13
4.2 Prioritas Masalah Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh tidak memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah teknik skoring. Dari masalah tersebut akan dibuat plan of action untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan. Kriteria nilai yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan) Nilai 1: tidak penting Nilai 2: kurang penting Nilai 3: cukup penting Nilai 4: penting Nilai 5: sangat penting 2. Kemungkinan intervensi Nilai 1: tidak mudah Nilai 2: kurang mudah

Prioritas Masalah POA DBD Demas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

document

Citation preview

4.2 Prioritas MasalahBanyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh tidak memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah teknik skoring. Dari masalah tersebut akan dibuat plan of action untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan.

Kriteria nilai yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)

Nilai 1: tidak penting

Nilai 2: kurang penting

Nilai 3: cukup penting

Nilai 4: penting

Nilai 5: sangat penting

2. Kemungkinan intervensi

Nilai 1: tidak mudah

Nilai 2: kurang mudah

Nilai 3: cukup mudah

Nilai 4: mudah

Nilai 5: sangat mudah

3. Biaya

Nilai 1: sangat mahal

Nilai 2: mahal

Nilai 3: cukup murahNilai 4: murah

Nilai 5: sangat murah

4. Kemungkinan meningkatkan mutu

Nilai 1: sangat rendah

Nilai 2: rendah

Nilai 3: sedang

Nilai 4: tinggi

Nilai 5: sangat tinggiTabel 4.3 Prioritas Masalah Di Puskesmas PauhKriteriaUrgensiIntervensiBiayaMutuTotalRanking

Incident Rate DBD543416I

Suspect TB334414II

PSG41229IV

Pengawasan Depot Air Minum12137V

Asi Eksklusif

343414III

Keterangan:1. Incident Rate DBD meningkata. Urgensi : sangat penting (Skor 5)Demam berdarah Dengue menjadi masalah yang sangat penting di Puskesmas Pauh, seiring ditemukannya kasus baru penderita DBD di beberapa wilayah kerja Puskesmas Pauh. Salah satu Kelurahan yang menjadi perhatian adalah kelurahan Limau Manis, yang mengalami peningkatan jumlah kasus baru. Dari laporan didapatkan angka kasus baru DBD pada bulan Januari sebanyak 2 orang, pada bulan Februari sebanyak 4 orang, sementara pada bulan Maret angka tersebut meningkat menjadi 7 orang. Pada laporan tahunan tahun 2012 dan 2013 didapatkan kasus DBD di kelurahan Limau Manis sebanyak masing-masing 1 kasus. Masalah ini sangat penting karena penyebaran penyakit DBD terkait dengan keadaan lingkungan dan apabila tidak segera ditangani maka dapat terus terjadi peningkatan kasus baru kedepannya.b. Intervensi : mudah (Skor 4)Tindakan yang dapat dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang demam berdarah dengue, usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran seperti melalui 3M plus, dan juga pemantauan berkala oleh jumantik.

c. Biaya : cukup murah (Skor 3)Biaya untuk melakukan sosialisasi mengenai Demam berdarah dengue digunakan untuk pembuatan leaflet, poster, atau pemasangan billboard pada tempat yang sering dilalui oleh masyarakat, sehingga masyarakat tahu dan ingat akan bahaya demam berdarah dengue dan bisa ikut berperan dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Selain itu, pembiayaan juga digunakan untuk penyuluhan, pelatihan tenaga kesehatan dan kader ataupun jumantik.

d. Mutu : (Skor 4)Penyakit Demam Berdarah Dengue menyebabkan penurunan produktivitas individu. Usaha seperti penyuluhan, pemerikssaan jentik berkala, dan melakukan 3M s dapat mencegah terjadinya kasus Demam Berdarah Dengue. Apabila tidak terjadi penambahan kasus demam berdarah dengue baru, akan terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan dapat berdampak pada terjadinya penurunan angka kesakitan dan kematian. Keadaan ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit serta terjadinya kejadian luar biasa di daerah tertentu.2. Peningkatan Suspect TBa. Urgensi : cukup penting (Skor 3)Pada tahun 2013, Indonesia merupakan negara ke-4 dengan insidensi TB tertinggi di dunia setelah India, China, dan Afrika Selatan.Selain itu, di Indonesia TB paru merupakan penyebab kematian peringkat pertama di antara golongan penyakit menular dan peringkat ketiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernafasan akut pada seluruh kalangan usia. Hal ini merupakan suatu masalah kesehatan yang signifikan bagi Indonesia.b. Intervensi : cukup mudah (Skor 3)Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB menyebabkan kurangnya keinginan dan kesadaran masyarakat untuk berobat. Intervensi dapat dilakukan dengan pendekatan dan komunikasi yang baik dengan aparat kelurahan untuk mengajak masyarakat datang ketempat-tempat penyuluhan dan berperan aktif dalam pengumpulan dahak untuk pemeriksaan BTA. Penemuan secara pasif didukung dengan penyuluhan secara aktif baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita cara ini biasa dikenal dengan sebutan passive promotive case finding ( penemuan penderita secara pasif dengan promosi yang aktif ). Dapat dilakukan penemuan secara aktif dengan meningkatkan efektifitas metode pemeriksaan kontak oleh kader dan tenaga kesehatan yang ada.

c. Biaya : (Skor 4)Untuk penemuan kasus TB bisa dilakukan dengan pelacakan oleh petugas kesehatan dan kader kerumah warga, sehingga biaya yang dibutuhkan hanyalah untuk transportasi. Sementara pemeriksaan dan pengobatan TB secara tuntas telah gratis semua masyarakat. Penurunan prevalensi dan angka kematian akibat TB termasuk dalam target MDGS yang ke-6, sehingga dana BOK (Bantuan Operasional Khusus) dapat dialokasikan untuk pelaksanaan program ini.

d. Mutu : tinggi (Skor 4)Penyakit TB dapat menurunkan produktivitas dan kinerja penderitanya, maka dengan penemuan penderita TB diharapkan mereka dapat segera diobati dan dapat kembali beraktivitas dan kembali produktif. Peningkatan penemuan penderita TB dapat meningkatkan jumlah pasien TB yang diobati, hal ini akan menurunkan risiko penularan dalam masyarakat. Peningkatan penemuan penderita TB akan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB.3. Angka Gizi Kurang Tetap Tinggia. Urgensi : penting (Skor 4)Masalah Gizi kurang tetap menjadi masalah di puskesmas Pauh setiap tahunnya. Dari data laporan tahunan 2013 didapatkan angka gizi kurang sebesar 22% dengan target