Upload
duongdieu
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2009 ANNUAL REPORTLaporan Tahunan
PREVAILING OVER CHALLENGES
Mengatasi Tantangan Demi Tantangan
2 - 3
IKHTISAR KEUANGAN
FINANCIAL HIGHLIGHT
17 - 20
PERISTIWA PENTING 20 09
20 09 EVENTS HIGHLIGHT
23 - 25
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
REPORT FROM THE BOARD OF COMMISS IONERS
44 - 62
ANALIS IS & PEMBAHASAN MANAJEMEN
ANALYSIS & MANAGEMENT DISCUSSION
38 - 40
PROFIL DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISS IONERS’ PROFILE
63 - 76
TATA KELOLA PERUSAHAAN
CORPORATE GOVERNANCE
77
PERNYATAAN MANAJEMEN
STATEMENT OF THE COMPANY’S MANAGEMENT
78
LAPORAN KEUANGAN
FINANCIAL STATEMENT
DAFTAR ISI CONTENTS
26 - 37
LAPORAN DIREKSI
REPORT FROM THE BOARD OF DIRECTORS
21 - 22
SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA
FOREWORD FROM PRESIDENT COMMISS IONER
1
PRAKATA
PREFACE
4 - 16
PROFIL PERSEROAN
COMPANY PROFILE
41 - 43
PROFIL DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS’ PROFILE
Mengatasi tantangan deMi tantangan
PReVaiLing OVeR CHaLLenges
Tahun 2009 telah berhasil dilampaui dengan
beberapa keberhasilan. 4 tahun sudah upaya dan
usaha membangun sistem pembiayaan untuk sektor
perumahan berjalan sejak Pemerintah mendirikan
Perseroan di tahun 2005.
Langkah demi langkah telah dilakukan, tantangan
demi tantangan telah dilampaui dan bibit-bibit yang
ditebarkan telah mulai dapat dipanen.
Pada tahun-tahun sebelumnya, baru dibahas
mengenai teori dan konsep dari sistem yang akan
dikembangkan, maka hal itu tidak lagi di tahun 2009.
Beberapa teori dan konsep yang sebelumnya
dianggap abstrak kini dapat dipersembahkan dalam
bentuk nyata.
Sekuritisasi aset KPR yang merupakan salah satu
konsep pengembangan sistem pembiayaan sektor
perumahan berhasil dilaksanakan.
Hal ini tentunya membuka kesempatan bagi sektor
ekonomi lainnya untuk memanfaatkan pola transaksi
sekuritisasi tersebut dalam melakukan sekuritiasi aset-
aset lainnya.
Tidak dapat disangkal, bahwa ini merupakan prestasi
seluruh pemangku kepentingan dari sektor riil, sektor
keuangan dan Pemerintah.
Kalau di negara-negara lainnya perlu waktu lebih dari
10 tahun untuk dapat melaksanakan sekuritisasi, kita
dapat melaksanakannya sebelum tahun ke-5 dari
pendirian perusahaan.
Tidak hanya sekuritisasi, konsep l iquidity facility
untuk portofolio KPR, juga sudah dapat berjalan
dengan diterbitkannya obligasi Perseroan yang
telah dijual kepada investor di pasar modal dan
kemudian dananya disalurkan ke sektor perumahan
melalui lembaga penyalur KPR dalam bentuk produk
mortgage refinancing.
Berhasilnya penerapan konsep-konsep sistem
pembiayaan sektor perumahan akan mempercepat
tumbuhnya sektor perumahan dan secara makro
akan menggerakkan perekonomian nasional.
Inisiasi transaksi di tahun 2009, sangat diharapkan
akan membentuk putaran transaksi yang memberikan
efek bola salju kepada tumbuhnya perekonomian
melalui pertumbuhan sektor perumahan.
Keberhasilan yang dicapai di tahun 2009 bukan
semata-mata usaha setahun semata, tetapi
merupakan hasil dari rangkaian usaha dan jerih
payah bertahun-tahun sebelumnya.
Keberhasilan di tahun 2009 ini dapat kita tulis
dengan tinta emas sebagai catatan historis dan
lompatan awal menuju pengembangan sistem
pembiayaan sektor perumahan yang berorientasi
pasar yang berkesinambungan.
The year 2009, a year highlighted with distinct
milestones, marked four years of continual trials and
efforts in the development of the housing finance
system since the Government established the
company in 2005.
Steps have been taken, challenges after challenges
have been overcome, and seeds that had been
planted started to yield results.
Earlier years were filled with seemingly endless
discussions on theories and concepts of how to develop
the system, but this was not the case for 2009.
These theories and concepts were no longer thought
to be abstract, but as concrete ideas.
A successful example was the realization of Mortgage
Backed Securities, which was one of the earlier concepts
for the development of housing finance system.
This, in turn, helped to open opportunities for other
economic sectors to use the same formation in
securitizing further assets.
Quite unexpectedly, this achievement was due to the
successful collaboration of all stake holders from the
real sector, financial sector, and the government.
It normally takes other countries more than ten (10) years
to carry out securitization, but we accomplished it in
less than five (5) years since the start of the company.
Besides Securitization, the liquidity facility concept for
mortgage portfolio was able to be implemented by the
issuance of Company’s bonds. These bonds were sold to
the capital market investors, and the collected fund was
then distributed to the housing sector through mortgage
lenders in a form of mortgage refinancing products.
The successful implementation of the housing finance
system should surely strengthen the housing sector
and boost the national macro economic growth.
The initial transaction in 2009 would shape the
cycle of future transactions, which would in turn
exponentially create economic growth through the
growing housing sector.
The milestones achieved in 2009 were by no means
the result of only one year’s work. Indeed, they were
the products of the continuous efforts and endless
hard work from earlier years.
These notable and significant successes would
ultimately serve as a giant step towards the
development of a housing financing system that is
sustainable and serves the common good.
1LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
ikhtisar keuangan FinanCiaL highLight
Penjelasan Description 2009 2008 2007 2006 2005*
ASETASSETS
1.927.471 1.268.212 1.188.150 1.123.148 1.029.802
Aset Lancar Current Assets
886.161 673.117 827.754 1.002.721 1.027.739
Pinjaman yang Diberikan Loan
937.271 533.639 339.000 100.000 -
Aset Tidak Lancar Non-current Assets
104.039 61.456 21.396 20.427 2.062
KEWAJIBANLIABILITIES
575.889 10.078 7.277 7.373 2.538
Kewajiban Lancar Current Liabilities
22.415 6.991 5.251 6.110 2.538
Obligasi Bonds
549.376 - - - -
Kewajiban Tidak Lancar Non-current Liabilities
4.098 3.088 2.026 1.264 -
EKUITASEQUITY
1.351.582 1.258.134 1.180.873 1.115.775 1.027.264
Modal Disetor Paid-up Capital
1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Laba Ditahan Retained Earnings
351.582 258.134 180.873 115.775 27.264
PENDAPATANINCOME
125.081 102.182 85.979 104.280 31.981
BEBAN DAN PAJAKEXPENSE AND TAX
(31633) (24.921) (20.881) (15.769) (4.717)
LABA BERSIHNET INCOME
93.449 77.260 65.098 88.511 27.264
Rasio KeuanganFinancial Ratio
Primary Market Financing to Capital 1,44 0,53 0,31 0,10 -
Net Profit Margin 74,71% 75,61% 75,71% 84,88% 85,25%
ROE 6,91% 6,14% 5,51% 7,93% 2,65%
Pembayaran PajakTax Payment
Pembayaran per TahunAnnual Payment
26.507 21.715 11.090 26.554 7.725
Pembayaran KomulatipCummulative Payment
93.591 67.084 45.369 34.279 7.725
*5 1/4 bulan
*5 1/4 month
Dalam jutaan Rupiah, kecuali rasio
In million Rupiah, except ratios
2
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
ASETASSETS
(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)
2005
1.029.802
2006
1.123.148
2007 2008 2009
1.188.1501.268.212
1.927.471
2005 2006
88.511
2007 2008 2009
27.264
65.098
77.260
93.449
2005
7.725
2006
26.554
2007 2008 2009
11.090
21.715
26.507
2005 2006
0,10
2007 2008 2009
0,31
0,53
1,44
PRIMARY MARKET FINANCING TO CAPITAL RATIO
LABA BERSIHNET INCOME
(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)
PEMBAYARAN PAJAK PER TAHUN ANNUAL PAYMENT
(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)
3LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
PrOFiL PerserOan COMPanY PrOFiLe
4
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO)
Bapindo Plaza, Menara Mandiri, Lantai 10
Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55
Jakarta 12190, Indonesia
Telepon: (+62 21) 5267331
Faksimil: (+62 21) 5267287
e-mail: [email protected]
Homepage: www.smf-indonesia.co.id
Tanggal didirikan: 22 Juli 2005
Jenis Usaha: Pembiayaan Sekunder Perumahan
Status Perusahaan: Perseroan
Modal Dasar: Rp 4.000.000.000.000
Modal Disetor: Rp 1.000.000.000.000
Jumlah Saham: 1.000.000 lembar
>TENTANG SMF ABOUT SMF
PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO)
Bapindo Plaza, Mandiri Tower, 10th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55
Jakarta 12190, Indonesia
Telephone: (+62 21) 5267331
Facsimile: (+62 21) 5267287
e-mail: [email protected]
Homepage: www.smf-indonesia.co.id
Date of Establishment: 22 July 2005
Type of Business: Secondary Mortgage Financing
Status: Limited Liability Company
Capital Stock: Rp 4,000,000,000,000
Paid up Capital: Rp 1,000,000,000,000
Number of Shares: 1,000,000 lembar
5LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
Menjadi entitas mandiri dengan tujuan
setiap keluarga dapat memiliki rumah
yang layak.
To become an independent and trusted
business entity that is dedicated to
enabling every family to own a home.
>VISI VISION
Membangun & mengembangkan pasar
pembiayaan sekunder perumahan, yang
dapat meningkatkan tersedianya sumber
dana jangka menengah/panjang untuk
sektor perumahan, yang memungkinkan
kepemilikan rumah menjadi terjangkau
bagi setiap keluarga Indonesia.
To promote and develop secondary
mortgage market that will increase
medium and long term funds availability
in the housing sector, which will provide
affordability of home owning for the
Indonesian family.
>MISI MISSION
6
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
>FALSAFAH COMPANY PHILOSOPHY
BERSIH
Manajemen dan karyawan bekerja dengan akal sehat
dan itikad baik dalam kerangka kerja yang digariskan
oleh Anggaran Dasar Perseroan, peraturan-peraturan
pemerintah dan petunjuk pemegang saham, satunya
kata dengan perbuatan dan tidak menghalalkan
segala cara dalam mencapai tujuan.
TRANSPARAN
Tidak ada rahasia dalam kebijakan, anggaran
dan rencana kerja Perseroan, dan tidak ada dusta
di antara pemegang saham, direksi, komisaris,
dan pegawai.
SEHAT
Perseroan akan memelihara dengan baik dan benar
tanpa ada rekayasa rasio-rasio keuangan yang
telah ditetapkan.
ETOS KERJA
Komitmen manajemen dan karyawan Perseroan
adalah:
• Menjaga nama baik Perseroan;
• Menjaga rahasia Perseroan;
• Menjaga dan menggunakan harta / kekayaan
Perseroan dengan jujur, baik dan benar;
• Melakukan pencatatan dan / atau pembukuan
data perusahaan serta penyusunan laporan
keuangan dengan jujur, baik dan benar;
• Menghindarkan diri dari konflik kepentingan pribadi
dengan Perseroan;
• Tidak menyalahgunakan posisi / kedudukan di
Perseroan untuk kepentingan pribadi;
• Tidak memberikan isyarat untuk meminta dan / atau
menerima suap, imbalan, dan cindera mata;
• Tidak menggunakan dan / atau membawa dan
menyimpan obat terlarang atau sesuatu yang
memabukkan di dalam dan di luar Perseroan;
• Tidak merugikan keuangan Perseroan seperti
menggelapkan harta / kekayaan Perusahaan.
CLEAN
For the Management and employees to conduct
work soundly and ethically as set forth by the
Company’s Articles of Association, government
regulations and shareholders’ directives, consistent
both verbally and physically and upholding legitimacy
in achieving all objectives.
TRANSPARENT
To have complete disclosure in Company’s Policy,
Budget and Working Plan, and to have absolute
trust between the shareholders, board of directors,
board of commissioners, and employees.
SOUND
For the Company to conduct and retain all business
honorably without any monetary manipulation.
WORKING ETHICS
For the management and employees of the Company
to commit to:
• Uphold the Company’s reputation;
• Protect the Company’s confidentialities;
• Maintain and use the Company’s assets/properties
openly and appropriately;
• Administer and record the Company’s data, as well
as the financial report transparently and properly;
• Avoid personal conflict of interest with
the Company;
• Not misuse the position/function in the Company
for personal interest;
• Not signal any request and/or acceptance of
bribery, compensation, and souvenirs;
• Not use and/or bring or keep forbidden
drugs or alcoholic beverages within or outside
the Company areas;
• Not inflict any losses to the Company by
manipulating the Company’s assets/properties.
7LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
>RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN
HISTORICAL BACKGROUND
Membeli rumah akan melibatkan jumlah uang
yang tidak sedikit, oleh karenanya diperlukan Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) dengan masa angsuran yang
cukup panjang. Bagi perbankan, sumber dana yang
tersedia untuk membiayai KPR umumnya berjangka
pendek (tabungan, giro, deposito, dan sebagian dari
obligasi), sehingga menimbulkan maturity mismatch
(kesenjangan jangka waktu).
Masalah maturity mismatch ini, dialami hampir
oleh semua negara berkembang dan masing-
masing mencari solusi yang cocok dengan
kondisi negaranya.
Sejak tahun 1983, proses diskusi intensif tentang
pendirian lembaga pembiayaan sekunder perumahan
telah dilaksanakan diantara para pemangku
kepentingan industri pembiayaan perumahan.
Kemudian, dilanjutkan dengan serangkaian studi
kelayakan yang dipelopori oleh Pemerintah dalam hal
ini Departemen Keuangan, antara tahun 1993 hingga
semester pertama tahun 2005.
Melalui suatu rangkaian studi yang dilakukan sejak
tahun 1993 oleh kelompok kerja yang dibentuk
oleh Departemen Keuangan dan dibantu oleh
konsultan asing yang dibiayai oleh USAID melalui
Municipal Finance Project, maka pada tahun
1998, terbit Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 132/KMK.014/1998, yang membuka
peluang berdirinya lembaga pembiayaan sekunder
perumahan. Lembaga ini belum sempat berdiri karena
pada saat itu belum ada investor yang berminat.
Pemerintah tetap memberikan komitmennya terhadap
pembentukan lembaga tersebut dengan membentuk
kelompok kerja baru. Akhirnya, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 5/2005, tanggal 7
Februari 2005, tentang Penyertaan Modal Negara
Republik Indonesia serta Peraturan Presiden Republik
Indonesia No. 19/2005, tanggal 7 Februari 2005,
tentang Pembiayaan Sekunder Perumahan, akte
Notaris Imas Fatimah, SH, No. 59 yang telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal
30 Agustus 2005 No. 69 Tambahan No. 9263 maka
didirikanlah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)
pada 22 Juli 2005. Penyesuaian Anggaran Dasar
dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dilakukan pada 13 Agustus 2008
dengan akte No. 114 Notaris Sutjipto, SH, persetujuan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan tertanggal
Purchasing a house involves a considerable amount
of money, which is why the availability of mortgage
loans with a reasonable long-term period is required.
For banking institutions, available fund resources for
mortgage financing are generally short-term (saving
account, account receivables, time deposit, and partly
from bonds), which results in maturity mismatch.
The problem of maturity mismatch is experienced
in nearly all the developing countries, and each
country seeks for an appropriate solution that fits with
the local condition.
In 1983, rigorous discussions began among stakeholders
of the mortgage industry over the establishment of
secondary mortgage institution. This was subsequently
followed by a series of feasibility studies pioneered by
the Government, through the Department of Finance,
between 1993 to the first semester of 2005.
Through one particular series of studies carried out since
1993 by a working group established by the Ministry of
Finance and assisted by foreign consultants who were
sponsored by USAID in a Municipal Finance Project,
the Minister of Finance Decree No. 132/KMK. 014/1998
was issued eventually in 1998 and opened the way to
the establishment of a secondary mortgage institution.
Incidentally, there was no interest from investors at that
time, and thus, the idea was brought to a halt Nevertheless,
the Government continued in their commitment to the
establishment of the institution by establishing a new
working group. Finally, based on Government Regulation
of the Republic of Indonesia No. 5/2005, dated February 7,
2005 concerning Capital Participation of the Government
of Republic of Indonesia, and Presidential Regulation No.
19/2005, dated February 7, 2005 concerning Secondary
Mortgage Facilities, PT Sarana Multigriya Finansial
(Persero) (“SMF”) was established on July 22, 2005 by
means of Imas Fatimah Notarial Deed No. 59 and was
duly published in the State Gazette of the Republic of
Indonesia No. 69 dated August 30, 2005, Attachment
number 9263. Adjustment of the Company’s Articles of
Association pursuant to Act No. 4 0 year 2007 on Limited
Liability Company was rendered on August 13, 2008 by
the act of Notarial Deed Sutjipto, SH No. 114, followed by
the approval from the Minister of Law and Human Rights
of the Republic of Indonesia, based on Decision Letter
8
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
5 Desember 2008 No. AHU-94053.AH.01.02 Tahun 2008
dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tertanggal 3 Juli 2009 No. 53 Tambahan
No. 17294.
Pada 26 Januari 2008, diterbitkan Peraturan Presiden
Republik Indonesia No. 1/2008 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden No. 19/2005 tentang Pembiayaan
Sekunder Perumahan.
No. AHU 94053.AH.01.02 Year 2008, dated December
5, 2008 and announced in State Gazette of theRepublic of
Indonesia dated July 3, 2009 No. 53 Addendum No. 17294.
On January 26, 2008, Presidential Regulation of the
Republic of Indonesia No. 1/ 2008 on Alteration of the
Presidential Regulation No. 19/ 2005 on Secondary
Mortgage Facilities was issued.
>KEGIATAN POKOK PERSEROAN
MAIN ACTIVITIES
Perseroan ditugasi oleh Pemerintah untuk
mengupayakan tercapainya azas keterjangkauan
agar setiap anggota masyarakat memiliki rumah
yang layak. Keterjangkaun saat ini belum terwujud
karena tingginya harga rumah dan tingginya tingkat
bunga KPR. Kegiatan Perseroan, sesuai maksud dan
tujuan pendiriannya, berkaitan dengan tingginya
tingkat bunga KPR. Untuk itu Perseroan, sejak awal
pendiriannya, berperan sebagai fasilitator untuk
mengalirkan dana ke sektor pembiayaan perumahan
melalui berbagai jenis lembaga penyalur KPR.
Percepatan aliran dana ini dengan volume yang
semakin besar, akan membentuk mekanisme pasar
dan mekansime pasar yang semakin efisien secara
bertahap akan mendorong turunnya tingkat bunga
KPR sehingga terjangkau.
Kegiatan mengalirkan dana ini dilakukan dengan cara
menyediakan fasilitas pinjaman dengan sumber dana
dari penerbitan obligasi yang hanya dapat dilakukan
sampai dengan tahun 2018 serta memfasilitasi
transaksi sekuritisasi. Kedua model transaksi inilah yang
menjadi kegiatan pokok Perseroan. Dengan demikian,
kegiatan penyaluran pinjaman secara bertahap akan
berhenti dan secara bertahap pula Perseroan akan
lebih berperan sebagai guarantor. Pergeseran peran
dari l iquidity facility menjadi guarantor akan terjadi
melalui suatu proses evolusi.
The Company has been assigned by the Government
to undertake the establishment of the affordability
principle; so all citizens can own a home. Presently,
affordability is not a reality due to the high housing
price as well as the high rate of mortgage interest.
The Company’s activities, pursuant to the objectives
and goals of its establishment, are concerned with
the significant high rate of mortgage interest. For this
purpose, since its founding, the Company has been
taking the role of facilitator in moving funds to the home
financing sector through various types of mortgage
lenders. The faster flow of funds in bigger volume will
shape the market mechanism and progressively make
it become more efficient, which in turn will drive and
lower mortgage interest to an affordable level.
This flow of fund is conducted by providing loan facility
through funding raised from bond issuance, which is
valid until 2018, as well as facilitating securitization
transaction. These two forms of transaction are the core
activities of the Company. With this, loan-channeling
activities will eventually be terminated and the
Company will gradually take the role of a guarantor.
This role switch from liquidity facilitator into guarantor
will take place through an evolution process.
9LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
>PENCATATAN EFEK SECURITIES REGISTRAR
Dalam melaksanakan kegiatan pokok Perseroan
sebagaimana di atas, Perseroan telah melakukan
penerbitan obligasi untuk membiayai fasilitas
pinjaman dan memfasilitasi transaksi sekuritisasi
tagihan KPR BTN dengan penerbitan Efek Beragun
Aset (EBA) yang keduanya dicatatkan di Bursa Efek
Indonesia sebagai berikut:
• Obligasi SMF I tahun 2009 (SMFP01) diterbitkan pada
10 Juli 2009 dan l isting di Bursa Efek Indonesia pada
13 Juli 2009. Peringkat SMFP01 adalah AA(idn) dari PT
Fitch Ratings Indonesia, dengan total emisi sebesar
Rp 300.000.000.000,- (tiga ratus miliar Rupiah)
dan berjangka waktu 370 (tiga ratus tujuh puluh)
Hari Kalender sejak tanggal diterbitkan, dengan
bunga tetap sebesar 10,125%. Bunga obligasi
dibayarkan setiap triwulan takwim.
• Obligasi SMF II tahun 2009 (SMFP02) diterbitkan
pada 29 Desember 2009 dan l isting di Bursa Efek
Indonesia pada 30 Desember 2009. Peringkat SMFP02
adalah AA(idn) dari PT Fitch Ratings Indonesia,
dengan total emisi sebesar Rp 251.000.000.000,-
(dua ratus lima puluh satu miliar Rupiah) dan
berjangka waktu 370 (tiga ratus tujuh puluh) Hari
Kalender sejak tanggal diterbitkan, dengan bunga
tetap sebesar 9,50%. Bunga obligasi dibayarkan
setiap triwulan takwim.
• Efek Beragun Aset (EBA) KPR-BTN I 2009
kelas A diterbitkan pada 11 Februari 2009
dan l isting di Bursa Efek Indonesia pada
12 Februari 2009. Sebagai penerbit adalah
KIK-DSMF-I yang dibentuk berdasarkan
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset sesuai
ketentuan BAPEPAM dan LK IX K.1, dimana proses
pelaksanaan transaksinya dikoordinir oleh Perseroan.
EBA kelas A yang mendapatkan peringkat
Aaa.id dari Moody’s Indonesia, tingkat bunga
13,00% per tahun, dengan total emisi sebesar
Rp 100.000.000.000,- (seratus miliar Rupiah).
• Efek Beragun Aset (EBA) KPR-BTN II 2009 kelas A
diterbitkan pada 10 November 2009 dan l isting
di Bursa Efek Indonesia pada 11 November 2009.
Sebagai penerbit adalah KIK-DSMF-II yang
dibentuk berdasarkan Kontrak Investasi Kolektif
Efek Beragun Aset sesuai ketentuan BAPEPAM
dan LK IX K.1, dimana proses pelaksanaan
transaksinya dikoordinir oleh Perseroan. EBA kelas A
yang mendapatkan peringkat Aaa.id dari
PT Pemeringkat Efek Indonesia, tingkat bunga
11,00% per tahun, dengan total emisi sebesar
Rp 360.000.000.000,- (tiga ratus enam puluh
miliar Rupiah).
In carrying out the main activities of the Company,
theCompany has issued some bond financing loan
facility, as well as facilitated securitization transaction
of KPR BTN receivables with the issuance of Asset
Backed Securities, which were listed at the Indonesian
Stock Exchange as follows:
• SMF I Year 2009 (SMFP 01) bond was issued on July
10, 2009 and listed in the Indonesian Stock Exchange
on July 13, 2009.The SMFP 01 was rated by PT Fitch
Ratings Indonesia AA (idn), with a total emission of
Rp300,000,000,000(three hundred billion Rupiah),
which matures in 370 (three hundred seventy)
Calendar Days, with a fixed interest rate of 10.125%.
The coupon is paid quarterly.
• SMF II Year 2009 (SMFP 02) Bond was issued
onDecember 29,2009 and listed in the Indonesian
Stock Exchange on December 30, 2009. The SMFP
0 2 rating from PT Fitch Ratings Indonesia was AA
(idn), with a total emission of Rp251,000,000,000(two
hundred fifty billion Rupiah), with maturity in 370 (three
hundred seventy) Calendar Days, with a fixed interest
rate of 10.125%. The coupon is paid quarterly.
• Asset Back Securities of KPR-BTN I 2009 A Class
was issued on February 11, 2009 and listed in the
Indonesian Stock Exchange on February 12, 2009.
Issuer of the securities has KIK-DSMF-I that was
established in the framework of Asset Back Securities
Collective Investment Contractual Agreement,
based on BAPEPAM regulation No. LK IX K.1, in
where the execution process was coordinated
by the Company. EBA A Class obtained Aaa.id
rating from Moody’s Indonesia, offering interest
rate of 13.00% per annum, with a total emission of
Rp100,000,000,000 (one hundred billion Rupiah).
• Asset Back Securities of KPR-BTN II 2009 A Class
was issued on November 10,2009 and listed at
the Indonesian Stock Exchange on November
11,2009. Issuer of the securities has KIK-DSMF-
II that was established in the framework of Asset
Back Securities Collective Investment Contractual
Agreement, based on BAPEPAM regulation No.
LK IX K.1, in where the execution process was
coordinated by the Company. EBA A Class
obtained Aaa.id rating from PT Pemeringkat Efek
Indonesia, offering interest rate of 11.00% per
annum, with a total emission of Rp360,000,000,000
(three hundred sixty bill ion Rupiah).
10
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
>LEMBAGA PEMERINGKAT & PROFESI PENUNJANG
RATING AGENCY & SUPPORTING INSTITUTIONS
Dalam penawaran umum penerbitan obligasi di
tahun 2009, Perseroan menggunakan jasa Lembaga
dan Profesi Penunjang Pasar Modal sebagai berikut:
In the public offering for bonds issuance, the Company
engaged services from the following Capital Market
Supporting Professions and Institutions:
Nama PerusahaanCompany’s Name
AlamatAddress
Bidang UsahaLine of Business
Riza, Wahono & Rekan (Clarkson Hyde International)
Jl. Anggrek Rosalina III Blok H / 24, Slipi, Jakarta Barat
Akuntan Publik Public Accountant
Warens & Partners Law Firm Jl. Sisingamangaraja No. 63, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Konsultan Hukum Law Consultant
PT Bank Permata Tbk PermataBank Tower I, Lantai 14, Jl. Jend. Sudirman Kav. 27, Jakarta Selatan
Wali Amanat Board of Trustee
Poerbaningsih Adi Warsito, SH Jl. Panglima Polim V / 11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Notaris Notary
PT Fitch Ratings Indonesia Plaza DM 24 / Fl, Suite 2406, Jl. Jend. Sudirman Kav. 25, Jakarta 12920
Lembaga Pemeringkat Rating Agency
11LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
DIREKTUR UTAMAPRESIDENT DIRECTOR
KOMITE AUDITAUDIT COMMITTEE
AUDIT INTERNALINTERNAL AUDIT
SEKRETARIS PERUSAHAAN
CORPORATE SECRETARY
DIREKTURDIRECTOR
DIREKTURDIRECTOR
KOMITE COMMITTEE:- MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT
- AKTIVA & KEWAJIBAN ASSET & LIABILITY
- PENGEMBANGAN BISNIS BUSINESS DEVELOPMENT
- KREDIT CREDIT
DEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS
>STRUKTUR ORGANISASI
ORGANIZATIONAL STRUCTURE
STRUKTUR ORGANISASI PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO):
ORGANIzATIONAL STRUCTURE OF PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO):
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
GMS
BISNISBUSINESS
MANAJEMEN RISIKORISK MANAGEMENT
RISET & PENGEMBANGAN
RESEARCH & DEVELOPMENT
KEPATUHANCOMPLIANCE
KEUANGAN & AKUNTING
FINANCE & ACCOUNTING
TEKNOLOGI INFORMASI
INFORMATION TECHNOLOGY
SUMBER DAYA MANUSIAHUMAN RESOURCES
Keterangan Description:
Garis Supervisi Supervision Line
Garis Koordinasi Coordination Line
12
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
>BIDANG USAHA LINE OF BUSINESS
Lembaga Penyalur KPRMortgage Lenders
InvestorInvestors
Mengurangi maturity mismatchImproving maturity mismatch
Alternatif produk investasiAlternative investment product
Meningkatkan kemampuan mengelola posisi aset dan kewajibanEnhancing assets and liabilities management
Merupakan instrumen investasi yang dapat diperdagangkanMarketable investment product
Ketersediaan dana jangka menengah / panjang secara berkesinambunganEnsuring sustainable medium/long-term source of funds
Instrumen investasi yang berkualitas dan memiliki risiko yang rendahGuaranteed investment product
Lembaga Pembiayaan yang khusus bergerak di
bidang Pembiayaan Sekunder Perumahan.
