Upload
ngodung
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PREVALENSI KANKER PAYUDARA PADA PASIEN RAWAT
JALAN DI RSUD TANGERANG PADA BULAN JANUARI 2008
SAMPAI DESEMBER 2009
“ Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar SARJANA KEDOKTERAN ”
Oleh :
Nama : Desy Nurhuda
NIM : 107103000228
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang ditulis sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan penelitian ini telah
saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya penelitian ini bukan hasil
karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Oktober 2010
Desi Nurhuda
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PREVALENSI KANKER PAYUDARA PADA PASIEN RAWAT JALAN DI
RSUD TANGERANG PADA BULAN JANUARI 2008 SAMPAI
DESEMBER 2009
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)
Oleh:
Desi Nurhuda
NIM 107103000228
Pembimbing Penelitian I Pembimbing Penelitian II
drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D dr. Muniroh
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Penelitian berjudul “Prevalensi Kanker Payudara pada Pasien Rawat
Jalan di RSUD Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009” yang
diajukan oleh Desi Nurhuda (NIM: 107103000228), telah diujikan dalam sidang
di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada tanggal 15 Oktober 2010.
Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 15 Oktober 2010
DEWAN PENGUJI
Pembimbing Penguji
drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN
Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And Dr. dr Syarief Hasan Lutfi, Sp.RM
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas kebesaranNya yang telah
melimpahkan begitu banyak berkah, rahmat, dan kasih sayang kepada seluruh
makhluk hidup dunia, khususnya saya yang sedang menjalankan penelitian ini.
Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad penerang jalan umat manusia,
yang telah menjadi panutan sepanjang masa, semoga kita selalu menjadi umatnya
yang diberikan ketangan dan jalan yang baik untuk tetap berada dijalan yang
diridhoiNya. Atas keagunganNya saya diberi kesehatan, kesempatan, dan
kemampuan untuk menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Prevalensi
Kanker Payudara Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Tangerang Pada
Bulan Januari 2008 Sampai Desember 2009”.
Saya menyadari bahwa, atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya
penelitian ini dapat saya selesaikan . Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini
saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak yang
membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan penelitian ini. Ucapan
terima kasih dan penghargaan, saya sampaikan kepada:
1. Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib,
MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. dr Syarief Hasan Lutfi, Sp.RM, selaku ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. drg. Laifa Annisa Hendarmin,PhD dan dr. Muniroh selaku dosen
pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran
untuk mengarahkan saya dalam menyelesaikan penelitian ini.
4. Seluru dosen – dosen, staf UIN Syarif Hidayatullah yang telah
mengajarkan dan membimbing saya selama menimba ilmu.
5. Bp. Rohman dan Bp. Anas dan semua staf bagian rekam medik RSUD
Tangerang yang sudah membantu saya dalam izin pengambilan data
skripsi ini.
6. Orang Tua saya tersayang, H. Arifinsyah (alm), Hj. Qomariah, H.Rusdi
Iskandar, dan Hj. Masitah yang senantiasa mendoakan, memberi dukungan
vi
moril maupun materil. Serta kasih sayang yang tulus dan tak pernah
putus.
7. Saudara, Kakak-kakak dan adik-adik saya Normalina, Husnul Khotimah,
Abdalia, Nurmina Ariani, Reni Maya Sari, Yodi Marion yang selalu
memberi motivasi, semangat dan kasih sayang persaudaraan yang indah.
8. Teman-teman sejawat Arianti Arifin, Rani Budi Widyaningrum, Tiara
Bunga Melati Jelita. Semoga semua sukses dan berjalan lancar.
9. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu per
satu, yang telah banyak membantu secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses penyusunan penelitian ini.
Saya mengakui banyak sekali kekurangan, ketidaksengajaan, dan ketidak
sempurnaan yang saya lakukan dalam penulisan penelitian ini, saya sampaikan
juga mohon maaf atas segala perbuatan apabila dalam melaksanakan penelitian ini
ada kesalahan dan kekeliruan kepada seluruh pihak yang terkait. Itu semua karna
kita ini manusia, mohon saran dan kritik lebih lanjut untuk perbaikan saya untuk
penelitian ini dan seterusnya.
Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.
Jakarta, 15 Oktober 2010
Desi Nurhuda
vii
ABSTRAK
Desi Nurhuda. Program Studi Pendidikan Dokter. Prevalensi Kanker Payudara
pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai
Desember 2009. Penelitian, 2010
Latar belakang Kanker Payudara merupakan kanker yang sering terjadi pada
wanita dan sangat membahayakan jika tidak ditangani dengan benar. Dibutuhkan
pengetahuan yang lebih mengenai kanker payudara untuk mencegah terjadinya
berbagai komplikasi dan kematian.
Tujuan Untuk mengetahui prevalensi kanker payudara pada pasien wanita rawat
jalan di RSUD Tangerang pada Januari 2008 sampai Desember 2009 serta untuk
mengetahui pola distribusi kanker payudara berdasarkan usia, jenis kanker
payudara, riwayat genetik dan usia menarche.
Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional.
Hasil Prevalensi kanker payudara di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008
sampai Desember 2008 adalah 13/187647 (0.000069) populasi atau sekitar 7 dari
100.000 pasien rawat jalan, dan pada Januari 2009 sampai Desember 2009 adalah
30/187647 (0.000159) populasi atau 16 dari 100.000 pasien rawat jalan. Dari 43
pasien kanker payudara di RSUD Tangerang, 78 % berjenis karsinoma duktus
invasif, 97% berusia lebih dari 30 tahun, 25.6% memiliki riwayat genetik kanker
payudara dikeluarganya, dan 41.9% usia menarchenya kurang dari 12 tahun.
Kesimpulan Terdapat peningkatan prevalensi kanker payudara di RSUD
Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.
Kata Kunci: Prevalensi, Kanker Payudara.
viii
ABSTRACT
Desi Nurhuda. Medical Program. Prevalence of Breast Cancer in the Outpatient
RSUD Tangerang in January 2008 until December 2009. Research, 2010
Background Breast cancer is a common cancer in women and is very dangerous if
not handled properly. Needed more knowledge about breast cancer to prevent
complications and death.
Objectives To determine the prevalence of breast cancer in female patients in
RSUD Tangerang outpatient January 2008 until December 2009 and to determine
the distribution pattern of breast cancer based on age, type of breast cancer,
genetic history and age of menarche.
Methods Cross-sectional research design.
Results The prevalence of breast cancer in RSUD Tangerang in January 2008 to
December 2008 was 13/187647 (0.000069) population, or about 7 out of 100,000
outpatients, and in January 2009 until December 2009 is 30/187647 (0.000159) or
16 populations of 100,000 outpatients. Of the 43 breast cancer patients in RSUD
Tangerang, 78% type of invasive ductal carcinoma, 97% were aged over 30 years,
25.6% had a history of breast cancer in family and 41.9% aged less than 12 years
of menarche.
Conclusion There is an increased prevalence of breast cancer in RSUD Tangerang
in January 2008 until December 2009.
