Upload
wilma-mcfly
View
247
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Citation preview
Psikoedukasi progsus rssm, issusilaningsih skep ns stuart laraia
Psiko EdukasiPsiko edukasi merupakan pendidikan yang diberikan perawat yang belum bersertifikasi sehingga belum mampu memberikan terapi keluarga. Sedangkan bagi perawat yang bersertifikasi dan kompeten maka dilakukan dalam bentuk terapi keluarga (family therapy).
Pertimbangan Psikoedukasi pada keluarga :1. Keluarga merupakan tempat individu pertama memulai hubungan interpersonal
dengan lingkungan.2. Keluarga merupakan sistem yang utuh dan tidak terpisahkan jika ada satu
yang sakit yang lain ikut terganggu.3. Keluarga merupakan salah satu penyebab gangguan jiwa menjadi kambuh
(Sullingerr, 1988) keluarga ikut berperan dalam mencegah klien kambuh setidaknya membantu klien untuk dapat mempertahankan derajat kesehatan mentalnya karena keluarga secara emosional tidak dapat dipisahkan dengan mudah.
4. Keluarga dapat membuat anggotanya dapat melihat bahaya terhadap diri dan aktifitasnya.
5. Keluarga tidak membuat takut, mampu bersikap terbuka.6. Keluarga tempat bertanya dan pemberi informasi yang mudah dipahami klien.7. Keluarga membangun harga diri klien.8. Keluarga perlu diberikan pendidikan ulang untuk bertanggung jawab.
Program Psikoedukasi (Psychoeducational Program), menurut Mc.Farlane (1995)
Pendekatan edukasional dan pragmatis yang bertujuan untuk memperbaiki anggota
keluarga yang sakit tertentu, menurunkan relaps dan memperbaiki fungsi klien dan
keluarga.
Tujuan ini dapat dicapai melalui pengajaran kepada keluarga tentang teknik-teknik
yang akan dapt membantu memecahkan perilaku-perilaku simptomatik dan
memperkuat ketahanan keluarga (family strengths).
Intervensi pada keluarga meliputi strategi-strategi :
Edukasi
Supportif.
Kognitif.
Perilaku
Yang diberikan secara evidence – base practice ( sesuai dengan kasus yang banyak
dihadapi keluarga) dengan durasi 9 bulan
1
Psikoedukasi progsus rssm, issusilaningsih skep ns stuart laraia
Tujuan (Goal) psiko edukasional :
1. Menurunkan kerentanan klien terhadap stimulasi lingkungan melalui program
edukasi pemeliharaan kemoterapi dan regimen terapi lainnya.
2. Peningkatan lingkungan keluarga yang stabil dan dapat diramalkan dicapai melalui
penurunan kecemasan anggota keluarga tentang klien, meningkatkan pengetahuan
keluarga tentang gangguan mental kronis, meningkatkan daftar strategi untuk
memecahkan masalah yang memerlukan manajemen yang pasti.
Sasaran:
1. Keluarga dan klien yang mengalami gangguan / sakit jiwa berat : skizofrenia,
depresi mayor, gangguan bipolar.
2. Keluarga dan klien yang menjalani de-institusionalisasi (pulang dari RSJ)
menjalani rehabilitasi di masyarakat.
3. Keluarga dengan klien mental illness chronice (ggn jiwa kronis).
4. Kelompok-kelompok risiko : keluarga/ klien yang rentan terhadap krisis
maturasi ataupun situasional; misalnya adolescent, parenthood, usia
pertengahan, pensiun, PHK, trauma, AIDs.dll.
Komponen –komponen dalam program psikoedukasi (Mars, 2000) :
1. Didaktik pemberian informasi tentang sakit mental (mental illness) dan
sistem kesehatan mental ( mental health system).
2. Ketrampilan (skill) melalui training tentang komunikasi, resolusi
(pemecahan) konflik, problem solving, perilaku asertif, manajemen perilaku dan
manajemen stress.
