastroenterostomi), aklasia, dan terapi paliasi pada striktur akibat keganasan.
– Stent esofagus• Stent logam yang dapat melebar sendiri dimasukkan untuk
terapi paliasi pada striktur esofagus akibat keganasan.– Gastrostomi perkutan
• Setelah distensi lambung oleh udara, kateter dimasukkan langsung melalui dinding abdomen anterior menuju lambung.
Radiologi Intervensional
– Embolisasi• Angiografi dapat ditempatkan pada titik perdarahan
pada perdarahan saluran yang berat. Pengontrolan perdarahan dapat dilakukan dengan memasukkan vasopresin atau melakukan embolisasi.
– Drainase abses• Drainase perkutan pada abses subfrenikus dan
pankreatikus.
Radiologi Intervensional
• Saluran bilier– Drainase bilier eksternal• Pd obstruksi bilier, kateter dimasukkan secara perkutan
melalui hati menuju duktus empedu.– Drainase bilier internal dengan endoprosthesis• Suatu stent plastik atau logam diletakkan di dalam
striktur bilier dan drainase internal bebas diperoleh tanpa memerlukan kateter eksternal. Prosedur ini lebih baik dilakukan dengan menggunakan endoscopic retrograde choangiopancreatographyI (ERPC), namun jika gagal, stent dapat dimasukkan secara perkutan.
Radiologi Intervensional
– Pengankatan batu empedu• Pascaoperasi, ketika tube-T telah berada pada posisinya
dan batu tetap berada pada duktus komunis empedu, kateter yang dapat dikemudikan bersama dengan sebuah basket dapat langsung dimasukkan melalui jalur tube-T dan kemudian batu diambil.
– Dilatasi duktus bilier• Dilatasi balon pada striktur bilier yang bersifat jinak;
drainase abses hati/subfreniku; biopsi hati.
Radiologi Intervensional
• Saluran kemih– Angioplasti renalis
• Dilatasi dengan balon pada stenosis arteri renalis atau pemasangan stent metal untuk menghilangkan stenosis (sebagai terapi pada hipertensi atau untuk mempertahankan fungsi ginajal).
– Nefrostomi perkutan• Pemasangan kateter ke dalam sistem pelvilyceal untuk membuat
drainase bebas urin, saat ginjal mengalami penyumbatan.– Stent ureter
• Suatu kateter khusus diletakkan sehingga satu ujung terletak pada pelvis renalis dan ujung lainnya pada kandung kemih, untuk membebaskan obstruksi.
Radiologi Intervensional
– Pengankutan batu perkutan• Pengankatan batu ginjal, melalui jalur perkutan pada
dinding abdomen posterior langsung menuju ginjal.– Embolisasi• Bermanfaat pada terapi (a) fistula A – V renalis yang
mengalami perdarahan dan (b) untuk mengoklusi vena testikular pada varikokel.