Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PRIORITAS PENDIDIKAN PAPUA Volume IV/II/2016
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan
bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan Dasar yang Baik di Provinsi Papua
Disdik Jayawijaya Harap BPKP Dapat
Diimplementasikan dengan Baik
Wamena -Sekretaris Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten
Jayawijaya, Bambang Budiandoyo menyampaikan bahwa pelatihan dan
pendampingan yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS dan Yayasan
Kristen Wamena (YKW) dengan memanfaatkan BPKP dalam
pembelajaran telah membawa perubahan yang positif dalam bidang
pendidikan di Jayawijaya.
Penerapan BPKP ini diharapkan dapat didukung oleh berbagai pihak.
USAID PRIORITAS tidak dapat melaksanakannya sendiri, karena itu
dinas pendidikan akan ikut memfasilitasi dan mendukung program
tersebut.
“Kami berharap fasilitator pendamping dan guru-guru yang sudah dilatih dapat mengimplementasikan BPKP
dengan baik. Dengan demikian program ini dapat membantu adik-adik kita di kelas awal agar transformasi
ilmu, ketrampilan, dan sikap yang diharapkan dapat berjalan,” ujar Bambang.
Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya,
Bambang Budiandoyo MPd.
Untuk mendapatkan data awal kemampuan baca, tulis, dan hi-
tung (Calistung) siswa di sekolah mitra baru maka diadakan
kegiatan baseline survey (survey data awal). Kegiatan dilakukan
oleh tim pelatih dari YKW. Pemilihan sampel dilakukan secara
acak yaitu 30% dari setiap sekolah dampingan YKW. Siswa yang
terlibat dalam kegiatan baseline survey adalah siswa-siswa kelas
1, 2, dan 3. Proses survei dilakukan secara langsung di 15 sekolah mitra baru YKW-USAID PRIORITAS.
Tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan membaca, menulis dan berhitung siswa-siswi kelas 1, 2, 3
SD. Para siswa mengerjakan tes secara mandiri, mereka tidak boleh dibantu oleh guru kelas maupun te-
man sekelasnya. Setelah data terkumpul, data baseline akan ditabulasi sampai dengan hasil akhir yang beru-
pa bentuk grafik. Melalui hasil baseline tersebut dapat diketahui bagaimana kondisi awal kemampuan mem-
baca dan berhitung siswa-siswi di sekolah-sekolah yang menjadi target pendampingan YKW. (TT)
Baseline Survey di 15 Sekolah Mitra Baru
Siswa kelas awal sedang mengerjakan tes untuk
data awal kemampuan Calistung.
2 Volume IV/II/2016
Daftar Isi:
Harapan Dinas Pendidikan
Jayawijaya 1
Baseline Survey 1
Catatan Redaksi 2
Pentingnya Media Massa 2
Dampak Program USAID
bagi Pendidikan 3
Peran STKIP Kristen
Wamena 4
Keseriusan Guru-Guru dari
Pinggiran 5
Profesi Tidak menentukan
Keberhasilan Seseorang 6
Sadar akan Pentingnya
Pelatihan 6
Merangsang Kreatifitas
dengan Lomba Alat Peraga 7
Menjadi Pelatih yang gigih 8
Cerita dari Yahukimo 9
Lensa Prioritas (Yahukimo) 10
Lensa Prioritas (Jayawijaya) 11
Sepenggal Cerita dari
Showcase di Jakarta 12
Catatan Redaksi
Program kerjasama YKW
(Yayasan Kristen Wamena)
dengan Badan Bantuan
Pembangunan Internasional
Amerika (USAID) melalui
program USAID PRIORITAS
telah memasuki tahun kedua, dengan jumlah sekolah
dampingan sebanyak 34
sekolah.
Tahun pertama sangat
mendapat apresiasi baik dari guru dan murid, masyarakat, serta
pemerintah. Mulai terjadi perubahan dan peningkatan mutu
pembelajaran di sekolah.
Konsentrasi sasaran kami adalah guru dan murid sebagaimana
kegiatan YKW dalam program peningkatan kemampuan
membaca, menulis, dan berhitung (Calistung) dengan
memanfaatkan BPKP (Buku Paket Kontekstual Papua) di SD.
