116
METODE BIMBINGAN AGAMA ISLAM MELALUI BELAJAR AL-QUR AN UNTUK MENINGKATKAN PERCAYA DIRI PENERIMA MANFAAT DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA MULYA JAYA JAKARTA Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial ( S.Sos) Disusun oleh: BURHANUDIN NIM : 1111052000029 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H /2018 M  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

METODE BIMBINGAN AGAMA ISLAM MELALUI BELAJAR AL-QUR AN

UNTUK MENINGKATKAN PERCAYA DIRI PENERIMA MANFAAT

DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA MULYA JAYA JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sosial ( S.Sos)

Disusun oleh:

BURHANUDIN

NIM : 1111052000029

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H /2018 M

 

Page 2: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

 

Page 3: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

 

Page 4: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

 

Page 5: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

ii

ABSTRAK

Burhanudin : 1111052000029, “Metode Bimbingan Agama Islam Melalui

Belajar Al-Qur’an Untuk Meningkatkan Percaya Diri Penerima Manfaat Di

Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta” dibawah bimbingan : Abdul

Rahman, M.Si

Bimbingan Agama Islam adalah seluruh program pemberian bantuan atau

menuntun orang lain yang mengalami kesulitan baik lahir dan batin yang

menyangkut kehidupan dimasa kini dan akan mendatang. Fenome merabaknya

WTS (Wanita Tuna Sosial) merupakan salah satu komunitas marjinal yang sangat

memerlukan pendampingan, agar mereka memiliki kedudukan setara, layak hidup

di tengah masyarakat dengan percaya diri. Selama ini mereka masih dipandang

sebelah mata, karena prilakunya yang di pandang tidak normatif, banyak dosa,

dan minim harga diri. Sangat akrap dengan hal-hal yang di larang oleh agama

seperti miras, narkoba, serta penyakit HIV/AIDS yang membuat mereka di

kucilkan oleh masyarakat bahkan orang-orang terdekat mereka.

Dalam penelitian ini penulis mempaparkan hasil penelitian, pendekatan

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Adapun desain penelitianya mengunakan jenis penelitian desain deskriptif yaitu

metode yang bertujuan membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti. Subjek

pada penelitian ini yaitu seorang pembimbing agama Islam di panti sosial karya

wanita mulya jaya dan lima penerima manfaat yang ada di panti. Sedangkan objek

penelitian ini dilihat dari segi pemasalahannya yaitu mengetahui metode

bimbingan agama Islam dalam belajar Al-Qur’an untuk meningkatkan percaya

diri pada penerima manfaat, dan apa yang menjadi faktor penghambat faktor

pendukung dalam menerapkan metode bimbingan agama Islam dalam belajar Al-

Qur’an untuk meningkatkan percaya diri penerima manfaat di panti sosial karya

wanita mulya jaya Jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian ini yang dilakukan, maka penulis akan

menjelskan secara singkat hasil penelitian tersebut. Program belajar Al-Qur’an

terhadap penerima manfaat di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

merupakan upayah membentuk penerim manfaat meliki ilmu membaca Al-Qur’an

dan dapat mengamlkan yang dilakukan dengan beberapa metode belajar Al-

Qur’an : membaca, menghafal, dan mengamalkan.

Kata Kunci : Bimbingan Agama, WTS, Belajar Al-Qur’an

 

Page 6: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

iii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الر حمن الر حيم

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala,

atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Metode Bimbingan Agama Islam Melalui Belajar Al-Qur’an

Unuk meningkatkan Percaya Diri Penerima Manfaat Di Pani Sosial Karya

Wanita Mulya Jaya Jakarta”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana Sosial bagi mahasiswa program S1 pada program studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga

pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun

tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,

terutama kepada yang saya hormati:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dra. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil

Dekan Bidang Adkum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta

 

Page 7: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

iv

Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

4. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

5. Abdul Rahman, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan

semangat dan motivasi terus-menerus dalam mengerjakan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen dan staff dilingkungan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu.

7. Teristimewa kepada Ayah H. Jamaludin Ibu Siti Munawaroh dan Rahma

Alfian yang selalu mendo’akan, memberikan motivasi dan

pengorbanannya dari segi moril dan materi kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Buat sahabat–sahabat penulis Muhamad Sabri, Al-Muzani, Khoirul

Muslim M, Mujahidin, Harry Handhiman, Safaruddin, Egi Fauzi Fahmi,

Ubay, Mustofa, wildan, Gus Azmi dan tidak lupa juga seluruh teman-

teman, kakak dan adik seperjuangan penulis terima kasih atas dukungan

dan doanya.

9. Seluruh keluarga besar BPI terimakasih buat dukungan dan doanya kepada

penulis semoga persaudaraan yang kita jalin selama ini dapat terus terjaga

dengan baik.

10. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

 

Page 8: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

v

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

 

Page 9: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................

HAMALAN PERNYATAAN .................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................ ii

KATAPENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 9

E. Metodelogi Penelitian ........................................................... 10

F. Tinjauan Pustaka .................................................................. 16

G. Sistimatika Penulisan ........................................................... 19

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Bimbingan Islam .................................................................. 21

1. Pengertian Metode dan Bimbingan Islam ....................... 21

2. Macam-macam Metode Bimbingan Islam ...................... 24

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan ........................................ 30

B. Belajar Al-Qur an ................................................................ 32

1. Pengertian Belajar .......................................................... 32

2. Pengertian Al-Qur an ...................................................... 34

3. Hasil Belajar .................................................................... 43

C. Percaya Diri ......................................................................... 46

1. Pengertian Percaya Diri................................................... 46

 

Page 10: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

vii

2. Ciri-ciri Percaya Diri ....................................................... 50

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Percaya Diri ............ 50

4. Cara Menumbuhkan Percaya Diri ................................... 56

BAB III PROFIL LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya Panti ..................................................... 58

B. Visi dan Misi ...................................................................... 59

C. Identitas Panti ..................................................................... 59

D. Landasan Hukum ................................................................ 59

E. Tujuan Rehabilitasi ............................................................. 60

F. Fungsi Rehabilitasi ............................................................. 60

G. Prinsip ................................................................................. 61

H. Metode ................................................................................ 63

I. Pendekatan .......................................................................... 64

J. Potensi Panti ....................................................................... 64

K. Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila...................... 70

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

A. Identifikasi Subyek….………………………………….. 73

B. Analisis Metode Bimbingan Agama Islam Bagi Penerima

Manfaat dalam Belajar Al-Quran….………………….….. 76

C. Temuan Penelitian………………………………………... 83

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Bimbingan

Islam Melalui Belajar Al-Qur an………………………… 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................. 85

B. Saran ................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 88

LAMPIRAN LAMPIRAN ........................................................................

 

Page 11: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

WTS (Wanita Tuna Sosial) merupakan salah satu komunitas marjinal yang

sangat memerlukan pendampingan, agar mereka memiliki kedudukan setara,

layak hidup di tengah masyarakat dengan percaya diri. Selama ini mereka masih

di pandang sebelah mata, karena prilakunya yang di pandang tidak normatif,

banyak dosa, dan minim harga diri. Sangat akrap dengan hal-hal yang di larang

oleh agama seperti miras, narkoba, serta penyakit HIV/AIDS yang membuat

mereka di kucilkan oleh masyarakat bahkan orangorang terdekat mereka. Mereka

jarang sekali memperoleh kepedulian dan perhatian dari pihak-pihak yang

bertanggung jawab seperti pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, maupun

masyarakat di sekitarnya. Hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki

kepedulian dan kesadaran berempati dengan kehidupannya yang sebenarnya sarat

akan masalah dan problematika. Mereka adalah para relawan yang memberikan

perhatian secara berkala dan bersifat sementara melalui kegiatan pembinaan

keagamaan (religius) maupun kegiatan lainnya, yang terkesan sebagai agenda

rutinitas saja. Kendati demikian kegiatan yang bersifat religius tersebut sangat

bermanfaat, dan disambut dengan antusias yang sangat tinggi oleh para mantan

WTS (Wanita Tuna Sosial). Dengan mengikuti berbagai kegiatan yang bernuansa

1

 

Page 12: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

2

agama dan tidak sedikit pula para mantan WTS (Wanita Tuna Sosial) yang

merasakan dampak positif luar biasa dari kegiatan religi tersebut.1

Sebagai sumber utama ajaran Islam, Al-Qur an diyakini berasal dari Allah

dan mutlak benar. Keberadan Al-Qur an sangat dibutuhkan oleh manusia. Di

dalamnya terdapat petunjuk mengenai segala sesuatu, namun petunjuk tersebut

terkadang datang dalam bentuk global, sehingga diperlukan pengolahan dan

penalaran akal manusia (penafsiran).2

Al-Qur an adalah kalam Allah dan merupakan mukjizat (bukti kebenaran

ajaran Islam) yang barang siapa membacanya akan berilai ibadah.3 Allah SWT

berfirman dalam Al-Qur an yang berbunyi :

٤٠٢ لعلكن تسحوىى وأصتىا ۥله ٱستوعىا ف ٱلقسءاى قسئ وإذا

Artinya: “dan apabila dibacakan al-qur an (kepadamu), maka

dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar

kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-„Araaf, 7:204).4

Kadungan Al- Qur an mencakup berbagi macam pengetahuan yang dapat

diteliti berbagai segi dan cabang pengetahuan. Di dalam Al-Qur an banyak

ditemukan ayat-ayat yang memberikan petunjuk mengenai rahasia-rahasia alam,

yang belum pernah diketahui pada saat itu. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi

saat ini, beberapa alam tersebut mulai terbukti kebenarannya, misalnya ayat-ayat

1 Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), h. 1.

2 Katakanlah roh suci (Jibril) membawakannya turun dengan kebeneran turun dari

TuhanMu untuk meneguhkan hati orang yang percaya untuk menjadi petunjuk serta kabar

gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Q.S. An-Nahl, 16: 102) 3 Ajat Sudrajat, Din Al Islam, (Yogyakarta: UPP IKIP, 1998), h.30.

4 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: cv. Kathoda, 2005), h. 238.

 

Page 13: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

3

tentang kejadian tentang kejadian alam semesta, informasi tentang benda terkecil

(atom), informasi berkurangnya tentang oksigen dalam ketinggian tertentu dan

lain sebagainya.5

Pembelajaran Al-Qur an telah dimulai sejak zaman Nabi. Setiap kali Nabi

mendapatkan wahyu Nabi mengumpulkan para sahabat untuk menyampaikan

wahyu tersebut dan mengajarka isinya. Pada zaman Nabi dikenal istilah Majlis Al-

Rasul.6 Di tempat dan pada waktu inilalah, Nabi menyampaikan wahyu kepada

para sahabat, dan kemudian para sahabat mengajarkan kepada para tabi‟in

sampaidi luar kota Makkah. Hal itu berlanjut seiring perkembang Islam ke

Negara-negara lain. Dengan demikian mulai saat itu pembelajaran Al-Qur an

berlangsung setiap wilayah di mana umat Islam tinggal.

Al-Qur an dengan bahasa arabnya memiliki keistimewahan tersendiri bagi

umat Islam di Indonesia. Hal ini dibabkan untuk membacanya masyarakat Muslim

di Indonesia belajar dan mengenal huruf-huruf Hijaiyyah. Dengan demikian

diperlukan program pendidikan yang dirancang secara sistematis untuk

memberikan kemampuan membaca Al-Qur an bagi umat Islam di Indonesia.

Manusia pada umumnya menginginkan kehidupan yang baik, yaitu

terpenuhinya kebutuhan hidupan, baik kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani,

maupun kebutuhan social. Manusia berpacu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

demi mempertahankan kehidupan diri sendiri maupun keluarganya. Berbagi

5 Muhammad Ali As-Shabuni, Studi Ilmu Al-Qur an (terj), Aminuddin daru judul asli At-

tibyaan fii Ulumul Qur an, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), h. 185. 6 “ Majlis Ar-Rasul” merupakan suatu majlis atau tempat yang digunakan oleh Nabi

untuk menyampaikan wahyu kepada para sahabat setiap kali Nabi menerima wahyu, beliau

menyampaikan kepada para sahabat melalui majlis tersebut.

 

Page 14: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

4

upayah untuk memenuhi berbagi kebutuhan hidup dikerjakan manusia agar

memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kenyataannya yang

dialami manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mengalami kesulitan

terutama wanita karena berbagai factor penyebab seperti pendidikan rendah dan

tidak adanya keterampilan membuat individu khususnya wanita mencari cara

singkat untuk memenuhi hidupnya.

Masalah prositusi atau tuna susila yang hidup, tumbuh dan berkembang di

masyarakat merupakan masalah yang sangat kompleks dan rumit serta tidak dapat

hilang dari permasalahan hidup manusia. Pelacur (Wanita Tuna Susila) kadang

diistilah sebagai wanita penjajah seks dan akhir-akhir ini lebih popular dengan

istilah pekerja seks komersial (PSK)7.

Kendala utama yang dihadapi dalam penanganan WTS adalah pendidikan

mereka yang umumnya rendah, tidak memiliki keterampilan, keinginan mencari

uang dengan cara mudah. Rendaahnya control masyarakat, sehingga menambah

kompleksnya tantangan yang harus dihadapi oleh petugas di lapangan. 8

Menurut Psikologi Universitas Indonesia Dr Bagus Takwi, factor utama

terjadinya fenomena pelacur muda adalah cara pengasuhan dalam keluarga dan

kaburnya batas antara yang baik untuk dilakukan dan apa yang tidak baik,

merosotnya norma-norma susila dan keagamaan menjadi salah satu penyebab

timbulnya pelacur.9

7 Derektorat Jendral Pelayanan dan rehabilitasi Sosial, Kementriaan Sosial R.I, diakses

dari pada tanggal 25 Oktober 2017. 8 Derektorat Jendral Pelayanan dan rehabilitasi Sosial, Kementriaan Sosial R.I, diakses

dari pada tanggal 25 Oktober 2017 9 Suara Pembaharuan, Data Psk Remaja di Nias.

 

Page 15: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

5

Bagi penyandang tuna susila agama merupakan hal yang berperan penting

bagi kehidupan individu, dan social seseorang, Karena agama itu sendiri dalam

Islama berasal dari kata dalam bahasa Arab “Ad-din” yang artinya petunjuk atau

tuntunan tentang tata cara hidup yang ditentukan Allah.10

Itu artinya petunjuk

hidup yang Allah telah tentukan, maka manusia sebagai ciptaan Tuhan harus

menjalaninya, dan kalaupun melanggar aturan hidup yang Tuhan tentukan maka

akan ada konsekwensinya sendiri berupa hukuman di dunia dan di akhirat kelak.

Karena pengertian agama adalah keyakinan atau individu terhadap ”afterlife”

(Hari Kiamat), keterkaitan yang ada di alam ini.11

Al Qur an sumber dan pedoman hidup atau kitab yang penuh tuntunan

umat Islam yang berisikan firman Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT

dalam surut Al Baqarah ayat 185 :

زهضاى شهس ي ٱلقسءاى أزل فيه ٱلر ت ه هس فوي شهد هكن ٱلفسقاى و ٱلهدي هدي للاس وبي فليصوه ٱلش

ي أيام أ ة ه سفس فعد خس يسيد وهي كاى هسيضا أو عل ة ولتكولىا ٱلعسس ول يسيد بكن ٱليسس بكن ٱلل ولتكبسوا ٱلعد ٱلل

كن ولعلكن تشكسوى ها هدى ٥٨١عل

Artinya: “(Berapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan

yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur an sebagai petunjuk bagi umat

manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara

hak yang bathil)”. (Al Baqarah: 2: 185).

Maka dari itu penting sekali rasa percaya diri dibentuk apabila WTS

mendapat pengharagaan dari lingkungan sekitar, bukan hanya komentar-komentar

negatif yang di terima melaikan komentar-komentar yang baik unuk

10

Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (PT. Hidakarya Agung, Jakarta:

1989), h. 133 11

Macheal D Andrean dan Judy Daniels, Landasan Bimbingan dan Konseling, (PT.

Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006)

 

Page 16: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

6

menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Dalam proses belajar rasa percaya diri

merupakan salah satu faktor intren pendukung keberhasilan WTS akan potensi

yang dimilikin, rasa percaya diri sangat unuk ditanamkan pada Penerima Manfaat

karena kurang rasa percaya diri bisa menyebabkan kegagalan dalam melakukan

kegiatan di lingkungan maupun pada proses belajar. Hal tersebut disadari oleh

keidak percayaan akan kemampuan dirinya dan dampak pada prestasi hasil belajar

yang rendah. Sehingga dengan deikian rasa percaya diri harus ditimbulkan agar

memotivasi WTS menjadi lebih baik.12

Adapun pengertian PSKW yang peneliti tetapkan sebagai lokasi dalam

penelitian ini adalah salah satu unit Lembaga Rehabilitasi Sosial yang ditetapkan

Kementrian RI. Derektorat Rehabilitasi Sosial Tuna Susila, yang bertanggung

jawab atas Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) dengan daya tampung 110 orang,

dan jangka waktu selama 6 bulan. PSKW Mulya Jaya berlokasi di JL. Tat Twam

Asi No. 47 komplek Departemen Sosial Pasar Rebo Jakarta.13

PSKW “Mulya Jaya” Jakarta merupakan salah satu unit pelaksanaan

teknis di lingkungan Kementrian Sosial RI yang memberikan pelayanan dan

rahabilitasi social kepada penyandang masalah kegiatan social khususnya Tuna

Susila atau Wanita Tuna Susila, anara lain mengikuti kegiatan pembinaan fisik,

mental, social, mengubah sikap dan prilaku, pelatihan keterampilan, resosialisi

dan pembinaan lanjut agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan mandiri

dalam kehidupan bermasyarakat.

