PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    1/32

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    III.1. Anatomi dan Fisiologi Ginjal

    III.1.1 Anatomi Ginjal

    Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua

    sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri karena

    tertekan ke bawah oleh hati. Vena renalis menyalurkan darah dari masing-masing ginjal

    ke dalam vena kava inferior yang terletak di sebalah kanan dari garis tengah. Vena

    renalis kiri kira-kira dua kali panjang dari vena renalis kanan. Saat arteri renalis

    masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang

     berjalan diantara piramid, selanjutnya membentuk percabangan arkuata yang

    melengkung melintasi basis piramid-piramid tersebut. Arteri arkuata lalu akan

    membentuk arteriol interlobularis yang tersusun pararel dalam korteks. Arteriol

    interlobularis ini selanjutnya membentuk arteriol aferen. asing-masing arteriol

    aferen akan menyuplai ke rumbai-rumbai kapiler yang disebut glomerolus !jamak "

    glomeruli#. $apiler glomeruli bersatu membentuk arterior eferen yang kemudian

     bercabang-cabang membentuk sistem jaringan portal yang mengelilingi tubulus dankadang disebut kapiler peritubular. edula terbagi-bagi menjadi baji segitiga yang

    disebut piramid. %iramid-piramid tersebut dikelilingi oleh korteks yang disebut

    kolumna &ertini. %iramid-piramid tersebut tampak bercorak karena tersusun oleh

    segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron.

    Gambar.' Anatomi Ginjal

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    2/32

    III.1.2 Fungsi Ginjal

    (ungsi utama ginjal dirangkum dalam pembahasan dibawah, yang menekankan

     peranannya sebagai organ pengatur di dalam tubuh. Ginjal mengekresi bahan-bahan

    kimia asing tertentu !misalnya, obat-obatan#, hormon, dan metabolit lain, tetapi fungsi

    ginjal paling utama adalah mempertahankan volume dan komposisi )*( dalam batas

    normal. +entu saja ini dapat terlaksana dengan mengubah ekskresi air dan at terlarut,

    kecepatan filtrasi yang tinggi memungkinkan pelaksanaan fungsi ini dengan ketepatan

    yang tinggi. %embentukan renin dan eritropoietin serta metabolism vitamin

    merupakan fungsi nonekskreator yang penting. Sekresi renin berlebihan yang mungkin

     penting pada etiologi beberapa bentuk hipertensi. efisiensi eritropoietin dan

     pengaktifan vitamin yang dianggap penting sebagai penyebab anemia dan penyakit

    tulang pada uremia. Ginjal juga berperan penting dalam degradasi insulin dan

     pembentukan sekelompok senyawa yang mempunyai makna endokrin yang berarti,

    yaitu prostaglandin. Sekitar /0 insulin yang dibentuk oleh pancreas didegradasi oleh

    sel-sel tubulus ginjal. Akibatnya, penderita diabetes yang menderita payah ginjal

    mungkin membutuhkan insulin yang jumlahnya lebih sedikit. %rostaglandin merupakan

    hormone asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam banyak jaringan tubuh. edula

    ginjal membentuk %G1 dan %G) yang merupakan vasodilator potensial. %rostaglandin

    mungkin berperan penting dalam pengaturan aliran darah ginjal, pengeluaran renin, dan

    reabsorbsi 2a3. $ekurangan prostaglandin mungkin juga turut berperan dalam beberapa

     bentuk hipertensi ginjal sekunder, meskipun bukti-bukti yang ada sekarang ini masih

    kurang memadai.4

    Fungsi Utama Ginjal :

    '. (ungsi ekskresi 9

    a. empertahankan osmolalitas plasma sekitar 54 m6smol dengan mengubah

    ekskresi air.

     b. empertahankan volume )*( dan tekanan darah dengan mengubah-ubah ekresi

     2a3.

    c. empertahankan konsentrasi plasma masing-masing elektrolit individu dalam

    rentang normal.

    d. empertahankan p7 plasma sekitar 8,9 dengan mengeluarkan kelebihan 73 dan

    membentuk kembali 7*6:-.

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    3/32

    e. engekresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein !terutama urea,

    asam urat,dan kreatinin#.

    f. &ekerja sebagai jalur ekskretori untuk sebagian besar obat.

    . (ungsi sekresi 9

    a. enyintesis dan mengaktifkan hormon.

     b. ;enin " penting dalam pengaturan tekanan darah.

    c. )ritropoetin " merangsang produksi sel darah merah oleh sumsum tulang.

    d. ',4 dihidroksivitamin : " hidroksilasi akhir vitamin : menjadi bentuk paling

    kuat.

    e. %rostaglandin " sebagian besar adalah vasodilator, bekerja secara lokal, dan

    melindungi dari kerusakan iskemik ginjal.

    f. egradasi hormon polipeptida " 1nsulin, glukagon, parathormon, prolaktin, hormon

     pertumbuhan,A7, dan hormone gastrointestinal!gastrin,polipeptida intestinal

    vasoaktif #.

    III.2. Gangguan Ginjal Kronik 

    III.2.1 !"inisi

    %enyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang

     beragam, yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan berakhir 

     pada gagal ginjal atau )nd Stage ;enal isease !)S;#. Selanjutnya Gagal ginjal

    adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang

    irreversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap,

     berupa dialisis atau transplantasi ginjal. / ml? menit? '.8: m selama : bulan,

    dengan atau tanpa kerusakan ginjal. %ada keadaan tidak terdapat kerusakkan ginjal

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    4/32

    lebih dari : bulan, dan =(G sama atau lebih dari >/ ml? menit? ',8: m, tidak 

    termasuk kriteria penyakit ginjal kronik. 2,6,9

    III.2.2 #$id!miologi

    +elah diperkirakan bahwa sedikitnya >0 pada kumpulan populasi dewasa di

    Amerika Serikat telah menderita gagal ginjal kronik dengan =(G @ >/ ml?mnt per ',8:

    m !derajat ' dan #. Selain itu, 9,40 dari populasi Amerika Serikat telah berada pada

    derajat : dan 9. ata pada tahun '4-', menyatakan bahwa di Amerika Serikat

    insiden penyakit ginjal kronik diperkirakan '// kasus?juta penduduk? tahun dan angka

    ini meningkat 50 setiap tahun.i alaysia dengan populasi '5 juta, diperkirakan

    terdapat '5// kasus baru gagal ginjal pertahun. i negara-negara berkembang lainnya,

    insiden ini diperkirakan sekitar 9/->/ juta?tahun.:

    III.2.% #tiologi

    )tiologi penyakit ginjal kronik sangatlah bervariasi di antara satu negara dan

    negara lainnya. Glomerulus 2efritis dan iabetes merupakan penyebab utama dari

     penyakit ginjal kronik maupun gagal ginjal kronik. 7ipertensi adalah penyebab yang

    umum dan merupakan akibat pada awal penyakit ginjal kronik 5

    )tiologi penyakit ginjal kronik bervariasi antara satu negara dengan negara lainnya.

    +abel. ' %enyebab %enyakit Ginjal $ronik di 1ndonesia

    Penyebab Insidensi

    Glomerulonefritus 46.39 %Hipertensi 18,86 %Diabetes Mekitus 12.28%Obstruksi dan infeksi 8,46%

    Sebab lain 13,65%

    III.2.& Pato"isiologi 5,,''

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    5/32

    Ggn. sekresi protein

    sindrom uremia

     Toksisitas ureum di otak

    Perpospatemia

    urokrom tertimbun di kulit

    Ggn. asam basa

    !sidosis metabolik

    pruritus

    "n#$epalopati

    peruba$an arna kulit

    &ual&unta$

    gangguan pola na'as

    Hipertrofi nefron yang tersisa

    Kerusakan nefron

    Penurunan filtrasi glomerulus

    Faktor yg tidak dapat dimodifikasi:Herediter, Usia >60, Jeniskelamin, Ras

    Faktor yg dapat dimodifikasi:D, hipertensi, merokok,o!struksi saluran kemi"

    #"roni$ kidney disease %#KD&

    'erum $reatinine ()U* (

    Penurunan aliran dara" renalPrimary kidney diseaseKerusakan gin+al karena penyakit lain!struksi outflo- urine

    Kerusakan fungsi nefron le!i" lan+ut

    fatigue

     .sam laktat (

    eta!/anaero!

