202

Profil PKK-AB 2008 - pusdatin.kemkes.go.id · serta sistem informasi dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di tingkat provinsi Penyusunan buku ini menggunakan data

  • Upload
    dokhanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku “Buku Profil Penanggulangan Krisis

Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008” ini dapat diselesaikan sebagaimana yang

telah direncanakan. Buku ini menggambarkan secara umum tentang upaya-

upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan

serta sistem informasi dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di

tingkat provinsi

Penyusunan buku ini menggunakan data yang bersumber dari Dinas Kesehatan

Provinsi sepanjang tahun 2008. Dengan tersusunnya buku Profil Penanggulangan

Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan bagi peningkatan upaya-upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana yang terjadi dimasa mendatang. Guna meningkatkan mutu penyajian

informasi buku sejenis dimasa mendatang, diharapkan kritik dan saran yang

membangun serta partisipasi semua pihak, khususnya upaya mendapatkan

data/informasi yang lebih akurat dan sesuai kebutuhan.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran

sehingga buku Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun

2008 ini berhasil disusun, kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta, Desember 2009

Kepala Pusat Penanggulangan Krisis,

Dr. Rustam S. Pakaya, MPH

NIP 19560829 198312 1001

DAFTAR ISI

Hal KATA PENGANTAR ……………………………………………………..….... DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR ........................................................................... DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. DAFTAR GRAFIK ............................................................................ DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................

i ii iv v

vi xi

I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................ 3 II. METODOLOGI ........................................................................ 4 A. Pengumpulan Data .............................................................. 4 B. Pengolahan dan Analisa Data ............................................... 4 C. Penyajian Informasi ............................................................. 4 III. GAMBARAN UPAYA PENCEGAHAN, MITIGASI DAN

KESIAPSIAGAAN ...................................................................

5 A. Pengorganisasian dan Perencanaan ...................................... 5 B. Penyusunan Peraturan dan Pedoman .................................... 8 C. Koordinasi, Sosialisasi dan Advokasi ...................................... 11 D. Sumber Daya Manusia ......................................................... 17 1. Jumlah dan Jenis Tenaga ............................................. 17 2. Pengembangan Tenaga ................................................ 19 E. Sarana Kesehatan ............................................................... 27 1. Sarana Transportasi ..................................................... 27 2. Sarana Komunikasi dan Informasi ................................. 29 3. Sarana Penunjang ........................................................ 33 4. Buffer Stock Obat, Alat dan Bahan Lain ......................... 35 5. Buffer Stock Alat Pelindung Diri dan Identitas Petugas

Lapangan ....................................................................

39 F. Pembiayaan ........................................................................ 43 IV. GAMBARAN UPAYA TANGGAP DARURAT DAN PEMULIHAN.. 45 A. Mobilisasi Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pengelolaan Bantuan

Kesehatan ..........................................................................

45 B. Pelaksanaan Rapid Health Assessment (RHA) ........................ 52 C. Evaluasi .............................................................................. 55

V. SISTEM INFORMASI ............................................................. 57 A. Kegiatan Pendataan dan Monitoring ...................................... 57 1. Pendataan ................................................................... 57 2. Monitoring ................................................................... 60 B. Penyampaian Informasi ....................................................... 64 C. Kepemilikan Kontak Person .................................................. 75 VI. KESIMPULAN ........................................................................ 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................. 82

DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1.

Gambaran Kepemilikan Pos Informasi 24 Jam Menurut Provinsi ……………..….......................................................

72

DAFTAR TABEL Hal Tabel 1.

Gambaran Rencana Kontinjensi yang Pernah Disusun Dinas Kesehatan Provinsi …….....................................................

8

DAFTAR GRAFIK Hal Grafik 1. Grafik 2. Grafik 3. Grafik 4. Grafik 5. Grafik 6. Grafik 7. Grafik 8. Grafik 9. Grafik 10. Grafik 11.

Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Program Kerja Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ……........................................................................ Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Partisipasi Dalam Penyusunan Rencana Kontinjensi …….…………….……….. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pengembangan Peraturan/Kebijakan Daerah Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ……............ Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyusunan Protap/Juklak/Juknis Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ………………….…….…………….……………………….. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyusunan Pedoman Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ……........................................................................ Gambaran Pelaksanaan Koordinasi Lintas Program Untuk Peningkatan Kesiapsiagaan di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi ……………………………………………..…….…………….………. Gambaran Pelaksanaan Koordinasi Lintas Sektor Untuk Peningkatan Kesiapsiagaan Yang Dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi ……………………………………………..…….…………….………. Gambaran Pelaksanaan Koordinasi Pada Masa Tanggap Darurat Bencana Yang Dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi ……………………………………………..…….…………….………. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Sosialisasi Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ……........................................................................ Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Advokasi Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ……........................................................................ Proporsi Tenaga Kesehatan Provinsi yang Bekerja pada Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Tingkat Pendidikan Formal ……................................

6

7

9

10

11

12

13

14

16

17

18

Grafik 12. Grafik 13. Grafik 14. Grafik 15. Grafik 16. Grafik 17. Grafik 18. Grafik 19. Grafik 20. Grafik 21.

Gambaran Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi yang Pernah Mengikuti Pelatihan dan Masih Bekerja Menurut Jenis Pelatihan Pada Tahun 2008 ………………………………………………. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Pelaksanaan Pelatihan Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ........................................................... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Gladi yang Pernah Diselenggarakan/Diikuti Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana …….............................................. Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Sarana Transportasi yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ………………………………………………..……........... Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Sarana Transportasi yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ………………………………………………..……........... Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Sarana Informasi yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ………………………………………………..……........... Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Sarana Penunjang yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ………………………………………………..……........... Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Buffer Stock Obat, MP-ASI, dan Alat Kesehatan yang Dapat Digunakan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ………………………………………………… Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Buffer Stock Bahan dan Alat Sanitasi yang Dapat Digunakan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ………………………………..………………………………………… Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Buffer Stock Alat Pelindung Diri yang Dapat Digunakan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ………………………………..…………………………………………

20

25

26

28

30

32

34

36

38

40

Grafik 22. Grafik 23. Grafik 24. Grafik 25. Grafik 26. Grafik 27. Grafik 28. Grafik 29. Grafik 30. Grafik 31. Grafik 32. Grafik 33. Grafik 34. Grafik 35.

Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Buffer Stock Identitas Petugas Lapangan yang Dapat Digunakan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ………………..……..………………………………………. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Sumber Pembiayaan yang Dapat Digunakan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ……................... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Tindakan Pertama yang Dilakukan Ketika Informasi Bencana Diketahui …………………………………………………….….................. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan TRC Penanggulangan Bencana ………………………… Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Mekanisme Mobilisasi TRC Penanggulangan Bencana .............................. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Waktu Mobilisasi TRC Penanggulangan Bencana ……......................... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Tim Bantuan Kesehatan Penanggulangan Bencana ……........... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Mekanisme Mobilisasi Tim Bantuan Kesehatan Penanggulangan Bencana …………………………………………………………..…….......... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Pencatatan Pengelolaan Bantuan Kesehatan ………………………. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Tim RHA ……….………………………………………………..……............ Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksana RHA Pada Saat Kejadian Bencana ……………………..……............ Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan RHA Pada Saat Kejadian Bencana ……………………..……............ Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Evaluasi Tanggap Darurat Pada Saat Kejadian Bencana ……………………..……................................................ Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Peta Rawan Bencana …………………........................................

42

44

45

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

Grafik 36. Grafik 37. Grafik 38. Grafik 39. Grafik 40. Grafik 41. Grafik 42. Grafik 43. Grafik 44. Grafik 45. Grafik 46. Grafik 47. Grafik 48. Grafik 49. Grafik 50.

Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Pencatatan Kejadian Bencana …………………….……................... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Pendataan Kesiapsiagaan Bencana …………………….……........... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penggunaan Format Pendataan Kesiapsiagaan Bencana ….……................... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Monitoring Perkembangan Kejadian Bencana ………………………………………………………………………….. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Penyampaian Monitoring Perkembangan Kejadian Bencana ke Pusat ……………………..………………………… Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Mekanisme Penyampaian Monitoring Perkembangan Kejadian Bencana ke Pusat …………………………………………….................................... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Analisis Risiko Bencana ………………………..……........................ Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Penggunaan Alur Mekanisme Informasi sesuai Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006 ……................................................. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyampaian Informasi Kesiapsiagaan ke Pusat ……………………………………... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyampaian Informasi Kejadian Bencana ke Pusat ………………………………... Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Mekanisme Penyampaian Informasi Kejadian Bencana ke Pusat ……………. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penggunaan Format Pelaporan sesuai Pedoman ……………………..…….......... Proporsi Penggunaan Sarana Komunikasi Oleh Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Jenis Sarana Komunikasi ……….... Gambaran Proporsi Provinsi Menurut Pengelolaan Pos Informasi 24 Jam ……………………..……................................... Gambaran Proporsi Provinsi yang Berdasarkan Pelaksanaan Penyebarluasan Informasi ………………....................................

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

73

74

Grafik 51. Grafik 52. Grafik 53.

Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Kontak Person Lintas Sektor ………………………………….………….. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Kontak Person Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota …….………….. Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Kontak Person Lintas Sektor di lingkup Kabupaten/Kota ……….

75

76

77

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10

Gambaran Unit Kerja di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi yang Memiliki Tugas Pokok dan Fungsinya Menjadi Koordinator/Penanggungjawab Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ……………………………………… Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Program Kerja terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ............................... Gambaran Kegiatan dari Program Kerja Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ……………….………………………………………. Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Partisipasi Dalam Penyusunan Rencana Kontinjensi .............................. Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyusunan Peraturan-Peraturan/Kebijakan Daerah yang Terkait dengan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 .................……………………………………... Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyusunan Protap/Juklak/Juknis yang Terkait dengan Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ....................................................................... Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyusunan Pedoman yang Terkait dengan Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ……………….………………………………….…………………………. Gambaran Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Lintas Program Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Unit Kerja yang Terlibat Dalam Pertemuan Koordinasi Lintas Program Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Provinsi Tahun 2008 ………………………………. Gambaran Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor yang Dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................................

82

84

85

88

89

90

91

92

93

95

Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22

Gambaran Unit Kerja yang Terlibat Dalam Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor yang Dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Provinsi Tahun 2008 ………………………………. Gambaran Pertemuan Koordinasi pada Saat Tanggap Darurat Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................................. Gambaran Unit Kerja yang Terlibat dalam Pertemuan Koordinasi pada Saat Tanggap Darurat Menurut Provinsi Tahun 2008 ……………………………………………………………………. Gambaran Pelaksanaan Sosialisasi Program/Kegiatan Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Pelaksanaan Advokasi Program/Kegiatan Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Jenis Tenaga yang Bekerja pada Unit Kerja Pengelola Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................ Gambaran Tenaga yang Masih Dibutuhkan oleh Unit Kerja Pengelola Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 …………………………….. Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan ACLS Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................................................................. Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan ATLS Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................................................................. Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan BTLS Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................................................................. Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan BLS Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................................................................. Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan PPGD Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................................

96

98

99

101

104

106

108

109

110

111

112

113

Lampiran 23 Lampiran 24 Lampiran 25 Lampiran 26 Lampiran 27 Lampiran 28 Lampiran 29 Lampiran 30 Lampiran 31 Lampiran 32 Lampiran 33 Lampiran 34

Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Emergency Nursing Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Evakuasi Korban di Perairan (Perahu Karet) Menurut Provinsi Tahun 2008 ....................... Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Operasional Sarana Penunjang Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................. Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan RS Lapangan Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Manajemen Bencana Bidang Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................. Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Manajemen Obat dan Logistik Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................. Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan RHA Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................................................................. Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Rencana Kontijensi Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Pengelolaan Data dan Informasi Menurut Provinsi Tahun 2008 .............................. Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Radio Komunikasi Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Pelatihan Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana yang Pernah Diselenggarakan Dinas Kesehatan Provinsi ………………………………………………... Gambaran Gladi Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana yang Pernah Diselenggarakan/Diikuti Dinas Kesehatan Provinsi .............................................................

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

126

Lampiran 35 Lampiran 36 Lampiran 37 Lampiran 38 Lampiran 39 Lampiran 40 Lampiran 41 Lampiran 42 Lampiran 43 Lampiran 44 Lampiran 45 Lampiran 46

Gambaran Sarana Transportasi R4 yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ……………….….. Gambaran Sarana Transportasi R3, R2, Perahu Karet dan Kapal Laut yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ………………………………….……………….….. Gambaran Sarana Komunikasi yang Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ........................................………..……... Gambaran Sarana Informasi yang Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Sarana Penunjang yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................................. Gambaran Kepemilikan Buffer Stock Obat, MP-ASI dan Alat Kesehatan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................ Gambaran Kepemilikan Buffer Stock Bahan dan Alat Sanitasi untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................................. Gambaran Kepemilikan Buffer Stock Alat Pelindung Diri untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Kepemilikan Buffer Stock Identitas Petugas Lapangan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................ Gambaran Pembiayaan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ...... Gambaran Kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana yang Mendapatkan Anggaran Pembiayaan Menurut Provinsi Tahun 2008 …………………………………………………….…. Gambaran Tindakan yang Pertama Kali Dilakukan oleh Pengelola Program Bila Ada Informasi Kejadian Bencana Menurut Provinsi ................................................................

128

129

130

131

132

133

134

136

137

138

139

141

Lampiran 47 Lampiran 48 Lampiran 49 Lampiran 50 Lampiran 51 Lampiran 52 Lampiran 53 Lampiran 54 Lampiran 55 Lampiran 56 Lampiran 57 Lampiran 58 Lampiran 59 Lampiran 60 Lampiran 61 Lampiran 62

Gambaran Kepemilikan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................ Jenis dan Jumlah Tenaga Anggota TRC Menurut Provinsi Tahun 2008 ....................................................................... Gambaran Kewenangan Menggerakkan TRC Menurut Provinsi Tahun 2008 ……………………………………………………………………. Gambaran Mobilisasi TRC dalam Keadaan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Waktu untuk Mobilisasi TRC dalam Keadaan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................ Gambaran Kepemilikan Tim Bantuan Kesehatan selain TRC Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................................. Gambaran Kewenangan Menggerakkan Tim Bantuan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................. Gambaran Mekanisme Mobilisasi Bantuan Kesehatan dalam Keadaan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 .................. Gambaran Pencatatan Pengelolaan Bantuan pada Saat Kejadian Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 .................. Gambaran Kepemilikan Tim RHA yang terpisah dari TRC Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................................. Gambaran Kewenangan Menggerakkan Tim RHA Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Pelaksanaan RHA dalam Keadaan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................................. Gambaran Petugas RHA dalam Keadaan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Pelaksanaan Evaluasi Tanggap Darurat pada Setiap Kejadian Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ........ Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Peta Rawan Bencana Tahun 2008 ..................... Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Pencatatan Kejadian Bencana di Wilayah Kerja Tahun 2008 .......................................................................

142

144

145

146

147

148

150

151

152

153

156

157

159

160

162

163

Lampiran 63 Lampiran 64 Lampiran 65 Lampiran 66 Lampiran 67 Lampiran 68 Lampiran 69 Lampiran 70 Lampiran 71 Lampiran 72 Lampiran 73 Lampiran 74 Lampiran 75

Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Pendataan Kesiapsiagaan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ......................................................... Gambaran Provinsi Berdasarkan Penggunaan Format Pendataan Kesiapsiagaan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ............................................... Gambaran Pelaksanaan Monitoring Perkembangan Setiap Kejadian Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 .................. Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Penyampaian Informasi Monitoring Perkembangan Setiap Kejadian Bencana ke Pusat Tahun 2008 ............................................ Gambaran Mekanisme Pelaksanaan Penyampaian Informasi Monitoring Perkembangan Setiap Kejadian Bencana ke Pusat Menurut Provinsi Tahun 2008 ............................................. Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Analisis Risiko Bencana Tahun 2008 ......................................................... Gambaran Provinsi Berdasarkan Penggunaan Alur Mekanisme Informasi Sesuai Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006 ..................................................... Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Penyampaian Informasi Hasil Pendataan Kesiapsiagaan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 ...................... Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Penyampaian Informasi Setiap Kejadian Bencana ke Pusat Tahun 2008 ................................................................................. Gambaran Mekanisme Menginformasikan Kejadian Bencana ke Pusat Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................ Gambaran Provinsi Berdasarkan Penggunaan Format Pelaporan Kejadian Bencana Sesuai Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006...................................................... Gambaran Media yang Biasa Digunakan untuk Penyampaian Informasi dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ................................ Gambaran Pengelolaan Pos Informasi 24 Jam Menurut Provinsi Tahun 2008 ..........................................................

164

165

166

168

170

171

173

174

175

176

177

178

179

Lampiran 76 Lampiran 77 Lampiran 78 Lampiran 79

Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Penyebarluasan Informasi Tahun 2008 ........................................................ Gambaran Kepemilikan Kontak Person Lintas Sektor Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 .......................................................... Gambaran Kepemilikan Kontak Person Dinkes Kabupaten/Kota Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ...................... Gambaran Kepemilikan Kontak Person Lintas Sektor Kabupaten/Kota Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 ......................

180

181

182

183

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bahkan sangat akrab

dengan telinga masyarakat kita. Bencana adalah suatu kejadian yang

mengganggu pola kegiatan hidup sehari-hari. Gangguan tersebut umumnya

datang secara mendadak, tidak pernah terpikirkan sebelumnya dan akibatnya

sangat mengerikan. Kata bencana juga memberikan pengertian adanya korban

jiwa, kematian atau cidera serta gangguan terhadap kesehatan manusia. Selain

manusia yang menjadi korban, juga kemungkinan terjadinya kehilangan harta

benda, kerusakan bangunan serta fasilitas layanan masyarakat seperti putusnya

aliran listrik dan rusaknya jaringan komunikasi. Kata bencana juga sangat

berkaitan erat dengan perlunya penyediaan penampungan, makanan, pakaian,

obat-obatan bagi masyarakat yang terlanda bencana.

Melihat hal-hal yang erat kaitannya dengan kata bencana, maka bencana

menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

dapat diartikan suatu kejadian, secara alami maupun karena ulah manusia,

terjadi secara mendadak ataupun berangsur-angsur, menimbulkan akibat yang

merugikan sehingga masyarakat dipaksa untuk melakukan tindakan

penanggulangan. Secara garis besar bencana dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kategori yaitu bencana alam, non alam dan sosial.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian

peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,

gunung meletus, banjir, kekeringan, angina topan dan tanah longsor. Bencana

non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian

peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,

epidemi dan wabah penyakit. Sedangkan bencana sosial adalah bencana yang

diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar

komunitas masyarakat dan teror.

Dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia sering dilanda bencana, baik

bencana alam, non alam maupun bencana sosial. Secara geografis Indonesia

memang berada pada daerah yang rawan bencana, seperti gempa bumi,

tsunami, tanah longsor, banjir, angin topan, kekeringan dan epidemi. Di samping

itu beberapa bencana yang lain dapat terjadi karena akibat kelalaian atau

kesalahan dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan, contohnya

kebakaran hutan, atau pencemaran lingkungan dan kegagalan teknologi.

Dampak dari timbulnya bencana ini mengakibatkan adanya korban jiwa,

kerusakan fisik (prasarana), hilangnya harta benda, hilangnya mata pencaharian,

hilangnya tempat tinggal, pengungsian dan gangguan kejiwaan.

Berdasarkan hasil pemantauan dari Pusat Penanggulangan Krisis pada tahun

2006 tercatat kejadian bencana sebanyak V62 kali kejadian yang kemudian

meningkat menjadi 205 kali kejadian pada tahun 2007. Total jumlah korban

(meninggal, hilang, luka berat dan ringan) pada tahun 2006 sebanyak 298.550

orang dan meningkat menjadi 353.885 orang pada tahun 2007.

Upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana merupakan kegiatan

yang mempunyai fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,

pengorganisasian pelaksanaan dan pengendalian yang berada dalam lingkup

“Siklus Penanggulangan Bencana” (Disaster Management Cycle). Siklus tersebut

dimulai sejak sebelum terjadinya bencana (pencegahan, mitigasi dan

kesiapsiagaan), pada saat terjadinya bencana (tanggap darurat) dan pada saat

setelah terjadinya bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi).

Guna mendukung upaya-upaya sebelum terjadi bencana diperlukan data dan

informasi yang lengkap, akurat dan terkini sebagai bahan masukan pengelola

program di dalam mengambil keputusan terkait dengan penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Salah satu bentuk informasi yang cukup penting

adalah adanya profil yang menggambarkan kesiapsiagaan daerah, khususnya di

tingkat provinsi. Untuk itulah maka pada tahun 2009 ini Pusat Penanggulangan

Krisis melakukan pengumpulan data untuk penyusunan profil dalam

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana seluruh provinsi di Indonesia.

B. TUJUAN

Tujuan umum dari penyusunan profil penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana adalah untuk memberikan gambaran informasi seluruh provinsi di

Indonesia yang dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam upaya

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Tujuan khusus dari penyusunan profil penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana adalah tersedianya informasi tentang :

Gambaran perencanaan dan pengorganisasian dalam penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana

Gambaran koordinasi, sosialisasi dan advokasi yang dilakukan dalam

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana

Gambaran sumber daya dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana

Gambaran sistem informasi dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana Gambaran upaya tanggap darurat dan pemulihan yang dilakukan dalam

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

BAB II METODOLOGI

Gambaran profil penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di Indonesia

selama tahun 2008 ini disusun melalui tahapan-tahapan yang biasa digunakan

dalam pengelolaan data dan informasi, yaitu mulai dari pengumpulan data,

pengolahan dan analisa data serta penyajian informasi. Gambaran deskriptif ini

meliputi: perencanaan, pengorganisasian, kegiatan koordinasi, sosialisasi dan

advokasi, sumber daya, sistem informasi, upaya tanggap darurat dan pemulihan.

A. Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dilakukan oleh pejabat dan staf yang bekerja di

Pusat Penanggulangan Krisis. Data dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner dan

dikumpulkan langsung ke pengelola program penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana Dinas Kesehatan Provinsi dengan tehnik wawancara. Waktu

pengumpulan data dilakukan sejak bulan April sampai dengan Juni 2009.

B. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang terkumpul dari kuesioner kemudian diolah kedalam bentuk tabulasi-

tabulasi menurut provinsi. Selanjutnya dilakukan analisis untuk memberikan

gambaran profil berdasarkan hal-hal yang tercantum dalam tujuan khusus.

C. Penyajian Informasi Informasi yang dihasilkan disajikan baik dalam bentuk narasi, tabel dan grafik

sehingga dapat memberikan gambaran profil penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana di Indonesia pada tahun 2008 secara jelas.

BAB III GAMBARAN UPAYA PENCEGAHAN, MITIGASI DAN KESIAPSIAGAAN

A. Pengorganisasian dan Perencanaan Dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana, salah satu hal

penting adalah terdapat atau tidaknya unit kerja pengelola program di

lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi. Dengan adanya unit kerja yang

bertanggungjawab tentunya pengelolaan program penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana akan menjadi lebih baik. Dari hasil pengumpulan data

menunjukkan bahwa semua Dinas Kesehatan Provinsi telah memiliki unit kerja

pengelola program penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Secara struktural tampak bahwa unit kerja yang bertanggungjawab dalam

pengelolaan program untuk masing-masing provinsi sangat bervariasi, antara

satu provinsi dengan provinsi lainnya berbeda. Namun demikian ada 2 provinsi

yang pengelolaannya ditangani oleh sebuah unit kerja fungsional yaitu provinsi

Kalimantan Selatan dan Papua. Untuk provinsi Kalimantan Selatan dikelola oleh

Unit Kewaspadaan Penanggulangan Krisis Kesehatan (KPKK). Sedangkan di

provinsi Papua dikelola oleh Unit Health Crisis Center (HCC). Untuk jelasnya

gambaran unit kerja dimasing-masing provinsi dapat di lihat pada lampiran 1.

Meskipun seluruh Dinas Kesehatan Provinsi telah memiliki unit kerja pengelola

program penanggulangan krisis kesehatan, namun demikian belum seluruhnya

memiliki program kerja. Dari hasil pengumpulan data tampak bahwa sepanjang

tahun 2008 masih ada 9 provinsi (27,3%) yang belum memiliki program terkait

dengan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Untuk jelasnya dapat

dilihat pada grafik 1 berikut.

Grafik 1 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Program Kerja

Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

9 (27,3%)

24 (72,7%)

Memiliki Belum Memiliki

Adapun provinsi yang belum memiliki program kerja terkait penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana adalah Provinsi Kepulauan Riau, Jambi,

Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat,

Maluku dan Papua Barat. Untuk jelasnya gambaran provinsi yang telah memiliki

program kerja terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat

dilihat pada lampiran 2.

Dari 24 provinsi yang telah memiliki program kerja terkait penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana tampak bahwa program kerja yang dimiliki cukup

bervariasi antar provinsi, namun secara umum kegiatan-kegiatan yang dilakukan

antara lain : peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui pelatihan

maupun gladi, pertemuan-pertemuan koordinasi, operasional penanggulangan

pada saat bencana, pengelolaan data dan informasi dan penyusunan pedoman-

pedoman.

Dari hasil pengumpulan data tampak ada 16 provinsi yang tidak memiliki

program kerja terkait dengan peningkatan sumber daya manusia termasuk gladi

yaitu provinsi Sumatera Utara, Riau, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah,

DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Selatan dan Papua. Selain itu ada 5 provinsi yang tidak memiliki program kerja

berupa pertemuaan-pertemuan koordinasi yaitu provinsi Sumatera Utara, Bangka

Belitung, Jawa Tengah, Bali dan Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu hanya ada 9 provinsi yang memiliki program kerja terkait dengan

pengelolaan data dan informasi yaitu provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, DKI

Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi

Tenggara, Sulawesi Selatan dan Papua. Untuk jelasnyanya mengenai gambaran

program kerja masing-masing provinsi dapat dilihat pada lampiran 3.

Sebagai wujud langkah antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi suatu ancaman

bencana, dinas kesehatan provinsi sudah barang tentu juga harus memiliki

persiapan-persiapan dalam bentuk perencanaan. Salah satu bentuk perencanaan

yang sangat penting adalah rencana kontinjensi yang didasarkan atas ancaman

bencana tertentu yang merupakan paling mungkin terjadi di wilayah kerjanya.

Dari hasil pengumpulan data menunjukkan sampai dengan tahun 2008 masih

sedikit dinas kesehatan provinsi yang pernah berpartisipasi di dalam penyusunan

rencana kontinjensi di wilayahnya. Dari 33 provinsi ternyata hanya 10 provinsi

saja (30,3%) yang pernah berpartisipasi di dalam penyusunan rencana

kontinjensi di wilayahnya, untuk jelasnya dapat dilihat pada grafik 2 berikut.

Grafik 2 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Partisipasi

Dalam Penyusunan Rencana Kontinjensi

23 (69,7%)

10 (30,3%)

Pernah Belum Pernah

Adapun 10 provinsi yang pernah partisipasi dalam penyusunan rencana

kontinjensi di wilayah kerjanya yaitu provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan,

DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara,

Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua. Sedangkan gambaran provinsi yang belum

pernah partisipasi dalam penyusunan rencana kontinjensi di wilayah kerjanya

dapat dilihat pada lampiran 4.

Dari hasil pengumpulan data juga tampak bahwa rencana kontinjensi yang

disusun oleh masing-masing provinsi sebagian besar adalah untuk mengantisipasi

terjadinya bencana banjir. Untuk jelasnya gambaran rencana kontinjensi yang

pernah disusun masing-masing provinsi dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1 Gambaran Rencana Kontinjensi yang Pernah Disusun

Dinas Kesehatan Provinsi

No. Provinsi Rencana Kontinjensi yang Pernah Disusun

1 Sumatera Barat Gempa Bumi dan Tsunami 2 Sumatera Selatan Banjir, Kebakaran Hutan dan Tanah Longsor 3 DKI Jakarta Banjir 4 Kalimantan Selatan Banjir 5 Sulawesi Utara Tsunami 6 Gorontalo Banjir 7 Sulawesi Tenggara Banjir 8 Sulawesi Selatan Tanah Longsor dan Banjir 9 Maluku Gempa Bumi dan Tsunami 10 Papua Gempa Bumi dan Banjir

B. Penyusunan Peraturan dan Pedoman Dalam rangka peningkatan upaya kesiapsiagaan, selain ketersediaan sarana,

tenaga dan pembiayaan kiranya perlu ditunjang dengan aturan-aturan ataupun

kebijakan spesifik daerah. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa dari 33

provinsi ternyata ada 36,4% (12 provinsi) yang belum memiliki

peraturan/kebijakan daerah yang terkait dengan penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana yang dikembangkan oleh dinas kesehatan provinsi

setempat. Untuk jelasnya tentang proporsi dinas kesehatan provinsi yang belum

pernah mengembangkan peraturan/kebijakan daerah terkait dengan

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada grafik 3

berikut.

Grafik 3

Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pengembangan Peraturan/Kebijakan Daerah Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan

Akibat Bencana

21 (63,6%)

12 (36,4%)

Pernah Belum Pernah

12 provinsi yang belum pernah mengembangkan peraturan/kebijakan daerah

yang terkait dengan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana yaitu

provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu,

Lampung, Banten, Jawa Barat, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi

Tenggara dan Sulawesi Selatan. Sedangkan gambaran provinsi yang pernah

mengembangkan peraturan/kebijakan daerah yang terkait dengan

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di wilayah kerjanya dapat

dilihat pada lampiran 5.

Selain peraturan/kebijakan daerah, keberadaan protap/juklak/juknis terkait

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana sangat diperlukan guna

mengoptimalkan upaya penanggulangan krisis akibat bencana. Hasil

pengumpulan data menunjukkan bahwa dari 33 provinsi, baru 48,5% atau 16

provinsi saja yang pernah menyusun protap/juklak/juknis yang terkait dengan

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Untuk jelasnya tentang

proporsi dinas kesehatan provinsi yang pernah menyusun protap/juklak/juknis

terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada grafik

4 berikut.

Grafik 4 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyusunan

Protap/Juklak/Juknis Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

16 (48,5%)

17 (51,5%)

Pernah Belum Pernah

Ada 16 (48,5%) provinsi yang pernah menyusun Protap/Juklak/Juknis yang

terkait dengan Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana yaitu

provinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,

Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi

Selatan, Maluku Utara, Maluku dan Papua. Sedangkan gambaran provinsi yang

belum pernah menyusun Protap/Juklak/Juknis yang terkait dengan Program

Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana di wilayah kerjanya dapat

dilihat pada lampiran 6.

Adanya pedoman-pedoman terkait dengan penanggulangan krisis akibat bencana

yang pernah disusun dinas kesehatan provinsi tentunya juga sangat berguna

untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana yang terjadi

di wilayah kerjanya. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa dari 33

provinsi hanya 24,2% atau 8 provinsi saja yang pernah menyusun pedoman-

pedoman terkait dengan penanggulangan krisis akibat bencana. Untuk jelasnya

proporsi dinas kesehatan provinsi yang pernah menyusun pedoman terkait

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada grafik 5

berikut.

Grafik 5

Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyusunan Pedoman Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

8 (24,2%)

25 (75,8%)

Pernah Belum Pernah

8 provinsi yang pernah menyusun Pedoman terkait dengan Program

Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana adalah provinsi Bengkulu, DKI

Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara,

Maluku dan Papua. Sedangkan gambaran provinsi yang belum pernah menyusun

Pedoman yang terkait dengan Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat

Bencana di wilayah kerjanya dapat dilihat pada lampiran 7.