12

Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001) 13

Direktorat Jendral, Pelayanan dan Rehabilitas Sosial, Kementrian Sosial RI, diakses

pada tanggal 09 Maret 2011

 

Page 17: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

7

Penulis melih di Panti Sosial Karya Wanita, para pembimbing menerapkan

metode dalam belajar Al-Qur‟an yang mana sebagian orang beranggap bahwa

belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang

tersajidalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggap

demikian biasanya akam segera merasa bangga ketika telah mampu menyebut

kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku

atau yang diajarkan oleh pembina.

Maka atas dasar itulah penulis tertarik untuk membahas persoalan ini

secara mendalam, dalam bentuk skripsi yang berjudul “Metode Bimbingan

Agama Islam Melalui Belajaran Al-Qur an Untuk Meningkatkan Percaya Diri

Penerima Manfaat Di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis

perlu memberikan batasan-batasan yang akan diteliti. Untuk itu penulis

akan membatasi pada metode-metode Bimbingan Agama Islam Melalui

Belajaran Al-Qur‟an yang dilakukan Pada Wanita Tuna Susila Karya

Wanita Mulya Jaya Jakarta.

Metode yang dikehendaki penulis dalam penelitian ini adalah pada

metode yang digunakan pembimbing agama sebagai komunikator dan

saluran memanfaatkan metode bimbingan Islam.

 

Page 18: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

8

Penulis akan meneliti proses pengajian rutin yang diadakan di

Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta Timur.

2. Perumusan Masalah

Dengan demikian dapat dipahami bahwa beberapa permasalahan

dapat dituliskan sebagai berikut:

1. Bagaimana metode bimbingan agama Islam melalui belajaran Al- Qur‟

an pada penerima manfaat di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya

Jakarta?

2. Apa Faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

keberhasilan pelaksanaan metode bimbingan agama Islam di Panti

Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta Timur ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan

metode bimbingan Islam di panti social Karya Wanita Mulya Jaya dalam

belajaran Al-Qur an pada wanita tuna susila. Selanjutnya akan dijabarkan

tujuan secara khusus, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis metode bimbingan Islam apa saja

yang digunakan dalam mengarahkan wanita tuna susila untuk

mempelajari membaca, menghafal dan pemahaman Al-Qur‟an, untuk

lebih percaya diri.

 

Page 19: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

9

2. Untuk mengetahui alasan pembimbing menggunakan metode

bimbingan islam dalam belajaran Al-Qur‟an pada wanita tuna susila

dalam bidang studi Al-Qur an.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan diatas, maka manfaat penelitian ini adalah

1. Ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan baru pada mata kuliah Bimbingan Penyuluhan Islam,

Ibadah, dan Tilawah, Ulumul Qur‟an, Ulumul Hadist, tafsir, psikologi

Sosial, dan Ilmu Dakwah.

2. Akademis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

referensi dalam peningkatan wawasan dakwah, lebih khusus bagi

Universitas dan Jurusan BPI yaitu melalui kegiatan praktikum mikro

dan makro, serta sebagai pijakan dalam melakukan penelitian

selanjutnya.

3. Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta, diharapkan dari hasil

penelitian dapat menjadi acuan mendasar khususnya bagi pihak

pembimbing atau elemen lainnya terutama dalam memperdayakan dan

penerapan pembelajaran Al-Qur an pada Wanita Tuna Susila agar

memiliki pengetahuan yang lebih baik dan dapat mengamalkan isi

kandungan dari ayat-ayat Al-Qur an.

 

Page 20: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

10

E. Metodelogi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitan deskriptif dengan

pendekan kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan mengambarkan atau melukiskan keadaan

subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

tampak.14

Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Bogdan dan tailor seperti

yang dikutip Lexy J Maleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkandata deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati.15

Dalam hal ini penulis melakukan observasi, wawancara, studi

keperpustakaan dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisa serta

disajikan dalam suatu pandangan yang bertujuan untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian.

14

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Bina Aksara, 1989, cet. Ke-6, h. 195. 15

Lexy J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2002), cet. Ke. 1 , hal 3.

 

Page 21: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

11

2. Penetapan Lokasi dan waktu Penelitian

Penlitisn ini bertempat di Panti Sosial Karya Wanita Mulya

Jaya Jl. Tat Twam Asi 47 RT 008/02, Gedong, pasar Rebo yang

dilakukan pada tanggal

Adapun alasan penelitian tempat penelitian ini didasarkan

pada alasan sebagai berikut :

1) Lokasi penelitian tersebut cukup strategis karena terletak di

wilayah Pasar Rebo yang mudah dijangkau dan lebih hemat

biaya transfortasi.

2) Katertarikan penelitian untuk mengetahui lebih jauh mengenai

percaya diri dan metode bimbingan yang dilakukan Panti Sosial

Karya Wanita Mulya Jaya pada wanita tuna susila.

3. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian

adalah mereka yang bertugas dalam pembinaan bimbingan Islam

dan wanita tuna susila yaitu satu orang pembimbing dan

sekelompok yang terbimbing.

 

Page 22: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

12

2. Objek Penelitin

Objek penelitian ini adalah penerapan metode bimbingan

Isalam dan pendekatan yang digunkan oleh Panti Sosial Karya

Wanita Mulya Jaya Jakarta Timur.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data16

.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan:

1) Observasi atau pengamatan

Observasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data

yang dilakukan melalui pengamatan dan mencatat

fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan

antara aspek dalam fenomena tersebut.17

Hingga saat ini ada dua model observasi yang sudah

biasa dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pertama, Observasi secara lngsung dan ikut terlibat dalam

peristiwa yang sedang dijadikan obyek observasi. Kedua,

Observasi non partisipan, yakni pembimbing berada di luar

16

Prof.Dr. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2005) 17

E. Kristi Poerwandi, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, ( Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h. 62.

 

Page 23: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

13

obyek atau peran yang sedang diidentifikasi, bisa dari jarak

dekat atau jarak jauh. Artinya, pihak observer hanya

mengamati dan mencatat fakta atau kejadian-kejadian yang

tampak sebagiamana layaknya orang yang sedang

mengamati sesuatu.18

Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian

langsung terhadap proses kegiatan bimbingan dan

penyuluhan di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya.

Dalam observasi peneliti melakukan pencatatan apa yang

bisa dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, kemudian

peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan

data yang dibutuhkan.

2) Wawancara

Wawancara adalah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui

mengenai fakta-fakta mental atau kejiwaan yang ada pada

diri terbimbing atau klien.19

Wawancara juga merupakan

alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Dalam penelitian

kualitatif yang digunakan adalah teknik wawancara

18

Lutfi.M, MA,Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah 2008), h. 124. 19

Lutfi.M, MA,Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam, (Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah 2008), h. 122

 

Page 24: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

14

mendalam, dimana seorang respondenatau kelompok

responden mengomunikasikan bahan-bahan dan mendorong

untuk didiskusikan secara bebas.20

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen.21

dalam hal ini

peneliti mengumpulkan, membaca, memperoleh, dan

mempelajari berbagai macam bentuk data melalui

pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di Panti Sosial

Karya Wanita Mulya Jaya serta data-data lain di

perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk

hasil dalam penelitian ini, Teknik ini digunakan untuk

memperoleh data yang didokumentasikan dalam buku dan

majalah sesuai dengan masalah yang diteliti.

5. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian dalah subyek dari penelitian

yang dimaksud.22

Smber data ialah unsur utama yang dijadikan

sasaran dalam penelitian untuk memperoleh data-data kongkret dan

20

Elvinaro Ardianto, M.Si, Metodelogi Penelitianuntuk Public Relation, (Bandung:

SIMBIOSA REKATAMAMEDIA, 2010), cet. Ke-1, h. 61. 21

Husaini Husman, Metodelogi Penelitian Sosial, (Jakarta:Bumi Aksara, 2000), h.73. 22

M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (BandungPustaka Setia,2005), h.115.

 

Page 25: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

15

yang dapat memberikan informasi untuk memperoleh yang

diperlukan dalam peneltian ini.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber, yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

narasumber dalam bentuk wawancara dengan 1 orang pembimbing

dan sekelompok orang terbimbing.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperolehh melalui sumber-sumber

tertulis yang terdapat dalam buku atau dokumen yang berkaitn

dengan penelitian.

6. Analisis Data

Analisis data adalah satu proses mengorganisasikan dan

mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar

kemudian dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkanyang ada.

Hal ini disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis deskriptif.23

Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara

garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penyajian atas, setelah data mengenai pelayanan dan

bimbingan di peroleh, maka data tersebut disajikan dalam

23

Suharsimi arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Bulan

Bintang, 2003) Cet. Ke-9, h. 11.

 

Page 26: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

16

bentuk narasi, visual, matriks, bagan, table, dan lain

sebagainya sehingga tujuan dari penelitian dapat terjawab.

2) Penyimpulan, data yang tersaji pada analisa antar kasus

khususnya yang berisi jawaban atas tujuan penelitian

kualitatif diuraikan secara singkat, sehingga dapat

mengambil kesimpulan mengenai bimbingan Islam dalam

pembelajaran Al-Qur an pada wanita tuna susila.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa judul skripsi mahasiswa atau

mahasiswi sebelumnya yang oleh penulis dijadikan sebagai tinjauan pustaka.

Namun perlu dipertegas perbedaan antara masing-masing judul dan masalah

yang dibahas, antara lain :

1. Nama Penulis : Riana Amalia

Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2011

Judul Penelitian : Metode Bimbingan Mental Spritual Terhadap

Penyandang Masalah Tuna Susila Di Panti Sosial Karya Wanita

(PSKW) Mulya Jaya Jakarta.

Peneliti ini merupakan deskriptif kualitatif, saran yang ditelitinya

adalah watinta tuna susila di Panti Sosial Karya Wanita Pskw Mulya

Jaya Jakarta. Dan metode yang digunakan adalah metode bimbingan

mental spiritual, sesuai metode yang digunakan di PSKW Mulya Jaya

 

Page 27: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

17

Jakarta adalah metode, ceramah, Tanya jawab, diskusi kelompok,

tadabbur alam, konseling individu atau kelompok, renungan suci,

Pratik atau latihan, dan game Islam.

Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan tentang metode /

cara bimbingan Islam, menggunakan pendekatan Kualitatif. Sedangkan

perbedaan dalam penelitian ini penulis meneliti tentang meningkatkan

percaya diri dalam belajar Al-Qur‟an. Sedangkan penelitian diatas

memberikan bimbingan dalam mental spiriual penyandang masalah

terhadap tuna susila. Yang membedakan dari judul penulis mengenai

Metode Bimbingan Agama Islam melalui belajar Al-Qur‟an terletak

pada hasil yang dilakukan oleh pihak Panti, dimana para penerima

manfaat tidak hanya dituntut untuk menghafal dan mengetahui huruf-

huruf Hijaiyyah, akan tetapi pembimbingan memberikan bimbingan

guna dapat mengetahui makna dari kandunganayat yang dibacanya dan

mengamalkannya.

2. Nama Penulis : Nurhasanuddin

Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2007

Judul Penelitian : Metode Bimbingan Islam Dalam Pemahaman Al-

Qur‟an Pada Anak Yatim Di Pondok Pesantren Himmaturrijal Bekasi.

Penelitian ini dijelaskan tentang bagaimana metode bimbingan

Islam dalam menigkakan pemahaman Al-Qur’an pada anak yatim di

pondok pesantren himmaturrijal Bekasi. Metode-metode bimbingan

 

Page 28: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

18

Islam yang digunakan di yayasan yatim piatu pondok pesantren

Himmatarrijal dalam memberikan pemahaman Al-Qur’an pada anak

yatim adalah pertama, metode individual, kedua, metode ceramah,

ketiga meode tanya jawab, keempat, metode pengamalan nilai-nilai

keagamaan.

Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan pendekaan

kualitatif yang menggunakan Al-Qur‟an sebagain bahan pembahasan.

3. Nama Penulis : Ali Alatas

Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2009

Judul Penelitian : Penerapan Bimbingan Islam Melalui Metode

Halaq Pada Pengajian Al-Qalam Curug Sawangan Depok.

Peneliti ini merupakan deskriptif kualitatif, saran yang ditelitinya

adalah seorang pembimbing. Di dalam halaqah seorang

pembimbingan sangat berperan sekali dalam mewujudkan tujuan

tersebut dengan memberikan berbagai materi agama Islam secara

bertahap dan kontinyu, serta dengan metode yang berfariasi.

Penelitian ini sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.

Perbedaannya adalah bahwa penulis meneliti tentang belajar Al-

Qur‟an untuk meningkatkan percaya diri pada penerima manfaat.

Sedangka penelitian diatas meneliti tentang peran bimbing Islam

metode Halaq pada mengajian Al-Qur‟an.

 

Page 29: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

19

4. Nama Penulis : Tita Ernawati

Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2013

Judul Penelitian : Efektifitas Penyuluhan Agama Mengembangkan

kecerdasan Spritual Wanita Tuna Susila Di Panti Sosial Karya Wanita

(PSKW) Mulya Jaya Jakarta.

Peneliti ini merupakan deskriptif kualitatif, saran yang ditelitinya

adalah wanita tuna susila di Panti Sosial Karya Wanita Pskw Mulya

Jaya Jakarta. Sarana yang di teliti adalah wanita tuna susila di Panti

Sosial karya Wanita Mulya Jaya Jakarta. Mengembangkan kecerdasan

siswi agar memiliki kesadaran dan keinginan yang tinggi sehingga

membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif

dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagian yang

hakiki.

Penelitian ini sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.

Perbedaannya adalah bahwa penelitian penulis meneliti tentang

pembelajaran Al-Qur an pada wanita tuna susila. Sedangkan ketiga

penelitian diatas meneliti tentang pengaruh dan bimbingan mental.

G. Sistimatika Penulisan

Untuk memudahkan penulis, maka penulis membagi pembahasan skripsi

ini menjadi lima bab dengan sistimatika pembahasan sebagai berikut :

 

Page 30: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

20

BAB I : Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metologi penelitian, tinjuan

pustaka, dan sistimatik penulisan.

BAB II : Landasan Teori meliputi tentang pengertian metode bimbingan Islam

tujuan dan fungsi bimbingan Islam, belajar dan tentang percaya diri.

BAB III : Gambaran umum Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

meliputi sejarah berdirinya lembaga, visi dan misi, program kegiatan dan

tujuannya, tentang struktur organisasi dan gambaran umum subyek.

BAB IV : Penelitian dan analisis meliputi subyek Penelitian, temuan penelitian,

dan analisis Metode Bimbingan Agama Islam melaui Belajar Al-Qur‟an pada

Penerima Manfaat.

BAB V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

 

Page 31: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

21

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Bimbingan Islam

1. Pengertian Metode dan Bimbingan Islam

a. Metode

Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri

dari penggalan kata “meta” dan “hodos” berarti “jalan”. Bila

digabungkan maka metode biasa diartikan “jalan yang harus dilalu”.

Dalam pengertian yang lebuh luas, metode bisa pila diartikan sebagai “

segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan

yang diinginkan”.1

Sedangkan menurut “kamus besar Indonesia” metode ialah “ cara

teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agara

tercapai sesuai dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksaan seuatu kegiataan guna

mencapai tujuan yang ditentukan”.2

Untuk mencapai tujuan bimbingan Islam, dalam menerapannya

bimbingan memerlukan metode dalam membimbing. Akan tetapi

pengertian hakiki dari metode tersebut adalah segala saran yang dapat

digunakan untuk mencaoai tujuan yang diinginkan, baik saran tersebut

1 Lutfi. M, MA, Dasar-dasar BImbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam, (Jakarta:

UIN Syarifhidayatullah 2008), h. 120. 2 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke. 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002),

h. 740

21

 

Page 32: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

22

bersifat tes seperti alat peraga, alat adminitrasi dan pergedungan

dimana proses kegiatan bimbingan berlangsung, maupun alat non fisik

seperti kurikulum.3

b. Pengertian Bimbingan Islam

Istilah bimbingan merupakan terjemah dari kata guidance berasal

dari kata kerja to guide yang mempunyai arti menunjukkan, menuntun,

ataupun membantu. Sesuai, dengan istilahnya maka secara umum

bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan atau tuntunan.4

Bimo Walgio mendefinisikan “bimbingan sebagai bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu

dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam

hidupnya, agar individu atau sekumpulan individu dapat mencapai

kesejahteraan hidup”.5

Sebagaimana bimbingan, Islam juga mempunyai beberapa

pengertian atau memiliki beberapa makna. Di lihat dari asal katanya,

Islama berasal dari bahasa arab, yaitu diambil dari kata “Sallam” yang

berarti “selamat sentausa”. Dari kata tersebut kemudian dibentuk

menjadi kata “aslama” yang artinya “memelihara diri dalam keadaan

selamat sentausa”.6

3 Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT. Golden

Terayon Press, 1998), h. 43 4 Hallen A, BImbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h. 2

5 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV, Ilmu, 1975) h.28

6 M. Ali Hasan & Abuddin Nasa, Materi pokok Agama Islam (Jakarta: Direktorat Jendral

Pembinan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama, 1998), h. 246

 

Page 33: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

23

Menurut Harun Nasution, “Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya

diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui nabi Muhammad sebagai

Rasul”. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan

hanya mengenal satu segi, tetapi mengenal berbagi segi dari kehidupan

manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil aspek itu adalah

Al-Qur an dan Al-Hadits.7

Bertolak dari beberapa pengertian bimbingan dan Islam, jadi

bimbingan Islam sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada

seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahiriyah maupun batiniah,

yang menyangkut kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental spiritual,

dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi

kesulitan dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri, melalui

dorongan dari kekuatan Iman, dan Takwa kepada Allah SWT.