Keywords: Prevalence, Breast Cancer.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 2
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
1.4.1 Bagi RSUD Tangerang ................................................................ 3
1.4.2 Bagi FKIK UIN Syahid Jakarta ................................................... 3
1.4.3 Bagi Peneliti ................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1. Payudara ................................................................................................ 4
2.1.1 Definisi Payudara ....................................................................... 4
2.1.2 Anatomi dan Histologi Payudara ............................................... 4
2.1.3 Payudara selama Kehamilan dan Laktasi ................................... 7
2.1.4 Fisiologi Payudara selama Kehamilan dan Laktasi.................... 8
2.2. Kanker Payudara ................................................................................... 9
2.2.1 Definisi ....................................................................................... 9
2.3. Faktor Resiko ......................................................................................... 9
2.3.1 Faktor Risiko Reproduksi .......................................................... 9
2.3.2 Pemakaian Hormon .................................................................. 10
2.3.3 Genetik dan Riwayat Keluarga ................................................ 10
2.3.4 Konsumsi Alkohol ................................................................... 11
2.3.5 Usia .......................................................................................... 11
2.4. Gejala Kanker Payudara ....................................................................... 11
2.5. Penyebaran Kanker .............................................................................. 12
2.6. Klasifikasi Kanker Payudara ................................................................ 13
2.6.1 Noninvasif ................................................................................ 13
2.6.2 Invasif ....................................................................................... 14
2.7. Menentukan Stadium Kanker .............................................................. 16
2.8 Kerangka Konsep ................................................................................ 18
2.9 Definisi Operasional............................................................................ 19
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 20
3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 20
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 20
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................... 20
3.4 Kriteria Penelitian ............................................................................... 20
3.5 Cara Kerja ........................................................................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 22
4.1 Prevalensi Kanker Payudara .............................................................. 22
4.2 Jenis Kanker Payudara ....................................................................... 24
4.3 Angka kejadian Usia (tahun) .............................................................. 26
4.4 Riwayat Genetik Kanker Payudara .................................................... 27
4.3 Usia (tahun) Menarche Pasien Kanker Payudara .............................. 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 29
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 29
5.2 Saran .................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30
LAMPIRAN .......................................................................................................... 32
DAFTAR TABEL
Table.1.1 Efek Estrogen dan Progesteron ............................................................. 32
Tabel.4.1. Prevalensi Kanker Payudara pada Pesien Rawat Jalan di RSUD
Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009........................23
9
Tabel 4.2. Jenis Kanker Payudara Pada Pasien Wanita Rawat Jalan RSUD
Tangerang Bulan Januari 2008 sampai Desember 2009…………………........ 24
xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik.4.1. Prevalensi Kanker Payudara pada Pasien Rawat Jalan di RSUD
Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.......................…….23
Grafik 4.2. Jenis kanker Payudara Pada Pasien Wanita Rawat Jalan Di RSUD
Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009………………………….25
Grafik 4.3. Usia (tahun) Pasien Kanker Payudara Di RSUD Tangerang bulan
Januari 2008 sampai Desember 2009.....................................................................26
Grafik 4.4. Gambaran Pasien Kanker Payudara Kanker Payudara di RSUD
Tangerang Bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 yang memiliki Riwayat
Genetik/Riwayat Kanker pada Keluarga ..............................................................27
Grafik.4.5. Usia (tahun) menarche pada pasien kanker payudara yang di rawat
jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember
2009........................................................................................................................26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skematik Payudara Normal ................................................................. 4
Gambar 2.2 Anatomi Payudara ............................................................................... 5
Gambar 2.3 Perbedaan Payudara Wanita Sebelum dan Sesudah Pubertas ............. 5
Gambar 2.4 Fotomikrograf Kelenjar Mammae Laktans ......................................... 7
Gambar 2.8 Kerangka Konsep .............................................................................. 18
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Penelitian
Kanker payudara, yang disebut juga dengan carcinoma mammae, adalah sebuah
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ganas ini dapat berasal
dari kelenjar, saluran kelenjar, jaringan lemak, maupun jaringan ikat payudara.
Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat, namun berbahaya. (Suryaningsih
Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani, 2009)
Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insidens semua tipe kanker di
Indonesia, baik menurut penyelidikan Bagian Patologi Universitas Indonesia (Prof.
Soetomo Tjokronegoro), maupun registrasi yang terbaru dari “Proyek Penelitian
Registrasi Kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Juli 1975 – Maret 1978”.
Selama tiga tahun proyek ini mengadakan registrasi di R.S. Cipto Mangunkusumo
dan ditemukan 2606 kasus kanker. Kanker serviks uteri (633 kasus) merupakan kasus
yang terbanyak dijumpai, kanker payudara (385 kasus) nomor dua terbanyak, dan
kanker nasofaring nomor tiga (282 kasus). (Prawiroharjo Sarwono, 2008)
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara
menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia
(16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). Hal ini sama dengan estimasi
Globocan (IACR) tahun 2002. Kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah
kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan, disusul kanker
leher rahim dengan 16 per 100.000 perempuan. (depkes, 2010).
Kanker payudara adalah kanker yang paling umum pada wanita di seluruh dunia,
mencakup 16% dari semua kanker wanita. Diperkirakan bahwa 519.000 perempuan
meninggal pada 2004 karena kanker payudara, dan meskipun kanker payudara
dianggap sebagai penyakit negara maju, mayoritas (69%) dari seluruh kematian
kanker payudara terjadi di negara-negara berkembang. (WHO Global Burden of
Disease, 2004).
2
Tingkat kelangsungan hidup penderita kanker payudara bervariasi di seluruh dunia,
mulai dari 80% atau lebih di Amerika Utara, Swedia, dan Jepang. Untuk negara-
negara berpenghasilan menengah sekitar 60% dan negara-negara berpenghasilan
rendah 40% (Coleman et al., 2008). Tingkat kelangsungan hidup yang rendah di
negara-negara kurang berkembang dapat dijelaskan terutama oleh kurangnya program
deteksi dini, kurangnya diagnosis yang memadai, dan fasilitas pengolahan. (WHO
Global Burden of Disease, 2004).
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang merupakan rumah sakit
rujukan dari wilayah Tangerang dan sekitarnya. Berdasarkan data tersebut, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai prevalensi kanker payudara
pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009. Data yang diperoleh dapat
digunakan sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan rumah sakit dalam
hal promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk kanker payudara dikalangan
masyarakat umum.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana prevalensi kanker payudara pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit
Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 hingga bulan Desember 2009 ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Memperoleh informasi mengenai prevalensi kanker payudara pada pasien rawat jalan
di Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008
sampai Desember 2009.
1.3.2. Tujuan khusus
Memperoleh informasi distribusi kejadian kanker payudara pada usia
tertentu.
3
Memperoleh informasi kejadian kanker payudara pada pasien wanita
rawat jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai
Desember 2009
Memperoleh informasi kejadian kanker payudara tersering berdasarkan
klasifikasi kanker payudara.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker payudara
pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah
Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang
Sebagai informasi dan bukti medis mengenai prevalensi kanker payudara di Rumah
Sakit Umum Daerah Tangerang.
1.4.2. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menambah pustaka ilmiah di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Pendidikan
Dokter tentang prevalensikanker payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang.
1.4.3. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu prasyarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan
dokter.
Menambah pengetahuan tentang kanker payudara yang merupakan kanker
nomor dua terbesar kejadiannya pada wanita faktor resiko dan
pencegahannya.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Payudara
2.1.1. Definisi Payudara
Payudara atau mammae adalah struktur kulit yang dimodifikasi, bergranular pada
bagian anterior toraks, pada perempuan mengandung unsur yang mensekresi susu
untuk makanan bayi. Mammae atau glandula mammaria pada wanita merupakan
kelenjar tubuloalveolar kompleks yang terdiri dari 15 sampai 25 lobus yang berjalan
radikal ke arah puting susu dan dipisahkan oleh jaringan ikat dan lemak, setiap lobus
mempunyai duktus ekskretorius (lactiferous) yang bermuara pada puting susu. Tiap
lobus dibagi lagi menjadi lobules, dengan duktus alveolaris dan alveoli menjadi
bagian sekresi dari kelenjar. (Hartanto, Huriawati, 2005)
2.1.2. Anatomi dan Histologi Payudara
Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis kelamin, usia, dan
status fisiologisnya. Setiap kelenjar payudara terdiri atas 15-25 lobus dari jenis
Gambar.2.1.skematik payudara normal
Sumber : Suryaningsih Koni, Endang. 2009. Kupas tuntas kanker payudara.
