12
PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan sekarang ini menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk. Peningkatan UHH bahkan mencapai 70,6 tahun pada tahun 2009 di Indonesia (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010a). Hasil Susenas di Jawa Barat menunjukkan bahwa UHH mencapai 63,8 sampai 68 tahun pada tahun 2004 dan menurut BPPS UHH Kota Depok adalah 73,1 tahun pada tahun 2009 (Bappeda Kota Depok dan Badan Pusat Statistik Kota Depok, 2009; Redaksi, 2012). Kecamatan Cimanggis sebagai salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Depok adalah UHH yaitu 73,66 tahun pada tahun 2009 (Bappeda Kota Depok dan Badan Pusat Statistik Kota Depok, 2009). PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM PENGENDALIAN MASALAH DIABETES MELITUS PADA LANSIA Diah Ratnawati 1 * , Juniati Sahar**, dan Henny Permatasari** *) Program Studi Keperawatan, FIKES UPN ”Veteran” Jakarta **) Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia Jakarta Jl. R.S. Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan – 12450 Telp. 021 7656971 E-mail: [email protected] Abstract Elderly with diabetes mellitus (DM) are a vulnerable population due to multiple risks factors that need special attention in terms of prevention and treatment. This final scientific papers describing the program of healthy elderly who suffer from Diabetes Mellitus (LANSET DM) as an intervention strategy to give service and community nursing care to control DM through the application of management theory, community as a partner, family entered nursing, preceed - proceed model and the theory of functional consequences in KelurahanCisalakPasar. Data were collected by interview, observations, and questionnaires to 106 respondents with a total sampling. Intervention strategies implemented through: complementary therapies, therapy modalities, family therapy, coaching, guidance, counseling and health education to self-help groups and support groups for 8 months. The result shows a significant changes in 47,2 % decreasing of blood sugar levels. The conclusion, LANSET DM is effective and applicable to be used in the management of service and nursing care for elderly with DM in terms of prevention, health promotion, and controlling Diabetes. I recommend that the need for community nurse to develop the program and actively involved in primary, secondary and tertiary prevention in controlling DM especially in Depok. Key Words: LANSET DM, Eldery, Support, Community, nursing, care Peningkatan UHH berbanding lurus dengan pertumbuhan populasi lanjut usia (lansia) yang terus meningkat. Jumlah lansia pada tahun 2009 sebanyak 17.985.400, dan tahun 2010 sebanyak 18.575.000 (Badan Pusat Statistik, 2012). Jumlah lansia di Jawa Barat sebanyak 13% dari 40.737.594 penduduk (Badan Perencanaan Daerah Propinsi Jawa Barat, 2007). Hasil laporan PKK di Kelurahan Cisalak Pasar menunjukkan jumlah lansia sebanyak 5,27% (941 jiwa) dari total penduduk (Kelurahan Cisalak Pasar, 2011). Lansia merupakan kelompok usia akhir yang memiliki berbagai perubahan (baik fisik, mental, dan sosial) akibat proses penuaan dan merupakan suatu proses alami yang dihadapi oleh seluruh manusia dan tidak dapat dihindarkan (Miller, 2012). Perubahan masa lansia membuat kelompok lansia berisiko terjadi gangguan atau penyakit fisik, mental maupun interaksi sosial sehingga lansia disebut sebagai kelompok at risk. Pada lansia akan muncul 1 Kontak Person : Diah Ratnawati Prodi Keperawatan, FIKES UPNV Jakarta Telp. 021 7656971 UPN "VETERAN" JAKARTA

PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

PENDAHULUANKeberhasilan pembangunan sekarang ini

menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup(UHH) penduduk. Peningkatan UHH bahkanmencapai 70,6 tahun pada tahun 2009 di Indonesia(Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010a). HasilSusenas di Jawa Barat menunjukkan bahwa UHHmencapai 63,8 sampai 68 tahun pada tahun 2004dan menurut BPPS UHH Kota Depok adalah 73,1tahun pada tahun 2009 (Bappeda Kota Depok danBadan Pusat Statistik Kota Depok, 2009; Redaksi,2012). Kecamatan Cimanggis sebagai salah satukecamatan yang terdapat di Kota Depok adalahUHH yaitu 73,66 tahun pada tahun 2009 (BappedaKota Depok dan Badan Pusat Statistik Kota Depok,2009).

PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI INTERVENSIKEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM PENGENDALIAN MASALAH

DIABETES MELITUS PADA LANSIA

Diah Ratnawati1* , Juniati Sahar**, dan Henny Permatasari***) Program Studi Keperawatan, FIKES UPN ”Veteran” Jakarta

**) Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia JakartaJl. R.S. Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan – 12450

Telp. 021 7656971 E-mail: [email protected]

Abstract

Elderly with diabetes mellitus (DM) are a vulnerable population due to multiple risks factorsthat need special attention in terms of prevention and treatment. This final scientific papers describingthe program of healthy elderly who suffer from Diabetes Mellitus (LANSET DM) as an interventionstrategy to give service and community nursing care to control DM through the application ofmanagement theory, community as a partner, family entered nursing, preceed - proceed model andthe theory of functional consequences in KelurahanCisalakPasar. Data were collected by interview,observations, and questionnaires to 106 respondents with a total sampling. Intervention strategiesimplemented through: complementary therapies, therapy modalities, family therapy, coaching,guidance, counseling and health education to self-help groups and support groups for 8 months.The result shows a significant changes in 47,2 % decreasing of blood sugar levels. The conclusion,LANSET DM is effective and applicable to be used in the management of service and nursing carefor elderly with DM in terms of prevention, health promotion, and controlling Diabetes. I recommendthat the need for community nurse to develop the program and actively involved in primary, secondaryand tertiary prevention in controlling DM especially in Depok.

Key Words: LANSET DM, Eldery, Support, Community, nursing, care

Peningkatan UHH berbanding lurus denganpertumbuhan populasi lanjut usia (lansia) yangterus meningkat. Jumlah lansia pada tahun 2009sebanyak 17.985.400, dan tahun 2010 sebanyak18.575.000 (Badan Pusat Statistik, 2012). Jumlahlansia di Jawa Barat sebanyak 13% dari 40.737.594penduduk (Badan Perencanaan Daerah PropinsiJawa Barat, 2007). Hasil laporan PKK di KelurahanCisalak Pasar menunjukkan jumlah lansia sebanyak5,27% (941 jiwa) dari total penduduk (KelurahanCisalak Pasar, 2011).

Lansia merupakan kelompok usia akhir yangmemiliki berbagai perubahan (baik fisik, mental,dan sosial) akibat proses penuaan dan merupakansuatu proses alami yang dihadapi oleh seluruhmanusia dan tidak dapat dihindarkan (Miller, 2012).Perubahan masa lansia membuat kelompok lansiaberisiko terjadi gangguan atau penyakit fisik, mentalmaupun interaksi sosial sehingga lansia disebutsebagai kelompok at risk. Pada lansia akan muncul

1 Kontak Person : Diah RatnawatiProdi Keperawatan, FIKES UPNV Jakarta

Telp. 021 7656971

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 2: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

berbagai penyakit yang disebabkan oleh penurunanfungsi organ dan akibat kumulatif dari gaya hiduplansia ketika muda, misalnya diabetes melitus(Greene, Merendino, dan Jibrin, 2009; Grundy,2006; Glumer dkk., 2006).