Berdasarkan pengertian yang ditemukan diatas, maka penulis

mengambil kesimpulan bahwa, bimbingan Islam adalah suatu usaha

pemberian bantuan secara berkesinmbungan oleh pembimbing

berdasar konsep Al-Qur an dan Sunnah kepada penerima manfaat

dalam meningkatkan kepercayaan diri agar mampu mencapai

kemandirian sehingga mereka memperoleh kebahagian hidup dunia

dan akhirat.

7 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya,(Jakarta: UII Press, 1985) h.

24

 

Page 34: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

24

2. Macam-macam Metode Bimbingan Islam

Dalam penerapannya bimbingan Islam memiliki beberapa

metode, berbagaimetode yang biasa digunakan dalam pelayanan

bimbingan sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah salah satu cara yang digunakan untuk

mengamati secara langsung sikap dan prilaku yang tampak

pada saat-saat tertentu, yang muncul sebagai pengaruh dari

kondisi mental atau kejiwaannya.

Hingga saat ini ada dua model observasi yang sudah dilakukan

sesuai dengan setandar yang ditetapkan. Pertama, observasi

secara langsung dan ikut terlibat dalam peristiwa yang sedang

dijadikan obyek observasi. Dan kedua, observasi non

partisipan, yakni pembimbing berada di luar obyek atau peran

yang sedang diindifikasi, bisa dari jarak jauh atau jarak dekat.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing. Fata dan data itu dapat dijadikan bahan dan

gambaran empris dari kondisi kejiwaan atau mental pada saat

tertentu, sehingga perlu diberikan bimbingan secara tepat.

 

Page 35: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

25

c. Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah teknik bimbingan yang

digunakan melalui kegiatan bersama (kelompok), seperti

kegiatan diskusi, ceramah, seminar dan sebagainya.

Penggunaan tekni ini biasanya untuk mempelajari dan

mengetahui komunitas dan interaksi social yang dilakukan

individu-individu (terbimbing), hubungan timbal balik dan

partisipasi terbimbing bila berada dalam kelompoknya. Hal ini

biasa dilakukan untuk mrnimbulkan dan mengembangkan

potensi-potensisosial yang terbimbing atau bimbingan yang

diberikan bagi terbimbing yang mengalami kesulitan dalam

melakukan kontak social dengan masyarakat.8

Metode ini menghendaki agar setiap anak bimbing melakukan

komunikasi timbal balik dengan teman-temannya, melakukan

hubungan interpersonal satu sama lain dan bergaul melalui

kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan

pembinaan pribadi masing-masing.9

d. Psikologi (Menganalisis Jiwa)

Psikologi adalah salah satu teknik yang digunakan untuk

memberikan penilaian terhadap peristiwa dan pengalaman

kejiwaan yang pernah dialami terbimbing sejak kecil. Misalnya

perasaan tertekan, perasaan takut, trauma, dan merasa rendah

8 Lutfin M, Dasar-dasr Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008), h. 123. 9 Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), cet. Ke-II.

 

Page 36: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

26

diri bila berada dalam situasi tertentu yang ada kaitannya

dengan peristiwa-peristiwa yang dialaminya.10

Metode ini berasal dari Psikoanalisi Frued yang dipergunakan

untuk mengungkapkan segala tekanan perasaan terutama

perasaan yang tidak disadari. Menurut teori ini, manusia yang

senantiasa mengalami kegagalan usaha dalam mengejar cita-

cita atau keinginan, menyebabkan timbulnya perasaan tertekan

yang makain lama makin membengkak. Bilamana tumpukan

perasan gagal tersebut tidak dapat diselsaikan, maka akan

mengendap ke dalam lapisan bawah sadarnya.11

e. Non-Derektif ( Teknik Tidak Mengarahkan )

Cara lain untuk mengungkapkan segala perasaan dan

pikiran yang tertekan sehingga menjadi penghambat kemajuan

belajar anak bimbing adalah dengan menggunakan metode

nonderektif. Metode ini menjadi 2 macam yaitu :

1) Client-centered, yaitu cara pengungkapan tekanan batin

yang dirasakan menjadi penghambat kemajuan belajar anak

bombing dengan system pancingan yang berupa satu dua

pernyataan yang terarah. Selanjutnya, anak bombing diberi

kesempatan seluas-luasnya untuk menceritakan segala

peristiwa yang menekan batin yang disadarimenjadi

hambatan jiwa.

10

Lutfi M, Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 126 11

Sartono, BImbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), cet. Ke-II

 

Page 37: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

27

2) Metode direktif, yaitu cara mengungkapkan tekanan

perasaan yang menghambat perkembangan perasaan yang

menyebabkan hambatan dan ketegangan, dengan cara client

centered, yang diperdalam dengan permintaan atau

persyaratab yang memotivatif dan persuasive (meyakinkan)

untuk mengingat-ngingat, serta didorong untuk berani

mengungkap perasaan tekanan sampai keakar-akar.

f. Teknik Direktif (metode yang bersifat mengarahkan)

Metode ini bersifat mengarahkan anak bimbing untuk

berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi. Pengarahan yang

diberikan anak bimbing ialah dengan memberikan secara

langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang

menjadi sumber kesulitan yang dihadapi atau dialami anak

bimbing.12

g. Teknik Rasional-Emotif

Teknik Rasional - Emotif Dalam istilah lain teknik ini

disebut dengan “Rasional-Emotf therapy” atau model “RET”

yang dikembangkan oleh Dr. Albert Ellis (ahli psikologi

klinis). Dalam pelayanan bimbingan dan penyuluhan, teknik ini

dimaksudkan untuk mengatasi pikiran-pikiran yang tidak logis

(rasional) yang disebabkan emosinya yang tidak stabil. Pikiran-

pikiran yang tidak rasional itu selalu berkaitan dan bahkan

12

Lutfi M, Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 143

 

Page 38: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

28

mungkin pula menimbulkan hambatan, gangguan atau

kesulitan-kesulitan dalam melihat dan menafsirkan segala

sesuatu yang dihadapinya dalam hidup.

Pelayanan teknik dan pendekatan rasional-emotif

merupakan bentuk terapi yang berupa membimbing dan

menyadarkan diri anak bimbing, sesungguhnya cara berfikir

yang tidak rasional itulah yang menyebabkan terjadinya

gangguan-gangguan emosionalnya. Maka dalam layanan ini

pembimbing membantu bimbing dalam membebaskan diri

cara-cara berfikir atau pandangan-pandangan yang tidak

rasional, dan selanjutnya diarahkan kearah cara-cara berfikir

yang lebih rasional.

Dalam Al-Qur an sesungguhnya cukup banyak yang

ditemukan ayat-ayat yang mengajarkan umat Islalm untuk

berfikir rasional tanpamengabaikan potensi jiwa dan rasa

(kalbu). Misalnya, ayat Al-Qur an banyak menggungkapkan

kata-kata “afala ta‟qilun” dalam berbagai bentuknya yang

diartikan „apakah kamu tidak berfikir?‟. Sebaimana salah satu

Firman Allah:

أتأ ۞ ٱثنبسٱيس جس ن تض أتى أفضكى تت تع أفلت كت ن ٱه ٤٤قه

Artinya:

 

Page 39: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

29

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,

sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal

kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu

berpikir?” (Q.S, Al-Baqarah: 44).13

Oleh karenanya sangatlah tepat bila teknik “RET”

digunakan dalam menangani permasalahan umat Islam yang

tidak mampu mengembangkan potensi rasionalnya.

h. Teknik Konseling Klinikal

Pelanan dan bimbingan dan penyuluhan dengan

menggunakan teknik klinikal menitik beratkan pada

pengembangan skil anak bombing sesuai dengan latar belakang

dan kemampuan yang dimilikinya. Pendekatan yeknik klinik

tidak semata-mata beroriensi juga kepada kemampuan personal

secara keseluruhan, baik jasmani maupun rohani.

Ketidak sesuaian antara kemampuan yang dimiliki dan

pekerjaan yang dilakukan juga menjadi penyebab timbulnya

kesulitan pada diri seseorang. Karena ia harus melakukan

sesuatu yang tidak dikuasai atau tidak diminati sesuai bakat dan

kemampuannya.

Dalam Al-Qur an ada kandungan ayat yang memerintahkan

umat Islam melakukan dan mengerjakan sesuatu pekerjaan

hendaklah didasarkan pada pengetahuan dan kemampuan yang

dimiliki, sebagaimana firman Allah SWT:

13

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Surabaya:

Penerbit Al-Hidayah, 1998), h.16

 

Page 40: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

30

ل يبفتق نكشن ۦثى عه ٱإ كم فؤادن ٱجصسن ٱعنض

ن ئكأ كب ٦٣ل يض ع

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu

tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya

pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan

pertanggungan jawabnya”. (Q.S. Al-Isra‟: 36).14

Karena setiap unsur dari organ-organ tubuh manusia itu selain ikut

terlibat dan merasakannya juga akan diminta pertanggung jawaban dari

setiap yang ia lakukan. Maka minat dan kemampuan akan berjalan secara

seimbang bila disertai dengan kekuatan ilmu pengetahuan yang dimiliki.

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Islam

a. Tujuan Umum

Bila dicermati secara umum tujuan bimbingan Islam dapat

membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

Kecuali itu, bimbingan dan penyuluhan Islam juga bertujuan

membantu manusia agar kembali kepda fitri (fitrah), menyadari

tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan dan bertanggung

jawab atas dirinya, keluarganya dan masyarakat sekitarnya atau

membantu manusia dalam mewujudkan potensi dan eksistensi

14

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Surabaya:

Penerbit Al-Hidayah, 1998), h. 429

 

Page 41: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

31

dirinya sebagai makluk pilihan (mulia) dan memegang tugas

kekhalifahan di muka bumi.15

b. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan bimbingan Islam adalah sebagai berikut :

1. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.

2. Membantu indiividu mengatasi masalah yang dihadapinya.

3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi yang baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah

bagi dirinya dan orang lain.16

Dengan memperhatikan tujuan umum dan tujuan khusus di

atas, maka tujuan fungsi bimbingan Islam adalah:

A. Fungsi Preventif; yakni membantu individu menjaga atau

mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

B. Fungsi Kuratif atau Korektif; yakni membantu individu

memecahkan masalah yang sedang dihadapinya atau

dialaminya.

C. Fungsi Preservatif; yakni membantu individu menjaga

situasi dan kondisi yangsemula tidak baik (mengandung

masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu

terpecahkan.

D. Fungsi Depelomental atau Pengembangan; yakni

membantu individu memelihara dan mengembangkan

15

Lutfi M, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, h. 99 16

Ainur Rahim Faqih, BImbingan dan Konseling dalam Islam (Yogyakarta: UII Press,

2004), h. 36

 

Page 42: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

32

situasi dan kondisi yang lebih baik agar tetap baik atau

menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkan muncul

masalah baginya.17

B. Belajar Al-Qur an

1. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

masyarakat. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, kita tidak bisa lepas

dari kata belajar. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar merupakan

kata yang tidak asing bagi mereka. Namun dari semua itu tidak semua

mengetahui apa itu belajar, sehingga pengertian dari kata “belajar” itulah

yang perlu diketahui dan dihayati, sehingga tidak melahirkan pemahaman

yang keliru mengenai masalah belajar.

Menurut Evelin siregar belajar merupakan sebuah proses yang

kompleks yang berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan

dalam kandungan) hingga liang lahat.18

Jadi belajar suatu aktivitas seseorang yang dilakukan seseorang dengan

sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku pada dirinya yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan

(psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (efektif)

17

Ainur Rahim Faqih, BImbingan dan Konseling dalam Islam (Yogyakarta: UII Press,

2004), h. 37

18

Evelin siregar dan Hartini Nara,2010.Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor : Ghalian

Indonesia,h.3

 

Page 43: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

33

Belajar menurut Kimble dalam Olson, yang mendefinisikan belajar

sebagai perubahan yang relatif permanen di dalam potensi tingkah laku

(behavioral potentiality) yang terjadi sebagai akibat dari praktik yang

diperkuat (reinforced practice).

Belajar diukur berdasarkan perubahan dalam perilaku; dengan kata

lain, hasil dari belajar harus selalu diterjemahkan ke dalam perilaku atau

tindakan yang dapat diamati. Setelah menjalani proses belajar, pembelajar

(learner) akan mampu melakukan sesuatu yang tidak bisa mereka lakukan

sebelum mereka belajar. Perubahan tingkah laku ini relatif permanen;

artinya, hanya sementara dan tidak menetap. Perubahan perilaku itu tidak

selalu terjadi secara langsung setelah proses belajar selesai. Perubahan

perilaku berasal dari pengalaman atau praktik (latihan). Pengalaman atau

praktik, harus diperkuat; artinya, hanya respons-respons yang

menyebabkan penguatanlah yang akan dipelajari.19

Menurut Jerome Brunner dalam Romberg & Kaput bahwa belajar

adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk)

pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang

sudah dimilikinya.20

Jadi belajar suatu proses terjadinya perubahan pada siswa sebelum

dan sesudah kegiatan belajar, dengan menginterprestasikan

19 B.R. Hergenhahn dan Matthew H. Olson. 2008. Theories Of Learning (Teori Belajar)

Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,h.2

20Trianto.2011.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:Kencana

Prenada Media Group,h.15

 

Page 44: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

34

pengalamannya sebagai salah satu yang berperan penting dalam

perkembangan proses pembelajaran melalui pengalaman yang suda

dimilikinya.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa belajar itu terjadi karena

interaksi seseorang dengan lingkungannya yang akan menghasilkan suatu

perubahan tingkah laku pada berbagai aspek, diantaranya pengetahuan,

sikap, dan keterampilan. Perubahan-perubahan yang terjadi disadari oleh

individu yang belajar, berkesinambungan dan akan berdampak pada

fungsi kehidupan lainnya.

2. Pengertian Al-Qur an

Secara bahasa, kata Al-Qur an (انقسآ) merupakan bentuk mashdar

yang berasal dari fi‟il madhiقـسأ , seperti halnya kata yang berasal dari فسقب

fi‟il madhi فسق. Walaupun bentuknya mashdar, kata انقسآ mempunyai arti

yang sama dengan isim maf‟ulnya ء قـس ()ان , sebagaimana kata

Dengan demikian, jika kata . انكتة memiliki arti yang sama denganانكتبة

berarti membaca, makaقسأ .berarti sesuatu yang dibaca atau bacaanانقسآ

Pendapat ini merupakan pendapat kebanyakan ulama yang diwakili oleh

al-Lihyani.21

Pendapat kedua yang diwakili antara lain oleh al-Asy‟ari

mengatakan, bahwa kata انقسا(dibaca Al-Quran, tanpa hamzah)

21

Abdul „Azhim Az-Zarqani, يبلنعسفبفعهيبنقسآ , Daar al-Fikr, Beirut, 1988, Juz I, h.14.