    'uplai  1

     .nemia

    Produksi eritrosit1

    Produksi 2P 1

    Kerusakan selyg memproduksi

    2P

    !e!an +antungnaik

    "ipertrofi 

    intoleransi akti3itas

    ggn/ pertukaran gas

    paya" +antungkiri

    edema paru

    kele!i"an3olume $airan

    edema

    retensi *a

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    6/32

    III.2.' Klasi"ikasi

    $lasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu, dasar derajat

    ! stage# penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi. 4,>,8,''

    $lasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar =(G, yang dihitung

    dengan mempergunakan rumus $ockcroft-Gault sebagai berikut"72 x kreatinin plasma∗¿∗ pada wanita x 0.85

    (140−umur ) x berat badan¿

    +abel . $lasifikasi %enyakit Ginjal $ronik atas asar erajat %enyakit

    Deraj

    at

    Penjelasan LFG

    (ml/menit/!"#m#

    $

    kerusakan gin(al dengan )*G normal

    atau ++

    9-

    % erusakan gin(al dengan )*G //

    ringan

    6- 0 89

    # erusakan gin(al dengan )*G //

    sedang

    3- 0 59

    & erusakan gin(al dengan )*G //

    berat

    15 0 29

    ' Gagal Gin(al / 15 atau dialisis

    III.2.( P!nd!katan iagnostik 

    Gam)aran Klinis 9,4,>

    Gambaran klinis penyakit ginjal kronik meliputi"

    a# +erdapat gejala sesuai dengan penyakit yang mendasari seeprti diabetes mellitus,

    infeksi traktus urinarius, batu trwaktus Bedswssssurinarius, hipertensi,

    hiperurikemi, lupus erimatosus sistemik !=)S# da sebagainya.

     b# Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual muntah,

    nokturia, kelebihan volume cairan !volume overload #, neuropati perifer, pruritus,

    uremic frost , pericarditis, kejang-kejang sampai koma.

    c# Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteofistrofi renal, payah

     jantung, asidosis metabolic, gangguan keseimbangan elektroklit !sodium, kalium,

    klorida#

    Gam)aran *a)oratoris 9,4,>

    Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi"

    a# Sesuai dengan penyakit yang mendasari

    1

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    7/32

     b# %enurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan

     penurunan =(G yang dihitung menggunakan rumus $ockcroft-Gault. $adar 

    kreatinin serum saja tidak bisa dipergunkan untuk memperkirakan fungsi ginjal.

    c# $elainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan

    kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,

    hiperfosfatemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia,

    hipokalsemia, asidosis metabolic

    d# $elainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria, leukosuri, cast , isotenuria.

    Gam)aran +adiologis 9,4,>

    %emeriksaan radiologis penyakit gagal ginjal kronik meliputi"

    a# (oto polos abdomen, bila tampak batu radio-opak 

     b# %ielografi intravena jarang dikerjakan, karena kontras sering tidak bisa melewati

    filtrasi glomerulus, di samping kekhawatiran terjadinya pengaruh toksik oleh

    kontras terhadap gionjal yang sudah mengalami kerusakan

    c# %ielografi antefrad atau retrograde dilakukan sesuai dengan indikasi

    d#

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    8/32

    : :/ D 4 )valuasi dan terapi

    komplikasi

    9 '4 D %ersiapan untui terapi

     pengganti ginjal

    4 E '4 +erapi pengganti ginjal

    a- T!ra$i S$!si"ik T!rada$ P!n/akit asar,'/

    Faktu yang paling tepat untuk terapi penyakit dasarnya adalah sebelum terjadinya

     penurunan =(G, sehingga perburukan fungsi ginjal tidfak terjadi. %ada ukuran ginjal

    yang masih normal secara ultrasonografi, biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal

    dapat menentukan indikasi yang tepat terhadap terapi spesifik. Sebaliknya, bila =(G

    sudah menurun sampai /-:/0 dari normal, terapi terhadap penyakit dasar sudah

    tidak banyak bermanfaat.

    )- 0!ngam)at P!r)urukan Fungsi Ginjal '/

    (aktor utama penyebab perburukan fungsi ginjal adalah terjadinya hiperfiltrasi

    glomerulus. ua cara untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulus adalah"

    '# %embatasan Asupan %rotein

    %embatasan asupan protein mulai dilakukan pada =(G >/ ml?menit, sedangkan di

    atas nilai tersebut, pembatasan asupan protein tidak selalu dianjurkan. %rotein

    diberikan /.> D /.5?kg&&? hari, yang /.:4 D /.4/ gr diantaramya merupakan protein

    nilai biologi tinggi. Humlah kalori yang diberikan sekitar :/ D :4 kkal?kg&&?hari.ibutuhkan pemantauan yang teratur terhadap status nutrisi pasien. &erbeda dengan

    lemak dan karbohidrat, kelebihan protein tidak di simpan dalam tubuh tetapi di pecah

    menjadi urea dan substansi nitrogen lain, yang terutama diekskresikan melalui ginjal.

    Selain itu makanan tinggi protein yang mengandung ion hydrogen, fosfat, sulfat dan

    ion unorganik lain juga diekskresikan melalui ginjal. 6leh karena itu, pemberian diet

    tinggi protein pada pasien penyakit ginjal kronik akan mengakibatkan penimbunan

    substansi nitrogen dan ion anorganik lain, dan mengakibatkan gangguan klinis dan

    metabolic yang disebut uremia. engan demikian, pembatasan asupan protein akan

    mengakibatkan berkurangnya sindrom uremik. asalah penting lain adalah, asupan

     protein berlebih ! protein overload # akan mengakibatkan perubahan hemodinamik 

    ginjal berupa peningkatan aliran darah dan tekanan intrglomerulus !intraglomerulus

    hyperfiltration#, yang akan meningkatkan progresifitas perburukan fungsi ginjal.

    +abel. 9 %embatasan Asupan %rotein dan (osfat pada %enyakit Ginjal $ronik 

    =(G !ml?menit# Asupan protein g?kg?hari (osfat g?kg?hari

    19

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    9/32

    @>/ +idak dianjurkan +idak dibatasi

    4 D >/ /,>-/,5?kg?hari, termasuk C/,:4

    dr?kg?hari nilai biologi tinggi.

    '/ g

    4 D 4 /,>-/,5?kg?hari, termasuk C/,:4

    dr?kg?hari nilai biologi tinggi

    atau tambahan /,: g asam amino

    esensial atau asam keton.

    '/ g

    E >/ /,5 kg?hari !3 ' gr protein? g

     proteinuria atau /,: g?kg

    tambahan asam amino esensial

    atau asam keton#

    g

    2- T!ra$i Farmakologis '/

    +erapi farmakologis bertujuan untuk mengurangi hipertensi intraglomerulus.

    %emakaian obat antihipertensi, di samping bermanfaat untuk memperkecil risiko

    kardiovaskular juga sangat penting untuk memperlambat perburukan kerusakan

    nefron dengan mengurangi hipertensi intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus.

    &eberapa studi membuktikan bahwa, pengendalian tekanan darah mempunyai peran

    yang sama pentingnya dengan pembatasan asupan prtein dalam memperkecil

    hipertensi intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus

    &eberapa obat antihipertensi, terutama penghambat enim converting

    angiotensin !angiotensin converting enzyme/ACE inhibitor #, melalui berbagai studi

    terbukti dapat memperlambat proses perburukan fungsi ginjal. 7al ini terjadi lewat

    mekanisme kerjanya sebagai antihipertensi dan antiproteinuria.

    - P!n!gaan dan T!ra$i t!rada$ P!n/akit Kardioaskular '/

    %encegahan dan terapi penyakit kardiovaskular merupakan hal yang penting,karena 9/ D 940 kematian pada penyakit ginjal kronik disebabkan oleh penyakit

    kardiovaskular. 7al-hal yang termasuk dalam pencegahan dan terapi penyakit

    kardiovaskular adalah, pengendalian diabetes, pengendalian hipertensi, pengendalian

    dyslipidemia, pengendalian anemia, pengendalian hiperfosfatemia, dan terapi

    terhadap kelebihan cairan dan gangguan keseimbangan elektrolit. Semua ini terkait

    dengan pencegahan dan terapi terhadap penyakit ginjal kronik secara keseluruhan.

    d- P!n!gaan dan T!ra$i T!rada$ Kom$likasi '/

    2-

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    10/32

    %enyakit ginjal kronik mengakibatkan berbagai komplikasi yang manifestasinya

    sesuai dengan derajat penurunan fungsi ginjal yang terjadi.