Penyakit diabetes melitus (DM) merupakansalah satu penyakit kronis yang banyak dideritaoleh lansia. Lansia menderita DM jika konsentrasiglukosa darah dalam keadaan puasa pagi hari lebihatau sama dengan 126 mg/ dl, atau kadar glukosadarah 2 jam setelah makan lebih atau sama dengan200 mg/ dl, atau lebih dari 200 mg/ dl padapemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu(Soegondo, 2008). Prevalensi DM diperkirakanterus mengalami peningkatan. Jumlah penderitaDM di dunia pada tahun 2003 mencapai lebih dari200 juta orang, dan diperkirakan akan meningkatmenjadi 333 juta orang pada tahun 2025 (Soegondo,2008). Sementara itu, International of DiabeticFederation (IDF) dalam risetnya menemukansebanyak 366 juta orang di dunia menderita DMpada tahun 2011 dan kemungkinan diprediksi akanmeningkat menjadi 552 juta orang pada tahun2030 (IDF Diabetes Atlas, 2012).

Negara Indonesia dewasa ini mendudukiurutan keempat jumlah penderita DM terbanyakdi dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikatpada tahun 2000 yang lalu dan diprediksi bertahanpada urutan tersebut pada tahun 2030 yang akandatang (Wild dkk., 2004). International of DiabeticFederation (IDF) mengatakan bahwa dari 125 jutapenduduk Indonesia yang berusia 20 tahun keataspada tahun 2000, diperkirakan sebanyak 5,6 jutaorang menderita DM (dengan asumsi prevalensisebesar 4,6%), dan jumlah ini akan meningkatkanmenjadi 8,2 juta orang pada tahun 2020 (Soegondo,Soewondo, dan Subekti, 2011). Hasil RisetKesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007mendapatkan prevalensi DM penduduk perkotaanIndonesia sebesar 5,7% dan propinsi Jawa Barat4,2% (Balitbangkes Depkes RI, 2007).

Prevalensi lansia yang menderita DM diIndonesia menurut Riskesdas (2007) berkisar 3,7%,sedangkan di daerah Jawa Barat adalah 1,3%. Datadari Puskesmas Cimanggis tahun 2011 didapatkanbahwa DM menempati urutan ketiga dari penyakitterbanyak yang diderita lansia setelah hipertensidan artritis, dengan jumlah 13,17%. Data tahun2012 menunjukkan kunjungan lansia penderita DMdi Puskesmas Cimanggis sebanyak 85 orang.Sementara itu, berdasarkan hasil pengkajian

diketahui bahwa jumlah lansia yang menderita DMdi Kelurahan Cisalak Pasar adalah 106 lansia.

Lansia dengan DM menambah beban bagikeluarga dan negara karena meningkatkan biayakesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasanpenyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh karenaitu, kelompok lansia membutuhkan pengobatan,perawatan, dan pencegahan komplikasi DM secaratepat. Menurut Ramachandran (2012) bahwa upayapreventif memberikan biaya yang efektif dalammencegah perkembangan DM lebih lanjut danmenurunkan komplikasi. Preventif DM difokuskanpada modifikasi faktor risiko, misalnya resistensiterhadap insulin dan obesitas dengan melakukanperubahan gaya hidup yang lebih sehat.Penatalaksanaan diabetes melitus terdiri dari:edukasi, terapi gizi, latihan fisik dan farmakologis(Aziza, 2007; Soegondo, Soewondo, dan Subekti,2011).

Hasil pengkajian terhadap 106 orang lansiadi Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggisdiketahui lansia mempunyai pengetahuan kurangtentang penyakit diabetes melitus dan perawatannya(43,4%), sikap negatif tentang perawatan diabetesmelitus (49,1%), keterampilan kurang tentangperawatan diabetes melitus (51,9%), dan perilakuperawatan DM kurang baik ditandai dengan 20%tidak pernah mengontrol kadar gula darah secararutin, 35% tidak pernah mengatur diet dan polamakan untuk penderita DM, dan 28% tidak pernahmelakukan latihan fisik. Hasil focus groupdiscussion yang dilakukan pada lansia yang datangke Posbindu RW 5 didapatkan hasil: sebagian besarlansia yang menderita DM mengatakan tidak pernahmengatur jadwal makannya, lansia tidak pernahmenakar makannya sehari-hari, lansia kurangmendapatkan pendidikan kesehatan tentang dietDM dengan gizi seimbang. Lansia dengan DMjarang mengatur jenis, jumlah dan jadwal makannya.

Hasil wawancara dengan kader PosbinduRW 5 didapatkan data: banyak lansia yang terkenaDM karena gaya hidup yang tidak sehat, akan tetapibelum ada kegiatan untuk cara mengendalikanmasalah kesehatan lansia tersebut; RW 5 belumada kegiatan khusus untuk pengendalian DM padalansia; kegiatan Posbindu lebih banyak untukkegiatan pengukuran tekanan darah, pengukurantinggi badan, penimbangan berat badan danpengobatan; dan pendidikan kesehatan untuk lansiaterkait pengendalian DM jarang dilakukan.

Hasil pengkajian tersebut menjadi dasar

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 3: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

Melitus Self Management dan Social Support(DSME) merupakan hal terpenting dalam perawatandiabetes karena tidak hanya berisi pendidikankesehatan tapi juga pengaktifan dukungan sosialsehingga individu dengan DM dapat berperilakumanajemen diri yang efektif bagi kesehatannya(Mensing dkk., 2007). Berdasarkan penelitian, adahubungan antara DSME dengan meningkatnyapengetahuan diabetes dan perilaku manajemen diriserta hasil klinis yang lebih baik (Norris, Engelgau,dan Venkat Narayan, 2001; Philis-Tsimikas dkk.,2004). Namun, intervensi manajemen diri sendiritidak memungkinkan individu untuk mempertahan-kan perubahan perilaku tanpa dukungan sosial(Norris, Engelgau, dan Venkat Narayan, 2001).

Program T2DM Self Management SocialSupport yang diambil dari jurnal kesehatan inimenunjukkan bahwa intervensi yang berbasisdukungan sosial ini efektif untuk diberikan dimasyarakat (McEwen, Pasvogel, Gallegos, danBarera, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwaT2DM Self Management Social Support mempu-nyai hubungan terhadap dukungan sosial danmanajemen perilaku diri pada kelompok usiadewasa berisiko DM di Meksiko. Penelitian lainjuga menunjukkan bahwa pemberian dukungansosial efektif dalam manajemen diri diabetes danditunjukkan dari hasil klinik (Ingram, Torres,Redondo, Bradford, dan O’Toole, 2007; Van Damdkk, 2005). Hasil penelitian yang berkaitan denganprogram promosi kesehatan menunjukkan hasilyang efektif pemberian pendidikan kesehatanterhadap perubahan dan terkendalinya HbA1c,tekanan darah, lipid, dan IMT pada klien dengandiabetes tipe 2 (Salinero-Fort dkk, 2011).

Integrasi strategi yang diambil dari T2DMSelf Management Social Support dimodifikasidengan formulasi baru yaitu program Lansia Sehatdengan DM (LANSET DM). Program LANSETDM ini menambahkan penanganan dini pada lansiadan keluarga dengan terapi komplementer sepertiterapi herbal dengan daun sirih merah dan relaksasiBEBAS DM (Berkombinasi Benson, Meditasi danAfirmasi Stres DM). Perawatan mandiri dalamprogram ini juga dilatih seperti perawatan kaki dansenam kaki. Strategi program ini dengan membuatpencegahan lansia berisiko dan pemantauan lansiadengan DM melalui Kartu Pemantauan MandiriLansia DM (KPM Lansia DM) terhadap penilaianstatus gizi lansia, kebutuhan kalori perhari,kecukupan aktifitas fisik dan kekebalan stres.

disusunnya program promotif, protektif danpreventif agar lansia dengan DM dan masyarakatyang berisiko DM dapat memiliki perilaku yanglebih baik dalam perawatan DM. Pelaksanaanprogram promosi kesehatan telah direncanakandan disepakati pada lokakarya mini pertama agardapat meningkatkan kesehatan lansia denganmasalah DM.

