Upload
fikri-ulil-albab
View
239
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ax
Citation preview
Kasus 13
1. Seorang laki-laki 15 tahun, mengeluh telinga kiri terasa nyeri, keluar secret berbau, dan berdengung. Saat ini
pasien mengeluh badan demam. Hasil pemeriksaan, pasien mengalami otitis media perforate, dokter
memberikan resep erlamicetin tetes telinga 4 x 2 tetes sehari. Keluarga meminta anda untuk mengajari cara
penggunaan obat tersebut. Apakah tindakan yang akan Anda lakukan?
2. Seorang perempuan, 35 tahun, rencana besok akan menjalani operasi mastektomi, sore ini klien masuk ke
bangsal. Perawat meminta Anda untuk mempersiapkan operasi besok, klien mendapat terapi cairan RL : D5%
20 tetes permenit. Apakah tindakan yang akan Anda lakukan?
Kasus 13
Otitis
A. Keluhan utamaNyeri telinga kiri, secara periodik terutama di belakang telinga kiri, adanya cairan keluar, berbau, pendengaran menurun, tak ada rasa (pahit, manis dan asin).
keluhan ini mulai sejak 3 bulan yang lalu
B. Riwayat keperawatan :1. Riwayat penyakit sebelumnya
Belum pernah menderita penyakit serius sehingga perlu opname hanya batuk, pilek dan panas biasa.
2. Riwayat penyakit sekarangSejak kecil 10 tahun yang lalu telinganya sering dikorek dengan menggunakan peniti sehingga ada luka dan keluar darah sedikit lama-kelamaan keluar cairan diobati sembuh dan kumat lagi . 3 bulan yang lalu nyeri kemeng pada telinga kirinya, keluar cairan dan berbau, pendengaran menurun, kadang diertai sakit kepala, pusing, mual dan muntah (-), muka menceng (-), 10 hari yang lalu lidah tidak ada rasa (asin., manis dan pahit).
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH
14-01-02
Preoperasi :DATA SUBYEKTIF - KLien
mengatakan bahwa ini yang pengalaman pertama saya untuk menjalani operasi
- Klien mengatakan ini adalah upaya akhir yang harus ditempuh dari berbagai usaha sebelumnya dengan perawatan jalan walaupun timbul perasaan cemas tentang operasi dan kemungkinannya
- Klien pernah diberi penjelasan tentang operasinya di Poli dan ruangan
- Klien mengatakan apakah operasinya berjalan lama dan kapan akan kembali lagi ke ruangan ini
Situasi kritis pre operatif dan lingkungan
yang baru
stressor
Kurang pengetahuan dan informasi tentang
operasi , orientasi lingkungan
Mekanisme koping kurang adekuat
Perasaan cemas dan takut
Ansietas sedang
1
DATA OBYEKTIF- Klien
agak tegang dan sedikit gelisah saat dilakukan persiapan dirinya dalam menjelang operasinya beberapa saat lagi
- Klien masih kooperatif, dan daya konsentrasinya masih baik, orientasi baik (waktu, tempat dan orang)
- Klien banyak bertanya
- Tensi 120/80, nadi 88 kali/menit
- Rencana operasi radikal rekonstruksi (tanggal 28 Januari 2002 rounde 2)
Paska operasi :DATA SUBYEKTIF- Klien
mengatakan terasa sakit (kemeng) pada daerah luka operasinya.
- Rasa kemengnya berkurang bila tidur miring kanan.
DATA OBYEKTIF- Post
operasi radikal rekonstruksi hari kedua
- Posisi terlentang dengan miring kanan
- Adanya pembengkakan/odema luka operasi setempat area 5 cm
- Nyeri tekan
- Rembesan darah pada verban (+)
- Luka ditutup tampon spongostan (ditutup verban terfiksasi plester).
- Mulai operasi jam 11.20-14.50 WIB (28 -01-2002) dengan GA
DATA SUBYEKTIF- KLien
mengatakan kemeng pada sekitar luka oeprasinya.
DATA OBYEKTIF- Paska
operasi radikal konstruksi kari kedua
- Luka tertutup tampon spongostan, rembesan darah pada verban (+), drainase darah (-).
- Nyeri tekan sekitar luka oprasinya
Post operasi radikal rekonstruksi
Luka sayatan
Proses fagositosis (zat kimia; bradikinin,
serotinin, leukotrin, prostaglanding
meingkat)
Dilatsi pembuluh darah
Fresh pada jaringan sekitar luka dan araf
perifer
nyeri
Operasi radikal rekonstruksi telinga kiri
Luka dan Perdarahan
Kontak dengan lingkungan
transfer infeksi lewat darah/biakan baik
utnuk kuman/bakteri (port d’entry)
infeksi
Post operasi radikal rekonstruksi
Proses resolusi(perbaikan oscicule dan
timpani)
pengaruh terhadap fungsi sensori pendengaran
pendidikan dan pengalaman kurang
dalam perawatan post operasinya
Nyeri
Sensori pendengaran
infeksi
2
(dibelang telinga)
DATA SUBYEKTIF- Klien
mengatakan terasa sakit (kemeng) pada daerah luka operasinya.
- Klien mengatakan fungsi pendengarannya mulai agak membaik, dapat menangkap suara/bunyi, tidak seperti sebelumnya.
- Mual dan muntah (-), batuk (-)
DATA OBYEKTIF- Post
operasi radikal rekonstruksi hari kedua
- Test pendengaran dengan kata-kata dapat menirukan dengan jarak 1 meter.
- Telinga kiri terdapat tampon spongostan dan ditutupi verban terfiksasi plester.
