Upload
hakhuong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Tampaksiring, 19 April 2010
PROGRAM PERCEPATAN DAN PENINGKATAN EKONOMI NASIONAL
Disampaikan pada Raker Presiden RI dengan para Menteridan Gubernur se- Indonesia
olehTIM PERUMUS POKJA 1
T a m p a k s i r i n g , 2 1 A p r i l 2 0 1 0
1. EKONOMI HARUS TUMBUH LEBIH TINGGI
2. PENGANGGURAN HARUS MENURUN DGN MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA YGLEBIH BANYAK
3. KEMISKINAN HARUS MAKIN MENURUN
4. PENDAPATAN PER KAPITA HARUS MENINGKAT5. STABILITAS EKONOMI TERJAGA6. PEMBIAYAAN (FINANCING) DALAM NEGERI MAKIN KUAT & MENINGKAT
7. KETAHANAN PANGAN & AIR MENINGKAT
8. KETAHANAN ENERGI MENINGKAT
9. DAYA SAING EKONOMI NASIONAL MENGUAT DAN MENINGKAT
10. KITA PERKUAT “GREEN ECONOMY” (EKONOMI RAMAH LINGKUNGAN)
1.EKONOMI HARUS TUMBUH LEBIH TINGGI
PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TINGGI
4
5.6%6.3%
6.9%7.4%
7.7%
0.0%
1.0%
2.0%
3.0%
4.0%
5.0%
6.0%
7.0%
8.0%
9.0%
2010 2011 2012 2013 2014
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan yang merata (termasuk pertumbuhan di provinsi-provinsi) Kebijakan yang sinergi pusat-daerah:
Membangun produk/sektor unggulan dan kluster untuk meningkatkan nilai tambah.
Memastikan debottlenecking infrastructure Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi baru Merencanakan pengembangan KEK ,
termasuk Pemberian insentif yang mendukung
Rencana Aksi Identifikasi kendala konektivitas, PNPM untuk pembangunan
infrastruktur/penciptaan kesempatan ekonomi intervensi khusus pemerintah/Pemda untuk
wilayah yang termarjinalisasi.
... PERTUMBUHAN INVESTASI
5
7.3%
10.9%
11.5% 12.0%12.1%
5.0%
6.0%
7.0%
8.0%
9.0%
10.0%
11.0%
12.0%
13.0%
14.0%
2010 2011 2012 2013 2014
Tingkat Pertumbuhan Investasi
Kebijakan: Koordinasi yang baik:
menghilangkan ego sektoral Pendanaan: Pembiayaan jangka
panjang (longterm finance) Tingkat suku bunga riil harus
turun Sumber pendanaan alternatif
(seperti Jamsostek, Asuransi, Dana Pensiun)
Champion Regions Kualitas investasi:
Diarahkan ke inovasi dan mengurangi dampak lingkungan
... PERTUMBUHAN INVESTASI
6
Rencana Aksi: Investasi sebesar Rp. 10.000 Trilyun dalam 5 tahun , 50% dari swasta
baik Nasional maupun dari PMA investasi infrastruktur sebesar Rp. 1.500 Trilyun untuk a.l:
Pembangunan 15.000MW listrik, Pembangunan/perbaikan 20.000Km jalan, Sarana dan prasarana transportasi dalam rangka peningkatan
connectivity Perluasan pelabuhan-pelabuhan utama dan pembangunan
pelabuhan baru yang terintegrasi dengan kawasan ekonomi khusus Penyelesaian dry port pada tahun 2010 Meningkatkan kapasitas angkut kereta api (trans Sumatera, Jawa,
dan Kalimantan) Pembangunan double track angkutan batu bara dan komoditas
lainnya untuk Sumatra dan Kalimantan dimulai tahun 2011.
... PERTUMBUHAN INVESTASI
7
Indonesia Inc sebagai pemicu:Proyek Besar infrastruktur/industri berbasis SDA, memiliki nilai tambah, dan menjadi prime mover di daerah Investasi Indonesia Inc (Swasta/BUMN) dan penggunaan barang modal, bahan baku/bahan penolong dan penyerapan tenaga kerja dari dalam negeri.
