Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROFIL
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI JAWA TENGAH2018
PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHANI N V E S T A S I D I W I L A Y A H B E R G A S
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan buku “Profil
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi Kawasan Bergas Untuk Pengembangan
Kawasan Industri”. Penyusunan profil ini dilatar-belakangi perlunya penyiapan wilayah
pengembangan industri di luar wilayah pusat pengembangan industri nasional di Kedungsepur.
Penyiapan wilayah tersebut, disamping untuk penyebaran investasi, juga untuk mendukung
pengembangan industri di Kedungsepur serta mengoptimalkan pemanfaatan pembangunan
infrastruktur wilayah, baik yang sudah terbangun maupun antisipasi tahap perencanaan. Adapun
tujuan penyusunan profil adalah menyediakan informasi kesiapan pengembangan kawasan industri
di wilayah Bergas (Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal).
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada narasumber dari Pemerintah Kabupaten/Kota,
Himpunan Kawasan Industri, maupun pendamping kegiatan dari Universitas Negeri Semarang.
Dengan harapan agar informasi ini dapat memicu tumbuhnya industri di kawasan Bergas.
Semarang, September 2018
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI JAWA TENGAH
Dr. PRASETYO ARIBOWO, SH. M.Soc. SC
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF Kajian Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kajian mengenai pemetaan potensi dan peluang investasi di Kabupaten Brebes dan
Kabupaten Tegal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagi calon investor dan
mempromosikan investasi di Jawa Tengah. Harapannya, sektor-sektor yang direkomendasikan
tersebut akan mempermudah dan sekaligus memetakan secara komprehensif potensi investasi.
Berdasarkan hasil analisis overlay di atas maka direkomendasikan tujuh sektor industri yang layak
dipromosikan dari Kabupaten Brebes. Untuk kategori prioritas satu direkomendasikan sektor garmen
dengan saran pengembangan di kecamatan Tanjung, Losari, Bulakamba, Wanasari. Kemudian
investasi untuk sektor industri tekstil dan produk tekstil dengan lokasi rekomendasi di kecamatan
Tanjung, Losari, Wanasari. Untuk prioritas ke dua direkomendasikan industri kulit dan produk kulit
serta olahan makanan. Untuk industri kulit dan produk kulit direkomendasikan dikembangkan di
Kecamatan Ketanggungan, Kersana. Selanjutnya industri pengolahan makanan yang dalam hal ini
pengolahan teh direkomendasikan di Kecamatan Bumiayu, Tanjung dan Losari. Serta industri
pengolahan bawang yang direkomendasikan di kecamatan Tanjung dan Losari. Terakhir adalah
sektor industri yang layak dipromosikan sebagai alternatif ke tiga. Tiga sub sektor industri tersebut
adalah kayu lapis, pakan udang dan ternak lain serta agrowisata. Untuk industri kayu lapis dan
pakan udang serta ternak lain direkomendasikan di kemacatan Tanjung dan Losari. Adapun untuk
agrowisata direkomendasikan di kecamatan Paguyangan dan Brebes. Berdasarkan hasil analisis
juga diketahui bahwa untuk kabupaten Tegal direkomendasikan delapan sektor industri yang layak
dipromosikan. Untuk kategori prioritas satu direkomendasikan industri tekstil dan produk tekstil
dengan rekomendasi pengembangan di Kecamatan Margasari, Warureja, Suradadi dan Kramat.
Kemudian investasi untuk sektor industri pengolahan makanan dengan rekomendasi pengembangan
di kecamatan Margasari dan Suradadi. Selanjutnya industri barang logam dengan rekomendasi
pengembangan di Kecamatan Margasari, Kramat dan Warureja. Untuk kategori prioritas kedua atau
andalan direkomendasikan pada industri logam dasar dengan saran pengembangan di Kecamatan
Margasari, Kramat dan Warureja. Selanjutnya adalah potensi industri pengolahan tebu yang layak
dikembangkan di Kecamatan Pangkah. Pemilihan lokasi ini sejalan dengan hasil analisis Focus
Group Discussion (FGD) dan peruntukan Rencana Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Tegal.
Terakhir adalah sektor industri yang layak dipromosikan sebagai alternatif ketiga atau potensial. Tiga
sub sektor industri tersebut adalah furnitur, air minum dalam kemasan dan agrowisata. Untuk
industri furnitur dasarankan untuk dikembangkan di kecamatan Margasari, Kramat dan Suradadi.
Sedangkan industri air minum dalam kemasan disarankan dikembangkan di Kecamatan Bumijawa,
dan Margasari. Sedangkan agroindustri disarankan dikembangkan di Kecamatan Bumijawa.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... ...................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................................................... ii
I. GAMBARAN UMUM ................................................................................................. 1
1.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Brebes ................................................................. 1
1.2. Gamabaran Umum Wilayah Kabupaten Tegal ................................................................ 2
II. KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA ..................................................................... 3
2.1. Kependudukan dan Tenaga Kerja Kabupaten Brebes ..................................................... 3
2.2. Kependudukan dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal ........................................................ 5
III. PEREKONOMIAN ............................................................................................................ 7
3.1. Kondisi Perekonomian Kabupaten Brebes ........................................................................ 7
3.2. Kondisi Perekonomian Kabupaten Tegal ......................................................................... 10
IV. SARANA DAN PRASARANA DAERAH ......................................................................... 13
4.1. Sarana dan Prasarana Daerah Kabupaten Brebes .......................................................... 13
4.2. Sarana dan Prasarana Daerah Kabupaten Tegal ............................................................. 13
V. POLA RUANG WILAYAH DAN RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI ... 14
5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Brebes .............................................. 14
5.2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tegal ................................................ 15
5.3. Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Jawa Tengah ....................................... 17
VI. ANALISIS POTENSI INVESTASI .................................................................................... 19
6.1. Sektor Yang Memiliki Keunggulan Komparatif .................................................................. 19
6.2. Sektor Yang Memiliki Keunggulan Kompetetif .................................................................. 21
6.3. Identifikasi Sektor Unggulan ............................................................................................ 23
6.4. Analisis Kelengkapan Infrastruktur ............................................................................... ..... 24
6.5. Arah Pengembangan Investasi ........................................................................................ 26
VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................................. 42
7.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 42
7.2. Rekomendasi ................................................................................................................. ... 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 44
1
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
BAB I
GAMBARAN UMUM WILAYAH
1.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Brebes
Kabupaten Brebes terletak di sepanjang pantai utara Laut Jawa, merupakan salah satu
daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah, memanjang keselatan berbatasan dengan wilayah
Karesidenan Banyumas. Sebelah timur berbatasan dengan Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, serta
sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara 6044’ – 7021’ Lintang
Selatan dan antara 108041’ – 109011’ Bujur Timur. Kabupaten Brebes memiliki luas wilayah sebesar
166.177 Ha yang terbagi menjadi 17 kecamatan dan 297 desa/kelurahan.
Kabupaten Brebes mempunyai luas wilayah sebesar 1.662,96 km yang terbagi menjadi 17
kecamatan. Kecamatan Bantarkawung adalah Kecamatan terluas dengan luas 205 km2. Sedangkan
Kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Jatibarang sebesar 35,18 km2.
Wilayah Kabupaten Brebes bagian selatan sebagian besar terletak di dataran tinggi. Sedangkan
wilayah bagian utara terletak di dataran rendah. Kecamatan tertinggi adalah Kecamatan Sirampog
dengan ketinggian 875 m.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Brebes Sumber: Badan Pusat Statistik
Wilayah Kabupaten Brebes memiliki ketinggian antara 0–2.000 m di atas permukaan laut.
Beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes memiliki topografi yang sama, yaitu 5 kecamatan berupa
daerah pesisir/pantai, 9 kecamatan dataran rendah, dan 3 kecamatan dataran tinggi atau
pegunungan. Terdapat beberapa tipe kelerengan lahan di wilayah Kabupaten Brebes, yaitu: wilayah
datar (0-2%) seluas 71.512,04 ha, wilayah bergelombang (2-15%) seluas 30.641 ha, wilayah curam
2
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
(15-40%) seluas 38.422 ha, dan wilayah sangat curam (>40%) seluas 25.542 ha. Kondisi wilayah
yang beranekaragam menjadikan Kabupaten Brebes memiliki berbagai potensi sumber daya, baik di
sektor pertanian, perikanan dan kelautan, maupun kehutanan.
1.2. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Tegal
Secara astronomis, Kabupaten Tegal terletak antara 1080 57’ 6”– 1090 21’ 30” Bujur Timur
dan 6050’ 41” - 70015’30” Lintang Selatan. Kabupaten Tegal memiliki batas-batas: Utara–Kota Tegal
dan Laut Jawa; Selatan–Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas; Barat–Kabupaten Brebes;
Timur–Kabupaten Pemalang. Kabupaten Tegal terdiri dari 18 kecamatan dari 281 desa dan 6
kelurahan. Secara topografis wilayah Kabupaten Tegal terdiri dari 3 (tiga) kategori daerah, yaitu :
a. Daerah pantai meliputi Kecamatan Kramat, Suradadi, dan Warureja;
b. Daerah dataran rendah meliputi Kecamatan Adiwerna, Dukuhturi, Talang,Tarub, Pagerbarang,
Dukuhwaru, Slawi, Lebaksiu, wilayah Suradadi, Warureja, Kedungbanteng dan Pangkah.
c. Daerah dataran tinggi/Pegunungan meliputi Kecamatan Jatinegara, Margasari, Balapulang,
Bumijawa, Bojong, sebagian Pangkah dan Kedungbanteng.
Kabupaten Tegal terletak pada sabuk pembangunan Jawa Tengah, kawasan yang paling
cepat perkembangannya dalam provinsi Jawa Tengah. Lokasinya dilewati oleh 2 jalur jalan utama
yaitu jalur pantura pulau Jawa dan jalur Tegal-Purwokerto. Perbedaan kondisi geografis wilayah
mengakibatkan perbedaan sumber daya alam yang dimiliki, sehingga berdampak pada perbedaan
komoditas unggulan yang diusahakan disetiap wilayah. Oleh karena itu Kabupaten Tegal memiliki
banyak komoditas unggulan yang dihasilkan oleh masing-masing wilayah, baik dari sektor petanian
maupun dari sektor industri pengolahan yang memanfaatkan bahan baku hasil pertanian. Di antara
komoditas-komoditas unggulan yang dimiliki masing-masing wilayah di Kabupaten Tegal, terdapat
beberapa komoditas yang menjadi unggulan tidak hanya ditingkat kabupaten, tetapi sampai ke
tingkat provinsi dan nasional.
Gambar 1.2 Peta Wilayah Kabupaten Tegal Sumber: Badan Pusat Statistik
3
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
BAB II
KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA
2.1. Kependudukan dan Tenaga Kerja Kabupaten Brebes
Kependudukan Jumlah Penduduk Kabupaten Brebes pada akhir tahun 2016 adalah
1.788.880 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan angka sex ratio sebesar 101 yang berarti
bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki. Secara absolut, masing-
masing jumlahnya adalah 898.877 jiwa penduduk laki-laki dan 890.003 jiwa penduduk perempuan.
Bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2010 yang lalu jumlah penduduk Kabupaten Brebes
sebesar 1.736.782 sehingga telah terjadi pertambahan penduduk sebanyak 52.098 jiwa, atau dapat
dikatakan pertumbuhan rata-rata per tahun 0,51 persen. Tiga kecamatan dengan penduduk
terbanyak adalah Kecamatan Bulakamba 169.542 jiwa (9,55 persen), Kecamatan Brebes 160.050
jiwa (8,94 persen), dan Kecamatan Wanasari sebanyak 149.644 jiwa (8,46 persen). Sedangkan
kecamatan dengan jumlah penduduk paling kecil adalah Kecamatan Kersana sebanyak 59.027 jiwa
atau (3,28 persen). Namun jika dilihat dari tingkat kepadatannya, dimana luas daerah ikut
diperhitungkan, Kecamatan Jatibarang menempati urutan pertama sebagai kecamatan yang paling
padat penduduknya di Kabupaten Brebes, di mana kepadatan penduduknya 2.443 penduduk/Km2
yang berarti bahwa tiap 1 Km2 ditempati 2.443 penduduk.