- Terpasang infus RL 20 tetes/mnt
informasi kurang
TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAN TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL PELAKSANA
28-01-2002JAM 07.00WIB (DP 1)
Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi dan pengalam tentang operasi infomrasi (sifat operasi, semua pilihan alternative, hasil yang diperkirakan dan kemungkinan komplikasi),Tujuan : Cemas berkurangKriteria :-
menyatakan rasa cemas dan masalahnya
-dan tidak gelisah, tidak berkeringan dingin
-
1. Ciptakan saling percaya, komunikasi terapuetik dan tunjukkan rasa empati
2. Dorong pengungkapan masalah atau rasa cemas
3. jawab pertanyaan yang berhubungan dengan penatalaksanaan keperawatan dan perawatan medis
4. Selesaikan persiapan pasien sebelum masuk ke kamar operasi-
concent, skint test
-23.00 WIB
-04.00 WIB
-rambut di atas telinga kiri kurang lebih
1. Dasar untuk menemukan dan pemcehan masalah.
2. Perasaan cemas yang diungkapakan pada orang yang dipercaya akan memberikan dampak lega dan merasa aman.
3. Pertanyaan yang dijawab dan dimengerti akan mengurangi rasa cemasnya.
4. Persiapan yang matang dapat menengkan suasana lingkungan sebelum operasi.
3
dan orientasi baik
-vital dalam batas normal (tensi 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, RR 18 kali/mnt)
berdiameter 10 cm.
-operasi
5. meminimalkan keributan di lingkungan
6. Orientasikan pada ruang operasi (ulangi informasi untuk memungkinkan penyerapan) :-
ruangan -
personil operasi
-prosedur operasi
7. Pemantauan psikologis klien
8. Tunjukkan perhatian dan sikap mendukung (support sistem keluarga, perawat)
9. Beri penjelasan singkat tentang prosedur operasi
10. Beri reinforcement terhadap pernyataan yang positif dan mendukung
5. Lingkungan ribut memuat stress.
6. Lingkungan yang dimengerti akan mendorong kenyamanan dan keamanan klien.
7. Tingkat kecemasan intoleran akan mengganggu pelaksanaan operasi dan anestesi.
8. Support system meningkatkan mekanisme koping klien dalam menghadapi masalah.
9. Penjelasan tentang informaasi seputar bedah memberikan informasi yang positif dan pengalaman persiapan diri dalam pembedahan.
10. Reinforcement meberikan dorongan system social untuk meningkatan koping mekanisme.
Post op
TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
4
29-01-2002jam 09.30 WIB(DP 1)
Nyeri berhubungan dengan sekunder terhadap trauma pada jaringan dan saraf bekas operasi strippingTujuan : nyeri berkurangKriteria :- Klien tenang dan
tidak menyeringai- Klien mengerti factor
penyebabnya seperti yang telah dijelaskan pada preoperasi
- Skala nyeri ringan (1-3)
1. Observasi tingkat nyeri
2. Atur posisi yang baik dan mengenakkan (tidur miring pada posisi yang sehat/kanan)
3. Bantu klien dalam membantu mengurangi nyerinya : Anjurkan klien nafas
panjang dan dalam Destruksi (ajak bicara
yang paling disenangi) Meditasi (dengan
memejamkan matanya dan mengingat Allah)
4. Observasi luka paskaoperasi terhadap timbulnya radang
5. Terapi farmakologi Antiinflamasi : kaflam 2 x 50 mg (peroral)
1. Nyeri dapat diantisipasi klien secara individualisme dan penanganan yan berbeda
2. Posisi kaki lebih tinggi dari badan 30o dapat mengurangi peningkatan penekanan pada jaringan yang rusak sehingga mengurangi nyeri.
3. Proses ini seperti (nafas panjang dan dalam merelaksasi otot yang dioperasi dan terimobilisasi, destruksi, meditasi, hipnotis) dapat membantu dalam mengurangi nyerinya.
4. Perhatikan stuwing yang meningkat menghambat suplai oksigen sehingga nyeri bertambah.
5. Analgetik merupakan obat anti nyeri yang bekerja secara sentral atau perifer/local.
C. Diagnosa Keperawatan
Preoprasi :
1. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran.
Tujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
Klien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai).
Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan, bahasa lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yang baik.
INTERVENSI RASIONAL
1. Gunakan metode komunikasi yang dinginkan (tulisan, berbicara atau bahasa isyarat) dan catat pada rencana perawatan
2. Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.
3. Berbicara dengan perlahan dan dengan jelas langsung ke telinga yang baik
4. HIndari distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien (kelelahan)
5. Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan
1 dan 2 Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan klien.
3 dan 4 Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapat diterima dengan baik oleh klien.
Memungkinkan komunikasi dua arah anatara perawat dengan
5
pemahaman.
Bicara dengan jelas, menghadap individu.
Ulangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.
Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.
Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban lebih dari ya dan tidak.
klien dapat berjalan dnegan baik dan klien dapat menerima pesan perawat secara tepat.
2. Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dnegan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.
Tujuan : Persepsi / sensoris baik.
Kriteria hasil.
Klien akan mengalami peningkatan persepsi/sensoris pendengaran sampai pada tingkat fungsional.
INTERVENSI RASIONAL
1. Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat.
2. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh.
3. Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut.
4. Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (baik itu antibiotik sistemik maupun lokal).
1. Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian, pemakaian serta perawatannya yang tepat.
2. Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi.
3. Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah-masalah pendengaran rusak secara permanen.
4. Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.
3. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi.
Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
Respon klien tampak tersenyum.
INTERVENSI RASIONAL
1. Diskusikan mengenai kemungkinan 1. Menunjukkan kepada klien
6
kemajuan dari fungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan klien dalam berkomunikasi.
2. Berikan informasi mengenai klien yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien danmenjalani operasi
3. Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang dapat membantu klien (persiapan preoperasi, intraoperasi dan post opersi)
4. Berikan support sistem (perawat, keluarga atau teman dekat dan pendekatan spiritual)
5. Reinforcement terhadap potensi dan sumber yang dimiliki berhubungan dengan tindakan operasinya.
bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.
2. Harapan-harapan yang tidak realistik tiak dapat mengurangi kecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat.
3. Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya.
4. Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu klien.
5. Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dunna, D.I. Et al. 1995. Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach 2 nd Edition : WB Sauders.
Makalah Kuliah THT. Tidak dipublikasikan
Rothrock, C. J. 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.
Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. 1998. Buku Ajar Ilmu penyakit THT. FKUI : Jakarta.
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH14-01-02
Preoperasi :DATA SUBYEKTIF - KLien
mengatakan bahwa ini yang pengalaman pertama saya untuk menjalani operasi
- Klien mengatakan ini adalah upaya akhir yang harus ditempuh dari berbagai usaha sebelumnya dengan perawatan jalan walaupun timbul perasaan cemas tentang operasi dan kemungkinannya
- Klien pernah diberi penjelasan tentang operasinya di Poli dan ruangan
Situasi kritis pre operatif dan
lingkungan yang baru
stressor
Kurang pengetahuan dan informasi
tentang operasi , orientasi lingkungan
Mekanisme koping kurang adekuat
Perasaan cemas dan
Ansietas sedang
7
- Klien mengatakan apakah operasinya berjalan lama dan kapan akan kembali lagi ke ruangan ini
DATA OBYEKTIF- Klien
agak tegang dan sedikit gelisah saat dilakukan persiapan dirinya dalam menjelang operasinya beberapa saat lagi
- Klien masih kooperatif, dan daya konsentrasinya masih baik, orientasi baik (waktu, tempat dan orang)
- Klien banyak bertanya
- Tensi 120/80, nadi 88 kali/menit
- Rencana operasi radikal rekonstruksi (tanggal 28 Januari 2002 rounde 2)
Paska operasi :DATA SUBYEKTIF- Klien
mengatakan terasa sakit (kemeng) pada daerah luka operasinya.
- Rasa kemengnya berkurang bila tidur miring kanan.
DATA OBYEKTIF- Post
operasi radikal rekonstruksi hari kedua
- Posisi terlentang dengan miring kanan
- Adanya pembengkakan/odema luka operasi setempat area 5 cm
- Nyeri tekan
- Rembesan darah pada verban (+)
- Luka ditutup tampon spongostan (ditutup verban terfiksasi plester).
- Mulai operasi jam 11.20-14.50 WIB (28 -01-2002) dengan GA
DATA SUBYEKTIF- KLien
mengatakan kemeng pada sekitar luka oeprasinya.
DATA OBYEKTIF- Paska
operasi radikal konstruksi kari kedua
- Luka
takut
Post operasi radikal rekonstruksi
Luka sayatan
Proses fagositosis (zat kimia;
bradikinin, serotinin, leukotrin,
prostaglanding meingkat)
Dilatsi pembuluh darah
Fresh pada jaringan sekitar luka dan araf
perifer
nyeri
Operasi radikal rekonstruksi telinga
kiri
Luka dan Perdarahan
Kontak dengan lingkungan
transfer infeksi lewat darah/biakan baik
utnuk kuman/bakteri (port d’entry)
infeksi
Post operasi radikal rekonstruksi
Proses resolusi(perbaikan oscicule
dan timpani)
Nyeri
Sensori pendengaran
infeksi
8
tertutup tampon spongostan, rembesan darah pada verban (+), drainase darah (-).
- Nyeri tekan sekitar luka oprasinya (dibelang telinga)
DATA SUBYEKTIF- Klien
mengatakan terasa sakit (kemeng) pada daerah luka operasinya.
- Klien mengatakan fungsi pendengarannya mulai agak membaik, dapat menangkap suara/bunyi, tidak seperti sebelumnya.
- Mual dan muntah (-), batuk (-)
DATA OBYEKTIF- Post
operasi radikal rekonstruksi hari kedua
- Test pendengaran dengan kata-kata dapat menirukan dengan jarak 1 meter.
- Telinga kiri terdapat tampon spongostan dan ditutupi verban terfiksasi plester.
- Terpasang infus RL 20 tetes/mnt
pengaruh terhadap fungsi
sensori pendengaran
pendidikan dan pengalaman kurang
dalam perawatan post operasinya
informasi kurang
G. Diagnosa keperawatan1. Praoperasi :
- Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi dan pengalaman tentang operasi (sifat operasi, semua pilihan alternative, hasil yang diperkirakan dan kemungkinan komplikasi),
2. Paskaoperasi :a. Nyeri berhubungan dengan sekunder terhadap injury pada jaringan dan saraf pada
telinga kiri (post operasi radikal rekonstruksi)
b. Risiko Perubahan persepsi/sensoris pendengaran (menurun) berhubungan dengan kurang pengetahuan dan informasi tentang perwatan post operasi radikal rekonstruksi
c. Risiko infeksi berhubungan dengan luka pembedahan (post operasi radikal rekonsturksi
II. PERENCANAAN1. Praoperasi :H. Diagnosa keperawatan
3. Praoperasi :- Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi dan pengalaman
tentang operasi (sifat operasi, semua pilihan alternative, hasil yang diperkirakan dan kemungkinan komplikasi),
4. Paskaoperasi :a. Nyeri berhubungan dengan sekunder terhadap injury pada jaringan dan saraf pada
telinga kiri (post operasi radikal rekonstruksi)
b. Risiko Perubahan persepsi/sensoris pendengaran (menurun) berhubungan dengan kurang pengetahuan dan informasi tentang perwatan post operasi radikal rekonstruksi
9
c. Risiko infeksi berhubungan dengan luka pembedahan (post operasi radikal rekonsturksi
III. PERENCANAAN2. Praoperasi :
C DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAN TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL PELAKSANA
28-01-2002JAM 07.00WIB (DP 1)
Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi dan pengalam tentang operasi infomrasi (sifat operasi, semua pilihan alternative, hasil yang diperkirakan dan kemungkinan komplikasi),Tujuan : Cemas berkurangKriteria :-
menyatakan rasa cemas dan masalahnya
-tidak gelisah, tidak berkeringan dingin
-orientasi baik
-dalam batas normal (tensi 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, RR 18 kali/mnt)
11. Ciptakan saling percaya, komunikasi terapuetik dan tunjukkan rasa empati
12. Dorong pengungkapan masalah atau rasa cemas
13. jawab pertanyaan yang berhubungan dengan penatalaksanaan keperawatan dan perawatan medis
14. Selesaikan persiapan pasien sebelum masuk ke kamar operasi- inf
ormed concent, skint test
- Puasa mulai jam 23.00 WIB
- Lavemen jam 04.00 WIB
- Pencukuran rambut di atas telinga kiri kurang lebih berdiameter 10 cm.