KEGIATAN UTAMA
• Penyaluran Pinjaman
Perseroan menyalurkan pinjaman kepada lembaga
penyalur KPR yang membutuhkan likuiditas,
sebagai pengganti (refinance) atas portofolio
KPR yang telah disalurkan terlebih dahulu oleh
lembaga tersebut, dengan jaminan hak tagih KPR
dan recourse. Perseroan menyediakan dana untuk
memfasilitasi pinjaman dengan menerbitkan surat
utang dan atau obligasi.
• Program Sekuritisasi
Bagi lembaga penyalur KPR yang ingin memperbaiki
struktur permodalannya, Perseroan menyediakan
model transaksi sekuritisasi. Transaksi sekuritisasi
ini dilakukan dengan cara mengkonversi aset
berupa hak tagih KPR yang tidak likuid, menjadi
surat berharga (Efek) yang likuid sehingga dapat
diperdagangkan di pasar modal. Efek tersebut,
yang tergolong sebagai surat utang*) disebut Efek
Beragun Aset KPR (EBA) atau Mortgage-Backed
Securities (MBS).
Manfaat transaksi sekuritisasi bagi lembaga
penyalur KPR dan investor:
KEGIATAN PENDUKUNG
• Pendidikan dan pelatihan kepada personil lembaga
penyalur KPR.
• Menyediakan pedoman standar dokumen KPR
sebagai rujukan bagi lembaga penyalur KPR
dalam melakukan proses pengelolaan KPR yang
baik dan benar.
• Sosialisasi dan komunikasi publik, untuk membangun
awareness atas peran dan program Perseroan
serta pasar pembiayaan sekunder perumahan
secara umum.
A Financial Institution that operates exclusively in the
Secondary Mortgage Financing.
MAIN ACTIvITIES
• Lending Program
The Company disburses loans to mortgage lenders
in need of liquidity, as refinancing on disbursed
mortgage portfolios, collateralized by mortgage
receivables and alternative rights. The Company
provides loan facility by issuing debt notes and/or
bonds.
• Securitization program
For mortgage lenders that need capital
improvement, the Company provides securitization
services. This securitization process converts
mortgage receivables that are not liquid to
securities that can be traded in the capital market.
This security is categorized as debt paper and is
well known as MBS (Mortgage Back Securities).
Benefits of securitization transaction for mortgage
lenders and investors:
SUPPORTING ACTIvITIES
• Educating and Training mortgage lenders
personnels.
• Providing Mortgage Guideline and Standardized
Mortgage Documentation, for mortgage lenders to
adequately manage mortgage loan.
• Socialization and Public Communications, for
developing public awareness of Company’s roles
and programs as well as secondary mortgage
market in general.
*) Residential mortgage-backed securities (RMBS) are a type of bond commonly issued in American security markets. They are a type of Mortgage-backed security which
are backed by mortgages on residential rather than commercial real estate. (www.wikipedia.org). Mortgage-backed securities: a bond or other financial obligation
secured by a pool of mortgage loans. (Friedman, Jack P., Harris, jack C., Linderman, J. Bruce: Dictionary of Real estate Terms, 2004.)
13LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
• Menyediakan booklet yang berisi informasi
yang lengkap dan pemahaman tentang seluk-
beluk KPR.
KARYAWAN
Sejalan dengan proses evolusi peran Perseroan, maka
Perseroan memiliki kebijakan bahwa setiap saat
jumlah karyawan tidak melebihi jumlah karyawan
yang diperlukan dikemudian hari ketika Perseroan
berperan sebagai guarantor.
Untuk mendukung kegiatan Perseroan, kebutuhan
tenaga kerja yang sifatnya jangka pendek,
dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja
magang atau kontrak, sedangkan kebutuhan tenaga
ahli untuk pekerjaan tertentu, dipenuhi dengan
menunjuk konsultan.
Dalam upaya pembinaan karyawan, selama tahun
2009 berbagai kegiatan pelatihan telah dilakukan
seperti pendidikan di bidang Risk Management,
Information Technology, Islamic Finance, Human
Resources Development, Hukum, Filing System,
dan Sekuritisasi dan Keuangan serta Achievement
Motivation Training. Perseroan mewajibkan seluruh
karyawan mengikuti Ujian Sertifikasi Manajemen
Risiko yang diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi
Manajemen Risiko (BSMR). Pada tahun 2009, 22
karyawan mengikuti ujian dimaksud dengan hasil
baik. Perseroan juga telah mengikutsertakan 2 orang
karyawan pada program Certified Mortgage Servicing
(CMS) yang diselenggarakan oleh Mortgage Bankers
Association of America.
Dalam hal sistem penggajian, manajemen senantiasa
memperhatikan kesejahteraan karyawan dalam
rangka meningkatkan motivasi dan produktifitas
pegawai. Disamping itu, Perseroan juga memberikan
perhatian yang besar terhadap kesejahteraan
pegawai melalui pengadaan berbagai
fasilitas seperti:
- Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek);
- Pinjaman karyawan (perumahan, mobil dan
darurat);
- Kesehatan (rawat jalan reimburseable sebesar 80%
oleh Perseroan dan rawat inap diasuransikan pada
Asuransi Manulife);
- Pensiun (dikelola sendiri oleh Perseroan);
- Tunjangan Hari Raya;
- Tunjangan Cuti Tahunan;
• Providing booklets containing comprehensive
information and knowledge about mortgage.
HUMAN RESOURCES
In alignment to the evolution process of the
Company’s role, the Company concurs that at any
one time, the total number of employee will not
exceed the required amount for the period that the
Company acts as a guarantor.
In supporting Company’s activities, the needs for
short term work force are provided through internship
program and short term employment personnel,
whereas experts are provided through consultants.
In 2009, personnel development efforts were done
through numerous education/training activities in the
field of Risk Management, Information Technology,
Islamic Finance, Human Resources Development,
Legal, Filing System, Securitization and Finance as
well as Achievement Motivation Training. Staff was
mandated to take risk management certification
held by BSMR. In 2009, 22 employees were certified
satisfactorily, and 2 of them participated in certified
mortgage servicing program held by US-Mortgage
Bankers Association.
With regard to remuneration system, the management
gives attention to employees’ welfare to improve
motivation and productivity. The Company also
provides facilities for the employees such as
- Employment security insurance from Jamsostek;
- Staff loan (for housing, car and emergency needs);
- Health allowance ( 80% reimbursable, 100% insured
by Manulife Insurance);
- Pension program (managed solely by the Company);
- Holiday Benefits;
- Annual Leave Benefits;
14
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Disamping itu, Perseroan juga memberikan
tunjangan yang melekat pada jabatan dan prestasi
kerja seperti:
- Tunjangan Jabatan;
- Tunjangan Berjangka Perumahan (TBP).
Hingga 31 Desember 2009, Perseroan memiliki sumber
daya manusia sejumlah 27 orang karyawan yang terdiri
dari berbagai tingkat pendidikan dan keahlian.
Komposisi pegawai Perseroan menurut jenjang
pendidikan, manajemen, dan usia adalah
sebagai berikut:
Furthermore, the Company also provides functional
benefits depending on positions, such as:
- Functional Allowance;
- Long-term Housing Allowance.
At the end of December 31, 2009, the Company’s human
resources were at a total of 27 personnels, consisting
of various educational levels and expertise.
Employees’ composition based on educational level,
management and age are as follows:
Tingkat PendidikanEducational Level
31 Desember 31 December
2006 2007 2008 2009
Jumlah OrangTotal
People
%
Jumlah OrangTotal
People
%
Jumlah OrangTotal
People
%
Jumlah OrangTotal
People
%
Master / S2Master
6 28,57 5 22,73 3 11,54 5 18,52
Sarjana / S1Graduate
10 47,62 11 50,00 17 62,96 17 62,96
Sarjana Muda / D3Under graduate
3 14,29 5 22,73 5 18,52 4 14,81
SMUSenior High School
2 9,52 1 4,55 2 7,41 1 3,70
JumlahTotal
21 100,00 22 100,00 27 100,00 27 100,00
MENURUT JENJANG PENDIDIKAN
COMPOSITION BASED ON EDUCATIONAL LEvEL
Tingkat UsiaAge Group
31 Desember 31 December
2006 2007 2008 2009
Jumlah OrangTotal
People
%
Jumlah OrangTotal
People
%
Jumlah OrangTotal
People
%
Jumlah OrangTotal
People
%
> 55 Tahun Year 0 0,00 0 0,00 0 3,70 1 3,70
51 - 55 Tahun Year 2 9,52 2 9,09 2 7,41 1 3,70
46 - 50 Tahun Year 1 4,76 3 13,64 4 14,81 4 14,81
41 - 45 Tahun Year 6 28,57 4 18,18 5 18,52 5 18,52
36 - 40 Tahun Year 2 9,52 4 18,18 3 11,11 3 11,11
31 - 35 Tahun Year 2 9,52 4 18,18 5 18,52 5 18,52
24 - 30 Tahun Year 8 38,10 5 22,73 8 29,63 8 29,63
JumlahTotal
21 100,00 22 100,00 27 100,00 27 100,00
MENURUT JENJANG USIA
COMPOSITION BASED ON AGE GROUP
15LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
KeteranganDescription
Nilai Nominal Rp 1.000.000,- per sahamNominal value Rp 1,000,000 per share
Persentase [%]
Percentage [%]Jumlah SahamTotal share
Jumlah Nilai Nominal [Rp]
Total Nominal value
Modal DasarCapital Stock
4.000.000 4.000.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Negara Republik Indonesia
Deposit and Paid Up Capital State Republic of Indonesia
1.000.000 1.000.000.000.000 100,00
Saham dalam PortepelShare in Portfolio
3.000.000 3.000.000.000.000
PEMEGANG SAHAM
Seluruh saham Perseroan dimiliki oleh Pemerintah
Republik Indonesia sebagai berikut:
SHAREHOLDERS
The whole shares of the Company are owned by the
Government of the Republic of Indonesia:
Tingkat JabatanFunctional Level
31 Desember 31 December
2006 2007 2008 2009
Jumlah OrangTotal
People
%
Jumlah OrangTotal
People
%
Jumlah OrangTotal
People
%
Jumlah OrangTotal
People
%
Deputy General Manager
1 4,76 0 0,00 1 3,70 3 11,11
Senior Manager 1 4,76 2 9,09 2 7,41 0 0,00
Manager 1 4,76 1 4,55 1 3,70 3 11,11
Senior Assistant Manager
2 9,52 4 18,18 3 11,11 3 11,11
Assistant Manager
2 9,52 4 18,18 4 14,81 3 11,11
Official Assistant 3 14,29 3 13,64 4 14,81 3 11,11
Senior Staff 2 9,52 2 9,09 1 3,70 2 7,41
Staff 5 23,81 4 18,18 6 22,22 5 18,52
Junior Staff 4 19,05 2 9,09 5 18,52 5 18,52
JumlahTotal
21 100,00 22 100,00 27 100,00 27 100,00
MENURUT JENJANG MANAJEMEN
COMPOSITION BASED ON MANAGERIAL FUNCTION
16
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Peristiwa Penting 2009 2009 events highLight
JANUARI JANUARY
7 Penandatanganan Perjanjian Pendukung Kredit antara Perseroan dengan Manajer Investasi dan Bank
Kustodian sebagai pihak yang mewakili KIK-EBA dalam rangka transaksi sekuritisasi perdana.
The signing of Supporting Loan Agreement between the Company and Investment Manager and
Custodian Bank as representative of KIK-EBA for the first Indonesian securitization transaction.
13 & 20 Workshop berkaitan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008 tentang Investasi
Dana Pensiun, bekerja sama dengan dengan Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia dan Asosiasi Dana
Pensiun Indonesia.
Workshop on the Minister of Finance Regulation Number 199/PMK.010/2008 on Pension Fund Investment,
in cooperation with the Indonesian Actuary Consultants Association and Indonesian Pension Fund
Association.
29 Diterbitkan pernyataan efektif pendaftaran KIK EBA DSMF–I KPR BTN oleh BAPEPAM-LK.
Official issuance on effective letter of KIK EBA DSMF-I KPR BTN by BAPEPAM-LK.
30[JAN] - 6 [FEB]
Penawaran umum produk EBA DSMF-I KPR BTN.
Public offering of EBA DSMF-I KPR BTN product.
FEBRUARI FEBRUARY
3 Product launching KIK EBA DSMF-I KPR BTN di Gedung Dhanapala, Departemen Keuangan.
Product launching of KIK EBA DSMF-I KPR BTN at Dhanapala Building, Ministry of Finance.
12 Pencatatan KIK EBA DSMF-I KPR BTN di bursa, bertempat di Bursa Efek Indonesia.
KIK EBA DSMF-I KPR BTN is listed at the Indonesian Stock Exchange.
24 Sosialisasi untuk pengurus Dana Pensiun berkaitan dengan produk EBA dan sekuritisasi KPR.
Socialization for Pension Fund management concerning EBA product and KPR securitization.
17LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
MARET MARCH
23 – 24 Bekerjasama dengan Vinod Kothari, International Specialist Structured Finance and Securitization,
menyelenggarakan workshop yang bertajuk “Securitization of Residential of Mortgage Loans”.
Workshop on “Securitization of Residential of Mortgage Loans”, in cooperation with Vinod Kothari,
International Specialist on Structured Finance and Securitization.
MEI MAY
8 Pendaftaran penerbitan obligasi perdana SMF I 2009.
Official registration of SMF I 2009, the first Company’s bond.
26 Penandatanganan Perjanjian Penerbitan Obligasi SMF I Tahun 2009.
Signing Agreement for Bond Issuance of SMF I Year 2009.
JUNI JUNE
3 Penawaran umum Obligasi SMF I Tahun 2009.
Public offering of SMF I Year 2009 Bond.
JULI JULY
10 Sosialisasi Term Purchase Program (TPP) kepada Bank Indonesia serta beberapa bank penyalur KPR.
Socialization of Term Purchase Program (TPP) to Bank Indonesia and several other mortgage bank.
10 Obligasi SMF I 2009 didistribusikan secara elektronik kepada pemegang obligasi.
SMF I 2009 Bond was electronicly distributed to bond holders.
22 Perseroan dan Bank BNI Syariah menandatangani Perjanjian Pembiayaan untuk refinancing
Pembiayaan Pemilikan Rumah.
The Company and Bank BNI Syariah signing of Financing Agreement for the refinancing of
Mortgage Loans.
22 PT Pefindo mengeluarkan Sertifikat Pemeringkatan atas EBA DSMF-I KPR BTN Kelas A, dimana peringkat
yang diberikan adalah idAAA untuk periode 22 Juli 2009 – 1 Agustus 2010.
PT Pefindo publishes Rating Certification on EBA DSMF-I KPR BTN A Class with idAAA rating for the period
of 22 July 2009 – 1 August 2010.
18
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
AGUSTUS AUGUST
6 Sosialisasi Standar Dokumen KPR serta pengenalan Term Purchase Program dalam acara sosialisasi KPR
BPD yang diselenggarakan Asosiasi Bank Daerah.
Socialization of Mortgage Document Standard and introduction of Term Purchase Program in KPR BPD
socialization program held by Association of Regional Banks.
6 Dilaksanakan fil l ing pertama EBA DSMF-II-KPR BTN kepada Bapepam-LK.
Official first filling of EBA DSMF-II-KPR BTN to Bapepam-LK.
6 Sosialisasi dan edukasi untuk investor dan issuer bertema “KIK- EBA Forum 2009: Addresing Key
Considertaion of Issuers and Investors”.
Socialization and education for investors and issuers, bearing the theme of “KIK- EBA Forum 2009:
Addressing Key Consideration of Issuers and Investors”.
26 “Investor Gathering Sekuritisasi Aset KPR BTN”.
”Investor Gathering on KPR BTN Asset Securization”.
SEPTEMBER SEPTEMBER
8 Public expose EBA DSMF-II KPR BTN.
Public expose of EBA DSMF-II KPR BTN.
10 Workshop Pedoman Standar Dokumen KPR dengan Bhakti Finance.
Workshop on KPR Document Standard Manuals with Bhakti Finance.
17 Bursa Efek Indonesia menyetujui pencatatan EBA DSMF-II dan diikuti dengan penandatanganan
Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek Beragun Aset.
The Indonesian Stock Exchange approval of the listing of EBA DSMF-II and followed by signing on Initial
Agreement on Asset Back Securities Listing.
30 Penandatangan kerjasama penempatan dana untuk membiayai penyaluran KPR bersubsidi dengan
BPR Syariah Sragen.
The signing of agreement on fund placement to finance subsidized mortgage lending with BPR
Syariah Sragen.
19LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
OKTOBER OCTOBER
12 - 14 Diselenggarakan Program Training “The Essentials of Residential Mortgage Banking Best Practices”
di Bandung.
Training Program on “The Essentials of Residential Mortgage Banking Best Practices” in Bandung.
16 PT Pefindo menerbitkan sertifikat pemeringkatan atas EBA DSMF-II Kelas A yang menetapkan peringkat
idAAA untuk periode 16 Oktober 2009 – 1 November 2010.
PT Pefindo issues rating certification on EBA DSMF-II A Class, which defines idAAA rating for the period
of 16 October 2009 – 1 November 2010.
17 Dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat tentang program perumahan untuk rakyat, Perseroan
bekerjasama dengan Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan Radio Republik
Indonesia (RRI) menyelenggarakan Pagelaran Wayang Kulit dengan cerita “Sejatine Drupadi”.
For the purpose of socialization on housing program for the people, the Company in cooperation with
the State Ministry of Housing and Radio Republik Indonesia (RRI) held Puppet Shadow Performance on
“Sejatine Drupadi”.
NOvEMBER NOvEMBER
5 Penandatanganan Akad Pembiayaan Syariah dengan PT Bank Tabungan Negara.
Signing on Sharia Financing Agreement with PT Bank Tabungan Negara.
5 - 6 Penawaran umum EBA DSMF-II KPR BTN Kelas A kepada investor.
Public Offering of EBA DSMF-II KPR BTN A Class to investors.
10 Penandatanganan Akta Cessie EBA DSMF-II dengan PT Bank Tabungan Negara.
Signing of EBA DSMF-II Cessie Act with PT Bank Tabungan Negara.
11 Pencatatan di bursa (l isting) EBA DSMF-II KPR BTN.
Listing of EBA DSMF-II KPR BTN.
DESEMBER DECEMBER
7 – 9 Perseroan menyelenggarakan training “The Essential of Residential Mortgage Banking Best Practice”
untuk karyawan lembaga penyalur KPR di Jakarta.
A Company-held training on “The Essential of Residential Mortgage Banking Best Practice” for employees
of KPR lending institutions in Jakarta.
30 Pencatatan (l isting) Obligasi SMFP02 2009 di Bursa Efek Indonesia.
Listing of SMFP02 2009 Bond at the Indonesian Stock Exchange.
20
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
saMButan kOMisaris utaMa FOrewOrD FrOM PresiDent COMMissiOner
“Business News” edisi 26 Maret 2010 menyatakan
bahwa selama tahun 2009, terjadi kecenderungan
kenaikan kredit bermasalah (non-performing loan/
NPL) di sektor penyaluran Kredit Pemilikan Rumah
(KPR). Berdasarkan data Bank Indonesia, NPL KPR
untuk rumah tipe 70 ke atas mencapai 2,37%, naik
dibandingkan dengan akhir tahun 2008 yang sebesar
2,13%. Adapun NPL KPR tipe 70 ke bawah cenderung
tetap, yakni sebesar 2,9%. Apalagi KPR diperkirakan
bakal meningkat tahun 2010 seiring membaiknya
perekonomian dan daya beli masyarakat, berpotensi
meningkatkan NPL. Ini yang harus diwaspadai oleh
lembaga penyalur KPR dan Perseroan.
Meskipun demikian, di tahun 2009 inilah Perseroan
berhasil memfasilitasi terjadinya aliran dana dari pasar
modal ke sektor perumahan dengan menyelesaikan
sekuritisasi KPR Bank Tabungan Negara sebesar
Rp502 miliar dan sampai dengan akhir tahun 2009
telah menyalurkan pinjaman/refinancing kepada
tujuh lembaga penyalur KPR dengan total nilai
Rp940 miliar yang didanai oleh dua kali penerbitan
obligasi. Atas nama dewan komisaris, saya ucapkan
selamat kepada direksi dan segenap karyawan
Perseroan karena “pecahnya telur” sekuritisasi yang
dinanti-nanti ini.
Buku Perseroan, berdasar “Laporan Auditor
Independen dan Laporan Keuangan” nomor 001/
RWR-RI/GA-LKSMF2/I/10 tanggal 22 Januari 2010,
yang dibuat oleh kantor akuntan publik Riza, Wahono
& Rekan dinyatakan wajar tanpa pengecualian. Aset
Perseroan bertambah Rp575 miliar (45%) menjadi
Rp1.927 miliar dari Rp1.268 miliar pada tahun lalu,
ekuitas naik Rp94 miliar (7%) menjadi Rp1.352 miliar
dari Rp1.258 miliar, untuk periode ini. Semua angka
tersebut berada di atas RKAP tahun 2009. Di tahun
yang dilaporkan ini, Perseroan juga telah membeli
gedung untuk kantor tetap di Jalan Panglima
Polim I/1, Jakarta Selatan. Diharapkan SMF pindah
bulan Juli 2010.
“Business News” on March 26, 2010 stated that in
2009, there was an increase of non-performing loans
in mortgage sector. Bank of Indonesia had data
declaring that non-performing mortgage loans for
house type-70 and above increased to 2.37%, a rise
when compared to 2.13% at the end of 2008. Non
performing mortgage loan for house type under 70, on
the other hand, stayed at around 2.9%. As mortgage
was estimated to rise in 2010 in line with the growing
economic and purchasing power of the people, non
performing loans wouldl also increase as well. These
were the important factors to be observed carefully by
the company and the rest of the mortgage lenders.
Yet in 2009, the Company successfully facilitated
theflow of fund from capital market to housing sector
by carrying out Bank Tabungan Negara mortgage
backed securities of Rp502 billion and channeling a
total of Rp940 billion refinancing to seven mortgage
lenders, financed by two bond issuances. On behalf of
the Board of Commissioners, I congratulate the Board
of Directors and all employees who worked together
to close the long awaited securitization.
The “Independent Auditor Report and Financial
Report” of the Corporation no 001/RWR-RI/GA-
LKSMF2/I/10 dated January 22, 2010, issued by Riza,
Wahono & Associate public accountant office has
provided a definitive opinion that Company’s asset
has increased by Rp575 billion (45%) to Rp1.927 billion
from last year’s position of Rp1.268 billion, for this
period, equity also rose by Rp94 billion (7%) to Rp1.352
billion from Rp1.258 billion.This exceeded above the
Corporate Budget for 2009. Additionally, in the same
year, the Company purchased an office premise at
Panglima Polim I/1, South Jakarta and is expected to
move in July 2010.
21LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
Perseroan mencatat pula persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham atas pengunduran diri Saudara
Paulus Nurwadono yang digantikan oleh Saudara
Yudhi Ismail, sebagai direktur Perseroan.
Dewan komisaris dan direksi, sesuai fungsi dan peran
masing-masing (makin) dituntut untuk sigap, cerdas
namun arif bijaksana dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya. Mudah-mudahan itu terwujud
dengan mengamalkan falsafah dan anggaran dasar
Perseroan serta good corporate governance. Amin ya
Rabbal Alamin.
Dengan dukungan pemegang saham, staf yang
profesional, loyal dan berintegritas serta mengambil
hikmah dari hari kemarin, saya yakin Perseroan akan
semakin dekat ke maksud dan tujuannya yaitu “make
affordable home possible”. Insya Allah.
The Company also witnessed the decision at the
Shareholders General Meeting on the resignation of
Paulus Nurwadono, who has been replaced by Yudhi
Ismail as Director.
Accordingly, the Board of commissioners and directors
will continue to face mounting challenges, which not
only require vigilance and ingenuity but also wisdom
in performing their roles and authorities. Hopefuly this
will be achieved by implementing the Company’s
philosophy and standard code of conducts, along
with good corporate governance. Amen.
With the support from shareholders and staff who are
professional, loyal, and sincere, and equipped with
valuable insight from past experiences, I am certain
that the Company is moving forward to achieve its
targets and objectives: “making affordable homes
possible”. God is willing.
Jugia Wahab
Komisaris Utama
President Commissioner
22
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
LaPOran Dewan kOMisaris rePOrt FrOM the BOarD OF COMMissiOners
Dewan Komisaris PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)
berkomitmen untuk melaksanakan fungsi pengawasan
Perseroan secara proaktif, mulai dari proses perumusan
rencana kerja dan anggaran Perseroan (RKAP) dan
rencana-rencana strategik lainnya, implementasi
pelaksanaan bisnis Perseroan, pemantauan kinerja,
penerapan manajemen risiko yang sehat, dan prinsip
tata-kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance/GCG). Dalam melaksanakan fungsi
pengawasan selama tahun 2009, Dewan Komisaris telah
berinteraksi secara aktif dengan Direksi melalui rapat-
rapat Dewan Komisaris dimana Direksi diundang, yaitu
rapat-rapat rutin dengan agenda pembahasan antara
lain kinerja bulanan Direksi, RKAP yang diusulkan Direksi,
dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi, serta
rapat-rapat non-rutin yang berkaitan dengan kegiatan
Perseroan seperti pengadaan gedung kantor dan
penunjukan kantor akuntan publik, serta pembahasan
kondisi terkini Perseroan. Dari hasil rapat-rapat tersebut,
Dewan Komisaris telah memberikan pendapat dan
nasehat kepada Direksi dalam melaksanakan kegiatan
serta memberikan pendapat dan saran kepada Rapat
Umum Pemegang Saham. Dalam menjalankan fungsi
pengawasan tersebut, Dewan Komisaris dibantu oleh
Komite Audit, yang berfungsi secara efektif dengan
menyampaikan laporan dan rekomendasi hasil telaah
komite kepada Dewan Komisaris atas hal-hal yang perlu
menjadi perhatian Dewan Komisaris. Hasil telaah komite
tersebut kemudian disampaikan secara periodik kepada
Direksi untuk ditindaklanjuti.
Berdasarkan pelaksanaan fungsi pengawasan
tersebut, Dewan Komisaris berpendapat bahwa
selama periode tahun 2009 Direksi telah berupaya
sebaik-baiknya dalam merealisasikan rencana bisnis
Perseroan yang telah ditetapkan, baik dalam bidang
keuangan maupun dalam bidang teknis operasional.
Di samping itu, Perseroan telah menerapkan GCG,
memiliki sistem pengendalian intern yang cukup, dan
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) yang telah berjalan
efektif dan independen.
Upaya Direksi dalam melaksanakan misi Perseroan
berupa pengembangan sistem pembiayaan sekunder
perumahan yang dapat meningkatkan tersedianya
sumber dana jangka menengah/panjang untuk sektor
The Commiss ioner Board of PT SMF commits to
supervise al l functions proactively, starting from
formulating activity plans, budgeting, implementing
other strategic plans and the Company’s businesses,
monitoring performances, employing sound risk
management, and administering good corporate
governance. In conducting their supervis ion in 2009,
the Board of Commiss ioners actively interacted
with Directors through monthly board meetings,
where Directors were invited to discuss the monthly
performance, recommend plans & budget, prepare
annual report and also non-periodic meetings
regarding the company’s activit ies, such as bui lding
procurement, appointing public accountant,
and discuss ing current s ituation in the Company.
From these meetings, BOC was able to provide
opinions and advice to the Directors to conduct
the activit ies and suggest recommendations to
GMS. In their supervis ion, BOC was ass isted by an
audit committee whose main function was to report
and recommend assessments to BOC on important
aspects that needed attention. The assessment
was then submitted periodicly to the Directors for
fol low ups.
Based on the above supervis ing activities, BOC
has concluded that in 2009, the Board of Directors
has given their best effort in realizing the agreed
Corporate business plan-both in the areas of
finance and technical operational matters.
Also, the Company has successfully executed
sufficient internal control system and effective and
independent Internal Audit Unit.
Efforts given by the Board of Directors in applying
the Corporate mission to develop secondary
mortgage finance system to provide mid/long term
financial resources for housing sectors have been
accomplished successfully. This was evident from
the implementation of securitization in the form of
security-backed assets and the introduction of the
23LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
perumahan, telah berhasil cukup baik. Hal tersebut
tercermin dari mulai terlaksananya sekuritisasi dalam
bentuk EBA dan diperkenalkannya fungsi Perseroan
sebagai penjamin (guarantor) dalam penerbitan EBA
tersebut. Secara bertahap fungsi guarantor ini akan
menggantikan fungsi liquidity facility dari Perseroan.
Di samping itu, dalam upaya kerjasama penyaluran
pinjaman Perseroan telah memperkenalkan Term
Purchase Program. Upaya-upaya tersebut pada
gilirannya akan menurunkan tingkat suku bunga kredit
pemilikan rumah (KPR) dan memungkinkan kepemilikan
rumah menjadi terjangkau bagi setiap keluarga
Indonesia, sehingga mendukung program pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
kepemilikan perumahan. Sesuai realisasi rencana bisnis
Perseroan Tahun 2009, Perseroan telah mencapai
sebagian besar target utama yang ditetapkan, antara
lain realisasi total aset sebesar Rp1,927,471,196,729.- atau
112.76% dari RKAP tahun 2009, dengan memperoleh
laba bersih sebesar Rp93,448,733,535.- atau 223.37% dari
RKAP tahun 2009, sehingga ekuitas Perseroan meningkat
menjadi sebesar Rp1,351,582,241,937.- Dengan
terlampauinya target RKAP tahun 2009, Perseroan telah
menunjukkan kinerja keuangan yang bagus.