5
tubuloalveolar kompleks, yang berfungsi mensekresi air susu bagi neonatus. Setiap
lobus, yang dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak jaringan
lemak, sesungguhnya merupakan suatu kelenjar tersendiri dengan duktus ekskretorius
laktiferusnya sendiri. Duktus ini, dengan panjang 2-4,5cm, bermuara pada papilla
mammae, yang memiliki 15-25 muara, masing-masing berdiameter 0,5 mm.
(Junquera LC, Carneiro J, 2007)
Sebelum pubertas, kelenjar mammae terdiri atas sinus laktiferus dan beberapa cabang
sinus ini, yakni duktus laktiferus. Pada gadis selama pubertas, payudara membesar
dan membentuk puting susu yang mencolok. Pada anak laki-laki, kelenjar mammae
tetap datar. Pembesaran payudara selama pubertas terjadi akibat penimbunan jaringan
lemak dan jaringan ikat, dengan meningkatnya pertumbuhan dan percabangan duktus
laktiferus akibat bertambahnya jumlah estrogen ovarium.
Gambar.2.2.anatomi payudara
Sumber : R.putz, R.Pabst. 2007. Sobotta. Atlas Anatomi Manusia
Gambar.2.3. Perbedaan payudara wanita sebelum dan sesudah pubertas
Sumber : Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007.Stanley L, Robbins. Buku Ajar Patologi.7th ed.
6
Struktur khas kelenjar lobus pada wanita dewasa berkembang pada duktus ujung
terkecil. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam satu
duktus terminal. Setiap lobus terdapat dalam jaringan ikat longgar. Suatu jaringan
ikat yang kurang padat dan kurang banyak mengandung sel, memisahkan lobus-
lobus. Dekat dengan muara papilla mammae, duktus laktiferus menjadi lebar dan
menjadi sinus laktiferus. Sinus laktiferus dilapisi epitel selapis gepeng pada muara
luarnya. Epitel ini berubah menjadi epitel berlapis silindris atau berlapis kuboid.
Lapisan duktus laktiferus dan duktus terminal merupakan epitel selapis kuboid dan
dibungkus sel mioepitel yang berhimpitan. Jaringan ikat yang mengelilingi alveoli
mengandung banyak sel limfosit dan sel plasma. Populasi sel plasma bertambah nyata
menjelang akhir kehamilan, sel ini berfungsi mensekresi immunoglobulin (IgA
sekretorik) yang memberikan kekebalan pasif pada neonatus. (Junquera LC, Carneiro
J, 2007)
Struktur histologi kelenjar ini mengalami sedikit perubahan selama siklus
menstrulasi, misalnya proliferasi sel duktus di sekitar masa ovulasi. Perubahan ini
bertepatan saat ketika kadar estrogen yang beredar mencapai puncaknya.
Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase premenstrulasi menambah besar
payudara. (Junquera LC, Carneiro J, 2007)
Puting susu (Papilla Mammae) berbentuk kerucut dan warnanya mungkin merah
muda, coklat muda, atau coklat tua. Bagian luar papilla ini, ditutupi epitel berlapis
gepeng dengan lapisan tanduk yang berhubungan langsung dengan kulit didekatnya.
Kulit disekitar puting susu membentuk areola mammae. Warna areola menjadi gelap
selama kehamilan, akibat akumulasi melanin setempat. Setelah melahirkan, areola
menjadi putih kembali namun jarang mencapai warna aslinya. Epitel puting susu
berada diatas selapis jaringan ikat yang banyak mengandung serabut otot polos.
Serabut-serabut ini tersusun melingkari duktus laktiferus yang lebih dalam dan
tersusun sejajar terhadap duktus ini di tempat masuknya duktus pada puting susu.
Puting susu ini banyak di persarafi oleh ujung saraf sensorik. (Junquera LC, Carneiro
J, 2007)
7
2.1.3. Payudara selama Kehamilan dan Laktasi
Payudara tumbuh pesat selama kehamilan sebagai kerja sinergis beberapa hormon,
terutama estrogen, progesteron, prolaktin, dan laktogen plasenta manusia. Salah satu
fungsi hormon ini adalah proliferasi alveoli di ujung duktus terminalis. Alveoli adalah
struktur ujung bulat yang terdiri atas kumpulan sel epitel yang menjadi struktur
sekresi susu yang aktif selama masa laktasi. Beberapa tetes lemak dan vakuol sekresi
berbatas membran dengan satu atau beberapa agregat protein susu padat terlihat di
bagian apeks sitoplasma sel alveoli.
Jumlah vakuol sekresi dan tetes lemak sangat bertambah selama laktasi. Sel mioepitel
stelata di jumpai diantara sel-sel epitel alveoli dan lamina basal. Jumlah jaringan ikat
dan jaringan lemak, dibandingkan dengan parenkim, berkurang selama laktasi.
Selama laktasi susu diproduksi oleh sel-sel epitel alveoli dan mengumpul di dalam
lumennya dan di dalam duktus laktiferus. Sel-sel sekretorik mengecil dan berbentuk
kuboid rendah dengan berbagai ukuran, yang terutama mengandung trigliserida
netral. Tetes lipid ini keluar dari sel ke dalam lumen dan sewaktu keluar, lipid ini di
liputi sebagian membran sel apikal. Selain tetes lipid, terdapat banyak vakuol
berbatas membrane yang mengandung granul berisi kasein dan protein susu lainnya.
Gambar.2.4. Fotomikrograf kelenjar mamae laktans.
Sumber : Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007.Stanley L,
Robbins. Buku Ajar Patologi.7th ed.
8
Protein susu mengandung beberapa kasein, α-laktalbumin, dan IgA yang dihasilkan
plasmosit. Laktosa, gula susu, disintesis dari glukosa dan galaktosa dan komposisinya
kira-kira 7 % dari susu manusia. (Junquera LC,Carneiro J,2007)
2.1.4. Fisiologi Payudara selama Kehamilan dan Laktasi
Pengaruh hormon yang terdapat saat kehamilan, menyebabkan kelenjar mamaria
membentuk struktur dan fungsi kelenjar internal yang penting untuk menghasilkan
susu. Selama kehamilan, konsentrasi estrogen yang tinggi menyebabkan
perkembangan duktus yang ekstensif sementara kadar progesteron yang tinggi
merangsang pembentukan lobules alveolus. Peningkatan produksi prolaktin (suatu
hormon hipofisis anterior yang dirangsang oleh peningkatan kadar estrogen) dan
human chorionic somatomammotropin (suatu hormon peptide yang dikeluarkan oleh
plasenta) juga ikut berperan dalam perkembangan kelenjar mamaria dengan
menginduksi pembentukan enzim-enzim yang diperlukan untuk menghasilkan susu.
Sebagian besar perubahan pada payudara berlangsung selama separuh pertama masa
kehamilan, sehingga pada pertengahan kehamilan kelenjar mamaria sudah mampu
menghasilkan air susu secara penuh. Namun, sekresi susu tidak terjadi sampai
persalinan selesai. Konsentrasi estrogen dan progesteron yang tinggi selama separuh
terakhir masa kehamilan mencegah laktasi dengan menghambat efek stimulatorik
prolaktin pada sekresi susu. Dengan demikian, walaupun steroid-steroid plasenta
yang kadarnya tinggi memicu perkembangan perangkat penghasil susu di payudara,
steroid-steroid itu juga menghambat kelenjar-kelenjar tersebut untuk bekerja sampai
bayi lahir dan memerlukan susu. Penurunan mendadak estrogen dan progesteron yang
terjadi seiring dengan keluarnya plasenta pada persalinan memicu laktasi. (Sherwood,
Laurelle, 2007)
9
Table.1.1 Efek Estrogen dan Progesteron
Sumber : Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Ed 2.
