Upload
others
View
16
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PROFIL KESEHATAN
KOTA BATU
TAHUN 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
1
BBAABB II
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
I.1. Latar Belakang
Undang – Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi
– tingginya. Selain itu pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang
dilakukan melalui system informasi dan melalui kerjasama lintas sektor dengan
ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan
pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah
Profil Kesehatan, yang merupakan salah satu paket penyajian data/informasi
kesehatan yang relatif lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upaya
kesehatan, sumber daya kesehatan dan data/informasi yang terkait lainnya yang
terbit setiap tahun.
Profil Kesehatan Kota Batu merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap
pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari
penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan
pencapaian target indikator Millenium Development Goals bidang kesehatan,
serta berbagai upaya terkait dengan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik.
Pada akhirnya, Profil Kesehatan Kota Batu diharapkan dapat bermanfaat bagi
pemerintah Kota Batu untuk mengadakan evaluasi program pembangunan
kesehatan di wilayahnya.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
2
I.2. Sistematika Penyajian
Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan upaya
kesehatan dan sumber daya kesehatan di Kota Batu Tahun 2013, maka
diterbitkanlah Buku profil Kesehatan Kota Batu yang disusun dengan sistematika
sebagai berikut.
Bab I – Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan serta
sistematika penyajiannya.
Bab II – Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Batu. Selain uraian tentang
letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya
missal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
Bab III – Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan dan angka status gizi masyarakat.
Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir
indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta
upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota Batu.
Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
3
Bab VI – Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Batu.di tahun 2013. Selain
keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-
hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian Kota Batu dan 81 tabel
data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
4
BBAABB IIII
GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM
Kota Batu adalah kota yang baru terbentuk pada tahun 2001 sebagai pemekaran
dari Kabupaten Malang. Sebelumnya wilayah Kota Batu merupakan bagian dari Sub
Satuan Wilayah Pengembangan 1 (SSWP 1) Malang Utara. Sebagai Kota yang baru
terbentuk, Pemerintah Kota Batu terus melakukan upaya untuk mampu melakukan
perencanaan, pelaksanaan serta mengevaluasian proyek-proyek pembangunan
secara mandiri sehingga masyarakat di wilayah ini semakin rneningkat
kesejahterannya.
II.1. Kondisi Geografis, Administratif dan Informasi Umum Lainnya
Wilayah kota ini berada di ketinggian
680-1.200 meter dari permukaan laut
dan diapit oleh 3 buah gunung yang telah
dikenal yaitu Gunung Panderman (2010
meter), Gunung Arjuna (3339 meter),
Gunung Welirang (3156 meter). Kodisi
topografi yang bergunung-gunung dan
berbukit-bukit menjadikan Kota Batu
bersuhu udara rata-rata 15-19 derajat
Celsius.. Secara umum, Kota Batu
terbagi menjadi dua bagian utama yaitu
daerah lereng/ bukit dan daerah dataran. Luas wilayah Kota Batu secara
keseluruhan adalah sekitar 19.908,72 Ha atau sekitar 0,42% dari luas wilayah
Jawa Timur.
Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut menjadikan Kota Batu
terkenal sebagai daerah dingin. Selain potensi wisata alam, Kota Batu juga
memiliki potensi besar di bidang pertanian dan agroindustri.
Ditinjau dari letak astronomi, Kota Batu terletak diantara 122° 17’ - 122° 57’ Bujur
Timur dan 7° 44’ - 8° 26’ Lintang Selatan.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
5
Adapun batas-batas wilayah Kota Batu adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan
Sebelah Timur : Kabupaten Malang
Sebelah Selatan : Kabupaten Malang dan Blitar
Sebelah Barat : Kabupaten Malang
Secara administratif, Kota Batu dibagi menjadi 3 (tiga) Kecamatan yaitu
Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji yang terinci
dalam 20 Desa, 4 Kelurahan, 226 RW dan 1.059 RT. Luas wilayah Kota Batu
19.908,72 Ha (199,08 km²), yang meliputi Kecamatan Batu seluas 4.545,81 Ha
(45,45 km²), Kecamatan Junrejo seluas 2.565,02 Ha (25,65 km²) dan
Kecamatan Bumiaji seluas 12.797,89 Ha (127,97 km²). Jumlah penduduk Kota
Batu pada tahun 2001 yaitu 168.155 jiwa dan 214.321 jiwa pada tahun 2011.
Kepadatan penduduk Kota Batu mencapai 1076 jiwa/km².
Kota Batu mengikuti perubahan putaran 2 iklim seperti halnya daerah lain di
Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun 2013, hujan
terjadi hampir setiap bulan kecuali pada bulan September. Rata – rata curah
hujan pada tahun 2013 yang tercatat pada pengamatan yang dilakukan oleh
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso
mencapai rata rata 193,89 mm/bulan dengan jumlah hari hujan sebanyak 165
hari. Dan rata- rata kelembapan udara tertinggi terjadi pada bulan Desember
yaitu sebesar 86 persen.
II.2. Kondisi Kependudukan
Menurut data Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur Tahun 2014 jumlah
penduduk Kota Batu Tahun 2014 sebanyak 199.092 jiwa, dengan penduduk
laki – laki sebanyak 99.984 jiwa (50,2%) dan penduduk perempuan sebanyak
99.108 jiwa (49,8%). Sehingga didapatkan rasio jenis kelamin sebesar 100,88
per 100 penduduk perempuan, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan
ada sekitar 100 penduduk laki – laki. Hal ini menandakan komposisi antara
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kota Batu berimbang.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
6
Gambar 2.1 Komposisi Penduduk Laki-Laki dan Perempuan
per Kecamatan di Kota Batu Tahun 2014
Pada grafik di atas nampak bahwa jumlah penduduk Kota Batu terbesar berada
di Kecamatan Batu dan yang paling jarang penduduknya adalah di wilayah
Kecamatan Junrejo.
Gambar 2.2
Piramida Penduduk Kota Batu Tahun 2014
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
100000
Laki-laki Perempuan Total
4605545651
91706
29274 29019
58293
2465524438
49093
Batu
Bumiaji
Junrejo
06 04 02 00 02 04 06
0 - 45 - 9
10 - 1415 - 1920 - 2425 - 2930 - 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 5455 - 5960 - 6465 - 6970 - 74
75+
Perempuan
Laki-laki
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
7
Piramida penduduk di Kota Batu pada tahun 2014 menunjukkan struktur
penduduk di Kota Batu adalah penduduk stasioner dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
a) Penduduk pada setiap kelompok umur hampir sama,
b) Tingkat kelahiran rendah,
c) Tingkat kematian rendah,
d) Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.
Sebagian besar penduduk Kota Batu dengan jenis kelamin laki – laki berada
pada golongan umur 15 – 19 tahun. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan
sebagian besar berada pada golongan umur 30 – 34 tahun. Jumlah rumah
tangga sebanyak 44.556. Jadi rata – rata jumlah anggota keluarga adalah 4 jiwa
untuk setiap rumah tangga.
Kepadatan penduduk di Kota Batu rerata 1000 orang per Km² dengan wilayah
kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Batu yaitu
sebesar 2017 jiwa per Km². Sedangkan kecamatan dengan kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Bumiaji yaitu sebesar 455 jiwa per Km².
Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, angka beban
tanggungan (dependency ratio) penduduk Kota Batu pada tahun 2014 sebesar
44%. Berarti pada tahun 2014 setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-64
tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 44 penduduk usia belum
produktif (0–14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas).
II.3. Situasi Perekonomian
Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang
diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat
dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto, baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional
Bruto didefinisikan sebagai total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi
dalam wilayah tertentu dan dalam waktu tertentu (satu tahun).
Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari PDRB atas dasar harga konstan 2000.
Sehingga pertumbuhan ini sudah tidak dipengaruhi factor harga atau dengan
kata lain benar – benar murni disebabkan oleh kenaikan produksi sektor
pendukungnya. Pada tahun 2013, kondisi perekonomian Kota Batu masih
menunjukkan kestabilan seperti pada tahun sebelumnya meskipun
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
8
dipertengahan tahun terjadi kenaikan harga bbm, hal ini ditandai dengan laju
inflasi yang tidak terlalu tinggi meskipun beberapa komoditi mengalami
kenaikan harga sebagai akibat kenaikan harga bbm.
Pertumbuhan ekonomi Kota Batu tahun 2013 mencapai 8,20 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kota Batu digerakkan oleh semua sektor dimana yang
paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor kon struksi yang mencapai 13,79
sedikit mengalam peningkatan di bandingkan tahun 2012. Sedangkan
pertumbuhan yang paling kecil di alami sektor pertambangan dan penggalian
yaitu sebesar 4,6 persen. Hal ini terjadi karena sumber daya alam yang bisa di
ambil hanya sirtu yaitu pasir dan batu yang lokasinya di sepanjang Sungai
Brantas yang melintasi Kota Batu . Sektor -sektor lain pertumbuhannya berkisar
antara 7-9 persen . Tingginya pertumbuhan ekonomi di Kota batu akibat dari
efek berganda dicanangkannya Kota Batu sebagai Kota Wisata setelah Bali
dan Jogya.
II.4. Pendidikan
Pendidikan di Kota Batu sangat memadai dari segi jumlah sekolah, jumlah guru
dan angka partisipasi sekolah penduduknya. Gambaran nyata mengenai jumlah
sekolah, guru dan murid pada tahun 2013 untuk jenjang pendidikan dasar
sampai menengah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Komposisi Murid, Guru, dan Sekolah Mulai SD sampai dengan SMA dan yang sederajat
di Kota Batu Tahun 2013
NO KECAMATAN
SD & MI SMP & MTs SMA, SMK & MA
SE
KO
LA
H
MU
RID
GU
RU
SE
KO
LA
H
MU
RID
GU
RU
SE
KO
LA
H
MU
RID
GU
RU
1 BATU 42 9.651 466 19 6.365 483 18 5.706 564
2 JUNREJO 21 4.372 264 5 1.733 148 6 1.050 144
3 BUMIAJI 26 4.845 379 7 1.535 142 3 695 95
JUMLAH KOTA BATU
89 18.868 1109 31 9.633 773 27 7.451 803
Sumber : Kota Batu Dalam Angka Tahun 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
9
Dari data diatas, nampak bahwa jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam
pendidikan cukup tinggi dengan diimbangi oleh memadainya jumlah sekolah
dan guru di Kota Batu. Hanya saja jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam
pendidikan menurun seiring dengan ketinggian jenjang pendidikan. Keadaan ini
perlu mendapatkan perhatian khusus untuk dicari penyebabnya apakah karena
kecenderungan masyarakat untuk mengenyam pendidikan menengah di luar
Kota Batu ataukah karena masih rendahnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan dasar 12 tahun.
II.5. Agama
Sebagian besar penduduk Kota Batu memeluk agama Islam yaitu sejumlah
94,34%. Berikutnya agama Kristen 3,53%, agama Katolik 1,45%, agama
Buddha 0,32% dan agama Hindu 0,20%.
Sarana yang dimiliki untuk menunjang kehidupan beragama terlihat dari
banyaknya sarana ibadah. Jumlah masjid dan langgar yang berada di Kota Batu
masing-masing sebesar 154 dan 503 buah. Berikutnya gereja 30 buah, vihara 6
buah dan Pura 2 buah.
II.6. Situasi Pertanian, Industri, Perdagangan, Transportasi dan Pariwisata
Kota Batu merupakan kota pariwisata dengan basis pertanian. Penduduk Kota
Batu hampir sebagian besar bermata pencaharian utama sebagai petani. Oleh
karena itu menjadi suatu keharusan bagi Pemerintah Daerah Kota Batu untuk
memprioritaskan sektor pertanian dan pariwisata dalam pembanguan ekonomi
dan wilayah. Sektor Pertanian merupakan sektor unggulan yang diharapkan
dapat bersinergi dengan pertumbuhan sektor lainnya seperti pariwisata,
perdagangan dan industri.
Tahun 2013 luas lahan panen untuk Padi Sawah sebesar 846 Ha, jauh lebih
besar dibandingkan luas panen padi ladang sebesar 17 Ha. Dari total luas
panen sebesar 863 Ha tersebut menghasilkan produksi Padi sebesar 5.523,2
Ton atau rata-rata per Ha sekitar 6,4 Ton Padi Sawah/Ladang
Sementara itu, pada sub sektor peternakan di Kota Batu terdapat penurunan
populasi ternak sapi dan kelinci. Dibandingkan dua tahun sebelumnya, jumlah
ternak ayam pedaging mengalami peningkatan. Sedangkan populasi ternak
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
10
unggas yang terkecil adalah jenis itik dan entog. Namun demikian pada Tahun
2013, populasinya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan
Tahun 2011 dan 2012. Dibandingkan data tahun 2012, untuk produksi daging
dan susu, mengalami penurunan masing-masing sekitar 261 ton daging dan
sekitar 1.827.000 liter untuk produksi susu.
Kota Batu merupakan salah satu daerah yang kurang cocok untuk dijadikan
daerah kawasan industri mengingat kondisi geografisnya yang kurang
mendukung. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur,
keberadaan kawasan industri akan mempengaruhi kelestarian lingkungan Kota
Batu. Namun bukan berarti industry besar / sedang, kecil dan kerajinan rumah
tangga tidak diberdayakan, karena kontribusinya yang cukup signifikan dalam
membentuk PDRB Kota Batu
Pada tahun 2013 profil industry di Batu cenderung masih didominasi oleh
industry formal. Dominasi tersebut dapat dilihat dari persentase jumlah industry
formal yang mencapai lebih dari 70 persen. Industri formal di Kota Batu pada
Tahun 2013 mampu menyerap 255 tenaga kerja dengan total investasi yang
ditanam mencapai 2,6 milyar.
Perhubungan merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup
strategis dalam pembangunan. Pembangunan infrastruktur berupa jalan sangat
penting dalam rangka meningkatkan mobilisasi penduduk dan barang serta
meningkatnya perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Pada Tahun 2013
sekitar 21,67 persen termasuk dalam kondisi baik, 49,77 persen kategori
sedang , 18,19 persen rusak ringan dan sisanya masuk kategori rusak berat.
Konsep Kota Batu sebagai Kota Wisata rupanya telah memberikan dampak dari
segi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batu, karena pariwisata berhasil
mendongkrak kegiatan perekonomian di sektor lainnya. Jumlah pengunjung
daya tarik wisata di Kota Batu Tahun 2013 adalah sebesar 1.881.446. Angka ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 sebesar 1.603.441
pengunjung.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
11
BBAABB IIIIII
SSIITTUUAASSII DDEERRAAJJAATT KKEESSEEHHAATTAANN
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat terdapat beberapa indikator yang
dapat digunakan. Indikator – indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam
kondisi angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi. Pada bagian ini derajat
kesehatan masyarakat di Kota Batu digambarkan melalui Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), angka kesakitan dari
beberapa penyakit dan status gizi pada balita.
Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor –
faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan
kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga
dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor
lainnya.
III.1. Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun
sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita
(AKABA).
III.1.1. Angka Kematian Ibu
Kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42
hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan, yakni
kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau penanganannya, tetapi
bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh per 100.000
kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target
yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
12
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai
tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu.
Berdasarkan data Jawa Timur Dalam Angka, pada Tahun 2013 angka
kematian ibu adalah sebesar 97,39 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Angka Kematian Ibu
(AKI) di provinsi Jawa Timur sudah berada di bawah target Millenium
Development Goals (MDGs) 2015, sebesar 102 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu dapat dibedakan menjadi dua yaitu
penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung
merupakan aspek medis yang harus ditangani oleh tenaga kesehatan. Kasus
– kasus tersebut antara lain pendarahan, eklamsia, partus lama, komplikasi
aborsi dan infeksi ( Kementerian Kesehatan RI, 2009 ). Penyebab kematian
langsung ibu di Jawa Timur pada Tahun 2013 adalah pendarahan (21,81%),
Pre Eklamsi / Eklamsi (36,29%), Jantung (12,93%), Infeksi (6,07%), dan lain –
lain (22,90%).
Penyebab kematian ibu tidak langsung adalah aspek Non medis yang
merupakan penyebab mendasar antara lain status perempuan dalam
keluarga, keberadaan anak, sosial budaya, pendidikan, sosial ekonomi, dan
geografis daerah.
Data angka kematian ibu di Kota Batu bisa dilihat pada grafik di bawah ini:
2010 2011 2012 2013 2014
Angka Kematian Ibu 97.06 134.5 107.33 30.2 31
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Kota Batu
Tahun 2010-2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
13
Angka kematian ibu di Kota Batu dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun
2011 cenderung mengalami kenaikan. Namun angka kematian Ibu di Kota
Batu sejak tahun 2012 perlahan mengalami penurunan yang signifikan. Angka
ini juga telah sesuai dengan target MDG’s. Kasus kematian ibu di Kota Batu
pada tahun 2014 sebesar 1 kasus dari 3.226 kelahiran hidup yang terjadi
pada masa nifas yang disebabkan hipertensi dalam kehamilan.
III.1.2. Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita
Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai
dengan 28 hari. Sedangkan angka kematian bayi adalah kematian yang
terjadi pada bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal). AKB menggambarkan
tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor
penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil,
tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial
ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di
wilayah tersebut rendah.
Menurut data BPS Propinsi Jawa Timur, angka kematian bayi di Jawa Timur
terus menunjukkan penurunan, tahun 2009 sebesar 31,41/1000, tahun 2010
menjadi 29,99, tahun 2011 menjadi 29,24/1000, tahun 2012 menjadi
28,31/1000, dan tahun 2013 menjadi 27,23/1000. Namun, keadaan ini masih
jauh dari angka target MDG’s tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran
hidup.
Di Kota Batu, kematian neonatal pada Tahun 2014 adalah sebesar 2/1000
kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi lima tahun terakhir terus
menunjukkan penurunan. Dimana pada tahun 2014 Angka Kematian Bayi
adalah 3 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut sudah melampaui target
MDG’s dan penurunan AKB ini mengindikasikan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat sebagai salah satu wujud keberhasilan pembangunan
di bidang kesehatan, khususnya di Kota Batu.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
14
0
2
4
6
8
10
12
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 3.2 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
Kota Batu Tahun 2010 - 2014
Angka Kematian Bayi per 1000 LH
Kematian bayi di Kota Batu sebagian besar diakibatkan karena Berat Badan
Lahir Rendah dan kelainan bawaan. Bayi dengan BBLR lebih rentan
mengalami masalah kesehatan seperti asfiksia, gangguan nafas, suhu tubuh
rendah, kadar gula darah rendah, masalah pemberian ASI, infeksi, ikterik
(kadar bilirubin yang tinggi) dan masalah perdarahan. Seluruh hal tersebut
merupakan faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi
khususnya pada masa perinatal
Sedangkan, Angka Kematian Balita (AKABA) kematian yang terjadi pada
bayi/anak usia 0 - 59 bulan (bayi + anak balita), dinyatakan sebagai angka per
1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan.
Angka Kematian Balita di Kota Batu meningkat pada Tahun 2011 sebesar
11,8/1000 dan terus melaju turun hingga angka 5/1000 kelahiran hidup di
Tahun 2014. Angka Kematian Balita di Kota Batu dapat dilihat pada grafik
berikut ini
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
15
.
Meski belum dapat menggambarkan keadaan dalam populasi penduduk Kota
Batu, tetapi angka ini setidaknya menunjukkan bahwa kematian balita di Kota
Batu berada pada angka yang telah melampaui target MDG’s sebesar 32 per
1000 kelahiran hidup. Laju kematian bayi dan balita di Kota Batu menunjukkan
penurunan yang sama, yang menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan
derajat kesehatan pada kelompok bayi dan anak balita di Kota Batu.
III.2. Morbiditas
Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi
epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang
serta penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging
disease masih tinggi. Namun di sisi lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan
gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga meningkat. Masalah perilaku tidak
sehat juga menjadi faktor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban
ganda masalah kesehatan teratasi.
Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari community based
data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans epidemiologi) dan data
sekunder yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem
pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil. Berikut ini akan diuraikan situasi
beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk
2010 2011 2012 2013 2014
Angka kematian Balita 0.97 11.8 10.73 7.7 5
Gambar3.3 Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup Kota Batu Tahun 2010 - 2014
Angka kematian Balita
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
16
penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit
yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa ( KLB )
III.2.1. Pola 15 Penyakit Terbanyak
Pola 15 penyakit terbanyak di Kota Batu pada tahun 2014 dapat dilihat di tabel
di bawah ini.
Tabel 3.1 Lima Belas Penyakit Terbanyak di Pelayanan Kesehatan Dasar
Kota Batu Tahun 2014
NO JENIS PENYAKIT JUMLAH
1 ISPA 18.622
2 HIPERTENSI 7.654
3 GASTRITIS 4.316
4 COMMON COLD 3.889
5 INFLUENZA 2.439
6 DIARE 2.910
7 PULPITIS 1.966
8 PENYAKIT PULPA DAN JARINGAN PERIAPIKAL 2.240
9 GINGGIVITIS 1.370
10 PENYAKIT RONGGA MULUT, KEL. LUDAH, DAN RAHANG 1.178
11 KELAINAN DENTO FASIAL TERMASUK MALOKLUSI 1.328
12 FARINGITIS 1.727
13 DM 1.307
14 KARIES GIGI 1.056
15 GINGGIVITIS DAN JARINGAN PERIODENTAL 1.000
Dari tampilan tabel III.1, nampak bahwa kasus ISPA masih menduduki tempat
pertama jumlah kasus penyakit yang dilayani di fasilitas pelayanan kesehatan
dasar (Puskesmas) diikuti dengan penyakit hipertensi. Dari data tersebut,
penyakit yang tergolong penyakit menular adalah ISPA, influenza, diare dan
common cold sedangkan lainnya termasuk dalam jenis penyakit degeneratif.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
17
Hal ini menggambarkan adanya beban ganda dalam penanganan masalah
kesehatan masyarakat di Kota Batu, dimana penyakit menular kasusnya masih
tinggi, namun penyakit-penyakit degeneratif juga meningkat. Perlu diingat
bahwa hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit-
penyakit kardiovaskuler lain dan seringkali kejadian penyakitnya dipengaruhi
oleh gaya hidup atau perilaku yang tidak sehat.
