Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ii
PROCEEDING INTERNATIONAL SCIENTIFIC SEMINAR ON SPORT AND SPORTSCIENCES
The Role and Contribution of Sport and Sportscience in Enchancing A Better Quality of Life
Dr. Norlena Salamuddin Dr. Mohd Taib Harun Prof. Dr.Sayuti Syahara, MS, AIFO Dr. Syahrial B, M.Pd Drs. Arsil, M.Pd Drs. Syafrizar, M.Pd
Hak Cipta@ 2013 pada Penulis
Tidak dibenarkan menerbitkan ulang bagian atau keseluruhan isi buku ini
dalam bentuk apapun sebelum mendapat persetujuan dari penerbit.
ISBN: 978-602-98603-9-9
855 Hal, 1 (satu) Jilid
Percetakan : Sukabina Layout : Sari Jumiatti Sampul : Jafril Type Setting : Roma Irawan & Anton Komaini Text Type : Arial, Times New Roman Font Size : 10pt,12pt, 16pt
Hak Cipta dilindungi Undang-undang No. 19 Tahun 2002
Isi diluar tanggung jawab Penerbit dan Percetakan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas perkenan-Nya telah
dapat menyusun Prosiding Seminar Internasional dengan tema “The Role
and Contribution of Sport and Sportscience in Enchancing a Better
Quality of Life”.
Seminar Internasional ini merupakan bagian dari kontribusi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang yang
bekerjasama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia untuk melakukan
diseminasi dan mengkomunikasikan serta bertukar fikiran mengenai topik-
topik terbaru dari olahraga dan ilmu keolahragaan dan untuk selanjutnya
mencari jalan keluar terbaik dari masalah-masalah yang aktual melalui
pendekatan inter-disipliener.
Untuk itu, kami menghaturkan terima kasih kepada Universiti
Kebangsaan Malaysia (UKM) yang sudah dapat melakukan kerjasama
dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang (UNP),
dalam hal ide pelaksanaan kegiatan seminar ini, pemerintah provinsi
Sumatera Barat, pemerintah kabupaten/kota se-Sumatera Barat, DPRD
provinsi Sumatera Barat, pimpinan Universitas Negeri Padang, pimpinan
Universiti Kebangsaan Malaysia, pimpinan Fakultas Ilmu Keolahragaan
UNP, Bank Nagari Cabang UNP, para penyaji makalah, dan peserta
seminar. Semoga amal baik Bapak/Ibu memperoleh balasan baik yang
berlipat ganda dari Allah SWT.
Padang, September 2013
Dekan FIK UNP,
Drs. Arsil,M.Pd
NIP. 19600317 198602 1 002
ii
KATA SAMBUTAN
KETUA PANITIA PELAKSANA
Walaupun bukan segala-galanya, kebermanfaatan olahraga tidak
hanya dapat difahami dan dirasakan secara teoretik semata tetapi harus
dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan yang nyata. Bagaimanapun juga
kajian-kajian secara teoretik masih diperlukan untuk hal-hal yang dapat
diterima, secara rasional sehingga olahraga dapat diterima tidak saja
secara empirik tetapi juga secara teoretik.
Perkembangan dunia yang begitu sangat pesat, memaksa kita
mempersiapkan sumber daya yang memiliki daya saing yang tidak saja
secara local tetapi juga harus bersifat universal. Era Globalisasi dan
persaingan pasar bebas, telah menjadi ancaman dan sekaligus tantangan
untuk bisa bersaing dengan bangsa-bangsa di belahan dunia lainnya.
Seluruh aspek kehidupan akan terkena imbasnya tidak terkecuali dalam
aspek pendidikan mulai dari tingkat pendidikan paling rendah sampai ke
tingkat yang paling tinggi.
Seiring dengan perkembangan dunia saat ini, perkembangan
olahraga sangatlah pesat. Perkembangan ini diiringi dengan bermunculan
issue dan pengetahuan di bidang olahraga. Informasi-informasi yang
aktual seputar olahraga bermunculan. Diharapkan forum seminar ini
mampu memberikan wadah untuk dapat mengkomunikasikan serta
bertukar fikiran mengenai topik-olahraga dan ilmu keolahragaan dan untuk
selanjutnya mencari pemecahan masalah.
Perguruan Tinggi khususnya Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang (FIK UNP), juga ikut bertanggungjawab dan
terjun langsung dalam rangka mempersiapkan SDM di atas melalui
penyiapan generasi menghadapi issue-issue yang muncul dalam dunia
olahraga. Sehingga out come yang dihasilkan bisa disejajarkan dan
memiliki daya saing yang handal dalam menjawab tantangan era
globalisasi dan persaingan pasar bebas.
Untuk tujuan itulah, FIK UNP melakukan perintisan awal melalui
kegiatan seminar internasional yang bertemakan “The Role and
Contribution of Sport and Sportscience in Enchancing a Better
Quality of Life”. Tujuan Seminar adalah untuk mengkomunikasikan dan
bertukar pengalaman topik-topik terbaru dari olahraga dan ilmu
keolahragaan dan mencari jalan keluar terbaik untuk masalah-masalah
yang aktual melalui pendekaan interdisipliner .
iii
Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 12 dan 13 September 2013.
Seminar ini bertempat di Pangeran Beach Hotel Kota Padang Provinsi
Sumatera Barat. Sebagai Ketua Pelaksana kegiatan ini, saya ingin
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada FIK UNP
Padang, serta kepada Universiti Kebangsaan Malaysia dan semua
anggota panitia yang telah berupaya sekuat tenaga, menyisihkan waktu
dan tenaganya dalam rangka mensukseskan acara ini. Terima kasih atas
kerjasama dan komitmennya.
Terakhir saya menyampaikan rasa terima kasih yang paling dalam
khususnya kepada para pembicara kunci yaitu Dr. Ir. Roy Suryo, Menteri
Pemuda dan Olahraga, Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram Rektor UNP Padang,
Prof. Dr. Hemut Digel Universitas Tubingen, Prof. Dr. Jackueline D.
Goodway, OHIO State University USA, Dr. Mohd. Taib Harun, Universiti
Kebangsaan Malaysia, Dr. Michael Koh, Republic Polytechnic Singapore,
Dr. Norlena Salamuddin, Universiti Kebangsaan Malaysia, Prof. Dr. Joko
Pekik Irianto, Deputi Peningkatan Olahraga Prestasi Kemenpora, Dr. Ian
Harris Sujae, Republic Polytechnic Singapore, Robert Jhon Ballard
Australian Strength and Conditioning Assosiation dan khususnya kepada
para pembicara kunci yang datang dari luar negeri, saya berharap
semoga selama keberadaan di kota Padang, memperoleh pengalaman
yang baik dan menyenangkan dan diiringi doa semoga selamat kembali
pulang menuju rumah dan keluarga masing-masing Semoga hasil
seminar ini akan membawa pencerahan bagi kita semua, bagaimana
upaya yang harus dilakukan oleh Perguruan Tinggi khususnya FIK UNP
Padang dalam membentuk manusia Indonesia yang berdaya saing tidak
saja secara local tetapi juga internasional.
Semoga amal baik Bapak/Ibu memperoleh balasan baik yang berlipat
ganda dari Allah SWT.
