PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA …/Profil... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id K230 commit to user PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI I BULU

  • Upload
    dangtu

  • View
    234

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X

    SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO

    PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

    Skripsi

    Oleh :

    Asrofi Sri Mawarni

    K2308071

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2013

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertandatangan dibawah ini

    Nama : Asrofi Sri Mawarni

    NIM : K2308071

    Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Fisika

    Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PROFIL PRAKONSEPSI

    FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA

    MATERI LISTRIK DINAMIS ini benar-benar merupakan hasil karya

    saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis

    lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka.

    Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini

    hasil jiplakkan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

    Surakarta, Januari 2013

    Yang membuat pernyataan

    Asrofi Sri Mawarni

    K2308071

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

    PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA KELAS X

    SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO

    PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

    Oleh :

    Asrofi Sri Mawarni

    K2308071

    Skripsi

    Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

    Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2013

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

    HALAMAN PERSETUJUAN

    Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

    Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

    Surakarta.

    Pada Hari : ....

    Tanggal : ...

    Surakarta, Januari 2013

    Pembimbing I

    Drs. Jamzuri, M Pd.

    NIP. 19521118 198103 1 002

    Pembimbing II

    Sri Budiawanti, SSi, M Si.

    NIP . 19770414 200212 2 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

    untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

    Hari : .

    Tanggal : .

    Tim Penguji Skripsi:

    :

    Ketua : Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc.

    Sekretaris : Dewanto Harjunowibowo, S.Si. M.Sc.

    Anggota I : Drs. Jamzuri, M.Pd.

    Anggota II : Sri Budiawanti, S.Si. M.Si.

    Disahkan oleh

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sebelas Maret

    a.n. Dekan,

    Pembantu Dekan I,

    Prof. Dr. rer. nat Sajidan, M.Si.

    NIP 19660415 199103 1 002

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    ABSTRAK

    Asrofi Sri Mawarni. K2308071. PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA SISWA

    KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA MATERI

    LISTRIK DINAMIS. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis

    prakonsepsi dari siswa SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo kelas X pada materi Listrik

    Dinamis.

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dilakukan

    pada siswa SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo kelas X. Analisis data dilakukan

    terhadap 4 kelas dengan jumlah 149 siswa dan 6 siswa yang dipilih sebagai subjek

    wawancara. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yaitu

    prakonsepsi siswa dengan konsep awal salah yang secara umum dilakukan oleh

    siswa lain. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes diagnostik,

    wawancara dan pengamatan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data

    kualiatatif, yaitu data tes diagnostik, data wawancara, dan data pengamatan.

    Analisa data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan

    kesimpulan.

    Dari analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

    prakonsepsi Fisika siswa kelas X SMA Negeri I Bulu Sukoharjo pada materi

    Listrik Dinamis sebagai berikut: (1) Rata-rata prosentase siswa yang memiliki

    prakonsepsi benar tertinggi 50,34% pada prakonsepsi besar arus listrik rangkaian

    paralel. (2) Rata-rata prosentase siswa yang memiliki kesalahan prakonsepsi tertinggi

    61,58% pada prakonsepsi sumber tegangan listrik. (3) Rata-rata prosentase siswa

    tang tidak memahami tertinggi adalah 58,05% pada prakonsepsi Hukum Ohm.

    (4) Rata-rata prosentase kesalahan prakonsepsi siswa yang lebih dari 40 % adalah

    sebagai berikut: (a). Prakonsepsi sumber tegangan listrik. (b) Prakonsepsi besar

    arus listrik pada rangkaian paralel. (c) Prakonsepsi besar beda potensial pada

    rangkaian listrik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    ABSTRACT

    Asrofi Sri Mawarni. K2308071. PROFILE OF PHYSICS STUDENTS

    PRECONCEPTION AT THE TENTH GRADE OF SMA NEGERI I BULU,

    SUKOHARJO IN THE DYNAMIC ELECTRICAL MATERIAL. Thesis.

    Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University.

    January 2013.

    The purpose of this study was to identify and analyze the preconceptions of

    the tenth grade of SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo on Dynamic Electrical material.

    This research uses descriptive qualitative method conducted on students of

    SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo at the tenth grade. Data analysis was conducted on

    4 classes by the number of 149 students and 6 students were chosen as the subject

    of the interview. The sampling technique is purposive sampling technique that

    student preconceptions wrong with the initial concept that is generally done by

    other students. Data collection techniques using diagnostic tests, interviews and

    observations. Validation data was qualitative data triangulation, ie diaknostik test

    data, interview data, and observational data. Analysis of data is done via data

    reduction phase, data presentation, and conclusion.

    From the data analysis and discussion can be concluded that preconception

    Physics at the tenth of SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo on Dynamic Electrical

    material as follows: (1) The average percentage of students who have the highest

    true preconception 50.34% in the parallel circuit of the electrical current. (2) The

    average percentage of students who have the highest error preconception 61.58%

    on the power supply. (3) The average percentage of students do not understand the

    pliers highest is 58.05% on the preconception Ohm's Law. (4) The average

    percentage error preconceptions that students of more than 40% are as follows:

    (a). Preconception source voltage. (b) the preconceptions of electric current in a

    parallel circuit. (c) the potential difference preconceptions on the electrical circuit.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    MOTTO

    Learning by doing

    Learning by teaching

    Learning to earn

    Earning to live

    Living to serve (Proses Pembinaan)

    Knowing is not enough, We must APPLY

    Willing is not enough, We must DO. (Baden Powell)

    BE PREPARE

    (The World Association Of Girl Guide And Girl Scout /WAGGGS)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini dipersembahkan kepada :

    Ibuku MARTINI, S.Pd

    Ayahku WARDOYO, S.Pd, MM.Pd

    Ayah, Ibu.. Beribu terimakasihku tak

    cukup untuk tetes demi tetes keringatmu

    untuk ku. Doa, kerja keras,

    pengorbanan dan kasih sayangmu

    wujudkan semua mimpiku.

    Adikku BUDHIAWAN DWI

    MAWARDI

    Singsingkan lengan bajumu, gapai cita-

    citamu.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-

    Nya, penyusunan Skripsi yang berjudul : "PROFIL PRAKONSEPSI FISIKA

    SISWA KELAS X SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO PADA MATERI

    LISTRIK DINAMIS " dapat diselesaikan.

    Penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan,

    dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

    1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

    Sebelas Maret.

    3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan

    PMIPA Universitas Sebelas Maret.

    4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd dan Bapak Drs Surantoro, M.Si. Koordinator

    Skripsi Program Fisika P.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

    telah memberikan ijin untuk menyusun Skripsi ini.

    5. Bapak Drs. Jamzuri, M Pd. dan Ibu Sri Budiawanti, SSi, M Si. Dosen

    pembimbing yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan

    Skripsi.

    6. Sahabat-sahabatku Fisika 2008, Pramuka UNS, Brahmahardhika, Perisai Diri

    UNS untuk segala dukungan, persahabatan, dan bantuannya.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini jauh dari

    sempurna. Namun demikian penulis bergarap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi

    perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

    Surakarta, 20 Januari 2013

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ... .

    HALAMAN PERNYATAAN . .

    HALAMAN PENGAJUAN .... .

    HALAMAN PERSETUJUAN .

    HALAMAN PENGESAHAN . .

    HALAMAN ABSTRAK ..... .

    HALAMAN MOTTO .. .

    HALAMAN PERSEMBAHAN .. .

    KATA PENGANTAR ..... .

    DAFTAR ISI ... .

    DAFTAR GAMBAR ... .

    DAFTAR TABEL ... .

    DAFTAR LAMPIRAN ... .

    BAB I. PENDAHULUAN . .

    A. Latar Belakang Masalah .. .

    B. Identifikasi Masalah .... .

    C. Pembatasan Masalah .

    D. Perumusan Masalah ..... .

    E. Tujuan Penelitian ........ .

    F. Manfaat Penelitian ... .

    BAB II. LANDASAN TEORI .... .

    A. Tinjauan Pustaka . .

    1. Belajar .... .

    2. Hakikat Fisika .................................................................... ........

    3. Konsep dan Definisi........................................................... .

    a. Konsep ..... .

    b. Pemahaman Konsep .... .

    c. Definisi .

    Hal.

    i

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    viii

    ix

    x

    xi

    xiv

    xv

    xvi

    1

    1

    4

    4

    4

    5

    5

    6

    6

    6

    8

    10

    10

    11

    12

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    d. Macam macam Konsep .... .

    4. Prakonsepsi, Konsepsi, Miskonsepsi . .

    a. Prakonsepsi ..... .

    b. Konsepsi ........ .

    c. Miskonsepsi ..... .

    5. Identifikasi Prakonsepsi ..... .

    a. Peta Kosep ....... .

    b. Tes Esai Tertulis ...... .

    c. Interview Klinis ... .

    d. Diskusi Dalam Kelas ... .

    6. Materi Listrik Dinamis .. .

    a. Arus Listrik .. .

    b. Resistansi dan Hukum Ohm .

    c. Kombinasi Resistor .. .

    d. Hukum Kirchoff .. .

    e. Sumber Tegangan...

    f. Energi dan Daya Listrik .. .

    B. Penelitian yang Relevan ........ ........ .

    C. Kerangka Berpikir ....... .

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........ .

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .. .

    1. Tempat Penelitian....... .

    2. Waktu Penelitian .... .

    B. Bentuk dan Strategi Penelitian .............................................. .

    C. Sumber Data ..................... .

    D. Teknik Sampling ............. .

    E. Teknik Pengumpulan Data ...... .

    1. Metode Tes ........................................................................ .

    2. Wawancara ........................................................................ .

    3. Pengamatan ........................................................................ .

    Hal.