 

Page 45: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

35

berasal dari kata قس yang berati menggabungkan, berkumpul,

bersama-sama.22

Pendapat ketiga, yang diwakili oleh Ibnu Katsir dari madzhab

al-Syafi‟i, mengatakan bahwa kata انقسا(ditulis tanpa hamzah)

merupakan isim jamid yang dijadikan nama bagi kitab suci yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., sebagaimana halnya

kitab Taurat, zabur dan Injil.23

Menurut istilah, banyak pendapat yang dikemukakan para

ulama tentang pengertian Al-Qur an.dari berbagai pendapat

tersebut, suatu pendapat yang dipandang cukup memadai dan

karenanya dikutip oleh kebanyakan penulis Ulumul Quran yang

datang, kemudian adalah definisi yang dikemukaan oleh Az-

Zarqani sebagai berikut:

صهى" نعهىبنج صهىبنهعه ز عجزان بنكـليبن ,ثأ كـتـ صبحفان بن ثف

اتس, نجبنتـ ق ,ان ت ـدثتــل تعجـ ان

Artinya:

“Al-Qur an adalah kalamullah yang berfungsi sebagai mukjizat,

diturunkan kepada Nabi Saw, ditulis dalah mushaf-mushaf

22

Badruddin Muhammad Bin Abdullah Al-Zarkasyi, Al-Burhan Fi „Ulum al-Qur‟an, (Isa

al-Baby al-Halaby, Kaero, 1957), Juz I, h. 278 23

Dr. Fahd bin Abdurrahman Ar-Rumi, انقسآ عهو ف ULUMUL-QUR‟AN: Studi)دزاصبت

Kompleksitas Alquran), (Alih Bahasa Amirul Hasan & Muhammad Halabi, Titian Ilahi Press,

Yogyakarta), Cet. I, 1997, h. 38

 

Page 46: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

36

disampaikan secara mutawatir dan pandangan ibadah dalam

membacanya”24

Dalam definisi ini yang menjadi unsur utama adalah Kalam

Allah (firman atau perkataan Allah). Karena banyaknya Kalam Allah

yang diturunkan kepada para nabi dan rosul sebelum Nabi

Muhammad, maka karakteristik/ciri khas Al-Qur an yang

membedakanya dengan Kalam Allah yang lainya adalah :

1. Al-Qur an berfungsi sebagai mukzizat bagi Nabi Muhammad

Saw. Hal ini berarti bahwa Al-Qur an dengan kemukjizatannya

dapat membuktikan kenabian Muhammad bagi orang yang

meragukanya. Berbeda dengan kitab-kitab suci sebelumnya yang

hanya berfungsi sebagai pedoman hidup bagi umat pada

zamannya.

2. Al-Qur an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Hal ini jelas

membedakannya dengan kitab-kitab suci yang lain. Seperti kitab

Taurat diturunkan kepada Nabi Musa, Kitab Zabur diturunkan

kepada Nabi Daud, Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa A.S.

3. Al-Qur an ditulis ke dalam lembaran-lembaran (mushhaf).

Sebagaimana diketahui, bahwa penulisan Alquran kedalam satu

mushhaf terjadi pada masa Abu Bakar, segera setelah wafatnyqa

Rasullah. Hal ini menjamin orisinalitas (keaslian) Al-Qur an yang

terus terpelihara sampai saat sekarang.

24

Abdul „Azhim Az-Zarqani, Juz I, h. 19

 

Page 47: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

37

4. Proses transformasi Al-Qur an, baik dalam bentuk bacaan

maupun tulisn, dari suatu generasi ke generasi berikutnya, sejak

dari masa Rasullah sampi sekarang berlangsung secara mutawatir,

Dengan demikina, Al-Qur an yang ada pada generasi sekarang ini

tidak berbeda dengan al-Qur an yang diterima oleh Rasulullah

dari malaikat Jibril.

5. Membaca Al- Qur an bernilai ibadah. Hak ini tidak berarti bahwa

membawa buku-nuku dan kitab-kitab yang lain tidak ada

gunanya dan tidak mendapat pahala. Melainkan aktifitas

membaca tersebut tetap tidak mendapat pahala di sisi Allah yang

nilainya sesuai dengan subtansi bacaan, yaitu memperoleh

penegtahuan dari apa yang dibacanya. Sedangkan nilai pahala

dalam membaca Al-Qur an, disamping berpahala dari sisi

pemahaman maknanya (jika mengerti akan isi yang dibacanya),

juga berpahala dari sisi bilangan huruf yang dilafalkannya.

Hal ini sesuai dengan Abda Rasullah Saw :

د اث يضع للازض لقبل:قبلع للاصهىللازص صهىعه : حسفبقسأي ي

للأيثبنب،ثعشسانحضةحضــة ،فهـــللاكـتبة ،آنــــىأق حسف انف ثمحسف

ى حسف و ل (انتسيريزا)حسف ي

Artinya :

“Dari Ibnu Mas‟ud r.a. ia berkata: Rasulullah Saw. Bersabda:

“Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Alquran), maka

mendapat satu keajaiban (hasanah). Setiap kebajikan dilipat gandakan

 

Page 48: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

38

pahalanya menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim

itu satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf “(H.R Al-Turmidzi)25

.

a) Membaca Al-Qur an

Di antara adab-adab membaca Al-Qur an, yang terpenting adalah sebagai

berikut:

1. Disunnahkan membaca Al-Qur an sesudah berwudhu, dalam

keadaan bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah.

Kemudian mengambil Al-Qur an hendaknya dengan tangan

kanan, dan memegangnya dengan kedua belah tangan.

2. Disunnahkan membaca Al-Qur an ditempat yang bersih, seperti:

di rumah, di Mushalah, dan timpat tempat-tempat lainnya yang

di anggap bersih, tapi yang paling utama ialah di Masjid.

3. Disunnahkan membaca Al-Qur an menghadap Qiblat,

membacanya dengan khusu‟ dan tenang sebaiknya dengan

berpakaian yang pantas.

4. Ketika membaca Al-Qur an mulut hendaknya bersih tidak berisi

makanan,sebaiknya sebelum membaca Al-Qur an mulut dan gigi

dibersikan terlebih dahulu.

5. Sebelum membaca Al-Qur an disunnahhkan membaca

ta‟awwuz, sesudah itu barulah dibaca Bismillah.Maksudnya,

diminta terlebih dahulu perlindungan Allah,supaya terjauh dari

pengaruh tipu daya syaitan,sehingga hati dan pikiran tetap

tenang diwaktu membaca Al-Qur an,terjauh dari gangguan-

gangguan.

6. Disunnahkan membaca Al-Qur an dengan tartil,yaitu dengan

bacaan yang pelan-pelan dan tenang.

Menurut penulis membaca Al-Qur an harus memiliki

adab yang diajarkan Islam, karena yang dibaca mendapatkan

25

Imam Muhyiddin An-Nawawi, Riyadhush-Shalihin, (Alih Bahasa Salim Bahreisy, PT.

Al-Ma‟arif, Bandung), Cet. V, 1979,h. 126

 

Page 49: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

39

rahmat dan maanfat yang lebih besar sudah semestinya kita

sebagai umat Islam memperhatikan dan mengamalkan adab-

adab ketika membaca Al-Qur an.

b) Menghafal Al-Qur an

Menghafal Al-Qur an merupakan sesuatu sikap dan aktivitas yang

mulia, dengan menggabungkan al-Qur an dalam bentuk mejaga serta

melestarikan semua keaslian Al-qur an baik tulisan maupun bacaan dan

pengucapan atau teknik melafalkannya. Sikap dan aktifitas tersebut

dilakukan dengan dasar dan tujuan sebagai berikut:

Dasar hukum menghafal Al-Qur an dalam fikih dikatakan, bahwa

menghafal Al-Qur an dengan mencapai jumlah muttawatir (mencakup

semua bilangan ayat dan surat yang ada dalam Al-Qur an), maka gugurlah

kewajiban tersebut dari yang lainnya.Rasullah saw merupakan hafidz

(penghafal) Al-Qur an pertama kali dan merupakan contoh paling baik

bagi para sahabat dalam menghafalnya.Tujuan mengahafal Al-Qur an

kaum muslimin baik dalam wajib kifayah maupun sunnah, dalam

menghafal Al-Qur an dikarenakan dengan dilatarbelakangi oleh beberapa

tujuan, yaitu agar tidak terjadi penggantian atau pegubahan ada Al-Qur an

baik pada ayat-ayat dan suratnya maupun pada bacaanya. Sehingga Al-Qur

an tetap mejamin keaslianya seperti segala isinya sebagaimana ketika

diturunkan Allah dan diajarkan oleh Rasulullah saw.

c) Pemahaman Al-Qur‟an

 

Page 50: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

40

Al-Qur‟an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan

utama. Menurut keyakinan umat Islam yang diakui kebenarannya oleh

penelitian ilmiah, Al-Qur‟an adalah kitab suci yang memuat firman-firman

Allah, sama benar yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22

tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekkah kemudian di Madinah.

Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia

dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia dan

kebahagiaan di akhirat kelak.26

Al-Qur‟an dilihat dari segi sisinya berkaitan dengan dua masalah besar

yakni masalah dinia dan akhirat. Masalah dunia termasuk bidang ekonomi,

social keluarga, politik, ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi, pertahanan

keamanan, hubungan antara ummat, moralitas dan lain sebagainya.

Sedangkan masalah keakhiratan berkaitan dengan keimanan terhadap

kehidupan akhirat, pahala dan dosa, ganjaran dan siksaan, serta berbagai

masalah kehidupan di akhirat lainnya.

Perlu ditegaskan di sini, bahwa sungguhpun Al-Qur‟an berisi petunjuk

yang lengkap mengenai kehidupan keduniaan dan keakhiratan, namun al-

Qur‟an “ bukanlah, kitab yang siap dipakai”. Hal ini dapat dipahami

karena untuk menghubungkan suatu peristiwa dengan Al-Qur‟an, mau

tidak mau memerlukan keterlibatan penalaran atau ijtihad, sebagaimana

26

Muhammad Dawud, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), cet.

ke- 1, h. 93

 

Page 51: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

41

yang demikian itu dilakukan oleh para ulama mujtahid. Al-Qur‟an

memerlukan penjabaran dari Hadits dan pendapat akal pikiran.

Al- Qur‟an adalah sumber ajaran Islam yang berhubungan dengan

totalitas kehidupan manusia. Dalam kenyataan empiric, tidak dapat

dipungkiri, bahwa ketika sumber ajaran itu hendak dipahami dan

dikomunikasikan dengn kehidupan manusi yang pluralistic, diperlukan

keterlibatan pemikiran yang merupakan kretivitas manusia. Hal ini terlihat

pada tradisi ijtihad yang dikembangkan para pakar hukum Islam lainnya.

Dalam rangka memahami Al-Qur‟an tersebut diperlukan seperangkat

pengetahuan dasar sebagai berikut :

1. Mengetahui sejarah diturunkannya Al-Qur‟an (Asbab Nuzul),

sehingga akan diperoleh ketepatan dalam memahami Al-Qur‟an

sesuai dengan konteksnya.

2. Mengetahui sifat dari dalalah ayat-ayat Al-Qur‟an, yaitu ada ayat

yang qath‟i dan ada ayat yang dzanni. Ayat yang dzanni inilah yang

dapat menimbulkan perbedaan pendapat.

3. Mengetahui pula sifat ayat Al-Qur‟an yang tegas (muhkam),

mujmal, mutlak dan musytarak.

4. Mengetahui bahasa Arab dengan berbagai cabangnya seperti Ilmu

nahu, Syaraf, balaghah, dan Ma‟ani, sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam memahaminya.

 

Page 52: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

42

5. Mengetahui Ilmu Istimbath hukum, yaitu ilmu tentang cara-cara

mengeluarkan dalil dari Al-Qur‟an, sebagaimana diatur dalam Ilmu

Ushul Fiqh

6. Mengetahui mana-mana saja ayat-ayat yang sudah dimansukh

(dihapus maksudnya) dan mana-mana saja ayat yang mansukh

(menghapus), sebagaimana dijumpai dalam ilmu nasikh mansukh.

7. Mengetahui hubungan antara satu ayat dengan ayat, dan ayat

dengan hadits sebagaimana diatur dalam ilmu nusabatul ayat.

8. Mengetahui cara-cara menafsirkan Al-Qur‟an,. Seperti dengan cara

imali, tafsili atau maudlui; serta mengetahui ilmu-ilmu lainnya.

9. Disertai kejujuran dan tanggung jawab baik terhadap Allah maupun

terhadap umat manusia.27

Dengan beberapa penjelasan diatas menunjukkan bahwa dalam

memahami Al-Qur‟an dibutuhkan beberapa ilmu pengetahuan

mengenai ilmu-ilmu Al-Qur‟an, seperti yang dilakukan Yayasan

Pondok Pesantren Himmaturrijal dalam membantu anak bimbingnya

untuk dapat memahami isi kandungan ayat-ayat yang terdapat dalam

Al-Qur‟an pembimbing memberikan bimbingan mengenai ilmu dasar

Al-Qur‟an. Dan untuk melengkapi bekal para anak didik yatim piatu

dalam bidang pengetahuan Al-Qur‟an dan agama khususnya di ajarkan

pula beberapa disiplin Ilmu melalui kitab – kitab para Ulama yang

bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadits.

27

Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media),cet. ke- 1, h. 292-294

 

Page 53: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

43

3. Hasil Belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan-bahan yang sudah diajarkan.

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang

mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya

penguasaan konsep teori mata pelajaran saja tetapi juga penguasaan

kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-

macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.

Menurut Bloom dalam Agus Suprijono menyatakan :

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),

comprehension (penerapan, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk, bangunan baru), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization

(organisasi), characterization (karakteristik). Domion Psikomotor juga

mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan

Intelektual.28

Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan-bahan yang sudah diajarkan. Hasil

belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan

konsep teori mata pelajaran saja tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi,

kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan,

cita-cita, keinginan dan harapan.

28

Agus Suprijono. 2009. Coopere Laerning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 6&7

 

Page 54: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

44

Menurut Suprijono dalam Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, hasil

belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil

belajar berupa hal-hal berikut.

1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.

Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,

pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan mengorientasi, kemampuan analitis-sintetis fakta-

konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip

keilmuan.Keterampilan intelektual merupakan kemampuan

melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep

dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

 

Page 55: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

45

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.Sikap

merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

perilaku29

.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa hasil belajar

mencakup pada kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik

yang ketiganya paling berkaitan dan membantu siswa dalam

mengembangkan kemampuan-kemampuanya setelah melakukan

belajar, selain itu hasil belajar bisa didapat karena adanya

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan, dan pengertian yang di

berikan oleh pendidik secara bertahap dan berkesinambungan

dalam pengembangan materi yang di sampaikan yang sesuai

dengan kurikulum yang telah di tetapkan.

Berdasarkan uraian di atas belajar harus melewati proses

pengalaman atau latihan yang berlangsung, sehingga dapat memperoleh

perubahan yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa, tidak mengerti

menjadi mengerti dan tidak mahir menjadi mahir. Dari pengalaman dan

latihan dalam pembelajaran itu dapat memberikan penguatan atau

dorongan seseoarang untuk berusaha menjadi jati diri yang sempurna

sehingga apabila proses tersebut sering di lakukan dalam kehidupan

sehari-hari akan menjadi kemampuan yang bersifat permanen.

29 Muhammad Thobroni .Arif Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan

Wacana dan Praktik Pembelajaran dan Pem,bangunan Nasional).Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,h.19

 

Page 56: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

46

C. Percaya diri

1. Pengertian Percaya Diri

Percaya diri berasal dari bahasa Inggris yakni self confidence

yang artinya percaya pada kemampuan, kekuatan dan penilaian diri

sendiri. Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang

sangat penting dalam kehidupan manusia. Percaya diri adalah kondisi

mental atau psikologis dari seseorang yang memberi keyakinan kuat

pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang

yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya

pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Maka percaya

diri juga dapat diartikan suatu kepercayaan akan kemampuan sendiri

yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki dapat

dimanfaatkan secara tepat.30

Menurut Thursan Hakim, “Rasa percaya diri adalah suatu

keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya

dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa

mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya”.31

30

Nur Arijati, Modul Bimbingan Konseling Kelas XII, (Solo:CV.Hayati Tumbuh

subur,tth)h.47 31

http://illarezkiwanda.blogspot.com/2012/05/angket-percaya-diri-.html, di unduh

tanggal 20 november 2016,jam 10.22

 

Page 57: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

47

Menurut Rahman memberikan pengertian bahwa kepercayaan

diri sebagai keyakinan dalam diri seseorang bilamana ia mampu

mencapai kesuksesan dengan berpijak pada usahanya sendiri.32

Menurut E. Fatimah, percaya diri adalah sikap positif seorang

individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian

positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau

situasi yang dihadapinya.”33

Jadi percaya diri merupakan hal yang sangat penting yang

seharusnya dimiliki oleh semua orang. Adanya rasa percaya diri

seseorang akan mampu meraih segala keinginan dalam hidupnya.

Perasaan yakin akan kemampuan yang dimiliki akan sangat

mempengaruhi seseorang dalam mencapai tujuan hidupnya. Jadi dapat

dikatakan bahwa penilaian tentang diri sendiri adalah berupa penilaian

yang positif. Penilaian positif inilah yang nanti akan menimbulkan

sebuah motivasi dalam diri individu untuk lebih mau menghargai

dirinya. Kepercayaan diri adalah juga kunci motivasi diri. Orang yang

termotivasi memiliki pengaruh dan menciptakan kesan pertama yang

selalu diingat.