Tabel 2.1 Sebaran Penduduk menurut Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Brebes Tahun 2016
No Kecamatan Jumlah Penduduk
(Jiwa) Jumlah Desa
Luas Wilayah (Km2)
Kepadatan (Jiwa/Km2)
1 Salem 59.706 21 152,09 393 2 Bantarkawung 89.158 18 205 435 3 Bumiayu 97.980 15 73,69 1.330 4 Paguyangan 100.454 12 104,94 957 5 Sirampog 63.982 13 67,03 955 6 Tonjong 66.437 14 81,26 818 7 Larangan 139.771 11 164,68 849 8 Ketanggungan 137.573 21 149,07 923 9 Banjarharjo 121.574 25 140,26 967
10 Losari 122.581 22 89,43 1.371 11 Tanjung 95.819 18 67,74 1.415 12 Kersana 59.027 13 25,23 2.340 13 Bulakamba 169.542 19 102,93 1.647 14 Wanasari 149.644 20 74,44 2.010 15 Songgom 69.633 10 49,03 1.420 16 Jatibarang 85.949 22 35,18 2.443 17 Brebes 160.050 18 80,96 1.977
Kabupaten Tegal 1.788.880 292 1.662,96 1.076
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes
4
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Brebes pada tahun 2015 sebanyak 821.102 orang,
terdiri dari 767.841 orang yang bekerja dan 53.261 pengangguran terbuka. Sedangkan bukan
angkatan kerja sebanyak 486.140 orang, sebagian besar beraktivitas mengurus rumah tangga yaitu
sebanyak 275.811 orang. Sektor pertanian masih mendominasi lapangan pekerjaan di Kabupaten
Brebes. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 317.438 orang. Sedangkan jumlah
penduduk yang bekerja di sektor listrik, gas dan air paling sedikit hanya sebanyak 556 orang.
Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kabupaten Brebes pada Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja Kabupaten Brebes pada Tahun 2016 sebesar 12.601 orang. Terdiri dari 6.212 laki-laki
dan 6.389 perempuan. Sebagian besar pencari kerja di Kabupaten Brebes berpendidikan SMK dan
SMA masing-masing sebanyak 5.290 orang lulusan SMK dan 4.489 orang lulusan SMA.
Tabel 2.2
Perkembangan Upah Minimum Kabupaten Brebes
Tahun UMK Pertumbuhan (Persen)
2018 Rp. 1.542.000 8,74
2017 Rp. 1.418.100 8,25
2016 Rp. 1.310.000 12,30
2015 Rp. 1.166.550 -
Sumber : Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Kebijakan mengenai ketenagakerjaan salah satunya dituangkan dalam penetapan Upah
Minimum Regional. Pada tabel 2.2 tertuang perkembangan upah minimum Kabupaten Brebes
selama empat tahun terakhir.
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Brebes
lebih rendah dibandingkan IPM Jawa Tengah. Pada lima tahun terakhir, baik IPM Kabupaten Brebes
dan Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan yang positif. Kenaikan IPM ini menandakan bahwa
terjadinya perbaikan kondisi sumber daya manusia khususnya di kabupaten Brebes dan umumnya
di kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Gambar 2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Brebes dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2016 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes
5
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
2.2. Kependudukan dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal
Jumlah penduduk di Kabupaten Tegal pada tahun 2016 diproyeksikan adalah 1.429.386 jiwa.
Luas wilayah Kabupaten Tegal adalah 87.879 ha, dan kepadatan penduduk Kabupaten Tegal tahun
2016 adalah ±1.626 jiwa/km². Kepadatan penduduk di 18 kecamatan cukup beragam dengan
kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Talang dengan kepadatan sebesar 5.528
jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Kedungbanteng sebesar 462 jiwa/Km2.. Secara umum, wilayah
yang kepadatan penduduknya relatif lebih tinggi berada pada kawasan perkotaan, terutama
kawasan yang mengikuti jalur regional, kawasan Kota Slawi, dan kawasan perbatasan dengan Kota
Tegal. Hal ini terjadi karena kawasan-kawasan tersebut merupakan pusat aktivitas ekonomi (yang
otomatis juga memiliki kualitas layanan sarana dan prasarana yang relatif baik) sehingga menarik
orang untuk datang dan tinggal. Total jumlah penduduk di Kabupaten Tegal pada tahun 2016 adalah
1.429.386 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 710.513 jiwa dan perempuan 718.873
jiwa sehingga sex ratio mencapai 98,8
Tabel 2.1 Sebaran Penduduk menurut Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Tegal Tahun 2016
No Kecamatan Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Jumlah Desa
Luas Wilayah (Km2)
Kepadatan (Jiwa/Km2)
1 Margasari 95.838 13 86,84 1104 2 Bumijawa 84.549 18 88,55 955 3 Bojong 62.072 17 58,52 1061 4 Balapulang 82.040 20 74,91 1095 5 Pagerbarang 52.684 13 43 1225 6 Lebaksiu 83.952 15 40,95 2050 7 Jatinegara 54.133 17 79,62 680 8 Kedungbanteng 40.440 10 87,62 462 9 Pangkah 101.064 23 35,51 2846
10 Slawi 71.795 5 13,63 5267 11 Dukuhwaru 59.677 10 26,58 2245 12 Adiwerna 119.751 21 23,86 5019 13 Dukuhturi 89.029 18 17,48 5093 14 Talang 101.558 19 18,37 5528 15 Tarub 78.266 20 26,82 2918 16 Kramat 110.591 19 38,49 2873 17 Suradadi 81.623 11 55,73 1465 18 Warureja 60.324 12 62,31 968
Kabupaten Tegal 1.429.386 281 878,79 1.626
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal
Kebijakan mengenai ketenagakerjaan salah satunya dituangkan dalam penetapan Upah
Minimum Regional. Pada tabel 2.3 tertuang perkembangan upah minimum kabupaten Tegal selama
empat tahun terakhir.
6
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Tabel 2.3 Perkembangan Upah Minimum Kabupaten Tegal
Tahun UMK Pertumbuhan (Persen)
2018 Rp. 1.617.000 8,74
2017 Rp. 1.487.000 8,30
2016 Rp. 1.373.000 18,87
2015 Rp. 1.155.000 -
Sumber: Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Gambar 2.2 menunjukkan bahwa IPM kabupaten Tegal lebih rendah dibandingkan IPM Jawa
Tengah. Pada lima tahun terakhir, baik IPM kabupaten Tegal dan provinsi Jawa Tengah mengalami
kenaikan yang positif. Kenaikan IPM ini menandakan bahwa terjadinya perbaikkan kondisi Sumber
Daya Manusia khususnya di kabupaten Tegal dan umumnya di kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Gambar 2.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tegal dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2016 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal
7
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
BAB III
PEREKONOMIAN
3.1. Kondisi Perekonomian Kabupaten Brebes
Indikator kesejahteraan secara umum dari suatu daerah salah satunya yaitu angka Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Kabupaten Brebes dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
menghasilkan PDRB dengan kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Peningkatan sebesar
7.709 miliar Rupiah terjadi dari kurun waktu 2010 sampai 2016.
Tabel 3.1 PDRB Kabupaten Brebes Atas Dasar Harga Konstan 2010
Tahun
PDRB Kabupaten
Brebes (Juta Rupiah)
Pertumbuhan PDRB Brebes
(persen)
PDRB Jateng (Juta Rupiah)
Pertumbuhan PDRB Jateng
(persen)
2010 20.158.107,77 - 623.224.621,33 -
2011 21.498.422,48 6,65 656.268.129,91 5,30
2012 22.482.262,67 4,58 691.343.115,96 5,34
2013 23.812.056,92 5,91 726.655.118,06 5,11
2014 25.074.171,51 5,30 764.959.150,95 5,27
2015* 26.572.834,89 5,98 806.775.362,19 5,47
2016** 27.867.371,33 4,87 849.383.564,59 5,28
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes Keterangan: *) : Angka Sementara **): Angka Sangat Sementara
Pada tahun 2016 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Brebes adalah 4,87 persen lebih
rendah jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya. Kelompok usaha Jasa
Perusahaan merupakan sektor yang tumbuh paling tinggi yaitu 10,62 persen, disusul kelompok
usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,86 persen.
8
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Komponen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Brebes Tahun 2016 ADHK 2010 (Persen) Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes
Dilihat dari struktur ekonominya, Kabupaten Brebes masih didominasi oleh kelompok usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan, di mana menyumbang 37,23 persen terhadap perekonomian
Brebes. Meskipun angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2015. Kelompok usaha
selanjutnya yang menyumbang besar adalah perdagangan besar dan eceran yang menyumbang
18,24 persen.
Gambar 3.2 Distribusi PDRB Kabupaten Brebes Tahun 2016 ADHK 2010 (Persen) Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes
Pada tahun 2016 total Pendapatan Kabupaten Brebes mengalami kenaikan sebesar 6,42
persen dibanding tahun 2015. Kenaikan tertinggi terjadi pada Dana Alokasi Khusus yaitu naik 206
persen dibanding tahun 2015. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Brebes pada tahun 2016
mengalami kenaikan 12,33 persen dibandingkan tahun 2015. Di mana di dalamnya ada pendapatan
dari Perusahaan Milik Daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, naik 103,85
persen dibanding tahun sebelumnya. PAD pada tahun 2016, mayoritas disumbang dari pos
pendapatan lain-lain PAD yang sah sebesar 74,94 persen.
9
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Tabel 3.2 Realisasi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Brebes Menurut Jenis Pendapatan
Komponen
2015 2016 Pertumbuhan
(Persen) Realisasi
Pendapatan (Ribu Rupiah)
Kontribusi (Persen)
Realisasi Pendapatan
(Ribu Rupiah)
Kontribusi (Persen)
Pendapatan Asli
Daerah (PAD) 301.953.709 339.183.063 12,33
Pajak Daerah 61.813.789 20,47 66.690.740 19,66 7,89
Retribusi Daerah 11.545.017 3,82 12.495.662 3,68 8,23
Hasil Perusahaan Milik
Daerah dan Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
2.843.384 0,94 5.796.105 1,71 103,85
Lain-lain PAD yang Sah 225.751.520 74,76 254.200.556 74,94 12,60
Dana
Perimbangan/Balanced
Budget
1.387.121.910
1.747.009.661
25,94
Bagi Hasil Pajak 33.337.244 2,40 44.140.704 2,53 32,41
Bagi Hasil Bukan Pajak 1.255.528 0,09 1.685.994 0,10 34,29
Dana Alokasi Umum 1.234.338.079 88,99 1.339.381.605 76,67 8,51
Dana Alokasi Khusus 118.191.060 8,52 361.801.358 20,71 206,12
Lain-lain Pendapatan
yang Sah 728.134.615
486.168.869
-33,23
Pendapatan Hibah 0 0,00 1.745.737 0,36 0,00
Dana Darurat 0 0,00 0 0,00 0,00
Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan
Pemerintah
158.449.527 21,76 157.491.183 32,39 -0,60
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Daerah 453.374.118 62,27 33.819.121 6,96 -92,54
Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
0 0,00 0 0,00 0,00
Lainnya 116.310.970 15,97 293.112.828 60,29 152,01
Jumlah 2.417.210.235 2.572.334.595 6,42
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes
Pada tahun 2016 jumlah industri kecil di Kabupaten Brebes adalah 5.799 usaha yang terdiri
dari 1.824 industri kecil formal dan 4.456 industri kecil non formal. Industri kecil tersebut telah
10
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
menyerap tenaga kerja sebanyak 16.269 orang, 5.043 orang terserap di industri kecil formal dan
11.226 orang terserap di industri kecil non formal.
3.2. Kondisi Perekonomian Kabupaten Tegal
Indikator kesejahteraan secara umum dari suatu daerah salah satunya yaitu angka Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Kabupaten Tegal dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
menghasilkan PDRB dengan kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Peningkatan sebesar
6.159 miliar Rupiah terjadi dari kurun waktu 2010 sampai 2016. Pertumbuhan kabupaten Tegal lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan Jawa Tengah, terjadi pada tahun 2011, 2013 dan 2016.