Di samping keberhasilan tersebut, Direksi masih perlu
memberikan perhatian lebih terhadap proses penerbitan
obligasi dan waktu memberikan pinjaman/refinancing
kepada lembaga-lembaga penyalur KPR agar sumber
dana dari penerbitan obligasi dan pengalokasiannya
dalam bentuk pinjaman jangan sampai menimbulkan
”negative spread”.
PENDAPAT MENGENAI UPAYA MEMPERBAIKI KINERJA PERSEROAN
Dalam rangka mendukung pertumbuhan yang
berkelanjutan (sustainable growth), meningkatkan misi
Perseroan di bidang pembiayaan sekunder perumahan,
serta mempertahankan kondisi Perseroan agar tetap
sehat, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan sekaligus
pemeliharaan kinerja Perseroan yang mencakup faktor-
faktor sebagai berikut:
a. Permodalan Perseroan harus mampu mendukung
rencana ekspansi bisnis dan pertumbuhan yang ingin
dicapai, sehubungan dengan rencana penambahan
modal oleh Pemegang Saham.
b. Perseroan masih harus mempersiapkan infrastruktur
yang diperlukan untuk menjalankan semua strategi
dan rencana di tahun 2010, seperti:
Corporate function as a guarantor to the issuance
of security-backed assets. Gradually, this function as
the guarantor would replace the original function of
the Company as a l iquidity facil ity. Furthermore, the
Corporation has introduced Term Purchase Program
in its efforts to grant loans. This series of orchestrated
efforts would in due course lead to the decrease
in mortgage interest rate - which would ultimately
create a more extensive access to affordable
housing for all families in Indonesia and support
government programs to improve the well-being of
the public through housing. According to the 2009
Corporate Business Plan, the Company successfully
achieved most of its set of key targets - including
the realization of total assets of Rp1,927,471,196,729,-
which was an increase of 112.76% from the 2009
Corporate Annual Work and Budget Plan, the
obtaining of a net profit of Rp93,448,733,535,- or
223.37% from the 2009 Corporate Annual Work and
Budget Plan, and the improvement of the Corporate
equity to Rp1,351,582,241,937,- By achieving the
2009 Corporate Work and Budget Plan targets,
the Corporation has shown good financial
performance.
Despite these successes , the Board of Di rectors
however, s t i l l need to place special impor tance
to the i s suance of bonds and ref inancing
t imeframes of mor tgage lenders to avoid negative
spread f rom the i s suance of these bonds and the
al locat ion of loan.
OPINION ON EFFORTS TO IMPROvE CORPORATE PERFORMANCE
To support sustainable growth, to achieve the
Corporate mission in the areas of secondary
mortgage finance, and to maintain the Corporation’s
wellbeing, there are a number of areas that the
Company should focus on in its continued efforts to
develop.
a. The Corporate capital must be able to support
any business expansion and development plans
as fit ting with the Shareholders’ plan to inject
capital.
b. The Corporation should prepare the necessary
infrastructure to implement the 2 010 strategies
and plans such as:
24
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
1) Meningkatkan komunikasi dengan regulator agar
infrastruktur peraturan yang dibutuhkan dapat
direalisasikan.
2) Melakukan kajian analisis beban kerja dan analisis
jabatan agar diperoleh data obyektif kebutuhan
karyawan Perseroan.
3) Menyesuaikan beberapa ketentuan Perseroan
agar dapat mengikuti perkembangan bisnis
Perseroan dan memenuhi aspek Good Corporate
Governance seperti ketentuan tentang
pengadaan barang dan jasa, akuntansi investasi
dan pembiayaan, hapus buku (write-off ) aktiva
tetap dan pelepasannya, dan manajemen risiko.
4) Mempersiapkan infrastruktur untuk melaksanakan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL),
antara lain sistem akuntansi, unit khusus pelaksana
PKBL, dan pedoman pengelolaannya.
Upaya-upaya perbaikan kinerja tersebut di atas
tentu akan dapat diwujudkan sejalan dengan
upaya Perseroan untuk mempertahankan dan terus
meningkatkan penerapan prinsip-prinsip manajemen
yang sehat, mencakup pelaksanaan manajemen
umum, sistem pengendalian intern, manajemen risiko,
serta kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian Laporan Pengawasan Dewan Komisaris atas
pelaksanaan program pengawasan selama tahun 2009.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (Persero)
Jugia Wahab
Komisaris utama
President Commissioner
Aris Ilyas
Komisaris
Commissioner
Tito Murbaintoro
Komisaris
Commissioner
1) Improving communication with the regulators
to better develop the desired regulation
infrastructure.
2) Conducting work load and job description
analysis to obtain an objective data on staff’s
needs.
3) Adapting Corporate policies to be in l ine
with the Corporate business growth and to
comply with Good Corporate Governance
aspects in the areas of goods and services,
procurement, investment accounting, current
asset write -offs and its disbursements, and
risk management.
4) Preparing the infrastructure required to
implement Partnership and Community
Development Programs, such as a separate
accounting unit for the program along with its
implementation guideline.
These areas of performance improvement wil l help
the Corporation to maintain and increase healthy
management principles which covers general
management implementation, internal control
system, risk management and compliance with the
existing laws and regulations.
This concludes the Board of Commissioners’ report on
the management implementation program in 2009.
25LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
LaPOran Direksi rePOrt FrOM the BOarD OF DireCtOrs
Tahun 2009 adalah tahun bersejarah bagi Perseroan.
Di tengah melambatnya pertumbuhan perekonomian
global yang juga membawa pengaruh pada
perekonomian nasional, Perseroan telah berhasil
melakukan transaksi sekuritisasi perdana.
Hingga akhir tahun 2009, Perseroan telah mengalirkan
dana ke sektor perumahan sebesar Rp1,44 triliun yang
terdiri dari 53.662 nasabah KPR, termasuk didalamnya
pembiayaan kepada bank syariah (Tabel 1).
Pengaliran dana tersebut terdiri dari: (a) penerbitan
Efek Beragun Aset KPR BTN sebesar Rp500 miliar;
(b) penyaluran pinjaman kepada lembaga penyalur
KPR termasuk bank syariah sebesar Rp940 miliar
yang sebagian besar menggunakan dana dari
hasil penerbitan obligasi sebanyak 2 kali, dengan
nilai keseluruhan Rp551 miliar dan jangka waktu
370 hari.
TABEL 1 DATA PENYALURAN DANA UNTUK KPR
TABLE 1 MORTGAGE FUND DISBURSEMENT
ProgramProgram
PenyalurLenders
Dana [miliar Rupiah]
Fund [billion Rupiah]
DebiturDebtor
PinjamanLoans
7 lembaga institutions 940 33.488
SekuritisasiSecuritization
1 lembaga institutions 500 20.174
JumlahTotal
8 lembaga institutions 1.440 53.662
Pencapaian di tahun 2009 dan inisiatif yang terus ditumbuhkan menjadi
bekal penting bagi pengembangan Perseroan di tahun 2010 dan tahun-
tahun selanjutnya. Dengan dukungan semua pihak diyakini tantangan-
tantangan yang harus dihadapi dimasa datang akan dapat diselesaikan
sehingga cita-cita agar “setiap keluarga dapat memiliki rumah yang
layak” dapat tercapai.
The 2009 performance and continuous initiatives are vital in developing
the company in 2010 and the years to come. Indeed, with the support from
all parties, future challenges could be conquered so that the vision of
“affordable home for every family” can be realized.
2009 was a victorious year for the Company. While
globally, economic meltdown was influencing the
national economy, the Company succeeded in
closing the first mortgage back securitization.
At the end of 2009, the Company managed to channel
Rp1.44 trillion to the housing sector-to finance 53,662
mortgage customers, including financing to sharia
banking (Table 1). The fund comprised (a) 2 issuances
of BTN mortgage-backed securities amounted Rp500
billion; (b) loan disbursement to mortgage lenders,
including sharia banks, amounted to Rp940 billion-
which was mostly funded by 2 bond issuances, totalling
in Rp551 billion with 370 days maturity.
26
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Melalui kegiatan penyaluran pinjaman, Perseroan
berupaya mendorong lebih banyak jenis lembaga
keuangan yang ikut menyalurkan KPR. Salah satu upaya
tersebut diwujudkan dengan penandatanganan
MOU dengan 4 bank BUMN syariah dihadapan Bank
Indonesia. Fasilitas yang disediakan Perseroan untuk
mendukung kegiatan ini antara lain menyediakan
fasilitas pinjaman/refinancing dan penyusunan
standar dokumen KPR iB yang dikemudian hari
dapat disekuritisasi.
Sebagai Perseroan yang bergerak di bidang
Pembiayaan Sekunder Perumahan, kegiatan usaha
Perseroan tidak terlepas dari situasi perekonomian dan
kinerja industri KPR.
A. KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI KPR
Perekonomian dunia di tahun 2009 mengalami
penurunan sebagai dampak dari adanya krisis
keuangan yang masih berlanjut. Dampak buruk
dari krisis perekonomian di Asia tidak terjadi secara
merata, Indonesia menjadi salah satu negara yang
mengalami pertumbuhan positif.
Di awal tahun 2009, suku bunga Bank Indonesia
sebesar 8,75% dan turun menjadi 6,50% pada bulan
Desember 2009. Penurunan ini bertujuan mendorong
peningkatan peran perbankan bagi pertumbuhan
sektor riil, antara lain melalui peningkatan jumlah
penyaluran pinjaman karena adanya penurunan suku
bunga pinjaman.
Perkembangan suku bunga Bank Indonesia juga
mempengaruhi pergerakan suku bunga di pasar
uang yang dicerminkan dalam tingkat imbal hasil
investasi di pasar modal. Rata-rata imbal hasil SUN
1, 3 dan 5 tahun pada awal tahun adalah sebesar
masing-masing 11,20%, 11,62%, dan 11,80%. Kemudian
turun menjadi sebesar masing-masing 6,58%, 8,24%,
dan 8,91% pada akhir bulan Desember 2009. Demikian
pula suku bunga KPR juga mengalami penurunan dari
kurang lebih 15,5% pada awal tahun 2009 menjadi
sekitar 12,5% pada akhir tahun 2009.
Penurunan tingkat suku bunga tersebut sedikit
banyak berdampak pada pertumbuhan Kredit
Pemilikan Rumah. Data Bank Indonesia menunjukkan,
pertumbuhan saldo kredit pemilikan rumah (KPR) dan
kredit pemilikan apartemen (KPA) sampai dengan
bulan Desember 2009 mencapai Rp115,233 triliun atau
naik sebesar 14,1% dibandingkan dengan posisi bulan
Desember 2008. Hal ini menunjukkan besarnya potensi
pasar untuk kegiatan Perseroan di masa datang.
Through loan chanelling programs, the Company
continued with its efforts to motivate more institutions
to participate as mortgage lenders. One initiative in
this effort was the realization of MOU with 4 State-
Owned sharia banks, witnessed by Bank Indonesia.
To support the MOU, the Company provided
refinancing facility, standard mortgage, and
standard documentation in development with the
future target of Shariah securitization.
As a Company operating in secondary mortgage
financing, the business activities are closely
connected to current economic condition and
mortgage industry performance.
A. ECONOMIC AND MORTGAGE INDUSTRY CONDITION
The financial crisis of 2009 caused a global economic
meltdown. The effect of this crisis, however, was
not evenly felt in Asia; Indonesia, in fact, actually
experienced positive economic growth.
In the beginning of 2009, Bank Indonesia’s rate
was at 8.75%, but this went down to 6.50% in
December 2009. This decrease was intended to
increase the role of the banking industry for the real
sector development, including an increase in loan
disbursement due to decreased loan interest rate.
The interest rate growth of Bank Indonesia also
influenced the dynamic of interest rates in the
money market, which was reflected in stock market’s
investment yield. The average yields of 1-, 3-and
5–year government bonds at the beginning of the
year were 11.20%, 11.62%, and 11.80% before then
decreasing to 6.58%, 8.24%, and 8.91% at the end of
December 2009. Similarly, mortgage rate also went
down from around 15.5% in the beginning of 2009 to
around 12.5% by the end of 2009.
The decrease in interest rate could more or less
be reflected in the the progression of mortgage
portfolio. Bank Indonesia data showed that the
growth of house and apartment loans in December
2009 reached Rp115.233 trillion, a 14.1% increase
compared to December 2008. This was strong
evidence for how substantial the potential market
for the Company’s business development in future.
27LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
Grafik 1 menggambarkan data historis saldo
penyaluran KPR perbankan. Berdasarkan data
tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata
pertumbuhan KPR selama 7 tahun terakhir
sebesar 35,45%.
GRAFIK 1 DATA SALDO PENYALURAN KPR PERBANKAN
GRAPH 1 MORTGAGE LOAN DISBURSEMENT BALANCE
0
20
40
60
80
100
120
140
Triliun Rupiah Trillion Rupiah
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
12KPR 11 21 31 46 61 78 101 115
Sumber: Bank Indonesia, diolah. Source: Bank Indonesia, extracted.
Pertumbuhan KPR masih terjadi sepanjang tahun
2009, tetapi tingkat pertumbuhannya sebesar 14,1%
berada di bawah rata-rata pertumbuhan historis
sebesar 34,45% seperti diperlihatkan di dalam
Tabel 2.
TABEL 2 DATA PERTUMBUHAN SALDO KPR PERBANKAN
TABLE 2 BANKING MORTGAGE BALANCE GROWTH DATA
TahunYear
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
KPR [Rp triliun]
Mortgage12 11 21 31 46 61 78 101 115
PertumbuhanGrowth
-10.9% 94.4% 45.5% 50.9% 32.2% 27.9% 29.5% 14.1%
Sumber: Bank Indonesia, diolah. Source: Bank Indonesia, extracted.
Berdasarkan data pertumbuhan KPR sebagaimana
dijelaskan di atas, maka pertumbuhan kegiatan
yang dicapai Perseroan seharusnya dapat
seiring dengan pertumbuhan KPR tersebut
bila kondisi lainnya mendukung antara lain
tersedianya peraturan-peraturan pelaksanaan
yang diperlukan.
Graph 1 shows historical data of banking’s
mortgage disbursement balance. Based on the
following data, it can be concluded that the
average growth of mortgage for the last 7 years
is 35.45%.
Although mortgage experienced an increase in
2009, with the rate of 14.1%, it was stil l below the
historical growth average of 34.45%, as shown in
Table 2.
Based on the above data on mortgage growth, the
Company’s expanding business activities should
be in line with the mortgage growth, provided
that all other supporting factors exist, including
necessary regulations.
28
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
B. KEGIATAN PERSEROAN
Dalam menjalankan fungsi dan tugas Perseroan
sesuai dengan Perpres 1/2008 Juncto 19/2005,
dalam tahun 2009 Perseroan telah melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
SEKURITISASI
Kegiatan sekuritisasi pada tahun 2009 dilaksanakan
guna menyelesaikan mandat yang diterima dari PT
Bank Tabungan Negara (Persero) untuk melakukan
transaksi maksimal Rp500 miliar yang dilaksanakan
dalam 2 tahap.
Pada tahap pertama, telah diterbitkan Efek Beragun
Aset KPR (EBA KPR) perdana di Indonesia pada
bulan Februari 2009 dengan menggunakan struktur
KIK EBA sesuai dengan peraturan Bapepam-LK
IX.K.1. EBA dimaksud disebut EBA DSMF01 KPR BTN,
diterbitkan dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Pada transaksi tahap pertama ini, Perseroan
berperan sebagai koordinator global, pendukung
kredit, dan pembeli siaga.
DSMF01 merupakan EBA Kelas A sebesar Rp100 miliar
yang memiliki suku bunga 13% per tahun, dengan
peringkat kredit idAaa dari PT Moody’s Indonesia.
KIK EBA ini juga menerbitkan EBA Kelas B (non-listed
dan non-rated ) dengan total nilai transaksi sebesar
Rp11 miliar, sebagai subordinasi untuk memberikan
bentuk dukungan kredit atas struktur transaksi.
Penerbitan EBA KPR tahap kedua sebesar
Rp391miliar dilakukan pada bulan November 2009.
Terdiri dari EBA kelas A yang dicatatkan di Bursa
Efek Indonesia sebesar Rp360 miliar dan EBA kelas
B sebesar Rp31 miliar yang dibeli oleh Bank BTN.
EBA kelas A mendapatkan peringkat AAAid dari PT
Pemeringkat Efek Indonesia, dengan tingkat bunga
11% per tahun dan EBA kelas B tidak diperingkat
dan tidak dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Penerbitan ini dilaksanakan menggunakan
lembaga dan profesi penunjang pasar modal
yang sama seperti pada tahap pertama dengan
penambahan sindikasi penjamin emisi dalam upaya
perluasan distribusi EBA KPR. Perseroan berperan
sebagai koordinator global dan pendukung kredit.
PROGRAM PENYALURAN PINJAMAN
Sampai dengan akhir tahun 2009, Perseroan telah
memberikan fasilitas pinjaman kepada 7 (tujuh)
lembaga penyalur KPR (a) Perbankan tediri dari
Bank BTN (Persero) (BTN), Bank DKI, Bank BNI Syariah,
Bank BTN Syariah, dan (b) multifinance yang terdiri
dari PT Finansia Multifinance, PT Bhakti Finance,
dan PT Ciptadana Multifinance.
B. CORPORATE ACTIvITIES
To implement Corporate functions and roles
defined in Presidential Decree 1/2008 Juncto
19/2005, the Company implemented the following
activities in 2009:
SECURITIzATION
Securitization in 2009 was carried out to implement
the mandate from Bank Tabungan Negara (Persero)
to perform maximum Transaction of Rp500 billion,
and this required two stages.
In the first stage, the first mortgage-backed security
(Efek Beragun Aset KPR/EBA KPR) in Indonesia was
issued in February 2009 using KIK EBA structure, and in
compliance with the Indonesia Capital Market and
Financial Institution Supervisory Agency regulation
No.IX.K.1. This mortgage-backed security, called
EBA DSMF 01 KPR BTN, was issued and registered in
the Indonesian Stock Exchange. In this first stage
of transaction, the Company acted as a global
coordinator, credit enhancer and stand-by buyer.
DSMF 01 was an EBA Class A of Rp100 billion with 13%
interest rate per year, with idAaa credit rating from
Moody’s Indonesia. KIK EBA also issued EBA Class B
(non-listed and non-rated ) with a total transaction
amounted at Rp11 billion, as subordination to provide
credit enhancement on transaction structure.
The second stage issuance of EBA KPR total led
at Rp391 bi l l ion was carrixed out in November
2009. Compris ing EBA Class A that was registered
in the Indonesian Stock Exchange, it amounted
at Rp360 bi l l ion and EBA Class B amounted at
Rp31 bi l l ion purchased by Bank BTN. EBA Class
A obtained AAAid ranking from PT Pemeringkat
Efek Indonesia with 11% interest rate per annum,
and EBA Class B was non- l isted and non-rated in
Indonesian Stock Exchange.
This issuance was conducted through equivalent
capital market professions from the first stage,
with the addition of an underwriter syndication
member to expand the distribution of EBA KPR.
The Company acted as a global coordinator and
credit enhancer.
LOAN DISBURSEMENT PROGRAM
By the end of the 2009, the Company disbursed loans to
7 (seven) mortgage lenders (a) Banking included Bank
BTN, Bank DKI, Bank BNI Syariah, Bank BTN Syariah, and
(b) Multifinance included PT Finansia Multifinance,
PT Bhakti Finance, and PT Ciptadana Multifinance.
29LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
Posisi total eksposur penyaluran pinjaman per
Desember 2009 mencapai sebesar Rp940 miliar.
Penyaluran dana melalui program pinjaman
dimanfaatkan oleh lembaga penyalur KPR untuk
mendanai 33.488 nasabah KPR sebagaimana
terlihat pada Tabel 3 berikut ini.
TABEL 3 DATA Refinancing PRogRam
TABLE 3 REFINANCING PROGRAM DATA
Penjelasan DescriptionJumlah Lembaga
Number of Institutions
Jumlah Dana [miliar Rupiah]
Amount [billion Rupiah]
Jumlah DebiturNumber of Debtors
Perbankan Umum Conventional Bank 2 530 25.215
Perbankan Syariah Sharia Bank 2 400 8.187
Multifinance Multifinance 3 10 86
Jumlah Total 7 940 33.488
Penyaluran pinjaman kepada berbagai jenis
lembaga dengan target market yang berbeda,
diharapkan dapat mendorong lembaga sejenis
mulai ikut membiayai KPR. Semakin banyak jenis
lembaga penyalur KPR, diharapkan akan dapat
menimbulkan persaingan sehat dan efisiensi.
Selain penyaluran pinjaman, Perseroan juga
mendorong efisiensi pasar primer dengan
menyediakan standar dokumen KPR yang prinsip-
prinsipnya dapat digunakan sebagai acuan oleh
lembaga penyalur KPR dalam memproduksi KPR.
PENERBITAN OBLIGASI
Tujuan Perseroan menerbitkan obligasi terutama
adalah untuk mendanai penyaluran pinjaman
ke sektor pembiayaan perumahan. Idealnya,
setiap pinjaman yang disalurkan, menggunakan
dana dari penerbitan obligasi dengan tingkat
bunga, jangka waktu, dan jumlah yang sama,
sehingga full match. Hal ini belum dapat
dilaksanakan karena: (a) penerbitan obligasi
berdasarkan ketentuan yang ada, memerlukan
waktu sedikitnya 45 hari, (b) rating Perseroan yang
baru mencapai AA, (c) serta persaingan dengan
yield SUN.
Dengan memanfaatkan momentum kondisi pasar di
tahun 2009, Perseroan telah melakukan 2 penerbitan
obligasi. Obligasi pertama disebut Obligasi SMFP01-
2009. Diterbitkan pada bulan Juli 2009 sebesar
Rp300 miliar; peringkat kredit AA dari Fitch Ratings
Indonesia; jangka waktu 370 hari; tingkat bunga
10,125% per tahun. Emisi ini dilaksanakan dalam
kondisi over-subscribed dengan total permintaan
mencapai 314% dari rencana emisi sebesar
Rp200 miliar.
The Total loan disbursement by December 2009
reached Rp940 billion. Fund istributed through
loan programs was utilized by mortgage lenders to
finance 33,488 customers as shown in Table 3.
Loan disbursement to various f inancial
institutions with dif ferent target market, was
expected to motivate other f inancial institutions
to participate in the mortgage business. More
participants would mean a healthier competit ion
and increased eff iciency.
Besides loan channelling, the Company also actively
encouraged efficiency in the primary market by
providing standard mortgage documents that
can be used as guidelines for mortgage lenders in
generating mortgages.
BOND ISSUANCE
The chief objective for the Company’s issuance
of bonds was to finance loan disbursement to
mortgage lenders. Ideally, disbursed loans should
fully match the raised fund from bond issuance with
similar interest rate, maturity and amount. However,
this has not been achieved due to (a) the existing
regulation that bonds issuance takes at least 45
days, (b) the Company’s AA credit rating, (c) the
competition from the yield of government bonds.
By taking advantage of the market momentum in
2009, the Company conducted 2 bonds issuance.
The first bond, called SMFP 01-2009, was issued
in July 2009 at Rp300 billion with AA credit rating
from Fitch Ratings Indonesia, 370 days maturity,
and 10.125% per annum interest rate. This emission
was made over- subscribed with a total demand
reaching 314% from initial plan of Rp200 billion.
30
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Penetapan tingkat bunga obligasi yang diterbitkan
Perseroan, didasarkan pada perkembangan yang
terjadi di pasar sebagaimana diuraikan berikut ini.
Sesuai data statistik Bank Indonesia, perbankan
yang mendominasi penyaluran KPR, pada
umumnya menetapkan tingkat bunga KPR dengan
marjin antara 3% sampai 5% di atas tingkat bunga
deposito, sebagaimana tampak pada Grafik 2.
GRAFIK 2 TINGKAT BUNGA KPR & DEPOSITO
GRAPH 2 MORTGAGE & DEPOSIT INTEREST RATES
Jan 08
6%
7%
8%
9%
10%
11%
12%
13%
14%
15%
16%
Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Jun 08 Jul 08 Agu 08 Sep 08 Okt 08 Nov 08 Des 08 Jan 09 Feb 09 Mar 09 Apr 09 Mei 09 Jun 09 Jul 09 Agu 09 Sep 09 Okt 09 Nov 09 Des 09
Sumber: Bank Indonesia, diolah. Source: extracted from Bank Indonesia.
Dengan pendanaan dari Dana Pihak Ketiga (DPK)
yang short-term, biaya pendanaan perbankan
menjadi relatif rendah. Dalam kondisi demikian,
Perseroan hanya dapat mendanai penyaluran
pinjaman dengan cara refinancing dengan
dana dari pasar modal berjangka waktu 1 tahun
(370 hari). Perseroan masih akan terus mencari
kesempatan agar dapat menerbitkan obligasi
yang jangka waktunya lebih panjang.
Kondisi pasar keuangan dan tingkat permintaan
imbal hasil dari investor pasar modal telah
menyebabkan selisih antara tingkat bunga obligasi
dengan tingkat bunga fasilitas Pinjaman Perseroan,
relatif tipis. Dari data statistik seperti terlihat pada
Grafik 3, dapat dilihat bahwa secara historis
tingkat bunga rata-rata KPR dibandingkan dengan
tingkat imbal hasil SUN 5 tahun pada beberapa
periode lebih rendah. Kondisi tersebut merupakan
tantangan bagi Perseroan untuk menggalang dana
dari pasar modal yang tingkat bunganya memadai
bagi program refinancing.
In defining coupon rate for the issued bond
the Company considered market alteration as
described below.
Based on Bank Indonesia statistics, banks
dominating mortgage lending generally set 3% to
5%interest rate above the deposit rate, as shown in
Graph 2.
Funded by short-term deposit funds, cost of fund for
banking became relatively low. With this situation,
the Company simply financed loan disbursement
through a refinancing program funded by from 1-
year (370-day) capital market fund. The Company
would stil l continue to find opportunities to issue
longer-term bonds.
The current financial market condition and
demands from investors resulted in a thin margin
between coupon rates and loan interest rates.
Statistics compiled in Graph 3 shows that
Historically, the average mortgage rate, when
compared to the 5-year government bonds’ yields
were lower in some periods of time. This should be
seen as a challenge for the Company to raise fund
from the capital market with sufficient interest rate
for refinancing program.
31LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
Dipilihnya tenor 370 hari pada emisi yang pertama,
karena tingkat bunga yang tidak menimbulkan
negative spread untuk mendanai refinancing
adalah dengan jangka waktu 370 hari. Hal ini
didasarkan pada hasil pengamatan data historis
selama 4 tahun terakhir, seperti dapat dilihat di
dalam Grafik 3 yang menunjukkan bahwa secara
historis imbal hasil rata-rata SUN 1 tahun adalah
yang terendah dibandingkan imbal hasil dari
SUN 3 tahun sampai dengan SUN 5 tahun. Imbal
hasil SUN 1 tahun secara historis juga selalu lebih
rendah dari tingkat bunga historis rata-rata KPR.
Sehingga, jangka waktu yang mungkin dipilih agar
dapat memperoleh imbal hasil yang memadai
untuk penyaluran pinjaman dan memberikan
ruang gerak yang lebih luas adalah jangka waktu
1 tahun.
GRAFIK 3 RATA-RATA TINGKAT BUNGA KPR – SUN 5 TAHUN – SUN 3 TAHUN – SUN 1 TAHUN
GRAPH 3 AvERAGE INTEREST RATE MORTGAGE – 5 -YEAR GOvERNMENT BOND– 3 -YEAR GOvERNMENT BOND– 1-YEAR GOvERNMENT BOND
Jan
05
Apr
05
Jul
05
Oct
05
Jan
06
Apr
06
Jul
06
Oct
06
Jan
07
Apr
07
Jul
07
Oct
07
Jan
08
Apr
08
Jul
08
Oct
08
Jan
09
Apr
09
Jul
09
Oct
09
SUN 1
SUN 3
KPR
SUN 5
7%
9%
11%
13%
15%
17%
Sumber: Bank Indonesia, diolah. Source: extracted from Bank Indonesia.
Penerbitan kedua disebut Obligasi SMFP02-2009.
Diterbitkan pada bulan Desember 2009 sebesar
Rp251 miliar; peringkat kredit AA dari Fitch Ratings
Indonesia; jangka waktu 370 hari; tingkat bunga
9,50% per tahun, dengan pertimbangan yang sama
seperti obligasi pertama.
GUARANTEE PROGRAM
Guarantee program mencakup mortgage
guarantee dan financial guarantee. Persiapan
pembentukan mortgage guarantee telah
dimulai dengan pelaksanaan pembahasan awal
dengan beberapa institusi internasional dan
lokal. Pembicaraan dengan sebuah perusahaan
mortgage insurance dari Amerika Serikat
untuk melihat kemungkinan mengembangkan
mortgage insurance di Indonesia terhenti, karena
permasalahan internal mereka.
The decision to issue the 370-day bond first was due
to creating an interest rate that would not produce
negative spread. This was based on historical data
observation from the last four years, compiled in
Graph 3 which shows that the notable yield from
the average-year government bonds was the
lowest compared to the 3-and 5-year government
bonds. Yields from 1-year government bond
were always lower than the historical average of
mortgage rate. 1-year maturity bond was selected
to ensure flexibility and produce favourable yields
in mortgage lending.
The second bond, called SMFP 02-2009, was
issued in December 2009 and amounted at Rp251
bi l l ion, with AA credit rating from Fitch Ratings
Indonesia, 370 days maturity, 9.50% per annum
interest rate, and issued with s imilar consideration
as the f i rst one.