Abdul Hayat, dalam bukunya yang berjudul “Konsep-konsep

Konseling Berdasarkan Ayat-ayat Al-qur‟an” menjelaskan bahwa

32

Suwarjo dan Eva Imania Elisa,55 Permainan (Games) dalam Bimbingan dan

Konseling,(Yogyakarta: Paramitra Publishing,2010),hl.74 33

Alfitri Asmaul Husna,Peningkatan Kepercayaan Diri Sisiwa Melalui Teknik Diskusi

Kelompok Dalam Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas X SMA Negri 1 Talang

Padamg Tahun ajaran 2011-2012,(lampung:FKIP Universitas lampung 2012),h.5

 

Page 58: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

48

percaya diri adalah kebalikan dari putus asa. Orang yang percaya diri

akan mau bekerja keras dalam berusaha, tidak putus asa dalam

kegagalan, suka melakukan intropeksi dan berusaha untuk

memperbaikidiri dari yang ada pada dirinya, sehingga mereka

terhindar dari perilaku tercela dan sesat. Firman Allah SWT dalam

surah Yusuf ayat 87: 26

صفيفتحضضاجاذ ٱج أخ ل يضا تب هٱحز لل لۥإ يش ب ٱحز لل ن ٱإل ك ن ٱوق فس٦٤

٧٨

Artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf

dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya

tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(Q.S.Yusuf:

87).

Allah selalu menghimbau manusia untuk menjauhi sikap putus asa,

sekalipun bagi orang yang telah terlanjur banyak melakukan kesalahan,

tetapi Allah tetap membukakan rahmat dan karunianya bagi mereka yang

berusaha untuk menjadi baik dan benar serta tidak berputus asa.

Dalam Al-Qur‟an diterangkan bahwa kepercayaan diri ini berada

pada pribadi yang istiqamah, yaitu pribadi konsisten dan konsekuen dalam

memegang teguh keimanan kepada Allah Swt. Sehingga mereka tidak ada

rasa takut kepada apapun dan siapapun kecuali terhadap Allah Swt serta

tidak merasa hina, sebab mereka percaya diri bahwa keselamatan dan

keberuntungan sedang menunggu mereka. Disebabkan keistiqamahan

34

Surah Yusuf Ayat 87

 

Page 59: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

49

seseorang dalam beriman kepada Allah swt. Mereka memiliki kepercayaan

diri yang tinggi, sebab mereka senantiasa merasakan adanya tempat minta

tolong, tempat mengadukan segala persoalan hidup kapan pun dan dimana

pun, serta memiliki perasaan optimis akan mendapatkan surga di akhirat

kelak. Allah sendiri menghimbau kepada mereka ini agar mereka selalu

percaya diri disebabkan keimanan mereka.35

Dari beberapa pendapat diatas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa percaya diri adalah suatu keyakinan dalam diri dengan kemampuan

untuk mencapai suatu tujuan dalam hidup. Seseorang tidak akan pernah

menjadi orang yang benar-benar percaya diri, karena rasa percaya diri itu

muncul hanya berkaitan dengan keterampilan tertentu yang ia miliki.

Orang yang kurang percaya pada kemampuannya dan percaya dirinya

memiliki konsep diri negatif, karena itu sering menutup diri. Bahwasanya

percaya diri adalah keyakinan diri seseorang akan kemampuan dan

keterampilan yang dimiliki yang telah ada pada dirinya sehingga dapat

membantu memandang dengan positif akan dirinya. Adanya rasa percaya

diri yang tinggi akan membuat individu merasa optimis, dan dari rasa

optimis ini akan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan

kepribadian dan kehidupan yang dijalaninya.

35

Abdul Hayat,Konsep-Konsep Konseling Berdasarkan Ayat-Ayat Al

Qura‟an(Banjarmasin:Antasari Press,2007) h,98-99

 

Page 60: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

50

2. Ciri-ciri Percaya Diri

Thursan Hakim bukunya yang berjudul “Mengatasi Rasa Tidak

Percaya Diri” Menyatakan bahwa orang-orang yang mempunyai rasa

percayadiri yang tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala

sesuatu.

b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.

c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam

berbagai situasi.

d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai

situasi.

e. Memilki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang

penampilannya.

f. Memiliki kecerdasan yang cukup.

g. Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang

kehidupannya.

h. Memiliki kemampuan bersosialisasi.

i. Memilki latar belakang pendidikan keluarga yang baik

j. Memilki pengalaman hidup yang menempa mental

nyamenjadi kuat dan tahan di dalam menghadapi berbagai

cobaan hidup.

k. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai

masalah.36

Menghargai diri sendiri merupakan hal yang paling penting dalam

menumbuhkan keyakinan pada diri. Percaya akan kemampuan,

percaya akan kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Dan individu yang

memiliki keyakinan diri sendiri akhinya akan dapat menghargai

dirinya secara positif.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Percaya Diri

36

Thursan Hakim, Mengatasi rasa tidak percaya Diri, (Jakarta: Puspa Swara, 2002), h.8

 

Page 61: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

51

Rasa percaya diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor Internal

Yang termasuk dalam faktor internal yaitu :

a. Konsep Diri

Terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan

perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan

suatu kelompok. Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri

rendah biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya

orang yang mempunyai rasa percaya diri tinggi, akan memiliki

konsep diri positif. Konsep diri suatu pandangan pribadi yang

dimiliki seseorang tentang dirinya masing-masing dan apa yang

terlintas dalam pikiran saat kita berpikir.

b. Intelegensi / kecerdasan

Kecerdasan seseorang akan tampak setiap kali ia menyesuaikan

diri dengan lingkungan tempat kita berada, terutama pada saat

kita mengadakan interaksi sosial dengan orang lain melalui

komunikasi lisan. Kecerdasan dan wawasan serta kemampuan

berbahasa yang kurang akan menyulitkan seseorang untuk bisa

berkomunikasi dengan baik dengan sekelompok orang lain yang

lebih intelek. Kesulitan tersebut bisa juga menjadi salah satu

 

Page 62: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

52

sumber yang menyebabkan seseorang merasa tidak percaya diri

untuk bergabung di dalam satu kelompok tertentu.

c. Keterampilan Komunikasi

Mungkin kita sering menemui beberapa orang yang tidak bisa

berbicara dengan lancar dengan gejala bicara yang tidak teratur,

terlalu cepat, tersendat-sendat, terpatah-patah, mengulang-ulang

suku kata tertentu dan sebagainya. Ketidakmampuan untuk bisa

berbicara dengan lancar dapat menimbulkan rasa tidak percaya

diri untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain. Kita bisa

merasa malu ketika kegagapannya menjadi perhatian orang lain.

Akibatnya, timbullah rasa malu yang bisa menambah rasa tidak

percaya diri. Maka untuk mengatasi hal itu, diperlukanlatihan

khusus dan pelayanan konseling untuk membantu seseorang

dalam memahami masalah-masalah pribadinya masa lalu.

d. Kepribadian

Kepribadian seseorang yang mudah cemas dan penakut,

tertanam sejak masa kecil merupakan bibit tidak percaya diri

yang sangat parah. Penyebab utama masalah ini adalah pola

pendidikan keluarga dimasa kecil yang terlalu keras atau terlalu

melindungi atau sering ditakuti oleh orang sekitarnya. Masalah

ini bisa bertambah parah jika seseorang terlalu menuruti

perasaan cemas dan takutnya tanpa berusaha untuk melawan.

Dengan sendirinya, sifat mudah cemas dan takut menjadi

 

Page 63: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

53

bertambah kuat dan masalah ini hanya bisa diselesaikan dengan

pelayanan konseling khusus yang disertai dengan latihan mental.

e. Kondisi fisik

Kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Kondisi

fisik ini bisa digambarkan dengan cacat atau kelainan fisik

tertentu, seperti cacat anggota tubuh atau rusaknya salah satu

indera merupakan kekurangan yang jelas terlihat orang lain.

Dengan sendirinya, seseorang amat merasakan kekurangan yang

ada pada dirinya jika dibandingkan dengan orang lain. Jika

seseorang tidak bisa bereaksi secara positif, maka timbullah rasa

rendah diri (minder) yang akan berkembang menjadi rasa tidak

percaya diri.

2) Faktor Eksternal

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Anthony lebih

lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah

cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih

pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung

akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain.

Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa

percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut

kenyataan.

 

Page 64: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

54

b. Pekerjaan

Rogers mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan

kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut

dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan

pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di

dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.

c. Berasal dari keluarga yang ekonominya rendah atau pas-pasan

Rasa tidak percaya diri ini biasanya dialami ketika kita harus berada di

lingkungan yang sama dengan orang-orang yang ekonominya tinggi

atau menengah ke atas. Rasa tidak percaya diri yang rasakan ini

biasanya menyangkut komunikasi dan pembauran. Jika memang harus

berada di lingkungan tersebut maka rasa tidak percaya diri akan muncul

dan tidak mampu berkomunikasi dan berbaur dengan orang-orang yang

ekonominya tinggi atau menengah ke atas.

d. Sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan

Lingkungan disini maksudnya adalah lingkungan sekolah, pekerjaan,

tempat tinggal dan sebagainya. Ketika seseorang sulit menyesuaikan

diri dengan lingkungan maka rasa tidak percaya diri itu otomatis

muncul dari diri seseorang sehingga terlihat orang yang cenderung

pendiam, tidak komunikatif dan raut wajah berwarna merah-kemerahan.

e. Pengalaman hidup

 

Page 65: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

55

Lauster mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman

yang mengecewakan, yang paling sering menjadi sumber timbulnya

rasa rendah diri. Lebih-lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki

rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.

f. Lingkungan

Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat.

Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti

anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi

rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan

lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima

oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang.

Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari

pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya.

Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami

seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan

menyebabkan individu kurang percaya diri.37

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi rasa percaya diri adalah faktor internal dan

eksternal, faktor internal yaitu kemampuan yang dimiliki individu

dalam mengerjakan sesuatu yang mampu dilakukanya, keberhasilan

individu untuk mendapatkan sesuatu yang mampu dilakukan dan dicita-

37

John Afifi, 1 Menit Mengatasi Rasa Percaya Diri Anda,(Jogyakarta: FlashBooks,2014), h.21-23

 

Page 66: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

56

citakan, keinginan dan tekad yang kuat untuk memperoleh keinginan

hingga terwujud. Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, diamana

lingkungan keluarga akan memberikan pembentukan awal terhadap

perilaku seseorang.

4. Cara Menumbuhkan Percaya Diri

Malu dan rendah diri yang berlebihan, biasanya disebut minder.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari minder dan

mengembangkan percaya diri yang baik, adalah sebagai berikut :

a. Jadilah diri sendiri, kenali potensi dan mengembangkannya adalah

cara terbaik untuk meningkatkan rasa percaya diri.

b. Berhentilah memikirkan kekurangan-kekuranganmu, terimalah diri

kamu apa adanya. Jadikan kekurangan kamu sebagai kelebihan.

Selalu menutupi kekurangan hanya akan membuat semakin

terpuruk dalam sikap minder dan rendah diri.

c. Memperluas pergaulan, bergaullah dengan orang-orang yang

memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Pelajari cara mereka dalam

kehidupan sehari-hari.

d. Perhatikan penampilanmu. Mulailah memperhatikan penampilan

kamu terutama saat keluar dari rumah, penampilan yang baik dan

maksimal dapat membantu kamu meningkatkan rasa percaya diri.38

38

Psikologi ID, Who Am I 3, ( Jakarta: Tangga Pustaka, 2014), h. 79-80

 

Page 67: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

57

Berdasarkan cara menumbuhkan percaya diri adalah sikap kita

dalam bergaul menunjukan kepribadian. Percaya diri merupakan

syarat utama agar kita bisa diperhatikan, kepercayaan diri dan

kepribadian yang kuat bias menunjang seseorang untuk mejalani

hubungan dengan orang disekitarnya.

 

Page 68: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

58

BAB III

PROFIL LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya Panti

PSKW “Mulya Jaya” Jakarta Jl. Tat Twan Asi No. 47 RT 08 RW 02 Rebo

Jakarta Timur Kode Pos 13760 merupakan salah satu unit Pelaksanaan Teknis

di lingkungan Kementrian Sosial RI yang melaksanakan rehabilitasi sosial

kepada penyandang masalah tuna sosial yaitu wanita tuna susila, melalui

kegiatan pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku,

pelatihan keterampilan, resosialisasi dan pembinaan lanjut, agar mampu

melaksanakan gungsi sosialnya dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.1

Sebelum bernama PSKW “Mulya Jaya” Jakarta, pada awal berdidrinya di

tahun 1959, panti ini merupakan Pilot Proyek Pusat Pendidikan Wanita di

Jakarta. Diresmikan oleh Menteri Sosial RI Bpk H.Moelyadi Djoyomartono

(Alm) pada tanggal 20 Desember 1960 dan dinamakan “Mulya Jaya” yang

artinya “Wanita Mulya Negara Jaya”. Pada tahun 1969 berubah menjadi Pusat

Pendidikan Pengajaran Kegunaan Wanita (P2KW). Berdasarkan SK Mensos

RI No.41/HUK/Kep/XI/1979 berubah nama menjadi Panti Rehabilitasi Wanita

Tuna Susila (PRWTS) “Mulya Jaya”. Sejak tanggal 24 april 1995 ditetapkan

sebagai Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” berdasarkan

Kemensos RI No.22/HUK/1995.2

1 Profil Panti (PSKW) Mulya Jaya Jakarta

2 Profil Panti (PSKW) Mulya Jaya Jakarta

58

 

Page 69: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

59

B.Visi dan Misi

a) Visi

Pelayanan dan Rehabilitasi Tuna Susila yang Bermutu dan Profesioanal

b) Misi

1. Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi tuna susila sesuai dengan

panduan yang telah ada.

2. Mewujudkan keberhasilan pelayanan dan rehabilitasi tuna susila

sesuai dengan indikator keberhasilan, pelayanan dan rehabilitasi

tuna susila.

3. Mengembangkan jaringan kerja sama dengan pihak-pihak terkait,

pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan

dan rehabilitasi tuan susila.

C. Identitas Panti

NAMA PANTI : PANTI SOSIAL KARYA WANITA “MULYA

JAYA”JAKARTA.

ALAMAT : Kompleks Depsos Jl. Tat Twan Asi No. 47 RT 08

RW 02 Kelurahan Gedong Kecamatan Pasar Rebo

Jakarta Timur Kode Pos 13760

TELEPON/FAX : Telp (021) 8400631

Fax (021) 8415717

E-MAIL : [email protected]

D. LANDASAN HUKUM

1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2, Pasal 28 Dan Pasal 34.

2. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.

3. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

4. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.

 

Page 70: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

60

5. Keputusan Mentri Sosial RI Nomor 29/HUK/1999 Tentang Rehabilitasi

Bekas Penyandang Masalah Tuna Sosial.

6. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 106/HUK/2009 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Kementrian Sosial RI.

E. Tujuan Rehabilitasi

Rehabilitasi sosial di PSKW “Mulya Jaya” Jakarta bertujuan untuk

memulihkan keberfungsian Sosial Wanita Tuna Susila, yang meliputi :

a. Penerima Manfaat dapat mengikuti Bimbingan Rehabilitasi Sosial

b. Penerima Manfaat dapat pulih kondisi mentalnya.

c. Penerima Manfaat mampu melaksanakan peranan kehidupan sesuai

dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

d. Penerima manfaat mampu mengembangkan potensi diri dan vocatimal

keterampilan praktis di lingkungan keluar dan masyarakat secara sosial –

ekonomi.

e. Penerima Manfaat mampu memulihkan kedudukan dan meningkatkan

status sebagai warga masyarakat yang memiliki tanggung jawab sosial.

F.Fungsi Rehabilitasi

Rehabilitasi sosial di PSKW “Mulya Jaya” Jakarta berfungsi untuk :

a. Menumbuhkan kesadaran Penerima Manfaat akan pentingnya rehabilitasi

sosial

b. Membantu Penerima Manfaat melakukan berbagai kegiatan yang berkenaan

dengan kehidupanya sehari-hari

 

Page 71: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

61

c. Membantu Penerima Manfaat memenuhi kebutuhan dasar.

d. Membantu Penerima Manfaat mengembangkan potensinya.

e. Membantu Penerima Manfaat berperilaku normatif.

f. Membantu Penerima Manfaat mengatasi permasalahan.

g. Membantu Penerima Manfaat menemukan lingkungan & situasi kehidupan

yang mendukung keberfungsian sosialya.

G.Prinsip

Prinsip-prinsip yang digunkan dalam merehabilitasi Wanita Tuna Susila,

sesuai dengan prinsip praktek pekerjaan sosial, yaitu :

1. PRINSIP PENERIMAAN

Pekerja sosial bersikap menerima Penerima Manfaat seperti apa adanya

baik yang mencakup masalah, kepribadian, dan latar belakang

kehidupanya serta tidak memberikan penilaian yang baik dan buruk.

2. PRINSIP TIDAK MENGHAKIMI

Pekerja sosial tidak boleh menuduh Penerima Manfaan melakukan

pelanggaran norma-norma tertentu.

3. PRINSIP INDIVIDUALISASI

Pekerja sosial menyadari bahwa setiap Penerima Manfaat

mempunyaikarakter, permasalahan dan pengalaman yang berbeda

antara satu dengan yang lain, sehingga memberikan pelayanan tidak

dapat disamaratakan meskipun jenis permaslahan disandang sama.