Upaya promosi kesehatan da lampengendalian DM dapat dilakukan lansia di rumah(Depkes RI 2008; American Diabetes Association,2012) meliputi: mengendalikan asupan nutrisi,berolahraga secara teratur, menggunakan obat sesuairesep, memantau kadar gula darah, memiliki sistemrujukan, berusaha mencari informasi tentangpenyakit diabetes melitus, dan melakukan perawatankaki. Pengelolaan makanan ditujukan untukpengendalian glukosa, lemak, tekanan darah danberat badan. Latihan fisik dilakukan secara teraturoleh penderita DM untuk memperbaiki kontrolgula darah. Manajemen obat dapat membantupenderita DM untuk mencapai kadar gula darahyang stabil. Sistem rujukan meliputi kontrol rutingula darah. Pencarian informasi mengenai DMmencakup pengertian, tanda dan gejala, komplikasi,dan penatalaksanaan. Perawatan kaki mencegahtimbulnya luka, harus dilakukan setiap hari dirumah dan secara berkala memeriksakan kaki kepelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kondisineoropati, vaskularisasi, kondisi ulkus, danperubahan bentuk kaki (ADA, 2012; Eddy danPrice, 2009).

Perawatan yang diberikan pada lansia yangmenderita DM difokuskan pada upaya prevensidan promosi kesehatan. Prevensi dan promosikesehatan lansia dengan DM dapat dilakukandengan dukungan keluarga, kelompok danmasyarakat. Metode itu dikenal dengan nama Type2 Diabetes Self-Management Social SupportIntervention (T2DM Self-Management SocialSupport Intervention) yang terdapat didalamnyaDiabetes self-management education (DSME) yangmerupakan program intervensi yang diinisiasikanpada tahun 2001 di negara bagian dari US.(McEwen, Pasvogel, Gallegos, dan Barera, 2010).

Program intervensi tersebut menggunakanstrategi pemberdayaan kemampuan individu sebagaiklien dan dukungan sosialnya. Strategi intervensiuntuk mengatasi masalah DM difokuskan padaDiabetes Melitus Self Management dan SocialSupport yang diberikan secara dini. Diabetes

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 4: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

dengan judul ”Pengendalian DM pada lansia denganProgram LANSET DM di Kelurahan Cisalak PasarKecamatan Cimanggis Kota Depok” .

METODE PENELITIANKerangka Konsep, Profil Wilayah dan ProgramInovasi

Perawat komunitas mengelola praktikpelayanan dan asuhan keperawatan pada kelompoklansia yang menderita DM dengan menggunakanteori dan model manajemen keperawatan, communi-ty as partner, family center nursing, preceed-proceedmodels dan konsekuensi fungsional (Anderson danMcFarlane, 2011; Friedman, Bowden, dan Jones,2003; Marquis dan Huston, 2012; Miller, 2012).Integrasi kelima teori dan model tersebut digunakandalam proses keperawatan yang dimulai daripengkajian faktor risiko dan manajemen keperawa-tan, mengidentifikasi diagnosis keperawatan,membuat intervensi untuk mencapai hasil yangdiharapkan, implementasi keperawatan, danmelakukan evaluasi terhadap efektifitas dariimplementasi yang diberikan (Miller, 2012).Hasil pengkajian diketahui Kelurahan Cisalak Pasarmemiliki luas wilayah 165 km_ berada dalamwilayah Kecamatan Cimanggis Depok. KelurahanCisalak Pasar terdiri dari 9 RW, dengan jumlahlansia (usia ≥ 60 tahun) sebanyak 941 orang, terdiridari lansia laki-laki berjumlah 517 orang dan lansiawanita berjumlah 424 orang (Kelurahan CisalakPasar, 2011). Berdasarkan observasi yang dilakukanterhadap 106 lansia yang menderita DM didapatkanhasil bahwa terlihat lansia merokok di sembarangtempat, seperti kantor kelurahan, warung makan,ataupun di rumah mereka; dan 36,8% lansia lebihbanyak duduk sambil menonton TV dalam mengisiwaktu luangnya.

Hasil wawancara dengan Ketua RT dan RW05 mengatakan kurangnya fasilitas olahraga yangdapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain itu,menurut kader, masyarakat jarang melakukanolahraga karena sudah disibukkan dengan pekerjaansehari-hari. Kader mengatakan belum terdapatnyakelompok olahraga atau kegiatan olahraga bersamamasyarakat di wilayahnya. Kemudian beberapamasyarakat mengatakan tidak sempat atau tidakmemiliki waktu untuk berolahraga atau malasmelakukan latihan fisik (khususnya laki-laki).Beberapa warga juga mengatakan tidak mengetahuimanfaat serta perbedaan dari olahraga dan aktivitas.Beberapa lansia mengatakan merokok itu dapat

Intervensi keperawatan yang dilakukandengan menggunakan LANSET DM adalahmemberikan pendidikan kesehatan tentang DMpada lansia serta penerapan LANSET DM,pemberdayaan keluarga dalam penerapan LANSETDM dalam keluarga, pembentukan kelompokpendukung dengan lansia DM serta kerjasamadengan lintas sektoral dan lintas program terkaitpengendalian kadar gula darah sehingga lansiasehat dengan DM. Pendidikan kesehatan diberikandengan cara penyuluhan kesehatan, pelatihan ataupenyegaran kader lansia, dan penyebaran leaflet.Rencana kegiatan ini dirancang untuk memberikanbekal pengetahuan, sikap, dan praktik yang baikpada lansia dalam rangka pengelolaan DM. Selainpada lansia, pembekalan juga dilakukan bagi kaderposbindu dan masyarakat yang berisiko DM.Kegiatan dilaksanakan di wilayah KelurahanCisalak Pasar dengan melibatkan lansia yangmenderita DM dan kader.

Penyuluhan kesehatan dilaksanakan dalam4 sesi. Sesi pertama tentang pengetahuan DM secaraumum meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala,komplikasi dan penatalaksanaan DM. Sesi keduatentang manajemen diet DM, demonstrasiperawatan kaki, senam kaki dan senam diabetes.Sesi ketiga tentang terapi komplementer herbaldaun sirih merah, modalitas relaksasi “BEBASDM” dan akupresur yang bisa digunakan untukmembantu pengendalian DM. Sesi keempat tentangpenanganan pertama komplikasi akut. Selainpenyuluhan kesehatan, juga dilakukan penyebaranleaflet dan penyegaran kader. Penyegaran kaderbertujuan untuk menjadikan kader sebagaipenggerak dan role model kesehatan bagimasyarakat sehingga memiliki keterampilan yanglebih dalam menangani masalah DM.