3. Emosional memberikan kesempatan ventilasi, sharing dan memobilisasi
sumber daya.
4. Proses keluarga fokus pada koping terhadap sakit / gangguan jiwa dan
sekuale (cacat) pada keluarga.
5. Sosial meningkatkan penggunaan jejaring (networks) penunjang formal dan
informal.
2
Psikoedukasi progsus rssm, issusilaningsih skep ns stuart laraia
Kendala dalam psikoedukasional terhadap keluarga :
1. Professional bias pada keluarga yang terpapar oleh teori-teori sistem keluarga
yang mendorong keluarga menjadi penyebab atau mengekalkan (mengabadikan)
sakit / gangguan.
2. Famiy attitude (sikap keluarga) menyamakan intervensi semua keluarga yang
lalu, pengalaman yang tidak disukai dengan terapi keluarga.
3. Professional fears (ketakutan profesional) alliansi dengan keluarga akan
mengancam kerahasiaan sehingga mengancam aliansi terapetik dengan pasien.
4. Administrative restraints (pengekangan administrasi) pelayanan kepada keluarga
sering dipandang sebagai prioritas paling rendah.
Fase-fase dalam psikoedukasi :
1. Connecting. (Hubungan)
2. Survival skills training (Latihan ketrampilan survival).
3. Individualization (Individualisasi).
4. Continuation or disengagement ( Berkelanjutan atau Pelepasan)
Fase connecting
1. Premis : Keluarga dapat menjadi sumber (resources) yang terpenting untuk
perawatan dan manajemen jangka panjang kalau mereka diberikan support
emosi dan informasi praktik.
2. Connecting :
a. Merupakan kontak awal untuk membangun aliansi (kerjasama) dengan
keluarga.
b. Terdiri beberapa sessi diskusi yang tekun dan teliti, misalnya dengan
topik :
i. Rasa sakit
ii. Frustrasi
iii. Embarrassment (keadaan yang memalukan).
iv. Marah karena beban merawat penyakit kronis, ketergantungan
dan ketidak mampuan
3
Psikoedukasi progsus rssm, issusilaningsih skep ns stuart laraia
3. Tujuannya untuk memahami tipe dan tingkat kesulitan yang dialami keluarga.
4. Tugas akhir fase ini adalah menciptakan kesepakatan bersama (mutual
agreement) tentang tujuan (goal), isi (content), jangka waktu (length), aruran dan
metode dari konseling keluarga.
Fase Latihan Ketrampilan Survival (Survival skills training)
1. Sering dilakukan secara bersama beberapa keluarga dalam suatu workshop
2. Informasi meliputi :
a. symptom, onset, perawatan dan hasil yang akan dicapai dari klien dengan
ketidak mampuan dan pengalaman-pengalaman keluarga yang berbeda
dalam kehidupan.
b. Medikasi : mekanisme aksi, efek utama, side efek obat.
c. Manajemen : pembatasan yang layak, menurunkan stimuli yang
berlebihan, hindarkan kemarahan, mengevaluasi dan modifikasi harapan
klien.
3. Tugas akhir fase ini mendorong keluarga memenuhi kebutuhan secara layak,
membangun jejaring (network) sosial dan psikologis.
Fase Individualisasi
Kategori individualisasi meliputi Klien dan keluarga pemberi perawatan, pada fase ini
ditetapkan batas keluarga dan tanggung jawab klien.
Tujuannya :
1. Meningkatkan struktur dalam keluarga (batas =boundaries).
2. Mengurangi batas antara keluarga dengan sumber support sosial.
3. Meningkatkan responsibilitas klien : tugas self – care dan meningkatkan
kompetensi klien dalam self – care .
Hambatannya disini klien sering kurang energi dan motivasi untuk mengurangi
ketergantungan, meningkatkan self care.