 

Page 72: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

62

4. PRINSIP KERAHASIAAN

Pekerja Sosial harus mampu menjaga kerahasiaan Penerima Manfaat

dan tidak boleh menyebar luaskan kepda orang lain.

5. PRINSIP PARTISIPASI

Pekerja Sosial menyadari bahwa yang mengetahui masalah Penerima

Manfaat secara pasti adalah dirinya sindiri, untuk itu dalam membantu

menyelesaikan masalah, pekerja sosial tidak boleh mendikte tetapi

harus melibatkan Penerima Manfaat untuk ikut serta dalam

penyelesaian masalah itu sendiri.

6. PRINSIP KOMUNIKASI

Pekerja Sosisal harus mampu menumbuhkan simpati dari Penerima

Manfaat, dan dapat menciptakan kualitas dan intensitas komunikasi

antara Penerima Manfaat dengan keluarga dan lingkungan sosialnya,

sehingga dampak positif terhdap upaya rehabilitasi sosial bagi Penerima

Manfaat.

7. PRINSIP MAWAS DIRI

Pekerja Sosial menyadari bahwa dirinya adalah manusia yang

mempunyai kelemahan, untuk itu harus mampu menempatkan diri

sesuai dengan setatusnya sebagai orang yang dipercaya oleh Penerima

Manfaat untuk membantu menyelesaikan masalah tanpa adanya

keterlibatan hubungan emosianal.

 

Page 73: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

63

8. PRINSIP JARINGAN KERJA

Dalam melaksanakan rehabilitasi sosial diperlukan pembangunan

jaringan sosial lintas sektor terkait, sehingga rehabilitasi lebih efektif

dan efesien.

9. PRINSIP HAK ASASI MANUSIA

Bahwa Penerima Manfaat berhak mendapatkan hak rehabilitasi sosial,

pendidikan,pelayanan kesehatan.

H. Metode

Dalam melaksanakan rehabilitasi sosial di PSKW “Mulya Jaya” Jakarta

menggunakan beberapa metoda pekerjaan sosial, antara lain:

1. Bimbingan Sosial Perorangan (Social Case Work), adalah metoda yang

dilakukan Pekerja Sosial dalam menangani masalah Penerima Manfaat

secara individu.

2. Bimbingan Sosial Kelompok (Social Group Work), adalah metoda yang

digunakan Pekerja Sosial dalam menangani masalah Penerima Manfaat

melalui kelompok.

3. Bimbingan Sosial Organisasi dan Kemasyarakatan (Social

Organization and Development), adalah metoda yang digunakan Pekerja

Sosial untuk membantu Penerima Manfaat agar organisasi yang ada di

masyarakat menerima, mengembangkan dan mengontrol perilakuu

Penerima Manfaat.

 

Page 74: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

64

I.Pendekatan

1. Integratif, adalah pendekatan yang dilakukan secara terpadu antara

program yang satu dengan program yang lainnya.

2. Komprehensif, adalah pendekatan yang dilakukan untuk kemajuan dan

pengembangan Penerima Manfaat secara menyeluruh.

3. Interdisipliner, adalah pendekatan yang dilakukan oleh berbagai disiplin

ilmu dalam melihat dan menangani masalah Penerima Manfaat.

4. Lintas Sektoral, adalah pendekatan yang dilakukan dengan melibatkan

berbagai sektor dalam penanganan masalah Penerima Manfaat.

J.Potensi Panti

a) Struktur Organisasi

STRUKTRUR ORGANISASI PANTI SOSIAL KARYA

WANITA “MULYA JAYA” JAKARTA

Kepala

Kepala Panti

Sarino, S.Pd., M.SI

Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Fepi Rubianti, S.Sos., M.AP

Kepala Seksi PAS

Kustaman

Kepala Seksi Rehsos

Edy Santoso

Ke Kordinator Pelaksana

Hasan Otoy

Shelter workshop

Emje Skap

 

Page 75: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

65

b) Personil

Jumlah Pegawai Neegri Sipil seluruhnya sebanyak 51 orang,dengan

tingkat pendidikan sebagai berikut :

NO Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SD 2

2 SMP 2

3 SMA 17

4 D I 1

5 D III 3

6 D IV/S1 20

7 S2 6

Jumlah 51

c) Kapasistas Tampung

Kapasitas tampung di PSKW “Mulya Jaya” Jakarta berjumlah 160 (seratus

enam puluh) orang per tahun.

d) Sarana dan Prasarana

1. Gedung Asrama

a. Unit Seleksi :

b. Asrama Kartini : Kenari

c. Asrama Cut Nya Dien : Cendrawasih

d. Asrama Malahayati :

e. Gedung Rumah Perlindunagn Sosial Wanita

 

Page 76: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

66

2. Gedung Lainya

a. Ruang keterampilan menjahit manual

b. Ruang keterampilan menjahit high speed dan bordir

c. Ruang keterampilan tata rias rambut

d. Ruang keterampilan olahan pangan dan kuliner

e. Ruang keterampilan handy craft

f. Ruang keterampilan komputer dan perpustakaan

3. Bangunan Lainya

a. Guest House

b. Gedung Pertemuan

c. GOR

d. Rumah Dinas Kepala Panti

e. Aula

f. Ruang Poliklinik dan Musholla

g. Ruang Case Conference

h. Ruang Makan dan Sapur

i. Aula Serbaguna

j. Pos Satpam

k. Gudang

l. Lapangan Olahraga dan Upacara

m. Lapangan Tenis

n. Ruang Data

o. Kolam Ikan

 

Page 77: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

67

4. Sarana Transportasi

a. Kendaraan roda 6 : 1 unit

b. Kendaraan roda 4 : 3 unit

c. Kendaraan roda 2 : 4 unit

5. Sarana Komunikasi

a. Pesawat telepon

b. Faximile

c. Internet

e) Jenis Bimbingan dan Keterampilan

1. Jenis Bimbingan

Bimbingan mental, fisik dan sosial meliputi kegiatan :

a. Pemenuhan kebutuhan dasar

b. Bimbingan agama dan spritual

c. Etika sosial dan budi pekerti

d. Pemeliharaan kebersihan

e. Pemeliharaan kesehatan

f. Penyediaan dan pelayanan obat-obatan

g. Pendampingan kelayan

h. Dinamika kelompok

i. Terapi kelompok

j. Konseling individu

k. Bimbingan kemasyarakatan (CO)

l. Olah raga

 

Page 78: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

68

m. Ceramah HIV / AIDS

n. Konsultasi keluarga

o. Pelatihan kedisiplinan

p. Pembahasan kasus

q. Outbound

r. Widyawisata

s. Bimbingan kewirausahaan

t. Kelompok belajar pendidikan dasar (KBPD)

2. Jenis Keterampilan

Ada 8 (delapan) jenis keterampilan, yaitu:

a. Ketrampilan olahraga pangan

b. Keterampilan kuliner

c. Keterampilan tata rias pengantin

d. Keterampilan tata rias rambut

e. Keterampilan menjahit manual

f. Keterampilan menjahit high speed

g. Keterampilan menjahit bordir

h. Keterampilan handy craft

f) Alokasi Dana

Kegiatan rehabilitasi sosial di PSKW “Mulya Jaya” Jakarta dibiayai dari

dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetuang dalam

DIPA PSKW “Mulya Jaya” Jakarta setiap tahun dan dari sumber dana

lainya yang tidak mengikat.

 

Page 79: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

69

g) Wilayah Kerja

Wilayah kerja atau yang menjadi cakupan Rehabilitasi sosial Panti Sosial

Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” Jakarta adalah seluruh wilayah

Indonesia (sebagai Rujukan Nasional).

h) Mitra Kerja

Mitra kera PSKW “Mulya Jaya” Jakarta antara lain :

1. Dinas Sosial Tingkat Kabupaten, Kota dan Propinsi, dalam hal

pengiriman dan tindak lanjut hasil razia.

2. Satuan Polisi Pamong Praja Tingkat Kabupaten, Kota dan Propinsi,

dalam ham pengiriman dan tindak lanjut hasil razia.

3. International Organization of Migration (IOM), dalam hal lanjutan dan

upaya memberikan perlindungan terhadap wanita korban traficking

yang mengalami eksploitasi seksual.

4. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dalam hal bantu tenaga

medis/dokter spesialis kulit dan kelamin yang melakukan pemeriksaan

tentang Penyakit Menulat Seksual dari para Penerima Manfaat,

konsultasi masalah kesehatan reproduksi wanita dan ceramah

HIV/AIDS.

5. Rumah Sakit POLRI Kramat Jati, dalam hal rujukan dan penganan

medis bagi Wanita Korban Traficking yang mengalami eksplotasi

seksual.

 

Page 80: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

70

6. Puskesmas Pasar Rebo, dalam hal pemeriksaan HIV/AIDS bagi para

Penerima Manfaat, konsultasi masalah kesehatan reproduksi wanita

dan ceramah HIV.

7. Lembaga Pendidikan Keterampilan Wanita (LPKW) dan Yayasan

TriDewi, dalam hal pengadaan tenaga instruktur keterampilan.

8. Aparat keamanan setempat (Polsek, Polres, dan Koramil), dalam hal

pengamanan panti.

9. Organisasi Wanita Aisiyah, Yayasan Al Azhar, KUA, Pendeta, dalam

hal tenaga pengajar untuk bimbingan.

10. Universitas Indonesia, STKS Bandung, UPI/YAI, UIN Jakarta dan

perguruan tinggi lainnya, dalam hal pusat penelitian kajian masalah

kewanitaan dan tuna susila.

11. Universitas Negri Jakarta, dalam hal pengadaan tenaga pengajar /

instruktur olahraga.

12. PSAA, RPSW, RPTC, RPSODHA dan panti-panti lain milik

masyarakat, dalam hal rujukan untuk Penerima Manfaat.

13. Warta Kota, Kompas dan media masa lain, dalam hal publikasi panti.

H.Pelaksanan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila

a. Jangka Waktu

Jangka waktu pelaksanaan rehabilitasi sosial di PSKW “Mulya Jaya”

Jakarta selama 6 (enam) bulan per angkatan dalam 1 tahun anggaran.

b. Sasaran

1) Keluarga Penerima Manfaat / siswa

 

Page 81: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

71

2) Tokoh Masyarakat

3) LSM / Orsos / Instasi Pengirim

4) Germo / Mucikari

5) Perantara / Broker

c. Pesyaratan

1) Penyandang masalah tuna susila

2) Usia 15 s/d 58 tahun

3) Sehat jasmani dan rohani / tidak sakit ingatan

4) Tidak dalam keadaan hamil dan tidak menyusui

5) Tidak mengidap penyakit berat dan menular, kecuali penyakit

kelamin

6) Wajib tinggal di dalam panti (asrama)

7) Wajib mematuhi tata tertib yang berlaku

8) Wajib mengikuti kegiatan rehabilitasi sosial di dalam panti selama

6 (enam) bulan

d. Tahap Kegiatan

TAHAPAN KEGIATAN DI PSKW “MULYA JAYA”

NO TAHAP PELAYANAN UNIT PENYELESAIAN

WAK

TU

KA

PANTI

SUBAG

TU

SIE

PAS

SIE

REHSOS

PEKSOS PIHAK

TERKAIT

1 PENDEKATAN

AWAL

2 PENRIMAAN

3 PENGASRAMAAN

4 ORIENTASI

5 ASSESMEN

 

Page 82: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

72

6 PERUMUSAN

RENCANA

INTERVENSI

7 BIMBINGAN

SOSIAL,MENTAl,K

ETERAMPILAN

8 RESOSIALISASI

9 PENYALURAN

10 BIMBINGAN

LANJUT

11 MONITORING &

EVALUASI

12 TERMINASI

13 PENGARSIPAN

DATA KLIEN

e. Indikator

1. Penerima Manfaat tidak lagi melakukan kegiatan tuna susila.

2. Penerima Manfaat berusaha mendapatkan pekerjaan yang sesuai

dengan norma masyarakat.

3. Penerima Manfaat memiliki kesadaran akan dampak dan bahayanya

masalah tuna susila.

4. Penerima Manfaat diterima kermbali dalam lingkungan keluarga dan

masyarakat.

5. Penerima Manfaat melasanakan peran sosialnya secara wajar dan

normatif dalam lingkungan keluarga dan masyrakat.

6. Penerima Manfaat memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri,

disiplin diri dan berkeinginan mengembangkan potensi diri.

7. Penerima Manfaat memiliki kesadaran dan keinginan untuk hidup

sehat, bersih, teratur, dan tertib.

8. Penerima Manfaat mampu memulihkan kedudukan dan

melaksanakan tugas dan perannya sebagai warga masyarakat yang

memiliki tanggung jawab sosial.

9. Penerima Manfaat memiliki keterampilan tertentu yang dapat

digunakan sebagai bekal untuk mendapatkan pekerjaan.

 

Page 83: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

73

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Identifikasi Subyek

1. Pembimbing I

Ustadz. Nuhri Sulaiman (Pembimbing)

Ust. Nuhri adalah pembimbing di Panti Sosial Karya Wanita

Mulya Jaya, beliau adalah pengajar di majlis ta’lim Masjid jami’

Taubah beliau sangat aktif dalam kegiatan-kegiatan yang di adakan di

majlis tersebut.

“Kami sangat berharap mereka dapat menjadi insane yang

memahami dan dpat mengamalkan Al-Qur an serta menjadi Islam yang

intelek dengan pedoman Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga menjadi

manusi yang bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk

semua masyarakat”.1

Sampai sekarang Ust. Nuhri terus memberikan ilmunya sehingga

mereka dapat mempelajari yang telah diberikan.

2. Pembimbing II

Ustadz. H . Nasrullah Nasyid, M. Ag ( Pembimbing)

Ustadz H. Nasrullah, adalah pimpinan Majlis Ta’lim Manaqib

sekaligus pembina atau pembimbing bagi preman-preman, germo dan

psk-psk yang ada di Tanah Abang.

1 Wawancara Pribadi dengan Ustadz. Nuhri Sulaiman, Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya

Jakarta.

73

 

Page 84: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

74

Berawal dari suatu pengajian yang di pimpin oleh gurunya KH.

Junaidi Al Bagdadi kemudian beliau mengutus satu murid untuk

membadali (menggantikan) ditempat lain, kemudian murid tersebut

memimpin pengajian di majlis ta’lim yang isinya preman, germo, dan

wanita tuna susila. Karena memiliki tekat yang kuat untuk

menyelamatkan generasi penerus bagi mereka, maka Ust. H. Nasrullah

mulai membantu mereka keluar dari permasalahan mereka dengan cara

melebur kedalam diri mereka. Mereka mempunyai tekat untuk belajar

penuh semangat menuntut Ilmu dengan pasti agar tercapai cita-cita

mereka. Berikut kutipan wawancara dengan narasumber.

” Saya menekan kan bahwa tidak boleh menyalahkan diri sendiri

yang menjadi kesulitan ketika orang tersebut tidak bisa memafkan

dirinya maka orang tersebut tidak akan terlepas dari permasalahan

tersebut, banyak orang mengakatakan maafkan lah orang lain padahal

yang terus menghantui dirinya adalah kesalahan yang tidak pernah

memaafkan dirinya. Maka buka hati Mu maafkan diri sendiri dan

maafkan orang lain dan jangan pernah menyesal karena penyesalan

tidak akan menjadikan orang hidup harmonis”.2

Sampai saat ini Ustadz. H. Nasrullah terus memperjuangkan

kewajibannya sebagai seorang tokoh untuk memberikan keyakinan

bahwa masih ada penerus yang lebih baik lagi.

2 Wawancara pribadi dengan Ustadz. H. Nasrullah Nasyid, M. Ag, Panti Sosial Karya

Wanita Mulya Jaya Jakarta, 10 Febuari 2017.

 

Page 85: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

75

3. Terbimbing / Penerima Manfaat

a. N (Terbimbing)

N adalah anak ke tujuh dari Sembilan saudara, N lahir

dikalangan yang sederhana dan ia merupakan tulang punggung

buat adik dan ibunya, bermula N sedang main ke tempat

temannya lalu N diajak untuk bekerja sebagai pendamping

karokean, disana lah N dibawa oleh SATPOL PP ke Panti Sosial

Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta.

b. L (Terbimbing)

L adalah anak pertama dari tiga saudara, dua tahun yang

lalu L dan adik-adiknya ditinggalkan ayahnya yang tidak

bertanggung jawab atas keluarganya, sejak itu L menjadi tulang

punggung buat keluarganya. L bekerja apa saja yang bisa

menghsilkan uang sampai L masuk dalam suatu kemaksiatan

untuk menghasilkan uang buat keluarganya.

c. D (Terbimbing)

D adalah seorang anak Yatim Piatu yang ditinggalkan Ibu

dan Ayahnya lima tahun yang lalu, D anak ke dua dari 4

saudara, D mencari nafkah untuk adik-adiknya yang masih

sekolah. Sampai D harus menjual dirinya agar adik-adiknya bisa

meneruskan sekolah jangan sampai kaya dirinya yang harus

putus sekolah karena ditinggal orang tuanya meninggal.