Program LANSET DM merupakan strategiintervensi keperawatan diperuntukkan untuk lansiaberisiko dan lansia dengan DM dengan mengaktif-kan 3 komponen yaitu lansia, keluarga dan masyara-kat melalui kader kesehatan. Peran perawat keseha-tan komunitas (Community Health Nurses) dalamprogram tersebut sebagai tenaga kesehatan yangmenempati posisi promotor dan fasilitator utamauntuk pencegahan bagi aggregate lansia berisikodan promosi kesehatan dalam meningkatkan statuskesehatan populasi bagi aggregate lansia dengandiabetes melitus. Penerapan asuhan keperawatankomunitas menggunakan program LANSET DMini dituangkan dalam laporan karya ilmiah akhir

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 5: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

untuk mengelola dan mengendalikan komplikasi(ganggren dan amputasi) pada lansia dengan DMsehingga dapat meningkatkan kemandirian lansiadalam melakukan deteksi dini, pencegahan danperawatan kesehatannya secara aktif yang berartiakan dapat menurunkan angka ketergantungan danbeban finansial terhadap keluarga yang merawatlansia.

Program LANSET DM menitikberatkan padapemberdayaan masyarakat sehingga sangatdiperlukan kerjasama seluruh pihak terutamaPuskesmas, keluarga dan kader. Kegiatan yangdilakukan dalam program inovasi ini adalahmembentuk kelompok pendukung LANSET DM(KP LANSET), kartu pengontrolan mandiri (KPMLANSET DM), dan kelompok swabantu LANSETDM (KS LANSET DM) yang membantu perawatkomunitas dalam melanjutkan pelaksanaan programLANSET DM di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar.Kegiatan program ini bertujuan untuk pemantauandan pengelolaan masalah kesehatan lansia denganDM.

Prosedur kegiatannya, apabila ditemukanlansia dengan risiko dan masalah DM denganmaupun tanpa keluhan maka diberikan KPM danpelayanan langsung untuk mengatasi masalahkesehatannya. Selanjutnya lansia dapat memantaukesehatannya dengan KPM, berkunjung kepelayanan kesehatan maupun dikunjungi kaderLANSET DM. Kader LANSET DM sebagaikelompok pendukung bagi lansia dengan DMdibentuk dan diberikan sosialisasi tentangpenatalaksanaan masalah DM, penggunaan KPMdan pemantauan kesehatan lansia denganmenggunakan KPM untuk menilai status kesehatanlansia terkait masalah DM. KP LANSET DMmemiliki peranan dalam membantu lansia untukmemelihara dan mengelola kesehatannya denganwujud adanya kunjungan rumah yang dilakukankader untuk menilai status kesehatan lansia.Keberhasilan program LANSET DM inidipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana,adanya kader dan tenaga kesehatan, dan yang palingutama kemauan lansia untuk sehat, serta dukungansosial dari keluarga maupun orang terdekat bahkanmasyarakat.

Pelaksanaan program LANSET DM terdiridari dua tahap. Tahap pertama, perawat komunitasmelakukan intervensi 8 bulan sampai dengan 1tahun dengan melatih sejumlah kader dalamkelompok pendukung. Tahap kedua, para kader

memberikan ketenangan, rileks, kenyamanan diri.Hasil lain yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner kepada 106 orang lansia di KelurahanCisalak Pasar diketahui lansia penderita DMsebanyak 50%, 70% lansia memiliki kebiasaanmakan makanan yang berisiko terhadap DM (sepertinasi, gula dan roti), 38,75% lansia mengatakanmengkonsumsi teh dan kopi lebih dari tiga kalisehari, 35% lansia tidak dapat mengatur porsi danjenis makanan yang dikonsumsi, dan 36% lansiatidak melakukan olahraga secara rutin.

Berdasarkan hasil kuesioner juga didapatkandata bahwa sebanyak 88,6% keluarga dengan lansiamemiliki pengetahuan yang tinggi tentang DM;sebanyak 43% lansia memiliki tanda-tanda DMseperti mudah lapar, mudah haus, mudah lelah,sering BAK di malam hari, penglihatan kabur gelap,dan penurunan berat badan drastis 3 bulan terakhir;61,4% lansia jarang memanfaatkan fasilitaskesehatan untuk pemeriksaan kadar glukosa secarateratur; 84,1% warga tidak memperoleh informasikesehatan dari kader/ petugas kesehatan mengenaiDM. Selain itu, terdapat 57% keluarga denganlansia memiliki perilaku yang negatif dalammencegah DM dan terdapat 50% keluarga denganlansia memiliki sikap yang buruk dalam mengatasiDM.

Penguatan data juga didapatkan dariwawancara dengan kader Posbindu bahwapenyuluhan kesehatan tentang pencegahan DMbelum pernah dilakukan secara komprehensif,belum adanya penyuluhan kesehatan mengenaiDM yang holistik dengan memperhatikanbiopsikospiritual lansia sehingga berdampak padakurangnya pengetahuan masyarakat terhadappencegahan, penanganan DM di rumah, kurangpatuhnya terhadap pengobatan. Kegiatan pembinaankader juga belum pernah dilakukan secara khususuntuk pengendaliaan DM pada lansia sehinggakader kurang terlatih. Kurang terampilnya kadermenyulitkan pelaksanaan program tentangpencegahan dan pengendalian DM pada lansia.

Penyakit DM yang terjadi pada lansia tersebutmembutuhkan intervensi dari perawat komunitas.Perawat komunitas memberikan strategi intervensiyang paling utama dengan program inovasi LansiaSehat dengan DM (LANSET DM) yang merupakanmodifikasi T2DM Self Management Social Supportuntuk mengendalikan kadar gula darah padaindividu, keluarga, dan kelompok lansia denganDM. Program LANSET DM juga sangat diperlukan

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 6: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

yang tinggi. Kejadian kadar gula darah yang tinggiyang terjadi pada lansia pun dapat terjadi karenabeberapa faktor risiko seperti kebiasaan makanatau diet tinggi gula, tinggi lemak, kurang olahraga,stres, dan juga melakukan aktivitas atau kegiatandi rumah yang berlebihan atau yang tidak sesuaidengan kondisi fisik lansia, sehingga munculdiagnosis keperawatan keluarga yang paling seringadalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatanpada keluarga dengan lansia.

Hasil yang diperoleh setelah melakukan inter-vensi keperawatan pada keluarga lansia denganDM menunjukkan bahwa pengetahuan,keterampilan dan sikap keluarga dalam mengelolaDM semakin baik yang ditandai dengan keluargamampu mengenal masalah DM, memutuskan untukmelakukan penanganan terhadap masalah DM,merawat lansia dengan DM khususnya denganmelakukan perawatan kaki, senam kaki, senamDM dan relaksasi “BEBAS DM” maupun akupresurDM, memodifikasi lingkungan atau menciptakanlingkungan yang kondusif, serta menggunakanfasilitas kesehatan yang tersedia. Selain itu jugatingkat kemandirian keluarga mengalamipeningkatan yang sangat baik, antara lain sebesar60% keluarga mampu mencapai tingkatkemandirian IV dan 40% keluarga hanya mencapaitingkat kemandirian III.

Asuhan Keperawatan KomunitasDiagnosis keperawatan komunitas

berdasarkan hasil perhitungan skoring dalammenentukan prioritas dengan proses penapisan(Ervin, 2002) adalah: 1) Ketidak efektifanpemeliharaan kesehatan pada kelompok lansiadengan DM di Kelurahan Cisalak Pasar; dan 2)Risiko koping tidak efektif pada kelompok swabantulansia dengan DM di Kelurahan Cisalak Pasar.

Evaluasi dari intervensi keperawatankomunitas yang telah dilakukan untuk mengatasidiagnosis keperawatan ketidakefektifanpemeliharaan kesehatan pada kelompok lansiadengan DM adalah: 1) Terjadi peningkatanpengetahuan KS LANSET DM (rata-rata pre-test29,40 dan rata-rata post-test 31,36); 2) Terjadipeningkatan sikap KS LANSET DM (rata-ratapretest 45,43 dan rata-rata posttest 50,11); 3) Terjadipeningkatan perilaku KS LANSET DM (rata-ratapretest 55,26 dan rata-rata posttest 65,02); 4) Terjadipeningkatan persepsi KS LANSET DM (rata-ratapretest 122,08 dan rata-rata posttest 130,00); 5)

yang melakukan pelatihan dan memberikandukungan sosial kepada lansia dan keluarga dalamintervensi 8 bulan untuk DM. Keefektifan programdiukur setelah data dikumpulkan pada pre-intervention dan post-intervention dalam waktukurang lebih 8 bulan. Perawat komunitas mengguna-kan kuesioner demografi, kuesioner penilaianpengetahuan DM, dan perilaku manajemen diri(nutrisi, aktivitas fisik, dan tingkat stres lansia).Penilaian dengan KPM untuk menilai hasil tindakanfisiologis dari nilai gula darah dan IMT.

HASILPengelolaan Manajemen Pelayanan Keperawa-tan Komunitas

Perumusan masalah manajemen keperawatanberdasarkan hasil analisis diagram fishbone.Masalah yang muncul dipilih melalui prioritas,antara lain: 1) Belum optimalnya sistem monitoringdan evaluasi kesehatan lansia dengan DM diKelurahan Cisalak Pasar; 2). Belum optimalnyapelaksanaan program, mekanisme perawatan,perhatian dan dukungan sosial pada lansia denganDM oleh kader di Kelurahan Cisalak Pasar.

Hasil dari evaluasi intervensi manajemenpelayanan komunitas adalah: 1) Adanya strukturkepengurusan KP LANSET DM; 2) Pengetahuananggota KP LANSET DM mengalami peningkatandari rata-rata pre-test 7,83 menjadi rata-rata post-test 9,00 dengan p-value 0,041; 3) Sikap anggotaKP LANSET DM mengalami peningkatan darirata-rata pretest 17,50 menjadi rata-rata posttest19,42 dengan p-value 0,019; 4) Perilaku anggotaKP LANSET DM mengalami peningkatan darirata-rata pretest 16,92 menjadi rata-rata posttest19,08 dengan p-value 0,051; 5) Anggota KPLANSET DM mengatakan ada hambatan dalammelakukan kegiatan manajemen diet DM,perawatan kaki, senam kaki, senam DM, terapirelaksasi “BEBAS DM”, dan akupresur DM yangdikarenkan belum menguasai secara mendalampelaksanaan kegiatan tersebut sehingga memerlukanbanyak waktu untuk belajar dan latihan secaraterus-menerus.

Asuhan Keperawatan KeluargaHasil pengkajian yang dilakukan terhadap

sepuluh keluarga lansia dengan DM mempunyaikeunikan masing-masing terkait masalah yangdialami, namun kondisi yang tidak dapat dihindaribahwa lansia rata-rata mengalami kadar gula darah

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 7: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

Menyikapi keadaan tersebut penulis telahmembentuk program LANSET DM yang jugamelakukan pembinaan dalam bentuk pelatihan danpenyegaran kader sebagai anggota KP LANSETDM terkait peningkatan peran dan fungsi dalammemberikan pendidikan kesehatan pada kelompoklansia tentang penanggulangan DM pada lansia.Hal ini sesuai dengan pendapat McNamara (1999dalam Huber, 2006) yang menyatakan bahwapengorganisasian sumber daya manusia dapatdilakukan dengan melakukan pelatihan danpengembangan. Upaya pelatihan dan penyegarananggota KP LANSET yang dilakukan menunjukkanhasil yang positif terhadap tingkat pengetahuan,sikap dan perilaku. Evaluasi terhadap programpembinaan lansia dengan DM menunjukkan bahwaterbentuknya adanya struktur kepengurusan KPLANSET DM.

Hasil penelitian lain yang dilakukan diPuskesmas Wilayah Kotamadya Jakarta Baratmenunjukkan bahwa kondisi yang berkaitan denganpengorganisasian terutama adanya sumber dayamanusia di dalam sebuah organisasi termasuk dalamkategori baik yaitu sebanyak 50,7% dan jugamenunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikanantara pengorganisasian terhadap pelaksanaanperkesmas dengan nilai p = 0,024 (Ratnasari,Setyowati, dan Kuntarti, 2012).

Teori juga menunjukkan bahwa terbentuknyastruktur sebuah organisasi yang ditempati olehmasing-masing SDM tentu dengan pembagian tugasmasing-masing setiap SDM yang terdapat di dalamstruktur kepengurusan tersebut (Gillies, 1994;Marquis dan Huston, 2012).

Menurut analisis penulis terbentuknya sebuahorganisasi atau struktur kepengurusan dalam halini adalah KP LANSET DM memberikan manfaatyang positif bagi penanganan masalah DM padalansia baik di keluarga maupun di kelompok karenaKP LANSET DM sebagai sebuah wadah organisasitentu mempunyai anggota atau kepengurusandengan tugasnya masing-masing. KepengurusanKP LANSET DM yang telah terbentuk dapatmembantu pelayanan kesehatan dalam menanganilansia dengan DM. Keikutsertaan anggotamasyarakat dalam KP LANSET DM menunjukkanbahwa masyarakat mau berpartisipasi aktifmembantu pemerintah dalam menangani masalahDM pada lansia.

Upaya peningkatan program LANSET DMjuga dilakukan dengan meningkatkan kerjasama

Terjadi penurunan kadar gula darah yang tinggipada KS LANSET DM setelah melakukan relaksasi“BEBAS DM” (rata-rata glukosa darah pretest256,30 mg/dL dan rata-rata glukosa darah KSposttest 208,68 mg/dL).

Evaluasi dari intervensi keperawatankomunitas yang telah dilakukan untuk mengatasidiagnosis keperawatan risiko koping tidak efektifpada kelompok swabantu lansia dengan DM, adalah1) Pelaksanaan program kegiatan LANSET DMdi 3 RT dalam RW 05 dihadiri oleh kader dankelompok lansia dengan DM; 2) Program posbindusetiap bulan dilakukan pada masing-masing RW;3) Kelompok lansia dengan DM dapat melakukanpemeriksaan kadar gula darah secara rutin padasaat kegiatan KS LANSET DM; 4) Teridentifikasikelompok lansia dengan DM pada salah satu RW;5) Kelompok lansia sangat senang karena telahterbentuk KS LANSET DM dan kegiatannya padasalah satu RW yang dilakukan pemantauan statuskesehatan lansia khususnya kadar gula darah; 6)KS LANSET DM sangat termotivasi dengan adanyaprogram LANSET DM yang membuat kadar guladarah lansia yang sebelumnya tinggi telahmengalami penurunan.

PEMBAHASANPenge lo laan Manajemen Pe layananKeperawatan KomunitasPengelolaan pelayanan keperawatan komunitaspada aggregate lansia dengan DM sudah menggu-nakan pendekatan manajemen dari fungsi perenca-naan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawa-san, namun pada praktiknya terlihat belum efektifsehingga perlu diupayakan penyelesaian masalahtersebut untuk mendapatkan hasil yang optimal.Salah satu bentuk program pembinaan lansia selamaini yang telah dicanangkan oleh Pemerintah adalahPosbindu, dan sekarang fokus dari pelaksanaanPosbindu ke arah penyakit tidak menular.

