Upload
amanda-raja
View
376
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Prinsip Perawatan Bleaching
Perubahan warna gigi anterior merupakan masalah estetika yang mempunyai dampak
psikologi yang cukup besar bagi penderitanya. Ada dua cara dalam menanggulangi keadaan
ini, yaitu cara bleaching (pemutihan gigi) dan cara restoratif misalnya dengan pembuatan
mahkota atau veneer (pelapisan).
Bleaching atau pemutihan gigi adalah suatu tindakan perawatan gigi secara kimiawi
pada gigi yang mengalami perubahan warna dengan menggunakan bahan oksidator atau
reduktor dan tujuannya adalah untuk mengembalikan faktor estetika. Terdapat dua teknik
bleaching yaitu teknik internal bleaching dan teknik external bleaching. Pada gigi nekrosis
yang telah mengalami perubahan warna dilakukan pemutihan gigi dengan teknik internal
bleaching setelah gigi mendapat perawatan saluran akar dengan baik.
Macam Perawatan Bleaching
Terdapat dua macam bleaching yaitu internal bleaching dan external bleaching:
a. Internal bleaching
Dilakukan pada gigi non vital atau dinonvitalkan dan gigi yang telah dirawat endodontik
dengan baik. Perubahan warna intrinsik adalah pewarnaan gigi yang disebabkan oleh noda
yang terdapat di dalam enamel dan dentin karena adanya penumpukan atau penggabungan
bahan-bahan di dalam struktur gigi. Keadaan ini dapat terjadi pada pulpa nekrosis atau pada
perawatan saluran akar yang kurang sempurna yang meninggalkan debris jaringan nekrotik.
Indikasi internal bleaching dapat dilakukan pada beberapa kasus perubahan warna yang
disebabkan oleh:
- Perdarahan karena trauma
- Preparasi kavitas ruang pulpa yang tidak baik
- Obat sterilisasi saluran akar
- Bahan pengisi saluran akar
- Bahan tumpatan amalgam
Sedangkan kontra indikasi internal bleaching adalah:
- Gigi dengan karies yang besar
- Gigi dengan pengisian saluran akar yang tidak baik
- Gigi dengan pengisian Ag Point
- Kekurangan internal bleaching kemungkinan terjadi eksternal cervical root resorbtion
- Rediscoloration
b. External bleaching
Biasanya dilakukan pada gigi vital yang berubah warna, misalnya karena pewarnaan
tetrasiklin yang masih ringan atau karena faktor ekstrinsik. Perubahan warna karena faktor
ekstrinsik adalah perubahan warna yang terjadi pada permukaan enamel yang disebabkan
oleh zat warna yang mudah larut dan melekat pada permukaan gigi atau berpenetrasi ke
dalam lekuk-lekuk enamel, atau adanya defek superfisial misalnya fluorosis.
Macam Bahan dan Teknik Bleaching sesuai etiologi
Macam Bahan Bleaching:
1. Hidrogen Peroksida
Bahan pemutih yang paling sering digunakan, tidak berwarna, viskositas rendah,
merupakan oksidator kuat sehingga dalam penggunaannya harus hati-hati, jangan
tertelan / terinhalasi. Contoh Superoxol, merupakan bahan pemutih yang mengandung
30 % H2O dapat menyebabkan luka kulit. Bahan ini dapat rusak / terurai oleh cahaya
sehingga perlu tempat penyimpanan yang sejuk dan kedap cahaya.
2. Sodium Perborat, bentuk granular NaBO3
Penggunaan bahan campuran superoxol dengan sodium perborat, lebih efektif efeknya
untuk pemutihan gigi. Komplikasi penggunaan bahan pemutih yang ceroboh, akan
menyebabkan resorbsi akar external dan kebocoran mikro pada restorasi komposit.
3. Karbamid Peroksida / Urea hidrogen Peroksida
Merupakan kristal yang berwarna putih, tidak toksik. Penggunaan bahan dengan
konsentrasi 30%-50% untuk in office bleaching ternyata efektif, sedangkan pada
konsentrasi 10%-16% digunakan untuk pemutihan ekstra korona. Efektivitas bahan
pemutih intra korona dipengaruhi oleh pH, konsentrasi, suhu, waktu dan penyimpanan.
Pada pH basa, proses oksidasi lebih aktif. Penggunaan bahan dengan konsentrasi tinggi
prosesnya lebih cepat namun perlu hati-hati kemungkinan dapat menyebabkan kaustik
pada jaringan lunak. Pengaruh adanya kenaikan suhu tinggi atau pemanasan / energi
cahaya menyebabkan reaksinya lebih cepat. Adanya kontak bahan pemutih yang
lama hasilnya lebih baik.