    +abel. 4 $omplikasi pada %enyakit Ginjal $ronik 

    erajat %enjelasan=(G

    ml?menit#$omplikasi

    '

    $erusakan

    ginjal dengan

    =(G normal

    C /

    $erusakan

    ginjal dengan

     penurunan

    =(G ringan

    >/ D 5

    +ekanan darah mulai naik 

    :%enurunan

    =(G sedang:/ D 4

    7iperfosfatemia

    7ipokalemia

    Anemia

    7iperparatiroid

    7ipertensi

    7iperhomosistinemia

    9%enurunan

    =(G berat'4 D

    alnutrisi

    Asidosis etabolik 

    *enderung hyperkalemia

    islipdemia

    4 Gagal ginjal E '4 Gagal jantung

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    11/32

    %engobatan gagal ginjal kronik dapat dibagi menjadi tahap"

    '. +indakan $onservatif 

      GG$ merupakan suatu penurunan fungsi ginjal yang berlangsung lama

    dan perlahan-lahan !menurun# sehingga laju filtrasi glomerulus kurang dari 4

    ml?menit. %ada keadaan ini kemampuan ginjal untuk mengeluarkan hasil-hasil

    metabolisme tubuh terganggu sehingga sisa-sisa metabolisme menumpuk dan

    menimbulkan sindroma uremik, seperti mual, muntah dan kehilangan nafsu makan

    !anoreksia#. Akibatnya terjadi gangguan-gangguan fungsi hormon dan penurunan

    fungsi imun. ibawah ini merupakan asuhan nutrisi pada pasien GG$ tanpa dialisis "

    a.  Pengaturan Protein

      %engaturan asupan protein sangat diperlukan karena gejala sindrome uremik 

    yang terjadi disebabkan karena penumpukan sisa-sisa katabolisme protein tubuh.

    %rotein diberikan /.4-/.> gr?kg && per hari, dimana @ 4/0 protein bernilai biologis

    tinggi. %rotein &iologis +inggi merupakan protein dengan susunan asam amino yang

    menyerupai susunan asam amino pada manusia dan umumnya berasal dari protein

    hewani !susu, telur#. $euntungan yang diharapkan dari pemakaian diet rendah protein

    ini adalah !Sidabutar, '#"

    o %engurangan produksi urea dan metabolit lainnya karena asupan protein yang lebih

    rendah

    o %engurangan asupan protein dan fosfor akan mengurangi hiperfiltrasi glomerulus

    sehingga diharapkan progresivitas gagal ginjal akan menurun?kerusakan glomerulus

     berkurang

     b.  Pengaturan Kalori/Energi

      $ebutuhan asupan kalori penderita GG$ yang stabil adalah :4 $al?kg &&.

    &ila ada hipertrigliseridemia, asupan karbohidrat dikurangi sampai :40 asupan

    kalori total.

      Asupan lemak diusahakan :/0 dari asupan kalori total. %ada GG$ terjadi

    gangguan metabolisme lemak, terlihat dari peninggian kolesterol total dan penurunan7= kolesterol. Gangguan metabolisme lemak pada penderita GG$ ini merupakan

    faktor resiko timbulnya aterosklerosis dan mempengaruhi progresivitas ginjal melalui

     proses glomerulo arteriosklerosis.

    c.  Pengaturan Mineral 

    (osfor 

    %ada gagal ginjal terdapat hiperfosfatemi, akibat penurunan fungsi ekskresi ginjal.

    7al ini berakibat terjadinya gangguan keseimbangan kalsium dan

    magnesium. Sehingga dapat mempengaruhi terjadinya hiperparathiroid, pemburukan

    22

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    12/32

    fungsi ginjal dan kalsifikasi metastatik pada jaringan. %ada umumnya diberikan

    asupan fosfor >-'/mg?kg &&

    $alsium

    %ada GG$ terjadi hipokalsemia akibat penyerapan kalsium yang berkurang dari usus.

    7al ini disebabkan produksi calcitriol !',4 D !67# Vit :# berkurang. isamping

    itu, pengurangan asupan protein juga mengurangi masukan kalsium. $ebutuhan

    asupan kalsium '///-'4// mg?hari

    Vitamin

    efisiensi asam folat, piridoksin dan vitamin * dapat terjadi sehingga perlu

    suplementasi vitamin tersebut. Sedangkan vitamin A mengalami peningkatan

    sehingga harus dihindarkan pemberian vitamin A pada GG$. Vitamin ) dan $ tidak 

    membutuhkan suplementasi. $adar vitamin mengalami penurunan pada penderita

    GG$ karena adanya gangguan pada ginjal yang memproduksi vitamin yang aktif,

    sehingga dibutuhkan suplementasi jika defisiensi.

    . ialisis

      ialisis adalah suatu proses dimana solut dan air mengalami difusi secara

     pasif melalui suatu membran berpori dari satu kompartemen cair menuju

    kompartemen cair lainnya. ialisis sebagai tindakan terapi disebut terapi pengganti

    karena menggantikan sebagian fungsi ginjal yaitu fungsi ekskresi untuk membuang

    at-at yang toksik dari tubuh. Hadi pada tindakan dialisis ini fungsi lain dari ginjal

    seperti fungsi produksi hormon, tidak digantikan sehingga penderita yang kekurangan

    hormon eritropoetin misalnya akan tetap anemia. Ada tehnik dialisis yang biasa

    dilakukan, yaitu !Sylvia A. %rice dan =oraine . Filson, '4#"

    a. 7emodialisa

    Suatu mesin ginjal buatan atau hemodialyer terdiri dari membran semi permiabel

    !dari selofan atau cuprophane# yang sederhana dengan darah di satu pihak dan cairan

    dialisis di pihak lain.

     b. %eritoneal ialisis%eritoneal dialisis merupakan tehnik dialisis yang menggunakan peritoneum sebagai

    membran semi permeabel. Akses terhadap rongga peritoneal menggunakan kateter 

    tenchoff yang lunak. Ada 9 macam dialisis peritoneal yang sering digunakan, yaitu

    !Sylvia A. %rice, '4 #"

    o anual intermittent peritoneal dialysis

    o *ontinous *ycler-assited %eritoneal ialysis !*%%#

    o Automated 1ntermittenty %eritoneal ialysis !1%#

    o *ontinous Ambulatory %eritoneal ialysis !*A%#

    23

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    13/32

      erupakan tehnik dialisis mandiri dengan menggunakan lt dialisat penukar 

    empat kali sehari, dimana pertukaran terakhir dilakukan pada jam tidur sehingga

    cairan dibiarkan diam dalam rongga peritoneal semalaman.

    $elebihan penggunaan *A% adalah"

    o empermudah pasien karena dapat dilakukan dimana sajao +idak terjadi penigkatan atau penurunan yang drastis pada kadar kimia darah

    o Sederhana, mudah dipelajari, dan biaya rendah

    $erugian penggunaan *A% adalah

    o ;esiko terjadinya peritonitis yang terjadi sekali dalam 9/ minggu

    o 1nfeksi saluran kateter 

    o $ehilagan cukup banyak protein

    o 7iperkolesterolemia, hipertrigliserida, obesitas

    o 7ernia inguinalis dan abdominalis

    Syarat diet pada GG$ dengan peritoneal dialisis antara lain"

    %rotein"

      %rotein diberikan tinggi ',-',9 gr?kg && untuk menjaga keseimbangan

    nitrogen dan menggantikan kehilangan protein 4-'4 gram selama dialisis. %rotein

    yang hilang terutama albumin !4/0# dan imunoglobulin !'4.40#.

    )nergi "

      ibutuhkan minimal :4 kal?kg &&. Asupan energi ini termasuk dekstrose

    yang berasal dari cairan dialisat. $onsentrasi dialisat umumnya ',40I ,40I :,40I

    dan 9,40. iperkirakan 5/0 dekstrose dapat diabsorbsi. Adapun nilai kalori yang

    didapatkan dari dialisat adalah sebagai berikut"

    *ara

     pemberian

    konsentrasi dekstrosa

    siang hari

    $kal

    glukosa

    diabsorbsi

    siang hari

    konssentrasi

    dekstrosa

    malam hari

    $kal

    glukosa

    diabsorbsi

    malam hari

    $kal

    glukosa

    tot diabs

    seharike-' ke- ke-:

    ' ',4 0 ',4 0 ',40 4/ 9.40 >/ 4'/

    ',4 0 ,4 0 ',40 :'/ 9.40 >/ 48/

    : ,4 0 ,4 0 ,40 9/ 9.40 >/ >5/

    9 ',4 09,4

    0',40 9// 9.40 >/ >>/

    4 ,4 09,4

    0,40 4'/ 9.40 >/ 88/

    Sumber " augirdas, H.+ dan +.S 1ng. 7andbook of dialysis '9 dalam Sunita

    Almatsier. //9. %enuntun diet. Gramedia" jakarta

     2atrium "

    24

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    14/32

      %embatasan asupan natrium tidak terlalu ketat, dianjurkan /-'4/ m)B?hari

    !/8/ D :94/ mg?hari#. %embatasan natrium dapat membantu mencegah timbulnya

    retensi cairan

    $alium "