III.2.2. Penyakit Menular
a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui
droplet dari orang terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria, HIV/AIDS,
Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam MDG’s.
Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia Tahun 2013 adalah 297 per
100.000 penduduk dengan kasus baru setiap tahun mencapai 460.000
kasus. Dengan demikian, total kasus hingga 2013 mencapai sekitar
800.000-900.000 kasus..
Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case
Notification Rate (CNR) yaitu angka yang menunjukkan jumlah pasien TB
yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk pada satu periode
di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan
menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di
wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan
(trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah
tersebut.
Pada Tahun 2013, CNR di Propinsi Jawa Timur adalah sebesar 107,05%
Propinsi Jawa Timur adalah propinsi dengan jumlah kasus TB Paru yang
besar. Jawa Timur menjalankan strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Short Course) guna menekan jumlah kasus TB. Dengan strategi
ini, Success Rate (SR) penderita TB BTA Positif di Jawa Timur pada tahun
2012 sudah mencapai 89,94 %.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
18
Sementara itu, persentase CNR seluruh kasus TB dan Success Rate Kota
Batu yang didata selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Pada Gambar 3.4 terlihat perkembangan CNR Kota Batu yang terus
mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Angka keberhasilan
pengobatan juga terus mengalami peningkatan hingga mencapai 80,33 %
di Tahun 2014. WHO menetapkan standar angka keberhasilan pengobatan
sebesar 85%, dengan demikian Kota Batu masih belum mencapai standar
tersebut. Hal ini dikarenakan banyak pasien yang drop out saat
pengobatan. Maka untuk selanjutnya perlu peningkatan peran aktif tenaga
kesehatan dalam menjalankan proses komunikasi, informasi dan edukasi
kepada pasien TB Paru dan keluarganya serta meningkatkan peran PMO
dalam rangka meningkatkan angka keberhasilan pengobatan.
b. HIV/AIDS
HIV / AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan tubuh.
Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan
74.95
77.68
88.4
65.09
52.44
80.33
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
65
70
75
80
85
90
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Gambar 3.4 Perkembangan Persentase CNR seluruh kasus dan Success Rate TB
Kota Batu Tahun 2012-2014
Case Notification Rate Success Rate
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
19
tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit
lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan
sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada si masyarakat dapat
diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and
Testing (VCT), sero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku
(STBP)
Data dari Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian Kesehatan RI
menyebutkan jumlah kasus baru HIV positif pada tahun 2013 sebesar
29.037 kasus mengalami peningkatan sebesar 35% dari tahun 2012 yang
hanya 21.511 kasus. Proporsi kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada
kelompok umur 30-39 tahun (26,0%), disusul kelompok umur 20-29 tahun
(25,3%) dan kelompok umur 40-49 tahun (11,6%).
Pada tahun 2012, Propinsi Jawa Timur berada pada urutan ketiga propinsi
dengan jumlah HIV tertinggi di Indonesia. Untuk wilayah Kota Batu,
perkembangan penyakit HIV/AIDS berjalan seiring dengan peningkatan
mobilitas penduduk dan ditunjang dengan wilayah Kota Batu sebagai
daerah wisata. Secara kumulatif sejak tahun 2003 sampai dengan 2014 di
wilayah Kota Batu tercatat 140 kasus HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut,
seluruh penderita telah mendapatkan penanganan medis.
Jumlah kasus ini bisa jadi belum dapat menggambarkan kondisi
sebenarnya di masyarakat, hal ini dikarenakan keterbatasan data yang ada.
Selain itu, akses ke kelompok beresiko tinggi juga tidak mudah dilakukan
sehingga upaya pencegahan, pengendalian maupun pengobatan tidak
mudah dilakukan. Penemuan kasus HIV / AIDS di Kota Batu per tahun
selama lima tahun terakhir dapat diamati pada grafik berikut :
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
20
Data pada grafik diatas menunjukkan peningkatan secara signifikan jumlah
penderita HIV/ AIDS di wilayah Kota Batu selama tujuh tahun terakhir dan
mengalami sempat mengalami penurunan pada tahun 2012 lalu meningkat
kembali di tahun 2013 dan semakin meningkat pada tahun 2014. Data
penemuan kasus tersebut berasal dari laporan surveilans aktif rumah sakit.
Pelan namun pasti, masalah ini akan terus bergulir, kecuali dilakukan
langkah pencegahan yang tepat. Karena permasalahan pokok penyebaran
2023
9
15
25
20
23
9
15
25
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 3.5Penemuan & Penanganan Kasus HIV/ AIDS
di Kota Batu Tahun 2010-2014
Jml Penderita Jml Penderita Ditangani Poly. (Jml Penderita)
20
23
9
15
25
12 13
8
11
25
11
64 4 5
0
5
10
15
20
25
30
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 3. 6 Jumlah Penemuan Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematian
Tahun 2010-2014
HIV + AIDS AIDS MATI
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
21
penyakit ini ada pada perilaku yang tidak sehat, maka sekali lagi program
promosi kesehatan menjadi ujung tombak penyampaian informasi dan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih positif.
c. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pneumococcus,
staphylococcus, streptococcus dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu
menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak dan sesak
nafas. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak – anak usia
kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki
masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Deteksi kasus dan pengobatan sedini mungkin mengurangi kasus yang
harus dirujuk, menghemat waktu dan biaya keluarga. Selain itu perlu
dilaksanakan tatalaksana standar yang mengajarkan agar tenaga
kesehatan memfokuskan perhatian pada pernafasan anak dan bukan pada
keparahan batuknya maupun ada tidaknya demam. Penatalaksanaan
standar pada pneumonia bisa mencegah 40% dari kematian pneumonia.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu
dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Perkiraan kasus
pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 10% dari jumlah balita di
wilayah tersebut. Untuk cakupan penemuan pneumonia balita mulai tahun
2011 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
22
Gambar 3.7 Data Temuan Kasus Pneumonia Balita di Kota Batu
Tahun 2011 - 2014
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan penemuan
kasus yang signifikan dari 10 kasus di tahun 2011, 79 kasus di tahun 2012,
170 kasus di 2013 hingga 262 kasus di tahun 2014. Namun angka ini masih
16,4% dari target sebesar 1.599. Peningkatan temuan kasus pneumonia
dari tahun ke tahun ini menandakan bahwa petugas kesehatan sudah mulai
melaksanakan tatalaksana standar pneumonia dengan baik. Hal ini turut
didukung oleh terpenuhinya kebutuhan logistik (ARI timer) sebagai salah
satu alat untuk mendiagnosa pneumonia.
Untuk lebih meningkatkan temuan kasus agar dapat memenuhi target pada
tahun mendatang, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi yang
berkesinambungan serta refreshing teknis pada petugas di poli rawat jalan
dan poli rawat inap Puskesmas dan peningkatan kerjasama dengan fasilitas
pelayanan kesehatan swasta yang juga melakukan kontak dengan pasien
pneumonia.
10
79
170
262
0
50
100
150
200
250
300
2011 2012 2013 2014
jumlah kasus pneumonia
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
23
d. Kusta
Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami
proses pembelahan cukup lama antara 2 – 3 minggu. Daya tahan hidup
kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki
masa inkubasi 2 – 5 tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5
tahun. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta
menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf,
anggota gerak dan mata.
Penemuan penderita baru pada Tahun 2013 di Jawa Timur adalah 4.132
orang. Dari angka tersebut, sebanyak 61 % nya berjenis kelamin laki – laki.
Persebaran penyakit kusta di Jawa Timur terfokus pada daerah pantai utara
pulau Jawa dan Madura. Begitu juga untuk penemuan kasus baru Kusta
cenderung pada kabupaten / kota di pesisir utara pulau Jawa dan Madura.
Kota Batu sendiri sangat sedikit menyumbangkan kasus kusta baru. Pada
tahun 2012, tidak ditemukan penderita kusta baru. Tahun 2013 ditemukan 1
kasus baru Kusta MB dan pada tahun 2014 ini tidak ditemukan kasus kusta
baru.
III.2.3. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
a. Campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan virus Morbili, yang disebarkan
melalui droplet bersin / batuk dari penderita. Gejala awal dari penyakit ini
adalah demam, bercak kemerahan, batuk – pilek, mata merah
(conjunctivitis) yang kemudian menimbulkan ruam di seluruh tubuh.
Kasus campak di wilayah Kota Batu tahun 2011 sebanyak 43 kasus dengan
distribusi 24 kasus di kecamatan Batu, 2 kasus diwilayah kecamatan
Bumiaji dan 17 kasus di kecamatan Junrejo. Pada tahun 2012 jumlah kasus
campak sudah mulai menurun sebanyak 26 kasus , dengan distribusi 15
kasus di kecamatan Batu, 3 kasus di kecamatan Bumiaji dan 8 kasus di
kecamatan Junrejo. Pada tahun 2013 jumlah kasus campak mulai terjadi
peningkatan sebanyak 43 kasus sama dengan tahun 2011 dengan
distribusi 18 kasus di kecamatan Batu, 3 kasus diwilayah kecamatan
Bumiaji dan 22 kasus di kecamatan Junrejo. Tahun 2014 mulai ada
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
24
penurunan kasus campak sebanyak 39 dengan distribusi di kecamatan
Batu sebanyak 18 kasus, kecamatan Bumiaji 1 kasus dan kecamatan
Junrejo sebanyak 20 kasus. Kasus campak selama empat tahun berturut-
turut mulai tahun 2011 sampai 2014 dapat diamati pada gambar berikut ;
Dari grafik diatas dapat dilihat pada Tahun 2013 kasus campak mengalami
peningkatan menjadi 43 kasus dimana capaian UCI pada tahun tersebut
hanya sebesar 79,16%. Sedangkan pada tahun 2014 terjadi penurunan
kasus campak dimana UCI pada Tahun 2014 adalah sebesar 87,50%.
Pelaksanaan Out Break Respon Imunization (ORI) di Desa Bumiaji
43
26
43
39
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2011 2012 2013 2014
Gambar 3.8Kasus Campak di Wilayah Kota Batu Tahun 2011 - 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
25
b. Difteri
Difteri merupakan kasus “re-emerging disease” di Jawa Timur karena kasus
Difteri sebenarnya sudah menurun di tahun 1985, namun kembali
meningkat di tahun 2005 saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di
Kabupaten Bangkalan. Sejak saat itulah, penyebaran difteri semakin
meluas dan mencapai puncaknya pada tahun 2012 sebanyak 955 kasus
dengan 37 kematian.
Upaya yang dilakukan untuk menekan kasus difteri adalah dengan
melakukan imunisasi dasar pada bayi dengan vaksin Difteri-
Pertusis_tetanus dan Hepatitis B (DPT-HB). Vaksin tersebut diberikan 3
(tiga) kali yaitu pada umur 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Selain itu, karena
terjadi lonjakan kasus pada umur anak sekolah maka imunisasi tambahan
Tetanus Difteri (TD) juga diberikan pada anak Sekolah Dasar (SD) dan
sederajat kelas 4-6 serta Sekolah menengah Pertama (SMP).
Kasus difteri selama empat tahun berturut-turut mulai tahun 2011 sampai
2014 di Kota Batu dapat diamati pada gambar berikut ;
Kasus Difteri di Kota Batu mengalami lonjakan pada tahun 2012 hingga
mencapai 16 kasus. Pada tahun 2013 kasus difteri mengalami penurunan
yang cukup signifikan menjadi 3 kasus. Angka kejadian difteri kembali naik
menjadi 9 kasus di tahun 2014. Melihat keadaan ini, upaya penanganan
yang tepat dan cepat tentunya sangat diperlukan agar KLB difteri dapat
11
16
3
9
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2011 2012 2013 2014
Gambar 3.9Kasus Difteri di Wilayah Kota Batu Tahun 2011 - 2014
Kasus Difteri
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
26
segera diatasi. Pembenahan dan peningkatan kualitas program imunisasi
juga menjadi faktor kunci untuk keberhasilan penanganan KLB difteri
diantaranya melakukan kegiatan ORI ( Out Break Respon Imunisasi )
untuk mencegah terjadinya penyebaran kasus Diptheri baru.
c. Acute Flacid Paralysis (AFP) Non Polio
AFP merupakan kondis abnormal ketika seseorang mengalami penurunan
kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada
kelumpuhan. Sedangkan Non Polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut
yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium bukan kasus Polio. AFP Rate Non Polio dihitung berdasarkan
per 100.000 penduduk/populasi anak usia < 15 tahun. Di tahun 2013,
angka AFP Rate Non Polio Jawa Timur sebesar 2,46 ( atau 222 kasus).
Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai
2,64 ( atau 240 kasus ). Angka AFP Rate pada tahun 2013 ini telah
mencapai target nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI
sebesar minimal 2/100.000.
Target kasus AFP di Kota Batu sebanyak 2 ( ditetapkan oleh propinsi),
Pada tahun 2014 telah ditemukan sebanyak 2 kasus AFP, sehingga AFP
rate Kota Batu sebesar 4,26 dan telah memenuhi target yang ditetapkan.
Jumlah penemuan kasus AFP selama tahun 2011 – 2014 dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
27
III.2.4. Penyakit Potensial KLB
a. Demam Berdarah Dengue
Penyakit demam berdarah dengue ialah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Pada penyakit ini demam terjadi secara akut. Demam
biasanya berlangsung selama 3 – 5 hari (jarang lebih dari 7 hari dan
kadang-kadang bifasik), disertai dengan sakit kepala berat, mialgia,
artralgia, sakit retro orbital, tidak nafsu makan, gangguan gastro intestinal
dan timbul ruam.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2013, jumlah
penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 112.511 kasus dengan jumlah
kematian 871 orang ( Incidence rate / Angka kesakitan = 45,85 per 100.000
penduduk dan CFR / angka kematian = 0,77%). Target Renstra
Kementerian Kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2013 sebesar ≤
52 per 100.000 penduduk, dengan demikian Indonesia telah mencapai
target Renstra 2013.
Angka kesakitan DBD di Propinsi Jawa Timur pada tahun 2013 adalah 39
per 100.000 penduduk. Angka ini masih di bawah target 52 per 100.000
1 1
2 2
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2011 2012 2013 2014
Gambar 3.10Jumlah Temuan Kasus AFP < 15 tahun
di Kota Batu Tahun 2011 - 2014
AFP < 15 tahun
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
28
penduduk. Untuk Kota Batu, perkembangan kasus penyakit Demam
Berdarah Dengue dapat dilihat dalam grafik berikut ini.
Dalam satu dasawarsa terakhir, kasus demam berdarah di Kota Batu
tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 282 kasus, lalu terjadi
penurunan signifikan di tahun 2011 dan diikuti tahun 2012 hanya terjadi 17
kasus. Dibanding tahun 2012 yang hanya 17 kasus, DBD tahun 2013
mengalami peningkatan yang signifikan menjadi140 kasus kemudian turun
menjadi 65 kasus pada tahun 2014. Apabila merujuk pada Angka Bebas
Jentik yang tinggi yaitu 96,7%, bisa diindikasikan kasus-kasus yang
ditemukan bersifat import atau didapat dari luar wilayah kota Batu. Hal ini
erat kaitannya dengan status Kota Batu sebagai Kota tujuan wisata dimana
meningkatnya mobilitas warga, kemudahan transportasi, dan keadaan iklim
yang tidak menentu menjadi faktor pendukung peningkatan kasus DBD.
Disamping fogging yang dilakukan saat terjadi KLB, PSN tetap menjadi
pilihan utama untuk mencegah dan membatasi perkembangan kasus DBD.
0
50
100
150
200
250
300
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 3.11Jumlah Kasus DBD di Kota Batu Tahun 2010 - 2014
Kasus DBD
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
29
Pemberantasan Sarang Nyamuk di Desa Bulukerto
b. Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare
merupakan penyebab kematian nomor empat (13,2%) pada semua umur
dalam kelompok penyakit menular dan merupakan penyebab kematian
nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada anak balita (25,2%).
Oleh karena itu, diare yang menyerang bayi dan balita patut diwaspadai
dan apabila telah terjadi perlu segera dilakukan tindakan yang adekuat
untuk mencegah dehidrasi yang berakibat kematian.
Di Jawa Timur cakupan pelayanan penyakit diare dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir cenderung meningkat dimana pada tahun 2013
mencapai 118,39%. Hal ini terjadi karena penurunan angka morbiditas dari
tahun 2012 yang sebesar 411/1.000 penduduk menjadi 214/1.000
penduduk pada tahun 2013.
Data kasus diare yang ditangani di wilayah Kota Batu dapat diamati pada
diagram berikut :
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
30
Gambar 3.12 Kasus Diare yang Ditangani di Kota Batu Tahun 2011 – 2014
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kasus diare yang ditangani
cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 jumlah target
penemuan yang ditetapkan yaitu 10 % dari angka kesakitan (214/1.000
penduduk) sebesar 4.261 kasus. Dari target penemuan tersebut kasus
diare yang ditangani sebanyak 4.004 kasus (94%). Cakupan ini mengalami
penurunan dibandingkan pada tahun 2013 yang mencapai 107,27%.
Penurunan angka kesakitan diare dapat diupayakan dengan kegiatan
berkesinambungan seperti memberikan pendidikan dan informasi atau
penyuluhan dari berbagai sumber media. Keterlibatan kader juga
mendukung dalam pelayanan penderita diare, terutama untuk
meningkatkan penggunaan rehidrasi oral, yakni Oralit maupun cairan
rumah tangga. Di sarana kesehatan, upaya pelayanan penderita Diare bagi
balita adalah dengan pemberian tablet Zinc sesuai umur selama 10 hari
berturut – turut di samping pemberian oralit. Tata laksana penderita diare
yang tepat di tingkat rumah tangga diharapkan dapat mencegah terjadinya
dehidrasi berat yang bisa berakibat kematian.
63754707 4521
4004
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Kasus diare ditangani
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
31
III.2.5. Penyakit Tidak Menular
Indonesia pada saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). Prevalensi beberapa PTM
utama meningkat, sementara penyakit menular masih tinggi, lebih diperparah
lagi oleh munculnya penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa
dari 10 besar penyebab kematian di Indonesia, enam diantaranya tergolong
PTM. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi 15,4%, disusul
Tuberkulosis 7,5%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, perinatal 6,0%, diabetes
melitus 5,7%, tumor 5,7%, penyakit hati 5,2%, penyakit jantung iskemik
5,1%, dan penyakit saluran nafas bawah 5,1%.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian dan layanan kesehatan di
Indonesia, terjadi pula perubahan demografis - struktur umur penduduk
Indonesia bergerak ke arah struktur penduduk yang semakin menua (ageing
population). Perubahan ini ikut berperan terhadap pergeseran pola penyakit
(transisi epidemiologi), penyakit menular cenderung menurun sedangkan
PTM cenderung meningkat. Untuk menghadapi perubahan pola penyakit ini,
diperlukan perubahan strategi pelayanan kesehatan.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan perlu direvitalisasi,
agar mampu memberikan kontribusi besar dalam upaya pengendalian PTM.
Dibutuhkan komitmen yang tinggi dari semua pihak untuk meningkatkan
kualitas pelayanan puskesmas. Jejaring yang efektif dan efisien perlu
diciptakan, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia hendaknya
ditingkatkan, tersedianya standar pelayanan minimum (SPM) yang
komprehensif (holistik) dan sarana/prasarana diagnostik, serta pengobatan
sesuai SPM, juga didukung oleh sistem informasi yang memadai.
Puskesmas mempunyai 3 fungsi utama yaitu sebagai : 1) pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, 2) pusat pemberdayaan masyarakat
dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, 3) pusat pelayanan
kesehatan primer.
Dari penjelasan fungsi puskesmas ini, jelaslah bahwa puskesmas bukan saja
berperan menjalankan teknis medis, tetapi juga mengorganisasikan modal
sosial yang ada di masyarakat, agar terlibat dalam penyelenggaraan
kesehatan secara mandiri, sehingga pelayanan yang dilaksanakan oleh
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
32
puskesmas dapat memberikan hasil yang lebih baik karena mampu
menjangkau masyarakat luas dengan biaya lebih rendah. Dalam rangka
penyelenggaraan pengendalian PTM, puskesmas melakukan upaya
pencegahan penyakit melalui kegiatan primer, sekunder dan tertier
Pencegahan Primer adalah segala kegiatan yang dapat menghentikan atau
mengurangi faktor risiko kejadian penyakit sebelum penyakit tersebut terjadi.
Pencegahan primer dapat dilaksanakan di puskesmas, melalui berbagai
upaya meliputi: promosi PTM untuk meningkatkan kesadaran serta edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengendalian PTM.
Promosi PTM dapat dilaksanakan melalui berbagai upaya, contohnya :
kampanye pengendalian PTM pada hari-hari besar PTM (Hari Kanker
Sedunia, Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Hari Diabetes Sedunia, Pekan
Keselematan di Jalan, dan lain-lain).
Pencegahan Sekunder lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk
menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan
pengobatan dini agar penyakit tersebut tidak menjadi parah. Pencegahan
sekunder dapat dilaksanakan melalui skrining /uji tapis dan deteksi dini
Pencegahan Tertier adalah suatu kegiatan difokuskan kepada
mempertahankan kualitas hidup penderita yang telah mengalami penyakit
yang cukup berat yaitu dengan cara rehabilitasi dan paliatif. Pencegahan
tertier merupakan upaya yang dilaksanakan pada penderita sesegera
mungkin agar terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut untuk meningkatkan
kualitas hidup dan memperpanjang lama ketahanan hidup. Pencegahan
tertier dapat dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan tata laksana kasus
termasuk penanganan respon cepat menjadi hal yang utama agar kecacatan
dan kematian dini akibat penyakit tidak menular dapat tercegah dengan baik.
Kota Batu sendiri mulai mengembangkan kegiatan Posbindu PTM sejak
Tahun 2013. Posbindu PTM adalah kegiatan pembinaan terpadu untuk
mengendalikan faktor risiko PTM dan merupakan bentuk kemandirian
masyarakat dalam mendeteksi dan memonitor faktor risiko PTM secara rutin.
Petugas puskesmas melakukan pengawasan melalui kegiatan monitoring
program.