Fase Continuation or disengagement ( Berkelanjutan atau Pelepasan)
Bila fungsi keluarga efektif dan maksimal maka sessi ini merupakan sessi pemeliharaan
sehingga dap[at segera dilakukan pelepasan. Sessi ini untuk memelihara tujuan awal dan
menghilangkan masalah baru dengan mengantisipasi stress dan memperkuat
4
Psikoedukasi progsus rssm, issusilaningsih skep ns stuart laraia
pengetahuan tentang sakitnya klien : Skizofrenia, ketergantungan zat (substance abuse),
Penyakit Alzheimer.
JADWAL KEGIATAN PSIKO EDUKASI PADA KELUARGA KLIEN GANGGUAN MENTAL
(10 MINGGU)
Pertemuan I Tujuan Kegiatan :Pengenalan tentang Program Psiko Edukasi meliputi pola dan tujuan programIsi Kegiatan:
1. Perkenalan anggota Keluarga / klien dengan staf perawat.2. Penjelasan tentang :
1. Tujuan dan lingkup program2. Gambaran program pengobatan, kebijakan dan prosedur.3. Survey tertulis , singkat tentang apa yang dibutuhkan dan diharapkan
Keluarga / klien / klien.
Pertemuan IITujuan Kegiatan :Menggali Keadaan dan Pengalaman Keluarga / klien (The Family Experience)Isi kegiatan :
1. Menggali beban dan kebutuhan kebutuhan Keluarga / klien .2. Mengidentifikasi system dan sub sistem Keluarga / klien, ( kepala / anggota
keluarga /pola hubungan, dominasi dalam Keluarga)3. Perspektif rentang kehidupan pandangan tentang kondisi kehidupan yang
dialami: pengalaman, pemahaman dan keyakinan tentang kehidupan Keluarga.
Pertemuan IIITujuan Kegiatan :Keluarga / klien memahami tentang Sakit/ Gangguan Mental I (Mental Illnesss I ).Isi Kegiatan :Memberikan gambaran tentang diagnosis, etyologi, prognosa dan treatmen gangguan jiwa yang dialaminya.
Pertemuan IVTujuan Kegiatan :Keluarga / klien memahami tentang Sakit/ Gangguan Mental II (Mental Illnesss II).Isi Kegiatan :Memberikan gambaran tentang symptom, medikasi, model mengatasi stress, termasuk penelitian-penelitian terbaru.
Pertemeuan VTujuan Kegiatan :Keluarga / klien memahami tentang pengelolaan symptom dan problem yang muncul
5
Psikoedukasi progsus rssm, issusilaningsih skep ns stuart laraia
Isi Kegiatan :1. Melatih keluarga dan klien untuk memahami teknik-teknik pengelolaan
perawatan terhadap perilaku Bizzare, perilaku Destruktif Diri dan Orang lain.2. Melatih pengelolaan perawatan hygiene dan penampilan klien.3. Melatih mengenal dan mengatasi gejala-gejala distress. (distress perasaan
menderita karena penyakitnya)
Pertemuan VITujuan Kegiatan :Keluarga / klien memahami tentang Stress, Adaptasi dan Koping.Isi Kegiatan :
1. Memperkenalkan tentang teori umum (General Model) Stress Adaptasi.2. Menjelaskan Stressor (faktor predisposisi dan presipitasi) gangguan mental.3. Menjelaskan tentang berbagai proses adaptasi keluarga dan individu
mekanisme koping.4. Menjelaskan upaya peningkatan koping yang efektif.
Pertemuan VIITujuan Kegiatan :Keluarga / klien memahami tentang keluarga dan pribadi yang efektif IIsi Kegiatan :
1. Menjelaskan tentang pengelolaan / pengaturan perilaku yang efektif.2. Menjelaskan tentang cara penyelesaian (resolusi) konflik yang efektif win-
win solution, lost-lost solution.3. Menjelaskan dan melatih kemampuan komunikasi yang efektif dan terapeutik.4. Menjelaskan tentang teknik pemecahan masalah (Problem solving) yang efektif
dan memuaskan.