C. Koordinasi, Sosialisasi dan Advokasi

Kita sadari bahwa upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana tidak

cukup hanya mengandalkan upaya dari pengelola program yang ada di dinas

kesehatan provinsi saja. Dalam rangka untuk meningkatkan upaya

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana kiranya perlu adanya upaya

koordinasi melalui pertemuan baik secara lintas program maupun lintas sektor,

sosialisasi dan advokasi program kepada jajaran kesehatan maupun instansi

terkait baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa belum semua provinsi pernah

melakukan koordinasi terkait dengan upaya peningkatan kesiapsiagaan. Untuk

koordinasi lintas program dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan tampak ada 2

provinsi (6,1% dari total provinsi) yang belum pernah melaksanakan pertemuan

koordinasi tersebut di lingkungan kerjanya yaitu provinsi Bengkulu dan

Kalimantan Tengah, jelasnya dapat di lihat pada grafik 6 berikut.

Grafik 6 Gambaran Pelaksanaan Koordinasi Lintas Program Untuk Peningkatan

Kesiapsiagaan di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi

20 (60,6%)

11 (33,3%)

2 (6,1%)

Rutin Insidentil Belum Pernah

Dari grafik 6 di atas tampak pula bahwa hanya 33,3% dari total provinsi atau 11

provinsi saja yang telah secara rutin melaksanakan pertemuan koordinasi lintas

program terkait dengan program peningkatan kesiapsiagaan tersebut yaitu

provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa

Barat, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Sedangkan 60,6% dari total

provinsi atau 20 provinsi lainnya pernah melakukan pertemuan koordinasi lintas

program untuk peningkatan kesiapsiagaan masih secara insidentil. Untuk

jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi yang melakukan pertemuan

koordinasi lintas program untuk peningkatan kesiapsiagaan secara insidentil

tersebut dapat dilihat pada lampiran 8.

Gambaran program yang terlibat dalam koordinasi peningkatan upaya

kesiapsiagaan untuk masing-masing provinsi berbeda-beda. Dari 31 provinsi yang

melakukan pertemuan koordinasi lintas program tersebut ternyata hanya 9

provinsi yang melibatkan pengelola program gizi yaitu provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat,

Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan

Sulawesi Tenggara. Untuk jelasnya gambaran program-program yang terlibat

dalam koordinasi di masing-masing provinsi dapat dilihat pada lampiran 9.

Untuk gambaran koordinasi lintas sektor terkait dengan peningkatan

kesiapsiagaan, dari hasil pengumpulan data tampak bahwa ada 1 provinsi yang

belum pernah melakukannya yaitu provinsi Sulawesi Barat. Untuk jelasnya dapat

di lihat pada grafik 7 berikut ini.

Grafik 7 Gambaran Pelaksanaan Koordinasi Lintas Sektor Untuk Peningkatan

Kesiapsiagaan Yang Dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi

23 (69,7%)

9 (27,3%)1 (3%)

Rutin Insidentil Belum Pernah

Dari grafik di atas tampak hanya 27,3% provinsi atau 9 provinsi saja yang dinas

kesehatan provinsinya melaksanakan secara rutin pertemuan koordinasi lintas

sektor terkait dengan program peningkatan kesiapsiagaan bencana. Dinas

Kesehatan Provinsi tersebut adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,

Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Maluku

dan Papua. Sedangkan 69,7% dari total provinsi atau 23 provinsi lainnya pernah

melakukan pertemuan koordinasi lintas sektor untuk peningkatan kesiapsiagaan

masih secara insidentil. Untuk jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi yang

melakukan pertemuan koordinasi lintas sektor untuk peningkatan kesiapsiagaan

secara insidentil tersebut dapat dilihat pada lampiran 10.

Gambaran sektor yang terlibat dalam koordinasi peningkatan kesiapsiagaan

bencana untuk masing-masing provinsi berbeda-beda. Dari 32 provinsi yang

melakukan pertemuan koordinasi lintas sektor tersebut ternyata ada 10 provinsi

yang tidak melibatkan POLRI yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,

Sumatera Barat, Jambi, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan

Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku. Untuk jelasnya gambaran sektor-sektor

yang terlibat dalam koordinasi di masing-masing provinsi dapat dilihat pada

lampiran 11.

Selain kegiatan koordinasi dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan

menghadapi bencana, pelaksanaan koordinasi pada saat masa tanggap darurat

bencana juga merupakan hal yang penting guna meningkatkan efektifitas dan

efisiensi penanggulangan krisis kesehatan pada saat bencana terjadi. Dari hasil

pengumpulan data terlihat bahwa ada 15,1% provinsi dari total provinsi yang ada

atau ada 5 provinsi yang belum pernah melakukan koordinasi pada masa

tanggap darurat bencana yaitu provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung,

Bengkulu, Lampung dan Kalimantan Tengah. Untuk jelasnya dapat di lihat pada

grafik 8 berikut ini.

Grafik 8 Gambaran Pelaksanaan Koordinasi Pada Masa Tanggap Darurat

Bencana Yang Dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi

6 (18,2%)

22 (66,7%)

5 (15,1%)

Rutin Insidentil Belum Pernah

Dari grafik di atas tampak ada 66,7% provinsi atau 22 provinsi yang dinas

kesehatan provinsinya melaksanakan secara rutin pertemuan koordinasi pada

masa tanggap darurat bencana adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta,

Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara

Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi

Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua. Sedangkan 18,2% dari

total provinsi atau 6 provinsi lainnya pernah melakukan koordinasi pada masa

tanggap darurat bencana masih secara insidentil. Untuk jelasnya gambaran dinas

kesehatan provinsi yang melakukan koordinasi pada masa tanggap darurat

bencana secara insidentil tersebut dapat dilihat pada lampiran 12.

Gambaran program dan

sektor yang terlibat dalam

koordinasi pada masa

tanggap darurat bencana

untuk masing-masing

provinsi berbeda-beda. Dari

28 provinsi yang melakukan

koordinasi tersebut ternyata

ada 5 provinsi yang tidak

melibatkan sektor terkait

yaitu provinsi DI

Yogyakarta, Nusa Tenggara

Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Untuk jelasnya

gambaran lintas program dan sektor yang terlibat dalam koordinasi pada masa

tanggap darurat bencana di masing-masing provinsi dapat dilihat pada lampiran

13.

Gambaran pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh dinas kesehatan

provinsi dari hasil pengumpulan data menunjukkan ternyata ada 36,4% dari total

provinsi atau 12 provinsi yang belum pernah melakukan kegiatan sosialisasi

program terkait dengan kegiatan penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana dapat di lihat pada grafik 9 berikut.

Grafik 9 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Sosialisasi

Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

21 (63,6%)

12 (36,4%)

Pernah Belum Pernah

12 provinsi yang belum pernah melakukan kegiatan sosialisasi program terkait

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana adalah provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa

Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi

Tenggara dan Papua Barat. Secara umum program yang disosialisasikan terkait

dengan manajemen penanggulangan bencana, kebijakan penanggulangan dan

sistem informasi penanggulangan bencana. Untuk jelasnya gambaran

pelaksanaan sosialisasi program terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana menurut provinsi dapat dilihat pada lampiran 14.

Gambaran pelaksanaan kegiatan advokasi yang dilakukan oleh dinas kesehatan

provinsi dari hasil pengumpulan data menunjukkan ternyata hanya 21,2% dari

total provinsi atau 7 provinsi yang pernah melakukan kegiatan advokasi program

terkait dengan kegiatan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat

di lihat pada grafik 10 berikut.

Grafik 10 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Advokasi

Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

7 (21,2%)

26 (78,8%)

Pernah Belum Pernah

7 provinsi yang pernah melakukan kegiatan advokasi program terkait

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana adalah provinsi Sumatera

Utara, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Selatan dan Papua. Untuk jelasnya gambaran pelaksanaan advokasi

program terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana menurut

provinsi dapat dilihat pada lampiran 15.

D. Sumber Daya Manusia 1. Jumlah dan Jenis Tenaga

Sumber daya manusia pada pegelolaan program penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana mempunyai arti yang cukup penting. Gambaran

tingkat pendidikan formal tenaga yang biasa bekerja pada program

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana pada dinas kesehatan provinsi

cukup bervariasi, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga jenjang pendidikan S2.

Dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal

tenaga kesehatan yang bekerja pada program penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana sebagian besar (36,6%) adalah berpendidikan S1/D4. Untuk

jelasnya proporsi tenaga kesehatan yang bekerja pada program penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat

pada grafik 11 berikut.

Grafik 11 Proporsi Tenaga Kesehatan Provinsi yang Bekerja pada Program

Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Tingkat Pendidikan Formal

2 (0,4%) 22 (4,5%)

120 (24,6)%

90 (18,5)%

178 (36,6%)

75 (15,4%)

SD SLTP SLTA D3 D4/S1 S2

Dari grafik di atas tampak bahwa ada 15,4% tenaga kesehatan yang bekerja

pada program penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di dinas

kesehatan provinsi dengan tingkat pendidikan S2. Akan tetapi masih ada 4,9%

tenaga kesehatan yang bekerja pada program penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana dengan tingkat pendidikan SD hingga SLTP.

Dari hasil pengumpulan data tampak masih ada 6 provinsi yang memiliki tenaga

kesehatan yang bekerja pada program penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana dengan tingkat pendidikan formal SD dan SLTP yaitu provinsi Sumatera

Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat dan

Kalimantan Selatan. Dengan jumlah terbanyak berada di provinsi Nusa Tenggara

Barat (14 orang berpendidikan SLTP). Selain itu ada 7 provinsi yang tidak

memiliki tenaga kesehatan yang bekerja pada program penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana dengan latarbelakang pendidikan formal S2 yaitu

provinsi Bangka Belitung, Banten, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Barat, Maluku dan Papua. Untuk jelasnya gambaran tingkat pendidikan

formal tenaga kesehatan yang bekerja pada program penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana di dinas kesehatan provinsi dapat dilihat pada lampiran

16.

Dari hasil pengumpulan data tampak pula ada 10 provinsi yang merasa tidak

membutuhkan tambahan tenaga kesehatan untuk dipekerjakan pada pengelolaan

program penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di dinas kesehatan

provinsi, yaitu provinsi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,

Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah dan

Sulawesi Barat. Untuk jelasnya gambaran kebutuhan tenaga untuk dipekerjakan

pada program penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat

pada lampiran 17.

2. Pengembangan Tenaga

Dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan yang bekerja

dalam pengelolaan program penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di

lingkungan dinas kesehatan provinsi perlu adanya pelatihan-pelatihan teknis

maupun manajemen. Departemen Kesehatan melalui koordinasi Pusat

Penanggulangan Krisis telah menyelenggarakan beberapa pelatihan manajemen

maupun teknis bagi tenaga kesehatan yang bekerja di lingkungan dinas

kesehatan provinsi dan kabupaten/kota. Pelatihan-pelatihan tersebut antara lain :

ATLS, ACLS, Emergency Nursing, Evakuasi Koban di Perairan (Penggunaan

Perahu Karet), Operasional Penunjang, Manajemen Bencana Bidang Kesehatan

dan lain-lain.

Dari hasil pengumpulan data ternyata tidak semua tenaga kesehatan yang

berada di dinas kesehatan provinsi yang pernah mengikuti pelatihan-pelatihan

dan saat ini masih bekerja terkait dengan program penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Untuk jelasnya gambaran tenaga kesehatan yang

pernah mengikuti pelatihan dan masih bertugas menurut jenis pelatihan dapat

dilihat pada grafik 12 berikut.

Grafik 12 Gambaran Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi yang Pernah

Mengikuti Pelatihan dan Masih Bekerja Menurut Jenis Pelatihan Pada Tahun 2008

48

71

44

7

45

81

69

28

87

115

40

80

70

77

55

65

93

44

7

45

89

81

28

88

136

48

92

87

90

75

0 20 40 60 80 100 120 140 160

ACLS

ATLS

BTLS

BLS

PPGD

Emergency Nursing

Perahu Karet

Operasional Sarana Penunjang

RS Lapangan

Manajemen Bencana

Manajemen Obat dan Logistik

RHA

Rencana Kontinjensi

Pengelolaan Data dan Informasi

Radio Komunikasi

Pernah DilatihMasih Bekerja

Jumlah Tenaga

Dari grafik di atas tampak bahwa hanya tenaga kesehatan yang pernah

mengikuti pelatihan operasional sarana penunjang, PPGD, BLS dan BTLS yang

jumlah pernah dilatihnya masih sama dengan jumlah yang masih bekerja.

Sedangkan untuk jenis pelatihan lainnya, jumlah tenaga kesehatan yang masih

bekerja jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dilatih.

Dari hasil pengumpulan data diketahui bahwa ada 2 dinas kesehatan provinsi

yang tenaga kesehatannya pernah dilatih ACLS tapi saat ini sudah tidak bekerja

lagi terkait dengan program penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana

yaitu provinsi Bengkulu dan Kalimantan Tengah. Selain itu ada 17 dinas

kesehatan provinsi yang belum memiliki tenaga kesehatan yang pernah dilatih

ACLS yaitu provinsi Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa

Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,

Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi

Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua. Untuk jelasnya

gambaran tenaga kesehatan di lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah

dilatih ACLS dapat dilihat pada lampiran 18.

Dari hasil pengumpulan data tampak bahwa ada 2 dinas kesehatan provinsi yang

tenaga kesehatannya pernah dilatih ATLS tapi saat ini sudah tidak bekerja lagi

terkait dengan program penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana yaitu

provinsi Bengkulu dan Jawa Tengah. Selain itu ada 16 dinas kesehatan provinsi

yang belum memiliki tenaga kesehatan yang pernah dilatih ACLS yaitu provinsi

Riau, Kepulauan Riau, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara

Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua

Barat dan Papua. Untuk jelasnya gambaran tenaga kesehatan di lingkungan

dinas kesehatan provinsi yang pernah dilatih ATLS dapat dilihat pada lampiran

19.

Dari hasil pengumpulan data tampak bahwa hanya ada di 7 dinas kesehatan

provinsi yang tenaga kesehatannya pernah dilatih BTLS dan semuanya masih

aktif bekerja lagi terkait dengan program penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan

Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua. Untuk jelasnya

gambaran tenaga kesehatan di lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah

dilatih BTLS dapat dilihat pada lampiran 2.0

Dari hasil pengumpulan data terlihat bahwa hanya ada di 1 dinas kesehatan

provinsi yang tenaga kesehatannya pernah dilatih BLS dan semuanya masih aktif

bekerja lagi terkait dengan program penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana yaitu provinsi Bali. Untuk jelasnya gambaran tenaga kesehatan di

lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah dilatih BLS dapat dilihat pada

lampiran 21.

Dari hasil pengumpulan data tampak bahwa hanya ada di 10 dinas kesehatan

provinsi yang tenaga kesehatannya pernah dilatih PPGD dan semuanya masih

aktif bekerja lagi terkait dengan program penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,Sumatera Barat, Lampung,

Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat dan

Kalimantan Barat. Untuk jelasnya gambaran tenaga kesehatan di lingkungan

dinas kesehatan provinsi yang pernah dilatih PPGD dapat dilihat pada lampiran

22.

Dari hasil pengumpulan data

tampak bahwa ada 1 dinas

kesehatan provinsi yang tenaga

kesehatannya pernah dilatih

Emergency Nursing tapi saat ini

sudah tidak bekerja lagi terkait

dengan program penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana

yaitu provinsi Jawa Tengah.

Selain itu ada 16 dinas kesehatan

provinsi yang belum memiliki

tenaga kesehatan yang pernah

dilatih Emergency Nursing yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera

Barat, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta,

Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua. Untuk jelasnya

gambaran tenaga kesehatan di lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah

dilatih Emergency Nursing dapat dilihat pada lampiran 23.

Dari hasil pengumpulan data tampak bahwa ada 3 dinas kesehatan provinsi yang

tenaga kesehatannya pernah dilatih Pelatihan Evakuasi Korban di Perairan

(Operasional Perahu Karet) tapi saat ini sudah tidak bekerja lagi terkait dengan

program penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana yaitu provinsi

Kepulauan Riau, Lampung dan Kalimantan Tengah. Selain itu ada 6 dinas

kesehatan provinsi yang belum memiliki tenaga kesehatan yang pernah dilatih

Pelatihan Evakuasi Korban di Perairan (Operasional Perahu Karet) yaitu provinsi

Bangka Belitung, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur,

Maluku Utara dan Maluku. Untuk jelasnya gambaran tenaga kesehatan di

lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah dilatih Pelatihan Evakuasi

Korban di Perairan (Operasional Perahu Karet) dapat dilihat pada lampiran 24.

Dari hasil pengumpulan data terlihat bahwa hanya ada di 11 dinas kesehatan

provinsi yang tenaga kesehatannya pernah dilatih Operasional Sarana Penunjang

dan semuanya masih aktif bekerja lagi terkait dengan program penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana yaitu provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan

Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Papua. Untuk jelasnya gambaran

tenaga kesehatan di lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah dilatih

Operasional Sarana Penunjang dapat dilihat pada lampiran 25.

Dari hasil pengumpulan data juga

terlihat bahwa hanya ada di 9 dinas

kesehatan provinsi yang tenaga

kesehatannya pernah dilatih

Operasional Rumah Sakit Lapangan dan

masih aktif bekerja terkait dengan

program penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana yaitu

provinsi Sumatera Utara, Sumatera

Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan,

Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Untuk jelasnya gambaran tenaga

kesehatan di lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah dilatih

Operasional Rumah Sakit Lapangan dapat dilihat pada lampiran 26.

Dari hasil pengumpulan data juga terlihat bahwa ada di 3 dinas kesehatan

provinsi yang tenaga kesehatannya pernah dilatih Manajemen Bencana Bidang

Kesehatan dan sekarang tidak aktif lagi bekerja terkait dengan program

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana yaitu provinsi Jambi,

Kalimantan Tengah dan Sulawesi Barat. Untuk jelasnya gambaran tenaga

kesehatan di lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah dilatih Manajemen

Bencana Bidang Kesehatan dapat dilihat pada lampiran 27.

Dari hasil pengumpulan data tampak bahwa ada 3 dinas kesehatan provinsi yang

tenaga kesehatannya pernah dilatih Manajemen Obat dan Logistik Kesehatan tapi

saat ini sudah tidak bekerja lagi terkait dengan program penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana yaitu provinsi Lampung, Kalimantan Tengah dan

Sulawesi Selatan. Selain itu ada 13 dinas kesehatan provinsi yang belum memiliki

tenaga kesehatan yang pernah dilatih Manajemen Obat dan Logistik Kesehatan

yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan

Riau, Bengkulu, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku dan Papua Barat. Untuk jelasnya

gambaran tenaga kesehatan di lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah

dilatih Manajemen Obat dan Logistik Kesehatan dapat dilihat pada lampiran 28.

Dari hasil pengumpulan data tampak bahwa ada 1 dinas kesehatan provinsi yang

tenaga kesehatannya pernah dilatih RHA (Rapid Health Assessment) tapi saat ini

sudah tidak bekerja lagi terkait dengan program penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana yaitu provinsi Kalimantan Tengah. Selain itu ada 12

dinas kesehatan provinsi yang belum memiliki tenaga kesehatan yang pernah

dilatih RHA yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Jambi, Bangka

Belitung, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan

Selatan, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua. Untuk jelasnya gambaran

tenaga kesehatan di lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah dilatih

RHA dapat dilihat pada lampiran 29.

Dari hasil pengumpulan data tampak bahwa ada 4 dinas kesehatan provinsi yang

tenaga kesehatannya pernah dilatih Penyusunan Rencana Kontinjensi tapi saat ini

sudah tidak bekerja lagi terkait dengan program penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana yaitu provinsi Bengkulu, Kalimantan Tengah, Sulawesi

Barat dan Sulawesi Selatan. Selain itu ada 9 dinas kesehatan provinsi yang belum

memiliki tenaga kesehatan yang pernah dilatih Penyusunan Rencana Kontinjensi

yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Bangka Belitung,

Lampung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah

dan Papua Barat. Untuk jelasnya gambaran tenaga kesehatan di lingkungan

dinas kesehatan provinsi yang pernah dilatih Penyusunan Rencana Kontinjensi

dapat dilihat pada lampiran 30.

Dari hasil pengumpulan data juga terlihat bahwa ada di 9 dinas kesehatan

provinsi yang tenaga kesehatannya pernah dilatih Pengelolaan Data dan

Informasi dan ada beberapa diantaranya sekarang tidak aktif lagi bekerja terkait

dengan program penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana yaitu provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Banten, Bali, Nusa

Tenggara Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Untuk jelasnya

gambaran tenaga kesehatan di lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah

dilatih Pengelolaan Data dan Informasi dapat dilihat pada lampiran 31.

Dari hasil pengumpulan data tampak bahwa ada 3 dinas kesehatan provinsi yang

tenaga kesehatannya pernah dilatih Operasional Radio Komunikasi tapi saat ini

sudah tidak bekerja lagi terkait dengan program penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana yaitu provinsi Bengkulu, Kalimantan Tengah dan

Kalimantan Selatan. Selain itu ada 8 dinas kesehatan provinsi yang belum

memiliki tenaga kesehatan yang pernah dilatih Operasional Radio Komunikasi

yaitu provinsi Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Barat,

Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Untuk jelasnya

gambaran tenaga kesehatan di lingkungan dinas kesehatan provinsi yang pernah

dilatih Operasional Radio Komunikasi dapat dilihat pada lampiran 32.

Pada profil ini juga memberikan gambaran tentang pelaksanaan kegiatan

pelatihan terkait dengan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana yang

dilakukan sepanjang tahun 2008 oleh dinas kesehatan provinsi. Dari hasil

pengumpulan data menunjukkan ada 14 provinsi atau 42,4% dari total provinsi

yang tidak menyelenggarakan kegiatan pelatihan terkait penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Untuk jelasnya gambaran proporsi dinas kesehatan

provinsi menurut pelaksanaan pelatihan terkait penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana dapat dilihat pada grafik 13 berikut.

Grafik 13

Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Pelaksanaan Pelatihan Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008

14 (42,4%)

19 (57,6%)

Tidak Melakukan Melakukan

14 provinsi yang tidak melakukan kegiatan pelatihan terkait penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana selama tahun 2008 adalah provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,

Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua Barat. Untuk

jelasnya gambaran pelaksanaan pelatihan terkait penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana menurut provinsi dapat dilihat pada lampiran 33.

Selain gambaran pelaksanaan pelatihan, pada profil ini juga memberikan

gambaran tentang kegiatan Gladi yang pernah diselenggarakan/diikuti oleh dinas

kesehatan provinsi sampai dengan tahun 2008. dari hasil pengumpulan data

menunjukkan bahwa ada 9 provinsi atau 270,3% dari total provinsi yang belum

pernah menyelenggarakan/mengikuti gladi terkait penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana Untuk jelasnya gambaran proporsi dinas kesehatan

provinsi yang pernah menyelenggarakan/mengikuti gladi terkait penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada grafik 14 berikut.

Grafik 14

Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Gladi yang Pernah Diselenggarakan/Diikuti Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan

Akibat Bencana

24 (72,7%)

9 (27,3%)

Belum Pernah Sudah Pernah

9 dinas kesehatan provinsi yang belum pernah menyelenggarakan/mengikuti

kegiatan gladi terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana adalah

provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat dan Papua Barat. Untuk

jelasnya gambaran gladi yang pernah diselenggarakan/diikuti oleh dinas

kesehatan provinsi dapat dilihat pada lampiran 34.

E. Sarana Kesehatan

Berbagai kejadian bencana yang terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun

terakhir ini semakin meningkat yang tentunya memerlukan upaya

penanggulangan yang cepat. Salah satu upaya yang diperlukan adalah penyiapan

sarana kesehatan yang memadai yang diharapkan akan dapat mengurangi risiko

terjadi krisis kesehatan. Dari hasil pengumpulan data diperoleh informasi

berbagai sarana yaitu sarana transportasi, komunikasi dan informasi, sarana

penunjang, buffer stock obat, alat dan bahan lain serta buffer stock kelengkapan

petugas lapangan.

1. Sarana Transportasi

Berbagai sarana

transportasi yang sangat

diperlukan sebagai alat

angkutan pada saat

bencana baik untuk

mengevakuasi korban,

pelayanan kesehatan

maupun angkutan logistik.

Dari hasil pengumpulan

data dari seluruh Provinsi

diperoleh gambaran sarana transportasi yang dimiliki dan dioperasionalkan untuk

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana oleh dinas kesehatan provinsi

meliputi sarana ambulans, kendaraan operasional roda 4, kendaraan operasional

bak terbuka, mobil klinik, kendaraan operasional roda 3, sepeda motor, perahu

karet dan speedboat.

Untuk sarana ambulans yang dapat dioperasionalkan dalam penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana ternyata tidak semua dinas kesehatan provinsi

memilikinya. Ada 3 provinsi atau 9,1% dari total provinsi yang tidak memiliki

sarana ambulans yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Bangka Belitung dan

Kalimantan Tengah. Sedangkan untuk kendaraan operasional roda 4 seluruh

dinas kesehatan provinsi memilikinya. Untuk kendaraan bak terbuka hanya 13

provinsi saja atau 39,4% dari total provinsi yang memilikinya yaitu provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI

Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Papua. Untuk mobil klinik

juga hanya 10 provinsi saja atau 30,3% dari total provinsi yang memilikinya yaitu

provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi

Selatan. Agar jelasnya tentang gambaran kepemilikan kendaraan yang dapat

dioperasionalkan pada penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat

dilihat pada grafik 15 berikut ini.

Grafik 15 Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan

Kepemilikan Sarana Transportasi yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

Dari grafik 15 di atas tampak bahwa dinas kesehatan provinsi yang memiliki

kendaraan operasional roda 3 yang dapat dioperasional untuk penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana ada 10 provinsi atau 30,3% dari total provinsi

yang ada. Adapun provinsi yang dimaksud adalah provinsi Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan

Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Papua. Sedangkan gambaran

dinas kesehatan provinsi yang tidak memiliki sepeda motor yang dapat

3(9,1%)

30 (90,9%)

33 (100%)

0

13 (39,4%)

20 (60,6%)

10 (30,3%)

23 (69,7%)

10 (30,3%)

23 (69,7%)

18 (54,5%)

15 (45,5%)

22 (66,7%)

11 (33,3%)

2 (6,1%)

31 (93,9%)

0

5

10

15

20

25

30

35

Ambulans

Operasi

onal R

4Bak

Terbuka

Mobil Klini

kOper

asiona

l R3

Sepeda

Motor

Perahu

Karet

Speedbo

at

Memiliki Tidak memiliki

dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana

ternyata ada 15 dinas kesehatan provinsi atau 45,5% dari total provinsi. Adapun

provinsi yang dimaksud adalah provinsi Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka

Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan

Papua. Sedangkan provinsi yang paling banyak memiliki sepeda motor yang

dapat dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana

adalah provinsi DKI Jakarta yaitu sebanyak 11 unit.

Dari grafik 15 diatas tampak pula ada 11 dinas Kesehatan provinsi atau 33,3%

dari total provinsi yang tidak memiliki sarana perahu karet yang dapat

dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana Adapun

provinsi tersebut adalah provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung,

Jawa Barat, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi

Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat. Sedangkan provinsi yang

paling banyak memiliki sarana perahu karet adalah provinsi Sumatera Utara dan

Jawa Tengah yaitu masing-masing 10 unit. Selain itu dari grafik 15 terlihat pula

hanya ada 2 dinas kesehatan provinsi atau 6,1% dari total provinsi yang memiliki

speedboat yang dapat dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana. Adapun provinsi tersebut adalah provinsi Sulawesi Selatan dan

Maluku. Agar jelasnya tentang gambaran sarana transportasi yang dimiliki dinas

kesehatan provinsi yang dapat dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada lampiran 35 dan 36.

2. Sarana Komunikasi dan Informasi

Dalam rangka upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana perlu

dukungan sarana komunikasi dan informasi yang baik yang dapat menunjang

tersedianya informasi yang cepat, tepat dan akurat dari daerah ke pusat ataupun

sebaliknya. Dari hasil pengumpulan data diperoleh gambaran sarana komunikasi

yang dimiliki dinas kesehatan propinsi dan dapat dioperasionalkan untuk

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana antara lain telepon, faksimili,

SSB, HT/RIG dan handphone satelit. Sedangkan sarana untuk pengelolaan

informasi yang dimiliki antara lain televisi, kamera, LCD proyektor, PC Komputer,

Laptop, Scanner dan handycam.

Untuk sarana telepon dan faksimili seluruh dinas kesehatan provinsi memiliki dan

dapat dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Sedangkan untuk handphone tidak ada satupun dinas kesehatan provinsi yang

memiliki dan dapat dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana. Handphone yang digunakan umumnya adalah milik pribadi dari

masing-masing petugas kesehatan yang ada (bukan inventaris kantor). Untuk

jelasnya tentang gambaran kepemilikan sarana komunikasi yang dapat

dioperasionalkan pada penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat

dilihat pada grafik 16 berikut ini.

Grafik 16

Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Kepemilikan Sarana Komunikasi yang Dapat Dioperasionalkan untuk

Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

Dari grafik 16 diatas tampak hanya ada 12 dinas Kesehatan provinsi atau 36,4%

dari total provinsi, yang memiliki sarana SSB yang dapat dioperasionalkan untuk

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi tersebut

adalah provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Sumatera

Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,

33 (100%)

0

33 (100%)

0

12( 36,4%)

21 (63,6%)

23 (69,7)

10 (30,3%)

0

33 (100%)

9 (27,3%)

24 (72,7%)

0

5

10

15

20

25

30

35

Telepon

Faksimili

SSB

HT/RIG

Handpho

neHand

phone

Satelit

Memiliki Tidak memiliki

Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Papua. Sedangkan

provinsi yang paling banyak memiliki sarana SSB adalah provinsi Papua yaitu 3

unit. Selain itu untuk sarana HT/RIG tampak hanya ada 10 dinas kesehatan

provinsi atau 30,3% dari total provinsi, yang tidak memiliki sarana HT/RIG yang

dapat dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau,

Lampung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi

Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat. Sedangkan provinsi yang

paling banyak memiliki sarana HT/RIG adalah provinsi DKI Jakarta yaitu 246 unit.

Dari grafik 16 di atas tampak pula bahwa hanya ada 9 dinas kesehatan provinsi

atau 27,3% dari total provinsi, yang memiliki handphone satelit dan dapat

dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan,

Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku

dan Papua. Agar jelasnya tentang gambaran sarana komunikasi yang dimiliki

dinas kesehatan provinsi yang dapat dioperasionalkan untuk penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada lampiran 37.