ESTROGEN Merangsang perkembangan duktus di payudara selama
kehamilan
Menghambat efek stimulasi sekresi susu oleh prolaktin
selama masa kehamilan
PROGESTERON Merangsang perkembangan alveolus di payudara
selama masa kehamilan
Menghambat efek stimulasi sekresi susu oleh prolaktin
selama kehamilan
2.2. Definisi Kanker Payudara
Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma mammae adalah sebuah tumor
ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ganas ini dapat berasal dari
kelenjar, saluran kelenjar, jaringan lemak maupun jaringan ikat payudara. Kanker ini
memang tidak tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Kanker ini juga termasuk
dalam catatan WHO di masukkan kedalam International Classification of Diseases
(ICD) dengan kode nomor 17. (Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani,
2009)
2.3. Faktor Resiko Kanker Payudara
Menurut Moningkey dan Kodim penyebab spesifik kanker payudara belum di
ketahui. Namun banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya :
2.3.1. Faktor-Faktor Reproduksi
Hal-hal yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker payudara
diantaranya :
Nuliparitas
Menarche pada usia muda (<12 tahun)
Menopause pada usia lebih tua (>55 tahun)
10
Kehamilan pertama pada usia >30 tahun
Bertambahnya usia
Periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama
merupakan Window Of Initiation perkembangan payudara. Sebab secara anatomi
payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Sekitar dari 25%
kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause. Sehingga diperkirakan awal
terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadi perubahan klinis. (Suryaningsih Koni,
Endang. Sukaca Eka, Bertiani, 2009)
2.3.2. Pemakaian Hormon
Penggunaan hormon estrogen berhubungan dengan terjadi kanker. Laporan dari
Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker
payudara yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacement.
Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat resiko kanker
payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk
waktu yang lama mempunyai resiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum
menopause. Oleh sebab itu jika kita bisa menghindari adanya penggunaan hormon ini
secara berlebihan maka akan lebih aman. ( Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka,
Bertiani, 2009)
2.3.3. Genetik dan Riwayat Keluarga
Sekitar 5-10% kanker payudara berkaitan dengan mutasi herediter spesifik.
Perempuan lebih besar kemungkinannya membawa gen kerentanan kanker payudara
jika mereka mengidap kanker payudara sebelum menopause, mengidap kanker
payudara bilateral, mengidap kanker terkait lain (misalnya kanker ovarium), memiliki
riwayat keluarga yang signifikan (yaitu banyak anggota keluarga yang terjangkit
sebelum menopause), atau berasal dari kelompok etnik tertentu. Sekitar separuh
perempuan dengan kanker payudara herediter memperlihatkan mutasi di gen BRCA1
(pada kromosom 17q21) dan sepertiga lainnya mengalami mutasi di gen BRCA2 (di
kromosom 13q12-13). Gen ini berukuran besar dan kompleks serta tidak
11
memperlihatkan homologi yang erat diantara keduanya, juga dengan gen lain yang
diketahui. Meskipun peran pasti karsinogenesis dan spesifisitas reltifnya terhadap
kanker payudar masih diteliti, kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam
perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor, karena kaker muncul
jika kedua alel inaktif atau cacat – pertama disebabkan oleh mutasi gen germinativum
dan kedua oleh mutasi somatic berikutnya. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007)
2.3.4. Konsumsi Alkohol
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa semakin banyak alkohol yang dikonsumsi
perempuan, risiko kanker payudara lebih besar. Hal ini disebabkan karena alkohol
bisa meningkatkan jumlah hormon. Analisis dari penelitian agar membatasi asupan
alkohol perhari. Hal ini dapat mengurangi risiko kanker payudara sebanyak 21%.
(Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani, 2009)
2.3.5. Usia
Kanker sering menyerang wanita yang berusia di atas 50 tahun. Jarang terjadi pada
perempuan sebelum mengalami masa menepous. Menurut American Cancer Society
(ACS) hampir 80% pada diagnosis awal kasus penyebaran sel kanker payudara terjadi
pada perempuan di atas usia 50 tahun atau lebih. (Suryaningsih Koni, Endang.
Sukaca Eka, Bertiani, 2009).
Probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan
sebesar 85% pada umur 70 tahun. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007)
2.4. Gejala Kanker Payudara
A. Timbul Benjolan
Benjolan pada payudara dapat diraba dengan tangan. Semakin lama benjolan ini akan
semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan. Gejala awalnya dapat dirasakan
berbeda dengan payudara sekitarnya serta terkadang menimbulkan nyeri sehingga
memiliki pinggiran yang tidak teratur.
12
B. Bentuk dan ukuran atau berat salah satu payudara berubah
C. Tahapan benjolan per stadium
Pada awal stadium benjolan jika didorong dengan menggunakan jari maka benjolan
bisa digerakan dengan mudah oleh kulit. Pada stadium lanjut benjolan biasanya
melekan pada dinding dada dan kulit sekitarnya. Dengan ini bisa menyebabkan
pembengkakan pada kulit dan ada luka di kulit payudara.
D. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak
E. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu
Biasanya keluar cairan yang tidak normal dari puting susu berdarah atau berwarna
kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah, perubahan pada warna atau tekstur
kulit pada payudara, puting susu maupun areola, payudara tampak kemerahan, kulit
disekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik kedalam atau terasa gatal, nyeri
payudara atau pembengkan salah satu payudara. Bentuk dan arah puting juga berubah
misalnya puting susu tertekan kedalam.
F. Kulit payudara mengkerut seperti kulit jeruk (peau de’ orange)
G. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,
pembengkakan lengan atau ulserasi kulit. (Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca
Eka, Bertiani, 2009)
2.5. Penyebaran Kanker Payudara
Penyebaran terjadi melalui saluran limfe dan darah. Metastasis ke kelenjar getah
bening di temukan pada sekitar 40% kanker yang bermanifestasi sebagai massa yang
dapat di palpasi, tetapi pada kurang dari 15% kasus yang ditemukan dengan
mamografi. Lesi yang terletak di tengah atau kuadran luar biasanya mula-mula
menyebar ke kelenjar aksila. Tumor yang terletak di kuadran dalam sering mengenai
kelenjar getah bening di sepanjang arteri mamaria interna. Kelenjar supraklavikula
kadang-kadang menjadi tempat utama penyebarannya, tetapi kelenjar ini baru terkena
hanya setelah kelenjar aksilaris dan mamaria interna terkena. Dan kemudian terjadi
penyebaran ketempat yang lebih distal, dengan kelainan metastatik di hampir semua
organ atau jaringan tubuh. Lokasi yang disukai adalah paru, tulang, hati, dan kelenjar
13
serta (yang lebih jarang) otak, limpa, hipofisis. Namun, tidak ada tempat yang tidak
lolos. Metastasis mungkin timbul bertahun-tahun setelah lesi primer tampaknya telah
terkontrol oleh terapi, kdang-kadang 15 tahun kemudian. (Vinay, Kumar. Ramzi S,
Cotran, 2007)
2.6. Klasifikasi Kanker Payudara
Kanker payudara di bagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal
(noninvasif) dan kanker yang sudah menembus membrane basal (invasif). Bentuk
utama karsinoma payudara dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
2.6.1. Noninvasif
Terdapat dua tipe karsinoma payudara invasif ; karsinoma duktus in situ (DCIS) dan
karsinoma lobules in situ (LCIS). Penelitian morfologik memperlihatkan bahwa
keduanya biasanya berasal dari unit lobulus duktus terminal. DCIS cenderung
mengisi, mendistorsi, dan membuka lobulus yang terkena sehingga tampaknya
melibatkan rongga mirip duktus. Sebaliknya, LCIS biasanya meluas, tetapi tidak
mengubah arsitektur dasar lobulus. Keudanya dibatasi oleh membran basal dan tidak
menginvasi stroma atau saluran limfovaskular.