Macam Teknik Bleaching
a. Metode umum yang biasa digunakan untuk internal bleaching adalah
1. Teknik walking bleach
Menggunakan campuran superoksol dengan natrium perborat sampai berbentuk pasta,
kemudian pasta dimasukkan ke dalam kamar pulpa dan ditutup dengan tumpatan
sementara. Prosedur meliputi pengontrolan warna gigi, pemolesan permukaan email,
aplikasi petroleum jelli pada gingiva dan pemasangan rubber dam untuk isolasi dan
untuk menghindari iritasi, preparasi akses kavitas, perawatan saluran akar, keluarkan
guttap point 2 mm dari orifice dan tanduk pulpa dibersihkan, beri basis 2 mm diatas
guttap, menghilangkan smearlayer dengan menggunakan EDTA, pembilasan dengan
sodium hipoklorit dan air, mengeringkan kavitas, masukkan pasta dengan baik,
letakkan butiran kapas yang mengandung superoxol, tutup orifice dengan ZnOP
cement/ IRM, pasien kembali 3 sampai 7 hari.
Prosedur ini diulangi seminggu sekali sampai diperoleh warna yang sesuai dengan warna
gigi yang dikehendaki. Jika aplikasi pemutihan sudah cukup, oksidan akan dihapus dan
gigi direstorasi secara permanen.
2. Teknik termokatalitik
Menggunakan sepotong kapas kecil yang telah dibasahi dengan bahan pemutih
yang ditempatkan dalam kamar pulpa, kemudian dilakukan pemanasan selama dua
menit. Bila perlu dapat juga pemanasan dilakukan pada sepotong kapas yang dibasahi
larutan pemutih dan ditempatkan di bagian labial gigi.
Sumber panas yang dapat digunakan adalah lampu pemanas, alat pemanas
listrik atau instrumen kecil yang ujungnya dipanaskan. Dapat juga dilakukan teknik
kombinasi yaitu menggabungkan teknik walking bleach dengan teknik termokatalitik.
3. Teknik Kombinasi
T e k n i k k o m b i n a s i m e r u p a k a n t e k n i k bleaching g a b u n g a n a n t a r
a t e k n i k walking bleach dan teknik termokatalitik. Keuntungan dari
teknik kombinasi ialah hasil lebih cepat dan memuaskan karena kedua
teknik tersebut dilakukan dengan b e r g a n t i a n . P r o s e d u r a w a l
t e k n i k k o m b i n a s i i a l a h m e n g g u n a k a n t e k n i k
termokatalitik dengan memanaskan gigi yang akan dilakukan pemutihan.
Setelah dipanaskan, kapas yang mengandung hidrogen peroksida
dikeluarkan dari kamar p u l p a d a n g i g i d i k e r i n g k a n .
K e m u d i a n d i l a k u k a n t e k n i k walking bleach yaitu m e l e t a k k a n p a s t a
c a m p u r a n s u p e r o k s o l d a n N a - p e r b o r a t d i d a l a m k a m a r
p u l p a . Prosedur selanjutnya mengikuti teknik walking bleach hingga selesai.
4.Teknik Foto Oksidasi Ultraviolet
Teknik ini kurang efektif dibandingkan dengan teknik walking bleach, selain
i t u m e m b u t u h k a n w a k t u y a n g l e b i h l a m a u n t u k
m e n c a p a i w a r n a g i g i y a n g diinginkan. Prosedur teknik ini ialah dengan
meletakkan kapas yang dibasahi dengancairan hidrogen peroksida 30-35% ke
dalam kamar pulpa. Kemudian gigi tersebut akan disinari dari sisi labial gigi
oleh lampu ultraviolet selama 2 menit. Penyinarandengan lampu ultraviolet akan
melepaskan oksigen seperti pemutihan menggunakan teknik termokatalitik.
5.Light-Activated Bleaching of Non Vital Teeth (CP irradiation method )
Teknik light-activated bleaching of nonv i t a l t e e t h
m e n g g u n a k a n m e t o d e CP irradiation atau metode Hisamitsu.