Pembuatan program lans ia demimeningkatkan angka cakupan pelayanan kepadalansia di masyarakat tidak ditunjang oleh kualitaspelayanan. Kader sebagai motor penggerak programlansia dalam wadah Posbindu kurang terampildalam memberikan pelayanan kesehatan khususnyamasalah DM. Fungsi pengorganisasian akan optimaljika di dukung adanya sumber daya baik manusiaatau bukan manusia yang cukup, sehingga hasilyang diharapkan optimal dapat terwujud (Marquisdan Huston, 2006).

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 8: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

Hasil penelitian yang dilakukan terhadaphubungan dukungan memperbaiki perawatan diridi rumah pada lansia dengan DM (Wardha, 2012).Hasil penelitian lain juga tentang diabetisi dengandukungan keluarga non suportif berpeluang 19,74kali mengalami kadar gula darah yang burukdibandingkan diabetisi dengan dukungan keluargasuportif. Status kesehatan anggota keluarga menurutteori dari Maglaya, dkk. (2009) sangat dipengaruhijuga oleh kemampuan keluarga dalammelaksanakan tugas perawatan kesehatan keluargayang mencakup lima tugas yaitu keluarga mengenalmasalah kesehatan, keluarga mengambil keputusanyang tepat, keluarga merawat anggota keluarga,keluarga mampu memodifikasi lingkungan, dankeluarga menggunakan fasilitas kesehatan. Tugas-tugas tersebut memberikan makna bahwa keluargamampu memotivasi, memberi kebebasan, sertamemberikan perlindungan dan keamanan untukmencapai potensi diri bagi anggota keluarga(Friedman, Bowden, dan Jones, 2003).

Menurut analisis penulis kondisi tersebutmenunjukkan bahwa pelaksanaan tugas perawatankesehatan keluarga yang optimal ditunjang jugaoleh peningkatan kemandirian keluarga tentu dapatmeningkatkan kesehatan lansia dengan DM danjuga yang mengalami kecemasan, terutamakemampuan keluarga dalam merawat anggotakeluarga yang mengalami DM dan cemas denganmelakukan relaksasi “BEBAS DM” dapatmenurunkan kadar gula darah yang tinggi danmemberikan ketenangan atau relaksasi bagi keluargayang mengalami kecemasan.

Pengelolaan pelayanan kesehatan untuk lansiadengan DM memerlukan pemberdayaan lansia dankeluarga sebagai strategi utama dengan bentukkegiatan berupa berbagai terapi komplementer yangdilakukan bersama dalam kelompok. Menurutanalisis penulis menunjukkan bahwa integrasi dariberbagai terapi komplementer dalam programLANSET DM memberikan pengaruh yang cukupsignifikan terhadap penurunan kadar gula darahyang tinggi pada lansia yang mengalami DM.

Kondisi tersebut terjadi karena selain secaralangsung residen melakukan terapi-terapikomplementer dalam paket kegiatan yang frekuensipemberiannya dalam kegiatan kelompok dilakukan2-3 kali dalam seminggu selama 8 bulan yang dapatmengendalikan kadar gula darah, juga dapatmengurangi faktor risiko DM seperti cemas, stressatau banyak pikiran, sehingga paket program

lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaanpembinaan kesehatan kelompok lansia diabetesmellitus belum mendapat dukungan penuh daripihak Dinas Kesehatan, Puskesmas, Lurah, LPM,TP PKK, dan Pokjakes. Dukungan ini juga dapatmeningkatkan motivasi anggota KP LANSET DMdalam melaksanakan dan mengikuti kegiatan.Namun disini residen masih menemukan kendalasehubungan dengan belum dilakukan supervisisecara berkala terhadap kinerja dan kemampuankader dalam pelaksanaan kegiatan program.Kegiatan pengelolaan pelayanan manajemenkeperawatan komunitas pada kelompok lansiasudah berjalan namun belum optimal, keadaan initentunya masih menjadi target dan upaya residenuntuk terus menlanjutkan program binaan demipencapaian hasil yang maksimal.

Hambatan dalam pelaksanaan manajemenkesehatan komunitas yaitu kader merupakan tenagasosial sehingga dalam pelaksanaan kegiatannyauntuk mengelola kesehatan masyarakat tidakmendapatkan penghasilan. Pendanan kegiatanselama ini dengan swadana, kader mencari bantuandana secara mandiri. Hal tersebut mempengaruhipenyediaan KPM LANSET DM maka bisamenimbulkan kesulitan pengadaannya walaupunbiaya yang dikeluarkan relatif murah, tetapi untukproses selanjutnya diperlukan dukungan dana.Berdasarkan hal itu, Puskesmas dan DinasKesehatan perlu memberikan dukungan denganbantuan anggaran dana bagi kegiatan ini.

Asuhan Keperawatan KeluargaKeluarga merupakan suatu sistem, sehingga

jika salah satu anggota keluarga mengalami masalahatau sakit, maka akan mempengaruhi anggotakeluarga yang lainnya. Fokus proses keperawatanakan menjadi sangat bervariasi, tergantung padakonseptualisasi perawat terhadap keluarga dalampraktek yang dilakukannya (Friedman, 2003).

Asuhan keperawatan keluarga dilakukanuntuk meningkatkan derajat kesehatan seluruhanggota keluarga dengan menggunakan preventifprimer, sekunder maupun tersier. Berbagaiintervensi diberikan kepada keluarga mencakuppengertian, faktor risiko penyebab DM, tanda dangejala, serta komplikasi dari DM, selain itu jugaintervensi yang diberikan berupa pengaturan dietDM yaitu diet rendah gula dan rendah lemak,olah’raga untuk DM, dan yang paling ditonjolkanadalah terapi re laksasi “BEBAS DM.

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 9: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

ketergantungan khususnya dalam upaya proteksidan promosi kesehatan. Kelompok pendukung(social support group) merupakan suatu bentukdukungan sosial yang diberikan kepada orang laindengan tujuan untuk promosi kesehatan atau salingmemotivasi.

Intervensi melalui kelompok telah digunakanterhadap masalah antara lain kegemukan, DM danhasilnya mengindikasikan intervensi kelompokpendukung cukup bermanfaat pada kelompoklansia. Badriah (2012) juga telah melakukanpenelitian terhadap pasien DM melalui kelompokpendukung sebagai komponen yang integral denganmelakukan kegiatan antara lain konseling danintervensi. Badriah (2012) telah merekomendasikangabungan intervensi kelompok pendukung dalamprevensi dan penanganan masalah kesehatan fisiksangat efektif dan bermanfaat.

Bentuk intervensi keperawatan yang sangatefektif adalah dengan membentuk kelompokpendukung yang dapat diintegrasikan kedalamkelompok kader kesehatan untuk pencegahan danpenanganan lansia dengan gangguan integritas kulitakibat diabetes mellitus juga telah dilakukan olehresiden. Proses kelompok adalah suatu bentukintervensi keperawatan komunitas yang dilakukanbersamaan dengan masyarakat melaluipembentukan peer group atau social supportberdasarkan kondisi dan kebutuhan masyarakat(Stanhope dan Lancaster, 2004; Hitchock, Schuberdan Thomas, 1999). Peran serta masyarakat sebagaisarana pengembangan kemampuan yangberkontribusi dalam upaya peningkatan kesehatanmereka sendiri, sehingga termotivasi untukmemecahkan masalah kesehatan yang dihadapi(Depkes, 2003).