Dari hasil pengumpulan data menunjukkan ada 8 provinsi yang dinas

kesehatannya tidak memiliki satupun sarana informasi (televisi, kamera, LCD

proyektor, PC komputer, laptop, scanner dan handycam) yaitu provinsi Sumatera

Barat, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi

Tenggara, Maluku Utara dan Papua Barat.

Untuk sarana televisi yang dapat dioperasionalkan dalam penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana ternyata tidak semua dinas kesehatan provinsi

memilikinya. Ada 13 dinas kesehatan provinsi saja atau 39,4% dari total provinsi,

yang memiliki televisi dan dapat digunakan dalam penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah Sumatera Utara,

Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,

Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi

Selatan dan Papua. Sedangkan untuk kamera hanya 10 provinsi saja atau 30,3%

dari total provinsi yang memilikinya yaitu provinsi Sumatera Utara, Kepulauan

Riau, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan

Selatan, Sulawesi Selatan dan Papua.

Untuk sarana LCD proyektor yang dapat dioperasionalkan dalam penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana ternyata tidak semua dinas kesehatan provinsi

memilikinya. Ada 13 dinas kesehatan provinsi saja atau 39,4% dari total provinsi,

yang memiliki LCD proyektor dan dapat digunakan dalam penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah Sumatera Utara,

Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa

Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Selatan dan Maluku. Untuk jelasnya tentang gambaran kepemilikan sarana

informasi yang dapat dioperasionalkan pada penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana dapat dilihat pada grafik 17 berikut.

Grafik 17

Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Kepemilikan Sarana Informasi yang Dapat Dioperasionalkan untuk

Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

Dari grafik 17 di atas tampak bahwa ada 13 dinas kesehatan provinsi atau 39,4%

dari total provinsi, yang tidak memiliki PC komputer untuk operasional

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud

adalah provinsi Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung,

13 (39,4%)

20 (60,6%)

10 (30,3%)

23 (69,7%)

13 (39,4%)

20 (60,6%)

20 (60,6%)

13 (39,4%)

17 (51,5%)

16 (48,5%)

4 (12,1%)

29 (87,9%)

6 (18,2%)

27 (81,8%)

0

5

10

15

20

25

30

35

Televis

i

Kamera

LCD Proy

ektor

PC komput

er

Laptop

Scanner

Handycam

Memiliki Tidak memiliki

Lampung, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Gorontalo,

Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua Barat. Selain itu ada

16 dinas kesehatan provinsi atau 48,54% dari total provinsi, yang tidak memiliki

laptop untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Sumatera Barat, Kepulauan Riau,

Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,

Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua Barat.

Dari grafik 17 tampak pula bahwa hanya ada 4 dinas kesehatan provinsi atau

12,1% dari total provinsi, yang memiliki scanner untuk operasional

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud

adalah provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Kalimantan Selatan. Sedangkan

untuk alat handycam hanya ada 16 dinas kesehatan provinsi atau 18,2% dari

total provinsi, yang memiliki handycam untuk operasional penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Sumatera

Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan

dan Sulawesi Selatan. Agar jelasnya tentang gambaran sarana informasi yang

dimiliki dinas kesehatan provinsi yang dapat dioperasionalkan untuk

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada lampiran 38.

3. Sarana Penunjang

Adanya sarana penunjang sangat membantu dalam penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana, khususnya pada saat tanggap darurat bencana. Dari

hasil pengumpulan data terlihat ada beberapa jenis sarana penunjang yang

dimiliki antara lain tenda, genset, velbed, motor tempel dan tandu. Untuk tenda

semua dinas kesehatan provinsi telah memilikinya. Sedangkan untuk genset

ternyata ada 17 provinsi atau 51,5% dari total provinsi, yang belum memiliki

sarana genset yang dapat digunakan dalam penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Riau, Kepulauan Riau,

Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Nusa

Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi

Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat. Untuk

jelasnya tentang gambaran kepemilikan sarana penunjang yang dapat

dioperasionalkan pada penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat

dilihat pada grafik 18 berikut.

Grafik 18 Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan

Kepemilikan Sarana Penunjang yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

33 (100%)

0

16 (48,5%)

17 (51,5%)

16 (48,5%)

17 (51,5%)

21 (63,6%)

12 (36,4%)

3 (9,1%)

30 (90,9%)

0

5

10

15

20

25

30

35

Tenda

Genset

Velbed

Motor T

empel

Tandu

Memiliki Tidak memiliki

Dari grafik 18 di atas tampak bahwa ada 17 dinas kesehatan provinsi atau 51,5%

dari total provinsi, yang tidak memiliki velbed yang dapat digunakan untuk

operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi

dimaksud adalah provinsi Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung,

Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat. Selain itu ada

12 dinas kesehatan provinsi atau 36,4% dari total provinsi, yang tidak memiliki

motor tempel yang dapat digunakan untuk operasional penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Kepulauan

Riau, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta,

Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua

Barat. Sedangkan untuk alat tandu ternyata hanya ada 3 provinsi atau 9,1% dari

total provinsi, yang memiliki sarana tandu yang dapat digunakan dalam

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud

adalah provinsi Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Bali. Agar jelasnya tentang

gambaran sarana penunjang yang dimiliki dinas kesehatan provinsi yang dapat

dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat

dilihat pada lampiran 39.

4. Buffer Stock Obat, Alat dan Bahan Lain

Adanya buffer stock obat, alat dan bahan lain juga sangat membantu dalam

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana, khususnya pada saat tanggap

darurat bencana. Dari hasil pengumpulan data terlihat hanya ada 2 dinas

kesehatan provinsi atau 6,1% dari total provinsi, yang tidak memiliki buffer stock

obat yang dapat digunakan untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana. Adapun provinsi tersebut adalah provinsi Kalimantan Tengah dan Papua

Barat. Sedangkan untuk MP-ASI

ternyata ada 12 provinsi atau

36,4% dari total provinsi, yang

tidak memiliki buffer stock MP-ASI

yang dapat digunakan dalam

penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana. Adapun provinsi

dimaksud adalah provinsi Sumatera

Selatan, Bangka Belitung,

Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta,

Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, Kalimantan

Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Papua. Untuk jelasnya tentang

gambaran kepemilikan buffer stock obat, MP-ASI dan alat kesehatan lain yang

dapat digunakan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat

dilihat pada grafik 19 berikut.

Grafik 19 Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan

Kepemilikan Buffer Stock Obat, MP-ASI, dan Alat Kesehatan yang Dapat Digunakan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat

Bencana

31 (93,9%)

2 (6,1%)

21 (63,6%)

12 (36,4%)

20 (60,6%)

13 (39,4%)

19 (57,6%)

14 (42,4%)

05

101520253035

Obat da

n Baha

n Habi

s Paka

i

MP-ASIEmerg

ency K

itTabu

ng Oksi

gen

Memiliki Tidak memiliki

Dari grafik 19 di atas tampak bahwa ada 13 dinas kesehatan provinsi atau 39,4%

dari total provinsi, yang tidak memiliki buffer stock alat emergency kit yang dapat

digunakan untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau,

Jambi, Bengkulu, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,

Maluku Utara dan Papua Barat. Selain itu ada 14 dinas kesehatan provinsi atau

42,4% dari total provinsi, yang tidak memiliki buffer stock tabung oksigen yang

dapat digunakan untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,

Riau, Jambi, Bengkulu, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Papua Barat. Agar jelasnya tentang gambaran

buffer stock obat, MP-ASI dan alat kesehatan yang dimiliki dinas kesehatan

provinsi yang dapat dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana dapat dilihat pada lampiran 40.

Untuk bahan dan alat sanitasi, dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa

tidak adanya buffer stock bahan PAC yang dapat digunakan dalam

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di 12 dinas kesehatan provinsi

atau 36,4% dari total provinsi. Adapun provinsi-provinsi tersebut adalah provinsi

Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa

Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi

Tengah, Maluku Utara dan Papua Barat. Untuk alat fogging machine, tampak

bahwa ada 5 dinas kesehatan provinsi atau 15,2% dari total provinsi, yang tidak

memiliki buffer stock fogging machine. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi

Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Untuk bahan insektisida, tampak bahwa ada 13 dinas kesehatan provinsi atau

39,4% dari total provinsi, yang tidak memiliki buffer stock insektisida yang dapat

digunakan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Adapun

provinsi dimaksud adalah provinsi Riau, Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat,

Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Papua

Barat. Sedangkan kantong sampah, tampak bahwa hanya ada 14 dinas

kesehatan provinsi atau 42,4% dari total provinsi, yang memiliki buffer stock

kantong sampah yang dapat digunakan dalam penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Sumatera Utara,

Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali,

Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan,

Maluku dan Papua.

Untuk kantong jenazah, tampak bahwa masih ada 9 dinas kesehatan provinsi

atau 27,3% dari total provinsi, yang tidak memiliki buffer stock kantong jenazah

yang dapat digunakan dalam

penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana. Adapun provinsi dimaksud

adalah provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, DI Yogyakarta, Nusa

Tenggara Barat, Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,

Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Papua

Barat. Agar jelasnya tentang gambaran

kepemilikan buffer stock bahan dan alat

sanitasi yang dapat digunakan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana dapat dilihat pada grafik 20 berikut.

Grafik 20 Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Kepemilikan Buffer Stock Bahan dan Alat Sanitasi yang Dapat

Digunakan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

Dari grafik 20 di atas tampak bahwa hanya ada 5 dinas kesehatan provinsi atau

15,2% dari total provinsi, yang memiliki repellent lalat yang dapat digunakan

untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Adapun

provinsi dimaksud adalah provinsi Sumatera Utara, DKI Jakarta, Bali, Sulawesi

Barat dan Maluku. Selain itu hanya ada 13 dinas kesehatan provinsi atau 39,4%

dari total provinsi, yang memiliki buffer stock mist blower yang dapat digunakan

untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Adapun

provinsi dimaksud adalah provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka

Belitung, DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku

dan Papua.

Dari grafik 20 di atas tampak pula bahwa ada 15 dinas kesehatan provinsi atau

45,4% dari total provinsi, yang tidak memiliki water purifier yang dapat

digunakan untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera

Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, Jawa Barat, DI

21 (63,6%)

12 (36,4%)

28 (84,8%)

15 (15,2%)

20 (60,6%)

13 (39,4%)

14 (42,4% )

19 (57,6%)

24 (72,7%)

9 (27,3% )

5 (15,2%)

28 (84,8%)20 (60,6%)

13 (39,4%)

15 (45,4%)

18 (54,6%)

14 (42,4%)

19 (57,6%)

32 (97%)

1 (3% )

0

5

10

15

20

25

30

35

PACFogging Machine

InsektisidaKantong Sampah

Kantong MayatRepellent Lalat

Mist BlowerWater Purifier Kaporit

WC Kimia

Tidak memiliki Memiliki

Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat. Selain itu ada 14 dinas

kesehatan provinsi atau 42,4% dari total provinsi, yang tidak memiliki buffer

stock kaporit yang dapat digunakan untuk operasional penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Sumatera

Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,

Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Papua Barat. Sedangkan untuk

alat WC kimia hanya ada 1 dinas kesehatan provinsi (3% dari total provinsi) yang

memiliki sebagai buffer stock yang dapat digunakan untuk operasional

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Agar jelasnya tentang

gambaran buffer stock bahan dan alat sanitasi yang dimiliki dinas kesehatan

provinsi yang dapat dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana dapat dilihat pada lampiran 41.

5. Buffer Stock Alat Pelindung Diri dan Identitas Petugas Lapangan

Adanya buffer stock alat pelindung diri dan identitas petugas lapangan

merupakan sarana yang cukup penting bagi pelaksanaan operasional

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana, khususnya pada saat tanggap

darurat bencana. Dari hasil pengumpulan data terlihat ada 14 dinas kesehatan

provinsi atau 42,4% dari total provinsi, yang tidak memiliki buffer stock masker

yang dapat digunakan untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Adapun provinsi tersebut adalah provinsi Sumatera Selatan, Bangka Belitung,

Bengkulu, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Tenggara, Maluku Utara dan Papua Barat. Sedangkan untuk helm ternyata hanya

ada 7 dinas kesehatan provinsi atau 21,2% dari total provinsi, yang memiliki

buffer stock helm yang dapat digunakan dalam operasional penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi DKI

Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,

Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Untuk jelasnya tentang gambaran

kepemilikan buffer stock alat pelindung diri yang dapat digunakan dalam

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada grafik 21

berikut.

Grafik 21 Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan

Kepemilikan Buffer Stock Alat Pelindung Diri yang Dapat Digunakan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

19 (57,6%)

14 (42,4%)

7 (21,2%)

26 (78,8%)

16 (48,5%)

17 (51,5%)

16 (48,5%)

17 (51,5%)

4 (12,1%)

29 (87,9%)

0

5

10

15

20

25

30

35

Masker

Helm

Sarung

Tangan

Sepatu B

oot

Jas Huja

n

Ada Tidak Ada

Dari grafik 21 di atas tampak bahwa ada 16 dinas kesehatan provinsi atau 48,5%

dari total provinsi, yang memiliki buffer stock sarung tangan yang dapat

digunakan untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa

Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,

Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua. Demikian pula halnya

dengan sepatu boot, dari hasil pengumpulan data menunjukkan ada 16 dinas

kesehatan provinsi atau 48,5% dari total provinsi, yang memiliki buffer stock

sepatu boot yang dapat digunakan untuk operasional penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta,

Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,

Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Maluku.

Sedangkan untuk jas hujan, tampak bahwa hanya ada 4 dinas kesehatan provinsi

atau 12,1% dari total provinsi, yang memiliki buffer stock jas hujan yang dapat

digunakan untuk

operasional

penanggulangan krisis

kesehatan akibat

bencana. Adapun

provinsi tersebut adalah

provinsi Sumatera

Barat, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Barat

dan Sulawesi Selatan.

Agar jelasnya tentang gambaran buffer stock alat pelindung diri yang dimiliki

dinas kesehatan provinsi yang dapat dioperasionalkan untuk penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada lampiran 42.

Untuk buffer stock identitas petugas lapangan, dari hasil pengumpulan data

menunjukkan bahwa hanya 10 dinas kesehatan provinsi atau 30,3% dari total

provinsi, yang memiliki buffer stock jaket yang dapat digunakan dalam

operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi-

provinsi tersebut adalah provinsi Sumatera Utara, Bangka Belitung, Banten, DKI

Jakarta, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Kalimantan Selatan dan Papua. Untuk tanda pengenal petugas, tampak bahwa

ada 5 dinas kesehatan provinsi atau 15,2% dari total provinsi, yang memiliki

buffer stock tanda pengenal petugas. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi

Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat dan Papua.

Sedangkan untuk rompi petugas, tampak pula masih ada 14 dinas kesehatan

provinsi atau 42,4% dari total provinsi, yang tidak memiliki buffer stock rompi

petugas. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,

Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Lampung, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara,

Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat. Untuk jelasnya tentang gambaran

kepemilikan buffer stock identitas petugas lapangan yang dapat digunakan dalam

operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada

grafik 22 berikut.

Grafik 22 Jumlah dan Persentase Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan

Kepemilikan Buffer Stock Identitas Petugas Lapangan yang Dapat Digunakan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

10 (30,3%)

23 (69,7%)

5 (15,2%)

28 (84,8%)

19 (57,6%)

14 (42,4%)

8 (24,2%)

25 (75,8%)

8 (24,2%)

25(75,8%)

18 (54,5%)

15 (45,5%)

0

5

10

15

20

25

30

35

JaketTanda Pengenal Rompi

Seragam Tim KesehatanTopi Lapangan

Spanduk

Ada Tidak Ada

Dari grafik 22 di atas tampak bahwa hanya ada 8 dinas kesehatan provinsi atau

24,2% dari total provinsi, yang memiliki buffer stock seragam tim kesehatan

yang dapat digunakan untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Sumatera Utara,

Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah

dan Maluku. Demikian pula halnya dengan topi lapangan petugas, dari hasil

pengumpulan data menunjukkan hanya ada 8 dinas kesehatan provinsi atau

24,2% dari total provinsi, yang memiliki buffer stock topi lapangan petugas yang

dapat digunakan untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat

dan Papua. Sedangkan untuk spanduk, tampak bahwa ada 15 dinas kesehatan

provinsi atau 45,4% dari total provinsi, yang tidak memiliki buffer stock spanduk

yang dapat digunakan untuk operasional penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana. Adapun provinsi tersebut adalah provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat,

DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat.

Agar jelasnya tentang gambaran buffer stock identitas petugas lapangan yang

dimiliki dinas kesehatan provinsi yang dapat dioperasionalkan untuk

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat dilihat pada lampiran 43.

F. Pembiayaan Pelaksanaan upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana tentunya

memerlukan dukungan pembiayaan. Sumber pembiayaan bagi dinas kesehatan

provinsi dapat berasal dari APBN, APBD, maupun sumber dana lain. Dari hasil

pengumpulan data menunjukkan adanya dinas kesehatan provinsi yang tidak

memiliki sumber

pembiayaan untuk

operasional

penanggulangan krisis

kesehatan akibat

bencana pada tahun

2008. Ada 7 dinas

kesehatan provinsi atau

21,2% dari total provinsi,

yang tidak memiliki

sumber pembiayaan

untuk operasional

penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Kepulauan

Riau, Lampung, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku

dan Papua Barat. Untuk jelasnya tentang proporsi kepemilikan sumber

pembiayaan yang dapat digunakan dalam operasional penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana pada tahun 2008 dapat dilihat pada grafik 23 berikut.

Grafik 23 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Sumber Pembiayaan

yang Dapat Digunakan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008

1 (3%)

7 (21,2%)3 (9,1%)

6 (18,2%)

16 (48,5%)

Tidak ada APBN APBD APBD dan APBN APBD, APBN dan Sumber lain

Dari grafik 23 di atas bahwa ada 16 dinas kesehatan provinsi atau 48,5% dari

total provinsi, yang memiliki sumber pembiayaan yang dapat digunakan untuk

operasional penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana hanya berasal dari

APBD. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,

Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta,

Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan

Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Papua. Agar jelasnya tentang

gambaran sumber pembiayaan yang dimiliki dinas kesehatan provinsi yang dapat

dioperasionalkan untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dapat

dilihat pada lampiran 44.

Dari hasil pengumpulan data juga terlihat jenis-jenis kegiatan penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana yang dilakukan dinas kesehatan provinsi dan

mendapatkan sumber biaya. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain pertemuan,

pelatihan, operasional tim penanggulangan dan lain-lain. Untuk jelasnya

mengenai gambaran kegiatan dinas kesehatan provinsi yang mendapatkan

sumber biaya pada tahun 2008 dapat dilihat pada lampiran 45.

BAB IV GAMBARAN UPAYA TANGGAP DARURAT DAN PEMULIHAN

A. Mobilisasi Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pengelolaan Bantuan Kesehatan

Upaya penanganan tanggap darurat tentunya memerlukan respons yang cepat.

Pada pengumpulan data kali ini dikumpulkan pula informasi tetang tindakan

pertama kali yang dilakukan oleh dinas kesehatan provinsi bila diketahui ada

informasi kejadian bencana di wilayah kerja. Tindakan pertama yang dilakukan

masing-masing provinsi berbeda antara lain menunggu instruksi kepala dinas

kesehatan, langsung menugaskan tim ke lapangan, melakukan pertemuan lintas

program dan lain-lain. Untuk jelasnya gambaran tindakan yang dilakukan

pertama kali dinas kesehatan provinsi bila ada informasi kejadian bencana dapat

dilihat pada grafik 24 berikut.

Grafik 24 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Tindakan Pertama

yang Dilakukan Ketika Informasi Bencana Diketahui

1 (3%)3 (9,1%)

5 (15,2%)10 (30,3%)

14 (42,4%)

Menunggu instruksi KadinkesLangsung menugaskan tim ke lapanganMelakukan pertemuan lintas programMenugaskan tim ke lapangan dan mengirimkan bantuan saranaMelakukan pertemuan lintas program dan lintas sektor

Dari grafik 24 di atas tampak bahwa ada 10 dinas kesehatan provinsi atau 30,3%

dari total provinsi, yang biasa baru melakukan tindakan menunggu instruksi

kepala dinas bila informasi bencana diketahui. Adapun provinsi dimaksud adalah

provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan,

Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi

Barat dan Papua Barat. Selain itu juga tampak ada 3 provinsi atau 9,1% dari

total provinsi, yang biasa langsung bergerak mengirimkan tim ke lapangan dan

mengirimkan bantuan sarana begitu informasi bencana diketahui. Provinsi

tersebut adalah provinsi Banten, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah. Agar

jelasnya tentang gambaran tindakan yang pertama kali dilakukan dinas

kesehatan provinsi bila informasi bencana diketahui dapat dilihat pada lampiran

46.

Dalam upaya penanganan

tanggap darurat bencana

kiranya dibutuhkan tim

kesehatan yang dapat

bergerak cepat begitu

informasi bencana

diketahui. Salah satu tim

tersebut adalah Tim

Reaksi Cepat (TRC)

merupakan salah satu tim

kesehatan yang langsung

bergerak atau yang

pertama kali diturunkan ke lapangan untuk memberikan pelayanan kesehatan

darurat ketika bencana terjadi. Dari hasil pengumpulan data tampak bahwa dari

33 provinsi terdapat 10 provinsi (30,3%) yang tidak memiliki TRC, yaitu

Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Lampung, DI Yogyakarta, Nusa

Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku,

dan Papua Barat. Untuk jelasnya gambaran kepemilikan TRC dapat dilihat pada

grafik 25 berikut.

Grafik 25 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Kepemilikan TRC

Penanggulangan Bencana

23 (69,7%)

10 (30,3%)

Memiliki TRC Tidak memiliki TRC

Sementara itu, keanggotaan dari TRC penanggulangan bencana di dinas

kesehatan provinsi dapat berasal dari lintas program maupun lintas sektor. Dari

23 provinsi yang memiliki TRC, terdapat 6 provinsi (26,1% dari total provinsi

yang memiliki TRC) yang keanggotaan TRC nya tidak melibatkan lintas sektor,

yaitu provinsi Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan

Gorontalo.

Jenis tenaga dan jumlah anggota TRC setiap provinsi berbeda-beda. Ada 2

provinsi yang anggota TRC nya tidak melibatkan tenaga dokter umum yaitu

provinsi Bangka Belitung dan DKI Jakarta. Demikian pula sebaliknya ada 1

provinsi yang TRC nya hanya terdiri dari tenaga dokter umum saja yaitu provinsi

Jambi. Agar jelasnya gambaran keanggotaan dari TRC yang ada di dinas

kesehatan provinsi dapat dilihat pada lampiran 47 dan 48.

Kewenangan untuk dapat memobilisasi TRC untuk masing-masing dinas

kesehatan provinsi cukup bervariasi. Dari 23 provinsi yang memiliki TRC ternyata

ada 3 dinas kesehatan provinsi (13,0%) yang kewenangan penggerakan TRC nya

cukup berada di bawah kendali pengelola program saja tanpa harus menunggu

perintah Kepala Dinas Kesehatan, yaitu provinsi Riau, Jambi dan Banten.

Sedangkan kewenangan penggerakan TRC di Provinsi Kalimantan Selatan berada

di bawah kendali Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala UK PKK dan Direktur

RS Ulin Banjarmasin. Untuk jelasnya gambaran kewenangan mobilisasi TRC yang

ada di provinsi dapat dilihat pada lampiran 49.

Berkaitan dengan mobilisasi TRC di setiap provinsi, dari 23 provinsi yang memiliki

TRC tampak bahwa ada 12 provinsi (52,2%) yang melakukan mobilisasi TRC

pada setiap kejadian bencana. Namun demikian ada satu provinsi yang belum

pernah memobilisasi TRC nya yaitu provinsi Kalimantan Tengah, karena timnya

baru dibentuk. Untuk jelasnya gambaran mobilisasi TRC dapat dilihat pada grafik

26 berikut.

Grafik 26 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Mekanisme Mobilisasi

TRC Penanggulangan Bencana

1 (4,3%)

12 (52,2%)10 (43,5%)

Setiap kejadian bencana Kadang-kadang Tidak pernah

12 dinas kesehatan provinsi yang melakukan mobilisasi TRC pada setiap kejadian

bencana adalah provinsi Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Banten, DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat,

Gorontalo dan Sulawesi Selatan. Untuk jelasnya gambaran mobilisasi TRC

menurut Provinsi dapat dilihat pada lampiran 50.

Kecepatan TRC dapat secepatnya bekerja di lokasi bencana sangat tergantung

berapa lama waktu yang diperlukan untuk mobilisasinya. Hasil pegumpulan data

menunjukkan bahwa sebagian besar dinas kesehatan provinsi yaitu sebanyak 16

provinsi (72,7%) dapat memobilisasi TRC dalam waktu <24 jam. Untuk jelasnya

gambaran waktu yang diperlukan untuk mobilisasi TRC dapat dilihat pada grafik

27 berikut.

Grafik 27 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Waktu Mobilisasi TRC

Penanggulangan Bencana

1 (4,5%)

5 (22,7%)

16 (72,7%)

<24 jam 1 - 2 hari >2 hari

16 dinas kesehatan provinsi yang melakukan mobilisasi TRC <24 jam adalah

provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,

Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,

Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi

Selatan. Untuk jelasnya gambaran waktu mobilisasi TRC menurut Provinsi dapat

dilihat pada lampiran 51.

Selain TRC, tim pelayanan kesehatan yang dimobilisasi pada saat tanggap

darurat maupun pemulihan setelah TRC bekerja adalah tim bantuan kesehatan.

Tim ini ditujukan sebagai penguatan pelayanan kesehatan bagi penduduk yang

terkena bencana. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa dari 33 provinsi

ada 16 provinsi (48,5%) telah memiliki Tim Bantuan Kesehatan, untuk jelasnya

dapat dilihat grafik 28 berikut.

Grafik 28 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Kepemilikan Tim

Bantuan Kesehatan Penanggulangan Bencana

16 (48,5%)

17 (51,5%)

Memiliki tim bantuan kesehatanTidak memiliki tim bantuan kesehatan

16 dinas kesehatan provinsi yang memiliki Tim Bantuan Kesehatan adalah

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI

Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,

Maluku Utara dan Papua. Untuk jelasnya gambaran Tim Bantuan Kesehatan

menurut Provinsi dapat dilihat pada lampiran 52.

Dari 16 provinsi yang memiliki tim bantuan kesehatan, terdapat 4 provinsi

(Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Maluku Utara dan Papua) yang

kewenangan mobilisasi tim bantuan kesehatannya tidak hanya dipegang oleh

Kepala Dinas Kesehatan. Sementara itu untuk provinsi Riau, kewenangan

mobilisasi tim bantuan kesehatan cukup berada di bawah kendali Kepala Sub-

Dinas P2PL saja. Untuk jelasnya gambaran kewenangan mobilisasi tim bantuan

kesehatan yang ada di provinsi dapat dilihat pada lampiran 53.

Berkaitan dengan Tim Bantuan Kesehatan, mekanisme mobilisasinya pada saat

bencana di setiap provinsi berbeda-beda. Dari 33 provinsi ada 22 provinsi

(66,7%) yang memiliki mekanisme bahwa mobilisasi dilakukan atas dasar

permintaan dan hasil analisis penilaian cepat Tim RHA (Rapid Health

Assessment). Namun demikian masih ada 3 provinsi (9,1%) yang mekanisme

mobilisasi Tim Bantuan Kesehatan nya belum diatur, yaitu provinsi Kepulauan

Riau, Bangka Belitung, dan Bengkulu. Untuk jelasnya gambaran mekanisme

mobilisasi Tim Bantuan Kesehatan dapat dilihat pada grafik 29 berikut dan

lampiran 54.

Grafik 29 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Mekanisme Mobilisasi

Tim Bantuan Kesehatan Pada Penanggulangan Bencana

1 (3%)

7 (21,2%)3 (9,1%)

22 (66,7%)

Sesuai permintaan daerah Hasil analisis Tim RHASesuai permintaan dan hasil analisis Tim RHA Mekanisme belum diatur

Dalam pengelolaan bantuan kesehatan agar dapat berjalan dengan efektif dan

efisien kiranya perlu dilakukan pencatatan dan pelaporan. Hasil pengumpulan

data tampak bahwa dari 33 provinsi terdapat 3 provinsi (9,1%) yang dinas

kesehatan provinsinya tidak melakukan pencatatan berkaitan dengan

pengelolaan bantuan kesehatan pada saat kejadian bencana, yaitu provinsi

Kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Jawa Barat karena sistem pencatatannya

belum diatur. Untuk jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi berdasarkan

pelaksanaan pencatatan penggelolaan bantuan kesehatan dapat dilihat pada

grafik 30 berikut dan lampiran 55.

Grafik 30 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Pelaksanaan

Pencatatan Pengelolaan Bantuan Kesehatan

30 (90,9%)

3 (9,1%)

Dilakukan pencatatan Tidak dilakukan pencatatan

B. Pelaksanaan Rapid Health Assessment (RHA)

Tim Rapid Health Assessment (RHA) adalah tim yang diturunkan pada saat

tanggap darurat bencana untuk menilai kebutuhan dan permasalahan kesehatan

yang ada di lokasi bencana. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa dari 33

provinsi, sebanyak 8 provinsi (24,2%) belum memiliki Tim RHA yang terpisah

dari TRC dan 4 provinsi (12,1%) yang tidak memiliki Tim RHA sama sekali yaitu

provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, dan Papua

Barat. Untuk jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi berdasarkan

kepemilikan Tim RHA dapat dilihat pada grafik 31 berikut.

Grafik 31 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Kepemilikan Tim RHA

4 (12,1%)

8 (24,2%)

21 (63,6%)

Memiliki Tim RHA terpisah dari TRC Tim RHA bagian dari TRC Tidak memiliki Tim RHA

]Jenis tenaga yang menjadi anggota Tim RHA masing-masing provinsi berbeda-

beda, secara umum tenaga yang ada terdiri dari dokter, epidemiolog/tenaga

surveilans dan sanitarian. Namun demikian ada satu provinsi yang anggota Tim

RHA nya tidak ada tenaga dokternya yaitu provinsi Sulawesi Tengah. Untuk

jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi berdasarkan kepemilikan Tim RHA

dan jenis tenaganya dapat dilihat pada lampiran 56.

Dari 21 provinsi yang memiliki Tim RHA, terdapat 3 provinsi (Jawa Barat,

Sulawesi Tengah dan Papua) yang kewenangan mobilisasinya tidak hanya berada

pada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Untuk provinsi Jawa Barat kewenangan

mobilisasi juga dipegang oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, di Sulawesi

Tengah oleh Kepala Bidang Pengendali Masalah Kesehatan, dan di Papua oleh

Koordinator HCC. Sedangkan kewenangan mobilisasi tim RHA pada provinsi Riau

cukup dipegang oleh Kepala Sub Dinas P2PL. Untuk jelasnya gambaran

kewenangan untuk memobilisasi Tim RHA dari masing-masing provinsi dapat

dilihat pada lampiran 57.