    13

    13

    13

    14

    14

    15

    15

    15

    16

    16

    16

    16

    17

    19

    20

    21

    22

    24

    29

    31

    31

    31

    31

    31

    32

    32

    33

    33

    33

    33

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    F. Validitas Data .. .

    G. Analisis Data............................................................................. . ...........

    H. Prosedur Penelitian.................................................................. .

    BAB IV. HASIL PENELITIAN ... .

    A. Deskripsi Data..... .

    1. Data Hasil Pengamatan... .

    2. Data Wawancara .

    3. Data Hasil Tes ... .

    B. Analisis Data .. .

    C. Pembahasan .

    BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... .

    A. Kesimpulan .. .

    B. Implikasi .. .

    C. Saran .... .

    DAFTAR PUSTAKA .. .

    LAMPIRAN .... .

    Hal.

    34

    34

    36

    38

    38

    38

    39

    39

    40

    43

    69

    69

    69

    70

    71

    75

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1

    Gambar 2.2

    Gambar 2.3

    Gambar 2.4

    Gambar 2.5

    Gambar 2.6

    Gambar 2.7

    Gambar 2.8

    Gambar 2.9

    Gambar 2.10

    Gambar 4.1

    Gambar 4.2

    Gambar 4.3

    Gambar 4.4

    Gambar 4.5

    Gambar 4.6

    Gambar 4.7

    Gambar 4.8

    Gambar 4.9

    Gambar 4.10

    Gambar 4.11

    Gambar 4.12

    Gambar 4.13

    Gambar 4.14

    Gambar 4.15

    Gambar 4.16

    Gambar 4.17

    Grafik Hubungan Antara Arus Listrik dan Tegangan dalam

    Suatu Penghantar .. .

    Hambatan yang Disusun Seri. .

    Hambatan yang Disusun Paralel .

    Rangkaian Tertutup .

    Percabangan Arus . .

    Sumber Tegangan yang Disusun Seri .....

    Sumber Tegangan yang Disusun Paralel . .

    Rangkaian Voltmeter dan Ampermeter .

    Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman .

    Bagan Kerangka Berfikir... .

    Diagram Balok Hasil Tes Diagnostik Prakonsepsi .

    Rangkaian Sumber Tegangan ................................................... .

    Rangkaian dengan Sumber Tegangan Paralel ........................... .

    Rangkaian Seri dengan Ampermeter .... .

    Tiga Rangkaian Seri dengan Perbedaan Letak Hambatan ... .

    A. Rangkaian Seri dengan Resistor dan Lampu,

    B. Rangkaian Seri dengan Lampu ........................ .

    Rangkaian Seri dengan Hambatan Berubah-ubah ..

    Rangkaian Hambatan Paralel .... .

    Rangkaian Paralel dengan Hambatan Lampu dan Resistor ...... .

    Rangakaian Hambatan Paralel dengan Sakelar . .

    Rangkaian Paralel dengan Hambatan .

    Rangkaian Paralel dengan Beberapa Titik Percabangan ... .

    Rangkain Gabungan Seri dan Paralel .

    Rangkaian Hubungan Singkat ... .

    Grafik Hubungan Tegangan dan Arus Listrik ... .

    Rangkaian Seri dengan 3 Hambatan ..... .

    Rangkaian Arus Masuk dan Arus Keluar . .

    Hal.

    17

    19

    19

    20

    21

    21

    21

    24

    28

    30

    43

    44

    45

    46

    47

    47

    49

    52

    53

    55

    56

    57

    58

    59

    60

    61

    64

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1

    Tabel 3.1

    Tabel 3.2

    Tabel 4.1

    Tabel 4.2

    Kategori Derajat Pemahaman Siswa Menurut Mark .... .

    Prosentase Hasil Tes Diagnostik Siswa .... .

    Prakonsepsi Siswa .....

    Prakonsepsi Siswa Pada Materi Listrik Dinamis Berdasarkan

    Jenis-jenis Prakonsepsi ..................................... .

    Prosentase Rata-rata Prakonsepsi Tiap Indikator Terhadap

    Tipe Prakonsepsi ....................................................................... .

    Hal.

    11

    35

    36

    40

    42

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Hal.

    Lampiran 1

    Lampiran 2

    Lampiran 3

    Lampiran 4

    Lampiran 5

    Lampiran 6

    Lampiran 7

    Lampiran 8

    Lampiran 9

    Lampiran 10

    Lampiran 11

    Lampiran 12

    Lampiran 13

    Lampiran 14

    Lampiran 15

    Lampiran 16

    Lampiran 17

    Lampiran 18

    Lampiran 19

    Lampiran 20

    Lampiran 21

    Lampiran 21

    Lampiran 21

    Silabus ............................................................................

    Kisi-kisi Soal ................................................................ .

    Tes Prakonsepsi Listrik Donamis ................................. .

    Lembar Jawab ............................................................... .

    Kunci Jawaban .............................................................. .

    Lembar Telaah Butir Soal ............................................ .

    Rekap Hasil Telaah Kualitatif ...................................... .

    Reliabilitas Soal Menggunakan ITEMAN.................... .

    Lembar Pengamatan ..................................................... .

    Lembar Wawancara....................................................... .

    Jawaban Tes Prakonsepsi Siswa.................................... .

    Hasil Jawaban Siswa..................................................... .

    Hasil Lembar Pengamatan............................................. .

    Hasil Wawancara .......................................................... .

    Data Prakonsepsi 6 Siswa ............................................. .

    Prosentase Hasil Jawaban Tes Diagnostik ................... .

    Prakonsepsi Siswa dengan Konsep yang Benar Tiap

    Butir Tes........................................................................

    Kesalahan Prakonsepsi Siswa Tiap butir Tes................

    Foto ............................................................................... .

    Permohonan Ijin Menyusun Skripsi.............................. .

    Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Tentang Ijin Menyusun Skripsi.................. .

    Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada Kepala

    Sekolah SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo....................... .

    Surat Keterangan Research (Penelitian) di SMA

    Negeri 1 Bulu Sukoharjo............................................... .

    75

    91

    92

    107

    108

    109

    113

    115

    122

    123

    125

    127

    154

    158

    176

    177

    178

    181

    184

    185

    186

    187

    189

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa

    Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan

    pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah (Nyoman Subratha,

    2006:456). Sertifikasi guru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu

    pendidikan nasional termasuk didalammnya sumber daya manusia. Sumber daya

    manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa

    khususnya pembangunan di bidang pendidikan. Pada era globalisasi, sumber daya

    manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa dapat

    berkompetisi, sehingga pendidikan formal merupakan salah satu wahana dalam

    membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan Fisika sebagai

    bagian dari pendidikan formal seharusnya ikut memberi kontribusi dalam

    membangun sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

    Paul Suparno (2009: 76) menyatakan bahwa Fisika perlu diajarkan di

    SMA/MA dikarenakan Fisika mampu menumbuhkan kemampuan berpikir yang

    berguna dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Pelajaran Fisika

    diharapkan mampu memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan

    yang diperlukan di kehidupan sehari-hari, di perguruan tinggi dan dapat

    mendukung perkembangan teknologi. Pembelajaran Fisika perlu dilaksanakan

    secara inkuiri ilmiah agar menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan

    bersikap ilmiah.

    Fisika juga dipelajari melalui suatu percobaan untuk memberikan

    jawaban serta membuktikan pengetahuan secara teoritis. Belajar Fisika merupakan

    proses yang berkesinambungan untuk memperoleh konsep-konsep baru, ide-ide

    baru, dan pengetahuan baru yang berdasarkan pengalaman-pengalaman

    sebelumnya. Maka pengajar Fisika harus lebih menekankan pada cara siswa

    menguasai konsep-konsep Fisika berbasis pendekatan proses.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    Menurut I Wayan Sadia ( 2004 : 41) bahwa dalam model konvensional,

    tampak bahwa para guru memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan

    ke dalam kepada para siswanya, tanpa memperhatikan prior knowladge siswa

    atau gagasan gagasan yang telah ada dalam diri siswa sebelum mereka belajar

    secara formal di sekolah. Siswa memiliki pengalaman dan pengetahuan Fisika

    yang mereka bawa dari lingkungan ke kelas. Sebagai contoh, yaitu peristiwa

    fenomena sehari-hari seperti gerak, gaya, benda yang jatuh bebas, listrik, energi,

    dan peristiwa alam yang lainnya. Pengalaman-pengalaman tersebut mempunyai

    pengaruh terhadap pandangan anak sehingga dalam pikiranya terbentuk intuisi

    dan teori tentang Fisika sebelum mereka mempelajari di sekolah. Beberapa di

    antara pemahaman tersebut ada yang sepadan dengan pemahaman yang dipegang

    oleh para pakar sains ( konsep ilmiah ) tetapi banyak juga pehaman yang berbeda

    dengan konsep ilmiah. Perbedaan pemahaman sering terjadi pada waktu guru

    memberikan konsep baru yang tidak sama dengan teori siswa yang telah terbentuk

    dari pengalamnya. Perbedaan ini menyebabkan siswa tetap bertahan dengan

    pendapatnya sendiri. Prakonsepsi atau prior knowledge siswa yang pada

    umumnya bersifat miskonsepsi yang dapat mengganggu pembentukan konsep

    ilmiah. Ausubel dalam I Wayan Sadia (2004 : 42) juga mengemukakan bahwa

    proses pembelajaran yang tidak menghiraukan prakonsepsi siswa, akan

    mengakibatkan miskonsepsi-miskonsepsi siswa semakin kompleks dan stabil.

    Salah satu materi pelajaran Fisika yang diajarkan di Sekolah Menengah

    Atas kelas X semester genap adalah Listrik Dinamis, sebagai salah satu cabang

    materi Fisika yang mempelajari konsep Sumber Arus Searah yang akan

    mempengaruhi pemahaman konsep dijenjang yang lebih tinggi. Penguasaan

    konsep Listrik Dinamis dapat tercapai ketika siswa sudah memahami konsep

    dasar materi sebelumnya yaitu siswa sudah mempelajari Listrik Statis dan

    Sumber-sumber Arus Searah.