A. DCIS (Karsinoma duktus in situ)
Memperlihatkan gambaran histologik yang beragam. Pola arsitekturnya, antara lain
tipe solid, kribriformis, papilaris, mikropapilaris, dan clinging. Di setiap tipe mungkin
ditemukan nekrosis. Gambaran nukleus bervariasi dari derajat rendah dan
monomorfik hingga derajat tinggi dan heterogen. DCIS sering disertai kalsifikasi
karena bahan sekretorik atau debris nekrotik yang mengalami kalsifikasi. Saat ini
DCIS jarang bermanifestasi sebagai massa yang dapat di raba atau terlihat secara
radiografi. Apabila deteksi terlambat, mungkin terbentuk massa yang dapat di raba
atau discharge puting payudara. Sel di tumor yang berdeferensiasi baik
mengekspresikan reseptor estrogen dan yang lebih jarang, progesteron. Sepertiga
perempuan dengan DCIS derajat rendah yang kecil dan belum diobati akhirnya akan
mengalami karsinoma invasif. Jika memang terjadi karsinoma invasif terdapat di
14
payudara dan kuadran yang sama dengan DCIS sebelumnya. (Vinay, Kumar. Ramzi
S, Cotran, 2007)
B. LCIS (Karsinoma lobules in situ)
Tidak seperti DCIS, memperlihatkan gambaran uniform. Sel bersifat monomorf
dengan nukleus polos bundar dan terdapat dalam kelompok kohesif di duktus dan
lobules. Vakuol musin intrasel (sel cincin stempel) sering ditemukan. Sepertiga
perempuan dengan LCIS akhirnya menderita karsinoma invasiv di kedua payudara.
Tumor ini jarang bermetastasis, dan tidak membentuk massa sehingga jarang
mengalami kalsifikasi. Sekitar sepertiga kanker ini akan berupa tipe lobular, tetapi
sebagian tidak mengalami tipe khusus. Oleh karena itu, LCIS merupakan penanda
peningkatan risiko timbulnya kanker di kedua payudara dan prekursor langsung bagi
sejumlah kanker. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)
2.6.2. Invasif
Dari tumor-tumor ini, karsinoma duktus invasif merupakan jenis tersering. Karena
biasanya memiliki banyak stroma, karsinoma ini juga disebut sebagai scirrhous
carcinoma. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)
A. Karsinoma duktus invasif
Adalah istilah yang digunakan untuk semua karsinoma yang tidak dapat
disubklasifikasikan ke dalam salah satu tipe khusus.
Karsinoma “tanpa tipe khusus” atau “tidak dirinci lebih lanjut” sinonim untuk
karsinoma duktus 70%-80% kanker masuk kedalam kategori ini. Kanker ini biasanya
berkaitan dengan DCIS, tetapi kadang-kadang di temukan LCIS. Sebagian besar
karsinoma duktus menimbulkan respon dermoplastik, yang menggantikan lemak
payudara normal (menghasilkan densitas pada mamografi) dan membentuk massa
yang teraba keras. Gambaran mikroskopik cukup heterogen, berkisar dari tumor
dengan pembentukan tubulus yang sempurna serta nukleus derajat rendah hingga
tumor yang terdiri atas lembaran-lembaran anaplastik. Tepi tumor biasanya irregular,
tetapi kadang-kadang regular dan sirkumskripta. Mungkin di temukan infasi ke
rongga limfovaskular atau di sepanjang saraf. Kanker tahap lanjut dapat
15
menyebabkan kulit cekung (dimpling), retraksi puting payudara, atau fiksasi ke
dinding dada. Sekitar duapertiga tumor mengekspresikan reseptor estrogen dan
progesteron, dan sekitar sepertiga mengekspresikan secara berlebihan ERBB2.
(Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)
B. Karsinoma lobules invasif
Terdiri atas sel yang secara morfologik identik dengan sel pada LCIS. Pada
duapertiga kasus ditemukan LCIS di sekitar tumor. Sel-sel secara sendiri-sendiri
menginvasi stroma sering tersusun membentuk rangkaian. Kadang- kadang sel
tersebut mengelilingi asinus atau duktus yang tempak normal atau karsinomatosa,
menciptakan mata sapi atau yang disebut “bull’s eye”. Meskipun sebagian besar
tumor bermanifestasi sebagai massa yang dapat diraba atau densitas pada mamografi,
sebagian mungkin memiliki pola invasif difus tanpa respons desmoplastik serta
secara klinis tersamar. Karsinoma lobulus lebih sering bermetastasis ke cairan
serebrospinal, permukaan serosa, ovarium, uterus, serta sum-sum tulang
dibandingkan dengan karsinoma duktus. Karsinoma lobules juga lebih sering bersifat
multisentrik dan bilateral. Hampir semua karsinoma ini mengekspresikan reseptor
hormon, tetapi ekspresi ERBB2 jarang atau tidak terjadi. (Vinay, Kumar. Ramzi S,
Cotran, 2007)
C. Karsinoma medularis
Karsinoma yang jarang terjadi. Kanker ini terdiri atas lembaran sel anaplastik dengan
tepi berbatas tegas. Secara klinis, tumor ini mungkin disangka fibroadenoma. Selalu
terdapat infiltrat limfoplasmasitik yang mencolok. Karsinoma medular atau
karsinoma mirip medular, meningkat frekuensinya pada perempuan dengan mutasi
gen BRCA1 meskipun sebagian besar perempuan dengan karsinoma medular bukan
pembawa sifat ini. Karsinoma ini tidak membawa sifat hormon dan tidak
mengekspresikan ERBB2 secara berlebihan. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)
D. Karsinoma koloid (karsinoma musinosa)
Karsinoma yang jarang terjadi. Sel tumor menghasilkan banyak musin ekstrasel yang
merembes ke dalam stroma di sekitarnya. Seperti karsinoma medularis, tumor ini
sering bermanifestasi sebagai massa sirkumskripta dan mungkin disangka
16
fibroadenoma. Secara makroskopis, tumor lunak dan gelatinosa. Sebagian besar
mengekspresikan ERBB2 secara berlebihan. (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)
E. Karsinoma tubulus
Jarang bermanifestasi sebagai massa yang dapat diraba tetapi merupakan penyebab
10% karsinoma invasif yang berukuran dari 1 cm yang ditemukan pada pemeriksaan
penapisan mamografik. Pada mamografi, tumor biasanya tampak sebagi densitas
irregular. Secara mikroskopik, karsinoma terdiri atas tubulus yang berdiferensiasi
baik dengan nukleus derajat rendah. Jarang terjadi manifestasi ke kelenjar getah
bening dan prognosis baik. Hampir semua karsinoma tubulus mengekspresikan
reseptor hormon dan sangat jarang mengekspresikan ERBB2 secara berlebihan.
(Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran, 2007)
Gambaran umum semua kanker invasif
Pada semua bentuk kanker payudara yang dibahas diatas, perkembangan penyakit
menyebabkan terbentuknya gambaran morfologik lokal tertentu. Gambaran ini
membentuk kecenderungan untuk melekat ke otot pektoralis atau fasia dalam di
dinding dada sehingga terjadi fiksasi lesi, serta melekat ke dinding atasnya, yang
menyebabkan retraksi dan cekungan kulit atau puting payudara. Yang terakhir adalah
tanda penting, karena mungkin indikasi awal adanya lesi, yang dilihat sendiri oleh
pasien saat melakukan pemeriksaan tubuh sendiri. Keterlibatan jalur limfatik dapat
menyebabkan limfedema lokal. Pada kasus ini, kulit mengalami penebalan di sekitar
folikel rambut, suatu keadaan yang dikenal sebagai peau d’orange (“kulit jeruk”).
2.7. Menentukan Stadium Kanker Payudara
Faktor prognosis terpenting untuk kanker payudara adalah ukuran tumor primer,
metastasis ke kelenjar getah bening, dan adanya lesi ditempat jauh. Faktor prognosis
lokal yang buruk adalah invasi ke dinding dada, ulserasi kulit, dan gambaran klinis
karsinoma peradangan. Gambaran ini digunakan untuk mengklasifikasikan
perempuan ke dalam kelompok prognostik demi kepentingan pengobatan, konseling,
dan uji klinis. Sistem penentuan stadium yang tersering digunakan telah dirancang
17
oleh American Joint Comitte on Cancer Staging dan International Union Against
Cancer, seperti yang akan di jelaskan di bawah. Harapan hidup 5 tahun untuk
perempuan berkisar dari 92% untuk penyakit stadium 0 hingga 13% untuk penyakit
stadium IV.
American Joint Comitte on Cancer Staging of Breast Carcinoma
Stadium 0 : DCIS (termsuk penyakit Paget pada puting payudar) dan LCIS
Stadium I : Karsinoma invasif dengan ukuran 2cm atau kurang serta kelenjar
getah bening negatif
Stadium IIA : Karsinoma invasif dengan ukuran 2cm atau kurang disertai
metastasis ke kelenjar getah bening atau Karsinoma invasif dengan
ukuran lebih dari 2cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah
bening negatif
Stadium IIB : Karsinoma invasif dengan ukuran lebih dari 2cm, tetapi kurang dari 5
cm dengan kelenjar getah bening positif atau Karsinoma invasif
dengan ukuran lebih dari 5cm dengan kelenjar getah bening negatif
Stadium IIIA : Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar getah bening
terfiksasi (yaitu invasi ekstranodus yang meluas diantara kelenjar
getah bening atau menginvasi ke dalam struktur lain) atau karsinoma
berukuran garis tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar
getah bening nonfiksasi.
Stadium IIIB : Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada,
karsinoma yang menginvasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit
satelit, atau setiap karsinoma dengan metastasis kelenjar getah
bening mamaria interna ipsilateral.
Stadium IV : Metastasis ke tempat jauh
18
2.8. Kerangka Konsep
Kanker Payudara
Faktor Resiko :
Usia
Genetik/Riwayat Kanker
Menarche dini
19
2.9. Definisi Operasional
N
o
Variabel Definisi
Operasional
Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1
.
Usia Berdasarkan
usia yang
rentan
terkena
kanker
payudara
Usia yang
tertera di KTP
atau kartu
identitas lain.
Data
rekam
medik
> 30 tahun
<30 tahun
Numerik
2
.
Menarche
Dini
Usia pertama
kali pasien
haid terlalu
dini < 12
tahun
usia pertama
kali pasien haid
berdasarkan
hasil anamnesis
Data
rekam
medik
>12 tahun
<12 tahun
Numerik
3 Kanker
payudara
Pasien yang
terdiagnosis
kanker
payudara
bedarasarkan
anamnesis
pemeriksaan
fisik, dan
pemeriksaan
penunjang
Berdasarkan
diagnosis yang
ada dalam
rekam medik
Data
rekam
medik
1. karsinoma
duktus in
situ
2. karsinoma
lobules in
situ
3. karsinoma
duktus
invasif
4. karsinoma
lobules
invasif
5. karsinoma
medularis
6. karsinoma
koloid
7. karsinoma
tubulus
Kategorik
4 Genetik Riwayat
keluarga yang
memiliki
kanker
payudara atau
kanker lain
Berdasarkan
hasil anamnesis
riwayat kelurga
kanker payudara
atau kanker lain
Data
rekam
medik
Ada
riwayat
kanker
payudara
Tidak ada
riwayat
kanker
payudara
Kategorik
20
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang di sajikan secara cross sectional .
3.2. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang waktu penelitian
adalah pada bulan Februari 2010.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdiagnosis kanker payudara di
Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember
2009.
3.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini diambil dari rekam medis seluruh pasien rawat jalan yang
terdiagnosis kanker payudara yang memenuhi kriteria inklusi. Cara Pengambilan
Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
3.4. Kriteria Penelitian
Kriteria Inklusi
1. Data pasien wanita yang terdiagnosis kanker payudara
2. Data pasien kanker payudara pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.
Kriteria Eksklusi
1. Data pasien yang tidak lengkap riwayat penyakitnya (sesuai dengan vaiabel
penelitian)
21
3.5. Cara Kerja
3.5.1. Pengumpulan Data
Data diperoleh dari bagian Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang dan
wawancara langsung pasien kanker payudara rawat jalan.
3.5.2. Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi
16,0. Data disajikan dalam bentuk tekstular, grafikal, dan tabular.
3.5.3. Interpretasi Data
Interpretasi data dilakukan secara deskriptif.
3.5.4. Pelaporan Hasil
Pelaporan hasil penelitian disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian untuk
selanjutnya dipresentasikan.
22
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan data di instalasi rekam medik
RSUD Tangerang. Data yang diambil merupakan rekam medik pasien yang
terdiagnosis kanker payudara pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.
Besar sampel yang di kumpulkan selama kurun waktu tersebut sebanyak 43
pasien. Pada penelitian ini subyek keselurhan adalah pasien wanita rawat jalan
yang aktif melakukan kemoterapi.
4.1 Prevalensi Kanker Payudara
Jumlah pasien rawat jalan pada bulan Januari 2008 sampai dengan Desember
2008 sebanyak 187.647 pasien. Kemudian didapatkan jumlah pasien rawat jalan
dengan diagnosa kanker payudara di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008
sampai Desember 2008 sebanyak 13 orang, dan pada Januari 2009 sampai
Desember 2009 sebanyak 30 orang.
Menurut Setyawan, Dodiet Aditya 2008, rumus prevalensi yaitu :
Periode prevalen rate = Σ penderita lama + Σ penderita baru X Konstanta
Σ penderita periode pertengahan
Keterangan:
Σ = jumlah
Konstanta = 100.000
Dengan menggunakan rumus di atas maka di dapatkan prevalensi kanker
payudara pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pada
bulan Januari 2008 sampai Desember 2008 sebesar 13/187.647 (0.000069)
populasi atau sekitar 7 dari 100.000 pasien rawat jalan, pada bulan Januari 2009
sampai Desember 2009 sebesar 30/187.647 (0.000159) populasi atau sekitar 16
dari 100.000 pasien rawat jalan. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi kanker payudara di RSUD Tangerang dari tahun 2008
sampai 2009. (lihat tabel 4.1 dan grafik 4.1)
23
Tabel.4.1. Prevalensi Kanker Payudara pada Pasien Rawat Jalan di RSUD
Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009
Ca mammae
2008 2009
13 / 187.647 (0.000069) populasi
30 / 187.647 (0.000159)
populasi
7 dari 100.000 pasien rawat jalan
13 dari 100.000 pasien rawat jalan
0
2
4
6
8
10
12
14
Prevalensi Kanker Payudara
Januari 2008 - Desember 2008
Januari 2009 - Desember 2009
Grafik.4.1. Prevalensi Kanker Payudara pada Pasien Rawat Jalan di RSUD
Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009
Jurnal Of Gynecology Oncology meneyebutkan bahwa kejadian kanker payudara
meningkat hampir di seluruh dunia, dengan angka kejadian tertinggi pada negara-
negara di belahan dunia bagian timur. Menurut Japanese Jurnal Cancer Oncology
pada tahun 2010 dari 10 kanker yang sering terjadi pada wanita, kanker payudara
menempati urutan kedua tersering terutama di negara-negara berkembang. Angka
kejadian di negara maju tidak setinggi di negara berkembang. Menurut depkes
pada tahun 2007 kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker
payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan.