      Serum kalium biasanya dalam batas normal. 7al ini disebabkan adanya

    dialisis. 6leh karena tidak perlupembatasan. Hika serum kalium meningkat, asupan

    kalium dianjurkan >/-8/m)B?hari !:9/ D 8:/ mg?hari#

    $alsium:

      iharapkan asupan kalsium tinggi, namun biasanya tidak dapat terpenuhi

    karena serum fosfor harus terkontrol. ianjurkan asupan kalsium '//-'9// mg?hari

    (osfor "

      iet dengan pembatasan fosfor sementara asupan protein tinggi sangat sulit

    direncanakan. 2amun begitu jika mungkin bahan makanan yang tinggi fosfor 

    dikurangi, maka pengikat fosfor juga diberikan. Asupan fosfor dianjurkan 9// D //

    mg?hari. &ahan makanan tinggi fosfor antara lain" keju, yoghurt, susu, ice cream, ikan

    dan kacang-kacangan

    Suplemen vitamin "

      Suplemen vitamin yang dianjurkan adalah vitamin &> !pyridoJine# '/ D '4

    mg, asam folat /.4 D './ mg, vitamin * '// D // mg, vitamin &' :/ D 9/ mg per 

    hari.

    aftar keperluan nutrisi penderita yang menjalani peritoneal dialisis

    3AT GI3I JU0*A4

    %rotein, gr?kg &&

    $alori, $al?kg &&

    $arbohidrat

    Vitamin !suplemen# mg

    %iridoksin 7*l

    Vitamin A

    Vitamin )Vitamin

    $alsium, gr 

    %hosfor, gram

    $alium

     2a dan air 

    ', D ',9

    @ ',4 peritonitis

    :4 D 94

    :40 $alori total

    4 D '4

    tidak perlu

    tidak perlusesuai keadaan

    ' D

    sesuai keadaan

    sesuai keadaan

    sesuai keadaan && dan +

    25

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    15/32

    III.% An!mia P!n/akit Kronik Pada Gangguan Ginjal Kronik 

    III.%.1 !"inisi

    enurut definisi, anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal

     jumlah sel darah merah , kuantitas hemoglobin, dan volume packed red cells

    !hematokrit# per '// ml darah. Anemia bukanlah suatu diagnosis, melainkan suatu

    cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis

    yang seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium. Anemia merupakan

    satu dari gejala klinik pada gagal ginjal. Anemia pada penyakit ginjal kronik muncul

    ketika klirens kreatinin turun kira-kira 9/ ml?mnt?',8:m dari permukaan tubuh, dan

    hal ini menjadi lebih parah dengan semakian memburuknya fungsi ekskresi ginjal.

    +erdapat variasi hematokrit pada pasien penurunan fungsi ginjal. $adar nilai

    hematokrit dan klirens kreatinin memiliki hubungan yang kuat. $adar hematokrit

     biasanya menurun, saat kreatinin klirens menurun sampai kurang dari :/-:4 ml per 

    menit.. ',':,'9,'8

    III.%.2 Patog!n!sis

    +erdapat mekanisme penyebab anemia pada *$, namun : penyebab

    utama yang terlibat pada patogenesis anemia pada gagal ginjal, yaitu " hemolisis,

     produksi eritropoetin yang tidak adekuat, dan penghambatan respon dari sel prekursor 

    eritrosit terhadap eritropoetin. %roses sekunder yang memperberat dapat terjadi

    seperti intoksikasi aluminium

    ;elative deficiency of erythropoietin

    iminished red blood cell survival

    &leeding diathesis

    1ron deficiency

    7yperparathyroidism?bone marrow fibrosis

    K*hronic inflammationK

    (olate or vitamin &' deficiency

    7emoglobinopathy

    *omorbid conditions" hypo?hyperthyroidism, pregnancy, 71V-associated

    disease, autoimmune disease, immunosuppressive drugs

    1. 4!molisis

    7emolisis pada gagal ginjal terminal adalah derajat sedang. %ada pasien

    hemodialisis kronik, masa hidup eritrosit diukur menggunakan 4'*r menunjukkan

    variasi dari sel darah merah normal yang hidup tetapi rata-rata waktu hidup

     berkurang 4-:/0. )fek faktor yang terkandung pada uremic plasma pada 2a-

    26

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    16/32

    A+%ase membran dan enim dari %entosa phospat shunt pada eritrosit diperkirakan

    merupkan mekanisme yang menyebabkan terjadinya hemolisis. $elainan fungsi dari

    %entosa phospat shunt mengurangi ketersediaan dari glutation reduktase, dan oleh

    karena itu mengartikan kematian eritrosit menjadi oksidasi 7b dengan proses

    hemolisisis. $erusakan ini menjadi semakin parah apabila oksidan dari luar masuk 

    melalui dialisat atau sebagai obat-obatan. %eningkatan kadar hormon %+7 pada darah

    akibat sekunder hiperparatioidsm juga menyebabkan penurunan sel darah merah yang

    hidup pada uremia, sejak %+7 yang utuh atau normal terminal fragmen

    meningkatkan kerapuhan osmotik dari S manusia secara in vitro, kemungkinan

    oleh karena peningkatan kerapuhan seluler. 7yperparatiroidism dapat menekan

     produksi sel darah merah melalui mekanisme.yang pertama, efek langsung

     penekanan sumsum tulang akibat peningkatan kadar %+7, telah banyak dibuktikan

    melalui percobaan pada hewan. Lang kedua, efek langsung pada osteitis fibrosa, yang

    mengurangi respon sumsum tulang terhadap eritropoetin asing. +erdapat laporan

     penelitian yang menyatakan adanya peningkatan 7b setelah dilakukan

     paratiroidektomi pada pasien dengan uremia. ekanisme lainnya yang menyebabkan

     peningkatan rigiditas eritrosit yang mengakibatkan hemolisis pada gagal ginjal adalah

     penurunan fosfat intraseluler !hypofosfatemia# akibat pengobatan yang berlebihan

    dengan pengikat fosfat oral, dengan penurunan intracellular adenine nucleotides dan

    ,:- diphosphoglycerate !%G#. 7emolisis dapat timbul akibat kompliksaidari

     prosedur dialisis atau dari interinsik imunologi dan kelainan eritrosit. $emurnian air 

    yang digunakan untuk menyiapkan dialisat dan kesalahan teknik selama proses

    rekonstitusi dapat menurunkan jumlah sel darah merah yang hidup, bahkan terjadi

    hemolisis. (ilter karbon bebas kloramin yang tidak adekuat akibat saturasi filter dan

    ukuran filter yang tidak mencukupi, dapat mengakibatkan denaturasi hemoglobin

     pemhambatan heJose monophosphate shunt, dan hemolisis kronik. =isisnya sel juga

    dapat disebabkan tercemarnya dialisat oleh copper, nitrat, atau formaldehide.

    Autoimun dan kelainan biokomia dapat menyebabkan pemendekan waktu hidup

    eritrosit. 7ipersplenism merupakan gejala sisa akibat transfusi, yang distimulasi oleh

     pembentukan antibodi, fibrosis sumsum tulang, penyakit reumatologi, penyakit hati

    kronis dapat mengurangi sel darah merah yang hidup sebanyak 840 pada pasien

    dengan gagal ginjal terminal. Ada beberapa mekanisme lainnya yang jarang , yang

    dapat menyebabkan hemolisis seperti kelebihan besi pada darah, Mn, dan

    formaldehid, atau karena pemanasan berlebih. %erburukan hemolisis pada gagal

    2

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    17/32

    ginjal juga dapat disebabkan karena proses patologik lainnya seperti splenomegali

    atau mikroangiopati yang berhubungan dengan periarteritis nodosa, S=), dan

    hipertensi maligna. 4,,','4,'>

    2. !"isi!nsi #ritro$o!tin

    7emolisis sedang yang disebabkan hanya karena gagal ginjal tanpa faktor lain

    yang memperberat seharusnya tidak menyebabkan anemia jika respon eritropoesis

    mencukupi tetapi proses eritropoesis pada gagal ginjal terganggu. Alasan yang paling

    utama dari fenomena ini adalah penurunan produksi eritropoetin pada pasien dengan

    gagal ginjal yang berat. %roduksi eritropoetin yang inadekuat ini merupakan akibat

    kerusakan yang progresif dari bagian ginjal yang memproduksi eritropoetin. %eran

     penting defisiensi eritropoetin pada patogenesis anemia pada gagal ginjal dilihat dari

    semakin beratnya derajat anemia. Selanjutnya pada penelitian terdahulu

    menggunakan teknik bio-assay menunjukkan bahwa dalam perbandingan dengan

     pasien anemia tanpa penyakit ginjal, pasien anemia dengan penyakit ginjal

    menunjukkan peningkatan konsentrasi serum eritropoetin yang tidak adekuat.