- Kenakan Baju operasi
15. meminimalkan keributan di lingkungan
16. Orientasikan pada ruang operasi (ulangi informasi untuk memungkinkan penyerapan) :- ori
entasi ruangan - ori
entasi personil operasi
- oritentasi prosedur operasi
17. Pemantauan psikologis klien
18. Tunjukkan perhatian dan sikap mendukung (support sistem keluarga, perawat)
19. Beri penjelasan singkat tentang prosedur operasi
11. Dasar untuk menemukan dan pemcehan masalah.
12. Perasaan cemas yang diungkapakan pada orang yang dipercaya akan memberikan dampak lega dan merasa aman.
13. Pertanyaan yang dijawab dan dimengerti akan mengurangi rasa cemasnya.
14. Persiapan yang matang dapat menengkan suasana lingkungan sebelum operasi.
15. Lingkungan ribut memuat stress.
16. Lingkungan yang dimengerti akan mendorong kenyamanan dan keamanan klien.
17. Tingkat kecemasan intoleran akan mengganggu pelaksanaan operasi dan anestesi.
18. Support system meningkatkan mekanisme koping klien dalam menghadapi masalah.
19. Penjelasan tentang informaasi seputar bedah memberikan informasi yang positif dan pengalaman persiapan diri dalam pembedahan.
20. Reinforcement meberikan dorongan system social untuk meningkatan koping mekanisme.
10
20. Beri reinforcement terhadap pernyataan yang positif dan mendukung
Post op
TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
29-01-2002jam 09.30 WIB(DP 1)
Nyeri berhubungan dengan sekunder terhadap trauma pada jaringan dan saraf bekas operasi strippingTujuan : nyeri berkurangKriteria :- Klien tenang dan
tidak menyeringai- Klien mengerti factor
penyebabnya seperti yang telah dijelaskan pada preoperasi
- Skala nyeri ringan (1-3)
5. Observasi tingkat nyeri
6. Atur posisi yang baik dan mengenakkan (tidur miring pada posisi yang sehat/kanan)
7. Bantu klien dalam membantu mengurangi nyerinya : Anjurkan klien nafas
panjang dan dalam Destruksi (ajak bicara
yang paling disenangi) Meditasi (dengan
memejamkan matanya dan mengingat Allah)
8. Observasi luka paskaoperasi terhadap timbulnya radang
5. Terapi farmakologi Antiinflamasi : kaflam 2 x 50 mg (peroral)
6. Nyeri dapat diantisipasi klien secara individualisme dan penanganan yan berbeda
7. Posisi kaki lebih tinggi dari badan 30o dapat mengurangi peningkatan penekanan pada jaringan yang rusak sehingga mengurangi nyeri.
8. Proses ini seperti (nafas panjang dan dalam merelaksasi otot yang dioperasi dan terimobilisasi, destruksi, meditasi, hipnotis) dapat membantu dalam mengurangi nyerinya.
9. Perhatikan stuwing yang meningkat menghambat suplai oksigen sehingga nyeri bertambah.
10. Analgetik merupakan obat anti nyeri yang bekerja secara sentral atau perifer/local.
I. PENYEBAB / ETIOLOGI
Streptococcus.
Stapilococcus.
Diplococcus pneumonie.
Hemopilus influens.
Gram Positif : S. Pyogenes, S. Albus.
Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli.
Kuman anaerob : Alergi, diabetes melitus, TBC paru.
11
Otitis Media
Otitis media supuratif Otitis media non Supuratif
(Otitis media serosa)
Otitis media akut (OMA) Otitis media serosa akut
(lebih 2 bulan)
Otitis media supuratip kronis Otitis media serosa kronis
(OMSK) (Glue ear)
ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan
2. Gangguan sensori / presepsi berhubungan dengan kerusakan pada telinga tengah
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan dan
pencegahan kekambuhan
5. Isolasi sosial berhubungan dengan nyeri, otore menurun ingaran
6. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan gangguan presepsi pendengaran
7. Kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan
12
Asuhan Keperawatan Otitis Media Kronik Pada Klien Tn.T S
di Ruang THT RSUD Dr Soetomo Surabaya.
1. IDENTITAS
Nama : Tn. T.S
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kenjeran
Alasan Dirawat : Nyeri Telinga Kanan, pusing, pendengaran berkurang kalau telinga kiri ditutup
Keluhan Utama : Nyeri Telinga Kanan
Sebelumnya : Telinga berdenging, terasa penuh di telinga, badan lemah, pendengaran
mulai menurun
Upaya yg Dilakukan: Pergi ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Therap/Operasi : Therapi sebelumnya pasien lupa. Tidak pernah dioperasi
2. RIWAYAT KEPERAWATAN (nursing History)
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak pernah menderita sakit berta. Hanya batuk pilek biasa.
Riwayat Penyakit Sekarang
Telinga Kanan Terasa berdenging dan pendengaran mulai berkurang. Klien mengorek telinganya dengan Bulu ayam. Semakin lama terasa nyeri Karena terus menerus terasa nyeri serta kehilangan pendengaran maka pasien ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga. Keluarga dalam keadaa sehat – sehat saja
13
Keadaan Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan rumahnya sederhana tetapi bersih. Mandi Dikamar mandi menggunakan air sumur. Jarak rumah tingga berdekatan. Ada selokan didepan rumah. Kalau hujan sering meluap
Riwayat Kesehatan lainnya : -
Alat Bantu Yang Digunakan : Klien tidak menggunakan alat Bantu pendengaran dan penglihatan. Tidak menggunakan gigi palsu.