Tabel 3.3
PDBR Kabupaten Tegal Atas Dasar Harga Konstan 2010
Tahun PDRB
Kabupaten Tegal (Juta Rupiah)
Pertumbuhan PDRB Brebes
(persen)
PDRB Jateng (Juta Rupiah)
Pertumbuhan PDRB Jateng
(persen)
2010 15.106.509,91 - 623.224.621,33 - 2011 16.071.820,41 6,39 656.268.129,91 5,30 2012 16.912.249,74 5,23 691.343.115,96 5,34 2013 18.050.291,97 6,73 726.655.118,06 5,11 2014 18.958.841,04 5,03 764.959.150,95 5,27
2015* 19.992.675,46 5,45 806.775.362,19 5,47 2016** 21.265.717,23 6,37 849.383.564,59 5,28
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal tahun 2016 yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2010 yaitu sebesar 6,37 persen,
lebih tinggi dari tahun sebelumnya (2015) sebesar 5,45 persen.
Gambar 3.3 Laju Pertumbuhan Komponen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tegal Tahun 2016 ADHK 2010 (Persen) Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal
11
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor Jasa Pendidikan sebesar 9,43 persen, namun
peranannya terhadap PDRB hanya sekitar 5,12 persen. Sektor pengadaan listrik dan gas mengalami
pertumbuhan yang paling rendah pada tahun 2016, yaitu sebesar 0,37 persen. Sektor industri
pengolahan masih memberikan sumbangan tertinggi terhadap ekonomi Kabupaten Tegal yaitu
sebesar 33,43 persen, dengan laju pertumbuhan sebesar 7,73 persen. Sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan masih mempunyai peranan yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Tegal yaitu sebesar 14,84 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 3,63 persen.
Gambar 3.4 Distribusi PDRB Kabupaten Tegal Tahun 2016 ADHK 2010 (Persen) Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal
Pada tahun 2016 pendapatan daerah Kabupaten Tegal mencapai Rp 2.161.161.059.587,60,
dengan rincian sekitar 14,62 persen disumbang dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan 69,11 persen dan lain-lain Pendapatan Yang Sah 16,27 persen. Jika PAD Kabupaten
Tegal diamati lebih lanjut maka realisasi kontribusi terbesar adalah dari Lain-lain Pendapatan asli
Daerah yang Sah sekitar 67,56 persen, kemudian Pajak Daerah sekitar 22,09 persen, Retribusi
Daerah 6,74 persen dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sekitar 3,61 persen.
12
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Tabel 3.4 Realisasi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Tegal Menurut Jenis Pendapatan
Komponen
2015 2016
Pertumbuhan (Persen)
Realisasi Pendapatan
(Rupiah)
Kontribusi (Persen)
Realisasi Pendapatan
(Rupiah)
Kontribusi (Persen)
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
304.000.970.135
316.051.189.734
3,96
Pajak Daerah 64.737.082.699 21,30 69.810.605.561 22,09 7,84
Retribusi Daerah 18.220.835.174 5,99 21.313.939.246 6,74 16,98
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
9.236.793.181 3,04 11.403.678.765 3,61 23,46
Lain-lain PAD yang Sah 211.806.259.081 69,67 213.522.966.162 67,56 0,81
Dana Perimbangan/Balanced Budget
1.186.593.271.696
1.493.483.951.400
25,86
Bagi Hasil Pajak 31.353.191.350 2,64 32.837.994.113 2,20 4,74
Bagi Hasil Bukan Pajak 1.201.531.346 0,10 7.954.565.304 0,53 562,04
Dana Alokasi Umum 1.085.549.293.000 91,48 1.162.102.111.000 77,81 7,05
Dana Alokasi Khusus 68.489.256.000 5,77 290.589.280.983 19,46 324,28
Lain-lain Pendapatan yang Sah
606.501.382.152
351.625.918.454
-42,02
Pendapatan Hibah 6.026.800.725 0,99 9.507.387.780 2,70 57,75
Dana Darurat 0 0,00 0 0,00 -
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
140.539.246.005 23,17 138.509.897.674 39,39 -1,44
Dana Penyesuaian dan Otonomi Daerah
432.507.640.000 71,31 0 0,00 -100,00
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
27.427.695.422 4,52 20.396.897.000 5,80 -25,63
Lainnya 0 0,00 183.211.736.000 52,10 -
Jumlah 2.097.095.623.983 2.161.161.059.588 3,05
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal
Pada tahun 2016 jumlah industri kecil dan menengah di Kabupaten Tegal sebanyak 29.622 usaha
menyerap sebanyak 120.218 orang sebagai tenaga kerja. Industri besar terdapat sebanyak 13 unit
usaha dan menyerap sebanyak 8.543 orang sebagai tenaga kerja. Industri yang berdiri di Kabupaten
Tegal ini terdiri dari industri logam mesin dan elektronik (skala menengah dan kecil), industri kimia
dan kertas (skala menengah dan kecil), industri tekstil dan aneka (skala besar, menengah dan kecil)
dan industri agro dan hasil hutan (skala besar, menengah dan kecil).
13
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
BAB IV
SARANA DAN PRASARANA DAERAH
4.1. Sarana dan Prasarana Daerah Kabupaten Brebes
Fasilitas jalan penunjang di kabupaten Brebes 955,56 km dengan rincian; jalan negara
sepanjang 96,24 km, jalan provinsi sepanjang 149,26 km dan jalan kabupaten sepanjang 710,19 km.
Jalan sepanjang 955,56 km tersebut dengan jenis permukaan aspal sepanjang 340,83 km (36
persen) dan cor/hot mix sepanjang 614,86 km (64 persen). Sedangkan menurut kondisi jalan yang
baik sepanjang 730,44 km (76 persen), kondisi jalan sedang sepanjang 78,29 km (8 persen), kondisi
rusak 75,56 km (8 persen) dan rusak berat 71,44 km (7 persen).
Berada pada perlintasan antara jalur selatan, barat dan timur menjadikan posisi Kabupaten
Brebes sangat penting dalam dunia perdagangan. Pasar sebagai sarana perdagangan tersebar di
seluruh kecamatan, pada tahun 2016 jumlah pasar mencapai 26, jumlahnya tetap dibanding tahun
2015. Fasilitas keuangan seperti koperasi berjumlah 396 unit yang tersebar di seluruh kecamatan.
Fasilitas pariwisata hotel dan penginapan pada kabupaten Brebes berjumlah 13 unit, jumlah restoran
dan rumah makan sebanyak 42 unit. Fasilitas pendidikan gedung tingkat SD sebanyak 1.103 unit,
SMP 243 unit dan SMA 151 unit. Pada tahun 2016 jumlah rumah sakit umum ada 11 buah terdiri
dari rumah sakit umum negeri 2 buah, rumah sakit swasta 9 buah. Didukung pula oleh tersedianya
puskesmas induk sebanyak 38 unit dan 236 polindes.
4.2. Sarana dan Prasarana Daerah Kabupaten Tegal
Panjang jalan di Kabupaten Tegal tahun 2016 menurut BPT Bina Marga Wilayah Tegal dan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tegal mencapai 970,647 km. Panjang jalan tersebut terbagi
menjadi jalan nasional sepanjang 68,167 km, jalan provinsi 55,21 km, dan jalan kabupaten 847,27
km. Jalan sepanjang 847,27 km tersebut dengan jenis permukaan aspal sepanjang 805,52 km (95
persen), beton/rigid sepanjang 40,69 km (4,8 persen). Sedangkan menurut kondisi jalan yang baik
sepanjang 374,79 km (44 persen), kondisi jalan sedang sepanjang 117,37 km (14 persen), kondisi
rusak sedang 150,93 km (18 persen) dan rusak berat 204,18 km (24 persen).
Kabupaten Tegal memiliki fasilitas pendidikan yang terdiri dari gedung SD sebanyak 885 unit,
SMP 177 unit dan SMA 102 unit. Fasilitas perdagangan pasar meliputi 1 (satu) department store, 14
pasar swalayan, 2 (dua) pusat perbelanjaan, 25 pasar umum/tradisional, 1 (satu) pasar hewan dan 6
(enam) unit pasar desa. Kabupaten Tegal juga memiliki fasilitas pariwisata yang baik dengan
ditunjang adanya sarana akomodasi yang meliputi 41 hotel dan penginapan. Fasilitas keuangan
seperti koperasi berjumlah 642 unit yang tersebar di seluruh kecamatan. Di bidang kesehatan, pada
tahun 2016 Kabupaten Tegal memiliki fasilitas berupa 4 (empat) rumah sakit swasta, 3 (tiga) rumah
sakit pemerintah dan 29 puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan.
14
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
BAB V
POLA RUANG WILAYAH DAN
RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI JAWA TENGAH
5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Brebes
Dengan topografi wilayah yang bervariasi, beberapa wilayah di Kabupaten Brebes termasuk
dalam kawasan rawan bencana, dengan pengelompokan sebagai berikut:
1. Kawasan Rawan Bencana Banjir
Kawasan rawan bencana banjir seluas kurang lebih 703 ha (0,42 persen) dari luas wilayah
Kabupaten Brebes, yang meliputi wilayah yang sering terkena banjir meliputi kawasan utara
(Kecamatan Tanjung, Brebes, Ketanggungan, Bulakamba, Losari, Wanasari).
2. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor
Kawasan rawan bencana gerakan tanah seluas kurang lebih 901 Ha (0,54 persen) dari luas
wilayah Kabupaten Brebes. Wilayah yang sering terkena bencana longsor adalah wilayah yang
berlereng seperti Salem, Sirampog, Paguyangan, Bumiayu, Tonjong dan Bantarkawung.
3. Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi
Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi seluas kurang lebih 1.430 Ha (0,86 persen) dari
luas wilayah Kabupaten Brebes. Wilayah rawan bencana gempa meliputi Kecamatan Tonjong,
Ketanggungan, dan Bantarkawung.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi:
a. Kawasan sepanjang jalan arteri primer pantura yang termasuk dalam Kawasan perkotaan
Bregasmalang (Brebes, Tegal, Slawi, Pemalang);
b. Kawasan Agropolitan Larangan dan Kawasan Agropolitan Paguyangan;
c. Kawasan Perkotaan Bumiayu;
d. Kawasan Perkotaan Ketanggungan-Kersana; dan
e. Kawasan koridor perbatasan Cibening (Cirebon, Brebes, Kuningan).
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi meliputi Kawasan Panas Bumi Guci dan Kawasan Panas Bumi Baturraden.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi
Kawasan Pesisir sepanjang Kecamatan Brebes yang termasuk dalam Kawasan Daerah Aliran
Sungai kritis lintas kabupaten/kota.
Pengembangan pertanian lahan basah (sawah) dengan luas kurang lebih 60.634 Ha meliputi
Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari, Brebes, Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, Larangan,
Songgom, Jatibarang, Salem, Bantarkawung, Bumiayu, Tonjong, Sirampog, dan Paguyangan.
Pengelolaan pertanian lahan basah (sawah) diarahkan untuk budidaya tanaman pangan.
15
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Pengembangan pertanian lahan kering dengan luas kurang lebih 23.561 Ha meliputi
Paguyangan, Sirampog, Ketanggungan, Bantarkawung, Salem, dan Banjarharjo. Pengelolaan
kawasan pertanian lahan kering diarahkan untuk mengembangkan tanaman tahunan yang produktif
dengan menggunakan teknologi yang sesuai dan mempertahankan tanaman yang telah ada serta
memiliki daya saing tinggi.
Pengembangan pertanian hortikultura dengan luas kurang lebih 17.632 Ha meliputi
Ketanggungan, Larangan, Banjarharjo, Songgom, Salem, Tonjong, Losari, Wanasari, Bulakamba,
Brebes, Paguyangan, Sirampog, Tanjung, Bumiayau, dan Ketanggungan. Pengembangan kawasan
peruntukan perkebunan dengan luas kurang lebih 14.593 Ha.
Rencana pengembangan kawasan peternakan dikembangkan menyebar di hampir semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes, diklasifikasikan menjadi dua yaitu ternak besar dan
ternak kecil dengan pengembangan sentra ternak.
Rencana luas pengembangan budidaya perikanan tambak kurang lebih 12.748 Ha dengan
persebaran meliputi Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari, dan Brebes. Rencana luas
pengembangan budidaya perikanan air tawar kurang lebih 114 Ha dengan persebaran meliputi
Salem, Bantarkawung, Banjarharjo, Bumiayu, Ketanggungan, Kecamatan Paguyangan, Sirampog,
dan Tonjong. Rencana pengembangan pengolahan ikan meliputi Losari, Tanjung, Bulakamba,
Wanasari, dan Brebes.
Kawasan peruntukan industri menengah dan besar dikembangkan di sepanjang jalan Arteri
Primer Pantura yang meliputi wilayah Losari, Tanjung, Bulakamba dan Wanasari dengan sifat
kegiatan industri sejauh mungkin menggunakan metode atau teknologi ramah lingkungan dan harus
dilengkapi dengan upaya pengelolaan terhadap kemungkinan adanya bencana industri. Kawasan
peruntukan industri di Kecamatan Bulakamba dikembangkan untuk menjadi kawasan industri di
Kabupaten Brebes.
Daerah industri menengah dengan sifat kegiatan agro industri di sekitar jalan arteri di
Paguyangan dan Bumiayu. Pengembangan industri rumah tangga, kecil, menengah, dan
pergudangan yang tidak menimbulkan polusi dan atau limbah berbahaya dapat bercampur dengan
kawasan permukiman dengan memperhatikan keserasian kawasan dan dukungan infrastruktur
kawasan Pengembangan industri rumah tangga, kecil, dan pergudangan yang berpotensi
mencemari lingkungan disatukan di kawasan peruntukan industri dan dilengkapi dengan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta kawasan sabuk hijau.
5.2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tegal
Letak Kabupaten Tegal dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah
yakni sebagai kawasan pendukung Kota Tegal, khususnya koridor Adiwerna-Slawi yang ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Lokal. Kawasan pada jalur Tegal Slawi merupakan kawasan ekonomi yang
16
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
tidak dapat dipisahkan entitasnya, dan bersama dengan Brebes membentuk kawasan strategis
perbatasan Bregas. Sebagai satu koridor ekonomi, titik jual produk yang utama berada di Kota
Tegal, sedangkan Kabupaten Tegal dan Brebes menjadi pendukungnya.
Kawasan strategis provinsi meliputi: kawasan perkotaan Bregasmalang (Brebes, Tegal, Slawi,
dan Pemalang) dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi; kawasan panas bumi Guci dan
Baturaden dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi;
Daerah Aliran Sungai kritis lintas Kabupaten/Kota terletak di DAS Pemali dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan Kawasan Gunung Slamet dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disingkat PPK adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa dengan fungsi sebagai
pusat pemerintahan, perdagangan dan permukiman skala kecamatan. PPK di Kabupaten Tegal
meliputi: Pangkah; Dukuhwaru; Lebaksiu; Bojong; Talang; Kramat; Tarub; Suradadi; Warureja;
Balapulang; Margasari; Pagerbarang; Bumijawa; Jatinegara; dan Kedungbanteng.
Kawasan rawan banjir meliputi: Kramat; Adiwerna; Balapulang; Bojong; Bumijawa; Dukuhturi;
Dukuhwaru; Jatinegara; Lebaksiu; Pangkah; Talang; Tarub;
Warureja; Suradadi; Slawi; dan Margasari. Kawasan rawan banjir meliputi: Kramat; Adiwerna;
Balapulang; Bojong; Bumijawa; Dukuhturi; Dukuhwaru; Jatinegara; Lebaksiu; Pangkah; Talang;
Tarub; Warureja; Suradadi; Slawi; dan Margasari. Kawasan rawan kekeringan meliputi: Balapulang;
Bojong; Bumijawa; Jatinegara; Kedungbanteng; Lebaksiu; Margasari; Pagerbarang; Pangkah; dan
Warureja.
Kawasan pertanian lahan basah seluas kurang lebih 35.946 hektar tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten. Kawasan pertanian lahan kering kurang lebih 6.630 hektar tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten. Kawasan budidaya hortikultura dengan luas kurang lebih 786 hektar meliputi:
Kecamatan Bumijawa dengan luas kurang lebih 44 dan Kecamatan Bojong dengan luas kurang lebih
742 hektar. Kawasan budidaya perkebunan kurang lebih 3.966 hektar.
Kawasan budidaya peternakan secara umum tidak menempati kawasan secara khusus di
seluruh kecamatan di kabupaten terdiri atas: peternakan sapi potong; peternakan sapi perah;
peternakan itik; peternakan kambing perah; peternakan domba; peternakan ayam potong; dan
peternakan ayam telur. Kawasan peruntukan perikanan budidaya tambak dengan komoditas udang
dan ikan bandeng meliputi: Kramat, Suradadi; Warureja. Kawasan pengembangan budidaya kolam
dengan komoditas ikan nila, lele, patin dan gurame terdapat di seluruh kecamatan pada Kabupaten
Tegal.
Kawasan peruntukan industri meliputi: kawasan industri Margasari di Kecamatan Margasari,
kawasan industri Pantura meliputi: Kecamatan Kramat, Kecamatan Suradadi dan Kecamatan
Warureja. Industri menengah meliputi Kawasan Industri Margasari di Kecamatan Margasari dan
17
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kawasan Industri Pantura meliputi: Kramat, Suradadi, dan Warureja. Industri kecil dan industri
rumah tangga meliputi; Kramat, Adiwerna, Talang, Pangkah, Pagerbarang, Suradadi, Balapulang,
Dukuh turi, Margasari dan Warureja.
5.3. Rencana Pembangunan Industri Provinsi Jawa Tengah
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian telah meletakkan industri
sebagai salah satu pilar ekonomi dan memberikan peran yang cukup besar kepada pemerintah dan
pemerintah daerah untuk mendorong kemajuan industri nasional secara terencana. Peran tersebut
diperlukan dalam mengarahkan perekonomian nasional untuk tumbuh lebih cepat dan mengejar
ketertinggalan dari negara lain yang lebih dahulu maju. Pembangunan sektor industri di Provinsi
Jawa Tengah mengacu pada Visi Pembangunan industri nasional sebagaimana tertuang dalam
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035 yaitu “Indonesia Menjadi Negara
Industri Tangguh” dan Visi Pembangunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yaitu “Menuju
Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari” Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi. Dengan memperhatikan
visi misi pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan visi misi dan strategi pembangunan industri
nasional, maka visi pembangunan industri Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 – 2037 adalah
“Terwujudnya Industri Jawa Tengah yang Berdaya Saing dan Berkesinambungan”.
Penyusunan RPIP 2017-2037 mengacu pada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
(RIPIN) dan Kebijakan Industri Nasional (KIN). RPIP 2017 – 2037 disusun dengan memperhatikan :
a. potensi sumber daya industri Daerah;
b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan/ atau Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota;
c. keserasian dan keseimbangan dengan kebijakan pembangunan Industri di kabupaten/kota; dan
d. kegiatan sosial ekonomi dan daya dukung lingkungan di Jawa Tengah
Tinjauan RPIP (Rencana Pembangunan Industri Provinsi) Jawa Tengah dilandasi oleh
peraturan daerah provinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2017. Perda ini merupakan landasan bagi
pembangunan industri bagi perangkat daerah/ pelaku industri/ pengusaha dan/ institusi terkait. Juga
sebagai pedoman pemerintah kabupaten/ kota dalam menyusun RPIK (Rencana Pembangunan
Industri Kab/ Kota). Juga sebagai payung hukum bagi peran serta masyarakat dalam pembangunan
industri unggulan provinsi.
Ruang lingkup RPIP Jawa Tengah adalah untuk mengatur kewenangan Pemerintah daerah,
mengatur industri unggulan provinsi, mengatur RPIP 2017 – 2037, dan mengatur pelaksanaan serta
pembinaan dan pengawasan.
Kewenangan pemerintah daerah secara keseluruhan adalah bertanggung jawab terhadap
pencapaian tujuan pembangunan Industri Daerah. Kewenangan pemerintah daerah yaitu sebagai
berikut:
18
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
a) perencanaan pembangunan Kawasan Industri;
b) penyediaan infrastruktur Industri;
c) pemberian kemudahan data dan informasi pada wilayah Daerah yang diperuntukkan bagi
pembangunan Kawasan Industri;
d) pelayanan terpadu satu pintu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e) pemberian insentif dan kemudahan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
f) penataan Industri untuk berlokasi di Kawasan Industri; dan
g) pengawasan pelaksanaan pembangunan Kawasan Industri
Pemerintah daerah juga menjamin ketersediaan infrastruktur industri dan infrastruktur
penunjang.
19
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
BAB VI
ANALISIS POTENSI INVESTASI
Identifikasi potensi investasi yang dilakukan dalam kajian ini didasarkan pada comparative
advantage dan competitif advantage yang dimiliki tiap sektor yang ada di tiap daerah. Suatu sektor
dikatakan memiliki comparative advantage apabila output dari sektor tersebut mampu memenuhi
kebutuhan dalam daerahnya dan dapat melakukan ekspor ke luar daerah. Indikator dari comparative
advantage tersebut adalah, nilai koefisien Location Quotient (LQ) yang nilainya lebih besar dari 1.
Sedangkan suatu sektor dikatakan memiliki competitif advantage apabila output dari sektor tersebut
mampu bersaing dengan sektor yang sama dari daerah lain. Indikator yang digunakan untuk
mengukur keunggulan ini adalah nilai komponen Cij pada analisis shift share. Jika komponen nilai
Cij bernilai positif, maka dapat dikatakan sektor tersebut memiliki competitif advantage, dan
sebaliknya. Dalam kajian ini, suatu sektor dikatakan layak untuk dikembangkan di suatu daerah jika
sektor tersebut memiliki dua keunggulan baik competitif advantage maupun comparative advantage.
6.1. Sektor Yang Memiliki Keunggulan Komparatif
Berdasarkan analisis Location Quotient yang telah dilakukan pada setiap sektor di Kabupaten
Brebes dan Kabupaten Tegal Berikut adalah hasil dari Analisis Location Quotient :
Tabel 6.1 Analisis Location Quotient Menurut PDRB ADH Konstan
Kabupaten Brebes Tahun 2014-2016
No Sektor 2014 2015 2016 Rata-rata
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,72 2,67 2,72 2,71
B Pertambangan dan Penggalian 1,02 1,04 0,92 0,99
C Industri Pengolahan 0,38 0,40 0,41 0,40
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,61 0,62 0,59 0,60
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,96 0,96 0,97 0,96
F Konstruksi 0,41 0,44 0,41 0,42
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,27 1,27 1,28 1,27
H Transportasi dan Pergudangan 0,96 0,95 0,95 0,95
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,40 1,37 1,39 1,39
J Informasi dan Komunikasi 0,96 0,98 0,99 0,98
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,64 0,62 0,63 0,63
L Real Estate 0,73 0,72 0,72 0,72
M,N Jasa Perusahaan 0,75 0,74 0,75 0,75
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,77 0,76 0,76 0,76
P Jasa Pendidikan 1,04 1,03 1,04 1,04
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,95 0,94 0,94 0,94
R,S,T,U Jasa lainnya 1,39 1,39 1,40 1,39
Sumber : Data diolah.
20
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Berdasarkan hasil analisis LQ di Kabupaten Brebes maka diketahui terdapat beberapa sektor
yang memiliki comparative advantage. Sektor-sektor tersebut antara lain: pertanian, kehutanan, dan
perikanan, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, penyedia akomodasi
dan makan minum, jasa pendidikan, dan jasa lainnya. Adapun sektor yang memiliki nilai LQ tertinggi
adalah pertanian, kehutanan dan perikanan. Selain itu Kabupaten Brebes memiliki saluran irigasi
persawahan yang baik yang disuplai dari waduk Pamali dan waduk Malahayu. Sebagian besar
masyarakat juga masih menggantungkan penghasilannya dari mata pencaharian di sektor agraris.
Hal ini juga menunjukan bahwa Kabupaten Brebes masih menggantungkan perekonomiannya pada
sektor primer. Adapun sektor jasa lainya memiliki peringkat sektor basis terbesar kedua di
kabupaten Brebes. Sektor selanjutnya yang mulai tumbuh adalah sektor perdagangan besar dan
eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yang menempati sektor potensial ketiga. Hal ini
dikarenakan sebagian wilayah kabupaten Brebes yang berada di Pantai Utara Jawa yang dekat
dengan jalur pantura sebagai jalur utama di Pulau Jawa dalam sistem transportasi arus barang dan
orang dari Jakarta ke berbagai daerah. Selain itu wilayah Brebes bagian Selatan yang memiliki
akses cukup jauh dari pusat kota, memunculkan kota baru seperti Bumiayu yang menggerakan
sektor perdagangan.
Tabel 6.2 Analisis Location Quotient Menurut PDRB ADH Konstan
Kabupaten Tegal Tahun 2014-2016
No Sektor 2014 2015 2016 Rata-rata
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,03 1,00 1,01 1,01
B Pertambangan dan Penggalian 2,02 2,00 1,78 1,93
C Industri Pengolahan 0,88 0,90 0,92 0,90
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,69 0,66 0,61 0,66
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,66 0,65 0,64 0,65
F Konstruksi 0,78 0,78 0,76 0,77
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,21 1,21 1,20 1,21
H Transportasi dan Pergudangan 0,90 0,90 0,90 0,90
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,46 1,46 1,47 1,46
J Informasi dan Komunikasi 0,85 0,85 0,83 0,84
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,83 0,82 0,79 0,81
L Real Estate 1,00 0,99 0,99 1,00
M,N Jasa Perusahaan 1,23 1,24 1,20 1,22
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,80 0,79 0,79 0,79
P Jasa Pendidikan 1,18 1,17 1,18 1,18
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,01 1,00 0,96 0,99
R,S,T,U Jasa lainnya 1,50 1,50 1,43 1,48
Sumber : Data diolah.
Berdasarkan hasil analisis LQ di Kabupaten Tegal maka diketahui terdapat beberapa sektor
yang memiliki comparative advantage. Sektor-sektor tersebut antara lain: pertanian, kehutanan, dan
perikanan, pertambangan dan penggalian, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan
21
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
sepeda motor, penyediaan akomodasi dan makan minum, jasa perusahaan, real estate, jasa
pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan jasa lainnya.
Adapun sektor yang memiliki nilai LQ tertinggi adalah pertambangan dan penggalian. Salah
satu bahan galian yang menjadi komoditas adalah bahan galian tipe C: pasir, batu kali dan tanah
liat. Sektor selanjutnya adalah sektor jasa lainya dan disusul dengan sektor akomodasi dan makan
minum. Kedua sektor ini tentunya sangat didukung oleh banyaknya objek wisata di Kabupaten tegal,
seperti: objek wisata Guci, waduk Cacaban, dan masih banyak lainya.
6.2. Sektor Yang Memiliki Keunggulan Kompetitif
Analisis shift share dalam kajian ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor yang memiliki
competitive advantage. Hasil yang diperolah dari analisis shift share yang dilakukan berdasar PDRB
tahu 2014-2016 adalah sebagai berikut.
Tabel 6.3 Analisis Shift share Kabupaten Brebes Tahun 2014-2016
No
Sektor/Industri
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
(000 orang)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.062.473,474 -307.136,402 -6.923,293 748.413,780
B Pertambangan dan Penggalian 57.172,126 58.565,216 -61.133,392 54.603,950
C Industri Pengolahan 377.815,509 -66.396,398 229.271,910 540.691,020
D Pengadaan Listrik dan Gas 1.901,961 -145,424 -523,557 1.232,980
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.978,918 -1.289,913 85,645 774,650
F Konstruksi 113.395,923 23.186,118 3.457,259 140.039,300
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 510.881,297 -81.704,274 23.753,807 452.930,830
H Transportasi dan Pergudangan 86.420,877 30.836,314 -6.792,321 110.464,870
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 118.710,854 27.801,015 -9.883,089 136.628,780
J Informasi dan Komunikasi 104.642,767 71.971,637 33.772,346 210.386,750
K Jasa Keuangan dan Asuransi 46.525,258 31.335,249 -10.760,158 67.100,350
L Real Estate 36.438,184 12.752,619 -4.051,993 45.138,810
M,N Jasa Perusahaan 6.866,222 5.586,215 -311,157 12.141,280
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 58.758,786 -17.208,460 -7.070,616 34.479,710
P Jasa Pendidikan 103.062,414 44.118,971 -8.171,435 139.009,950
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 20.279,634 11.173,749 -725,423 30.727,960
R,S,T,U Jasa lainnya 59.976,797 5.801,474 2.656,558 68.434,830
Total 2.767.301,003 -150.752,295 25.898,797 2.642.447,505
Sumber : Data diolah.
22
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Berdasarkan analisis shift share pada Kabupaten Brebes maka diperoleh beberapa sektor
yang berkembang dan menjadi penggerak transformasi ekonomi serta memiliki daya saing
kompetitif. Sektor-sektor tersebut antara lain: industri pengolahan, pengadaan air, pengelolaan
sampah, limbah dan daur ulang, konstruksi, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan
sepeda motor, serta jasa lainnya. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa sektor-sektor
di atas memiliki pertumbuhan yang paling baik dan memiliki daya saing yang paling kuat diantara
sektor-sektor ekonomi lain di Kabupaten Brebes.
Industri pengolahan menjadi salah satu sektor yang memiliki nilai shift share terbesar. Bahkan
nilai shift share nya jauh lebih besar dibanding sektor lainnya. Kondisi tersebut menunjukan
fenomena bahwa industri pengolahan mulai tumbuh dan memberikan kontribusi terbesar terhadap
transformasi perekonomian Brebes ke arah industrialisasi.
Tabel 6.4 Analisis Shift share Kabupaten Tegal Tahun 2014-2016
No
Sektor/Industri
Komponen Komponen Komponen PDRB
Pertumbuhan Bauran Keunggulan
Nasional Industri Kompetitif
(Nij) (Mij) (Cij) (Dij)
(000 orang)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 304.092,144 -87.905,975 -36.182,549 180.003,620
B Pertambangan dan Penggalian 85.911,976 88.005,358 -103.881,014 70.036,320
C Industri Pengolahan 653.389,202 -114.825,064 343.840,091 882.404,230
D Pengadaan Listrik dan Gas 1.641,041 -125,474 -1.707,247 -191,680
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.022,718 -666,636 -209,582 146,500
F Konstruksi 163.614,968 33.454,430 -31.096,878 165.972,520
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 367.637,052 -58.795,495 8.266,163 317.107,720
H Transportasi dan Pergudangan 60.911,890 21.734,310 10.753,130 93.399,330
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 93.447,246 21.884,505 21.719,219 137.050,970
J Informasi dan Komunikasi 70.131,893 48.235,604 -8.487,927 109.879,570
K Jasa Keuangan dan Asuransi 45.474,339 30.627,444 -14.264,053 61.837,730
L Real Estate 37.580,796 13.152,510 2.745,594 53.478,900
M,N Jasa Perusahaan 8.484,164 6.902,538 -1.212,432 14.174,270
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 45.899,978 -13.442,550 1.716,993 34.174,420
P Jasa Pendidikan 87.842,561 37.603,655 9.904,364 135.350,580
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16.393,183 9.032,378 -7.211,141 18.214,420
R,S,T,U Jasa lainnya 48.909,830 4.730,982 -19.804,052 33.836,760
Total 2.092.384,982 39.602,520 214.491,198 2.346.478,700
Sumber : Data diolah.
Berdasarkan analisis shift share di Kabupaten Tegal maka diperoleh beberapa sektor yang
memiliki keunggulan kompetitif kuat dan menjadi motor penggerak transformasi ekonomi Kabupaten
23
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Tegal karena memiliki nilai shift share positif. Sektor tersebut antara lain: industri pengolahan,
perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan perdagangan,
penyediaan akomodasi dan makan minum, administrasi pemerintahan, serta jasa pendidikan.
Adapun sektor yang memiliki nilai shift share terbesar adalah industri pengolahan dan
penyediaan akomodasi dan makan minum. Kedua sektor tersebut memiliki pertumbuhan paling
tinggi dan daya saing yang baik. Hal ini mengindikasikan bahwa mulai terdapat transformasi pada
perekonomian Kabupaten Tegal dari yang awalnya agraris mulai bertransformasi ke Industri. Selain
itu banyaknya sektor pariwisata yang cukup terkenal di Kabupaten tegal juga meningkatkan
pertumbuhan sektor akomodasi dan makan minum.
6.3. Identifikasi Sektor Unggulan
Dalam rangka melengkapi hasil analisis dan menyimpulkan sektor mana yang menjadi
unggulan, andalan dan potensial pada Kabupaten Brebes dan Tegal. Maka dilakukan analisis
klassen typology. Analisis ini dimaksudkan untuk membagi sektor-sektor yang telah dianalisis
sebelumnya pda analisis LQ dan SS. Kemudian membagi sektor-sektor tersebut ke dalam empat
kuadran yakni unggulan, andalan, potensial dan terbelakang. Berikut hasil analisis klassen typology
untuk kabupaten Brebes. Berdasarkan hasil analisis klassen typology maka sektor unggulan di
Kabupaten Brebes adalah yang memiliki LQ > 1 dan SS +, berikut sektor unggulan tersebut:
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan Jasa Lainya.
Tabel 6.5 Analisis klassen tipology Kabupaten Brebes
LQ
SS
LQ>1 LQ<1
SS (+) 1. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
2. Jasa lainnya
1. Industri Pengolahan , Pengadaan Air, 2. Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang, 3. Konstruksi, 4. Informasi dan Komunikasi
SS (-) 1. Pertanian Kehutanan, dan Perikanan, 2. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum, 3. Jasa Pendidikan.
1. Pertambangan dan Penggalian 2. Pengadaan Listrik dan Gas, 3. Transportasi dan Pergudangan, 4. Jasa Keuangan dan Asuransi, 5. Real Estate, 6. Jasa Perusahaan, 7. Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib, 8. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
Adapun sektor andalan di Kabupaten Brebes adalah pertanian kehutanan, dan perikanan,
penyediaan akomodasi dan makan minum dan jasa pendidikan. Pada analisis berdasarkan typology
klassen, sektor ini dilihat berada pada kuadran LQ>1 dan SS(-). Sedangkan sektor potensial di
Kabupaten Brebes pada analisis berdasarkan typology klassen dilihat pada kuadran LQ<1 dan SS
24
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
(+). Adapun sektor tersebut adalah: industri pengolahan, pengadaan air, pengelolaan sampah,
limbah dan daur ulang, konstruksi, informasi dan komunikasi.
Tabel berikut akan menjelaskan hasil analisis klassen typology di Kabupaten Tegal. Hasil
analisis ini digunakan untuk membagi sektor-sektor ekonomi kedalam empat kuadran, dengan tujuan
untuk mengklasifikasikan sektor unggulan di kabupaten Tegal. Berikut hasil analisis klassen typology
di Kabupaten Tegal.
Tabel 6.6 Analisis klassen typology Kabupaten Tegal
LQ
SS
LQ>1 LQ<1
SS (+) 1. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
2. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,
3. Jasa Pendidikan
1. Industri Pengolahan 2. Transportasi dan Pergudangan 3. Real Estate 4. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
SS (-) 1. Pertanian Kehutanan, dan Perikanan,
2. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,
3. Jasa Perusahaan,
1. Pengadaan Listrik dan Gas 2. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3. Konstruksi 4. Informasi dan Komunikasi 5. Jasa Keuangan dan Asuransi 6. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
Berdasarkan analisis klassen typology diketahui bahwa sektor unggulan di Kabupaten
Tegal adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, penyediaan
akomodasi dan makan minum, dan jasa pendidikan. adapun sektor andalan adalah sebagai berikut:
pertanian kehutanan, perikanan, dan jasa perusahaan.
Sektor potensial yang dimiliki Kabupaten Tegal cukup banyak, yang meliputi: industri
pengolahan, transportasi dan perdagangan, real estate, serta administrasi pemerintahan,
perdagangan dan jaminan sosial wajib.
6.4. Analisis Kelengkapan Infrastruktur
Dalam penentuan lokasi investasi, salah satu faktor yang tidak kalah penting dan harus
diperhatikan adalah tingkat kelengkapan infrastruktur daerah. Untuk melengkapi hasil analisis
tentang sektor unggulan, dilakukan analisis untuk melihat kesiapan insfrastruktur daerah. Dalam
penelitian ini dilakukan analisis skalogram untuk melihat kesiapan infrastruktur di Kabupaten Brebes
dan Tegal. Analisis ini melihat kesiapan infrastruktur dengan memberikan ranking terhadap
kesediaan infrastruktur dasar dan dilakukan pada setiap kecamatan di kedua kabupaten tersebut.
Berikut hasil analisis skalogram untuk kabupaten Tegal.
25
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Tabel 6.7 Kondisi Kelengkapan Infrastruktur Kabupaten Tegal Berdasarkan
Analisis Skalogram
Peringkat Kecamatan Skor
Skalogram
1 Bumijawa 700
2 Pangkah 675
3 Adiwerna 632
4 Tarub 578
5 Lebaksiu 557
6 Balapulang 549
7 Margasari 544
8 Slawi 526
9 Kramat 519
10 Dukuhturi 503
11 Bojong 490
12 Suradadi 485
13 Jatinegara 477
14 Talang 465
15 Pagerbarang 422
16 Dukuhwaru 345
17 Warureja 298
18 Kedungbanteng 270
Sumber: Data diolah (2018)
Berdasarkan analisis skalogram terhadap kesedian infrastruktur dasar seperti: jumlah
penduduk, fasilitas pendidikan, kesehatan, pariwisata, fasilitas perdagangan, fasilitas umum lain,
ketersediaan jalan dan jembatan. Dari hasil analisis skalogram dengan memberikan skor terhadap
kesedian seluruh sarana prasarana tadi diperoleh informasi bahwa kecamatan yang memiliki
peringkat infrastruktur tertinggi di Kabupaten Tegal adalah Kecamatan Bumijawa, Pangkah,
Adiwerna, Tarub dan Lebaksiu. Kelima kecamatan tersebut merupakan kecamatan dengan
peringkat skalogram tertinggi.
Adapun kecamatan dengan peringkat skalogram terendah meliputi Kedungbanteng,
Warureja, Dukuhwaru, Pagarbarang, dan Talang. Hal ini tidak berarti bahwa kecamatan dengan
peringkat skalogram terendah tidak layak untuk menjadi tujuan investasi. Akan tetapi
mengindikasikan bahwa perlu upaya peningkatan ketersediaan infrastruktur dasar pada beberapa
kecamatan tersebut. Hal ini semakin dikuatkan dengan realita empiris bahwa semua infrastruktur
dasar telah tersedia di seluruh kecamatan di Kabupaten Tegal.
26
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Tabel 6.8 Kondisi Kelengkapan Infrastruktur Kabupaten Brebes Berdasarkan
Analisis Skalogram
Peringkat Kecamatan Skor
Skalogram
1 Brebes 1089
2 Ketanggungan 1022
3 Bumiayu 995
4 Paguyangan 954
5 Bulakamba 910
6 Larangan 840
7 Wanasari 820
8 Bantarkawung 816
9 Losari 776
10 Tonjong 731
11 Sirampog 669
12 Salem 661
13 Tanjung 638
14 Jatibarang 583
15 Banjarharjo 574
16 Songgom 508
17 Kersana 421
Sumber: data diolah (2018)
Berdasarkan analisis skalogram diketahui bahwa terdapat beberapa kecamatan dengan
ranking infrastruktur tertinggi di Kabupaten Brebes, kecamatan tersebut antara lain: Brebes,
Ketanggungan, Bumiayu, Paguyangan, dan Bulakamba. Kelima kecamatan tersebut memiliki
ranking ketersediaan infrastruktur yang tertinggi di Kabupaten Brebes.
Akan tetapi, terdapat beberapa kecamatan yang memiliki peringkat skalogram terendah.
Beberapa kecamatan tersebut antara lain: Kersana, Songgom, Banjarharjo, Jatibarang dan Tanjung.
Adapun alasan mengapa peringkat skalogram beberapa kecamatan tadi rendah adalah karena
lokasinya yang jauh dari pusat ekonomi di utara yaitu Kota Brebes dan Bumiayu di Selatan sehingga
kurang strategis, selain itu topografi wilayah yang beragam dan kurang lengkapnya fasilitas
infrastruktur dasar seperti jalan dan fasilitas sosial menjadi beberapa sebab juga kecamatan-
kecamatan tersebut memiliki peringkat skalogram yang rendah.
6.5. Arah Pengembangan Investasi
Arah pengembangan investasi dalam kajian ini didasarkan oleh beberapa faktor diantaranya
adalah potensi daerah, rencana tata ruang wilayah, kelengkapan infrastruktur, kebijakan pemerintah
(perizinan dan RPIP Jawa Tengah) serta keterbukaan masyarakat. Dengan adanya beberapa faktor
yang mendasari dan pertimbangan yang kuat, diharapkan rekomendasi investasi akan lebih efektif
dan tepat.
27
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Dilihat dari sisi potensi, Kabupaten Brebes memiliki beberapa sektor unggulan, andalan dan
potensial untuk dikembangkan. Berdasar hasil analisis klassen typology yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa Kabupaten Brebes memiliki beberapa sektor unggulan yang meliputi: perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, dan jasa lainnya. Sedangkan sektor andalan
adalah: pertanian kehutanan dan perikanan, penyediaan akomodasi dan makan minum, serta jasa
pendidikan.
Adapun sektor potensial di kabupaten Brebes adalah: industri pengolahan, pengadaan air,
pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, konstruksi, informasi dan komunikasi.
Dilihat dari faktor kelengkapan infrastrukturnya, diketahui kecamatan yang memiliki peringkat
infrastruktur tertinggi di Kabupaten Brebes adalah Kecamatan Brebes, Ketanggungan, Bumiayu,
Paguyangan dan Bulakamba. Selain itu, jika dilihat dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),
pemerintah sudah menentukan kawasan-kawasan peruntukan untuk beberapa sektor, diantaranya
adalah kawasan peruntukan pertanian lahan basah, Kawasan pertanian lahan kering, kawasan
peruntukan hortikultura, kawasan peternakan, kawasan pengembangan budidaya perikanan tambak,
kawasan industri besar, kawasan industri menengah, Kawasan Industri kecil dan mikro (industri
pengecoran logam, industri pandai besi, industri tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), industri
konveksi, industri genteng, industri meubel/furnitur, industri gerabah/keramik, industri pengolahan
tembakau, industri mie beras (mie sohun), dan industri makanan kecil.
Kawasan peruntukan pertanian lahan basah (sawah) dengan luas kurang lebih 60.634 Ha
meliputi Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari, Brebes, Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan,
Larangan, Songgom, Jatibarang, Salem, Bantarkawung, Bumiayu, Tonjong, Sirampog, dan
Paguyangan. Pengelolaan pertanian lahan basah (sawah) diarahkan untuk budidaya tanaman
pangan.
Kawasan peruntukan pertanian lahan kering dengan luas kurang lebih 23.561 Ha meliputi
Paguyangan, Sirampog, Ketanggungan, Bantarkawung, Salem, dan Banjarharjo. Pengelolaan
kawasan pertanian lahan kering diarahkan untuk mengembangkan tanaman tahunan yang produktif
dengan menggunakan teknologi yang sesuai dan mempertahankan tanaman yang telah ada serta
memiliki daya saing tinggi.
Pengembangan pertanian hortikultura dengan luas kurang lebih 17.632 Ha meliputi
Ketanggungan, Larangan, Banjarharjo, Songgom, Salem, Tonjong, Losari, Wanasari, Bulakamba,
Brebes, Paguyangan, Sirampog, Tanjung, Bumiayau, dan Ketanggungan. Pengembangan kawasan
peruntukan perkebunan dengan luas kurang lebih 14.593 Ha.
Rencana pengembangan kawasan peternakan dikembangkan menyebar di hampir semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes, diklasifikasikan menjadi dua yaitu ternak besar dan
ternak kecil dengan pengembangan sentra ternak.
28
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Rencana luas pengembangan budidaya perikanan tambak kurang lebih 12.748 Ha dengan
persebaran meliputi Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari, dan Brebes. Rencana luas
pengembangan budidaya perikanan air tawar kurang lebih 114 Ha dengan persebaran meliputi
Salem, Bantarkawung, Banjarharjo, Bumiayu, Ketanggungan, Kecamatan Paguyangan, Sirampog,
dan Tonjong. Rencana pengembangan pengolahan ikan meliputi Losari, Tanjung, Bulakamba,
Wanasari, dan Brebes.
Kawasan peruntukan industri menengah dan besar dikembangkan di sepanjang jalan arteri
primer pantura yang meliputi wilayah Losari, Tanjung, Bulakamba dan Wanasari dengan sifat
kegiatan industri sejauh mungkin menggunakan metoda atau teknologi ramah lingkungan dan harus
dilengkapi dengan upaya pengelolaan terhadap kemungkinan adanya bencana industri. Kawasan
peruntukan industri di Kecamatan Bulakamba dikembangkan untuk menjadi kawasan industri di
Kabupaten Brebes.
Daerah industri menengah dengan sifat kegiatan agro industri di sekitar jalan arteri di
Paguyangan dan Bumiayu. Pengembangan industri rumah tangga, kecil, menengah, dan
pergudangan yang tidak menimbulkan polusi dan atau limbah berbahaya dapat bercampur dengan
kawasan permukiman dengan memperhatikan keserasian kawasan dan dukungan infrastruktur
kawasan pengembangan industri rumah tangga, kecil, dan pergudangan yang berpotensi
mencemari lingkungan disatukan di kawasan peruntukan industri dan dilengkapi dengan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta kawasan sabuk hijau.
Apabila analisis LQ, shift share dan klassen typology digunakan untuk mendapatkan data
pada kategori sektor andalan, unggulan dan potensial. Maka analisis Focus Group Discussion (FGD)
dilakukan dengan tujuan untuk semakin memperjelas subsektor atau komoditas apa yang dapat
dikembangkan guna mengundang investasi masuk ke Kabupaten Brebes.
Setelah dilakukan analisis Focus Group Discussion (FGD), maka untuk Kabupaten Brebes
diperoleh beberapa sektor yang menjadi unggulan investasi dan prioritas investasi berdasarkan
kesiapan hulu dan hilir, meliputi: garmen, pembuatan sepatu, pengolahan teh, kayu lapis, kaos kaki,
pabrik pengolahan jamur, pakan udang dan ternak lain, tekstil dan produk tekstil, kulit dan produk
kulit, serta pariwisata.
Adapun beberapa lokasi yang menjadi prioritas berdasarkan hasil analisis Focus Group
Discussion (FGD) meliputi Kecamatan Brebes, Ketanggungan, Bumiayu, Paguyangan, dan
Bulakamba. Beberapa lokasi tadi dianggap paling siap dari segi infrastruktur dan kesediaan lahan.
Selain itu, berdasarkan hasil diskusi iklim di beberapa kecamatan tadi dianggap mendukung untuk
dikembangkan investasi pada industri skala besar. Selain itu, jika dilihat dari Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW), pemerintah sudah menentukan kawasan-kawasan peruntukan beberapa sektor,
diantaranya adalah kawasan peruntukan pertanian lahan kering dan basah, kawasan budidaya
29
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
hortikultura, kawasan budidaya perkebunan, kawasan peruntukan perikanan budidaya tambak
dengan komoditas udang dan bandeng, dan kawasan peruntukan industri.
Kawasan pertanian lahan basah seluas kurang lebih 35.946 hektar tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten. Kawasan pertanian lahan kering kurang lebih 6.630 hektar tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten. Kawasan budidaya hortikultura dengan luas kurang lebih 786 hektar meliputi:
Kecamatan Bumijawa dengan luas kurang lebih 44 dan Kecamatan Bojong dengan luas kurang lebih
742 hektar. Kawasan budidaya perkebunan kurang lebih 3.966 hektar.
Kawasan peruntukan perikanan budidaya tambak dengan komoditas udang dan ikan bandeng
meliputi: Kramat, Suradadi; Warureja. Kawasan pengembangan budidaya kolam dengan komoditas
ikan nila, ikan lele, ikan patin dan gurame meliputi seluruh kecamatan di kabupaten.
Kawasan peruntukan industri meliputi: kawasan Industri Margasari di Kecamatan Margasari,
kawasan Industri Pantura meliputi: Kecamatan Kramat, Kecamatan Suradadi dan Kecamatan
Warureja. Industri menengah meliputi Kawasan Industri Margasari di Kecamatan Margasari dan
Kawasan Industri Pantura meliputi: Kramat, Suradadi, dan Warureja. Industri kecil dan industri
rumah tangga meliputi; Kramat, Adiwerna, Talang, Pangkah, Pagerbarang, Suradadi, Balapulang,
Dukuhturi, Margasari dan Warureja.
Berdasar pada beberapa faktor-faktor yang telah disampaikan diatas, maka selanjutnya
rekomendasi investasi akan dirumuskan berdasar analisis overlay yang didasarkan pada beberapa
analisis yang telah dilakukan berdasar jenis industri dan kawasan. Berikut ini disampaikan hasil
analisis overlay yang dilakukan. Hasil analisis LQ, Shift share, klassen typology untuk menentukan
sektor unggulan dikombinasikan dengan hasil analisis Focus Group Discussion (FGD) untuk
semakin memperjelas sektor apa saja yang akan direkomendasikan untuk dipromosikan.
Selanjutnya, untuk menentukan lokasi kewilayahan direkomendasikan pula Kecamatan mana saja
yang dianggap siap untuk mendukung investasi di Brebes berdasarkan kombinasi dari analisis
skalogram, hasil Focus Group Discussion (FGD) dan informasi Rencana tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Brebes. Sehingga diperoleh hasil kecamatan mana saja yang dianggap layak
untuk menjadi tujuan investasi pada sektor tertentu. Berikut disajikan hasil analisis overlay.
30
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Tabel 6.9 Overlay Pengembangan Investasi Kabupaten Brebes
No Peruntukan Kecamatan Luas
(Ha)
Jumlah
infrastruktur Perizinan
Keterbukaan
masyarakat Informasi penunjang Rekomendasi
1 Kawasan pertanian lahan basah (sawah) 60.634 baik baik
Kecamatan Losari 776 baik baik
Kecamatan Tanjung 638 baik baik
Kecamatan Bulakamba 910 baik baik
Kecamatan Wanasari 820 baik baik
Kecamatan Brebes 1089 baik baik
Kecamatan Banjarharjo 574 baik baik
Kecamatan Kersana 421 baik baik
Kecamatan Ketanggungan 1022 baik baik
Kecamatan Larangan 840 baik baik
Kecamatan Songgom
508 baik baik
Kecamatan Jatibarang 583 baik baik
31
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kecamatan Salem 661 baik baik
Kecamatan Bantarkawung 816 baik baik
Kecamatan Bumiayu 995 baik baik
Kecamatan Tonjong 731 baik baik
Kecamatan Sirampog 669 baik baik
Kecamatan Paguyangan 954 baik baik
Kawasan pertanian lahan kering 23.561 baik baik
Kecamatan Paguyangan 954 baik baik
Kecamatan Sirampog 669 baik baik
Kecamatan Ketanggungan 1022 baik baik
Kecamatan Bantarkawung 816 baik baik
Kecamatan Salem 661 baik baik
Kecamatan Banjarharjo 574 baik baik
Kawasan pertanian hortikultura 17.632 baik baik
Kecamatan Ketanggungan 1033 baik baik
Kecamatan Larangan 840 baik baik
32
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kecamatan Banjarharjo 574 baik baik
Kecamatan Songgom 508 baik baik
Kecamatan Salem 661 baik baik
Kecamatan Tonjong 731 baik baik
Kecamatan Losari 776 baik baik
Kecamatan Wanasari 820 baik baik
Kecamatan Bulakamba 910 baik baik
Kecamatan Brebes 1089 baik baik
Kecamatan Paguyangan 954 baik baik
Kecamatan Sirampog 669 baik baik
Kecamatan Tanjung 638 baik baik
Kecamatan Bumiayu 995 baik baik
Kecamatan Ketanggungan 1022 baik baik
Kawasan peternakan Kecamatan Brebes 1089 baik baik
Kecamatan Ketanggungan 1022 baik baik
Kecamatan Bumiayu 995 baik baik
Kecamatan Paguyangan 954 baik baik
33
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kecamatan Bulakamba 910 baik baik
Kecamatan Larangan 840 baik baik
Kecamatan Wanasari 820 baik baik
Kecamatan Bantarkawung 816 baik baik
Kecamatan Losari 776 baik baik
Kecamatan Tonjong 731 baik baik
Kecamatan Sirampog 669 baik baik
Kecamatan Salem 661 baik baik
Kecamatan Tanjung 638 baik baik
Kecamatan Jatibarang 583 baik baik
Kecamatan Banjarharjo 574 baik baik
Kecamatan Songgom 508 baik baik
Kecamatan Kersana 421 baik baik
Kawasan tambak 12.748 baik baik
Kecamatan Losari 776 baik baik
Kecamatan Tanjung 638 baik baik
Kecamatan Bulakamba 910 baik baik
34
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kecamatan Wanasari 820 baik baik
Kecamatan Brebes 1089 baik baik
Kawasan perikanan air tawar
114 baik baik
Kecamatan Salem 661 baik baik
Kecamatan Bantarkawung 816 baik baik
Kecamatan Banjarharjo 574 baik baik
Kecamatan Bumiayu 995 baik baik
Kecamatan Ketanggungan 1022 baik baik
Kecamatan Paguyangan 954 baik baik
Kecamatan Sirampog 669 baik baik
Kecamatan Tonjong 731 baik baik
Kawasan pengolahan ikan Kecamatan Losari 776 baik baik
Kecamatan Tanjung 638 baik baik
Kecamatan Bulakamba 910 baik baik
Kecamatan Wanasari 820 baik baik
Kecamatan Brebes 1089 baik baik
35
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
2 Kawasan Industri menengah dan besar Kecamatan Losari 776 baik baik
prioritas kawasan industri
propinsi
Kecamatan Tanjung 638 baik baik
prioritas kawasan industri
propinsi
Kecamatan Bulakamba 910 baik baik
Kecamatan Wanasari 820 baik baik
Kawasan industri menengah sifat kegiatan
agro industri Kecamatan Paguyangan 954 baik baik
Kecamatan Bumiayu 995 baik baik
36
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Tabel 6.10 Overlay Pengembangan Investasi Kabupaten Tegal
No Peruntukan Kecamatan Luas (Ha) Jumlah
infrastruktur Perijinan
Keterbukaan
masyarakat Informasi penunjang Rekomendasi
1 Kawasan pertanian lahan basah 35.946 baik baik
Kecamatan Bumijawa 700 baik baik
Kecamatan Pangkah 675 baik baik
Kecamatan Adiwerna 632 baik baik
Kecamatan Tarub 578 baik baik
Kecamatan Lebaksiu 557 baik baik
Kecamatan Balapulang 549 baik baik
Kecamatan Margasari 544 baik baik
Kecamatan Slawi 526 baik baik
Kecamatan Kramat 519 baik baik
Kecamatan Dukuhturi 503 baik baik
Kecamatan Bojong 490 baik baik
Kecamatan Suradadi 485 baik baik
37
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kecamatan Jatinegara 477 baik baik
Kecamatan Talang 465 baik baik
Kecamatan Pagerbarang 422 baik baik
Kecamatan Dukuhwaru 345 baik baik
Kecamatan Warureja 298 baik baik
Kecamatan
Kedungbanteng
270 baik baik
Kawasan pertanian lahan kering 6.63 baik baik
Kecamatan Bumijawa 700 baik baik
Kecamatan Pangkah 675 baik baik Lokasi pabrik gula
Kecamatan Adiwerna 632 baik baik
Kecamatan Tarub 578 baik baik
Kecamatan Lebaksiu 557 baik baik
Kecamatan Balapulang 549 baik baik
Kecamatan Margasari 544 baik baik
Kecamatan Slawi 526 baik baik
38
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kecamatan Kramat 519 baik baik
Kecamatan Dukuhturi 503 baik baik
Kecamatan Bojong 490 baik baik
Kecamatan Suradadi 485 baik baik
Kecamatan Jatinegara 477 baik baik
Kecamatan Talang 465 baik baik
Kecamatan Pagerbarang 422 baik baik
Kecamatan Dukuhwaru 345 baik baik
Kecamatan Warureja 298 baik baik
Kecamatan
Kedungbanteng
270 baik baik
Kawasan budidaya hortikultura 786 baik baik
Kecamatan Bumijawa 44 700 baik baik
Kecamatan Bojong 742 490 baik baik
Kawasan budidaya perkebunan 3.966 baik baik
39
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kawasan perikanan budidaya
tambah dengan komoditas
udang dan ikan bandeng
Kecamatan Kramat
519 baik baik
Kecamatan Suradadi 485 baik baik
Kecamatan Warureja 298 baik baik
Kawasan pengembangan
budidaya kolam dengan
komoditas ikan nila, ikan lele,
ikan patin dan gurame
Kecamatan Bumijawa
700 baik baik
Kecamatan Pangkah 675 baik baik
Kecamatan Adiwerna 632 baik baik
Kecamatan Tarub 578 baik baik
Kecamatan Lebaksiu 557 baik baik
Kecamatan Balapulang 549 baik baik
Kecamatan Margasari 544 baik baik
Kecamatan Slawi 526 baik baik
Kecamatan Kramat 519 baik baik
Kecamatan Dukuhturi 503 baik baik
40
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kecamatan Bojong 490 baik baik
Kecamatan Suradadi 485 baik baik
Kecamatan Jatinegara 477 baik baik
Kecamatan Talang 465 baik baik
Kecamatan Pagerbarang 422 baik baik
Kecamatan Dukuhwaru 345 baik baik
Kecamatan Warureja 298 baik baik
Kecamatan
Kedungbanteng
270 baik baik
2 Kawasan peruntukan industri Kecamatan Margasari 544 baik baik Lokasi industri pada FGD
Kecamatan Kramat 519 baik baik Lokasi industri pada FGD
Kecamatan Suradadi 485 baik baik Lokasi industri FGD
Kecamatan Warureja 298 baik baik Lokasi industri pada FGD
kawasan industri menengah Kecamatan Margasari 544 baik baik Lokasi industri pada FGD
Kecamatan Kramat 519 baik baik Lokasi industri pada FGD
Kecamatan Suradadi 485 baik baik Lokasi industri pada FGD
Kecamatan Warureja 298 baik baik Lokasi industri pada FGD
41
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Kawasan industri kecil dan
rumah tangga Kecamatan Kramat
519 baik baik
Lokasi industri pada
FGD )
Kecamatan Adiwerna 632 baik baik
Kecamatan Talang 465 baik baik
Kecamatan Pangkah 675 baik baik
Kecamatan Pagerbarang 422 baik baik
Kecamatan Suradadi 485 baik baik Lokasi industri pada FGD
Kecamatan Balapulang 549 baik baik
Kecamatan Dukuhturi 345 baik baik
Kecamatan Margasari 544 baik baik
Kecamatan Warureja 298 baik baik
Lokasi industri pada
FGD
Keterangan :
Unggulan
Andalan
Potensial
Terbelakang
39
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Tabel 6.11 Hasil Analisis Overlay Kabupaten Brebes
Kriteria Industri Kecamatan
Prioritas 1 Garmen
Tanjung, Losari, Bulakamba, Wanasari
Tekstil dan Produk tekstil Tanjung, Losari, Wanasari
Prioritas 2 Kulit dan produk kulit Ketanggungan, Kersana
Olahan makanan (teh, bawang) Tanjung, Losari, Bumiayu
Prioritas 3
Kayu lapis Tanjung, Losari
Pakan udang dan ternak lain Tanjung, Losari
Agrowisata Brebes, Paguyangan
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil analisis overlay di atas maka direkomendasikan tujuh sektor industri yang
layak dipromosikan dari Kabupaten Brebes. Tabel di atas juga menyajikan kecamatan mana saja
yang dipandang layak untuk menjadi tujuan investasi. Untuk kategori prioritas satu atau unggulan
direkomendasikan sektor garmen dengan saran pengembangan di kecamatan Tanjung, Losari,
Bulakamba, Wanasari. Kemudian investasi untuk sektor industri tekstil dan produk tekstil dengan
lokasi rekomendasi di kecamatan Tanjung, Losari, Wanasari
Untuk prioritas ke dua atau andalan direkomendasikan dua sub sektor industri yaitu industri
kulit dan produk kulit serta olahan makanan. Kedua sub sektor industri ini kiranya dapat menjadi
alternatif ke dua mengingat potensi nya saat ini cukup besar berdasarkan hasil analisis LQ, Shift
share dan klassen typology. Untuk industri kulit dan produk kulit direkomendasikan dikembangkan di
Kecamatan Ketanggungan, Kersana. Selanjutnya industri pengolahan makanan yang dalam hal ini
pengolahan teh direkomendasikan di Kecamatan Bumiayu, Tanjung dan Losari. Serta industri
pengolahan bawang yang direkomendasikan di kecamatan Tanjung dan Losari. Dasar penentuan
kecamatan ini adalah kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), kesesuaian Rencana
Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) dan potensi tembakau di ke tiga kecamatan tersebut.
Terakhir adalah sektor industri yang layak dipromosikan sebagai alternatif ke tiga atau
potensial. Tiga sub sektor industri tersebut adalah kayu lapis, pakan udang dan ternak lain serta
agrowisata. Untuk industri kayu lapis dan pakan udang serta ternak lain direkomendasikan di
kemacatan Tanjung dan Losari. Adapun untuk agrowisata direkomendasikan di kecamatan
Paguyangan dan Brebes. Dasar direkomendasikannya kecamatan tersebut karena sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Brebes, sesuai dengan Rencana Pembangunan
Industri Provinsi (RPIP) dan memiliki potensi bahan baku yang cukup melimpah.
40
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Arah pengembangan investasi di Kabupaten Tegal dalam kajian ini didasarkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah potensi daerah, rencana tata ruang wilayah, kelengkapan infrastruktur,
kebijakan pemerintah dalam hal perijinan dan keterbukaan masyarakat. Dengan adanya beberapa
faktor yang mendasari dan pertimbangan yang kuat, diharapkan rekomendasi investasi akan lebih
efektif dan tepat.
Sebelum dilakukan analisis overlay, dilakukan terlebih dahulu analisis Focus Group
Discussion (FGD) sebagai jembatan antara analisis awal yakni LQ, Shift share, klassen typology,
serta skalogram dengan analisis overlay. Berdasarkan analisis klassen typology, diketahui bahwa
beberapa sektor yang menjadi unggulan utama adalah kehutanan dan penebangan kayu,
pertambangan dan penggalian lainnya, industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian
jadi, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, industri barang logam; komputer, barang elektronik,
optik; dan peralatan listrik, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, pengadaan
gas dan produksi es, perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya, angkutan darat,
penyediaan makan minum, real estate, jasa pendidikan
Adapun sektor potensial adalah : industri pengolahan tembakau industri kertas dan barang
dari kertas; percetakan dan reproduksi media rekaman, industri karet, barang dari karet dan plastik,
industri logam dasar, furnitur, pergudangan dan jasa penunjang angkutan, pos dan kurir, penyediaan
akomodasi, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib.
Setelah analisis Focus Group Discussion (FGD) dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah
analisis overlay. Tujuan analisis ini adalah mengkombinasikan keseluruhan alat analisis yang telah
dipakai dengan hasil diskusi Focus Group Discussion (FGD) serta dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Tegal. Hasil analisis overlay Kabupaten Tegal disajikan pada tabel 6.10
berikut.
Tabel 6.12 Hasil Analisis Overlay Kabupaten Tegal
Kriteria Industri Kecamatan
Prioritas 1
Tekstil dan Produk Tekstil Margasari, Suradadi, Kramat, Warureja
Pengolahan Makanan Margasari, Suradadi
Industri barang logam Margasari, Kramat, Warureja
Prioritas 2 Industri logam dasar Margasari, Kramat, Warureja
Pengolahan tebu Pangkah
Prioritas 3
Furnitur Margasari, Kramat, Suradadi
Air minum dalam kemasan Margasari, Bumijawa
Agrowisata Bumijawa
Sumber: Data diolah
41
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Berdasarkan hasil analisis overlay maka direkomendasikan delapan sektor industri yang layak
dipromosikan dari Kabupaten Tegal. Tabel di atas juga menyajikan kecamatan mana saja yang
dipandang layak untuk menjadi tujuan investasi. Untuk kategori prioritas satu atau unggulan
direkomendasikan industri tekstil dan produk tekstil dengan rekomendasi pengembangan di
Kecamatan Margasari, Warureja, Suradadi dan Kramat. Kemudian investasi untuk sektor industri
pengolahan makanan dengan rekomendasi pengembangan di kemacatan margasari dan Suradadi.
Selanjutnya industri barang logam dengan rekomendasi pengembangan di Kecamatan Margasari,
Kramat dan Warureja.
Untuk kategori prioritas kedua atau andalan direkomendasikan pada industri logam dasar
dengan saran pengembangan di Kecamatan Margasari, Kramat dan Warureja. Selanjutnya adalah
potensi industri Pengolahan tebu yang layak dikembagkan di Kecamatan Pangkah. Pemilihan lokasi
ini sejalan dengan hasil analisis Focus Group Discussion (FGD), peruntukan Rencana tata Ruang
Wilayah di Kabupaten Tegal dan kesesuaian Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) .
Terakhir adalah sektor industri yang layak dipromosikan sebagai alternatif ke tiga atau
potensial. Tiga sub sektor industri tersebut adalah furniture (sesuai dengan Rencana Pembangunan
Industri Provinsi), air minum dalam kemasan dan agrowisata. Untuk industri furnitur dasarankan
untuk dikembangkan di kecamatan Margasari, Kramat dan Suradadi. Sedangkan industri air minum
dalam kemasan disarankan dikembangkan di Kecamatan Bumijawa, dan Margasari. Sedangkan
agroindustri disarankan dikembangkan di Kecamatan Bumijawa.
42
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
BAB VII
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
7.1. Kesimpulan
Berdasar hasil analisis klassen typologi yang telah dilakukan diketahui sektor unggulan di
Kabupaten Brebes adalah sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor;
jasa lainnya. sedangkan sektor andalan adalah: pertanian kehutanan, dan perikanan; penyediaan
akomodasi dan makan minum; jasa pendidikan, adapun sektor potensial di kabupaten brebes
adalah : industri pengolahan, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang,
konstruksi, informasi dan komunikasi.
Dilihat dari faktor kelengkapan infrastrukturnya, diketahui kecamatan yang memiliki peringkat
infrastruktur tertinggi di Kabupaten Brebes adalah Kecataman Brebes, Ketanggungan, Bumiayu,
Paguyangan dan Bulakamba.
Berdasarkan hasil analisis overlay di atas maka direkomendasikan tujuh sektor industri yang
layak dipromosikan dari Kabupaten Brebes. Untuk kategori prioritas satu atau unggulan
direkomendasikan sektor garmen dengan saran pengembangan di kecamatan Tanjung, Losari,
Bulakamba, Wanasari. Kemudian investasi untuk sektor industri tekstil dan produk tekstil dengan
lokasi rekomendasi di kecamatan Tanjung, Losari, Wanasari
Untuk prioritas kedua atau andalan direkomendasikan dua sub sektor industri yaitu industri
kulit dan produk kulit serta olahan makanan. Untuk industri kulit dan produk kulit direkomendasikan
dikembangkan di Kecamatan Ketanggungan, Kersana. Selanjutnya industri pengolahan makanan
yang dalam hal ini pengolahan teh direkomendasikan di Kecamatan Bumiayu, Tanjung dan Losari.
Serta industri pengolahan bawang yang direkomendasikan di kecamatan Tanjung dan Losari.
Terakhir adalah sektor industri yang layak dipromosikan sebagai alternatif ke tiga atau
potensial. Tiga sub sektor industri tersebut adalah kayu lapis, pakan udang dan ternak lain serta
agrowisata. Untuk industri kayu lapis dan pakan udang serta ternak lain direkomendasikan di
kemacatan Tanjung dan Losari. Adapun untuk agroowisata direkomendasikan di kecamatan
Paguyangan dan Brebes.
Sedangkan pada Kabupaten Tegal. Berdasarkan analisis klassen typology, diketahui bahwa
beberapa sektor yang menjadi unggulan utama adalah Kehutanan dan penebangan kayu,
Pertambangan dan Penggalian Lainnya, Industri Makanan dan Minuman , Industri Tekstil dan
Pakaian Jadi, Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, Industri Barang Logam; Komputer,
Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang, Pengadaan Gas dan Produksi Es, Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya,
Angkutan darat, Penyediaan makan minum, Real estate, Jasa Pendidikan
43
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
Adapun sektor potensial adalah: Industri Pengolahan Tembakau Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, Industri Karet, Barang dari Karet dan
Plastik, Industri logam dasar, Furnitur, Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir,
Penyediaan Akomodasi, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
Berdasarkan hasil analisis overlay maka direkomendasikan delapan sektor industri yang layak
dipromosikan dari Kabupaten Tegal. Untuk kategori prioritas satu atau unggulan direkomendasikan
industri tekstil dan produk tekstil dengan rekomendasi pengembangan di Kecamatan Margasari,
Warureja, Suradadi dan Kramat. Kemudian investasi untuk sektor industri pengolahan makanan
dengan rekomendasi pengembangan di kemacatan margasari dan Suradadi. Selanjutnya industri
barang logam dengan rekomendasi pengembangan di Kecamatan Margasari, Kramat dan Warureja.
Untuk kategori prioritas kedua atau andalan direkomendasikan pada industri logam dasar
dengan saran pengembangan di Kecamatan Margasari, Kramat dan Warureja. Selanjutnya adalah
potensi industri Pengolahan tebu yang layak dikembagkan di Kecamatan Pangkah. Pemilihan lokasi
ini sejalan dengan hasil analisis Focus Group Discussion (FGD), peruntukan Rencana tata Ruang
Wilayah di Kabupaten Tegal dan Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Provinsi Jawa
Tengah.
Terakhir adalah sektor industri yang layak dipromosikan sebagai alternatif ke tiga atau
potensial. Tiga sub sektor industri tersebut adalah furnitur, air minum dalam kemasan dan
agrowisata. Untuk industri furnitur dasarankan untuk dikembangkan di kecamatan Margasari, Kramat
dan Suradadi. Sedangkan industri air minum dalam kemasan disarankan dikembangkan di
Kecamatan Bumijawa, dan Margasari. Sedangkan agroindustri disarankan dikembangkan di
Kecamatan Bumijawa.
7.2. Rekomendasi
Mengacu pada hasil kajian ini, maka terdapat beberapa rekomendasi antara lain: Hasil
analisis sektor yang menjadi prioritas di masing-masing Kabupaten harapannya dapat di
informasikan kepada instansi terkait dan disajikan dalam buku informasi promosi investasi secara
visual, untuk mempermudah investor dalam menggali informasi. Selanjutnya, perlu kajian lebih
mendalam tentang potensi investasi berikut simulasi feasibility study. Khususnya pada aspek potensi
existing dan kondisi sektor tersebut saat ini di lapangan.. Selain itu, dirasakan memang perlu telaah
lebih mendalam terkait kesiapan infrastruktur dasar dan respon dari masyarakat setempat apabila
ada realisasi infrastruktur di lokasi tersebut.
44
Pengembangan dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Bergas
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kabupaten Brebes. 2015. PDRB Kecamatan Tahun 2011-2015. Brebes : BPS Kabupaten Brebes.
BPS Kabupaten Tegal. 2015. PDRB Kecamatan Tahun 2011-2015. Tegal : BPS Kabupaten Tegal. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan
Industri Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 – 2037.