Ketua Pelaksana,
Prof. Dr. Sayuti Syahara, M.S., AIFO
iv
KATA PENGANTAR EDITOR
Pertama dan yang paling utama, kami panjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT, atas petunjuk dan karunia-Nya, sehingga Prosiding
Seminar Internasional Olahraga dan Ilmu Keolahragaan dengan tema
“The Role and Contribution of Sport and Sport Science in
Enchancing a Better Quality of Life” yang akan dilaksanakan pada
tanggal 12 s/d 13 September 2013 dapat diselesaikan dan diterbitkan.
Seminar tersebut terselenggara berkat kerjasama antara
Universitas Negeri Padang dengan Universiti Kebangsaan Malaysia yang
mengundang keynote speaker sebanyak 8 (delapan) orang yang berasal
dari Jerman, Amerika, Australia, Malaysia, Singapura dan Indonesia serta
didukung oleh 62 makalah teknis yang disampaikan dalam sidang paralel.
Di dalam prosiding ini berisi 4 makalah keynote speaker dan hasil karya
tulis ilmiah lainnya yang berasal dari berbagai institusi yaitu; 1) University
of Tübingen, 2) The Ohio State University, 3) Universiti Kebangsaan
Malaysia, 4) Universitas Padjadjaran, 5) Universitas Negeri Medan, 6)
Universitas Negeri Jakarta, 7) Universitas Negeri Padang, 8) Universitas
Negeri Manado, 9) Universitas Pendidikan Indonesia, 10) Universitas
Negeri Yogyakarta, 11) Universitas Negeri Semarang, 12) Universitas
Cendrawasih, 13) Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 14)
Universitas Bina Darma Palembang, 15) KONI Provinsi Sumatera Barat,
16) KONI DKI, 17) Sekolah Dasar Negeri 7 Keliat Ogan Ilir Palembang.
Prosiding ini telah melalui proses editing oleh dewan editor/penilai
karya tulis ilmiah serta dilengkapi dengan diskusi dan tanya jawab pada
saat seminar berlangsung. Semoga penerbitan prosiding ini dapat
memberi manfaat dan dapat dijadikan acuan dalam pengembangan
penelitian yang terkait dengan perkembangan dunia keolahragaan. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyelesaian penyusunan prosiding ini dan mohon
maaf atas ketidaksempurnaan dalam penerbitan prosiding ini.
Editor
1. Dr. Norlena Salamuddin
2. Dr. Mohd Taib Harun
3. Prof.Dr.Sayuti Syahara, MS, AIFO
4. Dr. Syahrial B, M.Pd
5. Drs. Arsil, M.Pd
6. Drs. Syafrizar, M.Pd
v
JADWAL KEGIATAN SEMINAR INTERNATIONAL
PADANG, 12 - 13 SEPTEMBER 2013
HARI/ TANGGAL
WAKTU KEGIATAN KETERANGAN PENANGGUNG
JAWAB
HARI KE 1
Kamis, 12 September
2013
08.00 - 09.00
PENDAFTARAN/REGISTRASI Seksi Acara
PEMBUKAAN/PERESMIAN
Seksi Acara
Laporan Ketua Panitia Prof. Dr. Sayuti Syahara, MS.,AIFO
Sambutan Prof. Dr. Phil. Yanuar Kiram (Rektor UNP)
Sambutan Prof. Dr. Irwan Prayitno, M,Sc (Gubernur Sumbar
Sambutan dan Pembukaan Seminar Dr. Ir. Roy Suryo (Menpora)
10.00 - 10.30 ISTIRAHAT/ TEA BREACK
10.30 - 12.30
PLENARI I/ PLENO I
1. Prof. Dr. Helmut Digel Universitat Tubingan - Germany
Ruri Famelia
2. Prof. Dr. Jackie Goodway OHIO State University - USA
3. Prof. Dr. Joko Pekik Irianto, M.Kes.,AIFO
Deputi Peningkatan Olahraga Prestasi Kemenpora - INA
4. Dr. Michael Koh Republic Polytecnic Singapore
12.30 - 14.00 ISTIRAHAT/ LUNCH BREAK
vi
14.00 - 17.00
PARALLEL SESSION I :
RUANG 1. Physical Education Bafirman
RUANG 2. Physical Education Khairuddin
RUANG 3. Psychologi Wilda Welis
RUANG 4. Psychologi Umar
17.00 - Selesai ISTIRAHAT/MINUM PETANG
HARI KE 2
Jum'at, 13 september 2013
09.00 - 11.30
PARALLEL SESSION II :
RUANG 1. Management Bafirman
RUANG 2. Physical Education Khairuddin
RUANG 3. Psychologi & Recreation Sport Wilda Welis
RUANG 4. Training Theory Umar
12.00 - 14.00 ISTIRAHAT / LUNCH BREAK
14.00 - 16.00
PLENARI II/ PELNO II
1. Dr. Taib Harun Universitas Kebangsaan Malaysia
Rina Ambarwati 2. Mr. Robert John Ballard Australian Strenght Conditioning Assoconiation
3. Dr. Noerlena Salamuddin Universitas Kebangsaan Malaysia
4. Prof. Dr. A. Purba, MS.,AIFO Universitas Padjajaran
16.00 - Selesai PENUTUPAN
xv
DAFTAR ISI Hal
Kata Pengantar Dekan i
Kata Pengantar Ketua Pelaksana ii
Kata Pengantar Editor iv
Jadwal Seminar v
Daftar Isi vii
Daftar Judul Makalah
Ambrosius Purba Universitas
Padjadjaran, Indonesia
Optimization Of The Physical Fitness In Community ―Prevention and Treatment of The Degenerative Disease and Obesity Through Exercise by Applying Exercise Phisiology‖
1
Agung Sunarno, R. Saifullah D. Sihombing
Medan State University
The Role Of Venue Management In Successful Of Sporting Events
20
Ahmad Ja‘ais Bin Muhammad, Tajul Arifin Muhamad
Universiti Kebangsaan Malaysia
Faktor-Faktor Mempengaruhi Gaya Hidup Aktif di Arena Futsal
25
Alex Aldha Yudi, Moch. Asmawi
Padang State University, Jakarta State University
Sistem Energi dan Tuntutan Kondisi Fisik Dalam Permainan Sepakbola
33
Alnedral Padang State University
The Effects Of Teaching Method And Students‟ Interest On Students‟ Achievement In Volleyball (An Experimental Study)
45
Alprodit Galatang Manado State University
Short Interval Running Exercise Did Not Increased Of Sgot-Sgpt Level In Male Student Of The Faculty Of Sports Sciences, Manado State University
58
xvi
Anton Komaini Padang State University
Studi Tentang Kepribadian Atlet Pencak Silat Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu
65
Atradinal Padang State University
Peran Pengetahuan Manajemen dalam Pencapaian Kinerja Organisasi Olahraga
78
Bafirman Padang State University
Influence Of Teacher Professionalism Of Sports Physical Education And Health In The Formation Of Students‘ Character
87
Bambang Abduljabar
Indonesia University of Education
The Needs Of Changing In Paradigm Of Teaching Physical Education And Sport At Schools
95
Beltasar Tarigan Indonesia University of Education
Dampak Bersepeda Kesekolah Terhadap Kebugaran Jasmani Dan Kesehatan Siswa
113
Dewi Endriani, Indah Verawati, Andarias Ginting
Medan State University
Pengembangan Model Pendidikan Jasmani Untuk Membentuk Karakter Siswa SD di Kota Medan
122
Dian Budiana Indonesia University of Education
The Influence of Self Regulated and Traditional Learning Model On The Development of Students‘ Cognitive Process and Sport Enjoyment in Basketball Learning Process
137
Dimyati Yogyakarta State University
Initiated Efforts To Develop Sport Psychology To Build Indonesian Performance Sport
148
Donie Padang State University
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pelatih
158
Eka Fitri Novita Sari
Jakarta State University
Parenting and Fundamental Movement Skills
179
Emral Padang State University
Konsep Dasar Latihan Kondisi Fisik Dalam Olahraga
188
xvii
Erizal N Padang State University
Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Komando dan Pendekatan Melalui Tugas TerhadapKemampuan Motorik Siswa Sekolah Dasar
200
Fahd Mukhtarsyaf , Achmad Sofyan Hanif
Jakarta State University
Evaluation Program Of Development Circle For Basketball In West Sumatra (Study Chase On Pelatda Basketball Team In 2003)
212
Fajar Apollo Sinaga
State University of Medan
Effect of virgin coconut oil on hematological parameters, malondialdehyde level and endurance performance in rat induced by maximal xviihysical activity