    Kanthi Nugraheni (2007:10) menyatakan bahwa kurang optimalnya

    pencapaian tujuan pembelajaran Fisika dipengaruhi miskonsepsi dan kondisi

    pembelajaran yang kurang memperhatikan prakonsepsi yang dimiliki siswa.

    Evaluasi digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapai tujuan pembelajaran

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    setiap akhir program pembelajaran. Indikator keberhasilan pembelajaran

    diwujudkan dalam bentuk nilai ulangan berupa nilai rata-rata ulangan harian suatu

    sekolah. prakonsepsi yang telah dimiliki siswa dari kehidupan sehari-hari maupun

    dari pendidikan sebelumnya dapat mengganggu kelancaran proses belajar siswa.

    Prakonsepsi siswa atas konsep Fisika yang dibangun oleh siswa itu sendiri melalui

    belajar informal dalam upaya memberikan makna atas pengalaman meraka

    seharihari mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan konsepsi

    ilmiah

    Setiap siswa memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda antara yang

    satu dengan yang lain. Tidak semua individu memilki profil intelegensi yang

    sama. Setiap individu juga memilki bakat dan minat belajar yang berbeda-beda.

    Dalam Fisika sebuah informasi disampaikan dalam bentuk konsep sehingga pada

    saat kegiatan belajar mengajar Fisika menuntut siswa memahami konsep yang

    disampaikan guru dengan benar. Pemahaman konsep awal yang salah dapat

    menyebabkan miskonsepsi. Usler Simarmata (2008 : 1) mengungkapkan sulitnya

    siswa menyerap materi Fisika disebabkan kesalahan konsep yang diderita siswa.

    Kesalahan konsep Fisika bukan hanya ditingkat pendidikan menengah tapi juga ke

    pendidikan tinggi. Seperti hasil penelitian Sondang R Manurung (2000) bahwa

    ada kesalahan konsep listrik pada siswa SMU Negeri Percut Sei Tuan. Faktor

    yang diduga sebagai penyebab kesalahan konsep dalam pemahaman konsep Fisika

    tersebut, disebabkan pengalaman siswa yang terbawa dari pengalaman belajar

    ditingkat sebelumnya, seperti temuan penelitian Kadim Masykur (1996) bahwa

    kesalahan konsep dalam belajar Fisika telah terjadi dimana-mana, yang terjadi

    ditingkat pendidikan rendah sampai tinggi (Usler Simarmata, 2008 : 1).

    Sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan, materi Listrik Dinamis yang

    dipelajari siswa kelas X adalah Arus Listrik, Tegangan Listrik, Hukum Ohm,

    Hukum Kirchhoff, Daya Listrik, Energi Listrik dan Alatalat ukur serta beberapa

    penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

    Kesalahan konsep yang terjadi pada siswa tampaknya sampai sekarang

    masih terjadi. Fakta yang berasal dari penelitian dan hasil survey yang dilakukan

    oleh : (1) Kanthi Nugraheni pada tahun 2007. (2) Fita Maftuhah pada tahun 2011.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    Masalah prakonsepsi siswa terhadap suatu materi Listrik Dinamis untuk

    dicari pemecahannya supaya tidak menghambat siswa terhadap konsep Listrik

    Dinamis yang lebih komplek yang akan dipelajari di jenjang pendidikan yang

    lebih tinggi. Dengan memperhatikan hal tersebut maka perlu adanya penelitian

    tentang ada tidaknya prakonsepsi siswa kelas X SMA Negeri I Bulu Sukoharjo

    terhadap materi pelajaran Fisika khususnya pada materi Listrik Dinamis. Adapun

    judul penelitian tersebut adalah Profil Prakonsepsi Fisika Siswa Kelas X SMA

    Negeri I Bulu Sukoharjo pada Materi Listrik Dinamis

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah maka ditemukan ada masalah yang

    berkaitan dengan pembelajaran Fisika di SMA yaitu adanya prakonsepsi yang

    salah disebabkan perbedaan kemampuan siswa dan ketidakmampuan siswa

    mengaitkan konsep-konsep yang satu dengan yang lainnya.

    C. Pembatasan Masalah

    Supaya pembahasannya lebih terarah, dalam penelitian ini dibatasi pada

    materi pelajaran, dasar penggolongan penelitian dan subjek penelitian.

    Pembatasan pada materi pelajaran dalam penelitian ini dibatasi pada materi Listrik

    Dinamis. Dasar penggolongan penelitian dilaksanakan untuk mengidentifikasi ada

    atau tidaknya prakonsepsi siswa. Sedangkan pada subjek penelitian yang diteliti

    yaitu pada siswa SMA kelas X yang belum menerima materi Listrik Dinamis.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan dari identifikasi dan pembatasan masalah maka dapat

    dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana profil prakonsepsi siswa kelas

    X SMA Negeri I Bulu, Sukoharjo pada materi Listrik Dinamis?

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan

    untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan prakonsepsi dari siswa SMA

    Negeri I Bulu, Sukoharjo kelas X pada materi Listrik Dinamis.

    F. Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian adalah sebagai bahan pertimbangan untuk

    melakukan langkah-langkah perbaikan berkaitan dengan proses belajar mengajar

    Fisika dan masukan bagi guru Fisika SMA kelas X agar lebih memperhatikan

    kesalahan prakonsepsi yang teridentifikasi pada diri siswa dalam pembelajaran

    Fisika materi Listrik Dinamis.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Belajar

    Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan

    (Asari Djohar, 2003:1). Peserta didik diberikan bermacam-macam mata pelajaran

    untuk menambah pengatahuan dengan cara menghafal.

    Definisi tentang belajar menurut Cronbach yang dikutip oleh Sardiman

    (2001:20) menyatakan bahwa : Learning is shown by a change in behavior as a

    result of experience. Belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil

    dari pengalaman. Tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan, di mana

    lingkungan memberikan pengalaman-pengalaman hingga terbentuknya tingkah

    laku. Harold Spears dalam Sardiman (2001:20) memberikan definisi batasan

    :Learning is to observe, to read, to imitate, to try someting themselves, to listen,

    to follow direction. Jadi belajar adalah proses mengamati, membaca, meniru,

    mencoba sesuatu, mendengarkan dan mengikuti arah. Sedangkan Georch dalam

    Sardiman (2001:20) mengatakan : Learning is a change in performance as a

    result of practice. Belajar adalah perubahan penampilan sebagai hasil dari

    pelakuan. Perubahan penampilan tersebut dapat berupa bertambahnya ilmu karena

    proses belajar mengajar.

    Dari ketiga definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa belajar itu

    merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

    kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain

    sebagainya.

    Pengertian lain, dapat dilihat secara makro maupun secara mikro, dilihat

    dalam arti luas atau terbatas. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan

    sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.

    Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan

    materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya

    kepribadian seutuhnya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    Dimyati dan Mudjiono (1999:7) berpendapat bahwa belajar merupakan

    tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar

    hanya dialami oleh siswa sendiri. Terjadi atau tidak terjadinya proses belajar

    tergantung pada siswa. Proses belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas namun

    juga terjadi di lingkungan.

    Skinner berpandangan bawa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat

    orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bika ia tidak

    belajar maka responsnya menurun. Guru dapat menyusun program pembelajaran

    menurut skinner dengan memperhatikan pemilihan stimulus yang diskriminatif

    dan penggunaan penguatan ( Dimyati dan Mudjiono, 1999:9).

    Menurut Poerwodarminto, dalam kamus Umum bahasa Indonesia

    menjelaskan belajar adalah berusaha supaya memperoleh kepandaian (ilmu dan

    sebagainya). Jadi belajar adalah suatu proses tingkah laku dalam diri manusia

    dimulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian dikuasai atau

    dimilikinya dipergunakannya hingga suatu saat dievaluasi.

    Eri Muniasih dkk (2009 : 4-6) mengungkapkan seseorang yang

    mendapatkan pengetahuan, maka akan tampak perubahan dalam dirinya,

    misalnya:

    1. Perubahan yang disadari dan disengaja. Perubahan perilaku yang terjadi

    merupakan usaha sadar dan sengaja dari individu yang bersangkutan.

    Contohnya pengetahuan semakin bertambah atau ketrampilan semakin

    meningkat.

    2. Perubahan yang berkesinambungan. Bertambahnya pengetahuan atau

    ketrampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari

    pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh.

    3. Perubahan fungsional. Perubahn perilaku dapat dimanfaatkan untuk

    kepentingan hidup individu yang bersangkutan.

    4. Perubahan yang bersifat positif. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat

    normatif dan menunjukkan kearah kemajuan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    5. Perubahan yang bersifat aktif. Individu aktif berupaya melakukan perubahan

    untuk memperoleh perilaku baru.

    6. Perubahan yang bersifat permanen. Perubahan perilaku dari proses belajar

    cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.

    7. Perubahan yang bertujuan dan terarah. Sikap individu yang belajar pasti ada

    tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah

    maupun jangka panjang.

    8. Perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan perilaku belajar bukan

    hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh

    perubahan dalam sikap dan ketrampilan.

    Dari pendapat teori belajar peneliti menyimpulkan bahwa belajar itu

    sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik yang menyebabkan perubahan

    tingkah laku menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti

    menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    2. Hakikat Fisika

    Fisika adalah salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yaitu

    ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, maka dari itu perkembangan

    Fisika didasarkan atas pengamatan dan pengukuran. Berasal dari bahasa Yunani

    "Physic" yang berarti "alam" atau "hal ikhwal alam", sedangkan Fisika (dalam

    bahasa inggris "Physic) ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek alam yang

    dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap prinsip-prinsip dan

    hukum-hukum elementernya. Dalam kurikulum 2004 berstandar kompetensi

    Fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat

    mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam

    menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara

    kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat

    mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. Jadi, Fisika

    bukan ilmu yang hanya mempelajari rumus-rumus mati.