Berkaitan dengan pelaksanaan RHA, dari 33 provinsi tampak bahwa ada 13

provinsi (39,4%) yang hanya kadang-kadang melaksanakan RHA pada saat

kejadian bencana. Yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Sumatera

Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Nusa

Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat.

Selain itu ada satu provinsi yang belum pernah melakukan RHA pada saat

kejadian bencana yaitu provinsi Kepulauan Riau. Untuk jelasnya gambaran

pelaksanaan RHA dapat dilihat pada grafik 32 berikut dan lampiran 58.

Grafik 32 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Pelaksanaan RHA

Pada Saat Kejadian Bencana

1 (3%)

13 (39,4%)

19 (57,6%)

Selalu dilakukan Kadang-kadang Tidak pernah

Dari 32 provinsi yang telah melaksanakan RHA ketika bencana terjadi, diketahui

ada 23 provinsi (71,9%) yang pelaksanaannya dilakukan oleh Tim RHA dan ada 9

provinsi (28,1%) dilakukan bukan oleh Tim RHA. Provinsi yang pelaksanaannya

tidak dilakukan oleh Tim RHA adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,

Sumatera Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. Untuk jelasnya

gambaran pelaksana RHA dapat dilihat pada grafik 33 berikut dan lampiran 59.

Grafik 33 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Pelaksana RHA

Pada Saat Kejadian Bencana

23 (71,9%)

9 (28,1%)

Tim RHA Bukan Tim RHA

Terkait dengan pelaksanaan RHA dan keberadaan Tim RHA, dari hasil

pengumpulan data tampak bahwa ada provinsi yang telah memiliki Tim RHA

akan tetapi dalam pelaksanaan RHA pada saat kejadian bencana tidak dilakukan

oleh Tim RHA yang ada. Adapun provinsi-provinsi tersebut adalah provinsi

Sumatera Barat, Banten, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Selatan dan Sulawesi Tengah.

C. Evaluasi

Untuk mengkaji efisiesi dan efektifitas upaya penanggulangan krisis kesehatan

pada setiap kejadian bencana diperlukan suatu evaluasi. Hasil pengumpulan data

menunjukkan bahwa dari 33 provinsi ada 7 provinsi (21,2%) yang belum pernah

melakukan evaluasi upaya tanggap darurat. Dinas kesehatan yang belum pernah

melakukan evaluasi tanggap darurat adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,

Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat dan Kalimantan

Tengah. Untuk jelasnya gambaran pelaksanaan evaluasi tanggap darurat masing-

masing provinsi dapat dilihat pada grafik 34 berikut dan lampiran 60.

Grafik 34 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan Pelaksanaan

Evaluasi Tanggap Darurat Pada Saat Kejadian Bencana

20 (60.6%)

7 (21,2%)

6 (18.2%)

Selalu Kadang-kadang Tidak pernah

BAB V SISTEM INFORMASI

A. Kegiatan Pendataan dan Monitoring 1. Pendataan

Dalam rangka untuk meningkatkan kesiapsiagaan kiranya dinas kesehatan

provinsi perlu memiliki peta rawan bencana di wilayah kerjanya. Hasil

pengumpulan data menunjukkan bahwa tidak semua provinsi memilikinya. Untuk

jelasnya dapat di lihat pada grafik 35 berikut ini.

Grafik 35 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan

Peta Rawan Bencana

3 (9,1%)

30 (90,9%)

Memiliki Tidak Memiliki

Dari grafik 35 di atas tampak bahwa dari 33 dinas kesehatan provinsi, masih ada

3 dinas kesehatan provinsi (9,1%) yang tidak memiliki peta wiayah rawan

bencana. Dinas kesehatan provinsi tersebut adalah provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, Banten dan Bali, untuk jelasnya dapat dilihat pada lampiran 61. Untuk mengetahui jumlah dan jenis kejadian bencana serta upaya-uapaya yang

telah dilakukan pada saat terjadi bencana, sudah selayaknya dinas kesehatan

provinsi melakukan pencatatan pada setiap kejadian bencana yang terjadi secara

lengkap. Dari hasil pengumpulan menunjukkan bahwa tidak semua dinas

kesehatan provinsi melakukan pencatatan setiap kejadian bencana di wilayah

kerjanya secara lengkap. Untuk jelasnya dapat di lihat pada grafik 36 berikut ini.

Grafik 36 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan

Pencatatan Kejadian Bencana

7 (21,2%)2 (6,1%)

24 (72,7%)

Lengkap Kurang Lengkap Tidak Ada

Dari grafik 36 di atas tampak bahwa masih ada 2 Dinas Kesehatan Provinsi

atau 6,1% dari total provinsi , yang tidak melakukan pencatatan kejadian

bencana di wilayah kerjanya yaitu provinsi Bali dan Sulawesi Barat. Sedangkan

Dinas Kesehatan provinsi yang melakukan pencatatan akan tetapi kurang

lengkap sebanyak 7 provinsi (21,2% dari total provinsi) yaitu provinsi Kepulauan

Riau, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan

Selatan dan Maluku Utara. Untuk jelasnya gambaran kepemilikan catatan

kejadian bencana masing-masing provinsi dapat dilihat pada lampiran 62.

Untuk mengetahui upaya kesiapsiagaan dalam rangka penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana yang telah dilakukan oleh dinas kesehatan provinsi,

sebaiknya dinas kesehatan provinsi melakukan pendataan kesiapsiagaan. Dari

hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa ada beberapa dinas kesehatan

provinsi yang belum pernah melakukan pendataan kesdiapsiagaan, ada juga

yang melakukan pendataan tetapi tidak pernah di update. Untuk jelasnya dapat

dilihat grafik 37 berikut ini

Grafik 37 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan

Pendataan Kesiapsiagaan Bencana

8 (24,2%)

3 (9,1%)

22 (66,7%)

Dilakukan dan selalu di update Dilakukan tapi belum di updateBelum dilakukan

Dari grafik 36 di atas tampak bahwa masih ada 3 Dinas Kesehatan Provinsi

(9,1% dari total provinsi), yang tidak melakukan pendataan kesiapsiagaan dalam

rangka penanggulangan krisis kesehatan di wilayah kerjanya yaitu provinsi

Nangroe Aceh Darusalam, Sulawesi Barat dan Papua Barat. Sedangkan Dinas

Kesehatan provinsi yang melakukan pendataan akan tetapi tidak pernah

diperbaharui ada 8 provinsi (24,2% dari total provinsi) yaitu provinsi Sumatera

Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Kalimantan Selatan

dan Kalimantan Timur. Untuk jelasnya gambaran provinsi berdasarkan

pelaksanaan pencatatan kesiapsiagaan dapat dilihat pada lampiran 63.

Untuk mempermudah dalam melakukan pendataan kesiapsiagaan

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dan mempermudah update

data, diperlukan adanya format khusus pencatatan. Dari hasil pengumpulan data

menunjukkan bahwa ada beberapa dinas kesehatan provinsi yang tidak

menggunakan format khusus pencatatan, untuk jelasnya dapat dilihat pada

grafik 38 berikut dan lampiran 64.

Grafik 38 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penggunaan

Format Pendataan Kesiapsiagaan Bencana

17 (56,7%)

13 (43,3%)

Ada Format Khusus Tidak Ada Format

Dari grafik 38 di atas tampak bahwa dari 30 provinsi yang melakukan pendataan

kesiapsiagaan, ternyata masih ada 43,3% atau 14 dinas kesehatan provinsi yang

tidak menggunakan format khusus untuk pendataan kesiapsiagaan

penanggulangan krisis kesehatan di wilayah kerjanya. Adapun provinsi-provinsi

tersebut adalah provinsi Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,

Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan

Timur, Sulawesi Tengah dan Maluku.

2. Monitoring

Data perkembangan setiap kejadian bencana sangat diperlukan guna mengetahui

hasil pelaksanaan penanggulangan dari waktu ke waktu. Melalui kegiatan

monitoring hal tersebut tentunya baru bisa diperolehnya. Dari hasil pengumpulan

data profil menunjukkan bahwa sebagian besar provinsi telah melaksanakan

kegiatan monitoring perkembangan setiap kejadian bencana. Untuk jelasnya

dapat di lihat pada grafik 39 berikut.

Grafik 39 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan

Monitoring Perkembangan Kejadian Bencana

5 (15,2%)

2 (6,1%)

26 (78,7%)

Selalu Dilakukan Kadang-kadang Tidak Pernah

Dari grafik 39 di atas tampak bahwa dari 33 provinsi, masih ada 2 provinsi

(6,1%) yang tidak pernah melakukan monitoring perkembangan pada setiap

kejadian bencana. Adapun provinsi dimaksud adalah provinsi Kepulauan Riau dan

Jambi. Selain itu ada 5 provinsi (15,2%) yang melakukan monitoring

perkembangan kejadian bencana hanya kadang-kadang yaitu provinsi Sumatera

Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi

Tengah. Untuk jelasnya gambaran pelaksanaan monitoring perkembangan setiap

kejadian bencana yang dilakukan dinas kesehatan provinsi dapat dilihat pada

lampiran 65.

Setiap pelaksanaan monitoring perkembangan kejadian bencana kiranya perlu

diinformasikan ke pusat (cq. Pusat Penanggulangan Krisis). Informasi ini

diperlukan baik sebagai bahan monitoring yang dipergunakan sebagai bahan

masukan bila diperlukan bantuan kesehatan dari tingkat pusat. Dari hasil

pengumpulan data profil terlihat masih ada beberapa provinsi yang kadang-

kadang menginformasikan pelaksanaan monitoring perkembangan setiap

kejadian bencana ke pusat. Untuk jelasnya dapat di lihat pada grafik 40 berikut.

Grafik 40 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan

Penyampaian Monitoring Perkembangan Kejadian Bencana ke Pusat

12 (38,7%)1 (3,2%)

18 (58,1%)

Selalu Dilakukan Kadang-kadang Tidak Pernah

Dari grafik 40 di atas tampak bahwa, dari 31 dinas kesehatan provinsi yang

melakukan monitoring perkembangan kejadian bencana ternyata ada 1 provinsi

(3,2%) yang tidak pernah menginformasikan pelaksanaan monitoringnya ke

pusat yaitu provinsi Banten. Selain itu ada 12 dinas kesehatan provinsi (38,7%)

yang kadang-kadang menginformasikan pelaksanaan monitoring

perkembangannya ke pusat yaitu provinsi Bangka Belitung, Bengkulu, Jawa

Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Maluku Utara.

Untuk jelasnya gambaran provinsi yang menyampaikan informasi hasil

monitoring perkembangan setiap kejadian bencana ke pusat dapat dilihat pada

lampiran 66.

Mekanisme penginformasian pelaksanaan monitoring perkembangan setiap

kejadian bencana ke pusat ada yang dilakukan secara langsung atau menunggu

permintaan pusat. Dari hasil pengumpulan data profil terlihat hampir seluruh

provinsi menyatakan langsung menginformasikan pelaksanaan monitoring

perkembangan setiap kejadian bencana ke Pusat tanpa menunggu permintaan

dari pusat. Untuk jelasnya dapat di lihat pada grafik 41 berikut.

Grafik 41 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Mekanisme

Penyampaian Monitoring Perkembangan Kejadian Bencana ke Pusat

3 (10%)

27 (90%)

Langsung Menunggu permintaan pusat

Dari grafik 41 di atas tampak bahwa dari 30 provinsi yang menginformasikan

pelaksanaan monitoring perkembangan setiap kejadian bencana ke pusat,

ternyata ada 3 dinas kesehatan provinsi (10%) yang baru menginformasikan

menunggu permintaan dari pusat. Provinsi-provinsi tersebut adalah provinsi

Bangka Belitung, Lampung dan Sulawesi Utara, untuk jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 67.

Dalam rangka menunjang pelaksanaan penyusunan rencana kontijensi

penanggulangan krisis kesehatan akibat becana diperlukan kegiatan analisis

risiko bencana. Dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa banyak

provinsi yang belum pernah melakukan analisis risiko bencana, untuk jelasnya

dapat di lihat pada grafik 42 berikut.

Grafik 42 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan

Analisis Risiko Bencana

19 (57,6%)

14 (42,4%)

Pernah Belum Pernah

Dari grafik 42 di atas tampak bahwa dari 33 provinsi, ternyata ada 19 dinas

kesehatan provinsi (57,6%) yang belum pernah melakukan analisis risiko

bencana. Provinsi-provinsi tersebut adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,

Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka

Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara

Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi

Utara, Sulawesi Tengah dan Papua Barat. Untuk jelasnya gambaran provinsi

berdasarkan pelaksanaan analisis risiko bencana dapat dilihat pada lampiran 68.

B. Penyampaian Informasi

Dalam SK Menkes No. 064/Menkes/SK/II/2006 tentang Pedoman Sistem

Informasi Penanggulangan Krisis Akibat Bencana, telah di atur mekanisme alur

penyampaian informasi yang berhubungan dengan penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Hasil pengumpulan data profil ada beberapa dinas

kesehatan provinsi yang belum menggunakan alur mekanisme sesuai dengan

pedoman yang ada, lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 43 berikut.

Grafik 43 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Penggunaan Alur

Mekanisme Informasi sesuai Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/ 2006

26 (78,8%)

7 (21,2%)

Sudah menggunakan Belum menggunakan

Berdasarkan grafik 43 di atas terlihat bahwa dari 33 provinsi ada 7 provinsi

(21,2%) yang dalam penyampaian informasi penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana belum mengikuti alur mekanisme informasi yang sesuai dengan

Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006. Adapun provinsi-provinsi tersebut

adalah Provinsi Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur,

Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Untuk jelasnya

gambaran penggunaan alur mekanisme Informasi selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 69.

Berdasarkan Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006, bahwa setiap Dinas

Kesehatan Provinsi diharapkan menginformasikan hasil pendataan kesiapsiagaan

dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana ke pusat (cq.

Pusat penanggulangan Krisis Kesehatan). Dari hasil pengumpulan data profil

terdapat beberapa provinsi yang belum menginformasikan hasil pendataan

kesiapsiagaannya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik 44 berikut.

Grafik 44 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyampaian

Informasi Pendataan Kesiapsiagaan ke Pusat

8 (26,7%)10 (33,3%)

12 (40%)

Selalu Kadang-kadang Belum pernah

Dari grafik 44 di atas terlihat bahwa dari 30 provinsi yang melakukan pendataan

kesiapsiagaan hanya ada 10 provinsi (33,3%) yang selalu menginformasikan

hasil pendataan kesiapsiagaannya ke pusat yaitu Provinsi Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Gorontalo,

Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Untuk jelasnya gambaran dinas

kesehatan provinsi berdasarkan penyampaian informasi kesiapsiagaan dapat

dilihat pada lampiran 70.

Selain informasi kesiapsiagaan, setiap dinas kesehatan provinsi diharapkan dapat

menginformasikan setiap kejadian bencana yang terjadi di wilayah kerjanya ke

pusat. Dari hasil pengumpulan data profil hampir semua provinsi telah

menginformasikan setiap kejadian bencana, akan tetapi masih ada provinsi yang

belum menginformasikannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik 45 berikut.

Grafik 45 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyampaian

Informasi Kejadian Bencana ke Pusat

1 (3%)

10 (30,3%)

22 (66,7%)

Selalu Kadang-kadang Belum pernah

Berdasarkan grafik 45 di atas tampak bahwa,dari 33 provinsi masih ada 1 dinas

kesehatan provinsi (3%) yang belum pernah menginformasikan setiap kejadian

bencana ke pusat yaitu Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu masih ada 10 provinsi

(30,3%) yang hanya kadang-kadang menginformasikan setiap kejadian bencana

ke pusat yaitu Provinsi Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan dan Papua. Untuk

jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi berdasarkan penyampaian informasi

kejadian bencana dapat dilihat pada lampiran 71.

Dalam SK Menkes No. 064/Menkes/SK/II/2006 tentang Pedoman Sistem

Informasi Penanggulangan Krisis Akibat Bencana, telah di atur mekanisme alur

penyampaian informasi yang berhubungan dengan penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana, bahwa dinas kesehatan setempat agar sesegera

mungkin langsung menginformasikan setiap kejadian bencana secara berjenjang

ke pusat. Hasil pengumpulan data profil menunjukkan ada beberapa dinas

kesehatan provinsi yang melaporkan kejadian bencana di wilayah kerjanya

menunggu permintaan dari pusat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 46

berikut.

Grafik 46 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Mekanisme

Penyampaian Informasi Kejadian Bencana ke Pusat

29 (87,9%)

4 (12,1%)

Langsung begitu informasi bencana diketahui Menunggu permintaan pusat

Berdasarkan grafik 46 di atas terlihat bahwa dari 33 provinsi masih ada 4 provinsi

(12,1%) yang baru mengirimkan informasi kejadian bencana bila ada permintaan

dari pusat yaitu Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan

Kalimantan Tengah. Untuk jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi

berdasarkan mekanisme penyampaian informasi kejadian bencana dapat dilihat

pada lampiran 72.

Dalam SK Menkes No. 064/Menkes/SK/II/2006 juga telah dijelaskan tentang

format pelaporan kejadian bencana yang baku. Sementara itu dalam

pelaksanaannya hasil pengumpulan data profil ada beberapa provinsi yang tidak

menggunakan format pelaporan yang baku tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat grafik 47 berikut.

Grafik 47 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penggunaan Format

Pelaporan sesuai Pedoman

23, 69.7%

10, 30.3%

Sudah Belum

Berdasarkan grafik 47 diatas, terlihat bahwa dari 33 provinsi ada 10 provinsi

(30,3%) yang tidak menggunakan format pelaporan kejadian bencana sesuai

dengan Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006. Provinsi-provinsi tersebut

adalah provinsi Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Nusa

Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku

dan Papua Barat. Untuk jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi berdasarkan

penggunaan format pelaporan kejadian bencana dapat dilihat pada lampiran 73.

Kualitas informasi yang dikomunikasikan pada penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana sangat tergantung dengan media atau sarana komunikasi yang

dipergunakan. Pada saat terjadi bencana seringkali beberapa sarana komunikasi

yang ada seringkali tidak dapat beroperasi secara maksimal. Untuk itu kiranya

dinas kesehatan provinsi sebaiknya tidak hanya mengandalkan satu jenis sarana

komunikasi saja. Selain telepon dan faksimili tentunya bisa memanfaatkan sarana

komunikasi lain seperti telepon seluler, E-mail, website, SMS Gateway dan radio

komunikasi.

Berdasarkan hasil pengumpulan data ternyata masih sedikit sekali dinas

kesehatan provinsi yang menggunakan berbagai sarana komunikasi seperti

telepon, faksimili, telepon seluler, E-mail, website, SMS Gateway dan radio

komunikasi. Hanya ada 3 provinsi atau 9,1% saja yang biasa menggunakan

seluruh sarana yang disebutkan di atas yaitu provinsi Sumatera Selatan, DI

Yogyakarta dan Sulawesi Selatan.

Dari hasil pengumpulan data juga tampak bahwa seluruh Dinas Kesehatan

Provinsi telah biasa mengkomunikasikan informasi penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana menggunakan sarana telepon, faksimili dan

handphone.

Selain itu hanya 18 Dinas Kesehatan Provinsi atau 54,6% dari total provinsi yang

biasa menggunakan e-mail sebagai sarana komunikasi penyampaian informasi

yaitu provinsi Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan,

Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan dan Papua. Demikian pula

dengan penggunaan website sebagai sarana komunikasi penyampaian informasi

ternyata hanya 5 Dinas Kesehatan Provinsi atau 15,2% dari total provinsi, yang

biasa menggunakannya yaitu provinsi Sumatera Selatan, DI Yogyakarta,

Kalimantan Barat, Gorontalo dan Sulawesi Selatan. Untuk jelasnya gambaran

proporsi penggunaan sarana komunikasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi menurut

jenis sarana komunikasi dapat dilihat pada grafik 48 berikut ini.

Grafik 48 Proporsi Penggunaan Sarana Komunikasi Oleh Dinas Kesehatan

Provinsi Menurut Jenis Sarana Komunikasi

33(100%)

0

33 (100%)

0

33 (100%)

0

18 (54,6%)

15 (45,4%)

5 (15,2%)

28 (84,8%)

14 (42,4%)

19 (57,6%)

6 (18,2%)

27 (81,8%)

0

5

10

15

20

25

30

35

TeleponFaksimili

Telepon SelulerE-mail

Website

SMS Gateway

Radio Komunikasi

Menggunakan Tidak Menggunakan

Dari grafik 48 di atas tampak pula proporsi Dinas Kesehatan Provinsi yang biasa

memanfaatkan SMS Gatewsay untuk penyampaian informasinya ke Pusat

ternyata hanya 14 provinsi saja atau 42,4% dari total provinsi, yaitu provinsi

Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI

Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku dan Papua. Sedangkan Dinas

Kesehatan Provinsi yang biasa menggunakan radio komunikasi untuk

mengkomunikasikan informasi penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana

ternyata juga hanya 6 provinsi saja atau 18,2% dari total provinsi yaitu provinsi

Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta dan Sulawesi

Selatan. Untuk jelasnya gambaran sarana komunikasi yang biasa di gunakan oleh

Dinas Kesehatan Provinsi dalam mengkomunikasikan informasi penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana di wilayah kerja dapat dilihata pada lampiran 74.

Selain sarana

komunikasi,

keberadaan tempat

bagi pengelolaan data

dan informasi

penanggulangan krisis

kesehatan akibat

bencana di Dinas

Kesehatan Provinsi

serta aktifitasnya juga

mempunyai peran

penting di dalam

menghasilkan informasi yang berkualitas. Dari hasil pengumpulan data ternyata

masih ada 13 provinsi (39,4% dari total provinsi) yang belum memiliki tempat

berupa pos informasi yang dapat dioperasionalkan 24 jam untuk pengelolaan

data dan informasi. Untuk jelasnya gambaran kepemilikan pos informasi 24 jam

menurut provinsi dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1 Gambaran Kepemilikan Pos Informasi 24 Jam Menurut Provinsi

Keterangan :

Ada dan aktivitasnya rutin

Ada tapi hanya aktif saat bencana

Belum Memiliki

Dari gambar 1 di atas tampak bahwa ada 13 provinsi(39,4% dari total provinsi)

yang belum memiliki pos informasi 24 jam adalah provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung,

Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi

Tenggara, Maluku Tenggara dan Papua Barat.

Dari gambar di atas terlihat pula bahwa hanya 7 Dinas Kesehatan Provinsi

(21,2% dari total provinsi) yang memiliki pos informasi 24 jam dan aktivitasnya

dapat difungsikan secara rutin yaitu provinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Bali,

Nusa Tenggara Barat, Gorontalo dan Papua. Sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi

yang memiliki pos informasi 24 jam akan tetapi hanya difungsikan bila bencana

terjadi ada 13 provinsi (39,4% dari total provinsi) yaitu provinsi Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur,

Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,

Sulawesi Tengah dan Maluku.

Dari hasil pengumpulan data terlihat pula bagaimana pengelolaan pos informasi

24 jam yang di 20 provinsi tsb, apakah dikelola secara bersama- sama lintas

sektor atau lintas program atau hanya dikelola pengelola program saja. Untuk

jelasnya dapat dilihat pada grafik 49 berikut.

Grafik 49 Gambaran Proporsi Provinsi Menurut Pengelolaan

Pos Informasi 24 Jam

3 (15%)

5 (25%)

12 (60%)

Lintas Program dan Sektor Lintas Program Hanya Pengelola Program

Dari grafik di atas tampak bahwa ada 5 provinsi (25% dari total provinsi yang

memiliki Pos Informasi 24 jam) yang Pos Informasi 24 Jam nya dalam

pengelolaannya melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait, adapun

provinsi tersebut adalah Jambi, DKI Jakarta, Jawa Timur, Gorontalo dan Sulawesi

Selatan. Sedangkan yang pengelolaannya hanya di kelola oleh Pengelola Program

ada 12 provinsi (60% dari total provinsi yang memiliki Pos Informasi 24 Jam

yaitu provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, DI

Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,

Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 75.

Dalam rangka meningkatkan upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana maka perlu adanya upaya penyebarluasan informasi baik kegiatan-

kegiatan terkait pada pra bencana, saat maupun pasca bencana. Hasil

pengumpulan data terlihat bahwa ternyata tidak semua Dinas Kesehatan provinsi

melakukan kegiatan penyebarluasan informasi. Dari 33 provinsi hanya 42,4% (14

provinsi) yang pernah melakukan kegiatan penyebarluasan informasi. Untuk

jelasnya dapat dilihat pada grafik50 berikut.

Grafik 50 Gambaran Proporsi Provinsi yang Berdasarkan Pelaksanaan

Penyebarluasan Informasi

14 (42.4%)

19 (57.6%)

Pernah Melakukan Belum Pernah Melakukan

Sedangkan provinsi yang belum pernah melakukan kegiatan penyebarluasan

informasi proporsinya ada 57,6% (19 provinsi) yaitu provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Bali,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi

Tenggara, Sulawesi Selatan dan Papua Barat.

Bentuk media penyebarluasan informasi yang dikembangkan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi bermacam-macam ada yang menggunakan teknologi internet

baik berupa website, e-mail maupun blogger dan ada yang menggunakan media

konvensional seperti poster, leaflet, booklet, bulletin, radio spot dan lain-lain.

Dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa ada 5 Dinas Kesehatan

Provinsi yang telah menggunakan media internet sebagai sarana penyebarluasan

informasi baik berupa website, e-mail maupun blogger yaitu provinsi Lampung,

DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Provinsi

Maluku Utara adalah satu-satunya provinsi yang mengembangkan

penyebarluasan informasi melalui radio spot. Sedangkan Dinas Kesehatan

Provinsi yang melaksanakan penyebarluasan informasi melalui forum komunikasi

atau pertemuan ada 2 provinsi yaitu provinsi Sulawesi Utara dan Maluku.

Dinas Kesehatan Provinsi yang melakukan penyebarluasan informasi melalui

penyebaran leaflet ada 4 provinsi yaitu provinsi Lampung, Jawa Timur, Sulawesi

Tengah dan Papua. Dinas Kesehatan Provinsi yang melakukan penyebarluasan

informasi melalui penyebaran poster ada 3 provinsi yaitu provinsi Lampung,

Sulawesi Tengah dan Papua. Dinas Kesehatan Provinsi yang melakukan

penyebarluasan informasi melalui penyebaran booklet ada 6 provinsi yaitu

provinsi Lampung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah dan Papua. Sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi yang

melakukan penyebarluasan informasi melalui penyebaran buletin ada 2 provinsi

yaitu provinsi Lampung dan Nusa Tenggara Timur. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran 76.

C. Kepemilikan Kontak Person

Dalam upaya penanggulangan Krisis kesehatan akibat bencana diperlukan

kerja sama lintas sektor. Untuk menjalin kerja sama dan koordinasi yang baik

diperlukan adanya hubungan personal yang baik pula, untuk itu diperlukan

adanya kontak person lintas sektor. Sesuai hasil pengumpulan data profil

provinsi menunjukkan bahwa ada beberapa Dinas Kesehatan provinsi yang

tidak mempunyai kontak person lintas sektor. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada grafik 51 berikut.

Grafik 51 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi

Berdasarkan Kepemilikan kontak person lintas sektor

23(69,7)%

10 (30,3%)

Ada Tidak ada

Dari grafik 51 di atas tampak masih ada 30,3% atau 10 Dinas Kesehatan

Provinsi yang tidak mempunyai kontak person lintas sektor dalam rangka

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di wilayah kerjanya yaitu

provinsi Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Bali, Nusa Tenggara Timur,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan

Maluku Utara. Untuk jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi menurut

kepemilikan kontak person lintas sektor dapat dilihat pada lampiran 77.

Selain kerja sama lintas sektor, dalam upaya penanggulangan Krisis kesehatan

akibat bencana diperlukan kerja sama antara dinas kesehatan provinsi dengan

dinas kesehatan kabupaten/kota. Salah satu diantaranya untuk memperlancar

penyampaian informasi penanggulangan Krisis kesehatan akibat bencana. Untuk

itu adanya kepoemilikan kontak person dinas kesehatan kabupaten/kota oleh

dinas kesehatan provinsi menjadi hal yang penting. Sesuai hasil pengumpulan

data profil menunjukkan bahwa ada beberapa dinas kesehatan provinsi yang

tidak mempunyai kontak person dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada grafik 52 berikut.

Grafik 52 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan

Kontak Person Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

3 (9,1)%

30 (90,9)%

Ada Tidak ada

Dari grafik 52 di atas tampak bahwa masih ada 9,1% atau 3 dinas kesehatan

provinsi yang tidak mempunyai kontak person lintas sektor dalam rangka

penanggulangan krisis kesehatan di wilayah kerjanya yaitu provinsi Kepulauan

Riau, Jambi dan Bali. Untuk jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi menurut

kepemilikan kontak person dinas kesehatan kabupaten/kota dapat dilihat pada

lampiran 78.

Dalam upaya penanggulangan Krisis kesehatan akibat bencana diperlukan kerja

sama dinas kesehatan provinsi dengan lintas sektor di lingkup kabupaten/kota.

Guna memperlancar koordinasi dan kerjasama diperlukan adanya kontak person

lintas sektor di lingkup kabupaten/kota pada wilayah kerjanya. Sesuai hasil

pengumpulan data profil menunjukkan bahwa banyak dinas Kesehatan provinsi

yang tidak mempunyai kontak person lintas sektor di lingkup kabupaten/kota.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 53 berikut.

Grafik 53 Proporsi Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan

Kontak Person Lintas Sektor di Lingkup Kabupaten/Kota

10(30,3%)

23(69,7)%

Ada Tidak ada

Dari grafik 53 di atas tampak masih ada 69,7% atau 23 Dinas Kesehatan

Provinsi yang tidak mempunyai kontak person lintas sektor di lingkup

kabupaten/kota diwilayah kerjanya dalam rangka penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana. Sedangkan dinas kesehatan provinsi yang mempuyai

kontak person lintas sektor di lingkup kabupaten/kota ada 10 provinsi (30,3%)

yaitu provinsi Sumatera Utara, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Nusa Tenggara

Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan Maluku

dan Papua. Untuk jelasnya gambaran dinas kesehatan provinsi menurut

kepemilikan kontak person lintas sektor di lingkup kabupaten/kota dapat dilihat

pada lampiran 79.

BAB VI KESIMPULAN

1. seluruh Dinas Kesehatan Provinsi telah memiliki unit kerja pengelola program

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana, namun demikian sepanjang

tahun 2008 masih ada 9 provinsi (27,3%) yang belum memiliki program kerja

terkait dengan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana yaitu provinsi

Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi

Utara, Sulawesi Barat, Maluku dan Papua Barat.

2. Dari 33 provinsi ternyata hanya 30,3% atau 10 provinsi saja yang pernah

partisipasi dalam penyusunan rencana kontijensi di wilayah kerjanya yaitu

provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan,

Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku dan

Papua.

3. Dari 33 provinsi hanya 24,2% atau 8 provinsi saja yang pernah menyusun

pedoman-pedoman terkait dengan penanggulangan krisis akibat bencana

yaitu provinsi Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat,

Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku dan Papua..

