212
DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang dan Konsumsi Tahun 2010-2014) Skripsi Oleh: Dewi Aria Sandi NIM: 1112081000077 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

i

DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI

KEBIJAKAN HUTANG

(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang dan Konsumsi

Tahun 2010-2014)

Skripsi

Oleh:

Dewi Aria Sandi NIM: 1112081000077

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

i

DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI

KEBIJAKAN HUTANG

(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang dan Konsumsi

Tahun 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Dewi Aria Sandi NIM: 1112081000077

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA NIDN. 0311 0658 05 NIDN. 2004 1070 02

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 3: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 11 Mei 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Dewi Aria Sandi

2. NIM : 1112081000077

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Determinan Variabel Yang Mempengaruhi Kebijakan

Hutang (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang dan Konsumsi Tahun 2010-2014)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Mei 2016

1. Murdiyah Hayati, S.Kom, MM ( __ ) NIP. 19741003 200312 2 001 Penguji 1

2. Sopyan, MM ( __ ) NIDN. 0314 0570 04 Penguji 2

Page 4: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 22 Juni 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

Nama : Dewi Aria Sandi NIM : 1112081000077 Jurusan : Manajemen Judul Skripsi : Determinan Variabel Yang Mempengaruhi Kebijakan

Hutang (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang dan KonsumsiTahun 2010-2014)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Juni 2016

1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si

NIP. 19731221 200501 2 002 2. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM

NIDN. 0311 0658 05

3. Murdiyah Hayati, S.Kom, MM

NIP. 19741003 200312 2 001

4. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM

NIDN. 0311 0658 05

5. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA

NIDN. 2004 1070 02

Page 5: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewi Aria Sandi

NIM : 1112081000077

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Determinan Variabel Yang Mempengaruhi Kebijakan

Hutang (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang dan Konsumsi Tahun 2010-2014)

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

)

Page 6: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Dewi Aria Sandi

Tempat, tanggal lahir : Palas, 24 Desember 1994

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. KH. Dewantara No. 37 RT 01/15

Ciputat Tangerang Selatan 15411

No. Telp : 0838 7139 3087

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

2012 – 2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2009 – 2012 SMK Sasmita Jaya I Pamulang

2006 – 2009 SMP Negeri 2 Ciputat

2000 – 2006 SD Negeri VI Ciputat

1999 – 2000 TK Tunas Harapan

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Eddy Gunawan

2. Tempat & Tgl. Lahir : Padang, 15 Mei 1963

3. Telepon : 0812 913 5353

4. Ibu : Sarmawati

5. Tempat & Tgl. Lahir : Padang, 2 Januari 1965

6. Anak Ke dari : 2 (dua) dari 2 (dua) bersaudara

Page 7: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

vi

ABSTRACT

The aim of this study is to analyze the influencing factors Debt Policy on consumer goods company which listed in Indonesia Stock Exchange in the periods 2010-2014. Independent variables that used in this research is dividend payout ratio, free cash flow, growth asset, growth sales, liquidity, profitability (ROA), size and assets structure on consumer goods company’s debt policy. Sampling method used in this study was puprosive sampling method, which was based on certain criteria. Samples that match with the criteria of this research were 13 of companies. The analysis used was panel data regression analysis with the help of software EViews 8.0, to see whether the independent variables influence the dependent variable jointly or individually. The results of the data analysis or the regression indicate that the simultaneous dividend payout ratio, free cash flow, growth sales, liquidity, profitability (ROA), size and assets structure affect debt policy. Partially variables that significantly infulence the lending policies are free cash flow, growth asset, growth sales, liquidity, profitability (ROA), size and assets structure. While dividend payout ratio and growth asset variables did not significant influence the company’s debt policy. The magnitude of the coefficient of determination (Adjusted R Square) was equal to 0.942702. This means that the dependent variable was 94.2702% debt policy can be explained by the eight independent variables while remaining 5.7298% was explained by the variable debt policy or other factors outside the model.

Key words: debt policy, dividend payout ratio, free cash flow, growth asset, growth sales, liquidity, profitability (ROA), size and assets structure, panel data regression

Page 8: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

vii

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2014. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen, free cash flow, pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur aktiva terhadap kebijakan hutang perusahaan. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 13 perusahaan. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi data panel untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara bersama-sama maupun secara individu. Hasil analisis data atau hasil regresi menunjukkan bahwa secara simultan kebijakan dividen, free cash flow, pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur aktiva berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Secara parsial variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang adalah free cash flow, pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur aktiva. Sedangkan variabel kebijakan dividen dan pertumbuhan aset tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Besarnya koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah sebesar 0.942702. Hal ini berarti bahwa 94.2702% variabel dependen yaitu kebijakan hutang dapat dijelaskan oleh delapan variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 5.7298% kebijakan hutang dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lainnya diluar model. Kata kunci : kebijakan hutang, kebijakan dividen, free cash flow, pertumbuhan

aset, pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur aktiva, regresi data panel

Page 9: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis panjatkan kehadiran Allah

SWT, atas segala taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Determinan Variabel Yang

Mempengaruhi Kebijakan Hutang” (Studi Kasus pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Industri Barang dan Konsumsi Tahun 2010-2014).

Shalawat serta salam tak lepas penulis haturkan kehadirat Nabi Besar

Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman

yang terang benderang.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu untuk memperoleh gelar Sarjana

Strata satu pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen

Universitas Islam Negeri Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan

tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis mengucapkan ucapan terimakasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1) Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan cintanya kepadaku,

yang telah memberikan kasih sayang, kepercayaan, didikan, dan

bimbingan serta membesarkanku dengan lantunan doa dan semangat cinta

beliau sehingga membuatku menjadi orang yang tegar, termotivasi, serta

terdukung untuk terus maju dan berjuang dalam hidup.

2) Bapak Dr. M. Arief Mufraini Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

3) Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.

4) Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM selaku pembimbing I yang banyak

memberikan saran, petunjuk, ilmu pengetahuan dan meluangkan waktunya

sehingga terselesaikan skripsi ini.

5) Bapak Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku pembimbing II yang selalu

memberikan petunjuk yang cerdas serta memberikan semangat ekstra

Page 10: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

ix

6) dalam proses penyusunan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir kuliah ini

7) Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis baik Staff Akademis dan

keuangan terima kasih atas segala bantuannya.

8) Kakakku yang tersayang dan yang terbaik, Sisca Marantika yang telah

memberikan bantuan, semangat dan support untuk menggapai

kesuksesanku

9) Seluruh keluarga besar yang telah memberikan semangat, motivasi, dan

dukungan yang besar kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10) Sahabat Zone (Yayah, Shefa, Dini, Santi, Hedra, Abdi, Gendut dan Lutfi),

Andi dan Dwi serta Teman-teman seperjuangan di kelas manajemen 2012

khususnya keuangan, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

skripsi ini, ke perpustakaan bareng-bareng, saya berharap juga bisa lulus

cepet bareng-bareng. Amiiiin.

11) Pihak-pihak yang belum saya sebutkan yang turut membantu baik dengan

moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan terima kasih

atas kebaikan dan perhatian yang kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki

banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis

mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi

penyempurnaan hasil penelitian ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak khususnya dalam bidang manajemen

keuanagan.

Jakarta, 07 Juni 2016

Penulis,

Dewi Aria Sandi

Page 11: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v

ABSTARCT.................................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian .................................................. 1

B. Perumusan Masalah ........................................................... 16

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................. 18

A. Landasan Teori .................................................................. 18

1. Kebijakan Hutang ......................................................... 18

2. Kebijakan Dividen ........................................................ 24

3. Free Cash Flow ............................................................. 30

4. Pertumbuhan Aset ......................................................... 32

5. Pertumbuhan Penjualan................................................. 33

6. Likuiditas...................................................................... 34

7. Profitabilitas ................................................................. 36

8. Ukuran Perusahaan ....................................................... 40

9. Struktur Aktiva ............................................................. 42

B. Hubungan Antar Variabel Independen Terhadap Variabel

Dependen .......................................................................... 43

Page 12: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

xi

1. Kebijakan Dividen dengan Kebijakan Hutang ............... 43

2. Free Cash Flow dengan Kebijakan Hutang .................... 44

3. Pertumbuhan Aset dengan Kebijakan Hutang................ 45

4. Pertumbuhan Penjualan dengan Kebijakan Hutang ....... 46

5. Likuiditas dengan Kebijakan Hutang ............................ 47

6. Profitabilitas dengan Kebijakan Hutang ........................ 48

7. Ukuran Perusahaan dengan Kebijakan Hutang .............. 48

8. Struktur Aktiva dengan Kebijakan Hutang .................... 49

C. Penelitian Terdahulu.......................................................... 50

D. Kerangka Pemikiran .......................................................... 66

E. Hipotesis Penelitian ........................................................... 68

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 70

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 70

B. Metode Pengumpulan Sampel ........................................... 70

C. Metode Pengumpulan Data ................................................ 72

D. Metode Analisis Data ........................................................ 73

1. Statistik Deskriptif ........................................................ 73

2. Metode Analisis Data Panel .......................................... 73

a. Model Common Effect .............................................. 77

b. Model Fixed Effect ................................................... 78

c. Model Random Effect ............................................... 78

3. Tahap Analisis Data ...................................................... 79

a. Uji Chow.................................................................. 79

b. Uji Hausman ............................................................ 81

4. Uji Dasar Asumsi Klasik ............................................... 82

a. Uji Normalitas .......................................................... 82

b. Uji Multikolinearitas ................................................ 84

c. Uji Heteroskedastisitas ............................................. 84

d. Uji Autokorelasi ....................................................... 86

5. Uji Hipotesis ................................................................. 87

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................. 87

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) .................................. 88

Page 13: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

xii

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) ....... 90

E. Definisi Operasional Variabel............................................ 91

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................... 96

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................... 96

1. Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal ....................... 96

2. Gambaran Umum Perusahaan Sektor Industri Barang dan

Konsumsi...................................................................... 101

B. Analisis dan Pembahasan .................................................. 112

1. Deskriptif Sampel ......................................................... 112

2. Deskriptif Variabel ....................................................... 112

a. Perkembangan Kebijakan Dividen ............................ 113

b. Perkembangan Free Cash Flow ................................ 115

c. Perkembangan Pertumbuhan Aset ............................ 117

d. Perkembangan Pertumbuhan Penjualan .................... 119

e. Perkembangan Likuiditas ......................................... 121

f. Perkembangan Profitabilitas ..................................... 123

g. Perkembangan Ukuran Perusahaan ........................... 125

h. Perkembangan Struktur Aktiva ................................. 127

i. Perkembangan Kebijakan Hutang ............................. 129

3. Statistik Deskriptif ........................................................ 131

4. Uji Analisis Model Regresi Data Panel ......................... 138

a. Pendekatan Common Effect ...................................... 138

b. Pendekatan Fixed Effect ........................................... 139

c. Pendekatan Random Effect ....................................... 140

5. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel ..... 141

a. Uji Chow .................................................................. 141

b. Uji Hausman ............................................................ 143

6. Uji Dasar Asumsi Klasik ............................................... 144

a. Uji Normalitas .......................................................... 145

b. Uji Multikolinearitas ................................................ 147

c. Uji Heteroskedastisitas ............................................. 148

d. Uji Autokorelasi ....................................................... 149

Page 14: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

xiii

7. Uji Hipotesis ................................................................. 150

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................. 150

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) .................................. 152

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) ....... 166

8. Analisis Regresi Panel .................................................. 168

BAB V PENUTUP .............................................................................. 172

A. Kesimpulan ....................................................................... 172

B. Implikasi ........................................................................... 173

C. Saran ................................................................................. 175

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 177

LAMPIRAN .................................................................................................. 184

Page 15: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

Tabel 1.1 Rata-rata 9 Variabel Utama Pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Industri Barang dan Konsumsi di BEI Tahun 2010-2014 10

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 55

Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel 72

Tabel 3.2 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan

uji Durbin Watson (DW) 87

Tabel 4.1 Nama Sampel Perusahaan 112

Tabel 4.2 Nilai DPR Masing-masing Perusahaan 2010-2014 114

Tabel 4.3 Nilai Free Cash Flow Masing-masing Perusahaan 2010-2014 116

Tabel 4.4 Nilai Growth Asset Masing-masing Perusahaan 2010-2014 118

Tabel 4.5 Nilai Growth Sales Masing-masing Perusahaan 2010-2014 120

Tabel 4.6 Nilai Current Ratio Masing-masing Perusahaan 2010-2014 122

Tabel 4.7 Nilai ROA Masing-masing Perusahaan 2010-2014 124

Tabel 4.8 Nilai Size Masing-masing Perusahaan 2010-2014 126

Tabel 4.9 Nilai Struktur Aktiva Masing-masing Perusahaan 2010-2014 128

Tabel 4.10 Nilai DAR Masing-masing Perusahaan 2010-2014 130

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Kebijakan Hutang dan Variabel 132

Tabel 4.12 Uji Common Effect (OLS) 139

Tabel 4.13 Uji Fixed Effect 140

Page 16: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

xv

Tabel 4.14 Uji Random Effect 141

Tabel 4.15 Uji Chow 142

Tabel 4.16 Uji Hausman 144

Tabel 4.17 Uji Multikolinearitas 147

Tabel 4.18 Uji Park 149

Tabel 4.19 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan

Uji Durbin Watson (DW) 150

Tabel 4.20 Uji Autokorelasi 150

Tabel 4.21 Uji F (Simultan) 151

Tabel 4.22 Uji t (Parsial) 153

Tabel 4.23 Uji Adjusted R2 167

Tabel 4.24 Uji terpilih (Random Effect Model) 169

Page 17: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 67

Gambar 4.1 Nilai DPR Masing-masing Perusahaan 2010-2014 113

Gambar 4.2 Nilai Free Cash Flow Masing-masing Perusahaan 2010-2014 115

Gambar 4.3 Nilai Growth Asset Masing-masing Perusahaan 2010-2014 117

Gambar 4.4 Nilai Growth Sales Masing-masing Perusahaan 2010-2014 119

Gambar 4.5 Nilai Current Ratio Masing-masing Perusahaan 2010-2014 121

Gambar 4.6 Nilai ROA Masing-masing Perusahaan 2010-2014 123

Gambar 4.7 Nilai Size Masing-masing Perusahaan 2010-2014 125

Gambar 4.8 Nilai Struktur Aktiva Masing-masing Perusahaan 2010-2014 127

Gambar 4.9 Nilai DAR Masing-masing Perusahaan 2010-2014 129

Gambar 4.10 Uji Normalitas 146

Page 18: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan 184

Lampiran 2 Data Rasio Keuangan Perusahaan 185

Lampiran 3 Hasil Output Uji Regresi Data Panel 188

Lampiran 4 Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel 191

Lampiran 5 Hasil Output Uji Asumsi Klasik 193

Page 19: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Persaingan bisnis yang semakin ketat dalam era globalisasi saat ini

bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi perusahaan

berdasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing

perusahaan. Dalam menjalankan dan mengelola operasi bisnisnya setiap

perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan

dana agar aktivitas perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan

perusahaan. Tujuan utama perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai

perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik (shareholders) atau

para pemegang saham (Salvatore, 2005). Pendanaan digunakan oleh

perusahaan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan,

baik dana jangka panjang maupun dana jangka pendek. Dana juga dibutuhkan

untuk melakukan ekspansi atau perluasan usaha atau investasi baru. Artinya

didalam perusahaan harus tersedia dana dalam jumlah tertentu sehingga

tersedia pada saat dibutuhkan. Perusahaan membutuhkan dana yang optimal

baik yang berasal dari dalam perusahaan bisa berupa laba ditahan (retained

earnings) yang merupakan hasil atau keuntungan dari kegiatan operasi

maupun dana yang berasal dari luar perusahaan yang merupakan dana

tambahan yang sangat berguna dan bermanfaat sebagai modal pengembangan

usaha, sumber dana yang berasal dari luar bisa berupa pinjaman, baik

pinjaman jangka pendek ataupun jangka panjang, selain itu juga bisa dengan

menjual surat berharga (IPO) kepada masyarakat umum melalui pasar modal.

Page 20: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

2

Dan salah satu alternatif perusahaan untuk memperoleh dana adalah dengan

kebijakan hutang (Sukmaja, 2009:26). Dalam hal ini tugas manajer keuangan

yang bertugas memenuhi kebutuhan dana tersebut (Kasmir, 2009:150).

Namun, seringkali pihak manajer perusahaan atau insider mempunyai tujuan

lain yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut, sehingga timbul konflik

kepentingan di antara pihak manajemen dalam hal ini yaitu manajer (agen)

dengan para pemegang saham (principal) sehingga menimbulkan apa yang

disebut dengan masalah keagenan (agency problems) (Brealey, 2008:16).

Menurut Brigham dan Daves dalam Masdupi (2005:3), manajer

seharusnya memperhatikan kepentingan pemilik perusahaan. Tetapi dalam

kenyataannya, manajemen juga berkepentingan terhadap kemakmuran dirinya

sehingga membuat manajer enggan untuk mengambil keputusan yang lebih

berisiko. Jika investasi yang berisiko tersebut gagal, maka laba perusahaan

akan mengalami penurunan. Pada kenyataannya, ukuran kinerja manajerial

adalah laba yang dihasilkan. Dengan demikian, kegagalan investasi tersebut

dapat mengakibatkan manajer tidak memperoleh insentif atau bonus seperti

yang diharapkan. Akibatnya, manajer tidak lagi memaksimumkan

kemakmuran pemegang saham melainkan mengambil jalan tengah dengan

meminimumkan kerugian potensial dari pemilik perusahaan.

Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dalam

keputusan pendanaan terjadi disebabkan pemegang saham hanya peduli

dengan risiko sistematik dari saham perusahaan, karena mereka berinvestasi

pada portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Sebaliknya manajer peduli

pada risiko perusahaan secara keseluruhan karena menyangkut reputasinya

Page 21: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

3

(Wahidawati, 2002 dalam Apit Susanti dan Sekar Mayangsari, 2014). Dalam

konteks keuangan, masalah tersebut muncul antara prinsipal dan agen.

Masalah keagenan tersebut dapat terjadi antara pemilik (shareholders)

dengan manajer, manajer dengan debtholder, serta manajer dan shareholders

dengan debtholder. Konflik tersebut dikenal sebagai masalah keagenan

(agency problem) (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002:12).

Permasalahan konflik keagenan muncul ketika perusahaan mulai

menggunakan sumber dana eksternal untuk membiayai investasi. Sumber

dana eksternal yang dimaksud adalah penggunaan hutang (kreditur) dan

saham (manajerial, individu, institusi). Masalah yang muncul adalah naiknya

risiko yang ditanggung oleh pihak eksternal tersebut akibat tindakan ataupun

keputusan yang dibuat oleh manajemen.

Konflik keagenan juga dapat terjadi karena manajer memiliki

informasi yang lebih baik mengenai prospek perusahaan dibandingkan

dengan informasi yang dimiliki pemegang saham atau disebut dengan

asymmetric information (Brigham dan Houston, 2012). Selain itu, konflik

seperti ini kemungkinan besar terjadi ketika para manajer sebuah perusahaan

memiliki terlalu banyak dana yang dapat mereka gunakan untuk mendanai

proyek-proyek pribadi para manajer yang tidak memberikan manfaat untuk

memaksimalkan harga-harga saham. Akibat dari konflik keagenan adalah

memunculkan biaya yang disebut sebagai agency cost yang berguna sebagai

mekanisme pengawasan untuk meminimalkan konflik keagenan (agency

conflict) yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan manajer dan

pemegang saham.

Page 22: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

4

Kebijakan hutang merupakan salah satu keputusan pendanaan

eksternal yang sangat penting bagi perusahaan. Kebijakan hutang ini

dilakukan guna untuk menambah dana perusahaan yang akan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya. Hutang mempunyai pengaruh

penting bagi perusahaan karena selain sebagai sumber pendanaan ekspansi,

hutang juga dapat digunakan untuk mengurangi konflik keagenan. Menurut

Brigham dan Houston (2006), salah satu alternatif guna mengurangi

kelebihan arus kas adalah dengan mengubah struktur modal ke arah hutang

dengan harapan persyaratan penutupan hutang yang lebih tinggi akan

memaksa manajer untuk lebih disiplin. Karena hal tersebut, manajer akan

lebih berhati-hati untuk tidak melakukan pengeluaran yang sia-sia jika

perusahaan memiliki persyaratan penutupan hutang dalam jumlah besar

sehingga manajer akan terkontrol dalam menggunakan arus kas perusahaan.

Menurut Brigham dan Ehrhardt (2005) dengan adanya hutang, kebutuhan

untuk membayar bunga dan pokok pinjaman secara perodik akan mengurangi

jumlah uang yang dapat dipergunakan oleh manajer untuk kepentingan

pribadinya (Farah Margaretha & Yolla Argoeby, 2009).

Para investor menanamkan dananya pada perusahaan bertujuan untuk

mendapatkan return. Return terdiri dari yield dan capital gain. Selain

memperoleh capital gain, dividen juga merupakan salah satu keuntungan

yang akan diperoleh bagi investor atau pemegang saham. Adanya

pembayaran dividen yang tetap menyebabkan timbulnya suatu kebutuhan

dana yang tetap setiap tahunnya sehingga kebutuhan dana perusahaan akan

meningkat. Perusahaan yang memiliki dividen payout ratio yang tinggi lebih

Page 23: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

5

menyukai pendanaan dengan modal sendiri karena pembayaran dividen akan

meningkatkan kewajiban perusahaan dan pembayaran dividen pada umumnya

dilakukan setelah perusahaan melakukan pembayaran terhadap bunga dan

cicilan hutang perusahaan. Oleh karena itu, manajer akan lebih berhati-hati

dan efisien dalam menggunakan hutang (Yeniatie & Nicken Destriana, 2010).

Free cash flow adalah arus kas yang benar-benar tersedia untuk

didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik hutang)

setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap,

produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk

mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham & Houston,

2006:65).

Kebijakan hutang juga bergantung pada pertumbuhan aset yang

dimiliki perusahaan. Perusahaan yang mempunyai aset besar tentu lebih

mudah memperoleh hutang atau pinjaman dari pada perusahaan yang tidak

mempunyai assetyang besar. Menurut Gapenski dan Daves dalam Sukmaja

(2009 : 42), perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih

mudah mendapatkan hutang dari pada perusahaan yang tidak memiliki

jaminan terhadap hutang.