 

Page 86: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

76

d. K (Terbimbing)

K adalah anak tunggal dikeluarganya, keluarga K serba

kekurangan Ayah K sudah lama tidak bisa bekerja karena punya

penyakit. Sebagai penggantinya K harus mencari nafkah untuk

keluarganya pekerjaan K sebagai pelayan di warung kopi

namun di tempat pekerjaannya itu adalah zona merah.

e. Y (Terbimbing)

Y adalah anak kedua dari tiga saudara, Y sudah memilik

anak satu dari pernikahannya. Satu tahun sudah ia ditinggal oleh

suaminya karena suaminya yang selingku dengan wanita lain,

semenjak Y ditinggal suaminya Y menjadi tulang punggung

bagi keluarganya terutama membiayai anaknya yang masih

sekolah di sekolah dasar.

B. Analisis Metode Bimbingan Agama Islam Bagi Penerima Manfaat dalam

Belajar Al-Qur an

Bertolak dari beberapa pengertian bimbingan dan Islam, maka H. M.

Arifin mengartikan bimbingan Islam sebagai suatu proses pemberian bantuan

kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahiriyah maupun batiniah,

yang menyangkut kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Bantuan

tersebut berupa pertolongan di bidang mental spiritual, dengan maksud agar

orang yang bersangkutan mampu mengatasi kesulitan dengan kemampuan

 

Page 87: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

77

yang ada pada dirinya sendiri, melalui dorongan dari kekuatan Iman, dan

Takwa kepada Allah SWT.

“Dengan meraka ada disini kami sangat menginginkan untuk membantu

mereka keluar dari ranah keburukan yang selama ini mereka lakukan”.3

Dalam melaksanakan bimbingan Islam, seorang pembimbing sangat

penting sekali untuk memahi metode-metode dalam menyampaikan materi.

Yang dimaksud metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu

tujuan. Pengalaman sering membuktikan bahwa kendatipun materi itu baik,

seringing terjai respon dilapangan kurtang memuaskan, lantaran metode

penyajian yang digunakan kurang sesuai. Oleh karenanya dibutuhkannya

kreatifitas dalam memberikan bimbingan dan mengemasnya kedalama bentuk

yang lebih menarik sehingga memudahkan proses bimbingan.

Adapun metode-metode bimbingan Islam yang digunakan di Panti Sosial

Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta dalam memberikan belajar Al-Qur an pada

Penerima Manfaat yaitu :

1. Metode Individual

Metode individual yaitu pembimbing melakukan komunikasi

langsung secara individual dengan yang dibimbing. Hal ini dilakukan

oleh pembingdi Panti Sosial Kaya Wanita Mulya Jaya Jakarta dalam

membimbing Penerima Manfaat, pembimbing melakuklan komunikasi

langsung secara individual.

3 Wawancara pribadi dengan Ust. H. Nasrullah, M. Ag, Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya

Jakarta, 10 Febuari 20217

 

Page 88: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

78

Kelebihan dari medot Individu yaitu :

Dapat menaika prestasi kepribadian individu

Penerima manfaat dapat berlatih belajar perturan layaknya

dalam suatu musyawarah.

Tidak terjebak dalam pikiran individuyan kadang-kadang salah

dan penuh prasangka.

Kelemahan dari metode individu yaitu :

Kemungkinan ada penerima manfaat yang tidak ikut aktif

Sulit menduga hasil yang dicapai karena waktu yang digunakan

cukup panjang.

Metode ini dilakukan untuk mengetahui minat dan bakat apa saja

yang dimiliki oleh Penerima Manfaat dengan tujuan agar mereka l;ebih

mudah unt uk diarahkan. Dengan metode individual juga pembimbing

melakukan pendekatan guna memberikan pembelajaran Al-Qur an

terhadap Penerima Manfaat, yakni mereka belajar Al-Qur an membaca,

menghafal dan pemahaman Al-Qur an.

Dalam menjalankan metode individual ini, pembimbing

menggunakan beberapa pendekatan, seperti: pembimbing berusaha

menjadi keluarga mereka dan memeberikan kasih sayang kepada

mereka yang selama ini mereka tidak mendapatkan. Dengan demikian

 

Page 89: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

79

mereka akan merasa nyaman dan akan lebih mudah untuk memberikan

materi bimbingan yang akan disampaikan

2. Metode Kelompok

Bimbingan kelompok adalah teknik bimbingan yang digunakan

melalui kegiatan bersama (kelompok), seperti kegiatan diskusi,

ceramah, seminar dan sebagainya. Penggunaan tekni ini biasanya untuk

mempelajari dan mengetahui komunitas dan interaksi social yang

dilakukan individu-individu (terbimbing), hubungan timbal balik dan

partisipasi terbimbing bila berada dalam kelompoknya. Hal ini biasa

dilakukan untuk mrnimbulkan dan mengembangkan potensi-

potensisosial yang terbimbing atau bimbingan yang diberikan bagi

terbimbing yang mengalami kesulitan dalam melakukan kontak social

dengan masyarakat.4

Metode ini menghendaki agar setiap anak bimbing melakukan

komunikasi timbal balik dengan teman-temannya, melakukan hubungan

interpersonal satu sama lain dan bergaul melalui kegiatan-kegiatan yang

bermanfaat bagi peningkatan pembinaan pribadi masing-masing.

Metode ini menjadi dua macam yaitu :

a) Metode Ceramah

Metode ceramah sama halnya dengan metode

kelompok, yaitu pembimbing melakukan komunikasi

dengan Penerima Manfaat yang dibimbing dalam suatu

4 Lutfin M, Dasar-dasr Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008), h. 123.

 

Page 90: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

80

kelompok. Metode yang diberikan saat bimbingan pada

umumnya menggunakn metode ceramah yaitu dengan

memberikan uraian atau pun penjelasan secara lisan tentang

materi bimbingan pada penerima Manfaat, sementara

Penerima Manfaat tersebut mendengarkan dengan seksama.

Dalam hal ini pembimbing memberika materi bimbinga sesuai

dengan dan kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki, denhan

menggunakan bahasa yang lugas, jelas, dan mudah dimengerti. Metode

ceramah sama halnya dengan mau’idha hasanah atau nasehat yang baik.

Adapun materi yang disampaikan dalam bimbingan Islam di Panti

Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakartatentang ilmu yang berkaitan

dengan Al-Qur an, akhlak, tauhid, ibadah, dzikir, dan sejarah Islam.

Dengan diberinya materi-materi tersebut pembimbing berharap agar

mereka menjadi wanita sholehah, kehidupanya dipenuhi dengan hal-hal

yang positif, dan mereka selalu mendo’akan kedua orang tuanya dan

keluarganya.

b) Metode Diskusi

Diskusi adalah penyampaian materi dengan cara

mendorong sasaranya untuk menyatakan sesuatu yang

dirasa kurang mengerti atau kurang paham, disini

pembimbing sebagai penjawab atau penjelas astaupun

seebaliknya pembimbing menyakan sesuatu pada anak

 

Page 91: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

81

bimbingannya, metode ini merupakan tindak lanjut dari

metode ceramah, metode diskusi ini dilaksanakan dengan

membuka forum setelah pembimbing memberikan materi

bimbingan keagamaan. Kemudian Penerim Manfaat diberi

kesempatan berrtanya bertanya mengenai materi yang telah

dibahas yang kurang jelas dan tentang bagaimana

meningkatkan sesuatu yang bersifatnya bermanfaat untuk

Penerima Manfaat sesuai dengan potensi masing-masing,

ataupun sebaliknya para pembimbing memberikan

pertanyaan kepada Penerima Manfaat. Didalam

memberikan pertanyaan pembimbing membebaskan

mereka untuk menjwab pertanyaan, disini pembimbing

tidak memberikan pilihan jawaban tujuannya agar Penerima

Manfaat dapat mengembangkan fikirannya sendiri, dengan

begitu mereka secara tidak langsung telah mengembangkan

kreatifitas berfikir yang dimiliki.

Untuk dapat mencapai tujuan bimbingan Islam, dalam

penerapannya bimbingan memerlukan metode dalam bimbingan. Akan

tetapi pengertian hakiki dari metoode tersebut adalah segala sasaran

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, bai

sarana tersebut bersifat tes seperti alat peraga, alat adminitrasi dan

 

Page 92: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

82

pergedungan dimana proses kegiatan bimbingan berlangsung, maupun

alat non fisik seperti kurikulum.5

Jadi metode-metode yang digunakan di Panti Sosial Karya Wanita

Mulya Jaya Jakarta dalam memberikan belajar Al-Qur an pada

Penerima Manfaat adalah pertama, Metode individual, kedua metode

ceramah, ketiga metode diskusi.

Dari keterangan diatas penelitian menyimpulkan, bahwa dengan

penerapan metode-metode tersebut sangat epektif dalam membantu

para Penerima Manfaat yang dibimbing p;eh pembimbing dalam dalam

belajar Al-Qur an dan menjadikan merekan insan yang berpegang teguh

pada Al-Qur an dan Al-Hadits.

no Reduksi

Metode Materi Level Percaya

Diri Hasil

1 indivudual Face to Face

Menjadi

bagian

keluarga

Sangat Yakin

Mereka merasakan

seperti keluarga

sendiri

2 kelompok Ceramah

Dzikir

bersama

Sangat Yakin

Mereka menjadi

lebih baik

Diskusi

Pembimbing

memberikan

pertanyaan

Sangat Yakin

Menjadi lebih aktif

bertanya dari

sebelumnya

5 Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2001 ), cet. Ke-II h. 136.

 

Page 93: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

83

Indicator:

1. Dari hasil pengalaman yang mereka dapat selama

bimbingan bahwa meraka merasan perubahan dalam

percaya diri meraka setelah mengikuti bimbingan

selama ini secara face to face.

2. Hasil dari metode ceramah mereka bisa mengerti

makna kebersamaan.

3. Carayang sangat efektif dalam berkelompok dengan

cara diskusi dengan teman-teman sekamarnya untuk

menambahkan wawasannya.

C. Temuan Penelitian

Secara umum Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

mempunyai latar belakang dan program yang sama dengan Panti yang

lainnya. Kesamaan ini dianalisi dan dipandang dari sudut kebutuhan

kondisi fisik dan rohani yang kurang dipeerhatikan, tujuan program yang

dilakukan Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta ini adalah untuk

memnuhi kebutuhan hak dan kewajiban Penerima Manfaat yang masih

mempunyai keluarga yang utuh serta selalu terpenuhi kebutuhannya

dengan pedoman Kalam Ilahi (Al-Qur an).

Penelitian ini gambaran yang lebih jelas mengenai metode

bimbingan Islamdalam belajar Al-Qur an pada Penerima Manfaat yang

dilakukan oleh Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta yang selama

 

Page 94: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

84

ini secara intensef telah melakukan berbagai macam kegiatan dalam

memberikan bimbingan terhadap Penerima Manfaat.

Dalam hasil penelitian yaitu dengan observasi dan wawancara

secara dalam yang selama ini penelitian lakukan, disini penulis melihat

bahwa metode bimbingan Islam yang dilakukan Panti Sosial Karya Wanita

Jaya Jakarta sangat berpengaruh dalam perkembangan Penerimadalam

belajar Al-Qur an, tidak hanya Penerima Manfaat yang merasakan

demikian namun pegawai sekitar juga merasakan kemanfaatnya, sehingga

pegawai sekitae sangat mendukung segala program yang dibuat oleh Panti

Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta. Karena dari hasil wawancara,

mereka menyatakan bahwa bimbingan Islam yang diberikan oleh Panti

Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta yaitu dengan metode-metode

yang telah dilakukan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, yaitu

Penerima Manfaat dapat mengetahui apa tujuan ayat-ayat yang diturunkan

dalam Al-Qur an dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

sehingga kehidupan yang dijalanin benar-benar terarah dan lebih

mendekatkan diri kepada Allah SWT. berikut kutipan wawancara dengan

salah satu Penerima Manfaat.

“Menurut saya bimbingan belajar Al-Qur an sangat lah bagus untuk

meperlancar bacaan kita dan mengetahui isi kandungannya, umumnya

menjadi panduan hidup dalam mempelajari Al-Qur an”.6

6 Wawancara pribadi dengan Novitasari., Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta, 10

Febuari 2017

 

Page 95: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

85

Selain metode-metode tersebut tidak jarang pihak Panti juga selalu

memotivasi mereka untuk terus belajar mengembangkan kemapuan yang

dimilikinya. Semua yang dilakukan Panti semata-mata untuk

meningkatkan martabat dan membantu memenuhi kebutuhan serta

memberikan hak dan kewajiban mereka, sehingga masyarakat bisa

menerima mereka kembali.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Bimbingan Islam Melalui

Belajar Al-Qur an

Ketika melakukan proses metode bimbingan Islam melaui belajar Al-qur

an ini tentunya mempunyai sebab yang menjadi faktor pendukung dan

penghambat kegiatan tersebut. Penulis menemukan beberapa hal yang menjadi

faktor pendukung dan penghambat dalam bimbingan Islam bagi penerima

manfaat di PSKW Mulya Jaya, sebagai berikut:

a. Faktor Pendukung

1. Adanya dukungan dari pihak panti, yaitu dengan dukungan

atau partisipasi para pegawai sosial lainnya dengan

menyediakan, membantu dan memotivasi dalam penelitian

ini.

2. Adanya antusiasme dari penerima manfaat. Hal ini ditandai

dengan peran aktif penerima manfaat dalam mengikuti

bimbingan Islam.

 

Page 96: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

86

3. Adanya fasilitas yang nyaman dan tenang, berupa ruangan

yang ber-AC, pengeras suara, dan perpustakaan Islam.

b. Faktor penghambat

1. Beragamnya tingkat pendidikan penerima manfaat yang

sangat rendah.

2. Berbedanya usia penerima manfaat yang tidak sebaya.

3. Sulitnya memiliki jangkauan monitoring kepada

penerima manfaat ketika setelah mereka keluar panti,

dikarenakan anggaran yang dikhususkan dan waktu

monitoring yang terbatas, sehingga pihak panti dalam

mensikapi pemecahan alternatif ini telah bekerjasama

dengan pihak pemda setempat dimana penerima manfaat

itu berasal, yang pada gilirannya diharapkan penerima

manfaat itu tidak kembali terjerumus ke dunia pekerja

seks komersial.

4. Adanya gangguan dari pada germo untuk mengambil

atau mengeluarkan mereka dari panti ini disebabkan

adanya keterkaitan antara penerima manfaat dan para

germo.

 

Page 97: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

85

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan hasil penelitian maka penulis menarik beberapa

simpulan tentang metode bimbingan Islam melalui belajar Al-Qur an untuk

meningkatkan percaya diri penerima manfaat di Panti Sosial Karya Wanita Mulya

Jaya Jakarta.

Kegiatan bimbingan Islam yang selama ini dilakukan di Panti Sosial Karya

Wanita dalam memberikan pelajaran Al-Qur an pada penerima manfaat

menggunakan beberapa metode, sebagai berikut :

1. Metode Individual, dalam hal ini pembimbing melakukan bimbingan

secara individual kepada para penerima manfaat melalui membaaca

Al-Qur an kepada pembimbing.

2. Metode Ceramah, dalam hal ini pembimbing memberikan penjelasan

secara lisan tentang materi yang akan disampaikannya seperti : “Ibu

adalah keramat bagi kita, Pentingnya Iman dan Taqwa, ilmu-ilmu Al-

Qur an serta perjalanan Rasul selama menerima Wahyu”.

3. Metode Diskusi, dalam metode ini pembimbing mempersilahkan

para penerima manfaat umtuk bertanya berkaitan materi yang

diberikan.

85

 

Page 98: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

86

Oleh karena itu pihak panti juga mewajibkan para penerima manfaat untuk

selalu mengikuti kegiatan bimbingan Agama Islam. Dengan demikian diharapkan

mereka mampu menambah pengetahuan tentang Islam serta menjadi bekal setelah

keluar dari panti.

Disamping itu ada beberapa faktor pendukung dalam mensukseskan

program bimbingan melalui belajar Al-Qur an untuk meningkatkan percaya diri

penerima manfaat di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya sebagai berikut:

1. SDM pembimbing yang sangat kompeten dibidangnya.

2. Sarana dan prasarana yang sangat memadai serta fasilitas yang

mendungkung.

3. Para pegawai yang bekerja keras dalam melaksanakan tugasnya

dengan penuh semangat dan tulus ikhlas.

Akan tetapi ada beberapa faktor penghambat yang terdapat didalamnya,

sebagai berikut :

1. Perbedaan usia yang tidak merata

2. Penerima Manfaat yang malas

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitan, maka ada beberapa saran yang ingin

penulis sampaikan untuk pengelola panti, sebagai berikut :

1. Kepada para pegawai Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya,

agar terus memberikan bimbingan pada penerima manfaat

 

Page 99: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

87

serta mewujudkan beberapa program yang menjadi

kebanggaan Pani ini dengan tingkatkan terus kualitas dan

kuantitas para Penerima Manfaat untuk menjadi orang yang

berguna dilingkunganya.

2. Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, harus meningkatkan

sarana prasana yang ada dipanti secara berkesinambungan.