Kelompok ini ditempuh dengan membentukKP LANSET DM dengan harapan adanyakelompok dari-oleh-untuk-masyarakat yangmemperhatikan populasi lansia di wilayahnyasehingga dapat secara mandiri mengatasi masalahyang muncul pada populasi tersebut. Kelompoklansia lain adalah kelompok swabantu. Kelompokswabantu merupakan himpunan atau kesatuan darilansia yang hidup bersama dimana hubungantersebut meliputi hubungan timbal balik yang salingmempengaruhi. Proses kelompok ini diharapkandapat meningkatkan kebersamaan lansia, berbagipengalaman, pengetahuan penatalaksanaan DMyang dialaminya. Pembentukan kelompok inidiakukan lebih ke arah membangun dukungan dari

LANSET DM memberikan kontribusi yang besardalam menurunkan kadar gula darah yang tinggipada lansia.

Hambatan yang terjadi saat pelaksanaanintervensi keperawatan keluarga adalah seringkalikeluarga lansia khususnya anak atau pasanganhidup baik suami maupun istri mengalamipenurunan motivasi dalam menerapkan perawatandiabetes mellitus seperti malas menyiapkan menudiet DM, tidak teraturnya menjadwalkan makandengan mengingatkan lansia untuk makan sesuaijadwal, rendahnya dukungan dari anggota yanglain terutama komunikasi efektif.

Anggota keluarga berfungsi dalam keluargauntuk memberi dukungan informasional secaratepat dalam mengatasi masalah baik alternatif yangdapat dilakukan antara lain dengan meninggalkanmedia informasi berupa leaflet maupun modul sertajadwal menu bagi anggota keluarga yang lain agarmereka tetap memperoleh informasi yang samasehingga mereka tetap mampu untuk memberikanarahan dan motivasi keluarga lansia terkait masalahkesehatan yang dialami, dan alternatif kedua adalahdengan melibatkan kader di RT setempat, dengantujuan kader akan dapat meneruskan informasikepada keluarga.

Asuhan Keperawatan KomunitasKehidupan sehari-hari lansia tidak terlepas

dari manusia sebagai makhluk sosial yang salingberhubungan dan ketergantungan. Dukungan sosialsangat penting dalam pelaksanaan praktikkeperawatan komunitas lansia yang mempunyaikecendrungan ketergantungan khususnya dalamupaya promosi kesehatan. Pembentukan kelompokmerupakan suatu bentuk intervensi keperawatankomunitas yang melibatkan masyarakat sepertikeluarga dan kelompok berisiko tinggi melaluipembentukan kelompok atau bekerja sama dengankelompok yang telah ada untuk meningkatkankualitas kerja (Stanhope dan Lancaster, 2004).

Implementasi terkait asuhan keperawatankomunitas yang sudah dilakukan selama praktikdengan membentuk KP LANSET DM. Pembentukan kelompok ini cukup efektifmembangun motivasi lansia dan masyarakat. Salahsatu bentuk dukungan sosial adalah denganmembentuk kelompok (support group) dankelompok swabantu. Dukungan sosial sangatpenting dalam pelaksanaan praktik keperawatankomunitas lansia yang mempunyai kecenderungan

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 10: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

berkelanjutan oleh kader kesehatan yang terdapatdi masyarakat. Kader kesehatan dengan adanyaprogram LANSET DM semakin termotivasi danpercaya diri dalam memberikan pelayanankesehatan kepada masyarakat khususnya lansiadengan DM. Upaya penatalaksanaan programLANSET DM di Kelurahan Cisalak Pasar jugadidukung oleh keluarga dalam upaya memberisupport dan membantu lansia untuk melakukanperubahan perilaku serta mengubah polapemeliharaan kesehatan kearah yang lebih baik.Dukungan juga datang dari kelompok swabantudan kelompok pendukung dalam membangunmotivasi lansia untuk aktif pada kegiatan kelompokdan Posbindu.

Bagi dinas kesehatan bahwa hasil kegiatanprogram LANSET DM ternyata memberikankontribusi untuk penanganan masalah DM padalansia. Implikasi dari program LANSET DM berupaterdeteksinya kasus DM pada lansia, angkamorbiditas dan mortalitas lansia akibat DM,keterikatan hubungan lansia dengan keluarga dalampencegahan komplikasi, peningkatan tingkatkemandirian keluarga serta perilaku manajemendiri lansia dengan DM.

SIMPULANPengendalian DM pada lansia di Kelurahan

Cisalak Pasar dilakukan melalui program LANSETDM, dimana di dalamnya terdapat berbagaipendidikan kesehatan dan pelatihan yang tidakhanya ditujukan bagi lansia tetapi juga keluargadan masyarakat. Penulis berpendapat bahwaprogram LANSET DM yang merupakan integrasiteori dan model manajemen keperawatan,community as partner, family center nursing,preceed-proceed models dan konsekuensi fungsionalini dapat digunakan dalam program pengendalianDM pada lansia khususnya pada tatanan masyarakat.Pembuat kebijakan kesehatan dalam hal inipemerintah dapat melihat hasil proyek inovasimelalui program LANSET DM sebagai acuan untukmembuat program serupa ataupun indikatorprogram bagi lansia.

Dinas Kesehatan dapat menetapkan kebijakanperencanaan mengatasi masalah DM denganmelakukan terapi diet DM, perawatan dan senamkaki serta terapi relaksasi “BEBAS DM” maupunakupressure DM yang terintegrasi dalam ProgramPenyakit Tidak Menular (PTM). Dinas kesehatanjuga dapat meningkatkan program pelayanan PTM

semua pihak dalam prosesnya, mengingat sistempelayanan. Perilaku baru terjadi jika diawali denganpengalaman-pengalaman dan faktor dari luar(lingkungan) yang diketahui, dipersepsikan, diyakinisehingga menimbulkan motivasi untuk bertindak(Notoatmodjo, 2005; CORE, 2003).

Asuhan keperawatan komunitas yangdilakukan pada lansia perlu lebih ditingkatkan baikkualitas maupun kuantitas pertemuan danditindaklanjuti dengan penguatan pada kunjunganrumah sehingga perilaku baru yang sudahdidapatkan lebih dikuatkan. Peran penting kaderdalam kunjungan tindak lanjut adalah untukmemastikan bahwa perilaku yang diterapkan olehkeluarga adalah perilaku positif. Implementasikeperawatan yang telah penulis lakukan padakeluarga binaan merupakan tahapan tindakanpencegahan primer dan sekunder sesuai modelPreeceed-Proceed Models dengan melakukan upayapengobatan dan tindakan pencegahan terhadapmasalah yang dialami oleh lansia dan keluarga darifaktor risiko.

Peningkatan pengetahuan kelompok dapatmeningkatkan perilaku lansia kearah yang lebihbaik. Pengetahuan atau kognitif merupakan domainyang sangat penting untuk terbentuknya perubahanperilaku. Individu mempunyai kekuatan dankemampuan untuk mengubah perilaku sehat ataumelakukan modifikasi gaya hidup sehat denganadanya peningkatan pengetahuan melaluipendidikan kesehatan (Pender, Murdaugh danParson, 2006). Pendidikan kesehatan merupakansuatu kegiatan memberikan pengetahuan dalamupaya untuk meningkatkan derajat kesehatanmencakup berbagai upaya baik itu dalam bentukmencegah terjadinya penyakit (health prevention)maupun melindungi diri dari berbagai masalahkesehatan (health protection) dengan caramelakukan penyebaran informasi dan peningkatanmotivasi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat(Pender, Murdaugh, dan Parson, 2006).

Implikasi KeperawatanProgram LANSET DM merupakan strategi

intervensi keperawatan komunitas yang dapatdigunakan untuk mengendalikan kadar gula darahyang tinggi. Program LANSET DM dalampembinaannya dilakukan oleh tenaga yangprofesional seperti perawat, namun karenaketerbatasan tenaga kesehatan terutama perawatsehingga kegiatannya dilakukan secara berkala dan

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 11: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

mellitus di Pasir Gunung Selatan KotaDepok. Depok: FIK UI.

Balitbangkes Depkes RI. 2007. Riset KesehatanDasar Indonesia Tahun 2007. Jakarta: BadanPenelitian dan Pengembangan KesehatanDepartemen Kesehatan Republik Indonesia.

Bappeda Kota Depok dan Badan Pusat StatistikKota Depok. 2009. Indeks PembangunanKota Depok 2009. Depok: Bappeda KotaDepok dan Badan Pusat Statistik Kota Depok.

BPS 2012. Data Sensus Penduduk Indonesia2010.http://sp2010.bps.go.id. Diunduhtanggal 16 Maret 2013.

Eddy and Price, 2009. Diabetic Foot Care: Tipsand Tools to Streamline Your Approach. TheJournal of Family Practice. Vol 58, No 12.

Ervin, N. E. 2002. Advanced Community HealthNursing Practice: Population - Focused Care.New Jersey: Pearson Education.

Friedman, M. M., Bowden, V. R., dan Jones, E. G.2003. Family Nursing: Research, Theory,dan Practice. New Jersey: Pearson Education,Inc.

Gillies, D. A. 1994. Nursing Management: A SystemApproach Philadelphia: W.B SaundersCompany.

Glumer, C. dkk. 2006. Risk Scores for Type 2Diabetes Can Be Applied in Some Popula-tions but Not All. Diabetes Care 29: 410-414.

Greene, B., Merendino, J.J., dan Jibrin, J. 2009.The Best Life Guide to Managing Diabetesand Pre-Diabetes. New York: Simon &Schuster.

Grundy, E. 2006. Ageing and vulnerable elderlypeople: European perspectives. Ageing andSociety, 26, 105-134.

Hanson, S. M. H., Gedaly-Duff, V., dan Kaakinen,J. R. 2005. Family Health Care Nursing:Theory, Practice, and Research. Philadelphia:

dengan mengintegrasikan penatalaksanaanpemantauan kesehatan lansia dengan kadar guladarah menggunakan KPM untuk meningkatkanpengetahuan, keterampilan dan sikap untukmencegah komplikasi DM.

Perawat komunitas diharapkan meningkatkankemampuan melakukan pengembangan upayapengelolaan masalah kesehatan DM pada lansiadengan program LANSET DM terkait penggunaanKPM dengan memaksimalkan kemampuan kaderyang telah dilatih, perangkat wilayah dan sumberdaya lingkungan yang ada dalam asuhankeperawatan komunitas dan keluarga. Perawatkomunitas juga dapat melakukan supervisi bagikader kesehatan yang terdapat di masyarakat terkaitpelaksanaan program LANSET DM.

DAFTAR PUSTAKAAmerican Diabetes Association (ADA), 2012,

Standart of Medical Care in Diabetes -2012.Diabetes Care Volume 35.

Aditama, 2012, dalam RMOL. Penderita DiabetesTipe Dua Di Indonesia Capai 90 Persen.Diunduh dari http://ekbis.rmol.com padatanggal 16 Maret 2013.

Allender, J. A., Rector, C., dan Warner, K. D., 2010.Community Health Nursing: Promoting danProtecting the Public's Health (7 ed.).Philadelphia: Lippincott Williams danWilkins.

Anderson, E. T., dan McFarlane, J., 2011.Community As Partner : Theory And PracticeIn Nursing. Philadelphia: Wolters KluwerHealth/Lippincott Williams dan Wilkins.

Arief, I., 2011. Jumlah Penderita Diabetes di DuniaMeningkat Ta jam . Diunduh dar ihttp://www.pjnhk.go.id/content/view/4194/32/ pada tanggal 16 Maret 2013.

Aziza, Lucky, 2007. Ledakan Cuci Darah AkibatDiabetes Melitus: Nefropati Diabetic danPenyakit Ginjal Kronis. Jakarta: YayasanPenerbitan Ikatan Dokter Indonesia.

Badriah, S., 2012. Kelompok pendukung untukpengendaliam faktor risiko peningkatan guladarah pada aggregate lansia diabetes

UPN "VETERAN" JAKARTA

Page 12: PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI ...library.upnvj.ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah UPN/bw...kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh

dan Nandhita, A. 2012. Trends in prevalenceof diabetes in Asian Countries.World Journalof Diabetes, 3 (6): 110-117. Diunduh dariwww.wjgnet.com pada tanggal 16 Maret2013.

Ratnasari, M., Setyowati, dan Kuntarti. 2012.Faktor-Faktor Manajemen Sumber DayaManusia Yang Mempengaruhi PelaksanaanPerkesmas Di Puskesmas WilayahKotamadya Jakarta Barat Tahun 2012.Universitas Indonesia, Depok -- Indonesia.

Salinero-Fort, dkk. 2011. Effectiveness ofPRECEDE model for health education onchanges and level control of HbA1c, bloodpressure, lipids, and body mass index inpatients with type-2 diabetes mellitus. BMCPublic Health, vol 11, 267.

Soegondo, S. 2008. Hidup Mandiri DenganDiabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula.Jakarta: Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia.

Soegondo, S., Soewondo, P., dan Subekti, I. 2011.Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu:Sebagai Panduan Penatalaksanaan DiabetesMelitus Bagi Dokter Maupun EdukatorDiabetes. Edisi Kedua. Jakarta: FKUI.

Stanhope, M., dan Lancaster, J. 2004. Communityand Public Health Nursing. St. LouisMissouri: Mosby.

Davis Company.

International of Diabetic Federation (IDF) DiabetesAtlas. 2012. New estimates for 2012 ofdiabetes prevalence, mortality, and healthcareexpenditures. http://www.idf.org/sites/default/files/5E_IDFAtlasPoster_2012_EN.pdf

Ingram, M., Torres, E., Redondo, F., Bradford, G.,dan O’Toole, M. L. 2007. The impact ofpromotras on social support and glycemiccontrol among members of a farmworkercommunity on the US-Mexico border.Diabetes Educator, 33(6), 172S-178S.

Kelurahan Cisalak Pasar. 2011. Laporan TahunanTP. PKK Kelurahan Cisalak Pasar Tahun2011. Retrieved. from.

Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010a. PedomanPelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta:Komisi Nasional Lanjut Usia.

Maglaya, A. S., Cruz-Earnshaw, R. G., Pambid-Dones, L. B. L., Maglaya, M. C. S., Lao-Nario, M. B. T., dan Leon, W. O. U.-D. 2009.Nursing Practice in the Community.Marikina: Argonauta Corporation.

Marquis, B. L., dan Huston, C. J. 2012. LeadershipRoles and Management Functions inNursing: Theory and Application .Philadelphia: Wolters Kluwer Health andLippincott Will iams dan Wilkins.

McEwen, M., Pasvogel, A., Gallegos, G., danBarera, L. 2010. Type-2 diabetes self-management social support intervention atthe U.S-Mexico border. Public HealthNursing, vol 27, no 4, 310-319.

Miller, C. A. 2012. Nursing for Wellness in OlderAdults. Philadelphia: Lippincott Williamsdan Wilkins.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan: Teoridan Aplikasi. Edisi Revisi 2010. Jakarta:Rineka Cipta.

Ramachandran, A., Snehalatha, C., Shetty, A.S.,

UPN "VETERAN" JAKARTA