    1nflamasi kronik, menurunkan produksi sel darah merah dengan efek tambahan

    terjadi defisiensi erotropoetin. %roses inflamasi seperti glomerulonefritis, penyakit

    reumatologi, dan pielonefritis kronik, yang biasanya merupakan akibat pada gagal

    ginjal terminal, pasien dialisis terancam inflamasi yang timbul akibat efek 

    imunosupresif. ',':

    %. P!ngam)atan !ritro$o!sis

    alam hal pengurangan jumlah eritropoetin, penghambatan respon sel

     prekursor eritrosit terhadap eritropoetin dianggap sebagai penyebab dari eritropoesis

    yang tidak adekuat pada pasien uremia. +erdapat toksin-toksin uremia yang menekan

     proses ertropoesis yang dapat dilihat pada proses hematologi pada pasien dengan

    gagal ginjal terminal setelah terapi reguler dialisis. 7t biasanya meningkat dan

     produksi sel darah merah yang diukur dengan kadar (e yang meningkat pada eritrosit,

    karena penurunan kadar eritropetin serum. Substansi yang menghambat eritropoesis

    ini antara lain poliamin, spermin, spermidin, dan %+7 hormon. Spermin dan

    spermidin yang kadar serumnya meningkat pada gagal ginjal kronik yang tidak hanya

    memberi efek penghambatan pada eritropoesis tetapi juga menghambat granulopoesis

    dan trombopoesis. $arena ketidakspesifikkan, leukopenia, dan trombositopenia

    28

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    18/32

     bukan merupakan karakteristik dari uremia, telah disimpulkan bahwa spermin dan

    spermidin tidak memiliki fungsi yang signifikan pada patogenesis dari anemia pada

     penyakit ginjal kronik. $adar %+7 meningkat pada uremia karena hiperparatiroidsm

    sekunder, tetapi hal ini masih kontroversi jika dikatakna bahwa %+7 memberikan

    efek penghambatan pada eritropoesis. Falaupun menurut penelitian, dilaporkan

     paratiroidektomi menyebabkan peningkatan dari kadar 7b pada pasien uremia,

     peneliti lain mengatakan tidak ada hubungan antara kadar %+7 dengan derajat

    anemia pada pasien uremia. Falaupun efek langsung penghambatan %+7 pada

    eritropoesis belum dibuktikan secara final, akibat yang lain dari peningkatan %+7

    seperti fibrosis sum-sum tulang dan penurunan masa hidup eritrosit ikut bertanggung

     jawab dalam hubungan antara hiperparatiroidsm dan anemia pada gagal ginjal. ',':

    &. Faktor *ain

    ekanisme lain yang mempengaruhi eritropoesis pada pasien dengan gagal

    ginjal terminal dengan reguler hemodialisis adalah intoksikasi aluminium akibat

    terpapar oleh konsentrasi tinggi dialisat alumunium dan atau asupan pengikat fosfat

    yang mengandung aluminium. Aluminium menyebabkan anemia mikrositik yang

    kadar feritin serum nya meningkat atau normal pada pasien hemodialisis,

    menandakan anemia pada pasien tersebut kemungkinan diperparah oleh intoksikasi

    alumnium. %atogenesis nya belum sepenuhnya dimengerti tetapi terdapat bukti yang

    kuat yang menyatakan bahwa efek toksik aluminium pada eritropoesis menyebabkan

    hambatan sintesis dan ferrochelation hemoglobine. Akumulasi aluminium dapat

    mempengaruhi eritropoesis melalui penghambatan metabolisme besi normal dengan

    mengikat transferin, melalui terganggunya sintesis porfirin, melalui terganggunya

    sirkulasi besi antara prekursor sel darah merah pada sumsum tulang. ',':,'9,'4

    III.%.% iagnosis

    Anamnesis pada anemia dengan gagal ginjal ditanyakan tentang riwayat

     penyakit terdahulu, pemeriksaan fisik, evaluasi pemeriksaan darah lengkap dan

     pemeriksaan apus darah perifer. $ebanyakan pasien yang tidak memiliki komplikasi,

    anemia ini bersifat hipoproliferatif normositik normokrom, apus darah tepi

    menunjukkan burr cell. %erubahan morfologi sel darah merah menampilkan proses

    29

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    19/32

    hemolitik primer , mikroangiopati atau hemoglobinopati. Humlah total retikulosit

    secara umum menurun. ean corpuscular volume meningkat pada defisiensi asam

    folat, defisiensi & ' dan pasien dengan kelebihan besi. ean corpuscular volume

    menurun pada pasien dengan thalasemia, defisiensi besi yang berat, dan intosikasi

    aluminium yang berat. %ada era penggunaan rekombinant human eritropoetin

    !r7u)%6# , penilaian terhadap simpanan besi melalui perhitungan feritin serum,

    transferin, dan besi sangat diperlukan. %ada keadaan dimana tidak ada faktor yang

    memperberat seperti penyakit inflamasi, penyakit hati, atau respons yang buruk dari

    r7u)%6, feritin serum merupakan indikator yang tepat dari simpanan besi tubuh. Hika

    simpanan menurun , nilai feritin serum menurun sebelum saturasi transferin.

    Falaupun penyakit kronik dapat menurunkan besi dan transferin, pasien dengan

    saturasi transferin kurang dari /0 dan feritin kurang dari 4/ ng? mm dapat dianggap

    terjadi defisiensi besi. i sisi lain pasien memiliki saturasi lebih dari /0 yang gagal

     berespons terhadap replacement besi harus diperkirakan mengalami intoksikasi

    aluminium atau hemoglobinopati. Falaupun alat serologi dapat mengidentifikasi

    defisiensi besi dengan spesifisitas, emastikan dengan pasti penyebab membutuhkan

     berbagai jalur kehilangan besi pada pasien tersebut termasuk saluran gastro intestinal

    !9-4 ml blood loss ? hari atau 4 ml kehilangan besi? hari#, prosedur dialisis !9-4/ ml?

    terapi dimana mungkin disebabkan karena antikoagulan yang inadeBuat dan teknik 

     penggunaan kembali dialister yang buruk#, flebotomi yang rutin untuk kimia darah

    dan konsumsi besi pada terapi r7u)%6. '>,'8

    III.%.& P!natalaksanaan 4,'4,'>,'8

    %enatalaksanaan anemia ditujukan untuk pencapaian kadar 7b @ '/ g?d= dan

    7t @ :/0, baik dengan pengelolaan konservatif maupun dengan )%6. &ila dengan

    terapi konservatif target 7b dan 7t belum tercapai dilanjutkan dengan terapi )%6.

    ampak Anemia pada gagal ginjal terhadap kemampuan fisik dan mental dianggap

    dan menggambarkan halangan yang besar terhadap rehabilitasi pasien dengan gagal

    ginjal terminal . Falaupun demikian efek anemia pada oksigenasi jaringan mungkin

    seimbang pada pasien uremia dengan penurunan afinitas oksigen dan peningkatan

    cardiac output saat hematokrit dibawah 4 0. Falaupun demikian banyak pasien

    uremia memiliki hipertensi dan miokardiopati. $arena tubuh memiliki kemampuan

    untuk mengkompensasi turunnya kadar hemoglobine dengan meningkatnya cardiac

    output. Selain itu banyak pasien memiliki penyakit jantung koroner yang berat dan

    3-

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    20/32

    walaupun anemia dalam derajat sedang dapat disertai dengan miokardial iskemik dan

    angina. +erapi anemia pada gagal ginjal bervariasi dari pengobatan simptomatik 

    melalui transfusi sel darah merah sampai ke penyembuhan dengan transplantasi

    ginjal. +ransfusi darah hanya memberikan keuntungan sementara dan beresiko

    terhadap infeksi !virus hepatitis dan 71V# dan hemokromatosis sekunder. %eran dari

    transfusi sebagai pengobatan anemi primer pada pasien gagal ginjal terminal telah

     berubah saat dialisis dan penelitian serologic telah menjadi lebih canggih.