4. Ada 15,1% provinsi dari total provinsi yang ada atau ada 5 provinsi yang

belum pernah melakukan koordinasi pada masa tanggap darurat bencana

yaitu provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung dan

Kalimantan Tengah.

5. ada 39,4% dari total provinsi atau 13 provinsi yang belum pernah melakukan

kegiatan sosialisasi program terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Jambi,

Sumatera Selatan, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa

Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan

Papua Barat.

6. Hanya 21,2% dari total provinsi atau 7 provinsi yang pernah melakukan

kegiatan advokasi program terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana yaitu provinsi Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Nusa

Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Papua.

7. Tingkat pendidikan formal tenaga kesehatan yang bekerja pada program

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana sebagian besar (36,6%)

adalah berpendidikan S1/D4.

8. Ada 6 provinsi yang tidak melakukan kegiatan pelatihan selama tahun 2008

dan belum pernah menyelenggarakan/mengikuti kegiatan gladi terkait

penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana yaitu provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi

Barat, dan Papua Barat.

9. Ada 3 provinsi atau 9,1% dari total provinsi yang tidak memiliki sarana

ambulans yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Bangka Belitung dan

Kalimantan Tengah.

10. Ada 8 provinsi atau 24,2% dari total provinsi yang dinas kesehatannya tidak

memiliki satupun sarana informasi (televisi, kamera, LCD proyektor, PC

komputer, laptop, scanner dan handycam) yaitu provinsi Sumatera Barat,

Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi

Tenggara, Maluku Utara dan Papua Barat.

11. Ada 2 dinas kesehatan provinsi atau 6,1% dari total provinsi, yang tidak

memiliki buffer stock obat yang dapat digunakan untuk penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana yaitu provinsi Kalimantan Tengah dan Papua Barat.

12. Ada 7 dinas kesehatan provinsi atau 21,2% dari total provinsi, yang tidak

memiliki sumber pembiayaan untuk operasional penanggulangan krisis

kesehatan akibat bencana yaitu provinsi Kepulauan Riau, Lampung,

Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua

Barat.

13. Dari 33 provinsi terdapat 4 provinsi (12,1%) yang tidak memiliki TRC maupun

Tim RHA, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Sulawesi Barat

dan Papua Barat.

14. Ada 7 provinsi (21,2%) yang belum pernah melakukan evaluasi upaya

tanggap darurat yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Kepulauan

Riau, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah.

15. Ada 3 dinas kesehatan provinsi (9,1%) yang tidak memiliki peta wiayah

rawan bencana yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banten dan Bali.

16. Ada 2 dinas kesehatan provinsi atau 6,1% dari total provinsi, yang tidak

melakukan pencatatan kejadian bencana di wilayah kerjanya yaitu provinsi

Bali dan Sulawesi Barat.

17. Ada 3 dinas kesehatan provinsi (9,1% dari total provinsi), yang tidak

melakukan pendataan kesiapsiagaan dalam rangka penanggulangan krisis

kesehatan di wilayah kerjanya yaitu provinsi Nangroe Aceh Darusalam,

Sulawesi Barat dan Papua Barat.

18. Masih ada 2 provinsi (6,1%) yang tidak pernah melakukan monitoring

perkembangan pada setiap kejadian bencana yaitu provinsi Kepulauan Riau

dan Jambi.

19. Ada 19 dinas kesehatan provinsi (57,6%) yang belum pernah melakukan

analisis risiko bencana yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera

Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,

Bengkulu, Lampung, Banten, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,

Sulawesi Tengah dan Papua Barat.

20. Ada 7 provinsi (21,2%) yang dalam penyampaian informasi penanggulangan

krisis kesehatan akibat bencana belum mengikuti alur mekanisme informasi

yang sesuai dengan Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006 yaitu provinsi

Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan

Tengah, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

21. Masih ada 1 dinas kesehatan provinsi (3%) yang belum pernah

menginformasikan setiap kejadian bencana ke pusat yaitu Provinsi Kepulauan

Riau.

22. proporsi Dinas Kesehatan Provinsi yang biasa memanfaatkan SMS Gatewsay

untuk penyampaian informasinya ke Pusat ternyata hanya 14 provinsi saja

atau 42,4% dari total provinsi, yaitu provinsi Sumatera Barat, Sumatera

Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara

Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan,

Maluku Utara, Maluku dan Papua.

23. hanya 7 Dinas Kesehatan Provinsi (21,2% dari total provinsi) yang memiliki

pos informasi 24 jam dan aktivitasnya dapat difungsikan secara rutin yaitu

provinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo

dan Papua.

24. Ada 57,6% (19 provinsi) yang belum pernah melakukan kegiatan

penyebarluasan informasi terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat

bencana yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka

Belitung, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan

Timur, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan

Papua Barat.

25. Ada 5 Dinas Kesehatan Provinsi yang telah menggunakan media internet

sebagai sarana penyebarluasan informasi baik berupa website, e-mail

maupun blogger yaitu provinsi Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa

Timur dan Nusa Tenggara Barat.

26. Masih ada 30,3% atau 10 Dinas Kesehatan Provinsi yang tidak mempunyai

kontak person lintas sektor dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan

akibat bencana di wilayah kerjanya yaitu provinsi Kepulauan Riau, Jambi,

Bengkulu, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.

Lampiran 1 Gambaran Unit Kerja di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi yang Memiliki Tugas Pokok dan Fungsinya Menjadi Koordinator/Penanggungjawab Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana

No. Provinsi Unit Kerja 1 Nanggroe Aceh

Darussalam Seksi Konseling Trauma

2 Sumatera Utara Seksi Penyehatan Lingkungan dan Matra

3 Sumatera Barat Bidang Penanggulangan Penyakit dan Bencana, Seksi Penanggulangan Bencana

4 Riau Seksi Surveilans dan Kesehatan Matra, Gizi dan Pelayanan Kesehatan

5 Kepulauan Riau Bidang Pelayanan Kesehatan, Seksi Pelayanan Kesehatan

6 Jambi Bidang P2MPL, Seksi Pengamatan dan Pencegahan

7 Sumatera Selatan Seksi PPP dan Kesehatan Matra, Pengelola Program Kesehatan Bencana

8 Bangka Belitung Seksi Surveilans Epidemiologi dan Kesehatan Matra

9 Bengkulu Sub Bidang Pengamatan dan Pencegahan Penyakit

10 Lampung Bidang Pelayanan Kesehatan, Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar Rujukan

11 Banten Bidang Pelayanan Kesehatan, Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Rujukan Khusus

12 DKI Jakarta Seksi Gawat Darurat dan Bencana Bidang Pelayanan Kesehatan

13 Jawa Barat Seksi Pengamatan Pencegahan Penyakit dan Matra

14 Jawa Tengah Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan KLB

15 D.I. Yogyakarta Sie Kesehatan Rujukan Khusus 16 Jawa Timur Seksi Pencegahan Pengamatan

Penyakit dan Penanggulangan Masalah Kesehatan

17 Bali Seksi Bimbingan Pengendalian Pelayanan Kesehatan Rujukan

18 Nusa Tenggara Barat Bidang Pengendalian Penyakit Seksi Surveilens, Imunisasi, Kesehatan bencana

19 Nusa Tenggara Timur Seksi Penanggulangan Keadaan Darurat Kesehatan

20 Kalimantan Barat Seksi Bimbingan dan Pengendalian

No. Provinsi Unit Kerja Kesehatan Khusus dan Bencana

21 Kalimantan Tengah Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan, Seksi Bimbingan Pengendalian Wabah dan Bencana

22 Kalimantan Selatan Unit KPKK (Kewaspadaan Penanggulangan Krisis Kesehatan)

23 Kalimantan Timur Seksi Pencegahan Penyakit Tidak Menular dan Bencana, Bidang PP dan PL

24 Sulawesi Utara Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan, Seksi Bimbingan Pengendalian Wabah dan Bencana

25 Gorontalo Subdin Yankes, Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

26 Sulawesi Tengah Seksi Bimbingan Pengendalian Wabah dan Bencana

27 Sulawesi Barat Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan, Seksi Wabah dan Bencana

28 Sulawesi Tenggara Seksi Kesehatan Matra-Sub Dinas Upaya Kesehatan dan Gizi

29 Sulawesi Selatan Seksi Bina Kesehatan Matra Program Bencana

30 Maluku Seksi Penanggulangan Penyakit dan Bencana

31 Maluku Utara Seksi Pelayanan Kesehatan 32 Papua Barat Bidang Pelayanan Kesehatan, Seksi

pemulihan Kesehatan 33 Papua Unit Fungsional Health Crisis Center

Lampiran 2 Gambaran Dinas Kesehatan Propinsi Berdasarkan Kepemilikan Program Kerja terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008

No. Provinsi Memiliki Belum Memiliki 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 D.I. Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku V 31 Maluku Utara V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah (%) 24 (72,7%) 9 (27,3%)

Lampiran 3 Gambaran Kegiatan dari Program Kerja Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No. Provinsi Program kerja/kegiatannya 1 Nanggroe Aceh Darussalam Peningkatan Kualitas kemampuan Petugas

kesehatan dalam RHA Pelatihan Manajemen Penanggulangan

Bencana Pertemuan Lintas Program Lintas Sektor

Dalam Penanggulangan Bencana Rapat Koordinasi Evaluasi Penanggulangan

Bencana 2 Sumatera Utara Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan 3 Sumatera Barat Pertemuan Kab/Kota dan RSUD Kab/Kota

Pelatihan Rencana Kontijensi Pelatihan Rapid Healt Assesment

4 Riau Pertemuan Lintas Program dan Lintas Sektor

Pertemuan Evaluasi Program Bencana Kab/Kota

Konsultasi ke Pusat 5 Sumatera Selatan Pelatihan Manajemen Bencana bagi

Petugas Kab/Kota/RS Pelatihan Penilaian Reaksi Cepat Saat

Bencana( RHA) Honor Pengumpulan dan Sosialisasi Data

Bencana Pencetakan Pedoman Teknis Pertemuan dan Sosialisasi Masy/Pemuda

siaga Peduli Bencana Publikasi Bencana Melalui Media Belanja barang tidak habis pakai Sriwijaya

Crisis Center Pemantauan dan Peningkatan Manajemen

Pra,Saat dan Pasca Bencana Penanggulangan Saat

Bencana/KLB/Wabah Peningkatan SDM Penanggulangan Krisis

Bencana ke Jakarta 6 Bangka Belitung Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan 7 Banten Peningkatan Kualitas Manajemen Bencana

Lintas Sektor 8 DKI Jakarta Koordinasi BSB, Nakes Terlatih – Lanjut,

Piket Siaga PUSDAL DUKES Dukungan Pelayanan Kesehatan, RHA Gladi Posko/Lapang PB.

9 Jawa Barat Pertemuan Tim PBP Prov. Setiap bulan Evaluasi Rencana Kontijensi dan Peta

Geomedik Kab/Kota Pemetaan Saat Bencana(RHA) dan

Kerusuhan Pemantauan saat Bencana

No. Provinsi Program kerja/kegiatannya 10 Jawa Tengah Pemetaan Wilayah Resiko Bencana

Identifikasi Penyakit Menular Pasca Bencana

Penanggulangan Bencana

11 D.I. Yogyakarta Penyusunan SOP P3K dan Protap Bencana Pertemuan Koordinasi

12 Jawa Timur Pelatihan Perahu Karet RHA Rencana Kontijensi

13 Bali Kegiatan Operasional P3K dan Safe Community

14 Nusa Tenggara Timur Pemantauan & Pelaksanaan PMK- AB, KLB Penyakit Menular

15 Kalimantan Barat Pengumpulan Data untuk Penyusunan Peta Rawan Bencana

Pertemuan Koordinasi Tanggap Bencana Bidang Kesehatan Tingkat Provinsi

Rencana Kontijensi 16 Kalimantan Tengah Pertemuan Kesiapsiagaan Bencana 17 Kalimantan Selatan Prgram Pelayanan Adminstrasi

Perkantoran Program Peningkatan Sarana & prasarana

Aparatur Program Upaya Kesmas(Peningkatan Yan

& Penanggulangan) 18 Kalimantan Timur Prgram Pelayanan Adminstrasi

Perkantoran Program Peningkatan Sarana & prasarana

Aparatur Program Upaya Kesmas(Peningkatan Yan

& Penanggulangan) 19 Gorontalo Pelatihan Tim DVI

Evaluasi Lintas Sektor & Lintas Program Penyusunan Rencana Kontijensi

20 Sulawesi Tengah Operasional Kegiatan Pra Bencana, Saat Bencana, Pasca bencana

21 Sulawesi Tenggara Pemetaan Daerah Rawan Bencana di Wilayah Kepulauan

Penyusunan Rencana Kontijensi Peningkatan SDM di Daerah Rawan

Bencana dan IGD RS Kab/Kota dalam Kedaruratan Bencana

Pembentukan Jejaring Komunikasi & Informasi Puskesmas Rawan Bencana

Biaya Operasionalisasi Tim Reaksi Cepat(RHA, Tim Medis, & Tim Logistik)pada Saat Tanggap Darurat

Peningkatan SDM RHA bagi Tenaga Kesehatan Daerah Rawan Bencana

22 Sulawesi Selatan Membuat Posko Penanggulangan Bencana Pembinaan Kesiapsiagaan Pertemuan LS &LP Melakukan Penanggulangan

Bencana(Tanggap Darurat).

No. Provinsi Program kerja/kegiatannya 23 Maluku Utara Sosialisasi Program PKK-AB ke Kab/Kota

Pertemuan Pengelola Kab/Kota di Provinsi Pembentukan Tim Siaga Bencana, Dinkes

Kab/Kota Simulasi PB Evaluasi Program Tahunan.

24 Papua Penanggulangan Masalah Kesehatan/Krisis termasuk korban bencana

Pemetaan daerah rawan Analisis dan monitoring pasca

bencana/wabah Penanganan Tanggap Darurat Pertemuan LSM Disaster Plan, RS dan Puskesmas

Lampiran 4 Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Partisipasi Dalam Penyusunan Rencana Kontinjensi

No. Provinsi Pernah Belum pernah 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 D.I. Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku V 31 Maluku Utara V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah (%) 10 (30,3%) 23 (69,7%)

Lampiran 5

Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyusunan Peraturan-Peraturan/Kebijakan Daerah yang Terkait dengan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008

No Provinsi Pernah Belum Pernah 1 Nanggroe Aceh

Darussalam V

2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah (%) 21 (63,6%) 12 (36,4%)

Lampiran 6

Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyusunan Protap/Juklak/Juknis yang Terkait dengan Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008 No Provinsi Pernah Belum Pernah 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah (%) 16 (48,5%) 17 (51,5%)

Lampiran 7

Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Penyusunan Pedoman yang Terkait dengan Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008

No Provinsi Pernah Belum Pernah 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah (%) 8 (24,2%) 25 (75,8%)

Lampiran 8

Gambaran Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Lintas Program Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Rutin Insidentil Belum Pernah Keterangan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V 1 kali/tahun

2 Sumatera Utara V Saat terjadi Bencana 3 Sumatera Barat V 2 kali/tahun 4 Riau V Saat terjadi bencana 5 Kepulauan Riau V Saat terjadi bencana 6 Jambi V Saat terjadi bencana 7 Sumatera Selatan V Saat terjadi bencana 8 Bangka Belitung V Saat terjadi bencana 9 Bengkulu V

10 Lampung V Saat terjadi bencana 11 Banten V 1 kali/tahun 12 DKI Jakarta V 4 kali/tahun 13 Jawa Barat V 4 kali/tahun 14 Jawa Tengah V Saat terjadi bencana 15 DI Yogyakarta V Setiap Minggu 16 Jawa Timur V Saat terjadi bencana 17 Bali V Saat terjadi bencana 18 Nusa Tenggara Barat V 1 kali/tahun 19 Nusa Tenggara Timur V Saat terjadi bencana 20 Kalimantan Barat V 1 kali/tahun 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 2 kali/tahun 23 Kalimantan Timur V Saat terjadi bencana 24 Sulawesi Utara V 1 kali/tahun 25 Gorontalo V Saat terjadi bencana 26 Sulawesi Tengah V Saat terjadi bencana 27 Sulawesi Barat V Saat terjadi bencana 28 Sulawesi Tenggara V Saat terjadi bencana 29 Sulawesi Selatan V 4 kali/tahun 30 Maluku Utara V Saat terjadi bencana 31 Maluku V Saat terjadi bencana 32 Papua Barat V Saat terjadi bencana 33 Papua V Saat terjadi bencana

Jumlah (%) 11 (33,3%) 20 (60,6%) 2 (6,1%)

Lampiran 9

Gambaran Unit Kerja yang Terlibat Dalam Pertemuan Koordinasi Lintas Program Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Provinsi Tahun 2008 No. Provinsi Unit Kerja Terlibat 1. Nanggroe Aceh

Darussalam Pemberantasan Penyakit Menular, Gizi, Kesehatan Ibu, Farmasi, Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan

2. Sumatera Utara Pemberantasan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Farmasi

3. Sumatera Barat Perencanaan, Sumber Daya Kesehatan, Promosi Kesehatan, Penyehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular, Sekretariat

4. Riau Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Keluarga, Pemberantasan Penyakit Menular

5. Kepulauan Riau Pelayanan Kesehatan, Farmasi, Pemberantasan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kesehatan Keluarga, Pengembangan, Sarana dan Prasarana

6. Jambi Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Dasar, Sekretariat

7. Sumatera Selatan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Umum dan Perlengkapan, Promosi Kesehatan, Sekretariat

8. Bangka Belitung Penyehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Pelayanan Medik

9. Lampung Pemberantasan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Sumber Daya Kesehatan, Farmasi dan Makanan, Pelayanan Kesehatan, Sekretariat

10. Banten Bina Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

11. DKI Pelayanan Kesehatan, Pengendalian Masalah Kesehatan, Bina Kesehatan Masyarakat

12. Jawa Barat Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Sekreatriat

13. Jawa Tengah Pelayanan Kesehatan,Promosi Kesehatan, Pemberdayaan, Sumber Daya Kesehatan, Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

14. DIY Kesehatan Keluarga, Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Sekretariat, Sumber Daya Kesehatan

15. Jawa Timur Pelayanan Kesehatan, Umum 16. Bali Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,

Umum, Bina Kesehatan Masyarakat

No. Provinsi Unit Kerja Terlibat 17. NTB Farmasi, Kesehatan Rujukan, Promosi Kesehatan,

Imunisasi, Surveilans, Pengendalian Penyakit Wabah, Kesehatan Ibu dan Anak, gizi

18. NTT Bina Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Medik, Pengembangan Tenaga Kesehatan, Penanggulangan Masalah Kesehatan

19. Kalimantan Barat Pelayanan Kesehatan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kesehatan Keluarga dan Gizi

20. Kalimantan Selatan

Pelayanan kesehatan, Gudang Instalasi Kesehatan, Promosi Kesehatan, Pelayanan Farmasi, Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat

21. Kalimantan Timur Surveilans, kesehatan Lingkungan, Kesehatan Khusus, Pelayanan kesehatan Dasar dan Rujukan, Gizi

22. Sulawesi Utara Kesehatan Keluarga, Gizi, Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Sekretariat, Kefarmasian, Kesehatan Lingkungan

23. Gorontalo Pelayanan Kesehatan, Pemberantasan Penyakit Menular, Bina Kesehatan Masyarakat

24. Sulawesi Tengah Pencegahan Penyakit, Kesehatan Lingkungan, Surveilans, Gizi, Farmasi

25. Sulawesi Barat Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Kesehatan Komunitas, Gizi, Pelayanan Medik, Pelayanan Farmasi, Administrasi dan Kebijakan, Perencanaan, Umum, Kepegawaian, Keuangan

26. Sulawesi Tenggara

Pemberantasan Penyakit, Upaya Kesehatan dan gizi, Farmasi Makanan dan Minuman, Promosi dan Lingkungan Sehat

27. Sulawesi Selatan Pelayanan Kesehatan dan Farmasi, Perlengkapan, Promosi Kesehatan, Kesehatan Ibu Anak dan Kesehatan keluarga

28. Maluku Utara Pelayanan Kesehatan, Penanggulangan Penyakit, Kesehatan Ibu Anak/Keluarga Berencana, Promosi Kesehatan, Umum dan Kepegawaian

29. Maluku Pelayanan Kesehatan dan Kesehatan Keluarga, Farmasi, Promosi Kesehatan

30. Papua Barat Pemberantasan Penyakit Menular, Penyehatan Lingkungan, Bina Program, Bagian Umum

31. Papua Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Keluarga dan Promosi Kesehatan, Pemberantasan Penyakit Menular, Laboratorium Kesehatan Daerah

Lampiran 10

Gambaran Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor yang Dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Rutin Insidentil Belum Pernah Keterangan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V 1 kali/Tahun

2 Sumatera Utara V Saat terjadi bencana 3 Sumatera Barat V 4 kali/Tahun 4 Riau V 4 kali/Tahun 5 Kepulauan Riau V Saat terjadi bencana 6 Jambi V Saat terjadi bencana 7 Sumatera Selatan V Saat terjadi bencana 8 Bangka Belitung V 1 kali/Tahun 9 Bengkulu V Saat terjadi bencana

10 Lampung V Saat terjadi bencana 11 Banten V Saat terjadi bencana 12 DKI Jakarta V Saat terjadi bencana 13 Jawa Barat V Saat terjadi bencana 14 Jawa Tengah V Saat terjadi bencana 15 DI Yogyakarta V 3 kali/tahun 16 Jawa Timur V 4 kali/Tahun 17 Bali V 2 kali/Tahun 18 Nusa Tenggara Barat V Saat terjadi bencana 19 Nusa Tenggara Timur V Saat terjadi bencana 20 Kalimantan Barat V Saat terjadi bencana 21 Kalimantan Tengah V Saat terjadi bencana 22 Kalimantan Selatan V Saat terjadi bencana 23 Kalimantan Timur V Saat terjadi bencana 24 Sulawesi Utara V Saat terjadi bencana 25 Gorontalo V Saat terjadi bencana 26 Sulawesi Tengah V Saat terjadi bencana 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V Saat terjadi bencana 29 Sulawesi Selatan V Saat terjadi bencana 30 Maluku Utara V Saat terjadi bencana 31 Maluku V 1 kali/Tahun 32 Papua Barat V Saat terjadi bencana 33 Papua V 1 kali/2 Bulan

Jumlah (%) 9 (27,3%) 23 (69,7%) 1 (3%)

Lampiran 11

Gambaran Unit Kerja yang Terlibat Dalam Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor yang Dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Menurut Provinsi Tahun 2008

No. Provinsi Sektor yang terlibat 1 Nanggroe Aceh Darussalam SATKORLAK, SAR, PMI, RAPI, Dinas Sosial 2 Sumatera Utara RSU, Kesdam, Biddokkes Polda, KKP,

BTKL, Dinas Sosial 3 Sumatera Barat Seluruh Dinas di Prov, RAPI, ORARI 4 Riau BAPPEDA, Dinas Sosial, Biddokes Polda,

Denkessyah TNI, PMI 5 Kepulauan Riau Dinas Sosial, Badan Pemberdayaan

Masyarakat Desa(BPM), SATKORLAK, Denkessyah TNI, POLRI, TNI-AL, KKP, RSUD, PMI, RAPI, Organisasi Profesi

6 Jambi Dinas Sosial, SATKORLAK 7 Sumatera Selatan Dinas Sosial, Pemda, PMI, SAR, POLDA,

Kesbang Linmas, PU, POL PP, BTKL, KKP 8 Bangka Belitung Dinas Sosial, Kesbanglinmas, Biddokkes

Polda,KKP, BAPPEDA 9 Bengkulu BPBD, Dinsos, Dinas PU, Dinas

Perhubungan, PMI, RAPI, SAR Daerah, Denkessyah TNI, Biddokkes Polda

10 Lampung Sekretariat BPBD, Dinas Hub, Biddokkes Polda, Dinas Sosial, PMI, RAPI, Pemadam Kebakaran.

11 Banten SATKORLAK PB, Dinas Kesra, Dinas PU, RSUD

12 DKI Jakarta SATKORLAK, Crisis Center, Biddokes Polda 13 Jawa Barat Dinas PU, BMG, Kesdam, Satpol PP,

Yansos Pemda, Biddokkes Polda, Dinas Sosial, ORARI, RAPI, Kesdam, PMI

14 Jawa Tengah Dinas Sosial, Dinas PU, RS 15 D.I. Yogyakarta Dinas Kimpraswil, Dinas Sosial, Dinas

Trantib, Biddokkes Polda, PMI, Pusbangkes 118, Sarda, Denkessyah TNI,

16 Jawa Timur Dinsos, SATPOL PP, SEKWILDA Provinsi. 17 Bali SATKORLAK, Dinas Perhubungan, RSUP,

Dinas PU,SAR 18 Nusa Tenggara Barat SATKORLAK, SAR, Dinas Sosial, RS

Bayangkara, RS.- AD, BAPPEDA, PMI 19 Nusa Tenggara Timur POLRI, SATKORLAK, Dinas Sosial, Badan

Linmas, Kimpraswil, Denkessyah TNI, KKP, RSUD, Dinas Perhubungan,Dinas Perikanan, SAR, Dinas Peternakan.

20 Kalimantan Barat Denkessyah TNI, Biddokkes Polda, Dinas Sosial, BadanKesbang Linmas, RS, Pemerintah/Swasta/TNI/POLRI, RAPI, Poltekes, Universitas Tanjungpura, KKP

No. Provinsi Sektor yang terlibat 21 Kalimantan Tengah Kesbang Linmas, SATKORLAK PB 22 Kalimantan Selatan BADAN Kesrenbanglinmas, Denkessyah

TNI, Biddokkes Polda, ORARI, RAPI. 23 Kalimantan Timur SATKORLAK, Biddokkes Polda 24 Sulawesi Utara Dinas PU, Dinas Sosial, Kesbang, SAR,

Perhubungan, PMI, Biro Sosial, Biro Pembangunan.

25 Gorontalo RSUD, SATKORLAK, Dinas Sosial, Dinas PU, Pramuka, Biro Kes, Biddokkes Polda, BAPPEDA

26 Sulawesi Tengah RS Undata, Biddokes Polda, PMI 27 Sulawesi Tenggara RSUD Prov, Dinas Sosial, Badan Kesbang

Linmas, Dinas Kimpraswil, Biddokkes Polda, Denkessyah TNI, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Perhubungan, SAR, PMI, RAPI, KKP, BMG, Dinas Nakertrans

28 Sulawesi Selatan BAPPEDA, Dinas Sosial, Dep Infokom, Biddokkes Polda, Kesdam, Dinkes – AU – AL , RS

29 Maluku BMG, Dinas Sosial, BAPPEDA, Biro Kesra, RSU, KKP, BTKL

30 Maluku Utara SATKORLAK, KESRENBANGLINMAS, TNI - AU, PMI, Dinas Sosial, Biddokkes Polda, RSUD, Media Masa Pemda.

31 Papua Barat Dinas Sosial, Badan Kesbang, Denkessyah TNI, Biddokkes Polda, KKP

32 Papua Biddokkes Polda, LSM

Lampiran 12

Gambaran Pertemuan Koordinasi pada Saat Tanggap Darurat Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Dilakukan

Rutin Setiap kejadian

Kadang-kadang

Dilakukan Tidak

Pernah Alasannya

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V

2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V Tergantung besar

kecilnya bencana 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V Tergantung besar

kecilnya bencana 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah 22 (66,7%) 6 (18,2%) 5 (15,1%)

Lampiran 13

Gambaran Unit Kerja yang Terlibat dalam Pertemuan Koordinasi pada Saat Tanggap Darurat Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Lintas Program Lintas Sektor 1 Nanggroe Aceh Darussalam Subdit Yankes,

Subdit P2P, Subdit Yanfar, Bag Keuangan

Satkorlak, RSUD

2 Sumatera Utara P2P & PL, Kesja, Yankes, Tekkes

BPBD, TNI/Polri, SAR, Dinsos

3 Sumatera Barat - RSUD, Dinsos, Kesbang Linmas

4 Riau - RSUD 5 Jambi P2M, Gizi, Yankes TNI, PMI, Satkorlak 6 Sumatera Selatan 4 bidang dan

sekretaris yang ada di Dinkes

RSU, BTKL, PMI, BB labkes

7 Banten P2PL, Binkesmas, Sekretariat, SDK

Dinas Sosial, Dinas PU, Biro Kesra

8 DKI Jakarta Bidang terkait di Dinkes

Satkorlak

9 Jawa Barat - Satkorlak, POLRI, TNI 10 Jawa Tengah P2PL,Sekretariat,

P2PK, P2SPK RS, Kodam, POLDA

11 DI Yogyakarta Bidang terkait di Dinkes

-

12 Jawa Timur Gizi, Yankes, Famasi, P2MK

SATKORLAK, TNI/POLRI

13 Bali P2PL, Bag umum, Subbid gizi

Dishub, KKP, RSUP Sanglah

14 Nusa Tenggara Barat Bidang terkait di Dinkes

15 Nusa Tenggara Timur Bidang Yanmed, Bidang Yankes

TNI, POLRI, SAR, LINMAS Sosial, KIMPRASWIL, Biro, KESRA, SETDA Prov., RSUD, Perhubungan

16 Kalimantan Barat Gizi, Farmasi, P2PL Satkorlak, Dinsos 17 Kalimantan Selatan Bidang terkait di

Dinkes RSU,Balai LABKES, DTKL, Badan POM KESBANGLINMAS, DINKESSOS, Dinas Pendidikan, POLRI, TNI, PMI, BPK

18 Kalimantan Timur Bidang YANKES, BP2, BPL, TU

-

19 Sulawesi Utara PMK, UPK, Farmasi - 20 Gorontalo P2M, Binkesmas, Dinas PU, Dinsos, PMI,

No Provinsi Lintas Program Lintas Sektor Farmasi, Gizi, Promkes

ORARI

21 Sulawesi Tengah Gizi, Farmasi, Kesling, Surveilans

-

22 Sulawesi Barat - Dinsos, Dinas PU, TNI, POLRI, PMI

23 Sulawesi Tenggara Sie kes matra & Gizi, Sie Surveilans, Sie PL, Sie Obat & Alkes

Dinsos, Dinas Kimpraswil, Din Nakertrans, Din Kehutanan, Polda Korem, Satkorlak, Din Perhubungan, SAR, PMI

24 Sulawesi Selatan Yankes, Farmasi, Promkes, Kesga

POLDA, KESDAM VII, DINKES AL-AU

25 Maluku Utara - Satkorlak, RSUD 26 Maluku Bidang terkait di

Dinkes Satkorlak

27 Papua Barat Yankes, Kesling, P2M, Perencanaan

Dinsos, Kesbang Linmas

28 Papua P2M, Yankes, Gudang Farmasi

RSUD

Lampiran 14

Gambaran Pelaksanaan Sosialisasi Program/Kegiatan Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Pernah Materi/Sasaran/Frekuensi Tdk Pernah 1 Nanggroe Aceh

Darussalam V

2 Sumatera Utara V Kebijakan Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan (sasaran : LP, LS, Dinkes Kab/Kota), 1 kali