3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
3.1. Keadaan Umum
Tampak kelelahan karena nyeri telinga, kesadaran compos mentis. Klien tidur ditempat tidur dengan posisitidur terlentang mengarah ke sisi yang tidak sakit sambil memegang telinganya yang sakit
3.2. Tanda – Tanda Vital
Temperatur : 36,50C / Axilla, Nadi : 92 X/menit, teratur dan kuat , Tensi 110/80 mmHg lengan kanan
RR : 20 Kali / menit
Pendengaran : Kiri : Normal Kanan : Penurunan Pendengaran
Klien mengeluh terasa nyeri pada telinga kanan dan kalau nyeri terasa pusing dan kadang mual. Telinga tampak bengkak dan kemerahan, terpasang tamponade. Klien mengatakan sulit mendengar bila telinga kirinya ditutup
Psikososial
Harapan klien : klien mengharapkan agar penyakitnya cepat sembuh supaya dapat kembali bekerja. Klien mematuhi semua anjuran petugas kesehatan yang merawatnya . Klien mengatakan bahwa kalau sembuh dan telinga kanannya tidak mendengar lagi tidak apa – apa.
Analisa Data
14
KARAKTERISTIK DATAKEMUNGKINAN
PENYEBABMASALAH
Data Subyektif
Klien mengeluh terasa nyeri pada telinga kanan dan kalau nyeri terasa pusing dan kadang mual. Klien mengatakan sulit mendengar bila telinga kirinya ditutup
Data obyektif :
Telinga tampak bengkak dan kemerahan, terpasang tamponade. Nadi 92 kali/meniy, klien meringis, memegang telinganya yang sakit, tiidur posisi miring kearah telinga yang tidak sakit,
Peradangan (otitis) Gangguan rasa Nyaman Nyeri
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan rasa Nyaman nyeri sehubungan dengan peradangan pada telinga tengah
Data Subyektif :
Klien mengeluh terasa nyeri pada telinga kanan dan kalau nyeri terasa pusing dan kadang mual. Klien mengatakan sulit mendengar bila telinga kirinya ditutup
Data obyektif :
Telinga tampak bengkak dan kemerahan, terpasang tamponade. Nadi 92 kali/meniy, klien meringis, memegang telinganya yang sakit, tiidur posisi miring kearah telinga yang tidak sakit
15
Perencanaan, Pelaksanaan Dan Evaluasi
(Catatan, Klien Hanya dirawat 2 Hari saja)
No
Diagnosa Keperawatan
TujuanRencana Tindakkan
RasionalImplementasi
Evaluasi
1 Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Seuhubungan dengan Peradangan telinga tengah
Tujuan :
Gangguan rasa Nyaman nyeri akan berkurang atau hilang
Kriteria :
Pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, Wajah rileks, tidak merintih, Tanda – tanda radang tidak ada
1. Obser
vasi
tingkat
nyeri
klien,
berat
serta
radiasiny
a dan
reaksi
fisik
terhadap
nyeri.
2. Tingk
atkan
tirah
baring
selama
periode
nyeri dan
biarkan
klien
memilih
posisi
yang
tepat
untuk
Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang status nyeri klien dan kemajuan terhadap tindakkan yang telah dilakukan.
Tirah baring dan posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri secara alamiah
Mengurangi Nyeri
Nyeri yang bertambah merupakan indikasi
Mengobservasi tingkat nyeri klien dan mengukur tanda vital, RR
Menganjurkan pada klien untuk tetap berada diatas tempat tidur terutama selama periode nyeri dan posisi yang nyaman adalah miring ke sisi yang tidak sakit atau terlentang.
Menganjurkan klien untuk menarik napas dalam bila timbul nyeri
S
Klien mengatakan masih terasa nyeri terutama kalau makan atau bicara.
Nyerinya terasa berkurang bila minum obat dan kemudian timbul nyeri lagi
O
Setelah minum obat klien dapat istirahat, wajah masih meringis, RR 20 X/menit, Nadi 88 x/menit. Telinga kanan Masih bengkak dan kemerahan
16
mengura
ngi rasa
nyerinya.
3. Bantu
klien
untuk
mengura
ngi nyeri
dengan
tekhnik
relaksasi.
4. Monit
or dan
catat
respon
terhadap
pengoba
tan dan
kolabora
si
dengan
dokter
bila nyeri
tidak
hilang
5. Kolab
orasi
untuk
pemberi
an
analgesik
6. Obser
vasi
terhadap
tanda –
tanda
radang
adanya komplikasi dan membutuhkan intervensi yang lebih lanjut
Pengobatan dapat membantu mengatasi nyeri yang terjadi.
Indikator adanya infeksi yang akan meningkatkan ambang nyeri klien.
Memberikan obat analgesik dan memonitor reaksinya
Mengobservasi tnda – tabda radang terutama didaerah dekat telinga kanan
A
Nyeri Klien masih belum teratasi
P
Intervensi dilanjutkan dan batasi komunikasi yang berlebihan dengan pasien
17
. Diagnosa Keperawatan
4. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran.
Tujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
Klien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai).
Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan, bahasa lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yang baik.
Intervensi Keperawatan :
1. Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan catat pada rencana perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, seperti :
Tulisan
Berbicara
Bahasa isyarat.
2. Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.
a. Jika ia dapat mendegar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan dengan jelas langsung ke telinga yang baik (hal ini lebih baik daripada berbicara dengan keras).
Tempatkan klien dengan telinga yang baik berhadapan dengan pintu.
Dekati klien dari sisi telinga yang baik.
b. Jika klien dapat membaca ucapan :
Lihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas.
Hindari berdiri di depan cahaya karena dapat menyebabkan klien tidak dapat membaca bibi anda.
c. Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien.