Pada penelitian ini meskipun terdapat peningkatan prevalensi kanker payudara,
namun angkanya lebih kecil dibandingkan prevalensi menurut depkes. Hal ini
mungkin disebabkan oleh pendataan pasien kanker payudara yang kurang baik.
Selain itu populasi yang gunakan pada penelitian ini merupakan keseluruhan
24
pasien rawat jalan di RSUD Tangerang yang berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan, sedangkan populasi yang digunakan oleh depkes hanya wanita saja.
Sehingga data yang ada belum mewakili angka kejadian kanker payudara di
RSUD Tangerang.
4.2 Jenis Kanker Payudara
Berdasarkan asal dan karakter histologinya kanker payudara dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar yaitu karsinoma in situ dan karsinoma invasif.
Karsinoma in situ dikarakterisasi oleh lokalisasi sel tumor baik di duktus
(karsinoma duktus in situ) maupun di lobulus (karsinoma lobulus in situ), tanpa
adanya invasi melalui membran basal menuju stroma di sekelilingnya. Sebaliknya
pada karsinoma invasif, membran basal akan rusak sebagian atau secara
keseluruhan dan sel kanker akan mampu menginvasi jaringan disekitarnya
menjadi sel metastatik yaitu karsinoma duktus invasif, karsinoma lobulus invasif,
karsinoma medularis, karsinoma koloid, dan karsinoma tubulus (Vinay dkk,
2008).
Dari 7 jenis kanker payudara, jenis yang paling banyak ditemukan pasien rawat
jalan di RSUD Tangerang adalah karsinoma duktus invasif 78%. Jenis lainnya
seperti karsinoma duktus in situ 15% dan lobulus invasif 6%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa gambaran jenis payudara yang terbanyak pada pasien
rawat jalan di RSUD Tangerang adalah jenis karsinoma duktus invasif. (lihat
tabel4.2 dan grafik 4.2)
Tabel 4.2. Jenis Kanker Payudara Pada Pasien Wanita Rawat Jalan RSUD
Tangerang Bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 DIAGNOSIS JUMLAH (ORANG) PERSENTASE (%)
Karsinoma duktus in situ
Karsinoma lobulus in situ
Karsinoma duktus invasif
Karsinoma lobulus invasif
Karsinoma medularis
Karsinoma koloid
Karsinoma tubulus
6
0
34
3
0
0
0
15,625 %
0%
78,125 %
6,25 %
0 %
0 %
0 %
Total 43 100 %
25
Grafik 4.2. Jenis Kanker Payudara Pada Pasien Wanita Rawat Jalan RSUD
Tangerang bulan Januari 2008 sampai Desember 2009.
Pada umumnya karsinoma duktus invasif berasal dari karsinoma duktus insitu.
Sebagian besar jenis kanker payudara pada pasien rawat jalan yang di RSUD
Tangerang adalah karsinoma duktus invasif, yang merupakan tahap lanjut dari
karsinoma duktus insitu. Hal ini sesuai dengan vinay, dkk(2008) bahwa karsinoma
duktus invasif merupakan jenis kanker payudara yang sering terjadi, sekitar 70%-
80% kanker payudara kanker kanker ini biasanya berkaitan dengan DCIS.
Angka kejadiannya karsinoma duktus invasif 65%-85% dari seluruh kasus kanker
payudara. Karsinoma duktus invasif yang berasal dari duktus dan menginvasi ke
jaringan payudara lainnya, apabila tidak diterapi dengan cepat dan benar, kanker
ini akan terus mengivasi ke bagian tubuh lain. (American Cancer Society, 2010)
Karsinoma duktus invasif biasanya mengenai wanita dengan usia sekitar 45 tahun.
Faktor resikonya belum di ketahui secara pasti, 50% kasus karsinoma duktus
invasif terjadi pada wanita lebih dari 65 tahun. Pada 20 % kasus memiliki
keluarga dengan kanker payudara, faktor resiko lainnya seperti tidak memiliki
anak atau melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun, menarche dini,
dan mengkonsumsi alkohol setiap hari. (American Cancer Society, 2010)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
15,625%
0%
78,125%
6,25%
0% 0% 0%
Jenis Kanker Payudara
Karsinoma duktus in situ
Karsinoma lobules in situ
Karsinoma duktus invasif
Karsinoma lobules invasif
Karsinoma medularis
Karsinoma koloid
Karsinoma tubulus
26
4.3. Usia Pasien Kanker Payudara
Pasien yang terdeteksi kanker payudara di RSUD Tangerang berusia antara 20
tahun sampai 50 tahun. Berdasarkan hasil penelitian diketahui 97,3 % pasien
kanker payudara yang dirawat di RSUD Tangerang beusia lebih dari 30 tahun,
sisanya berusia kurang dari 30 tahun. (lihat grafik 4.3)
(43)4,7%
(43)97.3%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Usia Pasien Kanker Payudara
< 30 tahun
>=30 tahun
Grafik 4.3. Usia (tahun) pasien kanker payudara di RSUD Tangerang bulan
Januari 2008 sampai Desember 2009
Dari hasil penelitian ini hampir keseluruhan pasien kanker payudara di RSUD
Tangerang berusia lebih dari 30 tahun. Usia diatas 30 tahun merupakan salah satu
faktor resiko terjadinya kanker payudra. Seperti yang dijelaskan dibeberapa
kepustakaan yaitu, probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60%
pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Menurut American
Cancer Society yaitu kanker payudara pada wanita berusia 20 adalah 1 dari 1.760
wanita, pada wanita usia 30 tahun insidensnya 1 dari 229 wanita menderita kanker
payudara. Menurut Imagin(2010) insidens kanker ini terus meningkat seiring
dengan peningkatan usia. Pada wanita dengan usia lanjut memiliki resiko 4 kali
menderita kanker payudara, angka ini lebih berat lagi pada wanita dengan usia
lanjut yang menggunakan estrogen jangka panjang.( Swart , Rachel, 2010).
27
4.4. Gambaran Pasien Kanker Payudara yang Memiliki Riwayat Genetik
Kanker pada keluarganya
Seorang pasien kanker payudara yang memiliki riwayat 2 orang anggota keluarga
dengan kanker payudara atau kanker ovarium memiliki resiko 5 kali lebih besar
dibandingkan dengan pasien lain yang hanya memiliki 1 orang yang memiliki
riwayat kanker payudara atau kanker ovarium (eMedicine, 2010).
Dari hasil penelitian didapatkan 25.6% pasien kanker payudara yang dirawat di
RSUD Tangerang memiliki riwayat genetik kanker pada keluarganya. (lihat grafik
4.4)
(43)25.6%
(43)74.4%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
Gambaran Riwayat Genetik Kanker
ada riwayat kanker
tidak ada riwayat kanker
Grafik 4.4. Gambaran Pasien Kanker Payudara Kanker Payudara di RSUD
Tangerang Bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 yang memiliki Riwayat
Genetik/Riwayat Kanker pada Keluarga
Sekitar 20% - 30% pasien kanker payudara memiliki paling tidak satu riwayat
keluarga dengan kanker payudara, pada penelitian ini 25.6% pasien memiliki
riwayat genetik kanker pada keluarganya.