    +ransplantasi ginjal pada banyak kasus, harus menunggu dalam waktu yang tidak 

    tertentu dan tidak setiap pasien dialisis memenuhi syarat. +erdapat variasi terapi

    antara transfusi darah dan transplantasi, yaitu"

    '. Suplementasi eritropoetin

    . +erapi Androgen

    :. engurangi iatrogenic blood loss

    9. Suplementasi besi

    4. +ransfusi arah

    Su$l!m!ntasi #ritro$o!tin

    +erapi yang sangat efektif dan menjanjikan telah tersedia menggunakan

    recombinant human eritropoetin yang telah diproduksi untuk aplikasi terapi. Seperti

    yang telah di demonstrasikan dengan plasma kambing uremia yang kaya eritropoetin,

    human recombinant eritropoetin diberikan intravena kepada pasien hemodialisa ,telah

    dibuktikan menyebabkan peningkatan eritropoetin yang drastis. )fek samping

    utamanya adalah meningkatkan tekanan darah dan kejang terutama pada masa )%6

    fase koreksi. %eningkatan tekanan darah bukan hanya akibat peningkatan viskositas

    darah tetapi juga peningkatan tonus vaskular perifer !tidak berhubungan dengan

    kadar 7b#. %enelitian in vitro menunjukkan efek stimulasi human recombinant

    eritropoetin pada diferensiasi murine megakariosit. $ecepatan eritropoesis yang

    dipengaruhi oleh eritropoetin dapat menimbulkan defisiensi besi khususnya pada

     pasien dengan peningkatan blood loss. Seluruh observasi ini mengindikasikan bahwa

    recombinant human eritropoetin harus digunakan dengan hati-hati. 7al ini juga

    memungkinkan bahwa kebanyakan efek samping ini dapat diminimalkan jika nilai

    7ematokrit tidak meningkat ke normal, tetapi pada nilai :/-:40. %roduksi

    31

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    21/32

    recombinant human eritropoetin merupakan manajemen yang utama pada pasien

    uremia. '9,'4,'

    Indikasi dan Kontraindikasi t!ra$i #P5 4,'9,'4

    '.1ndikasi"

    &ila 7b E '/ g?d=, 7t E :/0 pada beberapa kali pemeriksaan dan penyebab lain

    anemia sudah disingkirkan. Syarat pemberian adalah"

    a. *adangan besi adekuat " feritin serum @ '// mcg?=, saturasi transferin @ /0

     b. +idak ada infeksi yang berat

    .$ontraindikasi" 7ipersensitivitas terhadap )%6

    :.$eadaan yang perlu diperhatikan pada terapi )%6, hati-hati pada keadaan"

    a. 7ipertensi tidak terkendali

     b. 7iperkoagulasi

    c. &eban cairan berlebih?fluid overload

    Sebaiknya )%6 tidak diberikan pada tekanan darah C'5/ mm7g dan atau C''/

    mm7g

    +erapi )ritropoietin ini memerlukan syarat yaitu status besi yang cukup. +erdapat

     beberapa kriteria pengkajian status besi pada Gagal ginjal $ronis"

    a. Anemia dengan status besi cukup

     b.Anemia defisiensi besi"

    a#. Anemia defisiensi besi absolut " (eritin serum E '// mcg?=

     b#. Anemia defisiensi besi fungsional" (eritin serum @ '// mcg?=

    Saturasi +ransferin E / 0.

    T!ra$i #ritro$oi!tin Fas! kor!ksi:

    +ujuan"

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    22/32

    f. &ila 7b naik @,4 g?d= atau 7t naik @ 50 dalam 9 minggu, turunkan dosis 40

    g. %emantauan status besi"

    Selama terapi )ritropoietin, pantau status besi, berikan suplemen sesuai dengan

     panduan terapi besi.

    T!ra$i #P5 "as! $!m!liaraan ',':,'>

    a. ilakukan bila target 7b sudah tercapai !@' g?d=#.

    osis atau ' kali /// 1

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    23/32

    g. =ain-lain !hiperparatiroidisme?osteitis fibrosa, intoksikasi alumunium,

    hemoglobinopati seperti talasemia beta dan sickle cell anemia, defisiensi asam

    folat dan vitamin &', multiple mioloma, dan mielofibrosis, hemolisis,

    keganasan#.

    Agar pemberian terapi )ritropoietin optimal, perlu diberikan terapi penunjang yang

     berupa pemberian"

    a. asam folat " 4 mg?hari

     b. vitamin &>" '//-'4/ mg

    c. Vitamin &' " /,4 mg?bulan

    d. Vitamin * " :// mg 1V pasca 7, pada anemia defisiensi besi fungsional yang

    mendapat terapi )%6

    e. Vitamin " mempunyai efek langsung terhadap prekursor eritroid

    f. Vitamin )" '// 1< I mencegah efek induksi stres oksidatif yang diakibatkan

    terapi besi intravena

    g. %reparat androgen !-: J?minggu# "

    N apat mengurangi kebutuhan )%6

    N 6bat ini bersifat hepatotoksik, hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi

    hati

    N +idak dianjurkan pada wanita

    0!ngkor!ksi i$!r$aratiroidism

    Sekunder hiperparatiroid pada anemia dengan gagal ginjal, paratiroidektomi

     bukan merupakan indikasi untuk terapi anemia. %engobatan supresi aktivitas

    kelenjarparatiroid dengan ',4- dihidroksi vitamin : biasanya berhubungan dengan

     peningkatan anemia. ,',':

    T!ra$i Androg!n

    Sejak tahun '8/ an androgen telah digunakan untuk terapi gagal ginjal. )fek 

    yang positif yaitu meningkatkan produksi eritropoetin, meningkatkan sensitivitas

     polifrasi eritropoetin yang sensitif terhadap populasi stem cell. +estosteron ester 

    !testosterone propionat, enanthane, cypionate#, derivat '8-metil androstanes

    !fluoJymesterone,oJymetholone, methyltestosterone#, dan komponen '

    norterstosteron !nandrolone dekanoat, nandrolone phenpropionate# telah sukses

    digunakan pada terapi anemia dengan gagal ginjal. ;espon nya lambat dan efek dari

    34

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    24/32

    obat ini dapat terbukti dalam 9 minggu terapi. 2androlone dekanoat cukup diberikan

    dengan dosis '//-// mg, ' J seminggu. +estosteron ester tidak mahal tetapi harus

    dibatasi karena efek sterilitas yang besar.. '8

    0!ngurangi iatrog!ni )lood loss

    Sudah tentu penatalaksanaan anemia pada penyakit ginjal terminal juga

    termasuk pencegahan dan koreksi terhadap faktor iatrogenik yang memperberat.

    $ehilangan darah ke sirkulasi darah ekstrakorporeal dan dari pengambilan yang

     berlebihan haruslah dalam kadar yang sekecil mungkin. 4,

    Trans"usi ara

    +ransfusi darah diberikan dalam bentuk %;* yang sebelumnya telah

    dilakukan skrining untuk hepatitis &,*, dan 71V

    +ransfusi darah dapat diberikan pada keadaan khusus. 1ndikasi transfusi darah adalah"

    '. %erdarahan akut dengan gejala gangguan hemodinamik 

    . +idak memungkinkan penggunaan )%1 dan 7b E 8 g ?d=

    :. 7b E 5 g?d= dengan gangguan hemodinamik 

    9. %asien dengan defisiensi besi yang akan diprogram terapi )%6 ataupun yang

    telah mendapat )%6 tetapi respon belum adekuat, sementara preparat besi 1V?1

     belum tersedia, dapat diberikan transfusi darah dengan hati-hati.

    +arget pencapaian 7b dengan transfuse darah adalah " 8- g?d= !tidak sama

    dengan target 7b pada terapi )%6#. +ransfusi diberikan secara bertahap untuk 

    menghindari bahaya overhidrasi, hiperkatabolik !asidosis#, dan hiperkalemia. &ukti

    klinis menunjukkan bahwa pemberian transfusi darah sampai kadar 7b '/-' g?d=

     berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan tidak terbukti bermanfaat.4,,','>,'8

    III.&. 4i$!rt!nsi 4,

    III.&.1 !"inisi 4i$!rt!nsi

    7ipertensi adalah tekanan darah yang kuat dan konstan memompa darah

    melalui pembuluh darah.8 +erjadi bila darah memberikan gaya yang lebih tinggi

    dibandingkan kondisi normal secara persisten pada sistem sirkulasi.9

    35

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    25/32

    7ipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari

    '9/ mm7g dan atau diastolik lebih besar dari / mm7g pada dua kali pengukuran

    dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat?tenang. enurut

    F76 !/''# batas normal tekanan darah adalah kurang dari atau '/ mm7g tekanan

    sistolik dan kurang dari atau 5/ mm7g tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan

    mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari '9/?/ mm7g.9

    Stadium hipertensi yang mencerminkan beratnya penyakit, menurut +he Hoint

     2ational *ommittee on etection, )valuation and +reatment of 7igh &lood %ressure

    !H2*-V11# tahun //: hipertensi dibedakan berdasarkan +ekanan arah Sistolik 

    !+S# dan +ekanan arah iastolik !+# sebagai berikut"'

    a# 2ormal bila tekanan darah sistolik E'/ mm7g dan diastolik E5/

    mm7g

     b# %rehypertension bila tekanan darah sistolik '/-': mm7g dan

    diastolik 5/-5 mm7g

    c# 7ipertensi stadium ' bila tekanan darah sistolik '9/-'4 mm7g dan

    diastolik /- mm7g

    d# 7ipertensi stadium bila tekanan darah sistolik C'>/ mm7g dan

    diastolik C'// mm7g

    III.&.2 Klasi"ikasi 4i$!rt!nsi

    A. B!rdasarkan P!n/!)a)

    a. 4i$!rt!nsi Prim!r 64i$!rt!nsi #s!nsial-

    7ipertensi primer atau hipertensi esensial adalah hipertensi yang penyebabnya

    tidak diketahui, walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti

    kurang bergerak !inaktivitas# dan pola makan. +erjadi pada sekitar /0 penderita

    hipertensi. 7ipertensi primer kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada

     jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan

    meningkatnya tekanan darah.'5,

    Selama 84 tahun terakhir telah banyak penelitian untuk mencari etiologinya.