Data di tahun 2014 ini tercatat 6.790 pasien menderita hipertensi yang berarti
4,46 % dari seluruh penduduk berusia > 15 tahun. Untuk kasus obesitas, dari
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
33
860 orang yang diperiksa di posbindu, terdapat 68 orang (7,90%) yang
menderita obesitas.
Deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA dan kanker payudara
dengan pemeriksaan klinis (CBE) pada 114 perempuan usia 30 – 50 tahun
berhasil menjaring 30 orang (26,32%) yang IVA positif dan 3 orang (2,63%)
dengan tumor / benjolan.
III.3. Status Gizi Masyarakat
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain Bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status gizi balita, anemia gizi besi
pada ibu dan pekerja wanita, serta Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY).Status gizi balita merupakan salah satu indikator MDGs yang perlu
mendapatkan perhatian dan akan banyak dibahas (di samping BBLR) pada sub
bagian berikut ini.
.
III.3.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir
rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dan lebih
sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
Secara statistik 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir
lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan
mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.
Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi. Berdasarkan hasil riset
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, secara keseluruhan prevalensi
BBLR di Indonesia sebesar 11.5%.
Dari Profil Kesehatan jawa Timur tahun 2013, diketahui bahwa jumlah bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Timur mencapai 21.565
bayi. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 sebesar
19.712 bayi.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
34
Jumlah kasus BBLR di Kota Batu dari tahun ke tahun kecenderungannya
meningkat. Pada tahun tahun 2011 jumlah kasus BBLR 67 kasus, tahun 2012
jumlah kasus BBLR 96 kasus, tahun 2013 jumlah kasus BBLR 135 kasus dan
mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 96 kasus.
Berikut ini adalah tabel perkembangan kasus BBLR di Kota Batu selama
empat tahun terakhir.
Grafik menunjukkan bahwa kasus BBLR di Kota Batu terus meningkat setiap
tahunnya dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014. Keadaan ini
dapat diakibatkan oleh faktor gizi ibu seperti Kekurangan Energi Kalori / KEK
dan anemia serta faktor resiko pada ibu hamil seperti gemeli,
Preeklamsia/eklamsia, Primimuda dan Grandemulti. Selain itu, kejadian BBLR
juga dapat terjadi karena pencemaran pestisida di tanah dan air serta produk
pertanian yang ada di wilayah Kota Batu.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani kasus BBLR diantaranya :
Penyuluhan pada ibu hamil
Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil (Susu Ibu Hamil)
Pemberian tablet besi (FE) untuk ibu hamil
Pemeriksaan pada ibu hamil
Kelas ibu hamil
Pelayanan KB nifas
Kerjasama lintas sektor untuk meningkatkan usia perkawinan
Pelatihan penanganan kasus BBLR untuk petugas kesehatan
Pengendalian pencemaran lingkungan
Jumlah Kasus BBLR
67
96
135
96
Gambar 3.13 Jumlah Kasus BBLR di Kota Batu Tahun 2011 - 2014
2011 2012 2013 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
35
2011 2012 2013 2014
Balita BGM
97 83 74 66
97
8374
66
0
20
40
60
80
100
120
Gambar 3.14Jumlah Balita BGM di Wilayah Kota Batu Tahun 2011- 2013
III.3.2. Balita Bawah Garis Merah
Balita yang berat badannya berada di bawah garis merah (BGM) pada tahun
2014 tercatat sejumlah 66 balita atau 0,6% dari seluruh balita yang ditimbang.
Gambarannya dapat diamati pada grafik berikut :
Balita BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan berat badan menurut
umur berada pada dan dibawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat).
Mulai tahun 2010 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan
bahwa balita BGM tidak boleh lebih dari 5% (< 5%). Pencapaian BGM/D di
Kota Batu selama 3 tahun terakhir masih berada di bawah standar tersebut.
Keberhasilan menekan angka BGM salah satunya dikarenakan masifnya
upaya penyuluhan baik itu individu maupun kelompok terhadap ibu hamil
(mendukung Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan) untuk pencegahan dini
dengan memberikan pengetahuan tentang makanan yang sehat, bergizi dan
seimbang bagi ibu hamil agar dapat melahirkan bayi yang sehat dan cukup
bulan, sehingga penambahan berat badan bayi sesuai dengan kenaikan berat
badan minimal berbanding umurnya dan disertai program pemberian MP –
ASI bagi balita, terutama balita BGM keluarga miskin yang didanai dari APBD
Kota Batu.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
36
III.3.3. Kasus Gizi Buruk
Kasus gizi buruk dapat diperoleh dari indikator berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB). Data tersebut diperoleh dari laporan masyarakat, kader
Posyandu atau kasus-kasus yang langsung dibawa ke tempat – tempat
pelayanan kesehatan yang ada seperti Puskesmas dan Rumah Sakit.
Sejak tahun 2012 hingga tahun 2014, jumlah kasus gizi buruk di Jawa timur
terus menurun, yaitu dari tahun 2012 sebanyak 17 kasus, tahun 2013
ditemukan 12 kasus hingga pada tahun 2014 menjadi 10 kasus.
0
5
10
15
20
Jumlah Kasus Gizi Buruk
17
12
10
Gambar 3.15Jumlah Balita Gizi Buruk di Wilayah Kota Batu Tahun 2012 - 2014
2012 2013 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
37
BBAABB IIVV
SSIITTUUAASSII UUPPAAYYAA KKEESSEEHHAATTAANN
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta,
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan
masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan
lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan
jiwa dan pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Sedangkan, upaya
kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
Puskesmas adalah unit pelayanan strata satu yang menjalankan pelayanan
kesehatan primer atau dasar dimana terjadi kontak pertama antara masyarakat
dengan tenaga kesehatan.
IV.1. Pelayanan Kesehatan Dasar
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat,
diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat
diatasi. Pada uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang
diselenggarakan di sarana pelayanan kesehatan.
IV.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36/2009 mengamanatkan bahwa upaya
kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu
melahirkan generasi sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
38
ibu sebagai salah satu indikator Renstra dan MDGs. Upaya kesehatan ibu
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam pelayanan kesehatan ibu dan
bayi diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Pelayanan Antenatal ( K1 dan K4)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional baik itu dokter spesialis kandungan dan
kebidanan, dokter umum, maupun bidan kepada ibu hamil selama masa
kehamilanya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada.
Titik berat kegiatan ini adalah upaya preventif dan promotif sedangkan
hasilnya dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4 (Wiyono, 1997).
Cakupan K1 atau disebut juga akses pelayanan ibu hamil,
menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan
pertama/ kontak pertama dengan tenaga kesehatan/ fasilitas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Indikator akses ini digunakan
untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan
program dalam menggerakkan masyarakat.
Sedangkan cakupan K4 adalah besaran ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali
kunjungan selama masa kehamilannya dengan distribusi satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada
trimester ketiga. Kunjungan ibu hamil dikatakan telah memenuhi standar
apabila telah mencakup pelayanan timbang badan & ukur tinggi badan,
ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan atas, skrining status imunisasi
tetanus & pemberian vaksin tetanus toksoid, ukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet zat besi, komunikasi interpersonal & konseling, serta
tes laboratorium sederhana.
Berikut ini adalah grafik kunjungan K1 dan K4 Ibu Hamil selama kurun
waktu lima tahun terakhir di Kota Batu.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
39
Terjadi kenaikan K4 di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013.
Namun adanya kesenjangan antara kunjungan K1 dan K4 masih perlu
mendapat perhatian. Hal ini menandakan masih ada drop out pelayanan
ANC atau ibu hamil yang tidak terpantau kondisi kehamilannya sesuai
standar oleh tenaga kesehatan. Tidak terpantaunya kondisi kehamilan
akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi maupun kematian
maternal. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemeriksaan
kehamilan K4 adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan ibu, serta
tingkat sosial ekonomi.
Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Sisir
2010 2011 2012 2013 2014
K1 98.08 96.6 81 97.22 97
K4 95.83 89.9 74.87 90.21 93.5
Gambar 4.1Persentase Pencapaian Kunjungan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kota Batu
Tahun 2010 - 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
40
B. Pertolongan Persalinan oleh Nakes
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu
dari enam indikator pemantauan program KIA. Dengan indikator ini dapat
diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan
sekaligus menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam
menangani persalinan secara profesional.
Adapun pertolongan persalinan sendiri adalah tindakan yang dilakukan
oleh bidan/ tenaga kesehatan lain dengan kompetensi sesuai dalam
proses lahirnya janin dari kandungan yang dimulai dari tanda-tanda
lahirnya bayi, pemotongan tali pusat sampai keluarnya placenta.
Pertolongan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI di
Indonesia.
Capaian cakupan Linakes untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013
mencapai 92,04%. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan
capain tahun 2012 sebesar 89,14%. Pada tahun 2013 target untuk
program ini adalah 94%. Dengan kondisi ini angka cakupan Propinsi
jawa Timur masih belum mencapai target.
Data dari bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Batu
menyebutkan pada tahun 2014 terdapat 3.379 sasaran ibu bersalin. Dari
jumlah tersebut, yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 3.222
atau 95,4%. Trend cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dari tahun 2010 sampai 2014 dapat diamati pada grafik
berikut;
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
41
Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada tahun 2014 cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Batu mengalami sedikit
penurunan dari 95,53% di tahun 2013 menjadi 95,4% di tahun 2014
C. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas
dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas
PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Perhitungan
jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari
total sasaran ibu hamil di satu wilayah pada kurun waktu yang sama.
Komplikasi dalam kehamilan diantaranya : abortus, hiperemesis
gravidarum, perdarahan per vaginam, hipertensi dalam kehamilan
(preeklamsia, eklamsia), kehamilan lewat waktu, ketuban pecah dini.
Komplikasi dalam persalinan diantaranya : kelainan letak/presentasi
janin, partus macet/ distosia, hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia
eklampsia), Infeksi berat/ sepsis, kontraksi dini/persalinan premature,
kehamilan ganda.
Komplikasi dalam nifas : hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
eklampsia), Infeksi nifas, pendarahan nifas.
2010 2011 2012 2013 2014
Linakes 97.87 94.6 81.29 95.53 95.4
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Gambar 4.2 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di
Kota Batu Tahun 2010 - 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
42
Grafik cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kota Batu dapat
dilihat pada grafik berikut ini.
Jumlah sasaran ibu hamil di Kota Batu pada tahun 2014 adalah
sebanyak 3.540 orang dimana 20 persennya atau 708 ibu hamil adalah
ibu hamil dengan komplikasi. Dari sasaran 708 tersebut, jumlah ibu hamil
dengan komplikasi yang ditangani adalah 625 orang atau sebesar
88,3% naik dari capaian tahun 2013 sebesar 79,66%.
D. Pelayanan Nifas
Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ
reproduksi mengalami pemulihan untuk kembali normal. Akan tetapi,
pada umumnya, organ-organ reproduksi akan kembali normal dalam
waktu tiga bulan pasca persalinan. Dalam masa nifas, ibu diharuskan
memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi
umum, pemeriksaan kondisi payudara dan puting, pemeriksaan dinding
perut, perineum, kandung kemih dan rectum, secret yang keluar serta
organ kandungan. Selain itu bagi ibu nifas dilakukan konseling untuk
pelayanan KB pasca kehamilan serta pemberian kapsul vitamin A
200.000 IU sebanyak 2 x 24 jam. Perawatan nifas yang tepat akan
memperkecil resiko kelainan atau bahkan kematian pada ibu nifas.
0
20
40
60
80
100
Kota Batu
66.9279.66 88.3
Gambar 4.3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Tahun 2012 - 2014
2012 2013 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
43
Di wilayah Kota Batu, pada tahun 2014 terdapat 3.379 sasaran ibu nifas.
Dari jumlah tersebut sebanyak 3.212 orang atau 95,1% mendapatkan
pelayanan nifas. Cakupan pelayanan nifas ini meningkat dari tahun 2013
yang tercatat sebesar 91,45%.
E. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Neonatus atau bayi sampai dengan usia 28 hari merupakan kelompok
umur yang paling rentan terkena gangguan kesehatan. Untuk
meminimalkan resiko kesakitan dan kematian bayi pada usia tersebut
dilakukan kunjungan neonatus oleh tenaga kesehatan. Dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan pada neonatus, disamping
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi, dilakukan juga konseling
perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan kesehatan neonatus meliputi
pelayanan kesehatan neonatal dasar, pemberian vitamin K, manajemen
terpadu balita muda serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah
dengan menggunakan buku KIA.
Sejak tahun 2008 terjadi perubahan kebijakan waktu pelaksanaan
kunjungan neonatus, dari yang semula sebanyak minimal dua kali
menjadi tiga kali. Istilah yang dipergunakan juga tidak lagi KN1 dan KN2
melainkan KN lengkap. Angka yang diperoleh dari kunjungan neonatus
dapat digunakan untuk mengetahui jangkauan dan kualitas pelayanan
kesehatan neonatus.
Kota Batu
92.9
80.4
91.4595.1
Gambar 4.4 Pelayanan Nifas di Kota Batu Tahun 2011-2014
2011
2012
2013
2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
44
Data pencapaian KN yang diperoleh dari seksi KIA Dinkes Kota Batu
selama lima tahun terakhir dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
Dari diagram diatas terlihat bahwa pencapaian KN lengkap pada tahun
2014 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013. Dari
3.148 jumlah bayi, yang mendapat pelayanan kunjungan neonatal
lengkap sebanyak 3080 (97,8%), turun dari capaian tahun 2013 sebesar
98,95%..
F. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur
29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan,
dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi
pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak),
pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan,
penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI
(MP ASI). Trend cakupan pelayanan kesehatan bayi selama lima tahun
terakhir di Kota Batu dapat diamati pada grafik berikut.
2010 2011 2012 2013 2014
KUNJUNGAN NEONATUS 3022 2877 2759 3131 3080
JML BAYI 3118 3118 3185 3164 3148
Gambar 4.5 Cakupan Kunjungan Neonatus di Kota Batu Tahun 2010-2014
KUNJUNGAN NEONATUS
JML BAYI
Poly. (KUNJUNGAN NEONATUS)
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
45
Data yang dimiliki di tingkat Kota menyebutkan pada tahun 2014 terdapat
3148 sasaran bayi. Dari jumlah tersebut, yang mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi sebanyak 3052 bayi atau 97%. Cakupan pelayanan
kesehatan bayi ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar
91,31%.
IV.1.2 Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Anak balita adalah anak umur 12-59 bulan. Pelayanan kesehatan anak balita
adalah pelayanan kesehatan bagi anak umur 12 - 59 bulan yang memperoleh
pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 x
setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, dan pemberian
vitamin A 2 x setahun.
2010 2011 2012 2013 2014
Kunjungan Bayi 3086 2803 2786 2889 3052
2600
2650
2700
2750
2800
2850
2900
2950
3000
3050
3100
3150
Gambar 4.6Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kota Batu Tahun 2010-
2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
46
Jumlah anak balita yang ada di Kota Batu pada tahun 2014 mencapai 12.838
anak. Dari jumlah tersebut, cakupan anak balita yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali pada tahun 2014 sebanyak 11.417
(88,9%), meningkat dari cakupan tahun sebelumnya yang hanya sebesar
86,55%.
IV.1.3 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Pelayanan Kesehatan ( penjaringan ) siswa SD dan setingkat adalah
pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan
setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan
Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama
tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Cakupan penjaringan kesehatn siswa SD dan setingkat
pada tahun 2013 mencapai 100%. Hasil pemeriksaan selama lima tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ;
Kota Batu
82.8
78.05
86.55 88.9
Gambar 4.7 Cakupan Anak Balita yang Memperoleh Pelayanan Tahun 2011 - 2014
2011
2012
2013
2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
47
Dari grafik diatas dapat diamati bahwa cakupan pemeriksaan kesehatan siswa
SD/ MI di Kota Batu pada tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan
dengan capaian pada tahun 2012 yaitu sebesar 3252 siswa.
IV.I.4 Pelayanan Keluarga Berencana
Pada tahun 2014, jumlah pasangan usia subur di wilayah Kota Batu tercatat
sebanyak 40.201 orang. Dari jumlah PUS tersebut, peserta KB baru tercatat
sebanyak 2.455 orang (6,1%) dan peserta KB aktif sejumlah 26.819 orang
(66,7%) dari seluruh PUS yang ada. Hasil ini masih jauh dari target KB aktif
yang ditetapkan sebesar 70% dari PUS. Capaian ini menurun dibandingkan
tahun 2014 dimana peserta KB baru sebanyak 8,82 % dan peserta KB aktif
sebanyak 67,71%.
Perkembangan peserta KB baru dan peserta KB aktif di Kota Batu selama
Tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini
32153031
28473119
3252
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 4.8 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/ MI
Kota Batu Tahun 2010 - 2014
Jumlah Siswa Siswa SD/MI diperiksa
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
48
IV.I.5 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila
Jumlah penduduk usia lanjut menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup serta menjadi tanda
membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat. Dilain sisi, peningkatan
jumlah penduduk usia lanjut juga berdampak pada perubahan pola penyakit di
masyarakat serta perubahan orientasi pelayanan kesehatan. Penyakit
degeneratif cenderung terjadi pada penduduk pra usila dan usila. Tanpa
diimbangi dengan upaya promotif dan preventif sedari awal, beban sosial yang
ditimbulkan maupun biaya yang akan dikeluarkan untuk pelayanan kesehatan
akan cukup besar. Upaya promotif dan preventif tersebut salah satunya
dilaksanakan melalui posyandu lansia.
Selama beberapa tahun ini, pola demografi di wilayah Kota Batu cenderung
mengarah pada penduduk berusia muda. Hal ini sejalan dengan rendahnya
cakupan peserta KB. Akan tetapi disisi lain, jumlah penduduk lanjut usia juga
cenderung meningkat. Hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan juga harus
diarahkan untuk mempertahankan kualitas hidup penduduk lanjut usia, karena
dengan meningkatnya kualitas hidup para lanjut usia maka beban
ketergantungan dan beban biaya kesehatan yang ditimbulkannya akan makin
berkurang.
9.18
8.82
6.1
62.6867.71
66.7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Gambar 4.9Cakupan Peserta KB aktif dan Peserta KB baru di Kota Batu
Tahun 2012 - 2014
Peserta KB baru Peserta KB aktif
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
49
Jumlah warga lanjut usia dan pra lanjut usia di wilayah Kota Batu pada tahun
2014 tercatat sebesar 54.992 orang dan yang memperoleh pelayanan
kesehatan sebanyak 35.860 orang atau 65.21%. Cakupan pelayanan
kesehatan untuk usila dan pra usila di wilayah Kota Batu selama lima tahun
berturut-turut dapat diamati pada gambar berikut ;
Grafik cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut pada tahun 2014 mengalami
sedikit penurunan dibandingkan dengan cakupan tahun 2013. Namun upaya
peningkatan pelayanan pada Lansia terus diupayakan diantaranya dengan
adanya Puskesmas Santun Lansia dengan fasilitas yang lebih bersahabat
untuk lansia. Puskesmas santun Lansia di Kota Batu saat ini terdapat di
Puskesmas Batu dan Puskesmas Sisir.
Gebyar Lansia Dinas Kesehatan Kota Batu
2010 2011 2012 2013 2014
JML PRA USILA DAN USILA 45758 19023 43164 55549 54992
JML DILAYANI KESEHATAN 22909 9132 31421 42701 35860
Gambar 4.10Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila dan Pra Usila di Kota Batu
Tahun 2010-2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
50
IV.I.6 Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan
pemutusan mata rantai penularan Penyakit - Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I). Secara nasional kebijakan yang ditempuh antara
lain adalah mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan baik terhadap
sasaran masyarakat / wilayah, mengupayakan kualitas pelayanan yang
bermutu, serta mengupayakan kesinambungan dan keterpaduan program.
Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan program imunisasi
secara nasional adalah angka UCI (Universal Child Immunization). Awalnya
UCI dijabarkan sebagai tercapainya cakupan imunisasi lengkap minimal 80%
untuk tiga jenis antigen yaitu DPT 3, Polio dan campak. Namun dalam
perkembangannya, tidak hanya ketiga jenis antigen itu saja yang
diperhitungkan tetapi seluruh jenis antigen yaitu BCG, DPT-HB, Polio,
campak. Sasaran program imunisasi adalah bayi (0-11 bulan), ibu hamil,
Wanita Usia Subur (WUS) dan murid SD kelas 1, 2 dan 3. Sejak tahun 2003,
indikator penghitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen. Gambaran
pencapaian UCI di wilayah Kota Batu selama lima tahun terakhir adalah
sebagai berikut.
98.8
75
95.8
79.16
87.5
0
20
40
60
80
100
120
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Gambar 4.11Pencapaian Desa / Kelurahan UCI di wilayah Kota Batu
Tahun 2010 – 2014
Desa/Kelurahan UCI
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
51
Dari grafik diatas, terlihat bahwa capaian UCI untuk semua jenis antigen di
Kota Batu pada tahun 2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
tahun 2013. Namun hal ini masih dapat menjadi faktor resiko terjadinya
kasus-kasus PD3I, terbukti dengan kejadian KLB difteri dan campak.
Untuk mengendalikan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, peningkatan kualitas program imunisasi yang diantaranya berupa
peningkatan skill petugas imunisasi, peningkatan kualitas penyimpanan
vaksin, sweeping sasaran maupun kampanye intensifikasi program imunisasi
perlu terus dilakukan. Selain itu perlu digalang kemitraan dengan penyedia
layanan persalinan seperti polindes, bidan praktek swasta, rumah bersalin
maupun Rumah Sakit guna mengurangi miss opportunity dalam pemberian
imunisasi pada bayi. Kerjasama lintas program juga perlu terus ditingkatkan
agar di level pengambil kebijakan sampai pelayanan primer, pelayanan
imunisasi terus mendapat perhatian bersama. Tidak kalah penting adalah
program komunikasi, informasi dan edukasi terus menerus pada masyarakat
agar masyarakat memperoleh pemahaman yang benar mengenai program
imunisasi.