PERTUMBUHAN EKSPOR: Menembus US$ 200 Milyar di 2014
8
6.5%
10.6%12.0%
13.4%
15.6%
0.0%
2.0%
4.0%
6.0%
8.0%
10.0%
12.0%
14.0%
16.0%
18.0%
2010 2011 2012 2013 2014
Ekspor
Dengan meningkatnya daya saing perusahaan Indonesia karena iklim investasi yang baik (infrastruktur, regulasi, dan pembiayaan), daya penetrasi produk Indonesia di pasar global meningkat, terutama pasar Asia Timur (pertumbuhan, FTA)
Meningkatnya peran ekspor produk manufaktur ditandai dengan peran ekspor energi yang menurun seiring dengan permintaan dalam negeri yang meningkat
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Inovasi Teknologi harus terus meningkat
Kebijakan: Pengembangan Sistem Inovasi Nasional (SINAS)
Rencana Aksi: Kelembagaan: Perlu dibentuk Komisi Inovasi Nasional (KIN) untuk membangun
sinergi antara pemerintah, dunia usaha dan dunia akademik. KIN menyusun cetak biru Kebijakan Inovasi Nasional. Perlu program strategis yang bersifat terapan dan riset jangka
panjang untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Fokus kepada benua maritim (maritime continent), sumber daya
alam lain (pertanian dlm arti luas), sumber daya insani, biotechnology dan renewable energy sebagai bagian dari Green Economy. menetapkan 3-4 inovasi terbaik dan mempunyai dampak luas dan
akan mendapat keberpihakan pemerintah (perlindungan, research funds dll) Revitalisasi balai-balai latihan di seluruh provinsi
9
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Inovasi Teknologi harus terus meningkat
Rencana Aksi: Mendorong inovasi: sistem insentif yang memungkinkan pelaku dunia
usaha/BUMN dan lembaga-lembaga untuk lebih bersinergi. dana-dana yang diperoleh dari hasil kerjasama digunakan
kembali untuk riset dunia usaha/BUMN yang mengeluarkan biaya untuk
melakukan penelitian dan pengembangan dapat dihitung sebagai biaya yang dapat dikurangi dari pembayaran pajak. Pembiayaan: non perbankan seperti venture capital, angel
investor dll
10
2. PENGANGGURAN HARUS MENURUN DENGAN MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA YANG LEBIH BANYAK
SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN 5% - 6% di 2014
Revitalisasi industri manufakturKebijakan Memprioritaskan sektor yang meningkatkan nilai
tambah, hilirisasi, mempekerjakan tenaga kerja yang trampil dan kreatif, dan berbasis daya saing seperti sektor pertanian, maritim dan sumber daya alam lainnya.
Industri padat karya (eg TPT, Sepatu) yang tetap dapat bersaing dan berkembang
Industri kreatif (berdasarkan INPRES No.6/2009) perlu diperkuat
Rencana Aksi Insentif pajak dan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK): diperlukan debottlenecking, infrastuktur dan pendanaan yang kompetitif dalam jangka menengah dan panjang
Perlu inovasi dan peningkatan penguasaan teknologi
Memperioritaskan produk dalam negeri untuk proyek besar Pemerintah dan BUMN
Penerapan SNI Membangun hubungan industrial yang lebih
kokoh (UU No 13 disempurnakan)12
7.6%7.3%
6.7%
6.0%
5.0%
7.6%
7.4%
7.0%
6.6%
6.0%
3.0%
4.0%
5.0%
6.0%
7.0%
8.0%
2010 2011 2012 2013 2014
Skenario Optimis Skenario Pesimis
TINGKAT PENGANGGURAN MENURUN
... TINGKAT PENGANGGURAN 5% - 6% di 2014
Pengembangan Infrastruktur (termasuk PNPM) untuk mengurangi kesenjangan di provinsi: Penyempurnaan data BPS agar lebih tepat sasaran (better targeting)
melalui SUSENAS (pengunaan energi, perumahan, air bersih, kebutuhan dasar) dan SAKERNAS (pengangguran) per tahun sampai ke level kabupaten/kota.