    +ekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi vascular sehingga

    tekanan darah meningkat jika curah jantung meningkat, resistensi vascular perifer 

     bertambah, atau keduanya. eskipun mekanisme yang berhubungan dengan

     penyebab hipertensi melibatkan perubahan-perubahan tersebut, hipertensi sebagai

    kondisi klinis biasanya diketahui beberapa tahun setelah kecenderungan ke arah sana

    di mulai. ',/

    36

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    26/32

    %ada hipertensi yang baru mulai curah jantung biasanya sedikit meningkat dan

    resistensi perifer normal. %ada tahap hipertensi lanjut, curah jantung cenderung

    menurun dan resistensi perifer meningkat. Adanya hipertensi juga menyebabkan

     penebalan dinding arteri dan arteriol. &anyaknya faktor yang mempengaruhi dan

    mungkin berbeda antar individu menyebabkan penelitian etiologinya semakin

    sulit.',/

    ). 4i$!rt!nsi S!kund!r 64i$!rt!nsi non #s!nsial-

    7ipertensi sekunder adalah jika penyebabnya diketahui. %ada sekitar 4-'/0

     penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. %ada sekitar '-0,

     penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu !misalnya pil

    $. /

    Sekitar 40 prevalensi hipertensi telah diketahui penyebabnya, dan dapat

    dikelompokkan seperti di bawah ini"

    a# %enyakit parenkim ginjal !:0#. Setiap penyebab gagal ginjal !glomerulonefritis,

     pielonefritis, sebab-sebab penyumbatan# akan menyebabkan kerusakan parenkim

    akan cenderung menimbulkan hipertensi dan hipertensi itu sendiri akan

    mengakibatkan kerusakan ginjal.

     b# %enyakit renovaskular !'0#. +erdiri atas penyakit yang memnyebabkan gangguan

     pasokan darah ginjal dan secara umum dibagi atas aterosklerosis, yang terutama

    mempengaruhi sepertiga bagian proksimal arteri renalis dan paling sering terjadi

     pada pasien usia lanjut, dan fibrodisplasia yang terutama mempengaruhi ?:

     bagian distal.

    c# )ndokrin !'0#. %ertimbangan aldosteronisme primer !sindrom *onn# jika

    terdapat hipokelemia bersama hipertensi. +ingginya kadar aldosteron dan rennin

    yang rendah akan mengakibatkan kelebihan !overload# natrium dan air.4,,'5

    B. B!rdasarkan TS dan T

    enurut +he Hoint 2ational *ommittee on etection, )valuation and +reatment

    of 7igh &lood %ressure !H2*-V11# tahun //: hipertensi dibedakan berdasarkan

    +ekanan arah Sistolik !+S# dan +ekanan arah iastolik !+# sebagai berikut"

    •  2ormal bila tekanan darah sistolik E'/ mm7g dan diastolik E5/ mm7g

    • %rehypertension bila tekanan darah sistolik '/-': mm7g dan diastolik 5/-5

    mm7g

    • 7ipertensi stadium ' bila tekanan darah sistolik '9/-'4 mm7g dan diastolik /-

    mm7g

    3

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    27/32

    • 7ipertensi stadium bila tekanan darah sistolik C'>/ mm7g dan diastolik C'//

    mm7g.,'8,'

    III.&.% Faktor +!siko 4i$!rt!nsi

    a. Umur +ekanan darah tinggi dapat menyerang siapa saja. 6rang berusia muda yang

    menyandang hipertensi cenderung memiliki tekanan diastolik tinggi sedangkan orang

    lanjut usia cenderung memiliki tekanan sistolik tinggi. +ekanan darah tinggi sangat

    sering terjadi pada orang berusia lebih dari >/ tahun karena tekanan darah secara

    alami cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. ',/

    %ada sebagian besar populasi di 2egara barat, +S cenderung meningkat

    secara progresif pada masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa untuk mencapai nilai

    rata-rata '9/ mm7g pada usia 8/-an atau 5/-an.> enurut %usat %endidikan +enaga

    $esehatan epartemen $esehatan, kejadian hipertensi paling tinggi pada usia :/-9/

    tahun.

    i 1nggris, prevalensi tekanan darah tinggi pada usia pertengahan adalah sekitar 

    /0 dan meningkat lebih dari 4/0 pada usia diatas >/ tahun. +ekanan darah tinggi

     juga dapat terjadi pada usia muda namun prevalensinya rendah !kurang dari /0#.4,

    b. Jenis Kelamin

    %ada usia dini tidak terdapat bukti nyata tentang adanya perbedaan tekanan

    darah antara laki-laki dan wanita. Akan tetapi, mulai pada masa remaja, pria

    cenderung menunujukkan aras rata-rata yang lebih tinggi. %erbedaan ini lebih jelas

     pada orang dewasa muda dan orang setengah baya. %erubahan pada masa tua antara

    lain dapat dijelaskan dengan tingkat kematian awal yang lebih tinggi pada pria

     pengidap hipertensi.> enurut %usat %endidikan +enaga $esehatan epartemen

    $esehatan, komplikasi hipertensi meningkat pada laki-laki.  4,

    c. Status sosioekonomi 

    i negara-negara yang berada pada tahap pasca-peralihan perubahan ekonomi

    dan epidemiologi selalu dapat ditunjukkan bahwa aras tekanan darah dan prevalensi

    hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada golongan sosioekonomi rendah. 7ubungan

    yang terbalik itu ternyata berkaitan dengan tingkat pendidikan, penghasilan, dan

     pekerjaan. Akan tetapi, dalam masyarakat yang berada dalam masa peralihan atau

    38

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    28/32

     pra-peralihan, aras tinggi tekanan darah dan prevalensi hipertensi lebih tinggi terdapat

     pada golongan sosioekonomi lebih tinggi. 4,

    d. Genetika

    Sekitar /-9/0 variasi tekanan darah di antara individu disebabkan oleh faktor 

    genetik. %enelitian menunjukkan bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih

    mendekati tekanan darah orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah

    dibanding dengan anak adopsi. 7al ini menunujukkan bahwa gen yang diturunkan,

    dan bukan hanya faktor lingkungan !seperti makanan dan status sosial#, berperan

     besar dalam menentukan tekanan darah. '8

    e. Ras atau suku bangsa

    $ajian populasi selalu menunjukkan bahwa aras tekanan darah pada

    masyarakat kulit hitam lebih tinggi ketimbang aras pada golongan suku lain. Suku

    mungkin berpengaruh pada hubungan antara umur dan tekanan darah, seperti yang

    ditunjukkan oleh kecenderungan tekanan darah yang meninggi bersamaan dengan

     bertambahnya umur secara progresif pada orang Amerika berkulit hitam keturunan

    Afrika ketimbang orang Amerika berkulit putih.>

    Sementara itu ditemukan variasi antar suku di 1ndonesia. i lembah &aliem Haya,

    %apua kejadian hipertensi terendah yaitu /,>0, sedangkan yang tertinggi terdapat di

    Hawa &arat pada suku Suku Sunda yaitu 5,>0.,'5

     f. Lemak dan kolesterol 

    %ola makan penduduk yang tinggi di kota-kota besar berubah dimana fast food

    dan makanan yang kaya kolesterol menjadi bagian yang dikonsumsi sehari-hari.

    engurangi diet lemak dapat menurunkan tekanan darah >?: mm7g dan bila

    dikombinasikan dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran dapat

    menurunkan tekanan darah sebesar ''?> mm7g. akan ikan secara teratur sebagai

    cara mengurangi berat badan akan meningkatkan penurunan tekanan darah pada

     penderita gemuk dan memperbaiki profil lemak. 4,'5,'

     g. Konsumsi Garam

    %enelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium yang berlebihan

    dengan tekanan darah tinggi pada beberapa individu. Asupan natrium yang meningkat

    menyebabkan tubuh meretensi cairan, yang meningkatkan volume darah. i samping

    itu, diet tinggi garam dapat mengecilkan diameter dari arteri. Hantung harus

    memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang

    39

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    29/32

    sempit. Akibatnya adalah hipertensi. 7al ini sebaliknya juga terjadi, ketika asupan

    natrium berkurang maka begitu pula volume darah dan tekanan darah pada beberapa

    individu. ',/

    h. lkohol 

    Alkohol juga mempengaruhi tekanan darah. 6rang-orang yang minum alkohol

    terlalu sering atau yang terlalu banyak memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari

     pada individu yang tidak minum atau minum sedikit alkohol.5 =ebih dari dua

    minuman keras sehari akan menimbulkan peningkatan signifikan. iperkirakan 4-

    '/0 hipertensi pada laki-laki Amerika disebabkan langsung oleh konsumsi alkohol.