    Pendidikan karakter perlu dilaksanakan secara simultan-integratif

    melibatkan semua matapelajaran. Pelajaran Fisika juga harus memberikan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    sumbangan nyata terhadap penyimpan generasi masa depan Indonesia yang

    berkarakter kuat.

    Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi dinyatakan bahwa

    kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dimaksudkan untuk

    (1) mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi

    (untuk jenjang SD), memperoleh kompetensi dasar (untuk jenjang SMP) dan

    kompetensi lanjut (untuk jenjang SMA), serta (2) menanamkan kebiasaan (untuk

    jenjang SD) dan membudayakan (untuk jenjang SMP dan SMA) berpikir dan

    berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri (Sutopo, 2011: 2).

    Tujuan pendidikan Fisika untuk mengembangkan kemampuan

    melakukan kerja ilmiah, penalaran dan penguasaan konsep, prinsip, dan

    ketrampilan (Suparno, 2009: 78). Permendiknas tentang standar isi menyatakan

    bahwa tujuan pelajaran Fisika di SMA adalah agar peserta didik memiliki

    kemampuan sebagai berikut: (1) Membentuk sikap positif terhadap Fisika. (2)

    Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka ulet, kritis dan dapat

    bekerjasama dengan orang lain. (3) Mengembangkan pengalaman. (4)

    Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan

    deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika. (5) Menguasai konsep

    dan prinsip fisika serta mempunyai ketrampilan mengembangkan pengetahuan

    dan sikap percaya diri (Sutopo, 2011: 2-3).

    Belajar fisika bukan hanya menghafalkan rumus-rumus saja, melainkan

    agar siswa dapat benar-benar memahami, menguasai, mengaplikasikan dalam

    kehidupan sehari-hari materi-materi yang ada didalamnya termasuk sikap dan cara

    berpikir ilmiah yang coba ditanamkan melalui pelajaran Fisika itu sendiri. Dari

    beberapa pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Fisika merupakan

    ilmu pengetahuan yang menguraikan dan menganalisis struktur dan peristiwa

    alam secara sederhana sehingga menghasilkan pengetahuan baru. Fisika

    menguraikan dan menganalisis struktur peristiwa alam semesta dan dari sini akan

    ditemukan konsep-konsep, aturan-aturan atau hukum-hukum alam yang dapat

    menerangkan gejala-gejala yang ada ataupun dikembangkan dalam bentuk hukum

    dan teori-teori.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    3. Konsep dan Definisi

    a. Konsep

    Menurut Rosser mengemukakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi

    atau pemaparan yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian

    kegiatan atau hubungan-hubungan, yang mewakili atribut-atribut yang sama

    (Ratna Wilis Dahar, 1989:80). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia

    (1991:764) konsep adalah gambaran suatu objek, proses, atau apapun yang berada

    diluar bahasa yang dahulu digunakan oleh akal budi untuk memahami masalah

    lainnya.

    Menurut Rosser dalam Ratna Wilis Dahar ( 1989 : 79 ) suatu konsep

    terdiri dari (1) Nama konsep, (2) Atribut-atribut, kriteria dan variabel konsep, (3)

    Definisi konsep, (4) Contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh, (5) Hubungan

    konsep dengan konsep lain.

    1) Nama konsep, digunakan sebagai komunikasi dengan orang lain dan

    memberikan tanda suatu objek.

    2) Atribut konsep merupakan ciri suatu konsep yang dapat digunakan untuk

    membedakan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh. Sedangkan variabel

    konsep adalah ciri yang berbeda antara contoh-contoh tanpa mempengaruhi

    kategori suatu konsep.

    3) Definisi konsep merupakan pernyataan suatu konsep.

    4) Contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh merupakan pengembangan suatu

    konsep.

    5) Hubungan konsep dengan konsep lain yaitu saling berkaiatan. Di mana konsep

    yang satu memiliki keterkaitan dengan konsep yang lain.

    Dari beberapa pendapat diatas konsep adalah abstraksi atau maksud dari

    sebuah objek atau kejadian yang digunakan untuk mempermudah komunikasi dari

    sifat-sifat yang merupakan karakteristik suatu objek, kejadian atau fenomena

    tertentu.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    b. Pemahaman Konsep

    Menurut Jatmiko pemahaman adalah kemampuan menyerap arti dari

    materi yang meliputi tiga aspek :

    1) Menerangkan sesuatu dengan kata-kata sendiri.

    2) Mengenali sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dengan yang

    ada dibuku.

    3) Menginterpretasikan atau menarik kesimpulan yang benar dan ilmiah (Siti

    Rahayu Haditono, 1992:21).

    Dari pendapat di atas pemahaman adalah tingkat kemampuan dalam

    mendefinisikan dan mengungkapkan konsep dengan benar melalui pemikiran

    sendiri.

    Derajat pemahaman konsep siswa menurut Mark sebagaimana yang

    dikutip oleh Abraham (1992:112) dapat digolongkan menjadi enam derajat

    pemahaman seperti dalam Tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Kategori Derajat Pemahaman Siswa Menurut Mark dalam Abraham

    (1992:112)

    No Derajat Pemahaman Kriteria Kategori

    1 Tidak ada respon Tidak ada jawaban Tidak memahami

    2 Tidak memahami Mengulang pertanyaan

    Menjawab tak berhubungan

    dengan pertanyaan

    Jawaban tidak jelas.

    Tidak memahami

    3 Miskonsepsi Menjawab tetapi penjelasan

    tidak benar atau tidak jelas.

    Miskonsepsi

    4 Memahami

    sebagian dengan

    miskonsepsi

    Jawaban menunjukkan ada

    konsep yang dikuasai tetapi ada

    pernyataan yang menunjukkan

    prakonsepsi

    Miskonsepsi

    5 Memahami

    sebagian

    Jawaban hanya menunjukkan

    adanya sebagian konsep yang

    Memahami

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    dipahami tanpa miskonsepsi

    6 Memahami konsep Jawaban menunjukkan konsep

    yang dipahami dengan semua

    penjelasan benar.

    Memahami

    Kriteria pemahaman konsep, yaitu:

    1) Mengenali konsep, di mana siswa mampu menyebutkan nama dan atribut

    konsep.

    2) Menjelaskan konsep, di mana siswa mampu menjelaskan definisi konsep

    beserta contohnya.

    3) Menjelaskan proses konsep, di mana siswa mampu menjelaskan proses

    terbentuknya konsep tersebut.

    4) Menginterpretasikan konsep, di mana siswa mampu menjelaskan hubungan

    antara konsep yang satu dengan yang lain.

    c. Definisi

    Agar dapat digunakan secara operasional, suatu konsep perlu

    diungkapkan dengan kalimat yang memuat pembatasan-pembatasan konsep

    tersebut. Ungkapan yang membatasi konsep inilah yang disebut dengan definisi.

    Definisi suatu konsep dapat dibedakan menjadi:

    1) Definisi analitik

    Definisi analitik yaitu definisi yang menyebutkan genus proksimum (keluarga

    terdekat) dan diferensia spesifika (pembeda khusus).

    2) Definisi genetik

    Definisi genetik yaitu definisi yang menunjukkan atau mengungkapkan cara

    terjadinya atau terbentuknya konsep yang didefinisikan.

    3) Definisi dengan rumus

    Definisi dengan rumus yaitu suatu definisi yang diungkapkan dengan kalimat

    matematis atau rumus.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    d. Macam-macam Konsep

    Menurut Moh. Amien dalam Das Salirawati (2010:13) konsep dapat

    dibedakan konsep menjadi tiga berdasarkan bentuknya, yaitu konsep

    klasifikasional, konsep korelasional, dan konsep teoritik.

    1) Konsep klasifikasional

    Berbentuk konsep yang didasarkan pada klasifikasi fakta-fakta ke dalam

    bagan-bagan yang terorganisir untuk menerangkan suatu objek atau gejala.

    2) Konsep korelasional

    Konsep yang dibentuk dari kejadian-kejadian khusus yang saling

    berhubungan atau observasi yang terdiri dari dugaan. Konsep ini terdiri dari

    suatu dimensi yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel yang

    dirumuskan dengan jika... maka...

    3) Konsep teoritik

    Konsep yang mempermudah penjelasan terhadap fakta atau kejadian-kejadian

    dalam sistem yang terorganisir. Proses ini menyangkut proses pengembangan

    mulai dari yang diketahui sampai yang belum diketahui.

    4. Prakonsepsi, Konsepsi, Miskonsepsi

    a. Prakonsepsi

    Prakonsepsi adalah konsep awal yang dimiliki oleh seseorang. Menurut

    kamus besar bahasa Indonesia pengertian prakonsepsi adalah gagasan sebelum

    menyaksikan atau mengalami sendiri keadaan sebenarnya. Euwe Van Den Berg

    (1991: 10) menyatakan bahwa Prakonsepsi adalah konsepsi yang dimiliki siswa

    sebelum pelajaran dimulai, di mana konsep tersebut terbentuk dari pengalaman-

    pengalaman-pengalaman sebelumnya walaupun mereka sudah pernah

    mendapatkan pelajaran formal.

    Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prakonsepsi

    adalah konsep awal yang dimiliki seseorang tentang suatu obyek mengalami atau

    konsep yang didefinisikan menurut pengalaman seseorang. Prakonsep siswa akan

    mempengaruhi proses belajar mengajar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    b. Konsepsi

    Dalam memahami konsep-konsep Fisika tidak semua siswa mempunyai

    tafsiran dan pemahaman yang sama. Menurut Euwe Van Den Berg : konsepsi

    adalah tafsiran perseorangan dari suatu konsep ilmu yang sudah dibuktikan

    kebenarannya dan diakui oleh orang lain (1991:10). Menurut kamus besar bahasa

    Indonesia konsepsi adalah pengertian, pendapat atau pemahaman dari seseorang

    yang mengungkapkan.