226
Gusril Padang State University
Gross Motor Of Pupils In The Kindergarten And Development
239
Hary Muhardi Syaflin
SD Negeri 7 Lubuk Keliat OganIlir, Palembang
The Influence Of Exercise Method And Motoric Ability On The Skill In Playing Sepaktakraw Of The Students Majoring In Sport Education In Binadarma University Palembang
249
Hasmadi bin Ghaza, Mohd Taib bin Harun
Universiti Kebangsaan Malaysia
Aktiviti Perkhemahan Program Pendidkan Luar : Implikasi Terhadap Elemen Kesepaduan Dalam Kalangan Pelajar-Pelajar UMT
267
Hastria Effendi Padang State University
Kontribusi Aktivitas Fisik Terhadap Kesegaran Jasmani Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Sungai Penuh Kota Sungai Penuh Tahun Pelajaran 2009-2010
289
Helmut Digel University of Tübingen, Jerman
Perspectives of Sport in A Global World
295
xviii
Hidayat Humaid Jakarta State University
The Effect of Arms‟ Strength, Draw Length and Archery Techniques toward FITA ArcheryRecurve Achievement (Survey inAthletes National Archery Championship 2010)
308
Iis Marwan Universitas Siliwangi Pembelajaran Jurus Tunggal Pencak Silat dengan Metode Computer Based Training (CBT)
322
Ika Novitaria Marani
Jakarta State University
Relationship Of Interpersonal Communication And Motivation On Sport Performance
336
Ishak Aziz Padang State University
Penilaian Keterampilan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Melalui Pengamatan
346
Jaffry Zakaria, Mohd Taib Harun, Norlena Salamuddin
Universiti Kebangsaan Malaysia
Natural Resources Diversity: Recreational Activities Attraction In Tanjung Malim, Perak, Malaysia
359
Johansyah Lubis, Slamet Sukriadi
Jakarta State University
Anticipation The Penalty Kick 365
Jonni Siahaan Universitas Cenderawasih (UNCEN) Papua
Table Tennis Strokes Skill Development Of Students Through Learning Method, Feedback And Agility (An Experimetal Study)
376
Khaeroni Jakarta State University
Long Service Exercise Comparison Between Immediateand Delayed Feedback On The Success Long-Services At Badminton Mental Retardationathletes(Soina) Dki Jakarta
389
Khairuddin Padang State University
Differences Influence Learning Model Modified and Conventional Games for Middle School Students Physical Fitness Junior high school Padang
399
xix
Leonardo Lubis, Nani M. Yazid
Universitas Padjadjaran
Physical Exercise Affect
Brain Weight And Spatial
Memory Of Wistar Rats
412
Lokman bin Yahaya, Mohd Taib b. Harun
Universiti Kebangsaan Malaysia
Hubungan Gaya Kepimpinan Transformasi Jurulatih Dengan Kepuasan Atlet Berprestasi Tinggi Dalam Sukan Berpasukan
426
Made Agus Dharmadi
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja – UNDIKSA
Needs Assessment Study Guide For Safety In Learning Of Physical Education, Sport And Health (Pesh) In High School District At Buleleng
450
Marjohan HS Padang State University
Differences Learning Strategies And Emotional Intelligence Toward Motion Basic Skills Of Child Class V Elementary School In City Padang
458
Marlinda Budiningsih, Nofi Marlina Siregar
Jakarta State University
Risky Behaviors On High School Teenagers In North Jakarta Area
472
Masrun Padang State University
Recovery In Exercise 482
Mohamed Yuslan b. Mohd Yusoff
Universiti Kebangsaan Malaysia
Tanggapan Pelajar Kolej Matrikulasi Teknikal Terhadap Pelaksanaan Dan Keberkesanan Program Pendidikan Luar
488
Mohd Shahril Bin Shahidan, Mohd Taib Bin Harun
Universiti Kebangsaan Malaysia
Implikasi Latihan Pliometrik Terhadap Peningkatan Tahap Fleksibiliti Dan Dayatahan Otot (Satu Kajian Tes)
507
Nurul Ihsan Padang State University
Pengaruh Media Pembelajaran (Video) Secara Global Dan Elementer Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pencak Silat Jurus Tunggal Pada Mahasiswa FIK UNP
520
xx
Pringgo Mardesia, Achmad Sofyan Hanif
Jakarta State University
The Experimental Study About Teaching Style and Achievement of Motivation of Students at Majors Physical Education Health and Recreation, Sport Science Faculty, State University of Padang, 2013
531
Ballard R. J, Dewanti R. A, Sayuti S, Umar N
( ASCA ) Staf Ahli Komite Olahraga Nasional Indonesia, Provinsi Sumatera Barat, Jakarta State University, Padang State Universty
Correlation Between The Sum Of 8skinfolds To Predicted % Body Fat Range, Excluding Bmi As A Reliable Measure Of Body Composition Assessment For Well-Trained Athletes
542
Ramdan Pelana Jakarta State University
Fun Learning Management On The Subject Of Physical Education, Sport And Health
558
Roma Irawan Padang State University
Sport Organizational
Characteristic in Building
Achievement
567
Romi Mardela Padang State University
Kinerja Komite Olahraga Provinsi Dalam Upaya Pemasaran Olahraga
575
Ruri Famelia Padang State University
Mastery Motivational Climate Approach In Motor Skill Program For Children: Is That Applicable
590
Sabaruddin Yunis Bangun
Medan State University
The Role Of Recreational Sport Toward The Development Of Sport Tourism In Indonesia In Increasing The Life Quality Of The Nation
600
Saharuddin Ita Universitas Cenderawasih (UNCEN) Papua
The Influences Of The Type Of Exercise And Leg Muscle Power Towards Breast Stroke Skills
612
Shamsuddin Bin Che Kasim, Ahmad Jais B. Muhammad Mohd Radzani B. Abd Razak
Universiti Kebangsaan Malaysia
Penglibatan Dalam Aktiviti Kokurikulum Termasuklah Aktiviti Fizikal Dan Tahap Kesihatan Pelajar
624
xxi
Sutoro Universitas Cenderawasih (UNCEN) Papua
Influecnce of Brain Gym To Calculation Achievement At Child Class V In Sd Inpres Kartika Sentani
634
Syahrastani Padang State University
The Difference of Learning Result on Breaststroke Swimming Techniques Between Fik UNP Student Which Taught by Structured Designed Media and Taught by Image Media
641
Syahrial Bakhtiar Universitas Negeri Padang
Comparison Of Game Series Learning Strategy With Conventional Learning In Improving The Ability Of Fundamental Motor Skill Of Elementary School Students In Padang
647
Taufiq Hidayah Semarang State University
Load Model Physical Exercise for Young Basketball Player
658
Tjung Hauw Sin Padang State University
Peranan Konseling Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Atlet
668
Tri Setyo Guntoro Universitas Cendrawasih (Uncen)
The Effects Of Training Method And Motor Ability On The Javalin Throw Technique
677
Umar Padang State University
The Effect of Low Impact and Mixed Impact Aerobic Exercise on Body Fat Percentages
688
Wahyu Nopianto Universitas Bina Darma Palembang
Pengaruh Metode Latihan Dan Koordinasi Gerak Terhadap Kemampuan Tolak Peluru Gaya O‘Brien Mahasiswa Putera Universitas Bina Darma Palembang
697
Widiastuti Jakarta State University
Game Approach On Learning Outcome Improvement In Pencak Silat Lecturing
715
xxii
Wilda Welis, Rimbawan, Ahmad Sulaeman, Hadi Riyadi
Padang State University
The Effects Of Glycemic Index-Based Menu On Endurance Performance Of The College Athletes
724
Yusmawati Jakarta State University
Learning Approach To Hand Eye Coordination And Learning Of Capture Cast Ball Kinesthetic