Prosedur teknik ini ialah dengan menempatkan 10% gel
k a r b a m i d p e r o k s i d a p a d a p e r m u k a a n l a b i a l d a n m a s u k k e
r o n g g a a k s e s m a s u k g i g i n o n v i t a l . K e m u d i a n c a h a y a d i a k t i f k a n
d a r i s i s i bukal dan lingual. K e u n t u n g a n d a r i t e k n i k i n i a d a l a h
b a h w a p e r u b a h a n w a r n a p a d a g i g i n o n vital meningkat sejak hari
dimulainya perawatan. Mekanisme perbaikan melalui a k t i v a s i s i n a r
t i d a k j e l a s , n a m u n d i k e m u k a k a n b a h w a p e n i n g k a t a n s u h u
a k i b a t r a d i a s i m e n g k a t a l i s p e m e c a h a n m e n j a d i h i d r o g e n
p e r o k s i d a d a n m e r e m b e s k e dentin.
6. Teknik Pemutihan Intrakoronal dengan Karbamid Peroksida 10%
Cara pertama dengan menggunakan tray yang diisi karbamid peroksida 10%
tetapi akses orifice terbuka dan diisi karbamid peroksida. Pasien tidur dengan
menggunakan tray. Pada pagi hari gigi diirigasi dan ditutup cotton pellet. Proses ini
diulang sampai warna yang dikehendaki, tumpat sementara, penumpatan dengan
komposit setelah 2 minggu. Cara kedua dengan Karbamid Peroksida diinjeksikan
setiap 2 jam.
b. Teknik external bleaching menggunakan bahan oksidator pada permukaan enamel
gigi. bahan yang biasa dipakai adalah 10-15% karbamid peroksida, yang akan
melepaskan hidrogen peroksida secara perlahan-lahan.
1. Teknik mouthguard bleaching
Yaitu teknik pemutihan yang dilakukan di rumah. Teknik ini biasanya digunakan
untuk kasus perubahan warna gigi yang ringan. Variasi teknik ini bermacam-macam,
baik dari jenis bahannya, frekuensi dan waktu yang digunakan di rumah maupun di
tempat praktik. Sebagian besar terdiri 1,5 – 10 % Hidrogen Peroksida atau 10 – 15 %
Karbamid Peroksida.
Ada dua cara pemakaian mouthguard, yakni pada malam hari waktu pasien tidur dengan
menggunakan mouthguard yang diisi bahan pemutih setiap malam, disebut nightguard
bleaching atau motuhguard dipakai sepanjang hari.
2. Teknik Abrasi Pumis Asam
Teknik ini dilakukan secara eksternal dengan menggunakan campuran asam
Hidroklorik 18% dengan bubuk pumis membentuk pasta yang padat, dan diletakkanpada
permukaan email dan ditekankan dengan gerakan memutar menggunakan spatelkayu
selama 5 detik, kemudian dicuci dengan air dan untuk menetralisir asam digunakan
campuran Natrium Bikarbonat dan air. Isolasi pada gingiva dengan menggunakan
rubbr dam.
Efek samping dari perawatan bleaching pada gigi
- luka bakar akibat bahan kimia , jika terjadi kontak dengan jaringan lunak
- overbleaching (over white teeth)
- kembalinya warna gigi setelah dilakukan bleaching
- nyeri akibat terbukanya tubulus dentin
- resiko meningkatnya sensitifitas terhadap suhu panas/dingin
Penggunaan bahan bleaching pada umumnya menggunakan hidrogen peroxide dan
carbamide peroxide. Oksigen radikal dari bahan tersebut akan kontak stains pada ruang/celah
interprismatic dalam lapisan enamel. Apabila hal ini terjadi maka gigi akan tampak lebih
putih. Selain lebih putih , gigi tersebut akan lebih mengkilat yang akan menampakkan gigi
lebih bersinar/terang.
Dari hasil studi, didapatkan bahan bleaching tidak dapat mengakibatkan perubahan
pada kekerasan struktur gigi, namun seringkali pH bahan bleaching yang rendah akan
meningkatkan resiko terjadinya karies.
Bahan bleaching tidak dapat mempengaruhi perubahan warna pada bahan restorasi
(komposit, amalgam, semen, logam serta porcelain). Namun bahan bleaching
dapatmengembalikan warna restorasi tersebut, jika bahan restorasi tersebut mengalami
perubahan warna akibat staining.
Prognosa Perawatan Bleaching Gigi
Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi pemutihan gigi, diantaranya bahan
bleaching, konsentrasi bahan bleaching, sinar atau dan lampu. Dari sebuah percobaan in-vitro
didapatkan semakin tinggi konsentrasi bahan bleaching makin rendah jumlah aplikasi yang
diperlukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Selain konsentrasi, suhu dan sinar dapat
mempengaruhi perawatan bleaching. Reaksi kimia yang terjadi selama perawatan bleaching
dapat dipercepat dengan meningkatkan suhu hidrogen peroxide. Peningkatan suhu dapat
diperoleh dengan penggunaan sinar dengan intensitas tinggi.