IV.I.7 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Program Pelayanan kesehatan gigi dilaksanakan berupa pelayanan klinik di
Puskesmas, Upaya kesehatan gigi di Masyarakat dan Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah melalui kegiatan UKGS.. Hasil program pelayanan kesehatan gigi
dan mulut Kota Batu selama tahun 2011 – 2014 dapat dilihat pada grafik di
bawah ini :
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
52
Dari grafik di atas terlihat penurunan angka tumpatan gigi tetap tahun 2014
sebesar 1243 pasien dibandingkan tahun 2013 sebesar 1575 pasien.
Sedangkan angka pencabutan gigi tetap juga mengalami penurunan yakni
pada tahun 2013 sebesar 1405 pasien menjadi 1268 pasien pada tahun 2014.
Dengan rasio tumpatan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap pada tahun
2014 sebesar 1,0 %.
Sedangkan pemeriksaan gigi terhadap anak SD/MI yang memerlukan
tindakan perawatan gigi mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebanyak
4.700 anak menjadi 6.751 anak di tahun 2014.
Dengan adanya anak yang memerlukan perawatan di Puskesmas dari hasil
kegiatan UKGS, perlu dilakukan rujukan untuk mendapatkan perawatan di
Puskesmas. Perkembangan hasil perawatan gigi dibandingkan dengan yang
memerlukan perawatan di Kota Batu kurun waktu 2011 sampai dengan tahun
2014 disajikan pada grafik berikut ini.
2011 2012 2013 2014
Tumpatan gigi tetap 1270 1605 1575 1243
Pencabutan gigi tetap 1576 1567 1405 1268
1270
1605 1575
1243
15761567
14051268
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Gambar 4.12 Hasil Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Kota Batu
Tahun 2011 - 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
53
Dari data yang diperoleh terdapat kenaikan jumlah anak yang perlu perawatan
dan yang mendapatkan perawatan. Namun, persentase anak yang
mendapatkan perawatan turun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 data
yang mendapatkan perawatan sebesar 3.807 anak (81%) terhadap yang
memerlukan perawatan sebanyak 4.700 anak, sedangkan untuk tahun 2014
yang mendapatkan perawatan sebesar 4.745 anak (70,2%) terhadap yang
perlu perawatan sebesar 6.751 anak. Hal ini disebabkan masih rendahnya
tingkat kesadaran orang tua terhadap kesehatan gigi anak dan adanya
ketakutan dari anak terhadap alat kesehatan gigi.
IV.I.8 Perbaikan Gizi Masyarakat
Masyarakat di Jawa Timur dan di Indonesia pada umumnya masih
dihadapkan pada masalah gizi “ganda”, yaitu masalah gizi kurang dalam
bentuk : Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Vitamin A (KVA), serta masalah
gizi lebih yang erat kaitannya dengan penyakit – penyakit degeneratif.
Berbagai upaya perbaikan gizi telah dilakukan di Jawa Timur dalam upaya
menanggulangi masalah gizi kurang tersebut, sedangkan untuk masalah gizi
lebih, masih dilakukan secara individu.
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Perlu mendapat perawatan 3,538 5,512 4,700 6751
Mendapat perawatan 2,885 3,990 3,807 4745
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
Gambar 4.13 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat
di Kota Batu Tahun 2011 - 2014
Perlu mendapat perawatan Mendapat perawatan
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
54
A. Jumlah Balita Ditimbang
Tingkat partisipasi masyarakat atau balita ditimbang (D/S) dapat diketahui
dengan membandingkan balita yang ditimbang (D) dengan semua sasaran
balita (S) dikalikan 100%. Sasaran balita (S) yang digunakan adalah data
Supas dari BPS bukan data riil.
Dari laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Batu, pada tahun 2014
terdapat 15.986 balita. Dari jumlah tersebut yang ditimbang di posyandu
sebanyak 11.439 balita (71,6%). Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun
2013 sebesar 66,87%. Tingkat partisipasi balita di posyandu Kota Batu mulai
tahun 2011 sampai 2014 dapat diamati pada grafik berikut ;
Dari tahun ke tahun tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu
cenderung stagnan dan walaupun mengalami kenaikan pada tahun 2014,
namun belum dapat mencapai target 85%. Hal ini salah satunya dikarenakan
banyak ibu balita yang bekerja sehingga balitanya tidak rutin ke posyandu.
Selain itu bayi yang telah mendapatkan imunisasi campak enggan untuk
datang ke posyandu. Oleh karena itu, perlu peningkatan KIE secara rutin oleh
petugas kesehatan di kegiatan posyandu. Petugas gizi dan bidan desa dapat
meminta bantuan kader posyandu untuk ikut menggerakkan masyarakat atau
memberikan pengumuman pada saat pengajian, arisan, atau pertemuan PKK
tingkat RT/RW. Selain itu, balita yang sudah bersekolah di PAUD/PG/TK
2011 2012 2013 2014
Jumlah Balita 15813 16586 16329 15986
Jumlah Balita Ditimbang 11201 10658 10919 11439
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
Gambar 4.14Jumlah Balita Ditimbang di Posyandu Kota Batu Tahun 2011 - 2014
Jumlah Balita Jumlah Balita Ditimbang
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
55
dapat dibawa ke Taman Posyandu agar data timbangnya tercatat di
posyandu.
B. Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Bayi dan Balita
Untuk distribusi kapsul vitamin A, sasarannya adalah bayi 6-11 bulan, balita
dan ibu nifas. Cakupan anak balita yang memperoleh vitamin A sebanyak dua
kali setahun (Februari dan Agustus) pada tahun 2014 sebanyak 87,42% dari
12.838 anak balita 1-4 tahun. Hasil ini mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya yang pencapaiannya 83,43% dan telah memenuhi target yang
ditetapkan yaitu sebesar 85%. Gambaran cakupan anak balita yang
memperoleh vitamin A sebanyak 2 kali setahun dalam empat tahun terakhir
dapat diamati pada gambar berikut ;
2011 2012 2013 2014
Jumlah Anak Balita 12,695 13,401 13,165 12,838
Anak Balita Dapat Vitamin A 11,440 10,481 10,983 11,223
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
Gambar 4.15Cakupan Anak Balita Mendapatkan Vitamin A di Kota Batu
Tahun 2011- 2014
Jumlah Anak Balita Anak Balita Dapat Vitamin A
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
56
C. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi
Upaya pencegahan dan penanggulangan Anemia Gizi Besi dilaksanakan
melalui pemberian Tablet Tambah darah (TTD) yang diprioritaskan pada ibu
hamil, karena prevalensi anemia pada kelompok ini cukup tinggi. Di samping
itu, kelompok ibu hamil merupakan kelompok rawan yang sangat berpotensi
memberi kontribusi terhadap tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Untuk
menanggulangi anemia zat besi pada ibu hamil, dilaksanakan program
suplementasi TTD dengan dosis pemberian sehari sebanyak 1 tablet (60mg
Elemental Iron dan 0,25mg Asam Folat) berturut-turut minimal 90 hari selama
masa kehamilan. Pada tahun 2014 tercatat 3.311 (93,5%) ibu hamil yang
memperoleh 90 tablet Fe dari 3.540 sasaran ibu hamil. Hasil program
distribusi tablet Fe di Kota Batu selama lima tahun terakhir dapat diamati pada
gambar berikut ;
Pada tahun 2014 pencapaian pemberian tablet Fe3 mengalami peningkatan
yaitu sebesar 93,5% dari capaian tahun 2013 sebesar 90,21%. Hal ini
dikarenakan adanya kesadaran ibu hamil untuk periksa secara paripurna yang
tujuannya mengetahui ibu hamili tersebut anemia atau tidak.
2011 2012 2013 2014
Jumlah Bumil 3,429 3,594 3,565 3,540
Bumil Dapat 90 Tablet Fe 3,084 2,705 3,149 3,311
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Gambar 4.16Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan 90 Tablet Fe
di Kota Batu Tahun 2011 - 2014
Jumlah Bumil Bumil Dapat 90 Tablet Fe
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
57
IV.I.9 Persentase Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi
sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman
lain, kecuali obat, vitamin dan mineral. Bayi dikatakan mendapatkan ASI
Eksklusif, jika pada saat survei dilakukan (di Bulan Februari dan Agustus)
masih diberi ASI secara eksklusif.
Pada tahun 2014 pencapaian ASI Eksklusif mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2013, yaitu dari 68,7% menjadi 73,8%. Namun capaian
pada tahun 2014 ini masih belum mencapai target sebesar 80%. Hal ini dapat
dikarenakan kurang digalakkannya pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
di Rumah Sakit Bersalin atau tempat pelayanan kesehatan yang menolong
persalinan. Selain itu, masih gencarnya promosi susu formula ke petugas
kesehatan terutama bidan yang menangani persalinan dengan pemberian
bonus atau imbalan yang menggiurkan.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan KIE tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi
bayi usia 0-6 bulan kepada ibu nifas dan ibu hamil. Pemberian KIE itu tidak
hanya di bagian program gizi saja tetapi harus lintas program dan lintas
sektor. Selain itu perlunya pemberian vitamin A untuk ibu nifas sebanyak 2x
yang secara tidak langsung untuk menambah kelancaran produksi ASI. Di
tahun 2014 ini sudah terbentuk 5 (lima) Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) di
67
7075 80
73.87
56.27
68.7
73.8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2011 2012 2013 2014
Gambar 4.17Trend Capaian ASI Eksklusif di Kota Batu Tahun 2011 - 2014
% Target
% Capaian
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
58
Kelurahan Songgokerto, Desa Sidomulyo, Desa Beji, Desa Tlekung, dan Desa
Sumbergondo. Diharapkan KP-ASI yang sudah terbentuk ini dapat dijadikan
wadah untuk berkumpulnya anggota KP-ASI seperti kader posyandu, ibu
hamil, ibu menyusui, nenek, ayah, dan petugas kesehatan untuk bertukar
pikiran satu sama lain sehingga dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
IV.1.10 Perilaku Masyarakat
Menurut teori Blum, salah satu faktor yang berperan penting dalam
menentukan derajat kesehatan adalah perilaku. Perilaku dianggap penting
karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan
maupun genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Selain
itu, banyak penyakit yang muncul pada saat ini disebabkan karena perilaku
yang tidak sehat. Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan akan tetapi
mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk
itu, upaya promosi kesehatan harus terus menerus dilakukan untuk
mendorong masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat sendiri dapat dimulai dari unit terkecil
masyarakat yaitu rumah tangga.
A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS di rumah tangga diartikan sebagai upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat. Pencapaian PHBS di rumah tangga dapat
diukur dengan 10 indikator yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
59
Dari hasil survey PHBS yang dilakukan di wilayah Kota Batu pada tahun
2014, dari 7.540 rumah tangga yang disurvey, yang dikategorikan sebagai
rumah tangga ber-PHBS hanya sebanyak 2.122 rumah tangga atau
sekitar 28.1%. Cakupan rumah tangga sampling yang disurvei dengan
metode simple random sampling sebesar 16,9% dari total rumah tangga
yang ada.
Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan rumah tangga ber-PHBS pada
tahun 2013 sebesar 22.24%. Prioritas masalah dalam survei PHBS dari
tahun ke tahun relatif sama yaitu tidak merokok di dalam rumah dan ASI
ekslusif. Solusi untuk meningkatkan cakupan rumah tangga sehat selain
dengan menaikkan kajian PHBS untuk rumah tangga dari 10% menjadi
20% dari total KK, juga di bentuk Desa PHBS Percontohan, serta tetap
melaksanakan penyuluhan pada masyarakat baik melalaui posyandu, dan
kelompok yang ada di masyarakat, seperti kelompok Pengajian, PKK dan
ORMAS lainnya, tentang PHBS pada umumnya serta bahaya merokok,
pentingnya ASI eksklusif, dan membentuk kelompok pendukung ASI.
B. Posyandu Aktif
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
daya Masyarakat (UKBM). Persentase posyandu yang aktif merupakan
salah satu indikator yang menunjukkan peran serta dan kemandirian
masyarakat untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang
muncul di wilayahnya. Jumlah posyandu di wilayah Kota Batu sebanyak
189 pos. Posyandu aktif sejumlah 121 atau mencapai 64.02% yang
merupakan Strata Purnama dan Mandiri. Posyandu aktif ini (berstrata
Purnama dan Mandiri) mengalami peningkatan mulai dari tahun 2012
sejumlah 104 dan tahun 2013 sejumlah 110.
C. Desa Siaga Aktif
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya, kemampuan dan kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana, dan kegawat daruratan secara
mandiri. Sedangkan desa siaga aktif didefinisikan sebagai ”Desa yang
mempunyai Poskesdes yang telah berfungsi dan berada pada tahap
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
60
tumbuh, kembang dan Paripurna”. Kondisi di Kota Batu sampai dengan
tahun 2014, terdapat 24 desa siaga aktif dengan 4 desa yang sudah
masuk dalam strata Purnama, hal ini mengalami penurunan strata yaitu
tahun 2013 dari 6 menjadi 4, hal ini disebabkan kurang berfungsinya desa
Siaga dan kurang dukungan dari pemerintah desa atau steak holder, baik
berupa moril dan materiil (dana).
IV.1.11 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan berupa perlindungan
kesehatan yang diselenggarakan secara nasional, agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Jaminan Kesehatan
Nasional diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) kesehatan yang merupakan badan hukum publik yang
bertanggungjawab kepada Presiden. Program Jaminan Kesehatan Nasional
dilakukan secara bertahap mulai 1 Januari 2014 hingga diharapkan
tercapainya Universal Coverage Insurance (UCI) pada tahun 2019.
Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan terdiri dari Penerima Bantuan Iuran
Kesehatan dan bukan Penerima Bantuan Iuran Kesehatan. Peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu
yang ditetapkan oleh Menteri Sosial sesuai dengan Peraturan Pemerintah
nomor 101/2011 tentang Peserta PBI Jaminan Kesehatan. Sedangkan
peserta bukan penerima Bantuan iuran terdiri atas Pekerja penerima upah
(PPU) dan keluarganya, pekerja bukan penerima upah (PBPU) dan
keluarganya, bukan pekerja (BP) dan keluarganya. Peserta Penerima
Bantuan Iuran di Kota Batu yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah pada
Tahun 2014 sebanyak 39.894 jiwa.
Di era Jaminan Kesehatan Nasional ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur
masih melaksanakan program Jaminan Kesehatan Daerah hingga tahun
2016. Hal ini dikarenakan masih ada warga miskin yang belum masuk
menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI). Di Kota Batu masih terdapat
2.459 jiwa yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Daerah
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
61
(Jamkesda). Pemerintah Kota Batu diharapkan untuk mendaftarkan peserta
Jamkesda menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBI-D)
sebelum berakhirnya program Jamkesda tahun 2016. Dari jumlah peserta
PBI dan peserta Jamkesda, total masyarakat miskin yang ada di Kota Batu
pada tahun 2014 adalah 42.353 jiwa.
Dari uraian di atas maka peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kota Batu
Tahun 2014 sebanyak 27,13 % yang terdiri dari 20,04 % Penerima Bantuan
Iuran APBN, 3,26% Pekerja Penerima Upah, 3,84% Pekerja Bukan
Penerima Upah/mandiri. Dan sebanyak 1,24% masih terdaftar sebagai
peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
IV.I.12 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
Keadaan lingkungan di Kota Batu dapat digambarkan dengan beberapa
indikator-indikator diantaranya persentase rumah sehat, tempat makanan &
depot air minum sehat, serta sarana sanitasi dasar seperti air bersih,
pembuangan air limbah tempat sampah dan kepemilikan jamban. Selain itu
disajikan pula data sarana pengolahan limbah di sarana pelayanan
kesehatan.
A. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memiliki minimal
sarana sanitasi dasar seperti kepemilikan jamban, air bersih, kepemilkan
tempat sampah, dan saluran pengelolaan air limbah yang memenuhi
syarat kesehatan.
Data dari seksi penyehatan lingkungan pada tahun 2014 menyebutkan
terdapat 45.687 rumah dan jumlah rumah sehat sebanyak 20.828 rumah
atau sebesar 45.59%.
B. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan
Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM)
merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang sehingga
dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Banyaknya
Tempat – tempat umum yang ada maka dikerucutkan menjadi tempat –
tempat umum prioritas. Yang termasuk Tempat – tempat umum prioritas
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
62
adalah Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan, Hotel. Adapun Tempat
Pengelolaan Makanan antara lain Jasa boga, Rumah makan, Depot air
minum, makanan jajanan. TUPM yang dapat dikategorikan sehat adalah
TUPM yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan limbah, ventilasi yang baik serta luas yang sesuai
dengan banyaknya pengunjung.
Data yang diperoleh dari seksi penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan
Kota Batu tahun 2014, menyebutkan tempat tempat umum yang
memenuhi syarat sebanyak 174 sarana dari 210 sarana yang ada atau
sekitar 82.85%. Sedangkan tempat pengelolaan makanan yang tidak
memenuhi syarat sebanyak 8 sarana dan seluruh TPM tersebut telah
dibina. Sedangkan TPM yang memenuhi syarat sebanyak 85, dimana 29
diantaranya atau 34,12% telah diuji petik.
0
20
40
60
80
100
120
140
Sarana pendidikan Sarkes Hotel
139
10
61
114
10
50
Gambar 4.18Jumlah Tempat - Tempat Umum yang Memenuhi Syarat
di Kota Batu Tahun 2014
Sarana yang ada Sarana yang memenuhi syarat
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
63
C. Akses Air Minum
Sumber air minum yang digunakan di rumah tangga dibedakan menurut
Sumur gali terlindung, sumur gali dengan pompa, sumur bor dengan
pompa, terminal air, mata air terlindung, penampungan air hujan,
perpipaan. Dari data yang ada, sebagian besar rumah tangga di Kota Batu
sudah memanfaatkan air dari sumur gali terlindung, mata air terlindung
dan perpipaan seperti PDAM.
Apabila ditilik dari segi akses air bersih, masyarakat Kota Batu hampir
seluruhnya tidak ada yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Namun hal tersebut belum menjamin kualitas air yang dikonsumsi
masyarakat, karena walaupun telah dilakukan uji petik untuk memeriksa
kualitas air di beberapa titik mata air, namun kualitas air yang sampai ke
konsumen juga sangat ditentukan oleh banyak hal seperti kualitas jaringan
perpipaan dan pengolahan air dari PDAM atau HIPPAM. Sehingga untuk
menjamin mutu air yang dikonsumsi harus dilaksanakan kerja sama
dengan lintas sektor terkait.
Hasil uji petik kualitas air minum yang dilakukan Dinas Kesehatan tahun
2014 dari 40 sampel yang diambil hanya 27.5% yang memenuhi syarat
kesehatan baik fisik, bakteriologi, maupun kimia.
0
20
40
60
80
100
TPM Dibina TPM Diuji Petik
8
85
8
29
Gambar 4.19Jumlah Tempat Pengolahan Makanan Dibina dan Diuji Petik
di Kota Batu tahun 2014
Jumlah TPM TPM dibina/diuji petik
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
64
Uji petik kualitas air bersih di Desa Beji
D. Sarana Sanitasi Dasar
Sarana sanitasi dasar yang dimaksudkan disini meliputi kepemilikan
jamban, akses air bersih, kepemilikan tempat sampah tertutup, dan
saluran pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan. Namun
untuk kepemilikan sarana sanitasi dasar ini lebih ditekankan pada
kepemilikan jamban sehat karena masih banyak warga Kota Batu yang
belum akses ke jamban sehat. Untuk mengakses data kepemilikan
jamban sehat jota Batu bisa diakses melalui www.stbm-indonesia.org.
Namun demikian, untuk masyarakat yang memiliki jamban, tapi belum
memenuhi kriteria sehat dan masyarakat yang belum memiliki jamban
harus terus dipersuasi dan didorong untuk memiliki jamban dan
meningkatkan kualitas jamban demi kualitas air dan lingkungan mereka
sendiri. Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah salah
satu strategi yang dimunculkan untuk mendorong kepemilikan jamban dan
memenuhi kriteria sehat. Dalam program STBM ini lebih menekankan
pada perubahan perilaku masyarakat. Untuk mendukung peningkatan
akses jamban sehat oleh masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Batu juga
memiliki program Wirausaha Sanitasi yang sudah berjalan sejak tahun
2013 dalam bentuk penawaran jamban sehat dan murah kepada
masyarakat.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
65
IV.1.13 Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Tingkat ketersediaan obat yang diukur sebanyak 144 item obat dan vaksin.
144 item obat tersebut yang diperkirakan bisa mewakili kebutuhan
pelayanan kesehatan dasar, yang merupakan obat emergency, fast moving,
penunjang utama dan life saving, serta yang wajib tersedia untuk beberapa
penyakit menular. Pada tahun 2014, ketersediaan obat sesuai kebutuhan
adalah sebesar 83,91%. Jumlah ini turun dari capaian tahun 2013 yang
mencapai 97,96%. Informasi ketersediaan per item obat dapat dilihat pada
tabel 66 lampiran profil ini.
IV.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan
Saat ini di wilayah Kota Batu terdapat lima Rumah Sakit dengan spesifikasi 2
(dua) RS khusus yaitu RS Paru yang merupakan UPT Propinsi Jawa Timur dan
RSIA IPHI milik swasta. Kemudian ada 3 (tiga) RS umum yaitu RS Dr. Etty
Asharto dan RS Baptis Batu yang kepemilikannya oleh swasta, serta RS
Bhayangkara Hasta Brata milik Polri.