Pengembangan UKM Meningkatkan KUR dan dana bergulir dengan bunga murah
dan mudah diakses oleh UKM Peningkatan Tenaga Kerja Trampil di Luar Negeri (dan Dalam
Negeri) Standarisasi keterampilan/profesi dan pelatihan tenaga kerja
Indonesia (sesuai permintaan industri: Indonesia Inc)
13
3. KEMISKINAN HARUS MAKIN MENURUN
Pengurangan Kemiskinan
Sasaran : 8 – 10 % (pada akhir TH 2014) Bantuan pemerintah dan
pemberdayaan (Program-Program Pro Rakyat) Bantuan Pendidikan dan Kesehatan
Untuk Kelompok Tidak Mampu Pengembangan UMKM
(Peningkatan Pendapatan), Termasuk Pemberian KUR Program CSR Swasta Untuk
Pemberdayaan Masyarakat
15
12.0%11.5%
10.5%
9.5%
8.0%
13.5%
12.5%
11.5%
10.5%10.0%
5.0%
7.0%
9.0%
11.0%
13.0%
15.0%
2010 2011 2012 2013 2014
Skenario Optimis Skenario Pesimis
4. PENDAPATAN PER KAPITA HARUS MENINGKAT
SASARAN 2014 SEBAGAI HASIL PEMBANGUNAN INKLUSIF, BERKELANJUTAN DAN BERKEADILAN
17
-
,500.0
1,000.0
1,500.0
2,000.0
2,500.0
3,000.0
3,500.0
4,000.0
4,500.0
-
2,000.0
4,000.0
6,000.0
8,000.0
10,000.0
12,000.0
14,000.0
2010 2011 2012 2013 2014
Pendapatan per kapita 2010-2014
Riil Harga Konstan Tahun 2000 (Rp Ribu)
USD
PDB Per Kapita (USD, kurs Rp 9.000)
Sasaran : Lebih dar $ 4500 TH 2014 Tingkat Kesenjangan yang “Acceptable”
Provinsi membuat peta kesenjangan dan melakukan intervensi stimulus pertumbuhan untuk daerah-daerah yang berpendapatan sangat rendah.
Perhatian kepada kaum marjinal (nelayan, buruh kecil, daerah tertinggal):1.Program pro-rakyat klaster 1, 2 dan 3.2.Program-program DAK untuk
kelompok sasaran.3.Mengembangkan klaster usaha yang
berkelanjutan4.Meningkatkan peran CSR, terutama di
daerah yang kaya SDA.
5. STABILITAS EKONOMI TERJAGA
INFLASI DAN SUKU BUNGA RENDAH
19
6 6 65,5
5,5
4 4 43,5
3,5
0
1
2
3
4
5
6
7
2010 2011 2012 2013 2014
Inflasi Pesimis Inflasi Optimis2
Inflasi dan Suku Bunga Rendah Harga Bahan Pokok “Stabil” dan Terjangkau Merealisasi swasembada
daging Inflasi Tidak Tinggi Menurunkan inflasi dengan
memperbaiki logistik bahan pokok
Membentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah di 28 kota (dari target 66 kota, sudah terbentuk di 38 kota) dan supaya berkoordinasi dengan produsen dan pedagang
Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah
INFLASI DAN SUKU BUNGA RENDAH
20
Sisi Hulu: Keseimbangan “Supply-Demand”
Nilai Tukar Tidak Sangat Berfluktuasi Pasar domestik valas masih
dangkal, merubah kecenderungan dana-dana yang diluar dapat masuk
Pengelolaan untuk arus modal jangka pendek
Merubah persepsi resiko Tidak terjadi Capital Flight yang
tidak normal Meningkatkan upaya menarik
investor strategis, PMA
6. PEMBIAYAAN (FINANCING) DALAM NEGERI MAKIN KUAT & MENINGKAT
PEMBIAYAAN Sasaran tahun 2014: Rasio utang per PDB menurun menjadi 24% Tax Ratio meningkat menjadi 14,2% dari PDB
Optimalisasi anggaran: Meningkatkan efisiensi pengumpulan pajak Mempertajam alokasi anggaran untuk subsidi maupun untuk kementrian
(well-targeted spending) Memperbanyak pemanfaatan sumber pembiayaan dalam negeri
Pengembangan Sumber Pendanaan Jangka Panjang Difersifikasi sumber pembiayaan: dana pensiun dan asuransi Memperluas instrumen pembiayaan: surat utang untuk tujuan tertentu
(misalnya infrastruktur) Mendorong tumbuhnya lembaga pembiayaan non-perbankan yang
terakreditasi (a.l. modal ventura) Mengembangkan lembaga pendukung sampai ke daerah: asuransi kredit dan
informasi biro kredit
22
Peningkatan efektivitas dan efisiensi Pembiayaan Pemberdayaan pembiayaan perbankan sektor pertanian dan perikanan Pemberdayaan pembiayaan perbankan untuk UMKM dan proses pengolahan Mendorong terjadinya peningkatan efisiensi sistem perbankan agar dapat
lebih responsif terhadap signal kebijakan moneter dari BI (spread suku bunga turun ke tingkat yang kompetitif dibandingkan dengan negara tetangga).