Pertumbuhan penjualan yang tinggi dapat meningkatkan biaya

operasional melalui hutang. Menurut Brigham dan Houston (2010),

perusahaan dengan tingkat laba yang tinggi cenderung lebih besar

menggunakan sumber dana eksternal yaitu hutang dibandingkan dengan

perusahaan-perusahaan yang tingkat penjualannya rendah.

Page 24: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

6

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dapat digunakan

untuk mengembalikan hutang dan bunga pinjaman. Semakin tinggi

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, maka semakin besar return

yang diharapkan oleh investor. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi

biasanya menggunakan hutang dalam jumlah sedikit dibandingkan dengan

perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah karena perusahaan dengan

profitabilitas tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian

besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang di dapat dari dalam

perusahaan. Oleh karena itu, para investor memiliki minat yang besar

terhadap perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi. Karena para investor

memiliki tujuan untuk mendapatkan tingkat return yang seimbang dengan

tingkat risiko yang diambilnya. Selain itu, semakin banyak laba yang di

peroleh perusahaan maka semakin banyak cadangan dana yang disiapkan

untuk membayar hutang tersebut. Hal ini sesuai dengan pecking order theory

yang menentukan urutan dalam keputusan pendanaan dimana para manajer

pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, hutang dan

penerbitan saham sebagai pilihan terakhir (Mamduh, 2004 dalam Zulfia

Andina, 2013).

Kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutangnya tergantung

dari kebijakan hutang yang diambil oleh perusahaan. Kemampuan perusahaan

dapat meningkatkan kepercayaan para kreditur untuk meminjamkan dana

kepada perusahaan. Kemampuan perusahaan tersebut, dapat diukur dengan

current ratio(CR) yaitu perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancarnya

yang biasa disebut dengan likuiditas perusahaan. Perusahaan yang memiliki

Page 25: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

7

current ratio tinggi berarti memiliki aktiva lancar yang cukup untuk

mengembalikan hutang lancarnya sehingga perusahaan berpeluang untuk

mendapatkan hutang dengan mudah dari para investor (Ozkan, 2001).

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangakan

perusahaan dalam menentukan kebijakan hutang. Perusahaan besar memiliki

keuntungan aktivitas serta lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan

perusahaan kecil sehingga kebutuhan hutang perusahaan yang besar akan

lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Semakin besar ukuran perusahaan,

maka perusahaan akan semakin transparan dalam mempublikasikan kinerja

perusahaan kepada pihak luar. Dengan demikian dapat meningkatkan

kepercayaan para kreditur untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan

besar. Sehingga aktiva yang di danai dengan hutang akan semakin besar pula

(Homaifer dan Zietz, 1994).

Menurut Brigham dan Houston (2011:188) struktur aktiva adalah

sebuah jaminan perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai

jaminan dalam menggunakan utang. Aset umum yang dapat digunakan oleh

banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik, sementara tidak untuk

aset dengan tujuan khusus.

Dalam penelitian ini kebijakan hutang dapat diproksikan dengan Debt

to Assets Ratio (DAR). Rasio hutang (debt ratio) merupakan ukuran seberapa

besar aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dibelanjai hutang (pinjaman).

Semakin besar rasio hutang terhadap total assets maka risiko bagi investor

akan semakin tinggi (Brigham dan Houston, 2012).Tinggi rasio DAR

Page 26: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

8

menunjukkan bahwa pendanaan yang berasal dari hutang besar. Investor

cenderung lebih tertarik pada tingkat DAR lebih dari satu karena

mengindikasikan risiko perusahaan tinggi karena penggunaan hutangnya

tinggi. Oleh karena itu, perusahaan akan berusaha agar tingkat DAR yang

dimiliki perusahaan tidak lebih dari satu dalam struktur pendanaannya

(Brigham dan Houston, 2001). Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam

aktivitas pendanaan adalah hutang, yaitu menentukan sampai sejauh mana

hutang digunakan dalam struktur modal perusahaan dan seberapa besar

perusahaan mendanai assetnya dengan menggunakan hutang.

Industri manufaktur adalah industri dengan perusahaan yang paling

mendominasi di Bursa Efek Indonesia. Industri ini terdiri dari sekitar 150

perusahaan yang dikelompokkan menjadi beberapa sub kategori industri.

Perusahaan manufaktur sendiri merupakan perusahaan yang melakukan

proses produksi yang mengubah barang mentah menjadi barang jadi atau

barang yang siap dikonsumsi sehingga membutuhkan dana yang cukup besar

dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Banyaknya perusahaan dalam

industri, serta kondisi ekonomi saat ini telah menciptakan persaingan yang

sangat ketat antar perusahaan manufaktur namun semakin pesatnya

persaingan tersebut tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat,

hal ini menimbulkan banyak permasalahan dalam dunia manufaktur seperti

penyalahgunaan penyaluran kredit yang akhirnya menjadi kredit macet,

sehingga perusahaan manufaktur tersebut menjadi kekurangan likuiditas yang

parah, pada akhirnya menjadikan perusahaan tersebut mengalami pailit

(dilikuidasi).

Page 27: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

9

Persaingan yang terjadi dalam industri manufaktur tentunya membuat

setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerjanya agar dapat tercapainya

tujuan perusahaan. Menurut situs resmi Kemenprin,Industri manufaktur

merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang paling diminati oleh

investor asing seiring pulihnya perdagangan internasional khususnya sektor

industri barang dan konsumsi yang mempunyai peran aktif dalam pasar

modal dimana pada awal tahun 2011 sektor barang dan konsumsi mengalami

kenaikan sebesar 41,93% dibandingkan sektor lainnya. Pada tahun 2013,

Kemenprin juga mencatatkan bahwa industri barang dan konsumsi menjadi

penopang daya tahan sektor manufaktur yang tumbuh sebesar 28%. Kenaikan

ini merupakan kenaikan tertinggi kedua dari sepuluh sektor yang ada serta

sektor dengan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya

yang menjadi bagian dalam industri manufaktur. Oleh karena itulah sektor

industri barang dan konsumsi harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau

likuiditas. Mengingat besarnya pengaruh yang akan terjadi jika mengalami

kesulitan keuangan pada industri barang dan konsumsi, maka perlu dilakukan

analisis sedemikian rupa, sehingga kesulitan keuangan dan kemungkinan

kebangkrutan dapat diketahu lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah

kebijaksanaan.

Dengan demikian, perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam

mengambil keputusan yang tepat dalam hal pendanaan khususnya

menggunakan hutang agar perusahaan dapat berkembang, bertahan hidup,

bersaing dengan perusahaan lainnya serta memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Page 28: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

10

Dari pengamatan sepintas yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa variabel kebijakan hutang (DAR), kebijakan dividen (DPR), free cash

flow (FCF), pertumbuhan aset (GA), pertumbuhan penjualan (GS), likuiditas

(CR), profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (SIZE), serta struktur aktiva

(SA) perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang

terdaftar di BEI tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Rata-rata 9 Variabel UtamaPada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang dan Konsumsi di BEI Tahun 2010-2014

No VARIABEL TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014

1 DAR 0.4020 0.2916 0.3161 0.3183 0.3461 Perubahan (%) - -27.4% 8.4% 0.7% 8.7%

2 DPR 0.5350 0.4716 0.6626 0.4229 0.5506 Perubahan (%) - -11.8% 40.5% -36.2% 30.2%

3 FCF 0.1970 0.1211 0.0537 0.0924 0.0458 Perubahan (%) - -38.5% -55.7% 72.2% -50.5%

4 Growth Asset 0.0330 0.1250 0.1075 0.1981 0.1114 Perubahan (%) - 278.2% -13.9% 84.2% -43.8%

5 Growth Sales 0.3206 0.1143 0.1468 0.1453 0.0841 Perubahan (%) - -64.4% 28.5% -1.1% 42.1%

6 Likuiditas 4.0234 4.1367 3.3848 2.9481 2.9088 Perubahan (%) - 2.8% -18.2% -12.9% -1.3%

7 Profitabilitas (ROA) 0.3860 0.2132 0.2018 0.2209 0.1842 Perubahan (%) - -44.8% -5.4% 9.4% -16.6%

8 Ukuran Perusahaan (SIZE) 28.5709 28.8616 28.9601 29.1362 29.2389 Perubahan (%) - 1.0% 0.3% 0.6% 0.4%

9 Struktur Aktiva 0.5175 0.3257 0.3345 0.3454 0.3559 Perubahan (%) - -37.1% 2.7% 3.2% 3.1%Sumber: Data diolah 2016

Ditinjau dari DAR perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 1.1,

tahun 2010 sampai dengan 2014 rata-rata DAR perusahaan manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan

bahwa proporsi hutang untuk membiayai aktiva cenderung berubah tiap

Page 29: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

11

tahunnya tergantung dari keputusan manajer dan pemegang saham. Dalam

signaling theory dinyatakan bahwa perusahaan dengan prospek yang

menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan

mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti dengan

menggunakan hutang.

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata variabel independen

(kebijakan dividen, free cash flow, pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan,

likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur aktiva) perusahaan

manufaktur sektor industri barang dan konsumsi pada tahun 2010 sampai

dengan 2014 mengalami fluktuatif. DPR perusahaan mengalami naik turun

dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 dan 2013 DPR perusahaan mengalami

penurunan sedangkan untuk tahun 2012 dan 2014 DPR perusahaan

mengalami kenaikan. FCF perusahaan cenderung mengalami penuruan dari

tahun ke tahun, hanya pada tahun 2013 FCF perusahaan mengalami kenaikan

sebesar 72,2%. Growth Asset perusahaan cenderung mengalami fluktuatif

dari tahun ke tahun, pada tahun 2012 dan 2014 Growth Asset perusahaan

mengalami penurunan sedangkan pada tahun 2011 dan 2013 Growth Asset

perusahaan mengalami kenaikan. Growth Sales perusahaan cenderung

mengalami penurunan dari tahun ke tahun, penurunan paling besar dialami

pada tahun 2011 sebesar 64,4% sedangkan pada tahun 2012 dan 2014 Growth

Sales perusahaan mengalami kenaikan sebesar 28,5% dan 42,1%. CR

perusahaan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, padatahun

2011 CR perusahaan mengalami kenaikan sebesar 2,8% dan pada tahun 2012-

2014 CR perusahaan selalu mengalami penurunan. ROA perusahaan

Page 30: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

12

cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, hanya saja pada tahun

2013 ROA perusahaan mengalami kenaikan sebesar 9,4%. SIZE perusahaan

dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan meskipun presentase

kenaikan tidak terlalu besar namun setidaknya kenaikan SIZE perusahaan

cukup stabil. Struktur aktiva perusahaan dari tahun cenderung mengalami

kenaikan, hanya saja pada tahun 2011 struktur aktiva perusahaan mengalami

penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 37,1%.

Telah banyak penelitian empiris yang mecoba menguji model dari

kebijakan hutang pada perusahaan. Kebanyakan dari penelitian tersebut

dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan kebijakan hutang. Masing-masing faktor memiliki pengaruh yang

berbeda-beda. Besar kecilnya pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap

kebijakan hutang, tergantung pada jenis perusahaannya dan dimana industri

perusahaan itu beroperasi.

Hasil penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap

kebijakan hutang menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang

dilakukan oleh Christine Dwi Karya Susilawati dan Lidya Agustina (2012),

Apit Susanti dan Sekar Mayangsari (2014)menunjukkan bahwa variabel

kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh M. Syafiudin Hidayat (2013) menunjukkan

bahwa variabel kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap kebijakan

hutang.

Hasil penelitian tentang pengaruh free cash flow terhadap kebijakan

hutang menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan

Page 31: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

13

oleh Imran dan Akram (2015) menunjukkan bahwa variabel free cash flow

mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap kebijakan hutang.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Christine Dwi Karya Susilawati

dan Lidya Agustina (2012), Riki Sanjaya (2014) menunjukan hasil bahwa

free cash flow berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian tentang pengaruh pertumbuhan aset terhadap

kebijakan hutang menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang

dilakukan oleh Riki Sanjaya (2014) menunjukkan hasil bahwa variabel

pertumbuhaan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rabiah Abdul Wahab et al (2012),

Apit Susanti dan Sekar Mayangsari (2014) menunjukan hasil bahwa

pertumbuhaan perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

Serta penelitian Khalid Alkhatib (2012), Tanveer Ashraf dan Safdar

Rasool(2013), Imran dan Akram (2015) menunjukkan bahwa variabel

pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian tentang pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap

kebijakan hutang menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang

dilakukan oleh Afza dan Hussain (2011), Ellili dan Faraouk (2011)

menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif

terhadap kebijakan hutang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh M.

Syafiudin Hidayat (2013) menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan

penjualan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian tentang pengaruh likuiditas terhadap kebijakan hutang

menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh

Page 32: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

14

Khalid Alkhatib (2012), dan Sorana VĂTAVU (2013) menunjukkan bahwa

variabel likuditas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Mahvish Sabir dan Qaisar Ali Malik (2012),

Rabiah Abdul Wahab et al (2012) dan Imran dan Akram (2015) menunjukkan

hasil bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian tentang pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan

hutang menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan

oleh Rabiah Abdul Wahab et al (2012) dan Elly Astuti (2014) menunjukkan

bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

Sedangkan penelitian yang dilakukan olehChristine Dwi Karya Susilawati

dan Lidya Agustina (2012), Mahvish Sabir dan Qaisar Ali Malik (2012),

Sorana VĂTAVU (2013), Apit Susanti dan Sekar Mayangsari (2014), Riki

Sanjaya (2014), Imran dan Akram (2015) menunjukan hasil bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Serta penelitian

Khalid Alkhatib (2012) menunjukkan hasil bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap

kebijakan hutang menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang

dilakukan oleh Christine Dwi Karya Susilawati dan Lidya Agustina (2012),

Mahvish Sabir dan Qaisar Malik (2012), dan Elly Astuti (2014) menunjukkan

bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan

hutang.Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Khalid Alkhatib (2013), M.

Syafiudin Hidayat (2013), dan Riki Sanjaya (2014) menunjukan hasil bahwa

ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Serta

Page 33: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

15

penelitian Tanveer Ashraf dan Safdar Rasool (2013) yang menunjukan hasil

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian tentang pengaruh struktur aktiva terhadap kebijakan

hutang menunjukkan hasil yang konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh

Christine Dwi Karya Susilawati dan Lidya Agustina (2012), M. Syafiudin

Hidayat (2013), Apit Susanti dan Sekar Mayangsari (2014) yang

menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva berpengaruh positif terhadap

kebijakan hutang.

Berdasarkan ulasan diatas, peneliti termotivasi untuk meneliti

permasalahan diatas dengan melakukan uji empiris terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan manufaktur sektor industri

barang dan konsumsi di Bursa Efek Indonesia antara 2010 sampai dengan

tahun 2014. Dalam melakukan pengujian ini peneliti menggunakan informasi

mengenai kebijakan dividen, free cash flow, pertumbuhan aset, pertumbuhan

penjualan, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan struktur aktiva

sebagai variabel independen dan kebijakan hutang sebagai variabel dependen.

Berdasarkan latar belakang tersebut dan mengingat pentingnya kebijakan

hutang di dalam pengambilan keputusan investasi, maka peneliti tertarik

untuk meneliti “Determinan Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan

Hutang” (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri

Barang dan Konsumsi tahun 2010-2014) sebagai judul penelitian yang

akan diteliti.

Page 34: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

16

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka, dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kebijakan

dividen (DPR), free cash flow, pertumbuhan aset (Growth Asset),

pertumbuhan penjualan (Growth Sales), likuiditas (CR), profitabilitas

(ROA), ukuran perusahaan (SIZE), struktur aktiva secara bersama-sama

(simultan) terhadap kebijakan hutang ?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kebijakan

dividen (DPR), free cash flow, pertumbuhan aset (Growth Asset),

pertumbuhan penjualan (Growth Sales), likuiditas (CR), profitabilitas

(ROA), ukuran perusahaan (SIZE), struktur aktiva secara individual

(parsial) terhadap kebijakan hutang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel kebijakan

dividen (DPR), free cash flow, pertumbuhan aset (Growth Asset),

pertumbuhan penjualan (Growth Sales), likuiditas (CR), profitabilitas

(ROA), ukuran perusahaan (SIZE), struktur aktiva secara bersama-

sama (simultan) terhadap kebijakan hutang.

b. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel kebijakan

dividen (DPR), free cash flow, pertumbuhan aset (Growth Asset),

pertumbuhan penjualan (Growth Sales), likuiditas (CR), profitabilitas

Page 35: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

17

(ROA), ukuran perusahaan (SIZE), struktur aktiva secara individual

(parsial) terhadap kebijakan hutang.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para investor

sebagai pertimbangan dan gambaran untuk lebih memperhatikan dan

mempertimbangkan keputusan dalam berinvestasi yang berkaitan

dengan teori keagenan.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan

dan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan hutang untuk

mengurangi masalah keagenan.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah

serta mengembangkan ilmu pengetahuan baik secara teoritis maupun

alamiah dan dapat memperluas wawasan untuk mempelajari secara

langsung serta mampu dalam menganalisa pengaruh variabel terhadap

kebijakan hutang.

d. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan

yang lebih mendalam serta sebagai dasar acuan untuk kajian penelitian

selanjutnya mengenai kebijakan hutang. Hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat menambah perbendaharaan atas pengembangan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu ekonomi dibidang manajemen keuangan.

Page 36: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang adalah salah satu kebijakan penting dalam suatu

perusahaan. Dimana kebijakan hutang merupakan bagian dari keputusan

pendanaan yang diambil oleh manajemen perusahaan dalam menentukan

besarnya hutang sebagai sumber pendanaan yang berguna untuk

membiayai kegiatan operasional perusahaan.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam M. Syafiudin (2013)

menyatakan bahwa dengan hutang maka perusahaan akan melakukan

pembayaran periodik atas bunga dan pokok pinjaman. Kebijakan hutang

akan memberikan dampak pada pendisiplinan bagi manajer untuk

mengoptimalkan penggunaan dana yang ada, karena dengan utang yang

cukup besar dapat menimbulkan kesulitan keuangan dan atau risiko

kebangkrutan.

Hutang merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan

dalam memperoleh dana dari pihak eksternal. Terdapat beberapa teori

yang berkaitan dengan kebijakan hutang, yaitu :

a. Teori Pendekatan Modigliani & Miller

Model MM tanpa pajak

Tahun 1958, MM berpendapat bahwa nilai perusahaan adalah

tidak bergantung atau dipengaruhi oleh struktur modal. MM

mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka,

Page 37: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

19

yaitu: resiko perusahaan diukur dengan EBIT, Investor

memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT di masa

mendatang, saham dan obligasi diperjualbelikan di pasar

modal sempurna yang tidak ada kriteria pajak dan seluruh

aliran kas adalah perpetuitas (Sjahrial, 2008:183).

Model MM dengan pajak

Tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teori

MM tahun 1958. Asumsi yang diubah adalah pajak terhadap

12 penghasilan perusahaan (corporate income taxes). Dengan

adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa penggunaan

hutang (leverage) akan meningkatkan nilai perusahaan

karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi

pembayaran pajak (a tax deductible expense) (Sjahrial,

2008:193).

b. Trade Off Theory

Menurut Brigham & Houston (2011), trade off theory (teori

pertukaran) adalah teori struktur modal yang menyatakan bahwa

perusahaan menukar manfaat pajak dari penggunaan hutang dengan

masalah yang ditimbulkan dari potensi kebangkrutan. Teori ini juga

menjelaskan semakin tinggi hutang maka akan semakin tinggi nilai

perusahaan. Namun, setelah mencapai titik maksimum,

penggunaan hutang oleh perusahaan menjadi tidak menarik, karena

perusahaan harus menanggung biaya keagenan kebangkrutan serta

biaya bunga yang menyebabkan nilai saham turun. Dengan kata

Page 38: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

20

lain trade off theory menyatakan bahwa peningkatan nilai

perusahaan akan mengakibatkan penurunan pada nilai perusahaan

(dengan asumsi penggunaan hutang telah mencapai target strukut

modal optimalnya).

c. Pecking Order Theory

Pecking order theory dikemukakan oleh Donaldson (1961).

Teori pecking order ini menerangkan bahwa perusahaan

mempunyai urutan preferensi dalam penggunaan dana dimana para

manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan dana yang

berasal dari internal perusahaan (internal financing) yang

bersumber dari aliran kas, laba ditahan, dan depresiasi daripada

yang berasal dari eksternal perusahaan (external financing) seperti

hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir. Penggunaan

hutang lebih disukai karena biaya yang dikeluarkan untuk hutang

lebih murah dibandingkan dengan biaya penerbitan saham.

Pecking order theory melihat bahwa perusahaan cenderung

memilih pendanaan sesuai dengan urutan risiko. Ide dasar teori ini

sangat sederhana, yaitu perusahaan membutuhkan dana eksternal

hanya apabila dana internal tidak cukup dan sumber dana yang

diutamakan adalah hutang bukan saham (Siregar, 2005 dalam

Steven dan Lina, 2011).

Brealey, Myers &Marcus (2008:25), menjelaskan teori ini

menjadi dua hal, yaitu:

Page 39: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

21

1) Perusahaan menyukai pendanaan internal, karena dana ini

terkumpul tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapat

menurunkan harga saham.

2) Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan

hutang terlebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas

sebagai pilihan terakhir. Pecking order ini muncul karena

penerbitan hutang tidak terlalu diterjemahkan sebagai

pertanda buruk oleh investor bila dibandingkan dengan

penerbitan ekuitas.

d. Signaling Theory

Signal (sinyal) merupakan suatu tindakan yang diambil oleh

manajemen suatu perusahaan dengan memberikan petunjuk kepada

investor tentang bagaimana manajemen menilai prospek

perusahaan tersebut (Brigham & Houston, 2011). Perusahaan

dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari

penjualan saham dan sebagai gantinya mengusahakan modal baru

dengan cara-cara lain seperti dengan menggunakan hutang yang

melebihi target struktur modal yang normal. Penggunaan hutang

yang tinggi oleh manajer dapat digunakan sebagai sinyal yang baik

bahwa perusahaan yakin dengan prospek di masa mendatang.

Sehingga dapat dikatakan bahwa hutang adalah sinyal yang positif

tentang nilai perusahaan.

Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan

akan cenderung menjual sahamnya yang bertujuan untuk membawa

Page 40: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

22

investor baru masuk untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi

saham oleh suatu perusahaan umumnya dianggap sebagai suatu

isyarat (signal) bahwa prospek perusahaan kurang cerah menurut

penilaian manajemennya. Apabila suatu perusahaan menawarkan

penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga

sahamnya akan mengalami penurunan, karena dengan menerbitkan

saham baru maka memberikan isyarat negatif yang dapat menekan

harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

Terdapat dua asumsi dalam teori sinyal, informasi simetris

dan informasi asimetris. Informasi simetris berasumsi bahwa

investor memiliki informasi yang sama tentang prospek sebuah

perusahaan seperti para manajer. Informasi asimetris merupakan

informasi yang dimiliki manajer lebih baik daripada investor pihak

luar dan memiliki pengaruh yang penting dalam menentukan

struktur modal optimal (Brigham dan Houston, 2006:38 dalam Dwi

Ismiwatis dan Wahidawati, 2014).

e. Agency Theory

Jensen dan Meckling telah mengembangkan teori tentang

biaya agensi yaitu biaya yang berhubungan dengan manajemen

pengawasan untuk memastikan bahwa pihak manajemen

berperilaku dalam cara yang konsisten dengan kesepakatan

kontraktual perusahaan dengan para kreditor serta pemegang saham.

Siapapun yang mengeluarkan biaya pengawasan, biaya tersebut

pada akhirnya ditanggung oleh pemegang saham. Contohnya, para

Page 41: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

23

pemilik utang, karena mengantisipasi biaya pengawasan akan

membebankan bunga yang lebih tinggi. Semakin besar

kemungkinan biaya pengawasan, semakin tinggi biaya bunga dan

semakin rendah nilai perusahaan bagi para pemegang sahamnya

(Van Horne & Wachowicz, 2007:244).

Menurut Eisenhardt (1989), teori keagenan (agency theory)

dapat menjelaskan kesenjangan antara manajemen sebagai agent

dan para pemegang saham sebagai principal atau pendelegator.

Dalam teori keagenan, yang dimaksud principal adalah pemegang

saham atau pemilik. Principal menyediakan fasilitas dan dana

untuk kebutuhan operasi perusahaan. Agen dipercayakan oleh

pemegang saham (principal) sebagai pengelola yang berkewajiban

untuk mengelola perusahaan. Teori keagenan menunjukan bahwa

kondisi informasi yang tidak lengkap dan penuh ketidakpastian

akan memunculkan masalah keagenan yaitu adverse selection dan

moral hazard. Adverse selection adalah kondisi yang menunjukan

posisi principal tidak mendapatkan informasi secara cermat

mengenai kinerja manajemen yang telah menetapkan pembayaran

gaji bagi agen (manajemen) atau program kompensasi lain. Moral

hazard berkaitan dengan kondisi principal tidak mendapatkan

kepastian bahwa agen telah berupaya bekerja maksimal untuk

kepentingan pemilik. Hubungan antara principal dan agen

membutuhkan adanya penengah untuk mendapatkan informasi

Page 42: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

24

simteris guna mendukung pengambilan kebijakan secara adil

(Harmono, 2014:3).

2. Kebijakan Dividen

Menurut Manahan (2013:201), dividen adalah pendapatan

korporasi yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen dibayarkan

baik dalam cash maupun dalam bentuk saham yang biasanya diterbitkan

secara kuartalan. Saham hanya akan dibayarkan diluar laba ditahan dan

tidak dari modal yang ditanamkan yang berbentuk modal saham (capital

stock)atau dari kelebihan yang diterima di atas nilai par.

Menurut Van Horne (1980), kebijakan dividen yaitu presentase

laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen

tunai, penjagaan stabilitas dividen dari waktu ke waktu, pembagian

dividen saham, dan pembelian saham (Harmono, 2014:12). Sedangkan

menurut Brigham & Houston (2009:32), keputusan kebijakan dividen

(dividend policy decision) adalah keputusan mengenai berapa banyak laba

saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen sebagai ganti dan

dipertahankan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan.

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:270), kebijakan dividen

adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan

perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio)

menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai

sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba saat ini dalam

jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang

yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini. Jadi, aspek utama

Page 43: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

25

dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang

tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan

perusahaan.

Manahan (2013:204) menyatakan faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen antara lain :

a. Tingkat pertumbuhan korporasi (Company growth rate)

b. Keterikatan dalam rapat (Restrictive convenant)

c. Profitability

d. Stabilitas laba (Earning stability)

e. Kontrol perbaikan (Maintenance control)

f. Memahami pengungkit keuangan (Degree of financial leverage)

g. Kemampuan untuk kondisi keuangan eksternal (Ability to finance

externally)

h. Keadaan tak terduga (uncertainity)

i. Ukuran dan umur korporasi (Age and size)

Sedangkan Brigham dan Houston (2006:95) menyatakan faktor-

faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen terdiri dari:

a. Kontrak obligasi

Kontrak utang seringkali membatasi pembayaran dividen

hanya kepada laba yang terjadi setelah pinjaman yang diberikan.

Kontrak utang juga sering kali menyatakan bahwa tidak ada

dividen yang dibayarkan kecuali jika rasio lancar.

b. Ketersediaan kas

Page 44: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

26

Dividen tunai hanya dapat dibayarkan dengan kas. Jadi,

kekurangan kas di dalam bank dapat membatasi pembayaran

dividen. Namun kemampuan perusahaan untuk melakukan

pinjaman dapat menutupi faktor ini.

c. Jumlah peluang investasi yang menguntungkan

Jika sebuah perusahaan umumnya memiliki sejumlah besar

peluang investasi yang menguntungkan, hal ini cenderung akan

menghasilkan sasaran rasio pembayaran rendah, dan begitu pula

sebaliknya jika hanya terdapat sedikit peluang investasi perusahaan

yang menguntungkan.

d. Biaya penjualan saham baru

Jika sebuah perusahaan perlu mendanai sejumlah investasi

tertentu, perusahaan dapat memperoleh ekuitas melalui saldo laba

ditahan atau dengan menerbitkan saham biasa baru.

e. Pengendalian

Jika manajemen berkepentingan akan menjaga kendali

perusahaan, manajemen akan enggan menjual saham baru,

sehingga perusahaan mungkin akan menahan laba dalam jumlah

yang lebih besar daripada yang seharusnya. Akan tetapi, jika para

pemegang saham menginginkan dividen yang lebih tinggi dan

terlihat adanya tanda-tanda perebutan wewenang, maka dividen

akan dinaikan.

Menurut (John, et al 1999) dalam Rodoni dan Ali (2010:125)

kebijakan perusahaan untuk membagikan laba ditahannya dalam bentuk

Page 45: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

27

dividen kepada pemegang saham perusahaan adalah keputusan yang tidak

mudah dimana perusahaan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu:

a. Pembayaran dividen besar dan laba ditahan sedikit, dengan

konsekuensi perusahaan harus mencari dana eksternal dalam

jumlah besar, atau

b. Pembayaran dividen sedikit dan laba ditahan banyak, dengan

konsekuensinya perusahaan tidak perlu mencari dana eksternal

dalam jumlah besar.

Dengan demikian, kebijakan dividen yang diambil oleh perusahaan

berkaitan dengan tujuan utama perusahaan dalam pembuatan keputusan

keuangan yaitu meningkatkan nilai (harga) saham umum perusahaan.

Kebijakan dividen penting karena dua alasan yaiitu pertama, harga saham

akan dipengaruhi oleh pembayaran dividen, sehingga akan berpengaruh

dengan perdagangan saham. Kedua, laba ditahan (retained earnings)

merupakan sumber tambahan modal sendiri (equity capital) yang terbesar

dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan. Kedua alasan tersebut

merupakan dua sisi kepentingan yang sedikit kontorversial. Agar kedua

kepentingan tersebut dapat terpenuhi secara optimal, maka manajemen

perusahaan seharusnya memutuskan kebijakan dividen yang akan dipilih

secara hati-hati dan teliti (Rodoni dan Ali, 2010:125).

Brigham dan Houston (2006:70) menyebutkan terdapat tiga teori

mengenai kebijakan dividen yaitu:

a. Dividend irrelevance theory (Teori Irrelevansi dividen)

Page 46: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

28

Dividend irrelevance theory adalah suatu teori yang

menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai

pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya.

Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller (M-M) yang

menyatakan bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh

kemampuan dasar untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya.

Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai dari sebuah

perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh

aktiva-aktivanya, bukan pada bagaimana laba tersebut akan dibagi

menjadi dividen dan saldo laba ditahan. Sebagai contoh, jika

sebuah perusahaan tidak membayarkan dividennya, seorang

pemegang saham yang ingin mendapatkan dividen 5 persen dapat

”menciptakannya” dengan menjual 5 persen sahamnya. Sebaliknya,

jika sebuah perusahaan membayarkan dividen yang lebih tinggi

daripada yang diinginkan oleh investor, investor tersebut dapat

menggunakan dividen yang tidak diinginkan untuk membeli

tambahan saham perusahaan.

b. Bird in the hand-Theory (Teori Burung di Tangan)

Bird in the hand-Theory diungkapkan oleh Gordon dan

Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika

dividend payout ratio rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih

suka menerima dividen daripada capital gains. MM menyebut

argumentasi Gordon-Lintner sebagai pemikiran burung di tangan

(bird-in-the-hand) yang keliru karena, menurut pendapat MM,

Page 47: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

29

kebanyakan investor akan berencana untuk menginvestasikan

dividen mereka kembali ke dalam saham dari perusahaan yang

sama atau yang serupa, dan di setiap waktu, tingkat risiko dari arus

kas perusahaan dalam jangka panjang bagi para investor akan

ditentukan oleh tingkat risiko dari arus kas operasi, dan bukan dari

kebijakan pembayaran dividennya.

c. Tax preference theory (Teori preferensi pajak)

Teori preferensi pajak menyatakan bahwa karena keuntungan

modal jangka panjang terkena pajak yang lebih ringan daripada

dividen, investor lebih menyukai perusahaan menahan laba mereka

daripada membayarkannya sebagai dividen. Brigham dan Houston

(2006:71-72) ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk

beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian

dividen yang rendah daripada yang tinggi, yaitu :

1) Keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah

daripada pendapatan dividen. Untuk itu investor yang kaya

(yang memiliki sebagian besar saham) mungkin lebih suka

perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba kedalam

perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap

menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal

yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang

pajaknya tinggi.

2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham

terjual, sehingga ada efek nilai waktu.

Page 48: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

30

3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia

meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal

yang terutang.

Karena adanya keuntungan pajak ini, para investor mungkin

lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan.

Jika demikian para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk

perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada untuk

perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi.

3. Free Cash Flow

Dalam mengukur arus kas, kita bisa menggunakan penyajian

laporan keuangan yang lazim yang biasa sebagai laporan arus kas. Tetapi,

kita lebih tertarik dengan menggunakan arus kas dari perspektif investor

perusahaan daripada dari tinjauan akuntansi. Kita berpikir tentang

perusahaan sebagai bangunan aktiva yang menghasilkan arus kas, bisa

positif bisa pula negatif. Setelah perusahaan membayar semua beban

operasi dan melakukan semua investasi-investasinya, maka sisa arus kas

bebas untuk didistribusikan baik kepada kreditor perusahaan maupun

kepada para pemegang saham. Sisa arus kas inilah yang merupakan arus

kas bebas (Sjahrial, 2007:32).

Brigham & Houston (2001:93), menyatakan bahwa arus kas bebas

(free cash flow) adalah arus kas operasi perusahaan dikurangi invetasi

ekuitas yang diwajibkan. Menurut Michael C. Jensen (1996), arus kas

didefinisikan sebagai berikut:

Page 49: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

31

“Arus kas bebas adalah arus kas lebih yang dibutuhkan untuk

mendanai semua proyek yang memiliki nilai sekarang neto saat

didiskontokan pada biaya modal yang relevan”.

Jensen lalu mengemukakan bahwa arus kas bebas yang besar dan

mengarah pada perilaku manajer yang salah dan keputusan yang buruk,

yang bukan demi kepentingan pemegang saham biasa perusahaan. Dengan

kata lain, manajer memiliki insentif untuk memegang arus kas bebas

(Arthur J Keown dkk, 2000:58).

Pada suatu perusahaan konflik kepentingan ini terjadi antara

manajemen dan pemegang saham atau stockholders. Konflik kepentingan

tersebut dapat timbul dari adanya kelebihan aliran kas. Kelebihan arus kas

cenderung akan diinvestasikan melebihi tingkat yang optimum dan sering

digunakan unuk konsumsi secara berlebihan yang tidak ada kaitannya

dengan kegiatan utama perusahaan. Konflik tersebut dapat disebabkan

perbedaan antara pemegang saham yang lebih menyukai investasi yang

berisiko tinggi dengan harapan memperoleh return yang tinggi, sementara

manajemen lebih memilih investasi dengan resiko lebih rendah untuk

melindungi posisinya (Arthur J Keown dkk, 2000:609).

Free cash flow adalah arus kas yang benar-benar tersedia untuk

didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik

hutang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva

tetap, produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk

mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham & Houston,

2006:65).

Page 50: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

32

Menurut Kieso et al.(2013) dalam (Riki Sanjaya, 2014), free cash

flow adalah jumlah dari discretionary cash flow yang dimiliki perusahaan

untuk membeli tambahan investasi, melunasi hutang, membeli treasury

stock atau penambahan sederhana atas likuiditas perusahaan. Masalah free

cash flow adalah manager lebih memilih menggunakan uang untuk

proyeknya sendiri ketika memiliki kesempatan, daripada membayarkan

uang tersebut kepada claimholders.

4. Pertumbuhan Aset

Menurut Fahmi (2013:82), rasio pertumbuhan yaitu rasio yang

mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan

posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara

umum.

Pertumbuhan aset (Growth of Asset) menunjukkan perubahan

(peningkatan atau penuruan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Dapat dilihat seberapa besar pertumbuhan aktiva (Growth of Asset)

mempengaruhi struktur modal dimana perusahaan yang tumbuh pesat

dengan tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi cenderung mengandalkan

modal dari luar perusahaan. Pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan

aktiva yang rendah kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga dapat

dipenuhi dari laba ditahan. Lebih jauh lagi, biaya pengembangan untuk

penjualan saham lebih besar daripada biaya penerbitan surat hutang.

Namun, pada saat yang sama perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering

mengahadapi ketidakpastian yang lebih besar, cenderung mengurangi

keinginan untuk menggunakan hutang (Brigham dan Houston, 2001:40).

Page 51: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

33

Menurut Rodoni dan Ali (2010:147), pertumbuhan secara tidak

langsung berpengaruh pada pendanaan ekuitas yang signifikan, walaupun

pada keadaan dimana biaya kebangkrutan rendah, jadi perusahaan dengan

pertumbuhan tinggi akan memiliki rasio hutang yang lebih rendah

dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhannya rendah.

Pertumbuhan pada intinya adalah fitur dari dunia nyata, sebagai hasilnya

pendanaan dengan hutang tidak optimal.

Dengan demikian, perusahaan dengan pertumbuan aktiva yang

tinggi akan lebih cenderung melakukan pendanaan eksternal. Dan pada

saat yang sama pula, perusahaan tersebut akan lebih cenderung

mengurangi keinginan untuk melakukan pendanaan eksternal. Hal ini

menunjukkan adanya hubungan yang bisa postif atau negatif antara

pertumbuhan aktiva dengan kebijakan hutang suatu perusahaan.

5. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan merupakan variabel yang dipertimbangkan

dalam keputusan hutang. Pertumbuhan penjualan merupakan persepsi

tentang peluang bisnis yang tersedia dipasar yang harus diambil oleh

perusahaan (Sujoko dan Soebiantoro, 2007 dalam M. Syafiudin 2013).

Menurut Brigham dan Houston (2001:39), perusahaan dengan

penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman dalam memperoleh lebih

banyak pinjamandan menanggung beban tetap yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan atau penuruan jumlah

penjualan dari tahun ke tahun. Semakin meningkat penjualan suatu

Page 52: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

34

perusahaan, maka laba yang diperoleh juga meningkat. Perusahaan yang

memiliki penjualan relatif stabil akan memilik aliran kas yang relatif stabil

pula, maka dapat menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaan

dengan penjualan yang tidak stabil (Agus Sartono, 2008:122).

Rumus pertumbuhan penjualan adalah membandingkan antara

penjualan tahun bersangkutan setelah dikurangi penjualan pada tahun

sebelumnya terhadap penjualan pada tahun sebelumnya. Hasil yang positif

menunjukkan bahwa terjadi kenaikan penjualan dari tahun sebelumnya,

begitu pula sebaliknya hasil negatif berarti penjualan menurun dari tahun

sebelumnya. Pertumbuhan penjualan yang positif merupakan sinyal bagi

para kreditur untuk memberikan kredit kepada perusahaan.

6. Likuiditas

Menurut Harmono (2014:106), konsep likuiditas diartikan sebagai

kemampuan perusahaan dalam melunasi sejumlah hutang jangka pendek

yang umumnya kurang dari satu tahun. Sedangkan Kasmir (2009:130),

mendefinisikan likuditas sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo.

Menurut Moeljadi (2006:67), rasio likuiditas merupakan

komponen penting bagi setiap perusahaan karena didalam perusahaan

haruslah mempunyai cadangan kas yamg cukup untuk menunjang

operasional perusahaan. Likuiditas sendiri merupakan suatu indikator

mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban

jangka pendek atau jangka panjang yang sudah jatuh tempo. Rasio

likuiditas merupakan rasio yang menghubungkan kas dan aktiva lancar

Page 53: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

35

lainnya dengan kewajiban lancar. Menurut Harmono (2014:106), pada

prinsipnya tingginya tingkat likuiditas suatu perusahaan maka menunjukan

semakin baik kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka

pendeknya.

Perhitungan likuiditas perusahaan memberikan manfaat pada

berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan seperti pemilik

dan manajemen perusahaan untuk menilai kemampuan mereka sendiri.

Sedangkan dari pihak luar yang juga memiliki kepentingan yaitu kreditur

(penyedia dana), pengukuran likuiditas merupakan jaminan untuk

memberikan pinjaman selanjutnya (Kasmir, 2009:130). Perusahaan yang

mampu memenuhi kewajiban jangka pendek tepat waktu berarti

perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, namun jika sebaliknya maka

perusahaan tergolong unlikuid.

Menurut Brealey, Myers & Marcus (2008:77), likuiditas

merupakan kemampuan perusahaan untuk menjual suatu aset guna

mendapatkan kas pada waktu singkat. Ukuran yang paling sering

digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan adalah current ratio atau

rasio lancar.Menurut Brigham dan Houston (2010:134), rasio lancar

dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini

menunjukkan sampai sejauh mana kewajiban lancar ditutupi oleh aset

yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.

Menurut Subramanyam dan John J Wild dalam Irham Fahmi

(2011:121), alasan digunakannya rasio lancar secara luas adalah sebagai

ukuran likuiditas yang mencakup kemampuannya untuk mengukur:

Page 54: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

36

a. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar

Makin tinggi (kelipatan) aset lancar terhadap kewajiban

lancar, maka makin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar

tersebut akan dibayar.

b. Penyangga kerugian

Makin besar penyangga, maka makin kecil risikonya. Rasio

lancar menunjukan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup

penurunan nilai aset lancar non-kas pada saat aset tersebut dilepas

atau dilikuiditasi.

c. Cadangan dana lancar

Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap

ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan.

Ketidakpastian dan kejutan,seperti pemogokan dan kerugian luar

biasa, dapat membahayakan arus kas secara sementara dan tidak

terduga.

7. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam

memperoleh profit atau laba selama satu tahun saat menjalankan

operasionalnya yang dinyatakan dalam rasio laba operasi dengan

penjualan dari data laporan laba rugi akhir tahun. Menurut Brigham dan

Houston (2009), profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah

kebijakan dan keputusan yang diambil oleh perusahaan. Analisis

profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental perusahaan yang

Page 55: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

37

ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam

memperoleh laba (Harmono, 2014:109).

Profitabilitas dapat mencerminkan bagaimana prospek perusahaan

di masa yang akan datang, sehingga dapat mempengaruhi kebijakan para

investor terhadap investasi yang dilakukan perusahaan tersebut.

Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas relatif tinggi dapat

menarik perhatian para investor untuk menanamkan dananya pada

perusahaan tersebut. Sedangkan sebaliknya jika perusahaan memiliki

tingkat profitabilitas yang rendah maka akan memungkinkan para investor

untuk menarik dananya yang telah dinvestasikan. Oleh karena itu, setiap

perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya guna

menjamin keberlangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.

Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan

dalam menentukan struktur modal. Profitabilitas menggambarkan

pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk membiayai investasi.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi cenderung

menggunakan utang yang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi

sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan

dalam kegiatan opersional perusahaan termasuk investasi.

Untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, dapat dilakukan

dengan menggunakan rasio profitabilitas. Menurut Kasmir (2010:115),

profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat

efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba

Page 56: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

38

yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Menurut Fahmi

(2011:135) dalam Ryan dan Willy (2014), rasio profitabilias digunakan

untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan

oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam

hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio

profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya

perolehan keuntungan perusahaan.

Menurut Kasmir (2009:198), rasio profitabilitas memiliki beberapa

manfaat bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, antara lain :

a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan

dalam ssatu periode.

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri.

e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Rasio profitabilitas juga dapat digunakan sebagai bahan analisis

bagi penentuan kebijakan periode selanjutnya, karena setiap perubahan

yang terjadi akan berpengaruh terhadap pertimbangan pihak yang

berkepentingan dalam mengambil keputusan. Menurut Kasmir (2009:199-

207) untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan

dengan jenis-jenis rasio di bawah ini, yaitu :

Page 57: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

39

a. Profit Margin (Profit Margin On Sales)

Profit Margin (Profit Margin On Sales) adalah salah satu

rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.

Cara mengukur rasio ini adalah dengan membandingkan antara

laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Besarnya hasil

perhitungan margin laba bersih menunjukkan seberapa besar laba

setelah pajak yang diperoleh oleh perusahaan untuk tingkat

penjualan tertentu.

b. Laba per Lembar Saham

Rasio ini untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam

mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah

berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang

saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi berarti meningkatnya

kesejahteraan bagi pemegang saham.

c. Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE)

Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) atau pengembalian

atas para pemegang saham adalah rasio untuk mengukur laba

bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,

maka semakin baik, maksudnya adalah posisi pemilik perusahaan

semakin semakin kuat, demikian sebaliknya.

d. Rasio pengembalian atas investasi (ROI/ROA)

Rasio pengembalian atas investasi (ROI/ROA) adalah rasio

yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

Page 58: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

40

digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran

tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Profitabilitas ini menjadi variabel dalam menggambarkan

pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk membiayai investasi.