Sekitar 5-10% kanker payudara berkaitan dengan mutasi herediter spesifik.
Sekitar separuh perempuan dengan kanker payudara herediter memperlihatkan
mutasi di gen BRCA1 (pada kromosom 17q21) dan sepertiga lainnya mengalami
28
mutasi di gen BRCA2 (di kromosom 13q12-13). (Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran.
2007)
4.5. Usia Menarche pada Pasien Kanker Payudara
Menarche pada wanita rata-rata terjadi pada usia 11 atau 12 tahun, menarche dini
terjadi pada usia 8 tahun, sedangkan menarche yang terlambat terjadi pada usia 15
tahun (American Congress of Obstetricians and Gynecologists, 2010).
Usia menarche yang didapatkan pada pasien kanker payudara yang di rawat jalan
di RSUD Tangerang berkisar antara 9 – 13 tahun. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa 41.9% pasien pasien kanker payudara yang dirawat di RSUD
Tangerang dengan usia menarche kurang dari 12 tahun (dilihat grafik 4.5)
(43)58.1%
(43)41.9%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
Usia Menarche Pasien Kanker Payudara
>=12 tahun
<12 tahun
Grafik.4.5. Usia (tahun) menarche pada pasien kanker payudara yang di rawat
jalan di RSUD Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009
Haid pertama kurang dari 12 tahun merupakan salah satu faktor penyebab kanker
payudara. Sebab semakin cepat seseorang menarche, semakin lama paparan
hormon seperti estrongen dan progesteron yang menrangsang proliferasi duktus
dan lobulus.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Roflenar Rosfein menyebutkan faktor yang
menjadi penyebab kanker payudara di beberapa rumah sakit di Jakarta salah
satunya adalah menarche dibawah usia 12 tahun.
29
BAB 5
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian gambaran kanker payudara pada pasien rawat jalan di Rumah
Sakit Umum Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009
dapat disimpulkan bahwa:
Prevalensi kanker payudara pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum
Daerah Tangerang pada bulan Januari 2008 sampai Desember 2009 mengalami
peningkatan.
Kanker payudara tersering yang terjadi pada pasien wanita rawat jalan di Rumah
Sakit Umum Daerah Tangerang adalah karsinoma duktus invasif dengan usia
berkisar antara 39 tahun.
Riwayat genetik merupakan salah satu faktor terjadinya kanker payudara, pada
pasien rawat jalan RSUD Tangerang 25,6 % memiliki riwayat kanker di keluarga.
Usia Menarche pada pasien rawat jalan RSUD Tangerang tersering adalah 12
tahun. Menarche dini juga merupakan salah satu faktor terjaninya kanker
payudara yang menyebabkan semakin lamanya paparan estrogen pada seseorang.
5.2. SARAN
Untuk membuat sebuah penelitian serupa yang lebih baik, maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut:
Usia menopause pasien, usia saat melahirkan anak pertama, dan riwayat
penggunaan kontrasepsi perlu diketahui agar data yang diperoleh lebih lengkap.
Pengumpulan data lebih baik dilakukan pada rumah sakit yang khusus menangani
kanker, seperti Rumah Sakit Kanker Dharmais, agar data yang diperoleh lebih
lengkap.
Rentang waktu yang dijadikan acuan dalam pengumpulan data lebih panjang, agar
progresivitas suatu penyakit lebih dapat dilihat.
30
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo Sarwono. 2008. Ilmu kandungan. Edisi IV. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawiharjo.
Vinay, Kumar. Ramzi S, Cotran. 2007.Stanley L, Robbins. Buku Ajar Patologi.7th
ed.
Jakarta; EGC.
Junquera LC,Carneiro J. 2007.Histologi Dasar Teks dan Atlas. Edisi 10. EGC :
Jakarta.h:447-50
Suryaningsih Koni, Endang. Sukaca Eka, Bertiani. 2009. Kupas tuntas kanker
payudara. Yogyakarta : Paradigma Indonesia
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem Ed 2. Jakarta : EGC
Hartanto,Huriawati dkk. 2005. Kamus Kedokteran Dorlan.Jakarta:EGC.
R.putz, R.Pabst. 2007. Sobotta. Atlas Anatomi Manusia jilid 1&2. Jakarta: EGC.
Breast Cancer : Pevention, Screening and Control (2010) diakses 18 Agustus 2010
dari http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html
U.S. National Library of Medicine. Breast Cancer: Prevention, Genetics,
Causes(2010)diakses 18 Agustus 2010 dari
http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/genetics/breast-and
ovarian/healthprofessional
Depkes: angka kejadian kanker payudara (2010)diakses 01 oktober 2010 dari
http://www.depkes.go.id/.../1060-jika-tidak-dikendalikan-26-juta-orang-di-
dunia-menderita-kanker-
Tjindarbumi Didit, Mangunkusumo Rukmini. 2010. Cancer in Indonesia, Present
and Future Japanese Journal of Clinical Oncology. diakses 03 oktober 2010
dari http://jjco.oxfordjournals.org/ February 1, 2002 vol. 32 no. suppl 1 S17-
S21 –
Source: CME. Prevention and Early Detection of Cancer. Jakarta: Medical Faculty,
University of Indonesia 1998.
31
Swart, Rachel.2010. Carcinoma of the Breast eMedicine Oncology. diakses 1 oktober
2010 dari http://emedicine.medscape.com/article/283561-overview
Whincup ,P H.2001.Age of menarche in contemporary British teenagers: survey of
girls born between 1982 and 1986 diakses 07 Oktober 2010 dari
http://www.bmj.com/content/322/7294/1095.full -
U.S. National Library of Medicine National Institutes of Health. 2010. medlinePlus
:breast cancer. diakses 10 Agustus 2010 dari
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/breastcancer.html-
Farid, M Aziz. 2010. The ten most frequent primary cancer in female and male,
Indonesia, 2002 (based on pathologic report) Jurnal of gynecologic oncology
. diakses 10 Agustus 2010 dari http://www.GynecolOncol.or.kr. 2009 March;
20(1):8–103802/jgo.2009.20.1.8
Cancer chemoprevention research center. Kanker payudara. UGM fakultas farmasi.
http://www.WordPress.com/CCRC/kanker payudara/2140546/2235.full.
diakses 8 September 2010
American Cancer Society : Breast Cancer Invasive Ductal Carcinoma. 2010. Diakses
agustus 2010 dari http://www.cancer.org
Imaginis : Breast Cancer: Statistics on Incidence, Survival, and Screening.http://
www.imaginis.com%2Fbreast-health%2Fbreast-cancer-statistics-on-
incidence-survival-and-screening
32
LAMPIRAN 1
Output SPSS 16.0
33
34
LAMPIRAN 1
Output SPSS 16.0 (Lanjutan)
35
Nama : Desi Nurhuda
Tempat, Tgl Lahir : Samarinda, 1 Desember 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl.Ir.H. Juanda 8 salak IV No.34 Rt.14
Samarinda - Kalimantan Timur 75117
Tlp/HP : 0821 10 447 448
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK Al-Usmani Samarinda (1994-1996)
2. SDN 018 Pelita Samarinda (1996-2002)
3. SLTP Insan Kamil Bogor (2002-2005)
4. SMA Insan Kamil Bogor (2005-2007)
5. Mahasiswa Programstudi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarifhudayatullah Jakarta (2007- sekarang)
LAMPIRAN 2
Daftar Riwayat Hidup