Meningkatkan sovereign rating menuju investment grade dalam waktu yang tidak terlalu lama (akan membantu menurunkan suku bunga), antara lain dengan menjaga stablilitas makro, mempercepat pembangunan infrastuktur, dan menjaga krediblitas anggaran.
Menyelesaikan RUU Jaring Pengaman Sistem Keuangan
23
7. KETAHANAN PANGAN DAN AIR
KETAHANAN PANGAN DAN AIR
Revitalisasi Pangan Gelombang 2 selesai 2014 Memantapkan swasembada beras Swasembada jagung, gula, dan
daging sapi Hilirisasi Industri Pangan Memantapkan Indonesia sebagai
pemasok pangan dunia (Feed the World)
Komoditas Pangan Strategis Makin Cukup
25
Pangan a) Produksi Padi Tumbuh 3,22 persen per tahun b) Produksi Jagung Tumbuh 10,02 persen per tahun c) Produksi Kedelai Tumbuh 20,05 persen per tahun d) Produksi Gula Tumbuh 12,55 persen per tahun e) Produksi Daging Sapi
Tumbuh 7,30 persen per tahun
Pertumbuhan rata-rata produksi panganperiode 2010-2014
... KETAHANAN PANGAN DAN AIR
Perbaikan Daerah Aliran Sungai (DAS), baik dari sisi hulu dengan penanaman kembali, penataan penggunaan air sepanjang sungai
Penyediaan dan Distribusi Air Minum Makin Baik Reboisasi, a.l. penanaman 2 juta Ha di pulau Jawa (P.T.
Perhutani) Peningkatan penyediaan air minum oleh PDAM
Daerah Rawan Pangan Teratasi Membangun embung dari APBD
26
8. KETAHANAN ENERGI
KETAHANAN ENERGI
Kebijakan: Prioritas keperluan dalam
negeri, dengan memperhatikan perkembangan internasional dan nilai strategis
Tidah hanya berorientasi peningkatan pendapatan negara tetapi peningkatan ekonomi nasional dengan tetap memperhatikan harga keekonomiannya dan pertumbuhan antar wilayah
28
Energi a) Peningkatan kapasitas pembangkit
listrik 3.000 MW pertahun
b) Meningkatnya rasio elektrifikasi Pada tahun 2014 mencapai 80 persen c) Meningkatnya produksi minyak bumi Pada tahun 2014 mencapai 1,01 juta barrel
perhari d) Peningkatan pemanfaatan energi
panas bumi Pada tahun 2014 mencapai 5.000 MW
Peningkatan Rasio Elektrifikasi
2010 :62%
2014: 80%
KETAHANAN ENERGI
Rencana Aksi Mencapai sasaran energy mix 2015 Pemetaan renewable energi Mengembangkan skema subsidi:
Dimulai dengan non-subsidi wajib 5% biofuel mix (yang bersubsidi bertahap)
Dimulai di 5 kota: DKI, Botabek, Bandung, Surabaya, dan Medan 5% dari subsidi BBM dialihkan ke subsidi harga biofuel Insentif fiskal untuk investasi di renewable energi
Listrik (PLN): Jangka pendek tidak akan ada pemadaman listrik bergilir paling
lambat 30 Juni 2010 di seluruh Indonesia Jangka menengaha: Menanggulangi krisis listrik 2012-2013.