Pertemuan VIIITujuan Kegiatan :Keluarga / klien memahami tentang Keluarga dan Pribadi yang efektif IIIsi Kegiatan :
1. Menjelaskan tentang pengelolaan stress.2. Memberikan latihan assertif (Assertive training).3. Menjelaskan tentang mencapai keseimbangan keluarga .4. Menggali dan menjelsakan tentang pemenuhan kebutuhan kebutuhan pribadi
sesuai tingkat perkembangannya.
Pertemuan IXTujuan Kegiatan :Keluarga memahami hubungan antara keluarga dengan para profesionalIsi Kegiatan :
1. Menjelaskan tentang riwayat masa lalu ruang lingkup hubungan keluarga dengan para profesional kesehatan jiwa ( klien hanya sebagai obyek pasif).
2. Menjelaskan tentang model baru hubungan keluarga dan para profesional.( melibatkan keluarga dan sumber-sumber lain partispatif).
6
Psikoedukasi progsus rssm, issusilaningsih skep ns stuart laraia
3. Menggali dan menjelaskan tentang hambatan-phambatan kolaborasi.4. Memecahkan hambatan-hambatan yang dialami.
Pertemuan XTujuan Kegiatan :Keluarga memahami sumber-sumber komunitas yang dapat diberdayakan dalam kesehatan jiwa.Isi Kegiatan :
1. Menjelaskan tentang gerakan perlindungan / pendampingan pelanggan.2. Menjelaskan tentang alur dan sistem pemberian pelayanan kesehatan jiwa.3. Menjelaskan Issu-issu tentang peraturan perundangan yang berlaku dalam
pelayanan kesehatan jiwa.5. Menjelaskan tentang rujukan yang layak..
KURIKULUM PROGRAM PSIKO EDUKASI KELUARGA MENURUT NAMI (NATIONAL ALLIANCE FOR THE METALLY ILL)
30 JAMIntroduksi
Skizofrenia, depresi mayor, gangguan skizoafektif.
Gangguan alam perasaan (mood) dan anxietas
Dasar-dasar tentang Otak
Lokakarya ketrampilan Problem Solving
Review medikasi
Gangguan Mental (pengalaman diri klien)
Gambaran tentang alur, reaksi emosional terhadap trauma gangguan mental, harapan keluarga terhadap anggota yang sakit mental
Kriteria diagnosis, gambaran karakteristik gangguan psikotik, menjaga “crisis file”.
Tipe dan subtipe depresi dan gangguan bipolar, penyebab gangguan mood, kriteria diagnostik pada gangguan panik dan obsesi kompulsif.
Fungsi-fungsi area kunci pada otak, abnormalitas fungsi dan struktur otak, pengantar kimia otak; riset genetik, biologi.
Bagaimana mendefinisikan masalah, sharing tentang masalah yang disampaikan, memecahkan masalah, menentukan batas-batas.
Bgmna kerja obat, psikofarmakologi dasar pada gangguan mood, anxietas, skizofrenia,; efek samping obat, tahap ketaatan terhadap[ medikasi, tanda dini relap.
Pengalaman subyektif koping dengan gangguan otak, pemeliharaan harga diri dan identitas positif, mencapai empati.
7
Psikoedukasi progsus rssm, issusilaningsih skep ns stuart laraia
Lokakarya ketrampilan komunikasi
Self – Care
Visi dan potensi penyembuhan
Advokasi (perlindungan)
Review, Sharing dan Evaluasi.
Bgmna sakit menghambat komunikasi, belajar untuk lebih jelas, bgmn merespon bila topik berlebihan dan berbicara dengan individu dengan simptomnya.
Memahami beban keluarga, mengatasi rasa marah, bersalah, berduka dan bgmn untuk keseimbangan hidup kita.
Belajar prinsip prinsip rehabilitasi dan model program support komunitas.
Tantangan kekuatan stigma terhadap kehidupan kita, belajar bgmn mengubah sistem.
Penutupan, sertifikasi.
0000
8