3. Perlunya monitoring yang berkesinambungan antara pihak

panti dengan instansi sosisal yang ada di tempat peneriman

maanfat itu berada.

4. Menggunakan metode yang lebih mudah dimengerti

Penerima Manfaat untuk belajar A-Qur’an.

5. Hasil dari penelitian ini untuk menambah program di panti

 

Page 100: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

88

DAFTAR PUSTAKA

Andrean, Macheal D,dan Judy Daniels.2006.Landasan Bimbingan dan

Konseling,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ardianto, Elvinaro.2010.Metodelogi Penelitianuntuk Public Relation.

Bandung:SIMBIOSA REKATAMAMEDIA.

Arikunto, Suharsimi.1989.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek.Jakarta: PT. Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi . 2003.Prosedur penelitian Suatu Pendekatan

Praktek.Jakarta: Bulan Bintang.

Arifin . 1998. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta:

PT. Golden Terayon Press.

As-Shabuni, Ali, Muhammad.1999.Studi Ilmu Al-Qur an (terj), Aminuddin daru

judul asli At-tibyaan fii Ulumul Qur an.Bandung: CV. Pustaka Setia.

A Hallen. 2005. Bimbingan Dan Konseling. Jakarta : Quatum Teaching

Depag RI.2005.Al-Qur an dan Terjemahnya.Jakarta: cv. Kathoda.

Derektorat Jendral Pelayanan dan rehabilitasi Sosial, Kementriaan Sosial R.I,

diakses dari pada tanggal 25 Maret 2016.

http://illarezkiwnda.blogspot.com/2012/05/angket-percaya-diri-.html, di unduh

tanggal 20 november 2016, jam 10.20

Husman, Husaini.2000.Metodelogi Penelitian Sosial.Jakarta:Bumi Aksara..

Katakanlah roh suci (Jibril) membawakannya turun dengan kebeneran

turun dari TuhanMu untuk meneguhkan hati orang yang percaya untuk

menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah

diri. (Q.S. An-Nahl, 16: 102)

Lutfi, M.2008.MA,Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling)

Islam.Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah 2008.

______ Dasar-dasr Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008), h. 123

Majlis Ar-Rasul” merupakan suatu majlis atau tempat yang digunakan oleh Nabi

untuk menyampaikan wahyu kepada para sahabat setiap kali Nabi

menerima wahyu, beliau menyampaikan kepada para sahabat melalui

majlis tersebut.

Maleong, Lexy J.2002.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya.

 

Page 101: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

89

Nata, Abuddin.2001.Metodelogi Studi Islam.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

________2001. Metode Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Poerwandi E , Kristi.1983.Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian

Psikologi.Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan

Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI.

Suara Pembaharuan, Data Psk Remaja di Nias.

Subana, M.2005.Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.Bandung:Pustaka Setia.

Sartono. 2001. Bimbingan dan Penyuluhan Bandung : CV, Pustaka Setia.

______ 2008. Bimbingan dan Penyuluhan Bandung : CV, Pustaka Setia.

Sudrajat, Ajat.1998.Din Al Islam.Yogyakarta: UPP IKIP.

Sugiyono.2005.Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: ALFABETA.

Suwarjo dan Eva Imania Elisa. 2010. 55 Permainan (Games) dalam Bimbingan

dan Konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Trianto.2011.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Yunus, Mahmud.1989.Kamus Arab Indonesia.Jakarta:PT. Hidakarya Agung.

.2003.Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Bulan

Bintang.

 

Page 102: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

 

Page 103: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

 

Page 104: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

 

Page 105: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

BIODATA DAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENERIMA MANFAAT

(SISWI) PSKW “MULYA JAYA” PASAR REBO JAKARTA TIMUR

Pada kesempatan kali ini penulis bermaksud untuk mengintriview saudara/ I untuk

melengkapi hasil penelitian penulis di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta, oleh

karena itu dimohon kesediaannya dalam menjawab intriview yang telah penulis sediakan.

Terimakasih atas kerja samanya.

Nama : Novita Sari Binti Ombi

TTL : Karawang, 17 Juli 2000

Usia : 17 Tahun

Pendidikan : SD (Tamat)

Isilah pertanyaan ini dengan singkat dan jelas !

1. T : Kapan anda masuk panti sosial karya wanita mulya jaya jakarta?

J : pada bulan November 2016 jam 12 malam

2. T : Apakah anda senang dengan bimbingan Al-Qur’an di panti sosial karya

wanita mulya jaya jakarta?

J : saya sangat senang adanya bimbingan Al-Qur’an di panti ini, karena

dapat membantu sekali untuk saya mempelajari Al-Qu’an.

3. T : materi bimbingan apa saja yang didapat di PSKW?

J : materi disini sangat banyak salah satunya membaca Al-Qur’an.

4. T : bagaimana metode penyampaian bimbingan lembaga Al-Qur’an?

J : secara peyampaiannya kita dibuat perkelompok, setelah itu kami

membaca bersama-sama.

5. T : bagaimana metode penyampaian metode bimbingan hafalan Al-Qur’an?

J : caranya saya membaca dengan berulang-ulang agar cepat ditangkap dan

mudah lupa.

 

Page 106: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

6. T : Bagaimana metode penyampaian bimbingan pemahaman Al-Qur’an?

J : saya mendengarkan yang disampaikan oleh pembimbing.

7. T : Dari beberapa bimbingan Al-Qur’an diatas, bimbingan yang mana anda

sukai?

J : yang saya sukai adalah bimbingan pemahaman Al-Qur’an

8. T : Apakah anda mendapat kesulitan dalam ketiga bimbingan tersebut?

J : iya, karena saya belum memahami betul tentang Al-Qur’an.

9. T : Bimbingan pemahaman yang mana anda rasa dapat menambahkan

percaya diri?

J : bimbingan pemahaman Al-Qur’an, karena membahas isi kandungan Al-

Qur’an.

10. T : apa saran anda untuk PSKW ini?

J : saran saya jangan ada batasan antara pegawai dan penerima manfaat.

TTD

Novita sari

Terbimbing

 

Page 107: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

BIODATA DAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENERIMA MANFAAT

(SISWI) PSKW “MULYA JAYA” PASAR REBO JAKARTA TIMUR

Pada kesempatan kali ini penulis bermaksud untuk mengintriview saudara/ I untuk

melengkapi hasil penelitian penulis di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta, oleh

karena itu dimohon kesediaannya dalam menjawab intriview yang telah penulis sediakan.

Terimakasih atas kerja samanya.

Nama : Kekey Rosenwati Binti Nanang Sofian

TTL : Subang, 15 Januari 2000

Usia : 17 Tahun

Pendidikan : SMP (tidak tamat)

Isilah pertanyaan ini dengan singkat dan jelas !

1. T : Kapan anda masuk panti sosial karya wanita mulya jaya jakarta?

J : pada bulan November 2016 jam 12 malam

2. T : Apakah anda senang dengan bimbingan Al-Qur’an di panti sosial karya

wanita mulya jaya jakarta?

J : saya sangat senang sekali, bimbingan Al-Qur’an membantu saya untuk

bisa membaca Al-Qur’an dan mengerti isi kandungannya walaupun hanya

sedikit.

3. T : materi bimbingan apa saja yang didapat di PSKW?

J : yang saya dapat hanya dapat dua yaitu bimbingan Al-Qur’an dan

bimbingan dzikir kalbu.

4. T : bagaimana metode penyampaian bimbingan lembaga Al-Qur’an?

J : cara penyampaiannya dengan membaca bersama setelah itu kita disuruh

membaca sendiri-sendiri dengan suara keras.

 

Page 108: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

5. T : bagaimana metode penyampaian metode bimbingan hafalan Al-Qur’an?

J : kalau cara penyampaian hafalan, kita semua membaca terlebih dahulu

sebanyak tiga kali setelah itu kita mulai menghafal Ayat perayat.

6. T : Bagaimana metode penyampaian bimbingan pemahaman Al-Qur’an?

J : kita semua mendengarkan pembimbing yang sedang menerangkan isi

kandungan ayat tersebut dengan cara ceramah.

7. T : Dari beberapa bimbingan Al-Qur’an diatas, bimbingan yang mana anda

sukai?

J : bimbingan membaca, membuat bacaan saya menjadi lancer.

8. T : Apakah anda mendapat kesulitan dalam ketiga bimbingan tersebut?

J : saya selalu mendapatkan kesulitan ketika pembimbing memberikan

penjelasan tentang ayat-ayat Al-Qur’an.

9. T : Bimbingan pemahaman yang mana anda rasa dapat menambahkan

percaya diri?

J : bimbingan membaca Al-Qur’an, karena setelah membaca Al-Qur’an sya

jadi lebih tenang dan percaya diri.

10. T : apa saran anda untuk PSKW ini?

J : lebih meningkatkan kualitas pembelajaran untuk penerima manfaat.

TTD

Kekey Roenwati

Terbimbing

 

Page 109: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

BIODATA DAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENERIMA MANFAAT

(SISWI) PSKW “MULYA JAYA” PASAR REBO JAKARTA TIMUR

Pada kesempatan kali ini penulis bermaksud untuk mengintriview saudara/ I untuk

melengkapi hasil penelitian penulis di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta, oleh

karena itu dimohon kesediaannya dalam menjawab intriview yang telah penulis sediakan.

Terimakasih atas kerja samanya.

Nama : Yani Nursiamnah Binti Ata

TTL : Bekasi, 12 Maret 1991

Usia : 27 Tahun

Pendidikan : SMP (tamat)

Isilah pertanyaan ini dengan singkat dan jelas !

1. T : Kapan anda masuk panti sosial karya wanita mulya jaya jakarta?

J : pada bulan November 2016 jam 12 malam

2. T : Apakah anda senang dengan bimbingan Al-Qur’an di panti sosial karya

wanita mulya jaya jakarta?

J : Alhamdulillah saya sangat senang, karena adanya bimbingan Al-Qur’an

dapat membantu saya belajar membaca Al-Qur’an.

3. T : materi bimbingan apa saja yang didapat di PSKW?

J : diantaranya bimbingan dzikir kalbu, bimbingan Al-Qur’an dan

bimbingan spiritual.

4. T : bagaimana metode penyampaian bimbingan lembaga Al-Qur’an?

J : cara penyampaiannya dengan membaca bersama setelah itu kita disuruh

membaca sendiri-sendiri dengan suara keras.

5. T : bagaimana metode penyampaian metode bimbingan hafalan Al-Qur’an?

J : dengan memperbanyak tadarus dan mengulangnya berkali-kali.

 

Page 110: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

6. T : Bagaimana metode penyampaian bimbingan pemahaman Al-Qur’an?

J : dengan cara pembimbing ceramah menyampaikan sesuai dengan materi.

7. T : Dari beberapa bimbingan Al-Qur’an diatas, bimbingan yang mana anda

sukai?

J : yang saya senangi bimbingan membaca Al-Qur’an, dengan kita

membaca Al-Qur’an, bacaan kita akan lancar.

8. T : Apakah anda mendapat kesulitan dalam ketiga bimbingan tersebut?

J : saya mendapat kesulitan ketika membaca Al-Qur’an yang belum lancar.

9. T : Bimbingan pemahaman yang mana anda rasa dapat menambahkan

percaya diri?

J : bimbingan membaca Al-Qur’an ketika saya sudah lancar saya merasa

lebih percaya diri membacanya.

10. T : apa saran anda untuk PSKW ini?

J : meningkatkan kualitas pembimbing dalam mengajar.

TTD

Yani Nuriamnah

Terbimbing

 

Page 111: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

BIODATA DAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENERIMA MANFAAT

(SISWI) PSKW “MULYA JAYA” PASAR REBO JAKARTA TIMUR

Pada kesempatan kali ini penulis bermaksud untuk mengintriview saudara/ I untuk

melengkapi hasil penelitian penulis di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta, oleh

karena itu dimohon kesediaannya dalam menjawab intriview yang telah penulis sediakan.

Terimakasih atas kerja samanya.

Nama : Leny Nuraini Binti Ardi Ma’ruf

TTL : Bekasi, 9 Agustus 1984

Usia : 37 Tahun

Pendidikan : SD (tidak tamat)

Isilah pertanyaan ini dengan singkat dan jelas !

1. T : Kapan anda masuk panti sosial karya wanita mulya jaya jakarta?

J : pada bulan November 2016 jam 12 malam

2. T : Apakah anda senang dengan bimbingan Al-Qur’an di panti sosial karya

wanita mulya jaya jakarta?

J : saya sangat senang adanya bimbingan Al-Qur’an disini.

3. T : materi bimbingan apa saja yang didapat di PSKW?

J : diantarana bimbingan dzikir qolbu, bimbingan Al-Qur’an, dan

bimbingan spritual.

4. T : bagaimana metode penyampaian bimbingan membaca Al-Qur’an?

J : cara membacanya dengan membaca bersama setelah itu kita membaca

sendiri-sendiri dengan suara keras.

5. T : bagaimana metode penyampaian metode bimbingan hafalan Al-Qur’an?

J : dengan cara membcara bersama-sama secara mengulang-ulang

 

Page 112: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

6. T : Bagaimana metode penyampaian bimbingan pemahaman Al-Qur’an?

J : dengan cara dijelaskan secara bersama dengan menjelaskan isi

kandungan Al-Qur’an yang secang dipelajari.

7. T : Dari beberapa bimbingan Al-Qur’an diatas, bimbingan yang mana anda

sukai?

J : saya sangat menyukai bimbingan baca Al-Qur’an karena adanya

bimbingan Al-Qur’an saya jadi termotivasi untuk melancarkan bacaan Al-

Qur’an.

8. T : Apakah anda mendapat kesulitan dalam ketiga bimbingan tersebut?

J : iya, saya sangat kesulitan sekali dengan menghafal Al-Qur’an.

9. T : Bimbingan yang mana anda rasa dapat menambahkan percaya diri?

J : bimbingan pemahaman Al-Qur’an, karena membahas isi kandungan Al-

Qur’an.

10. T : apa saran anda untuk PSKW ini?

J : saran saya perbanyak bimbingan Al-Qur’an.

TTD

Leny Nuraini Terbimbing

 

Page 113: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

BIODATA DAN HASIL WAWANCARA DENGAN PENERIMA MANFAAT

(SISWI) PSKW “MULYA JAYA” PASAR REBO JAKARTA TIMUR

Pada kesempatan kali ini penulis bermaksud untuk mengintriview saudara/ I untuk

melengkapi hasil penelitian penulis di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta, oleh

karena itu dimohon kesediaannya dalam menjawab intriview yang telah penulis sediakan.

Terimakasih atas kerja samanya.

Nama : Desi Oviani Binti M. Fadil

TTL : Karawang, 18 Maret 2000

Usia : 17 Tahun

Pendidikan : SD (tamat)

Isilah pertanyaan ini dengan singkat dan jelas !

1. T : Kapan anda masuk panti sosial karya wanita mulya jaya jakarta?

J : pada bulan November 2016 jam 12 malam

2. T : Apakah anda senang dengan bimbingan Al-Qur’an di panti sosial karya

wanita mulya jaya jakarta?

J : saya sangat senang adanya bimbingan Al-Qur’an di panti ini, karena

dapat membantu sekali untuk saya mempelajari Al-Qu’an.

3. T : materi bimbingan apa saja yang didapat di PSKW?

J : materi disini sangat banyak salah satunya membaca Al-Qur’an.

4. T : bagaimana metode penyampaian bimbingan lembaga Al-Qur’an?

J : dengan cara membaca bersama dan diperhatikan oleh pembimbing jika

ada yang salah.

5. T : bagaimana metode penyampaian metode bimbingan hafalan Al-Qur’an?

 

Page 114: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

J : dengan cara membuat kelompok agar lebih efektif, lalu membacany

secara bersama.

6. T : Bagaimana metode penyampaian bimbingan pemahaman Al-Qur’an?

J : dengan mendengarkan yang disampaikan oleh pembimbing.

7. T : Dari beberapa bimbingan Al-Qur’an diatas, bimbingan yang mana anda

sukai?

J : bimbingan pemahaman al-Qur’an, saya dapat mengetahui apa tujuan

ayat-ayat yang diturunkan dalam Al-Qur’an untuk umatnya menjalankan

hidup di dunia ini.

8. T : Apakah anda mendapat kesulitan dalam ketiga bimbingan tersebut?

J : saya sangat kesulitan dalam membaca Al-Qur’an karena bacaan saya

masih terbatah-matah dalam membaca Al-Qur’an.

9. T : Bimbingan pemahaman yang mana anda rasa dapat menambahkan

percaya diri?

J : bimbingan pemahaman Al-Qur’an, karena membahas isi kandungan Al-

Qur’an.

10. T : apa saran anda untuk PSKW ini?

J : saran saya sedikit untuk panti ini para pegawai harus lebih dekat dengan

penerima manfaat.

TTD

Desi Oviani

Terbimbing

 

Page 115: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

KEGIATAN BIMBINGAN AL-QUR AN

 

Page 116: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41388/1/BURHANUDIN-FDK.pdf · Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah

KEGIATAN BIMBINGAN AL-QUR AN