Minimalkan percakapan jika klien kelelahan atau gunakan komunikasi tertulis.
Tegaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.
d. Jika ia hanya mampu bahasa isyarat, sediakan penerjemah. Alamatkan semua komunikasi pada klien, tidak kepada penerjemah. Jadi seolah-olah perawat sendiri yang langsung berbicara kepada klien dnegan mengabaikan keberadaan penerjemah.
3. Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan pemahaman.
Bicara dengan jelas, menghadap individu.
18
Ulangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.
Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.
Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban lebih dari ya dan tidak.
Rasional :
1. Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan klien.
2. Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapat diterima dengan baik oleh klien.
3. Memungkinkan komunikasi dua arah anatara perawat dengan klien dapat berjalan dnegan baik dan klien dapat menerima pesan perawat secara tepat.
5. Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dnegan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.
Tujuan : Persepsi / sensoris baik.
Kriteria hasil.
Klien akan mengalami peningkatan persepsi/sensoris pendengaran samapi pada tingkat fungsional.
Intervensi Keperawatan :
5. Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat.
6. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh.
7. Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut.
8. Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (baik itu antibiotik sistemik maupun lokal).
Rasional :
5. Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian, pemakaian serta perawatannya yang tepat.
6. Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi.
7. Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah-masalah pendengaran rusak secara permanen.
8. Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.
6. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi,
19
nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi.
Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
Respon klien tampak tersenyum.
Intervensi Keperawatan :
6. Jujur kepada klien ketika mendiskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan klien dalam berkomunikasi.
7. Berikan informasi mengenai kelompok yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada klien.
8. Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang dapat membantu klien.
Rasional :
6. Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.
7. Harapan-harapan yang tidak realistik tiak dapat mengurangi kecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat.
8. Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya.
9. Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu klien.
10. Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.
TGL
DATA ETIOLOGI MASALAH
14-01-02
Preoperasi :
DATA SUBYEKTIF
- KLien mengatakan bahwa ini yang pengalaman pertama saya untuk menjalani operasi
- Klien mengatakan ini adalah upaya akhir yang harus ditempuh dari berbagai usaha sebelumnya dengan perawatan jalan walaupun timbul perasaan cemas
Situasi kritis pre operatif dan
lingkungan yang baru
stressor
Kurang pengetahuan
Ansietas sedang
20
tentang operasi dan kemungkinannya
- Klien pernah diberi penjelasan tentang operasinya di Poli dan ruangan
- Klien mengatakan apakah operasinya berjalan lama dan kapan akan kembali lagi ke ruangan ini
DATA OBYEKTIF
- Klien agak tegang dan sedikit gelisah saat dilakukan persiapan dirinya dalam menjelang operasinya beberapa saat lagi
- Klien masih kooperatif, dan daya konsentrasinya masih baik, orientasi baik (waktu, tempat dan orang)
- Klien banyak bertanya
- Tensi 120/80, nadi 88 kali/menit
- Rencana operasi radikal rekonstruksi (tanggal 28 Januari 2002 rounde 2)
Paska operasi :
DATA SUBYEKTIF
- Klien mengatakan terasa sakit (kemeng) pada daerah luka operasinya.
- Rasa kemengnya berkurang bila tidur miring kanan.
DATA OBYEKTIF
- Post operasi radikal rekonstruksi hari kedua
- Posisi terlentang dengan miring kanan
- Adanya pembengkakan/odema luka operasi setempat area 5 cm
- Nyeri tekan
dan informasi tentang operasi , orientasi
lingkungan
Mekanisme koping kurang adekuat
Perasaan cemas dan takut
Post operasi radikal rekonstruksi
Luka sayatan
Proses fagositosis (zat kimia; bradikinin,
serotinin, leukotrin, prostaglanding
meingkat)
Nyeri
21
- Rembesan darah pada verban (+)
- Luka ditutup tampon spongostan (ditutup verban terfiksasi plester).
- Mulai operasi jam 11.20-14.50 WIB (28 -01-2002) dengan GA
DATA SUBYEKTIF
- KLien mengatakan kemeng pada sekitar luka oeprasinya.
DATA OBYEKTIF
- Paska operasi radikal konstruksi kari kedua
- Luka tertutup tampon spongostan, rembesan darah pada verban (+), drainase darah (-).
- Nyeri tekan sekitar luka oprasinya (dibelang telinga)
DATA SUBYEKTIF
- Klien mengatakan terasa sakit (kemeng) pada daerah luka operasinya.
- Klien mengatakan fungsi pendengarannya mulai agak membaik, dapat menangkap suara/bunyi,
Dilatsi pembuluh darah
Fresh pada jaringan sekitar luka dan araf
perifer
nyeri
Operasi radikal rekonstruksi telinga
kiri
Luka dan Perdarahan
Kontak dengan lingkungan
transfer infeksi lewat darah/biakan baik
utnuk kuman/bakteri (port d’entry)
Sensori pendengaran
22
tidak seperti sebelumnya.- Mual dan
muntah (-), batuk (-)
DATA OBYEKTIF
- Post operasi radikal rekonstruksi hari kedua
- Test pendengaran dengan kata-kata dapat menirukan dengan jarak 1 meter.
- Telinga kiri terdapat tampon spongostan dan ditutupi verban terfiksasi plester.
- Terpasang infus RL 20 tetes/mnt
infeksi
Post operasi radikal rekonstruksi
Proses resolusi
(perbaikan oscicule dan timpani)
pengaruh terhadap fungsi sensori pendengaran
pendidikan dan pengalaman kurang
dalam perawatan post operasinya
informasi kurang
infeksi
TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAN TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL PELAKSANA
28-01-2002
Kecemasan berhubungan dengan
21.Ciptakan saling percaya, komunikasi
21.Dasar untuk menemukan dan pemcehan
23
JAM 07.00
WIB (DP 1)
kurangnya informasi dan pengalam tentang operasi infomrasi (sifat operasi, semua pilihan alternative, hasil yang diperkirakan dan kemungkinan komplikasi),
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria :
-menyatakan rasa cemas dan masalahnya
-dan tidak gelisah, tidak berkeringan dingin
-dan orientasi baik
-vital dalam batas normal (tensi 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, RR 18 kali/mnt)
terapuetik dan tunjukkan rasa empati
22.Dorong pengungkapan masalah atau rasa cemas
23.jawab pertanyaan yang berhubungan dengan penatalaksanaan keperawatan dan perawatan medis
24.Selesaikan persiapan pasien sebelum masuk ke kamar operasi- informed
concent, skint test
- Puasa mulai jam 23.00 WIB
- Lavemen jam 04.00 WIB
- Pencukuran rambut di atas telinga kiri kurang lebih berdiameter 10 cm.