3 Sumatera Barat V Kebijakan Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan (sasaran : LP), 1 kali

4 Riau V Evaluasi Penanggulangan Bencana (sasaran : Dinkes Kab/Kota) 1 kali

5 Kepulauan Riau V Manajemen Penanggulangan Bencana (sasaran : Dinkes, RS, Pusk, KKP, Bappeda, Satkorlak), 1 kali

Penanganan Korban bencana (sasaran : relawan kab/kota), 1 kali

6 Jambi V 7 Sumatera

Selatan V

8 Bangka Belitung V Kepmenkes No. 145, UU no. 24/Tahun 2007, Pusat Bantuan Regional (sasaran : RSUD, Dinkes Kab/Kota)

9 Bengkulu V 10 Lampung V Kebijakan Penanggulangan Krisis

Kesehatan (sasaran : Dinkes, RS, Pemda, PU, Dinsos, DPRD), 1 kali

11 Banten V 12 DKI Jakarta V Kesiapsiagaan penanggulangan

bencana banjir dan konflik (sasaran : RS, Sudinkes, Puskesmas) 1 kali

13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V Manajemen Penanggulangan

Bencana (sasaran : BPBD, Dinsos, Kesbanglinmas), 1 kali

Sistem pelaporan Bencana (sasaran : Dinkes Kab/Kota), 1 kali

15 DI Yogyakarta V Sistem Informasi Penanggulangan Bencana (sasaran : Dinkes Kab/Kota), 3 kali

16 Jawa Timur V 17 Bali V Tanggap Darurat Bencana dan safe

community (sasaran : Dinkes Kab/Kota dan Puskesmas) 2 kali

No Provinsi Pernah Materi/Sasaran/Frekuensi Tdk Pernah 18 Nusa Tenggara

Barat V Manajemen Penanggulangan

Bencana (sasaran : Dinkeskab/kota) 1 kali

19 Nusa Tenggara Timur

V

20 Kalimantan Barat V Kebijakan Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan (sasaran : Denkesyah, Biddokes Polda, RS, Kesbanglinmas, Dinsos, RAPI, KKP, Poltekkes, Universitas), 1 kali

Pembentukan Tim Bantuan kesehatan (sasaran : Denkesyah, Biddokes Polda, RS, Kesbanglinmas, Dinsos, RAPI, KKP, Poltekkes, Universitas), 1 kali

21 Kalimantan Tengah

V Pedoman PKK-AB dan Sistem Informasi (sasaran : Pelaksana di Dinkes Kab/Kota), 1 kali/bulan

22 Kalimantan Selatan

V Pusat Bantuan Regional (sasaran : Dinkes Prov), 1 kali

Dasipena (sasaran : Mahasiswa Kesehatan), 1 kali

23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V Manajemen Penanggulangan

Bencana (sasaran : Puskesmas), 1 kali

RHA (sasaran : Puskesmas), 1 kali Pelayanan Kesehatan dan

Pengungsi (sasaran : Satlak dan Satgas Kec), 1 kali

25 Gorontalo V Rencana Kontijensi, RHA, Manajemen Bencana, Evakuasi Korban di Perairan (sasaran : LP dan LS), 1 kali

26 Sulawesi Tengah V Manajemen Penanggulangan Bencana (sasaran : Dinkes kab/kota), 1 kali

TRC (sasaran : Dinkes kab/kota), 1 kali

27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi

Tenggara V

29 Sulawesi Selatan V Pengembangan Poskes dalam Penanggulangan Bencana (sasaran : Dinkes kab/kota), 1 kali

No Provinsi Pernah Materi/Sasaran/Frekuensi Tdk Pernah 30 Maluku Utara V Pengenalan Dini Bencana Alam

(sasaran : Lintas sektor dan Mahasiswa), 1 kali

Pengenalan APD (sasaran : Pengungsi), 1 kali

Penanganan korban bencana (sasaran : : Lintas sektor dan Mahasiswa), 1 kali

Pembentukan Tim Siaga Bencana (sasaran : Pemda Kab/Kota) 1 kali

31 Maluku V PMK-AB (sasaran : Pemda Kab/Kota), 1 kali

Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Bencana Gempa Bumi dan Tsunami (sasaran : Masyarakat Pesisir), 2 kali/Tahun

32 Papua Barat V 33 Papua V Sistem kewaspadaan Dini (sasaran

: Bidan Desa), 1 kali Geomedik Mapping (sasaran :

Bidan Desa), 1 kali Rencana Kontijensi (Sasaran :

Dinkes Kab/Kota), 1 kali RHA (sasaran : LSM), 1 kali Pelayanan Dasar Penanggulangan

Bencana (sasaran : Kaops Polres se Papua), 1 kali

Program Kerja Krisis Center (sasaran : Dinkes Kab/Kota), 1 kali

Jumlah (%) 21 (63,6%) 12 (36,4%)

Lampiran 15

Gambaran Pelaksanaan Advokasi Program/Kegiatan Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 No Provinsi Pernah Materi/Sasaran/Frekuensi Tdk Pernah 1 Nanggroe Aceh

Darussalam V

2 Sumatera Utara V Strategi Bidang Kesehatan dalam Penanggulangan Bencana (sasaran : Gubernur dan DPRD)

3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V Peraturan Perundang-

undangan (sasaran : Biro Hukum, Biro Pemerintahan dan Bappeda), 1 kali

6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V Peran Kesehatan dalam

Penanggulangan Bencana (sasaran : linsek dan BPBD), 2 kali

15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara

Barat V Rencana Aksi (sasaran

:BAPPEDA), 1 kali

19 Nusa Tenggara Timur

V

20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V Perencanaan

Kesiapsiagaan (sasaran :

No Provinsi Pernah Materi/Sasaran/Frekuensi Tdk Pernah Biro Keuangan Pemda, Bappeda, DPRD), 1 kali

27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V PMK-AB (sasaran : lintas

sektor), 1 kali

30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Program kerja Krisis

Center (sasaran : DPRD), 1 kali

Jumlah (%) 7 (21,2%) 26 (78,8%)

Lampiran 16 Gambaran Jenis Tenaga yang Bekerja pada Unit Kerja Pengelola Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No. Provinsi

S2 Kes

S2 N

onkes

S1/D4

kes

S1/D4

Nonkes

D3 K

es

D3

NonK

es

SLTA

Kes

SLTA

Um

um

SLTP

SD

Total

1. Nanggroe Aceh Darussalam

1 - 1 1 - 1 2 7 - - 13

2. Sumatera Utara 1 - 4 - 10 - 3 2 - - 20

3. Sumatera Barat 3 - 1 2 1 1 - 3 - 1 12

4. Riau 3 - 3 - 5 - - - - - 11

5. Kepulauan Riau 2 - 4 - 2 - - - - - 8

6. Jambi 2 - 10 2 - - - - - - 14

7. Sumatera Selatan

5 - 8 - 20 - - 4 2 1 40

8. Bangka Belitung - - 6 - - 1 - - - - 7

9. Bengkulu 3 - 4 1 1 - - - - - 9

10. Lampung 3 1 5 2 2 1 1 3 - - 18

11. Banten - - 4 - - - 4 - - - 8

12. DKI Jakarta 1 1 1 1 2 1 8 5 - - 20

13. Jawa Barat 3 - 2 1 1 - - - - - 7

14. Jawa Tengah 2 - 9 5 2 - - 7 3 - 28

15. DI Yogyakarta 4 1 8 1 2 4 - 2 2 - 24

16. Jawa Timur 11 - 8 - 1 - - 9 - - 29

17. Bali 2 - 1 1 2 3 - - - 9

18. Nusa Tenggara Barat

- 1 6 - 3 - 3 1 14 - 28

19. Nusa Tenggara Timur

- - 3 3 1 - 6 1 - - 14

20. Kalimantan Barat

1 - 1 2 1 - 2 3 - - 10

21. Kalimantan Tengah

2 - 2 2 - - - 1 - - 7

22. Kalimantan Selatan

2 - 4 - 2 - 1 10 1 - 20

23. Kalimantan Timur

2 - 3 1 - - 1 2 - - 9

24. Sulawesi Utara 4 - 10 - 2 - - 13 - - 29

No. Provinsi

S2 Kes

S2 N

onkes

S1/D4

kes

S1/D4

Nonkes

D3 K

es

D3

NonK

es

SLTA

Kes

SLTA

Um

um

SLTP

SD

Total

25. Gorontalo 8 1 11 1 8 - - - - - 29

26. Sulawesi Tengah

- - 4 - 1 - - 3 - - 8

27. Sulawesi Barat - - 10 - 8 - - 2 - - 20

28. Sulawesi Tenggara

1 - 1 1 1 - - 1 - - 5

29. Sulawesi Selatan

2 - 2 - - - 1 - - - 5

30. Maluku Utara 1 - 5 - 2 - - 1 - - 9

31. Maluku - - 1 - - - - 2 - - 3

32. Papua Barat 1 - 5 - - - - - - - 6

33. Papua - - 4 - 1 - 1 2 - - 8

Total 70 5 151 27 81 9 36 84 22 2 487

Lampiran 17 Gambaran Tenaga yang Masih Dibutuhkan oleh Unit Kerja Pengelola Program Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Dokter U

mum

S2 Epidem

iologi

SKM

Perawat

Sanitarian

1 Nanggroe Aceh Darussalam 1 0 0 1 0 2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 3 Sumatera Barat 1 0 0 4 0 4 Riau 0 0 0 0 0 5 Kepulauan Riau 2 0 2 4 0 6 Jambi 0 0 0 0 0 7 Sumatera Selatan 0 0 0 0 0 8 Bangka Belitung 2 0 0 3 0 9 Bengkulu 1 0 0 2 0 10 Lampung 0 0 0 0 0 11 Banten 1 0 0 1 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 1 13 Jawa Barat 0 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 1 0 0 1 0 15 DI Yogyakarta 1 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 17 Bali 1 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 1 0 1 0 1 19 Nusa Tenggara Timur 1 1 0 1 1 20 Kalimantan Barat 0 0 0 0 0 21 Kalimantan Tengah 0 0 0 2 0 22 Kalimantan Selatan 1 0 0 1 0 23 Kalimantan Timur 1 0 0 1 0 24 Sulawesi Utara 3 0 2 4 0 25 Gorontalo 1 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Tenggara 2 2 2 5 1 29 Sulawesi Selatan 2 2 0 2 2 30 Maluku Utara 2 0 0 2 0 31 Maluku 4 0 0 6 0 32 Papua Barat 1 0 0 0 1 33 Papua 1 1 0 1 0 Jumlah 31 6 7 41 7

Lampiran 18 Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan ACLS Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

ACLS Tenaga yg

Pernah Dilatih

Jumlah yg masih

bertugas Penyelenggara

Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

1 1

2 Sumatera Utara 8 8 PPK 3 Sumatera Barat 3 1 Yanmedik 4 Riau 1 1 PPK 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 10 3 PPK 7 Sumatera Selatan 10 10 PPK 8 Bangka Belitung 1 1 9 Bengkulu 1 0 PPK 10 Lampung 6 6 PPK 11 Banten 0 0 12 DKI Jakarta 2 2 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 5 1 15 DI Yogyakarta 0 0 16 Jawa Timur 0 0 17 Bali 3 2 PPK, Dinkes 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 20 Kalimantan Barat 0 0 21 Kalimantan Tengah 4 0 PPK 22 Kalimantan Selatan 5 5 PPK 23 Kalimantan Timur 0 0 24 Sulawesi Utara 2 2 25 Gorontalo 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 27 Sulawesi Barat 0 0 28 Sulawesi Tenggara 0 0 29 Sulawesi Selatan 0 0 30 Maluku Utara 4 4 31 Maluku 0 0 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 0 0 Jumlah 65 48

Lampiran 19 Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan ATLS Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

ATLS Tenaga yg

Pernah Dilatih

Jumlah yg masih

bertugas Penyelenggara

Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

1 1

2 Sumatera Utara 6 6 PPK 3 Sumatera Barat 3 1 Yanmedik 4 Riau 0 0 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 12 3 PPK 7 Sumatera Selatan 15 15 PPK 8 Bangka Belitung 1 1 9 Bengkulu 1 0 10 Lampung 6 6 11 Banten 4 4 12 DKI Jakarta 5 2 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 7 0 15 DI Yogyakarta 0 0 16 Jawa Timur 0 0 17 Bali 5 5 PPK, Dinkes 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 20 Kalimantan Barat 2 2 PPK 21 Kalimantan Tengah 0 0 22 Kalimantan Selatan 2 2 PPK 23 Kalimantan Timur 0 0 24 Sulawesi Utara 17 17 25 Gorontalo 3 3 PPK 26 Sulawesi Tengah 0 0 27 Sulawesi Barat 0 0 28 Sulawesi Tenggara 0 0 29 Sulawesi Selatan 0 0 30 Maluku Utara 3 3 31 Maluku 0 0 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 0 0 Jumlah 93 71

Lampiran 20

Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan BTLS Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

BTLS Tenaga yg

Pernah Dilatih

Jumlah yg masih

bertugas Penyelenggara

Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

1 1

2 Sumatera Utara 0 0 3 Sumatera Barat 0 0 4 Riau 0 0 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 0 0 7 Sumatera Selatan 0 0 8 Bangka Belitung 0 0 9 Bengkulu 0 0 10 Lampung 0 0 11 Banten 0 0 12 DKI Jakarta 15 15 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 16 Jawa Timur 0 0 17 Bali 5 5 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 20 Kalimantan Barat 15 15 21 Kalimantan Tengah 0 0 22 Kalimantan Selatan 3 3 23 Kalimantan Timur 0 0 24 Sulawesi Utara 0 0 25 Gorontalo 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 27 Sulawesi Barat 0 0 28 Sulawesi Tenggara 2 2 29 Sulawesi Selatan 0 0 30 Maluku Utara 0 0 31 Maluku 0 0 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 3 3 AGD 118 Jkt Jumlah 44 44

Lampiran 21

Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan BLS Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

BLS Tenaga yg

Pernah Dilatih

Jumlah yg msh bertugas

Penyelenggara Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

0 0 0

2 Sumatera Utara 0 0 0 3 Sumatera Barat 0 0 0 4 Riau 0 0 0 5 Kepulauan Riau 0 0 0 6 Jambi 0 0 0 7 Sumatera Selatan 0 0 0 8 Bangka Belitung 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 10 Lampung 0 0 0 11 Banten 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 17 Bali 7 7 DINKES 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 20 Kalimantan Barat 0 0 0 21 Kalimantan Tengah 0 0 0 22 Kalimantan Selatan 0 0 0 23 Kalimantan Timur 0 0 0 24 Sulawesi Utara 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 27 Sulawesi Barat 0 0 0 28 Sulawesi Tenggara 0 0 0 29 Sulawesi Selatan 0 0 0 30 Maluku Utara 0 0 0 31 Maluku 0 0 0 32 Papua Barat 0 0 0 33 Papua 0 0 0 Jumlah 7 7

Lampiran 22 Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan PPGD Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

PPGD Tenaga yg

Pernah Dilatih

Jumlah yg masih

bertugas Penyelenggara

Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

1 1

2 Sumatera Utara 0 0 3 Sumatera Barat 1 1 RSU 4 Riau 0 0 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 0 0 7 Sumatera Selatan 0 0 8 Bangka Belitung 6 6 Yanmedik 9 Bengkulu 0 0 10 Lampung 1 1 Yanmedik 11 Banten 12 12 Yanmedik 12 DKI Jakarta 10 10 Dinkes 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 4 4 15 DI Yogyakarta 3 3 Dinkes 16 Jawa Timur 0 0 17 Bali 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 2 2 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 20 Kalimantan Barat 5 5 Dinkes 21 Kalimantan Tengah 0 0 22 Kalimantan Selatan 0 0 23 Kalimantan Timur 0 0 24 Sulawesi Utara 0 0 25 Gorontalo 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 27 Sulawesi Barat 0 0 28 Sulawesi Tenggara 0 0 29 Sulawesi Selatan 0 0 30 Maluku Utara 0 0 31 Maluku 0 0 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 0 0 Jumlah 45 45

Lampiran 23

Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi yang Pernah Pelatihan Emergency Nursing Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Emergency Nursing Tenaga yg

Pernah Dilatih

Jumlah yg masih

bertugas Penyelenggara

Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

0 0

2 Sumatera Utara 4 4 PPK 3 Sumatera Barat 0 0 4 Riau 2 2 PPK 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 5 5 PPK 7 Sumatera Selatan 20 20 PPK 8 Bangka Belitung 0 0 9 Bengkulu 3 3 PPK 10 Lampung 5 2 PPK 11 Banten 0 0 12 DKI Jakarta 6 6 PPK 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 5 0 PPK 15 DI Yogyakarta 0 0 16 Jawa Timur 0 0 17 Bali 3 3 PPK 18 Nusa Tenggara Barat 9 9 PPK 19 Nusa Tenggara Timur 2 2 PPK 20 Kalimantan Barat 2 2 PPK 21 Kalimantan Tengah 0 0 22 Kalimantan Selatan 2 2 PPK 23 Kalimantan Timur 0 0 24 Sulawesi Utara 14 14 25 Gorontalo 2 2 PPK 26 Sulawesi Tengah 0 0 27 Sulawesi Barat 3 3 28 Sulawesi Tenggara 0 0 29 Sulawesi Selatan 0 0 30 Maluku Utara 2 2 PPK 31 Maluku 0 0 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 0 0 Jumlah 89 81

Lampiran 24 Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Evakuasi Korban di Perairan (Perahu Karet) Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Evakuasi Korban di Perairan (Perahu Karet) Tenaga yg

Pernah Dilatih

Jumlah yg masih

bertugas Penyelenggara

Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

3 3 PPK

2 Sumatera Utara 6 6 PPK 3 Sumatera Barat 4 3 PPK 4 Riau 1 1 PPK 5 Kepulauan Riau 1 0 PPK 6 Jambi 2 2 PPK 7 Sumatera Selatan 2 2 PPK 8 Bangka Belitung 0 0 9 Bengkulu 6 2 PPK 10 Lampung 1 0 PPK 11 Banten 1 1 PPK 12 DKI Jakarta 3 3 PPK 13 Jawa Barat 1 1 PPK 14 Jawa Tengah 6 6 PPK 15 DI Yogyakarta 0 0 16 Jawa Timur 3 3 PPK, Dinkes 17 Bali 3 3 PPK 18 Nusa Tenggara Barat 4 4 PPK 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 20 Kalimantan Barat 2 2 PPK 21 Kalimantan Tengah 4 0 PPK 22 Kalimantan Selatan 1 1 PPK 23 Kalimantan Timur 0 0 24 Sulawesi Utara 6 6 PPK 25 Gorontalo 2 2 PPK 26 Sulawesi Tengah 7 6 PPK 27 Sulawesi Barat 2 2 PPK 28 Sulawesi Tenggara 2 2 PPK 29 Sulawesi Selatan 4 4 PPK 30 Maluku Utara 0 0 31 Maluku 0 0 32 Papua Barat 1 1 Depsos 33 Papua 3 3 PPK Jumlah 81 69

Lampiran 25 Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Operasional Sarana Penunjang Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Operasional Sarana Penunjang Tenaga yg Jumlah yg Penyelenggara

Pernah Dilatih

msh bertugas

Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

0 0

2 Sumatera Utara 2 2 PPK 3 Sumatera Barat 2 2 PPK 4 Riau 0 0 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 0 0 7 Sumatera Selatan 3 3 PPK 8 Bangka Belitung 0 0 9 Bengkulu 0 0 10 Lampung 0 0 11 Banten 0 0 12 DKI Jakarta 2 2 PPK 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 3 3 PPK 15 DI Yogyakarta 0 0 16 Jawa Timur 5 5 PPK 17 Bali 2 2 PPK 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 20 Kalimantan Barat 0 0 21 Kalimantan Tengah 0 0 22 Kalimantan Selatan 2 2 PPK 23 Kalimantan Timur 0 0 24 Sulawesi Utara 2 2 PPK 25 Gorontalo 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 27 Sulawesi Barat 0 0 28 Sulawesi Tenggara 0 0 29 Sulawesi Selatan 3 3 PPK 30 Maluku Utara 0 0 31 Maluku 0 0 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 2 2 PPK Jumlah 28 28

Lampiran 26

Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan RS Lapangan Menurut Provinsi

No Provinsi

RS Lapangan Tenaga yg

Pernah Dilatih

Jumlah yg msh bertugas

Penyelenggara Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

0 0

2 Sumatera Utara 20 20 PPK 3 Sumatera Barat 0 0 4 Riau 0 0 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 0 0 7 Sumatera Selatan 7 7 PPK 8 Bangka Belitung 0 0 9 Bengkulu 0 0 10 Lampung 0 0 11 Banten 0 0 12 DKI Jakarta 4 4 PPK 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 8 8 PPK 15 DI Yogyakarta 0 0 16 Jawa Timur 5 5 PPK 17 Bali 29 29 PPK 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 20 Kalimantan Barat 0 0 21 Kalimantan Tengah 0 0 22 Kalimantan Selatan 3 2 PPK 23 Kalimantan Timur 0 0 24 Sulawesi Utara 8 8 PPK 25 Gorontalo 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 27 Sulawesi Barat 0 0 28 Sulawesi Tenggara 0 0 29 Sulawesi Selatan 4 4 PPK 30 Maluku Utara 0 0 31 Maluku 0 0 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 0 0 Jumlah 88 87

Lampiran 27

Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Manajemen Bencana Bidang kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Manajemen Bencana Bidang Kesehatan Tenaga yg

Pernah Dilatih

Jumlah yg msh bertugas

Penyelenggara Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

5 5 PPK

2 Sumatera Utara 24 24 PPK, DINKES 3 Sumatera Barat 2 2 PPK 4 Riau 2 2 PPK 5 Kepulauan Riau 2 2 PPK 6 Jambi 5 0 PPK 7 Sumatera Selatan 7 7 PPK 8 Bangka Belitung 2 2 PPK 9 Bengkulu 4 2 PPK 10 Lampung 1 1 PPK 11 Banten 1 1 PPK 12 DKI Jakarta 6 4 PPK 13 Jawa Barat 4 2 PPK 14 Jawa Tengah 5 3 PPK 15 DI Yogyakarta 4 3 PPK 16 Jawa Timur 1 1 PPK 17 Bali 3 3 PPK, DINKES 18 Nusa Tenggara Barat 6 6 PPK 19 Nusa Tenggara Timur 2 2 PPK 20 Kalimantan Barat 5 5 PPK 21 Kalimantan Tengah 2 0 PPK 22 Kalimantan Selatan 5 5 PPK 23 Kalimantan Timur 5 3 PPK 24 Sulawesi Utara 4 4 PPK 25 Gorontalo 5 5 PPK 26 Sulawesi Tengah 3 2 PPK 27 Sulawesi Barat 2 0 PPK 28 Sulawesi Tenggara 4 4 PPK 29 Sulawesi Selatan 3 3 PPK 30 Maluku Utara 3 3 PPK 31 Maluku 3 3 PPK 32 Papua Barat 2 2 PPK 33 Papua 4 4 PPK Jumlah 136 115

Lampiran 28 Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Manajemen Obat dan Logistik kesehatan

Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Manajemen Obat dan Logistik Kesehatan

Tenaga yg Pernah Dilatih

Jumlah yg msh bertugas

Penyelenggara Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

0 0

2 Sumatera Utara 4 4 PPK 3 Sumatera Barat 0 0 4 Riau 0 0 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 6 6 PPK 7 Sumatera Selatan 4 4 PPK 8 Bangka Belitung 1 1 PPK 9 Bengkulu 0 0 10 Lampung 1 0 PPK 11 Banten 1 1 PPK 12 DKI Jakarta 1 1 PPK 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 2 2 PPK 15 DI Yogyakarta 0 0 16 Jawa Timur 2 2 PPK 17 Bali 2 2 PPK 18 Nusa Tenggara Barat 1 1 PPK 19 Nusa Tenggara Timur 1 1 PPK 20 Kalimantan Barat 0 0 21 Kalimantan Tengah 3 0 PPK 22 Kalimantan Selatan 2 2 PPK 23 Kalimantan Timur 0 0 24 Sulawesi Utara 8 8 PPK 25 Gorontalo 1 1 PPK 26 Sulawesi Tengah 0 0 27 Sulawesi Barat 0 0 28 Sulawesi Tenggara 1 1 PPK 29 Sulawesi Selatan 4 0 PPK 30 Maluku Utara 2 2 PPK 31 Maluku 0 0 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 1 1 PPK Jumlah 48 40

Lampiran 29 Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan RHA Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi RHA

Tenaga yg Pernah Dilatih

Jumlah yg msh bertugas

Penyelenggara Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

0 0

2 Sumatera Utara 10 10 PPK 3 Sumatera Barat 2 1 PPK 4 Riau 0 0 5 Kepulauan Riau 1 1 PPK 6 Jambi 0 0 7 Sumatera Selatan 5 5 PPK 8 Bangka Belitung 0 0 9 Bengkulu 4 4 PPK 10 Lampung 2 1 PPK 11 Banten 0 0 12 DKI Jakarta 10 10 DINKES 13 Jawa Barat 4 4 PPK 14 Jawa Tengah 5 5 PPK 15 DI Yogyakarta 5 3 PPK 16 Jawa Timur 6 6 PPK 17 Bali 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 20 Kalimantan Barat 2 2 PPK 21 Kalimantan Tengah 6 0 PPK 22 Kalimantan Selatan 0 0 23 Kalimantan Timur 5 5 PPK 24 Sulawesi Utara 2 2 PPK 25 Gorontalo 1 1 PPK 26 Sulawesi Tengah 7 5 PPK, DINKES 27 Sulawesi Barat 5 5 PPK 28 Sulawesi Tenggara 4 4 PPK 29 Sulawesi Selatan 0 0 30 Maluku Utara 4 4 PPK 31 Maluku 2 2 PPK 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 0 0 Jumlah 92 80

Lampiran 30 Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Rencana Kontijensi Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Rencana Kontinjensi

Tenaga yg Pernah Dilatih

Jumlah yg msh bertugas

Penyelenggara Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

0 0

2 Sumatera Utara 10 10 PPK 3 Sumatera Barat 2 1 PPK 4 Riau 3 3 PPK 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 5 5 PPK 7 Sumatera Selatan 8 8 PPK 8 Bangka Belitung 0 0 9 Bengkulu 2 0 PPK 10 Lampung 0 0 11 Banten 1 1 PPK 12 DKI Jakarta 1 1 PPK 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 2 2 PPK 15 DI Yogyakarta 0 0 16 Jawa Timur 5 5 17 Bali 2 2 PPK, DINKES 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 4 4 DINKES PROV 20 Kalimantan Barat 3 3 PPK 21 Kalimantan Tengah 6 0 PPK 22 Kalimantan Selatan 2 2 PPK 23 Kalimantan Timur 4 4 PPK 24 Sulawesi Utara 5 5 PPK 25 Gorontalo 6 6 PPK 26 Sulawesi Tengah 0 0 27 Sulawesi Barat 3 0 PPK 28 Sulawesi Tenggara 3 3 PPK 29 Sulawesi Selatan 5 0 PPK 30 Maluku Utara 2 2 PPK 31 Maluku 2 2 PPK 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 1 1 PPK Jumlah 87 70

Lampiran 31 Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Pengelolaan Data dan Informasi Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Pengelolaan Data dan Informasi Tenaga yg

Pernah Dilatih

Jumlah yg msh bertugas

Penyelenggara Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

5 3 PPK

2 Sumatera Utara 2 2 PPK 3 Sumatera Barat 2 1 PPK 4 Riau 4 3 PPK 5 Kepulauan Riau 2 2 PPK 6 Jambi 3 3 PPK 7 Sumatera Selatan 5 5 PPK 8 Bangka Belitung 3 3 PPK 9 Bengkulu 2 1 PPK DEPKES 10 Lampung 5 5 PPK 11 Banten 4 2 DEPKES 12 DKI Jakarta 1 1 PPK 13 Jawa Barat 1 1 PPK 14 Jawa Tengah 1 1 PPK 15 DI Yogyakarta 3 3 PPK 16 Jawa Timur 5 5 17 Bali 3 2 PPK 18 Nusa Tenggara Barat 6 5 PPK 19 Nusa Tenggara Timur 2 2 PPK 20 Kalimantan Barat 1 1 PPK 21 Kalimantan Tengah 1 1 PPK 22 Kalimantan Selatan 1 1 PPK 23 Kalimantan Timur 4 4 PPK 24 Sulawesi Utara 3 3 PPK 25 Gorontalo 1 1 PPK 26 Sulawesi Tengah 6 4 PPK 27 Sulawesi Barat 1 1 PPK 28 Sulawesi Tenggara 3 1 PPK 29 Sulawesi Selatan 3 3 PPK 30 Maluku Utara 2 2 PPK 31 Maluku 1 1 PPK 32 Papua Barat 2 2 PPK 33 Papua 2 2 PPK Jumlah 90 77

Lampiran 32

Gambaran Tenaga Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Yang Pernah Pelatihan Radio Komunikasi Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Radio Komunikasi

Tenaga yg Pernah Dilatih

Jumlah yg msh bertugas

Penyelenggara Pelatihan

1 Nanggroe Aceh Darussalam

5 3 PPK

2 Sumatera Utara 8 8 PPK 3 Sumatera Barat 1 1 PPK 4 Riau 3 2 PPK 5 Kepulauan Riau 2 2 PPK 6 Jambi 2 2 PPK 7 Sumatera Selatan 3 3 PPK 8 Bangka Belitung 0 0 9 Bengkulu 1 0 PPK 10 Lampung 2 2 PPK 11 Banten 1 1 PPK 12 DKI Jakarta 2 2 PPK 13 Jawa Barat 1 1 PPK 14 Jawa Tengah 2 2 PPK 15 DI Yogyakarta 3 3 PPK 16 Jawa Timur 1 1 PPK 17 Bali 3 3 PPK 18 Nusa Tenggara Barat 2 1 PPK 19 Nusa Tenggara Timur 3 3 PPK 20 Kalimantan Barat 2 2 PPK 21 Kalimantan Tengah 7 0 PPK 22 Kalimantan Selatan 1 0 PPK 23 Kalimantan Timur 0 0 PPK 24 Sulawesi Utara 5 5 PPK 25 Gorontalo 0 0 26 Sulawesi Tengah 6 1 PPK 27 Sulawesi Barat 0 0 28 Sulawesi Tenggara 0 0 29 Sulawesi Selatan 8 6 PPK 30 Maluku Utara 0 0 31 Maluku 1 1 PPK 32 Papua Barat 0 0 33 Papua 0 0 Jumlah 75 55

Lampiran 33 Gambaran Pelatihan Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana yang Pernah Diselenggarakan Dinas Kesehatan Provinsi