Lewat Pelatihan, distribusi BPKP, dan pendampingan kepada guru
di sekolah, diharapkan para murid bisa lebih baik lagi dalam
aktivitas belajar. Berdasarkan pengalaman tahun pertama, guru
merupakan titik sentral dari keberhasilan program ini. Program
bisa berjalan dan berdampak positif ketika guru mau
mengaplikasikan hasil pelatihan, mau bekerja sama, dan terus
mencoba. (GM)
Grandy Muaja Program Manager
YKW-USAID PRIORITAS
Pentingnya Media Massa
Untuk Publikasi
Program di Jayawijaya
Untuk mempublikasikan perkembangan
program, YKW bersama Dinas Pendidi-
kan Kabupaten Wamena dan para ahli
pendidikan akan ambil bagian dalam dialog interaktif di program Radio Re-
publik Indonesia (RRI) Wamena yang akan di siarkan secara langsung di
Pegunungan Tengah Papua. Kegiatan ini akan membahas tentang program
pelatihan dan pendampingan yang sedang di-lakukan oleh YKW-USAID
PRIORITAS. Dalam dialog interaktif para nara sumber menjelaskan ten-
tang dampak program di sekolah. Para pendengar juga dapat mengajukan pertanyaan seputar program
yang dilaksanakan kepada nara sumber. Acara ini dipandu jurnalis radio. (TT)
Devidson Budikasih
Education Officer
3 PRIORITAS PENDIDIKAN PAPUA
Pertama-tama kita mengucap syukur kepada Tuhan dan berterima kasih
kepada USAID PRIORITAS, atas dukungannya pada peningkatan mutu
pendidikan di Pegunungan Tengah, Papua. Setelah pelaksanaaan pro-
gram, Badan Pengurus Yayasan Kristen Wamena mengamati tiga peru-
bahan di sekolah. Pertama, anak-anak mendapat perhatian untuk
meningkatkan minat belajar. Selama ini siswa sering dianggap sebagai
pihak yang tidak tahu, pihak yang salah, pihak yang tidak bisa.
Melalui proses pendampingan YKW-USAID PRIORITAS, pelatihan
pengelolaan kelas dan pelatihan metode mengajar yang kontekstual,
anak-anak merasa lebih dekat dan keinginan mereka didengar.
Kedua, guru-guru di sekolah mendapat motivasi dan solusi atas tantangan
dan kesulitan dalam mendidik anak. Guru mendapat pelatihan metode mengajar calistung secara kontekstual
dengan nilai-nilai kearifan lokal serta cara pengelolaan kelas, penanganan anak-anak hiperaktif, dan lainnya.
Banyak guru-guru menyambut program dengan baik, mereka mampu mengembangkan diri dan mengalami peningkatan kualitas mengajar. Ketiga, SDM YKW memperoleh pengalaman dan jaringan pelayanan yang lebih
luas. Kami semakin mengenal anak-anak, guru-guru dan sekolah-sekolah di Pegunungan Tengah Papua.
Pengalaman di lapangan ini menjadi evaluasi bagi YKW untuk meningkatkan manajemen pendidikan. (PN)
Dampak Program USAID Bagi Pendidikan di Pegunungan Tengah
Pdt. Peres Nekwek, M.Th
Sekretaris BP Yayasan Kristen Wamena
Sa
STKIP Kristen Wamena didirikan untuk membangun kualitas pendidikan di
Pegunungan Tengah Papua.Tantangan pendidikan yang ditangani adalah kualitas
guru, penyelenggaraan pendidikan, kehadiran di kelas, manajemen dan penge-
lolaan sekolah, kualitas dan karakter siswa serta ketelibatan pemerintah dan
lembaga lain. STKIP Kristen Wamena juga telah mengembangkan Buku Paket
Kontekstual Papua (BPKP) di bawah Tim Kurikulum sebagai bahan ajar untuk
siswa kelas 1-3 SD, serta membentuk Tim Training, sebuah tim khusus mening-
katkan ketrampilan guru–guru dan melatih penggunaan buku BPKP.
Peran STKIP Kristen Wamena dalam program kerjasama YKW – USAID
PRIORITAS sangat erat dan kuat, sebagaimana berikut:
1. Secara struktur: STKIP Kristen Wamena bertindak atas nama YKW yang
bertanggung jawab dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengontrol
program. Kendali dan tanggung jawab utama tetap pada Badan Pengurus YKW. Jalur koordinasi kerja diperpendek sehingga memperlancar program
dan menghemat waktu.
2. Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan: Sejak awal, STKIP Kristen Wamena terlibat aktif karena
Tim Training sebagai pelaksana program, Tim Koordinasi yang bertanggung jawab dalam koordinir
pelaksanaan program, dan Tim Kurikulum sebagai pembuat bahan ajar BPKP di bawah STKIP Kristen
Wamena.
3. Tanggung jawab: Semua program yang telah dirancang dalam proposal diawasi langsung STKIP Kristen
Wamena, sebagai Penanggung Jawab Program, yang bertanggung jawab kepada BP YKW.
4. Pengembangan dan pembinaan staf: STKIP Kristen Wamena menjaga kebersamaan untuk meningkatkan
kinerja. Program dalam bidang pendidikan dasar diharapkan dapat menjawab tantangan pendidikan di
Kabupaten Jayawijaya khususnya meningkatkan kemampuan calistung siswa di Pegunungan Tengah. (SU)
Peran STKIP Kristen Wamena dalam Program Kerjasama
YKW – USAID PRIORITAS
Samuel Udau Ketua STKIP
Kristen Wamena
4 Volume IV/II/2016
Belajar Menyenangkan
dengan BPKP
Oleh Eirene Mary MPdK
Dosen STKIP Yayasan Kristen Wamena
Enonce Wandik, mahasiswa semester III, STKIP
Kristen Wamena, praktik mengajar di kelas IIA SD
YPPK Wouma, Wamena, Papua, sekolah mitra
USAID PRIORITAS. Dia mengajar matematika
dengan menggunakan buku paket kontekstual Pa-
pua (BPKP). Dalam pembelajaran, Enonce men-
erapkan langkah demi langkah sesuai RPP yang telah
tertulis dalam BPKP.
Pada kegiatan pendahuluan (P1), dengan
menggunakan garis bilangan, dia mengajak siswa
berhitung maju dan berhitung mundur bilangan 1
sampai 30. Setelah itu dilanjutkan dengan penjela-
san (P2), guru menjelaskan materi pelajaran dengan
menggunakan kartu angka dan garis bilangan. Dalam
pelaksanaan P1 dan P2 ini, siswa terlibat aktif dalam
Samuel Udau Ketua STKIP
Kristen Wamena
Bermain kartu sambil belajar
matematika.
proses pembelajaran. Untuk mengukur pema-
haman siswa, dilanjutkan dengan pelatihan (P3).
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap
siswa diberikan beberapa kartu yang bertuliskan
angka. Mereka bergiliran menurunkan kartu dan
harus menyebutkan angka tersebut jika dit-
ambahkan dengan bilangan tertentu yang telah
disebutkan sebelumnya. Siswa bermain sambil
belajar dengan didampingi oleh guru. Kemudian
pembelajaran ditutup dengan menyimpulkan
pembelajaran hari itu (P4).
Para siswa mengaku senang dengan pengalaman
pembelajaran itu karena banyak bermain dan
mudah mengikuti tugas guru.
5 PRIORITAS PENDIDIKAN PAPUA
Guru-guru Daerah Terpencil Ikuti Pelatihan
Selama tiga tahun melakukan pelatihan guru–guru
yang ada di Pegunungan Tengah, Yayasan Kristen
Wamena (YKW) menghadapi banyak masalah
dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah
rendahnya angka kehadiran guru dalam training
yang disebabkan, antara lain jarak yang harus
ditempuh guru untuk mengikuti pelatihan. Sebelum bekerjasama dengan USAID PRIORITAS,
YKW telah mengadakan pelatihan untuk sekolah
yang berada di sekitar kota Wamena yang
jaraknya relatif dekat dengan tempat pelatihan.
Walaupun telah mengundang sekitar 20 orang,
namun saat pelatihan, hanya ada sekitar 10 guru
yang hadir. Hal ini menghambat proses coaching di
sekolah mitra.
Di tahun ke–2 kerjasama USAID PRIORITAS dan
YKW ini, banyak sekolah–sekolah di daerah
terpencil yang menjadi
mitra. Jarak yang harus
ditempuh adalah 70
km dengan kendaraan
melalui jalan yang
rusak dan berjalan kaki
sejauh 500 meter,
belum lagi kalau ada
banjir atau jembatan
yang rusak. Saat hari
pertama pelatihan,
kami berpikir hanya
sedikit guru yang akan
datang karena jarak
Guru-guru sedang praktek
permainan saat
Pelatihan Buku Paket
Kontekstual Papua
yang jauh dan adanya Ujian Akhir Sekolah (UAS).
Saat sesi pertama pelatihan, kurang dari 10 guru
yang hadir. Tetapi di sesi kedua, banyak guru–guru
yang datang. Saat pelatihan berakhir, ada sekitar 27
guru yang hadir dan masih banyak guru–guru yang
berada dalam perjalanan untuk mengikuti pelatihan.
Kami sangat bangga melihat guru–guru yang datang sebelum pelatihan dimulai. Pelatihan berjalan
dengan lancar dan guru–guru sangat bersemangat
mengikuti pelatihan. Sebagian besar guru yang
hadir jarang mendapatkan training. Dalam pelatihan
disampaikan mengenai Buku Paket Kontekstual
Papua (BPKP), yaitu buku teks yang disusun dengan
mempertimbangkan unsur lokal Papua. Dengan
adanya pelatihan BPKP, guru – guru sangat
mengharapkan coaching di sekolah–sekolah sebagai
tindak lanjut dari training. Melihat semangat guru–
guru, kami termotivasi untuk melakukan coaching.
Kami berharap guru–
guru tetap
bersemangat dalam
menerapkan BPKP di
sekolah masing–masing
agar tingkat buta huruf
menurun dan
penguasaan
matematika di Papua
bisa meningkat. (Arni)
Guru-guru sedang mempelajari BPKP saat pelatihan
6 PRIORITAS PENDIDIKAN PAPUA
Salah satu hal yang berubah dari guru-guru
dampingan di sekolah mitra adalah penggunaan
alat peraga. Guru-guru yang sebelumnya sangat
jarang menggunakan alat peraga dalam kegiatan
belajaar mengajar, mulai kreatif untuk
menggunakan bahkan membuat alat peraga.
Untuk itu pada showcase meeting yang diadakan di
Pilamo Baliem Hotel (25/3) Yayasan Kristen
Wamena menyelenggarakan lomba alat peraga
untuk guru-guru dari sekolah-sekolah mitra. Dari
30 guru yang diundang, 25 guru mengikuti lomba
tersebut.
Alat peraga yang boleh dilombakan adalah alat
peraga buatan sendiri. Kriteria penilaiannya
berdasarkan kreatifitas, originalitas (keaslian), dan
fungsi alat peraga tersebut. Para juri yang ditunjuk
untuk menilai alat peraga para guru itu
adalah koordinator pengawas sekolah Dinas
Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Jayawijaya,
education cosultant Yayasan Kristen Wamena, dan
technical advisor USAID PRIORITAS Papua.
Para guru mengumpulkan alat peraga pada saat
mereka datang dan dinilai pada saat istirahat. Para
juri yang menilai tidak sekadar melihat saja, tetapi
juga memanggil beberapa guru untuk
mempraktikkan penggunaan alat peraga buatannya.
Pada akhir acara, panitia mengumumkan pemenang
lomba alat peraga ini, yaitu Sr. M. Melani (SD YPPK
Yiwika) sebagai juara I, Alpius Lani (SD YPPK
Sinatma) dan Ida Gobay (SD Inpres Megapura)
sebagai juara II dan III. Sedangkan untuk harapan I
dan II adalah Sujono (SD YPPGI Pugima) dan
Hotmauli Gultom (SD YPPGI Hitigima). Para
pemenang mendapatkan hadiah berupa piala dan
sebuah bingkisan. (JP/GM)
Showcase Meeting:
(1) Sambutan Gaad P. Tabuni, Sekretaris Daerah Kabupaten Jayawijaya; (2) Testimoni Matias Eolpere, salah satu guru dampingan, mengenai manfaat yang didapat dari program pelatihan guru dan pendistribusian BPKP oleh YKW dan USAID
PRIORITAS; (3) Ibu guru dari SD YPPK Wouma mempraktikkan penggunaan alat peraga buatannya pada saat proses penjurian lomba
alat peraga; (4) Simulasi alat peraga oleh Sr. Melani, salah satu guru dampingan; (5) Proses penilaian lomba alat peraga buatan
guru; (6) Penyerahan piala kepada para pemenang lomba alat peraga.
Merangsang Kreatifitas
dengan Lomba Alat Peraga
Showcase Meeting Tahun Pertama Program Kerjasama USAID PRIORITAS dan YKW (25 Maret 2015)
1 2 3
4 5 6
7 PRIORITAS PENDIDIKAN PAPUA
Menjadi Pelatih yang Gigih Program pelatihan guru kerja sama Yayasan Kristen
Wamena (YKW) dan USAID PRIORITAS sudah berjalan
selama satu tahun. Dalam satu tahun itu, tim pelatih YKW
melakukan pelatihan dan pendampingan kepada guru-guru
kelas awal di sekolah-sekolah mitra. Sekolah-sekolah terse-
but juga telah mendapat buku paket kontekstual papua
(BPKP) yang dikembangkan oleh YKW.
Pendampingan merupakan bagian penting untuk membantu
para guru menerapkan BPKP dalam pembelajaran. Sering-
kali para pelatih harus menempuh medan yang sulit karena
sekolah-sekolah mitra hanya bisa ditempuh dengan berjalan
kaki dan melewati daerah pegunungan tengah. Medan yang
sulit tidak menurunkan semangat para pelatih untuk datang
ke sekolah.
Kendala lain yang dihadapi tim pelatih saat melaksanakan pendampingan, yaitu ketidakhadiran guru yang akan di-
observasi. Akhirnya pendampingan tidak semaksimal seperti yang diharapkan atau tidak memenuhi target. Hal ini
menuntut kesabaran pendamping. Para pendamping harus gigih untuk datang ke sekolah, memberi motivasi kepada
para guru, dan mengikat komitmen mengajar mereka. Para pendamping tidak meminta para guru membuat kesepa-
katan dengan kami sebagai pendamping, tetapi kesepakatan yang dibuat adalah dengan diri mereka sendiri dan anak-
anak yang mereka ajar.
Tim pelatih menyadari bahwa keluar dari kebiasaan lama yang sudah mendarah daging itu tidak mudah. Mereka
tekun memberikan pengertian mengapa kebiasaan-kebiasaan lama tersebut harus diubah. Tanpa alasan yang jelas dan
masuk akal, para guru tidak akan yakin untuk memulai belajar hal baru.
Dari usaha tersebut, sebagian besar guru dampingan berani meninggalkan kebiasaan lama mereka. Sekarang para
guru lebih rajin datang mengajar, tidak lagi memukul saat mendisiplinkan anak, menggunakan buku panduan saat
mengajar sehingga menjadi lebih terarah, menggunakan alat peraga saat mengajar, bahkan mendorong anak-anak un-
tuk aktif di kelas. Tim pelatih merasa bangga karena kemauan dan usaha para guru untuk menerima dan menerapkan
hal yang baru untuk kebaikan mereka dan anak-anak didik. Para guru menilai adanya BPKP dapat membantu dan
mempermudah dalam kegiatan pembelajaran. (AK)
Tim Pelatih YKW: (1) dari kiri ke kanan atas: Deni Siep, Teguh, Rosita, Mega, Demsita, Indas, Nugi, Delsi, dan Radixon. Dari kiri ke kanan bawah:
Marlince, Sabrina, dan Apius. (2) Mega berjalan kaki untuk pendampingan ke SD Musatfak (3) Deni mendaki gunung Okilik untuk melakukan pen-
dampingan di SD Okilik. (4) Indas Wenda harus melewati jalan lumpur untuk pendampingan ke SD Tanah Merah.
1 2 3 4
Agustina Kosay mendampingi guru di SD Inpres Moai.
8 Volume IV/II/2016
Cerita dari Yahukimo:
Manfaatkan BPKP untuk Mengajar Siswa
Kelas I-VI Berbekal lulusan SMA, Yonatan Bahabol, mengabdikan diri sebagai guru di kampung halamannya, SD
Inpres Soba di Distrik Soba, Kabupaten Yahukimo, Papua. Dia mengajar kelas I – VI seorang diri karena
tidak ada guru lain yang mengajar di sekolahnya. Dia juga merangkap menjadi kepala sekolah.
Sebelum Yayasan Sosial untuk Masyarakat Tertinggal (Yasumat) melakukan kegiatan pelatihan di Klaster
Soba, Yonatan mengajar hanya dengan berbekal pengalamannya saat masih duduk di bangku SD. Buku yang
digunakannya untuk mengajar adalah buku kurikulum 1994.
Yasumat bekerja sama dengan USAID PRIORITAS melaksanakan pelatihan di klaster Soba, dan Yonatan
menjadi salah satu peserta pelatihan tahap I. Dia mendapatkan pelatihan mengajar dengan buku paket
kontektsual Papua (BPKP). Dengan segala upayanya dia menggunakan BPKP untuk mengajar siswa kelas I –
VI, karena memang semua siswa di sekolahnya belum dapat membaca dan menulis dengan lancar.
Kisah yang sama juga disampaikan Yosafat Kwebu, guru di sekolah paralel Kasembak kampung Memla
Distrik Puldama. Dia hanya lulusan SMP, tetapi semangatnya yang besar membawa dia mau mengajar anak
-anak dan orang tua di kampung halamannya.
Usai mengikuti pelatihan BPKP, dia berharap
semua anak di sekolahnya bisa mendapatkan
pendidikan yang layak seperti anak-anak di
sekolah lainnya.
Bapak Yonatan Bahabol sedang
praktik mengajar BPKP di pelatihan
guru yang diselenggarakan Yasumat
dan USAID PRIORITAS.
Bapak Yosafat Kwebu, mengajar anak
-anak di sekolah Kasembak kampung
Memla Distrik Puldama, Yahukimo.
9 PRIORITAS PENDIDIKAN PAPUA
Lensa Pendidikan: Pengambilan Data Awal
di Kabupaten Yahukimo
Ibu Ester memberikan tes kepada ibu yang masih belajar di
SD Inpres Dirwemna. Ibu tersebut semangat untuk belajar
walaupun dia sudah memiliki dua anak.
Pak Kayus memberikan tes kepada siswa SD Inpres Puldama Cluster
Puldama.
Pak Alex memperkenalkan angka kepada anak-anak sebelum pelaksa-
naan tes untuk data awal kepada siswa/i di Cluster Nalca.
Pak Alex kasih mendampingi para siswa di Cluster
Nalca saat pengambilan data awal.
Para siswa SD Inpres Holuwon yang hadir untuk mengikuti tes awal
di sekolah. Para guru dan siswa di Cluster Ninia mendengarkan
penjelasan tentang tes materi dari Buku Paket Kontekstual
Papua (BPKP).
10 Volume IV/II/2016
Lensa Pendidikan
(1) Harry Christian (Technical Advisor
USAID PRIORITAS Papua) bersama Bpk.K Siregar (Staf Ahli Bupati Kab.Jayawijaya) dalam rangka sosialisasi
program. (2) Bersama Bpk.Bambang
Budiandoyo (Sek.Dis.Pendidikan Jayawija-ya) membahas seleksi sekolah dan hara-pan terhadap program USAID PRIORI-
TAS dan YKW. (3) Bersama Guru dan murid SD Tanah Merah dalam rangka sosialisasi program
1 2 3
1 2
1 2 3 4
5 6 7
(1) Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya Bapak Bambang
Budiandoyo memberikan pembekalan dan menjelaskan posisi Dinas pendidikan sebagai rekan kerja untuk mensukseskan program ini; (2) Ibu.Linda (finance dan admin USAID PRIORI-
TAS Papua) memperkenalkan diri kepada para pelatih baru
dan siap membantu untuk kelancaran program ini.
Kegiatan dalam Training of Trainers
tahap 1 program tahun ke-2 : (1) Penguasaan BPKP , (2) Eirene Mary menjelaskan bagaimana menjadi guru
yang inspiratif, (3) Martijn van Driel mengajar praktik komunikasi dengan orang dewasa, (4) Komunikasi sebuah inspirasi untuk guru berprestasi, (5)
Praktik membuat alat peraga, (6) Praktik berkomunikasi dengan guru
bermasalah, (7) Deni dan Apius se-
dang praktik prinsip matematika BPKP.
(1) Seorang anak di SD Kulagaima mencoba mengerjakan latihan BPKP di papan tulis, (2) Suasana belajar di SD Don Bosco Pugima, (3) Rosita sedang melakukan umpan
balik kepada guru di SD Pikhe sesudah mengajar, (4) Delsi sedang berdiskusi dengan Bapak Linus Logo, guru SD Wesaput.
1 2 3 4
Pengambilan Data Awal
di Kabupaten Jayawijaya
11 PRIORITAS PENDIDIKAN PAPUA
(1) Kegiatan pengambilan data awal (baseline survey) di SD Gunung Susu; (2) Delsi Wenda (tim pelatih YKW)
sedang memberikan tes membaca kata dalam 1 menit di SD Pugima; (3) Teguh (tim pelatih YKW) sedang mem-
berikan tes membaca huruf dalam 1 menit kepada murid SD Wolo; (4) Seorang murid SD Gunung Susu
menggunakan topi dari bola plastik tampak sangat serius mengerjakan tes matematika.
1 2 3 4
1 2 3
Pelatihan Guru Tahap 1:
(1) Semangat guru-guru dalam mengikuti praktik BPKP, (2) Para guru sangat memperhatikan para pelatih ketika sedang membawakan materi,
(3) Peserta berdiskusi dan saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas, (4) Tendina Tabuni, guru SD Bolakme, sedang praktik mengajar
BPKP, (5) Para guru mencoba membuat alat peraga sendiri, (6) Peserta pelatihan sedang melakukan permainan tebak kata dalam BPKP,
(7) Para pelatih memberikan contoh gerakan tarian di sesi pelatihan.
(1) Penyaluran Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) ke SD Pugima, (2) Penyaluran BPKP ke SD Bolakme, (3) Deni Siep sedang menjelaskan
pentingnya pendidikan anak pada workshop orang tua di SD Sogokmo, (4) Workshop orang tua di SD Umpakalo; Agustina Kosay menggunakan
bahasa daerah menjelaskan bahwa anak mempunyai hak untuk sekolah.
4 5 6 7
1 2 3 4
Buletin PRIORITAS PENDIDIKAN PAPUA diterbitkan oleh YKW, Yasumat, dan USAID PRIORITAS
sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. USAID PRIORITAS adalah
program lima tahun yang didanai oleh USAID, dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di
Indonesia. USAID PRIORITAS bekerja sama dengan YKW dan Yasumat selama dua tahun (2014 s.d. 2016)
mengimplementasikan program peningkatan mutu pendidikan dasar di Provinsi Papua.
Informasi hubungi: Yayasan Kristen Wamena, Jalan Jenderal Sudirman, Potikelek, Wamena,
Kabupaten Jayawijaya, Papua. Kode Pos 99511.
HP. 0821 9881 1655
email: [email protected].
Website: www.prioritaspendidikan.org
Cerita dari Showcase di Jakarta
12 Volume IV/II/2016
Oleh Nerina Heluka, Guru SD Sinar Baliem
Saya diundang ke Jakarta untuk mengikuti
pameran pendidikan yang diselenggarakan
USAID PRIORITAS. Hal ini pengalaman per-
tama bagi saya sebagai guru dan Nilka murid
kelas II di sekolah saya. Terima kasih untuk
program USAID PRIORITAS yang memberi
kesempatan kepada kami untuk dapat ke Ja-
karta. Jerih payah kami mengajar
menggunakan BPKP untuk murid kelas 1 dan
2 di sekolah dipamerkan di acara showcase
yang diselenggarakan di gedung A Kemendik-
bud, Jakarta (28/10).
Di acara tersebut saya belajar banyak terutama dengan melihat sekolah-sekolah yang berhasil dalam
mengimplementasikan pembelajaran. Program USAID PRIORITAS sangat berdampak bagi kemajuan
sekolah-sekolah. Saya melihat ada begitu banyak hasil kreativitas guru dan murid yang luarbiasa, dan itu
menjadi motivasi bagi saya untuk terus berkarya di sekolah saya.
Bagi Nilka murid saya yang ikut, pengalaman ini tidak pernah dibayangkan terjadi. Dia menjadi punya
banyak teman dari acara ini.
Kesempatan istimewa untuk berinteraksi dengan
banyak murid dari provinsi lainnya. Hal itu mem-
buat dia sangat senang dan percaya diri sehingga
pada satu kesempatan dia berkata pada saya bah-
wa jika suatu hari kembali ke Jakarta bukan se-
bagai murid lagi tetapi sebagai guru.
Sekalilagi terima kasih buat YKW dan terutama
USAID PRIORITAS yang telah memberikan ke-
sempatan kepada saya dan Nilka untuk mendapat
pengalaman yang istimewa dan yang tidak akan
pernah kami lupakan. (Nerina)
Didik Suhardi PhD, Sekjen Kemendikbud dan Derrick Brown, pelaksana tugas
Direktur USAID Indonesia saat berkunjung ke stan Papua
Perwakilan YKW, Yasumat, dan USAID PRIORITAS di stan pameran.