- Kenakan Baju operasi
25.meminimalkan keributan di lingkungan
26.Orientasikan pada ruang operasi (ulangi informasi untuk memungkinkan penyerapan) :- orientasi
ruangan - orientasi
personil operasi
- oritentasi prosedur operasi
27.Pemantauan psikologis klien
masalah.22.Perasaan cemas
yang diungkapakan pada orang yang dipercaya akan memberikan dampak lega dan merasa aman.
23.Pertanyaan yang dijawab dan dimengerti akan mengurangi rasa cemasnya.
24.Persiapan yang matang dapat menengkan suasana lingkungan sebelum operasi.
25.Lingkungan ribut memuat stress.
26.Lingkungan yang dimengerti akan mendorong kenyamanan dan keamanan klien.
27.Tingkat kecemasan intoleran akan mengganggu pelaksanaan operasi dan anestesi.
28.Support system meningkatkan mekanisme koping klien dalam menghadapi
24
28.Tunjukkan perhatian dan sikap mendukung (support sistem keluarga, perawat)
29.Beri penjelasan singkat tentang prosedur operasi
30.Beri reinforcement terhadap pernyataan yang positif dan mendukung
masalah.29.Penjelasan
tentang informaasi seputar bedah memberikan informasi yang positif dan pengalaman persiapan diri dalam pembedahan.
30.Reinforcement meberikan dorongan system social untuk meningkatan koping mekanisme.
TGL
DATA ETIOLOGI MASALAH
14-01-02
Preoperasi :
DATA SUBYEKTIF
- KLien mengatakan bahwa ini yang pengalaman pertama saya untuk menjalani operasi
- Klien mengatakan ini adalah upaya akhir yang harus ditempuh dari berbagai usaha sebelumnya dengan perawatan jalan walaupun timbul perasaan cemas tentang operasi dan kemungkinannya
- Klien pernah diberi penjelasan tentang operasinya di Poli dan ruangan
- Klien mengatakan apakah operasinya berjalan lama dan kapan akan kembali lagi ke ruangan ini
DATA OBYEKTIF
- Klien
Situasi kritis pre operatif dan
lingkungan yang baru
stressor
Kurang pengetahuan dan informasi tentang operasi , orientasi
lingkungan
Mekanisme koping kurang adekuat
Ansietas sedang
25
agak tegang dan sedikit gelisah saat dilakukan persiapan dirinya dalam menjelang operasinya beberapa saat lagi
- Klien masih kooperatif, dan daya konsentrasinya masih baik, orientasi baik (waktu, tempat dan orang)
- Klien banyak bertanya
- Tensi 120/80, nadi 88 kali/menit
- Rencana operasi radikal rekonstruksi (tanggal 28 Januari 2002 rounde 2)
Paska operasi :
DATA SUBYEKTIF
- Klien mengatakan terasa sakit (kemeng) pada daerah luka operasinya.
- Rasa kemengnya berkurang bila tidur miring kanan.
DATA OBYEKTIF
- Post operasi radikal rekonstruksi hari kedua
- Posisi terlentang dengan miring kanan
- Adanya pembengkakan/odema luka operasi setempat area 5 cm
- Nyeri tekan
- Rembesan darah pada verban (+)
- Luka ditutup tampon spongostan (ditutup verban terfiksasi plester).
- Mulai operasi jam 11.20-14.50 WIB (28 -01-2002) dengan GA
Perasaan cemas dan takut
Post operasi radikal
rekonstruksi
Luka sayatan
Proses fagositosis (zat kimia; bradikinin, serotinin, leukotrin,
prostaglanding meingkat)
Dilatsi pembuluh darah
Fresh pada
Nyeri
26
DATA SUBYEKTIF
- KLien mengatakan kemeng pada sekitar luka oeprasinya.
DATA OBYEKTIF
- Paska operasi radikal konstruksi kari kedua
- Luka tertutup tampon spongostan, rembesan darah pada verban (+), drainase darah (-).
- Nyeri tekan sekitar luka oprasinya (dibelang telinga)
DATA SUBYEKTIF
- Klien mengatakan terasa sakit (kemeng) pada daerah luka operasinya.
- Klien mengatakan fungsi pendengarannya mulai agak membaik, dapat menangkap suara/bunyi, tidak seperti sebelumnya.
- Mual dan muntah (-), batuk (-)
jaringan sekitar luka dan araf
perifer
nyeri
Operasi radikal rekonstruksi telinga kiri
Luka dan Perdarahan
Kontak dengan lingkungan
transfer infeksi lewat
darah/biakan baik utnuk
kuman/bakteri (port d’entry)
infeksi
Sensori pendengaran
infeksi
27
DATA OBYEKTIF
- Post operasi radikal rekonstruksi hari kedua
- Test pendengaran dengan kata-kata dapat menirukan dengan jarak 1 meter.
- Telinga kiri terdapat tampon spongostan dan ditutupi verban terfiksasi plester.
- Terpasang infus RL 20 tetes/mnt
Post operasi radikal
rekonstruksi
Proses resolusi
(perbaikan oscicule dan
timpani)
pengaruh terhadap fungsi
sensori pendengaran
pendidikan dan pengalaman
kurang dalam perawatan post
operasinya
informasi kurang
NO DATA penunjang ETIOLOGI MASALAH
1. S : Klien mengatakan telinga kiri sakit
O :
- Telinga kiri bekas
operasi.