    &erdasarkan laporan $omisi %akar F76 mengatakan bahwa pada beberapa

     populasi, konsumsi minuman keras selalu berkaitan dengan tekanan darah tinggi. Hika

    minuman keras diminum sedikitnya dua kali per hari, +S naik kira-kira ',/ mm7g

    dan + kira-kira /,4 mm7g per satu kali minum. %eminum harian ternyata

    mempunyai aras +S dan + lebih tinggi, berturut-turut >,> mm7g dan 9,8 mm7g

    dibandingkan dengan peminum sekali seminggu. ',/

    i. Kelebihan !erat !adan "#$er%eight&

    Anak dan dewasa yang kegemukan menderita lebih banyak hipertensi dan

     penambahan berat badan biasanya diikuti oleh kenaikan tekanan darah. Falaupun

    kalori tambahan yang bertanggung jawab bagi kenaikan berat badan, dapat

    menginduksi hipertensi karena ia membawa natrium tambahan.

    &erdasarkan laporan $omisi %akar F76 pada kebanyakan kajian, kelebihan

     berat badan berkaitan dengan -> kali kenaikan risiko mendapat hipertensi. %ada

     populasi &arat, jumlah kasus hipertensi yang disebabkan oleh kelebihan berat badan

    diperkirakan :/->40.

    Secara umum, populasi saat ini cenderung semakin kelebihan berat badan.

    assa tubuh dapat dihitung dengan indeks massa tubuh !body mass indeJ# melalui

     pengukuran tinggi badan dan berat badan, dimana dikatakan kurus bila 1+ /,

     berat badan sehat bila 1+ /-4, kawasan peringatan bila 1+ 4-8 dan obesitas

     bila 1+ C8. 

     '. Rokok 

    ;okok menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan juga

    menyebabkan pengapuran sehingga volume plasma darah berkurang karena tercemar 

    nikotin, akibatnya viskositas darah meningkat sehingga timbul hipertensi.:' erokok 

    4-

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    30/32

    dapat meningkatkan tekanan darah secara temporer yaitu tekanan darah sistolik yang

    naik sekitar '/ mm7g dan tekanan darah diastolik naik sekitar 5 mm7g.  /

    k. Stress

    +ekanan darah lebih tinggi telah dihubungkan dengan peningkatan stress, yang

    timbul dari tuntutan pekerjaan, hidup dalam lingkungan kriminal yang tinggi,

    kehilangan pekerjaan dan pengalaman yang mengancam nyawa terpapar ke stress

     bisa menaikkan tekanan darah dan hipertensi dini cenderung menjadi reaktif. Aktivasi

     berulang susunan saraf simpati oleh stress dapat memulai tangga hemodinamik yang

    menimbulkan hipertensi menetap. /

    l. Status #lahraga

    6rang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap tekanan

    darah tinggi. elakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk tubuh

    dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah. Henis latihan yang

    dapat mengontrol tekanan darah adalah berjalan kaki, bersepeda, berenang, dan

    aerobik. '5,'

    III.&.& G!jala Klinis

    %ada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun

    secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan

    dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan

    dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan.

    Hika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala

     berikut yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,sesak nafas, gelisah, pandangan

    menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan

    ginjal. $adang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan

     bahkan koma karena terjadi pembengkakan di otak. ',/

    7ipertensi yang berujung pada komplikasi menunjukkan gejala kerusakan

    organ. Adapun yang menjadi gejala kerusakan organ yaitu"

    a# 6tak dan mata" sakit kepala, vertigo, penglihatan terganggu, serangan iskemik 

    sesaat, gangguan panca indera atau gerak 

     b# Hantung" berdebar-debar, nyeri dada, napas pendek, pergelangan kaki bengkak 

    c# Ginjal" haus, poliuria, nokturia, hematuria

    d# Arteri perifer" tangan kaki dingin, pincang berkala !claudicatio intermittens#. '8,'5

    III.&.' Tatalaksana

    41

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    31/32

    alam menangani penyakit hipertensi, banyak organisasi kesehatan di dunia

    membuat suatu pedoman dalam tata laksana hipertensi. %ada intinya pedoman-

     pedoman tersebut berisikan cara mengatasi penyakit hipertensi dengan perubahan

    gaya hidup atau terapi non farmakologi, obat yang digunakan dalam terapi

    farmaklogi dan target tekanan darah yang ingin dicapai serta penanganan pada

     penderita hipertensi dengan keadaan khusus. &erikut ini pedoman tata laksana

    hipertensi"

     Pedoman ipertensi !Konsensus Perhimpunan ipertensi "ndonesia#

    7asil konsensus %edoman %enanganan 7ipertensi di 1ndonesia tahun //8 berisikan"

    a. %enanganan hipertensi ditujukan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas

    kardiovaskular !termasuk serebrovaskular# serta perkembangan penyakit ginjal

    dimulai dengan upaya peningkatan kesadaran masyarakat dan perubahan gaya

    hidup ke arah yang lebih sehat.

     b. %enegakan diagnosis hipertensi perlu dilakukan dengan melakukan pemeriksaan

    tekanan darah minimal kali dengan jarak ' minggu bila tekanan darah E'>/?'//

    mmhg

    c. Sebelum bertindak dalam penanganan hipertensi, perlu dipertimbangkan adanya

    risiko kardiovaskular, kerusakan organ target dan penyakit penyerta. %enanganan

    dengan obat dilakukan pada penderita dengan banyaknya faktor risiko : atau

    lebih atau dengan adanya kerusakan organ target,diabetes, penyakit penyerta, di

    samping perubahan gaya hidup.

    d. %enanganan dengan obat dilakukan bila upaya perubahan gaya hidup belum

    mencapai target tekanan darah !masih @O '9/?/ atau @O ':/?5/ bagi penderita

    diabetes? penyakit ginjal kronis#.

    e. %emilihan obat didasarkan ada tidaknya indikasi khusus. &ila tidak ada indikasi

    khusus, obat tergantung pada derajat hipertensi !derajat ' atau derajat H2*8#.  4,'8

    III.&.( Kom$likasi+ekanan darah secara alami berfluktuasi sepanjang hari. +ekanan darah tinggi

    menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten. +ekanan seperti

    membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah !termasuk jantung

    dan otak# menjadi tegang.8 &ila tekanan darah tinggi tidak dapat dikontrol dengan

     baik, maka dapat terjadi serangkaian komplikasi serius dan penyakit kardiovaskular 

    seperti angina atau rasa tidak nyaman di dada dan serangan jantung, stroke, gagal

     jantung, kerusakan ginjal, gagal ginjal, masalah mata, hipertensif encephalopathy

    sering dirujuk pada penyakit organ akhir.

    42

  • 8/17/2019 PRESUS ANEMIA PENYAKIT KRONIK BAB 3

    32/32

    Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus

    yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat

    terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami

    hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi

     berkurang. Arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga

    meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.

    1nfark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak 

    dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang

    menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. %ada hipertensi kronis dan

    hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardum mungkin tidak dapat dipenuhi dan

    dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.

    Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada

    kapiler glomerulus ginjal. engan rusaknya glomerulus, aliran darah ke unit

    fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia

    dan kematian. engan rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar melalui

    urine sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema,

    yang sering dijumpai pada hipertensi kronis.

    )nsefalopati !kerusakan otak# dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna

    !hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya#. +ekanan yang sangat tinggi pada

    kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke

    ruang interstisial diseluruh susunan saraf pusat. 2euron-neuron di sekitarnya kolaps

    dan terjadi koma serta kematian. '8,'5,'