    Di Fisika kebanyakan konsep telah mempunyai arti yang jelas dan telah

    disepakati oleh para tokoh Fisika, akan tetapi konsepsi para siswa berbeda-beda

    sesuai dengan pengalaman dan cara pandangnya masing-masing. Tafsiran dari

    setiap orang mengenai konsep yang berbeda-beda inilah yang disebut sebagai

    konsepsi. Maka dapat disimpulkan bahwa konsepsi merupakan pengertian atau

    pemahaman suatu konsep ilmu yang ditemukan oleh ahli.

    c. Miskonsepsi

    Miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang bertentangan atau berbeda

    dengan konsepsi para ahli di mana konsep tersebut terbentuk setelah pembelajaran

    (Euwe Van Den Berg, 1991:10). Siswa mengalami miskonsepsi apabila

    pemahaman siswa terhadap suatu konsep berbeda dengan apa yang dipahami atau

    dimaksudkan ilmiah ataupun kurikulum termasuk didalamnya buku-buku acuan

    yang dipakai.

    Nana Sudjana (1989: 27) mensyaratkan kondisi untuk mempelajari

    konsep, yaitu unsur-unsur prasyarat hendaknya diulang lagi; konsep yang lebih

    tinggi tingkatannya harus menekankan sifat-sifat umum yang memiliki hubungan

    dengan setiap konsep dasar; konsep prasyarat harus jelas dan siap terdapat dalam

    ingatan sebelum suatu konsep yang lebih tinggi dikembangkan. Hal ini berarti

    pemahaman terhadap konsep dasar Fisika sangat memegang peranan dalam

    pemahaman konsep-konsep Fisika selanjutnya. Oleh karena itulah, seorang guru

    yang memperkenalkan pertama kali suatu konsep dasar Fisika diharapkan tidak

    salah dalam penyampaian, karena hal ini akan berakibat fatal ketika konsep

    tersebut digunakan sebagai prasyarat memahami konsep Fisika yang lain. Konsep

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    sebagai wujud hasil dari proses pembelajaran yang dicerminkan dalam bentuk

    nilai/prestasi belajar Fisika akan melibatkan proses perubahan dari prakonsepsi

    awal yang dimiliki peserta didik sebagai usaha pencapaian keutuhan konsep,

    sehingga permasalahan salah konsep atau miskonsepsi tidak akan muncul.

    Dari penegertian tersebut dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah

    konsep yang dibagun dari proses pembelajaran dan konsep yang terbentuk tidak

    sesuai dengan konsep ahli.

    5. Identifikasi Prakonsepsi

    Diperlukan cara-cara mengidentifikasi atau mendeteksi salah pengertian

    konsep yaitu melalui peta konsep, tes essai, interview klinis dan diskusi kelas

    (Novak, 1985 : 94 ; Pearsall, 1996:199 ; Sadia, 1997:8 ; Harlen, 1992:176).

    a. Peta Konsep (Concept Maps)

    Novak (1985 : 94) mendefinisikan peta konsep sebagai suatu alat

    skematis untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep yang digambarkan

    dalam suatu kerangka proposisi. Peta itu mengungkapkan hubungan-hubungan

    yang berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta

    konsep disusun hierarkis, konsep esensial akan berada pada bagian atas peta.

    Pearsal (1996 : 199) menyatakan bahwa dengan peta konsep dapat dilihat refleksi

    pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan mencermati kompleksitas peta konsep

    tersebut dapat dideteksi konsep-konsep mana yang kurang tepat dan sekaligus

    perubahan konsepnya. Untuk lebih melihat latar belakang susunan peta konsep

    tersebut ada baiknya peta konsep itu digabung dengan interview klinis. Dalam

    interview itu siswa diminta mengungkapkan lebih mendalam gagasan-

    gagasannya.

    b. Tes Esai Tertulis

    Guru dapat mempersiapkan suatu tes esai yang memuat beberapa konsep

    Fisika yang memang mau diajarkan atau yang sudah diajarkan. Dari tes tersebut

    dapat diketahui salah pengertian yang dibawa siswa dan salah pengertian dalam

    bidang apa. Setelah ditemukan salah pengertiannya, beberapa siswa dapat

    diwawancarai untuk lebih mendalami mengapa mereka punya gagasan seperti itu.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    c. Interview Klinis

    Interview klinis dilakukan untuk melihat miskonsepsi pada siswa. Guru

    memilih beberapa konsep Fisika yang diperkirakan sulit dimengerti siswa, atau

    beberapa konsep Fisika yang essensial dari bahan yang mau diajarkan. Kemudian,

    siswa diajak untuk mengekspresikan gagasan mereka mengenai konsep-konsep di

    atas. Dari sini dapat dimengerti latar belakang munculnya kesalahan konsep.

    d. Diskusi dalam Kelas

    Dalam kelas siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan mereka

    tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang mau diajarkan. Dari diskusi di

    kelas itu dapat dideteksi juga apakah gagasan/ide mereka tepat atau tidak (Harlen,

    1992:176). Dari diskusi tersebut, guru atau seorang peneliti dapat mengerti

    konsep-konsep alternatif yang dipunyai siswa. Cara ini lebih cocok digunakan

    pada kelas yang besar dan juga sebagai penjajakan awal.

    6. Materi Listrik Dinamis

    a. Arus Listrik

    Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik yang melalui

    suatu luasan penampang melintang (Tipler, 2001:138). Pergerakan muatan ini

    terjadi pada bahan konduktor. Muatan listrik dapat mengalir dalam suatu

    rangkaian bila dihubungkan dengan sumber energi. Muatan listrik dikenai suatu

    gaya, yaitu gaya gerak listrik (ggl) sehingga dapat bergerak. Ggl ini disebut juga

    beda potensial.

    Secara konvensional, arah arus listrik sama dengan arah aliran muatan

    positif, yaitu dari titik yang berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah

    dalam suatu rangkaian tertutup. Setelah penemuan konsep tentang elektron,

    diketahui bahwa pada saat terjadi arus listrik, muatan yang sebenarnya bergerak

    adalah muatan negatif (elektron). Karena elektron mengalir dari potensial rendah

    (kutub yang lebih negatif) menuju ke potensial tinggi, maka dapat pula dikatakan

    bahwa arus listrik berlawanan dengan arah gerak muatan negatif (elektron).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    Dalam selang waktu ( t ), muatan yang melewati penampang ( A ) adalah q

    sehingga kuat arus listrik ( I ) yang mengalir dapat dinyatakan sebagai :

    =

    (1)

    dengan q adalah banyaknya muatan yang mengalir untuk selang waktu ( t )

    yang sangat kecil. Untuk arus searah, jumlah muatan yang mengalir melalui suatu

    penampang kawat/konduktor adalah konstan sehingga dapat dituliskan:

    =

    (2)

    Satuan kuat arus listrik dalam SI adalah coulomb per sekon ( C/s ) yang lebih

    dikenal dengan ampere ( A ).

    Bila luas penampang yang dilewati arus sebesar A, maka rapat arus (J) dapat

    dituliskan:

    =

    (3)

    Rapat arus didefinisikan sebagai besarnya kuat arus per satuan luas penampang.

    Rapat arus J mempunyai satuan ampere/m2.

    b. Resistansi dan Hukum Ohm

    Menurut Hukum Ohm, pada komponen Ohmik (komponen yang

    memenuhi Hukum Ohm) kuat arus ( I ) berbanding lurus dengan besarnaya

    tegangan yang diberikan ( V ) untuk suhu yang konstan dalam suatu segmen

    kawat. Jika disajikan dalam bentuk grafik, maka grafik hubungan antara arus

    listrik yang mengalir dan tegangan yang diberikan dalam suatu penghantar adalah

    sebagai berikut:

    Gambar 2.1 Grafik Hubungan Antara Arus Listrik dan Tegangan

    dalam Suatu Penghantar.

    I ( A )

    V ( Volt ) o

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    Apabila hambatan yang digunakan diganti dengan yang lain, gradien

    kurva akan berubah. Jika kemiringan grafik tersebut adalah m, didapatkan

    hubungan :

    = = (4)

    Besarnya gradient ( m ) adalah berbanding terbalik dengan besarnya

    hambatan suatu bahan ( R ). Konstanta kesebandingan arus dan tegangan ditulis

    1/R, di mana R disebut resistansi. Sehingga akan didapatkan hubungan :

    1 =

    1 =

    (5)

    Besarnya hambatan listrik dalam satuan SI dinyatakan dalam Ohm ( ).

    Dengan kualifikasi bahwa R konstan, memberikan persamaan matematik hukum

    Ohm yaitu:

    = (6)

    Besarnya hambatan (R) suatu bahan / kawat penghantar berbanding lurus

    dengan nilai hambatan jenis () dan panjang bahan penghantar ( l ), serta

    berbanding terbalik dengan luas penampangnya ( A ). Secara matematis,

    pernyataan tersebut dapat disajikan dalam persamaan :

    =

    (7)

    Perubahan hambatan jenis sebanding dengan besarnya perubahan suhu

    (T), sehingga perubahan nilai hambatan juga akan mengikuti hubungan :

    = 0 (8)

    Sehingga

    = 0 1 + (9)

    di mana :

    RT : hambatan pada suhu T0C

    R0 : hambatan mula-mula

    : koofisien suhu hambatan jenis ( per 0C )

    T : perubahan suhu ( 0C )

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    c. Kombinasi Resistor

    1) Hubungan seri

    Hubungan seri hambatan-hambatan listrik dapat dilihat pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.2 Hambatan yang Disusun Seri

    Hambatan total (Rt) beberapa hambatan yang disusun secara seri dapat dituliskan

    sebagai :

    = 1 + 2 + + (10)

    Besarnya arus yang mengalir pada setiap hambatan adalah sama

    = 1 = 2 = (11)

    Selain itu, hubungan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, dimana :

    1 = 1

    1+2 (12)

    atau

    = 1 + 2 + 3 + (13)

    2) Hubungan Paralel

    Hubungan paralel komponen listrik dapat dilihat pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3 Hambatan yang Disusun Paralel

    Hambatan total ( Rt ) beberapa hambatan yang disusun secara paralel dapat

    dituliskan sebagai :

    1

    =

    1

    1+

    1

    2+ +

    1

    (14)

    Dapat juga dituliskan bahwa untuk dua hambatan yang dihubungkan secara

    paralel :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    = 12

    1+2 (15)

    Sedangkan jika ada n buah resistor yang sama besar ( R1 = R2 =....= Rn=R) yang

    dihubungkan secara paralel, maka:

    =

    (16)

    Rangkaian paralel berfungsi sebagai pembagi arus ( It = I1 + I2 +...+In ) dan beda

    potensial setiap hambatan adalah sama ( Vt = V1 = V2 = Vn ).

    d. Hukum Kirchoff

    Hukum Kirchoff mengatakan bahwa :

    (1). Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah aljabar dari beda

    potensialnya harus sama dengan nol. (2). Pada setiap titik percabangan jumlah

    arus yang masuk melalui titik tersebut sama dengan jumlah arus yang keluar dari

    titik tersebut. Hukum I Kirchof atau kaedah loop (loop rule) didasarkan atas

    kekekalan energi. (Tipler, 2001:174)

    + = 0 (17)

    Misalkan arah loop searah dengan arah I, yaitu a-b-c-d-a

    Gambar 2.4 Rangkaian Tertutup

    Kuat arus listrik I dari gambar di atas dapat ditentukan dengan menggunakan

    Hukum I Kirchoff.

    + = 0 (18)

    1 2 1 + 2 + = 0 (19)

    Hukum II Kirchoff secara matematis dapat dituliskan sebagai :

    = (20)

    Misalkan kita memiliki sebuah percabangan arus seperti Gambar 2.5 berikut :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    Gambar 2.5 Percabangan Arus

    Berdasarkan Hukum II Kirchoff, maka akan berlaku persamaan :

    1 + 2 = 3 + 4 + 5 (21)

    e. Sumber Tegangan

    1). Rangkaian sumber tegangan seri

    Gambar 2.6 Sumber Tegangan yang Disusun Seri

    Gambar 2.6 menunjukkan tiga sumber tegangan yang dirangkai secara seri.

    Ditinjau dari hukum Ohm dan Hukum Kircoff maka didapatkan besar arus yang

    dihasilkan sumber tegangan yang dirangkai seri sebagai berikut:

    = . (22)

    = . (23)

    = .

    + . (24)

    2). Rangkaian sumber tegangan paralel

    Gambar 2.7 Sumber Tegangan yang Disusun Paralel

    I4

    I1 I2

    I3

    I5

    1 r1 2 r2 3 r3

    R

    1 r1

    2 r2

    3 r3

    R

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    Gambar 2.7 menunjukkan tiga sumber tegangan yang dirangkai secara paralel.

    Ditinjau dari hukum Ohm dan Hukum Kircoff maka didapatkan besar arus

    yang dihasilkan sumber tegangan yang dirangkai paralel sebagai berikut:

    = (25)

    =

    (26)

    =

    +

    (27)

    f. Energi dan Daya Listrik

    1). Energi Listrik

    Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber

    arus. Besarnya energi listrik yang dikeluarkan sumber arus dalam waktu tertentu

    sebagai berikut:

    Rangkaian A Rangkaian B

    Gambar 2.8 Rangkaian Voltmeter dan Ampermeter

    Gambar 2.8 rangkaian A dan rangkaian B menunjukkan pemasangan

    voltmeter dan ampermeter. Voltmeter dihubungkan secara paralel dengan resistor

    untuk mengukur beda potensial pada resistor, sehingga tegangan jatuh pada

    voltmeter sama seperti pada resistor. Sebuah voltmeter yang baik memiliki

    resistansi yang besar sehingga efeknya pada rangkaian menjadi minimal (Tipler.

    2001: 194). Untuk mengukur arus, ampermeter disusun secara seri dengan resistor

    sehingga ampermeter dan resistor membawa arus yang sama. Karena ampermeter

    memiliki resistansi, maka arus dalam rangkaian berkurang karena ampermeter

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    disisipkan. Idealnya, amperemeter memiliki resistansi yang sangat kecil sehingga

    hanya sedikit perubahan yang terjadi terhadap arus yang akan diukur.

    Amperemeter memiliki rentang ukur tertentu bergantung dari rangkaian yang

    digunakan (Dicky Arinanda Arifin, 2011: 11). Sebagai contoh ammperemeter

    dengan sensitifitas 1 mA dapat mengukur arus rangkaian dari 0 sampai dengan 1

    mA. Ampermeter memiliki batas maksimal, jika hambatannya kecil dan dipasang

    sebelum beban maka akan menyebabkan terbakarnya amperemeter. Sehingga

    Gambar 2.8 rangkaian A baik untuk mengukur arus. Sedangkan rangkaian B tidak

    dianjurkan karena dapat merusak amperemeter.

    Jika arus listrik mengalir pada pengkantar yang berhambatan R, maka

    sumber arus akan mengeluarkan energi pada penghantar yang bergantung pada

    beda potensial, kuat arus dan waktu. Maka persamaan energi dapat dirumuskan:

    = (28)

    = (29)

    = 2 (30)

    di mana:

    W : energi listrik (Wh)

    V : teganga listrik (Volt)

    R : hambatan listrik (Ohm)

    t : selang waktu (sekon)

    2). Daya Listrik

    Daya listrik adalah banyaknya energi tiap satuan waktu. Dari definisi ini,

    maka daya listrik (P) dapar dirumuskan :

    =

    (31)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    B. Penelitian yang Relevan

    I Wayan Sadia (2004) yang berjudul Efektivitas Model Konflik kognitif

    dan Model Siklus Belajar untuk Memperbaiki Miskonsepsi Siswa dalam

    Pembelajaran Fisika. Kesimpulan dari penelitiannya yaitu (1) Hasil pretest yang

    dilaksanakan pada awal penelitian ini, terungkap bahwa prakonsepsi (prior

    knowledge) siswa terhadap suatu konsep fisika cukup bervariasi yaitu terdapat

    antara tiga sampai enam macam konsepsi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa

    siswa masuk ke dalam kelas tidak dengan kepala kosong (blank mind), tetapi

    mereka telah memiliki berbagai gagasan tentang suatu gejala fisika yang

    dibangunnya melalui belajar informal dalam upaya memberi makna terhadap

    pengalaman mereka sehari-hari. (2) Sebagian besar dari prakonsepsi (prior

    knowledge) siswa berlabel miskonsepsi, yakni sekitar 73,5% siswa kelompok

    eksperimen dan 67,8% siswa kelompok kontrol prakonsepsinya berlabel

    miskonsepsi. Salah satu kendala instruksional yang dialami guru fisika dalam

    implementasi model dan strategi pembelajaran model konflik kognitif dan model

    siklus belajar, yaitu dalam proses pembelajaran secara aktual di kelas, langkah

    eksplorasi prakonsepsi siswa yang merupakan langkah awal dalam penerapan

    model dan strategi pembelajaran sering terlewatkan sehingga miskonsepsi siswa

    dan latar penyebabnya tidak teridentifikasi dengan baik.

    Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri

    naturalistik atau alami yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur

    penghitungan secara statistik (Basrowi dan Suwandi,2008 : 22). Menurut Lexy J.

    Moleong (2011: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

    memahami fenomena yang terjadi dan dialami oleh subjek penelitian misalnya,

    perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan

    cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

    yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sedangkan

    Bodgan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi (2008:21) mendefinisikan

    metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

    diamati

    Hasil penelaahan kepustakaan ditemukan bahwa Bogdan dan Biklen

    dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 25) mengajukan lima ciri penelitian

    kualitatif, sedangkan Licoln dan Guba dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 25)

    mengupas sepuluh ciri penelitian kualitatif. Kajian dari penelaahan tersebut

    menghasilkan ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu: latar alamiah, manusia sebagai

    alat (instrument), metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar

    (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya

    batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data,

    desain yang bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati

    bersama.

    Menurut Lofland dan Lofland dalam Meleong (2011:157)

    mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-

    kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain

    Sumber data pada penelitian kualitatif berupa deskripsi data.

    Populasi dalam suatu penelitian merupakan seluruh subjek yang ingin

    diteliti. Sutrisno Hadi dalam Wardoyo (2010: 25) menyatakan bahwa populasi

    adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Suharsimi Arikunto

    (2002:102) juga menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek

    penelitian.

    Teknik pengambilan sampel dalam menurut rumus Yamene,

    sebagaimana yang dikemukakan oleh Iqbal Bukhori dan Raharja (2012: 5) yaitu

    = N

    Nd2+1 (32)

    dimana n adalah Jumlah sampel, N merupakan Jumlah populasi dan d adalah

    derajat kepercayaan (10%). Seperti yang diungkapkan oleh Moleong (2011:224)

    pada penelitian kualitatif tidak ada sampel, tetapi sampel bertujuan (purposive

    sampling). Alasan digunakan purposive sampling karena menurut teknik ini,

    pemilihan sekelompok subjek yang digunakan sebagai sampel didasarkan atas

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    ciri-ciri atau sifat-sifat yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan

    ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

    Teknik Pengumpulan Data yaitu cara yang digunakan dalam

    pengumpulan data penelitian. Jenis-jenis teknik pengumpulan data yaitu metode

    tes, wawancara, dan pengamatan.

    1) Metode Tes

    Menurut Budiyono (2003:54) metode tes adalah cara mengumpulkan

    data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan kepada subyek

    penelitian sehingga didapatkan jawaban atau keterangan dari subjek. Dari

    hasil tes tersebut kemudian dianalisis tipe-tipe kesalahan konsep yang terjadi

    pada siswa. Pengukuran hasil belajar fisika pada penelitian ini dengan

    menggunakan instrumen tes diagnosis prakonsepsi. Sebelum dilaksanakan tes,

    instrumen yang digunakan harus benar-benar valid. Budiyono (2003:55)

    menyatakan bahwa sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrument

    tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

    Validitas berkenaan dengan ketepatan instrumen atau alat penilaian

    terhadap konsep yang akan dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang

    seharusnya dinilai. Saifudin Azwar (1992:45) menyatakan bahwa tipe validitas

    pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu content validity

    (validitas isi), construct validity (validitas konstrak), criterion-related validity

    (validitas berdasar criteria).

    Budiyono (2003:58) menyatakan bahwa suatu instrument yang valid

    menurut validitas isi apabila isi instrument telah merupakan sampel

    representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Sedangkan menurut

    Saifudin Azwar (1992:45) menyatakan bahwa validitas isi adalah sejauh

    mana isi item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang

    hendak diukur atau dapat mewakili keseluruhan dari suatu materi. Untuk

    mengukur validitas isi ini peneliti mendengarkan pendapat ahli berdasarkan

    kriteria yang ditetapkan.

    Reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah

    alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada subyek yang sama

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    atau berbeda (Sudarwan Danim, 1997:199). Alat ukur dikatakan reliabel

    apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika

    sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu

    yang berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi

    yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan

    (Budiyono, 2003:65).

    2) Wawancara (Interview)

    Moleong (2011:186) menyatakan wawancara adalah percakapan

    dengan maksut tertentu dan dengan tujuan tertentu. Sedangkan menurut

    Basrowi dan Suwandi (2008:127) juga mengemukakan bahwa wawancara

    adalah percakapan dengan maksud tertentu yaitu pewawancara dan yang

    diwawancarai. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara

    yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan

    jawaban atas pertannyaan itu. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data

    atau informasi dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan

    mendalam (deep interview) serta berlandaskan pada tujuan penelitian.

    3) Pengamatan

    Ngalim Purwanto (1985) dalam Basrowi dan Suwandi (2008:193)

    menuliskan bahwa observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan

    mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkahlaku dengan

    melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

    Validitas Data penelitian digunakan untuk mengetahui data yang

    diperoleh benar-benar terjadi. Salah satu validitas data yang digunakan adalah

    triangulasi data. Lexy Moleong (2011:330) mengemukakan triangulasi data adalah

    teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

    data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding data-data itu. Teknik

    triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

    Pada prinsipnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan

    proses pengumpulan data. Teknik analisis yang ditemukan oleh Miles dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    Huberman dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 210) mencakup tiga kegiatan yang

    bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

    1) Reduksi data

    Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,

    pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini

    berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian.

    Reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya untuk

    menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

    mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik.

    2) Penyajian data

    Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun memberi

    kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk

    penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan.

    Tujuannya adalah untuk mempermudah membaca dan menarik kesimpulan.

    3) Menarik kesimpulan atau verifikasi

    Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait

    dengan logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan

    dengan mengkaji berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data

    yang telah terbentuk dan proposes yang telah dirumuskan. Setelah mendapatkan

    kesimpulan, maka peneliti melaporkan hasil penelitian secara lengkap, dengan

    temuan baru yang berbeda dengan temuan yang sudah ada.

    Berdasarkan uraian diatas langkah analitis data dengan pendekatan ini

    dapat digambarkan sebagai berikut.

    Gambar 2.9 Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman

    dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 210)

    Koleksi data Displai data

    Reduksi data

    Kesimpulan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    Prosedur penelitian kualitatif merupakan tahapan-tahapan kegiatan dalam

    melakukan penelitian kualitatif. Ada beberapa pendapat dalam memperinci

    tahapan kegiatan kualitatif, seperti yang dikemukakan oleh Matthew B. Miles dan

    A. Michael Huberman yang diterjemahkan oleh Tjetjep Rehendi R. dalam Asep

    Suryana (2007: 2), tahap-tahapan penelitian kualitatif itu meliputi langkah-

    langkah sebagai berikut: (1) Membangun Kerangka Konseptual, (2) Merumuskan

    Permasalahan Penelitian, (3) Pemilihan Sampel dan Pembatasan Penelitian, (4)

    Instrumentasi (5) Pengumpulan Data, (6) Analisis Data, (7) Matriks dan Pengujian

    Kesimpulan.

    Pendapat lain dari Endang S Sedyaningsih Mahamit dalam Asep Suryana

    (2007 : 5) tahapan penelitian kualitatif meliputi: (1) Menentukan permasalahan;

    (2) Melakukan studi literature; (3) Penatapan lokasi; (4) Studi pendahuluan; (5)

    Penetapan metode pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumen, diskusi

    terarah; (6) Analisa data selama penelitian; (7) Analisa data setelah; validasi dan

    reliabilitas, (8)Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table

    frekuensi.

    C. KERANGKA BERFIKIR

    Dalam memahami konsep baru yang diberikan oleh guru tidak semua

    siswa mempunyai pemahaman konsep awal dan penafsiran yang sama. Ada siswa

    yang benar-benar memahami konsep awal yang diberikan guru sesuai konsep para

    ahli, tetapi ada juga yang siswa yang mengalami prakonsepsi atau pemahaman

    awal yang salah sehingga membentuk konsep yang salah. Bahkan juga ada siswa

    yang tidak memahami sama sekali konsep yang diberikan oleh guru.

    Terjadinya penggabungan antara konsep-konsep yang diberikan guru

    dengan konsep awal / prakonsepsi yang dimiliki siswa, serta adanya hambatan-

    hambatan siswa seperti intelegensi, keterbatasan siswa dalam memanfaatkan

    inderanya akan memungkinkan terjadinya miskonsepsi. Hal ini juga dapat

    dimungkinkan guru dalam mengajarkan konsep-konsep Fisika belum sesuai

    dengan konsep para ahli yang disederhanakan dengan metode yang sesuai dengan

    sifat konsep yang diajarkan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    Dalam mempelajari materi Listrik dinamis banyak konsep awal yang

    harus dikuasai siswa. Adanya prakonsepsi siswa pada konsep-konsep tersebut

    sangat mungkin terjadi sehingga penelitian prakonsepsi ini harus dilakukan.

    Berikut gambar prosedur penelitian yang dilakukan.

    Gambar 2.10 Bagan Kerangka Berfikir

    Dari bagan kerangka berpikir dapat diketahui prosedur penelitian yaitu

    dengan menggunakan cara pengumpulan data menggunakan tes, wawancara, dan

    pengamatan. Hasil pengumpulan data berupa data tes, data wawancara, data

    pengamatan. Data tes digolongkan menjadi tiga kategori yaitu memahami,

    kesalahan, prakonsepsi dan tidak memahami. Siswa yang memahami berarti

    memiliki konsep awal / prakonsepsi benar sedangkan tidak memahami adalah

    siswa yang belum membentuk konsep awal/ tidal memiliki prakonsepsi. Dari

    ketiga data yang didapat dianalisis adanya prakonsepsi siswa dan ditarik

    kesimpulan.

    Tes Sisw

    a

    Memahami stop

    Kesalahan

    Prakonsepsi

    Tidak memahami

    stop

    Analisis prakonsepsi

    Wawancara Data wawancara

    Kesimpulan

    Pengamata

    n

    Data Pengamatan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Bulu Sukoharjo pada kelas X

    semester genap Tahun Ajaran 2011-2012.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan dengan tiga tahap:

    a. Tahap Pendahuluan

    Tahap pendahuluan meliputi pengajuan judul, konsultasi proposal,

    penyusunan tes, pembuatan surat ijin dari dekan yang digunakan pada tempat

    penelitian.

    b. Tahap Pelaksanaan

    Tahap pengumpulan data dimulai dari bulan Februari sampai maret 2012

    c. Tahap Akhir

    Tahap akhir meliputi analisis data dan penyusunan laporan.

    B. Bentuk dan Strategi Penelitian

    Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif deskriptif karena tujuan

    penelitian ini adalah mendeskripsikan faktor-faktor dari subyek penelitian.

    Pendekatan yang digunakan adalah indiktif karena dapat menemukan kenyataan-

    kenyataan ganda dari data yang dikumpulkan.

    Penelitian terhadap fenomena yang ada pada kelas X SMA Negeri I Bulu

    sebagai subjek yaitu dengan menggunakan tes diagnostik, wawancara, dan

    observasi. Peneliti membuat instrument tes diagnostik, instrument wawancara,

    dan instrument observasi untuk mendapatkan fakta-fakta yang terjadi. Hasil dari

    tiga instrument tersebut divalidasi menggunakan trianggulasi data. Dari penelitian

    ini diharapkan dapat mengetahui prakonsepsi siswa pada konsep listrik dinamis,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    sehingga guru dapat memberikan pelajaran yang tepat untuk siswa agar tidak

    mengalami miskonsepsi.

    C. Sumber Data

    Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian maka sumber data

    penelitian ini yaitu

    1. Hasil tes diagnostik fisika pada pokok bahasan listrik dinamis.

    Tes yang digunakan adalah tes berbentuk multiple choice dengan reasoning

    yang telah ditentukan dan merupakan soal yang valid. Tes diagnosis adalah tes

    untuk mengungkap kelemahan siswa dalam bagian khusus hasil kerja siswa

    2. Hasil wawancara siswa.

    Wawancara siswa dilakukan pada siswa yang dicurigai mengalami kesalahan

    konsep.