No. Provinsi Uraian Pelatihan Frekuensi Keterangan 1 Nanggroe Aceh

Darussalam Belum pernah

2 Sumatera Utara Perahu Karet Radio Komunikasi RS. Lapangan Rencana kontijensi

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

3 Sumatera Barat RHA Rencana Kontijensi

1 kali 1 kali

4 Riau Manajemen bencana Perahu karet Pemetaan rawan

bencana

1 kali 1 kali 1 kali

2006 2007 2007

5 Kepulauan Riau Belum pernah 6 Jambi Penaggulanan

bencana untuk sukarelawan & tenaga kesehatan

1kali

7 Sumatera Selatan Belum pernah 8 Bangka Belitung Belum pernah 9 Bengkulu PPGD

Evakuasi korban di perairan

1kali

10 Lampung Belum pernah 11 Banten Belum pernah 12 DKI Jakarta ACLS

ATLS BTLS PPGD RHA Defensive Driving Medical First

Responder

13 Jawa Barat Pel Renkon Tim PBP

1 kali 1 kali

14 Jawa Tengah Belum pernah 15 D.I. Yogyakarta ACLS

PPGD AGD Lapangan PPGD Awam

3 kali 5 kali 1 kali 3 kali

Th. 2007 Th. 2007 Th. 2007 Th. 2005-07

16 Jawa Timur Belum pernah 17 Bali ATLS

ACLS Manajemen bencana

bid kesehatan Rencana kontijensi BLS

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

18 Nusa Tenggara Barat

Managemen bencana

Sistem Informasi Perahu karet Komunikasi cepat

5 kali 7 kali 2 kali 12 kali

No. Provinsi Uraian Pelatihan Frekuensi Keterangan 19 Nusa Tenggara

Timur GIS RADKOM Rencana Kontijensi

1 kali 1 kali 2 kali

20 Kalimantan Barat PPGD 1 kali 21 Kalimantan Tengah Belum pernah 22 Kalimantan Selatan TRC

SPGDT 1 kali 1 kali

23 Kalimantan Timur Belum pernah 24 Sulawesi Utara Managemen

Bencana Emergency Nursing

1 kali 1 kali

25 Gorontalo DVI Rencana Kontijensi Evakuasi korban di

perairan

2 kali 1 kali 1 kali

26 Sulawesi Tengah Pelatihan RHA 1 kali 27 Sulawesi Barat Belum pernah 28 Sulawesi Tenggara Penanggulangan

kesehatan kedaruratan bagi tenaga puskesmas dan IGD RSU Kab/Kota,

RHA, Analisis resiko

bencana

1 kali 1 kali 1 kali

Th 2006 Th 2006 Th 2006

29 Sulawesi Selatan Belum pernah 30 Maluku Utara Manajemen Bencana

dan Simulasi PB 1 kali

31 Maluku Belum pernah 32 Papua Barat Belum pernah 33 Papua Basic Life Support

Sistem Kewaspadaan Dini

SBN Ambulance

3 kali 1 kali 3 kali

Lampiran 34 Gambaran Gladi Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana yang Pernah Diselenggarakan/Diikuti Dinas Kesehatan Provinsi

No. Provinsi Jenis Gladi Frekuensi Keterangan 1 Nanggroe Aceh

Darussalam Belum pernah

2 Sumatera Utara Banjir bandang Gempa bumi Tanah longsor Kerusuhan massal

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

3 Sumatera Barat Evakuasi diperairan

Gempa bumi

1 kali 1 kali

4 Riau Belum pernah 5 Kepulauan Riau Evakuasi

diperairan 1kali

6 Jambi Belum pernah 7 Sumatera Selatan Gladi posko

jatuhnya pesawat terbang

1 klali Tahun 2007

8 Bangka Belitung Gladi posko dan lapangan penanggulangan bencana

1 kali Tahun 2006

9 Bengkulu Gempa bumi 1 kali 10 Lampung Gladi lapangan

penanggulangan bencana

1 kali

11 Banten Tsunami Bencana kimia

1 kali 1 kali

12 DKI Jakarta Gladi posko dan lapangan penanggulangan bencana

1 kali/ tahun

13 Jawa Barat Belum pernah 14 Jawa Tengah Gladi RS Lapangan

Gladi lapangan penanggulangan bencana

3 kali 1 kali

15 D.I. Yogyakarta Gladi lapangan tim AGD

1 kali Th. 2007

16 Jawa Timur Belum pernah 17 Bali Kerusuhaan masal 1 kali Di tanah lot

selama 3 hari 18 Nusa Tenggara Barat Banjir

Gelombang Pasang 1 kali 1 kali

19 Nusa Tenggara Timur Gladi posko 1 kali 20 Kalimantan Barat Belum pernah 21 Kalimantan Tengah Belum pernah

No. Provinsi Jenis Gladi Frekuensi Keterangan 22 Kalimantan Selatan TRC 1 kali 23 Kalimantan Timur Gladi

Penanggulangan bencana

1 kali

24 Sulawesi Utara Tsunami Drill 1 kali 25 Gorontalo Evakuasi korban di

perairan 1 kali

26 Sulawesi Tengah Gempa bumi 1 kali 27 Sulawesi Barat Belum pernah 28 Sulawesi Tenggara Simulasi kebakaran

Gelombang pasang 1 kali 1 kali

Tahun 2005 Tahun 2006

29 Sulawesi Selatan Tsunami Banjir Tanah longsor Kecelakaan

pesawat

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

30 Maluku Utara Evakuasi korban di perairan

1 kali

31 Maluku Gempa bumi Tsunami

1 kali 1 kali

32 Papua Barat Belum pernah 33 Papua Kerusuhan massal 1 kali

Lampiran 35 Gambaran Sarana Transportasi R4 yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Am

bulans

Operasional

R4

Bak Terbuka

Mobil K

linik

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0 1 1 0 2 Sumatera Utara 6 1 0 1 3 Sumatera Barat 2 1 0 1 4 Riau 1 1 0 0 5 Kepulauan Riau 1 1 0 0 6 Jambi 3 1 0 0 7 Sumatera Selatan 5 1 1 2 8 Bangka Belitung 0 1 0 0 9 Bengkulu 1 1 0 0 10 Lampung 1 1 0 0 11 Banten 4 1 0 0 12 DKI Jakarta 50 1 3 2 13 Jawa Barat 1 1 0 0 14 Jawa Tengah 1 1 1 1 15 DI Yogyakarta 2 1 1 0 16 Jawa Timur 1 1 0 1 17 Bali 1 3 1 2 18 Nusa Tenggara Barat 2 2 1 0 19 Nusa Tenggara Timur 1 1 0 0 20 Kalimantan Barat 1 2 2 0 21 Kalimantan Tengah 0 1 0 0 22 Kalimantan Selatan 2 1 1 1 23 Kalimantan Timur 1 1 1 0 24 Sulawesi Utara 1 4 0 1 25 Gorontalo 1 2 0 0 26 Sulawesi Tengah 1 1 0 0 27 Sulawesi Barat 1 1 1 0 28 Sulawesi Tenggara 1 1 0 0 29 Sulawesi Selatan 1 4 0 2 30 Maluku Utara 1 1 1 0 31 Maluku 1 1 0 0 32 Papua Barat 1 1 0 0 33 Papua 5 1 1 0 Jumlah 101 44 16 14

Lampiran 36 Gambaran Sarana Transportasi R3, R2, Perahu Karet dan Kapal Laut yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

R3

Sepeda Motor

Perahu Karet

Speed Boat

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0 1 2 0 2 Sumatera Utara 1 4 10 0 3 Sumatera Barat 1 2 4 0 4 Riau 0 0 2 0 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 6 Jambi 0 0 1 0 7 Sumatera Selatan 1 3 3 0 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 2 0 10 Lampung 0 0 0 0 11 Banten 0 2 2 0 12 DKI Jakarta 0 12 8 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 1 3 10 0 15 DI Yogyakarta 0 1 0 0 16 Jawa Timur 1 3 8 0 17 Bali 1 3 3 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 1 1 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 3 0 0 20 Kalimantan Barat 0 0 3 0 21 Kalimantan Tengah 0 0 1 0 22 Kalimantan Selatan 1 3 6 0 23 Kalimantan Timur 0 0 1 0 24 Sulawesi Utara 1 4 4 0 25 Gorontalo 0 0 7 0 26 Sulawesi Tengah 0 1 7 0 27 Sulawesi Barat 0 0 0 0 28 Sulawesi Tenggara 0 1 0 0 29 Sulawesi Selatan 1 2 4 1 30 Maluku Utara 0 0 0 0 31 Maluku 0 1 0 1 32 Papua Barat 0 0 0 0 33 Papua 1 0 2 0 Jumlah 10 50 90 2

Lampiran 37 Gambaran Sarana Komunikasi yang Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Telepon

Faksimili

SSB

HT/R

IG

Handphone

Handphone Satelit

1 Nanggroe Aceh Darussalam

1 1 0 0 0 0

2 Sumatera Utara 3 6 1 30 0 2 3 Sumatera Barat 1 1 1 26 0 0 4 Riau 1 1 0 0 0 0 5 Kepulauan Riau 1 1 1 1 0 0 6 Jambi 2 2 0 10 0 0 7 Sumatera Selatan 1 1 1 30 0 2 8 Bangka Belitung 2 1 0 5 0 0 9 Bengkulu 1 1 0 4 0 0 10 Lampung 1 1 0 0 0 0 11 Banten 1 1 0 7 0 0 12 DKI Jakarta 1 1 0 246 0 0 13 Jawa Barat 1 1 1 3 0 0 14 Jawa Tengah 1 1 2 35 0 2 15 DI Yogyakarta 1 1 0 15 0 0 16 Jawa Timur 3 1 0 30 0 0 17 Bali 1 1 0 36 0 2 18 Nusa Tenggara Barat 1 1 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 1 1 1 1 0 0 20 Kalimantan Barat 1 1 2 4 0 0 21 Kalimantan Tengah 1 1 1 4 0 0 22 Kalimantan Selatan 1 1 0 35 0 2 23 Kalimantan Timur 1 1 0 0 0 0 24 Sulawesi Utara 1 1 0 38 0 0 25 Gorontalo 1 1 0 1 0 0 26 Sulawesi Tengah 1 1 1 4 0 0 27 Sulawesi Barat 1 1 0 0 0 0 28 Sulawesi Tenggara 1 1 0 0 0 0 29 Sulawesi Selatan 2 2 1 30 0 2 30 Maluku Utara 1 1 0 0 0 2 31 Maluku 1 1 0 0 0 2 32 Papua Barat 1 1 0 0 0 0 33 Papua 1 1 3 10 0 1 Jumlah 40 40 16 605 0 17

Lampiran 38 Gambaran Sarana Informasi yang Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Televisi

Kam

era

LCD

Proyektor

PC K

omputer

Laptop

Scanner

Handycam

1 Nanggroe Aceh Darussalam 0 0 0 4 1 0 0 2 Sumatera Utara 2 1 1 3 1 0 0 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0 4 Riau 0 0 0 3 1 0 0 5 Kepulauan Riau 0 1 0 0 0 0 0 6 Jambi 0 0 0 0 1 0 0 7 Sumatera Selatan 2 1 1 2 2 0 1 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 1 0 0 0 10 Lampung 0 0 0 0 0 0 0 11 Banten 1 1 1 4 1 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 1 1 1 0 0 13 Jawa Barat 1 0 0 1 1 1 0 14 Jawa Tengah 2 2 1 2 1 0 1 15 DI Yogyakarta 0 0 0 3 0 0 0 16 Jawa Timur 2 1 1 0 2 1 1 17 Bali 2 1 1 2 1 2 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 1 2 1 0 1 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 1 0 0 0 20 Kalimantan Barat 0 0 1 1 0 0 0 21 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 22 Kalimantan Selatan 1 1 0 2 1 1 1 23 Kalimantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 24 Sulawesi Utara 2 0 1 2 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 1 0 3 1 0 0 0 27 Sulawesi Barat 1 0 0 0 1 0 0 28 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Selatan 3 1 1 2 2 0 1 30 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 31 Maluku 0 0 2 5 5 0 0 32 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0 33 Papua 1 1 0 1 2 0 0 Jumlah 19 11 16 43 25 5 6

Lampiran 39 Gambaran Sarana Penunjang yang Dapat Dioperasionalkan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Tenda

Genset

Velbed

Motor Tem

pel

Tandu

1 Nanggroe Aceh Darussalam 6 1 3 1 0 2 Sumatera Utara 10 3 100 10 0 3 Sumatera Barat 12 3 68 4 0 4 Riau 2 0 0 2 0 5 Kepulauan Riau 2 0 0 0 0 6 Jambi 2 0 0 0 0 7 Sumatera Selatan 15 7 50 3 10 8 Bangka Belitung 2 0 0 0 0 9 Bengkulu 4 1 50 1 0 10 Lampung 3 0 0 0 0 11 Banten 2 0 50 0 0 12 DKI Jakarta 7 3 103 1 0 13 Jawa Barat 4 0 100 0 0 14 Jawa Tengah 16 3 120 10 2 15 DI Yogyakarta 2 0 25 0 0 16 Jawa Timur 1 3 30 8 0 17 Bali 10 4 150 3 2 18 Nusa Tenggara Barat 4 0 0 1 0 19 Nusa Tenggara Timur 3 1 0 0 0 20 Kalimantan Barat 2 1 0 5 0 21 Kalimantan Tengah 2 0 0 1 0 22 Kalimantan Selatan 6 5 160 8 0 23 Kalimantan Timur 2 0 0 1 0 24 Sulawesi Utara 10 3 50 4 0 25 Gorontalo 3 0 0 7 0 26 Sulawesi Tengah 2 1 0 7 0 27 Sulawesi Barat 4 0 0 1 0 28 Sulawesi Tenggara 2 0 0 0 0 29 Sulawesi Selatan 11 3 50 2 0 30 Maluku Utara 2 0 0 0 0 31 Maluku 2 0 0 0 0 32 Papua Barat 2 0 0 0 0 33 Papua 6 4 50 2 0 Jumlah 163 46 1.159 82 14

Lampiran 40 Gambaran Kepemilikan Buffer Stock Obat, MP-ASI dan Alat Kesehatan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Obat dan

Bahan H

abis Pakai

MP-A

SI

Emergency K

it

Tabung O

ksigen

1 Nanggroe Aceh Darussalam Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 2 Sumatera Utara Ada Ada Ada Ada 3 Sumatera Barat Ada Ada Ada Ada 4 Riau Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 5 Kepulauan Riau Ada Ada Ada Ada 6 Jambi Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 7 Sumatera Selatan Ada Tdk Ada Ada Ada 8 Bangka Belitung Ada Tdk Ada Ada Ada 9 Bengkulu Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 10 Lampung Ada Tdk Ada Ada Ada 11 Banten Ada Ada Ada Ada 12 DKI Jakarta Ada Tdk Ada Ada Ada 13 Jawa Barat Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 14 Jawa Tengah Ada Ada Ada Ada 15 DI Yogyakarta Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 16 Jawa Timur Ada Ada Ada Ada 17 Bali Ada Tdk Ada Ada Ada 18 Nusa Tenggara Barat Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 19 Nusa Tenggara Timur Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 20 Kalimantan Barat Ada Ada Tdk Ada Ada 21 Kalimantan Tengah Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 22 Kalimantan Selatan Ada Ada Ada Ada 23 Kalimantan Timur Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 24 Sulawesi Utara Ada Tdk Ada Ada Ada 25 Gorontalo Ada Ada Ada Ada 26 Sulawesi Tengah Ada Ada Ada Tdk Ada 27 Sulawesi Barat Ada Ada Ada Tdk Ada 28 Sulawesi Tenggara Ada Tdk Ada Ada Ada 29 Sulawesi Selatan Ada Ada Ada Ada 30 Maluku Utara Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 31 Maluku Ada Ada Ada Ada 32 Papua Barat Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 33 Papua Ada Tdk Ada Ada Ada

Lampiran 41 Gambaran Kepemilikan Buffer Stock Bahan dan Alat Sanitasi untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

PAC

Fogging M

achine

Insektisida

Kantong

Sampah

Kantong M

ayat

1 Nanggroe Aceh Darussalam Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 2 Sumatera Utara Ada Ada Ada Ada Ada 3 Sumatera Barat Ada Ada Ada Tdk Ada Ada 4 Riau Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 5 Kepulauan Riau Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 6 Jambi Ada Ada Ada Tdk Ada Ada 7 Sumatera Selatan Ada Ada Ada Ada Ada 8 Bangka Belitung Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada Ada 9 Bengkulu Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada Ada 10 Lampung Ada Ada Ada Tdk Ada Ada 11 Banten Ada Ada Tdk Ada Ada Ada 12 DKI Jakarta Ada Ada Ada Ada Ada 13 Jawa Barat Ada Ada Tdk Ada Ada Ada 14 Jawa Tengah Ada Ada Ada Ada Ada 15 DI Yogyakarta Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 16 Jawa Timur Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada Ada 17 Bali Ada Ada Tdk Ada Ada Ada 18 Nusa Tenggara Barat Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 19 Nusa Tenggara Timur Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 20 Kalimantan Barat Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 21 Kalimantan Tengah Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 22 Kalimantan Selatan Ada Ada Tdk Ada Ada Ada 23 Kalimantan Timur Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 24 Sulawesi Utara Ada Ada Ada Ada Ada 25 Gorontalo Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Ada 26 Sulawesi Tengah Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 27 Sulawesi Barat Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 28 Sulawesi Tenggara Ada Ada Ada Tdk Ada Ada 29 Sulawesi Selatan Ada Ada Tdk Ada Ada Ada 30 Maluku Utara Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 31 Maluku Ada Ada Ada Ada Ada 32 Papua Barat Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 33 Papua Ada Tdk Ada Ada Ada Ada

Lampiran 41 (lanjutan) Gambaran Kepemilikan Buffer Stock Bahan dan Alat Sanitasi untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Repellent Lalat

Mist B

lower

Water

Purifier

Kaporit

WC

Kim

ia

1 Nanggroe Aceh Darussalam Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada 2 Sumatera Utara Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 3 Sumatera Barat Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 4 Riau Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada 5 Kepulauan Riau Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 6 Jambi Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 7 Sumatera Selatan Tdk Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 8 Bangka Belitung Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 9 Bengkulu Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada 10 Lampung Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada 11 Banten Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada 12 DKI Jakarta Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 13 Jawa Barat Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada 14 Jawa Tengah Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada 15 DI Yogyakarta Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada 16 Jawa Timur Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada 17 Bali Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 18 Nusa Tenggara Barat Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 19 Nusa Tenggara Timur Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 20 Kalimantan Barat Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 21 Kalimantan Tengah Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 22 Kalimantan Selatan Tdk Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 23 Kalimantan Timur Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 24 Sulawesi Utara Tdk Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 25 Gorontalo Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 26 Sulawesi Tengah Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 27 Sulawesi Barat Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 28 Sulawesi Tenggara Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada 29 Sulawesi Selatan Tdk Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 30 Maluku Utara Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 31 Maluku Ada Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada 32 Papua Barat Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 33 Papua Tdk Ada Ada Ada Ada Ada

Lampiran 42 Gambaran Kepemilikan Buffer Stock Alat Pelindung Diri untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Masker

Helm

Sarung Tangan

Sepatu Boot

Jas Hujan

1 Nanggroe Aceh Darussalam Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 2 Sumatera Utara Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada 3 Sumatera Barat Ada Tdk Ada Ada Ada Ada 4 Riau Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 5 Kepulauan Riau Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 6 Jambi Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 7 Sumatera Selatan Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada 8 Bangka Belitung Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada 9 Bengkulu Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 10 Lampung Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 11 Banten Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada 12 DKI Jakarta Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 13 Jawa Barat Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 14 Jawa Tengah Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada 15 DI Yogyakarta Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 16 Jawa Timur Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 17 Bali Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 18 Nusa Tenggara Barat Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 19 Nusa Tenggara Timur Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 20 Kalimantan Barat Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 21 Kalimantan Tengah Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 22 Kalimantan Selatan Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 23 Kalimantan Timur Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada 24 Sulawesi Utara Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 25 Gorontalo Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 26 Sulawesi Tengah Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada 27 Sulawesi Barat Ada Ada Ada Ada Ada 28 Sulawesi Tenggara Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 29 Sulawesi Selatan Ada Ada Ada Ada Ada 30 Maluku Utara Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 31 Maluku Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada 32 Papua Barat Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 33 Papua Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada

Lampiran 43 Gambaran Kepemilikan Buffer Stock Identitas Petugas Lapangan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Jaket

Tanda Pengenal

Rom

pi

Seragam

Tim

kesheatan

Topi Lapangan

Spanduk

1 Nanggroe Aceh Darussalam

Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada

2 Sumatera Utara Ada Ada Ada Ada Ada Ada 3 Sumatera Barat Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Ada Ada 4 Riau Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 5 Kepulauan Riau Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 6 Jambi Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 7 Sumatera Selatan Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 8 Bangka Belitung Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada 9 Bengkulu Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 10 Lampung Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 11 Banten Ada Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 12 DKI Jakarta Ada Ada Ada Ada Ada Ada 13 Jawa Barat Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Ada Tdk Ada 14 Jawa Tengah Ada Tdk Ada Ada Ada Ada Ada 15 DI Yogyakarta Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 16 Jawa Timur Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 17 Bali Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada Ada 18 Nusa Tenggara Barat Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 19 Nusa Tenggara Timur Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 20 Kalimantan Barat Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada 21 Kalimantan Tengah Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 22 Kalimantan Selatan Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 23 Kalimantan Timur Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 24 Sulawesi Utara Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 25 Gorontalo Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 26 Sulawesi Tengah Tdk Ada Tdk Ada Ada Ada Tdk Ada Ada 27 Sulawesi Barat Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 28 Sulawesi Tenggara Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 29 Sulawesi Selatan Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada 30 Maluku Utara Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 31 Maluku Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Ada Tdk Ada Tdk Ada 32 Papua Barat Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada Tdk Ada 33 Papua Ada Ada Ada Tdk Ada Ada Ada

Lampiran 44 Gambaran Pembiayaan untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008 No Provinsi Ketersediaan Sumber 1 Nanggroe Aceh

Darussalam Ada APBD

2 Sumatera Utara Ada APBN, APBD 3 Sumatera Barat Ada APBD 4 Riau Ada APBD 5 Kepulauan Riau Tdk Ada 6 Jambi Ada APBD 7 Sumatera Selatan Ada APBN, APBD, Bantuan

Pengusaha 8 Bangka Belitung Ada APBD 9 Bengkulu Ada APBD 10 Lampung Tdk Ada 11 Banten Ada APBD 12 DKI Jakarta Ada APBD 13 Jawa Barat Ada APBD 14 Jawa Tengah Ada APBN, APBD 15 DI Yogyakarta Ada APBD 16 Jawa Timur Ada APBD 17 Bali Ada APBN, APBD 18 Nusa Tenggara Barat Ada APBN, APBD, Bantuan GTZ 19 Nusa Tenggara Timur Ada APBD 20 Kalimantan Barat Ada APBN, APBD 21 Kalimantan Tengah Ada APBD 22 Kalimantan Selatan Ada APBN, APBD, Perusahaan

Nasional 23 Kalimantan Timur Tdk Ada 24 Sulawesi Utara Ada APBN 25 Gorontalo Ada APBN, APBD 26 Sulawesi Tengah Ada APBD 27 Sulawesi Barat Ada APBD 28 Sulawesi Tenggara Tdk Ada 29 Sulawesi Selatan Ada APBN, APBD 30 Maluku Utara Tdk Ada 31 Maluku Tdk Ada 32 Papua Barat Tdk Ada 33 Papua Ada APBD

Lampiran 45 Gambaran Kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana yang Mendapatkan Anggaran Pembiayaan Menurut Provinsi Tahun 2008 No Provinsi Jenis Kegiatan 1 Nanggroe Aceh

Darussalam Pertemuan, Pelatihan, Operasional/mobilisasi Tim Penanggulangan, Pengadaan sarana penunjang, alat komunikasi dan informasi

2 Sumatera Utara Pertemuan, pelatihan 3 Sumatera Barat Pertemuan, Pelatihan, Operasional/mobilisasi Tim

Penanggulangan 4 Riau Pertemuan, operasional pengelolaan program 5 Jambi Pengadaan Alkes dan alat komunikasi 6 Sumatera Selatan Pelatihan, pengadaan sarana penunjang 7 Bangka Belitung Operasional/mobilisasi Tim Penanggulangan 8 Bengkulu Pengadaan alkes, alat komunikasi dan sarana

penunjang 9 Banten Pertemuan, pengadaan alkes, obat dan bahan habis

pakai serta alat sanitasi/kesehatan lingkungan 10 DKI Jakarta Pertemuan, Pelatihan, Gladi, Penyusunan

peraturan/kebijakan/protap/juklak/juknis/pedoman, pengadaan obat dan bahan habis pakai

11 Jawa Barat Pertemuan, operasional pengelolaan program, Operasional/mobilisasi Tim Penanggulangan,

12 Jawa Tengah Pertemuan, pelatihan, Operasional/mobilisasi Tim Penanggulangan, pengadaan obat dan bahan habis pakai, pengadaan alkes, alat komunikasi dan alat sanitasi/kesehatan lingkungan

13 DI Yogyakarta Pertemuan dan Penyusunan peraturan/kebijakan/protap/juklak/juknis/pedoman

14 Jawa Timur Pertemuan, Pelatihan, Gladi, Operasional/mobilisasi Tim Penanggulangan

15 Bali Pertemuan, operasional pengelolaan program, Operasional/mobilisasi Tim Penanggulangan, pengadaan obat dan bahan habis pakai, pengadaan alkes, dan alat sanitasi/kesehatan lingkungan

16 Nusa Tenggara Barat Gladi 17 Nusa Tenggara Timur Pertemuan dan operasional pengelolaan program 18 Kalimantan Barat Pertemuan, Pelatihan, Operasional/mobilisasi Tim

Penanggulangan 19 Kalimantan Tengah Pertemuan, pengadaan obat dan bahan habis pakai 20 Kalimantan Selatan Pertemuan, Gladi dan operasional pengelolaan

program 21 Sulawesi Utara Operasional pengelolaan program dan

operasional/mobilisasi Tim Penanggulangan 22 Gorontalo Pertemuan, Pelatihan dan Gladi

No Provinsi Jenis Kegiatan 23 Sulawesi Tengah Operasional pengelolaan program 24 Sulawesi Barat Operasional pengelolaan program 25 Sulawesi Selatan Operasional pengelolaan program 26 Papua Pertemuan, Pelatihan, operasional pengelolaan

program, operasional/mobilisasi Tim Penanggulangan, pengadaan obat dan bahan habis pakai serta pengadaan alkes

Lampiran 46 Gambaran Tindakan yang Pertama Kali Dilakukan oleh Pengelola Program Bila Ada Informasi Kejadian Bencana Menurut Provinsi

No Provinsi Tindakan yang Dilakukan 1 Nanggroe Aceh

Darussalam Menunggu instruksi Kadinkes

2 Sumatera Utara Langsung menugaskan Tim ke lapangan 3 Sumatera Barat Melakukan pertemuan lintas program 4 Riau Melakukan pertemuan lintas program 5 Kepulauan Riau Menunggu instruksi Kadinkes 6 Jambi Menunggu instruksi Kadinkes 7 Sumatera Selatan Menunggu instruksi Kadinkes 8 Bangka Belitung Menunggu instruksi Kadinkes 9 Bengkulu Melakukan pertemuan lintas program 10 Lampung Langsung menugaskan Tim ke lapangan 11 Banten Langsung menugaskan Tim ke lapangan dan

mengirimkan bantuan sarana 12 DKI Jakarta Langsung menugaskan Tim ke lapangan 13 Jawa Barat Langsung menugaskan Tim ke lapangan 14 Jawa Tengah Langsung menugaskan Tim ke lapangan 15 DI Yogyakarta Langsung menugaskan Tim ke lapangan 16 Jawa Timur Melakukan pertemuan lintas program dan lintas

sektor 17 Bali Langsung menugaskan Tim ke lapangan 18 Nusa Tenggara Barat Langsung menugaskan Tim ke lapangan 19 Nusa Tenggara Timur Menunggu instruksi Kadinkes 20 Kalimantan Barat Langsung menugaskan Tim ke lapangan 21 Kalimantan Tengah Langsung menugaskan Tim ke lapangan dan

mengirimkan bantuan sarana 22 Kalimantan Selatan Menunggu instruksi Kadinkes 23 Kalimantan Timur Langsung menugaskan Tim ke lapangan 24 Sulawesi Utara Langsung menugaskan Tim ke lapangan 25 Gorontalo Menunggu instruksi Kadinkes 26 Sulawesi Tengah Langsung menugaskan Tim ke lapangan dan

mengirimkan bantuan sarana 27 Sulawesi Barat Menunggu instruksi Kadinkes 28 Sulawesi Tenggara Langsung menugaskan Tim ke lapangan 29 Sulawesi Selatan Langsung menugaskan Tim ke lapangan 30 Maluku Utara Melakukan pertemuan lintas program 31 Maluku Langsung menugaskan Tim ke lapangan 32 Papua Barat Menunggu instruksi Kadinkes 33 Papua Melakukan pertemuan lintas program

Lampiran 47 Gambaran Kepemilikan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Kepemilikan TRC Asal Anggota TRC

Punya Tidak Punya Lintas Program Lintas Sektor

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V

2 Sumatera Utara

V Surveilans, Yankes, PL& Matra, Farmasi

TNI, POLRI, BSB RS HAM, PMI

3 Sumatera Barat

V Seluruh Bidang terkait di Lingkungan Dinkes Provinsi

SATKORLAK,Penanggulangan BencanaProv

4 Riau V Surveilans, Gizi, Farmasi, Promkes

RSUD Prov., Biddokes Polda

5 Kepulauan Riau

V

6 Jambi V Seluruh Bidang terkait di Lingkungan Dinkes Provinsi

RSUD

7 Sumatera Selatan

V Seluruh Bidang terkait di Lingkungan Dinkes Provinsi

RSMH, RSUD, RS Mata, RS Paru, Dinkes Kab/Kota, BTKL, BBLabkes, PMI, RS POLRI, RS TNI

8 Bangka Belitung

V PL, Yankes, Gizi, KIA

9 Bengkulu V Bidang P2PL, YANKES, KESMAS, SDK

RSUD

10 Lampung V 11 Banten V Seluruh Bidang terkait

di Lingkungan Dinkes Provinsi

12 DKI Jakarta V Seluruh Bidang terkait di Lingkungan Dinkes Provinsi, Sudinkes dan Puskesmas

RSUD

13 Jawa Barat V Sekretariat, P2PL, Yankes, SDK

14 Jawa Tengah V Seluruh Bidang terkait di Lingkungan Dinkes Provinsi

RS Muwardi, RS Karyadi, Polda, KodamI Diponegoro

15 DI Yogyakarta V

16 Jawa Timur V P3PMK, Surveilans 17 Bali V Dibentuk Khusus

kendali di Dinkes

18 Nusa Tenggara Barat

V Seluruh Bidang terkait di Lingkungan Dinkes Provinsi

KKP, TNI/POLRI, PMI

No Provinsi Kepemilikan TRC Asal Anggota TRC

Punya Tidak Punya Lintas Program Lintas Sektor

19 Nusa Tenggara Timur

V

20 Kalimantan Barat

V Yankes P2PL Bid Kesga dan Gizi

RSUD RS TNI/Polri KKP Dinkes Kota Pontianak RAPI

21 Kalimantan Tengah

V Sie pemberantasan penyakit

RSUD dibawah Dinkes Prov

22 Kalimantan Selatan

V P2PL, YANKES & Farmasi/LITBANGKES

BIDDOKKES POLDA, Denkesyah TNI, RSU

23 Kalimantan Timur

V Tim 118 RSUD AW Sjahranie

24 Sulawesi Utara

V KESLING, P2, UPK, YANKES

PMI, RS, BIDDOKKES POLDA, DINKESRA, BTKL

25 Gorontalo V YANKES, Farmasi, P2M, gizi

26 Sulawesi Tengah

V

27 Sulawesi Barat

V

28 Sulawesi Tenggara

V

29 Sulawesi Selatan

V Seksi pengamatan, KESLING, YANFAR

RSUD Dr. Wahidu, RS Labuang Baji, RS Haji, RS Pelamonia, RS Jala Amari AL

30 Maluku Utara V YANKES, P2M, PROMKES, KIA/KB, Bag. Umum & Perlengkapan

PMI, RSUD

31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V P2PL, YANKES,

PROMKES RSUD

Jumlah (%) 23 (69,7%) 10 (30,3%)