- Klien pucat.
- Mimik wajah menahan
kesakitan.
Kerusakan kulit jaringan pada tempat operasi
Nyeri akut
28
- Perfusi dingin
2. S : Klien menyatakan tidak bisa tidur.
O :
- Keadaan umum klien
lemah.
- Mata sayu.
Nyeri akut Gangguan pola istirahat tidur.
3. S : Klien mengatakan telinga kiri kurang pendengaran
O :
- Telinga sebelah kiri tuli
kondoksi
- Telah dilakukan radikal
mastoidektomi.
gangguan presepsi pendengaran
Resiko tinggi trauma
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan pada tempat operasi
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan nyeri akut
3. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan gangguan presepsi pendengaran
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal : 25 April 2002
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan pada tempat operasi
Tujuan : Klien dapat mengekspresikan penurunan nyeri/tidaknyamanan dalam waktu 2 X 24 jam.
Kriteria hasil : Klien tampak rileks
Mampu tidur atau istirahat dengan tepat
RENCANA tindakan rasional
29
1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi,
lamanya dan intensitas (skala 0 – 10).
Perhatikan reaksi verbal dan non
verbal.
2. Bantu klien dengan posisi nyaman.
3. Berikan tindakan kenyamanan dasar.
Dorong ambulasi dini dan
menggunakan teknik relaksasi, bimbing
imajinasi, sentuhan terapeutik.
4. Kompres dingin di sekitar area telinga.
5. Kolaborasi pemberian analgesik.
1. Membantu dalam mengidentifikasi
derajat ketidaknyamanan dan
kebutuhan untuk keefektifan analgesik.
2. Mempengaruhi kemampuan klien
untuk rileks dan tidur/istirahat secara
efektif.
3. Meningkatkan relaksasi, membantu
untuk mengalihkan perhatian dan dapat
mengalihkan koping.
4. Untuk menghilangkan nyeri akut/hebat.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan nyeri akut
Tujuan : Klien dapat istirahat atau tidur secara adekuat
Kriteria hasil : Klien tidur6 – 8 jam sehari.
Beristirahat minimal sesuai kenituhan.
Mengutarakan perasaan segar pada waktu bangun.
RENCANA tindakan rasional
1. Berikan kesempatan untuk
beristirahat/tidur sejenak
2. Evaluasi tingkat nyeri.
3. Lengkapi jadwal tidur dan ritual secara
teratur.
4. Berikan makanan kecil dan susu
hangatpada waktu sore hari.
5. Turunkan jumlah minum pada sore hari.
Lakukan berkemih sebelum tidur.
6. Putarkan musik yang lembut.
1. Karena aktifitas fisik dan mental dapat
mengakibatkan kelelahan.
2. Karena nyeri dapat mengganggu
istirahat/tidur.
3. Penundaan waktu tidur memungkinkan
pembuangan energi.
4. Meningkatkan relaksasi dengan
perasaan mengantuk.
5. Menurunkan kebutuhan akan bangun
untuk pergi ke kamar mandi/berkemih
selama malam hari.
30
7. Kolaborasi pemberian sedatif
6. Menurunkan stimulasi sensori dengan
menghambat suara-suara lain disekitar
yang akan membuat tidur nyeyak.
7. Sedatif dosis rendah mungkin efektif
dalam mengatasi insomnia.
31
Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi trauma berhubungan dengan gangguan presepsi pendengaran
Tujuan : Setelah diberikan intervensi keperawatan klien menurunkan faktor resiko cedera dan melindungi diri dari cedera.
Kriteria hasil : Mengungkapkan suatu keinginan untuk melakukan tindakan pengamanan untuk mencegah cedera.
Mengungkapkan suatu maksud untuk melakukan pencegahan.
RENCANA tindakan rasional
1. Orientasikan klien pada sekeliling,
jelaskan penggunaan alarm/bel
bantuan.
2. Awasi individu secara ketat selama
beberapa malam pertama.
3. Gunakan penerangan/lampuyang
cukup.
4. Anjurkan untuk meminta bantuan jika
diperlukan.
5. Jelaskan tentang kondisi klien berkaitan
dengan penurunan pendengaran.
1. Klien mampu mengidentifikasi
lingkungan untuk mencegah
kecelakaan.
2. Untuk mengkaji keananan dan adaptasi
klien
3. Untuk meningkatkan keamanan
ruangan dan rangsangan penglihatan.
4. Mengurangi resiko cedera.
5. Keterbukaan dan penjelasan yang
sesungguhnya tentang kondisi klien
akan membantu proses penerimaan
klien pada kondisinya.
Pathway
Otitis Media
Otitis media supuratif Otitis media non Supuratif
(Otitis media serosa)
Otitis media akut (OMA) Otitis media serosa akut
(lebih 2 bulan)
Otitis media supuratip kronis Otitis media serosa kronis
(OMSK) (Glue ear)
32
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)
I. Pengertian
Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah (Syamsuhidajat, 1997).
II. Patofisiologi
O M S K
Maligna Benigna
Degeneratif Metaplastik
Terdapat perforasi pada marginal/atik. Terlihat kolesteatom pada telinga Granulasi di liang telinga luar yang tengah (di epitimpanum). berasal dari dalam telinga tengah. Sekret berbentuk nanah dan
Polip berbau khas (aroma kolesteatiom)
Otore = pus pada MAE
(kental/busuk)
Gangguan berkomunikasi Cemas
Pendengaran menurun
Perubahan persepsi / sensori
DAFTAR PUSTAKA
Dunna, D.I. Et al. (1995). Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach 2 nd Edition : WB Sauders.
33
Makalah Kuliah THT. Tidak dipublikasikan
Rothrock, C. J. (2000). Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.
oepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. (1998). Buku Ajar Ilmu penyakit THT. FKU
34