29
...KETAHANAN ENERGI
BBM cukup distribusi baik Meningkatkan cadangan nasional Melakukan program Enhanced Oil Recovery Melakukan koreksi penetapan kuota BBM Melakukan koordinasi dengan daerah dalam penetapan kuota per
wilayah Membangun sistem monitoring Membangun bunker di Indonesia bagian timur dan provinsi
kepulauan
Pengembangan panas bumi Tender dilakukan di daerah Audit biaya ekslorasi produksi dilakukan penyesuaian harga
30
9. DAYA SAING EKONOMI NASIONAL MENGUAT DAN MENINGKAT
... DAYA SAING EKONOMI
Peningkatan Infrastruktur Ekonomi di Seluruh Tanah Air
Pembangunan “Connectivity” (Fisik dan ICT)
Kebijakan: Pembangunan infrastruktur yang
berpedoman pada SISLOGNAS Membangun pusat-pusat pertumbuhan
baru dengan membangun koridor ekonomi yang berbasis keunggulan lokal dan berbasis arus komoditas strategis
Pemerintah membangun infrastruktur yang tidak layak komersial
32
... DAYA SAING EKONOMI
Rencana Aksi: Mempercepat penyelesaian UU Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum Melakukan revisi rencana tata ruang di semua daerah dengan
berpegang pada UU Tata Ruang yang baru Sosialisasi dan Koordinasi pusat-daerah, sektor terkait, dan
dunia usaha untuk implementasi SISLOGNAS
33
Marauke
Melakukan inovasi teknologi besar-besaran Pembentukan klaster daerah untuk sektor UKM dan industri kreatif Pembentukan klaster nasional untuk revitalisasi industri strategis Pelaksanaan 7 program utama riset unggulan stratejik Pengembangan pusat bisnis sains dan teknologi (science and technology
park) Penyediaan anggaran untuk kegiatan pengembangan inovasi Tagline Visi SINAS: Maritime Continent based Economy Mamberi insentif perpajakan untuk kegiatan Riset dan Pengembangan
Menciptakan Iklim Investasi yang makin baik Mendorong peran yang lebih besar dari PPP/swasta murni/BUMN dalam
program infrastruktur dengan memberikan insentif Penyederhanaan perijinan Menurunkan high cost economy Menerapkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di setiap daerah Melibatkan UKP4 dalam pemantauan pelaksanaan kebijakan investasi Sosialisasi ke lembaga internasional
35
... DAYA SAING EKONOMI
Produktivitas Nasional Penyederhanaan perijinan Menurunkan high cost economy Menerapkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di setiap daerah Melibatkan UKP4 dalam pemantauan pelaksanaan kebijakan
investasi Sosialisasi ke lembaga internasional
Mengembangkan konektivitas di berbagai bidang Konektivitas angkutan laut dengan mengembangkan pusat
pelabuhan internasional Konektivitas infrastruktur dan ICT Memobilisasi SDM
36
... DAYA SAING EKONOMI
37
Mengembangkan model klaster antara industri hulu dan hilir dengan mempertimbangkan: Mengembangkan kebutuhan infrastruktur yang diperlukan Menetapkan bagian dari hulu dan hilir yang akan diunggulkan Menetapkan inovasi sebagai sumber daya saing Membentuk lembaga dan kebijakan pendukung
... DAYA SAING EKONOMI
10. KITA PERKUAT “GREEN ECONOMY” (EKONOMI RAMAH LINGKUNGAN)
Green Economy
Low Carbon DevelopmentClimate Change Mitigation
Pro GrowthPro PoorPro Job
+Pro Environment
Pembangunan Berkelanjutan
PEMBANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN ECONOMY)
39
Rencana Aksi:1. Pengelolaan hutan yang baik2. Kerjasama, kemitraan & bantuan internasional3. Energy Efficiency low carbon emition4. Kampanye gaya hidup hemat dan ramah lingkungan5. Kampanye nasional tanam dan pelihara pohon6. Pengawasan pada usaha pertambangan, kehutanan dan pertanian7. Mempersiapkan rencana aksi nasional menuju pengurangan 26% emisi karbon8. MRV monitoring sampai tingkat Kabupaten/Kota
Sasaran: Penurunan emisi carbon 26% pada tahun 2020
Kebijakan:
SEKIAN & TERIMA KASIH
40