738
Yusup Hidayat, Didin Budiman
Indonesia University of Education
The Influence of self-talk function on Learning Achievement of Badminton Basic Motor Skill and Self-Confidence
749
Zarwan Padang State University
Pengetahuan Gizi Untuk Atlit 766
Willadi Rasyid Padang State University
Profil lulusan (tracer study) Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang Tahun 2007-2011
774
Samsuddin Jakarta State University
Influences of teaching styles and motor educability on learned outcomes of volleyball
787
Mugiyo Hartono
Semarang State University
Multifunction Ball For Sport And Physical Education Health Education
799
Roesdiyanto
State University of Malang
The Influence Of Multiple Intelligence Approach On The Physical Education Learning Towards The Learning Result Of The Early-Age Child Character Improvement
816
Mohd Taib Harun, Norlena Salamuddin
Universiti Kebangsaan Malaysia
Promoting Social Skills Through Outdoor Education And Assessing Its‘ Effects
831
346
PENILAIAN KETERAMPILAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
MELALUI PENGAMATAN
Ishak Aziz Universitas Negeri Padang, Indonesia
Abstrak: Artikel ini berjudul Penilaian Keterampilan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Melalui Pengamatan. Artikel ini dibuat disebabkan oleh permasalahan yang ditemui di lapangan adalah rendahnya kemampuan para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam melakukan penilaian melalui pengamatan. Banyak factor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan guru dalam melakukan penilaian pengamatan diantaranya; kurang mampu membedakan jenis-jenis gerakan siklis dan asiklis, kurang kemampuan membedakan penilaian teknik diukur dengan kuantitas/hasil dan kekurang pengetahuan para guru dalam mengamalkan/melaksanakan penilian pengamatan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan solusi atau alternative lain bagi guru dalam melakukan tes dan penguruan dalam bidang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Untuk menilai melalui pengamatan berdasarkan kepada suatu tugas gerakan, mulai dari proses pengamatan, menganalisis dan mengaplikasikan. Ada tiga kelompok proses pembelajaran psikomotor, yaitu; tingkat belajar dasar, pendalaman, dan spesialisasi. Penguasaan seseorang terhadap tugas keterampilan gerakan dapat dibedakan antara lain; perbedaan umur, pengalaman gerak, kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki, jenis kelamin, tujuan dan motivasi, kemampuan motorik dan frekwensi latihan. Untuk pembahasan ini difokus pada kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimiliki. Ciri-ciri khusus suatu gerakan koordinasi seperti; struktur gerakan, irama gerakan, hubungan gerakan, luas gerakan, kelancaran gerakan, kecepatan gerakan dan ketepatan serta kekontanstanan gerakan.
A. Pendahuluan Hasil belajar praktek yang diperoleh peserta didik dapat melalui produk (hasil) dan proses. Produk dapat disebut dengan melihat kemampuan maksimal peserta didik dalam melaksanakan tes praktek dengan melihat jauhnya, tingginya cepatnya berlari, sementara itu hasil belajar proses adalah dengan mengamati jalannya suatu gerakan dari masing-masing cabang olahraga. Dengan kata lain penilaian keterampilan melalui pengamatan dilakukan dengan melibat orang, media atau alat yang mendukung seperti; video, handycamp, atau alat perekap lainnya. Keterampilan hasil belajar yang diperoleh peserta didik
347
terdiri dari empat kategori, yaitu : kognitif, psikomotor, reaksif emosional dan interaktif (Romiszowski, 1981). Selanjutnya cirri-ciri dari perilaku seseorang yang diperoleh dari hasil belajar adalah: (1) perilaku baru berupa kemampuan actual maupun potensial, (2) kemampuan baru tersebut berlaku dalam waktu relative lama, dan (3) kemampuan baru itu diperoleh melalui usaha. Hasil belajar merupakan kemampuan internal (Capasity) meliputi: (1) kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang membuat seseorang menjadi kompeten terhadap suatu subjek sehingga dapat membuat klasifikasi, mengidentifikasi, mendemontrasikan, dan mengeneralisasi suatu gejala, (2) strategi kognitif, yaitu kemampuan seseorang untuk dapat mengontrol aktivitas intelektualnya dalam mengatasi masalah baru yang dihadapinya.(3) informasi verbal, yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa lisan maupun tulisan dalam mengungkapkan suatu masalah. (4) keterampilan motoris, yaitu kemampuan seseorang untuk mengkoordinasikan gerakan otot secara teratur dan lancar dalam keadaan sadar, (5) sikap, yaitu kecenderungan dalam menerima dan menolak suatu obyek(Gagne dan Leslie, 1979). Setiap melaksanakan proses belajar praktik diperlukan aktivitas jasmani untuk melakukannya atau yang dikenal dengan gerakan psikomotor. Agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka diperlukan suatu cara atau pola atau strategi. Surakhmad (1979) mengemukakan pola di mulai dari pra persiapan pembelajaran, dilanjutkan dengan proses pembelajaran yang harus (a) adanya bahan yang menjadi proses, (b) adanya tujuan yang jelas akan dicapai, (c), adanya yang aktif (peserta didik) mengalami, (d) adanya guru yang aktif melaksanakan (e) adanya metode tertentu untuk mencapai tujuan, dan (f) adanya bahan proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional. Domain psikomotor merujuk kepada aktifitas fisik atau keterampilan, seperti olahraga, drama, mengemudi dan mengetik. Domain ini lebih spesifiknya dikemukakan oleh Harrow yang dikutip Slavin mengutamakan unsur-unsur: 1) gerak refleks, 2) gerak fundamental yang mendasar, 3) kemampuan perseptual, 4) kemampuan fisik, seperti: angkat berat, sepeda jarak jauh, 5) gerakan terlatih, dan 6) komunikasi tanpa wacana (Slavin, Robert A. Educational Psycology. New York: Allyn & Bacon; 1994). Definisi lain menyebutkan bahwa hasil belajar motorik adalah peningkatan dalam keahlian dari suatu keterampilan motorik yang disebabkan oleh kondisi-kondisi latihan atau diperoleh dari pengalaman, dan bukan karena proses maturasi atau motivasi temporer dan fluktuasi fisiologi (Rahantoknam,1986). Para guru pendidikan jasmanai olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) dalam melakukan pengukuran dengan mempergunakan pengamatan sangatlah merepotkan sekali. Hal ini disebabkan sangat sulit sekali untuk mengamati suatu teknik gerakan yang dilakukan oleh peserta didik, hal ini mungkin disebabkan keterbatasan media yang miliki, mungkin juga tenaga yang dibutuhkan sangat minim, atau mungkin juga ketidakmampuan guru dalam
348
melakukannya. Dengan begitu kompleknya permasalahan untuk mengukur hasil belajar praktek penjasorkes, maka perlu dilakukan suatu kajian yang lebih mendalam dan komprehensip tentang karakteristik-karakteristik suatu gerakan yang ada pada masing-masing cabang olahraga yang dipelajarinya. Untuk itu dalam pembahasan berikut yang akan dibahas pada bagian berikut ini adalah; pertama tahapan suatu gerakan, kedua menetapkan indikator koordinasi gerak yang diamati.
B. Pembahasan 1. Tahapan Suatu Gerakan Seseorang individu dalam melakukan suatu tugas gerakan, dimulai dari suatu proses pengamatan, dilanjutkan dengan menganalisa dan mengaplikasikannya. Menurut Meinel dalam Kiram (1992) menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran gerak dalam ranah psikomotor dapat dibagi tiga (3) kelompok, yaitu: tingkat belajar dasar, tingkat belajar pendalaman, dan tingkat belajar spesialisasi. Dengan melalui tahapan-tahapan kognitif dan afektif dapat disebutkan bahwa seseorang akan dapat melakukan tugas gerakan melalui tahapan tersebut di atas. Tahapan tersebut lebih polpuler disebut dengan istilah domain atau ranah yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaannya. Tinggal lagi dalam memberikan perlakukan, misalnya untuk memecahkan soal matematika, maka ranah kognitif lebih dominan dan apabila peserta didik satu dengan yang lainnya dalam berinteraksi, maka ranah afektif lebih dominan. Demikian juga dengan melakukan aktifitas fisik, ranah psiomotor lebih dominan. Akan tetapi dari ketiga domain tersebut satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan, misalnya saat ranah psikomotor yang diberikan perlakukan, ranah afektif dan kognitif akan digunakan sebagai penunjang. Hal sesuai dengan pendapat Dyers yang dikemukakan oleh Gultom (2013) pada saat sosialisasi dan implementasi kurikulum 2013 tgl 13 s/d 15 Agustus 2013 menyebutkan untuk pembelajaran keterampilan (skill), pertama adalah mengamati, menanya/bertanya, mencoba/melakukan, asosiasi/menalar, menyajikan/comunikasi dan menciptakan. Prinsip penilaian; a Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai, b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan, c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya, d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak, e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, serta hasilnya, dan f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.(Gultom, 2013) Sementara itu menurut soekartiwi tahapan dalam pembelajaran keterampilan dapat dilihat bagan berikut ini.
349
Melaksanakan/Mempra
ktekan Keterampilan
Artikulasi
Keterampilan
Memanipulasi Dengan Lebih
Teliti
Memanipulasi
Keterampilan
Meniru dan Menguasai
Keterampilan
(Sumber: Soekartiwi: Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, 1995)
Berpedoman kepada bagan di atas, terlihat bahwa lahirnya suata gerakan dimulai dari proses meniru. Setiap individu yang akan melaksanakan suatu gerakan, selalu dimulai dari melihat dan mengamati contoh gerakan tersebut terlebih dahulu. Kemudian individu tersebut mencoba memanipulasi gerak, mungkin saja percobaan-percobaan gerak yang dilakukan masih dalam bentuk gerakan kasar. Dengan banyaknya melakukan gerakan tersebut, tentunya lanjutan gerakan tersebut terus menerus dimanipulasi yangpada akhirnya gerakan yang dilakukan semakin teliti, dan sampai pada tahapan mengartikulasikan keterampilan atau melaksanakan dengan terampil. Masing-masing tahapan gerak perlu ada waktu dan ruang untuk melakukan percobaan-percobaan, tanpa adanya percobaan akan mustahil individu akan sampai ke tahap akhir atau menguasai gerak dengan baik sebagaimana dijelaskan di atas. Dalam penilaian kualitas gerak melalui pengamatan tentunya berdasarkan kepada jalannya gerakan atau dengan istilah penilaian melalui proses. Di mana serangkaian gerakan terhadap komponen-komponen teknik yang saling berkoordinasi dalam satu gerakan (Kiram, 1992). Komponen-komponen yang berkoordinasi tersebut antara lain: 1) struktur gerakan, 2) irama gerakan, 3) kelancaran gerakan, 4) hubungan gerakan, 5) ketepatan dan kekonstanangeraka, 6) tempo gerakan, dan 7) luasnya gerakan. Berdasarkan komponen-komponen koordinasi gerakan inilah dapat ditentukan indicator-indikator pengamatan untuk menilai. Perlu menjadi catatan dalam menilai kualitas gerak haruslah berdasarkan kepada keterampilan yang dimiliki dan disesuaikan dengan tingkat
350
koordinasi individu yang melakukan. Oleh sebab itu dalam menilai koordinasi gerak, seorang guru pendidikan jasmani tidak bisa menyamaratakan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Misalnya dalam satu kelas, seorang guu tidak bisa menghomogenkan (menyamaratakan ) keterampilan, tetapi perlu ada pemisahan-pemisahan dalam penguasaan keterampilan gerak. Meinel dalam Fauzan (1998) mengkategorikan keterampilan gerak yang dimiliki oleh individu dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu;
a. Fase belajar motorik tingkat pertama, yaitu perkembangan dan penguasaan kooerdinasi secara kasar.
b. Fase belajar tingkat kedua, yaitu perkembangan penguasaan koordinasi halus.
c. Fase belajar tingkat ketiga, yaitu perkembangan penguasaan dan penstabilan keterampilan koordinasi halus dan pembentukan keterampilan otomatisasi serta transfer keterampilan ke berbagai situasi dan kondisi.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa dalam menilai keterampilan gerak yang dikenal dengan penilaian kualitas gerak atau penilaian proses pada ranah psikomotor, tidak akan terlepas dari pengamatan. Dalam mempergunakan penglihatan untuk pengamatan sebuah gerakan tentunya seseorang guru kurang mampu dengan cermat menilai apakah gerakan yang ditampilkan oleh individu telah benar atau belum, tentunya perlu dibantu oleh minimal dua (2) orang lagi guru yang memiliki profesi atau bidang studi yang sama. Hal ini didasari oleh kebutuhan yang harus dipenuhi, pertama berdasarkan survey dilakukan generasi muda atau anak-anak usia sekolah sangat sedikit sekali melakukan aktifitas fisik tidak saja yang berada di daerah pedesaan apalagi di perkotaan. Para anak usia sekolah lebih banyak melakukan aktifitas bergerak kemana-mana memakai motor dari pada berjalan kaki atau mempergunakan fisik. Ini dapat dilihat sehari-hari di sekolah-sekolah sudah puluhan dan bahkan ratusan motor yang parkir pada halaman sekolah yang sebenarnya diperuntukan untuk yang lain. Maksud pernyataan tersebut, bukannya tidak boleh dalam mengukur psikomotor anak didik mempergunakan penilaian produck (hasil). Kedua jenis penilaian ini bisa saja dipakai, tetapi memperhatikan perbedaan-perbedaan dan kebugaran fisik yang dimiliki oleh anak pada usia sekolah, maka akan lebih baik mempergunakan penilaian proses. Namun demikian bila memperhatikan tuntutan kurikulum 2013, bahwa dalam mencapai tujuan pembelajaran melalui evaluasi tidak terlepas dari penilaian proses. Dimana sikap merupakan aspek yang penting untuk membungkus aspek afektif dan pengetahuan. Perbedaan dengan kurikulum sebelumnya adalah mengutamakan pengetahuan dari pada aspek lainnya, sementara itu aspek sikap terletak pada bagian dalam.
351
Berdasarkan kepada pendapat di atas, jelaslah penilaian kualitas atau tugas gerakan, perlu kita ketahui dan dicermati bahwa setiap individu yang akan melakukan gerakan dalam olahraga sangat beragam sekali keterampilan yang dimiliki. Keberagaman gerak tersebut dapat saja berdasarkan kepada perbedaan-perbedaan, yairtu: a. Perbedaan umur, b. Pengalaman gerak, c. Kemampuan kondisi dan koordinasi yang dimilik, d. Jenis kelamin, e. Tujuan dan motivasi, f. Kemampuan motorik, dan g. Frekwensi latihan (Kiram, 1992). Dengan diketahui perbedaan-perbedaan lahiriah serta perbedaan tingkat belajar, maka dalam menilai keterampilan gerak sebaiknya berpedoman pada hal-hal tersebut di atas. Misalnya guru penjasorkes ingin mengukur kemampuan pass bawah dalam permainan bola voli, sementara itu kemampuan yang dimiliki oleh testie sangat beragam, yaitu ada yang berada pada tingkat belajar motorik pertama, kedua dan mungkin ketiga, maka dianjurkan dalam pelaksanaan tes disesuaikan dengan apa yang dipunyai testie. Oleh sebab itu dianjurkan kepada guru penjasorkes yang ada beberapa orang disuatu sekolah hendaknya bersinergi (berkerjasama) dalam melaksanakan penilaian keterampilan gerak. Contoh, seorang guru penjasorkes mengukur keterampilan yang disebutkan di atas yaitu teknik pass bawah. Langkah pertama guru harus menetapkan indikator-indikator koordinasi yang dibutuhkan dalam teknik passs bawah dalam permainan bola voli. Indikator-indikator teknik yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan pass bawah misalnya: 1) Sikap kedua lengan pada saat menerima bola, 2) Sikap kedua kaki sedikit ditekukkan dengan togok (tubuh) sedikit condong ke depan, 3) Perkenaan bola dengan kedua pergelangan tangan, dan 4) Ketinggian bola pada saat setelah memantul dari kedua pergelangan tangan. Dengan telah ditetapkannya indikator yang dipergunakan untuk mengukur/menilai keterampilan pass bawah dalam permainan bola voli, maka langkah berikutnya adalah menetapkan unsur-unsur koordinasi gerak mana yang seharusnya dinilai bagi masing-masing individu yang memiliki kemampuan/keterampilan yang beragam tersebut.
2. Menetapkan Indikator Koordinasi Langkah selanjutnya adalah menetapkan indicator koordinasi yang digunakan sebagai alat/instrument untuk mengukur keterampilan anak didik dalam melakukan suatu teknik gerakan. Sebagaimana yang telah
SEBELUMNYA
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Sikap
SEKARANG
1. Sikap
2. Keterampilan
3. Pengetahuan
352
dijelaskan pada bagian terdahulu komponen koordinasi gerak merupakan alat yang dapat melihat penguasaan seseorang terhadap suatu gerakan. Semakin baik gerakan seseorang pada saat melakukannya, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut telah menguasai komponen koordinasi gerak secara menyeluruh. Orang tersebut dapat disebut termasuk dalam fase belajar tingkat tiga, yaitu penstabilasan keterampilan koordinasi halus dan pembentukan keterampilan otomatisasi serta transfer keterampilan ke berbagai situasi dan kondisi. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan pembelajaran senam lantai dengan indicator berguling ke depan, dimana posisi kedua kaki pada saat akan berguling jongkok, posisi kedua tangan pada saat akan memulai berguling, posisi kepala pada saat akan berguling, bentuk badan(togok) pada saat berguling, posisi tangan pada saat berguling, posisi kaki pada saat berguling, dan arah berguling. Dengan dikuasainya indicator tersebut di atas dapat dikatakan anak sudah menguasai materi berguling kedepan, belakang secara baik. Dalam belajar keterampilan dapat dilihat dengan jelas ciri-ciri khusus yang dikemukakan Meinel dan Rieder yang dikutip Fauzan (1999) mengemukakan belajar keterampilan adalah penguasaan, penghalusan, menstabilkan dan penerapan kemampuan-kemampuan motorik (keterampilan). Demikian juga pendapat Rieder mengemukakan bahwa belajar keterampilan adalah suatu proses perbaikan kemampuan koordinasi morotik melalui pengoptimalan factor-faktor persyaratan luar dan dalamyang bertujuan untuk mendapatkan/menguasai keterampilan, kemampuan dan tingkah laku tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat diungkapkan beberapa unsure utama dari belajar keterampilan sebagai berikut; Belajar keterampilan merupakan serangkaian proses-proses perubahan keterampilan yang dialami oleh individu untuk mendapat suatu keterampilan tertentu. Berikutnya ada tiga komponen yang sangat menentukan yaitu; emosional, kognitif, dan kemampuan keterampilan. Berlandaskan kepada hal tersebut, maka untuk lebih memahami bagaimana teknis penilaian keterampilan gerak, maka guru pendidikan jasmani terlebih dahulu harus mengetahui secara lebih dalam mengenai ciri-ciri khusus dari suatu gerakan. Pada berikut ini dibahas secara garis besarnya penggunaan dari masing-masing ciri-ciri koordinasi gerak tersebut dan dilanjutkan dengan contoh blanko penilaiannya. a. Struktur Gerakan Setiap individu yang baru memulai belajar melakukan suatu kegiatan olah tubuh, biasanya belum dapat memperlihatkan struktur dasar gerakan dalam bentuk yang kurang sempurna, untuk itu perlu dicermati dalam mengamati suatu gerakan yang dilakukan mulai melihat dari awal sampai akhir dari tugas gerakan. Hal ini harus terlebih dahulu mengetahui struktur dasar gerakan. Struktur dasar gerakan memiliki tiga tahapan yang lebih dikenal dengan nama fase gerakan, yaitu fase awal, utama
353
dan akhir. Fase awal merupakan fase persiapan yang berfungsi untuk mempersiapkan segala persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan fase utama, misalnya ancang-ancang pada saat akan berlari cepat sampai pada salah satu kaki yang menjadi tumpuan menginjak pada papan tumpuan untuk nomor lompat jauh ini merupakan fase awal. Fase Utama, merupakan proses terjadi pelaksanaan tugas gerakan yang sebenarnya dimana salah satu kaki yang terkuat menginjak papan tumpuan sampai saat tubuh melayang di udara. Sementara itu Fase Akhir merupakan fase yang berfungsi sebagai pengendalian keseimbangan tubuh pada saat mendarat. b. Irama Gerakan Pada tahapan ini penguasaan irama gerakan peserta, dapat dikatakan masih belum sempurna. Irama gerakan merupakan suatu ciri-ciri yang menggambarkan ketepatan antara ruang dan waktu. Misalnya dalam menendang bola, terlihat individu yang masih berada pada tingkat belajar satu pada saat menendang bola akan berhenti sesaat baru melakukan tendangan. Atau contoh lain dalam melakukan irama tiga langkah (Lay-Up) dalam permainan basket. Secara jelas dapat dilihat dengan kasat mata gerakan langkah yang ditampilkan seringkali terhenti pada saat baik langkah pertama, kedua maupun ketiga. Kadang langkah yang dilakukan tanpa disadari terjadi empat atau lima langkah. Untuk itu perlu ditentukan indicator-indikator sebagai pedoman dalam mengamati irama gerakan tersebut. Masing-masing indicator saling berkaitan antara satu indikator dengan indikator lainnya. Indokator tersebut antara lain: Besarnya langkah yang dipakai dalam pelaksanaan Lay-Up, adanya saat melayang dari setiap langkah, gerakan kedua tangan pada saat melakukan Lay-Up, posisi togok pada saat Lay-Up, dan lepasnya bola dari tangan. Dengan menetapkan indicator tersebut maka akan lebih mudah mengamati sejauhman individu dapat menguasai keterampilan Lay-Up. c. Hubungan Gerakan Hubungan gerakan dapat disebut bahwa bagaimana bagian-bagian tubuh mentranfer impuls ke bagian tubuh lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa proses pengendalian dan pengaturan adalah proses yang terjadi dalam pelaksanaan gerakan dalam rangka merealisasikan rencana gerakan yang sudah diprogramkan secara optimal. Pada umumnya dalam melakukan tugas gerakan secara keseluruhan dapat saja belum terkoordinasi dengan baik antara satu bagian anggota tubuh dengan anggota tubuh yang lainnya, terutama bagi individu yang berada dalam tingkat belajar satu. Dengan kata lain transfer gerakan yang terjadi kurang saling menunjang satu dengan yang lainnya. Pertanyaan bagaimana mengamati hubungan gerakan tersebut. Untuk menjawab pertanyaan ini, langkah yang dibuat adalah menetapkan indicator-indikatornya. Misalnya pada cabang olahraga atletik di nomor lompat tinggi. Indikator yang ditetapkan dan dipilih untuk mengamati adalah:
354
Jarak awalan dengan mistar lompatan, awalan yang dilakukan dengan kaki kiri atau kanan, penempatan kaki tolak, ayunan pada saat proses awalan sampai saat akan menolak, posisi togok pada saat di atas mistar, dan posisi anggota pada saat mendarat. Berdasarkan indicator inilah guru penjasorkes dapat mengamati proses dari ciri-ciri koordinasi dalam hal ini untuk hubungan gerakan. d. Luas Gerakan Ciri koordinasi ini dapat diklasifikasikan dalam tingkat belajar dua, dimana penguasaan keterampilan koordinasi sudah halus. Dan apabila individu telah berada pada tingkat belajar yang disebutkan di atas, maka koordinasi yang dilakukan akan sangat mudah dilihat. Luas gerakan adalah seberapa besarnya ruang yang terpakai oleh bagian tubuh secara keseluruhan dalam pelaksanaansuatu tugas gerakan. Sebaliknya bagi individu yang berada pada tingkat belajar satu, terlihat dalam penempatan kaki tolak pada nomor lompat jauh, mungkin akan melewati papan tolakan atau belum sampai kepapan tolak telah melakukan lompatan. Akibatnya tidak ada prinsip efisiensi tenaga dalam pelaksanaan tugas gerakan. Untuk lebih terarah dan spesifikasinya pengamatan, maka ditentukan indicator-indikator yang dicontohkan pada pelaksanaan lari gawang, antara lain: Penentuan langkah pada saat start, penempatan kaki tolak pada saat melewati gawang, posisi kaki ayun pada saat di atas gawang, penempatan kaki ayun pada saat mendarat, dan memulai lari kembali untuk melewati gawang berikutnya. Dengan adanya indicator tersebut diatas, dapat memudahkan guru dalam mengamati luas gerakan pada nomor lari gawang. e. Kelancaran Gerakan Maksud dari kelancaran gerakan adalah aliran gerak, secara sederhana kelancaran gerakan dapat diartikan sebagai kontinuitas jalannya suatu gerak. Bagi individu yang berada pada tingkat belajar satu, maka gerakan-gerakan yang dilakukan terlihat terputus-putus atau tersendat-sendat. Akan tetapi bila individu yang berada melakukan gerakan telah lancer atau telah sampai pada ciri koordinasi ini, maka individu tersebut telah berada pada tingkat belajar dua.Indikator yang dapat digunakan untuk mengamati kelancaran gerakan, misalnya pada cabang bola basket dengan materi driblling, indikatornya adalah: Perkenaan bola dengan telapak tangan sudah tidak ada lagi perkenaan ganda, kadang-kadang dalam mendrible mata tidak harus selalu melihat kepada bola atau tangan. Apalagi bila individu ini telah berada pada tingkat belajar tiga. f. Kecepatan Gerakan Kecepatan gerakan merupakan ciri-ciri koordinasi yang selalu ada dalam setiap keterampilan olahraga. Dimana setiap teknik yang dilakukan akan selalu ada kecepatan gerakan, semakin tinggi tingkat belajar keterampilan yang dimiliki oleh individu, maka akan semakin cepat dalam melakukan suatu gerakan. Namun demikian dalam satu kelas itu
355
didapatkan tidak semua individu-individu memiliki keterampilan yang homogen, akan ada individu yang berada pada tingkat belajar satu, dua atau tiga. Untuk itu seorang guru penjasorkes dalam mengamati keterampilan gerak harus bersikap. g. Ketepatan dan kekonstanan Gerakan Maksud dari ketepatan dan kekonstanan gerakan adalah setiap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh individu terutama dalam olahraga permainan, maka ketepatan dan kekonstanan dalam memberikan bola misalnya selalu dilakukan dengan tepat, dan apabila individu tersebut melakukan shotting ke ring basket, sangat jarang sekali terjadi kesalahan-kesalahan. Malahan bila kita lihat individu yang melakukan shotting dengan teknik Lay-Up, malahan tanpa melihat dan bahkan membelakangi ring, tetapi bola masuk ke ring basket.
3. Teknik Pengamatan/Penilaian Keterampilan Gerak Untuk melakukan pengamatan/ menilai keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu dengan menggunakan tes praktik. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Sebelum menjelaskan skala penilaian, maka perlu diketahui pengamatan secara kualitatif dilakaukan berdasarkan kepada kemampuan/karakteristik individu yang disesuaikan dengan tingkat koordinasi (Kasar, Halus, dan Otomatis). Maksudnya seorang guru penjasorkes dalam mengamati tidak harus semua ciri-ciri koordinasi yang harus diamati, melainkan disesuaikan dengan tingkat keterampilan yang dapat dituntut pada setiap tingkatkan kematangan koordinasi. Pengamatan ciri-ciri koordinasi sebagai indicator kualitas jalannya gerakan haruslah dilakukan oleh guru penjasorkes, karena para guru tersebut telah memiliki pengalaman (kinestetik). Misalnya guru akan mengamati ciri koordinasi keempat yaitu Kelancaran gerakan. Format yang digunakan adalah seperti berikut.
Nilai
Aspek
yg dinilai
Ideal Kesalahan
Sederhana
Kesalahan
Ringan
Kesalahan
Berat
JUMLAH
/ReRATA
1.Fase Awal
2. Fase Utama
3.Fase Akhir
Catatan : Ideal = 81 – 100, Kesalahan Sederhana =70 – 80, Kesalahan Ringan = 55 – 69, Kesalahan Berat = < 55 ( Fauzan, 1995).
356
a. Petunjuk Penilaian Penilaian aspek keterampilan diberikan dalam dua bentuk, yaitu: 1. Penilaian terhadap kesempurnaan/keterampilan sikap/cara
melakukan proses suatu gerakan (penilaian sikap) dan 2. Penilaian produk dari gerakan tersebut (diambil ketepatan waktu
melakukan gerakan).
b. Butir Soal Keterampilan (Unjuk Kerja) 1. Lakukan latihan kekuatan otot! Unsur-unsur yang dinilai adalah kesempurnaan melakukan proses suatu gerakan (penilaian proses) dan ketepatan melakukan gerakan (penilaian produk).
PENILAIAN KETERAMPILAN
Nilai
Akhir
Keterangan
PENILAIAN PROSES Penilaian
Prudock
Fase
Awal
(Skor 3)
Fase
Utama
(Skor 4)
Fase
Akhir
(Skor 3)
Tes Kekuatan
Otot)
2) Lakukan latihan daya tahan aerobik! Unsur-unsur yang dinilai adalah kesempurnaan melakukan prosessuatu gerakan (penilaian proses) dan ketepatan melakukan gerakan (penilaian produk).
PENILAIAN KETERAMPILAN
Nilai
Akhir
Keterangan
PENILAIAN PROSES Penilaian
Prudock
Fase
Awal
(Skor 3)
Fase
Utama
(Skor 4)
Fase
Akhir
(Skor 3)
Tes Lari 2,4
Km)
3) Lakukan tes kebugaran jasmani untuk peserta didik SMP yang terdiri dari : (1) Lari cepat 50 meter, (2)angkat tubuh 30 detik untuk putera dan 60 detik untuk puteri, (3) baring duduk 60 detik, (4) lompat tegak, (5) lari
357
jauh 800 meter untuk puteri dan putra 1.000 meter. Unsur-unsur yang dinilai adalah kesempurnaan melakukan proses suatu gerakan (penilaian proses) dan banyaknya dan kecepatan melakukan gerakan (penilaian produk).
PENILAIAN KETERAMPILAN
Nilai
Akhir
Keterangan
PENILAIAN PROSES Penilaian
Prudock
Fase
Awal
(Skor 3)
Fase
Utama
(Skor 4)
Fase
Akhir
(Skor 3)
TKJI/SMP)
c. Kriteria Penilaian Keterampilan (Unjuk Kerja) 1) Kriteria Penilaian Proses Kriteria skor: Pelaksanaan kekuatan (Proses) • Sikap awal *Pelaksanaan gerak Skor 3 jika: Skor 4 jika: (1) sikap baring terlentang (1) angkat badan ke atas sampai mencium lutut (2) kedua lutut ditekuk dan dirapatkan (2) turunkan badan sampai posisi berbaring (3) kedua tangan menopang leher bagian belakang 3) kedua tangan tetap memegang leher Skor 2: jika hanya 2 kriteria yang dilakukan secara benar (4) pandangan tetap ke atas Skor 1: jika hanya 1 kriteria yang dilakukan secara benar Skor 0: jika tidak satupun kriteria dilakukan secara benar Skor 3: jika tiga kriteria dilakukan secara benar Skor 2: jika hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar Skor 1: jika hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar Skor 0: jika tidak satupun kriteria dilakukan secara benar
358
• Pelaksanaan akhir (kembali ke sikap semula) Skor 3 jika :
(1) posisi badan tidur terlentang dan tetap rileks (2) kedua tangan tetap memegang leher bagian belakang (3) kedua tungkai diluruskan dan dibuka selebar bahu
Skor 2: jika hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar Skor 1: jika hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar Skor 0: jika tidak satupun kriteria dilakukan secara benar
4. Kesimpulan Penilaian keterampilan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah pengamatan yang didasarkan kepada derajat penguasaan keterampilan suatu gerak/teknik yang telah dipelajari. Pengamatan kualitas gerakan pada penjasorkes sangat perlu diterapkan karena menyangkut:
1. Tuntutan kurikulum ysng mencantumkan pengamatan kualitas dalam pembelajaran penjasorkes.
2. Perkembangan dan pertumbuhan anak yang berbeda. 3. Kesempatan individu dalm pengembangan gerak
Daftar Pustaka Gagne, Robert M dan Leslie J. Briggs, Principles of Instructional Design.
New York: Holt, Rinehart, and Winston, 1979.
Gultom, Sawal. Paparan Sosialisasi/implementasi Kurikulum 2013 tgl 13 s/d 15 Agustus di Auditorium Kamaluddin Fekon UNP. 2013.
Muhajir dan Budi Sutrisno. Buku Guru, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Untuk SMP/MTsN Kelas VII Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang 2013
Kiram, Yanuar. Belajar Motorik. Jakarta. Proyek Peningkatan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992.
Hos, Fauzan. Teori Gerak. Padang FPOK, 1999.
Rahantoknam.B.E, Belajar Motorik (Jakarta: Proyek Peningkatan Pengembangan Perguruan Tinggi IKIP, 1986.
Romiszowski.A.J, Designing Instructional System: Decision Making in Course Planning and Curiculum Design (New York: Nicholas Publishing Compony, 1981).
Slavin, Robert A. Educational Psycology. New York: Allyn & Bacon; 1994. Soekartiwi: Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, 1995. Surakhmad. Winarno, Metode Pengajaran Bandung: Jemmers, 1979.