Lampiran 48 Jenis dan Jumlah Tenaga Anggota TRC Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Dok

ter

um

um

Dok

ter

spes

ialis

bed

ah

Dok

ter

spes

ialis

an

este

si

Per

awat

Per

awat

mah

ir

Bid

an

Sarj

ana

Kes

ehat

an

Mas

yara

kat

Ah

li gi

zi

Apo

teke

r/A

sist

en A

pote

ker

Ten

aga

DV

I

San

itar

ian

Sopi

r am

bul

ans

Pet

uga

s ko

mu

nika

si

1 Sumatera Utara 10 4 4 30 10 10 15 5 5 10 10 5 5 2 Sumatera Barat 3 2 2 2 2 2 3 7 3 Riau 4 4 3 3 2 3 2 1 4 Jambi 10 5 Sumatera Selatan 40 9 4 7 73 18 20 14 4 10 18 14 2 6 Bangka Belitung 2 1 1 1 7 Bengkulu 2 1 1 6 2 4 1 1 2 2 2 8 Banten 7 10 4 6 4 2 4 2 4 6 2 9 DKI Jakarta 1 50 10 Jawa Barat 2 3 3 6 11 Jawa Tengah 9 3 12 3 3 2 12 Jawa Timur 3 1 12 13 Bali 8 13 3 5 11 14 Nusa Tenggara

Barat 3 5 2 15 6 3

15 Kalimantan Barat 11 1 1 20 5 3 4 3 3 12 16 Kalimantan

Tengah 1 1 1 2 1 1 1

17 Kalimantan Selatan

17 8 2 20 14 3 6 5 34 5 6 5 2

18 Kalimantan Timur 2 1 4 2 4 19 Sulawesi Utara 6 3 6 6 3 3 3 6 6 3 3 20 Gorontalo 2 4 1 1 2 1 3 21 Sulawesi Selatan 10 2 2 20 10 5 10 5 5 2 5 3 22 Maluku Utara 5 2 21 10 11 9 4 2 1 2 2 23 Papua 2 1 1 6 4 1 4 2 1 2 2 1

Lampiran 49 Gambaran Kewenangan Menggerakkan TRC Menurut Provinsi Tahun 2008

No. Provinsi Kadinkes Lainnya 1 Sumatera Utara V 2 Sumatera Barat V 3 Riau Pengelola Program 4 Jambi Pengelola Program 5 Sumatera Selatan V 6 Bangka Belitung V 7 Bengkulu V 8 Banten Pengelola Program 9 DKI Jakarta V 10 Jawa Barat V 11 Jawa Tengah V 12 Jawa Timur V 13 Bali V 14 Nusa Tenggara Barat V 15 Kalimantan Barat V 16 Kalimantan Tengah V 17 Kalimantan Selatan V Ka. UK PKK Dinkes,

Direktur RS Ulin Banjarmasin

18 Kalimantan Timur V 19 Sulawesi Utara V 20 Gorontalo V 21 Sulawesi Selatan V 22 Maluku Utara V 23 Papua V

Lampiran 50 Gambaran Mobilisasi TRC dalam Keadaan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Setiap

Kejadian Bencana

Kadang-kadang

Tidak Pernah Alasannya

1 Sumatera Utara V Tergantung besar kecilnya bencana

2 Sumatera Barat V 3 Riau V Tergantung besar

kecilnya bencana 4 Jambi V 5 Sumatera Selatan V Tergantung besar

kecilnya bencana 6 Bangka Belitung V 7 Bengkulu V 8 Banten V 9 DKI Jakarta V 10 Jawa Barat V 11 Jawa Tengah V 12 Jawa Timur V 13 Bali V 14 Nusa Tenggara Barat V 15 Kalimantan Barat V Tergantung

permintaan Dinkes kab/kota

16 Kalimantan Tengah V Tim baru dibentuk 17 Kalimantan Selatan V Tenaga yang

terbatas 18 Kalimantan Timur V Tergantung besar

kecilnya bencana 19 Sulawesi Utara V Tergantung besar

kecilnya bencana 20 Gorontalo V 21 Sulawesi Selatan V 22 Maluku Utara V Tenaga yang

terbatas 23 Papua V Tergantung besar

kecilnya bencana Jumlah 12 (52,2%) 10 (43,5%) 1 (4,3%)

Lampiran 51 Gambaran Waktu untuk Mobilisasi TRC dalam Keadaan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi <24 Jam 1 – 2 Hari >2 Hari

1 Sumatera Utara V 2 Sumatera Barat V 3 Riau V 4 Jambi V 5 Sumatera Selatan V 6 Bangka Belitung V 7 Bengkulu V 8 Banten V 9 DKI Jakarta V 10 Jawa Barat V 11 Jawa Tengah V 12 Jawa Timur V 13 Bali V 14 Nusa Tenggara Barat V 15 Kalimantan Barat V 16 Kalimantan Selatan V 17 Kalimantan Timur V 18 Sulawesi Utara V 19 Gorontalo V 20 Sulawesi Selatan V 21 Maluku Utara V 22 Papua V Jumlah 16 (72,7%) 5 (22,7%) 1 (4,6%)

Lampiran 52 Gambaran Kepemilikan Tim Bantuan Kesehatan selain TRC Menurut Provinsi Tahun 2008 No Provinsi Memiliki Tdk Memiliki Asal Anggota 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V LP : Yankes, P2PL

LS : RSUP, FK-USU, Biddokes Polda, Kesdam

3 Sumatera Barat V LP : - LS : RSU, FK-Unand, Denkesyah, RS TNI, Biddokes Polda, Poltekes

4 Riau V LP : - LS : RSUD, Denkesyah, Biddokes Polda

5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V LP : Bidang terkait di

lingkup Dinkes Prov LS : -

8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V LP : Yankes, P3PL,

Farmakmin, Sumber Daya Kesehatan, Labkesda LS : -

11 Banten V 12 DKI Jakarta V LP : AGD

LS : Biddokkes Polda, RSU

13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V LP : P2, PKPL,

Promkes, UK, Subag Umum LS : RSU

15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V LP : Bidang terkait di

lingkup Dinkes Prov LS : Denkesyah, Biddokes Polda, KKP, PMI

19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V LP : -

LS : RSUD, RS TNI, Biddokes Polda, KKP,

No Provinsi Memiliki Tdk Memiliki Asal Anggota Labkesda, Poltekes

21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V LP : Yankes, P2PL,

Unit Kewaspadaan dan Penanganan Krisis Kesehatan LS : Biddokes Polda

23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V LP : Yankes, Balai

Penunjang Yankes LS : PMI, RSU

25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V LP : -

LS : RSUD, Denkesyah, Biddokes Polda

27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V LP : Upaya Kesehatan

dan Gizi, Pemberantasan Penyakit, Promosi dan lingkungan sehat LS : RSUD

29 Sulawesi Selatan V LP : - LS : RSU

30 Maluku Utara V LP : - LS : RSU

31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V LP : -

LS : Poltekes, SBH Jumlah (%) 16 (48,5%) 17 (51,5%)

Lampiran 53 Gambaran Kewenangan Menggerakkan Tim Bantuan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Kadinkes Lainnya 1 Sumatera Utara V 2 Sumatera Barat V 3 Riau Kasubdin P2PL 4 Sumatera Selatan V Sek. Dinkes 5 Lampung V 6 DKI Jakarta V 7 Jawa Tengah V 8 Nusa Tenggara Barat V 9 Kalimantan Barat V 10 Kalimantan Selatan V Kepala Unit

UKPKK 11 Sulawesi Utara V 12 Sulawesi Tengah V 13 Sulawesi Tenggara V 14 Sulawesi Selatan V 15 Maluku Utara V Direktur RSUD 16 Papua V Koordinator HCC

Lampiran 54 Gambaran Mekanisme Mobilisasi Bantuan Kesehatan dalam Keadaan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Sesuai

Permintaan Daerah

Hasil Analisis Tim RHA

Sesuai Permintaan dan Hasil Analisis Tim RHA

Mekanisme Belum Diatur

1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah 7 (21,2%) 1 (3%) 22 (66,7%) 3 (9,1%)

Lampiran 55 Gambaran Pencatatan Pengelolaan Bantuan pada Saat Kejadian Bencana menurut provinsi Tahun 2008

No Provinsi Dilakukan Tidak Dilakukan Alasannya

1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V Belum diatur 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V Belum diatur 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah 30 (90,1%) 3 (9,1%)

Lampiran 56 Gambaran Kepemilikan Tim RHA yang terpisah dari TRC Menurut Provinsi Tahun 2008

No. Provinsi Ada Tidak Ada Anggota Jenis Tenaga Kesehatan

1. Nanggroe Aceh Darussalam

Tidak punya Tim RHA

2. Sumatera Utara V LP: Seksi PL & Matra, Surveilans, Pelayanan kesehatan LS: tim BSB TNI/Polri, KKP

Dokter umum, perawat, epidemiolog, sanitarian

3. Sumatera Barat V LP: Bidang terkait di Dinkes Prov, LS: RS Jamil, FK Unand, Denkesyah & RST Reksodiwiryo, bidokkes, poltekes

Dokter, SKM

4. Riau V LP: P2M, Farmamin, Kesling, Gizi, Promkes LS: RSUD

Dokter umum, epidmeiolog, sanitarian

5. Kepulauan Riau Tidak punya Tim RHA

6. Jambi V

7. Sumatera Selatan V LP: Bidang terkait di Dinkes Prov LS : RS, BB Labkes, BTKL

Epidemiolog, sanitarian, dokter, perawat, entomologi

8. Bangka Belitung V

9. Bengkulu V

10. Lampung V LP: seksi PKDR, seksi surveilans, dan seksi PL

Dokter, epidemiolog, sanitarian

11. Banten V

12. DKI Jakarta V LP: dinkes/layanan kesehatan, kesmas, SDK

Dokter, perawat, kesling, surveilans

13. Jawa Barat V LP: Sekretariat, bidang bina yankes, PLPP, Bidang SDK

Dokter, perawat, surveilans

14. Jawa Tengah V LP: P2, PKPL, UK LS: RS

Dokter, apoteker, epidemiolog, SKM, Gizi, Kesling

No. Provinsi Ada Tidak Ada Anggota Jenis Tenaga Kesehatan

15. DI Yogyakarta V LP: P2M, Kesling, bid. yankes

Epidemiolog, kesling, ldokter, perawat, bidan, SKM, gizi

16. Jawa Timur V

17. Bali V

18. Nusa Tenggara Barat

V LP: gizi, promkes, sarpras, farmasi

Kesling, perawat, SKM, dokter

19. Nusa Tenggara Timur

V LP: Yanmed, bid PPMK, bag/seksi promkes

Dokter, perawat, bidan, sanitarian, epidemiolog, entomolog

20. Kalimantan Barat V LP: bid. yankes, P2PL, koordinator, operasional

Dokter umum, perawat, tenaga kesling/sanitarian, surveilans, epidemiolog

21. Kalimantan Tengah V LP: Seksi Pemberantasan penyakit & RS

Dokter umum, perawat, epidemiolog, surveilans, sanitarian

22. Kalimantan Selatan V LP: bid. P2PL & UKPKK (unit kewspadaan &penanganan krisis kes) LS: labkes, BTKL

Dokter, perawat mahir, surveilans

23. Kalimantan Timur V LP: surveilans epidemiolog, kesling, yanmed

Epidemiolog/surveilans, kesling, dokter umum

24. Sulawesi Utara V

25. Gorontalo V LP: subdin yankes, subdin P2PL, subdin binkesmas

Dokter umum, perawat, apoteker, sanitarian

26. Sulawesi Tengah V LP: sie wabah & bencana

SKM, Perawat, Kesling

27. Sulawesi Barat Tidak punya Tim RHA

28. Sulawesi Tenggara V LP: seksi kesehatan matra, seksi penyehatan lingkungan, seksi surveilans, seksi rujukan, seksi KIA, seksi gizi

Dokter, perawat, bidan, ahli gizi, tenaga surveilans, sanitarian, apoteker

29. Sulawesi Selatan V LP: sanitasi, epidemiolog, dokter LS: PSC

Sanitarian, epidemiolog, dokter

No. Provinsi Ada Tidak Ada Anggota Jenis Tenaga Kesehatan

30. Maluku Utara V

31. Maluku V LP: bid P2B, bid layanan kesehatan, bid. farmasi, bid. promkes

Dokter umum, perawat, epidemiolog, sanitarian, promkes

32. Papua Barat Tidak punya Tim RHA

33. Papua V LP: subdin PPL, subdin yankes, HCC

Surveilans, sanitarian, SKM

Lampiran 57 Gambaran Kewenangan Menggerakkan Tim RHA Menurut Provinsi Tahun 2008 No. Provinsi Kepala Dinas Lainnya 1 Sumatera Utara V

2 Sumatera Barat V

3 Riau Kasubdin P2PL

4 Sumatera Selatan V

5 Lampung V

6 DKI Jakarta V

7 Jawa Barat V Kabid Yankes

8 Jawa Tengah V

9 DI Yogyakarta V

10 Nusa Tenggara Barat

V

11 Nusa Tenggara Timur

V

12 Kalimantan Barat V

13 Kalimantan Tengah V

14 Kalimantan Selatan V

15 Kalimantan Timur V

16 Gorontalo V

17 Sulawesi Tengah V Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan

18 Sulawesi Tenggara V

19 Sulawesi Selatan V

20 Maluku V

21 Papua V Koordinator HCC

Lampiran 58 Gambaran Pelaksanaan RHA dalam Keadaan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Selalu Dilakukan

Kadang-kadang

Tidak Pernah Alasannya

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V

2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V Tergantung besar

kecilnya bencana 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V Tergantung besar

kecilnya bencana 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V Menunggu

informasi dari masing-masing kab/kota dan informasi dari media tentang perkembangan kejadian bencana tersebut

11 Banten V Tergantung info kab/kota

12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara

Timur V Karena belum

berjalannya SIPK-AB secara optimal

20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V

22 Kalimantan Selatan V Karena belum

berjalannya SIPK-AB secara optimal

No Provinsi Selalu Dilakukan

Kadang-kadang

Tidak Pernah Alasannya

23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V Karena belum

berjalannya SIPK-AB secara optimal

31 Maluku V Tergantung besar kecilnya bencana

32 Papua Barat V Tergantung besar kecilnya bencana

33 Papua V Jumlah 19 (57,6%) 13 (39,4%) 1 (3%)

Lampiran 59 Gambaran Petugas RHA dalam Keadaan Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Tim RHA Bukan Tim RHA Alasannya

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V

2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V Karena yang langsung

turun adalah seksi penanggulangan bencana

4 Riau V 5 Jambi V 6 Sumatera Selatan V 7 Bangka Belitung V 8 Bengkulu V 9 Lampung V 10 Banten V 11 DKI Jakarta V 12 Jawa Barat V 13 Jawa Tengah V 14 DI Yogyakarta V 15 Jawa Timur V 16 Bali V 17 Nusa Tenggara Barat V 18 Nusa Tenggara Timur V Belum dibentuk Tim

RHA 19 Kalimantan Barat V 20 Kalimantan Tengah V 21 Kalimantan Selatan V Karena keterbatasan

sdm dan koordinasi yang belum optimal

22 Kalimantan Timur V 23 Sulawesi Utara V 24 Gorontalo V 25 Sulawesi Tengah V 26 Sulawesi Barat V 27 Sulawesi Tenggara V 28 Sulawesi Selatan V 29 Maluku Utara V 30 Maluku V 31 Papua Barat V 32 Papua V Jumlah 23 (71,9%) 9 (28,1%)

Lampiran 60 Gambaran Pelaksanaan Evaluasi Tanggap Darurat pada Setiap Kejadian Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Selalu dilakukan

Kadang-kadang

Dilakukan Tidak

Pernah Alasannya

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V Tidak ada dana

2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V Hanya

evaluasi program tiap 1 th sekali

5 Kepulauan Riau V Belum pernah terjadi bencana

6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V Tergantung

besar kecilnya bencana

8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V Tergantung

besar kecilnya bencana

10 Lampung V Belum pernah terjadi bencana yg besar

11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V Tidak ada

dana 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V Tergantung

besar kecilnya bencana

20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V Belum perlu

dan belum serius bencananya

22 Kalimantan Selatan V Tergantung

No Provinsi Selalu dilakukan

Kadang-kadang

Dilakukan Tidak

Pernah Alasannya

besar kecilnya bencana

23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V Tergantung

besar kecilnya bencana

27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V Tergantung

besar kecilnya bencana

31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah 20 (60,6%) 6 (18,2%) 7 (21,2%)

Lampiran 61 Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Kepemilikan Peta Rawan Bencana Tahun 2008 No Provinsi Memiliki Data Tidak Memiliki Data 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah (%) 30 (90,9%) 3 (9,1%)

Lampiran 62 Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Pencatatan Kejadian Bencana di Wilayah Kerja Tahun 2008

No Provinsi Lengkap Kurang Lengkap Tidak ada 1. Nanggroe Aceh

Darussalam V

2. Sumatera Utara V 3. Sumatera Barat V 4. Riau V 5. Kepulauan Riau V 6. Jambi V 7. Sumatera Selatan V 8. Bangka Belitung V 9. Bengkulu V

10. Lampung V 11. Banten V 12. DKI Jakarta V 13. Jawa Barat V 14. Jawa Tengah V 15. DI Yogyakarta V 16. Jawa Timur V 17. Bali V 18. Nusa Tenggara Barat V 19. Nusa Tenggara Timur V 20. Kalimantan Barat V 21. Kalimantan Tengah V 22. Kalimantan Selatan V 23. Kalimantan Timur V 24. Sulawesi Utara V 25. Gorontalo V 26. Sulawesi Tengah V 27. Sulawesi Barat V 28. Sulawesi Tenggara V 29. Sulawesi Selatan V 30. Maluku Utara V 31. Maluku V 32. Papua Barat V 33. Papua V

Jumlah (%) 24 (72,7%) 7 (21,2%) 2 (6,1%)

Lampiran 63 Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Pendataan Kesiapsiagaan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008

No Provinsi Sudah dan

selalu Diperbarui

Sudah tapi belum pernah

diperbarui

Belum Pernah

1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah (%) 22 (66,7%) 8 (24,2%) 3 (9,1%)

Lampiran 64 Gambaran Provinsi Berdasarkan Penggunaan Format Pendataan Kesiapsiagaan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2008

No Provinsi Ada Format Khusus

Tidak Ada Format khusus

1 Sumatera Utara V 2 Sumatera Barat V 3 Riau V 4 Kepulauan Riau V 5 Jambi V 6 Sumatera Selatan V 7 Bangka Belitung V 8 Bengkulu V 9 Lampung V 10 Banten V 11 DKI Jakarta V 12 Jawa Barat V 13 Jawa Tengah V 14 DI Yogyakarta V 15 Jawa Timur V 16 Bali V 17 Nusa Tenggara Barat V 18 Nusa Tenggara Timur V 19 Kalimantan Barat V 20 Kalimantan Tengah V 21 Kalimantan Selatan V 22 Kalimantan Timur V 23 Sulawesi Utara V 24 Gorontalo V 25 Sulawesi Tengah V 26 Sulawesi Tenggara V 27 Sulawesi Selatan V 28 Maluku Utara V 29 Maluku V 30 Papua V Jumlah (%) 17 (56,7%) 13 (43,3%)

Lampiran 65 Gambaran Pelaksanaan Monitoring Perkembangan Setiap Kejadian Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Selalu Dilakukan

Kadang-kadang

Tidak Pernah Alasannya

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V

2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V Tergantung

ketersediaan dana

4 Riau V 5 Kepulauan Riau V Tidak ada

bencana yang besar

6 Jambi V Sistem belum terbentuk

7 Sumatera Selatan V Tergantung besar kecilnya bencana

8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V Tenaga

terbatas 23 Kalimantan Timur V Sistem belum

terbentuk 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V Terkendala

sarana komunikasi

27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V

No Provinsi Selalu Dilakukan

Kadang-kadang

Tidak Pernah Alasannya

29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah 26 (78,7%) 5 (15,2%) 2 (6,1%)

Lampiran 66 Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Penyampaian Informasi Monitoring Perkembangan Setiap Kejadian Bencana ke Pusat Tahun 2008

No Provinsi Selalu Dilakukan

Kadang-kadang

Tidak Pernah Alasannya

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V

2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Sumatera Selatan V 6 Bangka Belitung V Dana kurang 7 Bengkulu V 8 Lampung V 9 Banten V PPK

langsung dari posko

10 DKI Jakarta V 11 Jawa Barat V Tergantung

besar kecilnya bencana

12 Jawa Tengah V Tergantung besar kecilnya bencana

13 DI Yogyakarta V 14 Jawa Timur V 15 Bali V Tergantung

besar kecilnya bencana

16 Nusa Tenggara Barat V 17 Nusa Tenggara Timur V Tergantung

besar kecilnya bencana

18 Kalimantan Barat V Tergantung besar kecilnya bencana

19 Kalimantan Tengah V 20 Kalimantan Selatan V Tergantung

besar kecilnya bencana

21 Kalimantan Timur V SDM terbatas

22 Sulawesi Utara V

No Provinsi Selalu Dilakukan

Kadang-kadang

Tidak Pernah Alasannya

23 Gorontalo V 24 Sulawesi Tengah V Sulit

komunikasi & tdk ada lap dari kab/kota

25 Sulawesi Barat V 26 Sulawesi Tenggara V 27 Sulawesi Selatan V Tergantung

besar kecilnya bencana

28 Maluku Utara V Tergantung besar kecilnya bencana

29 Maluku V 30 Papua Barat V 31 Papua V Jumlah 18 (58,1%) 12 (38,7%) 1 (3,2%)

Lampiran 67 Gambaran Mekanisme Pelaksanaan Penyampaian Informasi Monitoring Perkembangan Setiap Kejadian Bencana ke Pusat Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Langsung begitu

informasi bencana diketahui

Menunggu permintaan pusat

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V

2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Sumatera Selatan V 6 Bangka Belitung V 7 Bengkulu V 8 Lampung V 9 DKI Jakarta V 10 Jawa Barat V 11 Jawa Tengah V 12 DI Yogyakarta V 13 Jawa Timur V 14 Bali V 15 Nusa Tenggara Barat V 16 Nusa Tenggara Timur V 17 Kalimantan Barat V 18 Kalimantan Tengah V 19 Kalimantan Selatan V 20 Kalimantan Timur V 21 Sulawesi Utara V 22 Gorontalo V 23 Sulawesi Tengah V 24 Sulawesi Barat V 25 Sulawesi Tenggara V 26 Sulawesi Selatan V 27 Maluku Utara V 28 Maluku V 29 Papua Barat V 30 Papua V Jumlah (%) 27(90%) 3 (10%)

Lampiran 68 Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Analisis Risiko Bencana Tahun 2008

No Provinsi Pernah Belum Pernah Alasannya

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V Belum ada tenaga yg dilatih

2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V Tidak ada

dana 4 Riau V Karena tidak

ada bencana yg berarti

5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V Tidak ada

dana 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V Tidak ada

dana 16 Jawa Timur V 17 Bali V Belum ada di

program kerja 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V Kekurangan

tenaga teknis yg mampu melakukan analisis

20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V SDM belum

terlatih 22 Kalimantan Selatan V Belum pernah

terjadi bencana yang besar

23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V Tidak ada

biaya 25 Gorontalo V

No Provinsi Pernah Belum Pernah Alasannya

26 Sulawesi Tengah V Belum ikut pelatihan renkon

27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V Belum tahu

pelaksanaan nya

33 Papua V Jumlah (%) 14 (42,4%) 19 (57,6 %)

Lampiran 69 Gambaran Provinsi Berdasarkan Penggunaan Alur Mekanisme Informasi Sesuai Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006

No Provinsi Sudah Belum 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah (%) 26 (78,8%) 57 (21,2%)

Lampiran 70 Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Penyampaian Informasi Hasil Pendataan Kesiapsiagaan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana ke Pusat Tahun 2008

No Provinsi Selalu Kadang-Kadang

Belum Pernah

1 Sumatera Utara V 2 Sumatera Barat V 3 Riau V 4 Kepulauan Riau V 5 Jambi V 6 Sumatera Selatan V 7 Bangka Belitung V 8 Bengkulu V 9 Lampung V 10 Banten V 11 DKI Jakarta V 12 Jawa Barat V 13 Jawa Tengah V 14 DI Yogyakarta V 15 Jawa Timur V 16 Bali V 17 Nusa Tenggara Barat V 18 Nusa Tenggara Timur V 19 Kalimantan Barat V 20 Kalimantan Tengah V 21 Kalimantan Selatan V 22 Kalimantan Timur V 23 Sulawesi Utara V 24 Gorontalo V 25 Sulawesi Tengah V 26 Sulawesi Tenggara V 27 Sulawesi Selatan V 28 Maluku Utara V 29 Maluku V 30 Papua V Jumlah 10 (33,3 %) 12 (40 %) 8 (26,7 %)

Lampiran 71 Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Penyampaian Informasi Setiap Kejadian Bencana ke Pusat Tahun 2008

No Provinsi Selalu Kadang-kadang

Tidak Pernah

1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah 22 (66,7%) 10 (30,3%) 1 (3%)

Lampiran 72 Gambaran Mekanisme Menginformasikan Kejadian Bencana ke Pusat Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Langsung begitu

informasi bencana diketahui

Menunggu permintaan Pusat

1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah 29 (87,9%) 4 (12,1%)

Lampiran 73 Gambaran Provinsi Berdasarkan Penggunaan Format Pelaporan Kejadian Bencana Sesuai Kepmenkes No. 064/Menkes/SK/II/2006

No Provinsi Sudah Belum 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah (%) 23 (69,7%) 10 (30,3%)

Lampiran 74 Gambaran Media yang Biasa Digunakan untuk Penyampaian Informasi dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi

Telepon

Faksimili

HP

E-Mail

Web-Site

SMS

Gatew

ay

Radkom

1 Nanggroe Aceh Darussalam V V V 2 Sumatera Utara V V V 3 Sumatera Barat V V V V V 4 Riau V V V V 5 Kepulauan Riau V V V V 6 Jambi V V V 7 Sumatera Selatan V V V V V V V 8 Bangka Belitung V V V 9 Bengkulu V V V 10 Lampung V V V V 11 Banten V V V V V V 12 DKI Jakarta V V V V V 13 Jawa Barat V V V V V 14 Jawa Tengah V V V V V 15 DI Yogyakarta V V V V V V V 16 Jawa Timur V V V V 17 Bali V V V 18 Nusa Tenggara Barat V V V V V 19 Nusa Tenggara Timur V V V V 20 Kalimantan Barat V V V V V 21 Kalimantan Tengah V V V V V 22 Kalimantan Selatan V V V V 23 Kalimantan Timur V V V V 24 Sulawesi Utara V V V 25 Gorontalo V V V V V V 26 Sulawesi Tengah V V V 27 Sulawesi Barat V V V 28 Sulawesi Tenggara V V V 29 Sulawesi Selatan V V V V V V V 30 Maluku Utara V V V V 31 Maluku V V V V 32 Papua Barat V V V 33 Papua V V V V V Jumlah 33 33 33 18 5 14 6

Lampiran 75 Gambaran Pengelolaan Pos Informasi 24 Jam Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Lintas

Program dan Lintas

Sektor

Lintas Program

Unit Pengelola Program

1 Sumatera Utara V 2 Sumatera Barat V 3 Jambi V 4 Sumatera Selatan V 5 DKI Jakarta V 6 Jawa Barat V 7 Jawa Tengah V 8 DI Yogyakarta V 9 Jawa Timur V 10 Bali V 11 Nusa Tenggara Barat V 12 Nusa Tenggara Timur V 13 Kalimantan Barat V 14 Kalimantan Selatan V 15 Sulawesi Utara V 16 Gorontalo V 17 Sulawesi Tengah V 18 Sulawesi Selatan V 19 Maluku V 20 Papua V Jumlah 5 (25%) 3 (15%) 12 (60%)

Lampiran 76 Gambaran Provinsi Berdasarkan Pelaksanaan Penyebarluasan Informasi Tahun 2008

No Provinsi Pernah Belum Pernah Bentuk Informasi

1 Nanggroe Aceh Darussalam

V

2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V Web site, bulletin,

poster, leaflet, blogger, booklet

11 Banten V 12 DKI Jakarta V Web site 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V Web site, booklet 15 DI Yogyakarta V Booklet 16 Jawa Timur V Web site, poster,

leaflet, booklet 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V E-mail 19 Nusa Tenggara Timur V buletin 20 Kalimantan Barat V Booklet 21 Kalimantan Tengah V Booklet 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V Pertemuan 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V Poster, leaflet 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V Radio spot 31 Maluku V Pertemuan 32 Papua Barat V 33 Papua V Poster, leaflet, booklet Jumlah 14 (42,4%) 19 (57,6%)

Lampiran 77 Gambaran Kepemilikan Kontak Person Lintas Sektor Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Ada Tidak Ada 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah 23 (69,7%) 10 (30,3%)

Lampiran 78 Gambaran Kepemilikan Kontak Person Dinkes Kabupaten/Kota Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Ada Tidak Ada 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah 30 (90,9%) 3 (9,1%)

Lampiran 79 Gambaran Kepemilikan Kontak Person Lintas Sektor Kabupaten/Kota Terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Menurut Provinsi Tahun 2008

No Provinsi Ada Tidak Ada 1 Nanggroe Aceh Darussalam V 2 Sumatera Utara V 3 Sumatera Barat V 4 Riau V 5 Kepulauan Riau V 6 Jambi V 7 Sumatera Selatan V 8 Bangka Belitung V 9 Bengkulu V 10 Lampung V 11 Banten V 12 DKI Jakarta V 13 Jawa Barat V 14 Jawa Tengah V 15 DI Yogyakarta V 16 Jawa Timur V 17 Bali V 18 Nusa Tenggara Barat V 19 Nusa Tenggara Timur V 20 Kalimantan Barat V 21 Kalimantan Tengah V 22 Kalimantan Selatan V 23 Kalimantan Timur V 24 Sulawesi Utara V 25 Gorontalo V 26 Sulawesi Tengah V 27 Sulawesi Barat V 28 Sulawesi Tenggara V 29 Sulawesi Selatan V 30 Maluku Utara V 31 Maluku V 32 Papua Barat V 33 Papua V Jumlah (%) 10 (30,3%) 23 (69,7%)