Untuk memantau efektivitas dan efisiensi pelayanan di Rumah Sakit
dipergunakan beberapa indikator seperti Bed Occupancy Rate (BOR), Average
Length Of Stay (ALOS), Turn Over Internal (TOI). Gambaran indikator
pelayanan seluruh rumah sakit yang ada di Kota Batu pada tahun 2014 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.1 Indikator Pelayanan Rumah Sakit di Wilayah Kota Batu
Tahun 2014
NO NAMA RUMAH
SAKIT JENIS
RS BOR ALOS TOI
1 RS PARU BATU Khusus 43.3 3.3 4.4
2 RS BAPTIS Umum 40.7 2.9 4.8
3 RS HASTA BRATA Umum 37.0 2.5 6.0
4 RS DR. ETTY Umum 31.1 3.0 6.5
5 RS IPHI Khusus 21.2 1.6 8.8
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 37.5 - 5.4
Sumber : Laporan Rumah Sakit 2014
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
66
Indikator Bed Occupancy Rate (BOR) digunakan untuk menggambarkan tinggi
rendahnya pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Idealnya BOR berada di
kisaran 70-80%. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh rumah sakit
yang ada di Kota Batu memiliki BOR dibawah nilai ideal. Hal ini berarti
rendahnya kunjungan rawat inap di RS. Rendahnya BOR kemungkinan
dikarenakan rasio jumlah tempat tidur RS se-Kota Batu jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk sangat jauh dibawah ideal. WHO mensyaratkan
rasio yang ideal adalah 1 : 1000, sementara di Kota Batu saat ini rasio
tersebut adalah 1 : 600. Rasio diatas masih belum termasuk tempat tidur di
Puskesmas Rawat Inap di Kota Batu. Ini berakibat kepada longgarnya tingkat
hunian di RS se-Kota Batu. Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu,
beberapa RS seperti RS. Baptis, RS. Hasta Brata, dan RS. Paru mengalami
peningkatan yang cukup baik. Indikator yang juga berhubungan dengan BOR
adalah TOI. Indikator Turn Over Interval atau rata-rata hari tempat tidur tidak
ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat perputaran penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur
kosong dalam waktu 1-3 hari. Dari lima rumah sakit yang ada di Kota Batu,
tidak ada yang mencapai nilai ideal di tahun 2014 karena tempat tidur kosong
berkisar 4-9 hari.
Indikator Average Length of Stay (ALOS) atau rata-rata lama hari perawatan
digunakan untuk menggambarkan tingkat efisiensi dan mutu pelayanan.
Idealnya nilai ALOS antara 6-9 hari, dan di semua RS pencapaian ALOS
masih dibawah standar. Rendahnya nilai ALOS ini berarti masa rawat inap
rata-rata seluruh pasien selama satu tahun terlalu singkat yaitu sekitar 3 hari.
Hal ini menggambarkan bahwa rumah sakit masih belum sepenuhnya
menjalankan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan, dimana
kasus-kasus yang semestinya dapat ditangani di level pelayanan dasar pada
kenyataannya ditangani di rumah sakit. Hal ini tentu tidak efisien dari segi
mutu dan biaya.
Sedangkan, catatan cakupan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit
maupun Puskesmas di Kota Batu adalah sebagai berikut
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
67
Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Rawat Inap, Rawat Jalan & Kasus Jiwa di
Puskesmas dan Rumah Sakit Se-Kota Batu Tahun 2014
Tabel 4.2 diatas menggambarkan bahwa total penduduk yang menggunakan
fasilitas rawat jalan antara puskesmas dengan RS hampir sama banyak. Ini
menggambarkan tingkat kepercayaan pasien untuk pelayanan rawat jalan di
puskesmas sama tingginya dengan yang ada di RS. Dengan demikian ini
merupakan peluang dan tantangan bagi Puskesmas untuk semakin
meningkatkan kualitas layanannya sehingga dapat menekan biaya berobat
pasien dan mengefisienkan pelayanan kesehatan.
NO SARANA
PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN
GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 Puskesmas Batu
15.473 21.327 36.800 85 126 211 128 127 255
Puskesmas Sisir
10.332 15.399 25.731
59 20 79
Puskesmas Bumiaji
8.654 13.156 21.810 41 74 115 689 1442 2.131
Puskesmas Beji 8.225 13.028 21.253 99 133 232 41 42 83
Puskesmas Junrejo
6.030 13.211 19.241
42 80 122
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS
48.714 76.121 124.835 225 333 558 959 1.711 2.670
2 RS PARU BATU 13.309 18.882 32.191 2.443 3.041 5.484 0 0 0
RS BAPTIS 14.201 21.891 36.092 1.964 2.598 4.562 356 633 989
RS HASTA BRATA
8.578 3.795 12.373 507 1.403 1.910 0 0 0
RS DR. ETTY 11.995 12.049 24.044 1.223 821 2.044 0 0 0
RS IPHI 9.814 13.057 22.871 384 697 1.081 0 0 0
SUB JUMLAH II – RS
57.897 69.674 127.571 6.521 8.560 15.081 356 633 989
JUMLAH KAB/KOTA
106.611 145.795 252.406 6.746 8.893 15.639 1.315 2.344 3.659
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
99.984 99.108 199.092 99.984 99.108 199.092
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
106.6 147.1 126.8 6.7 9.0 7.9
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
68
Sementara untuk pelayanan rawat inap, penduduk lebih banyak
memanfaatkan fasilitas di RS. hal ini kemungkinan bisa disebabkan karena
RS memang menjalankan fungsinya sebagai layanan rujukan bagi pasien
yang membutuhkan rawat inap.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
69
BBAABB VV
SSIITTUUAASSII SSUUMMBBEERR DDAAYYAA KKEESSEEHHAATTAANN
V.1 Tenaga Kesehatan
Dalam pembangunan kesehatan, faktor penggerak utamanya adalah sumber
daya manusia. SDM kesehatan yang berkualitas menentukan keberhasilan dari
seluruh proses pembangunan tersebut. Pada tahun 2014, jumlah tenaga
kesehatan di Kota Batu baik yang berada di instansi pemerintah maupun
swasta seluruhnya sebanyak 641 orang. Hasil pendataan dan pelaporan
tentang jenis tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1 Rekapitulasi SDM Kesehatan Berdasarkan Jenis Tenaga
di Wilayah Kota Batu Tahun 2014
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa jenis tenaga yang ada di sektor
kesehatan dari tahun ke tahun masih didominasi oleh tenaga perawat dan
bidan. Adapun untuk menilai kecukupan tenaga kesehatan, berikut rasio tenaga
kesehatan di wilayah Kota Batu per 100.000 penduduk adalah sebagai berikut.
NO. JENIS TENAGA JUMLAH %
1 Medis 133 20,7
2 Perawat dan Bidan 377 58,8
3 Farmasi 39
6,1
4 Kesehatan Masyarakat 9 1,4
5 Gizi 19 2,9
6 Teknisi Medis 53 8,3
7 Sanitasi 7 1,1
8 Terapi fisik 4 0,6
Jumlah 641 100
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
70
Tabel 5.2 Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk
di Wilayah Kota Batu Tahun 2014
Dari tabel diatas, terlihat bahwa di wilayah Kota Batu, tenaga dokter spesialis
rasionya cukup tinggi, namun dari jenis spesialisasinya, masih belum sesuai
dengan kebutuhan dan tenaga dokter spesialis yang ada kebanyakan adalah
dokter tamu. Sedangkan, jenis tenaga yang masih rendah rasio terhadap
100.000 penduduk antara lain bidan, apoteker, tenaga ahli kesehatan
masyarakat, ahli gizi dan sanitarian.
V.2 Sarana dan Prasarana
Selain ketersediaan tenaga kesehatan dalam jumlah dan kualifikasi yang cukup,
diperlukan juga dukungan sarana dan prasarana yang memadai agar
pelaksanaan pembangunan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Situasi
sarana kesehatan di Kota Batu pada tahun 2014 akan diuraikan dalam sub bab
berikut.
Pada tahun 2014 di Kota Batu telah berdiri lima puskesmas dan tiga
diantaranya adalah puskesmas dengan perawatan. Untuk memperluas
jangkauan pelayanan puskesmas, dikembangkan puskesmas pembantu (Pustu)
yang pada tahun 2014 berjumlah 6 buah. Penambahan unit Pustu dilakukan
pada tahun 2008 dengan peningkatan status polindes Temas dan Giripurno
menjadi Pustu. Selain itu, terdapat sarana puskesmas keliling roda empat
sebanyak 10 unit yang dapat menjangkau seluruh daerah di wilayah Kota Batu.
No. Jenis Tenaga Kota Batu
2014
1 Dokter spesialis
25,6
2 Dokter Umum 33,1
3 Dokter Gigi 8,03
4 Perawat 135,1
5 Bidan 48,7
6 Apoteker 4,02
7 Ahli Kesehatan Masyarakat 4,52
8 Ahli gizi 9,54
9 Ahli Sanitasi 3,51
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
71
Untuk pelayanan kesehatan rujukan, di Kota Batu sudah berdiri lima rumah
sakit yaitu RS Paru Batu, RS Baptis Batu, RS Hasta Brata, RS dr. Etty Asharto
dan RS IPHI Batu. RS Paru merupakan UPT Propinsi Jawa Timur yang
berstatus RS Khusus Paru, akan tetapi juga membuka pelayanan untuk umum.
Empat rumah sakit lainnya merupakan rumah sakit swasta.
Dengan jumlah penduduk 199.092 jiwa dan perkiraan angka kesakitan kasar
tidak lebih dari 20% per-tahun serta lokasi Kota Batu yang dekat dengan Kota
Malang yang telah lebih dahulu mengembangkan pelayanan kesehatan dasar
maupun rujukan, dapat dikatakan bahwa sarana pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta yang ada di Kota Batu sudah cukup lengkap
apabila dibandingkan dengan pesaing dari Kota Malang.
Walaupun demikian pelayanan kesehatan di Kota Batu masih dapat
dikembangkan lagi dengan memunculkan pelayanan unggulan di masing-
masing institusi, sehingga jenis pelayanan yang ditawarkan ke masyarakat
selain lebih beragam dan bermutu, juga dapat menekan persaingan tidak sehat
antara pemberi pelayanan. Selain itu, pelayanan kesehatan yang masih
memiliki peluang besar untuk dikembangkan adalah pelayanan kesehatan
dasar di puskesmas dan pelayanan kesehatan yang bersumber daya
masyarakat. Kedua pelayanan ini dapat dikembangkan sesuai dengan
karakteristik wilayah dan permasalahan kesehatan lokal.
V.3 Pembiayaan
Pembiayaan untuk program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kota Batu beserta
jajarannya diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya Dana APBD, Dana
dekonsentrasi, Dana BLN, Dana Askeskin dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Pada tahun 2014, pemerintah daerah Kota Batu menganggarkan dari Dana
Alokasi Umum (DAU) dana untuk belanja langsung bidang kesehatan di luar
gaji sebesar Rp. 15.806.410.778,- dari total APBD Rp. 792.186.217.513,-.
Sedangkan, belanja tidak langsung pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp.
12.700.281.713,-.
Apabila jumlah belanja langsung kesehatan dipersentase terhadap total
anggaran belanja Kota Batu, alokasi APBD II (DAU) untuk belanja langsung
pembangunan kesehatan selama sepuluh tahun terakhir sebagai berikut :
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
72
2005 Rp.2.512.995.500 1,57% dari APBD II
2006 Rp.4.539.582.000 2,01% dari APBD II
2007 Rp.7.787.550.000 2,66% dari APBD II
2008 Rp.8.761.137.801 2,38% dari APBD II
2009 Rp.9.710.570.000 2,19% dari APBD II
2010 Rp.9.711.721.117 2,28% dari APBD II
2011 Rp.9.711.721.117 2,06% dari APBD II
2012 Rp.7.200.000.000 1,38% dari APBD II
2013 Rp.12.662.524.516 3,55% dari APBD II
2014 Rp.15.806.410.778 3,60% dari APBD II
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan
Pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pembangunan kesehatan diluar
gaji pegawai minimal sebesar 10% dari total anggaran belanja. Apabila dilihat
dari persentase alokasi APBD II Kota Batu untuk pembangunan kesehatan,
nampak bahwa alokasi anggaran APBD II (DAU) yang diperuntukkan kegiatan
pembangunan kesehatan masih sangat jauh dari yang digariskan dalam
undang-undang kesehatan.
Selain APBD II (DAU), ada juga pendanaan dari APBD I Propinsi Jawa Timur
sebesar Rp. 42.272.000,-. Anggaran APBN tahun 2014 yang dialokasikan
berupa Dana Dekonsentrasi, BOK, Askeskin tercatat sebesar Rp.
4.649.560.000,-. Total anggaran kesehatan untuk Kota Batu pada tahun 2014
dari semua sumber sebesar Rp. 33.198.524.491,-. Apabila dihitung
berdasarkan jumlah penduduk tahun 2014, maka anggaran kesehatan per
kapita tahun ini sebesar Rp. 166.749,67. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan tahun
2013 yang sebesar Rp. 126.197,02 per kapita.
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a B a t u 2 0 1 4
73
BBAABB VVii
ppeennuuttuupp
Penyediaan data dan informasi di bidang kesehatan yang berkualitas sangat
diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan
pemerintahan, organisasi profesi, akademisi, swasta dan pihak terkait lainnya. Di
bidang kesehatan, data dan informasi juga merupakan sumber daya strategis bagi
pimpinan dan organisasi dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan.
Sangat disadari bahwa pemenuhan kebutuhan akan data dan informasi
kesehatan merupakan tantangan tersendiri demi memperoleh potret terinci dari
situasi kesehatan di sebuah wilayah. Oleh karena itu, dari seluruh pemaparan dalam
profil ini diharapkan dapat diperoleh gambaran secara umum akan situasi dan
kondisi pembangunan kesehatan di Kota Batu selama tahun 2014. Implikasi yang
diharapkan setelah mengetahui gambaran umum situasi kesehatan Kota Batu, dapat
dipergunakan sebagai masukan terutama bagi pembuat kebijakan untuk melakukan
perencanaan yang lebih tepat sasaran dan penyusunan strategi pencapaian kinerja
sampai di tingkat pemegang program di Puskesmas sehingga pencapaian
pembangunan kesehatan di tahun-tahun mendatang dapat lebih baik dari
pencapaian saat ini..
Kedepan, berangkat dari permasalahan yang dihadapi dari penyusunan profil
kesehatan Kota Batu tahun 2014 ini, diharapkan kesadaran dan peran serta aktif dari
semua pihak untuk membenahi sistem manajemen data agar kinerja dari masing-
masing bidang dapat lebih terukur dan memberikan gambaran yang lebih rinci dari
pencapaian masing-masing program serta kontribusinya bagi pencapaian visi dan
misi pembangunan kesehatan di Kota Batu
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 199 Km2
Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 24 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 99,984 99,108 199,092 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4.5 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2
1000.0 Jiwa/Km2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 43.8 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 100.9 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 97.56 94.18 95.88 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 13,095.00 16,718.00 29,813.00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 14,237.00 14,757.00 28,994.00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 6,506.00 4,872.00 11,378.00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 1,680 1,546 3,226 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 8 1 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 5 3 8 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 3 2 2 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 8 3 11 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 5 2 3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 11 6 17 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 7 4 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 1 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 31 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 31 32 63 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 49.21 50.79 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 15.57 16.07 31.64 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 90 86 176 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 45.21 43.20 88.40 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 9.09 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek #DIV/0! #DIV/0! 4.21 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 50.00 58.06 54.10 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 20.00 32.26 26.23 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 70.00 90.32 80.33 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 1.00 0.00 1.00 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 15.61 17.20 16.39 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 0 0 0 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 14 11 25 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 3 2 5 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 0 3 3 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 0 0 0 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0.00 0.00 0.00 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun #DIV/0! % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #DIV/0! % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 0.00 0.05 0.05 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 4.26 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 4 5 9 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
Jumlah Kasus Campak 32 7 39 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 18.58 14.06 32.65 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 0.00 0.00 0.00 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 0.00 #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 24
35 Persentase obese 3.53 8.39 7.91 % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 26.32 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 2.63 % Tabel 26
38 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 93.53 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 95.35 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 95.06 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A - % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 1.21 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 93.53 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 88.28 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 84.95 87.91 86.40 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 6.11 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 66.71 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2.50 3.49 2.98 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100.62 96.44 98.57 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 100.87 94.70 97.84 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 76.12 71.35 73.76 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 97.44 96.44 96.95 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 87.50 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 101.35 96.61 99.02 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 101.16 96.48 98.86 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 101.69 98.64 100.19 % Tabel 44
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 86.98 87.88 87.42 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 84.31 82.30 83.32 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.33 0.50 0.41 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 88.51 89.37 88.93 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 71.76 71.35 71.56 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.48 0.68 0.58 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.00 100.00 100.00 %
Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0.98 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 85.56 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 85.56 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 32.10 36.01 34.23 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 68.94 71.63 70.29 % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 68.94 71.63 70.29 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 45.23 93.87 65.21 % Tabel 52
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase
75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 28.41 28.32 28.37 % Tabel 53
76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 106.63 147.11 126.78 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 6.75 8.97 7.86 % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 3.00 2.58 2.76 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 1.17 1.06 1.11 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 37.51 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 42.29 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 5.39 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 56
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
87 Rumah Tangga ber-PHBS 28.14 % Tabel 57
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
C.4 Keadaan Lingkungan
88 Persentase rumah sehat 45.59 % Tabel 58
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 53.65 % Tabel 59
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 27.50 % Tabel 60
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) - % Tabel 61
92 Desa STBM - % Tabel 62
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 82.86 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 22.14 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 100.00 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik 34.12 % Tabel 65
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 3.00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 2.00 RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67
98 Jumlah Apotek 12.00 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 80.00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 189.00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 64.02 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 1.18 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 24.00 Poskesdes Tabel 70
Polindes 13.00 Polindes Tabel 70
Posbindu 25.00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 24.00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 100.00 % Tabel 71
D.2 Tenaga Kesehatan
106 Jumlah Dokter Spesialis 33.00 18.00 51.00 Orang Tabel 72
107 Jumlah Dokter Umum 20.00 46.00 66.00 Orang Tabel 72
108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 58.77 per 100.000 penduduk Tabel 72
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 3.00 13.00 16.00 Orang Tabel 72
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 8.04 per 100.000 penduduk
111 Jumlah Bidan 97.00 Orang Tabel 73
112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 48.72 per 100.000 penduduk Tabel 73
113 Jumlah Perawat 92.00 177.00 269.00 Orang Tabel 73
114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 135.11 per 100.000 penduduk Tabel 73
115 Jumlah Perawat Gigi - 11.00 11.00 Orang Tabel 73
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 4.00 35.00 39.00 Orang Tabel 74
117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 3.00 6.00 9.00 Orang Tabel 75
118 Jumlah Tenaga Sanitasi 4.00 3.00 7.00 Orang Tabel 76
119 Jumlah Tenaga Gizi 6.00 13.00 19.00 Orang Tabel 77
D.3 Pembiayaan Kesehatan
120 Total Anggaran Kesehatan 33,198,524,491.00 Rp Tabel 81
121 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 3.60 % Tabel 81
122 Anggaran Kesehatan Perkapita 166,749.67 Rp Tabel 81
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KOTA BATU
TAHUN 2014
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BATU 45.46 4 4 8 91,706 14,503 6.32 2017.29
2 BUMIAJI 127.98 9 0 9 58,293 16,384 3.56 455.49
3 JUNREJO 25.65 6 1 7 49,093 13,669 3.59 1913.96
JUMLAH (KAB/KOTA) 199.1 19 5 24 199,092 44,556 4.47 1,000
Sumber: Subag. Program dan Pelaporan
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KECAMATANDESA KELURAHAN
DESA +
KELURAHAN
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0 - 4 8,137 7,849 15,986 103.67
2 5 - 9 8,138 7,810 15,948 104.20
3 10 - 14 7,570 7,412 14,982 102.13
4 15 - 19 8,290 7,943 16,233 104.37
5 20 - 24 7,941 7,573 15,514 104.86
6 25 - 29 7,465 7,576 15,041 98.53
7 30 - 34 8,192 8,025 16,217 102.08
8 35 - 39 7,840 7,877 15,717 99.53
9 40 - 44 7,875 7,756 15,631 101.53
10 45 - 49 7,092 7,319 14,411 96.90
11 50 - 54 6,452 6,287 12,739 102.62
12 55 - 59 5,152 4,818 9,970 106.93
13 60 - 64 3,614 3,406 7,020 106.11
14 65 - 69 2,583 2,671 5,254 96.71
15 70 - 74 1,702 1,930 3,632 88.19
16 75+ 1,941 2,856 4,797 67.96
JUMLAH 99,984 99,108 199,092 100.88
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 44
Sumber: Subag. Program dan Pelaporan
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KOTA BATU
TAHUN 2013
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 83,405 82,720 166,125
2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF81,370 77,906 159,276 97.56 94.18 95.88
3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 13,520 15,138 28,658 16.21 18.30 17.25
b. SD/MI 28,633 23,534 52,167 34.33 28.45 31.40
c. SMP/ MTs 13,095 16,718 29,813 15.70 20.21 17.95
d. SMA/ MA 14,237 14,757 28,994 17.07 17.84 17.45
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 6,506 4,872 11,378 7.80 5.89 6.85
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0 0 0.00 0.00 0.00
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0 0 0.00 0.00 0.00
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 0 0 0.00 0.00 0.00
i. PERGURUAN TINGGI 7,415 7,701 15,116 8.89 9.31 9.10
j. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0 0 0.00 0.00 0.00
Sumber: Hasil Susenas 2013 BPS Kota Batu
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL
TABEL 4
KOTA BATU
TAHUN 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BATU BATU 410 3 413 362 1 363 772 4 776
2 BATU SISIR 381 1 382 358 1 359 739 2 741
3 BUMIAJI BUMIAJI 483 7 490 468 0 468 951 7 958
4 JUNREJO BEJI 234 2 236 228 0 228 462 2 464
5 JUNREJO JUNREJO 172 0 172 130 0 130 302 0 302
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,680 13 1,693 1,546 2 1,548 3,226 15 3,241
7.7 1.3 4.6
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
HIDUP MATI HIDUP + MATI
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MATI HIDUP + MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
JUMLAH KELAHIRAN
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMASHIDUP
PEREMPUAN
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BATU BATU 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
2 BATU SISIR 3 4 0 4 1 1 0 1 4 5 0 5
3 BUMIAJI BUMIAJI 1 3 0 3 2 2 0 2 3 5 0 5
4 JUNREJO BEJI 1 1 1 2 0 0 3 3 1 1 4 5
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 8 3 11 3 3 3 6 8 11 6 17
3 5 2 7 2 2 2 4 2 3 2 5
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BAYIa BALITA BAYI
a ANAK
BALITANEONATAL
NO KECAMATAN PUSKESMAS
BALITA ANAK
BALITABAYI
a ANAK
BALITANEONATAL NEONATAL
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH KEMATIAN
BALITA
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 BATU BATU 772 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
2 BATU SISIR 739 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 951 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 462 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 302 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3,226 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 31
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
KEMATIAN IBU
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH LAHIR
HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL
TABEL 7
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BATU BATU 23,860 23,666 47,526 18 62.07 11 37.93 29 53 56.38 41 43.62 94 14 14.89
2 BATU SISIR 22,195 21,985 44,180 0 0 5 100.00 5 16 46 19 54.29 35 1 2.86
3 BUMIAJI BUMIAJI 29,274 29,019 58,293 7 54 6 46.15 13 4 36 7 63.64 11 0 0.00
4 JUNREJO BEJI 14,930 14,850 29,780 1 17 5 83.33 6 6 50 6 50.00 12 0 0.00
5 JUNREJO JUNREJO 9,725 9,588 19,313 5 50 5 50.00 10 11 46 13 54.17 24 1 4.17
JUMLAH (KAB/KOTA) 99,984 99,108 199,092 31 49 32 51 63 90 51 86 49 176 16 9
CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 15.57 16.07 31.64
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 45.21 43.20 88.40
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 199092
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS TB ANAK
0-14 TAHUNNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KASUS BARU BTA+
L PL+P
JUMLAH SELURUH
KASUS TB
L PL+P
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BATU BATU 902 18 11 29 #DIV/0! #DIV/0! 3.22
2 BATU SISIR 125 0 5 5 #DIV/0! #DIV/0! 4.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 294 7 6 13 #DIV/0! #DIV/0! 4.42
4 JUNREJO BEJI 69 1 5 6 #DIV/0! #DIV/0! 8.70
5 JUNREJO JUNREJO 105 5 5 10 #DIV/0! #DIV/0! 9.52
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 1,495 31 32 63 #DIV/0! #DIV/0! 4.21
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
% BTA (+)
TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS
SUSPEK
TABEL 9
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L + P JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H%
JUMLA
H% L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 BATU BATU 13 15 28 6 46.15 7 46.67 13 46.43 3 23.08 7 46.67 10 35.71 69.23 93.33 82.14 1 - 1
2 BATU SISIR 3 3 6 1 33.33 2 66.67 3 50.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 33.33 66.67 50.00 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 6 8 14 6 100.00 8 100.00 14 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 2 2 4 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2 100.00 2 100.00 4 100.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 6 3 9 2 33.33 1 33.33 3 33.33 1 16.67 1 33.33 2 22.22 50.00 66.67 55.56 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 30 31 61 15 50.00 18 58.06 33 54.10 6 20.00 10 32.26 16 26.23 70.00 90.32 80.33 2 0 2
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 1.0 0.0 1.0
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
JUMLAH KEMATIAN
SELAMA PENGOBATAN
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L L + P
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
(COMPLETE RATE)
L P
BTA (+) DIOBATI
ANGKA KEBERHASILAN
PENGOBATAN
(SUCCESS RATE/SR)P L + P
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BATU BATU 1,971 1,806 3,777 197 181 378 34 17.25013 40 22.14839 74 19.59227
2 BATU SISIR 1,792 1,742 3,534 179 174 353 9 5.0 13 7.5 22 6.2
3 BUMIAJI BUMIAJI 2,298 2,291 4,589 230 229 459 12 5.2 13 5.7 25 5.4
4 JUNREJO BEJI 1,229 1,175 2,404 123 118 240 72 58.6 69 58.7 141 58.7
5 JUNREJO JUNREJO 847 835 1,682 85 84 168 0 0.0 0 0.0 0 0.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 8,137 7,849 15,986 814 785 1,599 127 15.6 135 17.2 262 16.4
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS
PNEUMONIA PADA BALITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P L + P
TABEL 11
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+P L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 #DIV/0! 1 1 2 8.00 0 1 1 0 0 0 0.00
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0.00
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 #DIV/0! 2 0 2 8.00 0 0 0 0 0 0 0.00
4 20 - 24 TAHUN 0 0 0 #DIV/0! 0 2 2 8.00 0 1 1 0 1 1 33.33
5 25 - 49 TAHUN 0 0 0 #DIV/0! 11 7 18 72.00 3 0 3 0 2 2 66.67
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 #DIV/0! 0 1 1 4.00 0 0 0 0 0 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 14 11 25 3 2 5 0 3 3
PROPORSI JENIS KELAMIN #DIV/0! #DIV/0! 56.00 44.00 60.00 40.00 0.00 100.00
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
NO KELOMPOK UMUR
H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
TABEL 12
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
- 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
- 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
- 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
TERHADAP HIV
L P
POSITIF HIV
L + P L P L + P
JUMLAH PENDONOR
TABEL 13
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BATU BATU 23,860 23,666 47,526 511 506 1,017 427 84 395 78 822 81
2 BATU SISIR 22,195 21,985 44,180 475 470 945 274 58 373 79 647 68
3 BUMIAJI BUMIAJI 29,274 29,019 58,293 626 621 1,247 640 102 834 134 1,474 118
4 JUNREJO BEJI 14,930 14,850 29,780 320 318 637 284 89 339 107 623 98
5 JUNREJO JUNREJO 9,725 9,588 19,313 208 205 413 211 101 227 111 438 106
JUMLAH (KAB/KOTA) 99,984 99,108 199,092 2,140 2,121 4,261 1,836 85.8 2,168 102.2 4,004 94.0
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
DIARE
JUMLAH TARGET
PENEMUAN
DIARE DITANGANI
TABEL 14
KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BATU BATU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BATU SISIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 0.00 0.00 0.00
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS BARU
TABEL 15
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BATU BATU - - #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 BATU SISIR - - #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI - - #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 JUNREJO BEJI - - #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 JUNREJO JUNREJO - - #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) - - #DIV/0! - #DIV/0!
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK -
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA
0-14 TAHUN
KASUS BARU
CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA
KUSTA
TABEL 16
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BATU BATU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BATU SISIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 1 1 0 1 1
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.0 0.1 0.1
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BATU BATU 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 BATU SISIR 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
NO KECAMATAN PUSKESMASRFT PB
L + PPENDERITA PB
a
L PPENDERITA MB
a
L + P
RFT MB
L P
TABEL 18
KOTA BATU
TAHUN 2014
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP
(NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 BATU BATU 11,284 0
2 BATU SISIR 10,566 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 13,471 0
4 JUNREJO BEJI 6,971 2
5 JUNREJO JUNREJO 4,624 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 46,916 2
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 4.26
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:46,916
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BATU BATU 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BATU SISIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 4 3 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 5 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0.00 #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI
JUMLAH KASUSMENINGGAL
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TABEL 20
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 BATU BATU 12 2 14 0 0 0 0 0 0 0
2 BATU SISIR 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 15 4 19 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 32 7 39 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0.0
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
JUMLAH KASUS PD3I
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAMPAK
JUMLAH KASUSMENINGGAL
POLIO HEPATITIS BNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BATU BATU 14 4 18 0 0 0 0.0 0.0 0.0
2 BATU SISIR 11 12 23 0 0 0 0.0 0.0 0.0
3 BUMIAJI BUMIAJI 5 1 6 0 0 0 0.0 0.0 0.0
4 JUNREJO BEJI 4 7 11 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 JUNREJO JUNREJO 3 4 7 0 0 0 0.0 0.0 0.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 37 28 65 0 0 0 0.0 0.0 0.0
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 18.6 14.1 32.6
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
TABEL 22
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BATU BATU 0 0 0 1 0 1 1 100.00 0 #DIV/0! 1.00 100.00 0 0 0 0 #DIV/0! 0
2 BATU SISIR 0 0 0 0 0 - 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0 0 0 0 - 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 0 - 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 0 - 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 1 - 1 1 100.00 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
* Kota Batu bukan daerah endemis malaria
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
P L+P
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CFRMENINGGAL SUSPEK
MALARIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS POSITIFL
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 BATU BATU 0 0 0 0 0 0
2 BATU SISIR 0 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0 0 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0
Sumber: Seksi Pemberantasan Penyakit Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
TABEL 24
PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BATU BATU 16,131 13,131 29,262 0.00 0.00 0 0.00 300 #DIV/0! 1056 #DIV/0! 1356 #DIV/0!
2 BATU SISIR 14,832 14,983 29,815 0.00 0.00 0 0.00 420 #DIV/0! 1089 #DIV/0! 1509 #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI 20,193 20,047 40,240 0.00 0.00 0 0.00 431 #DIV/0! 1123 #DIV/0! 1554 #DIV/0!
4 JUNREJO BEJI 10,147 10,249 20,396 0.00 0.00 0 0.00 269 #DIV/0! 985 #DIV/0! 1254 #DIV/0!
5 JUNREJO JUNREJO 6,546 6,626 13,172 0.00 0.00 0 0.00 255 #DIV/0! 862 #DIV/0! 1117 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 67,849 65,036 132,885 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1,675 #DIV/0! 5,115 #DIV/0! 6,790 #DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUNLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUAN
TABEL 25
PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BATU BATU 27 353 380 0.00 0.00 0 0.00 1 #DIV/0! 19 #DIV/0! 20 #DIV/0!
2 BATU SISIR 14 151 165 0.00 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 7 #DIV/0! 7 #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI 40 397 437 0.00 0.00 0 0.00 1 #DIV/0! 21 #DIV/0! 22 #DIV/0!
4 JUNREJO BEJI 48 286 334 0.00 0.00 0 0.00 1 #DIV/0! 15 #DIV/0! 16 #DIV/0!
5 JUNREJO JUNREJO 8 120 128 0.00 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 3 #DIV/0! 3 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 137 1,307 1,444 85 62.04 775 59.30 860 59.56 3 3.52941176 65 8.38709677 68 7.90697674
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
Ket : Jumlah kunjungan di tabel 25 adalah jumlah kunjungan Posbindu dan pemeriksaan obesitas dilakukan di Posbindu
OBESE
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS
DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15
TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TABEL 26
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BATU BATU 7367 0 0.00 12.00 #DIV/0! 1 #DIV/0!
2 BATU SISIR 6802 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI 9054 0 0 8 #DIV/0! 1 #DIV/0!
4 JUNREJO BEJI 4696 0 0 10 #DIV/0! 1 #DIV/0!
5 JUNREJO JUNREJO 3058 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 30,977 114 0 30 26.32 3 2.63
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM
DAN PAYUDARATUMOR/BENJOLAN
NO KECAMATAN PUSKESMASPEREMPUAN
USIA 30-50 TAHUN
IVA POSITIF
TABEL 27
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KOTA BATU
TAHUN 2014
DIKETAHUIDITANGGU-
LANGIAKHIR L P L+P
0-7
HARI
8-28
HARI
1-11
BLN
1-4
THN
5-9
THN
10-14
THN
15-19
THN
20-44
THN
45-54
THN
55-59
THN
60-69
THN
70+
THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Diptheri 1 1 11/3/2014 3/4/2014 3/4/2014 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6,385 6,013 12,398 0.02 - 0.01 - #DIV/0! -
2 Diptheri 1 1 10/3/2014 10/3/2014 10/3/2014 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2,408 2,414 4,822 - 0.04 0.02 #DIV/0! 100.00 100.00
3 Diptheri 1 1 11/4/2014 11/4/2014 11/4/2014 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 2,701 2,642 5,343 0.04 - 0.02 100.00 #DIV/0! 100.00
4 Diptheri 1 1 15/4/2014 15/4/2014 16/4/2014 1 1 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 3,342 3,240 6,582 0.03 0.03 0.03 100.00 100.00 100.00
5 Diptheri 1 1 10/6/2014 10/6/2014 10/6/2014 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3,342 3,240 6,582 - 0.03 0.02 #DIV/0! 100.00 100.00
6 Diptheri 1 1 11/6/2014 11/6/2014 11/6/2014 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4,615 4,637 9,252 0.02 - 0.01 100.00 #DIV/0! 100.00
7 AFP 1 1 11/8/2014 11/8/2014 11/8/2014 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2,865 2,932 5,797 - 0.03 0.02 #DIV/0! 100.00 100.00
8 AFP 1 1 11/9/2014 11/9/2014 11/9/2014 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2,865 2,932 5,797 0.03 - 0.02 100.00 #DIV/0! 100.00
9 Diptheri 1 1 17/9/2014 17/9/2014 17/9/2014 1 3 4 0 0 0 0 1 0 0 3 0 0 0 0 1 3 4 3,342 3,240 6,582 0.03 0.09 0.06 100.00 100.00 100.00
10 Keracunan Makanan 1 1 16/9/2014 16/9/2014 17/9/2014 14 15 29 0 0 0 0 0 29 0 0 0 0 0 0 14 15 29 4,972 4,980 9,952 0.28 0.30 0.29 100.00 100.00 100.00
11 Diptheri 1 1 20/10/2014 20/10/2014 20/10/2014 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3,342 3,240 6,582 - 0.03 0.02 #DIV/0! 100.00 100.00
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAH
DESA/KEL
CFR (%)NO
JENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK
TERANCAMJUMLAH
KEC
YANG TERSERANG
TABEL 28
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6
1 BATU BATU 1 1 100.00
2 BATU SISIR 0 0 #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI 7 7 100.00
4 JUNREJO BEJI 3 3 100.00
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 11 100.00
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
TABEL 29
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BATU BATU 851 796 93.5 770 90.5 811 770 94.9 771 95.1 - 0
2 BATU SISIR 791 771 97.5 748 94.6 754 735 97.5 745 98.8 - 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 1036 1034 99.8 988 95.4 989 954 96.5 947 95.8 - 0
4 JUNREJO BEJI 523 519 99.2 496 94.8 500 462 92.4 443 88.6 - 0
5 JUNREJO JUNREJO 339 314 92.6 309 91.2 325 301 92.6 306 94.2 - 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,540 3,434 97.0 3,311 93.5 3,379 3,222 95.4 3,212 95.1 - 0
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL
PERSALINAN
DITOLONG NAKES
MENDAPAT
YANKES NIFAS
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A JUMLAHK1 K4NO
TABEL 30
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 BATU BATU 851 0 - 0 - 1 0.1 1 0.1 0 - 2 0.2
2 BATU SISIR 791 0 - 0 - 0 - 4 0.5 27 3.4 31 3.9
3 BUMIAJI BUMIAJI 1,036 0 - 0 - 0 - 2 0.2 0 - 2 0.2
4 JUNREJO BEJI 523 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
5 JUNREJO JUNREJO 339 0 - 0 - 0 - 4 1.2 4 1.2 8 2.4
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,540 0 - 0 - 1 0.0 11 0.3 31 0.9 43 1.2
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 31
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BATU BATU 9,454 5 0.1 7 0.1 44 0.5 43 0.5 33 0.3
2 BATU SISIR 8,707 0 - 317 3.6 337 3.9 817 9.4 1,508 17.3
3 BUMIAJI BUMIAJI 11,324 0 - 0 - 0 - 3 0.0 12 0.1
4 JUNREJO BEJI 5,794 0 - 0 - 0 - 0 - 50 0.9
5 JUNREJO JUNREJO 3,715 3 0.1 2 0.1 5 0.1 36 1.0 24 0.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 38,994 8 0.0 326 0.8 386 1.0 899 2.3 1,627 4.2
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS
(15-39 TAHUN)
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
TABEL 32
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BATU BATU 851 796 93.54 770 90.48
2 BATU SISIR 791 771 97.47155499 748 94.56
3 BUMIAJI BUMIAJI 1036 1,034 99.81 988 95.37
4 JUNREJO BEJI 523 519 99.24 496 94.84
5 JUNREJO JUNREJO 339 314 92.63 309 91.15044248
JUMLAH (KAB/KOTA) 3540 3,434 97.00564972 3,311 93.53107345
Sumber: Seksi Gizi Tahun 2014
KECAMATANJUMLAH
IBU HAMILNO PUSKESMAS
TABEL 33
KOTA BATU
TAHUN 2014
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 BATU BATU 851 170 152 89.3067 361 343 704 54 51 106 40 73.9 58 112.7 98 92.8
2 BATU SISIR 791 158 123 77.7 359 352 711 54 53 107 31 57.6 48 90.9 79 74.1
3 BUMIAJI BUMIAJI 1,036 207 183 88.3 468 458 926 70 69 139 69 98.3 48 69.9 117 84.2
4 JUNREJO BEJI 523 105 99 94.6 234 234 468 35 35 70 33 94.0 27 76.9 60 85.5
5 JUNREJO JUNREJO 339 68 68 100.3 179 160 339 27 24 51 31 115.5 23 95.8 54 106.2
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,540 708 625 88.3 1,601 1,547 3,148 240 232 472 204 84.9 204 87.9 408 86.4
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
L + PL P
PENANGANAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH BAYI
PERKIRAAN
BUMIL
DENGAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PERKIRAAN NEONATAL
KOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
TABEL 34
KOTA BATU
TAHUN 2014
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW %IM
PLAN% JUMLAH %
KON
DOM % SUNTIK % PIL %
OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BATU BATU 335 4.8 6 0.1 69 1.0 369 5.3 779 11.2 141 2.0 5,129 74.0 878 12.7 0 0.0 0 0.0 6,148 88.8 6,927 100.0
2 BATU SISIR 465 10.9 0 0.0 91 2.1 316 7.4 872 20.4 95 2.2 2,992 70.0 316 7.4 0 0.0 0 0.0 3,403 79.6 4,275 100.0
3 BUMIAJI BUMIAJI 740 8.5 33 0.4 119 1.4 1,454 16.7 2,346 26.9 202 2.3 5,271 60.5 890 10.2 0 0.0 0 0.0 6,363 73.1 8,709 100.0
4 JUNREJO BEJI 259 6.4 10 0.2 159 3.9 222 5.5 650 16.1 9 0.2 2,936 72.9 434 10.8 0 0.0 0 0.0 3,379 83.9 4,029 100.0
5 JUNREJO JUNREJO 395 13.7 9 0.3 121 4.2 470 16.3 995 34.6 83 2.9 1,431 49.7 370 12.9 0 0.0 0 0.0 1,884 65.4 2,879 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,194 8.2 58 0.2 559 2.1 2,831 10.6 5,642 21.0 530 2.0 17,759 66.2 2,888 10.8 0 0.0 0 0.0 21,177 79.0 26,819 100.0
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MKJP +
NON
MKJP
% MKJP +
NON MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP
TABEL 35
KOTA BATU
TAHUN 2014
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BATU BATU 48 7.5 2 0.3 10 1.6 58 9.1 118 18.5 11 1.7 391 61.2 119 18.6 0 0.0 0 0.0 521 81.5 639 100.0
2 BATU SISIR 78 18.1 0 0.0 25 5.8 29 6.7 132 30.7 2 0.5 274 63.7 22 5.1 0 0.0 0 0.0 298 69.3 430 100.0
3 BUMIAJI BUMIAJI 87 10.6 0 0.0 13 1.6 58 7.1 158 19.3 10 1.2 537 65.5 115 14.0 0 0.0 0 0.0 662 80.7 820 100.0
4 JUNREJO BEJI 26 7.6 0 0.0 32 9.4 20 5.9 78 22.9 6 1.8 244 71.8 12 3.5 0 0.0 0 0.0 262 77.1 340 100.0
5 JUNREJO JUNREJO 20 8.8 0 0.0 1 0.4 3 1.3 24 10.6 1 0.4 176 77.9 25 11.1 0 0.0 0 0.0 202 89.4 226 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 259 10.5 2 0.1 81 3.3 168 6.8 510 20.8 30 1.2 1,622 66.1 293 11.9 0 0.0 0 0.0 1,945 79.2 2,455 100.0
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NON MKJP MKJP +
NON
MKJP
% MKJP
+ NON
MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BATU BATU 9,759 639 6.5 6,927 71.0
2 BATU SISIR 8,268 430 5.2 4,275 51.7
3 BUMIAJI BUMIAJI 12,853 820 6.4 8,709 67.8
4 JUNREJO BEJI 5,539 340 6.1 4,029 72.7
5 JUNREJO JUNREJO 3,782 226 6.0 2,879 76.1
JUMLAH (KAB/KOTA) 40,201 2,455 6.1 26,819 66.7
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 37
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 9 14 15 16 17 18
1 BATU BATU 410 362 772 410 100.0 362 100.0 772 100.0 9 2.19512 19 5.2 28 3.6
2 BATU SISIR 381 358 739 381 100.0 358 100.0 739 100.0 6 1.6 10 2.8 16 2.2
3 BUMIAJI BUMIAJI 483 468 951 483 100.0 468 100.0 951 100.0 14 2.9 15 3.2 29 3.0
4 JUNREJO BEJI 234 228 462 234 100.0 228 100.0 462 100.0 7 3.0 4 1.8 11 2.4
5 JUNREJO JUNREJO 172 130 302 172 100.0 130 100.0 302 100.0 6 3.5 6 4.6 12 4.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,680 1,546 3,226 1,680 100.0 1,546 100.0 3,226 100.0 42 2.5 54 3.5 96 3.0
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
PNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 38
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BATU BATU 361 343 704 371 102.8 333 97.1 704 100.0 368 101.9 333 97.1 701 99.6
2 BATU SISIR 359 352 711 366 101.9 342 97.2 708 99.6 362 100.8 341 96.9 703 98.9
3 BUMIAJI BUMIAJI 468 458 926 469 100.2 454 99.1 923 99.7 487 104.1 432 94.3 919 99.2
4 JUNREJO BEJI 234 234 468 235 100.4 227 97.0 462 98.7 229 97.9 221 94.4 450 96.2
5 JUNREJO JUNREJO 179 160 339 170 95.0 136 85.0 306 90.3 169 94.4 138 86.3 307 90.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,601 1,547 3,148 1,611 100.6 1,492 96.4 3,103 98.6 1,615 100.9 1,465 94.7 3,080 97.8
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
P L + PL
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)
L L + PJUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS P
TABEL 39
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BATU BATU 370 375 745 300 81.1 288 76.8 588 78.9
2 BATU SISIR 363 359 722 256 70.5 242 67.4 498 69.0
3 BUMIAJI BUMIAJI 455 408 863 336 73.8 273 66.9 609 70.6
4 JUNREJO BEJI 152 161 313 112 73.7 109 67.7 221 70.6
5 JUNREJO JUNREJO 105 114 219 96 91.4 99 86.8 195 89.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,445 1,417 2,862 1,100 76.1 1,011 71.3 2,111 73.8
Sumber: Seksi Gizi Tahun 2014
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
USIA 0-6 BULAN
L + P
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATANJUMLAH BAYI
PUSKESMASL P
TABEL 40
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BATU BATU 361 343 704 376 104.2 348 101.5 724 102.8
2 BATU SISIR 359 352 711 327 91.1 348 98.9 675 94.9
3 BUMIAJI BUMIAJI 468 458 926 479 102.4 440 96.1 919 99.2
4 JUNREJO BEJI 234 234 468 219 93.6 209 89.3 428 91.5
5 JUNREJO JUNREJO 179 160 339 159 88.8 147 91.9 306 90.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,601 1,547 3,148 1,560 97.4 1,492 96 3,052 97.0
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
TABEL 41
KOTA BATU
TAHUN 2014
1 2 3 4 5 6
1 BATU BATU 5 4 80.0
2 BATU SISIR 3 3 100.0
3 BUMIAJI BUMIAJI 9 9 100.0
4 JUNREJO BEJI 4 3 75.0
5 JUNREJO JUNREJO 3 2 66.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 24 21 87.5
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KELURAHAN
UCINO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN
UCI
TABEL 42
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
BAYI DIIMUNISASI
Hb < 7 hari BCG
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BATU BATU 361 343 704 357 98.89 333 97.08 690 98.01 356 98.61 310 90.38 666 94.60
2 BATU SISIR 359 352 711 374 104.18 349 99.15 723 101.69 369 102.79 361 102.56 730 102.67
3 BUMIAJI BUMIAJI 468 458 926 513 109.62 438 95.63 951 102.70 513 109.62 435 94.98 948 102.38
4 JUNREJO BEJI 234 234 468 226 96.58 226 96.58 452 96.58 210 89.74 202 86.32 412 88.03
5 JUNREJO JUNREJO 179 160 339 173 96.65 150 93.75 323 95.28 154 86.03 159 99.38 313 92.33
JUMLAH (KAB/KOTA) 1601 1547 3148 1643 102.62 1496 96.70 3139 99.71 1602 100.06 1467 94.83 3069 97.49
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
L + P L P L + PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
L P
TABEL 43
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
BAYI DIIMUNISASI
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 BATU BATU 351 334 685 323 92 295 88 618 90 324 92.3077 295 88.3234 619 90.365 354 100.855 314 94.012 668 97.5182 354 100.855 313 93.7126 667 97.372
2 BATU SISIR 349 342 691 375 107 337 99 712 103 377 108.023 340 99.4152 717 103.763 353 101.146 354 103.509 707 102.315 353 101.146 354 103.509 707 102.32
3 BUMIAJI BUMIAJI 455 445 900 516 113 433 97 949 105 530 116.484 432 97.0787 962 106.889 504 110.769 432 97.0787 936 104 501 110.11 431 96.8539 932 103.56
4 JUNREJO BEJI 228 228 456 234 103 214 94 448 98 235 103.07 214 93.8596 449 98.4649 220 96.4912 207 90.7895 427 93.6404 220 96.4912 207 90.7895 427 93.64
5 JUNREJO JUNREJO 174 156 330 150 86 155 99 305 92 154 88.5057 166 106.41 320 96.9697 147 84.4828 147 94.2308 294 89.0909 147 84.4828 147 94.2308 294 89.091
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,557 1,505 3,062 1,598 103 1,434 95 3,032 99 1,620 104.046 1,447 96.1462 3,067 100.163 1,578 101.349 1,454 96.6113 3,032 99.0202 1,575 101.156 1,452 96.4784 3,027 98.857
Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2014
Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
L + PL P L + PL + P L P L + P L PPNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
(SURVIVING INFANT)L
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 BATU BATU 361 343 704 426 118.01 394 114.87 820 116.48 1,610 1,463 3,073 1,313 81.55 1,290 88.17 2,603 84.71 1,971 1,806 3,777 1,738 88.18 1,684 93.24 3,422 90.60
2 BATU SISIR 359 352 711 352 98.05 349 99.15 701 98.59 1,433 1,390 2,823 1,311 91.49 1,247 89.71 2,558 90.61 1,792 1,742 3,534 1,664 92.86 1,596 91.62 3,260 92.25
3 BUMIAJI BUMIAJI 468 458 926 496 105.98 419 91.48 915 98.81 1,830 1,833 3,663 1,648 90.05 1,639 89.42 3,287 89.74 2,298 2,291 4,589 2,144 93.30 2,058 89.83 4,202 91.57
4 JUNREJO BEJI 234 234 468 220 94.02 211 90.17 431 92.09 995 941 1,936 840 84.42 730 77.58 1,570 81.10 1,229 1,175 2,404 1,060 86.25 941 80.09 2,001 83.24
5 JUNREJO JUNREJO 179 160 339 134 74.86 153 95.63 287 84.66 668 675 1,343 573 85.78 632 93.63 1,205 89.72 847 835 1,682 707 83.47 785 94.01 1,492 88.70
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,601 1,547 3,148 1,628 101.69 1,526 98.64 3,154 100.19 6,536 6,302 12,838 5,685 86.98 5,538 87.88 11,223 87.42 8,137 7,849 15,986 7,313 89.87 7,064 90.00 14,377 89.93
Sumber: Seksi Gizi Tahun 2014
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
NO KECAMATAN PUSKESMASL + P
JUMLAH BAYIP
MENDAPAT VIT A
LL PL + P PL
MENDAPAT VIT AJUMLAH
MENDAPAT VIT AJUMLAH
L + P
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BATU BATU 754 719 1,473 763 710 1,473 101.2 98.7 100.0 1 0.1 3 0.4 4 0.3
2 BATU SISIR 725 712 1,437 573 560 1,133 79.0 79 78.8 1 0.2 1 0.2 2 0.2
3 BUMIAJI BUMIAJI 926 924 1,850 887 807 1,694 95.8 87 91.6 4 0.5 2 0.2 6 0.4
4 JUNREJO BEJI 498 437 935 304 285 589 61.0 65 63.0 2 0.7 4 1.4 6 1.0
5 JUNREJO JUNREJO 334 338 672 202 214 416 60.5 63 61.9 1 0.5 3 1.4 4 1.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,237 3,130 6,367 2,729 2,576 5,305 84.3 82 83.3 9 0.3 13 0.5 22 0.4
Sumber: LB3 GIZI ELEKTRONIK
% (D/S) L P L+PNO KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)
JUMLAH BADUTA
DILAPORKAN (S)
DITIMBANG BGM
JUMLAH (D)
TABEL 46
KOTA BATU
TAHUN 2014
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BATU BATU 1,610 1,463 3,073 1,349 83.8 1,281 87.6 2,630 85.6
2 BATU SISIR 1,433 1,390 2,823 1,207 84.2 1,247 89.7 2,454 86.9
3 BUMIAJI BUMIAJI 1,830 1,833 3,663 1,749 95.6 1,719 93.8 3,468 94.7
4 JUNREJO BEJI 995 941 1,936 902 90.7 850 90.3 1,752 90.5
5 JUNREJO JUNREJO 668 675 1,343 578 86.5 535 79.3 1,113 82.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,536 6,302 12,838 5,785 88.5 5,632 89.4 11,417 88.9
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + P
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
TABEL 47
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA
H% JUMLA
H% JUMLA
H%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BATU BATU 1,971 1,806 3,777 1,414 1,337 2,751 71.7 74.0 72.8 4 0.3 9 0.7 13 0.5
2 BATU SISIR 1,792 1,742 3,534 1,432 1,400 2,832 79.9 80 80.1 4 0.3 2 0.1 6 0.2
3 BUMIAJI BUMIAJI 2,298 2,291 4,589 1,941 1,843 3,784 84.5 80 82.5 11 0.6 7 0.4 18 0.5
4 JUNREJO BEJI 1,229 1,175 2,404 608 564 1,172 49.5 48 48.8 6 1.0 11 2.0 17 1.5
5 JUNREJO JUNREJO 847 835 1,682 444 456 900 52.4 55 53.5 3 0.7 9 2.0 12 1.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 8,137 7,849 15,986 5,839 5,600 11,439 71.8 71 71.6 28 0.5 38 0.7 66 0.6
Sumber: LB3 GIZI ELEKTRONIK
P
DITIMBANG
JUMLAH (D) % (D/S)NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BALITA
DILAPORKAN (S)
BALITA
L+P
BGM
L
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
KASUS BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BATU BATU 1 2 3 1 100.0 2 100.0 3 100.0
2 BATU SISIR - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI 1 2 3 1 100.0 2 100.0 3 100.0
4 JUNREJO BEJI - 3 3 - #DIV/0! 3 100.0 3 100.0
5 JUNREJO JUNREJO 1 - 1 1 100.0 - #DIV/0! 1 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 7 10 3 100.0 7 100.0 10 100.0
Sumber: LB3 GIZI ELEKTRONIK
P L + P
MENDAPAT PERAWATANNO KECAMATAN PUSKESMAS
LJUMLAH DITEMUKAN
TABEL 49
KOTA BATU
TAHUN 2014
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BATU BATU 381 360 741 381 100.0 360 100.0 741 100.0 21 21 42
2 BATU SISIR 468 436 904 468 100.0 436 100.0 904 100.0 20 20 40
3 BUMIAJI BUMIAJI 425 393 818 425 100.0 393 100.0 818 100.0 25 25 50
4 JUNREJO BEJI 278 244 522 278 100.0 244 100.0 522 100.0 15 15 30
5 JUNREJO JUNREJO 147 120 267 147 100.0 120 100.0 267 100.0 6 6 12
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,699 1,553 3,252 1,699 100.0 1,553 100.0 3,252 100.0 87 87 174
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 100.0 100.0 100.0
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
L P L + P
SD DAN SETINGKAT
JUMLAH
MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
(PENJARINGAN)
%
TABEL 50
KOTA BATU
TAHUN 2014
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TUMPATAN GIGI TETAPPENCABUTAN GIGI
TETAP
RASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN1 2 3 4 5 6
1 BATU BATU 429 364 1.2
2 BATU SISIR 113 203 0.6
3 BUMIAJI BUMIAJI 390 380 1.0
4 JUNREJO BEJI 180 180 1.0
5 JUNREJO JUNREJO 131 141 0.9
JUMLAH (KAB/ KOTA) 1,243 1,268 1.0
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 51
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BATU BATU 23 23 100.0 23 100.0 2,525 2,273 4,798 2 0.1 2 0.1 4 0.1 807 861 1,668 638 79.1 687 79.8 1,325 79.4
2 BATU SISIR 20 20 100.0 20 100.0 2,689 2,526 5,215 2,150 80.0 2,015 79.8 4,165 79.9 860 806 1,666 420 48.8 411 51.0 831 49.9
3 BUMIAJI BUMIAJI 26 13 50.0 13 50.0 2,380 4,859 7,239 52 2.2 1,196 24.6 1,248 17.2 704 690 1,394 704 100.0 690 100.0 1,394 100.0
4 JUNREJO BEJI 14 14 100.0 14 100.0 1,483 1,403 2,886 486 32.8 476 33.9 962 33.3 853 813 1,666 462 54.2 498 61.3 960 57.6
5 JUNREJO JUNREJO 7 7 100.0 7 100.0 796 727 1,523 479 60.2 556 76.5 1,035 68.0 140 217 357 95 67.9 140 64.5 235 65.8
JUMLAH (KAB/ KOTA) 90 77 85.6 77 85.6 9,873 11,788 21,661 3,169 32.1 4,245 36.0 7,414 34.2 3,364 3,387 6,751 2,319 68.9 2,426 71.6 4,745 70.3
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
%
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN
JUMLAH MURID SD/MI
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
JUMLAH
SD/MI
JUMLAH
SD/MI DGN
SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
%
TABEL 52
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BATU BATU 5,415 5,283 10,698 3,419 63.14 5,357 101.40 8,776 82.03
2 BATU SISIR 11,833 5,662 17,495 4,384 37.05 4,808 84.92 9,192 52.54
3 BUMIAJI BUMIAJI 8,925 5,764 14,689 4,257 47.70 6,299 109.28 10,556 71.86
4 JUNREJO BEJI 4,059 4,219 8,278 1,940 47.80 2,719 64.45 4,659 56.28
5 JUNREJO JUNREJO 2,166 1,666 3,832 652 30.10 2,025 121.55 2,677 69.86
JUMLAH (KAB/KOTA) 32,398 22,594 54,992 14,652 45.23 21,208 93.87 35,860 65.21
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2014
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 53
KOTA BATU
TAHUN 2014
%
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jaminan Kesehatan Nasional 27268 26749 54017 27.27 26.99 27.13
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 20,085 19,809 39,894 20.09 19.99 20.04
1.2 PBI APBD 0 0 0 0.00 0.00 0.00
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 3,549 2,933 6,482 3.55 2.96 3.26
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 3,634 4,007 7,641 3.63 4.04 3.84
1.5 Bukan pekerja (BP) 0 0 0 0.00 0.00 0.00
2 Jamkesda 1,142 1,317 2,459 1.14 1.33 1.24
3 Asuransi Swasta 0 0.00 0.00 0.00
4 Asuransi Perusahaan 0 0.00 0.00 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 28,410 28,066 56,476 28.41 28.32 28.37
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus dan Jaminan Kesehatan
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN
PESERTA JAMINAN KESEHATAN
JUMLAH
TABEL 54
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Batu 15,473 21,327 36,800 85 126 211 128 127 255
2 Puskesmas Sisir 10,332 15,399 25,731 0 59 20 79
3 Puskesmas Bumiaji 8,654 13,156 21,810 41 74 115 689 1,442 2,131
4 Puskesmas Beji 8,225 13,028 21,253 99 133 232 41 42 83
5 Puskesmas Junrejo 6,030 13,211 19,241 0 42 80 122
SUB JUMLAH I 48,714 76,121 124,835 225 333 558 959 1,711 2,670
1 RS Paru Batu 13,309 18,882 32,191 2,443 3,041 5,484 0 0 0
2 RS Baptis Batu 14,201 21,891 36,092 1,964 2,598 4,562 356 633 989
3 RS Bhayangkara 8,578 3,795 12,373 507 1,403 1,910 0 0 0
4 RS dr. Etty Asharto 11,995 12,049 24,044 1,223 821 2,044 0 0 0
5 RS IPHI 9,814 13,057 22,871 384 697 1,081 0 0 0
SUB JUMLAH II 57,897 69,674 127,571 6,521 8,560 15,081 356 633 989
JUMLAH (KAB/KOTA) 106,611 145,795 252,406 6,746 8,893 15,639 1,315 2,344 3,659
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 99,984 99,108 199,092 99,984 99,108 199,092
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 106.6 147.1 126.8 6.7 9.0 7.9
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
TABEL 55
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RS Paru Batu 104 2,140 2,705 4,845 112 128 240 48 54 102 52.3 47.3 49.5 22.4 20.0 21.1
2 RS Baptis Batu 100 1,957 2,560 4,517 41 54 95 14 22 36 21.0 21.1 21.0 7.2 8.6 8.0
3 RS Bhayangkara 50 502 1,405 1,907 6 9 15 1 2 3 12.0 6.4 7.9 2.0 1.4 1.6
4 RS dr. Etty Asharto 50 837 1,086 1,923 19 24 43 6 10 16 22.7 22.1 22.4 7.2 9.2 8.3
5 RS IPHI 35 523 622 1,145 1 1 2 1 1 2 1.9 1.6 1.7 1.9 1.6 1.7
339 5,959 8,378 14,337 179 216 395 70 89 159 3.0 2.6 2.8 1.2 1.1 1.1
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA
GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWATNONAMA RUMAH
SAKITa
TABEL 56
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
KOTA BATU
TAHUN 2014
NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAH
TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI
PERAWATAN
JUMLAH LAMA
DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS Paru Batu 104 4,845 16,435 16,122 43.3 46.58653846 4.442724458 3.3
2 RS Baptis Batu 100 4,517 14,855 13,013 40.7 45.17 4.8 2.9
3 RS Bhayangkara 50 1,907 6,752 4,842 37.0 38.14 6.0 2.5
4 RS dr. Etty Asharto 50 1,923 5,667 5,718 31.1 38.46 6.543421737 3.0
5 RS IPHI 35 1,145 2,706 1,866 21.2 32.71428571 8.8 1.6
339 14337 46,415 37.5 42.2920354 5.4 0.0
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAHJUMLAH
DIPANTAU% DIPANTAU
JUMLAH
BER- PHBS % BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BATU BATU 2,264 1,640 72.4 440 26.8
2 BATU SISIR 12,239 979 8.0 461 47.1
3 BUMIAJI BUMIAJI 16,384 2,187 13.3 784 35.8
4 JUNREJO BEJI 8,676 1,735 20.0 278 16.0
5 JUNREJO JUNREJO 4,993 999 20.0 159 15.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 44,556 7,540 16.9 2,122 28.1
Sumber Seksi Promosi Kesehatan Tahun 2014
RUMAH TANGGA
TABEL 57
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 BATU BATU 10836 5,576 51.46 542.00 542 100.00 407 75.09225092 5,983 55.21410114
2 BATU SISIR 10788 2,005 18.59 556.00 556 100.00 417 75.00 2,422 22.45
3 BUMIAJI BUMIAJI 13684 4,592 33.56 3247.00 3,247 100.00 2436 75.02 7,028 51.36
4 JUNREJO BEJI 6088 1,860 30.55 651.00 651 100.00 489 75.12 2,349 38.58
5 JUNREJO JUNREJO 4291 2,447 57.03 798.00 798 100.00 599 75.06 3,046 70.99
JUMLAH (KAB/KOTA) 45,687 16,480 36.07 5,794 5,794 100.00 4348 75.04 20,828 45.59
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
TABEL 58
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
2013
JUMLAH
RUMAH YANG
BELUM
MEMENUHI
SYARAT
RUMAH DIBINARUMAH DIBINA MEMENUHI
SYARAT
2014
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
SELURUH
RUMAH
TABEL 59
KOTA BATU
TAHUN 2014
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 BATU BATU 47,526 - 0 0 0 - 0 0 0.00 0 - 0 0 0 - - 0.00 5920 23680 5920 23680.00 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 23680 49.825
2 BATU SISIR 44,180 4 16 0 0.00 - 0 0 0.00 0 - 0 0.00 0 - - 0.00 1739 6956 1739 6956.00 0 0 0 0.00 1562 6248 1558 6232.00 13188 29.85
3 BUMIAJI BUMIAJI 58,293 - 0 0 0.00 - 0 0 0.00 0 - 0 0.00 0 - - 0.00 10053 40212 10053 40212.00 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 40212 68.98
4 JUNREJO BEJI 29,780 13 52 0 0.00 - 0 0 0.00 0 - 0 0.00 0 - - 0.00 3321 13284 3321 13284.00 0 0 0 0.00 341 1364 341 1364.00 14648 49.19
5 JUNREJO JUNREJO 19,313 - 0 0 0.00 - 0 0 0.00 0 - 0 0.00 0 - - 0.00 3769 15076 3769 15076.00 0 0 0 0.00 0 0 0 0.00 15076 78.06
JUMLAH (KAB/KOTA) 199,092 17 68 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24802 99208 24802 99208 0 0 0 0 1903 7612 1899 7596 106804 53.65
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
PENDUDUK
DENGAN AKSES
BERKELANJUTAN
TERHADAP AIR
MINUM LAYAK
JU
MLA
H
%
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
MEMENUHI
SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MEMENUHI
SYARAT
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H S
AR
AN
A
NOMEMENUHI
SYARAT
MEMENUHI
SYARAT
KECAMATAN PUSKESMASPENDUDU
K
TABEL 60
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 BATU BATU 15 8 2 25
2 BATU SISIR 9 9 3 33.33333333
3 BUMIAJI BUMIAJI 39 9 3 33.33333333
4 JUNREJO BEJI 8 8 1 12.5
5 JUNREJO JUNREJO 14 6 2 33.33333333
JUMLAH (KAB/KOTA) 85 40 11 27.5
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH SAMPEL
DIPERIKSA
MEMENUHI SYARAT
(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN
JUMLAH
PENYELENGGARA
AIR MINUM
PUSKESMAS
TABEL 61
KOTA BATU
TAHUN 2014
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BATU BATU 47526 #DIV/0! ##### #DIV/0! ##### 0.0
2 BATU SISIR 44180 #DIV/0! ##### #DIV/0! ##### 0.0
3 BUMIAJI BUMIAJI 58293 #DIV/0! ##### #DIV/0! ##### 0.0
4 JUNREJO BEJI 29780 #DIV/0! ##### #DIV/0! ##### 0.0
5 JUNREJO JUNREJO 19313 #DIV/0! ##### #DIV/0! ##### 0.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 199,092 - - - - #DIV/0! - - - - ##### - - - - #DIV/0! - - - - ##### - 0.0
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI SYARAT
PENDUDUK
DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK
(JAMBAN SEHAT)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JENIS SARANA JAMBAN
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK MEMENUHI SYARAT
JU
MLA
H S
AR
AN
A
KOMUNAL LEHER ANGSA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
PLENGSENGAN CEMPLUNG
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
TABEL 62
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BATU BATU 5 3 60 2 40 - 0
2 BATU SISIR 3 3 100.0 0.0 0 - 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 9 7 77.8 2.0 22.2222222 - 0
4 JUNREJO BEJI 4 4 100.0 0.0 0 - 0
5 JUNREJO JUNREJO 3 3 100.0 1.0 33.3333333 - 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 24 20 83.3 5 20.8333333 0 0
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
PUSKESMASJUMLAH DESA/
KELURAHAN
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN
STBM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA STOP BABS
(SBS)
TABEL 63
KOTA BATU
TAHUN 2014
SD
SLT
P
SLT
A
PU
SK
ES
MA
S
RU
MA
H
SA
KIT
UM
UM
BIN
TA
NG
NO
N
BIN
TA
NG
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BATU BATU 21 4 6 1 1 7 27 67 19 90.5 3 75.0 5 83.3 1 100.0 1 100.0 6 85.7 24 88.9 59 88.1
2 BATU SISIR 20 12 10 1 3 - 9 55 18 90.0 12 100.0 10 100.0 1 100.0 3 100.0 0 #DIV/0! 6 66.7 50 90.9
3 BUMIAJI BUMIAJI 26 6 2 1 - 3 11 49 18 69.2 1 16.7 1 50.0 1 100.0 - #DIV/0! 3 100.0 7 63.6 31 63.3
4 JUNREJO BEJI 15 4 1 1 - 1 3 25 13 86.7 4 100.0 1 100.0 1 100.0 - #DIV/0! 1 100.0 3 100.0 23 92.0
5 JUNREJO JUNREJO 6 2 4 1 1 - - 14 6 100.0 1 50.0 2 50.0 1 100.0 1 100.0 0 #DIV/0! - #DIV/0! 11 78.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 88 28 23 5 5 11 50 210 74 84.1 21 75.0 19 82.6 5 100.0 5 100.0 10 90.9 40 80.0 174 82.9
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
RUMAH SAKIT
UMUM
HOTELSARANA PENDIDIKAN
SD BINTANG NON BINTANG
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TEMPAT-TEMPAT UMUM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
SARANA PENDIDIKANTEMPAT-TEMPAT
UMUM
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
SARANA KESEHATAN
PUSKESMAS
YANG ADA
JU
MLA
H T
TU
SARANA
KESEHATANHOTEL
SLTP SLTA
TABEL 64
KOTA BATU
TAHUN 2014
JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL % JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 BATU BATU 85 1 24 6 0 31 36.47 0 1 0 0 1 1.18
2 BATU SISIR 84 0 8 4 0 12 14.29 0 3 1 0 4 4.76
3 BUMIAJI BUMIAJI 96 6 7 9 0 22 22.92 0 2 0 0 2 2.08
4 JUNREJO BEJI 64 1 6 4 0 11 17.19 0 0 0 0 0 0.00
5 JUNREJO JUNREJO 55 7 0 2 0 9 16.36 1 0 0 0 1 1.82
JUMLAH (KAB/KOTA) 384 15 45 25 0 85 22.14 1 6 1 0 8 2.08
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun 2014
KECAMATAN
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI
NO PUSKESMASJUMLAH
TPM
TABEL 65
KOTA BATU
TAHUN 2014
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JA
JA
NA
N
TO
TA
L
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JA
JA
NA
N
TO
TA
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 BATU BATU 1 0 1 0 0 1 100.00 31 1 1 10 0 12 38.71
2 BATU SISIR 4 0 3 1 0 4 100.00 12 0 2 3 0 5 41.67
3 BUMIAJI BUMIAJI 2 0 2 0 0 2 100.00 22 0 0 4 0 4 18.18
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 11 0 1 4 0 5 45.45
5 JUNREJO JUNREJO 1 1 0 0 0 1 100.00 9 0 0 3 0 3 33.33
JUMLAH (KAB/KOTA) 8 1 6 1 0 8 100.00 85 1 4 24 0 29 34.12
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Tahun
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M D
IBIN
A
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
JU
ML
AH
TP
M
ME
ME
NU
HI S
YA
RA
T
HIG
IEN
E S
AN
ITA
SI
NO KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK
JU
ML
AH
TP
M T
IDA
K
ME
ME
NU
HI S
YA
RA
T
PUSKESMAS
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M D
IUJI P
ET
IK
TABEL 66
KOTA BATU
TAHUN 2014
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 27,500 11,600 35,900 47500 172.73
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 18,000 1,300 24,700 26000.00 144.44
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 89 30 90 120.00 134.83
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 4,180 600 7,800 8400.00 200.96
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul - - - #DIV/0!
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 235,000 99,700 206,300 306000.00 130.21
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 2,100 405 2,395 2800.00 133.33
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 750 2,100 900 3000.00 400.00
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul - 90 60 150.00 #DIV/0!
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
tablet 147,100 67,900 151,100 219000.00 148.88
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +
polimiksin 10.000 IU/g
tube 950 202 800 1002.00 105.47
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Heksaklorofen 250 mg
supp 1,100 690 410 1100.00 100.00
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam
Salisilat 3%
pot 384 72 1,536 1608.00 418.75
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 1,550 100 1,800 1900.00 122.58
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +
Levodopa 250 mg
tablet #DIV/0!
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 2,750 1,300 26,050 27350.00 994.55
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 95,000 7,000 66,000 73000.00 76.84
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 700 700.00 #DIV/0!
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 10
23 Betametason krim 0,1 % krim 3,100 850 3,000 3850.00 124.19
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 600 300 400 700.00 116.67
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 42,500 20,100 30,900 51000.00 120.00
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 4,100 800 800.00 19.51
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 95,500 14,400 14400.00 15.08
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul #DIV/0!
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 2,500 700 1,800 2500.00 100.00
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 1,000 300 700 1000.00 100.00
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 1,496 450 1,200 1650.00 110.29
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 7,600 8,900 6,300 15200.00 200.00
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 28,400 5,250 23,750 29000.00 102.11
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 56,000
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 360 90 420 510.00 141.67
37 Etakridin larutan 0,1% botol 75 1 23 24.00 32.00
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul #DIV/0!
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 550 1,500 1500.00 272.73
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 905 1,152 432 1584.00 175.03
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 290 150 270 420.00 144.83
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 3,800 2,500 3,000 5500.00 144.74
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 9,200 3,100 10,700 13800.00 150.00
47 Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
sach 35,300 5,800 40,200 46000.00 130.31
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 1,150 570 600 1170.00 101.74
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 30,500 4,000 40,300 44300.00 145.25
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 178,500 41,000 150,000 191000.00 107.00
52 Gliserin botol #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol 1,340 680 1,320 2000.00 149.25
54 Glukosa larutan infus 10% botol #DIV/0!
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 60 415 415.00 691.67
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 600 500 500.00 83.33
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 1,000 5,800 5800.00 580.00
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 3,000 4,400 4400.00 146.67
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 4,000 800 7,200 8000.00 200.00
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 27,500 7,000 3,000 10000.00 36.36
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 2,560 456 1,968 2424.00 94.69
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 32,000 32,000 32000.00 100.00
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 88,000 17,700 85,000 102700.00 116.70
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 2,350 2,100 1,100 3200.00 136.17
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 87,500 26,000 81,000 107000.00 122.29
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet #DIV/0!
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 108,500 34,400 175,000 209400.00 193.00
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 10,000 600 11,600 12200 122
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KOTA BATU
TAHUN 2014
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 5,000 59,500 5,500 65000.00 1300.00
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 910 521 485 1006.00 110.55
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 335,500 76,000 276,000 352000.00 104.92
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 10 25 25.00 250.00
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 1,200 1,000 10,200 11200.00 933.33
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +
Sulfadoxin 500 mg
tablet #DIV/0!
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
botol 1,350 1,050 2,050 3100.00 229.63
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi :
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg
tablet 41,400 149,100 32,400 181500.00 438.41
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi :
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
tablet #DIV/0!
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 3,150 5,040 2,850 7890.00 250.48
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial #DIV/0!
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0!
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125
mg
tablet 3,600 1,000 4,600 5600.00 155.56
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 230 180 180.00 78.26
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet #DIV/0!
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet #DIV/0!
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 991 540 700 1240.00 125.13
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 2,150 10,100 10100.00 469.77
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet #DIV/0!
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 6,420 1,320 5,660 6980.00 108.72
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 550 113 113.00 20.55
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 20 20.00 #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 440 400 100 500.00 113.64
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 6,000 1,050 7,100 8150.00 135.83
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 31,000 11,000 11000.00 35.48
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 633,100 147,200 619,800 767000.00 121.15
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet #DIV/0!
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 110,000 29,000 49,000 78000.00 70.91
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 670 114 620 734.00 109.55
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 30 71 37 108.00 360.00
111 Prednison tablet 5 mg tablet #DIV/0!
112 Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0!
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet #DIV/0!
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 800 800 800.00 100.00
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol 8,570 4,520 8,130 12650.00 147.61
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap
4%
tube 1,024 288 744 1032.00 100.78
119 Salisil bedak 2% kotak 1,950 476 2,194 2670.00 136.92
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial #DIV/0!
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul #DIV/0!
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 250 200 200 400.00 160.00
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 1,520 312 1,248 1560.00 102.63
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul #DIV/0!
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 210 30 210 240.00 114.29
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 208,000 15,000 125,000 140000.00 67.31
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 21,200 4,000 18,150 22150.00 104.48
134 Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 377,000 51,400 459,800 511200.00 135.60
VAKSIN
136 BCG vial 836 740 198 938.00 112.20
137 T T vial 280 305 195 500.00 178.57
138 D T vial 350 470 470.00 134.29
139 CAMPAK 10 Dosis vial 725 1,100 212 1312.00 180.97
140 POLIO 10 Dosis vial 1,764 2,118 328 2446.00 138.66
141 DPT-HB vial 2,504 1,760 9 1769.00 70.65
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 3,148 2,612 415 3027.00 96.16
143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial #DIV/0!
Sumber: Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2014
TABEL 67
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KOTA BATU
TAHUN 2014
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 2 3
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 2
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 3
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 41
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 2
3 PUSKESMAS KELILING 0
4 PUSKESMAS PEMBANTU 6
1 RUMAH BERSALIN 2 2
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 4 5
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 2 2
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 102 102
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 2 2
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 -
1 INDUSTRI FARMASI 0 -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 1 1
6 APOTEK 12 12
7 TOKO OBAT 1 1
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 -
9 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 3 3
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
TABEL 68
KOTA BATU
TAHUN 2014
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100.00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 2 1 50.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 4 80.00
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
TABEL 69
KOTA BATU
TAHUN 2014
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BATU BATU 2 4.17 29 60.42 15 31.25 2 4.17 48 17 35.42
2 BATU SISIR 2 4.88 2 4.88 34 82.93 3 7.32 41 37 90.24
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0.00 10 19.23 38 73.08 4 7.69 52 42 80.77
4 JUNREJO BEJI 0 0.00 13 48.15 14 51.85 0 0.00 27 14 51.85
5 JUNREJO JUNREJO 0 0.00 10 47.62 11 52.38 0 0.00 21 11 52.38
4 2.12 64 33.86 112 59.26 9 4.76 189 121 64.02
1
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Tahun 2014
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH
JUMLAH (KAB/KOTA)
STRATA POSYANDU
PRATAMA
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 70
KOTA BATU
TAHUN 2014
POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 2 3 4 5 6 7
1 BATU BATU 5 5 3.00 5
2 BATU SISIR 3 3 1.00 6
3 BUMIAJI BUMIAJI 9 9 5.00 9
4 JUNREJO BEJI 4 4 3.00 4
5 JUNREJO JUNREJO 3 3 1.00 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 24 24 13 25
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Tahun 2014
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/
KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
TABEL 71
KOTA BATU
TAHUN 2014
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BATU BATU 5 2 1.00 2 0.00 5 100
2 BATU SISIR 3 1 2.00 - 0.00 3 100
3 BUMIAJI BUMIAJI 9 - 7.00 2 0.00 9 100
4 JUNREJO BEJI 4 1 3.00 - 0.00 4 100
5 JUNREJO JUNREJO 3 3 0.00 - 0.00 3 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 24 7 13 4 0 24 100
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Tahun 2014
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/
KELURAHAN
TABEL 72
KOTA BATU
TAHUN 2014
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Batu - - - 1 2 3 1 2 3 - 1 1 - - - - 1 1
2 Puskesmas Sisir - - - 1 2 3 1 2 3 - 1 1 - - - - 1 1
3 Puskesmas Bumiaji - - - 2 2 4 2 2 4 - 1 1 - - - - 1 1
4 Puskesmas Beji - - - 1 2 3 1 2 3 - 2 2 - - - - 2 2
5 Puskesmas Junrejo - - - - 2 2 - 2 2 - 2 2 - - - - 2 2
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 5 10 15 5 10 15 - 7 7 - - - - 7 7
1 RS Paru Batu 10 6 16 5 9 14 15 15 30 1 1 2 - - - 1 1 2
2 RS Baptis Batu 13 7 20 3 8 11 16 15 31 1 1 2 1 - 1 2 1 3
3 RS Bhayangkara 3 - 3 2 6 8 5 6 11 - 1 1 - - - 1 1
4 RS dr. Etty Asharto 4 3 7 1 7 8 5 10 15 - 1 1 - - - - 1 1
5 RS IPHI 2 1 3 2 3 5 4 4 8 - 1 1 - - - - 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 32 17 49 13 33 46 45 50 95 2 5 7 1 - 1 3 5 8
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 1 2 2 3 5 3 4 7 - 1 1 - - - - 1 1
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 33 18 51 20 46 66 53 64 117 2 13 15 1 - 1 3 13 16
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 25.616 33.151 58.767 7.5342 0.5023 8.0365
Keterangan : a termasuk S3
DOKTER
GIGI SPESIALIS TOTAL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TOTAL
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
DOKTER GIGI NO UNIT KERJA
TABEL 73
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Puskesmas Batu 8 4 13 17 0 2 2
2 Puskesmas Sisir 8 2 5 7 0 2 2
3 Puskesmas Bumiaji 15 5 10 15 0 1 1
4 Puskesmas Beji 12 7 5 12 0 1 1
5 Puskesmas Junrejo 7 2 3 5 0 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 50 20 36 56 0 7 7
1 RS Paru Batu 12 33 46 79 0 2 2
2 RS Baptis Batu 12 12 59 71 0 1 1
3 RS Bhayangkara 9 15 14 29 0 1 1
4 RS dr. Etty Asharto 7 10 16 26 0 0 0
5 RS IPHI 7 2 6 8 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 47 72 141 213 0 4 4
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 97 92 177 269 0 11 11
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 48.72 135.11 5.53
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
BIDANPERAWAT
a
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI
TABEL 74
KOTA BATU
TAHUN 2014
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIANa
APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Batu - 1 1 - - - - 1 1
2 Puskesmas Sisir - - - - - - - - -
3 Puskesmas Bumiaji - 1 1 - - - - 1 1
4 Puskesmas Beji - 1 1 - - - - 1 1
5 Puskesmas Junrejo - 1 1 - - - - 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 4 4 - - - - 4 4
1 RS Paru Batu 1 10 11 1 2 3 2 12 14
2 RS Baptis Batu 2 5 7 - 3 3 2 8 10
3 RS Bhayangkara - - - - 1 1 - 1 1
4 RS dr. Etty Asharto - 6 6 - 1 1 - 7 7
5 RS IPHI - 3 3 - - 3 3
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3 24 27 1 7 8 4 31 35
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 28 31 1 7 8 4 35 39
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 19.59
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
TABEL 75
KOTA BATU
TAHUN 2014
KESEHATAN MASYARAKATa
KESEHATAN LINGKUNGANb
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas Batu - 1 1 1 - 1
2 Puskesmas Sisir 1 - 1 1 - 1
3 Puskesmas Bumiaji - 1 1 - 1 1
4 Puskesmas Beji - 1 1 1 1 2
5 Puskesmas Junrejo 1 - 1 1 - 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 3 5 4 2 6
1 RS Paru Batu 1 2 3 -
2 RS Baptis Batu - 1 1 - 1 1
3 RS Bhayangkara - - - - - -
4 RS dr. Etty Asharto - - - - - -
5 RS IPHI - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 3 4 - 1 1
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 6 9 4 3 7
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 4.520523175 3.51596247
Keterangan :
b termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga
kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
TABEL 76
KOTA BATU
TAHUN 2014
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Batu 1 - 1 - - - 1 - 1
2 Puskesmas Sisir 1 1 2 - - - 1 1 2
3 Puskesmas Bumiaji - 1 1 - - - - 1 1
4 Puskesmas Beji - 1 1 - - - - 1 1
5 Puskesmas Junrejo - 1 1 - - - - 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 4 6 - - - 2 4 6
1 RS Paru Batu 3 3 6 - - - 3 3 6
2 RS Baptis Batu - 1 1 1 2 3 1 3 4
3 RS Bhayangkara - - - - 1 1 - 1 1
4 RS dr. Etty Asharto - 1 1 - - - - 1 1
5 RS IPHI - 1 1 - - 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3 6 9 1 3 4 4 9 13
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 10 15 1 3 4 6 13 19
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7.534205292 2.009121411 9.543326703
TOTAL
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
TABEL 77
KOTA BATU
TAHUN 2014
FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Puskesmas Batu - - - - - - - - - - 1 1 - 1 1
2 Puskesmas Sisir - - - - - - - - - - - - - - -
3 Puskesmas Bumiaji - - - - - - - - - - - - - - -
4 Puskesmas Beji - - - - - - - - - - - - - - -
5 Puskesmas Junrejo - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - 1 1 - 1 1
1 RS Paru Batu 1 1 - - - - 1 1
2 RS Baptis Batu 1 1 2 - - - - - - - - - 1 1 2
3 RS Bhayangkara - - - - - - - - - - - - - - -
4 RS dr. Etty Asharto - - - - - - - - - - - - - - -
5 RS IPHI - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 2 3 - - - - - - - - - 1 2 3
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 2 3 - - - - - - - 1 1 1 3 4
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1.5068 0 0 0.5023 2.0091
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL
NO UNIT KERJA
TABEL 78
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Puskesmas Batu - - - - - - - - - - - - 1 1 2 - - - - - - - 1 1 - - - - 1 2 3
2 Puskesmas Sisir - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - 1 1 - - - - 1 1 2
3 Puskesmas Bumiaji - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 1 1 - - - - - 2 2
4 Puskesmas Beji - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 1 1 - - - - - 2 2
5 Puskesmas Junrejo - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - 1 1 - - - - - 2 2
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - 2 4 6 - - - - - - - 5 5 - - - - - - 2 9 11
1 RS Paru Batu 2 3 5 - - - 1 1 2 - - - 3 4 7 1 - 1 - - - - 2 2 - - - - - - 7 10 17
2 RS Baptis Batu 2 1 3 - - - 1 - 1 - 1 1 2 3 5 - - - - - - 2 2 4 - - - - - - 7 7 14
3 RS Bhayangkara - - - - - - - - - - - - - 2 2 - - - - - - - 3 3 - - - - - - - 5 5
4 RS dr. Etty Asharto 1 1 2 - - - - - - - - - - 3 3 - - - - - - - 1 1 - - - - 1 5 6
5 RS IPHI - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 5 5 10 - - - 2 1 3 - 1 1 5 12 17 1 - 1 - - - 2 8 10 - - - - - - 15 27 42
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 10 - - - 2 1 3 - 1 1 7 16 23 1 - 1 - - - 2 13 15 - - - - - - 17 36 53
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 26.62
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
TEKNISI TRANSFUSI
DARAH
TEKNISI
KARDIOVASKULERJUMLAH
JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI
ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI
ANALISIS
KESEHATAN
REFRAKSIONIS
OPTISIENORTETIK PROSTETIK
REKAM MEDIS DAN
INFORMASI
KESEHATAN
TABEL 79
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Batu - - - - - - - - -
2 Puskesmas Sisir - - - - - - - - -
3 Puskesmas Bumiaji - - - - - - - - -
4 Puskesmas Beji - - - - - - - - -
5 Puskesmas Junrejo - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - -
1 RS Paru Batu - - - - - - - - -
2 RS Baptis Batu - - - - - - - - -
3 RS Bhayangkara - - - - - - - - -
4 RS dr. Etty Asharto - - - - - - - - -
5 RS IPHI - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - -
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
TOTALPENGELOLA PROGRAM
KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA
TABEL 80
KOTA BATU
TAHUN 2014
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Puskesmas Batu 1 - 1 - 2 2 - - - - - - - - - - - - 1 1 2 2 3 5
2 Puskesmas Sisir 1 - 1 - 3 3 - - - - - - - - - - - - - - - 1 3 4
3 Puskesmas Bumiaji 1 - 1 - 3 3 - - - - - - - - - - - - 1 - 1 2 3 5
4 Puskesmas Beji 1 - 1 2 2 4 - - - - - - - - - - - - 1 1 2 4 3 7
5 Puskesmas Junrejo - 1 1 1 2 3 - - - - - - - - - - - - - - - 1 3 4
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 4 1 5 3 12 15 - - - - - - - - - - - - 3 2 5 10 15 25
1 RS Paru Batu 1 1 2 57 25 82 - - - - - 58 26 84
2 RS Baptis Batu 14 22 36 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 14 22 36
3 RS Bhayangkara 1 2 3 - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 3 4
4 RS dr. Etty Asharto 3 3 6 2 17 19 1 - 1 - - - - - - - - - - 3 3 6 23 29
5 RS IPHI 2 - 2 2 5 7 - - - - 7 3 10 11 8 19
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 21 28 49 61 48 109 1 - 1 - - - - - - - - - 7 6 13 90 82 172
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 25 29 54 64 60 124 1 - 1 - - - - - - - - - 10 8 18 100 97 197
Sumber: - Data Dasar Puskesmas & laporan RS
STAF PENUNJANG
PERENCANAANTENAGA PENDIDIK
TENAGA
KEPENDIDIKANJURU
JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA NON KESEHATAN
TOTALPEJABAT
STRUKTURAL
STAF PENUNJANG
ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG
TEKNOLOGI
TABEL 81
KOTA BATU
TAHUN 2014
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 28,506,692,491 85.87
a. Belanja Langsung 15,806,410,778
b. Belanja Tidak Langsung 12,700,281,713
2 APBD PROVINSI 42,272,000 0.13
3 APBN : 4,649,560,000 14.01
- Dana Dekonsentrasi 126,010,000 0.38
- Dana Alokasi Khusus (DAK) - 0.00
- ASKESKIN 4,000,000,000 12.05
- Tugas Pembantuan ( BOK ) 523,550,000 1.58
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - 0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - 0.00
33,198,524,491 100.0
792,186,217,513
3.60
166,749.67
Sumber: Subag Program dan Pelaporan
pada kelompok APBN, dimana DAK bukan kelompok APBN tapi sudah masuk dalam perhitungan APBD (karena merupakan
bagian dari Dana Perimbangan). Yang benar untuk kelompok
APBN adalah Dana Tugas Pembantuan (TP), Dana
Dekonsentrasi, BOK, Jamkesmas, Jampersal. Untuk BOK,
Jampersal dan Jamkesmas mungkin dijadikan satu dalam
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
NO SUMBER BIAYA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN