Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROSPEK SERTIFIKASI HALAL PRODUK MAK DENOK DAN
KEPUTUSAN MINAT BELI MAS YARAKAT (STUDI KASUS UMKM
MAK DENOK DESA SERDANG JAYA KECAMATAN BETARA
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT)
Oleh :
MUHAMMAD SADLI
NIM EES 160495
PEMBIMBING :
Dr. Sucipto, S,Ag.,M.A
Drs. H. Muhsin Ruslan, M.Ag
PROGRAM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAMUNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Muhammad sadli NIM : EES.160495 Tempat, Tanggal Lahir : Senyerang, 03 Maret 1997 Jurusan : Ekonomi Syariah Alamat : Jl. Rd Poerboyo Kolopaking, Simpang IV Sipin, Kec.
Telanaipura, Kota Jambi
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul
“Prospek Sertifikasi Halal Produk Mak Denok dan Minat Beli Masyarakat
(Studi Kasus UMKM Mak Denok Desa Serdang Jaya Kec. Betara
Kab.Tanjung Jabung Barat)” adalah benar karya asli saya. Kecuali kutipan-
kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila
dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya
bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi termasuk
pencabutan gelar saya peroleh melalui skripsi ini.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.
Jambi, Mai 2020
Penulis
Muhammad Sadli
EES.160495
i
MOTTO
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamemu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.( An-Nisa 4 : 29)
ii
ABSTRAK
Sertifikasi halal adalah suatu fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang
menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat islam. UMKM halal
merupakan industri UMKM yang secara proses telah melalui tahapan teknis yang
tidak melanggar kaidah/syariah islam untuk menghasilkan produk halal. Untuk
memperkuat produk halal, maka diberikan label/sertifikasi halal oleh lembaga
yang berwenang yaitu Majelis Ulama Indonesia.Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif.Pengambilan sampel dilakukan kepada pemilik Umkm dan
pelanggan sekitar umkm mak denok Desa Serdang Jaya.Metode pengumpulan
data denganObservasi, wawancara dan dokumentasi.Penelitian ini menggunakan
metode analisis deskriptif, yaitu membandingkan teori dan konsep yang relevan
dengan masalah yang diteliti untuk ditarik kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa dengan adanya label/sertifikasi halal dapat meningkatkan
daya beli konsumen terhadap produk tersebut yang sudah memiliki label
sertifikasi halal sehingga meningkat kan penjualan dan pendapatan Umkm
tersebut.
iii
IV
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin
Puji syukur kehadirat Allat SWT yang mana telah memberikan nikmat kesehatan
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memproleh strata satu (S1)
shalawat serta salam tidak lupa ku kirimkan kepada junjunganku Nabi
Muhammad Rasulullah SAW semoga kita semua mendapat sapaatnya di hari
kiamat nanti Amin
Kupersembahkan skpripsi untuk :
Ibundaku tercintaSaniah dan ayahadakuM.Arifin yang kucintai karna tidak henti-
hentinya memberikan cinta dan kasih sayang serta motivasi kepadaku baik moril
maupun material selama perkuliahanku, yang tidak dapat kubalas hanya dengan
selembar kertas, semoga keduanya selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin...
Kepada semua kakak dan abang ku yang sangat aku sayangi, yang selama ini telah
memberikan dukungan semangat yang tiada hentinya hingga pada saat ini aku bisa
menyelesaikan skripsi ini. Semoga semua kebaikannya dib alas Allah dan
semogaa selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin...
Kepada teman-teman seperjuangan ku yang dari local G yang kurang lebih selama
4 tahun ini selalu bersama semoga kita selalu di persatukan dalam ikatan
silaturahmi amiin...
Teman-teman dari Ksei AL-Fath dan IMTAJBAR yang selama ini menjadi temap
berdiskusi, bermain, tempat menambah pengetahuan. Semoga kita semua tetap
dipersatukan dalam ikatan silaturahmi yang selalu terjaga aminn aminn aminn
KATA PENGANTAR
Alhamdulilaahi Rabbil Alamin. Puji syukur kepada Allah SWT atas
Rahmat dan Karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan judul ”Prospek Sertifikasi Halal
Produk Mak Denok dan Keputusan Minat Beli Masyarakat (Studi Kasus
UMKM Mak Denok Desa Serdang jaya Kec. Betara Kabupaten Tanjung
Jabung Barat) ”. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW sebagai penerang bagi setiap umatnya.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) dalam jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis
menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menemui banyak
kendala. Adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan serta bimbingan
yang diberikan oleh Dr. Sucipto,S,Ag.,M.A selaku pembimbing I dan Drs.H.
Muhsin Ruslan,M.Ag selaku pembimbing II , terimah kasih atas arahan dan
bimbingannya semoga Allah senantiasa membalas kebaikannya, sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu hal yang pantas penulis ucapkan adalah terimakasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini terutama sekali
kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Su’aidi M.A. Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. A.A Miftah. S.Ag., M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Dr. Rafidah, SE., M.EI selaku Wakil Dekan 1, Dr. Novi Mubyanto, SE.,M.E
selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Sucipto, S.Ag.,M.A selaku Wakil Dekan III
V
VI
17
4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
5. Ambok Pangiuk, S.Ag.,M.SI selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
6. Bapak/ Ibu Dosen yang telah begitu tulus membekali penulis dengan ilmu dan
pelajaran yang sangat berharga.
7. Semua Pihak yang terlibat dalam penyusunan Skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung menginspirasi penulis,terima kasih atas semuanya.
Semoga segala bantuan sekecil apapun yangdiberikan memperoleh pahala dari
Allah SWT.
Disamping itu disadari juga skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan
format yang sangat sederhana dan penuh keterbatasan, penulis tetap berharap agar
hasil karya ini menjadi sebuah titipan Allah SWT yang melalui tangan penulis
dapat memberikan faedah kepada kita semua. Akhirnya tiada lain yang dapat
penulis lakukan selain memohon maaf atas segala kekhilafan dan keterbatasan
yang ada, sekaligus menyerahkan kepadaAllah SWT semoga segala sumbangsih
yang begitu tulus dari semua pihakmendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Jambi, Maret 2020
Penulis
Muhammad Sadli
EES.160543
VII
18
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................................... i
NOTA DINAS .................................................................................................................... ii
MOTTO ............................................................................................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusah Masalah ................................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8
E. Batasan masalah ..................................................................................................... 8
F. Kerangka Teori........................................................................................................ 9
G. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 34
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian ........................................................................................................ 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................
C. Sumber data ............................................................................................................ 39
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 40
E. Analisis Data ........................................................................................................... 41
VIII
19
F. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 43
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Umkm Mak Denok ..................................................................................... 44
B. Visi dan Misi Umkm Mak Denok ........................................................................... 45
C. Struktur organisasi Umkm Mak Denok .................................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran Sertifikasi Halal dalam Peningkatan Pendapatan UMKM Mak
Denok? .................................................................................................................... 48
B. Daya beli konsumen terhadap produk yang memiliki label halal? ......................... 52
C. Kendala Msaha Mikro Kecil dan Menengah (umkm) dalam mendapatkan
sertifikasi halal? ...................................................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 59
B. Saran ....................................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
IX
20
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
A. Data Sertifikasi Halal LPPOM Tanjab Barat. ................................................................ 5
B. Penjualan UMKM Mak Denok dalam 4 bulan terakhir. ................................................ 7
C. Kriteria Umkm yang di tentukan berdasarkan aset dan omset. ...................................... 26
D. Kriteria UMKM berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ...................................................... 26
E. Daftar sertifikasi halal UMKM Mak Denok .................................................................. 45
F. Daftar Bahan Baku yang di Gunakan UMKM Mak Denok ........................................... 69
DAFTAR GAMBAR
A. Proses pengambilan keputusan. ..................................................................................... 31
B. Struktur organisasi .......................................................................................................... 48
X
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara dengan manyoritas penduduk beragama
Islam terbesar di Asia Tenggara. Indonesia dengan populasi penduduk mayoritas
muslim merupakan pasar potensial bagi berbagai produsen barang dan jasa.
Meskipun masing–masing konsumen muslim memiliki kadar kepatuhan
terhadap syariah yang berbeda – beda terganting tingkat religiusitas mereka,
secara umum konsumen muslim memiliki sikap yang positif terhadap produk –
produk yang menggunakan sertifikasi halal dalam proses pemasarannya. Di
Indonesia Sertifikasi Halal di keluarkan Oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sertifikasi Halal ini memberikan kewenangan bagi perusahaan dalam
menggunakan logo halal untuk di cetak pada kemasan produk atau untuk di
pajang di premis perusahaan. 1
Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) mempunyai peranan penting
dan strategis dalam membangun ekonomi nasional, terbukti menjadi kunci
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis ekonomi serta menjadi
desiminator pertumbuhan ekonomi pasca krisis. Selain berperan penting dalam
pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja UMKM juga berperan dalam
mendistribusikan hasil – hasil pembangunan saat ini dengan baik.2
1Danar A. Susanto,faktor-faktor yang Mempengaruhi Usaha Kecil Menengah Dalam
Menerapkan Standar Secara Konsisten,Jurnal Standarisasi, Vol. 18 No.2, Juni 2016. Di akses
tanggal 04 April 2019 2Danar A susanto, faktor-faktor yang Mempemgaruhi Usaha Kecil Menengah dalam
Menerapkan Standar Secara Konsesten, Jurnal Standarisasi, Vol. 18 No. 2 Juli 2016
2
Didasarkan atas kondisi tersebut, pemerintah pada tahun 2009
mencanangkan tahun industri kreatif yang diyakini merupakan industri riil
ditengah ancaman melambatnya prekonomian akibat krisis global. Melalui
Inpres No. 6 tahun 2009 mengenai pembagunan industri kreatif kepada 28
instansi pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung kebijakan pembagunan
industri kreatif tahun 2009 – 2015 yakni pengembangan kegiatan ekonomi
berdasarkan pada kreatifitas, keterampilan, bakat individu yang bernilai ekonomi
dan berpengaruh pada ke sejahteraan masyarakat Indonesia.3
Menurut Undang – Undang No. 20 2008 tentang UMKM : Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang –
Undang. Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
kecil sebagaimana di maksud dalam undang – undang. Sedangkan Usaha
Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan
oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah
3Medriyansah, “Peran Usaha MIkro Kecil dan Menengah (umkm) dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Menurut Persefektif Islam” Jurnal Ekonomi. 2017 hal 3
3
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Udang –
Undang.4
Perkembangan usaha kuliner produk makanan dan minuman yang begitu
pesat dan banyak diminati oleh masyarakat luas. Oleh karna itu pemerintah
semakin gencar mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
dengan di sahkan Undang – Undang No. 33 tahun 2014 tentang produk jaminan
halal membawa angin segar khususnya konsumen muslim.5
Makanan halal dalam ajaran Islam erat kaitanya demgan menjaga
kesucian, menjaga kesucian makanan yang diasupkan ke dalam tubuh. Makanan
menjadi sumber nutrisi yang diproses menjadi darah mengalir ke dalam tubuh.
Konsep ini bukan saja menjadi semacam “pedoman” dalam makanan tetapi
dalam skala yang luas dalam hal manusia mempersiapkan dan melaksanakan
kegiatan bisnis yang karnanya manusia memperoleh penghasilan yang
digunakan sebagai nafkah dalam keluarga yang di belanjakan untuk makan.
Teori tazkiyah berorentasi mempersiapkan bisnis sesuai syariah, juga dapat
difungsikan sebagai standar evaluasi untuk semua jenis kegiatan di bidang
ekonomi untuk dinyatakan sebagai bisnis sesuai dengan syariah.6
Dalam konsep fikih dikenal lima kategori hukum atau al-ahmakul
khamzah yang lazim juga disebut hukum taklify yaitu pembebanan hukum
4Undang-undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM
5Kristinigsih, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usaha Kecil Menengah
(Studi kasus pada UMKM di wilayah Surabaya) . 6Sodiman, “Sertifikasi Halal Produk Makanan Sebagai Perlindungan Konsumen Muslim
(Studi di Lembaga Pengakajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia
Sulawesi Tenggara) jurnal ekonomi islam Vol. 3 juni 2018 Hal 87
4
terhadap perbuatan manusia dan terhadap objek atau benda. Dalam fikih
keharaman itu disebabkan dua yaitu :
1. Karna zatnya (al-haramu lizatilah) objek yang memang di haramkan
antara lain babi, khamar, narkoba, usaha judi, bangkai, riba, dan
lainya.
2. Haram selain zatnya (al-haramu linghairi zatihi) yaitu berkaitan
dengan proses dan cara memperolehnya antara lain riba, gharar,
penipuan, persaingan tidak sehat, tidak jujur, penimbunan dan segala
tindakan tidak amanah lainya.7
Menurut Aziz dan Vui Sertifikasi Halal merupakan sebuah jaminan
keamanan bagi umat muslim untuk dapat mengkonsumsi suatu produk. Sertifikasi
Halal Ini dibuktikan dengan pencantuman logo halal pada kemasan produk.
Secara umum pendekatan halal dalam proses pemasaran suatu produk juga dapat
menetralisir image negatif yang diasosialisasikan konsumen muslim terhadap
suatu produk.
Menurut penelitian salehudin dan luthi sertifikasi halal secara singnifikan
berpengaruh terhadap minat beli konsumen terhadap produk halal. Hal ini
bertentangan dengan pra-survei yang dilakukan oleh peneliti kepada 30 responden
konsumen muslimyang menyatakan bahwa 26 responden menyatakan tidak
membeli suatu produk berdasarkan adanya label halal pada kemasan produk.
Berdasarkan penelitian Yunus, Rashid dan Arifin terkait minat membeli
produk halal menunjukan bahwa komposisi bahan - bahan yang terdapat dalam
7Sodiman, “Sertifikasi Halal Produk Makanan Sebagai Perlindungan Konsumen Muslim
(Studi di Lembaga Pengakajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia
Sulawesi Tenggara) jurnal ekonomi islam Vol. 3 juni 2018 Hal 88-89
5
produk berpengaruh positif secara singnifikan terhadap minat membeli konsumen
muslim.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki wilayah yang cukup luas dan
masyarakat yang cukup banyak. Berbagai usaha, seperti usaha rumahan, usaha
kuliner, berdagang, pertanian, nelaya dan swasta. Salah satu usaha yang cukup
banyak berkembang iyalah usaha kuliner. Bisnis kuliner mempunyai banyak
kategori mulai dari makanan ringan (cemilan), minuman, hingga makanan pokok.
Banyak menyebar makanan yang tidak memiliki label halal membuat para
konsumen menjadi kurang berminat terhadap hasil produk yang belum memiliki
label halal sehingga mengurangi penghasilan para produsen. Sehingga sertifikasi
halal itu mempunya pengaruh yang cukup besar terhadap pendapatan yang di
hasilkan pelaku usaha.
Tabel 1.1
Data Sertifikasi Halal LPPOM Tanjab Barat
Tahun Jumlah UMKM Jumlah sertifikasi Halal
2013 10.024 7.270
2014 10.274 7.137
2015 10.556 8.110
2016 10.868 8.392
2017 10.221 8.157
2018 10.541 9.398
(sumber : Majelis ulama Indonesia Tanjung Jabung Barat)
6
Berdasarkan data diatas sertifikasi halal yang di miliki oleh UMKM yang
memiliki produk, setiap tahunnya mengalami fluktasi naik dan turun. Hal ini di
karenakan masih banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang belum
meiliki sertifikasi halal, selain itu beberapa UMKM yang tidak memperpanjang
sertifikasi halal produk setelah masa 2 tahun sejak diterbitkan. Ini membuat
masyarakat mudah terjebak oleh produk yang mengandung bahan yang
diharamkan oleh agama dan kesehatan.
UMKM “Mak Denok” ini merupakan termasuk kategori usaha kecil yang
berdasarkan kriteria ketenaga kerjaan dari 5 sampai 19 pekerja sedangkan kriteria
berdasarkan omset termasuk dalam usaha mikro yaitu aset maksimum Rp 50 juta
dan omset maksimum 300 juta menurut Bps,8usaha yang berada di Jl. Pramuka
Serdang Jaya Rt 03 sebagai objek penelitian. UMKM ini mengolah pangan dan
berasal dari dari hasil perkebunan yang kebanyakan berasal dari dari petani di
Desa Serdang Jaya Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Usaha makanan rumahan
ini di mulai pada tahun 1987 bermula dari kerisauannya melihat hasil bumi yang
melimpah namun minim pengelolaannya dengan bermodal kecil – kecilan namun
sekarang menjadi sangat melesat dari tahun ketahun.
8Bps
7
Penjualan UMKM Mak Denok dalam 4 bulan terakhir
Tabel 1.2
Bulan Jumlah penjualan perbulan
April 32 juta/bulan
Mei 30 juta/bulan
Juni 28 juta/bulan
Juli 31 juta/bulan
Sumber : wawancara narasumber Ibu Supini
Dari tabel 1.1 terlihat hasil penjualan Mak Denok di setiap bulan
mengalami kenaikan dan penurunan, di lihat dari masyarakat sekitar yang rata –
rata menganut agama islam yaitu 2.625 orang beragama Islam dan 9 orang
beragama Kristen. Menurut hasil prawawancara dengan pemilik UMKM
mengatakan bahwa pembeli hasil olahannya banyak yang berasal dari luar
kabupaten atau kota. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang UMKM untuk mengkaji judul “Prospek
Sertifikasi Halal Produk Mak Denok dan Minat Beli Masyarakat (Studi
Kasus UMKM Mak Denok Desa Serdang Jaya Kecamatan Betara
Kabupaten Tanjung Jabung Barat)”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang dikemukakan diatas,
maka dapat di definisasikan suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran sertifikasi halal dalam peningkatan pendapatan
UMKM Mak Denok?
8
2. Bagaimana daya beli konsumen terhadap produk yang memiliki Label
Sertifikasi halal ?
3. Bagaimana Prospek dan kendala apa saja yang dialami UMKM Mak
Denok dalam mendapatkan label sertifikasi halal ?
C. Tujuan penelitian
Berdasrkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peran sertifikasi halal terhadap peningkatan
pendapatan UMKM Mak Denok.
2. Untuk mengetahui daya beli konsumen terhadap produk yang memiliki
label Sertifikasi halal.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti dapat menambah kontribusi keilmuan tentang UMKM
2. Bagi akademisi dapat menambah pengetahuan tentang UMKM dan
tentang Sertifikasi Halal.
3. Bagi masyarakat dapat menambah pengetahuan tentang UMKM dan
pengetahuan tentang produk yang memiliki sertifikasi halal resmi dari
MUI.
E. Batasan masalah
Menghindari meluasnya pokok permasalahan dan memudahkan penulis
dalam melakukan penelitian ini maka penulis membatasi pada Prospek
Sertifikasi halal Produk Mak Denok dan Keputusan Minat Beli masyarakat Studi
9
kasus UMKM Mak Denok Desa Serdang Jaya Kecamatan Betara kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
F. Kerangka teori
1. Konsep Halal
Islam mengajarkan umat islam untuk mengkonsumsi produk yang halal.
Berdasarkan pada hukum Islam ada tiga kategori produk untuk muslim yakni
halal, haram dan mushbooh. Halal dalam bahasa arab artinya diizinkan, bisa
digunakan, dan sah menurut hukum. Kebalikan dari halal adalah haram yang
bearti tidak diizinkan, tidak bisa digunakan, dan tidak sah menurut hukum
sedangkan mushbooh (syudha, shubhah, dan mashbuh) bearti hitam putih,
masih dipertanyakan, dan meragukan oleh karna itu sebaiknya dihindari.9
Sah atau tidak sahnya suatau produk untuk di konsumsi umat muslim
sudah sangat jelas batas-batasnya. Hal ini sudah dijelaskan dalam Al-qur’an
dan Hadits. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 186 Allah berfirman :
Artinya “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik (thayyib) dari
apa yang terdapat di bumi, dan jaganlah kamu mengikuti langkah – langkah
syaitan karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
(Q.S. Al-Baqarah : 168)10
9Danang Waskito,”Pengaruh Sertifikasi Halal, Kesadaran Halal,dan Bahan Makanan
terhadap Minat Beli Produk makanan Halal”, Siskripsi UN Yogyakarta (2015) hal.10.
10Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya “QS. Al-Baqarah 168” (Bandung :
Al-Hamba) Hal 24
10
Ayat diatas menjeaskan untuk kita memakan makanan yang halal yang
ada di muka bumi ini dan jangan mengikuti prilaku syaitan.Berdasarkan
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 519 tahun 2001
tanggal 30 November 2001 pasal 1 menunjukan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) sebagai lembaga pelaksana pemeriksaan pangan yang menyatakan
kehalalan suatu produk yang dikemas untuk di perdagangkan di Indonesia.
Berdasarkan keputusan menteri tersebut dapat di simpulkan bahwa MUI
adalah lembaga yang berwenang dalam mengaudit produk dan mampu
menerbitkan sertifikasi Halal kepada perusahaan dan UMKM yang
mengajukan uji Halal kepada Majelis Ulama Indonesia. Sertifikasi Halal ini
sebagai bukti bahwa produk yang di jual halal menurut agama dan baik
menurut kesehatan.11
Menurut Keputusan Menteri Agama R.I Nomor 518 tahun 2001 tanggal
30 November 2001 pasal 1 menjelaskan bahwa pangan halal adalah pangan
yang tidak mengandung unsur bahan haram atau di larang untuk dikonsumsi
umat islam dan pengelolannya tidak bertentagan dengan syariat islam.
Pemeriksaan pangan halal adalah pemeriksaan tentang keadaan tanbahan dan
bahan penolong serta proses produksi, personalia dan peralatan produksi,
sistem manajemen halal dan hal-hal lain yang berhubungan langsung maupun
tidak langsung den gan kegiatan produksi yang halal.12
11
https://www.halalmui.org/mui14/index.php/main, akses 14 september 2019
12
Zuliana, Rofiqoh,Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Konsumen Membeli
Produk Mie Instan Indofood,Semarang : Jurnal Ekonomi Islam Fakultas Syariah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo (2012)
11
Makanan halal bearti diperbolehkan atau sah oleh hukum syariat di
mana harus memenuhi beberapa kondisi yakni :
a. Tidak terdiri dari bahan-bahan yang mengandung hewan yang
tidak diperbolehkan dalam hukum islam yang disembelih tidak
dengan aturan syariat.
b. Tidak mengandung bahan-bahan yang najis menurut syariat.
c. Aman dikonsumsi dan tidak berbahaya.
d. Tidak di produksi menggunakan alat-alat yang terkena najis
menurut syariat.
e. Makanan dan bahan yang terkandung di dalamnya tidak
mengandung bagian dari mahluk hidup yang tidak di perbolehkan
menurut hukum syariat.
f. Pada saat persiapan, proses, pengemasan dan juga penyimpanan,
makanan secara fisik terpisah dari makanan lainya sperti najis.
2. Sertifikasi Halal
Sertifikasi halal adalah suatu fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia
(MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat islam.
Sertifikasi halal merupakan syarat untuk mendapat ijin pencantuman label
halal pada merek produk dari instansi pemerintah yang berwenang, setiap
perusahaan atau usaha yang bergerak di bidang makanan dan minuman tidak
terlepas dari sertifikasi halal yaitu tujuannya agar dapat memberikan
kepastian status kehalalan suatu produk dalam ketentraman batin konsumen
12
yang menikmatinya maka dari itu sertifikasi halal sangat berpengaruh kepada
konsumen yang menikmati makanan dan minuman diperusahaan tersebut.
Majelis Ulama Indonesia melalui Komisi Fatwa menyebutkan bahwa
pada dasarnya produk olahan sering diragukan kehalalan dan kesucianya
sehingga di butuhkan penelusuran danpenelaahan secara intensif sebelum
memutuskan status kehalalan suatu produk muslim. Allah berfirman :
Artinya : “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayyib) dari pada
yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah dan
kamu beriman kepadanya” (Q.S. Al-Maidah : 88)13
Ayat ini menjelaskan bahwa allah menganjurkan untuk kita memakan
maknan yang halal lagi baik yang ada di muka bumi ini dan agar tetap selalu
bertaqwa kepada Allah.
Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM)
MUI menekankan bahwa yang terdapat di muka bumi ini pada dasarnya
adalah halal kecuali yang dilarang secara tegas dalam Al-Qur’an.
Menurut aziz dan Vui sertifikasi halal merupakan sebuah jaminan
keamanan bagi umat muslim untuk dapat mengkonsumsi suatu produk.
Sertifikasi halal ini dibuktikan dengan pencantuman logo halal pada
kemasan produk. Secara umum pendekatan halal dalam proses pemasaran
suatu produk juga dapar mennetralisir image negatif yang diasosiasikan
13
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya “QS. Al-Maidah88” (Bandung :
Al-Hamba) Hal 111
13
konsumen muslim terhadap suatu produk.14
Menurut keputusan Menteri
Agaman R.I nomor 518 menyatakan bahwa sertifikasi halal adalah fatwa
tertulis yang menyatakan kehalalan suatu produk dengan pangan yang
dikeluarkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika
Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Sertifikasi halal di Indonesia
dikeluarkan secara resmi oleh MUI yang menyatakan bahwa produk sudah
lolos tes uji halal. Produk yang memiliki sertifikasi halal adalah produk
yang telah teruji dalam kehalalan dan bisa dikonsumsi umat muslim. Produk
yang memiliki sertifikasi halal di buktikan dengan pencantuman logo halal
dalam kemasan produk.
Menurut Zailani, Oma, dan Kepong menyatakan sertifikasi halal
sebagai bentuk pengujian terhadap makanan mulai dari persiapan,
penyembelihan, pembersihan, proses, perawatan, pembasmian kuman,
penyimpanan, pengangkutan, sebaik mungkin sebaik praktik
manajemennya. Berdasarkan pengertian diatas dapa di simpulkan bahwa
sertifiaksi halal adalah persoalan pokok yang berasal dari perinsip agama
islam dan prosedur yang membuktikan bahwa suatu produk harus bagus,
aman dan pantas untuk dikonsumsi umat muslim. Dalam halal ini sertifikasi
halal merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat beli
konsumen
3. Label Halal
14
Ramlan dan Nahromi,Sertifikasi Halal sebagai Penerapan Eika Bisnis Islami Dalam
Upaya Perlindungan Bagi Konsumen, No 1 (2014) hal 14
14
Label merupakan keterangan yang melengkapi suatu kemasan barang
yang berisi tentang bahan-bahan yang digunakan untuk membuat suatu
produk yang di hasilkan. Labelling berkaitan erat dengan pemasaran.
Menurut Burhanuddin syarat kehalalan suatu produk diantaranya yaitu
tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi.Tidak
mengandung bahan-bahan yang diharamkan.Seperti bahan-bahan yang
berasal dari organ manusia, darah, kotoran-kotoran, dan lain sebagainya.
Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata
cara syariat Islam. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan,
Pengolahan, tempat pengelolaan dan transportasinya tidak boleh digunakan
untuk babi. Jika pernah digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal
lainnya terlebih dahulu harus dibersihkan dengan tata cara yang diatur
menurut syariat Islam.15
Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar. Label
merupakan bagian dari produk yang menyampaikan informasi mengenai
produk dan penjualan. Sebuah label bisa meupakan bagian dari sebuah
kemasan atau bisa pula merupakan atikat(tanda pengenal) yang menempel
atau melekat pada produk.16
Secara garis besar terdapat tiga macam label
yaitu :
a. Brand label yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau
dicantumkan pada kemasan.
15
Premi Wahyu Widyaningrum, Pengaruh Label Halal dan Celebritye Enderson Terhadap
Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Wardah di Ponorogo), Ponorogo : Program Studi
Manajemen, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2016. Hal 87 16
Qardhawi, Yusuf, Halal dan Haram dalam Islam (Surabaya : P.T. Bina Ilmu, (2000).
15
b. Descriptive labebl yaitu label yang memberikan informasi objektif
mengenai penggunaan, konstruksi, atau pembuatan, perawatan,
atau perhatian dan kenerja produk serta karaktristik lainya yang
berhubungan dengan produk.
c. Grade label yaitu label yang mengidenfikasi penilaian kualitas
produk dengan huruf, angka, dan kata.
Label berfungsi sebagai idenfikasi atau mengidenfikasi menerangkan
mengenai produk yang bersangkutan, memberikan keterangan dan
menunjukkan kelas atau tingkat mutu suatu produk. Sertifikasi halal adalah
suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan
kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat islam.17
Sertifikasi halal
merupakan syariat untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal pada
kemasan produk atau instansi pemerintah yang berwenang. Adapun yang
dimaksud dengan produk halal adalah produk yang memenuhi syariat
kehalalan sesuai dengan syariat islam.
Sertifikasi halal dapat diidenfikasikan sebagai suatu kegiatan
pengujian secara sistematik untuk mengetahui apakah suatu barang yang
diproduksi suatu prusahaan telah memenuhi ketentuan halal. Hasil dari
kegiatan sertifikasi halal adalah diterbitkannya sertifikasi halal, apabila
produk yang dimaksudkan telah memenuhi ketentuan sebagai produk halal.
Sertifikasi halal dilakukan oleh lembaga yang mempunyai wewenang
untuk melaksanakannya. Tujuan akhir dari sertifikasi halal dan labelisasi
17
Fauziah,Perilaku Komunitas Muslim dalam Mengonsumsi Produk Halal di Provinsi
Bali, Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 11.No 2, (2012), hal 143.
16
halal merupakan dua kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan satu
sama lain. Sertifikasi halal adalah suatu fatwa tertulis dari MUI yang
menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat
islam.18
Pengadaan sertifikasi halal khususnya pada saat membuka usaha
Restoran, Umkm, Rumah makan dan lain-lain ini bertujuan untuk
memberikan kepastian status kehalalan suatu produk sehingga dapat
menentramkan batin konsumen muslim.
4. Manfaat Sertifikasi Halal
Chairman Indonesia Halal Center Lutfiel Hakim mengatakan
setidaknya ada delapan keuntungan yang bisa didapatkan jika produsen
memberikan jaminan halal pada produknya.19
a. Meraih keberkahan
Perintah mengonsumsi produk halal terdapat dalam kitab suci dan
merupakan perintah langsung dari Tuhan yang ditujukan untuk kebaikan
manusia sendiri.Perintah untuk memakan makanan halal bahkan
diperintahkan kepada seluruh manusia, bukan hanya umat
Islam.Memproduksi makanan yang halal artinya bisa mengarahkan usaha
menuju usaha yang berkah atau bertambah kebaikan. Dalam konteks ini,
bisa dikatakan produk halal dapat memberikan keuntungan spiritual
kepada konsumennya.
18
Sertifikasi Halal https://www.halalmui.org/mui14/index.php/main, akses 14 september
2019 pukul 10.25 19
Edi Hidayat,Responpelaku Usaha Terhadap Kewajiban Penetapan Sertifikasi Halal
pada Ayam Penyet Surabaya danSuper Gebrek Yongyakarta, Skripsi Program Studi Ekonomi
Islam Fakultas Ilmu Agama IslamUniversitas Islam Indonesia Yongyakarta, (2018), hal. 68-69.
17
b. Melindungi konsumen
Di Indonesia, kebanyakan konsumen beragama Islam. Kebutuhan
yang penting bagi umat Islam adalah mengonsumsi produk halal.
Dibutuhkan itikad baik dari produsen untuk menyediakan produk yang
sesuai dengan standar konsumsi konsumen muslim yaitu kehalalan. Tak
ada yang lebih berharga bagi seorang penjual kecuali mampu
memberikan perlindungan terhadap pelanggannya dengan itu loyalitas
pelanggan juga bisa terbangun.
c. Memperoleh nilai positif dari konsumen
Setelah halal ada istilah thoyyib yang berarti baik untuk
dimakan.Menerapkan standar halal dan thoyyib membuat produk
memiliki standar kualitas yang jelas, serta memberikan nilai fungsi yang
lebih kepada pelanggan.
d. Produk otomatis memiliki sistem
Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa produk halal tidak hanya
selembar sertifikat.Untuk mendapatkan sertifikat, Lembaga Pengkajian
Pangan Obat-obatan dan Kosmetika MUI memiliki sebuah sistem
produksi dan distribusi produk yang dinamakan Sistem Jaminan Halal
atau SJH.Produk halal yang menerapkan sistem ini secara serius,
otomatis memiliki manual proses produksi dan distribusi yang tertata
rapi.Lebih dari itu secara periodik dievaluasi oleh LPPOM MUI.
e. Lebih siap menghadapi MEA
18
Produk lokal yang lebih mudah mendapatkan sertifikat halal akan
memiliki keunggulan, dan akan menjadi daya saing untukmenghadapi
persaingan saat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) diberlakukan.
Dengan khusus, logo halal yang ada di Indonesia memiliki perbedaan
dengan logo halal di negara mana pun. Jaminan halal juga diharapkan
menjadi benteng yang dapat membendung produk-produk asing yang
masuk ke indonesia, karena produk luar jika tidak mendapatkan label
halal tidak akan bisa dipasarkan di Indonesia
Menurut Undang-undang MUI No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal pada 2019 seluruh produk konsumsi berupa makanan,
minuman, kosmetik, farmasi, biologi, kimia, hingga produk modifikasi
genetik yang beredar di Indonesia harus memiliki sertifikasi halal.
Bahkan pemerintah juga mewajibkan produk-produk yang tidak halal
untuk menyatakan ketidakhalalan secara jelas pada kemasannya.
f. Merebut hati pelanggan kelas menengah Indonesia
Konsumen yang memiliki kelas ekonomi menengah cenderung lebih
cerdas dalam memilih produk, termasuk dalam memilah produk mana
yang sudah memiliki jaminan halal.Dengan itu, produk yang memiliki
sertifikat halal bisa memiliki potensi yang lebih besar untuk dipilih dan
dikonsumsi.
g. Dilirik pasar muslim dunia
Pasar muslim dunia sedang menjadi sorotan. Dengan alasan,
penduduk muslim di seluruh dunia tumbuh sangat pesat sekitar 1,5% dari
19
total jumlah penduduk juga potensi ekonominya, yang konon lebih besar
dari potensi China. Sehingga, produk yang sudah memiliki jaminan halal
di Indonesia bisa juga menjadi pilihan masyarakat muslim global karena
muslim umumnya memiliki standar konsumsi yang sama.
h. Memberikan ketenangan batin
Produk yang telah bersertifikat halal, secara langsung memberikan
ketenangan batin bagi konsumennya. Karena sudah tidak ada keragu-
raguan lagi apakah bahan baku dan proses produksi barang tersebut tidak
dilakukan dengan benar. Di sisi lain, Lutfiel menambahkan konsumen di
Indonesia juga belum sepenuhnya memahami konsep halal. Banyak yang
masih berpikir kalau makanan yang mereka konsumsi asal yang buat
orang Islam pasti halal.Padahal sangat penting tentang aspek
ketelusurannya, seperti bahan yang dipakai.
5. Prosedur Sertifikasi Halal MUI
Bagi perusahaan yang ingin memperoleh sertifikat halal LPPOM MUI,
baik industri pengolahan (pangan, obat, kosmetika), Rumah Potong Hewan
(RPH) dan restoran/katering/dapur harus melakukan pendaftaran sertifikasi
halal dan memenuhi persyaratan sertifikasi halal.20
Berikut ini adalah
tahapan yang dilewati perusahaan yang akan mendaftar proses sertifikasi
halal
a. Memahami persyaratan sertifikasi halal dan mengikuti pelatihan SJH
20
http://www.halalmui.org/mui14. Diakses pada tanggal 15 september 2019
20
Perusahaan harus memahami persyaratan sertifikasi halal yang
tercantum dalam HAS 23000.Selain itu, perusahaan juga harusmengikuti
pelatihan SJH yang diadakan LPPOM MUI baik berupa pelatihan reguler
maupun pelatihan online (e-training).
b. Menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH)
Perusahaan harus menerapkan SJH sebelum melakukan pendaftaran
sertifikasi halal, antara lain: penetapan kebijakan halal, penetapan Tim
Manajemen Halal, pembuatan Manual SJH, pelaksanaan pelatihan,
penyiapan prosedur terkait SJH, pelaksanaan internal audit dan kaji ulang
manajemen.
c. Menyiapkan dokumen sertifikasi halal
Perusahaan harus menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk
sertifikasi halal, antara lain: daftar produk, daftar bahan dan dokumen
bahan, daftar penyembelih (khusus RPH), matriks produk, Manual SJH,
diagram alir proses, daftar alamat fasilitas produksi, bukti sosialisasi
kebijakan halal, bukti pelatihan internal dan bukti audit internal.
d. Melakukan pendaftaran sertifikasi halal (upload data)
Pendaftaran sertifikasi halal dilakukan secara online di sistem Cerol
melalui website www.e-lppommui.org. Perusahaan harus melakukan
upload data sertifikasi sampai selesai, baru dapat diproses oleh LPPOM
MUI.
e. Melakukan monitoring pre audit dan pembayaran akad sertifikasi
21
Setelah melakukan upload data sertifikasi, perusahaan harus
melakukan monitoring pre-audit dan pembayaran akad sertifikasi.
Monitoring pre-audit disarankan dilakukan setiap hari untuk mengetahui
adanya ketidaksesuaian pada hasil pre audit. Pembayaran akad sertifikasi
dilakukan dengan mengunduh akad di Cerol, membayar biaya akad dan
menandatangani akad, untuk kemudian melakukan pembayaran di Cerol
dan disetujui oleh Bendahara LPPOM MUI melalui email ke
f. Pelaksanaan audit
Audit dapat dilaksanakan apabila perusahaan sudah lolos pre audit
dan akad sudah disetujui.Audit dilaksanakan di semua fasilitas yang
berkaitan dengan produk yang disertifikasi.
g. Melakukan monitoring pasca audit
Setelah melakukan upload data sertifikasi, perusahaan harus
melakukan monitoring pasca audit. Monitoring pasca audit disarankan
dilakukan setiap hari untuk mengetahui adanya ketidaksesuaian pada
hasil audit dan jika terdapat ketidaksesuaian agar dilakukan perbaikan.
h. Memperoleh Sertifikat halal
Perusahaan dapat mengunduh Sertifikat halal dalam bentuk softcopy
di Cerol. Sertifikat halal yang asli dapat diambil di kantor LPPOM MUI
Jakarta dan dapat juga dikirim ke alamat perusahaan. Sertifikat halal
berlaku selama 2 (dua) tahun.
22
6. Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali maka dia disebut
pengecer atau distributor.21
Prilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “mengapa
konsumen melakukan dan apa yang mereka lakukan” schiffman dan Kanuk
mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai
bagaimana seseorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan
sumber daya yang tersedia (waktu,uang,usaha dan energi). Konsumen
memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajarikarena ia meliputi seluruh
individu dari berbagai usia,latar belakang budaya,pendidikan, dan keadilan
sosial ekonomi lainnya.
Menurut Kotler terdapat ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen yaitu : 22
a. Faktor Kebudayaan adalah Faktor yang berpengaruh luas dan
mendalam terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari
budaya, subbudaya, kelas sosial.
b. Faktor Sosial adalah perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status
sosial.
21
J. Nugroho,Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran,
(Jakarta Timur : Kencana 2003). 22
Ahiirman, “Prilaku Konsumen Teori dan Aplikasi (bandung : penerbit alafabeta, 2016)
23
c. Faktor Pribadi adalah faktor yang memberikan kontribusi terhadap
perilaku konsumen terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan
dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
d. Faktor Psikologis adalah pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh
empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran,
serta keyakinan dan pendirian.
Terdapat beberapa faktor internal yang relevan terhadap proses
pengambilan keputusan konsumen yaitu :
a. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri
manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap
stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan
pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
c. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada
dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka
seseorang akan suatu hal.
d. Integritas (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka
akan mendorong seseorang.
7. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM )
a. Pengertian usaha mikro kecil menengah ( UMKM )
24
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM.2 Pasal 1 dari
UU terebut, dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik
orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki
kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut.23
Usaha kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahan atau bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam UU tersebut. UMKM dibagi dalam beberapa kreteria yaitu :
a. Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak
Rp.50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usah dengan
hasil penjualan tahunan paling besar Rp.300 juta.
b. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp.50 juta sampai dengan
paling banyak.
c. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp.500 juta tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp.300 juta hingga maksimum Rp.2.500.000.
d. Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih
lebih dari Rp.500 juta hingga paling banyak Rp.100 milyar hasil
23
Tri Siwi Agustina, Kewirausahaan danTeori Penerapan Pola Wirausaha dan UKM di
Indonesia, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2015), Hal 4
25
penjualan tahunan di atasRp.2,5 milyar sampai paling tinggi Rp.50
milyar.24
Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah
terwujudnya Usaha MikroKecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh
dan mandiri yang memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam
produksi dan distribusikebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam
permodalan untuk menghadapi persaingan bebas.25
b. Kriteria UMKM
Kriteria UMKM dikelompokan berdasarkan jumlah aset dan omset
yang memiliki masing – masing badan usaha sebagaimana rumusan
undang–undang Nomor tahun 2008 tentang UMKM, sedangkan
pengelompokan berdasarkan jumlah karyawan yang terlibat dalam
sebuah usaha tidak dirumuskan dalam undang–undang tersebut.26
Kriteria
UMKM yang ditentukan berdasarkan aset dan omset yang dimikili dapat
dilihat di tabel 1.3
24
Tiktik Sartika Partomo, Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah
dan Koperasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hal. 13 25
Ade Resalawati, Pengaruh Perkembangan Usaha KecilMenengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi pada Sektor UKM Indonesia,Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (2011), hal. 31. 26
M. Azrul Tanjung, Koperasi dan UMKM Sebagai Fondasi Perekonomian Indonesia (Pt
Gelora Aksara pratama, 2017) Hal 91-92
26
Kriteria Umkm yang di tentukan berdasarkan aset dan omset
Tabel 1.3
No Uraian Aset Omset
1. Usaha mikro Maksimal Rp 50 juta Maksimal Rp300 juta
2. Usaha kecil >Rp 50 – 100 juta >Rp300-2,5 milyar
3. Usaha
menengah
>Rp 500 juta – 1 milyar >Rp2,5 milyar-50 milyar
Kriteria UMKM berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Tabel 1.4
No Kelompok UMKM Jumlah Tenaga Kerja
1. Usaha mikro Kurang dari 4 orang
2. Usaha kecil 5 sampai dengan 19 orang
3. Usaha Menengah 20 sampai dengan 99 orang
Sumber : BPS
c. Klasifikasi
Dalam perspektif perkembanganya, Usaha Mikro Kecil Menengah (
UMKM ) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar.
Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncagan
krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok
UsahaMikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) yang melibatkan banyak
kelompok. Berikut ini adalah klasifikasiUsaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) :
27
a. Livelhood Activities merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari
nafkah, yang labih umum biasa disebut sektor informal. Contohnya
pedagang kaki lima.
b. Micro Enterprise merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat
kewirausahaan.
c. Small Dynamic Enterprise merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
d. Fast Moving Enterprise merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan
melakukan transformasi menjadi usaha besar (UB)27
d. Asas dan Tujuan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah ( UMKM )
Menurut Pasal 2 dan 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
tentangUMKM, menyebutkan bahwa usaha mukro kecil dan menengah
berdasarkan pada :
a. Kekeluargaan.
b. Demokrasi ekonomi.
c. Kebersamaan.
d. Efisiensi berkeadilan
27
Azrul Tanjung, Koperasi dan UMKM Sebagai Fondasi Perekonomian
Indonesia (Pt Gelora Aksara pratama, 2017) Hal 23
28
e. Berkelanjutan.
f. Berwawasan lingkugan.
g. Kemandirian.
h. Keseimbangan kemajuan, dan
i. Kesatuan ekonomi nasional.28
Adapun tujuan usaha mikro kecil menengah adalah menimbulkan
dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian
nasional berdasaekan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.29
e. Keputusan Pembelian.
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang
mempengaruhikonsumen dalam melakukan pembelian suatu produk
atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas,
harga dan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat.30
Menurut Hawkins, Best and Conney ada aspek lebih dari proses
yang mempengaruhi perilaku konsumen yang merupakan pengaruh
eksternal dan internal hanya membuat keputusan. Pengaruh
28Rio f. Wilantara dan Susilawati, Strategi dan Kebijakan Pengembangan UMKM
(Bandung : Pt Refika Aditama, 2016) hal 9 29
Tsania Riza Zahroh, Peran Umkm Konveksi Hijab dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Ekonomi Prempuan, Skripsi, 2017, hal 16 30
Philip Kotler dan Kevin Lana Keller, Manajemen Pemasaran edisi 12, (Jakarta : PT
Indeks, 2009), hlm. 202.
29
eksternaladalah kelas sosial dan kelompok referensi sedangkan faktor
internal adalah motivasi, eksposur, perhatian, persepsi dan sikap.31
Berdasarkan definisi yang disebutkan diatas dapat disimipulkan
bahwa keputusan pembelian adalah tindakan pemilihan yang
dilaKukan konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk.
Dalam pengambilan keputusan pembelian tersebut konsumen
melakukan proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif pilihan
yang ada yaitu dengan melakukanevaluasi pilihan setelah itu
konsumen dapat menentukan sikap yang diambil selanjutnya.
b. Motivasi dalam Keputusan Pembelian
Faktor-faktor yang menyebabkan orang membeli dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Faktor Rasional
Faktor rasional adalah faktor yang didasarkan pada kenyataan
seperti yang ditunjukkan oleh pembeli. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan dapat berupa faktor ekonomi seperti faktor
penawaran, permintaan dan harga.selain itu juga faktor-faktor
kualitas,pelayanan dan ketersediaan barang, keterbatasan waktu yang
ada pada pembeli juga menjadi pertimbangan.
2. Faktor emosional
Faktor emosional adalah faktor yang berkaitan dengan perasaan
orang. Faktor ini menimbulkan pembelian barang - barang yang
31
Premi Wahyu Widyaningrum, Pengaruh Label Halal dan Celebritye Enderson Terhadap
Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Wardah di Ponorogo), Ponorogo : Program Studi
Manajemen, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2016. Hal 90
30
memperlihatkan status, kemewahan atau yang membuat seseorang
merasa lebih nyaman.32
c. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proses Keputusan Pembelian
Peran seseorang (bukan pembeli utama dalam pembelian terkadang
menjadi faktor pendorong yang sangat kuat bagi pengambil keputusan
pembelian.33
Ada beberapa peran (siapa) yang mempengaruhi
keputusan mengonsumsi atau membeli yaitu :
a) Initiator, seorang initiator adalah pencetus ide pembelian. Initiator
adalah orang yang pertama kali memiliki ide atau gagasan untuk
membeli sebuah produk/jasa layanan tersebut.
b) Influencer atau pemberi pengaruh, seseorang yang opininya sangat
dipertimbangkan didalam pilihan yang di evaluasi dan dipilih.
Influencer adalah orang yang memberikan pandangan atau nasihat
serta memengaruhi keputusan akhir.
c) Decider atau pengambilan keputusan, orang dengan kewenangan
keuangan atau kekuasaan untuk menentukan keputusan pilihan
terakhir. Decider adalah orang yang akhirnya menentukan sebagian
atau keseluruhan keputusan membeli. Keputusan mengenai apa yang
dibeli, kapan di mana, dan bagaimana membelinya.
32
Basu swastha, Manajemen Penjualan, (yogyakarta: BPFF, 1993), hlm. 59. 33
Zaina, Pengaruh Labelisasi terhadap keputusan pembelian produk wardah, Skripsi
Politeknik Negeri Batam (2017), hlm. 26-27.
31
d) Buyer (pembeli), agen pembelian atau orang yang membayar
pembelian.
e) User (pemakai) orang yang bener-bener mengonsumsi produk (jasa).34
d. Tahap-tahap Proses Keputusan Konsumen
Proses keputusan konsumen mengarah pada pilihan konsumen
(consumer choice). Pilihan tidak selalu berupa identifikasi merek
produk yang akan dibeli. Pada kenyataannya salah satu pilihan pertama
yang harus dibuat konsumen sewaktu membuat keputusan adalah
memutuskan apakah akan melakukan pembelian atau tidak.35
Tidak
jarang konsumen menunda atau bahkan tidak jadi melakukan
pembelian produk. Tahap - Tahap keputusan pembelian berbeda-beda
antar individu dan situasi pembelian. Tahap- tahap Proses pengambilan
keputusan pembelian :
Gambar 1.1
1) Mengenal kebutuhan
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi
34
Supriyanto, Ernawaty, Pemasaran Industri Jasa Kesehatan, (Yogyakarta : Penerbit
Andi, 2010), hlm. 283.
35
Ujang Sumarwan dan Fandy Tjiptonon Strategi Pemasaran dalam Perspektif Perilaku
Konsumen ( Bogor : IPB Press, 2018), Hlm 159
Mengenali
Kebutuhann
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
membeli
Perilaku
pasca
membeli
32
sesungguhnya dan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh
rangsangan internal dalam kasus kebutuhan pertama dari kebutuhan
normal seseorang dan rangsangan eksternal (lingkungan).
2) Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin mencari informasi
lebih banyak informasi, tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan
konsumen dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan,
konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat
menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi
yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.36
Konsumen dapat
memperoleh informasi dari beberapa sumber yaitu :
a. Sumber pribadi yaitu keluarga, teman dan tetangga.
b. Sumber komersial yaitu iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan.
c. Sumber publik yaitu media massa, organisasi penilai konsumen.
d. Sumber pengalaman yaitu penanganan, pemeriksaan, menggunakan
produk
3) Evaluasi alternatif
Pada tahap ini konsumen dihadapkan pada beberapa pilihan produk
yang akan dibelinya. Untuk itu konsumen melakukan evaluasi terhadap
barang mana yang benar-benar paling cocok untuk dibeli sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya. Bagaimana konsumen mengevaluasi
36
Nugroho J, Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi Dan Penelitian
Pemasaran, (Jakarta Timur : Kencana,2003), hlm. 16.
33
alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu
dan situasi membeli spesifik.
4) Keputusan membeli
Keputusan membeli merupakan tahap dari proses keputusan
membeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Pada
umumnya, keputusan membeli yang dilakukan konsumen adalah membeli
poduk yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul antara niat
untuk membeli dan keputusan untuk membeli yaitu sikap orang lain dan
situasi yang tidak diharapkan. Konsumen umumnya membentuk niat
membeli berdasarkan pada faktor pendapatan, harga dan manfaat produk,
akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan bisa mengubah niat
pembelian.
Hawkins and Mothersbaugh memaparkan pengertian keputusan
pembelian (purchase decision) sebagai proses evaluasi yang dilakukan
konsumen terhadap atribut-atribut dari sekumpulan produk, merek, atau
jasa, sehingga konsumen dapat secara rasional memilih salah satu dari
produk, merek, atau jasa tersebut yang dapat memenuhi kebutuhannya
dengan biaya paling murah.
Jadi pilihan dan niat untuk membeli tidak selalu berakhir pada
keputusan membeli barang yang sudah dipilih.
5) Tingkah laku pasca pembelian
Setelah membeli poduk, konsumen akan mengalamilevel kepuasan
atau ketidak kepuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk
34
dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian.Pemasar harus
memantau kepuasan pascapembelian, tindakanpascapembelian dan
pemakaian atau pembuangan produk pascapembelian.37
f. Tinjaun pustaka
No Peneliti Judul penelitian Metodi
penelitian
Hasil penelitian
1 Fauziah Prilaku komunitas muslim
dalam mengonsumsi produk
Halal di Provinsi Bali
Kualitatif Dari hasil penelitian di
simpulkan bahwa
Pemahaman komunitas
muslim di Bali terhadap
produk halal cukup
tinggi begitu pula
dengan kesadaran
dalam mengonsumsi
produk halal. Hal ini
dapat terlihat dari sikap
kehati-hatian dalam
memilih makanan dan
minuman yang akan
mereka konsumsi
dengan terlebih dahulu
memeriksa labelisasi
halal pada kemasan
37
Nugroho J, Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi Dan Penelitian
Pemasaran, (Jakarta Timur : Kencana,2003), hlm. 16.
35
makanan yang akan
mereka beli.
2 Zainab
qubran
Persepsi pemilik warung
terhadap sertifikasi halal di
kota parepare
Kualitatif Dari hasil penelitian di
simpulkan Pemahaman
komunitas muslim di
Bali terhadap produk
halal cukup tinggi
begitu pula dengan ke
sadaran dalam
mengonsumsi produk
halal. Hal ini dapat
terlihat dari sikap
kehati-hatian dalam
memilih makanan dan
minuman yang akan
mereka konsumsi
dengan terlebih dahulu
memeriksa labelisasi
halal pada kemasan
makanan yang akan
mereka beli.
36
3 Tian Nur Penerapan sistem jaminan halal
padUKM bidang olahan
pangan hewani
Kualitatif Hasil dari kegiatan ini
adalah kesadaran dari
unitusaha mitra untuk
menerapkan sistem
jaminan halal pada
usahanya dan
diterapkannya sistem
jaminan halal pada
proses produksi
4 Afiqduwic
ahyono
Urgensi penerapan sertifikasi
halal majelis ulama Indonesia (
MUI )terhadap produk UMKM
( studi dikota mataram)
Kualitatif Pada dasarnya urgensi
sertifikasi halal
menjamin keimanan
dan kenyamanan para
pihak dalam hal ini
produisen dan
konsumen, selain itu
sertifikasi halal juiga
menepis keraguan
konsumen dalam
mengkonsumsi
makanan yang
diperdagangkan dalam
hal ini konsumen
muslim.
5 Edi
hidayat
Respon pelaku usaha terhadap
kewajiban penetapan
kewajiban sertifikasi halal pada
ayam penyet Surabaya dan
super gebrek sleman
Yogyakarta.
Kualitatif Dari hasil penelitian di
simpulkan bahwa
pelaku usaha dan
konsumen sangat baik
dan sangat mendukung
dengan adanya
37
sertifikat halal, terlebih
dengan fatwa MUI
yang mewajibkan untuk
bersertifikat halal
pelaku usaha sangat
merespon dengan baik
terhadap fatwa MUI
tersebut dan
mendukungnya.
Dalam penelitian ini penulis hanya fokus pada Prospek Sertifikasi Halal
Produk Mak Denok dan Keputusan Minat Beli Masyarakat (Studi Kasus UMKM
Mak Denok Desa Serdang Jaya Kec. Betara Kab.Tanjung Jabung Barat). Di lihat
fokus kajiannya tentu terdapat perbedaan penelitian diatas. Di samping itu,
variabel, tempat, dan waktu penelitian juga berbeda dari sebelumnya.
38
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
G. Jenis penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian diskriftif adalah penelitian yang memusatkan
perhatian terhadap masalah–masalah atau penomena–penomena yang ada pada
saat penelitian dilakukan kemudian menggambarkan fakta–fakta dan
menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan
sebagaimana adanya dan mencoba menganalisis untuk memberikan kebenarnya
berdasarkan data yang di peroleh.
Menurut David Williams, penelitian kualitatif adalah pengumpulan data
pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan
oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Analisis diskriftif kualitatif
adalah memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi
sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang diinginkan.38
Penelitian ini
dilakukan dengan memaparkan Prospek Sertifikasi Halal Produk Mak Denok
dan Keputusan Minat Beli Masyarakat (Studi kasus UMKM Mak Denok Desa
Serdang Jaya Kec. Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat).
H. Tempat dan Waktu Penelitian
Objek penelitian pada skripsi ini bertempatan di Desa serdang Jaya
Kabupaten Tanjung Jabung Barat sesuai dengan judul yang diangkat peneliti.
Semua informasi yang bersangkutan di dengan penelitian dapat diperoleh dari
38Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya 2004) hal: 6
39
pemilik udaha UMKM Mak Denok tersebut dan beberapa responden.
Sedangkan jadwal penelitian ini dimulai pada bulan Oktober sampai dengan
selesai. Tentunya peneliti melakukan penelitian sesuai dengan waktu yang
tepat agar tidak mempersulit peneliti dan memudahkan jalanya penelitian.
I. Sumber data
Sumber data merujuk pada data penelitian yang diperoleh dan
dikumpulkan oleh peneliti berupa fakta,data,gambaran penelitian dan lainya.
Dalam menjawab permasalahan penelitian dibutuhkan suatu atau lebih sumber
data, hal ini sangat tergantung kebutuhan dan kecukupan data untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Sumber ini akan menentukan jenis data yang diperoleh.
Adapun jenis data dibagi dua yaitu data primer dan sekunder :
a. Sumber Data
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber utamanya.Dalam hal ini peneliti mengambil data-
data yang berhubungan dengan kegiatan usaha UMKM Mak Denok yang
ada di Desa Serdang Jaya.39
a. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung atau melalui penelitian terdahulu, maupun data yang di olah oleh
seseorang.Data ini umumnya berupa bukti catatan dan laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip Sperti data penjualan pendapatan dan
lainnya dalam usaha mikro kecil menengah (umkm) Mak Denok.
39
Teguh,Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2005) hlm.121
40
J. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah melakukan dan pencatatan secara lansung dan
sistematis atas gejala–gejala (fenomena) yang sedang diteliti untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
b. Wawancara
Menurut sugiyono wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal–hal dari responden yang lebih mendalam.40
Menurut Susan Stainback, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan
fenomena yang terjadi dengan wawancara dimana hal-hal ini tidak bisa
ditemukan dengan observasi.
Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan informasi dengan
tanya jawab secara bertatap muka dengan responden. Wawancara
memerlukan keterampilan tertentu dalam mengajukan pertanyaan dan
menangkap jawaban serta diperlukan hubungan yang dekat dengan
responden agar memperoleh tanggapan yang simpatik.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
wawancara dalam penelitian kualitatif. Studi ini merupakan salah satu
40
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung : 2013
Alfabeta). Hal 205
41
teknik pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis dokumen-
dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek.
Dokumentasi ini diambil untuk memperoleh data-data, foto, serta catatan
lapangan yang berkaitan.
K. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu
membandingkan teori dan konsep yang relevan dengan masalah yang
diteliti untuk ditarik kesimpulan dan data yang dikumpulkan disusun
sesuai dengan kebutuhan analisis, hal ini menjelaskan bahwa penelitian
deskriftif merupakan penelitian yang membahas tentang yang bukan
eksperimen, serta menggambarkan variable atau gejala non hipotesis
sehingga dalam langkah penelitianya tidak perlu merumuskan hipotesis.
Dalam pengujian data tersebut, dengan membandingkan praktik yang ada
di lapangan dengan suatu kriteria atau standar teori sehingga ditemukan
suatu kesimpulan dan saran.41
Melis dan haberman membagi aktivitas
analisis data ke dalam tiga bagian yaitu :
a. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peniliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
41
S Arikunto, “Manajemen Penelitian”, (Jakarta: Rineka cipta 2007) hlm.121
42
Reduksi data merupakan proses penggabungan dan penyeragaman segala
bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan
dianalisis.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan pembagian pemahaman peneliti tentang
hasil penelitian.Penyajian data mempermudah peneliti dalam melihat
gambaran secara keseluruhan dari penelitian.Pada penelitian ini penyajian
data yang digunakan pada data yang telah direduksi yaitu disajikan dalam
bentuk naratif yang didukung oleh dokumen-dokumen, tabel data, foto
maupun gambar yang berkaitan dengan penelitian.42
c. Penarikan Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam rangkaian
analisis data kualitatif.Peneliti menganalisis dan mencari pola, tema,
hubungan persamaan hal-hal yang sering timbul yang dituangkan dalam
kesimpulan.Dalam penelitian ini, pengambilan kesimpulan dilakukan
dengan pengambilan intisari dari serangkaian kategori hasil penelitian
berdasarkan wawancara, dan dokumentasi hasil penelitian.
L. Sistematika Penulisan
Sestimatika penulisan mengenai garis besarskripsi ini,dimaksudkan
untuk mempermudah pemahaman tentang garis besar isi skripsi ini secara
keseluruhan.Skripsi terbagi kedalam lima bab sebagai berikut :
42
Jaman Satori,”Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: 2011 Alfabeta).
43
BAB 1: Dalam bab ini menguraikan mengenai pendahuluan yang meliputi
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
batasan masalah, kerangka teori, dan tinjauan pustaka.
BAB II :Dalam bab ini menguraikan tentang tempat dan waktu penelitian,
pendekatan penelitian, sumber dan jenis data, instrument pengumpulan
data, teknik analisis data dan sistematika penulisan.
BAB III :Gambaran umum lokasi penelitian. Dalam bab ini membahas
gambaran secara umum UMKM.
BAB IV :Bab ini menjelaskan tentang temuan hasil penelitian, antara lain
memuat tentang prospek sertifikasi halal produk mak denok dan keputusan
minat beli masyarakat di UMKM Mak Denok
BAB V :Bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran.
44
BAB III
GAMBARAN UMUM
D. Sejarah Umkm Mak Denok
Bermulai pada tahun 1987 sepasang suami istri yang bernama Ibu Supini
dan Bpk melihat keadaan hasil petani yang melimpah namun minim
pengelolaannya dan tinggal berada dilingkugan rata-rata penghasilan dari
petani, melihat adanya peluang bagi ibu supine dan masyarakat sekitar untuk
membantu meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan kerja serta
menambah pendapatan masyarakat, dan mendapat antusias pasar yang berlebih,
usaha ini terus berkembang dari tahun ke tahun. Selain menjual produk yang di
olah sendiri yaitu barbagai jenis kripik dari kripik pisang, kripik sengkong,
kripik bayam, keripik kentang dan masih banyak yang lainnya.
Perempuan asal ponorogo ini juga turut menjual makanan kletikan
(makanan ringan) yang di datangkan langsung dari pulau jawa. Hingga di tahun
2007, usaha mak denok ini mendapat bantuan dari PetroChina, salah satu
perusahaan migas yang beroperasi diwilayah tersebut untuk mendirikan toko di
depan kediamaannya dan mendapat pembinaan dari PetroChina melalui
program Tanggung Jawab Sosial mulai dari bantuan pembagunan toko,
peralatan produksi, pelatihan dan pendampingan. Produk olahan makanan dari
“Mak Denok” juga sering dipamerkan pada berbagai kegiatan
PetroChina.Sedangkan sejarah nama Mak Denok sendiri berasal dari nama
anak ibu supine yang bernama Denok sebagai label usahanya berupa “Mak
Denok”. Berdirinya umkm Mak Denok ini merupakan salah satu keiginan
45
untuk membuka lapangan kerja dan menambah pendapatan serta semata – mata
membantu perekonomian masyarakat.
E. Daftar sertifikasi halal MUI
Dari awal buka usaha tahun 1987 yang selalu mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun bahkan sampai tahun 2007 mendapat bantuan dari prusahaan
besar PetroChina baik alat mesin-mesin speti mesin giling kopi, roko. Semakin
meluasnya usaha Mak Denok ini maka dirasa perlu adanya suatu sertifikasi
halal sebagai salah satu penjamin keselamatan para konsumen. Pada tahun
2012 ibu supini dan suwami (Alm) mendaftarkan produk yang ada yaitu ada 3
produk diantaranya makanan ringan, minuman dan bahan minuman dan
bumbu-bumbu.
Daftar sertifikasi halal UMKM Mak Denok
Tabel 1.5
No Nama perusahaan Jenis produk Alamat Nomor halal
1 Mak Denok Makanan
ringan
Desa Serdang Jaya Kec.
Betara Kabupaten Tanjab
Barat
29,100,000,211,
211
2 Mak Denok Minuman dan
bahan
makanan
Desa Serdang Jaya Kec.
Betara Kabupaten Tanjab
Barat
29,120,000,231,
211
3 Mak Denok Bumbu-
bumbu
Desa Serdang Jaya Kec.
Betara Kabupaten Tanjab
Barat
29,060,000,221,
211
Sumber : (kantor dinas umkm dan koperasi Tanjab Barat)
46
Di harapkan setelah adanya sertifikasi halal tersebut bisa memberikan rasa
aman bagi para konsumen produk Ibu supini dan di akui oleh pemerintah
secara hukum kehalalan produk tersebut.Setiap dua tahun sekali harus di
perpanjang masa berlaku sertifikasi halal tersebut.
a. Bahan-bahan yang digunakan
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas maka dibutuhkan juga bahan
yang berkualitas tinggi karna ini semua sanggat berpengaruh terhadap rasa
yang di hasilkan. Bahan-bahan yang di gunakan di UMKM Mak Denok
diantaranya :
a. Ubi
b. Pisang
c. Udang
d. Kopi
e. Kacang tanah
f. Tepung tapioca dan lainya
F. Visi dan Misi Umkm Mak Denok
1. Visi Umkm Mak Denok
Membuka lapangan kerja bagi masyarakat yang mau bekerja halal
2. Misi Umkm Mak Denok
Meningkatkan perekonomian masyarakat
Menciptakan masyarakat kiat berusaha
Menambah pendapatan masyarakat
47
Menghasilkan produk olahan oleh-oleh yang menarik dan
berkualitas
G. Struktur organisasi Umkm Mak Denok
Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relative dapat di identifikasi yang bekerja atas
dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan. Adapun struktur organisasi Umkm Mak Denok dapat
dilihat dari bagan sebagai Berikut :
48
Gambar 1.2
Struktur organisasi
Ketua
Supini
Bendahara
Denok
Karyawan yaitu :
Sutini
Aslamiah
Dina
Noprianti
Wardiah
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peran Sertifikasi Halal dalam Peningkatan Pendapatan UMKM Mak
Denok?
Data hasil penelitian ini di peroleh dari tekhnik wawancara. Wawancara
dilakukan terhadap Ibu Supini pemilik UMKM Mak Denok yang menjadi
sumber informasi sebagai pemilik dari UMKM Mak Denok.
Data yang diperoleh dari wawancara berupa jawaban informan atas
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti melalui panduan wawancara yang
dilakukan secara tatap muka langsung dengan informan, yang kemudian data
jawaban tersebut disajikan dalam bentuk kutipan hasil wawancara. Kutipan
hasil wawancara tersebut memaparkan jawaban responden mengenai prospek
sertifikasi halal dan keputusan minat beli konsumen terhadap produk Mak
Denok.
Makanan halal adalah makanan yang tidak mengandung unsur bahan
haram atau dilarang untuk di konsumsi umat islam dan pengelolaannya tidak
bertentangan dengan syariat islam. Menurut Azizi dan Vui sertifikasi Halal
merupakan sebuah jaminan keamanan bagi umat muslim untuk dapat
mengkonsumsi suatu produk. Secara umum dengan adanya sertifikasi halal
dalam proses pemasaran suatu produk juga dapat menetralisir image negatif
yang diasosiasikan konsumen muslim terhadap suatu produk.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu supini selaku pemilik Umkm
Mak denok yaitu sebagai berikut :
50
“Awal buka usaha memang belum ada sertifikasi halal, sesudah
berjalan selama kuranng lebih dua tahun saya dan Alm suwami langsung
mengurus sertifikasi Halal ke kantor MUI ”43
Pentingnya label sertifikasi halal untuk masa depan usahanya mendorong
ibu supini untuk segera menguruslabel halal untuk usaha Umkm nya ini.
Dengan adanya label halal dapat menetralisir image negatif terhadap suatu
produk. Wawancara dengan Ibu kamsinah memberi peryataan bahwa :
“awal-awalnya sh memang agak sedikit ragu akan produk yang di
hasilkan oleh ibu supini apa lagi olahan kopi yang berasal dari tai luwak belum
tau boleh apa tidak di konsumsi, karna rasa yang enak, lezat dan diolah secara
bersih meyakinkan saya bahwa itu halal”44
Ada sedikit berbeda dengan yang dikatakan oleh pak sukani sebagai
pembeli setia Umkm Mak Denok mengatakan bahwa :
“Semenjak adanya label halal itu membuat saya semakin yakin bahwa ini
halal untuk di konsumsi apa lagi olahan kopi yang sanggat lezat”45
Wawancara dengan Ibu supine prmilik UMKM mengatakan bahwa :
“Sebelum ada sertifikasi halal ada beberapa pembeli yang bertanya bahan
baku apa yang di gunakan, cara mengolahnya dan kehalalan produk kami ini”46
43Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Rabu 26 April 2020 44
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020 45
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020 46
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Rabu 26 April 2020
51
Dari beberapa peryataan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
label halal di suatu produk dapat menitraliser pandagan negatif masyarakat
terhadap suatu produk yang di hasilkan dan menigkatkan kepercayaan
masyarakat luas akan kehalalan produk tersebut dari barang – barang yang di
larang oleh pemerintah dan juga agama islam.
Selain itu sarana dan prasarana juga sangat berpengaru terhadap hasi dari
suatu produk. Hal ini bisa berdampak pada seluruh aspek usaha yang
dijalankan, baik dari segi manajemen, kuantitas serta kualitas barang dan jasa
yang di hasilkan.
Berdasarkan wawancara dengan pemilik Umkm menerangjan bahwa :
“Saya sudah mencoba memasarkan melalui media online sperti facebook
dan lain – lain ada satu dua yang merespon tetapi yang lebih banyak itu mereka
yang langsung datang ke toko saya dan yang biasa udah berlangganan dengan
saya langsung memesan via telpon kalau masalah kualitas saya sudah berusaha
memberikan kualitas yang terbaik untuk konsumen saya”47
“Kualitas produk sangat mempengaruhi ketidak puasan konsumen untuk
datang kembali dengan itu menarik pelanggan dengan adanya peningkatan
kualitas produk mulai dari rasa, penyajian dan bingkusan” 48
Kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi
produk yang di hasilkan dengan harapan agar pelanggan puas akan suatu yang
di hasilkan, dimana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai
47
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Rabu 26 April 2020 48
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Rabu 26 April 2020
52
dengan standar yang di inginkan konsumen. Kualitas bisa saja berubah karena
selera atau harapan konsumen pada suatu produk yang selalu berubah. Selain
dengan kualitas yang bagus juga harus di dukung dengan kejelasan bahan –
bahan apa saja yang digunakan dan dengan adanya sertifikasi halal di suatu
produk membuat konsumen merasa lebih aman.
Berdasarkan wawancara dengan pemilik Umkm menerangkan bahwa :
“Di sini memang manyoritas penduduknya beragam islam trus di sini
juga belum ada usaha sperti saya yang memiliki label halal jadi wajar saja
kalau konsumen atau masyarakat sekitar sini masih banyak bertanya”49
“ alhamdullah setelah mendapatkan sertifikasi halal ya dapat membuat
pelanggan lebih percaya dengan produk yang kami tawarkan, kadang juga ada
yang suka nanya “ ini ada label halalnya berarti udah dapat sertifikasi halal ya
bu?jadi karna banyak yang nanya seperti itu makanya saya pajang sertifikat
halal di tempat yang mudah dilihat pelanggan”
Kepuasan konsumen sangat dipengaruhi oleh fakto psikologi konsumen
itu sendiri. Pembentukan psikologi dipengaruhi oleh faktor lingkugan internal
dan ekternal yang menghasilkan suatu suatu framework.
Menurut mulia psikologi konsumen adalah suatu cabang ilmu psikologi
yang mempelajari tentang perilaku konsumen dalam membuat suatu keputusan
untuk membeli suatu barang atas jasa sedangkan prilaku konsumen dari sudut
pandang psikologi adalah prilaku yang konsumen tunjukan dalam mencari,
49
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Rabu 26 April 2020
53
menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka
anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya sertifikasi halal secara
tidak langsung menghilangkan pandagan negatif konsumen pada suatu produk
dan secara tidak langsung mempengaruhi akan usaha yang di jalankan.
B. Daya beli konsumen terhadap produk yang memiliki label halal?
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga dan orang lain.
Setiap konsumen akan mempunyai pertimbangan masing-masing untuk
mengambil keputusan, apakah dia ingin membeli atau tidak akan membeli.
Sedangkan label halal merupakan pencatuman tulisan atau pernyataan halal
pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud
berstatus sebagai produk halal. Label halal boleh dicantumkan apa bila sudah
memiliki sertifikasi halal dari MUI sebagai lembaga pemerintah yang berhak
untuk mengeluarkannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Umkm menerangkan bahwa
:
“adanya sertifikasi halal meningkatkan angka penjualan, sebelum memiliki
sertifikasi halal banyak konsumen yang sering menyakan apakah produknya
telah terdaftar sertifikasi halal, dan setelah ibu mendapatkan sertifikasi halal
bahkan produknya telah dipasok keluar kota seperti kota Jambi, Palembang dan
lainnya”50
50
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Rabu 26 April 2020
54
Wawancara dengan ibu sri ningsih menyatakan bahwa :
“semakin yakin saja kalau makanan yang di jual sudah halal berdasarkan
agama dan bersih dari segi kesehatan”51
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
pencatuman label halal konsumen muslim jadi terlindungi. Pencatuman
label halal sarana informasi dari produsen ke konsumen mengenai produk yang
akan dijualnya. Sehingga konsumen benar - benar mengetahui bahan-bahan
apa saja yang digunakan termasuk bahan tambahan yang tertera dikemasan.
Berdasarkan wawancara dengan pemilik Umkm menjelaskan bahwa :
“kalau masyarakat sekitar responnya biasa saja mau ada sertifikasi atau
tidak, tapi kalau yang dari luar daerah sering bertanya sertifikasi halal”52
Berdasarkan wawancara dengan salah satu pembeli pak anin mengatakan
bahwa :
“rasa yang enak, bentuk juga menarik di tambah dengan adanya sertifikasi
halal itu daya tarik tersendiri bagi saya”53
Wawancara bersama ibu atiyah sebagai pelanggan Umkm mak denok
mengatakan bahwa :
51Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020
52Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Rabu 26 April 2020
53Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020
55
“sudah lama langganan di sini yakin saja gitu sama hasilnya, sekarang
sudah ada label halal tambah rame saja yang beli”54
Berdasarkan wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa pentingnya
pengetahuan akan pentingnya lebel halal di setiap kemasan agar kita bisa
mengetahui bahan apa saja yang digunkan dalam setiap pengolahannya.
Menurut Sumarwan konsumen Islam cenderung memilih produk yang
dinyatakan halal dibandingkan dengan produk yang belum dinyatakan halal
oleh lembaga berwenang. Kesadaran akan mengkonsumsi produk halal pada
konsumen muslim, akibat dari pemahaman agama yang baik dan edukasi
produsen mengenai sertifikat halal pada produknya. Hal ini akan berdampak
semakin tingginya konsumen yang perduli tentang sertifikat label halal pada
produk yang dibelinya, karena saat ini banyak konsumen yang semakin kritis
dan memiliki pengetahuan produk yang baik sebelum melakukan keputusan
pembelian
Menurut Gaspers ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi dan
ekspektasi konsumen :
a. Kebutuhan dan keinginan, yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan
konsumen ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan
produsen/pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan
keinginannya besar, harapan atau ekspektasi konsumen akan tinggi,
demikian pula sebaliknya.
54
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020
56
b. Pengalaman masa lalu (terdahulu), ketika mengkonsumsi produk
dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya.
c. Pengalaman dari teman-teman, di mana mereka akan menceritakan
kualitas produk yang akan dibeli oleh konsumen itu. Hal ini jelas
mempengaruhi persepsi konsumen terutama pada produk-produk yang
dirasakan berisiko tinggi.
d. Komunikasi dan pemasaran, juga mempengaruhi persepsi konsumen.
Orang- orang di bagian penjualan dan periklanan seyanganya tidak
membuatkampanye berlebihan melewati tingkat ekspektasi konsumen.
C. Kendala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (umkm) dalam mendapatkan
sertifikasi halal ?
Sertifikasi halal telah menjadi suatu hal yang wajib bagi pengusaha di
Indonesia seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No 33 Tahun 2014
Tentang Jaminan Produk Halal. Dalam UU tersebut mewajibkan seluruh
pengusaha yang ada di Indonesia untuk memiliki sertifikasi halal. Tetapi hinga
saat ini masih banyak UMKM yang belum memilki sertifikasi halal.
Hasil wawancara dengan Buk Supini mengatakan bahwa :
“masih banyak umkm yang belum memiliki sertifikasi halal karna mau
ngurusnya cukup ribet, harga mahal dan proses yang lama padahal byaya
administrasi sudah di sesuaikan dengan kondisi umkm”55
Namun pentingnya sertifikasi halal membuat setiap pengusaha dan
UMKM harus mengurusnya itu semua penting bagi usaha dan produknya
55
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Rabu 26 April 2020
57
sendiri. Sertifikasi halal pada umumnya bertujuan untuk memberikan
keamanan bagi para konsumen agar merasa aman dalam memilih produk untuk
dikonsumsi, tetapi sertifikasi halal tidak hanya menguntungkan para konsumen
saja bagi para pengusaha atau produsen sertifikasi halal juga banyak
memberikan manfaat bagi usaha mereka.
Hasil wawancara dengan Ibu Supini selaku pemilik UMKM mengatakan
bahwa :
“dapat membuat konsumen percaya pada produk kita, kita pun merasa
nyaman dengan adanya sertifikasi halal ini karena kan sudah terjamin
kehalalannya”56
Untuk mendapatkan sertifikasi halal melalui berbagai proses dan juga
beberapa persyaratan seperti yang telah tercantum dalam HAS 23000 yang
terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. persyaratan sertifikasi halal : kriteria sistem jaminan halal.
2. tentang persyaratan sertifikasi halal : kebijakan dan prosedur.
Dalam HAS 23000 telah dijelaskan secara rinci cara mendaftarkan
sertifikasi halal dan prosesnya, namun pengusaha UMKM yang tidak
mengetahui cara dan proses untuk mendapatkan sertifikasi halal.
Berdasarkan hasil wawancara bersama pemilik UMKM mak denok
mengatakan bahwa :
56
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Rabu 26 April 2020
58
“masih banyak yang tidak menegrti cara mendapatkan sertifikasi halal
sehingga banyak yang merasa takut untuk mengurusnya, sosialisasi dari pihak
pemerintah juga kurang sh”57
Sertifikasi halal memiliki masa aktif yaitu 2 tahun hal itu bertujuan untuk
memantau kembali kehalalan dari produk yang telah tersertifikasi halal. Sama
halnya yang di katakana Ibu supine :
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu supini mengatakan bahwa :
“dalam waktu sekitar dua tahun sekali dilakukan perpanjangan sertifikasi
halal yang diajukan langsung ke Pemda untuk mendapatkan sertifikasi halal
yang baru”
Di jelaskan juga oleh ibu supini bahwa :
“banyak UMKM yang tidak memperpanjang masa berlaku sertifikasi halal
karna sangat ribet, biyaya yang cukup mahal sehingga susah bagi kami untuk
memperpanjangnya”
Berdasarkan wawancara dengan ibu supini mengatakan bahwa :
“alhamdullah untuk saat ini untuk semua produk saya sudah ada memiliki
sertifikasi halal, untuk mengurus semua syarat – syarat yang di butuhkan di
bantuk oleh anak saya maklum saya kan sudah tua”58
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa sertifikasi
halal sangat bermanfaat bagi produsen atau konsumen itu sendiri. Akan tetapi
masih banyak kendala ketika ingin mengurus sertifikasi halal sperti terlalu
57
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Rabu 26 April 2020
58
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020
59
ribet, biyaya yang mahal dan kurang sosialisasi pemerintah bagaimana
pentingnya sertifikasi halal.
Dalam mendapatkan sertifikasi halal banyak yang menjadi pertimbangan
salah satunya adalah bahan-bahan yang di gunakan, alat-alat yang digunakan,
tempat produksi, sumber bahan, kebersihan, cara pengolahan setelah semua
memenhuhi standar baru bisa di terbitkan sertifikasi halal dan izinkan
menggunakan label halal di produk tersebut.
Bahan-bahan utama yang digunakan oleh penggusaha dalam menghasilkan
suatu produk sanggat berpengaruh terhadap hasil olahan dan juga izin
sertifikasi halal yang di dapatkan. Di usaha UMKM Mak Denok sendiri telah
mengguakan beberapa bahan utama di antaranya :
Daftar Bahan Baku yang di Gunakan UMKM Mak Denok
Tabel 1.6
No Nama barang Kualitas Jumlah Jumlah pemasok
1. Ubi kayu unggul 40 kg – 100 kg 10
2. Pisang Tandok 50 kg – 100 kg 10
3. Udang Udang sungai 10 kg – 60 kg 11
4. Kopi Leberika 50 kg – 100 kg 12
Sumber : wawancara ibu supini
60
Melimpahnya sumber alam yang tidak digunakan secara maksimal
membuat ibu supini berpikir untuk mengunakan bahan tersebut semaksimal
mungkin. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara pengolahan yang
tepat menjadikan hasil alam itu terbuang secara sia-sia. Di antara hasil alam
yang digunakan oleh ibu supini diantaranya ubi, pisang, udang, dan kopi.
Ubi dan pisang merupakan salah satu bahan utama yang digunakan oleh
Ibu Supini untuk membuat keripik.Jumlah ubi dan pisang yang melimpah di
Desa Serdang Jaya membuat harga bahan pokok itu menjadi murah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Supini beliau mengatakan bahwa
:
“pada waktu itu di sini menanam ubi sama pisang mudah hidupnya banyak
masyarakat yang memanfaatkan lahan kosong untuk menanam ubi dan pisang
tetapi harga di pasaran murah sehingga banyak ubi yang terbuang kan
mubazir”59
Melimpahnya jumlah ubi dan pisang di pasaran membuat harganya
menjadi murah, ini menuntut kita untuk berpikir lebih kreatif lagi dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara maksimal.Dengan adanya
UMKM ini di harapkan bisa memanfaatkan sumber daya alam tersebut secara
maksimal dan menghasilakan berbagai hasil olahan yang mempunyai nilai jual
tinggi di samping itu juga di harapkan bisa menigkatkan tarap perekonomian
masyarakat sekitar.
59
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020
61
Selain ubi dan pisang, kopi menjadi salah satu bahan utama ibu Supini
dalam memproduksi kopi luwak yang terkenal tersebut.Bahan baku yang
mudah di dapat dan juga banyak masyarakat sekitar yang membudidayakan
kopi membuat UMKM milik ibu supini mudah mendapatkan bahan baku kopi
tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Supini beliau menjelaskan :
“kebannyakan para petani hanya mengambil kopi yang masak di pohon
saja yang masih utuh gitu sedangkan kopi yang sudah di makan luwak tidak
diambil katanya jorok gak laku juga untuk dijual karna itu saya bilang ke
mereka biar saya yang ambil dari pada mubazir waktu saya mau bayar mereka
gak mau tapi itu pada awal-awal dulu sebelum saya memproduksinya menjadi
kopi luwak”60
“setelah masyarakat merasakan hasil kopi dari tai luwak ini banyak yang
menyukai apa lagi setelah secara resmi mendapat sertifikasi dari MUI membuat
masyarakat lebih percaya kalau itu aman dan halal secara agama”61
Ibu supini juga menjelaskan :
“yang memilih kopi ke kebun itu saya suruh anak-anak kecil yang pulang
sekolah dari pada main ke sana kemari kalau gitu kan dapat duit juga, dalam
satu kg saya hargai 5000 lumayan juga buat jajan tapi kalau sekarang orang tua
pun sudah banyak yang mengantarkan kopi hasil tai luwak tersebut”62
Kurangnya ilmu pengetahuan yang di miliki masyarakat bagaimana
memanfaatkan sumber daya alam yang ada sehingga bisa menjadi suatu produk
yang bernilai ekonomi tinggi.Dengan kemampuan dan pengetahuan yang
60
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020 61
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020 62
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020
62
dimiliki di harapkan bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai secara ekonomi
dan meningkatkan tarap hidup masyarakat sekitar. Di lain sisi minimnya
pelatihan-pelatihan dan sosialisasi dari pemerintah membuat masyrakat kurang
mengetahui kegunanaan dari pada sumber daya alam tersebut.
Udang menjadi salah satu bahan utama di UMKM Mak Denok, udang di
olah menjadi keletik yang memang nikmat dan harga juga terjangkau oleh
masyarakat ekonomi menengah.Udang salah satu hasil laut yang melimpah di
Kabupaten Tanjung Jabung barat sangat mudah untuk mendapatkannya.Harga
yang di tawarkan cukupberpariasi dari yang murah sampai yang mahal
tergantung besar atau kecil udang yang di jual.Sedangkan udang yang
digunakan untuk membuatkeletik adalah udalah udang yang ukuran kecil atau
menengah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Supini beliau menjelaskan
bahwa :
“kalau udang saya dapat ada yang dari masyarakat sekitar ada juga dari
pemasok yang berasal dari luar kecamatan. Udang yang digunakan adalah jenis
udang laut yang masih segar dan sedang-sedang ukurannya”63
Di jelaskan juga oleh ibu supinibahwa :
“untuk keletik itu tidak saya sendiri yang bikin tetapi ada kerja sama
dengan ibu-ibu di sini tapi untuk hasil tetap atas nama Mak Denok dan barang
63
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020
63
di titipkan di toko saya produk keletik ini juga sudah ada sertifikasi halal dari
MUI juga”64
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin hari semakin maju
menjadikan banyaknya ide-ide baru untuk menghasilkan sesuatu yang baru
bernilai jual tinggi di masyarakat umum.Sehingga bisa meningkatkan
pendapatan masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Kemajuan teknologi harus juga di iringi dengan meningkatnya
pengetahuan masyarakat sehingga produk yang di hasilkan oleh masyarakat
bisa bersaing dengan produk yang berasal dari luar negeri baik dari jumlah,
kualitas, rasa, bahan dan harga yang ada dipasaran.Pentingnya perhatian
pemerintah akan usaha kecil menengah (umkm) sehingga bisa membantu
meningkatkan pendapatan daerah dan juga pendapatan negara. Pemerintah
bukan saja memberikan pelatihan-pelatihan tetapi juga memberikan bantuan
dana dan pasilitas dalam mengembangkan usaha tersebut. Pendampingan dari
pemerintah sangat di perlukan untuk terus mengembangkan produk yang sudah
ada.
64
Wawancara Ibu Supini pemilik Usaha, Kamis 27 April 2020
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
BerdasarkanhasilpenelitianmengenaiProspekSertifikasi Halal
ProdukMakDenokdanKeputusanMinatBeliMasyarakat di UMKM
makdenokdesaserdang JayaKec. Betara dapat di simpulkan :
1. Kepuasaankonsumensangat di
pengaruhiolehfaktorpsikologimerekasendiri. Faktorpsikologi internal
danekternal. Fakor internal
berasaldarikeluargadanekternaldarilingkuansekitar. Rasa aman di
rasakanolehpembeliketikainginmembelisuatuproduk yang ada label halal,
baikamandaribahan-bahan yang dilarangoleh agama islamatauzat-
zatterlarang. Dengan ada label halal
sceratidaklangsungakanmeningkatkanpembelian.
2. Setiap konsumen akan mempunyai pertimbangan masing-masing untuk
mengambil keputusan, apakah dia ingin membeli atau tidak akan membeli.
Sertifikasi halal jelas memberikan dampak positif bagi pelakuusaha, itu
terlihat dengan meningkatnya permintaan konsumen. Konsumen lebih
yakin akan produk yang ada label halalnya.
3. Sertifikasi halal telahmenjadisuatuhal yang wajibbagi pengusaha di
Indonesia seperti yang tercantumdalamUndang-Undang No 33 Tahun
2014 Tentang JaminanProdukHalal. Ada beberapa kendala yang dihadapi
oleh Umkm ketika ingin menggurus sertifikasi halal di antaranya urusan
64
65
yang ribet, biyaya yang mahal dan proses yang lambat selain itu minimnya
pengetahuan masyarakat akan pentingnya sertifikasi halal pada setiap
produk.
B. Saran
Adapun yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Saran Teoritis
Penelitian yang dilakukan di Umkm Mak Denok Desa Serdang Jaya
Kec.Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat di anjurkan bahwa untuk
peneliti selanjutnya diharapkan lebih bervariasi lagi. Dalam teknik
pengumpulan data, bagi para peneliti yang berminat untuk melakukan
studi lanjut hendaknya dapat mengembangkan alat ukur yang sebaik-
baiknya dengan mempertimbangkan kondisi subjek dan tempat penelitian
yang dilakukan.
2. Saran Praktis
Dalam penelitian ini penulis dapat memberikan saran kepada pemilik
Umkm Mak Denok Desa Serdang Jaya Kecamatan Betara Kabupaten
Tanjung Jabung Barat untuk lebih meningkatkan keamanan dan
kenyamanan konsumen dengan tetap melakukan perpanjangan sertifikasi
halal setiap dua tahun sekali dan bisa meningkatkan pendapatan tiap tahun.
3. Saran Pemerintah
Diharapkan dapat memberikan pembinaan dan sosialisasi betapa penting
sertifikasi halal pada setiap produk yang di hasilkan oleh UMKM atau
perusahaan dan mempermudah penggurusan sertifikasi halal.
66
C. Kata Penutup
Demikian karya ini ditulis, semoga bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi masyarakat umumnya. Karya ini penulissa dari masih
jauh dari kata sempurna oleh karna itu kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak tentunya sangat bearti untuk perbaikan dimasa yang akan
datang.
67
DAFTAR PUSTAKA
Ay ling, Pengelolaan dan Pengembangan Usaha pada Usaha Mikro Kecil
Menengah (Studi Deskriptif pada Rumah Makan Palem Asri
Surabaya),Agora2013.
Ade Resalawati,Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap
pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM Indonesia, Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta2011.
Danar A. Susanto,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Kecil Menengah
Dalam Menerapkan Standar Secara Konsisten, Jurnal Standarisasi, Juli
2016.
Fauziah, Perilaku Komunitas Muslim dalam Mengonsumsi Produk Halal di
Provinsi Bali, Jurnal Multikultural & Multireligius 2012.
https://www.halalmui.org/mui14/index.php/main, akses 14 September 2019.
Kristiningsih, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus Pada Umkm Di Wilayah
Surabaya).
Moleong,Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya 2004.
Pandhi Risti,Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Usaha
Untuk Peningkatan Pendapatan Menurut Etika Bisnis Islam, Jurnal
Ekonomi Islam,1 Desember 2018.
Qardhawi, Yusuf, Halal dan Haram dalam Islam, Surabaya : PT. Bina Ilmu,
2000.
Ramlan dan Nahromi,sertifikasi halal sebagai Penerapan Eika Bisnis Islami
Dalam Upaya Perlindungan Bagi Konsumen, 2014.
Rochmanto Bayu Al, Ibnu Widiyanto, Pengaruh Pengetahuan Produk dan
Norma Religius Terhadap Sikap Konsumen Dalam Niat mengkonsumsi
Produk makanan dan Minuman Halal, 2015.
Rezki, Dessy, Pelaksanan Sertifikasi Halal Terhadap Restoran dan Rumah
makan dengan Perlindugan Konsumen, Siskripsi sarjana 2017.
Sumarwan, Ujang,Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2014.
68
Satori Jaman,Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: 2011.
Sulistiyo, Pengembangan Usaha mikro Kecil dan Menengah dengan Basis
Ekonomi Kerakyatan di Kabupaten Malang, Jurnal Ekonomi
Modernisasi Februari 2010.
Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung : 2014.
S.Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka cipta 2007.
Tiktik Sartika Partomo, Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala
Kecil/Menengah dan Koperasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.
Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2005.
Waskito Danang. Pengaruh sertifikasi halal,kesadaran halal,dan bahan
makanan terhadap minat beli produk makanan halal. Siskripsi UN
Yogyakarta 2015.
Zuliana, Rofiqoh,Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan Konsumen
membeli produk mie instan Indofood, Semarang : Jurnal Ekonomi Islam
Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo 2012.
69
70
71
72
73
74
75
CURRICULUM VITAE
Nama : Muhammad Sadli
TTL : Senyerang, 03 Maret 1997
E-mail : [email protected]
No.Hp : 0823-7383-0313
Alamat : Desa Pasar Senin Dusun Karya Tani Rt.01 Kec. Pengabuan Kab. Tanjung
Jabung Barat
Pendidikan Formal
1. SD : SDN 80/V PARIT BARU 2003-2009
2. SMP : SMPN SATU ATAP SATU PENGABUAN 2009-2012
3. SMA : SMAN 3 PENGABUAN 2012-2016
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota KSEI AL-FATH Bidang Humas dan Kerjasama 2018-2019
2. Ketua Bidang Kajian IMTAJBAR (Ikatan Mahasiswa Tanjung Jabung Barat) 2019-
2019
3. Anggota Kelas Inspirasi Tungkal 2018-2019
4. Ketua Bidang Entrepreneurship Ikatan Alumni SMAN 14 Tanjung Jabung Barat