GUARANTEE PROGRAM
The guarantee program included mortgage
guarantee and f inancial guarantee. Preparation
for the development of mortgage guarantee
started init ial ly with discuss ion among
international and local institutions. Discuss ions
with US-based mortgage insurance company
to assess the possibi l it ies to develop mortgage
insurance in Indonesia were discontinued due to
their internal problems.
32
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Pembicaraan dengan beberapa institusi lokal terus
dilakukan yang sampai saat ini masih membahas
tingkat animo pasar di Indonesia. Dengan
kondisi ini, maka mortgage guarantee yang
sempat terhenti akan dilanjutkan segera setelah
institusi lokal menyatakan siap untuk melanjutkan
program ini.
Peran sebagai financial guarantee telah dimulai
Perseroan dengan berperan sebagai pendukung
kredit dalam transaksi sekuritisasi KPR BTN (DSMF
01 dan DSMF 02). Tahap pengembangan financial
guarantee selanjutnya dilakukan dengan
membentuk tim internal untuk melakukan studi
awal. Perseroan mengirimkan salah satu anggota
tim untuk melakukan magang selama 4 minggu
di Government National Mortgage Association
(GNMA) Amerika Serikat pada bulan Juni 2009.
Melalui magang ini diketahui bahwa operasional
program financial guarantee GNMA dilakukan
oleh pihak lain/outsourcing sedangkan GNMA
hanya melakukan fungsi pembuatan kebijakan,
mengambil keputusan, dan monitoring. Oleh
karena itu, struktur organisasi GNMA sangat
sederhana dan walaupun sudah beroperasi lebih
dari 40 tahun hanya memiliki 50 orang karyawan.
Kesuksesan program guarantee GNMA yang
dijalankan dengan risiko yang relatif rendah dan
tetap memberikan profit dapat dilakukan karena
di Amerika Serikat telah tersedia infrastruktur yang
memadai antara lain adanya Mortgage Insurance
(instrumen mitigasi risiko) dan historikal data atas
KPR yang komprehensif.
Beberapa kunjungan lain juga dilakukan ke
perusahaan monoline guarantee seperti Radian
dan Ambac, keduanya berkedudukan di Amerika
Serikat, untuk memperoleh pemahaman tentang
langkah yang harus ditempuh dalam membangun
program financial guarantee di negara yang belum
mempunyai infrastruktur yang memadai seperti
di Indonesia. Dari kunjungan tersebut diperoleh
informasi bahwa financial guarantee dapat
dibentuk secara bertahap, dimulai dari spesifik
transaksi atas penyalur KPR tertentu. Untuk memulai
pelaksanaannya, diperlukan bantuan teknis dari
tenaga ahli dan selanjutnya proses persiapan
program financial guarantee akan dilanjutkan
pada tahun 2010.
Discussions with several local institutions were
maintained to assess the Indonesian market
response. With this, the halt in the mortgage
guarantee program would continue as soon as
local institutions believed everything was set to
continue this program.
The Company’s role as a financial guarantee
started with providing credit enhancement in the
securitization transaction of BTN mortgage (DSMF
01 and DSMF 02). Further development in financial
guarantee was to be carried out by setting up
an internal team to put together a pilot study.
One of this team members was sent for a 4-week
internship to the United States Government National
Mortgage Association (GNMA) in June 2009. The
program demonstrated how the GNMA financial
guarantee program operation was done through
outsourcing, with GNMA focusing only on policy
decision making and monitoring. This resulted in
a very simple organizational structure and even
though GNMA had been managing its operations
for over 40 years, they only had 50 employees. This
success of the GNMA guarantee program, with
relatively low risk yet still profitable could only be
done because the US government had sufficient
infrastructure, including Mortgage Insurance
(risk mitigation instrument) and a comprehensive
historical mortgage data.
Other visits were also conducted to monoline
guarantee companies, such as US-based Radian
and Ambac, to obtain a better understanding on
the steps to be taken to build a financial guarantee
program in a country that lacks infrastructure
supports, like Indonesia. These visits showed that a
financial guarantee could be constructed gradually,
starting from specific transactions on particular
types of mortgage. To implement this, technical
assistance and experts would be required to put
forward a financial guarantee program in 2010.
33LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
Database KINERJA PORTOFOLIO KPR
Perseroan merencanakan secara bertahap
membangun dan mengembangkan database
kinerja portofolio KPR dengan memanfaatkan
data yang diperoleh dari refinancing program dan
sekuritisasi. Dalam jangka pendek, database ini
digunakan untuk menganalisa kondisi portofolio KPR
dan mempelajari karakteristik dan risk profile dari
portofolio. Penghimpunan database ini merupakan
program jangka panjang dan diharapkan di masa
mendatang akan dapat menyajikan informasi
yang menggambarkan kinerja portofolio KPR
secara umum dan dapat dimanfaatkan oleh
Perseroan untuk menyusun guarantee program dan
mortgage design.
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Program pendidikan yang diselenggarakan oleh
Perseroan sejak tahun 2006 terus berlanjut. Sampai
dengan akhir 2009, penyelenggaraan pelatihan
yang dilakukan bersama institusi internasional
yang berpengalaman di bidang pembiayaan
perumahan mencapai 5 kali, termasuk program
khusus untuk Bank Indonesia.
Jumlah keseluruhan peserta program pendidikan
dan pelatihan hingga akhir 2009 mencapai
695 orang, yang berasal dari institusi perbankan,
perusahaan multifinance, dan instansi pemerintah.
Program pendidikan dan pelatihan ini ditujukan
untuk mendorong peningkatan kemampuan para
personil di lembaga penyalur KPR dan diharapkan
menghasilkan calon-calon tenaga pendidik di
dalam negeri.
PROGRAM SOSIALISASI
Sejak awal pendirian, progam sosialisasi dilakukan
untuk memperkenalkan kepada stakeholder peran
dan fungsi Perseroan serta program-program
yang akan dikembangkan untuk memfasilitasi dan
mendorong pengaliran dana dari pasar modal ke
sektor perumahan. Program ini akan terus berlanjut
dan merupakan program yang berkesinambungan
agar pengetahuan dan pemahaman stakeholders
dan masyarakat tentang kinerja Perseroan dalam
memenuhi tugas yang diberikan oleh Pemerintah
selalu ter-update.
Aktivitas sosialisasi dilakukan ke publik, diantaranya
investor dan pelaku pasar modal, kalangan
perbankan, media massa, masyarakat umum, serta
kalangan akademik.
MORTGAGE PORTFOLIO PERFORMANCE DATABASE
The Company has measured plans to build
and develop mortgage portfolio performance
database through the utilization of data obtained
from refinancing program and securitization. For
short-term purpose, this database can be used
to analyze mortgage portfolio condition and to
analyze risk profile from the portfolio. This database
is part of a long-term program and it is expected that
in the future, it will collect information to describe
mortgage portfolio performance in general and
can be used by the Company to put together a
guarantee program and mortgage products.
EDUCATION AND TRAINING
Education programs held by the Company
s ince 2006 are sti l l ongoing. In 2009, training
programs that were jointly held by experienced
international institutions in the area of mortgage
finance hosted 5 programs - including a special
program for Bank Indonesia.
By the end of 2009, the education and training
programs had trained 695 participants-from banking,
multifinance and government institutions.
These education and training programs aimed
to improve the capacity of mortgage lender
personnels and generate local candidates for
educators and trainers.
SOCIALIzATION PROGRAM
Since the company’s establishment, socialization
programs have aimed to introduce the stakeholders
to the roles and functions of the Company and its
programs to develope the facility and support of
fund flow from capital market to the housing sector.
This program will continue to update stakeholder’s
knowledge and understanding of the Company’s
performance in carrying out the mandates provided
by the Government.
These socialization activities are directed to the public,
including investors and capital market players, banking,
mass media, general public and academics.
34
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Setelah penerbitan EBA yang pertama, diketahui
bahwa sebagian besar investor belum sepenuhnya
mengenal EBA. Oleh karena itu, Perseroan terus
menggiatkan sosialisasi kepada investor dan
pelaku pasar modal. Selama tahun 2009, sosialisasi
berkaitan dengan program sekuritisasi dan EBA
telah dilakukan sebanyak 5 (lima) kali yaitu dengan
Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia, Asosiasi
Dana Pensiun Indonesia, perusahaan sekuritas,
pialang efek, manajer investasi, dan analis efek.
Sosialisasi kepada perbankan dilakukan
bekerjasama dengan Asbanda (Asosiasi
Bank Pembangunan Daerah), Asbasindo
(Asosiasi Bank Syariah Indonesia), Menpera,
dan Bapertarum. Untuk publik kategori ini,
Perseroan telah melakukan 4 (empat) kali
sosialisasi tentang standar dokumen KPR dan
refinancing program.
Hasil sosialisasi dengan Asbanda telah
ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU
tentang penerapan standar dokumen KPR yang
disaksikan oleh Menteri Negara Perumahan
Rakyat. Hasil sosialisasi dengan bank-bank syariah
ditindaklanjuti dengan penandatanganan
MoU dengan bank-bank BUMN syariah di Bank
Indonesia yang disaksikan oleh Pejabat Gubernur
Bank Indonesia dan Menteri Negara Perumahan
Rakyat. MoU ini bertujuan untuk bersama-sama
mengembangkan KPR syariah yang kemudian
dapat disekuritisasi.
Khusus kepada media massa, telah dilakukan 2
kali focus group discussion untuk memberikan
pendalaman produk kepada wartawan dan
memberikan kesempatan khusus kepada
wartawan untuk melakukan eksplorasi mengenai
pasar pembiayaan sekunder perumahan. Hasil
dari pertemuan ini, beberapa media dengan lebih
tepat menyusun tulisan tentang Perseroan.
Sosialisasi kepada media massa juga dilakukan
dalam bentuk kunjungan ke media (media
visit) seperti yang dilakukan pada tanggal
22 Oktober 2009, yaitu kunjungan ke jajaran redaksi
Bisnis Indonesia, yang dimaksudkan untuk lebih
mendekatkan dan memperkenalkan diri kepada
dewan redaksi dan wartawan yang meliput
permasalahan ekonomi dan bisnis.
Kegiatan sosialisasi Perseroan dilakukan pula
kepada masyarakat umum. Perseroan bekerjasama
dengan Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat
dan Radio Republik Indonesia (RRI) melakukan
sosialisasi kepada masyarakat tentang program
perumahan untuk rakyat di RRI Jakarta pada tanggal
17 Oktober 2009.
After the first EBA, it was evident that most
investorswere not fully aware of EBA. Therefore the
Company continued to carry out this socialization
program to investors and capital market players.
Throughout 2009, there were 5 socialization
programs related to securitization and asset-
backed securities (EBA) held with Actuary Consultant
Association of Indonesia (Asosiasi Konsultan Aktuaria
Indonesia), Indonesian Pension Funds Association
(Asosiasi Dana Pensiun Indonesia), security houses, stock
brokers, investment managers and security analysts.
There were also socialization programs with the
banking industry held through the cooperation
with the Regional Development Bank Association
(Asbanda/Asosiasi Bank Pembangunan Daerah),
Indonesian Sharia Bank Association (Asbasindo/
Asosiasi Bank Syariah Indonesia), Ministry of Public
Housing, and Bapertarum. For this segment, the
Company conducted 4 socialization programs
with regard to mortgage standard documents and
refinancing program.
The success of the socialization program with Regional
Development Bank Association (Asbanda) was
followed by the MOU signing on the implementation
of mortgage standard documents, witnessed by
the Minister of Public Housing. The socialization with
shariah banks was followed by the MOU signing
in Bank Indonesia witnessed by Bank Indonesia
Governor and the Minister of Public Housing. This
MOU was aimed to jointly develop sharia mortgage
which will be securitized in the future.
For mass media, there were two focus group
discussions to deliver product information to
journalists and give them special opportunities
to explore the issue of the secondary mortgage
finance market. This led to more accurate reports
on the Company by a number of media.
Socialization with the media was also conducted in
the form of media visits. On October 22, 2009, the
Company conducted a media visit for Bisnis Indonesia
to build a better relationship with the editorial board
and journalists who would cover the economy and
business issues. The Company also held socialization
programs for the public. In cooperation with the
office of the Ministry of Public Housing and Radio
Republik Indonesia, the socialization program was
done on October 17, 2009.
35LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
Sementara kepada stakeholders di lingkungan
perguruan tinggi telah dilakukan kuliah umum
tentang pasar pembiayaan sekunder perumahan
di Fakultas Ekonomi Institut Ilmu Bank Indonesia
di Jakarta pada bulan Mei 2009. Hasil sosialisasi
tersebut telah dimanfaatkan oleh civitas
akademika yang bersangkutan sebagai referensi
perbaikan kurikulum dan bahan penugasan
khusus yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa
peserta sosialisasi. Hal ini merupakan kesempatan
bagi Perseroan untuk menanamkan pemahaman
sejak awal kepada dunia akademis, sehingga
akan secara tidak langsung menjadi media
untuk mensosialisasikan kepada khalayak yang
lebih luas.
PENGUATAN ORGANISASI
Dalam upaya meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia, selama tahun 2009 Perseroan
telah mengirimkan karyawan mengikuti kegiatan
pelatihan dan pendidikan di bidang Risk
Management, Sekuritisasi, IT, HRD, Hukum, Audit,
Leadership, Keuangan Syariah, dan Pasar Modal.
Disamping itu, Perseroan juga mengirimkan
karyawan untuk mengikuti program magang pada
institusi di Amerika Serikat untuk mendapatkan
pemahaman mengenai produk guarantee dan
operasionalisasinya.
Khusus untuk peningkatan pemahaman tentang
manajemen risiko, Perseroan telah mengirimkan
sebagian besar karyawan mengikuti Ujian Sertifikasi
Manajemen Risiko yang diselenggarakan oleh
Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR), dari
level 1 hingga level 4.
Terhitung sejak 29 Desember 2009, jajaran direksi
Perseroan turut dilakukan penguatan dengan
diangkatnya Yudhi Ismail sebagai direktur yang
memiliki pengalaman di bidang pasar keuangan.
UNIT KERJA Risk management
Dengan adanya perkembangan kegiatan dan
perkembangan transaksi bisnis, Perseroan
membutuhkan infrastruktur pengelolaan risiko yang
lebih kuat dan dilaksanakan secara independen,
sehingga proses check and balance dapat
dijalankan secara optimal. Untuk itu Perseroan
membentuk unit kerja Risk Management. Hal ini
merupakan suatu peningkatan karena pada masa
lalu, ketika transaksi relatif masih kecil, aktivitas
pengelolaan risiko (identifikasi, pengukuran,
mitigasi, dan monitoring) masih dirangkap oleh
unit kerja.
For the stakeholders at the university level, a
public lecture was held on the topic of secondary
mortgage market in the Faculty of Economy of
Institut Ilmu Bank Indonesia in Jakarta in May 2009.
This lecture was used as reference to improve the
curriculum and as resource for students to complete
their academic assignments. This opportunity
was used by the Company as stepping a stone to
educate a wider audience.
ORGANIzATIONAL STRENGTHENING
To improve the capacity of human resources,
throughout 2009, the Company assigned a number
of employees to participate in various training
and education in the areas of Risk Management,
securitization, IT, human resource development,
law, audit, leadership, sharia finance and capital
market. The Company also sent some employees to
participate in an internship program in the United
State to have a better comprehension on how to
implement a guarantee program.
Regarding risk management, the Company
mandatorily assigned most of its employees to take
Risk Management Certification Exam hosted by
BSMR (a risk management certification institution),
from level 1 to level 4.
On December 29, 2009, the Company strengthened
its team by appointing a new Director, Yudhi Ismail,
who is highly experienced in the financial market.
RISK MANAGEMENT UNIT
With the increased development of business
activities and transaction, the Company needed a
stronger and more independent risk management
infrastructure to ensure optimal check and
balance process. Therefore, the Company set up
a Risk Management unit. In the past, when the
volume of transactions was relatively low, the risk
management activities (identification, assessment,
mitigation and monitoring) were carried out solely
by each unit.
36
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Sebagai konsekuensi dari konsolidasi fungsi
identifikasi, pengukuran, dan monitoring atas risiko
usaha Perseroan, maka dipersiapkan rekrutmen
personil risk management yang cukup senior
untuk mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan
risiko dan penyusunan revisi pedoman-pedoman
pengelolaan manajemen risiko. Sepanjang tahun
2009, pedoman manajemen risiko yang sudah
ada sebelumnya, secara bertahap direvisi dan
diperbaharui sesuai dengan perkembangan
aktivitas serta organisasi Perseroan.
Kondisi ini dibentuk dalam rangka menciptakan tata
kelola perusahaan yang baik untuk mempertahankan
dan meningkatkan rating Perseroan.
OPTIMISME BERKELANJUTAN
Perseroan melaksanakan tugas secara bertahap
melalui proses evolusi. Saat ini, Perseroan berperan
sebagai l iquidity facility untuk membangun pasar
pembiayaan sekunder perumahan dan kemudian
secara bertahap menjadi market catalyst untuk
mengembangkan pasar. Perkembangan peran
Perseroan tersebut seiring dengan (1) kesiapan
pasar pembiayaan KPR, (b) tersedianya KPR yang
memenuhi standar investasi, dan (3) tersedianya
peraturan pendukung yang diperlukan untuk
setiap tahapan.
Pencapaian di tahun 2009 dan inisiatif yang
terus ditumbuhkan menjadi bekal penting bagi
pengembangan Perseroan di tahun 2010 dan
tahun-tahun selanjutnya. Dengan dukungan semua
pihak diyakini tantangan-tantangan yang harus
dihadapi dimasa datang akan dapat diselesaikan
sehingga cita-cita agar “setiap keluarga dapat
memiliki rumah yang layak” dapat tercapai.
As a consequence of this consolidation of the
functionsfor identification, measurement, and
monitoring of risk, the Company prepared
recruitment for senior risk management professionals
to coordinate risk management activities and to put
together a revision on risk management guidelines,
Throughout 2009, the existing risk management
policies and guidelines were gradually revised and
updated according to the Company’s business
activities and organization.
This continuous improvement was implemented
to establish good corporate governance and to
improve the Company’s credit rating.
GROWING OPTIMISM
The Company performs each task gradually in an
evolution process. Presently, the Company acts as
a liquidity facility to develop secondary mortgage
market and will gradually become a market catalyst
to develop the market. The expansion of roles by the
Company should be in line with (1) the readiness
of the mortgage market, (b) the availability of
mortgage complying to investment standards,
and (3) the availability of supporting regulations
required in each stage.
The 2009 performance and continuous initiatives
are vital in developing the Company in 2010 and
the years to come. Indeed, with the support from
all parties, future challenges could be conquered
so that the vision of “affordable home for every
family” can be realized.
37LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
PrOFiL Dewan kOMisarisBOarD OF COMMissiOners’ PrOFiLe
Jugia wahab
Komisaris Utama
President Commissioner
Warga negara Indonesia, diangkat menjadi
Komisaris Utama Perseroan sejak 22 Juli 2005 dan
dilantik oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia
pada bulan September 2005. Lulus dari Fakultas
Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1966. Kursus
dan program pelatihan yang diikutinya antara
lain yang diselenggarakan oleh Asian Institute of
Management (Filipina), Morgan Guaranty Trust
(Singapura), University of Washington, Seattle (USA)
dan Wharton School the University of Pennsylvania,
Philadelphia (USA). Sebelum menerima tanggung
jawab sebagai Komisaris Utama di Perseroan, Jugia
Wahab adalah Wakil Direktur Rumah Sakit Sumber
Waras di bidang Administrasi & Keuangan dan juga
senior associate di Law Firm Kartini Muljadi & Rekan
pada periode tahun 1999 - 2005. Jugia Wahab
memulai karirnya di perbankan sebagai kerani (klerk)
Audit Department, Bills Department dan inhouse
lawyer di Citibank NA, Jakarta selama 5 tahun
mulai 1970, dan selama 5 tahun berikutnya sebagai
Compliance Officer di PT Merchant Investment
Corporation, sebuah lembaga keuangan bukan
bank. Interaksi pertamanya sebagai profesional di
bidang pembiayaan perumahan mulai dilakukannya
sejak tahun 1980 di PT Papan Sejahtera, di tempat
mana Jugia Wahab berkarir sampai meraih posisi
Presiden Direktur dalam periode 1990 - 1992.
Setelah tidak di PT Papan Sejahtera, Jugia Wahab
bekerja di PT Lippo Land Development Tbk sebagai
Corporate Secretary dari tahun 1992 sampai 1997,
dan selanjutnya pada periode 1997 – 1998 diangkat
oleh Bank Indonesia menjadi Wakil Ketua Tim Likuidasi
PT Bank Pinaesaan mewakili PT Bank Danamon Tbk.
An Indonesian citizen, appointed as the Corporate
President Commissioner on July 22, 2005 and
inaugurated by the Minister of Finance of the
Republic of Indonesia in September 2005. Graduated
from the Faculty of Law in 1966. Some of the courses
and training programs he participated in were with
the Asian Institute of Management (The Philippines),
Morgan Guaranty Trust (Singapore), University of
Washington, Seattle (USA) and Wharton School
the University of Pennsylvania, Philadelphia (USA).
Prior to accepting the position as Corporate
President Commissioner, Jugia Wahab was the Vice
Director of Sumber Waras Hospital in the area of
Administration & Finance and a Senior Associate
in Kartini Muljadi & Associate Law Firm from 1999 to
2005. Jugia Wahab started his career in the banking
industry as a clerk in the Audit Department and Bills
Department and as an inhouse lawyer with Citibank
NA, Jakarta for 5 years starting 1970, and the next
5 years as a Compliance Officer in PT Merchant
Investment Corporation, a non - banking financial
institution. His first engagement as a housing finance
professional was in 1980 in PT Papan Sejahtera,
where Jugia Wahab built his career to reach the top
position of President Director in 1990 - 1992. After his
years in PT Papan Sejahtera, Jugia Wahab worked
for PT Lippo Land Development Tbk as a Corporate
Secretary from 1992 to 1997, and in 1997 - 1998 he
was appointed by Bank Indonesia as Vice Head of
Liquidation Team of Pinaesaan Bank representing
Bank Danamon.
38
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
arys ilyas
Komisaris
Commissioner
Warga negara Indonesia, lahir di Bima 21 November
1945. Diangkat menjadi Komisaris Perseroan sejak
22 Juli 2005 dan dilantik oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia pada bulan September 2005.
Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
dan telah mengikuti berbagai kursus dan seminar
untuk pengembangan profesi di dalam dan di luar
negeri dalam bidang pasar modal, perpajakan, dan
appraisal. Sebelum bergabung di Perseroan pernah
menjabat Komisaris Utama PT Kliring & Penjaminan
Bursa Berjangka Indonesia dan Komisaris Utama
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. Arys Ilyas
memulai karirnya di Bapepam sejak tahun 1978,
pernah menjabat sebagai Kepala Biro Pengelolaan
Investasi dan Riset Bapepam. Jabatan terakhir
yang dipercayakan kepadanya adalah Kepala Biro
Transaksi dan Lembaga Efek berakhir tahun 2005.
An Indonesian citizen, born in Bima on November 21
1945. He was appointed as Corporate Commissioner
in July 22, 2005 and inagurated by the Minister of
Finance of the Republic of Indonesia in September
2005. Graduated from the Faculty of Economy of
the University of Indonesia, he participated in a
series of national and international professional
development courses and seminars in the areas of
stock market, tax and appraisal. Prior to joining the
Company, Arys Ilyas was President Commissioner of
Indonesian Clearing and Future Exchange Guarantor
(Kliring & Penjaminan Bursa Berjangka Indonesia)
Corporation and President Commissioner of
Indonesian Custodian Investment Center (Kustodian
Sentral Efek Indonesia). Arys Ilyas started his career
in the Indonesian Capital Market and Financial
Institution Supervisory Agency in 1978, and was
posititioned as Head of Investment Management
and Research Bureau in the Indonesian Capital
Market and Financial Institution Supervisory Agency.
His last position was the Head of Transaction and
Investment Bureau which ends in 2005.
39LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
tito Murbaintoro
Komisaris
Commissioner
Warga negara Indonesia, diangkat menjadi
Komisaris Perseroan sejak 22 Oktober 2008, sesuai
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa. Lulus dari Jurusan Teknik Arsitektur
ITS Surabaya di tahun 1982, Tito Murbaintoro
menyelesaikan S2 sebagai Magister Manajemen di
bidang keuangan real estate dari Lembaga PPM
pada tahun 1998, serta menyelesaikan program
Doktor (S3) di Institut Pertanian Bogor pada tahun
2009. Sebelum mendapatkan kepercayaan
sebagai Komisaris Perseroan dan sampai saat ini
Tito Murbaintoro menjabat sebagai Deputi Bidang
Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat sejak
22 Januari 2008. Tito Murbaintoro memulai karirnya
dari pangkat Penata Muda mulai Maret 1983 di
Departemen Pekerjaan Umum dan berpindah ke
Kementerian Perumahan Rakyat mulai September
2005. Berawal dari kegiatan pembinaan,
perencanaan dan pengawasan, berbagai posisi
struktural telah dipercayakan kepada yang
bersangkutan khususnya berkaitan dengan
bidang pembiayaan sektor perumahan. Untuk
menunjang karirnya Tito Murbaintoro mendapat
kesempatan menjalani pendidikan dan training di
bidang urban management dan housing finance
management di beberapa negara diantaranya
di Belanda, Singapura dan Australia. Atas jasa
dan kontribusinya Tito Murbaintoro mendapatkan
beberapa penghargaan, salah satunya adalah
penghargaan Satyalancana Wirakarya dari
Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2004.
Sejak kepindahannya dari Departemen Pekerjaan
Umum ke Kementerian Perumahan Rakyat di tahun
2005, karir yang bersangkutan dilanjutkan hingga
posisinya pada saat ini, sebagai Deputi Bidang
Pembiayaan, Kementerian Perumahan Rakyat.
An Indonesian citizen, appointed as Corporate
Commissioner since October 22 2008 based on
the decision made by The Extraordinary General
Meeting of Shareholders’. Graduated from the
Faculty of Architecture of ITS Surabaya in 1982, Tito
Murbaintoro obtained his Master’s Degree in real
estate finance from PPM in 1998, and finished his
Doctoral degree in the Bogor Institute of Agriculture
in 2009. Prior to his appointment as Corporate
Commissioner, he has been serving as Deputy of
Finance Division of the Ministry of Public Housing
since January 22, 2008 up until now. Tito Murbaintoro
started his career as Young Administrator in
March 1983 in the Department of Public Works
before moving to the Ministry of Public Housing in
September 2005. He has moved from various areas
of guidance, planning and monitoring and has held
a number of structural positions particularly those
related to housing finance sector. Tito Murbaintoro
has also expanded his horizon by taking a number
of education and training opportunities in the
areas of urban management and housing finance
management in countries such as the Netherlands,
Singapore and Australia. For his service to the
country, Tito Murbaintoro has received a number of
awards, namely the Satyalancana Wirakarya award
from the Government of Indonesia in 2004. Since he
moved from the Department of Public Housing to
the Ministry of Public Housing in 2005, he has built
his career to reach his current position as Deputy of
Finance Division of the Ministry of Public Housing.
40
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
PrOFiL DireksiBOarD OF DireCtOrs’ PrOFiLe
erica soeroto
Direktur Utama
President Director
Warga negara Indonesia, diangkat menjadi Direktur
Utama Perseroan sejak 22 Juli 2005 dan dilantik
oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia pada
bulan September 2005. Lulus dari Fakultas Hukum
Universitas Trisakti, Jakarta dengan beasiswa dari
Pemerintah DKI. Selanjutnya, Erica menyelesaikan
S2 dalam bidang hukum ekonomi dari Universitas
Tarumanagara, Jakarta. Sebagian besar program
pendidikan formal dan informal yang diikutinya
baik didalam negeri maupun diluar negeri selama
masa kariernya adalah di bidang housing finance.
Erica telah mendapatkan designasi profesi dalam
bidang real estate finance yaitu Certified Mortgage
Bankers (CMB) – Professional Designation dari The
Mortgage Bankers Association of America, New
York pada tahun 1997. Mulai merintis karirnya di
sektor finansial dengan bekerja di Bank Bumi Daya
sampai tahun 1978, kemudian mengikuti Program
Pendidikan Calon Pegawai Muda (PCPM) di Bank
Indonesia sampai tahun 1979. Selanjutnya, tahun
1980 ia mulai menggeluti bidang pembiayaan
perumahan dengan bergabung di PT Papan
Sejahtera. Selama bekerja di PT Papan Sejahtera,
Erica telah menempati berbagai posisi sampai
menjadi salah satu anggota Direksi pada tahun
1996. Sejak tahun 1993 sampai 2005, Erica Soeroto
aktif menjadi anggota kelompok kerja yang
dibentuk oleh Departemen Keuangan dalam
rangka persiapan pendirian lembaga pembiayaan
sekunder perumahan di Indonesia yang sekarang
menjadi PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).
Selama tahun 1999, bersama tiga rekannya secara
sukarela menyusun konsep Rancangan Undang-
Undang Sekuritisasi.
An Indonesian citizen, appointed as Corporate
President Director in July 22, 2005 and inagurated
by the Minister of Finance of the Republic of
Indonesia in September 2005. She graduated
from the Faculty of Law of Trisakti University on a
scholarship from the Jakarta Regional Government.
Erica finished her Master’s degree in Economic Law
from Tarumanegara University, Jakarta. Throughout
her career in the housing finance sector, she
has obtained various national and international
formal and informal education. Erica acquired a
professional designation in the real estate finance
sector, namely Certified Mortgage Bankers (CMB)-
Professional Designation from The Mortgage Bankers
Association of America, New York in 1997. She built
her career in the financial sector in Bank Bumi Daya
from 1978, then took part in the Education Program
for Young Employee Candidates in Bank of Indonesia
until 1979. From 1980, she started building her
reputation in the housing finance sector by joining
Papan Sejahtera Perseroan. Throughout her years
in Papan Sejahtera Perseroan, Erica took up various
positions until she made one of the Board of Director
members in 1996. From 1993 to 2005, Erica Soeroto
was active as a task force member established
by the Department of Finance to prepare for the
establishment of a secondary housing mortgage
Perseroan in Indonesia - which has now become
PT Sarana Multigriya Finansial (Perseroan). In 1999,
she and three associates constructed a draft of
Securitization Law on pro bono basis.
41LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
sutomo
Direktur
Director
Warga negara Indonesia, diangkat menjadi
Direktur Perseroan sejak 22 Juli 2005 dan dilantik
oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia pada
bulan September 2005. Lulus dari Fakultas Ekonomi
Universitas Krisnadwipayana tahun 1980, memiliki
ijin Bapepam di Bidang Pasar Modal sebagai Wakil
Penjamin Emisi Efek dan Wakil Manajer Investasi.
Sebelum menjabat sebagai Direksi Perseroan,
Sutomo adalah Direktur PT Mandiri Manajemen
Investasi sejak Oktober 2004. Selama berkarir,
berbagai posisi yang telah dijabat adalah sebagai
Executive Vice President pada PT Mandiri Sekuritas
dengan tugas sebagai Project Officer pendirian
PT Mandiri Manajemen Investasi dari April 2003
sampai Oktober 2004; sebagai Direktur PT Mandiri
Sekuritas pada saat penggabungan antara PT Bumi
Daya Sekuritas, PT Exim Securities dan PT Merincorp
Securities Indonesia tahun 2000 sampai 2003. Bekerja
di PT Bank Bumi Daya (Persero), ditempatkan pada
PT Bumi Daya Sekuritas hingga sebagai Direktur dari
tahun 1991 sampai 2000. Pada tahun 1988 sampai
1991, sebagai Deputy Manager pada Urusan (Divisi)
Investment Banking PT Bank Bumi Daya (Persero),
pada tahun 1981 sampai 1988 menjadi pejabat
pada Bagian Penyertaan dan Pasar Modal PT
Bank Bumi Daya (Persero) dan anggota Tim Survei
Obligasi Pelanggan di NTT-PC Jepang 1987. Sebelum
berkarir di sektor keuangan, dari tahun 1975 sampai
1981 bekerja pada PT Dok dan Galangan Kapal
IPPA Gaya Baru (Persero) di bidang Perencana &
Pengawas Keuangan, dan sebelumnya bekerja
di Dinas Hortikultura Departemen Pertanian pada
periode 1971 - 1975.
An Indonesian citizen, appointed as Corporate
Director in July 22, 2005 and inagurated by the
Minister of Finance of the Republic of Indonesia
in September 2005. Sutomo graduated from the
Faculty of Economy of Krisnadwipayana University
in 1980, and obtained his Indonesian Capital Market
and Financial Institution Supervisory Agency license
in the Stock Market Sector as Vice Guarantor of
Issuance of Security and Investment Vice Manager.
Prior to his appointment as Corporate Director,
Sutomo worked as Director of Mandiri Manajemen
Investasi Corporation from October 2004. He has
built his career by taking up a number of positions
up to the Executive Vice President in Mandiri
Securities Corporation by taking up the role of
Project Officer to the establishment of Mandiri
Manajemen Investasi Corporation from April 2003
to October 2004, and as Director of PT Mandiri
Sekuritas on the merger of Bumi Daya Sekuritas,
Exim Securities and Merincorp Securities Indonesia
Corporations from 2000 to 2003. He then moved to
Bank Bumi Daya (Corporation) and was placed in
Bumi Daya Sekuritas until he gained Directorship
from 1991 to 2000. From 1988 to 1991, he worked as
Deputy Manager on Investment Banking Division of
Bank Bumi Daya (Corporation), and from 1981 to
1988 as a person in charge in Investment and Stock
Market Division Bank Bumi Daya (Corporation) and a
member of Consumer Bond Survey in NTT-PC Japan
1987. Before he took up his career in the financial
sector, he worked from 1975 to 1981 for Ship Docking
and Shipyard IPPA Gaya Baru (Corporation) in the
area of Financial Planning and Oversight, and to the
Office of Horticulture of Department of Agriculture
in 1971 - 1975.
42
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Yudhi ismail
Direktur
Director
Warga negara Indonesia, diangkat menjadi Direktur
Perseroan berdasarkan surat keputusan Menteri
Keuangan tanggal 29 Desember 2009. Setelah
menyelesaikan llmu Manajemen dan Marketing
dari Golden Gate University of San Francisco,
California, USA, berkarya di Pasar Modal selama
hampir 20 tahun. Sebelum menjabat sebagai
Direksi Perseroan, Yudhi Ismail adalah Sales
Manager di Bloomberg L. P. Singapore dari 2006
sampai 2008, yang juga mempunyai tanggung
jawab mengembangkan pasar surat utang di
Indonesia. Berpengalaman pula mengembangkan
pasar surat utang negara (SUN) ketika menjabat
sebagai Direktur Eksekutif Perhimpunan Pedagang
Surat Utang Negara (Himdasun) dari 2003 sampai
2005 bersama 20 bank dan 5 sekuritas sebagai
anggota dari perhimpunan tersebut. Yudhi Ismail
juga berpengalaman sebagai pelaku pasar pada
saat bekerja sebagai Head of Fixed Income di Inti
Prebon Securities dari 2001 sampai 2002, Head of
Fixed Income di Bank Mega dari 1998 sampai 2000
dan Peregrine Fixed Income Ltd. Hong Kong dari
1996 sampai 1997. Serta berpengalaman sebagai
Assistant Manager Custodial Services Department
di Standard Chartered Jakarta dari 1990 hingga
tahun 1993.
An Indonesian citizen, appointed as Corporate
Director based on Minister of Finance decision
dated December 29, 2009. After completing his
Management and Marketing Science from Golden
Gate University of San Francisco, California, USA,
he worked in the Stock Market sector for almost
20 years. Before he was appointed as Corporate
Director, Yudhi Ismail was Sales Manager in
Bloomberg L. P. Singapore from 2006 to 2008, and
was responsible in developing the bond market in
Indonesia. He also has experience in developing
government bond market when he held the position
of Executive Director of Association of Government
Bond Market Trader (Perhimpunan Pedagang Surat
Utang Negara/Himdasun) from 2003 to 2005 along
with 2 0 banks and 5 securities as members of the
association. Yudhi Ismail is also an experienced
market player as he once worked as Head of Fixed
Income in Inti Prebon Securities from 2001 to 2002,
Head of Fixed Income in Bank Mega from 1998 to
2000 and Peregrine Fixed Income Ltd. Hong Kong
from 1996 to 1997. He was also an Assistant Manager
Custodial Services Department in Standard
Chartered Jakarta from 1990 to 1993.
43LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
anaLisis & PeMBahasan ManaJeMen anaLYsis & ManageMent DisCussiOnUMUM
Di Indonesia, dinamika perkembangan sektor
pembiayaan perumahan paling tidak dipengaruhi
oleh 3 (tiga) pelaku utama, yaitu konsumen,
pengembang (developer), dan lembaga
penyalur KPR.
Kebutuhan konsumen akan rumah cukup tinggi,
terlihat dari angka ketertinggalan ketersediaan
rumah di Indonesia saat ini yang mencapai 8 juta
unit dan diperkirakan jumlah ini masih akan terus
bertambah sekitar 800 ribu unit setiap tahunnya.
Dilain pihak jumlah pengembang dinilai cukup
dapat mengakomodir kebutuhan tersebut. Lembaga
penyalur KPR saat ini didominasi oleh perbankan yang
sebagian besar memiliki batasan kategori konsumen
yang dapat menerima fasilitas KPR. Disisi lain program
subsidi pemerintah pun dikhususkan untuk membantu
masyarakat sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Dengan demikian ada segmen konsumen tertentu
yang tidak terlayani karena tidak bankable dan tidak
masuk kedalam kriteria program subsidi pemerintah.
Untuk itu diperlukan adanya lembaga keuangan
yang khusus menyalurkan KPR untuk melayani segmen
konsumen yang belum terlayani dimaksud.
Sinergi antara ketiga pelaku utama tersebut sangat
diperlukan untuk mendukung terjadinya efisiensi di
pasar primer. Kondisi ini diperlukan berhubung secara
umum harga rumah dan tingkat suku bunga dinilai
masih tinggi. Tingginya harga rumah adalah berada
diluar jangkauan Perseroan karena terutama berkaitan
dengan ketersediaan lahan, kemudahan perizinan,
proses pembuatan sertifikat, dan pemberlakuan
pajak. Tingkat suku bunga akan dipengaruhi oleh
besarnya aliran dana jangka menengah/ panjang
dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan.
Aliran dana dimaksud yang berjalan secara terus
menerus dan semakin meningkat dalam volume
maupun kecepatannya akan membentuk mekanisme
pasar. Mekanisme pasar inilah yang akan mendorong
efisiensi pasar dan penurunan tingkat suku bunga KPR,
hingga akhirnya membeli rumah yang layak menjadi
terjangkau oleh masyarakat.
GENERAL ISSUES
In Indonesia, the dynamic of mortgage sector
development is mostly influenced by 3 (three)
main agents, namely consumers, developers and
mortgage lenders.
The consumers’ need of housing is sufficiently high,
as reflected on the housing availability gap or the
inadequate number in Indonesia that currently
reaches 8 (eight) million units and is estimated to
increase at around 800 thousand units every year.
On one side, the number of developers is sufficient
enough to accomodate the growing needs. Mortgage
lenders are currently dominated by the banking
institutions, which generally possess a limited capacity
in the consumer category for accepting mortgage
facilities. On the other hand, the government subsidy
program is especially targeted in assisting people in
compliance with the defined criteria. Hence, there
are certain consumer segments which have not been
included due to the fact that they are not bankable
and are not eligible for the subsidy program setforth
by the government. Such condition has called for
the availability of particular finance institutions
to function as a mortgage lender to the excluded
consumer segment.
The synergy between the three agents are of
paramount importance in supporting the efficient
conduct in primary market. Such condition is required
since the house prices as well as loan interest rates are
generally considered high. The high house prices are
beyond the Company’s control as this mostly concerns
the availability of land areas, legal permit clearance,
certification process as well as the incurred taxation
charges. Loan interest will be affected by the amount
of medium/long-term fund flow from the capital
market to the housing finance sector.
The flow of fund means the flow that rolls on continuously
and in ever increasing volume and moving rate to
establish the market mechanism. It is such market
mechanism that will bound to drive market efficiency
as well as mortgage loan interest rate decline, which
would result in a condition where purchasing a decent
home is more affordable for the common people.
44
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
ASPEK HUKUM
Kegiatan Perseroan untuk mengalirkan dana dari
pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan
berdasarkan Peraturan Presiden No 1 tahun 2008 Jo
No 19 tahun 2005 tentang Pembiayaan Sekunder
Perumahan, sampai saat ini masih menunggu
peraturan pelaksanaannya.
Konsep transaksi sekuritisasi yang diatur dalam
Perpres merupakan hal baru di Indonesia, sehingga
adalah wajar jika undang-undang dan peraturan
yang ada belum cukup mengakomodir terlaksananya
transaksi sekuritisasi sebagaimana diatur dalam
Perpres dimaksud.
Transaksi tahun 2009 yang dilaksanakan dengan
menggunakan struktur KIK EBA dinilai belum optimal
terutama dalam peran manajer investasi yang tidak
maksimal dan beberapa aspek hukum dari transaksi.
Guna merealisasikan tujuan pemerintah dalam
mencapai asas keterjangkauan agar masyarakat
dapat memiliki rumah yang layak, maka diperlukan
“dukungan peraturan”, yang memungkinkan
terjadinya aliran dana dalam volume yang lebih besar
dan perputaran yang lebih cepat, sehingga bukan
hanya asas keterjangkauan yang akan diperoleh,
akan tetapi juga pertumbuhan sektor riil.
ASPEK PEMASARAN
Untuk memfasilitasi terjadinya aliran dana dari pasar
modal ke sektor pembiayaan perumahan, Perseroan
mendisain 2 (dua) jenis transaksi untuk lembaga
penyalur KPR yaitu penyediaan (1) fasilitas pinjaman
dan (2) sekuritisasi.
Peringkat kredit Perseroan saat ini adalah AA
maka pricing atas obligasi yang diterbitkan sama
dengan korporat pada umumnya yang memiliki
peringkat kredit AA. Akibatnya Perseroan belum bisa
menawarkan penyaluran pinjaman dengan bunga
yang lebih rendah. Untuk menghindari terjadinya
negative spread, Perseroan menerbitkan obligasi
dengan jangka waktu 370 hari.
LEGAL ASPECT
The Company’s activities in disbursing fund from the
capital market to the housing finance sector is based
on the Presidential Regulation No 1 year 2008 Juncto
No 19 year 2005 on Secondary Housing Mortgage,
which until now is stil l waiting for its detailed
implementation guidance.
The concept of securitization transaction is regulated
in a Presidential Regulation, which is new in Indonesia.
Therefore, it stands to reason that the existing laws
and regulations have not adequately accomodated
the securitization transaction implementation as
setforth in the Presidential Regulation.
The 2009 transaction, which was conducted by using
the KIK EBA (Asset Backed Securitization - Collective
Investment Contract) structure, is valued as not
in its optimum capacity, especially concerning
the role of investment manager which is not in its
maximum format in addition to several other legal and
transaction aspects.
Strong regulations are required in order to support
the government goals in achieving the affordability
principle to facilitate the possession of decent home
by more people. This will enable the flow of bigger
fund in a faster turn-over period, which will certainly
cover both the affordability principle as well as the
growth of the real sector.
MARKETING ASPECT
To faci l i tate the f low of fund from capital market to
mortgage sector, the Company has formulated 2
(two) kinds of transaction for the mortgage lenders,
which are the provis ion of (1) loan faci l i t ies, and
(2) securit izat ion.
The current Company’s credit rating is AA. Therefore,
the bond issuance pricing standard is equal to
other corporation with AA credit rating. This affects
the Company’s loan interest rate which can not be
offered at a lower rate. To prevent negative spread,
the Company issues bonds bearing 370 days tenure.
45LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
Minat lembaga penyalur KPR selain BTN untuk
melakukan sekuritisasi saat ini masih sangat kecil
antara lain karena (1) rasio-rasio keuangan yang
menjadi ukuran seperti CAR dan LDR masih cukup
baik dan (2) kurangnya insentif untuk melakukan
sekuritisasi. Untuk membangkitkan minat lembaga
penyalur KPR, Perseroan telah membuat program
penyaluran pinjaman dalam bentuk Term Purchase
Program. Program ini akan membantu lembaga
penyalur KPR dalam melakukan persiapan sekuritisasi,
sehingga pada saat dibutuhkan, proses sekuritisasi
akan semakin cepat dan efisien. Selain itu juga
diperlukan pembentukan primary dealer dan market
maker EBA. Primary dealer akan mendorong minat
lembaga penyalur KPR untuk melakukan sekuritisasi.
Sedangkan market maker akan membuat pasar
sekunder EBA menjadi likuid, efisien, dan transparan.
Minat investor untuk membeli (1) surat utang yang
diterbitkan Perseroan dan (2) efek hasil sekuritisasi
masih perlu ditingkatkan. Investor yang potensial selain
perbankan adalah dana pensiun dan perusahaan
asuransi. Adanya penegasan efek hasil sekuritisasi
digolongkan sebagai fixed income securities atau
obligasi akan membantu investor dalam berinvestasi.
2003
Deposito/Time Deposit SBI/BI Certificate SUN/Government Bonds
Obligasi/Bonds Reksadana/Mutual Fund Saham/Shares Lain-lain/Others
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
miliar Rupiahbillion Rupiah
2004 2005 2006 2007 2008
Deposito/Time Deposit SBI/BI Certificate SUN/Government Bonds
Obligasi/Bonds Reksadana/Mutual Fund Saham/Shares Lain-lain/Others
20030
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
miliar Rupiahbillion Rupiah
2004 2005 2006 2007 2008
Sumber: Bapepam-LK Source: Bapepam-LK
Di lain pihak potensi untuk memanfaatkan dana yang
dimiliki oleh dana pensiun dan asuransi masih besar.
Berdasarkan data yang ada dana pensiun dan asuransi
masih mengutamakan investasi pada deposito dan
SUN, sehingga masih diperlukan sosialisasi guna
meningkatkan minat untuk berinvestasi pada instrumen
yang terkait dengan pengembangan sektor riil dalam
hal ini EBA dan peraturan yang memungkinkan
perusahaan asuransi untuk berinvestasi di efek hasil
sekurtisasi (EBA).
Apart from BTN, other mortgage lenders’ interest in
conducting securitization is quite limited, which among
others is due to (1) sufficiently sound financial ratio
standards becoming the measurement indicators,
such as CAR and LDR, and (2) limited incentives for
conducting securitization program. To stimulate
the mortgage lenders’ interest, the Company has
established a loan disbursement program in the
form of Term Purchase Program. The scheme will
assist mortgage lenders in conducting securitization
preparation, to ensure that at the required date,
securitization process will be carried out faster and
more efficiently. Moreover, Asset Backed Securities
(EBA) primary dealer, in tandem with market maker
establishment is also of paramount importance. The
primary dealer will drive the interest of mortgage
lenders to conduct securitization program. Whereas
the market maker will establish a more liquid, efficient
and transparent Asset Backed Securities (EBA)
secondary market.
The investor interest in purchasing (1) bonds issued by
the Company, and (2) asset backed securities scheme
needs to be enhanced. Apart from banking institutions,
another potential investors are derived from pension
funds and insurance companies. Definite confirmation
of asset backed securities scheme, categorized as
fixed income securities or bond, will surely motivate
investors to conduct investment.
On the other hand, the potentials in utilizing fund from
both the pension fund and insurance companies are
still substantial. Based on the current data, both the
pension fund and insurance companies are prioritizing
their investment on time deposit and government
bond (SUN). Therefore, intensive socialization is
needed to improve the interest to invest on the related
instrument with the real sector, in this case Asset
Backed Securitization (EBA) as well as regulations
that enable the insurance company to invest on asset
backed securities scheme.
46
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
ASPEK OPERASIONAL
Kegiatan Perseroan perlu selalu berada dalam koridor
dan fokus dalam mencapai misi Perseroan. Dinamika
pasar perumahan dan pasar modal, yang akan
mengalami siklus naik dan turun dapat mempengaruhi
langkah Perseroan sehingga melakukan kegiatan-
kegiatan yang tidak sejalan dengan misi Perseroan
yang tentunya akan memerlukan tambahan sumber
daya dan organisasi yang semakin besar. Organisasi
yang besar dan tidak efisien akhirnya justru dapat
menjadi beban Perseroan dan memperlambat
ruang gerak. Oleh karenanya, organisasi Perseroan
akan dikelola sedemikian rupa sehingga efisien
dengan menetapkan kebijakan bahwa setiap saat
jumlah karyawan tidak melebihi jumlah karyawan
yang dibutuhkan Perseroan di kemudian hari ketika
menjadi guarantor.
ASPEK KEUANGAN
Sebagai lembaga keuangan yang memiliki
karakteristik yang spesifik dan misi khusus, Kinerja
Perseroan tidak selalu dapat diukur berdasarkan
ukuran yang umum berlaku bagi perusahaan biasa
pada umumnya. Beberapa perbedaan tersebut
antara lain ada pada:
(1) Rasio Return on Asset (ROA) akan semakin kecil
dengan semakin besarnya aktiva. Hal ini karena
dalam melaksanakan peran sebagai l iquidity
facility yang didukung dengan penerbitan obligasi
Perseroan menerapkan margin yang kecil untuk
spread antara penyaluran pinjaman dan penerbitan
surat utang tersebut. Sebaliknya, perusahaan pada
umumnya memiliki ROA yang cenderung membesar
jika performance -nya baik karena margin maksimal.
Dengan demikian ROA kurang sesuai untuk mengukur
kinerja Perseroan. Juga karena total aset yang akan
cenderung menurun ketika Perseroan sudah tidak
menyalurkan pinjaman pada tahun 2018. Sedangkan
pada perusahaan pada umumnya, total aset
cenderung tumbuh dari tahun ke tahun.
(2) Batasan penyaluran pinjaman. Pada umumnya,
bank menggunakan batasan BMPK dalam
menyalurkan pinjaman kepada nasabahnya yang
rasionya ditentukan oleh Bank Indonesia. Berbeda
halnya dengan Perseroan. Batasan penyaluran
pinjaman Perseroan kepada lembaga penyalur KPR
secara umum adalah berhenti pada tahun 2018, dan
secara khusus untuk masing-masing lembaga penyalur
KPR adalah: (1) kualitatif, berupa kemampuan
memproduksi KPR yang memenuhi kriteria investasi,
memiliki sistem IT yang mampu memproduksi
pelaporan dengan baik, dan memiliki servicing
capability. (2) kuantitatif, berupa rasio tertentu yang
diukur berdasarkan profil masing-masing lembaga
penyalur KPR.
OPERATIONAL ASPECT
The Company should operate within its path and
maintain focus in its effort to achieve the Corporate
mission. The dynamics of mortgage market and the
stock market would continue to have their ups and
downs, which can have impacts on the steps the
Company is taking. Therefore, activities irrelevant to
the Corporate mission would require extra resource
and inflate the organization size. A large and inefficient
organization will only obstruct the Company. The
organization should be managed in a way that the
number of employees remain within the capacity of
the Company which will serve as future guarantor.
FINANCIAL ASPECT
As a financial institution with particular characteristics
and a specific mission, the Company’s performance
can not be constantly measured from standard criteria
as other companies in general. Some distinct differences
are evident, among others, on the following:
(1) Return on Asset (ROA) ratio will get smaller along
with the growing amount of assets. This is due to the
fact that in carrying out the role as a liquidity facility
to be subsequently supported by bond issuance,
the Company implements a small margin for spread
between loan disbursement and the bond issuance.
Reversely, the other companies in general have a
higher ROA in the case of good performance due to
its corresponding maximum margin. Therefore ROA is
obviously not appropriate for measuring the Company’s
performance. This also due to the total assets, which
will tend to decrease at the time the Company is no
longer conducting the loan disbursement in 2018. With
other companies in general, the total assets tend to
grow from year to year.
(2) There is a Legal Lending Limit that banking
institutions normally have (BPMK) in conducting loan
disbursement to the customers, where the ratio has
been set by Bank Indonesia. The case is different with
the Company. The Company’s legal lending limit to
the mortgage lenders in general will come to an end
by 2018, and specifically for each mortgage lender
institution is : (1) quantitative, in the form of capability of
producing investment elligible mortgage, having an IT
system which is capable of producing sound reporting
practice, and possessing servicing capability. (2)
quantitative, in the form of ratio measured by each
individual profile of mortgage lender institution.
47LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
Berdasarkan hal tersebut diatas maka ukuran kinerja
Perseroan (KPI) untuk aspek keuangan cenderung
pada (1) besarnya jumlah dana yang dialirkan
dari pasar modal ke sektor riil perumahan melalui
lembaga penyalur KPR untuk pengembangan pasar
dan (2) return on equity untuk efisiensi, ditambah
dengan (3) laba per personil yang mencerminkan
efisiensi dan efektivitas penggunaan personil karena
pada saat menjadi guarantor diupayakan tidak ada
pengurangan karyawan.
Kinerja keuangan selanjutnya dapat diuraikan
sebagai berikut:
Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun-tahun
yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
Riza, Wahono & Rekan (Clarkson Hyde International )
dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31
Desember 2007 dan 2006 yang telah diaudit oleh KAP
Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young), serta
tahun 2005 yang diaudit oleh dan KAP Hendrawinata
Gani & Rekan / Grant Thornton seluruhnya dengan
pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
a. Aset, aset lancar dan aset tidak lancar
Jumlah aset Perseroan per 31 Desember 2009
sebesar Rp1.927.471 juta meningkat 51,98% dari posisi
per 31 Desember 2008 sebesar Rp1.268.212 juta.
Peningkatan aset tersebut bersumber dari laba
tahun 2009 sebesar Rp93.449 juta dan hasil
penerbitan obligasi sebesar Rp551.000 juta. Rincian
aset perseroan per 31 Desember 2009 dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya tampak pada
tabel 1 dan grafik 1.
Based on the above matters, the Company’s Key
Performance Indicators (KPI) in financial aspect
is dependent upon (1) the amount of fund that
flows from capital market to housing real sector,
channeled through mortgage lenders for developing
the market, and (2) the return on equity for efficiency
measure, in addition to (3) the rate of income per
person that reflects the efficiency and effectiveness
of man power util ization, as at the time of performing
as guarantor, no employment termination policy is
being implemented.
Other financial performance can be elaborated as the
following: The Corporate 2009 financial performance
is compiled based on Corporate Financial Reports
on December 31, 2009 and 2008 - audited by public
accountant office Riza, Wahono & Rekan (Clarkson
Hyde International ), and on December 31, 2007 and
2006- audited by public accountant office Purwantono,
Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young), and in 2005-
audited by public accountant office Hendrawinata
Gani & Rekan/Grant Thornton- all resulting in concrete
opinion (Wajar Tanpa Pengecualian/WTP).
a. Asset, current asset and long-term asset
Corporate total asset per December 31, 2009
was Rp1,927,471 million or a 51.98% increase from
December 31, 2008 of Rp1,268,212 million. This
increase of asset was generated from the 2009
profit of Rp93,449 million and the issuance of bond
of Rp551,000 million. Details of corporate asset
per December 31, 2009 compared to last year’s is
compiled in table 1 and graph 1.
48
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
TABEL 1 PERKEMBANGAN ASET PERSEROAN
TABLE 1 ASSET GROWTH
Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005
ASET ASSETS
Aset Lancar Current Assets
Kas & setara kas Cash & cash equivalent 511,238 661,575 821,266 998,901 1,026,140
Investasi jangka pendek Short term investment 355,881 - - - -
Pinjaman yang diberikan – jatuh tempo dalam 1 tahun Loan - current portion
204,038 3,354 339,000 66,000 -
Bunga masih akan diterima Interest receivables 11,644 3,232 2,936 3,100 1,479
Piutang lain-lain Other receivables 6 - 316 289 1
Uang muka Advance payments 385 1,740 83 195 29
Biaya dibayar dimuka Prepaid expenses 355 256 335 63 20
Pajak dibayar dimuka Prepaid Taxes 6,653 6,314 2,818 173 70
Jumlah aset lancar Total assets 1,090,199 676,471 1,166,754 1,068,721 1,027,739
Aset Tidak Lancar Non-current Assets
Piutang hubungan istimewa Due for related parties 1,331 1,865 - - -
Pinjaman yang diberikan – setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun Loan - net of current portion
733,233 530,285 - 34,000 -
Sinking fund 10,604 8,866 5,408 3,843 -
Investasi jangka panjang Long term investment 47,204 47,197 12,175 12,164 -
Aset tetap - bersih Fixed assets - net 26,719 1,315 1,806 2,279 1,659
Aset pajak tangguhan Deferred tax assets 2,264 1,837 1,537 1,789 404
Aset lain-lain Other assets 15,918 375 470 352 -
Jumlah Aset Tidak Lancar Total Non-current Assets 837,272 591,741 21,396 54,427 2,062
Jumlah Aset Total Assets 1,927,471 1,268,212 1,188,150 1,123,148 1,029,802
GRAFIK 1 PERKEMBANGAN ASET PERSEROAN
GRAPH 1 ASSET GROWTH
(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)
2005
1,030
2006
1,123
2007 2008 2009
1,188 1,268
1,927
ASET LANCAR
Jumlah aset lancar terdiri dari kas dan setara kas,
serta aset lancar lainnya, per 31 Desember 2009
sebesar Rp1.090.199 juta meningkat Rp413.728 juta
atau 61,16% dari tahun 2008 sebesar Rp676.471 juta.
Peningkatan terutama pada penyaluran pinjaman
dan penempatan pada investasi jangka pendek.
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
CURRENT ASSET
The total current asset comprising cash and cash
equivalent and other current assets as of December
31, 2009 was Rp1,090,199 million or a rise of Rp413,728
million or 61.16% from 2008 totaling Rp676,471 million.
This increase was mainly from disbursement of loan
and placement of short-term investment.
49LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
Jumlah aset lancar per 31 Desember 2008 sebesar
Rp676.471 juta mengalami penurunan sebesar
Rp490.282 juta atau 42,02% dibandingkan dari
tahun 2007 sebesar Rp1.166.754 juta, disebabkan
adanya pelunasan pinjaman yang jatuh tempo
sebesar Rp335.646 juta.
Jumlah aset lancar per 31 Desember 2006 dan
2005 masing-masing sebesar Rp1.068.721 juta dan
Rp1.027.739 juta.
Dalam aset lancar terdapat pajak dibayar dimuka
seperti terlihat pada tabel 2.
TABEL 2 RINCIAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA
TABEL 2 PREPAID TAxES DETAILS
Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005
Pajak Dibayar Dimuka Prepaid Taxes
Pajak Penghasilan Pasal 23 Income Tax Article 23 5,364 5,364 2,248 - 70
Pajak Pertambahan Nilai – bersih Value Added Tax – Net 1,289 950 570 173 -
Jumlah Total 6,653 6,314 2,818 173 70
Pajak penghasilan pasal 23, merupakan saldo pajak
atas pendapatan bunga penyaluran pinjaman
Perseroan yang dipotong dan dibayarkan ke Kas
Negara oleh penyalur KPR tahun 2007 dan 2008
yang sedang dalam proses restitusi.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN
Pinjaman Yang Diberikan merupakan saldo
refinancing atas portofolio KPR di lembaga
penyalur KPR dengan saldo per 31 Desember 2009
sebesar Rp937.271 juta, meningkat 75,54% dari posisi
per 31 Desember 2008 sebesar Rp533.639 juta.
Peningkatan tersebut karena adanya penyaluran
pinjaman kepada PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Syariah dan PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Syariah, masing-masing sebesar Rp200
milyar. Perkembangan pinjaman yang diberikan
tampak pada tabel 3 dan grafik 2.
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
The total current asset as of December 31, 2008
was Rp676,471 mill ion or a decrease of Rp490,282
mill ion or 42,02% compared to 2007 of Rp1,166,754
mill ion due to the payment of matured loan of
Rp335,646 mill ion.
The total current asset as of December 31,
2006 and 2005 were Rp1,068,721 mi l l ion and
Rp1,027,739 mi l l ion.
The current assets were also recorded prepaid tax
as shown in table 2.
Income tax article 23 is a tax balance from the
revenue interest from Corporate loan disbursement
deducted and paid to the State Treasury through
mortgage ledger in 2007 and 2008 under a
restitution process.
LOAN
Loan is a refinancing balance on mortgage portfolio
in mortgage ledgers amounted to Rp937,271 million
as of December 31, 2009, an increase of 75.5 4% from
December 31, 2008 of Rp533,639 million. This increase
was from loan disbursement to PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Syariah and PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Syariah, each Rp200 billion.
The growth of loan is shown in table 3 and graph 2
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Syariah, each
Rp200 billion. Growth of loan is shown in table 3 and
graph 2.
50
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
TABEL 3 PINJAMAN YANG DIBERIKAN PER 31 DESEMBER
TABLE 3 LOAN AS OF DESEMBER 31
Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005
Saldo Pinjaman yang Diberikan Outstanding Loan
PT Bank Tabungan Negara (Persero) 500,000 500,000 334,000 100,000 -
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Syariah 200,000 - - - -
PT Bank DKI 27,360 30,400 - - -
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Syariah 200,000 - - - -
PT Finansia Multifinance 5,464 1,425 5,000 - -
PT Ciptadana Multifinance 804 903 - - -
PT Bhakti Finance 3,643 911 - - -
Jumlah pinjaman yang diberikan Total Loan
937,271 533,639 339,000 100,000 -
Bagian yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun Loan-Current Portion
PT Bank Tabungn Negara (Persero) - - 334,000 - -
PT Bank DKI 3,040 3,040 - - -
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Syariah 200,000 - - - -
PT Finansia Multifinance 472 125 5,000 - -
PT Ciptadana Multifinance 111 105 - - -
PT Bhakti Finance 415 84 - - -
Jumlah bagian yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun Total Loan-Current Portion
204,038 3,354 339,000 - -
Bagian yang akan jatuh tempo lebih dari 1 tahun Long-Term Portion
733,233 530,285 - 100,000 -
GRAFIK 2 PERKEMBANGAN PINJAMAN YANG DIBERIKAN
GRAPH 2 LOAN GROWTH
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
2005
-
2006
100.000
2007 2008 2009
339.000
533.639
937.271
KOLEKTIBILITAS PINJAMAN YANG DIBERIKAN
Perseroan memiliki pedoman pemberian pinjaman
untuk menentukan kualitas pinjaman dan
pembentukan cadangan terhadap pinjaman yang
diberikan. Perseroan mengelompokkan kualitas
pinjaman sebagai berikut:
a. Lancar (1-30 hari): Tidak terdapat tunggakan
angsuran pinjaman;
b. Perhatian Khusus (31-90 hari): Terjadi sampai 3
(tiga) kali tunggakan angsuran pinjaman;
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
LOAN COLLECTABILITY
The Company defines guidelines and credit policies
in determining the credit quality and provision for
loan. Corporation categorizes the quality of loan as
follows:
a. Current (1- 30 day): No delayed installment;
b. Special Attention ( 31- 90 day): 3 (three) times
delayed installments;
51LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
c. Tidak Lancar (> 91 hari): Terjadi lebih dari 3 (tiga)
kali tunggakan angsuran pinjaman.
Perseroan melakukan pembentukan cadangan
terhadap pinjaman yang diberikan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk Pinjaman dalam Perhatian Khusus sebesar
2% dari saldo baki debet dikurangi nilai agunan;
b. Untuk Pinjaman Tidak Lancar sebesar 100% dari
saldo baki debet dikurangi nilai agunan.
Pinjaman yang diberikan oleh Perseroan pada
tahun 2009 dan tahun-tahun sebelumnya
seluruhnya dalam kolektibilitas lancar, sehingga
tidak diperlukan membentuk cadangan.
b. Kewajiban
Jumlah kewajiban Perseroan per 31 Desember
2009 sebesar Rp575.889 juta meningkat 5.614% dari
posisi per 31 Desember 2008 sebesar Rp10.078 juta.
Peningkatan karena penerbitan obligasi sebesar
Rp551.000 juta. Rincian kewajiban perseroan
tahun 2009 dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya tampak pada tabel 4 dan grafik 3.
TABEL 4 KOMPOSIS I KEWAJIBAN PERSEROAN
TABLE 4 LIABILITIES COMPOSITION
Keterangan Description31 Desember 31 December
2009 2008 2007 2006 2005
Kewajiban Lancar Current Liabilities
Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun Bonds mature in 1 year
299,294 - - - -
Biaya yang masih harus dibayar Accrued Expenses 8,273 776 1,126 828 399
Utang pajak Tax Liability 8,512 591 555 607 775
Penyisihan bonus Bonus provision 4,672 3,863 3,255 4,426 1,363
Pendapatan diterima dimuka Unearned Income 957 1,760 315 249 -
Jumlah Kewajiban Lancar Total Current Liabilities 321,708 6,991 5,251 6,110 2,538
Kewajiban Tidak Lancar Non-current Liabilities
Penyisihan tunjangan purna jabatan Provision for Post Occupation Benefit
2,168 1,926 1,352 961 -
Penyisihan imbalan kerja karyawan Provision for Employee Benefit
1,930 1,161 674 303 -
Obligasi – setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun Bonds payable – long-term maturity
250,083 - - - -
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Total Non-current Liabilities 254,181 3,088 2,026 1,264 -
Jumlah Kewajiban Total Liabilities 575,889 10,078 7,277 7,373 2,538
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
c. Long-Term (> 91 day): More than 3 (three) times
delayed installments. Corporation develops
reserve on granted loan on the following basis:
a. For Granted Loan requiring Special Attention:
2% from outstanding balance deducted by
collateral value
b. For Long-Term Granted Loan: 100% from
outstanding balance deducted by collateral
value. All loans granted by the Corporation in
2009 and the previous years were liquid and
therefore required no reserve.
b. Liabilities
Company liabilities as of December 31, 2009
was Rp575,889 million or 5,614% increase from
December 31, 2008 on Rp10,078 million. This
increase was due to the issuance of bonds
amounted at Rp551,000 million. Detailed corporate
bonds in 2009 compared to the previous years are
compiled in table 4 and graph 3.
52
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
GRAFIK 3 KOMPOSIS I KEWAJIBAN PERSEROAN
GRAPH 3 LIABILITIES COMPOSITION
(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)
2005
3
2006
7
2007 2008 2009
710
576
KEWAJIBAN LANCAR
Jumlah kewajiban lancar Perseroan per 31 Desember
2009 sebesar Rp321.708 juta meningkat 4.501% dari
tahun 2008 sebesar Rp6.991 juta, karena terdapat
utang obligasi yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun sebesar Rp299.294 juta dari total
penerbitan obligasi sebesar Rp551.000 juta.
Jumlah kewajiban lancar per 31 Desember
2008 sebesar Rp6.991 juta meningkat 33,14%
dibandingkan dari tahun 2007 sebesar Rp5.251 juta,
karena diperolehnya pendapatan diterima dimuka
atas provisi penyaluran pinjaman.
Jumlah kewajiban lancar per 31 Desember 2006
dan 2005 masing-masing sebesar Rp6.110 juta dan
Rp2.538 juta.
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Jumlah kewajiban tidak lancar Perseroan per 31
Desember 2009 sebesar Rp254.181 juta meningkat
8.132% dari tahun 2008 sebesar Rp3.088 juta, karena
terdapat adanya utang obligasi yang jatuh tempo
lebih dari satu tahun sebesar Rp250.083 juta dari
total penerbitan obligasi sebesar Rp551.000 juta.
Jumlah Kewajiban tidak lancar Perseroan pada
tahun 2008 sebesar Rp3.088 juta, mengalami
kenaikan 52,38% dibandingkan tahun 2007,
karena meningkatnya penyisihan beban purna
jabatan dan imbalan kerja karyawan yang berasal
dari penambahan satu anggota Direksi dan
5 orang karyawan.
CURRENT LIABILITIES
The total Company liabilities as of December 31,
2009 amounted to Rp321.708 million, an increase
of 4.501% from 2008 which amounted to Rp6,991
million, due to credit liabilities that are due in one
year at Rp299,294 million of total issuance of bond
totaled at Rp551.000 million.
The total current liabilities as of December 31, 2008
amounted to Rp6,991 million, an increase of 33.14%
compared to 2007 at Rp5,251 million, due to prepaid
revenue on loan disbursement provision.
The total current l iabi l it ies as of December 31
2006 and 2005 were Rp6.110 mil l ion and Rp2,538
mil l ion respectively.
LONG TERM LIABILITIES
The total corporate long term liabilities as of
December 31, 2009 amounted to Rp254,181 million,
an increase of 8.132% from 2008 at Rp3,088 million,
due to liabilities debt due more than one year
of Rp250,083 million of total issuance of bond of
Rp551.000 million.
Total corporate long term liabilities in 2008
amounted to Rp3,088 million, an increase by 52.38%
compared to 2007, due to retirement allowance
and severance payment due to the additional of
one Director and five employees .
53LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
c. Ekuitas
Jumlah ekuitas Perseroan terdiri dari modal disetor
dan laba ditahan per 31 Desember 2009 sebesar
Rp1.351.582 juta meningkat 7,43% dari tahun
2008 sebesar Rp1.258.134 juta, berasal dari laba
Perseroan. Ekuitas tahun 2008 meningkat 6,54% dari
tahun 2007 dari sebesar Rp1.180.873 juta menjadi
sebesar Rp1.258.134 juta, karena perolehan laba
Perseroan.
Jumlah ekuitas per tahun 2006 dan 2005 masing-
masing sebesar Rp1.115.775 juta dan sebesar
Rp1.027.264 juta. Rincian ekuitas Perseroan per 31
Desember 2009 dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya tampak pada tabel 5 dan grafik 4.
TABEL 5 PERKEMBANGAN EKUITAS
TABLE 5 EqUITY GROWTH
Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005
Ekuitas Equity
Modal ditempatkan & disetor penuh Issued & Fully Paid Capital
1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Saldo Laba Retained Earnings
Telah ditentukan penggunaannya Appropriated 116.000 76.000 44.000 - -
Belum ditentukan penggunaannya Unappropriated 235.582 182.134 136.873 115.775 27.264
Jumlah Ekuitas Total Equity 1.351.582 1.258.134 1.180.873 1.115.775 1.027.264
GRAFIK 4 PERKEMBANGAN EKUITAS
GRAPH 4 EqUITY GROWTH
(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)
2005
1.027
2006
1.116
2007 2008 2009
1.181 1.2581.352
• Modal disetor
Modal ditempatkan dan disetor penuh adalah
modal saham biasa sebanyak 1.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp1.000.000,- per lembar
yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
c. Equity
The corporate equity consists of paid up capital
and retained earnings per December 31, 2009 of
Rp1,351,582 million, a 7.43% increase from the 2008
number of Rp1,258,134 million, generated from
Corporate profit. The 2008 equity increased 6,54%
from 2007 of Rp1,180,873 million to Rp1,258,134
million, generated from Corporate profit.
The corporate equity in 2006 and 2005 each was
Rp1,115,775 million and Rp1,027,264 million. Detailed
corporate equity per December 31, 2009 compared
to the previous years is compiled in table 5 and
graph 4.
• Paid up capital
Issued and fully paid capital of 1,000,000 shares
amounted Rp1,000,000 per stock owned by the
Government of Indonesia.
54
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
• Saldo laba ditahan, terdiri dari:
1. Saldo laba yang telah ditentukan
penggunaannya sampai dengan per 31
Desember 2009 sebesar Rp116.000 juta adalah
bagian laba yang diperuntukkan cadangan
modal sesuai ketentuan pasal 13 anggaran
dasar Perseroan No. 114 sesuai keputusan
RUPS tahunan.
2. Saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya sampai dengan per 31
Desember 2009 sebesar Rp235.582 juta adalah
termasuk laba tahun buku 2009 sebesar
Rp98.295 juta.
d. Pendapatan Usaha
Jumlah Pendapatan tahun 2009 sebesar
Rp121.859 juta meningkat 21,27% dibandingkan
pendapatan tahun 2008 sebesar Rp100.485 juta.
Pendapatan tahun 2008 sebesar Rp100.485 juta
meningkat sebesar 20,02% dari tahun 2007
sebesar Rp83.724 juta, disebabkan meningkatnya
pendapatan pinjaman yang diberikan
seiring dengan peningkatan saldo pinjaman
yang diberikan.
Pendapatan tahun 2006 dan 2005 masing-masing
sebesar Rp102.984 juta dan sebesar Rp24.927 juta.
Rincian pendapatan Perseroan tahun 2009
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
tampak pada tabel 6, grafik 5 dan 6.
TABEL 6 PENDAPATAN PERSEROAN
TABLE 6 REvENUES
Keterangan Description31 Desember 31 December
2009 2008 2007 2006 2005
Pendapatan Revenues
Pinjaman yang diberikan Loan 51,796 40,649 16,674 51 -
Jasa pendidikan & pelatihan Education & Training Services 284 340 242 29 -
Efek beragun aset Asset Backed Securities 10,312 - - - -
Koordinator sekuritisasi Securitization Coordinator 19 - - - -
Pendukung kredit Credit Enhancement 121 - - - -
62,533 40,989 16,917 80 -
Deposito berjangka Time Deposit 55,221 36,317 39,068 79,984 24,927
Sertifikat Bank Indonesia BI Certificate - 19,801 26,593 22,053 -
Surat Utang Negara Government Bonds (SUN) 1,290 1,217 1,147 867 -
Obligasi Retail Indonesia Government Bonds (ORI) 2,814 2,162 - - -
Jumlah Total 121,859 100,485 83,724 102,984 24,927
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
• Retained earning consists of :
1. Retained earning up to December 31,2009
of Rp116,000 million was part of the profit
allocated as reserve based on Article 13
from Corporate Article of Association no
14 according to decision taken by annual
Shareholders General Meeting.
2. Unallocated profit until December 31, 2009 of
Rp235.582 million was included in annual profit
of 2009 of Rp98.295 million.
d. Business revenue
Total revenue in 2009 was Rp121.8 59 million, an
increase of 21.27% compared to 2008 revenue
of Rp100,485 million.
Revenue in 2 0 0 8 of Rp10 0,485 million rose
20.02% from 2007 of Rp83,724 million, due to the
increase inrevenue from the allocated debts.
Revenues in 2006 and 2005 were Rp102,984
million and Rp24,927 million. Details of Corporate
revenue in 2009 compared to the previous years
are in table 6, graph 5 and 6.
55LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
GRAFIK 5 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDAPATAN
GRAPH 5 TOTAL REvENUES GROWTH
(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)
2005
25
2006
103
2007 2008 2009
84
100
122
GRAFIK 6 PERKEMBANGAN PENDAPATAN PENYALURAN PINJAMAN
GRAPH 6 LOAN’S REvENUES GROWTH
(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)
2005
0
2006
51
2007 2008 2009
16,674
40,649
51,796
Dari rincian pada tabel 6 dapat dijelaskan bahwa:
• Pendapatan pinjaman yang diberikan tahun
2009 sebesar Rp51.796 juta meningkat 27,42% dari
tahun 2008, karena realisasi jumlah pemberian
pinjaman meningkat 75,64%.
• Pendapatan pendidikan dan pelatihan tahun
2009 sebesar Rp284 juta, turun 16,49% dari
realisasi tahun 2008 sebesar Rp340 juta, karena
volume pelaksanaan tahun 2009 lebih kecil dari
pelaksanaan di tahun 2008.
• Pendapatan penempatan dana tahun 2009
sebesar Rp59.326 juta turun 0,29% dari tahun
2008 sebesar Rp59.496 juta, karena dalam
tahun 2009 sebagian dana sudah disalurkan
sebagai pinjaman dan semakin menurunnya
penempatan pada deposito.
Table 6 concludes that:
• Revenue generated from granted loan in 2009
was Rp51,796 million, a 27,42% rise from 2008, due
to increased granted loans for 75.64%.
• Revenue from education and training in 2009
was Rp284 mi l ion, a drop of 16.49% from 2008
of Rp340 mi l l ion, because of a decrease in
the volume.
• Revenue from the al location of fund in 2009
was Rp59,326 mil l ion, a drop of 0.29% from
2008 of Rp59.496 mil l ion, because in 2009
some of the fund was already al located as
loans instead of deposit.
56
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
e. Beban Usaha
Jumlah beban tahun 2009 sebesar Rp23.564 juta
meningkat 7,29% atau sebesar Rp1.602 juta dari
tahun 2008 sebesar Rp21.962 juta.
Beban tahun 2008 sebesar Rp21.962 juta meningkat
6,46% dari tahun 2007 sebesar Rp20.628 juta.
Beban tahun 2006 dan 2005 masing-masing
sebesar Rp17.155 juta dan 3.674 juta. Rincian beban
tahun 2009 dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya tampak pada tabel 7.
TABEL 7 BEBAN USAHA
TABLE 7 OPERATING ExPENSES
Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005
Beban Expenses
Beban personalia Personnels Expenses 16,096 15,669 12,655 13,014 3,237
Administrasi & umum General & Administrative 7,468 6,293 7,973 4,141 437
Jumlah Total 23,564 21,962 20,628 17,155 3,674
Dari rincian biaya tabel 7 di atas dapat dijelaskan
bahwa:
• Biaya personil sebesar Rp16.096 juta naik 2,73%
dari tahun 2008 sebesar Rp15.669 juta terutama
karena (1) kenaikan tunjangan / COLA hasil
penilaian prestasi karyawan dari tahun 2008 dan
(2) Penyisihan bonus tahun 2009 yang mengikuti
kenaikan laba bersih Perseroan.
• Biaya administrasi dan umum sebesar Rp7.468 juta,
naik 18,67% dari tahun 2008 sebesar Rp6.293 juta,
terutama karena meningkatnya biaya iklan,
informasi dan hubungan masyarakat.
f. Laba Bersih
LABA USAHA
Laba Usaha Perseroan adalah jumlah pendapatan
setelah dikurangi beban usaha tahun 2009 sebesar
Rp98.295 juta, meningkat 25,18% dibanding tahun
2008 sebesar Rp78.523 juta, terutama berasal dari
peningkatan pendapatan dari pinjaman yang
disalurkan.
Laba usaha tahun 2008 sebesar Rp78.523 juta juta
naik 24,45% dari tahun 2007 sebesar Rp63.096 juta,
beban tahun 2006 dan 2005 masing-masing sebesar
Rp85.829 juta dan Rp21.253 juta. Perkembangan
laba usaha tahun 2009 dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya tampak pada grafik 7.
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
e. Business Expenses
Total business expenses in 2009 were Rp23,564 million,
an increase of 7.29% or Rp1,602 million from 2008 of
Rp21,962 million.
Expenses in 2008 were Rp21,962 million or a 6.46% rise
from 2007 of Rp20,628 million.
Expenses in 2006 and 2005 were Rp17,155 million
and 3,674 million. Details of 2009 business expenses
compared to the previous years are shown in table 7.
Based on detailed expenses in Table 7, it can be
concluded that:
• Personnel-related expenses was Rp16,096 million,
an increase of 2.73% from 2008 of Rp15,669 million,
mostly due to (1) increase of allowance/COLA
based on employee performance appraisals
from 2008 and (2) benefits in 2008 which were in
line with an increase of Corporate net profit.
• Administrative and general affairs were Rp7,468
million, an increase of 18.67% from 2008 of Rp6,2 93
million, due to increase of fees for advertisement,
information and public relation.
f. Net Profit
BUSINESS PROFIT
The corporate profit, which is the revenue minus
expenses in 2008, was Rp98,295 mil l ion, an
increase of 25.18% compared to 2008 of Rp78,523
mil l ion, generated from increased revenue from
granted loan.
Business profit in 2008 of Rp78,523 million,an
increase of 24.45% from 2007 of Rp63,096 million,
and expenses in 2006 and 2005 were Rp85,829
million and Rp21,253 million. Growth of profit in 2009
compared to previous years is shown in graph 7.
57LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
GRAFIK 7 PERKEMBANGAN LABA USAHA
GRAPH 7 OPERATING INCOME GROWTH
(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)
2005
21,253
2006
85,829
2007 2008 2009
63,096
78,523
98,295
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
Laba sebelum pajak terdiri dari laba usaha
ditambah pendapatan lain-lain tahun 2009 sebesar
Rp101.518 juta, 26,55% dibandingkan tahun 2008
sebesar Rp80.220 juta, disebabkan meningkatnya
tingkat bunga penyaluran pinjaman seiring dengan
peningkatan realisasi penyaluran pinjaman hingga
75,64%.
Laba sebelum pajak tahun 2008 sebesar
Rp80.220 juta naik 22,75% dari tahun 2007 sebesar
Rp65.351 juta, laba sebelum pajak tahun 2006 dan
2005 masing-masing sebesar Rp87.125 juta dan
Rp28.307 juta. Perkembangan laba sebelum pajak
penghasilan tahun 2009 dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya selanjutnya tampak pada
grafik 8.
GRAFIK 8 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
GRAPH 8 INCOME BEFORE INCOME TAx
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
2005
28,307
2006
87,125
2007 2008 2009
65,351
80,220
101,518
LABA BERSIH
Laba bersih tahun 2009 sebesar Rp93.449 juta,
naik 20,95% dari tahun 2008 sebesar Rp77.260 juta,
terutama karena kenaikan pendapatan lebih besar
dari kenaikan biaya seperti diuraikan di atas.
PROFIT BEFORE CORPORATE INCOME TAx
Profit before tax, which consists of operating
income and other income for 2009, in December 31,
2009 was Rp101,518 million, an increase of Rp21,298
million or 26.55% compared to 2008 of Rp80,220
million, generated from an increase of interest rate
of the granted loan to 75.64%.
Profit before revenue tax in 2008 of Rp80.220 million
or a rise of 22.75% from 2007 of Rp63.351 million,
and expenses in 2006 and 2005 were Rp87.125
million and Rp28.307 million. Growth of profit before
revenue tax in 2009 compared to previous years is
in graph 8.
NET PROFIT
Net prof it in 2009 was Rp93.449 mi l l ion, a 20.95%
r i se f rom 2008 of Rp77,260 mi l l ion, generated
from increase of prof it which exceeded the
above expenses.
58
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Laba bersih tahun 2008 sebesar Rp77.260 juta naik
18,68% dari tahun 2007 sebesar Rp65.098 juta,
beban tahun 2006 dan 2005 masing-masing
sebesar Rp88.511 juta dan Rp27.264 juta.
Perkembangan laba sebelum pajak penghasilan
tahun 2009 dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya selanjutnya tampak pada grafik 9.
GRAFIK 9 PERKEMBANGAN LABA BERSIH
GRAPH 9 NET INCOME GROWTH
(dalam jutaan Rupiah) (in million Rupiah)
2005
27.264
2006
88.511
2007 2008 2009
65.098
77.260
93.449
Net profit in 2008 was Rp77,260 million or a 18.68%
increase from 2007 of Rp68,098 million, and
expenses in 2006 and 2005 were Rp88,511 million
and Rp27,26 4 million.Growth and profit before tax
revenue in 2009 compared to previous years are
shown in graph 9.
59LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
g. Arus Kas Cash Flow
Keterangan Description 2009 2008 2007 2006 2005
ARUS KAS DARI AKTIvITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIvITES
Penerimaan Dari Bunga Interest Income
Penyaluran pinjaman Loans 57,814 35,980 15,234 250 -
Deposito Time Deposit 55,213 34,605 40,669 78,776 23,447
Efek yang dimiliki Securities 11,067 23,464 27,809 22,557 -
Penambahan penyaluran pinjaman Additions of Loans (404,084) (532,493) (305,000) (100,000) -
Angsuran pinjaman yang diberikan Installment of Loans 420 339,108 66,000 - -
Investasi pada efek Investment on Securities (353,522) - - - -
Penerimaan dari hasil lainnya Others Income 9,502 950 258 61 7,054
Penerimaan (Pembayaran) Kas Dari (Untuk) Cash Receipt (Payment) from (for)
Pihak ketiga Third Party (28,894) (8,520) (7,404) (4,155) (338)
Direksi & karyawan Board of Directors & Employees (8,105) (14,227) (13,548) (7,595) (2,616)
(Penambahan) Sinking Fund (Additions of) Sinking Fund 2,975) (4,636) (4,484) (3,843) -
Pengurangan Sinking Deduction of Sinking Fund 4,240 1,178 2,918 - -
Pendukung kredit Credit Enhancement (15,431) - - - -
Dana transisi servicer Servicer Transition Fund (399) - - - -
Kas Bersih (Digunakan Untuk) Diperoleh Dari Aktivitas OperasiNet Cash Provided from (Used in) Operating Activities
(675,153) (124,591) (177,547) (13,950) 27,547
ARUS KAS DARI AKTIvITAS INvESTASI CASH FLOWS FROM INvESTING ACTIvITIES
Investasi pada efek Investment on Securities - (35,014) - (12,157) -
Pembelian aset tetap Acquisition of Fixed Assets (20,404) (86) (87) (1,021) (1,405)
Penambahan bangunan dalam renovasi Additions of building under renovation
(5,591) - - (48) -
Penambahan aset lain-lain Additions of Other Assets (189) - - (64) -
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas InvestasiNet Cash Used in Investing Activities
(26,184) (35,100) (87) (13,290) (1,406)
ARUS KAS DARI AKTIvITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIvITIES
Penerimaan hasil penerbitan obligasi Proceedingfrom Bond Issuance
551,000 - - - 1,000,000
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas PendanaanNet Cash Provided by Financing Activities
551,000 - - - 1,000,000
KENAIKAN (PENURUNAN) KAS & SETARA KAS NET INCREASE (DECREASE) IN CASH & CASH EqUIvALENT
(150,337) (159,691) (177,634) (27,240) 1,026,140
SALDO KAS & SETARA KAS - AWAL CASH & CASH EqUIvALENT - BEGINNING
661,575 821,266 998,901 1,026,140 -
SALDO KAS & SETARA KAS - AKHIR CASH & CASH EqUIvALENT - ENDING
511,238 661,575 821,266 998,901 1,026,140
Pada akhir tahun 2009, saldo kas akhir sebesar
Rp511.238 juta, turun Rp150.377 juta dari saldo
awal sebesar Rp661.575 juta dengan rincian
sebagai berikut:
a. Arus kas dari operasi, negatif sebesar
Rp675.153 juta, terutama berasal dari
penambahan penyaluran pinjaman sebesar
Rp404.083 juta dan investasi efek sebesar
Rp353.522 juta.
b. Arus kas dari investasi, negatif sebesar
Rp26.184 juta, karena penggunaan untuk
pembelian Tanah dan Gedung Kantor dan
renovasi masing-masing sebesar Rp20.404 juta
dan Rp5.591 juta.
c. Arus kas dari pendanaan sebesar Rp551.000 juta,
bersumber dari penerbitan surat utang.
(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)
By the end of 2009, the final cash flow was Rp511,238
million, a decrease of Rp150,377 million of initial
balance of Rp661,575 million with the following
details :
a. Operational cash flow, negative of Rp675,153
million, particularly from additional granted loan
of Rp404,083 million and share investment of
Rp353,522 million.
b. Cash flow from investment, negative of Rp26,184
million, particularly from the purchase of land
and office premises and renovation of Rp20,404
million and Rp5,591 million.
c. Cash flow from funding of Rp551,000 million, from
the issuance of bond.
60
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Pada akhir tahun 2008, saldo kas akhir sebesar
Rp661.575 juta, turun Rp159.691 juta dari saldo
awal sebesar Rp821.266 juta dengan rincian
sebagai berikut:
a. Arus kas dari operasi, negatif sebesar
Rp124.591 juta, terutama berasal dari
penambahan penyaluran pinjaman sebesar
Rp532.493 juta.
b. Arus kas dari investasi, negatif sebesar
Rp35.100 juta, karena penggunaan untuk
investasi efek.
Pada akhir tahun 2007, saldo kas akhir sebesar
Rp821.266 juta, turun Rp177.634 juta dari saldo
awal sebesar Rp998.901 juta dengan rincian
sebagai berikut:
a. Arus kas dari operasi, negatif sebesar
Rp177.547 juta, terutama berasal dari
penambahan penyaluran pinjaman sebesar
Rp305.000 juta.
b. Arus kas dari investasi, negatif sebesar Rp87 juta
karena adanya pembelian aset tetap.
Pada akhir tahun 2006, saldo kas akhir sebesar
Rp998.901 juta, terdiri atas:
a. Arus kas dari operasi, negatif sebesar Rp13.950 juta,
terutama berasal dari penambahan penyaluran
pinjaman sebesar Rp100.000 juta.
b. Arus kas dari investasi, negatif sebesar
Rp13.290 juta karena adanya pembelian efek
sebesar Rp12.157 juta.
Pada akhir tahun 2005, saldo kas akhir sebesar
Rp1.026.140 juta, terdiri atas:
a. Arus kas dari operasi, sebesar Rp27.547 juta,
terutama berasal dari penempatan deposito
sebesar Rp23.447 juta.
b. Arus kas dari investasi, negatif sebesar Rp1.406 juta
karena adanya pembelian aset tetap.
c. Arus kas dari pendanaan, sebesar Rp1.000.000 juta
berasal dari modal disetor.
By the end of 2008, final cash balance was Rp661,575
million, a decrease of Rp159,691 million from initial
balance of Rp821,266 million with the following
details :
a. Operational cash flow, negative of Rp124,591
million, particularly from additional granted loan
of Rp532,493 million.
b. Investment cash flow, negative of Rp35,10 0
million, due to stock investment.
By the end of 2007, final cash balance was Rp821,266
million, a decrease of Rp177,634 million from initial
balance of Rp998,901 million with the following
details :
a. Operational cash flow, negative of Rp177,547
million, particularly from additional granted loan
of Rp305,000 million.
b. Investment cash flow, negative for Rp87 million
for purchase of fixed asset.
By the end of 2006, the final cash balance was
Rp998,901 million and comprised:
a. Operational cash flow, negative of Rp13,950
million, particularly from additional granted loan
for Rp100,000 million.
b. Investment cash flow, negative of Rp13,290
million, particularly from the purchase of shares
for Rp12,157 million.
By the end of 2005, final cash balance was
Rp1,026,140 million and comprised:
a. Operational cash flow, of Rp27,547 million,
particularly from the allocation of deposit of
Rp23,447 million.
b. Investment cash flow, negative of Rp1,406 million
due to the purchase of fixed asset.
c. Fund cash flow, of Rp1,000,000 million from the
paid up capital.
61LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
RASIO KINERJA
Rasio kinerja keuangan Perseoan tahun 2009
dipersandingkan dengan rasio kinerja keuangan
tahun-tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:
Keterangan Description 2009 2000 2007 2006 2005
Primary market financing to capital 1.44 0.53 0.31 0.10 -
Net Profit Margin 74.71 75.61 75.71 84.88 85.25
Return on Equity (ROE) 6.91 6.14 5.51 7.93 2.65
Berdasarkan rasio tersebut dapat diberikan penjelasan
sebagai berikut:
• Primary Market Financing to Capital adalah
perbandingan jumlah dana yang telah disalurkan
kepada lembaga penyalur KPR terhadap modal
disetor. Tahun 2009 mencapai 1,44 kali lebih
besar dari tahun 2008 sebesar 0,53 kali, karena
terlaksananya transaksi sekuritisasi Rp502,42 miliar
dan peningkatan penyaluran pinjaman menjadi
Rp934 miliar.
• Profit Margin Perseroan tahun 2009 sebesar 74,71%,
hampir sama dengan tahun 2008 sebesar 75,61%,
karena adanya beban pajak badan tahun 2009;
• Return on Equity (ROE) tahun 2009 sebesar 6,91%
lebih besar dari tahun 2008 sebesar 6,14%, karena
peningkatan laba.
PERFORMANCE RATIO
The corporate financial performance ratio in 2009
compared to the financial performance ratio from
the previous years are compiled below:
Based on the above ratio, it can be concluded
that:
• Primary Market Financing to Capital is a ratio
between fund channeled by mortgage lenders
with its capital. In 2009, it was 1.44 times bigger
compared to 0.53 times in 2008 due to securities
transaction of Rp502,4 2 billion and an increase of
loan disbursement to Rp93 4 billion.
• Corporate Profit Margin in 2009 was 74.71%, close to
75.61% achieved in 2008 due to 2009 tax burden.
• Return on Equity (ROE ) in 2009 was 6.91% bigger
than 6.14% achieved in 2008 due to increase of
profit.
62
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
tata keLOLa PerusahaanCOrPOrate gOvernanCe
PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOvERNANCE (GCG)
Penerapan Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang
baik pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
kepatuhan terhadap perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku, yang pada akhirnya akan
meningkatkan nilai bagi stakeholder.
Penerapan tata kelola perusahaan dilaksanakan
merujuk kepada Surat Keputusan Menteri BUMN
No. Kep-117/M-BUM/2002 tanggal 1 Agustus 2002
tentang Penerapan Praktek Good Corporate
Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Prinsip-prinsip transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran
yang telah diterapkan Perseroan diantaranya:
• Pengungkapan informasi riwayat hidup anggota
Direksi dan Dewan Komisaris serta besaran
remunerasi.
• Pengungkapan risiko-risiko yang dihadapi
Perseroan dalam menjalankan usaha dan publikasi
pencapaian dan aktivitas yang sedang dijalankan
Perseroan melalui penerbitan Prospektus.
• Pengambilan keputusan oleh organ Perseroan
yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, dan
Pejabat lainnya dilaksanakan dengan menghindari
terjadinya benturan kepentingan.
• Pembagian tugas yang jelas diantara Organ
Perseroan. Direksi memiliki tugas pokok untuk
memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan
maksud dan tujuan perusahaan, senantiasa
berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Perseroan, serta menguasai, memelihara dan
mengurus kekayaan Perseroan. Dewan Komisaris
bertugas melakukan pengawasan terhadap
kebijakan pengurusan Perseroan yang dilakukan
oleh Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi
termasuk mengenai rencana pengembangan,
rencana kerja dan anggaran tahunan perusahaan,
dan pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar
Perseroan.
• Pemberdayaan Internal Audit dan Komite Audit
secara optimal sehingga dapat melaksanakan
praktek audit yang benar-benar independen,
sehat dan terwujudnya sistem pengendalian yang
baik dalam rangka pencapaian tujuan Perseroan
tanpa menyimpang dari peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
GOOD CORPORATE GOvERNANCE (GCG) PRINCIPLES
The implementation of Good Corporate Governance
Principles basically aims to improve the compliance
to existing laws and regulations which will lead to
increases values for stakeholders.
Good Corporate Principles implementation refers
to State -Owned Enterprise Ministrial Decree no
Kep -117/M -BUM/2002 dated August 1, 2002 on the
Implementation of Good Corporate Governance
(GCG) Practices in State -Owned Enterprises. Principles
of transparency, independence, accountability,
responsibility and fairness implemented in this
Corporation are as follows :
• Full disclosure on the resume of membersof the
Board of Directors and Commisionaires and their
remunerations.
• Full disclosure on risks faced by the Company in its
business pursuit and the publication of achievements
and activities carried out by the Company through
Prospectus publication.
• Decision making by Corporation units comprising of
Board of Commissionaires, Board of Directors and
other relevant Authority in charge is done to avoid
conflict of interest.
• Clear division of labour among units in the
Company. The main task of the Board of Directors
is to direct and to manage the Company to serve
Corporate aims and purposes, increase Corporate
efficiency and effectiveness and control,
maintain and manage Corporate assets. Board
of Commissionaires is responsible in managing
corporate policies implemented by the Board of
Directors and to provide advice to the Board of
Directors regarding development plan, work plan,
Corporate annual budget and implementation of
Corporate Articles of Association.
• Optimal empowerment of Internal Audit and
Committee Audit to achieve independent and
healthy audit practices and good control system in
order to achieve Corporate goals and comply to
the existing laws and regulations .
63LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
• Pemenuhan kewajiban kepada pihak ketiga
dengan baik dan tepat waktu, seperti pemenuhan
kewajiban perpajakan dan pembayaran imbal
hasil kepada investor surat utang.
• Pelaksanaan pengadaan, pengangkatan,
penempatan, pemberhentian, kedudukan,
kepangkatan, jabatan, gaji/upah, kesejahteraan
dan penghargaan kepada karyawan Perseroan
diatur dan ditetapkan sesuai dan mengacu kepada
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
• Perlakuan secara adil kepada setiap karyawan
tanpa membedakan suku, asal-usul, jenis kelamin,
agama, atau hal-hal lain yang tidak ada kaitannya
dengan kinerja.
• Perseroan menciptakan kondisi kerja yang baik dan
aman bagi setiap karyawan sesuai ketentuan yang
berlaku serta peningkatan kesejahteraan sesuai
dengan kemampuan keuangan perusahaan.
• Perseroan juga memperlakukan rekanan secara
sama, adil, serta transparan dalam memberikan
informasi.
DEWAN KOMISARIS
Susunan Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal 31
Desember 2009 berdasarkan akta No. 114 tanggal 13
Agustus 2008 adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Jugja Wahab
Komisaris : Arys Ilyas
Komisaris : Tito Murbaintoro
URAIAN TUGAS
Dewan Komisaris Perseroan memiliki tugas:
1. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan
Perseroan yang dilakukan Direksi.
2. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam
melaksanakan kegiatan pengurusan Perseroan.
3. Melaksanakan kepentingan Perseroan dengan
memperhatikan kepentingan para Pemegang
Saham dan bertanggung jawab kepada Perseroan
yang dalam hal ini diwakili oleh Rapat Umum
Pemegang Saham.
4. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang
disiapkan Direksi serta menandatangani laporan
tahunan tersebut.
5. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat
Umum Pemegang Saham mengenai rencana kerja
dan anggaran tahunan Perseroan yang diusulkan
Direksi.
• Sound and timely fulfillment of obligations to the
third party, such as tax obligation and payment of
Yields to bond investors.
• Recruitment, promotion, placement and termination
of position, rank, title, salary/renumeration, fringe
benefits and award for Corporate employees are
regulated and endorsed by referring to the existing
laws and regulations.
• Fair and equal treatment of all employes regardless
of ethnicity, background, gender, religion or any
other matters non -related to performance.
• The Company creates sound and safe working
condition for all employees according to existing
regulation and provides improvement of well -being
according to Corporate financial capacity.
• The Company treats all partners equally,
reasonably and transparently regarding provision
of information.
BOARD OF COMMISSIONERS
Composition of the Board of Commissionaire since
December 31 2 0 0 9 stipulated by Deed No. 114 dated
August 13 2 0 0 8 is as follow :
President Commissioner : Jugja Wahab
Commissioner : Arys Ilyas
Commissioner : Tito Murbaintoro
JOB DESCRIPTION
The Board of Commissioners is responsible for :
1. Overseeing Corporate management by Board of
Directors.
2. Providing advice to Board of Directors in Corporate
operational management.
3. Exercising Corporate interest while attending
to the interests of the Shareholders and being
Responsible to the Company represented by
Shareholder General Meeting.
4. Examining, scrutinizing and signing annual report
prepared by Board of Directors.
5. Providing input and suggestions to Shareholder
General Meeting on Corporate work plan and
annual budget proposed by the Board of Directors.
64
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
PERTEMUAN DAN TINGKAT KEHADIRAN
Dewan Komisaris mengadakan rapat secara berkala.
Menurut Anggaran Dasar Perseroan, rapat dilakukan
sedikitnya 1 bulan sekali. Selama 2009, telah dilakukan
16 kali rapat. Jumlah kehadiran masing-masing
anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
No. Nama Name Jumlah Kehadiran Attendance
1. Jugia Wahab 16/16
2. Arys Ilyas 16/16
3. Tito Murbaintoro 15/16
DIREKSI
Susunan Direksi Perseroan pada tanggal 31 Desember
2009 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan selaku
pemegang saham Perseroan No. 521/KMK.010/2009
tanggal 29 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Erica Soeroto
Direktur : Sutomo
Direktur : Yudhi Ismail
RUANG LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB
Tugas pokok Direksi Perseroan adalah:
1. Memimpin dan melaksanakan pengurusan
Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan
dan bertindak selaku pimpinan dalam pengurusan
tersebut.
2. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan
Perseroan.
3. Menjalankan tugas sesuai amanat Pemegang
Saham.
PERTEMUAN DAN TINGKAT KEHADIRAN
Direksi mengadakan rapat secara berkala. Menurut
Anggaran Dasar Perseroan, rapat dilakukan sedikitnya
1 bulan sekali. Selama tahun 2009, telah dilakukan 13
kali rapat. Jumlah kehadiran masing-masing anggota
Direksi adalah sebagai berikut:
No. Nama Name Jumlah Kehadiran Attendance
1. Erica Soeroto 13/13
2. Paulus Nurwadono* 2/13
3. Sutomo 13/13
* Sesuai Keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan pada 18 Juni 2009, pengunduran diri saudara Paulus Nurwadono sebagai direktur Perseroan disetujui.
* Decision taken in Corporate General Shareholder Extraordinary Meeting on June 18 2009 accepted the resignation of Paulus Nurwadono as Corporate Director.
MEETING AND ATTENDANCE
Board of Commissionaire meets at least once a month
according to Corporate Article of Association. In
2009, there were 16 meetings. Attendance of each
member of the Board of Commissionaire is as follows :
BOARD OF DIRECTORS
Composition of the Board of Directors since December
31 2009 as stipulated in the Decree issued by Minister
of Finance as shareholder of the Company No. 521/
KMK. 010/2009 dated December 29, 2009 is as follows:
President Director : Erica Soeroto
Director : Sutomo
Director : Yudhi Ismail
SCOPE OF WORK AND RESPONSIBILITY
Main tasks of the Corporate Directors are :
1. To lead and implement Corporate management to
serve Corporate aims and purposes and to hold the
leadership of this management.
2. To control, maintain and manage Corporate
assets.
3. To carry out the mandates from Shareholders.
MEETING AND ATTENDANCE
Board of Directors meets at least once a month
according to Corporate Article of Association. In 2009,
there were 13 meetings. Attendance of each member
of the Board of Directors is as follows:
65LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
KOMPENSASI & TUNJANGAN DIREKSI DAN KOMISARIS
Berdasarkan Surat Keputusan Pemegang Saham
tanggal 7 Oktober 2005 gaji Direktur Utama sebesar
Rp50 juta bersih per bulan, tunjangan cuti tahunan
dan hari raya keagamaan masing-masing satu bulan
gaji. Fasilitas: asuransi kesehatan, asuransi jabatan,
kendaraan Toyota Camry 2.4 ditambah tunjangan
sopir Rp1 juta per bulan, biaya pulsa telpon genggam
sebesar Rp500 ribu per bulan. Perjalanan dinas dalam
dan luar negeri berdasarkan RKAP. Gaji Direktur
sebesar Rp45 juta bersih per bulan, tunjangan cuti
tahunan dan hari raya keagamaan masing-masing
satu bulan gaji. Fasilitas: kesehatan, asuransi jabatan,
kendaraan Toyota Altis 1.8 ditambah tunjangan
sopir sebesar Rp1 juta per bulan, biaya pulsa telpon
genggam sebesar Rp500 ribu per bulan. Perjalanan
dinas dalam dan luar negeri berdasarkan RKAP. Sesuai
Surat Pemegang Saham Nomor S-505/MK.010/2007
diberikan persetujuan untuk penyesuaian gaji sesuai
dengan tingkat inflasi tahun 2005 dan 2006 dengan
kenaikan sebesar 19,5%, sehingga sejak November
2007 gaji Direktur Utama sebesar Rp59.750.000 bersih
per bulan, gaji Direktur sebesar Rp53.775.000 bersih
per bulan dan tunjangan komunikasi masing-masing
menjadi sebesar Rp2 juta per bulan dan tunjangan
sopir nihil.
Berdasarkan keputusan pemegang saham tanggal
7 Oktober 2005, honor Komisaris Utama sebesar Rp20
juta bersih per bulan, tunjangan cuti tahunan dan
hari raya keagamaan masing-masing satu bulan
honor ditambah sebesar Rp10 juta bersih per bulan
karena bekerja penuh/full time. Fasilitas: kesehatan,
asuransi jabatan dan kendaraan Toyota Innova tipe
G ditambah tunjangan sopir Rp1 juta per bulan.
Perjalanan dinas dalam dan luar negeri berdasarkan
RKAP.
Honor Komisaris sebesar Rp18 juta bersih per bulan,
tunjangan cuti tahunan dan hari raya keagamaan
masing-masing satu bulan honor. Fasilitas: kesehatan,
asuransi jabatan. Perjalanan dinas dalam dan luar
negeri berdasarkan RKAP.
Sesuai Surat Pemegang Saham Nomor S-505/
MK.010/2007 tanggal 30 Oktober 2007, persetujuan
diberikan untuk penyesuaian honor sesuai dengan
tingkat inflasi tahun 2005 dan 2006 dengan kenaikan
sebesar 19,5%, sehingga sejak November 2007 honor
Komisaris Utama sebesar Rp23.900.000 bersih per
bulan ditambah sebesar Rp10 juta bersih per bulan
karena bekerja penuh dan tunjangan sopir nihil. Honor
Komisaris sebesar Rp21.510.000 bersih per bulan.
BOARD OF DIRECTORS AND COMMISSIONAIRES COMPENSATIONS AND FACILITIES
Shareholders Decree dated October 7, 2005 stipulates
that remuneration for President Director is Rp50 million
per month net, and one -month salary for paid annual
leaves and leaves for religious purposes . Facilities
provided include health insurance, professional
insurance, Toyota Camry 2.4 transportation and Rp1
million per month for driver fee and Rp500 thousand per
month for phone use. Local and international business
trips are based on Corporate Work and Budget Plan.
Remuneration for Director is Rp45 million per month
net, and one -month salary for paid annual leaves and
leaves for religious purposes. Facilities provided include
health insurance, professional insurance, Toyota Altis
1.8 transportation and Rp1 million per month for
driver fee and Rp5 0 0 thousand per month for phone
use. Local and international business trips are based
on Corporate Work and Budget Plan. Shareholder
Letter No S-505/MK.010/2007 stipulates an increase
of 19.5% remuneration adjustment based on 2005 -
2006 inflation rates . Therefore since November 2007,
remuneration of the President Director is Rp59,750,000
per month net. Remuneration for Director is Rp53,775
.per month net, phone communication of Rp2 million
per month and no compensation for driver.
Shareholder decision on October 7, 2005 stipulates
that remuneration for Chief Commissionaire is Rp20
million net, with one -month salary for annual paid
leaves and leaves for religious purposes plus Rp10
million net per month for full -time work. Facilities
are health and professional insurance, Toyota Innova
type G transportation and Rp1 million per month for
driver fee. Local and international business trips are
based on Corporate Work and Budget Plan.
Remuneration for Commissionaire is Rp18 million
net, with one -month salary for annual paid
leaves and leaves for religious purposes . Facilities
include health and professional insurance. Local and
international business trips are based on Corporate
Work and Budget Plan.
Shareholder Letter No S - 5 0 5/MK . 010/2007 dated
October 30, 2007 stipulates an increase of 19.5%
remuneration adjustment based on 2005 -2006 inflation
rates . Therefore since November 2007, remuneration
of the Chief Commissioner is Rp23,900,000 per
month net plus Rp10 million net per month for full -
time work with no driver fee. For Commissioner it
is Rp53,775 .per month nett, phone communication
Rp2 million per month net and no compensation for
driver. Remuneration for Commissionaire is Rp1,510,000
per month net.
66
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
Sesuai keputusan RUPS-LB tanggal 13 Agustus 2008
ditetapkan bahwa tidak ada anggota Dewan Komisaris
yang bekerja full time, sehingga fasilitas yang diterima
oleh anggota Dewan Komisaris adalah sama. Dengan
demikian, tunjangan tambahan untuk komisaris yang
sebelumnya bekerja full time, berakhir pada bulan
Agustus 2008 serta tidak ada fasilitas kendaraan mobil
dinas untuk anggota Dewan Komisaris.
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) tanggal 18 Juni 2009 menetapkan bahwa
bonus tahun buku 2008 dibagikan sebesar 1% dari
laba bersih Peseroan. Untuk tahun berikutnya bonus
Direksi akan ditetapkan setiap tahun berdasarkan
pertimbangan kinerja yang telah dicapai sesuai
ketentuan pasal 11 ayat (5) dan pasal 19 ayat (4)
Anggaran Dasar Perseroan.
KOMITE AUDIT
Dalam rangka melaksanakan pengelolaan perusahaan
yang baik (good corporate governance), Komisaris
telah membentuk Komite Audit. Pembentukan Komite
Audit dilakukan dengan berpedoman antara lain
pada Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara No. KEP-117/M-PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus
2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate
Governance pada Badan Usaha Milik Negara.
Komite Audit secara kolektif mempunyai kompetensi
dan pengalaman dalam bidang akuntansi, keuangan,
hukum, dan perbankan. Semua anggota komite
independen terhadap Direksi dan auditor ekstern.
Komite melaporkan kegiatannya kepada Dewan
Komisaris.
Susunan Komite Audit berdasarkan posisi per 31
Desember 2009 adalah sebagai berikut:
Pjs. Ketua : Jugia Wahab (Komisaris Utama)
Anggota : Houtman Z. Arifin
Alexander Zulkarnain
Komite Audit bertugas mengevaluasi, mengidentifikasi
hal-hal yang memerlukan perhatian khusus serta
memberikan pendapat profesional yang independen
kepada Komisaris dalam bidang laporan keuangan
dari Direksi, laporan dari auditor internal dan
auditor eksternal, serta laporan atas ketaatan pada
peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan
manajemen risiko.
Dewan Komisaris telah menetapkan Piagam
Komite Audit (Audit Committee Charter) sebagai
panduan bagi Komite Audit dan anggotanya dalam
melaksanakan tugas. Piagam Komite Audit telah
dituangkan dalam Keputusan Dewan Komisaris No.
003/KEP/DEKOM/2008 tanggal 26 Juni 2008.
Shareholder Extraordinary General Meeting dated
August 13, 2008 decided that members of Board
of Commissionaires no longer work full time and
therefore facilities for all Board of Commissionaires
members are equal. Additional facilities for full -time
members ended in August 2008 and no transportation
was provided.
General Shareholder Meeting on June 18, 2009 also
decided that the 2008 f inancial year bonus was 1%
from Corporate net profit. For the next year, Board
of Directors decided that annual bonus is based
on performance appraisal st ipulated on Article
11 point (5) and Article 19 point (4) of Corporate
Article of Association.
AUDIT COMMITTEE
Audit Committee was established by Board of
Commissionaires to implement Good Corporate
Governance based on State -Owned Enterprise
Ministerial Decree No. KEP-117/M -PBUMN/2002 dated
August 1, 2002 on the Implementation of Good
Corporate Governance (GCG) Practices in State-
Owned Enterprises.
Audit Committee comprises collective competence
and experience in the area of accounting, finance,
law and banking. All committee members are
independent from Board of Directors and External
Auditor. Committee reports its activities to Board of
Commissionaires.
Composition of the the Audit Committee since
December 31 2009 is as follow :
Acting Chief : Jugia Wahab (Komisaris Utama)
Member : Houtman Z. Arifin
Alexander Zulkarnain
Audit Committee is responsible for evaluating and
identifying issues which require special attention and
for providing professional and independent opinion
to the Board of Commissionaire regarding financial
reports from the Board of Directors, reports from internal
and external auditors and reports on legal compliance
and implementation of risk management.
Board of Commissionaire has issued an Audit
Committee Charter to be used as guidelines for all
members of Audit Committee. This Audit Committee
Charter is enacted in Board of Commissionaire Decree
No. 003/KEP/DEKOM/2008 dated June 26, 2008.
67LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
No. Nama Name Jumlah Kehadiran Attendance
1. Jugia Wahab 11/11
2. Alexander Zulkarnain 11/11
3. Houtman Z. Arifin 11/11
Jumlah rapat dalam satu tahun kurang 1 (satu) kali
karena rapat bulan Desember 2009 digabung dengan
rapat bulan Januari 2010.
Jika dipandang perlu rapat juga dihadiri oleh Komisaris,
Direktur, Kepala Divisi, Kepala Satuan Pengawasan
Intern, dan wakil dari auditor ekstern PT SMF.
Komite Audit selama tahun 2009 telah melaksanakan
tugas sesuai Piagam Komite Audit sebagai berikut:
1. Penelaahan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan,
proyeksi dan informasi keuangan lainnya
Melakukan penelaahan atas konsep akhir laporan
keuangan dan laporan kinerja bulanan/ triwulanan
sesuai jadwal dengan memberikan beberapa
saran perbaikan.
Berkenaan laporan keuangan auditan untuk
tahun buku 2009, Komite Audit telah secara aktif
melakukan diskusi dengan akuntan publik dan
dengan manajemen mengenai masalah-masalah
yang perlu didiskusikan, hal mana sesuai dengan
Standar Audit Seksi 380 (PSA No.48) perihal
komunikasi dengan Komite Audit.
2. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit dari
auditor eksternal termasuk menelaah independensi
dan objektivitas auditor ekstern serta menelaah
kecukupan pemeriksaan yang dilakukannya
untuk memastikan semua risiko yang penting
dipertimbangkan
Berdasarkan hasil evaluasi, Komite Audit
berkesimpulan bahwa independensi akuntan
publik dalam mengaudit laporan keuangan tahun
buku 2009 adalah sesuai dengan Standar Auditing
yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
Untuk tahun buku 2009 dan 2008, Akuntan Publik
yang mengaudit adalah Rahardjo dari KAP Riza,
Wahono & Rekan/ Clarkson Hyde International.
3. Evaluasi atas pelaksanaan paket kompensasi
Direksi dan Komisaris
Dari hasil evaluasi Komite Audit, ternyata
pelaksanaan paket kompensasi Direksi dan
Komsiaris telah sesuai dengan ketentuan.
Komite Audit mengadakan rapat secara berkala.
Menurut Piagam Komite Audit, rapat dilakukan
sedikitnya 1 bulan sekali. Selama 2009, telah dilakukan
11 kali rapat. Jumlah kehadiran masing-masing
anggota Komite adalah sebagai berikut:
The Audit Committee meets at least once a month
according to Audit Committee Charter. In 2009, there
were 11 meetings. Attendance of each member of
the Board of Directors is as follows:
The total number of meetings is less than required since
December 2009 meeting was merged into January
2010 meeting.
If necessary, this meeting is attended by Board of
Commissionaires, Board of Directors, Head of Division,
Head of Internal Oversight Unit and representatives
from external auditor of SMF Corporation.
Throughout 2009, Audit Committee has complied
with Audit Committee Charter to conduct the following
points :
1. Analysis on financial information to be issued
by the Company such as financial report,
financial projection and other finance-related
information Analysis on financial report final
draft and the scheduled monthly/three-monthly
performance report and provision of suggestion
for improvement.
In relation to financial report audit for 2009 financial
year, Audit Committee actively engaged in a
series of discussions with public accountant and
management on issues stipulated on Audit Standard
Section 380 (PSA no. 48 ) regarding communication
with Audit Committee.
2. Evaluation on the effectiveness of external
audit implementation, including analysing the
Independence and objectivity of external auditors
and examining sufficiency provided to avoid risks.
Based on evaluation report, Audit Committee
concluded that public accountant independence
for 2009 financial year audit report complied
with Accounting Standard issued by Indonesian
Public Accountant Institute (Institut Akuntan Publik
Indonesia).
Audit for 2009 and 2008 financial years were
performed by public accountants: Rahardjo from
Riza, Wahono & Associates Public Accountant
Office /Clarkson Hyde International.
3. Evaluation on the implementation of Board of Directors
and Commissionaires compensation packages.
Based on Audit Committee evaluation,
implementation of Board of Directors and
Commissionaires compensation packages complies
with the existing standards.
68
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
4. Penelaahan atas ketaatan perseroan terhadap
perundang-udangan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan perseroan
Berkenaan dengan penelaahan terhadap
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan,
berdasarkan hasil audit SPI, Komite Audit
berpendapat tidak terdapat ketidakpatuhan yang
material yang perlu dilaporkan.
5. Pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan
pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak
lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
proses pelaporan keuangan, paling kurang dengan
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
a. Pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intern
Rencana Kerja Audit SPI telah disusun secara
tahunan dan menyangkut seluruh bagian
organisasi. Pemilihan permasalahan yang akan
diaudit telah mempertimbangkan masukan dari
Manajemen dan Komite Audit.
Pada tanggal 5 Februari 2010 Direksi telah
menyampaikan perbaikan Piagam Audit Internal
untuk disetujui Dewan Komisaris. Piagam tersebut
dijadwalkan selesai pada saat rapat bulanan
Dewan Komisaris Februari 2010.
b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor
akuntan publik dengan standar yang berlaku
Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite
Audit, kantor akuntan publik telah melaksanakan
audit sesuai dengan Standar Auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
c. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar
yang berlaku
Sesuai dengan laporan audit kantor akuntan
publik, laporan keuangan konsolidasian telah
menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material.
d. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil
temuan SPI
SPI sudah membuat basis data yang berisi
temuan audit untuk memantau tindak lanjutnya.
Sampai dengan Desember 2009 temuan tahun
2009 telah ditindaklanjuti 68% sedangkan
untuk temuan audit Juli s.d. Desember 2008
terdapat satu unit dengan 9 temuan yang belum
menyelesaikan tindak lanjut.
4. Analysis on Corporate compliance to laws and
regulations related with Corporate activities Based
on the analysis of Corporate compliance to laws
and regulations based on Internal Oversight Unit
audit report, Audit Committee concluded that there
was no incompliance that should be reported.
5. Monitoring and evaluation on audit planning and
implementation and monitoring on audit report
follow -up to appraise sufficiency of financial report
process, on the following points at the minimum:
a. Intern Monitoring Unit (Satuan Pengawasan Intern)
Task Implementation Internal Oversight Unit Audit
Work Plan is put together each year and comprises
all organization. Selection of issues to be audited
is suggested based on inputs from Management
and Audit Committee. On February 5, 2010 Board
of Directors proposed Internal Audit Charter
to be approved by Board of Commissionaire.
This Internal Audit Charter is scheduled to be
completed on Board of Commissionaire monthly
meeting in February 2010
b. Public accountant office audit implementation
compliance with existing standards Based on
Audit Committee monitoring and evaluation,
audit performed by public accountant office
has complied with Audit Standard issued by
Indonesian Accounting Association (Ikatan
Akuntan Indonesia)
c. Financial report compliance with existing
standards Based on report from public
accountant office, consolidated financial report
is presented fairly.
d. Follow -up implementation by Board of Director
based on Internal Oversight Unit findings SPI
has created a database on audit findings and
monitored its follow -up.
In December 2009, 68% of findings in 2009 was
followed -up. From July to September 2008 audit
findings, follow -ups on 9 findings were carried
out by one unit on an ongoing basis
69LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
6. Pemberian rekomendasi mengenai penunjukan
akuntan publik dan kantor akuntan publik kepada
Dewan Komisaris untuk disampaikan pada Rapat
Umum Pemegang Saham
Untuk tahun buku 2009 sesuai keputusan
RUPS tanggal 18 Juni 2009 (Akta No.38), RUPS
melimpahkan kepada Dewan Komisaris untuk
menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik yang
diusulkan oleh Direksi untuk memeriksa laporan
keuangan tahunan perseroan tahun buku 2009.
Direksi telah menunjuk KAP Riza, Wahono & Rekan
dengan akuntan publik Rahardjo, penunjukan
tersebut disetujui oleh Dewan Komisaris.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara No. KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 31
Juli 2002 Pasal 25 ayat (1) External auditor harus
ditunjuk oleh RUPS/Pemilik Modal dari calon
yang diajukan oleh Komisaris/Dewan Pengawas
berdasarkan usul Komite Audit.
7. Penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas
pengaduan yang berkaitan dengan perseroan
Pada tahun 2009, tidak ada pengaduan
kepada Komisaris.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
PEJABAT SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sesuai dengan surat pernyataan No. S-003/DIR/
HRD/SMF/XI/2009 tanggal 4 November 2009, Direksi
Perseroan menerangkan bahwa Eko Ratrianto
menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan di Perseroan
sejak tanggl 15 Pebruari 2008. Mengacu pada Pasal
24 ayat (1) Peraturan Menteri Badan Usaha Milik
Negara nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli
2002 tentang Penerapan praktek Good Corporate
Governance pada Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), dan Keputusan Bapepam nomor Kep-63/
PM/1996 Peraturan nomor IX.I.4 tentang Pembentukan
Sekretaris Perusahaan tanggal 17 Januari 1996, maka
pengangkatan seorang Sekretaris Perusahaan bukan
merupakan suatu kewajiban bagi Direksi Perseroan
namun merupakan hak Direksi Perseroan yang tidak
mengikat untuk dilaksanakan.
Berdasarkan surat Direksi Perseroan No. 001/SKD/DIR/
I/2010 tanggal 4 Januari 2010, Direksi mengangkat
Heliantopo sebagai Sekretaris Perusahaan
menggantikan Eko Ratrianto.
Heliantopo memiliki latar belakang magister akuntansi.
Bergabung di Perseroan sejak tahun 2005. Sebelum
menjadi Sekretaris Perusahaan, yang bersangkutan
pernah menangani bidang research & development,
akuntansi, keuangan, tresuri, dan IT Perseroan.
6. Recommendation on the appointment of public
accountant and public accountant office to
Board of Commissioners to be put forward at the
Shareholder General Meeting For 2009 financial
year, RUPS decided on June 18 2009 (Deed No.3 8 )
to grant approval authority on the appointment of
public accountant office suggested by the Board
of Directors to the Board of Commissionaire to
analyse Corporate annual financial report for 2009
financial year. The Board of Directors appointed
Riza, Wahono & Associate public accountant office
with Rahardjo as public accountant and it was
approved by the Board of Commissioners.
Based on State -Owned Enterprise Ministerial Decree
No. KEP-117/M -MBU/2002 dated July 31, 2002 Article
25 point (1), external auditor has to be appointed by
Shareholder General Meeting/Investor proposed by
Board of Commissionaire/Oversight Council based
on suggestions from Audit Committee.
7. Analysis and report to the Board of Commissionaires
regarding any Corporate -related complaints In
2009, there was no complaint.
CORPORATE SECRETARY
CORPORATE SECRETARY
In an Official Letter No. S-003/DIR/HRD/SMF/
XI/2009 dated November 4, 2009, Corporate Board
of Directors declared Eko Ratrianto as Corporate
Secretary starting February 15, 2008. Based on Article
4 point (1) State-Owned Enterprise Ministerial Decree
no Kep-117/M - MBU/2002 dated July 31, 2002 on the
Implementation of Good Corporate Governance
(GCG) Practicesin State-Owned Enterprises and
Indonesian Capital Market and Financial Institution
Supervisory Agency Decree no Kep-63/PM/1996
Regulation No IX. I.4 on the Appointment of
Corporate Secretary dated January 17, 1996, it was
concluded that the appointment of Corporate
Secretary was not an obligation of the Board of
Director but a non-inding right.
Based on Corporate Board of Directors Letter
No. 001/SKD/DIR/I/2010 dated January 4, 2010,
Heliantopo was appointed by the Board of Directors
to replace Eko Ratrianto.
Heliantopo has a Master’s degree in Accounting. He
joined this Corporation in 2005 and before taking
up the position as Corporate Secretary, he handled
areas of research & development, accounting,
finance, treasury, and Corporate IT.
70
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan membantu mengelola
hubungan Perseroan dengan investor, pelaku pasar
modal, regulator, dan komunitas keuangan lainnya.
Sekretaris Perusahaan memfasilitasi komunikasi yang
efektif dan memastikan tersedianya informasi untuk
berbagai pihak.
SATUAN PENGAWASAN INTERN
Satuan Pengawasan Intern bertugas:
1. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan
pemeriksaan operasional dan keuangan
Perusahaan, menilai pengendalian, pengelolaan
dan pelaksanaannya pada Perusahaan serta
memberikan saran-saran perbaikannya.
2. Memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan
atau hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan
Intern sebagaimana dimaksud dalam huruf a
kepada Direktur Utama.
3. Memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan
yang telah dilaporkan.
Unit Internal Audit berperan membantu manajemen
Perseroan dalam menjalankan fungsi pengawasan,
membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan
dan operasional. Unit Internal Audit melakukan
pemeriksaan (audit) atau review terhadap aktivitas
Perseroan hingga monitoring atas pelaksanaan
temuan audit.
MANAJEMEN RIS IKO
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan
menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil
usaha Perseroan apabila tidak diantisipasi dan
dipersiapkan penanganannya dengan baik.
Risiko-risiko berikut telah diurutkan berdasarkan risiko
yang memiliki bobot tertinggi sampai terendah, yaitu
sebagai berikut:
1. Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah potensi kerugian yang
diakibatkan dari ketidaklancaran pembayaran
kembali pokok dan/atau bunga penyaluran
pinjaman, yang apabila jumlahnya material,
dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Risiko
ini dihadapi Perseroan dari penempatan dalam
bentuk pinjaman kepada lembaga penyalur KPR.
Risiko kredit lain bersumber dari penempatan
Perseroan di beberapa bank milik pemerintah
dalam bentuk deposito dan risiko kredit dari surat
utang negara. Risiko kredit lain bersumber dari
saldo penempatan dalam EBA yang berasal dari
JOB DESCRIPTION AND FUNCTION OF CORPORATE SECRETARY
Corporate Secretary provides support in managing
Corporate relationship with investors, stock
market players, regulators and other financial
communities. Corporate Secretary facilitates
effective communication and ensures the provision of
information for various parties.
INTERNAL OvERSIGHT UNIT
Internal Oversight Unit is responsible for :
1. Assisting President Director in implementing
operational and financial analysis, assessing
their control, management and implementation
for the Company and providing suggestions for
improvement.
2. Providing information regarding evaluation or
implementation of report conducted by Satuan
Pengawasan Intern stipulated in point above to the
President Director.
3. Monitoring the follow-up activities on reported
findings.
Internal Audit Unit assists Corporate management
to implement monitoring and to analyze and
evaluate financial and operational matters. Internal
Audit Unit performs audits or reviews on Corporate
activity and monitors the implementation of audit
findings.
RISK MANAGEMENT
Corporation faces a number of risks which, when
poorly anticipated and managed, can impact the
Company performance.
Those risks are ranked based on the level of severities
as follows:
1. Credit Risk
Credit Risk is a potential loss caused by non-
current repayment of principal and/or loan
interest, which, on a certain degree, can impact
Corporate performance. Corporation faces this
risk through allocation in the form of loans to
house loan companies. Another credit risk comes
from Corporate allocation of assets in a number of
government-owned banks in the forms of deposit
and credit risk from government bond. Another
71LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
nasabah debitur KPR BTN yang tagihannya telah
dibeli oleh KIK EBA DSMF01 KPR BTN. Risiko kredit
akan berpengaruh besar karena bersumber dari
sebagian besar aktiva Perseroan.
Manajemen RIsiko Kredit
Perseroan memperkecil risiko kredit antara lain
dengan melakukan skema refinancing atas
portofolio KPR yang sudah dibukukan oleh lembaga
penyalur KPR, dengan recourse terhadap jaminan
KPR yang memburuk, kecukupan jaminan, sistem
reimbursement, memiliki Hak Tanggungan dan
pendaftaran fidusia atas KPR yang dijaminkan.
2. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah potensi kerugian yang
disebabkan ketidakmampuan Perseroan
mengelola komitmen memenuhi kewajiban
pendanaan dan penempatan. Risiko ini dihadapi
oleh Perseroan dalam aktivitas pembayaran
kewajiban yang segera jatuh tempo dan
penyaluran/penempatan dana. Risiko likuiditas
akan berpengaruh apabila aktivitas pendanaan
tidak dapat dilakukan mengikuti profil jatuh tempo
penyaluran pinjaman.
Manajemen Risiko Likuiditas
Perseroan mengurangi risiko likuiditas antara
lain melalui pengelolaan arus kas sehingga
dapat memenuhi setiap kewajiban yang jatuh
tempo dan memelihara saldo aset likuid dalam
jumlah tertentu.
3. Risiko Tingkat Suku Bunga
Risiko tingkat suku bunga adalah potensi kerugian
yang ditimbulkan karena perubahan tingkat bunga
di pasar. Salah satu aktivitas usaha Perseroan
adalah menyalurkan pinjaman ke lembaga
penyalur KPR yang dibiayai dengan penerbitan
obligasi dan atau surat utang lain. Risiko tingkat
suku bunga akan berpengaruh apabila sudah
terjadi negative spread antara pendanaan dengan
penyaluran pinjaman.
Manajemen Risiko Tingkat Suku Bunga
Perseroan memperkecil risiko tingkat suku bunga
dengan melakukan pengelolaan asset liability
management secara efektif.
4. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah potensi kerugian yang
disebabkan tidak berfungsinya tingkat efektivitas
dari sistem, prosedur dan pengawasan dalam
lingkungan Perseroan. Karena sebagian besar
aset Perseroan terbentuk dari aset keuangan,
maka pelaksanaan proses internal yang terstruktur
dalam melakukan evaluasi terhadap calon debitur
ataupun rencana penempatan merupakan dasar
credit BTN house loan whose claims are purchased
by KIK EBA DSMF 01 KPR BTN. This credit risk will
significantly impact Corporate assets.
Credit Risk Management
Corporation minimizes the credit risk by conducting
refinancing scheme on house loan portfolios
recorded by house loan companies, with options
for guarantors of weakening house loan, collateral
sufficiency, reimbursement system, mortgage
rights and fiduciary registration on the collateral of
the house loan.
2. Liquidity Risk
Liquidity risk is a potential loss caused by
the inability of the Corporate to manage its
commitment to fulfil l its financial and placement
obligations. Corporation faces this risk in its due
date payment obligation and fund placement
activities. This liquidity risk will influence the
Corporate performance if fund activity does not
match the due date profile of the loan.
Liquidity Risk Management
Corporation minimizes this liquidity risk by cash flow
management to ensure that all due date obligations
are met on time and to maintain certain amount of
liquid asset balance.
3. Interest Rate Risk
Interest rate risk is a potential loss caused by the
fluctuation of interest rate in the market. One
Corporate activity is to channel loans to housing
loan companies financed by the issuance of
obligation and /or other bonds. Interest rate risk will
create an impact when negative spread between
finance and loan occurs.
Interest Risk Management
Corporate minimizes interest rate risk through
effective asset liability management.
4. Operational Risk
Operational risk is a potential loss caused by
an ineffective system, procedure and oversight
within the Company. Most Corporate assets are
created from financial assets, and therefore the
implementation of structured internal process
to carry out evaluation on potential debtor or
placement plan serves as the management
platform for any decision making.
72
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
bagi manajemen untuk melakukan pengambilan
keputusan. Risiko akan muncul apabila proses
evaluasi yang obyektif dan rinci tidak dilakukan
oleh organ-organ Perseroan. Implementasi dual-
control dan check & balance dalam rekomendasi
akhir kepada manajemen merupakan salah satu
cara untuk mengedepankan internal process
untuk meminimalisir risiko. Risiko operasional akan
berpengaruh apabila kontrol internal tidak berjalan
dengan baik, sehingga proses pengambilan
keputusan tidak berjalan dengan obyektif.
Manajemen Risiko Operasional
Perseroan mengurangi risiko operasional dengan
cara melakukan kegiatan, selalu mengacu kepada
Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku
dengan mengutamakan pemisahan tugas dan
wewenang (segregation of duty), serta mekanisme
dual-control, mengelola overhead cost dengan
menetapkan kebijakan bahwa jumlah karyawan
sedemikian rupa sehingga setiap saat jumlah
karyawan tidak melebihi jumlah karyawan yang
dibutuhkan Perseroan di kemudian hari ketika
menjadi guarantor.
5. Risiko Peraturan/Regulasi
Perseroan beroperasi berdasarkan Peraturan
Presiden No. 19/2005 yang diperbaharui dengan
Peraturan Presiden No. 1/2008. Didalam regulasi
tersebut operasional Perseroan berinteraksi dengan
perbankan yang diatur oleh Bank Indonesia dan
lembaga keuangan bukan bank yang diatur
oleh Bapepam-LK. Berkaitan dengan transaksi
sekuritisasi, peran Perseroan banyak berkaitan
dengan Bapepam-LK. Secara khusus, aktivitas
Perseroan belum diatur didalam ketentuan apapun
di Bapepam-LK ataupun di Bank Indonesia,
sebagai penjabaran atas peran dan fungsi yang
dapat dilakukan oleh Perseroan berinteraksi
dengan perbankan dan lembaga penunjang
pasar modal. Pengaturan-pengaturan lebih rinci
mengenai peran Perseroan dapat mempengaruhi
ruang gerak kegiatan usaha Perseroan di masa
yang akan datang. Risiko peraturan/regulasi akan
berpengaruh apabila akibat kurangnya dukungan
regulasi, Perseroan tidak mampu bersaing dengan
lembaga sejenis dari luar negeri yang akan
melakukan kegiatan sama dengan Perseroan
di Indonesia.
Manajemen Risiko Peraturan/Regulasi
Perseroan mengurangi risiko peraturan/regulasi
dengan cara menjalankan kegiatan usahanya
selalu menggunakan SOP yang secara berkala
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Risk emerges when Corporate units fail to meet
objectives and carry out detailed processes.
One internal process that can minimize risk is
the implementation of dual -control and check
& balance in the final recommendation to the
management. Operational risk will affect the
Company when internal control is not well-
performed which can lead to a non -objective
decision making process.
Operational Risk Management
Corporation minimizes operational risk by using
Standard Operating Procedure (SOP) as a guideline
on segregation of duty, to perform dual-control
mechanism, and to manage overhead cost on
certain quota of the employees.
5. Regulation Risk
Corporation operates on the basis of Presidential
Regulation No. 19/2005 which was amended by the
Presidential Regulation No. 1/2008. This regulation
stipulates that Corporate’s close cooperation
with the banking industry is regulated by the Bank
Indonesia and with non -bank financial institutions
under the Indonesian Capital Market and Financial
Institution Supervisory Agency. Regarding
securitization transaction, the Company also closely
engages with the Indonesian Capital Market and
Financial Institution Supervisory Agency. Specific
Corporate activities are not yet regulated under any
system issued by the Indonesian Capital Market and
Financial Institution Supervisory Agency or the Bank
of Indonesia, in particularly the detailed roles and
functions taken by the Company in its interaction
with the banking sector and stock market supporting
institutions. Detailed regulations on the Company’s
roles would limit its ability to maneuver in future
activities. Regulation risk will impact the Company
significantly if the regulation weakens the ability of
the Company to compete with similar international
institutions with similar Corporate operations in
Indonesia.
Regulation Risk Management
Corporation minimizes regulation risk by using
periodically-updated SOP as guidelines to comply
with the existing standards.
73LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
6. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh
adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan
aspek yuridis antara lain disebabkan adanya
tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-
undangan yang mendukung atau kelemahan
perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat
sahnya kontrak dan pengikatan hukum yang
tidak sempurna.
Sebagai Perseroan yang berdiri dalam sebuah
negara hukum, Perseroan harus selalu tunduk
terhadap segala peraturan hukum yang berlaku.
Kegagalan Perseroan dalam mengikuti peraturan
hukum yang berlaku akan mengakibatkan pada
timbulnya tuntutan hukum yang akan ditujukan
kepada Perseroan. Semakin banyak tuntutan
hukum yang muncul maka semakin besar biaya
yang akan dikeluarkan oleh Perseroan. Apabila
kondisi ini dialami oleh Perseroan dan bersifat
material maka hal ini akan memiliki dampak yang
signifikan terhadap kinerja Perseroan.
Manajemen Risiko Hukum
Perseroan mengurangi risiko hukum melalui
penggunaan jasa pihak ketiga sebagai konsultan
hukum untuk memberikan opini hukum yang
dibutuhkan dan mematuhi setiap perjanjian.
7. Risiko Makro Ekonomi
Risiko makro ekonomi adalah risiko yang timbul
sehubungan dengan perubahan kondisi
perekonomian nasional secara umum yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap kinerja Perseroan, terutama
tingkat suku bunga, tingkat pertumbuhan
ekonomi nasional, tingkat inflasi, dan fluktuasi
nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
Faktor tingkat suku bunga juga rentan terhadap
kinerja Perseroan, dalam hal tingkat suku bunga
mengalami penurunan, maka permintaan akan
pembiayaan rumah akan meningkat, begitupun
sebaliknya. Faktor makro ekonomi yang kondusif
dan bertumbuh di sektor riil akan mengakibatkan
meningkatnya daya beli masyarakat yang akhirnya
akan mengakibatkan pembelian dan permintaan
pembiayaan perumahan. Tingkat inflasi juga
sangat berpengaruh terhadap naik turunnya
tingkat suku bunga/biaya dana serta daya beli dan
daya bayar konsumen.
Kejadian bencana alam ataupun kondisi makro
ekonomi akan mempengaruhi Perseroan apabila
dampak dari kejadian tersebut memberikan
dampak kerugian kepada penyalur KPR yang
menerima pinjaman dari Perseroan. Khususnya
kondisi makro ekonomi yang menimbulkan
risiko sistemik di pasar keuangan akan langsung
6. Legal Risk
Legal risk is a potential loss created by judicial
limitations. These weaknesses could be caused by
law suits, the absence of supporting regulations
or weak commitments such as unfulfilled contract
requirements and non binding legal commitments.
As an entity situated in a country with legal rulings,
this Corporation must be sure to follow the existing
laws and regulations. Failure of the Company to
abide by law would risk law suits charged to the
Company. This would lead to an increase in legal
costs for the Company. When legal problems occur
and create material damages, this will significantly
impact the performance of the Company.
Legal Risk Management
Corporation will minimize legal risk through the
use of a third party service as a legal consultant
which provides legal advice when necessary and
complies with the existing regulations.
7. Macro Economy Risk
Macro economy risk is a potential loss created
by changes in the nation’s economic condition
in general which could create direct or indirect
influence to the Corporate’s performance,
particularly interest rate, national economic
growth, inflation rate and fluctuation of currency
exchange. Interest rate factor will significantly
affect the performance of the Company, because
when interest rate plunges, demands for housing
finance will increase and vice versa. A positive
macro economy growth in the real sector will create
an increase of public demand which can lead to
a decrease in purchase and demand for housing
finance. Moreover, the force of inflation rate will
also shape the level of interest rates/cost of fund
and consumer purchasing and paying power.
Natural disaster or macro economic condition
wil l have an impact on the Company if they lead
to losses of housing loan companies who obtain
loans from the Company. In particular, macro
economic condition can also create systematic
r isk in the money market which wil l directly
74
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
mempengaruhi kinerja Perseroan, mengingat pada
dasarnya Perseroan harus melakukan pendanaan
dari pasar modal untuk melakukan program
pemberian pinjaman.
Manajemen Risiko Makro Ekonomi
Perseroan memperkecil risiko makro ekonomi antara
lain dengan membatasi penggunaan valuta asing,
pengelolaan asset liability dan likuiditas yang
efektif serta tidak melakukan pembelian hak tagih
KPR untuk disimpan sebagai aset dan di kemudian
hari hanya fokus sebagai guarantor.
Manajemen menyatakan bahwa risiko
yang tercantum di atas adalah seluruh
risiko yang dihadapi oleh Perseroan dalam
menjalankan usahanya.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Sejak didirikan pada tahun 2005, selain menjalankan
tugas untuk memfasilitasi aliran dana jangka
menengah/panjang dari pasar modal ke
lembaga penyalur KPR, Perseroan juga berupaya
mengembangkan industri KPR dalam hal penciptaan
portofolio yang sehat dan peningkatan pemahaman
publik tentang industri dan produk yang difasilitasi
oleh Perseroan.
Berikut ini, kegiatan-kegiatan tersebut yang dilakukan
Perseroan di tahun 2009:
1. 13 dan 20 Januari 2009, Perseroan bekerjasama
dengan dengan Asosiasi Konsultan Aktuaria
Indonesia dan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia
mengisi kegiatan workshop tentang Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008
tentang Investasi Dana Pensiun, yang didalamnya
mengatur tentang produk EBA.
2. 24 Februari 2009, Perseroan mengisi kegiatan
training untuk pengurus Dana Pensiun berkaitan
dengan produk EBA dan sekuritisasi KPR.
3. 23 – 24 Maret 2009, Perseroan bekerjasama dengan
Vinod Kothari, International Specialist Structured
Finance and Securitization, menyelenggarakan
workshop yang bertajuk “Securitization of
Residential of Mortgage Loans”.
4. 24 Juli 2009, Perseroan mengadakan workshop
tentang Terms Purchase Program (TPP) yang
diikuti oleh 5 (lima) bank penyalur KPR, yaitu Bank
Mitraniaga, Bank Windu Kentjana, Bank Bumi
Putera, Bank Index, dan Bank Agris.
5. 6 Agustus 2009, Perseroan memberikan presentasi
mengenai Pedoman Standarisasi dan Dokumen KPR
beserta pengenalan Term Purchase Program dalam
acara sosialisasi KPR BPD yang diselenggarakan
Asosiasi Bank Pembangunan Daerah.
impact Corporate performance as it has to
f inance from the stock market to carry out the
loan provis ion program.
Macro Economy Risk Management
Corporation minimizes macro economy risk by
limiting the use of foreign exchange, effectively
managing asset liability and liquidity and refraining
from purchasing housing loans, claiming to be saved
as assets, and focusing as guarantor in the future.
Management has declared that the
abovementioned risks are faced by the Company
in its daily operation.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Since the Company was established in 2005, it has
facilitated mid /long -term flow of funds from stock
market to housing loan companies . The Company has
also expanded the housing loan industry by putting
together a healthy portofolio and by educating the
public on the industry and product facilitated by this
Corporation.
Below are the activities taken by the Company in
2009:
1. 13 and 20 January 2009, the Company worked
together with Actuary Consultant Association of
Indonesia (Asosiasi Konsultan Akutuaria Indonesia)
and Indonesian Pension Funds Association (Asosiasi
Dana Pensiun Indonesia) on a workshop on Minister
of Finance Regulation Nomor 199/PMK .010/2008 on
Pension Investment Fund, regulating EBA product.
2. 24 February 2009, the Company participated in
training on managing Pension Fund in relation to
EBA product and House Loan securities.
3. 23 - 24 March 2009, the Company collaborated with
VinodKotha, International Specialist Structured
Finance and Securitization, in a workshop titled
“Securitization of Residential of Mortgage Loans”.
4. 24 July 2009, the Company hosted a workshop on
Terms Purchase Program (TPP) participated by 5
(five) House Loan Banks, - Bank Mitraniaga, Bank
Windu Kentjana, Bank Bumi Putera, Bank Index,
and Bank Agris .
5. 6 August 2009, the Company delivered a
presentation on Housing Loan Standarization and
Document Guideline and on the introduction of
Term Purchase Program in Housing Loan education
initiative of Regional Development Bank (BPD)
hosted by Association of Regional Development
Bank (Asosiasi Bank Pembangunan Daerah)
75LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
6. 6 Agustus 2009, Perseroan melakukan sosialisasi
dan edukasi untuk investor dan issuer diantaranya
“KIK-EBA Forum 2009: Addresing Key Consideration
of Issuers and Investors”.
7. 26 Agustus 2009, Perseroan menyelenggarakan
“Investor Gathering Sekuritisasi Aset KPR BTN”.
8. 10 September 2009, Perseroan bekerjasama
dengan Bhakti Finance mengadakan workshop
mengenai Pedoman Standarisasi dan
Dokumen KPR.
9. 17 Oktober 2009, Perseroan bekerjasama dengan
Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat
(Kemenpera) dan Radio Republik Indonesia
(RRI) melakukan sosialisasi kepada masyarakat
tentang program perumahan untuk rakyat melalui
penyelenggaraan Pagelaran Wayang Kulit
dengan cerita “Sejatine Drupadi”. Aktivitas ini juga
merupakan bagian dari program Corporate Social
Responsibility (CSR) Perseroan dalam kaitannya
dengan upaya melestarikan kesenian dan
budaya bangsa.
10.12 - 14 Oktober 2009, Perseroan menyelenggarakan
program training “The Essentials of Residential
Mortgage Banking Best Practices” di Bandung.
Program ini diikuti oleh 23 peserta dari Bank BRI,
Bank BRI Syariah, BTN, Bank Mandiri, Bank BNI, dan
Bank DKI.
11. 22 Oktober 2009, Perseroan menyalurkan dana
bantuan sebesar Rp50 juta untuk diberikan kepada
korban bencana gempa bumi di wilayah Sumatera
Barat dan sekitarnya.
6. 6 August 2009, the Corporation carried out an
education program for investors and issuers on “KIK-
EBA Forum 2009: Addresing Key Consideration of
Issuers and Investors”.
7. 26 August 2009, the Company hosted “Investor
Gathering Asset Securities of Housing Loan of BTN”.
8. 10 September 2009, the Company worked together
with Bhakti Finance in a workshop on Housing Loan
Standarization and Document Guideline.
9. 17 October 2009, the Company collaborated with
the Office of Public Housing Ministry and Radio
Republik Indonesia (RRI), educating the public on
public housing program through Shadow Puppet
show on “Sejatine Drupadi” story. This activity was
also part of Corporate Social Responsibility (CSR)
program of the Company to preserve art and
cultural heritage.
10. 12-14 October 2009, the Company hosted a training
program on “The Essentials of Residential Mortgage
Banking Best Practices” in Bandung. 23
participants from Bank BRI, Bank BRI Sayriah , BTN ,
Bank Mandiri , Bank BNI and Bank DKI took part in
this program.
11. 22 October 2009, the Company donated Rp50 million
for earthquake relief in West Sumatera areas.
76
LAP
OR
AN
TAH
UN
AN
20
09
AN
NU
AL R
EP
OR
T PT SA
RA
NA
MU
LTIGR
IYA
FINA
NS
IAL (P
ER
SE
RO
)
PernYataan ManaJeMenstateMent OF the COMPanY’s ManageMentLaporan Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan
informasi lain yang terkait merupakan tanggung
jawab manajemen Perseroan dan ditandatangani
oleh seluruh Anggota Direksi dan Anggota
Dewan Komisaris.
This Financial Report, in conjunction with the financial
statements and other related information, is the
responsibility of the Company’s management and
signed by all members of the Board of Directors and
Board of Commissioners.
PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (Persero)
DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS
Jugia Wahab
Komisaris utama
President Commissioner
Aris Ilyas
Komisaris
Commissioner
Tito Murbaintoro
Komisaris
Commissioner
DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS
Erica Soeroto
Direktur utama
President Director
Sutomo
Direktur
Director
Yudhi Ismail
Direktur
Director
77LA
PO
RA
N TA
HU
NA
N 2
00
9 A
NN
UA
L RE
PO
RT P
T SAR
AN
A M
ULTIG
RIY
A FIN
AN
SIA
L (PE
RS
ER
O)
LaPOran keuanganFinanCiaL stateMent
AlAmAt KAntor Address
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)
Plaza Bapindo, Menara Mandiri, Lantai 10
Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55
Jakarta 12190
Indonesia
Tel: +62 21 526 7331
Fax: +62 21 526 7287
e-mail: