12
PERTEMUAN ILMIAH NASIONAL Ke.9 lkatan [)nkter Eigi Anak lndnnesia - IlmLr Kedskteran Gigi Anak (The Eth Natinnal Scientific Meeting in lndtnesian Pediatric Dentist Assuciatiun - Fediatric Dentistry) PROCEEDING BOO!( t1r: l.'l- ^ ?/^\t ^-t'".-.r.' 7^ 9 '.'l--. {' .V i$, -.ff*.r>,.^ -.lld li o;,.}. f :6 e-$ m $ r| $ i.i l . 1 $$ ii $:i l ffi m€$,tM*irrt*g2o"-ro;+rqffdiir+-q t;r*t-= '$i};# IL8*.iv;.ojaLo.sVi..oj61^o.i.",i,ffilv6"jaLo.*ivd.o.r.?L.o.iv;.o^ ^{k^-r{*t SllZl{r-:lr.f ai .u ixw w W -.t3d * -41.,4 *t Jt- I ;,*i-,p '-l&i: ,*,ggi, o -ffi' IDGAI DIY . JATENG 2016 # F*itJI .{itsl r st'J ffrpA W N @ Gadjah Mada University Press .0.0, <, idgoi IEEE EEESHHEEHHFSHS*EHEHSHB IH[gilH3ilgXEXil$SB[THgHHHEX*BXSSXHBXXSEi,,*

PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

  • Upload
    vokhanh

  • View
    225

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

PERTEMUAN ILMIAH NASIONAL Ke.9lkatan [)nkter Eigi Anak lndnnesia - IlmLr Kedskteran Gigi Anak(The Eth Natinnal Scientific Meeting in lndtnesian Pediatric Dentist Assuciatiun - Fediatric Dentistry)

PROCEEDING BOO!(t1r:l.'l- ^ ?/^\t ^-t'".-.r.'7^ 9 '.'l--. {' .Vi$, -.ff*.r>,.^ -.lld

li o;,.}. f :6 e-$ m $ r| $ i.i l . 1 $$ ii $:i l

ffim€$,tM*irrt*g2o"-ro;+rqffdiir+-q t;r*t-= '$i};#IL8*.iv;.ojaLo.sVi..oj61^o.i.",i,ffilv6"jaLo.*ivd.o.r.?L.o.iv;.o^

^{k^-r{*tSllZl{r-:lr.f

ai

.u

ixw

w

W-.t3d

* -41.,4*tJt- I

;,*i-,p '-l&i: ,*,ggi, o -ffi'

IDGAI DIY . JATENG2016

#F*itJI

.{itsl rst'JffrpAW N

@ Gadjah Mada University Press

.0.0,<,

idgoi

IEEE EEESHHEEHHFSHS*EHEHSHB IH[gilH3ilgXEXil$SB[THgHHHEX*BXSSXHBXXSEi,,*

Page 2: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

i

iiiV

13

26

34

40

7.

I

PIN IKGA 9

DAFTAR ISI

Penelitian1. Metode Promotif dalam Membersihkan Gigi dan Mulut untuk Siswa Tunanetra

Menggunakan Decayed-Dental Study ModelGilang R. Sabdho Wening, drg., M.Kes, Mu'thyah Ardhani, drg., Sp.KGA

2. Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Naga Merah dan Buah Naga Putih Terhadap

Strepto c o ccus M utans (Kaj ian In Vitro)Sri Ramayanti,Al. Supartinah, Iwa Sutardjo Rus Sudarso

3. Pengaruh Keasaman Saliva dan Lama Perendaman Terhadap Kekerasan Restorasi

Semen Ionomer Kaca pada Gigi Desidui [Kajian Secara In Vitro)Maria Asri A, Putri Kusuma WM, dan Rinaldi BU

4. IUMLAH LIMFOSIT SETELAH APLIKASI GEL EKSTRAK KOLOSTRUM SAPI DAN BIJI

KELENGKENG PADA LUKA DI MUKOSA BIBIRTIKUSYunira Rosandita,Mega Moeharyono Puteri, Tania Saskianti

5. Daya Antimikroba Ekstrak Etanol Kulit Apel Manalagi Terhadap Porphyromonas

gingivalis Secara In VitroAmbar PuspitasariSiwipeni LR, Agustina Tribuana Sari

6. Dampak Karies Gigi yang Tidak Dirawat Terhadap Tumbuh Kembang Anak Sekolah

DasarBetadion Rizki Sinaredi, Gilang Rasuna Sabda Wening

Daya Anti Bakteri pada Glass lonomer Cement (GI), GI Modifikasi Silver Alloy dan GI

Modifikasi Resin Sebagai Bahan TumpatanParamita Rizl<y Prasanthi, Seno Pradopo,Sindy Cornelia Nelwan

Evaluasi Keberhasilan Tumpatan Klas I, II, III, dan IV dengandan Semen Ionomer Kaca KacaKaca (Penelitian pada AnakRSGM UMY)

Laelia Dwi Anggraini, Restia Rahmadani, Septi Handayani(peneliti)

Bahan Resin KompositUsia 0-14 Tahun pada

B.

+6

Page 3: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

1I

ti VI PIN IKGA 9

9. Angka Kejadian Karies dan Gingivitis pada Anak Sekolah Dasar Usia B-12 Tahun diKabupaten Maros Tahun 2014M. Harun Achmad, Ade Nurzaqiah Hanapi

................................53

10' Peningkatan Viabilitas Monosit oleh Biji Kopi Robusta Terhadap Streptococcusmutans (lncreasing The Viability Monocytes Robusta Coffee Beans on Streptococcusmutans)Roedy Budirahardjo

Laporan Kasus1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

RizqiAulio Kusumo Andini, Teguh BudiWibowo

2. Perawatan Erupsi Ektopik Gigi Molar Satu Permanen Mandibula Bilateral dengan

HumphreY ModifikasiStefani Pramudita, Heriandi Sutadi

3. Perawatan Fiksasi Essig Traumatik Iniury Gigi Anterior Bawah pada Anak Usia B

TahunF r ansiska, lw a Sutar di o

4. t"rrirtrir;;;;; Trauma dan Hiperplasia Gingiva pada Gigi Desidui Insisivus sentral

Maksila Anak Umur 2 Tahun

Olivia D Ariawan, lndraBramanti

64

69

75

.80

5. Keberhasilan Pendekatan Non Farmakologi

AutismeWitrianaLatifaWibisono, Enrita Dian Rahmadini

pada Perawatan Gigi Anak dengan

........85

perawatan Protrusif Maksila pada Riwayat Menghisap Ibu Jari dengan

LepasanWeIIy Anggarani, Sandy Christiono, Prima Agusmawanti

Orthodontik6.

90

Pendekatan Komprehensif pada Pasien Hereditary Gingival Fibromato sis

NanindaBerlianaPratidina, FritaFerlitashafriDiohan, willyantisoewondo, lra Komara

Koreksi Maloklusi Dentoskeletal Kelas II Menggun akan Button PulI Exercise dan Twin

BlockStephanie, lwan Ahmad

96

B.

9. Karakteristik Orofasial pada Sindroma Treacher Collins

LiIa Susanti, Maria Harli108

Page 4: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

PIN IKGA 9

Manajemen Transposisi Kaninus Rahang Atas dengan Perawatan orthodontikMenggunakan Teknik De-rotasi

Perawatan Gigi pada Anak Retardasi Mental dengan Kelainan Kelenjar ThyroidN ova Elvarani, Sy ariefHid ay alWilly antiS oew ondo, Syakrianisy ahrir

............................ 1 1B

12. Management of Maxillary Permanent Central Incisor Impaction Caused by OdontomaDiajeng A. Dewi Pardede, Heriandi Sutadi

L3. Teknik Marsupialisasi Sebagai Teknik yang Efektif Dalam Penanganan KistaDentigerus pada Anak-AnakArdianti Maartrina Dewi

14. Penanganan Perawatan Gigi pada Anak Cerebral PalsyTipe Mixed Spastic-AthetoidLusiana Beatrice, Rita Wulandari, Roosje Oewen, Willyanti Soewondo

l-5. Penatalaksanaan Epulis Fibromatosa pada Gingiva Interdental Incisivus SentralMaksila Gigi Sulung flaporan KasusJ

Ike Ratna Dewi, Dita Permatasari, Habibie Aldiaman

,...'..'.......,......',....... 1 3 9

16. Perawatan Interseptif Mesiodens Anak usia l-L rahun Menggunakan AlatOrthodonsia Cekat Sederhana 2 by 4Iminensia N.S, ElsSunarsihBudipramana, Teguh Budi Wibowo

.......'J.43

17. Perawatan Minimal Invasif pada Gigi Sulung: Laporan KasusAnggiani Dewi Rahmawati, Meirina Gartika

LB. Restorasi Sfrip Crown MenggunakanModifikasi Omega Loop pada Nursing MouthCaries; Laporan KasusMustika Pramidi, Yetty Herdiyati

19. Agenisi Anterior Rahang Atas pada Gigi Permanen dan penatalaksanaanya

Rianita Ramadhani, Teguh Budi Wibowo

20' Penatalaksanaan Gigi pada Pasien Anak Idiopathic-Thrombocytopenic Purpura-Laporan Kasus

Faizal Hasan, Meirina Gartika

21. Mouth Preparation pada Pende rita Tetralogy of Fallot yang akan Menjalani Bedah

IantungYoana, Eriska Riyanti, Syarief Hidayal Willyanti Soewondo

,,,,,.1,6722. The Two by Four Appliance: Treatment of Traumatically Ekstruded Maxillary Central

Incisivus Permanent Teeth (Case report)Prima Agusmawanti, Sandy Christiono, Welly Angarani

vll

10.

LL,

175

Page 5: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

vl11 PIN IKGA 9

Permanen Muda Akibat Trauma23.

24.

25.

Penatalaksanaan Subluksasi dan Kehilangan Gigi

Anak Usia B TahunDian Erlianda, Heriandi Sutadi

Penatalaksanaan Odontektomi Embedded Kaninus Bilateral dengan danTanpa Bone

Graftpada AnakBeryl Nugroho, Iwa Sutardjo, Rahardio

Penatalaksanaan Fraktur Ellis Kelas IV Gigi2l dengan Pasak Polyethylene Fibre

Reinforced Composite dan Restorasi Resin Komposit

Adita Gayatri, Heriandi Sutadi

181

187

t93

Telaah Pustaka1. Aversi Oral pada Pasien Gigi Anak

Arianne Dwimega

Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

RokokTri Putriany Agustin

2. il;ffi;,;;;;;;;;;;;; "'

205

3. Struktur Pembentukan Biofilm Gigi

Y ay ah I n ay ah, M e i r in aG a rtika

2tl4. Manajemen Perawatan Gigi dan Mulut pada Anak dengan Palsi Serebral

SekarPratiwi, Arlette Suzy Puspa Pertiwi

Interaksi Kimia antara Gigi dan Cairan Mulutllice Collins Wijay a, MeirinaGartika

..........21.8

5. Penanganan Terkini Gigi Avulsi pada Anak

Santi Wulansari, Yetty Herdiyati

Penilaian Resiko Karies Dini pada Anak Menggunakan Caries Management by Risk

Assessment

AnnisaRizkiAmalia, drg., Prof. HeriandiSutadi, drg. SpRGA(K), PhD.

224

......230

7.

236

B. Skor Flacc dan Nilai Alfa Amilase Saliva sebagai Penanda

F ar ag he aYum a s dhika, M ar g ar eth aS uh ar sini

......'.,,.'.,..,,..,'.2 42

g. Efek Sistemik Fluoride pada Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Tubuh Anak

Soegeng Wahluyo

Rasa Sakit

2+7

Page 6: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

PIN IKGA 9

10. Analisis Maturasi Tulang dengan Cervical Vertebrae dan Hand-Wrist sebagai

Panduan Rencana Perawatan Tumbuh Kembang Dentofasial

ZainalAriftn, S oeg engWahluyo, H eraw ati

11. Respon Denyut Nadi pada Anak dengan Kecemasan terhadap Perawatan Gigi

MeutiaDiendaCitrawuni, Ev a F auziah

12. Perawatan Terkini Trauma pada Gigi Immature untuk Mempertahankan Vitalistas

Pulpa

Jeffrey

13. lnfective Endocarditis in children : An update for Pediatric Dentist

Sri Ratna Laksmiastuti

1X

......255

..........260

265

..........272

L4. Biomarker Saliva MRNA Sebagai Pendeteksi Dini Keganasan Rongga Mulut

Reni Yulia Sari, Yetty Herdiyati

15. Pulpa Gigi Sulung Sebagai Sumber Stem Cell Untuk Perbaikan dan Regenerasi

faringan Gigi

Vinna Kurniawati. S

16. Terapi Antibiotik Berdasarkan Tumbuh Kembang pada Pasien Anak

Kurniagt, M eirina G artika

L7. Nano Silver Fluoride (NSF) Sebagai Bahan Pilihan Pencegahan Karies pada Anak

UIfa Yasmin, Yetti Herdiyati

LB. Crossbite Posterior Unilateral dengan Quadhelix pada Periode Geligi Campuran

IntanMaulani, Iwan Ahmad

278

284

297

300

..........306

19. Pemberian Chlorine Dioxide Untuk Mencegah Timbulnya Kembali Black Stain pada

AnakMaria Clarissa Eunike, Ike S. Indiarti

'"'r: "'" " "" """ "'"'

20. Peranan Yogurt Sebagai Antimikroba Pertahanan Karies pada Gigi Anak

Stevani Monika Halim, Yetti Herdiyati

21. Peran Virulensi Streptococcus mutans dalam Patogenesis KariesSecara MolekularTrieska Annisa, Meirina Gartika

311

317

...........324

Page 7: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

ll8 PIN IKGA9

PERAWATAN GIGI PADA ANAK RETARDASI MENTAL DENGAN KELAINANKELENJAR THYROID

(DENTAL TREATMENT IN CHILDREN WITH MENTAL RETARDATION ANI)THYROID DISEASE)

(Laporan Kasus)

Nova Elvaranil, Syarief Hidayat2,Willyanti Soewondo3, Syakriani syahrira

l,apeserta Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ilmu Kesehatan Gigi Anak Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Padjdjaran '''Staf Pengajr Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padj adj aran

Kontak: Nova Elvarani. Alamat: Jl. Sekeloa selatan no. 1 Bandung40132 (08161672900)

Email: [email protected], drgsyarief(Dyahoo.com, [email protected],[email protected]

AbstractBackrgoand: Mental retardation is a condition that child have below-average general

intellectual function, a lack of the skills necessary for daily living, and having a social adaptiott

distrurbance resulted from something interferes with normal brain development. A thyroid disease

is a medical condition impairing the function of the thyroid. It is an autoimmune condition- Thc

impairment that happennd o, pnrton with mental retardation caused disability condition, counted

on oral and dental treatment. Needs of oral and dental treatment on person with mental retardation

is not extremely dffirent from another dental treatment, buL generally that is a special

implementation of modification, such as dental health education. Aims: This case report aims to

diicover the condition of the teeth and mouth as well as its management of mental retardation and

thyroid disease. A 16 years old boy came to Special Care Dentistry Clinic (SCD) YPAC Bandung-

In the extra-oral examination general physical is good and have a growth delayed. In the intra-oralexamination was found glositis, delayed teeth eruption of primary and permanent, agenesis 12,

retained tooth 53, radix 16, superficial caries 26. Results: Treatments performed on this patient are

scaling maxillary and mandible, filling 26 andfluoride application. This treatment was done under

psychilogical approach and it obtains a good increase of oral health and hygiene. Conclusion:

Child with mental retardation and thyroid disease can be treated by psychological approach.

Keywords: mental retardation (MR), thyroid disease, oral health treatment, psychological

approach, delayed tooth eruption

AbstrakI-atar belakang: Retardasi mental (RM) adalah suatu kondisi dimana anak mengalami

fungsi intelektual dibawah rata-rata normal, dan kurang nya kemampuan dalam menialani hidtry

sehari-hari dan gangguan adaptasi sosial yang disebabkan oleh terganSSunya perkembangan otak

normal. Kelainan kelenjar thyrod adalah suatu ketidaksesuaian fungsi kelenjar thyrod yang

merupakan penyakit autoimun. Ketidaksesuaian yang terjadi pada RM meniadikan penderita RM

*u*iliki kondisi disabilitas termasuk dalam hal perawatan kesehatan ronq7a mulut. Kebutulwn

perawatan kesehatan rongga mulut pada anak RM tidak banyak berbeda dari perawatan annk-normal

lainnya, tetapi umumnya pelaksanaan perawatan anak RM membutuhkan pendekator

dengan modifikasi dnlam penanganan perawatan kesehatan rongga mulut. Tuiuan: Laporan lusus

ini iertujuan untuk mengetahui keondisi gigi dan mulut serta penatalaksaan kelainan anak dengut

RM d.an kelaiann kelenjar thyroid. Dilaporkan seorang anak laki-laki datang ke klinik Special Carc

Dentistry 6CD) YPAC Bandung. Pada pemeriksaan ekstraoral, keadaan umum pasien baik don

terdapat keterlambatan pertumbuhan.. Pada pemeriksaan intraoral terdapat glositia

keteriambatan erupsi gigi sulung dan gigi petmanen. agenesi gigi 12, persistensi gigi 5j, sisa alcm

gigi 16, karies superfisial gigi 26. Husil: Perawatan yang dilakuknn adalah skeling RA dan RB,

Page 8: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

r03Stephanie; Koreksi Maloklusi Dentoskeletal Kelas Ii Menggunakan Button Pull Exercise

pencapaian hubungan skeletal kelas I dengan hubungan molar kelas I, dan perbaikan lengkungglgl. Kesimpulan: Kasus maloklusi dentoskeletol kelas II divisi I yang disertai dengan hipotonusbibir pada usia anak dapat dirawat dengan terapi myffingsional menggunakan button pullexercise, terapi orthopedik menggunaknn twin block, dan terapi orthodontik cekat.

Kata kunci: maloklusi dentoskeletal kelas II divisi l, interseptif orthodonti, hipotonus, button pullexercise, twin block.

PENDAHULUAN

Maloklusi adalah keadaan gigi yangtidak harmonis, secara estetik mempengaruhipenampilan seseorang, dan mengganggukeseimbangan fungsi, baik fungsipengunyahan maupun bicara.t'Z Maloklusidapat disebabkan baik oleh faktor hereditermaupun faktor lingkungan, atau olehgabungan kedua faktor tersebut.r'2 Perawatanortodonti dilakukan untuk memperbaikimaloklusi yang mengganggu kesehatan,psikologis, atau dental, efisiensi fungsional,keseimbangan struktural, dan keharmonisanestetis.l'3

Ortodonti interseptif adalah proseduryang dilakukan setelah maloklusi terbentukyang bertujuan mencegah berkembangnyamaloklusi menjadi lebih parah.r'2 Semakinawal maloklusi diketahui sedangberkembang, dan semakin awal dilakukanprosedur perawatan ortodonti sederhana yangdapat menanganinya, maka akan dapatmengurangi atau menghilangkan kebutuhanperawatan di masa mendatang yang lebihmahal dan rumit.1'2'3

Maloklusi dentoskeletal kelas IIsering terjadi pada anak-anak dan dapatdidiagnosa dini.1'2 Maloklusi ini dapat berupahubungan maksila terhadap kranium prognatidan mandibula normal, hubungan maksilaterhadap kranium normal dan mandibularetrognati, serta kombinasi keduanya.''3 Salahsatu alat yang sering digunakan pada kasusmaloklusi kelas II dentoskeletal adalah twinblock.aj Maloklusi dentoskeletal kelas II inisering diikuti oleh kondisi bibir yang sifatnyahipotonus.6'' Otot bibir hipotonus dapatdilatih dengan terapi myofungsional,misalnya dengan button pull exercise.6'7

Twin block merupakan alat ortopedikyang bisa menghambat pertumbuhan maksilake anterior dan merangsang pertumbuhanmandibula ke anterior.a'5 Perawatan ortopedikdengan twin block bertujuan untuk

memperbaiki hubungan skeletal danfungsional (pola aktivitas sistem ototorofasial) sehingga dapat digunakan untukmerawat suafu maloklusi akibatketidakseimb angan skeletal dan fungsional. a'5

Button pull exercise merupakan alatyang digunakan untuk terapi myofungsionalpada kasus hipotonus otot bibir.6'7 Button pullexercise menggunakan kancing dengandiameter 1,5 inch dan lubang di bagiantengah diberi benang.6'7 Pasien dimintamenempatkan kancing dalam mulut, dibelakang bibir, dan menarik benang sambilmenahan kancing menggunakan tekananbibir.6'7

KASUS

Seorang anak perempuan usia 10tahun datang ke Departemen IlmuKedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Gigi danMulut (RSGM) Universitas Padjadjarandengan keluhan geligi depan rahangatas yangtampak maju disertai dengan profil mukacembung. Pasien dan orang tuanya ingin gigianak ini dirapikan.

Operator melakukan pemeriksaanekstraoral, pemeriksaan intraoral,pemeriksaan radiografis, dan analisis modelpada pasien ini. Pemeriksaan ekstraoral padapasien ini menunjukkan tipe mukamesofasial, simetris, prohl muka cembung,bibir hipotonus, relasi bibir inkompeten, dantidak ada kelainan TMJ. Postur pasienmenunjukkan posisi kepala tegak, simetris,dan seimbang; posisi bahu simetris danseimbang; dan postur tubuh tegak dansimetris.

Pemeriksaan intraoral pada pasien inimenunjukkan tidak adanya karies, tidakadanya tambalan, adanya diastema pada regioanterior rahang atas dan bawah, gingivitispada regio anterior rahang atas dan bawah,gigi 13,23,33, dan gigi 43 yang sedangerupsi. Kebersihan mulut sedang, ginggiva

Page 9: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

104

oedem regio anterior, frenullum labii tidakada kelainan, lidah tidak ada kelainan,palatum normal, tonsil Tl-T1, garis mediantidak bergeser. Overbite 4 mm, overjet 5,5mm, tidak ada crossbite, diastema di anteriorrahang atas dan bawah, kurva spee normal,erupsi gigi normal, jumlah gigi24, penutupanmandibula tidak ada kelainan, tidak ada

impaksi. Etiologi malokJusi adalahketidaksesuaian panjang lengkung rahangdengan panjang lengkung gigi, kebiasaanburuk terdahulu menghisap jari dan

menggigit bibir bawah, dan faktor herediter.Foto rontgen panoramik

menunjukkan bentuk kondilus normal,simetris, tinggi kondilus kanan dan kiriseimbang, sinus maksilaris tidak adakelainan, rongga septum nasalis tidak adakelainan. Analisis sefalometri menunjukkanhubungan skeletal kelas II (ANB 9) akibatdari maksila yang mengalami prognati (SNA850), mandibula yang mengalami retrusi(SNB 76). Komponen dental menunjukkanadanyas proklinasi gigi-gigi invisivus maksiladan mandibula. Sudut interinsisal mengalamiprotrusi sebesar 1010. Berdasarkankeseluruhan analisis Steiner, analisis Down,analisis Wits pada foto sefalometrididapatkan diagnosa kelainan kelas II skeletaldengan prognati rahang atas dan retrognatirahang bawah, serta dental rahang atas

protusi.

Gambar 1. Pemeriksaan Rontgenologis(Panoramik dan Sefalometri)

Pada analisis model didapatkanoverbite 4 mm, overjet 5,5 mm, tidak adacrossbite, diastema rahang atas 0,5 mm danrahang bawah 1,5 mm, tidak ada pergeserangaris median. Relasi molar kanan dan kirikelas 11, relasi kaninus kanan dan kiri belumdapat ditentukan (karena gigi kaninus belumerupsi sempurna). Dilalcukan analisis modelpemeriksaan sagital dan transversaldidapatkan malposisi giginya. Kemudiandilakukan Analisis Moyers dan didapatkan

PiN IKGA 9

hasil adanya kelebihan ruang untuk gigi 13,

14,15 sebesar 2,7 mm, kelebihan ruang untukgigi 23, 24, 25 sebesar 2,'7 mm, kelebihanruang untuk gigi 33,34, 35 sebesar 6,1 mm,dan kelebihan ruang untuk gigi 43, 44, 45

sebesar 4,6 mm. Analisis Tanaka Johnstonuntuk kasus ini didapatkan hasil adanyakelebihan ruang untuk gigi 13, 14,15 sebesar

2,75 mm, kelebihan ruang untuk gigi 23,24,25 sebesar 2,75 mm, kelebihan ruang untukgigi 33, 34, 35 sebesar 6,75 mm, dan

kelebihan ruang untuk gigi 43,44,45 sebesar

5,25 mm.Keseluruhan analisa yalg telah

dilakukan, mengarahkan pada diagnosamaloklusi dentoskeletal kelas II diserlaidengan protrusi gigi anterior, hipotonus ototbibir, diastema gigi anterior rahang atas dan

bawah, dan profil muka cembung.

PENATALAKSANAAN KASUSRencana perawatan untuk pasien ini

terbagi dalam 3 tahap, yaitu tahap

myofungsional, tahap ortopedik, dan tahap

ortodontik. Tahap myofungsional yang

digunakan adalah button pull exercise untukmemperbaiki otot bibir yang hipotonus dan

relasi bibir yang inkompeten. Tahaportopedik dengan pemakaian alat twin blockuntuk memodifikasi pertumbuhan rahang,

memperbaiki relasi oklusi rahang atas

terhadap rahang bawah menjadi relasi kelas I,dan mengurangi overjet dan overbite. Tahaportodontik dengan alat ortodontik cekat untukmengkoreksi malposisi geligi yang terjadipada rahang atas dan bawah.

Desain button pull exercisemenggunakan kancing dengan diameter 1,5

inch dan lubang di bagian tengah diberibenang. Pasien diminta menempatkankancing dalam mulut, di belakang bibir dan

menarik benang sambil menahan kancingmenggunakan tekanan bibir. Pasien

diinstruksikan untuk melakukan latihan iniminimal selama 15 menit tiap hari. Otot bibirdiperiksa setiap kali pasien datang kontr ol 2-4minggu sekali. Terapi menggunakan buttonpull exercise ini dilakukan sampai otot bibirmenjadi normal.

Page 10: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

*

Stephanie: Koreksi Maloklusi Dentoskeletal Kelas Ii Menggunakan Button Pull Exercise

ffi

105

Gambar 2. Alal untuk Button Pull Exercise;

Pasien Melakukan Button Pull.

Desain twin block yang digunakan adalahstandar twin blok dari Clark yang terdiri daridua komponen bite block al<rilik maksila danmandibula. Bite block maksila dan mandibulaberkontak pada bagian mesial molarpernanen pertama dalam posisi 700 terhadapbidang oklusal ketika mandibula diposisikanke depan. Retensi diperoleh denganmenggunakan adam clasp yang ditempatkanpada gigi molar pertama dan ball clasp yangditempatkan pada interproksimal gi gi anteriorpada bite block maksila, serta menggunakanball clasp ditempatkan pada mesial gigimolar pertama dan pada interproksimal gigianterior pada bit e blo ck mandibula.

Setelah insersi twin block, pasiendiinstruksikan untuk tetap menggunakan alattwin block sepanjang hari terutama padawaktu makan dan tidur, dan alat dapat dilepasketika menggosok gigi maupun ketika pasiensedang berolahraga seperti berenang. Pasienkontrol setiap 2 minggu sekali dan dilakukanpengurangan dataran oklusal bite blockmaksila sebesar 2 mm setiap kontrol hinggatercapai overbite normal. Setelah dataranoklusal bite block maksila habis dikurangi,dilanjutkan dengan pengurangan dataranoklusal bite block mandibula hingga tercapaioverjet yang norrnal. Tahap perawatan aktifselesai ketika overjet telah terkoreksi,kemudian dilanjutkan ke tahap perawatansupportif selama 3 bulan untuk mencapaiinterdigitasi gigi posterior yang baik.

Gambar 3. Alat Twin Block yang Digunakan

Twin block digunakan pasien selama4 bulan. Relasi rahang atas dan bawahterkoreksi, overjet berkurang dari 5,5 mmmenjadi 1,5 mm dan overbite berkurang dari4 mm menjadi 2 mm dalam. Gigi molarmandibula mengalami pergerakan ke mesialdan relasi molar menjadi kelas I. Gambaranprofil wajah juga mengalami perbaikan.

Setelah relasi oklusi rahang atasterhadap rahang bawah menjadi relasi kelas I,dan overjet dan overbite berkurang menjadinormal, dilakukan terapi tahap ortodontikdengan alat orlodontik cekat untukmengoreksi malposisi geligi yang terjadi padarahang atas dan bawah.

Gambar 4. Oklusi Sebelum Perawatan; OklusiSewaktu Insersi Twin Block Pertama kali; OklusiSetelah 4 Bulan Perawatan; Oklusi Saat

Penggunaan Ortodonti Cekat

PEMBAHASAN

Maloklusi sering terjadi pada masatumbuh kembang anak-anak dan dapatdidiagnosa sejak dini. Ortodonti interseptifdilakukan untuk mencegah berkembangnyamaloklusi menjadi lebih parah, mengurangiatau menghilangkan kebutuhan perawatan dimasa mendatang yang lebih mahal dan rumit.

Page 11: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

r06

Terapi ortodonti interseptif dengan alalmyofungsional, ortopedik, ataupun dengan

alat ortodontik cekat pada periode tumbuhkembang anak bertujuan untuk meningkatkanhubungan fungsional dari struktur dentofasialdengan cara mengeliminasi faktorperkembangan yang kurang baik serta

meningkatkan keadaan otot di sekitar area

oklusi yang sedang berkembang. Denganmengubah posisi gigi dan jaringan

pendukung, maka pola fungsional yang barudapat tercapai dan dapat mendukung posisibaru secara seimbang.2'o'8

Meningkatkan keadaan otot di sekitararea oklusi yaflg sedang berkembang,bertujuan untuk meningkatkan hubunganfungsional dari struktur dentofasial dan dapat

mendukung posisi baru secara seimbang.

Terapi olot orbicularis oris yang hipotonusdan inkompeten dilakukan dengan tug of waratau dengan button pull exercise.5'6''

Tindakan memposisikan mandibulake depan pada kasus maloklusi skeletal kelasI1 dengan mandibula retrognati yang terjadipada anak dalam tahap percepatan

pertumbuhan (growth spurt), dipercaya dapat

menambah pertumbuhan mandibula. Alattwin block untuk perawatan maloklulsi kelasII divisi 1 menghasilkan teknik yang dapatmemaksimalkan respon pertumbuhan untukprotrusi mandibula secara fungsionalmenggunakan sistem alat yang sederhana,

nyaman, estetis, dan diterima pasien.8'10'12

Pemakaian alat twin block disarartkanselama 24 jam setiap hari dengan

memanfaatkan semua daya fungsionalmaksimal yang diteruskan pada gigi,termasuk daya pengunyahan. Bite block atas

dan bawah berpaut pada sudut 70' saatpenutupan penuh. Hal ini menyebabkanposisi mandibula ke depan dalam posisi edge

to edge terhadap anterior atas, sehinggamenyebabkan pasien dapat nyamanmempertahankan posisi oklusi penuh. Dalamperawatan maloklusi skeletal kelas II divisi l,bidang inklinasi diposisikan lebih mesial darimolar perlama atas dan bawah dengan biteblock bagian atas meliputi molar atas dan

premolar kedua atau molar sulung, dan biteblock bawah meluas lebih ke mesial daripremolar kedua atau regio molar sulung.o't''o

Dalam laporan kasus, diagnosapasien adalah maloklusi dentoskeletal kelas II

PIN IKGA 9

dengan protrusi gigi anterior, hipotonus ototbibir, diastema gigi anterior rahang atas dan

bawah, dan profil muka cembung. Terapiuntuk pasien ini dilakukan dalam 3 tahap.

Hipotonus otot bibir dilatih dengan buttonpull exercise (terapi myofungsional).Hubungan skeletal dan fungsional diperbaikidengan rwin block (alat ortopedik). Alatortodonti cekat untuk memperbaiki malposisigigi.

Pasien melakukan latihan otot bibirdengan button pull exercise menggunakankancing dengan diameter 1,5 inch dan lubang

di bagian tengah diberi benang. Pasien

diminta menempatkan kancing dalam mulut,di belakang bibir dan menarik benang sambilmenahan kancing menggunakan tekanan

bibir. Latihan ini dilakukan untukmemperbaiki otot bibir yang hipotonus dan

relasi bibir yang inkompeten.Penggunaan twin block pada pasien

dalam laporan kasus ini, dimana usia pasien

termasuk dalam tahap percePatan

pertumbuhan (growth spurt), diharapkandapat efektif untuk menghambatpertumbuhan maksila ke anterior dan

merangsang pertumbuhan mandibula ke

anterior. Setelah tahap aktif penggtnaan twinblock, terapi pasien dilanjutkan dengan tahap

dukungan untuk mencapai interdigitasi gigi-gigi posterior yang baik. Pada lahapdukungan maka akan tercapai posisi

mandibula yang stabil serta perbaikan profiljaringan lunak.

Setelah tahap aktif dan tahap

dukungan twin block selesai, selanjutnyadilanjutkan dengan menggunakan alatortodontik cekat untuk memperbaikimalposisi yang terjadi pada gigi-gigi anteriormaksila dan mandibula.

KESIMPULAN

Maloklusi dentoskeletal kelas Ildengan otot bibir yang hipotonus banyakdijumpai pada masa tumbuh kembang anak-

anak dan dapat didiagnosa sejak dini. Terapiuntuk maloklusi ini dapat dilakukan dengan

ortodonti interseptif dengan alatmyofungsional, ortopedik, ataupun dengan

alat ortodontik cekat pada periode tumbuhkembang anak. Perawatan kasus ini dilakukandengan terapi myofungsional dengan button

Page 12: PROCEEDING - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/files/publikasi/2016/rpm_20160811004519_2440.pdf · Laporan Kasus 1. Penatalaksanaan Trauma Ellis Klas 4 Gigi2l pada Anak Usia 9 Tahun

107Stephanie: Koreksi Maloklusi Dentoskeletal Kelas Ii Menggunakan Button Pull Exercise

pull exercise,lerapi ortopedik twin block, danterapi akhir dengan alat ortodonti cekat.Penggunaan button pull exercise bertujuanuntuk meningkatkan keadaan otot orbicularisoris di sekitar area oklusi yang sedangberkembang, sehingga meningkatkanhubungan fungsional dari struktur dentofasialdan dapat mendukung posisi baru secaraseimbang. Hasilnya adalah otot orbicularisoris yang normal dan relasi bibir yangkompeten. Penggunaan twin block bertujuanuntuk meningkatkan hubungan fungsionaldari struktur dentofasial dengan mengubahposisi gigi dan jaringan pendukung, danmenghasilkan perbaikan relasi hubunganrahang atas dan bawah, pengurangan overjetdan overbite, relasi molar kelas I, danperbaikan profil wajah. Ortodonti cekatdilakukan untuk memperbaiki malposisi gigi.Keseluruhan pemeriksaan pasien, analisa,rencana perawatan, desain alat, dan hasilperawatan telah dijelaskan dalam laporankasus ini.

DAFTAR PUSTAKA

19. Proffit, W.R. dan H.W Fields.Contemporary Orthodontics. 4th Edition.Mosby lnc., St. Louis; 2000. p. 397 -400, 506.

20. Moyers, R.E. Handbook of Orthodontics.4th Edition. London: Year Book MedicalPublishers, Inc.; 1988. p. 191, 535,539 -543.

21. Rakosi, T., I. Jonas, dan T.M. Graber.Color Atlas of Dental Medicine:Orthodontic * Diagnosis. New York:Thieme Medical Publishers Inc.; 1993. p.49.

22. Clark, W.J. Twin Block FunctionalTherapy-Applications in DentofacialOrthopaedics. 2nd ed. St Louis: Mosby;2002. p.3-4

23. Clark W.J. Twin Block Technique: AFunctional Orthopedic ApplianceSystem. Am J Orthod DendofacialOrthop. 1998; 93: 1-18

24. Mason, R.M. A Retrospective andProspective View of OrofacialMyology. International Journal ofOrofacial Myology. 2008;34: 5-14.

25. Moeller, Joy. The Critical MissingElement to Complete Care: Where

Orthodontics and OrofacialMyofunctional Therapy Meet. DentalTribune- The World's Dental Newspaper-U.S. Esition.2008; 3(37): la

26. Suchita, Tarvade., et al. Skeletal andDentoalveolar Changes seen in Class IIDiv 1 Malocclusion Cases keated withTwin Block Appliance * A CephalometricStudy. IOSR Joumal of Dental andMedical Sciences. 2014; l3(1): 5-9.

27. Yinaya,5., et al. Two Phase OrthodonticTreatment: A Case Report. IJSS CaseReports and Reviews.2014; 1:264A.

28. Al-Anezi. Class II malocclusiontreatment using combined Twin Blockand fixed orthodonticappliance -A casereport. The Saudi Dental Journal. 2011;23:43-51.

29. Dinesh, M.R., Dharma R.M., danPrashanth, Amamath. Twin Block: ACompliant Class-II Corrector. Joumal ofDental science and Research. 2011; 2:88-92.

30. Mills, C.M., dan McCulloch K.J.Treatment effects of the Twin Blockappliance: a cephaometric study. Am JOrthod Dentofacial Orthop. 1998; 114:t5-24.