101
PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN SOLUSINYA MENURUT KAJIAN BUKU KOMARUDDIN HIDAYAT (Analisis Bimbingan Konseling Islam) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) SRI HIDAYATI 1103110 FAKULTAS DA'WAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN

SOLUSINYA MENURUT KAJIAN BUKU KOMARUDDIN

HIDAYAT

(Analisis Bimbingan Konseling Islam)

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian persyaratanmencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

SRI HIDAYATI 1103110

FAKULTAS DA'WAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 5 (eksemplar)

Hal : Persetujuan Naskah

Usulan Skripsi

Kepada

Yth. Bapak Dekan Fakultas Da’wah

IAIN Walisongo Semarang

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya,

maka kami menyatakan bahwa skripsi saudari:

Nama : Sri Hidayati

NIM : 1103110

Jurusan : DAKWAH /BPI

Judul Skripsi : PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP

KEMATIAN DAN SOLUSINYA MENURUT

KAJIAN BUKU KOMARUDDIN HIDAYAT

(Analisis Bimbingan Konseling Islam

Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian atas

perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Semarang, Desember 2009

Pembimbing,

Bidang Substansi Materi, Bidang Metodologi & Tatatulis,

Drs. H. Solihan, M.A g Dra. Maryatul Qibtiyah, M.Pd.NIP. 19600601199403 1 002 NIP. 19680113199403 2 001

Page 3: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

SKRIPSI

PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN

SOLUSINYA MENURUT KAJIAN BUKU KOMARUDDIN

HIDAYAT

(Analisis Bimbingan Konseling Islam)

Disusun olehSri Hidayati

1103110

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal: 30 Juni 2010

dan dinyatakan telah lulus memenuhi sarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Dewan Penguji/Pembantu Dekan Anggota Penguji,

Drs. Ali Murtadho M.Pd Drs. H. Djasadi M.PdNIP. 19690818 199503 1 001 NIP. 19470805 196509 1 001

Sekretaris Dewan Penguji/Pembimbing,

Dra. Maryatul Qibtiyah, M.Pd. Baidi Bukhori, S.Ag, M.SiNIP. 19680113 199403 2 001 NIP. 19730427 199603 1 001

Pembimbing,

Bidang Substansi Materi, Bidang Metodologi & Tatatulis,

Drs. H. Solihan, M.A g Dra. Maryatul Qibtiyah, M.Pd.NIP. 19600601 199403 1 002 NIP. 19680113 199403 2 001

Page 4: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya

sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga

pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun

yang belum/tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan

daftar pustaka

Semarang, 09 Desember 2009 Tanda tangan,

SRI HIDAYATINIM: 1103110

Page 5: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

MOTTO

) :(

Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemuikamu sekalipun kamu berlindung di balik tembok yangtinggi dan kokoh," (QS An-Nisa [4]:78).

Page 6: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

PERSEMBAHAN

v Bapak dan ibuku tercinta (Bapak Karno dan Ibu Inasah), terimakasih atas

kasih sayang dan perhatian serta doanya sehingga dapat sukses dalam

hidup ini.

v Kakak dan adikku (Madenar, Rusbianto dan Catur Kurniawan), Yang

memotivasi dalam studi dan pembuatan skripsi.

v Mas Anto yang selalu memotivasi dalam studi dan pembuatan skripsi.

v Temen-temen (Anita, Dwik, Nadirin, Menik) semua kos Annisa, angkatan

2003 Jurusan BPI Fak.Dakwah, serta yang tak dapat kusebutkan satu

persatu seperjuangan dalam meraih cita dan asa.

Sri Hidayati

Page 7: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

ABSTRAKSI

Realitas kematian adalah kepastian yang tidak bisa ditolaknya, setiaporang pasti akan mengalami kematian, suka atau tidak suka, siap atau tidaksiap. Dalam konsep filsafat Islam, kematian adalah awal kehidupan, kematiandi dunia menjadi awal kehidupan di akhirat. Akan tetapi, pengetahuan danpengalaman tentang mati masih saja dipenuhi misteri, barangkali karena risettentang mati tidak pernah bisa dijalani oleh seseorang, dan karena tidak adaorang yang mati dapat hidup kembali.

Buku Komaruddin Hidayat yang berjudul: Psikologi Kematian:Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme menjelaskan, kematian adalahsesuatu yang indah, manakala manusia mampu menyelami lautan hakikatnyamembuat hidup semakin optimis. Perumusan masalah sebagai berikut:bagaimana pandangan Komaruddin Hidayat tentang rasa takut terhadapkematian? Bagaimana kematian harus disikapi secara ideal menurutKomaruddin Hidayat? Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk menyikapirasa takut dari kematian menurut Komaruddin Hidayat ditinjau dari bimbingandan konseling Islam? Metode penulisan ini menggunakan jenis penelitiankualitatif. Sumber primernya adalah buku karya Komaruddin Hidayat yangberjudul: Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme.Sumber sekunder berupa karya Komaruddin Hidayat yang lain. Adapunpengambilan data, peneliti menggunakan kepustakaan (library research)primer maupun sekunder, sedangkan metode analisis yang digunakan adalahanalisis deskripsi.

Hasil dari pembahasan menunjukkan apabila memperhatikan pendapatKomaruddin Hidayat, maka tampaknya konsep yang dikemukakannya dapatmembantu pembacanya bukan saja untuk memahami psikologi kematian,tetapi juga berbicara tentang sedikit rahasianya, dan yang lebih penting lagimenuntut umat manusia menjemput maut dengan hati yang tenang. KonsepKomaruddin Hidayat telah meruntuhkan bayang-bayang kematian yang amatmenakutkan itu. Ternyata, seperti dijelaskan Komaruddin Hidayat ini,kematian adalah sesuatu yang indah. Menyelami lautan hakikatnya hidupmanusia semakin optimis. Menurut Komaruddin Hidayat, kematian harusdisikapi secara ideal. Menurutnya bagi mereka yang hati, pikiran, danperilakunya selalu merasa terikat dan memperoleh bimbingan Tuhan,kematian sama sekali tidak menakutkan karena dengan berakhirnya episodekehidupan duniawi berarti seseorang setapak menjadi lebih dekat pada tuhanyang selalu dicintai dan dirindukan. Sikap optimis menilai bahwa perjalananmanusia mencapai kesempurnaannya haruslah melalui pintu kematian. Unggas(seperti ayam) tidak dapat meraih kesempurnaannya kecuali denganmeninggalkan kulit telur yang menjadi tempatnya sebelum menetas. Hidupduniawi adalah "kulit telur" manusia. Kematian adalah tangga menujukeabadian, menuju hidup yang tanpa mati. Konsep Komaruddin Hidayat dapatdijadikan masukan dalam mengembangkan bimbingan dan konseling Islamoleh para konselor sehingga dapat menjadi solusi terhadap problematika yangsedang dihadapi dan dialami para konseli atau klien.

Page 8: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

KATA PENGANTARAssalamu'alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang yang

senantiasa telah menganugerahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis

dalam rangka menyelesaikan karya skripsi dengan judul PROBLEM RASA

TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN SOLUSINYA MENURUT KAJIAN

BUKU KOMARUDDIN HIDAYAT (Analisis Bimbingan Konseling Islam) .

Karya skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) bidang jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam di

Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Shalawat

serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta

keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti jejak

perjuangannya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa bersyukur atas bantuan dan

dorongan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi penulis dengan baik. Oleh karena itu penulis

menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Rektor IAIN Walisongo, yang telah memimpin lembaga tersebut

dengan baik

2. Bapak Drs. H.M. Zain Yusuf, M.M., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Bapak Drs. H. Solihan, M.A selaku dosen pembimbing I dan Dra. Maryatul

Qibtiyah, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan

membimbing dengan keikhlasan dan kebijaksanaannya meluangkan waktu,

waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan-pengarahan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh dosen, staf dan karyawan di lingkungan civitas akademik Fakultas

Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan pelayanan yang

baik serta membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Page 9: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

5. Kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang serta pengelola perpustakaan

Fakultas Dakwah yang telah memberikan pelayanan kepustakaan dengan baik.

6. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, adinda.

7. Temen-temenku mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, khususnya kepada

mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Terutama ditujukan

kepada teman-temanku di jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum

mencapai kesempurnaan yang ideal dalam arti sebenarnya, namun penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para

pembaca pada umumnya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Semarang, 9 Desember 2009

Penulis

Page 10: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING.......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

ABSTRAKSI............................................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................ viii

HALAMAN DAFTAR ISI.......................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................... …1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................. …7

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... …7

1.4. Tinjauan Pustaka .................................................................. …8

1.5. Metode Penelitian ................................................................. ..12

1.6. Sistematika Penulisan .......................................................... ..14

BAB II: RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN BIMBINGAN

DAN KONSELING ISLAM

2.1. Kematian..............................................................................16

2.1.1. Pengertian Rasa Takut terhadap Mati..........................16

2.1.2. Teori tentang Kematian...............................................18

2.1.3. Dampak Mengingat Kematian.....................................21

2.2. Pengertian dan Metode Bimbingan Konseling Islam..............24

2.2.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam................24

2.2.2. Obyek Bimbingan dan Konseling Islam......................29

2.2.3. Metode Bimbingan dan Konseling Islam ....................31

2.2.4. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Islam...........................................................................34

Page 11: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

2.3. Bimbingan dan Konseling Islam dan Peranannya Mengatasi

Rasa Takut Mati……………………………. .............................35

BAB III: KONSEP KOMARUDDIN HIDAYAT TENTANG MENGUBAH

RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN MENJADI

OPTIMISME

3.1. Biografi Komaruddin Hidayat .................................................38

3.2. Konsep Komaruddin Hidayat tentang Mengubah Rasa

Takut terhadap Kematian Menjadi Optimisme ........................41

3.2.1. Rasa Takut terhadap Kematian .....................................41

3.2.2. Mensikapi Kematian.....................................................45

3.2.3. Upaya Menyikapi Rasa Takut dari Kematian ................51

BAB IV: ANALISIS KONSEP KOMARUDDIN HIDAYAT TENTANG

MENGUBAH RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN

DITINJAU DARI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

4.1. Pandangan Komaruddin Hidayat tentang Rasa Takut

Terhadap Kematian.................................................................60

4.2. Kematian Harus Disikapi Secara Ideal Menurut

Komaruddin Hidayat...............................................................65

4.3. Upaya yang Harus Dilakukan Untuk Menyikapi Rasa

Takut dari Kematian Menurut Komaruddin Hidayat

Ditinjau dari Bimbingan dan Konseling Islam.........................73

BAB V : PENUTUP

5.1. Kesimpulan ...............................................................................85

5.2. Saran-Saran...............................................................................87

5.3. Penutup.....................................................................................87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia demikian asyik dengan kehidupannya, sehingga ia lupa

bahwa dari hari ke hari dan saat ke saat makin mendekati maut. Kenyataan

yang tak tertolak, bahwa suatu ketika kehidupan itu akan sirna. Suatu

kepastian yang tak mungkin diingkari, besok atau lusa, sebulan atau setahun,

sepuluh atau beberapa puluh tahun lagi, tiap diri yang masih hidup akan mati.

Dalam tiap kelahiran tersimpul sekalian kematian. Lahir sebagai awal selalu

berujung pada maut sebagai akhir. Ini adalah hukum alam yang pasti

berlakunya (Gazalba, 1972: 11).

Kalau sudah sedemikian pastinya maut itu akan tiba, kenapa manusia

selalu lalai menghadapi kedatangannya. Karena selalu dalam keadaan

ketaksiapan, hampir selalu orang meninggal tanpa kesadaran. la tiba-tiba saja

mati, tanpa sebelumnya menyadari bahwa ia akan mati. Maut seolah-olah

menerkamnya dari belakang. Tanpa menyadari apa yang terjadi ia telah

berlalu. Kalaupun kesadaran itu ada, datangnya terlambat sekali. Ia menyadari

waktu ia telah diambang sakaratul maut. Sering pula orang telah memasuki

sakaratul maut, tanpa sebelumnya sadar melangkah ke situ. Kadang-kadang

pula tanpa sakaratul maut status hidup tiba-tiba saja sudah berubah menjadi

status mati. Betapa banyak kejadian seseorang tiba-tiba saja telah berhenti jadi

manusia, tanpa menduga peristiwa itu (Gazalba, 1972: 11).

Page 13: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Realitas kematian adalah kepastian yang tidak bisa ditolaknya, setiap

orang pasti akan mengalami kematian, suka atau tidak suka, siap atau tidak

siap. Dalam konsep filsafat Islam, kematian adalah awal kehidupan, kematian

di dunia menjadi awal kehidupan di akhirat. Akan tetapi, pengetahuan dan

pengalaman tentang mati masih saja dipenuhi misteri, barangkali karena riset

tentang mati tidak pernah bisa dijalani oleh seseorang, dan karena tidak ada

orang yang mati dapat hidup kembali (Asy'arie, 2002: 243).

Secara fisik barangkali riset kematian bisa dilakukan, melalui analisis

medik mengenai kematian manusia, yang ditandai oleh berhentinya detak

jantung, demikian juga sebab-sebab kematian yang mengakibatkan jantungnya

berhenti berdetak yang dialami oleh seseorang, sehingga kematian dapat

didefinisikan. Akan tetapi apakah kematian adalah akhir dari segala-galanya,

atau justru sebaliknya menjadi awal adanya kehidupan sesudah kematian dan

bagaimana kehidupan sesudah kematian itu, maka ilmu menghadapi batas-

batasnya sendiri, yang tidak mungkin menjangkaunya. Oleh karena itu, jika

saatnya kematian tiba tidak seorangpun yang bisa menundanya (Asy'arie,

2002: 244)

. Al-Qur'an 16:61 menegaskan:

) :(Artinya : Kalau sekiranya Allah menyiksa manusia karena kezaliman

mereka, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di bumisesuatu yang melata, tetapi Allah menangguhkan merekasampai waktu yang ditentukan. Maka jika telah datang ajal

Page 14: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

mereka, mereka tidak dapat mengundurkannya sesaat pundan tidak akan dapat juga memajukannya. (QS. al-Nahl: 61).

Sumber satu-satunya yang maha tahu tentang rahasia apa yang

diikandung oleh mati ialah Tuhan. Tuhan itu Maha Mengetahui, Maha Kuasa,

hidup dan mati adalah ciptaanNya. Tuhan memberi keterangan tentang mati

dengan perantaraan ajaran agama. Tuhan mewahyukannya kepada Nabi

sebagai Rasul/UtusanNya. Nabi menghimpunkan wahyu-wahyu itu dalam

Kitab Suci. Kitab Suci yang memuat pokok-pokok ajaran agama itu

disampaikan oleh Nabi kepada ummat manusia (Usman, 1970: 148).

Di antara pikiran yang selalu menghantui manusia adalah pikiran

tentang kematian dan berakhirnya kehidupan. Setiap manusia akan bertanya

kepada dirinya. "Mengapa aku dilahirkan ke dunia? Dan mengapa aku harus

meninggalkannya? Apa yang menjadi tujuan dibangun dan dihancurkannya

semua ini? Bukankah perbuatan demikian merupakan kesia-siaan yang sama

sekali tidak berfaedah (Muthahhari, 1981: 165).

Ketakutan dan lari dari kematian merupakan salah satu sebab yang

telah mendorong lahirnya filsafat pesimisme. Para filosof pesimistis

menggambarkan kehidupan dan wujud ini sebagai sesuatu yang tidak memiliki

tujuan, tidak berfaedah dan kosong dari kebijakan. Pandangan seperti ini telah

membuat mereka gelisah dan bimbang, dan kadang-kadang menimbulkan

pikiran untuk bunuh diri. Mereka berpikir, kalau seandainya harus berpisah

dengan kehidupan ini, mengapa dilahirkan ke dunia ini? Sekarang, setelah

dilahirkan ke dunia ini tanpa kehendak manusia, maka manusia harus

Page 15: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

melakukan sesuatu untuk menghentikan kesia-siaan ini, dan dengan

menghentikan segala kesia-siaan ini berarti telah melakukan sesuatu yang

sangat penting (Muthahhari, 1981: 166).

Takut menghadapi kematian, hanya lahir dari siapa yang tidak

mengetahui hakikat maut, atau tidak mengetahui ke mana ia akan pergi, atau

yang menduga bahwa ia akan punah dengan kematian, atau ia menduga bahwa

kematian mengakibatkan rasa sakit yang berbeda dengan rasa sakit yang

dikenal atau didengar bahkan dialami selama ini. Bisa jadi juga karena yang

bersangkutan sedih dan takut meninggalkan keluarganya atau menghadapi

siksa Allah (Shihab, 2002: 43).

Sebagian dari penyebab takut di atas tidak memiliki dasar. Maut, pada

hakikatnya serupa dengan tidur, ia nyaman, kecuali jika ada faktor lain yang

menyebabkan tidak nyaman. Arah yang dituju pun jelas, manusia kembali

kepada Allah, yang rahmat-Nya melimpah bahkan mengalahkan amarah-Nya.

Kematian tidak mengakibatkan kepunahan. Kematian hanya mengakibatkan

tidak berfungsinya organ-organ tubuh, tidak ubahnya seperti seorang tukang

yang tidak menggunakan alat-alat profesinya (Shihab, 2002: 43)..

Takut mati karena kuatir menyangkut nasib keluarga, juga tidak perlu

terlalu dirisaukan. Sekian banyak anak yatim, setelah ditinggal ayah

bundanya, namun ia bisa hidup sejahtera. Takut yang berkaitan dengan ini

adalah takut yang berada dalam wilayah "mungkin". Yang merisaukan, dan

yang wajar ditakuti adalah takut pada siksa Allah setelah kematian, ketakutan

yang terjadi menjelang kematian, karena ketika itu sangat dikhawatirkan

Page 16: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

jangan sampai segala upaya untuk menyingkirkan bahaya itu, tidak lagi dapat

dilakukan, bukan karena pintu taubat telah tertutup, tetapi belenggu kebiasaan

durhaka telah menyita seluruh kesadaran untuk bertaubat. Itulah takut yang

pada tempatnya.

Sehubungan dengan berbagai pandangan tersebut, Komaruddin

Hidayat (2006: 118) seorang guru besar Filsafat Agama, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (2001 – sekarang), Direktur Program Pascasarjana UIN

Jakarta (2005 – sekarang) menyatakan:

Mengapa kematian begitu menakutkan sedangkan dunia sangat sayanguntuk ditinggalkan? Terdapat beberapa kemungkinan jawabanmuncul. Antara lain ialah, bagi sebagian orang yang merasadimanjakan oleh kenikmatan yang telah dipeluknya selama ini.Dengan demikian memasuki hari tua berarti memasuki fasepenyesalan sedangkan kematian adalah puncak kekalahan danpenderitaan. Jawaban lain, kematian ditakuti karena manusia tidaktahu apa yang akan terjadi setelah mati. Kalau saja seseorang bisamenghilangkan benih iman dan argumen filosofi akan adanyakeabadian jiwa, sangat bisa jadi orang tak akan takut mati. Bukankahsetelah kematian tidak ada kehidupan lagi? Tetapi persoalannya,manusia sulit untuk mengingkari kebenaran ajaran agama, rasakeadilan moral dan argumen filosofis bahwa keabadian jiwa dan hariperhitungan itu pasti terjadi. Alangkah absurd (tidak masuk akal) dannistanya pengorbanan para pejuang kemanusiaan dan kemerdekaankalau saja setelah mati tidak ada perhitungan lanjut. Lalu apa bedanyaantara pejuang dan pecundang jika setelah itu tidak akan ada lagimahkamah pengadilan yang benar-benar adil? Jawaban lainnya lagiialah, orang takut mati karena seseorang merasa banyak dosanya, lebihbanyak amal kejahatannya ketimbang kebaikannya, sehingga takutakan imbalan siksa yang hendak diterimanya kelak.

Selanjutnya Komaruddin Hidayat (2006: 119) menegaskan:

Bagi mereka yang hati, pikiran, dan perilakunya selalu merasa terikatdan memperoleh bimbingan Tuhan, kematian sama sekali tidakmenakutkan karena dengan berakhirnya episode kehidupan duniawiberarti seseorang setapak menjadi lebih dekat pada tuhan yang selaludicintai dan dirindukan. Sikap optimis menilai bahwa perjalanan

Page 17: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

manusia mencapai kesempurnaannya haruslah melalui pintu kematian.Unggas (seperti ayam) tidak dapat meraih kesempurnaannya kecualidengan meninggalkan kulit telur yang menjadi tempatnya sebelummenetas. Hidup duniawi adalah "kulit telur" manusia. Kematianadalah tangga menuju keabadian, menuju hidup yang tanpa mati

Kematian pada sebagian orang dianggap sebagai peristiwa yang

menakutkan karena peristiwa tersebut belum pernah dialaminya. Manusia

masih bertanya-tanya, adakah kehidupan selanjutnya lebih nyaman

dibandingkan dengan saat di dunia ini. Pertanyaan ini yang kerap memicu rasa

cemas dan mencekam ketika terbayang dengan kematian.

Problem akademiknya bahwa membahas soal kematian bisa

menimbulkan sebuah pemberontakan yang menyimpan kepedihan dalam

setiap jiwa manusia; yaitu kesadaran dan keyakinan bahwa mati pasti akan

tiba serta punahlah semua yang dicintai dan dinikmati dalam hidup ini.

Kesadaran ini lalu memunculkan sebuah protes berupa penolakan bahwa

setiap orang tidak mau mati. Setiap orang berusaha menghindari semua jalan

yang mendekatkan ke pintu kematian.

Adapun sebabnya penulis memilih tokoh Komaruddin Hidayat adalah

karena pandangan-pandangan kesufian Komaruddin Hidayat sudah banyak

dikenal, karena ia termasuk rajin berceramah tasawuf di berbagai forum.

Kekuatan ceramah tasawuf pria penggemar olahraga tenis ini terletak pada

metafor-metafor yang dinukil dari kisah-kisah sufi klasik kemudian

direfleksikan ke dalam kehidupan aktual saat ini. inilah yang menyebabkan

ceramahnya begitu hidup dan memikat siapa saja yang mendengarkannya.

Bukan hanya ceramahnya, tulisan-tulisannya pun mengalir dan enak dibaca.

Page 18: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Mungkin karena tulisan-tulisannya itu lebih merupakan refleksi ketimbang

analisis ilmiah yang kaku (Handrianto, 2007: 119).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi memilih judul::

Problem Rasa Takut terhadap Kematian dan Solusinya Menurut Komaruddin

Hidayat (Analisis Bimbingan Konseling Islam)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka yang menjadi

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan Komaruddin Hidayat tentang rasa takut terhadap

kematian?

2. Bagaimana kematian harus disikapi secara ideal menurut Komaruddin

Hidayat?

3. Upaya apa saja yang harus dilakukan untuk menyikapi rasa takut dari

kematian menurut Komaruddin Hidayat ditinjau dari bimbingan dan

konseling Islam?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pandangan Komaruddin Hidayat tentang rasa takut

terhadap kematian

2. Untuk mendeskripsikan bahwa kematian harus disikapi secara ideal

menurut Komaruddin Hidayat?

Page 19: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang harus dilakukan untuk menyikapi

rasa takut dari kematian menurut Komaruddin Hidayat ditinjau dari

bimbingan dan konseling Islam

Manfaat Penelitian sebagai berikut:

1. Secara teoritis, yaitu diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu

pengetahuan guna memperluas wawasan, khususnya untuk Fakultas

Dakwah Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam

2. Secara praktis, yaitu dapat membangun mental yang sehat.

1.4. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan Penelitian di perpustakaan IAIN Walisongo, didapatkan

adanya skripsi yang judulnya hampir sama dengan penelitian ini, di antaranya:

Pertama, skripsi yang berjudul: Analisis Konsep M. Quraish Shihab

tentang Berpikir Kematian Dapat Mempertebal Akidah, disusun oleh Liana

Fuadah, tahun 2004 (Fakultas Ushuluddin). Pada intinya dalam skripsi

tersebut dijelaskan bahwa kekhawatiran atau rasa takut, hadir bagi siapa yang

menduga atau menantikan datangnya sesuatu yang buruk. Ini berarti takut

menyangkut sesuatu yang bakal datang. la boleh jadi sangat besar dan

berbahaya, dan boleh jadi kecil dan remeh. Bisa jadi juga hal tersebut

merupakan keniscayaan, dan bisa juga ia berpotensi untuk terjadi dan tidak

terjadi, dalam arti ia berada dalam wilayah "mungkin". Di sisi lain, penyebab

terjadinya sesuatu yang ditakuti, boleh jadi diri yang bersangkutan sendiri,

boleh jadi juga pihak lain.

Page 20: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Semua hal yang ditakuti, yang sifatnya berpotensi "mungkin",

hendaknya tidak dipastikan terjadinya, sekaligus tidak perlu terlalu ditakuti.

Rasa takut hendaknya disesuaikan dengan kemungkinan serta kadar

ancamannya. Optimisme hendaknya selalu menghiasi jiwa manusia. Ini semua

jika penyebab yang ditakuti dari luar diri yang bersangkutan. Adapun bila

yang Anda takuti bersumber dari diri Anda sendiri, maka hendaknya sejak dini

penyebabnya dihindari. Selanjutnya, baik rasa takut yang bersumber dari diri

Anda maupun di luar Anda, maka Anda berkewajiban untuk berusaha sekuat

tenaga agar yang ditakuti itu tidak terjadi, dengan mengetahui tata cara

menghindarinya. Ada cara untuk menghindari jatuhnya apa yang ditakuti dari

Allah, yaitu dengan bertaubat dan mendekatkan diri kepada-Nya, dan ada juga

cara menghindari bila sumber yang ditakuti dari manusia.

Ketuaan, kelemahan dan kematian adalah keniscayaan. Anda tidak

perlu menakutinya. Kelemahan dan ketuaan merupakan konsekuensi dari

keinginan kita untuk bertahan lama di pentas bumi ini. Menurut M. Quraish

Shihab bahwa berpikir kematian dapat mempertebal akidah.

Kedua, skripsi yang disusun oleh Hasan Kurnia tahun 2002 berjudul:

Kematian dalam Perspektif Murthada Muthahhari (Tinjauan Akidah Islam)

(Fakultas Ushuluddin). Pada intinya dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa

takut dan lari dari kematian adalah salah satu karakteristik manusia. Binatang

tidak pernah berpikir tentang kematian. Binatang hanya memiliki naluri untuk

menghindar dari bahaya dan mempertahankan hidup yang dimilikinya. Adalah

jelas bahwa keinginan untuk tetap hidup dalam arti ingin mempertahankan

Page 21: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

kehidupan yang dimiliki, mengharuskan adanya kemutlakan hidup. Tetapi

manusia, di samping semuanya itu, juga menghendaki kehidupan yang akan

datang dan abadi. Dengan kata lain, manusia memiliki cita-cita untuk bisa

tetap abadi. Hal demikian jelas merupakan karakteristik khusus manusia. Cita-

cita merupakan cabang dari konsepsi tentang masa depan, dan cita-cita

keabadian merupakan cabang dari konsepsi tentang keabadian. Pemikiran dan

konsepsi ini merupakan salah satu keistimewaan manusia.

Dengan demikian, ketakutan manusia terhadap kematian yang

membuat pikirannya terlibat tidak selamanya pada dirinya saja, adalah sesuatu

yang berbeda dari naluri menghindari bahaya yang tidak lain hanyalah reaksi

spontan dan tanpa dipikirkan, yang dilakukan setiap makhluk hidup saat

menghadapi bahaya yang mengancamnya. Bayi manusia pun, dan sebelum ia

memiliki cita-cita untuk tetap bertahan hidup dalam bentuk pikiran yang

matang, maka berdasarkan naluri menghindari bahaya, ia tidak mau

menjerumuskan diri dalam bahaya. Dengan demikian, lari dari kematian

merupakan sesuatu yang lahir dari keinginan untuk tetap abadi. Sepanjang kita

tidak menemukan adanya keinginan yang tidak bertujuan di alam ini, maka

keinginan ini sendiri bisa kita jadikan bukti bagi kekalnya manusia sesudah

mati.

Ketiga, skripsi yang berjudul Maut dalam Pandangan Sidi Gazalba

Relevansinya dengan Kesehatan Mental (Analisis Tasawuf Psikoterapi),

disusun Joni Irsyadi tahun 2005 (Fakultas Ushuluddin). Pada intinya

kesimpulan skripsi itu mengungkapkan bahwa tiap orang pasti akan mati dan

Page 22: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

tiap-tiba yang mati pasti tidak hidup kembali, dapatlah dirumuskan sebagai

hukum alam. Yang mati itu bukanlah manusia saja. Tetapi juga hewan dan

tanaman. Hukum alam itu berlaku pula kepada kedua jenis makhluk hidup

tersebut. Pendeknya hukum itu berlaku pada tiap-tiap makhluk hidup yang

konkrit.

Semenjak manusia pertama sebagai makhluk yang memiliki akal, maut

itu telah jadi persoalan. Rahasia apakah yang dikandung oleh maut? Apa itu

maut? Bagaimana dan kemana sesudah itu? Setelah sejuta tahun pengalaman.

hidup, teka-teki teragung tetap tak terpecahkan oleh manusia. Hal ini tidak

mengherankan, karena mati memang bukanlah pengalaman hidup. la adalah

pengalaman diluar hidup. Pengetahuan manusia dewasa ini tak terkira

volumenya. Hal ini juga tidak mengherankan, karena jumlah pengetahuannya

dewasa ini adalah himpunan penemuan dan pendapatan paling kurang dari

15.500 generasi. Terutama perkembangan pengetahuan manusia 150 angkatan

terakhir ini, yang hidup dalam kurun sejarah, tak terkira hebatnya.

Pengetahuan itu telah menghujam kedalam peta bumi, dan telah melonjak

tinggi ke ruang angkasa. Lapisan-lapisan tanah telah diteliti, dari perut bumi

telah dikeluarkan bermacam khazanahnya. Bulan telah didatangi, planit

terdekat tengah di arah. Semua yang berada diluar diri telah atau tengah dikaji

manusia.

Mengingat tentang kematian ada hubungannya dengan kesehatan

mental. Apabila kematian disikapi dengan pasrah dan keimanan maka

Page 23: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

menjelang kematian akan memposisikan seseorang berada dalam kondisi

mental yang sehat.

Dari uraian tersebut menunjukkan penelitian terdahulu berbeda dengan

penelitian saat ini. Perbedaan itu terletak pada tokoh yang menjadi fokus

kajian dan pendekatan yang digunakannya. Penelitian terdahulu menggunakan

pendekatan akidah dan tasawuf psikoterapi. Sedangkan penelitian yang

penulis susun saat ini menggunakan pendekatan dakwah dan bimbingan

konseling Islam.

1.5. Metodologi Penelitian

1.5.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penulisan ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam

penelitian ini tidak menggunakan angka-angka statistik melainkan

hanya dalam bentuk kata atau kalimat (Moleong, 2006: 2). Dengan

demikian penulis hendak menggambarkan konsep pandangan

Komaruddin Hidayat tentang rasa takut terhadap kematian.

b. Pendekatan Penelitian

Berkaitan dengan judul yang diangkat, maka diperlukan

pendekatan dalam melakukan penelitian kualitatif. Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan psikologi agama dan kesehatan mental.

Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengetahui upaya apa saja yang

harus dilakukan untuk menyikapi rasa takut terhadap kematian

menurut Komaruddin Hidayat ditinjau dari bimbingan dan konseling

Page 24: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Islam.

1.5.2. Data dan Sumber Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan sumber data berupa: Psikologi Kematian karya

Komaruddin Hidayat. Untuk itu sebagai jenis datanya sebagai berikut:

a. Data Primer yaitu buku karya Komaruddin Hidayat yang berjudul:

Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme dan

wawancara dengan Komaruddin Hidayat

b. Data Sekunder yaitu buku-buku lain yang ada hubungannya dengan

tema skripsi ini.

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini, pengumpulan data yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas akan dilakukan dengan jalan penelitian

kepustakaan (library research). Pendekatan ini diaplikasikan dengan

cara menelaah buku-buku yang berkaitan dengan psikologi agama dan

bimbingan konseling Islam, terutama pada waktu membahas landasan

teori. Dengan demikian penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi.

Teknik dokumentasi diupayakan dengan memperhatikan tingkat

kebaharuan kepustakaan tersebut di antaranya: buku-buku, bulletin,

majalah, dan jurnal ilmiah.

1.5.4. Teknik Analisis Data

Dalam menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan analisis

Page 25: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

deskripsi yaitu menggambarkan dan menguraikan upaya apa saja yang

harus dilakukan untuk menyikapi rasa takut dari kematian menurut

Komaruddin Hidayat ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk dapat dipahami urutan dan pola berpikir dari tulisan ini, maka

penelitian disusun dalam lima bab. Setiap bab merefleksikan muatan isi yang

satu sama lain saling melengkapi. Untuk itu, disusun sistematika sedemikian

rupa sehingga dapat tergambar kemana arah dan tujuan dari tulisan ini.

Bab pertama, berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metoda

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisi tentang rasa takut terhadap kematian dan bimbingan

dan konseling Islam yang meliputi rasa takut terhadap kematian (pengertian

takut terhadap mati, teori tentang kematian, dampak mengingat kematian.

pengertian dan metode bimbingan dan konseling Islam (pengertian bimbingan

dan konseling Islam, obyek bimbingan dan konseling Islam, metode

bimbingan dan konseling Islam)

Bab ketiga berisi konsep Komaruddin Hidayat tentang mengubah rasa

takut terhadap kematian menjadi optimisme yang meliputi: Biografi

Komaruddin Hidayat, konsep Komaruddin Hidayat tentang mengubah rasa

takut terhadap kematian menjadi optimisme (rasa takut terhadap kematian,

mensikapi kematian, upaya menyikapi rasa takut dari kematian).

Bab keempat berisi analisis konsep Komaruddin Hidayat tentang

Page 26: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

mengubah rasa takut terhadap kematian ditinjau dari bimbingan dan konseling

Islam.

Bab kelima merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran-saran

yang layak dikemukakan.

Page 27: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

BAB II

RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN BIMBINGAN DAN

KONSELING ISLAM

2.1 Kematian

2.1.1. Pengertian Rasa Takut terhadap Mati

Takut adalah merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang

dianggap mendatangkan bencana (Depdiknas, 2002: 1125). Mati

adalah sudah hilang nyawanya, tidak hidup lagi (Depdiknas, 2002:

723). Dengan demikian rasa takut terhadap kematian berarti suatu

perasaan mengerikan terhadap peristiwa terpisahnya ruh dari jasad.

Kematian pada hakikatnya adalah kehidupan baru dengan

aturan-aturan dan pengalaman-pengalaman baru Rakhmat (2006: 46).

Sejalan dengan itu, menurut Shihab (2002: 36) kematian adalah

bayang-bayang yang muncul dalam benak manusia yang mengancam

hidupnya, hidup kekasih, anak dan sanak keluarganya.

) :(

Artinya: "Tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumimana dia akan mati. Sesungguhnya Allah MahaMengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Luqman/31:34) (Depag RI, 1986: 658).

Sesungguhnya pikiran tentang kehidupan dan kematian

senantiasa ada di dalam hati, perasaan, dan perilaku setiap makhluk

hidup. Makhluk hidup akan selalu menyelidiki berbagai sebab

Page 28: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

kehidupan yang menjamin keberadaan dan keberlangsungannya serta

berusaha melarikan diri dari kematian dan segala penyebabnya.

Perilaku seperti ini merupakan perilaku biologis dan naluriah yang

telah ditetapkan dalam unsur-unsur genetis pada setiap makhluk hidup

(Syarif, 2002: 215). Demikian sebagaimana telah diungkapkan oleh

ilmu pengetahuan sejak puluhan tahun saja, sesuai dengan firman-Nya;

) :(Artinya: Dialah Tuhan yang menjadikan mati dan hidup,

supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamuyang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagiMaha Pengampun. (QS. Mulk/67: 2) (Depaq RI,1986: 955).

Misteri kematian itu gelap-gulita, pantaslah tiap orang yangmemikirkannya menjadi takut. Apakah ini mungkin pula salahsatu sebab, maka orang enggan memikirkan soal maut? Tetapiyang jelas ialah, semenjak manusia pertama sampai sekarangmaut itu tetap menakutkan (Gazalba, 1972: 58).

Kematian adalah suatu peristiwa yang pasti, tidak satu jiwa pun

mampu menghindarinya. Kemana pun manusia menghindar, namun

kematian pasti akan dialami siapa pun. Al-Qur'an pun menggunakan

kalimat serupa, "Setiap seorang di antara mereka menginginkan

seandainya dia diberi umur seribu tahun...," (QS. Al-Baqarah [2]: 96).

Bahkan bukan hanya seribu tahun. Yang diinginkan adalah kekekalan

selama-lamanya. Keinginan itulah yang digunakan Iblis untuk menipu

Adam dan pasangannya sehingga mereka berdua memakan buah

Page 29: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

pohon yang dinamai sang penggoda syajarat al-khuld (Pohon

Kekekalan) (QS Thaha (20): 120).

2.1.2. Teori tentang Kematian

Berbicara tentang kematian dibahas dalam salah satu cabang

filsafat yaitu eskatologi. Secara etimologis, eskatologi berasal dari

eschalos artinya "yang terakhir", "yang selanjutnya", "yang paling

jauh". Secara umum merupakan keyakinan yang berkaitan dengan

kejadian-kejadian akhir hidup manusia seperti kematian, hari kiamat,

berakhirnya dunia, saat akhir sejarah, dan lain-lain (Musa, 2002: 239).

Eskatologi adalah paham yang bercorak kefilsafatan yang

berusaha menjangkau kehidupan jangka panjang, dengan cara hidup

meninggalkan kepentingan-kepentingan duniawi, dan menekan

dorongan-dorongan darah dan daging tubuhnya, dengan

mengutamakan kepentingan kehidupan akhirat, serta mengikuti secara

total bimbingan spiritualitas. Dalam konsep filsafat Islam, eskatologi

sesungguhnya menjadi upaya pemikiran transendental untuk

menyingkap kehidupan sesudah mati (Musa, 2002: 239).

Ada dua konsep tentang kematian yang sangat berpengaruh

terhadap pemikiran-pemikiran eskatologi, yaitu konsep pertama yang

berpandangan bahwa kematian adalah "netral" ("neutral" death), yaitu

tidak ada siksaan maupun pahala. Pandangan ini berkembang di Persia

kuno pada pertengahan millenium ketiga sebelum masehi, sedangkan

konsep kedua menyatakan bahwa kematian adalah "bermoral"

Page 30: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

("moral" death), yang akan dinilai menurut standar kriteria tertentu

apakah mendapat siksa (hukuman) atau pahala. Pandangan ini muncul

pada pertengahan milenium kedua di Mesir yang kemudian

berkembang di Yunani (Musa, 2002: 243).

Membahas soal kematian bisa menimbulkan sebuah

pemberontakan yang menyimpan kepedihan pada setiap jiwa manusia.

Yaitu kesadaran dan keyakinan bahwa mati pasti akan tiba dan

punahlah semua yang dicintai dan dinikmati dalam hidup ini.

Kesadaran ini memunculkan sebuah protes berupa penolakan bahwa

masing-masing individu tidak mau mati. Setiap orang berusaha

menghindari semua jalan yang mendekatkan ke pintu kematian. Jiwa

selalu mendambakan keabadian. Pemberontakan dan penolakan akan

kematian ini telah melahirkan dua mazhab psikologi kematian.

Pertama, sebut saja mazhab religius, yaitu mereka yang menjadikan

agama sebagai rujukan bahwa keabadian setelah mati itu ada dan untuk

memperoleh kebahagiaan yang abadi, seseorang yang religius

menjadikan kehidupan akhirat sebagai objek dan target paling tinggi.

Kehidupan dunia selayaknya dinikmati, tetapi bukan tujuan akhir dari

kehidupan. Apa pun yang dilakukan di dunia dimaksudkan sebagai

investasi kejayaan di akhirat (Hidayat, 2006: xvi).

Kedua, mazhab sekuler yang tidak peduli dan tidak yakin akan

adanya kehidupan setelah mati. Secara psikologis keduanya memiliki

kesamaan, yaitu spirit heroisme (kepahlawanan) yang mendambakan

Page 31: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

keabadian hidup agar dirinya selalu dikenang sepanjang masa. Untuk

memenuhi keinginan ini, setiap orang ingin menyumbangkan suatu

yang besar dalam hidupnya, minimal untuk keluarganya. Syukur-

syukur pada bangsa dan dunia. Setiap orang berusaha untuk

meninggalkan warisan seperti halnya potret diri, karya tulis, kuburan,

dan ada yang membuat patung besar. Ini semua secara psikologis

menceritakan satu hal: bahwa setiap orang sesungguhnya menolak

kematian. Setiap orang ingin hidup abadi. Setiap orang ingin dikenang

sebagai pahlawan agar jiwanya tetap hidup (Hidayat, 2006: xvii).

Dalam pandangan mazhab religius, dorongan untuk hidup

abadi ini jika tidak disalurkan ke jalan yang benar, maka yang akan

menguat adalah sikap egoisme-nihilisme. Yang selalu dikejar adalah

bagaimana memperoleh self-glory yang berujung pada pesimisme dan

tragedi. Disebut pesimisme dan tragedi karena apa pun yang dikejar-

kejar selama hidupnya akhirnya akan berakhir dengan kefanaan. Apa

pun yang dibanggakan, sejak dari wajah tampan, ilmu pengetahuan,

harta, kedudukan, dan popularitas semuanya akan lenyap dan berpisah

selamanya ketika dipisahkan oleh maut. Oleh karena itu, dorongan dan

ambisi bawah sadar untuk menyangkal kematian bisa melahirkan dua

orientasi hidup yang berbeda. Bagi orang yang beriman, keabadian

hidup akan selalu dikaitkan dengan janji Tuhan akan balasan di akhirat

sehingga mendorong untuk selalu berbuat baik dan menjalani hidup

dengan optimis (Hidayat, 2006: xvii).

Page 32: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Sebaliknya, bagi yang mengingkari kehidupan akhirat

kenikmatan duniawi merupakan target puncak. Namun begitu, secara

garis besar, kelompok ini masih bisa dibedakan menjadi dua. Pertama,

meskipun tidak peduli dengan kehidupan akhirat mereka masih

berusaha meninggalkan nama baik agar dikenang sejarah. Banyak

dermawan yang membangun gedung-gedung untuk kepentingan sosial

agar namanya tidak pernah mati. Kedua, ada yang kemudian menjadi

pemuja kehidupan hedonistis mumpung masih hidup tanpa peduli

dengan pengadilan dan penilaian sejarah (Hidayat, 2006: xvii).

2.1.3. Dampak Mengingat Kematian

Dalam kehidupan di dunia, ternyata banyak orang memikirkan

tentang kehidupan dan amat sedikit untuk memikirkan kematian.

Mungkin karena membicarakan mati, selalu tidak mengenakkan

perasaan, bagaimana harus berpisah dan meninggalkan apa yang

dicintainya, anak, istri dan kekayaan yang dicintainya, apalagi kalau

hidupnya enak, rasanya ia ingin hidup abadi. Akan tetapi bagi orang

yang hidupnya amat susah, seringkali terjerumus dalam rasa putus asa,

sehingga mati dianggapnya sebagai jalan terakhir untuk melepaskan

dan mengakhiri suatu penderitaan. Padahal kematian bukan akhir dari

segala-galanya, karena di balik kematian manusia akan dihidupkan

kembali untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya

ketika ia hidup di dunia, sebagai pengadilan yang dijamin keadilannya

Page 33: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

oleh Tuhan sendiri, karena semua anggota tubuhnya akan menjadi

saksinya (Musa, 2002: 247).

Dengan demikian keterangan tersebut menjadi petunjuk,

mengingat kematian ada manfaatnya selama individu tidak salah

memahaminya. Mengingat kematian dapat menimbulkan gairah untuk

beramal baik dan menghindari segala maksiat. Sejalan dengan itu,

Imam Ghazali (2000: 358) menyatakan:

Ketahuilah, bahwa kematian itu sesuatu yang hebat dan tidakada yang lebih hebat darinya. Dalam mengingat kematianterdapat manfaat yang besar. Karena ia mempersempitkehidupan dunia dan membuat hati membencinya. Benci duniaadalah pangkal segala kebaikan, sebagaimana cinta dunia adalahpangkal segala dosa. Bagi orang yang arif mengingat kematianakan mendapatkan dua faedah: Pertama, menjauhi dunia. Kedua,merindukan akhirat. Orang yang mencintai itu pasti merasakanrindu. Kerinduan pada hal-hal yang konkrit berartimenyempurnakan khayalan untuk mencapai pada penyaksian.Karena sesuatu yang dirindukan pasti terjangkau melaluikhayalan dan hilang dari pandangan.

Mati adalah satu kejadian yang paling berat, paling menakutkan

dan paling mengerikan. Satu kejadian yang pasti akan dihadapi dan

dialami oleh setiap manusia, satu kejadian yang tak dapat dihindari

dengan cara bagaimanapun juga. Para nabi dan rasul, jin dan malaikat

sekalipun tidak dapat menghindarkan diri dari mati. Bila mati

dikatakan satu peristiwa paling hebat yang pasti terjadi atas diri tiap-

tiap manusia, maka melupakan mati, atau tidak mengingat akan mati,

adalah benar-benar satu kebodohan, satu perbuatan yang tidak dapat

dipertanggung jawabkan (Arifin, 1998: 77).

Page 34: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Mengingat satu peristiwa yang hebat yang pasti akan dialami

setiap manusia, bukanlah satu kebodohan, tetapi adalah merupakan

satu kesadaran, satu pengertian tentang diri dan hidup. Seorang

manusia yang 100% melupakan mati, sedang dia pasti akan mengalami

mati berarti dia telah melupakan jati dirinya. la adalah ibarat seorang

musafir yang akan menempuh satu daerah yang tak pernah dipelajari

dan dipikirkannya, dalam keadaan gelap gulita pula. Sudah pasti dia

tidak akan dapat melangkah satu langkahpun di alam yang gelap itu,

sudah pasti dia akan dihinggapi oleh perasaan getir dan takut, bingung

tak tahu apa yang harus dilakukannya.

Begitulah keadaan roh seorang manusia yang sudah mati, yang

tak pernah mengingat-ingat akan mati, dan tak pernah mempelajari

masalah mati, atau keadaan sesudah mati. Dalam keadaan gelap gulita,

takut, getir dan bingung terus menerus, bukan dalam sehari dua hari,

tetapi terus menerus dalam masa berabad-abad sampai kiamat. Untuk

menghindarkan nasib yang demikian itulah, agama Islam

menganjurkan kepada kita manusia semasa hidup jangan lupa mati,

agar mempelajari pula hakikat mati itu, agar dapat menempuh mati

yang hebat itu dengan penuh pengertian dan kesadaran (Arifin, 1998:

77).

Page 35: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

2.2 Pengertian dan Metode Bimbingan Konseling Islam

2.2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Gerakan bimbingan di Amerika Serikat dimulai dengan

bimbingan pekerjaan oleh Parsons. Gerakan ini berpengaruh besar

terhadap banyak negara, seperti Filipina, Malaysia, India, dan Indonesia

(Gunawan, 1987: 21). Karena itu perkembangan bimbingan dan

konseling di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan di negara

asalnya Amerika Serikat. Bermula dari banyaknya pakar pendidikan

yang telah menamatkan studinya di negeri Paman Sam itu dan kembali

ke Indonesia dengan membawa konsep-konsep bimbingan dan

konseling yang baru. Hal itu terjadi sekitar tahun 60-an sehingga tidak

dapat dibantah bahwa para pakar pendidikan itu telah menggunakan

dasar-dasar pemikiran yang diambil dari pustaka Amerika Serikat

(Willis, 2004: 1)

Bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan

atau tuntunan. Namun menurut Jumhur dan Surya (1975: 25 ) bahwa

untuk sampai kepada pengertian yang sebenarnya harus diingat bahwa

tidak setiap bantuan atau tuntunan dapat diartikan sebagai guidance

(bimbingan). Atas dasar itu, berbagai batasan tentang bimbingan dapat

ditemui dalam buku-buku kepustakaan. Aneka macam batasan ini

disebabkan oleh perbedaan filsafat yang mendasari penulisan buku itu.

Sering pula perbedaan itu terjadi karena para penulis buku itu tidak

sama berat penekanannya pada aspek kemanusiaan tertentu yang

Page 36: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

menjadi pusat perhatian pembahasan mereka masing-masing (Jumhur

dan Surya, 1975: 25 ).

Walaupun demikian, pada umumnya terdapat kesesuaian dalam

batasan-batasan itu. Kesesuaiannya ialah bimbingan (1) bukan

pemberian arah atau pengaturan kegiatan orang lain, (2) bukan

pemaksaan pandangan seseorang kepada orang lain, (3) bukan

pengambilan keputusan bagi orang lain, dan (4) bukan pemikulan beban

orang lain. Bukan empat hal yang baru disebutkan ini, melainkan

kebalikannya. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh orang

yang berwewenang dan terlatih baik kepada perseorangan dari segala

umur untuk (1) mengatur kegiatannya sendiri, (2) mengembangkan

pandangannya sendiri, (3) mengambil keputusannya sendiri, dan (4)

menanggung bebannya sendiri. Demikianlah antara lain yang

dikemukakan oleh Grow sebagaimana dikutip Wijaya (1988: 88).

Menurut Natawidjaja (1972: 11) bimbingan adalah suatu proses

pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus-

menerus (continue) supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,

sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai

dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan

masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan

hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada

kehidupan masyarakat umumnya.

Page 37: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Menurut Walgito (1989: 4), “Bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu

dalam menghadapi atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam

kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat

mencapai kesejahteraan hidupnya”

Dengan memperhatikan rumusan tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan yang

diberikan kepada individu guna mengatasi berbagai kesukaran di dalam

kehidupannya, agar individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Dalam hubungannya dengan konseling, bahwa dalam berbagai

literatur diuraikan konseling dalam bermacam-macam pengertian.

Sebagian ahli memaknakan konseling dengan menekankan pada pribadi

klien, sementara yang lain menekankan pada pribadi konselor, serta

berbagai variasi definisi yang memiliki penekanan sendiri-sendiri.

Perbedaan ini terjadi karena setiap ahli memiliki latar belakang falsafah

yang berbeda (Latipun, 2005: 5)

Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin

yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai

dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-

Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti

“menyerahkan” atau “menyampaikan” (Prayitno dan Amti, 2004: 99)

Page 38: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Konseling diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang

dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut

konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah

(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi

klien. (Priyatno dan Amti, 1999: 93-94). Menurut Mappiare, (1996: 1)

konseling (counseling), kadang disebut penyuluhan karena keduanya

merupakan bentuk bantuan. Ia merupakan suatu proses pelayanan yang

melibatkan kemampuan profesional pada pemberi layanan. Ia sekurang-

kurangnya melibatkan pula orang kedua, penerima layanan, yaitu orang

yang sebelumnya merasa ataupun nyata-nyata tidak dapat berbuat

banyak dan setelah mendapat layanan menjadi dapat melakukan sesuatu.

Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan

konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang

konseling sebagai teknik bimbingan, sebagaimana dikemukakan oleh

Arthur J. Jones yang dikutip oleh Ahmadi dan Rohani (1991: 28), bahwa

konseling sebagai salah satu teknik dari bimbingan, sehingga dengan

pandangan ini maka pengertian bimbingan adalah lebih luas bila

dibandingkan dengan konseling , konseling merupakan bagian dari

bimbingan.

Dengan kata lain, konseling berada di dalam bimbingan.

Pendapat lain menyatakan: bimbingan terutama memusatkan diri pada

pencegahan munculnya masalah, sementara konseling memusatkan diri

pada pencegahan masalah yang dihadapi individu. Dalam pengertian

Page 39: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

lain, bimbingan sifat atau fungsinya preventif, sementara konseling

bersifat kuratif atau korektif. Dengan demikian bimbingan dan konseling

berhadapan dengan obyek garapan yang sama, yaitu problem atau

masalah. Perbedaannya terletak pada titik berat perhatian dan perlakuan

terhadap masalah tersebut. Bimbingan titik beratnya pada pencegahan,

konseling menitik beratkan pemecahan masalah. Perbedaan selanjutnya,

masalah yang dihadapi atau digarap bimbingan merupakan masalah

yang ringan, sementara yang digarap konseling yang relatif berat

(Musnamar, 1992: 3 – 4) .

Dalam tulisan ini, bimbingan dan konseling yang di maksud

adalah yang Islami, maka ada baiknya kata Islam diberi arti lebih

dahulu. Biasanya kata Islam diterjemahkan dengan “penyerahan diri”,

penyerahan diri kepada Tuhan atau bahkan kepasrahan (Arkoun, 1996:

17). Secara terminologi sebagaimana dirumuskan oleh Ali (1977: 2),

Islam mengandung arti dua macam, yakni (1) mengucap kalimah

syahadat; (2) berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Allah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud bimbingan

Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu

hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Musnamar, 1992:

5). Adapun konseling dalam Islam menurut Adz-Dzaky (2002: 189)

adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman

kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana

Page 40: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal

fikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat

menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan

benar secara mandiri yang berparadigma kepada Al-Qur'an dan As-

Sunnah Rasulullah SAW. Menurut Musnamar (1992: 5) konseling

Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar

menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang

seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga

dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sedangkan

menurut Lubis (2007: 98) konseling Islami adalah layanan bantuan

konselor kepada klien/konseli untuk menumbuh-kembangkan

kemampuannya dalam memahami dan menyelesaikan masalah serta

mengantisipasi masa depan dengan memilih alternatif tindakan terbaik

demi mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat di bawah

naungan ridla dan kasih sayang Allah

2.2.2 Obyek Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan dan konseling Islami berkaitan dengan masalah yang

dihadapi individu, yang mungkin dihadapi individu, atau yang sudah

dialami individu. Masalah itu sendiri, dapat muncul dari berbagai faktor

atau bidang kehidupan. Jika dirinci, dengan pengelompokan, masalah-

masalah itu dapat menyangkut bidang-bidang:

1. Pernikahan dan keluarga

Page 41: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Anak dilahirkan dan dibesarkan (umumnya) di lingkungan

keluarga, entah itu keluarga intinya (ayah dan ibunya sendiri), entah

itu keluarga lain, atau keluarga besar (sanak keluarga). Keluarga

lazimnya diikat oleh tali pernikahan. Pernikahan dan ikatan keluarga

di satu sisi merupakan manfaat, di sisi lain dapat mengandung

mudarat atau menimbulkan kekecewaan-kekecewaan. Dalam pada

itu pernikahan dan kekeluargaan sudah barang tentu tidak terlepas

dari lingkungannya (sosial maupun fisik) yang mau tidak mau

mempengaruhi kehidupan keluarga dan keadaan pernikahan. Karena

itulah maka bimbingan dan konseling Islami kerap kali amat

diperlukan untuk menangani bidang ini (Musnamar, 1992: 41).

2. Pendidikan

Semenjak lahir anak sudah belajar, belajar mengenal

lingkungannya. Dan manakala telah cukup usia, dalam sistem

kehidupan dewasa ini, anak belajar dalam lembaga formal (di

sekolah). Dalam belajar (pendidikan) pun kerapkali berbagai

masalah timbul, baik yang berkaitan dengan belajar itu sendiri

maupun lainnya. Problem-problem yang berkaitan dengan

pendidikan ini sedikit banyak juga memerlukan bantuan bimbingan

dan konseling Islami untuk menanganinya.

3. Sosial (kemasyarakatan)

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan

kehidupannya sedikit banyak tergantung pada orang lain. Kehidupan

Page 42: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

kemasyarakatan (pergaulan) ini pun kerapkali menimbulkan masalah

bagi individu yang memerlukan penanganan bimbingan dan

konseling Islami (Musnamar, 1992: 41)

4. Pekerjaan (jabatan)

Untuk memenuhi hajat hidupnya, nafkah hidupnya, dan

sesuai dengan hakekatnya sebagai khalifah di muka bumi (pengelola

alam), manusia harus bekerja. Mencari pekerjaan yang sesuai dan

membawa manfaat besar, mengembangkan karier dalam pekerjaan,

dan sebagainya, kerapkali menimbulkan permasalahan pula,

bimbingan dan konseling Islami pun diperlukan untuk

menanganinya.

5. Keagamaan

Manusia merupakan makhluk religius. Akan tetapi dalam

perjalanan hidupnya manusia dapat jauh dari hakekatnya tersebut.

Bahkan dalam kehidupan keagamaan pun kerapkali muncul pula

berbagai masalah yang menimpa dan menyulitkan individu. Hal ini

memerlukan penanganan bimbingan dan konseling Islami. Sudah

barang tentu masih banyak bidang yang digarap bimbingan dan

konseling Islami di samping apa yang tersebut di atas. (Faqih, 2001:

45).

2.2.3 Metode Bimbingan dan Konseling Islam

Dalam pengertian letterlijk, metode adalah jalan yang harus

dilalui untuk mencapai suatu tujuan, karena kata metode berasal dari

Page 43: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

meta yang berarti melalui dan hodos berarti jalan (M. Arifin, 1994: 43).

Metode lazim diartikan sebagai jarak untuk mendekati masalah sehingga

diperoleh hasil yang memuaskan, sementara teknik merupakan

penerapan metode tersebut dalam praktek. Dalam pembicaraan ini akan

terlihat bimbingan dan konseling sebagai proses komunikasi.

Karenanya, berbeda sedikit dari bahasan-bahasan dalam berbagai buku

tentang bimbingan dan konseling, metode bimbingan dan konseling

Islam ini akan diklasifikasikan berdasarkan segi komunikasi tersebut.

Metode bimbingan dan konseling Islam berbeda halnya dengan

metode dakwah. Metode dakwah meliputi : metode ceramah, metode

tanya jawab, metode debat, metode percakapan antar pribadi, metode

demonstrasi, metode dakwah Rasulullah SAW, pendidikan agama dan

mengunjungi rumah (silaturrahmi) (Syukir, 1983: 104).

Demikian pula bimbingan dan konseling Islam bila

diklasifikasikan berdasarkan segi komunikasi, pengelompokannya

menjadi: metode komunikasi langsung atau disingkat metode langsung

dan metode komunikasi tidak langsung atau metode tidak langsung.

1. Metode langsung

Metode langsung (metode komunikasi langsung) adalah

metode di mana pembimbing melakukan komunikasi langsung

(bertatap muka) dengan orang yang dibimbingnya. Metode ini dapat

dirinci lagi menjadi: (Musnamar, 1992: 49)

a. Metode individual

Page 44: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung

secara individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini

dapat dilakukan dengan mempergunakan teknik:

1) Percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan dialog

langsung tatap muka dengan pihak yang dibimbing;

2) Kunjungan ke rumah (home visit), yakni pembimbing

mengadakan dialog dengan kliennya tetapi dilaksanakan di

rumah klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah

klien dan lingkungannya;

3) Kunjungan dan observasi kerja yakni pembimbing/konseling

jabatan melakukan percakapan individual sekaligus

mengamati kerja klien dan lingkungannya.

b. Metode kelompok

Pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien

dalam kelompok. Hal ini menurut Faqih (2001: 54). dapat

dilakukan dengan teknik-teknik:

1) Diskusi kelompok, yakni pembimbing melaksanakanbimbingan dengan cara mengadakan diskusi dengan/bersamakelompok klien yang mempunyai masalah yang sama.

2). Karya wisata, yakni bimbingan kelompok yang dilakukansecara langsung dengan mempergunakan ajang karya wisatasebagai forumnya.

3). Sosiodrama, yakni bimbingan/konseling yang dilakukandengan cara bermain peran untuk memecahkan/mencegahtimbulnya masalah (psikologis) (Musnamar, 1992: 49-51).

4). Psikodrama, yakni bimbingan/konseling yang dilakukandengan cara bermain peran untuk memecahkan/mencegahtimbulnya masalah (psikologis).

Page 45: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

5). Group teaching, yakni pemberian bimbingan/konselingdengan memberikan materi bimbingan/konseling tertentu(ceramah) kepada kelompok yang telah disiapkan. Di dalambimbingan pendidikan, metode kelompok ini dilakukan pulasecara klasikal, karena sekolah umumnya mempunyai kelas-kelas belajar.

2. Metode tidak langsung

Metode tidak langsung (metode komunikasi tidak langsung)

adalah metode bimbingan/konseling yang dilakukan melalui media

komunikasi massa. Hal ini dapat dilakukan secara individual

maupun kelompok, bahkan massal (Musnamar, 1992: 49-51).

2.2.4 Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

Secara garis besar atau secara umum tujuan Bimbingan dan

Konseling Islam itu dapat dirumuskan sebagai membantu individu

mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Bimbingan dan Konseling sifatnya hanya merupakan bantuan,

hal ini sudah diketahui dari pengertian atau definisinya. Individu yang

dimaksudkan di sini adalah orang yang dibimbing atau diberi konseling,

baik orang perorangan maupun kelompok. Mewujudkan diri sebagai

manusia seutuhnya berarti mewujudkan diri sesuai dengan hakekatnya

sebagai manusia untuk menjadi manusia yang selaras perkembangan

unsur dirinya dan pelaksanaan fungsi atau kedudukannya sebagai

Page 46: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

makhluk Allah (makhluk religius), makhluk individu, makhluk sosial,

dan sebagai makhluk berbudaya.

Dalam perjalanan hidupnya, karena berbagai faktor, manusia

bisa seperti yang tidak dikehendaki yaitu menjadi manusia seutuhnya.

Dengan kata lain yang bersangkutan berhadapan dengan masalah atau

problem, yaitu menghadapi adanya kesenjangan antara seharusnya

(ideal) dengan yang senyatanya. Orang yang menghadapi masalah,

lebih-lebih jika berat, maka yang bersangkutan tidak merasa bahagia.

Bimbingan dan konseling Islam berusaha membantu individu agar bisa

hidup bahagia, bukan saja di dunia, melainkan juga di akhirat. Karena

itu, tujuan akhir bimbingan dan konseling Islam adalah kebahagiaan di

dunia dan di akhirat.

Bimbingan dan konseling Islam berusaha membantu jangan

sampai individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan kata lain

membantu individu mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. Bantuan

pencegahan masalah ini merupakan salah satu fungsi bimbingan. Karena

berbagai faktor, individu bisa juga terpaksa menghadapi masalah dan

kerap kali pula individu tidak mampu memecahkan masalahnya sendiri,

maka bimbingan berusaha membantu memecahkan masalah yang

dihadapinya itu. Bantuan pemecahan masalah ini merupakan salah satu

fungsi bimbingan juga, khususnya merupakan fungsi konseling sebagai

bagian sekaligus teknik bimbingan.(Musnamar, 1992: 33-34)

Page 47: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

2.3 Bimbingan dan Konseling Islam dan Peranannya Mengatasi Rasa Takut

Mati

Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu

agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga

dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Musnamar, 1992:

5). Menurut Adz-Dzaky (2002: 189) konseling dalam Islam adalah suatu

aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada individu

yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang

klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan

dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan

kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma

kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Rasulullah SAW.

Berdasarkan pengertian tersebut, bimbingan dan konseling Islam dapat

dijadikan salah satu upaya untuk menyikapi rasa takut dari kematian.

Takut menghadapi kematian, hanya lahir dari siapa yang tidak

mengetahui hakikat maut, atau tidak mengetahui ke mana ia akan pergi, atau

yang menduga bahwa ia akan punah dengan kematian, atau ia menduga bahwa

kematian mengakibatkan rasa sakit yang berbeda dengan rasa sakit yang

dikenal atau didengar bahkan dialami selama ini. Bisa jadi juga karena yang

bersangkutan sedih dan takut meninggalkan keluarganya atau menghadapi

siksa Allah (Shihab, 2002: 43).

Berdasarkan penjelasan tersebut, bimbingan dan konseling Islam

bermaksud agar manusia memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun

Page 48: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

akhirat, hal ini sebagaimana dikemukakan Musnamar (1992: 5) konseling

Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari

kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup

selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditegaskan, konsep

kematian bermaksud agar manusia tidak merasa takut secara berlebihan dalam

menghadapi kematian. Apabila ditinjau dari bimbingan dan konseling Islam

bahwa bimbingan dan konseling Islam dapat memberi bantuan kepada

individu berupa nasihat agar individu yang bersangkutan menerima suatu

kenyataan bahwa kematian merupakan peristiwa yang pasti terjadi dan

manusia tak kuasa menolaknya. Bimbingan dan konseling Islam dapat

menjelaskan pada individu bahwa agar tidak ada rasa takut menghadapi

kematian maka individu harus beribadah sebagai bekal di akhirat. Selain itu

harus sering bertobat, beramal kebaikan dan menghindari setiap maksiat.

Bantuan ini dapat menenangkan individu dan keyakinan bahwa kematian

tidak harus ditakuti.

Bimbingan dan konseling Islam dapat dijadikan salah satu upaya

untuk mengubah rasa takut terhadap kematian. Rasa takut dari kematian tidak

lepas dari kesalahan dan kekeliruan manusia dalam menghayati makna hidup,

peran dan fungsi hidup di dunia. Dari sini tampak rasa takut terhadap

kematian adalah sebagai akibat pelanggaran manusia terhadap petunjuk Allah

Swt.

Page 49: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Rasa takut adalah suatu keadaan dimana seseorang jiwannya tercekam

oleh kegelisahan yang menyangkut rohani. Solusinya adalah pembersihan diri

dari dosa. Metode bimbingannya adalah secara individual, langsung dan

dialogis. Jika dikaitkan antara rasa takut dengan bimbingan dan konseling

maka bimbingan dan konseling Islam dapat dijadikan sarana untuk

menghilangkan rasa takut.

Page 50: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

BAB III

KONSEP KOMARUDDIN HIDAYAT TENTANG MENGUBAH RASA

TAKUT TERHADAP KEMATIAN MENJADI OPTIMISME

3.1 Biografi Komaruddin Hidayat

Komaruddin Hidayat lahir di Muntilan, Pabelan, Magelang, 18

Oktober 1953, menjabat sebagai Rektor UIN Jakarta, 2006-2010 dan Ketua

Panitia Pengawas Pemilu 2004. Pendidikannya mulai dari Ponpes Pabelan,

Magelang (1969), Sarjana Fakultas Ushuludin IAIN Jakarta (1981), Master

and PhD Bidang Filsafat pada Middle East Technical University, Ankara,

Turki (1995), Post Doctorate Research Program di Harfort Seminary,

Conecricut, AS, selama satu semester (1997), International Visitor Program

(IVP) ke AS (2002). Adapun pengalaman kerja Komaruddin Hidayat

diantaranya sebagai berikut: Guru Besar Filsafat Agama, UIN Jakarta (2001-

sekarang), Direktur Eksekutif Yayasan Paramadina (1996-2000), Associate

Trainer/Consultant bidang HRD pada Vita Niaga, Colsultant (1999-sekarang),

dosen Tetap Institut Bankir Indonesia (2000-sekarang), Dosen Pasca Sarjana

Universitas Gajah Mada (2003-sekarang), Advisory Board Member of

Common Ground Indonesia (2001-sekarang), Ketua Panitia Pengawas Pemilu

Pusat (2003-2004), Chairman pada Indonesia Procurement Watch (2002-

sekarang), Direktur Eksekutif Pendidikan Madania (2001-sekarang), Dewan

Pertimbangan Pendidikan DKI Jakarta (2004-sekarang), Direktur Pasca

Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta (2005-sekarang), Anggota

Page 51: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Badan Standar Nasional Pendidikan Rl (2005-sekarang), Ketua Panitia

Pengawas Pemilu pada tahun 2004, Rektor UIN Jakarta pada tahun 2006-2010

(Handrianto, 2007: 117).

Adapun karya-karya Komaruddin Hidayat sebagai berikut:

• Memahami Bahasa Agama (1996)

• Masa Depan Agama (1995)

Tragedi Raja Midas (1998)

• Tuhan Begitu Dekat (2000)

• Wahyu di Langit, Wahyu di Bumi (2002)

• Menafsirkan Kehendak Tuhan (2003)

• Psikologi Kematian (2005) (Handrianto, 2007: 118).

Komaruddin Hidayat adalah nama yang tidak asing lagi di dunia

dakwah Islam, khususnya dakwah dengan pendekatan sufistik. Sejak

menyelesaikan S3-nya dalam bidang filsafat di Universitas Ankara, Turki

pada 1990, pria yang biasa dipanggil Mas Komar ini bergabung dengan

Yayasan Wakaf Paramadina di Jakarta. Dari Paramadina inilah ia mulai

mengguratkan namanya sebagai cendekiawan Muslim yang cukup

diperhitungkan (Handrianto, 2007: 118).

Memulai karirnya sebagai dosen dan kemudian Direktur Eksekutif

Paramadina, ia lalu dipercaya menjadi Ketua Yayasan yang didirikan

cendekiawan Nurcholish Madjid tersebut. Sejak Januari 2005, Komaruddin

Hidayat resmi diangkat sebagai Direktur Program Pasca Sarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 52: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Ciri pandangan kesufiannya sudah banyak dikenal, lantaran ia

termasuk rajin berceramah tasawuf di berbagai forum. Kekuatan ceramah

tasawuf pria penggemar olah raga tenis ini terletak pada metafor-metafor yang

dinukil dari kisah-kisah sufi klasik kemudian direfleksikan ke dalam

kehidupan aktual saat ini. Inilah yang menyebabkan ceramahnya begitu hidup

dan memikat siapa saja yang mendengarkannya. Bukan hanya ceramahnya,

tulisan-tulisannya pun mengalir dan enak dibaca. Mungkin karena tulisan-

tulisannya itu lebih merupakan refleksi ketimbang analisis ilmiah yang kaku

(www.hidayatullah.com, diakses 5 Oktober 2009).

Tentang kepiawaannya dalam menulis, Komaruddin mengaku karena

memang sejak remaja (di pesantren) sudah membiasakan diri berlatih menulis.

Bekal keterampilan menulis itu ia asah terus hingga kuliah. Ketika menjadi

mahasiswa sampai lulus S1, ia pernah menjadi wartawan majalah Panji

Masyarakat selama 4 tahun (1978-1982). Komaruddin Hidayat adalah orang

yang percaya bahwa masa kecil seseorang menentukan akan menjadi apa

orang tersebut kelak. Dan ia merasa beruntung karena sejak kecil orangtuanya

telah mengarahkannya ke jalan yang kini ia yakini sebagai 'benar'

(www.hidayatullah.com, diakses 5 Oktober 2009).

Komaruddin Hidayat lahir di Magelang Jawa Tengah pada 18 Oktober

1953 di lingkungan keluarga yang taat beragama. Dari namanya saja tampak

bahwa keluarganya adalah keluarga santri. Begitu juga riwayat pendidikannya.

la lulus pesantren Pabelan, Magelang pada 1969; kemudian melanjutkan ke

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan lulus

Page 53: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

sarjana S1 pada 1981. Cendekiawan Prof. DR. M. Dawam Rahardjo pernah

menilai Komaruddin Hidayat sebagai cendekiawan yang unik, lantaran

penguasaannya pada bidang kajian Bahasa Agama, suatu bidang yang jarang

digeluti orang lain. Keahliannya di bidang bahasa agama ini dituangkannya

dalam sebuah buku berjudul Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian

Hermeneutik, yang diterbitkan Paramadina pada 1996 (www.hidayatullah.com

diakses 5 Oktober 2009).

3.2 Konsep Komaruddin Hidayat tentang Mengubah Rasa Takut terhadap

Kematian Menjadi Optimisme

3.2.1. Rasa Takut terhadap Kematian

Hidayat dalam bukunya yang berjudul: Agama Masa Depan:

Perspektif Filsafat Perennial menyatakan, wacana tentang agama dan

kehidupan beragama selalu akan muncul baik dalam forum ilmiah maupun

percakapan populer (Hidayat, 2003: 151). Demikian masalah kematian telah

memnjadi perdebatan para ahli khususnya dalam menyikapi adanya

sebagian orang yang selalu dirundung rasa takut terhadap datang nya

kematian.

Seorang arif berpetuah, "Biarkanlah orang tertawa ketika engkau

keluar dari rahim ibumu dan memulai kehidupan ini dengan jeritan tangis.

Tetapi buatlah mereka menangis sedangkan engkau tertawa ketika engkau

mengakhiri hidupmu di dunia ini, tatkala ajal menjemputmu." Mengapa dan

bagaimana mengakhiri hidup dengan suka cita? Karena kematian bukanlah

akhir dari kehidupan, melainkan garis transisi, maka bagi mereka yang

Page 54: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

ketika hidupnya telah banyak berbuat kebaikan, kematian adalah pintu

gerbang untuk memasuki kehidupan baru yang lebih indah, sebuah

kebahagiaan yang sejati. Ibarat anak sekolah, lewat kematian, sesungguhnya

arwah dari orang-orang yang hidupnya penuh kesalehan akan dinaikkan

kelasnya (Hidayat, 2006: 115).

Semua fase-fase kehidupan merupakan rangkaian skenario Tuhan

agar hamba-hamba-Nya bisa mengenyam makna kebebasan dan perjuangan

yang dari sana seseorang akan mengenyam suka dan duka atau makna

kebahagiaan sejati. Tuhan selalu berjanji untuk melipat-gandakan imbalan

bagi mereka yang berbuat baik, sedangkan jika seorang hamba berbuat dosa,

maka siksanya hanya sebesar yang dilakukannya. Artinya, kasih dan

ampunan Tuhan jauh melebihi kemurkaan-Nya. Seorang sufi pernah

menasihati muridnya, "Tuhan adalah Maha Pengampun. Karena kemahaan-

Nya maka ampunan Tuhan selalu memanggil-manggil dan mengejar setiap

pendosa untuk dibersihkan semua dosa-dosanya. Hanya saja mereka yang

buta dan tuli mata hatinya malah mengelak dari kejaran rahmat dan

ampunan llahi." Demikianlah, seperti difirmankan oleh Tuhan sendiri,

Tuhan sekali-kali tidak akan menyakiti hamba-hamba-Nya, melainkan

manusia sendiri yang berbuat aniaya atas dirinya. "Kasih-Ku akan

mensalahkan kemarahan-Ku," sabda Allah dalam Al-Qur'an (Hidayat, 2006:

116).

Tidak ada misteri yang selalu mengguncang akal dan batin manusia

kecuali misteri kematian. Bagi kaum eksistensialisme-ateisme, kematian

Page 55: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

adalah suatu derita dan musuh bebuyutan manusia yang terlalu tangguh

untuk dikalahkan. Bahkan mereka merasa kalah serta putus asa

menghadapinya. Prestasi akal-budi manusia yang telah melahirkan

peradaban iptek supercanggih tetap tidak mampu menelusuri jejak malaikat

maut. Sejak zaman dulu orang telah meyakini adanya keabadian jiwa, tetapi

pengetahuan manusia tidak ada artinya ketika dihadapkan pada misteri

kematian dan alam arwah. Jangankan untuk mengetahui perjalanan ruh

selepas dari tubuhnya, ketika seseorang masih hidup saja pengetahuan

tentang ruhnya sendiri tetap terbungkus misteri (Hidayat, 2006: 116).

Tanpa disadari, keyakinan bahwa setiap saat bisa dijemput kematian

memiliki pengaruh yang amat besar bagi kehidupan seseorang. Begitu pun

keyakinan adanya kelanjutan hidup setelah kematian. Dengan harapan untuk

memperoleh kebahagiaan di akhirat kelak, maka raja-raja Mesir kuno

membangun piramid dengan pucuknya runcing dan menjulang ke langit

agar memudahkan perjalanan arwahnya menuju surga. Sementara raja-raja

Tiongkok ketika meninggal dan jasadnya dikubur, berbagai perhiasan yang

paling disukai disertakannya ke dalam sebuah bangunan yang kokoh dan

megah karena yakin bahwa kematian adalah sebuah transisi untuk

memasuki kehidupan baru yang lebih agung dan abadi. Dalam pada itu

Islam secara tegas mengajarkan bahwa tiada seorang pun yang bisa

menemani dan menolong perjalanan arwah kecuali akumulasi dari amal

kebaikannya (Hidayat, 2006: 117).

Page 56: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Doktrin ini secara ekspresif dan dramatis menurut Hidayat

diperagakan dalam seremoni ibadah haji yang semuanya mengenakan kain

ihram. Rangkaian ibadah haji itu memberikan pesan kuat pada seluruh

manusia bahwa pada akhirnya dunia ini suatu saat, mau tidak mau, siap

tidak siap, pasti akan ditinggalkan dan tidak ada bekal yang berharga bagi

kelanjutan perjalanan hidup kecuali amal kebaikan yang telah terekam

dalam disket ruhani yang nantinya akan di-print-out di akhirat kelak. Yang

menarik, keyakinan semacam ini tidak saja ditemukan di kalangan

agamawan melainkan juga di kalangan filosof serta memperoleh dukungan

ilmiah seperti yang secara panjang lebar dikemukakan oleh Frank J. Tipler

dalam bukunya The Physics of Immortality (1994). Maka, mengutip orang

bijak, tersenyumlah engkau ketika Malaikat Maut menjemputmu meskipun

keluarga yang engkau tinggalkan akan menangis. Sebaliknya, alangkah

malangnya jika engkau hadapi kehadiran maut dengan tangis penuh

ketakutan sementara orang-orang di sekitarmu tersenyum gembira karena

merasa risih akan keberadaanmu di tengah mereka (Hidayat, 2006: 117).

Mengapa kematian begitu menakutkan sedangkan dunia sangat

sayang untuk ditinggalkan? Menurut Hidayat:

Terdapat beberapa kemungkinan jawaban muncul. Antara lain ialah,bagi sebagian orang yang merasa dimanjakan oleh kenikmatan yangtelah dipeluknya selama ini. Dengan demikian memasuki hari tuaberarti memasuki fase penyesalan sedangkan kematian adalahpuncak kekalahan dan penderitaan. Jawaban lain, kematian ditakutikarena manusia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah mati. Kalausaja seseorang bisa menghilangkan benih iman dan argumen filosofiakan adanya keabadian jiwa, sangat bisa jadi orang tak akan takutmati. Bukankah setelah kematian tidak ada kehidupan lagi? Tetapipersoalannya, manusia sulit untuk mengingkari kebenaran ajaran

Page 57: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

agama, rasa keadilan moral dan argumen filosofis bahwa keabadianjiwa dan hari perhitungan itu pasti terjadi. Alangkah tidak masukakal dan nistanya pengorbanan para pejuang kemanusiaan dankemerdekaan kalau saja setelah mati tidak ada perhitungan lanjut.Lalu apa bedanya antara pejuang dan pecundang jika setelah itutidak akan ada lagi mahkamah pengadilan yang benar-benar adil?Jawaban lainnya lagi ialah, orang takut mati karena seseorangmerasa banyak dosanya, lebih banyak amal kejahatannya ketimbangkebaikannya, sehingga takut akan imbalan siksa yang hendakditerimanya kelak (Hidayat, 2006: 118).

3.2.2. Mensikapi Kematian

Menurut Hidayat:

Bagi mereka yang hati, pikiran, dan perilakunya selalu merasaterikat dan memperoleh bimbingan Tuhan, kematian sama sekalitidak menakutkan karena dengan berakhirnya episode kehidupanduniawi berarti seseorang setapak menjadi lebih dekat pada Tuhanyang selalu dicintai dan dirindukan. Dunia adalah amanat danrahmat llahi. Meyakini bahwa dunia adalah amanat llahi, makaprestasi apa pun yang diraih, entah harta ataupun kedudukan,semuanya harus dipertanggungjawabkan di hadapan mahkamahTuhan. Jangankan harta duniawi, nyawa yang merupakan sumberkehidupan itu sendiri akhirnya akan kembali ke asalnya. Karena itu,melupakan bahwa dunia ini adalah amanat dan rahmat Tuhan akanmembuat seseorang berpandangan nihilistik dan pesimis sertanegatif terhadap hidup dan kehidupan. Seseorang akan mudahmerasa takut memasuki hari tua, hari pensiun, dan lebih jauh lagitakut membayangkan dan menghadapi kematian karena semua ituakan dipandangnya sebagai hari-hari yang penuh derita (Hidayat,2006: 120).

Siapkah seseorang jika maut sewaktu-waktu menghampiri dan

menjemput? Siap tidak siap, suka tidak suka, tegas Al-Quran, bayangan itu

pasti terjadi dan seseorang tidak mampu mengelak sekalipun berlindung di

balik tembok yang kokoh. Keyakinan dan konsep kematian tidak pernah

hilang dari kesadaran manusia baik secara individual mau kelompok. Justru

karena umur manusia di dunia terbatas, maka hidup lalu menjadi sangat

berharga. Sadar akan keterbatasan umur manusia, maka setiap peristiwa

Page 58: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

kematian selalu mengungkapkan pesan pada manusia bahwa dunia ini

anugerah yang harus disyukuri, tetapi sekali-kali jangan dijadikan berhala

yang dipuja-puja dan jangan sampai melupakan peta dan agenda perjalanan

kita yang masih jauh lagi (Hidayat, 2006: 121).

Drama perintah Tuhan pada Ibrahim untuk menyembelih Ismail

(versi iman Kristen adalah Ishaq), menurut Hidayat sesungguhnya

mengungkapkan pesan yang amat dalam bahwa manusia boleh saja

mencintai dunia (disimbolkan pada anak), tetapi jangan sampai cinta dunia

itu memalingkan seseorang dari cintanya pada Tuhan, Pemilik semesta

alam. Jika memang Allah menghendaki, anak yang menjadi pujaan hati itu

oleh Ibrahim siap untuk disembelih. Terbukti bahwa cinta Ibrahim pada

Tuhan melebihi cintanya pada kenikmatan duniawi, dan ternyata dalam dada

Ibrahim tak ada yang dipertaruhkan kecuali Allah, maka Allah akhirnya

memberikan pada Ibrahim kenikmatan yang berlipat ganda. Ismail

bukannya disembelih, melainkan digantikan dengan kambing dan dari

keturunan Ishaq dan Ismail itu lahir sekian banyak pemimpin dunia

pengubah sejarah, termasuk Nabi Musa, Nabi Isa, dan Muhammad

Rasulullah (Hidayat, 2006: 121).

Dengan mengutip pendapat Sigmund Freud, Hidayat menjelaskan

bahwa setiap orang dalam bawah sadarnya menyimpan kerinduan yang

dalam akan pengalaman indah yang hilang, yaitu ketenangan hidup dalam

alam rahim sang ibu. Sedemikian dalamnya kerinduan itu sehingga

meninggalkan beban kejiwaan yang amat berat yang tak bisa dihapuskan.

Page 59: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Sebagai gantinya, tanpa disadari, seseorang selalu menciptakan substitusi

(pengganti) dan kompensasi dengan cara membangun imajinatif ke depan,

berupa bayangan surga. Menurut teori Freud, secara psikologis, gagasan

mengenai Tuhan dan surga itu semata ciptaan manusia itu untuk

meringankan beban psikis yang bersifat laten (tersembunyi) (Hidayat, 2006:

123).

Jadi, gagasan tentang surga dan Tuhan muncul karena kondisi jiwa

yang tidak sehat. Bagi orang beriman tentu saja teori ini dibantah. Namun

demikian, menurut Hidayat jika Freud berbicara sebatas gejala kejiwaan,

maka sampai batas tertentu argumentasinya bisa dipahami secara

proporsional. Di kalangan sufi paham kerinduan akan masa lalu yang indah

yang juga sangat populer, namun lebih jauh dari teori Freud, pengalaman

indah yang dirindukan kembali itu adalah suasana surgawi ketika ruh belum

bersatu dengan jasmani. Dalam pada itu Al-Qur'an mengisyaratkan bahwa

sebelum turun ke alam jasmani, ruh pernah mengadakan perjanjian

primordial (mendasar) dengan Tuhan untuk selalu mengingat dan mencintai-

Nya dan sekali-kali tidak akan menyembah kecuali pada-Nya. Itulah

sebabnya, menurut kalangan sufi, kerinduan akan Tuhan itu sedikit terobati

dan hati menjadi tenang ketika seseorang berdoa dan merasakan keintiman

dengan Tuhan. Tak ada suasana batin yang paling tenang dan

membahagiakan kecuali perasaan intim dan rasa saling mencinta antara

sesama mukmin dan dengan Tuhan Sang Kekasih. Sebaliknya, perbuatan

maksiat adalah pengingkaran dari ikatan kasih Tuhan dan akibatnya nurani

Page 60: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

seseorang akan gelisah karena terganggunya ikatan kasih dengan Tuhan.

Situasi demikian ini disebut kufur, dekat sekali dengan kata cover dalam

bahasa Inggris. Yaitu tertutupnya jalur dan pancaran kasih Tuhan pada hati

hamba-Nya akibat manusia sendiri yang berpaling (Hidayat, 2006: 123).

Luka akibat kerinduan pada kenikmatan ruhani yang hilang bisa juga

terlupakan sejenak ketika manusia memperoleh kenikmatan fisik dan psikis

yang ditawarkan oleh kenikmatan duniawi. Tetapi, kata Freud pengalaman

hidup menunjukkan bahwa perjalanan seseorang selalu diiringi oleh

rangkaian kekecewaan akibat perpisahan dan kehilangan dari orang dan

objek yang paling dicintai. Dimulai dari masa kanak-kanak, sang bayi sudah

ditimpa kekecewaan akibat dipisah dari susuan sang ibu. Kekecewaan itu

disusul oleh serangkaian kekecewaan yang lain yang paling tragis adalah

ketika ditinggal mati oleh orang terdekat. Namun demikian, justru dengan

pengalaman pahit itu pribadi seseorang bisa tumbuh menjadi kuat dan akan

memperoleh makna hidup. Bahwa berbagai objek dan orang yang paling

dicintai suatu saat pasti akan sirna dan lepas. Kalau begitu, apa yang paling

bermakna dari semua yang kita miliki? (Hidayat, 2006: 124).

Dari sudut pandang agama semua yang dimiliki manusia hanyalah

berfungsi sebagai fasilitas instrumental untuk sesuatu yang lebih maknawi.

Dalam terminologi agama, yaitu kualitas iman yang kemudian

teraktualisasikan ke dalam amal saleh. Jadi ketika seseorang memiliki

semua fasilitas instrumental, sejak dari harta, jabatan, dan bahkan ilmu,

kalau tidak membuahkan amal kebajikan bagi sesama manusia sebagai

Page 61: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

aktualisasi rasa syukur dan pengabdian pada Tuhan, maka sesungguhnya

telah tertipu oleh pandangan hidup yang berskala pendek atau duniawi.

Dalam bahasa Arab, dunia artinya pendek dan rendah, sedangkan ukhrawi

artinya realitas yang berada di seberang yang melampaui batas-batas

kekinian dan kedisinian. Hal ini berkait erat dengan makna dan konsep pada

kualitas dan produktivitas seseorang dalam memanfaatkan fasilitas waktu,

bukan panjangnya usia, yaitu seberapa jauh seseorang memproduksi

kemakmuran. Jika kemakmuran itu bersifat imateri, semisal seni, ilmu

pengetahuan dan peradaban, maka dalam terminologi Islam produk itu

disebut 'umran. Sedangkan bangunan fisik sebagai simbol dan monumen

kemakmuran disebut imarah (Hidayat, 2006: 125).

Dengan begitu, panjang dan pendeknya umur seseorang akan diukur

oleh kualitas iman dan amal salehnya. Sekalipun orang telah meninggal jika

ia mewariskan ilmu dan amal yang berdaya guna secara langsung bagi

masyarakat yang ditinggalkan, maka orang itu masih berumur, masih hidup

amalnya atau populer disebut 'amal jariyah. Sebaliknya seseorang yang

merasa panjang usianya, banyak ilmu dan hartanya, tetapi jika tidak disertai

iman dan amal kebajikan untuk sesama, maka ia mengalami kebangkrutan

dalam umurnya. Visi dan ayunan langkah hidupnya yang tidak mampu

menembus alam ukhrawi, telah menempatkan dirinya terkurung oleh

tembok duniawi yang lingkupnya amat pendek dan sempit. Salah satu

bentuk kebangkrutan umur, ialah godaan oleh kenikmatan sesaat. Akan

tetapi mendatangkan penyesalan jangka panjang. Contoh yang paling riil

Page 62: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

dari bentuk kebangkrutan umur sehingga memalingkan diri dari uluran kasih

Tuhan adalah mereka yang mabuk harta dan kekuasaan sebagaimana anak

remaja yang mabuk harta (Hidayat, 2006: 126).

Dalam hidup ini tak ada orang yang tidak takut kehilangan. Bawah

sadar seseorang yang menyimpan rangkaian kenangan pahit masa lalu

menuntut kompensasi dan substitusi. Bagi sementara orang, bisa jadi

kompensasi itu diproyeksikan dalam limpahan materi, jabatan, kekuasaan,

dan popularitas. Ketika kesemuanya telah berada di tangan, terdapat

kekuatan bawah sadar yang memberikan dorongan untuk memeluknya erat-

erat karena kenangan pahit masa lalu yang tidak lagi disadari akibat

kehilangan obyek yang dicintai. Kekuatan bawah sadar itu bekerja sangat

efektif dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Ironisnya, kompensasi

kenikmatan duniawi yang diharapkan sebagai penawar neurosis (gangguan

jiwa) yang diderita dalam bawah sadarnya, kadang kala malah melipat-

gandakan neurosisnya. Orang yang dilanda perasaan takut kehilangan bisa

berperilaku aneh-aneh yang semuanya menunjukkan kepribadian yang tidak

matang dan jiwa yang tidak sehat. Bisa kalap, rakus, pelit, egois, dan

semacamnya (Hidayat, 2006: 126).

Bahkan sejarah mencatat, banyak tragedi sosial-politik yang

memakan banyak korban manusia dan harta semata karena ulah seseorang

atau kelompok yang takut kehilangan kekuasaan yang telah lama

dipeluknya. Namun ada juga fenomena lain, karena seseorang menyadari

benar betapa sempitnya usia manusia dan kesempatan berbuat baik, maka

Page 63: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

kesempatan yang ada dimanfaatkan secara optimal beramal saleh maupun

menebus dosa dan kesalahan masa lalu (Hidayat, 2006: 127).

3.2.3. Upaya Menyikapi Rasa Takut dari Kematian

Menurut Hidayat jangan mengira bahwa meninggal mendadak tanpa

sakit itu merupakan kematian paling baik dan menyenangkan. Hidayat

memberi contoh bahwa ia mempunyai seorang teman yang amat baik,

sukses dalam karir di kantor dan sukses dalam membina rumah tangga. Ke

mana pun dia pergi dan bertemu teman ataupun keluarga selalu saja mampu

menciptakan suasana menjadi hidup penuh gelak tawa. Hal itu ia temui dan

rasakan sendiri berulang kali. Menurut Hidayat orang itu tinggal di kawasan

elite Pondok Indah, Jakarta Selatan. Sekali-sekali rumahnya dijadikan

tempat diskusi keislaman, dihadiri oleh teman-teman sekantor serta tetangga

(Hidayat, 2006: 128).

Suatu hari menurut Hidayat bahwa ia memperoleh berita bahwa

teman tadi meninggal dengan mendadak di rumahnya, sementara anak dan

istrinya sedang bepergian. Semua keluarga sepakat bahwa sebelumnya tak

ada tanda-tanda dan isyarat sedikit pun kalau suami ataupun ayahnya akan

meninggal, mengingat badannya sehat, karirnya di kantor berjalan mulus,

dan hubungan sosial dengan teman-temannya juga sangat baik (Hidayat,

2006: 128).

Bagaimana respons keluarga yang ditinggalkan? Yang pertama

dirasakan istri adalah sebuah duka dan penyesalan yang amat berat. Dia

merasakan dan memandang suaminya amat baik, tetapi mengapa ketika

Page 64: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

pergi untuk selamanya tidak sempat melihat dan melepasnya, sedangkan

setiap pagi mau ke kantor saja istrinya selalu menyiapkan sarapan dan

kemudian melepaskan sampai halaman rumah. Itu sudah berjalan puluhan

tahun (Hidayat, 2006: 129).

Dalam pengakuannya, Hidayat belum sempat meminta maaf dan

menyampaikan terima kasih atas kebaikannya selama ini. Ia ingin sekali

membalas kebaikannya, paling tidak ketika sakit Hidayat ingin merawat dan

melayaninya. Tetapi semua itu hanya bayangan dan kesedihan yang

akhirnya didapatkan," tuturnya sambil terisak. Sepekan kemudian Hidayat

ketemu, biji matanya bagaikan hendak keluar karena tak sanggup menahan

duka dan tangis, bahkan air matanya pun telah kering. "Kalau tahu memang

sudah tiba ajalnya, saya ingin suami saya sakit dahulu barang sehari atau

tiga hari agar saya dan semua keluarga bisa berkumpul, saling memaafkan

dan mendoakan bersama," katanya (Hidayat, 2006: 129).

Demikianlah, singkat cerita sungguh tidak mudah bagi istri dan

keluarga tadi untuk menghilangkan duka akibat merasa tidak diberi

kesempatan untuk saling memaafkan, mendoakan dan membalas kebaikan

budinya sebelum berpisah untuk selamanya. Di sisi lain mungkin saja

keluarga merasa lega karena sang ayah atau suami meninggal dengan mulus

tanpa didahului penderitaan. Tetapi, ibarat seseorang mau bepergian, lebih

enak kenangannya kalau anggota keluarga diajak untuk ikut membuat

persiapan dan kemudian melepaskan. Bukankah peristiwa kematian tak

ubahnya seperti orang mau bepergian? Beberapa teman dekat dari almarhum

Page 65: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

bercerita kepada Hidayat, kondisi istri yang ditinggalkan sungguh sangat

mengundang iba. Sangat berat untuk mengembalikan kondisi jiwanya agar

merelakan suaminya yang telah meninggal karena yang tergores adalah

sebuah luka dan penyesalan, mengapa tidak diberi kesempatan untuk saling

maaf memaafkan dan mengurusnya ketika sakit menjelang wafatnya

(Hidayat, 2006: 129).

Di saat seseorang sakit dan sudah memiliki insting akan datangnya

kematian, Rasulullah mengajarkan agar dia senantiasa berprasangka baik

pada Tuhan. Apa pun yang terjadi, termasuk sakit yang dideritanya,

hendaknya disikapi sebagai anugerah Tuhan agar seseorang semakin

khusyuk dan benar-benar pasrah pada-Nya. Sakit menjelang kematian

adalah tali penghubung seseorang dengan Tuhan-Nya jika yang

bersangkutan senantiasa pasrah, berdoa, mohon ampun, dan selalu

bersangka baik pada-Nya. Rasulullah bersabda, jika seseorang sakit

menjelang kematian lalu dia mensikapinya dengan penuh kepasrahan dan

kesabaran, maka dosa-dosanya akan berguguran bagaikan seseorang yang

mandi sehingga kotoran yang melekat pada badan akan lepas. Doa yang

diajarkan pada kita adalah: Ya Allah, ringankanlah dan mudahkanlah urusan

kami di saat sakaratul maut, dan tolonglah kami untuk bisa mengakhiri

hidup dengan husnul-khatimah (akhir yang bagus) (Hidayat, 2006: 130).

Oleh karena itu, ajaran Islam melarang praktik mercy killing, yaitu

mengakhiri hidup dengan bunuh diri melalui obat akibat tidak tahan

menanggung penyakit yang menimpanya. Percaya atau tidak, beberapa

Page 66: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

orang yang pernah mengalami Near Death Experience atau mati suri

bercerita bahwa ruhnya sangat menderita di alam kubur. Alam kubur

menolak kehadirannya karena dianggap pendatang illegal, sementara pulang

kembali ke bumi tidak bisa karena telah dinyatakan mati, pintunya telah

tertutup (Hidayat, 2006: 131).

Menurut Hidayat dalam psikologi dikenal istilah insting kematian

(death instinct). Yaitu seseorang memiliki firasat akan datangnya kematian

dalam waktu dekat. Fenomena ini sering kali dijumpai dalam masyarakat.

Namun firasat ini biasanya baru disadari setelah kematian tiba. Banyak

ragam cerita dan kesaksian seputar firasat kematian ini yang bisa dihimpun.

Misalnya, belum lama ini menurut Hidayat dirinya mempunyai keponakan,

Muhtadin namanya, meninggal mendadak karena terkena sengatan listrik

waktu kerja bakti desa memotong bambu yang mengganggu kabel listrik.

Kematian yang begitu mendadak tentu saja membuat semua keluarga kaget

dan sangat berat menerima kenyataan itu (Hidayat, 2006: 132).

Belief it or not, percaya gak percaya, seminggu sebelum kejadian itu

perilaku dan ucapan Muhtadin sudah menunjukkan keanehan. Dia sudah

menyerahkan semua pekerjaan di kantornya, layaknya orang yang serah

terima jabatan. Juga kepada istrinya sudah berpesan andaikan anaknya

menjadi yatim, agar diasuh dengan baik-baik. Kepada keluarga dia

mengatakan dalam waktu dekat ini ingin pergi berjihad dan silaturahim

dengan sesama saudara dan teman-teman dekatnya. Ternyata tak lebih dari

sepuluh hari kemudian, Muhtadin menemui ajalnya dengan perantaraan

Page 67: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

tersengat listrik ketika kerja bakti desa. Apa yang dia kemukakan

sebelumnya ternyata jadi kenyataan. Keluarga kaget dan teringat akan

firasat yang sudah diceritakan sebelum meninggal (Hidayat, 2006: 133).

Ketika Hidayat bertanya pada ayah-ibunya, perlukah saya urus ke

PLN untuk ikut bertanggung jawab karena lengah tidak mematikan salah

satu aliran listriknya, keduanya menjawab: kematian itu sudah merupakan

ketentuan Allah. Terkena listrik itu hanya sekadar penyebab lahiriahnya

saja. Setiap orang mesti rida menerima takdir llahi, tak perlu menuntut siapa

pun agar almarhum tenang di akhirat. manusia mesti bersyukur, yang

dicabut hanya nyawanya, tetapi bukan imannya (Hidayat, 2006: 133).

Cerita semacam itu menurut Hidayat banyak beredar dalam

masyarakat. Ada orang yang sebelum meninggal telah mempersiapkan

segala keperluannya, bagaikan seseorang mau bepergian jauh ataupun mau

memiliki hajat besar. Utang-utangnya dilunasi, bersilaturahim minta maaf

pada teman-teman lamanya, membersihkan rumah dan halamannya karena,

katanya, akan ada tamu berdatangan. Ada lagi yang firasatnya berupa mimpi

berjumpa saudara-saudaranya yang telah meninggal (Hidayat, 2006: 133).

.Demikianlah, cerita nyata ini bisa diperpanjang karena masyarakat

banyak menyaksikan dan merekam seputar insting kematian dengan segala

ragam peristiwa yang aneh, dan semua itu baru disadari setelah seseorang

meninggal. Pertanyaan yang sering muncul, bagaimana manusia memahami

fenomena ini? Mengapa seseorang sering berperilaku aneh sebelum

Page 68: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

meninggal? Adakah itu tanda-tanda husnul-khatimah (akhir yang baik)

sebagai isyarat kebahagiaan akhirat telah menanti? (Hidayat, 2006: 134)..

Dalam sebuah riwayat disebutkan, orang yang saleh dan

memperoleh husnul-khatimah adalah mereka yang hati dan bibirnya selalu

berzikir mengingat Allah ketika sakaratul maut sampai datangnya malaikat

Izrail menjemput ruhnya. Tanda-tanda lain adalah wajahnya tampak tenang,

bagaikan seseorang tertidur, tidak menunjukkan rasa takut dan tertekan.

Bahkan sisa senyumnya terlihat di wajahnya, tanda saling sapa antara

dirinya dengan Izrail yang datang menjemput, bagaikan calon pengantin

wanita yang dijemput untuk dinikahkan dengan calon suaminya yang sudah

lama dirindukan (Hidayat, 2006: 134).

Cerita lain yang menarik direnungkan, seringkali terdapat

keterkaitan tempat dan penyebab kematian seseorang dengan doa yang

selalu dipanjatkan pada Allah di kala sehat dan jauh sebelum kematian tiba.

Misalnya, salah seorang dosen, Hafidz Dasuki, jauh-jauh sebelum ajal tiba,

kata istrinya, ingin sekali kalau meninggal disalatkan oleh para santri yang

banyak. Rupanya doanya terkabul, almarhum meninggal di Pesantren

Gontor Ponorogo yang sangat dicintai dan dibanggakan (Hidayat, 2006:

134).

Menurut Hidayat membahas soal ruh dan peristiwa kematian

memang banyak menyisakan misteri yang sulit diterangkan secara ilmiah.

Al-Quran memperingatkan, hakikat ruh itu urusan Allah, manusia hanya

mampu menangkap efek kehadirannya, tetapi bukan hakikatnya. Karena ruh

Page 69: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

tidak mati, dan ruh bukan benda materi, maka sangat mungkin ruh manusia

mampu berkomunikasi dengan makhluk yang serupa, yaitu malaikat. Hanya

saja kepekaan dan kemampuan berkomunikasi dengan malaikat ini tidak

dimiliki atau tidak terjadi pada semua orang, Namun sekedar bahan analisis

bisa memperhatikan fenomena anak kecil ataupun hewan yang belum atau

tidak dibebani oleh endapan emosi dan pikiran negatif, mereka mampu

melihat dan berkomunikasi dengan dunia lain, yang orang tua sulit

memahami (Hidayat, 2006: 135).

Coba saja amati perilaku hewan yang sering bermain di kuburan, ada

kalanya hewan itu lari ketakutan dan berteriak dengan bahasa mereka. Di

duga kuat hewan itu melihat dunia ruh yang menakutkan mereka. Sebagian

pekerja penggali kubur biasanya juga telah memiliki rekaman pengalaman

dan firasat kalau akan kedatangan calon mayat. Mereka memiliki tanda yang

beraneka ragam. Ada yang mendengar suara keranda memanggil-manggil,

ada burung-burung yang ramai berkicau di sekitar kuburan, dan sekian tanda

lain yang familiar dengan mereka. Tentu saja semua firasat dan insting tadi

tidak bisa dijadikan formula pasti, tetapi sekadar dugaan (Hidayat, 2006:

135).

Pada anak kecil ketajaman dan kemampuan jiwanya untuk

berkomunikasi dengan dunia gaib juga sering dijumpai. Misalnya, bayi yang

sering tersenyum dan tertawa gembira, seakan sedang bermain-main dengan

teman-temannya, padahal orangtua tidak melihat ada orang lain. Bahkan ada

anak yang asyik sendiri main di halaman rumah. Ketika ditanya oleh

Page 70: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

orangtuanya, katanya sedang bermain dengan teman-temannya yang sangat

baik. Cerita semacam ini juga sering ditemui dalam masyarakat. Orangtua

mengatakan, mereka sedang bermain dengan para malaikat (Hidayat, 2006:

136).

Kepekaan ruhani untuk berkomunikasi dengan malaikat semakin

tumpul ketika seseorang telah menginjak dewasa. Tetapi ada pribadi-pribadi

tertentu yang dianugerahi kemampuan berkomunikasi dengan penghuni

alam ruhani. Cerita yang paling sahih adalah ketika Rasulullah melakukan

isra dan mi'raj. Lalu ada pula orang-orang yang pernah mengalami Near

Death Experience atau mati suri yang kemudian bercerita melihat alam

kubur dan berjumpa dengan para arwah yang telah lebih dahulu

meninggalkan dunia. Dalam ajaran Islam kematian itu selalu diingatkan

setiap saat, terutama menjelang tidur. Jika hati senantiasa ingat Allah dan

ingat kematian sebagai jalan kedekatan pada-Nya, maka apa pun yang

dilakukan dan di mana pun berada, di setiap saat dan tempat sesungguhnya

manusia tengah menapaki batu bata menuju kematian. Bagaimana penyebab

kematian akan dipengaruhi doa dan pilihan jalur yang ditempuh manusia.

Maka berdoalah dan pesanlah pada Tuhan, jalan apa dan di mana untuk

bertemu Izrail, pasti Allah mendengarkan permohonan setiap hamba-Nya

(Hidayat, 2006: 136).

Menurut Hidayat yang sesungguhnya bermanfaat untuk direnungkan

dan diambil hikmahnya adalah berbagai isyarat yang terjadi ketika

seseorang menunaikan ibadah haji atau umrah. Begitu banyak peristiwa-

Page 71: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

peristiwa unik yang merupakan isyarat Allah, namun sering kali kita tidak

memahaminya. Misalnya saja, seorang teman yang kebetulan sedang

menjabat sebagai direktur sebuah bank pergi haji. Di sana, berulang kali ke

mana pun pergi selalu saja menginjak kotoran manusia. Anehnya lagi,

ketika membuka kopornya di kamar hotel ditemukan bau kotoran manusia.

Demikianlah, setelah pulang ke tanah air, tak lama kemudian yang

bersangkutan masuk tahanan karena terbukti korupsi. Dia tersadar, rupanya

sewaktu haji kotoran manusia itu isyarat dari Allah bahwa harta yang

dihimpun selama ini tidak halal, tetapi dia tidak segera bertobat

menyelesaikan semua urusannya sehingga ujungnya masuk tahanan

(Hidayat, 2006: 137).

Sekali lagi menurut Hidayat, sangat banyak berbagai isyarat

kehidupan yang nalar kita sering kali menganggap remeh, namun manusia

baru tersadar dan menyesal ketika semua telah berlalu dan kita tidak

mengambil hikmah yang terkandung (Hidayat, 2006: 137).

Page 72: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

BAB IV

ANALISIS KONSEP KOMARUDDIN HIDAYAT TENTANG MENGUBAH

RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DITINJAU DARI

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

4.1. Pandangan Komaruddin Hidayat tentang Rasa Takut terhadap

Kematian

Adanya peristiwa kematian pada sebagian orang dianggap sebagai

peristiwa yang menakutkan karena peristiwa tersebut belum pernah

dialaminya. Manusia masih bertanya-tanya, adakah kehidupan selanjutnya

lebih nyaman dibandingkan dengan saat di dunia ini. Pertanyaan ini yang

kerap memicu rasa cemas dan mencekam ketika terbayang dengan kematian.

Rasa cemas dan ketakutan ini dapat dijadikan masukan dalam

mengembangkan bimbingan dan konseling Islam oleh para konselor sehingga

dapat menjadi solusi terhadap problematika rasa takut terhadap kematian.

Menurut Hidayat, membahas soal kematian bisa menimbulkan sebuah

pemberontakan yang menyimpan kepedihan pada setiap jiwa manusia. Yaitu

kesadaran dan keyakinan bahwa mati pasti akan tiba dan punahlah semua yang

dicintai dan dinikmati dalam hidup ini. Kesadaran ini lalu memunculkan

sebuah protes berupa penolakan bahwa masing-masing kita tidak mau mati.

Setiap orang berusaha menghindari semua jalan yang mendekatkan ke pintu

kematian. Jiwa kita selalu mendambakan dan Pengantar Wacana

membayangkan keabadian. Pemberontakan dan penolakan akan kematian ini

Page 73: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

telah melahirkan dua mazhab psikologi kematian. Pertama, sebut saja mazhab

religius, yaitu mereka yang menjadikan agama sebagai rujukan bahwa

keabadian setelah mad itu ada dan untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi,

seseorang yang religius menjadikan kehidupan akhirat sebagai objek dan

target paling tinggi. Kehidupan dunia selayaknya dinikmati, tetapi bukan

tujuan akhir dari kehidupan. Apa pun yang dilakukan di dunia dimaksudkan

sebagai investasi kejayaan di akhirat (Hidayat, 2006: xvi).

Kedua, mazhab sekuler yang tidak peduli dan tidak yakin akan adanya

kehidupan setelah mati. Namun secara psikologis keduanya memiliki

kesamaan, yaitu spirit heroisme yang mendambakan keabadian hidup agar

dirinya selalu dikenang sepanjang masa. Untuk memenuhi keinginan ini,

setiap orang ingin menyumbangkan suatu yang besar dalam hidupnya,

minimal untuk keluarganya. Syukur-syukur pada bangsa dan dunia. Maka

setiap orang berusaha untuk meninggalkan warisan seperti halnya potret diri,

karya tulis, kuburan, dan ada yang membuat patung besar. Ini semua secara

psikologis menceritakan satu hal: bahwa setiap orang sesungguhnya menolak

kematian. Setiap orang ingin hidup abadi. Setiap orang ingin dikenang sebagai

pahlawan agar jiwanya tetap hidup.

Dalam pandangan mazhab religius, dorongan untuk hidup abadi ini

jika tidak disalurkan ke jalan yang benar, maka yang akan menguat adalah

sikap egoisme-nihilisme. Yang selalu dikejar adalah bagaimana memperoleh

self-glory yang berujung pada pesimisme dan tragedi. Disebut pesimisme dan

tragedi karena apa pun yang dikejar-kejar selama hidupnya akhirnya akan

Page 74: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

berakhir dengan kefanaan. Apa pun yang dibanggakan, sejak dari wajah

tampan, ilmu pengetahuan, harta, kedudukan, dan popularitas semuanya akan

lenyap dan berpisah selamanya ketika dipisahkan oleh maut. Oleh karena itu,

dorongan dan ambisi bawah sadar untuk menyangkal kematian bisa

melahirkan dua orientasi hidup yang berbeda. Bagi orang yang beriman,

keabadian hidup akan selalu dikaitkan dengan janji Tuhan akan balasan di

akhirat sehingga mendorong untuk selalu berbuat baik dan menjalani hidup

dengan optimis.

Sebaliknya menurut Hidayat, bagi yang mengingkari kehidupan akhirat

kenikmatan duniawi merupakan target puncak. Namun begitu, secara garis

besar, kelompok ini masih bisa dibedakan menjadi dua. Pertama, meskipun

tidak peduli dengan kehidupan akhirat mereka masih berusaha meninggalkan

nama baik agar dikenang sejarah. Banyak dermawan yang membangun

gedung-gedung untuk kepentingan sosial agar namanya tidak pernah mati.

Kedua, ada yang kemudian menjadi pemuja kehidupan hedonistis mumpung

masih hidup tanpa peduli dengan pengadilan dan penilaian sejarah (Hidayat,

2006: xvii).

Apabila memperhatikan pendapat Komaruddin Hidayat, maka

tampaknya konsep yang dikemukakannya dapat membantu pembacanya bukan

saja untuk memahami psikologi kematian, tetapi juga berbicara tentang sedikit

rahasianya, dan yang lebih penting lagi menuntut umat manusia menjemput

maut dengan hati yang tenang.

Page 75: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Takut menghadapi kematian, hanya lahir dari siapa yang tidak

mengetahui hakikat maut, atau tidak mengetahui ke mana ia akan pergi, atau

yang menduga bahwa ia akan punah dengan kematian, atau ia menduga bahwa

kematian mengakibatkan rasa sakit yang berbeda dengan rasa sakit yang

dikenal atau didengar bahkan dialami selama ini. Bisa jadi juga karena yang

bersangkutan sedih dan takut meninggalkan keluarganya atau menghadapi

siksa Allah.

Sebagian dari penyebab takut di atas tidak memiliki dasar. Maut, pada

hakikatnya serupa dengan tidur, ia nyaman, kecuali jika ada faktor lain yang

menyebabkan tidak nyaman. Arah yang dituju pun jelas. Kita kembali kepada

Allah, yang rahmat-Nya melimpah bahkan mengalahkan amarah-Nya.

Kematian tidak mengakibatkan kepunahan. Kematian hanya mengakibatkan

tidak berfungsinya organ-organ tubuh, tidak ubahnya seperti seorang tukang

yang tidak menggunakan alat-alat profesinya.

Takut mati karena kuatir menyangkut nasib keluarga, juga tidak perlu

terlalu dirisaukan. Sekian banyak anak yatim, setelah ditinggal ayah

bundanya, yang hidup sejahtera. Takut yang berkaitan dengan ini adalah takut

yang berada dalam wilayah "mungkin".

Yang merisaukan, dan yang wajar ditakuti adalah takut pada siksa

Allah setelah kematian, ketakutan yang terjadi menjelang kematian, karena

ketika itu sangat dikhawatirkan jangan sampai segala upaya untuk

menyingkirkan bahaya itu, tidak lagi dapat dilakukan, bukan karena pintu

taubat telah tertutup, tetapi belenggu kebiasaan durhaka telah menyita seluruh

Page 76: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

kesadaran untuk bertaubat. Itulah takut yang pada tempatnya. Semoga kita

terlindungi oleh-Nya.

Ada seorang sahabat Nabi yang sebelum masuk Islam ia hidup serba

berkecukupan. Setelah masuk Islam, dagangnya mengalami kerugian terus-

menerus. Maka yang disalahkan adalah Islamnya. Lalu datanglah ia kepada

Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, sudah hilang hartaku, sakit pula tubuhku."

Nabi menjawab, "Ti'dak ada baiknya seorang manusia yang tak pernah sakit

dan tak pernah hilang hartanya. Karena kalau Allah mencintai seorang hamba,

maka diberi-Nya ujian dan kesabaran menghadapinya." Kesabaran

menghadapi musibah itulah at-tamhish. Musibahnya datang dari Allah.

Selain taubat, yang datang dari kita dan dapat membersihkan dosa,

adalah perbuatan baik seperti bersedekah, mendatangkan kebahagiaan pada

orang lain, berkhidmat memenuhi keperluan manusia, melakukan berbagai

ibadah seperti haji, puasa, dan zikir.

Namun tidak semua dosa bisa dihapuskan dengan ibadah-ibadah di

atas. Malah yang paling malang, banyak ibadah terhapus karena dosa-dosa

yang dilakukan. Dosa-dosa yang menghapuskan ibadah adalah dosa-dosa

sosial. Misalnya, zikir itu bisa menghapus dosa, tetapi riya akan membatalkan

seluruh amal zikir itu. Menggerutu dan memaki-maki dapat menghapuskan

pahala sedekah (AI-Baqarah [2]: 264); berkata kotor, menyakiti hati, dan

berdusta menghapuskan ibadah haji (AI-Baqarah [2]: 197); mengeraskan suara

di depan Rasulullah Saw (atau ketika sabdanya disampaikan) menghapus

seluruh amal kita (AI-Hujurat [49]: 2). "Kedengkian menghapuskan amal

Page 77: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

seperti api menghabiskan kayu bakar". Menyakiti tetangga dengan lidah

menghapuskan pahala puasa dan shalat malam menurut beberapa hadis yang

kita kenal.

Ada orang yang ketika maut menjemputnya, masih banyak dosa-dosa

yang belum terhapus, baik oleh taubat maupun musibah. Umumnya orang

yang ahli maksiat itu sehat-sehat. Mereka tidak mendapat musibah.

Dagangnya untung terus. Kalau berbuat salah, pengadilan pun tak sanggup

menuntutnya. Musibah-musibah jarang menimpanya. Sakit yang

menghapuskan dosa, juga tak dialaminya. Haji pun jarang dilakukannya dan

seterusnya. Maka saat kembali, di pintu kerajaan Tuhan itu, seperti anak kecil

tadi, masih penuh kotoran dan debu. Pendeknya mereka membutuhkan proses

penyucian lagi. Maka kematian itu termasuk juga proses penyucian. Imam AI-

Hadi mengibaratkan kematian dengan kamar mandi. Saat menghadapi orang

yang takut kematian, ia berkata, "Apakah kamu enggan masuk ke kamar

mandi untuk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di tubuhmu?"

4.2. Kematian Harus Disikapi Secara Ideal Menurut Komaruddin Hidayat

Konsep Komaruddin Hidayat telah meruntuhkan bayang-bayang

kematian yang amat menakutkan itu. Ternyata, seperti dijelaskan Komaruddin

Hidayat ini, kematian adalah sesuatu yang indah. Menyelami lautan

hakikatnya hidup manusia semakin optimis.

Konsep Komaruddin Hidayat ini sejalan dengan keterangan para pakar,

di antaranya:

Page 78: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Menurut Syarif, 2002: 215-216) seandainya pikiran tentang kematian

dan kehidupan tidak menciptakan problem perilaku, psikologis, dan filosofis

apa pun pada seluruh makhluk hidup yang telah dikendalikan Allah, maka

kehidupan dan kematian memiliki sejumlah makna yang beragam bagi

manusia yang berakal, karena ia diberikan kebebasan untuk memilih; tidak

sebagaimana makhluk-makhluk lainnya.

Naluri manusia untuk mencintai kehidupan dan kekekalan serta

pemeliharaanya tidak jarang memunculkan penyakit takut mati pada manusia

yang berakal. Penyakit ini merupakan penyakit yang paling utama dan paling

sulit baginya. Berbagai aliran filsafat, psikologi, atau materialisme yang

mencoba menjelaskan makna kehidupan dan mengusahakan obat yang

menyembuhkan bagi penyakit takut mati dan semisalnya telah gagal dalam

menemukan penyelesaian yang memuaskan. Hanya Islam yang mampu

memberikan penyelesaian yang logis dan menyembuhkan bagi penyakit itu

melalui undang-undangnya, yaitu Al-Qur'an dan Hadis Nabi yang mulia.

Menurut Musa Asy'arie (2002: 240) dorongan munculnya kehidupan

asketik, didasarkan pada penghayatan atas adanya realitas kematian,

ketidakpastian kehidupan dan adanya pertanggungjawaban kehidupan sesudah

kematian di dunia ini. Pengalaman kehidupan seseorang selalu mengalami

pasang surut kegagalan dan kesuksesan silih berganti, banyak kejadian yang

dialami, bahkan dijalaninya dalam kehidupan ini, tanpa pernah ia

merencanakannya terlebih dahulu, sementara apa yang sudah dirancang dan

dicita-citakannya sejak kecil, bahkan tidak tercapai, gagal total.

Page 79: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Dalam kaitan ini, pengalaman iman mengajarkan tentang adanya

realitas perkasa yang penuh dengan kegaiban, yang sesungguhnya sangat

menentukan dalam kehidupan manusia. Hari-hari silih berganti tanpa dapat

diprediksi secara pasti, dan melalui kepasrahan total yang penuh dengan

landasan ketulusan hati, seringkali justru menghadirkan kekuatan dahsyat,

seakan-akan orang itu menyerap kekuatan perkasa yang penuh kegaiban,

sehingga oleh kesadaran imannya, membuat hidupnya tak pernah putus asa,

selalu berusaha, dan pada ujung-ujungnya ia kembali lagi kepada kepasrahan

total. Suatu ritme kehidupan yang penuh kesederhanaan yang cerdas.

Memang nampak sikap asketik tersebut, seperti berlawanan dengan

rasio, tetapi sesungguhnya sikap hidup asketik itu lahir dari penglihatan batin

yang sangat tajam, bersih dan bercahaya, sehingga semakin jelas cahaya

hakikat kehidupan itu terlihat, maka akan menjadi semakin tidak menariknya

kepentingan-kepentingan duniawi itu, apalagi, oleh dorongan-dorongan darah

daging tubuh yang sebentar saja akan hancur.

Akhirnya hanya iman yang bisa mengatasi berbagai kemelut dan

kompleksitasnya kehidupan ini, karena ilmu dan teknologi yang canggih

sekalipun tidak berdaya menghadapi kepentingan-kepentingan duniawi,

apalagi oleh kuatnya dorongan-dorongan daging darah tubuhnya. Bahkan

bukan hanya tidak berdaya saja, tetapi ilmu dan teknologi jatuh di bawah

kekuasaan kepentingan-kepentingan duniawi. Kegelisahan, keragu-raguan,

kecurigaan hanya akan hilang oleh iman. Iman sesungguhnya mengandung

elemen kecerdasan yang menghantarkan kemampuan intelek manusia

Page 80: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

memasuki wacana gaib, menyatu dalam spiritualitas Ilahi yang Maha Indah,

menakjubkan dan menawarkan kerinduan yang dalam, untuk bertemu kembali

dengan cahaya Ilahi.

Sesungguhnya perjalanan hidup asketik adalah perjalanan hijrah, yaitu

hijrah mental, dari sikap mental yang cenderung kepada wacana keduniaan

berpindah ke wacana keakhiratan, yang dijalaninya secara bersungguh-

sungguh, karena merupakan jalan lurus menuju kepada Allah yang

sesungguhnya. Al-Qur'an surat al-Anfal/8:74 mengatakan:

) :(Artinya: Dan orang-orang yang beriman, yang berhijrah, yang

bersungguh-sungguh pada jalan Allah, orang-orang yangmemberikan tempat perlindungan dan pertolongan, merelaiitulah orang-orang yang beriman dengan sebenarnya, merekamemperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (QS. al-Anfal/8:74) (Depaq RI, 1986: 265).

Iman yang cerdas dapat mengambil makna simbolik yang ditampilkan

oleh realitas gaib yang seringkali sangat membingungkan orang-orang yang

gelisah hatinya karena redupnya pancaran cahaya kecerdasan iman. Iman yang

cerdas dapat mengenali secara langsung dengan melompati analisis rasional

terhadap makna-makna simbolik dibalik suatu realitas multi dimensi yang

kelihatannya saling bertentangan. Al-Qur'an surat Ali Imran/3:7 mengatakan:

Page 81: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

) :(Artinya: Dialah yang menurunkan-'Kitab kepadamu, di antaranya ada

ayat-ayat yang terang maknanya, itulah induk Kitab, danyang lain tidak terang maknanya. Maka orang-orang yanghatinya cenderung kepada kesesatan, maka merekamengikuti ayat-ayat yang tidak terang maknanya untukmenimbulkan fitnah dan mencari-cari takwilnya, padahaltidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Danorang-orang yang mendalam ilmunya berkata: kami berimandengannya, semuanya itu dari sisi Tuhan kami, dan tidakdapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yangmempunyai kecerdasan hati (QS. Ali Imran: 7) (Depaq RI,1986: 75).

Jika pada saat kelahirannya, seseorang secara individual tidak berdaya

dan tidak dapat menentukan apa saja yang berkaitan dengan kelahirannya,

maka demikian pula yang terjadi dengan kematian yang sudah pasti terjadi itu,

seseorang secara individual tidak tahu di bumi mana akan mengalami

kematian, dan dengan cara bagaimana, ketika waktunya sudah tiba/ di

manapun kematian akan menjemputnya. Al-Qur'an QS. Luqman/31:34

mengatakan:

) :(Artinya: Sesungguhnya Allah di sisi-Nya ilmu kiamat, dan Dia

menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalamrahim, dan tidak ada seorang pun mengetahui apa yangdikerjakan besok dan tidak ada seorangpun mengetahui dibumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah MahaMengetahui dan Maha Teliti (QS. Luqman: 34) (Depaq RI,1986: 658).

Page 82: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

.

Dalam konsep filsafat Islam, rahasia kematian dan kehidupan ada di

tangan Tuhan, bukan di tangan manusia, manusia tidak lebih sekadar

menerima kenyataan keduanya tanpa persetujuannya terlebih dahulu, suka

atau tidak suka, terpaksa atau tidak terpaksa, menghidupkan dan mematikan

adalah bagian dari kehendak-Nya dan bagi manusia itu sebagai ujian untuk

berkarya lebih baik. Al-Qur'an QS. Mulk/67:1-2 mengatakan:

} {

) : -(Artinya: Maha suci yang di tangan-Nya semua kerajaan, dan Dia

Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakankematian dan kehidupan, untuk menguji kamu siapa yanglebih baik amal perbuatannya, dan Dia Maha Perkasa lagiMaha Pengampun. (QS. Mulk: 1-2) (Depaq RI, 1986: 955).

Sesungguhnya kehidupan dan kematian adalah pasangan-pasangan

tunggal yang tidak bisa saling meniadakan, seperti pasangan siang dan malam/

penderitaan dan kebahagiaan, kebenaran dan kesalahan, kesuksesan dan

kegagalan, dan bagi iman yang cerdas, dapat memahaminya sebagai

penampakan tanda-tanda kebesaran Ilahi yang harus disyukuri. Syukur

diwujudkan tidak dengan cara bersukaria menghadapi kesuksesan dan

kebahagiaan atau sebaliknya bersedih hati menghadapi kegagalan dan

penderitaan, tetapi pada upaya melakukan peningkatan kualitas batinnya untuk

menghadapi sesuatu yang akan datang yang mungkin lebih besar lagi. Al-

Qur'an QS. an-Naml/27:40 mengatakan:

Page 83: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

) :(Artinya: Berkata seorang yang baginya ilmu kitab; Aku akan

mendatangkan kepadamu sebelum matamu berkedip. Makatatkala Sulaiman melihatnya berada di hadapannya, diaberkata : Ini adalah karunia Tuhanku untuk mengujiku,apakah aku bersyukur atau ingkar, dan siapa yang bersyukurmaka untuk dirinya, dan siapa yang ingkar, makasesungguhnya Tuhanku Maha Kaya dan Maha Mulia (QS.an-Naml/27:40) (Depaq RI, 1986: 595).

Oleh karena itu, bagi iman yang cerdas, datangnya kematian tak

pernah lagi merisaukannya, karena melalui kematian ia akan naik kelas yang

lebih tinggi lagi, untuk memperoleh kehidupan lain yang lebih baik lagi,

kematian adalah terminal-terminal panjang menuju Tuhan, dan ia sudah

belajar menghadapinya berkali-kali dalam kehidupan kesehariannya di dunia,

melalui fenomena kematian-kematian kecil yang mulai meggerogoti satuan-

satuan anggota, tubuhnya, sejak mulai rontoknya rambut tanggalnya gigi,

kurangnya penglihatan dan pendengaran, yang dapat menumbuhkan wawasan

tajam batinnya untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik lagi.

Sehingga orang yang wawasan batinnya mengalami kebutaan, maka

sesungguhnya ia hidup dalam kematian, hidup dalam kegelapan.

Dalam kehidupan di dunia, ternyata banyak orang memikirkan tentang

kehidupan dan amat sedikit untuk memikirkan kematian. Mungkin karena

membicarakan mati, selalu tidak mengenakkan perasaan, bagaimana harus

Page 84: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

berpisah dan meninggalkan apa yang dicintainya, anak, istri dan kekayaan

yang dicintainya, apalagi kalau hidupnya enak, rasanya ia ingin hidup abadi.

Akan tetapi bagi orang yang hidupnya amat susah, seringkali terjerumus

dalam rasa putus asa, sehingga mati dianggapnya sebagai jalan terakhir untuk

melepaskan dan mengakhiri suatu penderitaan. Padahal kematian bukan akhir

dari segala-galanya, karena di balik kematian manusia akan dihidupkan

kembali untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya ketika ia

hidup di dunia, sebagai pengadilan yang dijamin keadilannya oleh Tuhan

sendiri, karena semua anggota tubuhnya akan menjadi saksinya.

Kekhawatiran atau rasa takut, hadir bagi siapa yang menduga atau

menantikan datangnya sesuatu yang buruk. Ini berarti takut menyangkut

sesuatu yang bakal datang. la boleh jadi sangat besar dan berbahaya, dan boleh

jadi kecil dan remeh. Bisa jadi juga hal tersebut merupakan keniscayaan, dan

bisa juga ia berpotensi untuk terjadi dan tidak terjadi, dalam arti ia berada

dalam wilayah "mungkin". Di sisi lain, penyebab terjadinya sesuatu yang

ditakuti, boleh jadi diri yang bersangkutan sendiri, boleh jadi juga pihak lain.

Semua hal yang ditakuti, yang sifatnya berpotensi "mungkin",

hendaknya tidak dipastikan terjadinya, sekaligus tidak perlu terlalu ditakuti.

Rasa takut hendaknya disesuaikan dengan kemungkinan serta kadar

ancamannya. Optimisme hendaknya selalu menghiasi jiwa manusia. Ini semua

jika penyebab yang ditakuti dari luar diri yang bersangkutan. Adapun bila

yang Anda takuti bersumber dari diri Anda sendiri, maka hendaknya sejak dini

penyebabnya dihindari. Selanjutnya, baik rasa takut yang bersumber dari diri

Page 85: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Anda maupun di luar Anda, maka Anda berkewajiban untuk berusaha sekuat

tenaga agar yang ditakuti itu tidak terjadi, dengan mengetahui tata cara

menghindarinya. Ada cara untuk menghindari jatuhnya apa yang ditakuti dari

Allah, yaitu dengan bertaubat dan mendekatkan diri kepada-Nya, dan ada juga

cara menghindari bila sumber yang ditakuti dari manusia.

Ketuaan, kelemahan dan kematian adalah keniscayaan. Anda tidak

perlu menakutinya. Kelemahan dan ketuaan merupakan konsekuensi dari

keinginan kita untuk bertahan lama di pentas bumi ini.

4.3.Upaya yang Harus Dilakukan untuk Menyikapi Rasa Takut dari

Kematian Menurut Komaruddin Hidayat Ditinjau dari Bimbingan dan

Konseling Islam

Bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu

agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga

dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Musnamar, 1992:

5). Menurut Adz-Dzaky (2002: 189) konseling dalam Islam adalah suatu

aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada individu

yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang

klien dapat mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya, keimanan

dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan

kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma

kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Rasulullah SAW.

Page 86: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Berdasarkan pengertian tersebut, bimbingan dan konseling Islam dapat

dijadikan salah satu upaya untuk menyikapi rasa takut dari kematian.

Takut menghadapi kematian, hanya lahir dari siapa yang tidak

mengetahui hakikat maut, atau tidak mengetahui ke mana ia akan pergi, atau

yang menduga bahwa ia akan punah dengan kematian, atau ia menduga bahwa

kematian mengakibatkan rasa sakit yang berbeda dengan rasa sakit yang

dikenal atau didengar bahkan dialami selama ini. Bisa jadi juga karena yang

bersangkutan sedih dan takut meninggalkan keluarganya atau menghadapi

siksa Allah (Shihab, 2002: 43).

Berdasarkan penjelasan tersebut, bimbingan dan konseling Islam

bermaksud agar manusia memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun

akhirat, hal ini sebagaimana dikemukakan Musnamar (1992: 5) konseling

Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari

kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup

selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditegaskan, konsep

Komaruddin Hidayat bermaksud agar manusia tidak merasa takut secara

berlebihan dalam menghadapi kematian. Apabila ditinjau dari bimbingan dan

konseling Islam bahwa bimbingan dan konseling Islam dapat memberi

bantuan kepada individu berupa nasihat agar individu yang bersangkutan

menerima suatu kenyataan bahwa kematian merupakan peristiwa yang pasti

terjadi dan manusia tak kuasa menolaknya. Bimbingan dan konseling Islam

Page 87: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

dapat menjelaskan pada individu bahwa agar tidak ada rasa takut menghadapi

kematian maka individu harus beribadah sebagai bekal di akhirat. Selain itu

harus sering bertobat, beramal kebaikan dan menghindari setiap maksiat.

Bantuan ini dapat menenangkan individu dan keyakinan bahwa kematian tidak

harus ditakuti.

Bimbingan dan konseling Islam dapat dijadikan salah satu upaya untuk

mengubah rasa takut terhadap kematian. Rasa takut dari kematian tidak lepas

dari kesalahan dan kekeliruan manusia dalam menghayati makna hidup, peran

dan fungsi hidup di dunia. Dari sini tampak rasa takut terhadap kematian

adalah sebagai akibat pelanggaran manusia terhadap petunjuk Allah Swt.

Berdasarkan penjelasan tersebut, bimbingan dan konseling Islam

bermaksud agar manusia memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun

akhirat, hal ini sebagaimana dikemukakan Musnamar (1992: 5) bimbingan dan

konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar

menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang

seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat

mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Melihat pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa adanya

peristiwa rasa ketakutan manusia terhadap kematian dapat dijadikan masukan

dalam mengembangkan bimbingan dan konseling Islam oleh para konselor

sehingga dapat menjadi solusi terhadap problematika kematian yang harus

dihadapi dan dialami.

Page 88: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Bimbingan dan konseling Islam dapat mengupayakan agar seseorang

tidak takut menghadapi kematian, karena itu upaya mengubah rasa takut

terhadap kematian adalah sesuai dengan tujuan dan fungsi bimbingan Islam,

yaitu

Secara garis besar atau secara umum tujuan bimbingan Islam itu dapat

dirumuskan sebagai membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Bimbingan sifatnya hanya merupakan bantuan, hal ini sudah diketahui

dari pengertian atau definisinya. Individu yang dimaksudkan di sini adalah

orang yang dibimbing atau diberi konseling, baik orang perorangan maupun

kelompok. Mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya berarti mewujudkan

diri sesuai dengan hakekatnya sebagai manusia untuk menjadi manusia yang

selaras perkembangan unsur dirinya dan pelaksanaan fungsi atau

kedudukannya sebagai makhluk Allah (makhluk religius), makhluk individu,

makhluk sosial, dan sebagai makhluk berbudaya.

Dalam perjalanan hidupnya, karena berbagai faktor, manusia bisa

seperti yang tidak dikehendaki. Dengan kata lain yang bersangkutan

berhadapan dengan masalah atau problem, yaitu menghadapi adanya

kesenjangan antara seharusnya (ideal) dengan yang senyatanya. Orang yang

menghadapi masalah, lebih-lebih jika berat, maka yang bersangkutan tidak

merasa bahagia. Bimbingan dan konseling Islam berusaha membantu individu

agar bisa hidup bahagia, bukan saja di dunia, melainkan juga di akhirat.

Page 89: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

Karena itu, tujuan akhir bimbingan dan konseling Islam adalah kebahagiaan di

dunia dan di akhirat.

Bimbingan berusaha membantu jangan sampai individu menghadapi

atau menemui masalah. Dengan kata lain membantu individu mencegah

timbulnya masalah bagi dirinya. Bantuan pencegahan masalah ini merupakan

salah satu fungsi bimbingan. Karena berbagai faktor, individu bisa juga

terpaksa menghadapi masalah dan kerap kali pula individu tidak mampu

memecahkan masalahnya sendiri, maka bimbingan berusaha membantu

memecahkan masalah yang dihadapinya itu. Bantuan pemecahan masalah ini

merupakan salah satu fungsi bimbingan juga, khususnya merupakan fungsi

konseling sebagai bagian sekaligus teknik bimbingan.(Musnamar, 1992: 33-

34)

Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan Islam

tersebut, dapatlah dirumuskan fungsi (kelompok tugas atau kegiatan sejenis)

dari bimbingan itu sebagai berikut:

1. Fungsi preventif; yakni membantu individu menjaga atau mencegah

timbulnya masalah bagi dirinya.

2. Fungsi kuratif atau korektif; yakni membantu individu memecahkan

masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.

3. Fungsi preservatif; yakni membantu individu menjaga agar situasi dan

kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik

(terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama (in state of good).

Page 90: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

4. Fungsi developmental atau pengembangan; yakni membantu individu

memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar

tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya

menjadi sebab munculnya masalah baginya (Rahim, 2001: 37-41).

Untuk mencapai tujuan seperti disebutkan di muka, dan sejalan

dengan fungsi-fungsi bimbingan Islam tersebut, maka bimbingan Islam

melakukan kegiatan yang dalam garis besarnya dapat disebutkan sebagai

berikut:

1. Membantu individu mengetahui, mengenal dan memahami keadaan

dirinya sesuai dengan hakekatnya, atau memahami kembali keadaan

dirinya, sebab dalam keadaan tertentu dapat terjadi individu tidak

mengenal atau tidak menyadari keadaan dirinya yang sebenarnya.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa bimbingan Islam mengingatkan

kembali individu akan fitrahnya.

):(Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepadaagama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telahmenciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak adaperubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Ar Rum,30: 30).

Fitrah Allah dimaksudkan bahwa manusia itu membawa fitrah

ketauhidan, yakni mengetahui Allah SWT Yang Maha Esa, mengakui

Page 91: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

dirinya sebagai ciptaan-Nya, yang harus tunduk dan patuh pada

ketentuan dan petunjuk-Nya. Manusia ciptaan Allah yang dibekali

berbagai hal dan kemampuan, termasuk naluri beragama tauhid (agama

Islam). Mengenal fitrah berarti sekaligus memahami dirinya yang

memiliki berbagai potensi dan kelemahan, memahami dirinya sebagai

makhluk Tuhan atau makhluk religius, makhluk individu, makhluk

sosial dan juga makhluk pengelola alam semesta atau makhluk

berbudaya. Dengan mengenal dirinya sendiri atau mengenal fitrahnya

itu individu akan lebih mudah mencegah timbulnya masalah,

memecahkan masalah, dan menjaga berbagai kemungkinan timbulnya

kembali masalah (Musnamar, 1992: 35).

2. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya,

segi-segi baik dan buruknya, kekuatan serta kelemahannya, sebagai

sesuatu yang memang telah ditetapkan Allah (nasib atau taqdir), tetapi

juga menyadari bahwa manusia diwajibkan untuk berikhtiar, kelemahan

yang ada pada dirinya bukan untuk terus menerus disesali, dan kekuatan

atau kelebihan bukan pula untuk membuatnya lupa diri (Rahim, 2001:

39). Dalam satu kalimat singkat dapatlah dikatakan sebagai membantu

individu tawakal atau berserah diri kepada Allah. Dengan tawakal atau

berserah diri kepada Allah berarti meyakini bahwa nasib baik buruk

dirinya itu ada hikmahnya yang bisa jadi manusia tidak tahu.

...

Page 92: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

):(

Artinya: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baikbagimu dan boleh jadi juga kamu menyukai sesuatu,padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S. Al Baqarah, 2 :216).

):(Artinya: (Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan

diri kepada Allah, sedangkan ia berbuat kebajikan, makabaginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) merekabersedih hati. (Q.S. Al Baqarah, 2 : 112).

):(

Artinya: Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yangdapat mengalahkanmu. Jika Allah membiarkanmu (tidakmemberi pertolongan), siapakah gerangan yang dapatmenolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena ituhendaklah kepada Allah sajalah orang-orang mukminbertawakkal. (Q.S. Ali lmran, 3 :160).

} {

) :-(Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh

sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah

Page 93: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal,yaitu yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya(Q..S. Al-Ankabut, 29: 58- 59).

3. Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang

dihadapi saat ini. Kerap kali masalah yang dihadapi individu tidak

dipahami si individu itu sendiri, atau individu tidak merasakan atau

tidak menyadari bahwa dirinya sedang menghadapi masalah, tertimpa

masalah. Bimbingan dan konseling Islam membantu individu

merumuskan masalah yang dihadapinya dan membantunya

mendiagnosis masalah yang sedang dihadapinya itu. Masalah bisa

timbul dari bermacam faktor. Bimbingan dan konseling Islam

membantu individu melihat faktor-faktor penyebab timbulnya masalah

tersebut.

} {):-(

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antaraisteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuhbagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, danjika kamu memaafkan dan tak memarahi sertamengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah MahaPengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnyahartamu, dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dandisisi Allah-lah pahala yang besar. (Q.S.At Tagabun,64:14-15).

Page 94: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

) :(

Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaankepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kudapilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulahkesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempatkembali yang baik (surga). (Q.S. Ali Imran, 3 :14).

) :(Artinya: Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang

berlebihan. (Q.S. Al-Fajr.89:20).

Sumber masalah demikian banyaknya antara lain disebutkan dalam

firman-firman Tuhan tersebut, yakni tidak selaras antara dunia dan akhirat,

antara kebutuhan keduniaan dengan mental spiritual (ukhrawi). Dengan

memahami keadaan yang dihadapi dan memahami sumber masalah,

individu akan dapat lebih mudah mengatasi masalahnya (Rahim, 2001: 41).

Dalam konteksnya dengan penerapan bimbingan Islam dalam upaya

dakwah mengubah rasa takut terhadap kematian bahwa bimbingan Islam

sifatnya hanya merupakan bantuan, hal ini sudah diketahui dari pengertian

atau definisinya. Berdasarkan hal itu maka bimbingan Islam mempunyai

fungsi preventif, kuratif atau korektif, preservatif dan developmental.

Fungsi preventif; yakni membantu individu menjaga atau mencegah

timbulnya masalah bagi dirinya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

konselor memberi nasihat atau petunjuk kepada konseli tentang peristiwa

kematian yang harus dihadapi dan tidak perlu takut. Bersamaan dengan itu

Page 95: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

bimbingan Islam memiliki fungsi kuratif atau korektif; yakni membantu

individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.

Masalah yang dipecahkan yaitu bisa saja berupa penerangan tentang

bagaimana agar aktivitas yang dilakukan konseli tidak menibimbulkan dosa,

maksiat dan pelanggaran terhadap ajaran Islam. Fungsi ini dapat membantu

individu menyadari akan kekeliruannya selama ini sehingga individu bisa

menginsyafi kesalahannya. Karena itu bimbingan Islam mempunyai fungsi

preservatif; yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang

semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan

kebaikan itu bertahan lama (in state of good).

Bimbingan yang telah diberikan menunjukkan fungsi developmental

atau pengembangan; yakni membantu individu memelihara dan

mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau

menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab

munculnya masalah baginya. Hal ini berarti individu yang sudah menyadari

arti pentingnya alam sesudah kematian akan mendorong untuk beramal

saleh.

Melihat pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa konsep

Komaruddin Hidayat dapat dijadikan masukan dalam mengembangkan

bimbingan dan konseling Islam oleh para konselor sehingga dapat menjadi

solusi terhadap problematika yang sedang dihadapi dan dialami para konseli

atau klien. Sehubungan dengan itu, menurut Adz-Dzaky (2002: 189) konseling

dalam Islam adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan

Page 96: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal

bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal

pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi

problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri

yang berparadigma kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Rasulullah SAW.

Ralph Linton (1978: 78) dalam bukunya The Study of Man menyatakan

bahwa "all man are born equal" (seluruh manusia dilahirkan dalam keadaan

sama) bersamaan dengan itu, manusia pasti mengalami kematian. Sesuatu hal

yang tidak bisa dihindari manusia adalah kematian. Berdasarkan hal itu maka

Imam al-Ghazali (1969: 230) dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menyatakan

bahwa kematian adalah sebuah proses pendahuluan dimana manusia harus

mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya. Bagi yang amalnya

baik tentu saja menjemput kematian merupakan sesuatu hal yang diterima

secara ikhlas, namun bagi manusia yang selalu berbuat dosa tanpa melakukan

tobat akan mengalami kesengsaraan yang sulit digambarkan dalam pandangan

duniawi.

Page 97: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab satu sampai dengan bab empat

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1. Pandangan Komaruddin Hidayat tentang rasa takut terhadap kematian

dapat ditegaskan bahwa apabila memperhatikan pendapat Komaruddin

Hidayat, maka tampaknya konsep yang dikemukakannya dapat

membantu pembacanya bukan saja untuk memahami psikologi

kematian, tetapi juga berbicara tentang sedikit rahasianya, dan yang

lebih penting lagi menuntut umat manusia menjemput maut dengan

hati yang tenang. Konsep Komaruddin Hidayat telah meruntuhkan

bayang-bayang kematian yang amat menakutkan itu. Ternyata, seperti

dijelaskan Komaruddin Hidayat ini, kematian adalah sesuatu yang

indah. Menyelami lautan hakikatnya hidup manusia semakin optimis.

5.1.2. Menurut Komaruddin Hidayat, kematian harus disikapi secara ideal.

Menurutnya bagi mereka yang hati, pikiran, dan perilakunya selalu

merasa terikat dan memperoleh bimbingan Tuhan, kematian sama

sekali tidak menakutkan karena dengan berakhirnya episode kehidupan

duniawi berarti seseorang setapak menjadi lebih dekat pada tuhan yang

selalu dicintai dan dirindukan. Sikap optimis menilai bahwa perjalanan

Page 98: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

manusia mencapai kesempurnaannya haruslah melalui pintu kematian.

Unggas (seperti ayam) tidak dapat meraih kesempurnaannya kecuali

dengan meninggalkan kulit telur yang menjadi tempatnya sebelum

menetas. Hidup duniawi adalah "kulit telur" manusia. Kematian adalah

tangga menuju keabadian, menuju hidup yang tanpa mati

5.1.3. Konsep Komaruddin Hidayat dapat dijadikan masukan dalam

mengembangkan bimbingan dan konseling Islam oleh para konselor

sehingga dapat menjadi solusi terhadap problematika yang sedang

dihadapi dan dialami para konseli atau klien. Sehubungan dengan itu,

menurut Adz-Dzaky (2002: 189) konseling dalam Islam adalah suatu

aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada

individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana

seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal

pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat

menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik

dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada Al-Qur'an dan

As-Sunnah Rasulullah SAW. Solusinya ditinjau dari fungsi bimbingan

yang bersifat preventif yaitu bimbingan dan konseling Islam

hendaknya dapat menjelaskan tentang apa arti hidup, dan hendak

kemana akhir kehidupan manusia. Selain itu perlu pula dijelaskan

tentang hakikat makna kematian yaitu bahwa setiap manusia pasti akan

mengalami kematian. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak bisa

ditolak. Atas dasar itu perlu bagi manusia mengadakan pembersihan

Page 99: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

diri dari semua dosa. Diosa yang dimaksud bisa kecil maupun dosa

besar, nmelalui pembersihan diri maka manusia tidak lagi ada rasa

takut dengan kematian.

5.2 Saran-saran

Dengan memperhatikan konsep Komaruddin Hidayat tentang problem

rasa takut terhadap kematian dan solusinya, maka hendaknya konsep

Komaruddin Hidayat dikaji dan dikembangkan lebih jauh karena relevan

dengan perkembangan manusia saat ini yang makin memerlukan bimbingan

rohani menuju tercapainya manusia sempurna agar dapat mengembangkan

potensi insaniahnya secara harmonis.

5.3 Penutup

Tiada puja dan puji yang patut dipersembahkan kecuali kepada Allah

Swt yang dengan karunia dan rahmat-Nya telah mendorong penulis hingga

dapat merampungkan tulisan yang sederhana ini. Dalam hubungan ini sangat

disadari sedalam-dalamnya bahwa tulisan ini dari segi metode apalagi

materinya jauh dari kata sempurna.

Page 100: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Adz-Dzaky, M. Hamdani Bakran. 2002. Konseling dan Psikoterapi IslamPenerapan Metode Sufistik, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani. 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah,Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Ghazali, Imam. 2000. 40 Prinsip Dasar Agama. Jakarta: Pustaka Amani.

Ali, Maulana Muhammad, 1977. Islamologi, (Dinul Islam), Jakarta: PT IchtiarBaru Van Hoeve.

Arifin, Bey. 1998. Hidup Sebelum Mati. Jakarta: Kinanda.

Arifin. 1978. Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama(di Sekolah dan Luar Sekolah), Jakarta: Bulan Bintang

-------. 1994. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Cet 5,Jakarta: PT.Golden Trayon Press.

-------. 2000. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Aksara

Arkoun, Mohammad, 1996. Rethinking Islam, Yogyakarta: LPMI bekerjasamadengan Pustaka Pelajar.

Asy'arie, Musa. 2002. Filsafat Islam Sunnah Nabi dalam Berpikir, Yogyakarta:LESFI.

Depdiknas, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Echols, John M. dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris Indonesia An English-Indonesia Dictionary, Jakarta: PT. Gramedia.

Faqih, Aunur Rahim. 2002. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta:UII Press.

Gazalba, Sidi. 1972. Maut Batas Kebudayaan dan Agama. Indonesia: Tintamas.

Handrianto, Budi. 2007. 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia, Jakarta: Hujjah Press,

Hidayat, Komaruddin. 2006. Psikologi Kematian Mengubah Ketakutan MenjadiOptimisme, Jakarta: Mizan Publika.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Page 101: PROBLEM RASA TAKUT TERHADAP KEMATIAN DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl...Artinya: Di mana pun kamu berada, niscaya maut akan menemui kamu sekalipun

-------. 1996. Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: PT Raja GravindoPersada.

Moelong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Musnamar, Thohari, (eds), 1992, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Bimbingandan Konseling Islami, Yogyakarta: UII Press.

Muthahhari, Murtadha. 1981. Keadilan Ilahi: Asas Pandangan Dunia Islam, Terj.Agus Efendi, Bandung: Mizan anggota IKAPI.

Natawidjaja, Rochman. 1972. Bimbingan Pendidikan dalam SekolahPembangunan. Semarang: IKIP Semarang.

Prayitno, Erman Amti, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PTRineka Cipta.

Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Memaknai Kematian. Jakarta: Pustaka Iman.

Shihab, Quraish. 2002. Menjemput Maut Bekal Perjalanan Menuju Allah Swt.Jakarta: Lentera Hati.

Syarif, Adnan. 2002. Psikologi Qurani, Bandung: Pustaka Hidayah.

Syukir, Asmuni, 1983, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: al Ikhlas

Usman, Ali. 1970. Manusia Menurut Islam Melalui Empat Alam, Bandung:DUA.R

Walgito, Bimo, 1989, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: AndiOffset

Willis, Sofyan. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: CVAlfabeta.

Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an. 1986. Al-Qur'an danTerjemahnya. Jakarta: Depaq RI.