    3. Hasil pengamatan proses pembelajaran.

    Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung.

    D. Teknik Sampling

    1. Populasi Penelitian

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I

    Bulu, Sukoharjo yaitu sebanyak 225 siswa yang terbagi dalam 6 kelas.

    2. Sampel Penelitian

    Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan

    rumus Yamene (1967) seperti pada persamaan 32. Sehingga dalam penelitian ini

    jumlah sampel yang didapat dari rumus Yamene adalah

    =225

    225(0,1)2 + 1= 69,23

    Maka jumlah sampel yang diteliti adalah 70 siswa. Penentuan sampel

    penelitian yaitu dengan teknik purposive sampling digunakan untuk mengetahui

    perbedaan konsep antara para ahli dengan siswa. Sampel yang dipilih adalah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    siswa kelas XC 38 siswa, XD 37 siswa, XE 38 siswa, dan XF 36 siswa SMA

    Negeri 1 Bulu, Sukoharjo. Empat kelas tersebut dipilih karena pada kelas tersebut

    memiliki siswa yang bervariasi.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Data dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan tiga cara, yaitu:

    1. Metode Tes

    Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes pilihan

    ganda beralasan yang bersifat diagnosis untuk mengetahui kesalahan konsep pada

    siswa. Tes diagnostik yang digunakan, 25 butir tes dari tes diagnostik Haris

    (2011) dengan sedikit modifikasi dan 15 butir tes tambahan. Tes diagnostik

    divalidasi menggunakan validasi konstruksi dan isi oleh ahli dan menguji

    reliabilitas instrument tes untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil yang dicapai.

    2. Wawancara (Interview)

    Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

    dan struktural yaitu pertanyaan yang dajukan adalah pertanyaan deskriptif dan

    struktural, pertanyaan yang meminta informan untuk memberikan gambaran atau

    melukiskan secara naratif tentang berbagai hal sekaligus mendapatkan gambaran

    secara lebih rinci.

    Subjek yang diwawancarai pada suatu saat pilihan hanya berkisar di

    antara beberapa orang yang memenuhi persyaratan. Mereka adalah yang berperan,

    yang pengetahuannya luas tentang daerah atau lembaga tempat penelitian dan

    yang suka bekerja sama untuk kegiatan yang sedang dilakukan. Pada penelitian ini

    subjek yang diwawancarai adalah subjek yang dapat mewakili siswa yang

    mengalami permasalahan yang sama.

    3. Pengamatan

    Teknik pengamatan didasarkan secara langsung dan dilakukan sesuai

    dengan tujuan penelitian. Pengamatan penelitian ini dilakukan pada saat siswa

    mengerjakan tes diagnostik dan proses kegiatan belajar - mengajar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    F. Validitas Data

    Validitas merupakan keakuratan data dan keshahihan data yang telah

    dikumpulkan yang nantinya akan dianalisa dan ditarik kesimpulan pada akhir

    penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data

    yang didasarkan akurat atas sejumlah kriteria tertentu. Sedangkan dalam

    penelitian ini teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah triangulasi data.

    Triangulasi data yang digunakan yaitu membandingkan dan mengecek

    balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diberikan oleh informan melalui

    alat yang tersedia dalam metode kualitatif. Hal ini dilakukan dengan

    membandingkan hasil wawancara, pengamatan, dan hasil tes

    Jadi dalam penelitian ini digunakan berbagai sumber data untuk

    mengumpulkan data yang sama, dengan tujuan untuk memberikan kebenaran,

    untuk memperoleh kepercayaan terhadap suatu data dengan membandingkan

    dengan data yang diperoleh dari sumber yang berbeda dimana data yang dikontrol

    oleh data lain dari sumber yang berbeda.

    G. Analisis Data

    Analisis data kualitatif dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data,

    dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran

    penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya

    menjawab fokus penelitian. Menentukan kebermaknaan data atau informasi data

    diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual,

    dan pengalaman peneliti. Kualitas hasil analisis data kualitatif sangat tergantung

    pada faktor-faktor tersebut. Aktivitas dalam analisis data kuantitatif dilakukan

    dengan menggunakan statistik deskriftif. Statistik deskriptif adalah statistik yang

    digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau

    menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

    membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

    kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    1. Reduksi data

    Dalam reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang valid. Ketika

    peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek ulang dengan

    informan lain yang dirasa lebih mengetahui. Memnggolongkan data-data yang

    diperoleh serta membuang data-data yang tidak digunakan.

    2. Penyajian data

    Hasil tes diagnostik dapat diketahui konsep awal siswa tentang Listrik

    Dinamis. Penelitian ini data tes diagnostik akan disajikan berbentuk tabel daftar

    derajat pemahaman siswa dalam mengerjakan soal yaitu sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Prosentase Hasil Tes Diagnostik Siswa

    Nomor

    Soal

    Memahami Tidak Memahami Miskonsepsi

    Jumlah % Jumlah % Jumlah %

    1 .. .. .. .. .. ..

    2 .. .. .. .. .. ..

    Adapun derajat pemahaman konsep dan indikator secara khusus adalah sebagai

    berikut :

    1) Jawaban siswa termasuk kategori tidak memahami bila:

    a) Jawaban benar, namun tidak memberikan jawaban penjelasan.

    b) Jawaban salah, demikian juga penjelasannya dan keduanya tidak ada

    keterhubungan.

    c) Jawaban benar, namun penjelasan atas jawaban tidak berhubungan dengan

    pertanyaan.

    2) Jawaban siswa termasuk kategori memahami bila:

    a) Jawaban benar, penjelasan menunjukkan bahwa konsep yang dipahami

    sudah benar.

    b) Jawaban benar, namun penjelasan jawaban menunjukkan hanya sebagian

    konsep yang dipahami dan tidak menunjukkan adanya miskonsepsi.

    3) Jawaban siswa termasuk kategori miskonsepsi bila:

    a) Jawaban benar, penjelasan menunjukkan jawaban yang tidak logis.

    b) Jawaban dan penjelasan menunjukkan adanya miskonsepsi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    3. Menarik kesimpulan atau verifikasi

    Berdasarkan data yang diperoleh dibuat rumusan proposisi yang terkait

    dengan temuan penelitian sehingga mendapatkan kesimpulan. Data-data kualitatif

    yang dikumpulkan dari wawancara, pengamatan dan tes diagnostik divalidasi

    dengan triangulasi data. Penelitian ini didapatkan data prakonsepsi siswa seperti

    pada Tabel 3.2.

    Tabel 3.2 Prakonsepsi Siswa

    Nomor Prakonsepsi siswa Nomor Butir Tes Prosentase

    P1 .. .. ..

    P2 .. .. ..

    H. Prosedur Penelitian

    Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa prosedur. Adapun

    prosedur atau langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    1. Tahap Pra Lapang

    Dalam tahap ini peneliti terjun ke lokasi tapi masih berkaitan pada

    pembeuatan proposal dan pengajuan berkas perijinan ke sekolah.

    2. Tahap Lapangan

    Dalam hal ini peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang

    diperlukan di lapangan.

    3. Tahap Analisis Data

    Pada bagian ini analisis data dilakukan dalam suatu proses, artinya

    pelaksanaan analisis data dilakukan setelah meninggalkan lapangan.

    4. Tahap Penulisan Laporan dan memperbanyak laporan

    Tahap ini merupakan akhir dari prosedur penelitian, yaitu pekerjaan

    menyusun laporan penelitian dan memperbanyak yang nantinya diajukan dan

    dipertanggungjawabkan dihadapan penguji.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    Setelah seluruh proposal selesai dan perijinan selesai proses

    pengumpulan data dimulai dengan cara:

    a. Menyusun tes prakonsepsi

    b. Dari butir soal yang baik selanjutnya dikenakan pada subyek penelitian.

    c. Jawaban siswa diperiksa dan dianalisis adakah prakonsep siswa

    d. Mewawancarai subyek yang mengalami prakonsepsi untuk mengetahui

    sebab-sebab terjadinya prakonsepsi

    Setelah proses ini data dianalisis lebih lanjut menggunakan teknik

    analisis sesuai analisis data dan membandingkannya dengan hasil wawancara

    yang dilakukan. Selama penelitian, peneliti senantiasa meminta bimbingan dari

    dosen pembimbing. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian

    yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Data

    1. Data Hasil Pengamatan

    Pengamatan dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung untuk

    mendapatkan informasi tentang interaksi yang terjadi didalam ruang kelas.

    Pengamatan dilakukan pada guru dan siswa dari tahap persiapan guru sampai bel

    berakhirnya pelajaran. Data hasil pengamatan sebagai berikut:

    a. Persiapan siswa dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

    Persiapan siswa dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam

    pelajaran Fisika dari empat kelas yang diamati yaitu siswa menyiapkan buku-buku

    yang digunakan ketika guru sudah masuk ke dalam kelas. Buku paket pelajaran

    ada yang tidak memiliki namun untuk buku Lembar Kegiatan Siswa (LKS) semua

    siswa memiliki.

    b. Persiapan guru dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

    Guru Fisika sudah menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran) dalam pembelajaran. Guru berusaha untuk menyesuaikan kegiatan

    pembelajaran sesuai dengan RPP meskipun pelaksanaannya guru menyesuaikan

    tingkat kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran. Media LCD masih

    terbatas.

    c. Proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

    Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran, guru

    menekankan pada ketrampilan proses. Metode pembelajaran yang digunakan pada

    setiap kelas berbeda-beda hal ini disesuaikan dengan kondisi kelas yaitu diskusi

    kel