Selain hal hal diatas, faktor yang mempengaruhi prognosa perawatan bleaching
adalah penyebab utama terjadinya diskolorisasi pada gigi yang bersangkutan. Pada umumnya
perubahan warna akibat tetracyclin (sedang hingga parah) dapat memerlukan perawatan
bleaching hingga 2-6 bulan.
Tingkat keparahan dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi, yakni: pada warna
gigi yang gelap, adanya diskolorisasi pada leher gigi, serta pada diskolorisasi pada gigi
dengan warna abu-abu atau biru. Begitu pula sebaliknya, pada penderita non tetracyclin pada
umumnya memberikan prognosa yang baik, yakni dapat disimpulkan dari hasil penelitian
bahwa dengan carbamide peroxide 10% dapat memberikan perubahan hingga lima shade
guide unit.
Pemilihan Bahan Restorasi Pasca Bleaching
Untuk mengembalikan fungsi estetik dari suatu gigi, terkadang tidak cukup hanya
dengan pemutihan/bleaching gigi saja tetapi diperlukan suatu perawatan lanjutan yaitu
berupa restorasi untuk memperbaiki bentuk atau susunan dari suatu gigi. Berikut ini
adalah beberapa pilihan restorasi yang dapat dipilih untuk memperbaiki fungsi estetik
gigi sebagai kelanjutan dari perawatan bleaching.
1. Restorasi Komposit
Jika diperlukan suatu restorasi komposit untuk mengganti restorasi komposit yang
telah berubah warna atau untuk mengembalikan bentuk gigi akibat karies maka
lebih baik menunggu setelah proses perawatan bleaching selesai dilakukan yaitu
sedikitnya diperlukan waktu selama 2 minggu. Hal ini disebabkan karena masih
banyaknya oksigen yang terdapat dalam gigi sehingga kekuatan ikatan enamel gigi
masih lemah. Warna komposit yang lebih cerah/ringan dari gigi asli dapat dipilih.
2. Veneers Porcelain
Veneer porcelain, secara klinis terbukti selain dapat mengkoreksi gigi yang
mengalami kelainan bentuk, atau ukuran juga dapat mengkoreksi gigi yang
mengalami perubahan warna yang berat. Biasanya dilakukan perawatan bleaching
terlebih dahulu untuk mengatasi masalah perubahan warna yang terjadi. Bila
dengan perawatan bleaching dapat berhasil maka veneer porcelain tidak diperlukan.
Tetapi terkadang perubahan warna yang dihasilkan dari proses bleaching hanya
dapat memberikan perubahan warna yang tidak signifikan sehingga diperlukan
restorasi tambahan yaitu veneer porcelain. Dilakukannya proses bleaching sebelum
veneer porcelain akan menghilangkan kebutuhan warna opaque porcelain atau
semen opaque pada akhir restorasi sehingga akan memperbaiki penampilan veneer
dengan menghasilkan warna translucent yang lebih natural pada gigi pasien. Seiring
berjalannya waktu bila veneer gigi mengalami perubahan warna akibat regresi
warna, hal ini dapat ditanggualangi dengan melakukan bleaching dari aspek palatal.
Prosedur ini sangat efektif karena perokside dapat berdifusi secara bebas pada
daerah yang tidak direstorasi.
Hanya saja prosedur ini memerlukan waktu yang agak panjang untuk mendapatkan
hasil warna yang lebih cerah. Aplikasi veneers dapat dilakukan 6-8 minggu setelah
proses bleaching selesai dilakukan.
3. All Ceramic Crown
Seiring bertambahnya usia, gigi biasanya akan menjadi lebih gelap warnanya
karena banyak menyerap noda makanan dan minuman. Hal ini dapat diatasi dengan
mengganti mahkota porcelain yang lama dengan mahkota porcelain yang baru
dengan warna yang lebih gelap. Hal ini dapat diterima bila mahkota porcelain yang
lama mengalami retak dan terdapat karies sekunder di daerah margin. Namun jika
diperlukan suatu restorasi mahkota gigi anterior dengan warna yang lebih cerah dan
dilain pihak sulit untuk memperoleh warna gigi yang sama dengan gigi sebelahnya
maka tepat bila dilakukan proses bleaching terlebih dahulu untuk mendapatkan
shade warna yang lebih mudah direplikasi di mahkora porcelain. Aplikasi dari
mahkota porcelain ini sedikitnya 6 minggu setelah dilakukan proses bleaching.