Selain itu, profitabilitas juga menunjukkan kemampuan dari modal

yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan bagi investor.

8. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang

dimiliki perusahaan. Suatu perusahaan yang berukuran besar lebih mudah

memperoleh pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil (Moeljadi,

2006:274). Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan, pada perusahaan besar dengan total aktiva yang banyak akan

lebih berani untuk menggunakan modal dari pinjaman (debt financing)

dalam membelanjai seluruh aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva lancar

yang digunakan untuk perluasan usaha dibandingkan dengan perusahaan

yang lebih kecil ukurannya. Menurut Benkraiem dan Gurau (2013) dalam

(Riki Sanjaya, 2014), perusahaan kecil memiliki bankruptcy costs relatif

lebih tinggi, karena perusahaan besar menunjukkan stabilitas yang lebih

baik dan lebih terdiversifikasi daripada perusahaan kecil.

Menurut Brigham dan Houston (2001:117), ukuran perusahaan

adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan

sampai beberapa tahun kemudian. Dalam hal ini penjualan lebih besar

daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah

Page 59: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

41

pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada

biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian.

Perusahaan kecil dan dalam masa pertumbuhan cenderung untuk

tidak membayarkan dividennya dan perusahaan biasanya baru akan

membagikan labanya dalam bentuk dividen setelah perusahaan mencapai

titik kedewasaan (mature) dalam daur hidupnya. Perusahaan kecil dengan

kesempatan pertumbuhan yang tinggi lebih memilih seluruh laba bersih

operasinya dialokasikan untuk investasi yang profitable dan tidak

menyisakan kas untuk pembayaran dividen.

Menurut Abdul Halim (2007:93), semakin besar ukuran suatu

perusahaan, maka perusahaan akan cenderung semakin lebih besar

menggunakan modal asing. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar

membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan

salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan menggunakan modal

asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya ukuran

perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dengan

didasarkan pada kenyataan bahwa pada perusahaan besar akan lebih

mudah membiayai investasinya melalui pasar modal, karena mempunyai

tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi dan kecilnya informasi asimetri

yang terjadi. Investor dapat memperoleh lebih banyak informasi dari

perusahaan besar jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. sehingga,

dengan diperolehnya dana melalui pasar modal menjadikan proporsu

hutang menjadi semakin kecil dalam struktur modalnya. Untuk itu

Page 60: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

42

perusahaan kecil mungkin menyukai hutang jangka pendek karena

biayanya yang lebih murah dan perusahaan besar lebih berani untuk

mengeluarkan saham baru dan kecenderungan untuk menggunakan jumlah

pinjaman akan semakin besar pula.

9. Struktur Aktiva

Menurut Brigham & Houston (2011:188) dalam Ryan dan Willy

(2014), struktur aktiva adalah sebuah jaminan perusahaan yang asetnya

memadai untuk digunakan sebagai jaminan dalam menggunakan utang.

Aset umum yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi

jaminan yang baik, sementara tidak untuk aset dengan tujuan khusus.

Menurut Kesuma (2009) dalam M. Syafiudin (2013), struktur

aktiva adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh

perusahaan yang diharapkan akan memberi manfaat dimasa yang akan

datang.

Menurut Brigham & Houston (2001:30-41) dalam Pancawati dan

Rachmawati (2012), aset yang dimiliki oleh perusahaan akan mempunyai

pengaruh perusahaan terhadap hubungannya dengan pihak lain. Aktiva

merupakan salah satu jaminan yang bisa meyakinkan pihak lain untuk bisa

memberikan pinjaman kepada perusahaan, sehingga perusahaan yang

stuktur asetnya lebih fleksibel akan lebih mudah memperoleh pinjaman.

Perusahaan yang aktivanya sesuai dengan jaminan kredit akan lebih

banyak menggunakan hutang karena kreditor akan selalu memberikan

pinjaman apabila mempunyai jaminan.

Page 61: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

43

Menurut Bambang Riyanto (2001:298), sebagian besar perusahaan

industri modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan

pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal

sendiri. Sedangkan modal asing sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat

dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif yang

horisontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya

paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang

sifatnya permanen. Dan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya

sendiri dari aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan

dananya dengan hutang jangka pendek.

B. Hubungan Antar Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

1. Kebijakan Dividen dengan Kebijakan Hutang

Secara umum dividen dapat diartikan sebagai bagian yang

dibagikan oleh emiten kepada masing-masing pemegang saham. Dividen

menurut Weston dan Copeland (2005) dalam Rodoni dan Ali (2010:121)

adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang

saham. Pecking order theory menyatakan bahwa dalam mengambil

keputusan pendanaan, perusahaan pertama kali akan memanfaatkan laba

ditahan, kemudian apabila tidak mencukupi maka barulah akan digunakan

pendanaan eksternal seperti hutang.

Kebijakan dividen ini memiliki pengaruh terhadap tingkat

penggunaan hutang suatu perusahaan. Kebijakan dividen yang stabil

menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan

sejumlah dana untuk membayar sejumah dividen yang tetap tersebut

Page 62: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

44

sehingga kebutuhan pendanaan perusahaan akan meningkat (Yeniate dan

Nicken, 2010). Ketika sebagian besar keuntungan perusahaan dibagikan

kepada pemegang saham sebagai dividen, maka laba ditahan suatu

perusahaan yang menjadi salah satu sumber pendanaan akan semakin kecil,

sehingga untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan manajer lebih

cenderung untuk menggunakan hutang yang relatif besar. M. Syafiudin

(2013), mengatakan bahwa semakin besar jumlah dividen yang dibagikan,

maka perusahaan juga akan meningkatkan penggunaan jumlah hutang.

Ketika dividen tidak dibagikan atau semakin kecil, maka hutang yang akan

digunakan perusahaan juga semakin rendah. Oleh karena itu, manajer akan

lebih berhati-hati dan lebih efisien dalam menggunakan hutang.

2. Free Cash Flow dengan Kebijakan Hutang

Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat

didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak

diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut

biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang

saham. Manajer lebih menginginkan dana tersebut diinvestasikan lagi pada

proyek-proyek yang dapat menghasilkan keuntungan, karena hal ini dapat

meningkatkan insentif yang diterimanya, sedangkan disisi lain, pemegang

saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan dalam bentuk dividen

sehingga akan menambah kesejahteraan mereka (Hutomo dan Perdana,

2008) dalam Christineet al (2012).

Free cash flowmerupakan dana lebih yang dimiliki perusahaan

setelah perusahaan telah memenuhi semua kebutuhan dana untuk investasi

Page 63: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

45

dan kegiatan operasionalnya. Perusahaan mempunyai free cash flow yang

tinggi bisa dikatakan bahwa perusahaan mempunyai dana internal berlebih

yang belum digunakan untuk investasi dan aktivitasnya, sehingga

perusahaan akan semaksimal mungkin memanfaatkan dana internal

tersebut untuk mencukupi kebutuhannya. Namun dengan adanya dana

yang berlebih, pemegang saham menghendaki untuk membagikannya

dalam bentuk dividen. Perusahaan yang menetapkan kebijakan untuk

melakukan pembagian dividen, maka perusahaan akan memerlukan dana

pengganti untuk melakukan investasinya, sehingga dimungkinkan

perusahaan akan memutuskan untuk menggunakan hutang (Pancawati dan

Rachmawati, 2012).

3. Pertumbuhan Aset dengan Kebijakan Hutang

Menurut Benkraiem dan Gurau (2013) dalam Riki Sanjaya (2014),

pertumbuhan perusahaan menimbulkan permintaan untuk investasi

pendanaan, pada situasi tersebut pendaaan internal dan equity sering tidak

cukup untuk membuat pertumbuhan perusahaan, manajer

mempertimbangkan alternatif pendanaan dari hutang.

Pertumbuhan perusahaan menunjukkan besarnya dana yang

dialokasikan oleh perusahaan kedalam aktivanya. Oleh karena itu,

pertumbuhan aktiva akan menuntut perusahaan untuk menyediakan dana

yang memadai. Dalam pecking order theory, dinyatakan bahwa

perusahaan akan cenderung mengutamakan penggunaan dana internal, tapi

jika tidak mencukupi, dana eksternal yang menjadi alternatif pertama

adalah hutang (Apit Susanti dan Sekar Mayangsari, 2014).

Page 64: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

46

Tingkat pertumbuhan yang semakin cepat mengidentifikasikan

bahwa perusahaan sedang melakukan ekspansi. Hal ini menyebabkan

munculnya kebutuhan pendanaan yang besar. Untuk itu, perusahaan

menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut.

Pertumbuhan perusahaan yang besar mempunyai pengaruh positif terhadap

hutang perusahaan, karena suatu perusahaan yang berada pada tahap

pertumbuhan akan membutuhkan dana yang besar untuk melakukan

ekspansi. Hal ini akan mendorong manajer untuk menggunakan hutang

dalam membiayai kebutuhan dana tersebut (Yeniatie dan Nicken, 2010).

4. Pertumbuhan Penjualan dengan Kebijakan Hutang

Menurut Kaaro (2001) dalam Zulfia Andina, pertumbuhan

penjualan mencerminkan tingkat produktivitas terpasang yang siap

beroperasi serta kapasitas saat ini yang dapat diserap pasar dan

mencerminkan daya saing perusahaan dalam pasar. Jadi, semakin tinggi

pertumbuhan perusahaan, maka semakin tinggi pula penerimaan

perusahaan. Karena perusahaan yang memiliki penerimaan tinggi, maka

memiliki kemampuan pendanaan internal yang tinggi pula.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan

penjualan memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Hal ini

sesuai dengan pecking order theory, dimana perusahaan akan lebih

cenderung untuk menggunakan dana internal terlebih dahulu sebelum

menggunakan hutang dan saham sebagai pilihan terakhir.

Page 65: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

47

5. Likuiditas dengan Kebijakan Hutang

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk dapat

mengembalikan kewajibannya. Likuiditas diproksikan ke dalam rasio

lancar (current ratio)yang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar hutang lancar dengan menggunakan aktiva

lancar yang dimiliki. Menurut Ozkan (2001) perusahaan yang memiliki

current ratio tinggi berarti memiliki aktiva lancar yang cukup untuk

mengembalikan hutang lancarnya. Hal ini sesuai dengan pecking order

theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para

manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan,

hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir.

Menurut penelitian Mersi Narita (2012), likuiditas merupakan

aspek yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban yang harus segera dipenuhi. Dengan demikian, suatu

perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi, berarti bahwa

perusahaan tersebut mampu segera mengembalikan hutang-hutangnya. Hal

ini, memberikan kepercayaan terhadap kreditur untuk mengembalikan

pinjaman sehingga semakin tinggi likuiditas maka akan semakin tinggi

kebijakan hutang yang digunakan oleh perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa likuiditas memiliki

pengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Karena dengan semakin

likuid suatu perusahaan maka perusahaan tersebut mempunyai

kemampuan dalam membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung

akan menurunkan total hutangnya.

Page 66: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

48

6. Profitabilitas dengan Kebijakan Hutang

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba. Laba yang diperoleh perusahaan bisa merupakan dana yang tersedia

untuk melakukan investasi ataupun dibagi kepada para pemegang saham.

Berdasarkan agency theory menyatakan bahwa seharusnya perusahaan

yang memiliki profitabilitas yang tinggi memanfaatkan hutang untuk

mengurangi penyalahgunaan pemakaian dana oleh manajer yang tidak

memperhatikan kepentingan pemegang saham. Perusahaan yang mampu

menghasilkan laba yang besar tentunya akan membuat para pemegang

saham mengajukan usulan pembagian laba tersebut dalam bentuk dividen.

Dengan pembagian dividen ini tentunya akan mengurangi dana yang bisa

dipakai untuk melakukan investasi, sehingga perusahaan memerlukan dana

tambahan untuk bisa membiayai investasi dan kegiatan operasionalnya

(Pancawati dan Rachmawati, 2012).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profitabilitas memiliki

pengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Karena perusahaan yang

mempunyai laba yang besar manajer akan merasa bahwa mereka

mempunyai kesempatan yang cukup besar dalam mengembangkan

usahanya. Dalam memenuhi kebutuhan investasi yang besar tersebut maka

perusahaan memerlukan dana tambahan yang bersumber dari hutang.

7. Ukuran Perusahaan dengan Kebijakan Hutang

Perusahaan yang besar memiliki aktiva yang cukup besar yang

dapat dipergunakan sebagai jaminan untuk melakukan hutang (Elva

Nuraina, 2012) dalam Elly Astuti (2014). Short dan Kisey (1999) dalam

Page 67: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

49

Sulong et. al (2013) menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki akses

yang luas terhadap pendanaan internal maupun eksternal karena ukuran

perusahaan merupakan salah satu penentu kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Benkraiem dan Gurau (2013) dalam (Riki Sanjaya, 2014),

perusahaan kecil memiliki bankruptcy costs relatif lebih tinggi, karena

perusahaan besar menunjukkan stabilitas yang lebih baik dan lebih

terdiversifikasi daripada perusahaan kecil.

Hubungan antara ukuran perusahaan dan leverage dipengaruhi oleh

akses perusahaan ke pasar modal. Perusahaan besar dapat dengan mudah

mengakses pasar modal. Kemudahan untuk mengakses pasar modal berarti

perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapat dana

lebih banyak (Manan, 2004 dalam Christine et al,2012).

8. Struktur Aktiva dengan Kebijakan Hutang

Struktur aktiva berhubungan dengan kekayaan perusahaan yang

dapat dijadikan jaminan yang lebih fleksibel akan cenderung

menggunakan hutang yang lebih besar daripada perusahaan yang struktur

aktivanya tidak fleksibel (Yeniate dan Nicken, 2010). Menurut Brigham

dan Houston (2006) dalam M. Syafiudin (2013), secara umum perusahaan

yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit akan lebih banyak

menggunakan hutang karena investor akan selalu memberikan pinjaman

apabila perusahaan mempunyai jaminan. Sesuai trade off theory yang

menyatakan bahwa aktiva tetap digunakan sebagai persyaratan dalam

melakukan pinjaman, sehingga semakin besar nilai aktiva tetap maka

semakin besar pinjaman yang dapat diperoleh perusahaan.

Page 68: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

50

Menurut penelitian Apit Susanti dan Sekar Mayangsari (2014)

perusahaan yang memiliki struktur aktiva dengan porsi aktiva tetap yang

tinggi akan lebih mudah dalam melakukan pinjaman terhadap pihak

eksternal seperti kreditur karena perusahaan dinilai memiliki securuable

assets (aktiva jaminan) yang lebih baik. Kreditur akan merasa lebih aman

jika memberikan pinjaman kepada perusahaan yang memiliki aktiva tetap

dalam jumlah yang besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

struktur aktiva perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan

hutang perusahaan terutama bagi perusahaan yang memiliki aktiva tetap

dalam jumlah yang besar.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Md. Imran Hossain dan Md. Akram

Hossain (2015) dengan judul “Determinants of Capital Structur and Testing

of Theories: A Study in the Listed Manufacturing Companies in

Bangladesh.”Penelitian ini menggunakan metodologi data panel dengan 74

sampel perusahaan manufaktur di Dhaka Stock Exchange selama tahun 2002-

2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel managerial ownership

berpengaruh positif terhadap strukur modal, variabel growth rate,

profitability, debt service covarage ratio, non-debt tax shield, free cash flow,

agency cost, dividend dummy berpengaruh negatif terhadap strukur modal.

Sedangkan variabel tangibility dan liquidity berpengaruh positif terhadap

variabel long term debt ratio serta berpengaruh negatif terhadap variabel

short term debt ratio dan total debt ratio.

Page 69: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

51

Penelitian yang dilakukan oleh Apit Susanti dan Sekar Mayangsari

(2014) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan hutang

pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Penelitian ini menggunakan metodologi analisis regresi berganda dengan 45

sampel perusahaan non keuangan pada BEI selama tahun 2009 – 2011. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan manajerial. Kebijakan dividen,

dan Risiko Bisnis, tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Kepemilikan

institusional dan Profitabilitasberpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.

Struktur Asetdan Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap

kebijakan hutang.

Penelitian yang dilakukan oleh Elly Astuti (2014) dengan judul

“Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan

Terhadap Kebijakan Hutang”. Penelitian ini menggunakan metodologi

analisis regresi berganda dengan 237 sampel perusahaan yang listing di BEI

tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional

tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Sedangkan profitabilitas dan

ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

Penelitian yang dilakukan oleh Riki Sanjaya (2014) dengan judul

“Variabel-variabel Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang”. Penelitian ini

menggunakan metodologi analisis regresi berganda dengan 55 sampel

perusahaan manufaktur industry classification basic industry and chemicals

di BEI pada tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan, profitabilitas,petumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional,

umur perusahaan dan kredit karbon tidak memiliki pengaruh terhadap debt

Page 70: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

52

ratio, sedangkan aset tetap dan aliran kas bebas (free cash flow) memiliki

pengaruh terhadap debt ratio.

Penelitian yang dilakukan oleh M.Syafiudin Hidayat (2013) dengan

judul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen, Struktur

Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, danUkuran Perusahaan terhadap

KebijakanUtang”. Penelitian ini menggunakan metodologi analisis regresi

berganda dengan sampel 13 perusahaan manufaktur yang go public di Bursa

Efek Indonesia tahun 2008-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

kebijakan utang. Pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva menunjukkan

pengaruh positif terhadap kebijakan utang. Sedangkan kebijakan dividen

berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang

Penelitian yang dilakukan oleh Tanveer Ashraf dan Safdar Rasool

(2013) dengan judul “Determinants of Leverage of Automobile Sector Firms

Listed in Karachi Stock Exchange by Testing Packing Order Theory”.

Penelitian ini menggunakan metodologi analisis regresi data panel dengan

132 jumlah observasi yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan di sektor

otomotif yang terdaftar di KSE Pakistan pada tahun 2005-2010. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dari 7 variabel yang diteliti hanya 3 variabel

yang signifikan yaitu ukuran, tangibilityauty dan pertumbuhan. Sedangkan 4

variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan yaitu variabel profitabilitas, tax,

risk and non-debt tax shield.

Penelitian yang dilakukan oleh Sorana VĂTAVU (2013) dengan

judul “Determinants of Corporate Debt Ratios: Evidence From

Page 71: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

53

Manufacturing Companies Listed on The Bucharest Stock Exchange”.

Penelitian ini menggunakan metodologi analisis regresi berganda dengan 196

perusahaan manufaktur pada Bucharest Stock Exchange pada tahun 2003-

2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tangibility aset, profitabilitas dan

likuiditas memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap total hutang

dan rasio hutang jangka pendek, sedangkan pajak, risiko dan tingkat suku

bunga memiliki pengaruhpositif pada rasio yang sama.

Penelitian yang dilakukan oleh Khalid Al-Khatib (2012) dengan

judul “The Determinants of Leverage of Listed Companies”.Penelitian ini

menggunakan metodologi analisis regresi berganda dengan 121 sampel

perusahaan yang listing pada Bursa Efek Yordania tahun 2007-2010. Hasil

penelitian menunjukkan bahwaperusahaaan sektor industri profitabilitas,

pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap leverage, sedangkan likuiditas berpengaruh negatif

signfikan dan tangibility mempunyai pengaruh ke arah positif signifikan.

Pada perusahaan sektor jasa, profitabilitas dan ukuran perusahaan

berpengaruh positif tidak signifikan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh

positif signifikan, likuiditas likuiditas berpengaruh negatif tidak signifikan,

serta tangibility berpengaruh negatif signfikan terhadap leverage.

Penelitian yang dilakukan oleh Rabiah Abdul Wahab, Mohd Sabri,

Mohd Amin, dan Khairuddin Yusop (2012) dengan judul “Determinants of

Capital Structure of Malaysia Property Developers”. Penelitian ini

menggunakan metodologi analisis regresi berganda dengan 10 sampel

perusahaan properti pada MSE selama tahun 2001 – 2010. Hasil penelitian

Page 72: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

54

menunjukkan bahwa pada Top-5 Developers profitabilitas, tangibility, dan

likuiditas mempunyai pengaruh positif, sedangkan non-debt tax shield dan

growth opportunity memiliki pengaruh negatif. Untuk Bottom-5 Developers

profitabilitas, tangibility, growth opportunity, dan likuidtas berpengaruh

positif, tetapi non-debt tax shield berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Christine Dwi Karya Susilawati dan

Lidya Agustina (2012) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kebijakan Utang Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”. Penelitian ini menggunakan metodologi analisis regresi berganda

dengan 105 sampel manufaktur pada BEI selama tahun 2006 – 2010. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen

Dan Kepemilikan Institusional Terbukti Tidak Berpengaruh Signifikan

Terhadap Kebijakan Utang. Sedangkan Struktur Asset Dan Profitabilitas

Berpengaruh Signifikan Terhadap Kebijakan Utang Serta UkuranPerusahaan

Berpengaruh Signifikan Dan Positif Terhadap Kebijakan utang.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahvish Sabir dan Qaisar Ali

Malik(2012) dengan judul “Determinants of Capital Structure– A Study of Oil

and Gas Sector of Pakistan”. Penelitian ini menggunakan metodologi analisis

regresi berganda dengan 5 sampel perusahaan manufaktur sektor minyak dan

gas di Bursa Efek Pakistan selama tahun 2005-2010. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

variabel leverage.Sedangkan variabel likuiditas, ukuran perusahaan dan asset

berwujud mempunyai hubungan postif terhadap variabel leverage.

Page 73: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

55

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1

Md. Imran Hossain dan Md. Akram

Hossain

Determinants of Capital Structur and Testing of

Theories: A Study in the Listed

Manufacturing Companies in

Bangladesh / 2015

Menggunakan debt to asset ratio sebagai variabel dependen. Menggunakan variabel dependen free cash flow, growth rate, profitability, dan liquidity.

Menggunakan 3 variabel dependen yaitu short term debt ratio, long term debt ratio dan total debt ratio. Tidak menggunakan variabel dividend dummy klasifikasi industry dan mengganti variabel independen managerial ownership, tangibility, debt service covarage ratio, non-debt tax shield, agency cost dengan variabel kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel managerial ownership berpengaruh positif terhadap strukur modal, variabel growth rate, profitability, debt service covarage ratio, non-debt tax shield, free cash flow, agency cost, dividend dummy berpengaruh negatif terhadap strukur modal. Sedangkan variabel tangibility dan liquidity berpengaruh positif terhadap variabel long term debt ratio serta berpengaruh negatif terhadap variabel short term debt ratio dan total debt ratio.

International Journal of

Economics and Finance, Vol. 7,

No. 4, 2015 ISSN: 1916-971X

E-ISSN: 1916-9728

-

Tidak menggunakan perusahaan manufaktur di Dhaka Stock Exchange tahun 2002-2011, tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi pada BEI selama tahun 2010-2014.

Metode sampling : purposive sampling Analisis : Data Panel

-

Page 74: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

56

Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

2 Apit Susanti dan

Sekar Mayangsari

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kebijakan hutang pada Perusahaan Non

Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia /

2014

Menggunakan variabel independen kebijakan dividen, profitabilitas, dan struktur aset

Mengganti variabel dependen debt equity ratio dengan debt to asset ratio. Mengganti variabel independen kepemilikan manajerial, risiko bisnis, kepemilikan institusional, pertumbuhan perusahaan dengan variabel free cash flow, pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, likuiditas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan manajerial. Kebijakan dividen, dan Risiko Bisnis, tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Kepemilikan institusional dan Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Struktur Asetdan Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

e-Journal Magister Akuntansi Trisakti, Volume. 1 Nomor. 1

Februari 2014, Hal. 29-50

-

Tidak menggunakan perusahaan non keuangan pada BEI selama tahun 2009 – 2011, tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi selama tahun 2010-2014.

Metode sampling : purposive sampling

Tidak menggunakan analisis regresi berganda, tetapi menggunakan analisis data panel.

Page 75: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

57

Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

3 Elly Astuti

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas,

Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan

Hutang / 2014

Menggunakan variabel independen profitabilitas, dan ukuran perusahaan.

Mengganti variabel dependen debt equity ratio dengan debt to asset ratio. Mengganti variabel independen kepemilikan institusional dengan variabel kebijakan dividen, free cash flow, pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, likuiditas, dan struktur aset.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, Vol. 15, No. 02,

Januari 2014 ISSN: 1412-6029X

-

Tidak menggunakan perusahaan yang listing di BEI tahun 2012, tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi selama tahun 2010-2014.

-

Tidak menggunakan analisis regresi linear berganda, tetapi menggunakan analisis data panel. Tidak menggunakan metode sampling cross sectional, tetapi menggunakan purposive sampling

Page 76: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

58

Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

4 Riki Sanjaya

Variabel-variabel Yang Mempengaruhi

Kebijakan Hutang / 2014

Menggunakan variabel dependen debt to asset ratio. Menggunakan variabel independen free cash flow, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan struktur aset

Mengganti variabel independen kepemilikan institusional, kredit karbon, aset tetap dan dengan variabel kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, likuiditas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, petumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, umur perusahaan dan kredit karbon tidak memiliki pengaruh terhadap debt ratio, sedangkan aset tetap dan aliran kas bebas (free cash flow) memiliki pengaruh terhadap debt ratio.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1, Juni 2014, Hlm. 46-

60 ISSN: 1410 -9875

-

Tidak menggunakan perusahaan manufaktur industry classification basic industry and chemicals di BEI pada tahun 2012, tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi selama tahun 2010-2014.

Metode sampling : purposive sampling

Tidak menggunakan analisis regresi berganda, tetapi menggunakan analisis data panel.

Page 77: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

59

Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

5 M.Syafiudin Hidayat

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan

Dividen, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, danUkuran Perusahaan

terhadap KebijakanUtang / 2013

Menggunakan variabel dependen debt to asset ratio. Menggunakan variabel independen kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan struktur aktiva

Mengganti variabel independen kepemilikan manajerial dengan variabel free cash flow, pertumbuhan aset, profitabilitas, dan likuiditas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang. Pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva menunjukkan pengaruh positif terhadap kebijakan utang. Sedangkan kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang. Jurnal Ilmu Manajemen,

Vol. 1, No. 1, Januari 2013

-

Tidak menggunakan seluruh perusahaan manufaktur go public di BEI selama tahun 2008-2010, tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi selama tahun 2010-2014.

Metode sampling : purposive sampling

Tidak menggunakan analisis regresi linear berganda, tetapi menggunakan analisis data panel.

Page 78: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

60

Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

6 Tanveer

Ashraf dan Safdar Rasool

Determinants of Leverage of Automobile Sector

Firms Listed in Karachi Stock Exchange by Testing

Packing Order Theory / 2013

Menggunakan variabel independen profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan.

Mengganti variabel dependen long term debt to total assets dengan debt to asset ratio. Mengganti variabel independen tangibility, tax, risk and non-debt tax shield dengan variabel kebijakan dividen, free cash flow, pertumbuhan penjualan, likuiditas, dan struktur aset.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 variabel yang diteliti hanya 3 variabel yang signifikan yaitu ukuran, tangibility dan pertumbuhan. Sedangkan 4 variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan yaitu variabel profitabilitas, tax, risk and non-debt tax shield.

Journal of Business Studies Quartely, 2012,

Volume 4, Number 3 ISSN 2152-1034

-

Tidak menggunakan perusahaan manufaktur sektor otomotif pada KSE tahun 2005-2010 tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi pada BEI selama tahun 2010-2014.

Metode sampling : purposive sampling Analisis : Data Panel -

-

Page 79: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

61

Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

7 Sorana VĂTAVU

Determinants of Corporate Debt Ratios:

Evidence From Manufacturing Companies

Listed on The Bucharest Stock Exchange / 2013

Menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas.

Mengganti variabel dependen total hutang dan rasio hutang jangka pendek dengan debt to asset ratio. Mengganti variabel independen tangibility aset, pajak, risiko dan suku bunga dengan variabel kebijakan dividen, free cash flow, pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tangibility aset, profitabilitas dan likuiditas memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap total hutang dan rasio hutang jangka pendek, sedangkan pajak, risiko dan tingkat suku bunga memiliki pengaruh positif pada rasio yang sama. Timisoara Journal of

Economics and Business, Vol. 6, Pages 99-126,

2013 ISSN: 2286-0991

-

Tidak menggunakan perusahaan manufaktur pada Bucharest Stock Exchange pada tahun 2003-2012, tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi selama tahun 2010-2014.

Metode sampling : purposive sampling Analisis : Data Panel

-

Page 80: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

62

Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

8 Khalid Al-Khatib

The Determinants of Leverage of Listed Companies / 2012

Menggunakan variabel independen Profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan

Mengganti variabel dependen leverage dengan debt to asset ratio. Mengganti variabel independen tagibility dengan variabel kebijakan dividen, free cash flow, pertumbuhan penjualan, dan struktur aktiva.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perusahaan sektor industri variabel profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap leverage, sedangkan variabel likuiditas berpengaruh negatif signifikan dan tangibility mempunyai pengaruh kearah positif terhadap leverage. Pada perusahaan sektor jasa, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan, likuiditas berpengaruh negatif tidak signifikan, serta tangibility berpengaruh negatif signifikan terhadap leverage

International Journal of Business and Social

Science, Vo. 3 No. 24

-

Tidak menggunakan seluruh perusahaan yang listing pada Bursa Efek Yordania tahun 2007-2010, tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi selama tahun 2010-2014.

Metode sampling : purposive sampling

Tidak menggunakan analisis regresi linear berganda, tetapi menggunakan analisis data panel.

Page 81: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

63

Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

9

Rabiah Abdul Wahab, Mohd Sabri, Mohd

Amin dan Khairuddin

Yusop

Determinants of Capital Structutre of Malaysian

Property Developers/ 2012

Menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan

Mengganti variabel dependen struktur modal dengan kebijakan hutang. Mengganti variabel independenTangibility, Non-debt Tax Shield dengan variabel kebijakan dividen, free cash flow, pertumbuhan penjualan, dan struktur aktiva.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Top-5Developers variabel profitabilitas, tangibility, dan likuiditas mempunyai pengaruh positif, sedangkan non-debt tax shield dan growth opportunity memiliki pengaruh negatif. Untuk Bottom-5 Developersvariabel profitabilitas, tangibilty, growth opportunity, dan likuiditas berpengaruh positif, sedangkan variabel non-debt tax shield berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Middle-East of Scientific

Research 11 (8): 1013-1021, 2012

ISSN 1990-9233

-

Tidak menggunakan perusahaan malaysian property developers tahun 2001-2010, tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi selama tahun 2010-2014.

Metode sampling : purposive sampling

Tidak menggunakan analisis regresi linear berganda, tetapi menggunakan analisis data panel.

Page 82: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

64

Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

10

Christine Dwi Karya

Susilawati dan Lidya Agustina

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kebijakan Utang Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia / 2012

Menggunakan variabel independen kebijakan dividen, free cash flow, profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan.

Mengganti variabel dependen debt equity ratio dengan debt to asset ratio. Mengganti variabel independen kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusionaldengan variabel pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, dan likuiditas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen Dan Kepemilikan Institusional Terbukti Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Kebijakan Utang. Sedangkan Struktur Asset Dan Profitabilitas Berpengaruh Signifikan Terhadap Kebijakan Utang Serta Ukuran Perusahaan Berpengaruh Signifikan Dan Positif Terhadap Kebijakan utang.

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 16,

No. 2 Mei 2012, hlm. 178-187

Terakreditasi SK. No. 64a/DIKTI/Kep/2010

-

Tidak menggunakan perusahaan manufaktur pada BEI selama tahun 2006 – 2010, tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi selama tahun 2010-2014.

Metode sampling : purposive sampling

Tidak menggunakan analisis regresi berganda, tetapi menggunakan analisis data panel.

Page 83: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

65

Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Peneliti Judul Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

11

Mahvish Sabir dan Qaisar Ali

Malik

Determinants of Capital Structure – A Study of Oil and Gas Sector of Pakistan/

2012

Menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan.

Menggantikan variabel dependen leverage dengan debt to asset ratio. Menggantikan variabel independen asset berwujud dengan variabel kebijakan hutang, free cash flow, pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, dan struktur aktiva.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap variabel leverage.Sedangkan variabel likuiditas, ukuran perusahaan dan asset berwujud mempunyai hubungan postif terhadap variabel leverage.

Interdisciplinary Journal of

Contemporary Research In

Business, Vol. 3, No. 10, 2012

-

Tidak menggunakan perusahaan manufaktur sektor minyak dan gas di Bursa Efek Pakistan selama tahun 2005-2010, tetapi menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2014.

Metode sampling : purposive sampling

Tidak menggunakan analisis regresi linear berganda, tetapi menggunakan analisis data panel.

Page 84: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

66

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan suatu proses dari peneliti memperoleh

data kemudian mengolah data tersebut dan menginterprestasikan hasil data

yang telah diolah. Penelitian ini didasarkan atas penelitian-penelitian dan

teori-teori yang telah ada sebelumnya. Dari beberapa teori yang telah ada

peneliti merangkainya menjadi satu kesatuan yang saling berhubungan.

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel

dependen dan variabel independen. Variabel dependen yaitu Kebijakan

Hutang. Sedangkan variabel independen yaitu Kebijakan Dividen (DPR),

Free Cash Flow, Pertumbuhan Aset (Growth Asset), Pertumbuhan Penjualan

(Growth Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan

(Size), Struktur Aktiva.

Kebijakan hutang merupakan salah satu keputusan pendanaan yang

sangat penting dan berpengaruh terhadap kebijakan serta kondisi suatu

perusahaan. Pada dasarnya kebijakan hutang akan menentukan nilai

perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pendanaan yang diperoleh melalui

hutang. Penggunaan hutang sangat membantu dalam meningkatkan nilai

perusahaan, karena perusahaan dianggap memiliki kemampuan dan prospek

yang bagus oleh investor, akan tetapi perlu dipertimbangkan risiko akan

terjadinya kebangkrutan pada penggunaan hutang dalam jumlah yang besar.

Berikut ini adalah gambaran mengenai kerangka berfikir peneliti dalam

bentuk sederhana untuk menjelaskan proses penelitian :

Page 85: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

67

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Laporan keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang danKonsumsi 2010-2014

Variabel Independen: Kebijakan Dividen (DPR) Free Cash Flow Pertumbuhan Aset (Growth Asset) Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales) Likuiditas (CR) Profitabilitas (ROA) Ukuran Perusahaan (Size) Struktur Aktiva

Variabel Dependen: Kebijakan Hutang

(DAR)

Model Estimasi Data Panel

Common Effect

Uji Chow Uji Hausman

Metode Estimasi Terpilih

Uji Asumsi Klasik

Normalitas Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi

Uji t Uji F Uji Adjusted R2

Interpretasi

Kesimpulan

Fixed Effect Random Effect

Page 86: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

68

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian disusun berdasarkan kajian pustaka dan hasil

penelitian sebelumnya, sehingga dapat ditarik interfensi terhadap masalah

penelitian dalam bentuk hipotesis alternatif sebagai jawaban sementara

penelitian. Maka dapat dirumuskan hipotesis penelitiannya sebagai berikut:

1. Simultan

H0 : b1–b8 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kebijakan

Dividen (DPR), Free Cash Flow, Pertumbuhan Aset (Growth Asset),

Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas

(ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Struktur Aktiva terhadap Kebijakan

Hutang.

H0 : b1–b8 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kebijakan

Dividen (DPR), Free Cash Flow, Pertumbuhan Aset (Growth Asset),

Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas

(ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Struktur Aktiva terhadap Kebijakan

Hutang.

2. Parsial

H0 : bi = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kebijakan

Dividen (DPR), Free Cash Flow, Pertumbuhan Aset (Growth Asset),

Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas

(ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Struktur Aktiva terhadap Kebijakan

Hutang.

Page 87: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

69

Ha : bi ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kebijakan Dividen

(DPR), Free Cash Flow, Pertumbuhan Aset (Growth Asset), Pertumbuhan

Penjualan (Growth Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran

Perusahaan (Size), Struktur Aktiva terhadap Kebijakan Hutang.

Page 88: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

70

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

antara variabel Kebijakan Dividen (DPR), Free Cash Flow, Pertumbuhan

Aset (Growth Asset), Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales), Likuiditas

(CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Struktur Aktiva

terhadap variabel Kebijakan Hutang (DAR) pada perusahaan manufaktur

sektor industri barang dan konsumsi selama periode tahun 2010 sampai

dengan 2014.

Penelitian ini mengambil lokasi di Bursa Efek Indonesia (BEI),

ditetapkannya BEI sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan tempat

yang tepat untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan

dan data penelitian lain yang terkait dengan variabel yang akan diteliti.

B. Metode Pengumpulan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen atau individu-

individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu riset (Sumarso,

2004:49). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang go public yang

terdaftar di BEI periode tahun 2010-2014 terdapat 38 perusahaan.

Page 89: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

71

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, pemilihan sampel dalam

penelitian ini yaitu menggunakan metode purposive sampling. Metode

purposive sampling adalah penentuan sampel dengan pengambilan data-

data tertentu yang dianggap sesuai dan terkait dengan penelitian yang

dilakukan. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dalam beberapa kriteria

sebagai berikut :

a) Perusahaan yang digolongkan sebagai perusahaan sektor industri

barang dan konsumsi sesuai dengan kategori yang dikembangkan BEI

yang tercantum dalam IDX Fact Book.

b) Perusahaan menyajikan laporan keuangan lengkap dan catatan atas

laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan oleh peneliti untuk

menghitung variabel-variabel dalam penelitian selama periode

penelitian yaitu tahun 2010-2014.

c) Perusahaan yang membayarkan dividen secara berturut-turut selama

periode penelitian yaitu tahun 2010-2014.

d) Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode penelitian

yaitu tahun 2010-2014.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka pada

penelitian ini sampel yang memenuhi syarat adalah 13 perusahaan dengan

periode waktu tahun 2010 sampai dengan 2014 maka jumlah data dalam

penelitian ini sebesar 65. Untuk proses pemilihan sampel secara lebih jelas

dapat dilihat pada tabel 3.1di bawah ini :

Page 90: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

72

Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel

No Keterangan Tidak

Mememuhi Kriteria

Akumulasi

1

Perusahaan yang digolongkan sebagai perusahaan sektor industri barang dan konsumsi di BEI yang tercantum dalam IDX Fact Bookselama tahun periode 2010 - 2014

- 38

2 Perusahaan menyajikan laporan keuangan lengkap selama tahun periode 2010 - 2014 9 29

3 Perusahaan yang membayarkan dividen secara berturut-turut selama tahun periode 2010 - 2014

14 15

4 Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama tahun periode 2010 - 2014 2 13

Jumlah Sampel 13 Tahun Penelitian 5 Jumlah total sampel selama periode penelitian 65

Sumber: Data diolah 2016

C. Metode Pengumpulan Data

Serangkaian kegiatan untuk memperoleh data sekunder untuk

kelengkapan penelitian ini antara lain :

1. Pengumpulan data secara kepustakaan (library research)

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat

teoritis dan dapat menunjang materi pembahasan penelitian melalui buku-

buku yang berhubungan dengan manajemen keuangan dan buku ekonomi

lainnya.

Page 91: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

73

2. Penelitian lapangan (field research)

Untuk memperoleh data, penulis mengadakan penelitian langsung

ke BEI untuk memperoleh data-data yang diperlukan melalui pusat

layanan informasi pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM).

3. Internet research

Penelitian dilakuan dengan cara pengambilan data dengan

mengakses ke website-website seperti www.idx.co.iddan lain-lain.

D. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan

agar dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam

menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik

deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta

penyajian yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik

dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum

dan minimum.

2. Metode Analisis Data Panel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi data

panel (pool) yaitu data yang merupakan gabungan antara data seksi silang

(cross section) dengan data runtun waktu (time series). Oleh karenanya,

data panel memiliki gabungan karakteristik keduanya yaitu terdiri atas

beberapa objek dan meliputi beberapa waktu (Winarno, 2011).

Page 92: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

74

Data panel pertama kali diperkenalkan oleh Howles pada tahun

1950 (Winarno, 2009:9.1). Data time series biasanya meliputi beberapa

objek (misalnya: Kebijakan Dividen (DPR), Free Cash Flow,

Pertumbuhan Aset (Growth Asset), Pertumbuhan Penjualan (Growth

Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size),

Struktur Aktiva, Kebijakan Hutang (DAR)), dan meliputi beberapa periode

(dalam penelitian ini menggunakan periode tahunan). Sedangkan untuk

data cross section terdiri dari beberapa objek (misalnya perusahaan),

dengan beberapa jenis data.

Uji regresi data panel dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui hubungan antara 8 (delapan) variabel independen yaitu

Kebijakan Dividen (DPR), Free Cash Flow, Pertumbuhan Aset (Growth

Asset), Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales), Likuiditas (CR),

Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Struktur Aktiva terhadap

variabel dependen Kebijakan Hutang (DAR).

Pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan Software

Eviews 8.0 untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen melalui data panel. Penggunaan software ini dirasa

tepat mengingat analisis dengan data panel sudah disediakan oleh Eviews

sejak versi awal dan selama ini sudah menjadi salah satu keunggulan

program Eviews dibanding program-program statistik lainnya (Winarno,

2011).Software Microsoft Office Excel 2007 juga digunakan untuk

Page 93: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

75

mempermudah pengelolaan data seperti pembuatan grafik, tabel, dan lain-

lain.

Menurut Agus Widarjono (2009:229) penggunaan data panel

dalam sebuah observasi penelitian memiliki beberapa keuntungan yang

dapat diperoleh. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dari dua

data time series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih

banyak sehingga akan menghasilkan Degree of Freedom yang lebih besar.

Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross section

dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan

variabel (omitted variabel).

Menurut Gujarati (2012:83) ada beberapa keuntungan yang

diperoleh dengan menggunakan model data panel, antara lain :

a. Teknik estimasi data panel dapat mengatasi heterogenitas secara

eksplisit dengan memberikan variabel spesifik subjek.

b. Dengan menggabungkan antara obesrvasi time series dengan cross

section, data panel memberikan lebih banyak informasi, lebih banyak

Degree of Freedom dan lebih efisien.

c. Dengan mempelajari observasi cross section yang berulang-ulang,

data panel paling cocok untuk mempelajari dinamika perubahan.

d. Data panel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang

secara sederhana tidak bisa dilihat pada data cross section murni dan

time series murni.

Page 94: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

76

e. Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang

rumit.

f. Dengan membuat data menjadi berjumlah beberapa ribu unit, data

panel dapat meminimumkan bias yang biasa terjadi ketika kita

mengagregasi individu-individu atau perusahaan-perusahaan kedalam

agregasi besar.

Model Regresi Panel dalam penelitian ini adalah :

Dimana :

Y : Variabel dependen (DAR)

α : Konstanta

X1 : Variabel Independen Kebijakan Dividen

X2 : Variabel Independen Free Cash Flow

X3 : Variabel Independen Pertumbuhan Aset

X4 : Variabel Independen Pertumbuhan Penjualan

X5 : Variabel Independen Likuiditas

X6 : Variabel Independen Profitabilitas

X7 : Variabel Independen Ukuran Perusahaan

X8 : Variabel Independen Struktur Aktiva

β(1...8) : Koefisien regresi masing-masing variabel independen

i : Perusahaan

t : Waktu

E : Error term

Yit = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + β6X6it + β7X7it+ β8X8it+ e

Page 95: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

77

Menurut Widarjono (2009:231) ada beberapa pendekatan yang

dapat digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan menggunakan

data panel, antara lain :

a. Model Common Effect

Model Common Effect merupakan metode estimasi model

regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intercept dan

koefisien slope yang konstan antar waktu dan cross section (common

effect) dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square

(OLS).

Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu

maupun waktu sehingga perilaku data antar perusahaan diasumsikan

sama dalam berbagai kurun waktu. Pada dasarnya model common

effect sama seperti Ordinary Least Square (OLS) dengan

meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan

data time series atau data cross section saja melainkan data panel yang

diterapkan dalam bentuk pooled. Bentuk persamaan model Common

Effect adalah sebagai berikut (Widarjono, 2009:231) :

Dimana :

Yit : Variabel dependen

X1 : Variabel independen 1

X2 : Variabel independen 2

i : Cross section

Yit = β0 + β1In X1it + β2 In X2it + eit

Page 96: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

78

t : Time series

b. Model Fixed Effect

Model Fixed Effect adalah model estimasi data panel dengan

menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan

intersep. Pengertian Fixed Effect didasarkan pada adanya perbedaan

intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time

in variant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa

koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu

(Widarjono, 2009:233). Pendekatan dengan variabel dummy ini

dikenal dengan sebutan Fixed Effect Model atau Least Square Dummy

Variable (LSDV). Bentuk persamaan dalam Model Fixed Effect

adalah sebagai berikut :

Dimana :

i : 1,2,...,n

t : 1,2,...,t

D : Dummy

c. Model Random Effect

Model Random Effect adalah model estimasi data panel dengan

asumsi koefisien slope konstan dan intersep berbeda antara individu

dan antar waktu (Random Effect) (Widarjono, 2009:235).

Dimasukkannya variabel dummy didalam Fixed effect model

bertujuan untuk mewakili ketidakpastian tentang model yang

Yit = β0 + β1In X1it + β2 In X2it + β3 D1+ β4 D2+ ... + eit

Page 97: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

79

sebenarnya. Namun, ini membawa konsekuensi berkurangnya derajat

kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi

efisiensi parameter. Untuk mengatasi masalah ini bisa menggunakan

variabel gangguan (error terms) yang dikenal dengan Random effect

model. Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random

Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya,

karena dapat meningkatkan efisiensi dari least square (Widarjono,

2009:235).

Bentuk umum persamaan dalam Model Random Effect adalah

sebagai berikut :

Dimana :

ui ~ N (0, δu2) : komponen cross section error

vt ~ N (0, δv2) : komponen time series error

wit ~ N (0, δw2) : komponen eror kombinasi

3. Tahap Analisis Data

Untuk memilih model yang tepat untuk digunakan dalam

mengelola data panel, terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan

yaitu :

a. Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk menentukan metode mana yang

paling tepat digunakan untuk mengestimasi data panel dalam

Yit = α1 + bjXj + eitdengan eit = ui +vt + wit

Page 98: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

80

penelitian dengan membandingkan antara model common effect atau

fixed effect. Berikut ini rumus uji chow (Baltagi, 2005:13):

Dimana :

SSE1 : Sum Square Error dari model Common Effect

SSE2 : Sum Square Error dari model Fixed Effect

n : Jumlah individual (cross section)

nt : jumlah cross section x jumlah time series

k : Jumlah variabel independen

Sedangkan Ftabel didapat dari :

Dimana :

α : Tingkat signifikansi yang dipakai (alfa)

n : Jumlah individual (cross section)

nt : jumlah cross section x jumlah time series

k : Jumlah variabel independen

Hipotesis dalam uji Chow adalah :

H0 : Common Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Ftabel = {α : df(n -1, nt – n – k)

Fhitung = ( )

( )

( )

Page 99: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

81

Menurut Widarjono (2009:238) dasar penolakan terhadap

hipotesis diatas adalah dengan membandingkan perhitungan antara

Fhitung dengan Ftabel. Perbandingan yang dipakai adalah sebagai berikut:

Jika hasil dari Fhitung > Ftabel = H0ditolak

Jika hasil dari Fhitung< Ftabel = H0 diterima

b. Uji Hausman

Uji Hausmanadalah pengujian statistik yang digunakan untuk

memilih model yang paling tepat antara Fixed Effect atau Random

Effect. Uji ini dikembangkan oleh Hausman dengan didasarkan pada

ide bahwa LSDV didalam metode Fixed Effect dan GLS adalah efisien

sedangkan model OLS adalah tidak efisien, dilain pihak alternatifnya

metode OLS efisien dan GLS tidak efisien. Karena itu uji hipotesis

nullnya adalah hasil estimasi estimasi keduanya tidak berbeda

sehingga Uji Hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi

tersebut.

Uji Hausman akan mengikuti distribusi Chi-square, dengan

asumsi bahwa error secara individual tidak saling berkolerasi begitu

juga error kombinasinya. Statistik uji Hausman ini mengikuti

distribusi statistik Chi-square dengan degree of freedom sebanyak k

dimana k adalah jumlah variabel independen.

Pengujian Hausman dilakukan dengan hipotesis berikut

(Widarjono, 2009):

H0 : Random Effect Model

Page 100: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

82

H1 : Fixed Effect Model

Menurut Widarjono (2009:240) dasar penolakan terhadap

hipotesis diatas adalah dengan membandingkan antara nilai statistik

Hausman dan nilai kritisnya.

Jika nilai statistik Hausman > nilai kritisnya = H0 ditolak

Jika nilai statistik Hausman < niali kritisnya = H0 diterima

4. Uji Dasar Asumsi Klasik

Uji dasar asumsi klasik dilakukan sebagai parameter untuk

menunjukkan bahwa hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen bersifat linear serta tidak terjadi masalah data tidak

berdistribusi secara normal, multikolineartitas, heteroskedastisitas,

autokorelasi diantara variabel independen dalam regresi tersebut. Jika

keempat asumsi tersebut terpenuhi maka menghasilkan estimator yang

linear, tidak bias dan mempunyai varian yang minimum atau BLUE (Best

Linear Unbiased Estimator).

Oleh karena itu, diperlukannya pengujian dan pembersihan

terhadap asumsi dasar jika memang terjadi. Pengujian asumsi dasar klasik

regresi terdiri dari :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan utnuk menguji apakah nilai residual

yang telah terstandarisasi dalam model regresi panel variabel-

variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati

Page 101: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

83

normal. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan

karena distribusi data yang dianalisistidak normal, karena terdapat

nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai ektrem ini dapat terjadi

karena adanya kesalahan dalam pengambilan sampel, bahkan karena

kesalahan dalam melakukan inpu data atau memang karena

karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata-rata (Suliyanto,

2011:69).

Dalam software Eviews 8.0 yang digunakan dalam penelitian

ini, normalitas data diketahui dengan membandingkan statistik

Jarque-Bera (JB) dengan x2 tabel. Jika nilai Jarque-Bera (JB) ≤ x2

tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi

normal (Suliyanto, 2011:75).

Menurut Winarno (2011), untuk mengetahui sebuah data

berdisitribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan melihat

koefisien Jarque-Bera (JB) dan probabilitasnya. Kedua angka ini

bersifat saling mendukung, dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Bila nilai Jarque-Bera tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka

H0 diterima dan berdistribusi normal.

2) Bila probabilitas lebih besar dari 5% (bila menggunakan tingkat

signifikansi tersebut), maka H0 diterima dan data berdistribusi

normal.

Page 102: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

84

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi panel ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen atau tidak. Metode untuk mengetahui ada tidaknya

masalah multikolinearitas dalam suatu model regresi juga dapat dilihat

dari korelasi parsial antar variabel independen. Menurut Widarjono

(2009:106) ada aturan dalam menentukan ada tidaknya

multikolinearitas dalam suatu model, yaitu :

Jika koefisien korelasi > 0,8 maka diduga adanya multikolinearitas

dalam model

Jika koefisien korelasi < 0,8 maka diduga tidak adanya

multikolinearitas dalam model.

Dalam mendeteksi dengan metode ini diperlukan kehati-hatian.

Karena masalah ini timbul terutama pada data time series dimana

korelasi antar variabel independen cukup tinggi. Korelasi yang tinggi

ini terjadi karena data time series seringkali menunjukkan unsur tren

yaitu data bergerak naik dan turun bersamaan.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variancedari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain sama (konstan), maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedatisitas (Imam

Ghozali, 2006:105).

Page 103: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

85

Heteroskedastisitas biasanya ditemukan dalam data cross

section dan bukan dalam data time series. Dalam data cross

sectionumumnya berhadapan dengan anggota suatu populasi pada

waktu tertentu, seperti konsumen, individu, perusahaan, atau industri.

Anggota ini mungkin berbeda dalama hal ukuran seperti perusahaan

kecil, sedang, atau besar. Dengan kata lain, mungkin ada suatu efek

skala. Dalam data time series variabel-variabel cenderung memiliki

ukuran besaran yang serupa karena peneliti pada umumnya

mengumpulkan data dari lembaga yang sama selama suatu periode

waltu seperti tingkat pengangguran selam periode tertentu

(Gujarati,2007:83).

Menurut Winarno (2009:2.3-5.24), ada beberapa akibat apabila

residualnya bersifat heteroskedastisitas, yaitu:

1) Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang

minimum (tidak lagi best), sehingga hanya memenuhi

karakteristik LUE (linear ubiased estimator). Meskipun

demikian, estimator metode kuadrat terkecil masih bersifat linier

dan tidak bias.

2) Perhitungan standar eror tidak dapat lagi dipercaya kebenarannya,

karena varian tidak minimum. Varian yang tidak minimum

mengakibatkan estimasi regresi yang tidak efisien.

3) Uji hipotesis yang didasarkan pada uji t dan uji F tidak dapat lagi

dipercaya karena standar eror-nya tidak dapat dipercaya.

Page 104: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

86

Metode yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah metode Park.

Uji Park dilakukan dengan melakukan regresi fungsi-fungsi residual.

Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik, maka dapat

disimpulkan bahwa model yang terbentuk dalam persamaan regresi

tidak mengandung masalah heteroskedastisitas (Winarno, 2009:5.12)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi korelasi antara variabel pengganggu (error) pada

periode t dan periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya

(Imam Ghozali, 2005). Umumnya kasus autokorelasi banyak terjadi

pada data time series karena time series lekat dengan kontinyuitas dan

ketergantungan antar data.

Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi model

regresi data panel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin

Watson (DW). Karena pengujian ini paling populer untuk mendeteksi

adanya autokorelasi. Pada umumnya program statistik telah

menyediakan fasilitas untuk melakukan uji tersebut.

MenurutWinarno (2011:5.28) cara untuk mendeteksi ada

tidaknya masalah autokorelasi adalah sebagai berikut :

Page 105: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

87

Tabel 3.2 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan

uji Durbin Watson (DW) Tolak H0

berarti ada autokorelasi

positif

Tidak dapat diputuskan

Tidak menolak H0 berarti tidak ada

autokorelasi

Tidak dapat diputuskan

Tolak H0 berarti ada

autokorelasi negatif

0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4 1,10 1,54 2,46 2,90

Jika terdapat masalah autokorelasi, maka model regresi yang

seharusnya signifikan menjadi tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi

dapat diatasi dengan berbagai cara yaitu dengan melakukan

transformasi data dan menambah data observasi.

5. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh seluruh variabel

independen secara keseluruhan atau simultan terhadap variabel

dependen.

Untuk menentukan Fhitung digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

R2 : Koefisien Determinasi

n : Jumlah pengamatan/Sampel

K-1 : Jumlah variable eksogen

Dalam melakukan uji keseluruhan atau simultan melalui uji

Fhitung setiap software regresi selalu menghitung Fhitung secara otomatis.

F = 푹ퟐ ퟐ⁄(ퟏ 푹ퟐ) (풏 풌 ퟏ)⁄

Page 106: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

88

Sedangkan untuk mencarai nilai dari Ftabel diambil berdasarkan

besarnya α dan degree of freedom (df) dimana besarnya ditentukan

oleh numerator (k-1) dan denominator (n-k). n disini adalah jumlah

observasi dan k adalah jumlah parameter estimasi termasuk intersep

atau konstanta.

Dasar penolakan terhadap hipotesis diatas adalah dengan

membandingkan perhitungan antara Fhitung dengan Ftabel.

Perbandingan yang dipakai adalah sebagai berikut :

Jika hasil dari Fhitung > Ftabel = H0 ditolak

Jika hasil dari Fhitung< Ftabel = H0 diterima

Selain itu, dalam menentukan pengambilan keputusan apakah

H0 diterima atau ditolak bisak dilihat dari besarnya probabilitas yang

menunjukkan besarnya α. Dari perhitungan Eviews jika probabilitas

sangat kecil yaitu 0,0000% maka keputusan yang diambil adalah

menolak Ho dan menerima Ha (Widarjono, 2009).

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

(independen) secara individu memiliki pengaruh terhadap variabel

terikat (dependen) dengan menganggap variabel bebas lainnya bersifat

konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan thitung dengan

ttabel.

Page 107: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

89

Untuk menentukan Fhitung digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

βi : Koefisien regresi variable Xi

Se(βi) : Standar error variabel Xi

Pada umumnya nilai thitung telah disediakan oleh setiap

software regresi. Sedangkan untuk memperoleh nilai dari ttabel

ditentukan oleh tingkat signifikansi 5% dengan degree of freedom (df)

= (n-k), dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah

parameter estimasi termasuk intersep.

Dalam penelitian ini uji t dilakukan dengan menggunakan uji

satu arah (one tail test). Dalam uji satu arah terdapat uji fihak kiri dan

uji fihak kanan. Uji fihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (H0)

menunjukkan lebih besar atau sama dengan (≥) dan hipotesis

alternatifnya (Ha) menunjukkan lebih kecil (<), kata lebih besar atau

sama dengan sinonimnya paling sedikit atau paling kecil. Dalam uji

fihak kiri ini berlaku ketentuan, bila nilai thitung jauh pada penerimaan

H0 lebih besar atau sama dengan (≥) dari ttabel, maka H0 diterima dan

Ha ditolak. Sedangkan uji fihak kanan digunakan apabila hipotesis nol

(H0) menunjukkan lebih kecil atau sama dengan (≤) dan hipotesis

alternatifnya (Ha) menunjukkan lebih besar (>), kata lebih kecil atau

sama dengan sinonimnya paling besar. Dalam uji fihak kanan ini

ti = 훃퐢퐒퐞(훃퐢)

Page 108: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

90

berlaku ketentuan, bila nilai thitung lebih kecil atau sama dengan (≤)

nilai ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak (Sugiyono, 2007:99-103).

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Koefisien determinasi (R²/adjusted R²) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu.

Nilai R² / Adjusted R² kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan varian variabel dependen amat

terbatas (Imam Ghozali, 2011:97).

Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 < R2< 1).

Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model

regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen

secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.

Menurut Gujarati dalam Imam Ghozali (2011:97-99) jika

dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted

R² dianggap bernilai nol. Secara sistematis jika nilai R² = 1, maka

Adjusted R² = R² = 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R²=

(1-k)/(n-k). Jika k>1, maka adjusted R² akan bernilai negatif.

Mengingat nilai koefisien determinasi tidak pernah turun

melainkan selalu naik jika kita terus menambah variabel independen,

meskipun variabel yang ditambahkan secara intuitif ataupun teoritik

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Maka harus lebih

berhati-hati dalam membandingkan dua regresi yang mempunyai

Page 109: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

91

variabel dependen sama tapi berbeda dalam jumlah variabel

independen. Dalam hal ini kehati-hatian diperlukan karena tujuan dari

regresi metode OLS adalah untuk mendapatkan nilai koefisien

determinasi yang tinggi, maka sebagai alternatif digunakan R2 atau

Adjusted R2 (Widarjono, 2010).

E. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan pokok permasalahan dari rumusan hipotesis, berikut ini

akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan

dalam penelitian yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen,

yaitu :

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kebijakan Hutang.

Kebijakan hutang merupakan keputusan yang diambil oleh manajemen

untuk menentukan besarnya hutang dalam sumber pendanaannya yang

berguna untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kebijakan

hutang dapat diproksikan dengan Debt to Assets Ratio(DAR). Rasio

hutang (debt ratio) merupakan ukuran seberapa besar aktiva yang dimiliki

oleh perusahaan dibelanjai hutang (pinjaman). Semakin besar rasio hutang

terhadap total assetsmaka risiko bagi investor akan semakin tinggi. Secara

matematis dapa dirumuskan sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2012):

DAR =TotalHutangTotalAssets

Page 110: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

92

2. Variabel Independen

a. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen dalam perusahaan dapat diukur dengan

membandingkan antara dividen dengan laba bersih setelah pajak

(Dividend Payout Ratio). Dalam hal tersebut manajemen membuat

keputusan berapa dari EAT (Earnings After Tax) yang akan dibagikan

sebagai dividen. Rumus yang dapat digunakan dalam penelitian ini

untuk menentukan kebijakan dividen yaitu sebagai berikut (Brigham

dan Houston, 2011):

b. Free Cash Flow

Arus kas bebas (free cash flow) adalah arus kas yang benar-

benar tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor

(pemegang saham dan pemilik hutang) setelah perusahaan

menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk

baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi

yang sedang berjalan (Brigham & Houston, 2006:65). Sehingga free

cash flow dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus:

FCF =ArusKasOperasi − DividenTotalAsetpadaTahunke− t

DPR =퐷푖푣푖푑푒푛푑푃푒푟푆ℎ푎푟푒퐸푎푟푛푖푛푔푠푃푒푟푆ℎ푎푟푒

Page 111: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

93

c. Pertumbuhan Aset

Penelitian ini mengukur pertumbuhan aset dengan menghitung

proporsi peningkatan total aset dari tahun sebelumnya dibandingkan

dengan tahun berjalan. Skala pengukuran variabel ini menggunakan

skala rasio yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

d. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan merupakan tingkat stabilitas jumlah

penjualan yang dilakukan oleh perusahaan untuk setiap periode tahun

buku. Untuk mengetahui rasio dari variabel ini, dapat dirumuskan

sebagai berikut:

e. Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pada penelitian ini,

Likuiditas dihitung dengan current ratio (CR). Karena current ratio

(CR) menunjukkan kemampuan seluruh aktiva lancar dalam

menjamin seluruh hutang lancarnya (Moeljadi, 2006:68). Current

ratio (CR) dapat dirumuskan sebagai berikut:

CR =

AktivaLancarHutangLancar

GS =Penjualantahunt– Penjualantahunt− 1

Penjualantahunt − 1

GA =TotalAsettahunt– TotalAsettahunt− 1

TotalAsettahunt− 1

Page 112: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

94

f. Profitabilitas

Menurut Rodoni dan Ali (2010:26), profitabilitas merupakan

rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Dalam penelitian ini tingkat profitabilitas diukur

dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA). Rasio ini

merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam

mengelola investasinya (Kasmir, 2009:207). Rumus Return On Asset

(ROA), yaitu:

g. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi

rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Pada umumnya semakin

besar suatu perusahaan maka akan semakin besar pula aktivitasnya.

Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan dengan

besarnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan (Mersi Narita,

2012). Ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma total

aset karena aset biasanya sangat besar nilainya dan untuk menghindari

bias skala maka aset perlu dikompres (Rodoni dan Ali, 2010:180).

Secara umum proksi ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan

rumus sebagai berikut (Khalid Alkhatib, 2012):

UkuranPerusahaan = Ln푇표푡푎푙퐴푠푠푒푡

ROA =LabaBersihSetelahPajak

TotalAssets

Page 113: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

95

h. Struktur Aktiva

Struktur aktiva adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi

yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan memberi

manfaat dimasa yang akan datang (Kesuma, 2009) dalam M.

Syafiudin Hidayat (2013). Struktur aktiva (tangibility of fixed assets)

dapat diukur dengan aktiva tetap dengan total aktiva perusahaan.

Aktiva tetap sendiri merupakan aktiva yang digunakan untuk

keperluan operasi perusahaan yang bersifat jangka panjang dan

memiliki betuk fisik (berwujud).

StrukturAktiva =AsetTetapTotalAset

Page 114: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

96

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal

Sejarah Bursa Efek Jakarta telah dimulai sejak tahun 1912 yang

didirikan oleh pemerintah Belanda di Indonesia namun karena terjadi

perang dunia I Bursa Efek Jakarta di tutup. Perdagangan surat berharga

dimulai di Pasar Modal Indonesia sejak tanggal 3 Juni 1952. Namun

tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1977, yang dikenal sebagai

kebangkitan Pasar Modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta

dipisahkan dari Institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan, mulailah

pasar modal mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Pasar modal

tumbuh pesat pada periode 1992-1997. Masalah pasar modal tidak

terlepas dari arus investasi yang akan menentukan pertumbuhan ekonomi

sebuah kawasan, tidak terkecuali Indonesia dan negara-negara lainnya.

Pada tahun 1977, pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan

kembali Bursa Efek Jakarta dengan mencatatkan saham 13 perusahaan

PMA. Beberapa tahun kemudian Bursa Efek Jakarta mengalami

pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang

dikeluarkan pemerintah. Sekitar decade 80-an dan awal 90-an, Bursa

Efek Jakarta benar-benar berkembang menjadi bursa efek seperti yang

dikenal sekarang sebagai Bursa Efek Indonesia (BEI).

Page 115: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

97

Bursa Efek Indonesia yang disingkat BEI atau Indonesian Stock

Exchange (ISX) adalah sebuah pasar saham yang merupakan hasil

penggabungan antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek

Surabaya (BES), dimana Bursa Efek Surabaya melebur kedalam Bursa

Efek Jakarta. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini melalui

operasinya pada tanggal 1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia

dipimpin oleh Direktur Utama BES dan Derivatif, keanggotaan dan

partisipan. Bursa Efek Indonesia menggunakan sistem perdagangan

bersama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 mei 1995.,

menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. System JATS

ini sendiri direncanakan akan digantikan sistem baru yang akan

disediakan OMX.

Bursa efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia,

dan keadaanpun semakin menunjukkan bahwa bursa efek semakin

banyak peminatnya. Ramainya tanggapan publik dan selalu

bertambahnya perusahaan Go Public adalah wujud dari kemajuan bursa

efek.

Perkembangan bursa efek yang terjadi kini adalah berkat

perjuangan dari BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal), perusahaan

yang bersedia untuk memasyarakatkan sahamnya. Pemerintah, lembaga

penunjang dan masyarakat yang turut bertasipasi menginvestasikan

kelebihan dananya. Dibandingkan dengan situasi bursa efek waktu lalu,

keadaan saat ini memang telah jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi

Page 116: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

98

cukup pesat dan diluar dugaan. Tapi bukan berarti bursa efek berjalan

terus mulus tanpa rintangan. Banyak hal yang terjadi, yang mewarnai

pasang surut kehidupan bursa efek di Indonesia. Jika keadaan sosial,

politik, atau ekonomi bangsa kita sedang terganggu dan tidak stabil, tentu

saja kondisi dari bursa efek sangat berpengaruh. Secara singkat,

perkembangan Bursa Efek di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

Pada tanggal 14 Desember 1912

Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh

Pemerintah Hindia Belanda

Pada tahun 1914 – 1918

Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

Pada tahun 1925 – 1942

Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek

di Semarang dan Surabaya

Pada awal tahun 1939

Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan

Surabaya ditutup

Pada tahun 1942 – 1952

Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

Pada tahun 1952

Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar

Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman

Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro

Page 117: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

99

Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi

Pemerintah RI (1950)

Pada tahun 1956

Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin

tidak aktif

Pada tahun 1956 – 1977

Perdagangan di Bursa Efek vakum

Pada tanggal 10 Agustus 1977

Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ

dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).

Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.

Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go

public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama

Pada tahun 1977 – 1987

Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987

baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan

dibandingkan instrumen Pasar Modal

Pada tahun 1987

Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)

yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan

Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di

Indonesia

Pada tahun 1988 – 1990

Page 118: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

100

Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan.

Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat

Pada tanggal 2 Juni 1998

Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh

Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan

organisasinya terdiri dari broker dan dealer

Pada bulan Desember 1988

Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang

memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa

kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal

Pada tanggal 16 Juni 1989

Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh

Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya

Pada tanggal 13 Juli 1992

Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas

Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ

Pada tanggal 22 Mei 1995

Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem

computer JATS (Jakarta Automatic Trading Systems)

Pada tanggal 10 November 1995

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan

mulai Januari 1996

Page 119: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

101

Pada tahun 1995

Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya

Pada tahun 2000

Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia

Pada tahun 2002

BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote

trading)

Pada tahun 2007

Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta

(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

Pada tanggal 2 Maret 2009

Peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT Bursa Efek

Indonesia: JATS-NextG

2. Gambaran Umum Perusahaan Sektor Industri Barang dan

Konsumsi

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Tujuan dilakukannya metode purposive sampling

adalah untuk menghindari adanya ambiguitas yang disampaikan oleh

informasi-informasi tersebut. Artinya pemilihan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu, yaitu antara lain:

Page 120: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

102

e) Perusahaan yang digolongkan sebagai perusahaan sektor industri

barang dan konsumsi sesuai dengan kategori yang dikembangkan

BEI yang tercantum dalam IDX Fact Book.

f) Perusahaan menyajikan laporan keuangan lengkap dan catatan

atas laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan oleh peneliti

untuk menghitung variabel-variabel dalam penelitian selama

periode penelitian yaitu tahun 2010-2014.

g) Perusahaan yang membayarkan dividen secara berturut-turut

selama periode penelitian yaitu tahun 2010-2014.

h) Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode

penelitian yaitu tahun 2010-2014.

Didapatlah 13 sampel perusahaan manufaktur sektor industri

barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2010-

2014. Berikut ini adalah penjelasan dari 13 perusahaan yang termasuk

dalam sampel penelitian:

1) PT Delta DJakarta Tbk

PT Delta DJakarta Tbk (DLTA) didirikan pada tanggal 15

Juni 1970 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1933. Kantor pusat DLTA dan pabriknya berlokasi di Jalan

Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat. Pabrik “Anker

Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij.

Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah

mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta

Page 121: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

103

DJakarta pada tahun 1970. PT Delta DJakarta Tbk didirikan

dalam rangka Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan

akta No. 35 tanggal 15 Juni 1970 dari Abdul Latief, SH, notaris di

Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.5?75/9

tanggal 26 April 1971. Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan DLTA yaitu terutama untuk memproduksi dan

menjual bir pilsener dan bir hitam merek “Anker”, “Carlsberg”,

“San Miguel”, “San Might Light” dan “Kuda Putih”. DLTA juga

memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan

merk “Sodaku” dan “Soda Ice”.

2) PT Darya-Varia Laboratoria Tbk

PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) didirikan pada

tanggal 30 April 1976 dan memulai kegiatan usaha komersialnya

pada tahun 1976. Kantor pusat DVLA beralamat di Talavera

Office Park, Lantai 8-10, Jalan Letjend. T.B. Simatupang No. 22-

26, Jakarta 12430 dan lokasi pabrik berada di Bogor. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DVLA

adalah bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, jasa dan

distribusi produk-produk farmasi, produk-produk kimia yang

berhubungan dengan farmasi, dan perawatan kesehatan.

Page 122: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

104

3) PT Gudang Garam Tbk

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dahulunya bernama PT

Perusahaan Rokok Tjap didirikan pada tanggal 26 Juni 1958 oleh

Tjoa Ing Hwie/Surya Wonowidjojo dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1958. Kantor pusat GGRM beralamat di

Jalan Semampir II/1, Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik

yang berlokasi di Kediri, Gempol, Solo-Kartasura, Karanganyar

dan Sumenep. GGRM juga memiliki kantor-kantor Perwakilan

yaitu kantor perwakilan Jakarta di Jalan Jenderal A. Yani 79,

Jakarta dan Kantor Perwakilan Surabaya di Jalan Pengenal 7-15,

Surabaya, Jawa Timur. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan GGRM bergerak di bidang industri rokok

dan yang terkait dengan industri rokok.

4) PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) didirikan

pada tanggal 27 Maret 1905 dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri

rumah tangga. Kantor pusat HMSP berlokasi di Jalan Rungkut

Industri Raya No. 18, Surabaya, serta memiliki pabrik yang

berlokasi di Surabaya, Pasuruan, Malang, Karawang, Probolinggo

dan Lumajang. HMSP juga memiliki kantor perwakilan korporasi

di One Pacific Place, lantai 18, Sudirman Central Business

District (SCBD), Jalan Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta

Page 123: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

105

12190. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan HMSP meliputi manufaktur dan perdagangan rokok

serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain.

5) PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) (dulunya

adalah PT Indofood Sukses Makmur Tnk PT Gizindo

Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri

Makmur dan PT Ciptakemas Abadi) yang didirikan pada tahun

1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma.

Kantor pusat ICBP berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower,

Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia. Sedangkan pabrik ICBP berlokasi

di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi dan Malaysia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan ICBP terdiri dari, antara lain, produksi

mie dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit,

makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan,

perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa

manajemen serta penelitian dan pengembangan.ICBP mengekspor

bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa dan

bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions.

Sebagai perusahaan perintis makanan, ICBP membawa misi

untuk terus berinovasi, fokus pada kebutuhan konsumen,

memberikan produk berkualitas yang dicintai oleh konsumen,

Page 124: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

106

terus meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan

lingkungan secara berkelanjutan, serta terus meningkatkan

pendapatan para pemegang saham.

6) PT Indofood Sukses Makmur Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan di

Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama

PT Panganjaya Intikusuma, berdasarkan Akta Notaris Benny

Kristianto, S.H., No. 22. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-

2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 Tambahan No.

611 tanggal 11 Februari 1992. Perusahaan mulai beroperasi secara

komersial pada tahun 1990. Saat ini, perusahaan bergerak

dibidang pembuatan mie dan penggilingan gandum menjadi

tepung terigu. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Sudirman

Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jalan Jend. Sudirman Kav. 76-

78, Jakarta, Indonesia, sedangkan untuk pabriknya berlokasi di

berbagai tempat di pulai Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi

dan Malaysia. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali

mengalami perubahan. Perubahan terakhir dalam Akta Notaris

No. 47 dari notaris Benny Kristianto, S.H. tanggal 26 Mei 2009

mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar untuk disesuaikan

Page 125: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

107

dengan ketentuan dalam Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-179/BL/2008

tanggal 14 Mei 2008 mengenai pokok-pokok Dasar Perseroan yan

melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan

Perusahaan Publik, telah diterima dan disetujui oleh Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan

Surat Keputusan No. AHU-AH.10-07949 tanggal 15 Juni 2009.

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan perusahaan terdiri dari produksi mie, penggilingan

gandum, kemasan, jasa manajemen, serta penelitian dan

pengembangan.

7) PT Kalbe Farma Tbk

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) adalah perusahaan yang

bergerak di industri farmasi yang terbesar di Indonesia. PT Kalbe

Farma Tbk (KLBF) didirikan pada tanggal 10 September 1966

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966.

Kantor pusat KLBF berdomisili di Gedung KALBE, Jalan Let.

Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan

untuk pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon,

Jalan M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa

Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,

perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF bergerak dalam

Page 126: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

108

bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan

farmasi termasuk obat dan produk konsumsi kesehatan.

8) PT Merck Indonesia Tbk

PT Merck Indonesia Tbk (MERK) merupaka perusahaan

multinasional yang bergerak di bidang farmasi dan kimia di

Indonesia. PT Merck Indonesia Tbk (MERK) didirikan pada

tahun 1970 dan menjadi perusahaan publik pada tahun 1981.

Sebagian besar saham dimiliki oleh Grup Merck yang berkantor

pusat di Jerman dan merupakan perusahaan farmasi dan kimia

tertua di dunia. PT Merck Tbk berkedudukan di Indonesia dan

berlokasi di Jalan TB. Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta

Timur. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan MERK bergerak dalam bidang industri

farmasidan perdagangan. Dalam bidang farmasi, MERK

memproduksi dan menjual merek-merek farmasi ternama seperti

Neurobion, Sangobion, dan Glucophage dengan fasilitas

bersertifikat cGMP. Serta pada bidang kimia, MERK

memasarkan berbagai jenis bahan kimia, zat warna, serta berbagai

spesialisasi kimia lainnya.

9) PT Multi Bintang Indonesia Tbk

PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan pada

tanggal 03 Juni 1929 dengan nama N.V. Nederlandsch Indische

Bierbrouwerijen dan mulai beroperasi secara komersial pada

Page 127: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

109

tahun 1929. MLBI adalah bagian dari Grup Asia Pacific

Breweries dan Heineken, dimana pemegang saham utama adalah

Fraser & Neave Ltd. (Asia Pacific Breweries) dan Heineken N.V.

(Heineken). Kantor pusat MLBI berlokasi di Talavera Office Park

Lantai 20, Jalan Let. TB. Simatupang Kav. 22-26, Jakarta 12430.

Sedangkan pabrik MLBI berlokasi di Jalan Daan Mogot KM. 19,

Tangerang 15122 dan Jalan raya Mojosari – Pacet KM. 50,

Sampang Agung, Jawa Timur. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MLBI beroperasi dalam

industri bir dan minuman lainnya.Untuk mencapai tujuan

usahanya, perseroan dapat melakukan aktivitas-aktivitas seperti,

produksi bir dan minuman lainnya dan produk-produk lain yang

relevan, pemasaran produk-produk tersebut pada pasar lokal dan

internasional, dan impor atas bahan-bahan promosi yang relevan

dengan produk-produk tersebut.

10) PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI) awalnya

didirikan dengan nama PT Squibb Indonesia pada tahun 1970.

SQBI memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1972 yang

bergerak di bidang farmasi yaitu pabrikan obat-obatan Over-the-

Counter (OTC) dan Etikal, baik untuk pasar dalam negeri dan luar

negeri. Pada tahun 2009 kepemilikan perusahaan diambil oleh

Taisho Pharmaceutical Co., Lts., suatu perusahaan yang berpusat

Page 128: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

110

di Jepang. Kantor pusat SQBI berlokasi di Wisma tama Lt. 10,

Jalan Jenderal Sudirman Kav. 24, Jakarta 12920. Pabrik

perusahaan berlokasi di Jalan Raya Bogor Km. 38, Cilangkap

Depok 16958. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah

mengembangkan, mendaftarkan, memproses, memproduksi dan

menjual produk kimia, farmasi dan kesehatan.

11) PT Mandom Indonesia Tbk

PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) didirikan pada tanggal

5 November 1969 dan mulai berproduksi secara komersial pada

bulan April 1971. TCID berdomisili di Jakarta Utara dengan

pabrik yang berlokasi di daerah Sunter, Jakarta dan Kawasan

Industri MM2100, Cibitung-Jawa Barat. Kantor pusat perusahaan

terletak di Jalan Yos Sudarso By Pass, Jakarta. Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TCID

meliputi produksi dan perdagangan kosmetika, wangi-wangian,

bahan pembersih dan kemasan plastik termasuk bahan baku,

mesin dan alat produksi untuk produksi dan kegiatan usaha

penunjang adalah perdagangan impor produk kosmetika, wangi-

wangian, bahan pembersih.

12) PT Tempo Scan Pasific Tbk

PT Tempo Scan Pasific Tbk (TSPC) didirikan di Indonesia

pada tanggal 20 mei 1970, dengan nama PT Scanchemie dan

Page 129: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

111

memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1970. Perusahaan

berkantor pusat di Tempo Scan Tower, lantai 16, Jalan H.R.

Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta 12950, sedangkan untuk pabriknya

berlokasi di Cikarang – Jawa Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan bergerak dalam

bidang usaha farmasi.

13) PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

PT Ultrajaya merupakan sebuah perusahaan susu yang

didirikan pada tahun 1958 yang telah berkembang pesat hingga

mampu meraih posisi sebagai salah satu perusahaan terkemuka di

Indonesia untuk produk-produk susu dan jus buah. Memasuki

tahap pertumbuhan pesat sejalan dengan perubahannya menjadi

PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk (ULTJ).

ULTJ merupakan perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia

yang menghasilkan produk-produk susu minuman dan makanan

dalam kemasan aseptik yang tahan lama dengan merek-merek

terkenal seperti Ultra Milk untuk produk susu, Buavita untuk jus

buah segar dan Teh Kotak untuk minuman teh segar. Kantor pusat

dan pabrik yang berlokasi sangat strategis di pusat daerah

pedalaman pertanian Bandung yaitu di Jalan Raya Cimamere 131

Padalarang Kabupaten Bandung 40552. Saat ini, 90 persen dari

keseluruhan hasil produksi perusahaan dipasarkan di seluruh

Page 130: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

112

Indonesia, sementara sisanya diekspor ke negara-negara di Asia

Eropa, Timur Tengah, Australia dan Amerika Serikat.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Deskriptif Sampel

Penelitian ini menggunakan 13 perusahaan sebagai sampel

penelitian. Ketiga belas perusahaan tersebut adalah perusahaan

manfukatur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia yang data perusahaannya lengkap dari tahun 2010-2014

dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini

adalah daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini :

Tabel 4.1 Nama Sampel Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode 1 Delta Djakarta Tbk DLTA 2 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA 3 Gudang Garam Tbk GGRM 4 Handjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 7 Kalbe Farma Tbk KLBF 8 Merck Indonesia Tbk MERK 9 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

10 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI 11 PT Mandom Indonesia Tbk TCID 12 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 13 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ

Sumber: Data diolah 2016

2. Deskriptif Variabel

Untuk mengetahui gambaran kondisi dari variabel dalam

penelitian ini maka dilakukan analisis deskriptif. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen dan variabel

Page 131: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

113

dependen. Variabel independen Kebijakan Dividen (DPR), Free Cash

Flow, Pertumbuhan Aset (Growth Asset), Pertumbuhan Penjualan

(Growth Sales), Likuiditas,Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur

Aktiva sedangkan variabel dependennya adalah Kebijakan Hutang

(DAR). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 perusahaan manufaktur

sektor industri barang dan konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Periode

pengamatan yang dilakukan selama 5 tahun yaitu tahun 2010-2014.

Pengolahan data-data tersebut dilakukan dengan menggunakan

program Software Microsoft Excel 2007 dan Eviews 8.0. adapun

deskripsi dari variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan Kebijakan Dividen

Dividen adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada

para pemegang saham, baik dalam bentuk dividen tunai maupun

dalam bentuk dividen saham (Sjahrial, 2008:309).

Gambar 4.1 Nilai DPR Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

-0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000 0.8000 0.9000 1.0000

Rata-rata Dividend Payout Ratio 2010-2014

DLTADVLAGGRMHMSPICBPINDFKLBFMERKMLBISQBITCIDTSPCULTJ

Page 132: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

114

Tabel 4.2 Nilai DPR Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

Pada gambar 4.1 Diatas terlihat bahwa rata-rata dividend

payout ratio2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur

sektor industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI) sebesar 0,9171 atau

91,71% dan dividend payout ratio terendah dimiliki oleh

perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

sebesar 0,0258 atau 2,58%.

Besar kecilnya jumlah dividen yang dibagikan sesuai

dengan kebijakan dividen yang telah ditetapkan oleh keputusan

manajerial mengenai berapa besar laba bersih yang dibagikan

kepada pemegang saham dan berapa besar laba ditahan (retained

No Kode 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata 1 DLTA 1.0897 1.1848 0.9025 0.7255 0.5133 0.8832 2 DVLA 0.2273 0.2778 0.2368 0.4196 0.3014 0.2926 3 GGRM 0.3016 0.3529 0.4937 0.3631 0.2949 0.3612 4 HMSP 1.0410 0.0015 0.6831 0.8696 1.0461 0.7282 5 ICBP 0.0720 0.0203 0.0147 0.0143 0.0079 0.0258 6 INDF 0.2768 0.4925 0.6568 0.2469 0.1691 0.3684 7 KLBF 0.1684 1.7153 0.4876 0.4687 0.3925 0.6465 8 MERK 0.9237 0.4318 1.7225 0.4523 0.7701 0.8601 9 MLBI 0.7031 0.0009 1.4367 0.0043 1.5357 0.7362

10 SQBI 1.0315 0.7740 0.9016 0.9337 0.9445 0.9171 11 TCID 0.4890 0.4881 0.4937 0.4645 0.4265 0.4723 12 TSPC 0.5963 0.3796 0.5438 0.5321 0.5817 0.5267 13 ULTJ 0.0345 0.0117 0.0397 0.0030 0.1745 0.0527

Page 133: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

115

earning) untuk cadangan investasi ditahun yang akan datang

(Mardiyanto, 2009:4).

b. Perkembangan Free Cash Flow

Menurut Christine dan Lidya Agustin (2012), free cash

flow merupakan kas perusahaan yang dapat distribusikan kepada

kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan modal kerja

atau investasi pada aset.

Gambar 4.2 Nilai Free Cash Flow Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

-

0.0500

0.1000

0.1500

0.2000

0.2500

0.3000

0.3500

0.4000

0.4500

Rata-rata Free Cash Flow 2010-2014

DLTADVLAGGRMHMSPICBPINDFKLBFMERKMLBISQBITCIDTSPCULTJ

Page 134: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

116

Tabel 4.3 Nilai Free Cash Flow Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

Pada gambar 4.2 Diatas terlihat bahwa rata-rata free cash

flow 2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI) sebesar 0,3876atau 38,76%

dan free cash flow terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Gudang

Garam Tbk (GGRM)sebesar 0,0146 atau 1,46%.

Perusahaan yang mempunyai free cash flow yang tinggi

biasanya perusahaan tersebut memiliki dana internal berlebih yang

belum digunakan untuk investasi dan aktivitasnya, sehingga

perusahaan akan semaksimal mungkin dalam memanfaatkan dana

internal tersebut untuk mencukupi kebutuhannya. Jensen (1986)

No Kode 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

1 DLTA (0.1699) 0.0078 0.0813 0.1809 0.0196 0.0239 2 DVLA 0.1234 0.0427 0.0781 0.0456 0.0645 0.0709 3 GGRM 0.0528 (0.0465) 0.0475 0.0177 0.0013 0.0146 4 HMSP 0.0183 0.5730 (0.1031) 0.0509 0.0159 0.1110 5 ICBP 0.1574 0.1402 0.1695 0.0922 0.1542 0.1427 6 INDF 0.1289 0.0645 0.0888 0.0825 0.1014 0.0932 7 KLBF 0.1450 0.1107 0.0489 0.0023 0.1213 0.0856 8 MERK 0.1147 0.1708 (0.0821) 0.0771 0.1299 0.0821 9 MLBI 0.0076 0.1842 (0.0969) 0.3790 (0.1376) 0.0673

10 SQBI 1.6852 0.0873 0.0654 0.0604 0.0394 0.3876 11 TCID 0.0887 0.0043 0.1397 0.1225 0.0266 0.0763 12 TSPC 0.0796 0.0877 0.0631 0.0205 0.0313 0.0564 13 ULTJ 0.1297 0.1474 0.1973 0.0694 0.0269 0.1141

Page 135: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

117

menyatakan bahwa manajer-manajer dapat mengurangi masalah

keagenan dari arus kas bebas dengan menerbitkan hutang dan

membayar bagian untuk shareholders (Riki Sanjaya, 2014).

c. Perkembangan Pertumbuhan Aset

Pertumbuhan aset (Growth of Asset) menunjukkan

perubahan (peningkatan atau penuruan) total aktiva yang dimiliki

oleh perusahaan.

Gambar 4.3 Nilai Growth Asset Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

-

0.1000

0.2000

0.3000

0.4000

0.5000

0.6000

0.7000

0.8000

0.9000

1.0000

Rata-rata Growth Asset 2010-2014

DLTADVLAGGRMHMSPICBPINDFKLBFMERKMLBISQBITCIDTSPCULTJ

Page 136: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

118

Tabel 4.4 Nilai Growth Asset Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

Pada gambar 4.3 Diatas terlihat bahwa rata-rata growth

asset 2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar 0,1963atau

19,63% dan growth asset terendah dimiliki oleh perusahaan PT.

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI) sebesar -0,1040 atau

-10,40%.

Dapat dilihat seberapa besar pertumbuhan aktiva (Growth of

Asset) mempengaruhi struktur modal dimana perusahaan yang

tumbuh pesat dengan tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi

cenderung mengandalkan modal dari luar perusahaan.

No Kode 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

1 DLTA (0.0682) (0.0175) 0.0706 0.1633 0.1441 0.0585 2 DVLA 0.0900 0.0806 0.1644 0.1073 0.0388 0.0962 3 GGRM 0.1289 0.2715 0.0619 0.2231 0.1467 0.1664 4 HMSP 0.1585 (0.0582) 0.3579 0.0441 0.0356 0.1076 5 ICBP 0.3069 0.1393 0.1662 0.1979 0.1713 0.1963 6 INDF 0.1707 0.1335 0.1071 0.3164 0.1073 0.1670 7 KLBF 0.0849 0.1766 0.1382 0.2014 0.0981 0.1398 8 MERK 0.0018 0.3441 (0.0256) 0.2239 0.0282 0.1145 9 MLBI 0.1446 0.0736 (0.0563) 0.5469 0.2519 0.1921

10 SQBI (0.8996) 0.1304 0.0978 0.0605 0.0906 (0.1040) 11 TCID 0.0529 0.0799 0.1156 0.1620 0.2642 0.1349 12 TSPC 0.1001 0.1841 0.0900 0.1673 0.0342 0.1151 13 ULTJ 0.1581 0.0867 0.1102 0.1614 0.0375 0.1108

Page 137: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

119

d. Perkembangan Pertumbuhan Penjualan

Menurut Kesuma (2009:41) dalam Afi Pradhana, Taufeni

Taufik dan Lila Anggaini (2014),pertumbuhan penjualan adalah

kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke

waktu.

Gambar 4.4 Nilai Growth Sales Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

(0.1000)

-

0.1000

0.2000

0.3000

0.4000

0.5000

0.6000

0.7000

0.8000

0.9000

Rata-rata Growth Sales 2010-2014

DLTADVLAGGRMHMSPICBPINDFKLBFMERKMLBISQBITCIDTSPCULTJ

Page 138: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

120

Tabel 4.5 Nilai Growth Sales Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

Pada gambar 4.4 Diatas terlihat bahwa rata-rata growth

sales 2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar 0,8066 atau

80,66% dan growth sales terendah dimiliki oleh perusahaan PT.

Delta Djakarta Tbk (DLTA) sebesar -0.0277 atau -2,77%.

Bagi perusahaan dengan tingkat penjualan dan laba yang

tinggi kecenderungan perusahaan tersebut menggunakan hutang

sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan

perusahaan-perusahaan yang tingkat penjualannya rendah

No Kode 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

1 DLTA (0.0469) 0.1565 0.2336 (0.4958) 0.0141 (0.0277) 2 DVLA 0.0684 (0.0109) 0.2087 0.0132 0.0019 0.0563 3 GGRM 0.1431 0.1112 0.1467 0.1542 0.1759 0.1462 4 HMSP 0.1131 0.2184 0.2605 0.1261 0.0755 0.1587 5 ICBP 3.4811 0.0783 0.1140 0.1631 0.1964 0.8066 6 INDF 0.0269 0.1804 0.1043 0.1533 0.1015 0.1133 7 KLBF 0.1254 0.0670 0.2497 0.1735 0.0854 0.1402 8 MERK 0.0589 0.1544 0.0124 (0.1335) 0.0713 0.0327 9 MLBI 0.1076 0.0383 (0.1570) 1.2731 (0.1610) 0.2202 10 SQBI (0.2727) 0.1198 0.1338 0.1004 0.1666 0.0496 11 TCID 0.0563 0.1280 0.1187 0.0955 0.1382 0.1073 12 TSPC 0.1415 0.1259 0.1471 0.0338 0.0959 0.1088 13 ULTJ 0.1651 0.1180 0.3365 0.2315 0.1319 0.1966

Page 139: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

121

(Brigham dan Houston, 2010 dalam Dinar Damayanti dan Titin

Hartini, S.E, M.Si, 2014).

e. Perkembangan Likuiditas

Current Ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih

secara keseluruhan (Kasmir, 2010:111).

Gambar 4.5 Nilai Current Ratio Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

-

1.0000

2.0000

3.0000

4.0000

5.0000

6.0000

7.0000

8.0000

Rata-rata Current Ratio 2010-2014

DLTADVLAGGRMHMSPICBPINDFKLBFMERKMLBISQBITCIDTSPCULTJ

Page 140: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

122

Tabel 4.6 Nilai Current Ratio Masing-masing Perusahaan

(dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

Pada gambar 4.5 Diatas terlihat bahwa rata-rata current

ratio 2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.

Mandom Indonesia Tbk (TCID) sebesar 7,1050atau 710,5% dan

current ratio terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Multi Bintang

Indonesia Tbk (MLBI) sebesar 0,8022atau 80,22%.

Dengan semakin meningkatnya current ratio maka dapat

meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

financial jangka pendek (Agus Sartono, 2010:116).Cash

menunjukkan besarnya kas yang tercermin dalam neraca (current

asset). Sedangkan, current liabilitymenunjukkan jumlah kewajiban

No Kode 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

1 DLTA 6.3308 6.0090 5.2646 4.7623 4.4732 5.3680 2 DVLA 3.7167 4.8933 4.3102 4.2418 5.1813 4.4687 3 GGRM 2.7008 2.2448 2.1702 1.7221 1.6202 2.0916 4 HMSP 1.6125 1.7747 1.7758 1.7526 1.5277 1.6887 5 ICBP 2.5980 2.8711 2.7625 2.4106 2.1832 2.5651 6 INDF 2.0365 1.9095 2.1690 1.6673 1.8074 1.9180 7 KLBF 4.3936 3.6759 3.4054 2.8393 3.4036 3.5436 8 MERK 6.2275 7.5152 3.8712 3.9795 4.5859 5.2359 9 MLBI 0.9450 0.9942 0.5805 0.9775 0.5139 0.8022

10 SQBI 5.6886 5.6858 4.8546 4.9679 4.3729 5.1140 11 TCID 10.6845 11.7428 7.7265 3.5732 1.7982 7.1050 12 TSPC 3.3685 2.9835 3.0933 2.9619 3.0022 3.0819 13 ULTJ 2.0007 1.4766 2.0182 2.4701 3.3446 2.2620

Page 141: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

123

jangka pendek perusahaan yang tercermin dalam neraca (current

liability) (Sjahrial, 2008:363).

f. Perkembangan Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan manajemen untuk

memperoleh laba. Return on Asset merupakan salah satu rasio

untuk mengukut profitabilitas dengan membagi antara laba bersih

dengan total aset (Darsono, 2009:58).

Gambar 4.6 Nilai ROA Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

-

0.1000

0.2000

0.3000

0.4000

0.5000

0.6000

0.7000

0.8000

0.9000

Rata-rata Return On Asset 2010-2014

DLTADVLAGGRMHMSPICBPINDFKLBFMERKMLBISQBITCIDTSPCULTJ

Page 142: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

124

Tabel 4.7 Nilai ROA Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

Pada gambar 4.6 Diatas terlihat bahwa rata-rata return on

asset 2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI) sebesar 0,8558 atau 85,58%

dan return on asset terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar 0,0716atau 7,16%.

Semakin tinggi nilai ROA suatu perusahaan, maka semakin

tinggi kemampuan perusahaan dalam mendanai kegiatan investasi

perusahaan jangka panjang (Elly Astuti, 2014). Dengan demikian,

perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi berarti

mampu dalam mengelola aset dengan baik, sehingga akan

No Kode 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

1 DLTA 0.1970 0.2179 0.2864 0.3120 0.2904 0.2607 2 DVLA 0.1298 0.1310 0.1386 0.1057 0.0655 0.1141 3 GGRM 0.1349 0.1268 0.0980 0.0863 0.0927 0.1078 4 HMSP 0.3129 0.4165 0.3736 0.3944 0.3529 0.3700 5 ICBP 0.1275 0.1356 0.1288 0.1075 0.1013 0.1201 6 INDF 0.0625 0.0946 0.0821 0.0627 0.0560 0.0716 7 KLBF 0.1829 0.1861 0.1882 0.1771 0.1714 0.1811 8 MERK 0.2732 0.3956 0.1893 0.2517 0.2532 0.2726 9 MLBI 0.3895 0.4156 0.3936 0.6691 0.3532 0.4442

10 SQBI 2.8930 0.3319 0.3406 0.3550 0.3588 0.8558 11 TCID 0.1255 0.1241 0.1195 0.1095 0.0944 0.1146 12 TSPC 0.1362 0.1377 0.1389 0.1247 0.1078 0.1291 13 ULTJ 0.0534 0.0588 0.1460 0.1156 0.0971 0.0942

Page 143: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

125

memudahkan perusahaan dalam melakukan pembayaran hutang

apabila perusahaan tersebut melakukan pembayaran pinjaman

dalam jumlah yang besar.

g. Perkembangan Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset

yang dimiliki perusahaan. Suatu perusahaan yang berukuran besar

lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan dengan

perusahaan kecil (Moeljadi, 2006:274).

Gambar 4.7

Nilai Size Masing-masing Perusahaan

2010-2014

(dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

-

5.0000

10.0000

15.0000

20.0000

25.0000

30.0000

35.0000

Rata-rata Size 2010-2014

DLTADVLAGGRMHMSPICBPINDFKLBFMERKMLBISQBITCIDTSPCULTJ

Page 144: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

126

Tabel 4.8 Nilai Size Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

Pada gambar 4.7 Diatas terlihat bahwa rata-rata ukuran

perusahaan2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar 31,7774 dan ukuran

perusahaanterendah dimiliki oleh perusahaan PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI) sebesar 26,2262.

Ukuran perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi

rendahnya aktivitas operasi suatu perusahaan. Pada umumnya

semakin besar suatu perusahaan maka akan semakin besar pula

aktivitasnya. Dengan demikian, ukuran perusahaan juga dapat

No Kode 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

1 DLTA 27.2865 27.2689 27.3371 27.4884 27.6229 27.4007 2 DVLA 27.4733 27.5508 27.7031 27.8050 27.8431 27.6751 3 GGRM 31.0566 31.2969 31.3569 31.5583 31.6953 31.3928 4 HMSP 30.6527 30.5927 30.8986 30.9417 30.9767 30.8125 5 ICBP 30.2234 30.3538 30.5076 30.6882 30.8463 30.5239 6 INDF 31.4870 31.6123 31.7140 31.9889 32.0847 31.7774 7 KLBF 29.5816 29.7442 29.8736 30.0572 30.1507 29.8815 8 MERK 26.7981 27.0938 27.0679 27.2700 27.2978 27.1055 9 MLBI 27.7595 27.8305 27.7726 28.2088 28.4335 28.0010

10 SQBI 24.1897 26.6142 26.7076 26.7663 26.8531 26.2262 11 TCID 27.6772 27.7540 27.8634 28.0135 28.2480 27.9112 12 TSPC 28.9091 29.0780 29.1642 29.3189 29.3525 29.1645 13 ULTJ 28.3275 28.4106 28.5151 28.6648 28.7016 28.5239

Page 145: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

127

dikaitkan dengan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan

(Mersi Narita, 2012).

h. Perkembangan Struktur Aktiva

Menurut Brigham & Houston (2011:188) dalam Ryan dan

Willy (2014), struktur aktiva adalah sebuah jaminan perusahaan

yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan dalam

menggunakan utang.

Gambar 4.8 Nilai Struktur Aktiva Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

-

0.1000

0.2000

0.3000

0.4000

0.5000

0.6000

0.7000

0.8000

Rata-rata Struktur Aktiva 2010-2014

DLTADVLAGGRMHMSPICBPINDFKLBFMERKMLBISQBITCIDTSPCULTJ

Page 146: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

128

Tabel 4.9 Nilai Struktur Aktiva Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

Pada gambar 4.8 Diatas terlihat bahwa rata-rata struktur

aktiva2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI) sebesar 0,6841 atau 68,41%

dan struktur aktiva terendah dimiliki oleh perusahaan PT. Delta

Djakarta Tbk (DLTA) sebesar 0,1601 atau 16,01%.

Perusahaan yang memiliki struktur aktiva dengan porsi

aktiva tetap yang tinggi cenderung lebih mudah mendapatkan

pinjaman dari pihak eksternal karena dinilai memiliki securable

assets (aktiva jaminan) yang lebih baik (Apit Susanti, 2014).

Dengan demikian, tingginya porsi aktiva tetap suatu perusahaan

akan memudahkan perusahaan dalam mendapatkan pinjaman

No Kode 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata 1 DLTA 0.2013 0.1702 0.1529 0.1372 0.1389 0.1601 2 DVLA 0.2388 0.2449 0.2311 0.2320 0.2515 0.2397 3 GGRM 0.2548 0.2227 0.2784 0.3184 0.3382 0.2825 4 HMSP 0.2317 0.2317 0.1950 0.2247 0.2679 0.2302 5 ICBP 0.4748 0.4364 0.4430 0.4677 0.4539 0.4551 6 INDF 0.5753 0.5428 0.5583 0.5843 0.5230 0.5567 7 KLBF 0.2837 0.2756 0.3160 0.3374 0.3464 0.3118 8 MERK 0.2469 0.1586 0.1854 0.1560 0.1692 0.1832 9 MLBI 0.4748 0.4626 0.5986 0.6037 0.6340 0.5547

10 SQBI 2.5406 0.2319 0.2260 0.2188 0.2030 0.6841 11 TCID 0.4168 0.4059 0.3907 0.5044 0.5284 0.4492 12 TSPC 0.2640 0.2655 0.2675 0.2620 0.3358 0.2789 13 ULTJ 0.5238 0.5857 0.5058 0.4432 0.4371 0.4991

Page 147: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

129

karena para kreditur akan merasa lebih aman dalam memberikan

pinjaman kepada perusahaan yang memiliki aktiva tetap yang

tinggi.

i. Perkembangan Kebijakan Hutang (DAR)

Kebijakan hutang merupakan bagian dari keputusan

pendanaan yang diambil oleh manajemen perusahaan dalam

menentukan besarnya hutang sebagai sumber pendanaan yang

berguna untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.

Gambar 4.9 Nilai DAR Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

-

0.1000

0.2000

0.3000

0.4000

0.5000

0.6000

0.7000

Rata-rata Kebijakan Hutang (DAR) 2010-2014

DLTADVLAGGRMHMSPICBPINDFKLBFMERKMLBISQBITCIDTSPCULTJ

Page 148: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

130

Tabel 4.10 Nilai DAR Masing-masing Perusahaan

2010-2014 (dalam desimal)

Sumber: Data diolah 2016

Pada gambar 4.9 Diatas terlihat bahwa rata-rata kebijakan

hutang (DAR)2010-2014 tertinggi pada perusahaan manufaktur

sektor industri barang dan konsumsi dimiliki oleh perusahaan PT.

Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) sebesar 0,6125 atau 61,25%

dan kebijakan hutang (DAR)terendah dimiliki oleh perusahaan PT.

Mandom Indonesia Tbk (TCID) sebesar 0,1646 atau 16,46%.

Perusahaan dinilai berisiko apabila memiliki porsi hutang

yang besar dalam struktur modalnya, namun sebaliknya apabila

perusahaan menggunakan hutang yang kecil atau tidak sama sekali

maka perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan

modal eksternal yang dapat meningkatkan operasional perusahaan.

Ketika perusahaan menggunakan hutang yang terus meningkat

No Kode 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata 1 DLTA 0.1626 0.1770 0.1974 0.2197 0.2291 0.1972 2 DVLA 0.2500 0.2113 0.2169 0.2314 0.2215 0.2262 3 GGRM 0.3065 0.3719 0.3590 0.4206 0.4293 0.3775 4 HMSP 0.5023 0.4670 0.4930 0.4835 0.5244 0.4940 5 ICBP 0.2993 0.2965 0.3248 0.3762 0.3962 0.3386 6 INDF 0.4743 0.4101 0.4245 0.5086 0.5203 0.4676 7 KLBF 0.1792 0.2125 0.2173 0.2488 0.2099 0.2135 8 MERK 0.1650 0.1544 0.2681 0.2651 0.2273 0.2160 9 MLBI 0.5855 0.5656 0.7137 0.4459 0.7518 0.6125

10 SQBI 1.5917 0.1638 0.1808 0.1760 0.1970 0.4618 11 TCID 0.0943 0.0977 0.1306 0.1930 0.3074 0.1646 12 TSPC 0.2632 0.2834 0.2762 0.2857 0.2611 0.2739 13 ULTJ 0.3516 0.3800 0.3075 0.2833 0.2235 0.3092

Page 149: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

131

maka akan semakin besar kewajibannya (M. Syafiudin Hidayat,

2013).

3. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian secara kemaknaan mengenai hasil

dari analisa data berdasarkan pengamatan sejumlah variabel yang dipakai

dalam model regresi, terlebih dahulu akan ditinjaumengenai deskripsi

variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Sebagaimana yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini melibatkan

satu variabel dependen yaitu Kebijakan Hutang (DAR) dan 8 (delapan)

variabel independen yaitu Kebijakan Dividen (DPR), Free Cash Flow,

Pertumbuhan Aset (Growth Asset), Pertumbuhan Penjualan (Growth

Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size),

Struktur Aktiva. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan

manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2010-2014. Pada awal

penelitian perusahaan yang diperoleh adalah 38 perusahaan. Karena

penentuan sampel berdasarkan metode purposive sampling. Maka atas

dasar kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya,

diperoleh jumlah sampel dari penelitian selama periode 2010 sampai

2014 adalah sebanyak 13 perusahaan. Dengan menggunakan metode

penggabungan data (pooling) maka diperoleh data penelitian sebanyak 13

x 5 = 65 data observasi.

Page 150: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

132

Dengan menggunakan program Eviews versi 8.0 berikut hasil

statistik deskriptif dari data yang telah diolah sesuai kriteria yang telah

dipaparkan sebelumnya maka didapatkan keluaran untuk

mendiskripsikan data baik untuk rata-rata, median, tingkat maksimum,

minimum dan lainnya yang kemudian dijabarkan secara deskripsi satu

persatu dari variabel-variabel yang ada pada penelitian ini, baik variabel

dependen maupun variabel independen, sehingga dapat dilihat bagaimana

deskripsi variabel tersebut secara statistik.

Selengkapnya mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat

dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif

Kebijakan Hutang dan Variabel

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

Dari tabel 4.11 menunjukkan bahwa rata-rata dari masing-masing

variabel berada pada angka positif. Dalam melakukan pengambilan

keputusan pendanaan guna melakukan kegiatan operasional perusahaan

DAR DPR FCF GROWTH_ASSET

GROWTH_SALES LIKUIDITAS ROA SIZE STRUKTUR_

AKTIVA Mean 0.334814 0.528542 0.101983 0.115020 0.162217 3.480351 0.241231 28.95355 0.375804 Median 0.283280 0.468652 0.077110 0.115580 0.118744 2.983525 0.138560 28.51512 0.283715 Maximum 1.591714 1.722453 1.685210 0.546940 3.481070 11.74282 2.892966 32.08466 2.540598 Minimum 0.094303 0.000881 -0.169850 -0.899590 -0.495837 0.513906 0.053386 24.18974 0.137167 Std. Dev. 0.213100 0.424383 0.225473 0.165194 0.460281 2.160335 0.356812 1.752710 0.307659 Skewness 3.384764 0.926815 5.532589 -3.261491 6.044586 1.560980 6.469585 0.060243 5.456897 Kurtosis 19.83319 3.554895 39.00855 23.64784 43.52607 6.274868 48.46006 2.269683 38.98319

Jarque-Bera 891.5371 10.13960 3843.272 1269.890 4843.884 55.44335 6050.522 1.483839 3829.315 Probability 0.000000 0.006284 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.476199 0.000000

Sum 21.76290 34.35523 6.628870 7.476270 10.54411 226.2228 15.68000 1881.981 24.42727 Sum Sq. Dev. 2.906346 11.52644 3.253623 1.746502 13.55895 298.6911 8.148132 196.6075 6.057856

Observations 65 65 65 65 65 65 65 65 65

Page 151: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

133

menggunakan aktivanya, perusahaan terlebih dahulu harus

mempertimbangkan variabel-variabel yang mempengaruhinya. Untuk

mengamati perilaku tersebut penelitian ini mengambil laporan keuangan

tahunan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi

yang terdaftar di BEI selama periode 2010 sampai 2014, sebagai cermin

pembanding kinerja secara menyeluruh perusahaan dalam pendanaan

opersionalnya. Dari tabel 4.11 ditunjukkan deskriptif data awal yang

mencakup satu variabel dependen yaitu Kebijakan Hutang (DAR) dan 8

(delapan) variabel independen yaitu Kebijakan Dividen (DPR), Free

Cash Flow, Pertumbuhan Aset (Growth Asset), Pertumbuhan Penjualan

(Growth Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran

Perusahaan (Size), Struktur Aktiva.

Kebijakan hutang dapat diketahui dengan membandingkan antara

total hutang dan total aset. Ini berarti bahwa semakin besar struktur

modal suatu perusahaan menunjukkan bahwa semakin besar total hutang

yang dimiliki perusahaan. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum

rata-rata kebijakan hutang perusahaan manufaktur sektor industri barang

dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010

sampai 2014 (terlampir) adalah sebesar 0,334814 dengan kisaran antara

0,094303 dan 1,591714. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan

yang memiliki rata-rata kebijakan hutang yang paling rendah adalah PT

Mandom Indonesia Tbk(TCID) pada tahun 2010 sebesar 0,094303 dan

perusahaan yang memiliki rata-rata kebijakan hutang tertinggi dimiliki

Page 152: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

134

oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk(SQBI) pada tahun 2010

sebesar 1,591714.

Kebijakan dividen dapat diketahui dengan membandingkan antara

dividend per share dan earning per share. Dari tabel 4.11 didapat bahwa

secara umum rata-rata kebijakan dividen perusahaan manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode

penelitian 2010 sampai 2014 (terlampir) adalah sebesar 0,528542 dengan

kisaran antara 0,000881 dan 1,722453. Sedangkan untuk rata-rata

tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata kebijakan hutang yang

paling rendah adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk(MLBI) pada tahun

2011 sebesar 0,000881 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-rata

kebijakan hutang tertinggi dimiliki oleh PT Merck Indonesia

(MERK)pada tahun 2012 sebesar 1,722453.

Free Cash Flow dapat diketahui dengan mengurangi arus kas

operasi dengan dividen yang kemudian dibagi dengan total aset pada

tahun t. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum rata-rata free cash

flow perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang

terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai 2014 (terlampir)

adalah sebesar 0,101983dengan kisaran antara -0,169850 dan 0,546940.

Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata

free cash flow yang paling rendah adalah PT. Delta Djakarta Tbk

(DLTA) pada tahun 2010 sebesar -0,169850 dan untuk perusahaan yang

memiliki rata-rata free cash flow tertinggi dimiliki oleh PT. Taisho

Page 153: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

135

Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI) pada tahun 2010 sebesar

1,685210.

Pertumbuhan aset dapat diketahui dengan membandingkan antara

total aset tahun bersangkutan setelah dikurangi total aset tahun

sebelumnya terhadap total aset tahun sebelumnya. Dari tabel 4.11 didapat

bahwa secara umum rata-rata pertumbuhan aset manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode

penelitian 2010 sampai 2014 (terlampir) adalah sebesar 0,115020 dengan

kisaran antara -0,899590 dan 0,546940. Sedangkan untuk rata-rata

tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata pertumbuhan aset yang

paling rendah adalah PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk(SQBI)

pada tahun 2010 sebesar -0,899590 dan untuk perusahaan yang memiliki

rata-rata likuiditas tertinggi dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia

Tbk(MLBI) pada tahun 2013 sebesar 0,546940.

Pertumbuhan penjualan dapat diketahui dengan membandingkan

antara penjualan tahun bersangkutan setelah dikurangi penjualan tahun

sebelumnyaterhadap penjualan tahun sebelumnya. Dari tabel 4.11 didapat

bahwa secara umum rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan

manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI

selama periode penelitian 2010 sampai 2014 (terlampir) adalah sebesar

0,162217 dengan kisaran antara -0,495837 dan 3,48107. Sedangkan

untuk rata-rata tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata pertumbuhan

penjualan yang paling rendah adalah PT Delta Djakarta Tbk(DLTA) pada

Page 154: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

136

tahun 2013 sebesar -0,495837 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-

rata pertumbuhan penjualan tertinggi dimiliki oleh PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk(ICBP) pada tahun 2010 sebesar 3,48107.Untuk

hasil yang positif menunjukan bahwa terjadi kenaikan penjualan dari

tahun sebelumnya, begitu pula sebaliknya hasil negatif menunjukan

bahwa penjualan tahun bersangkutan mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya.

Likuiditas dapat diketahui dengan membandingkan antara aktiva

lancar dengan hutang lancar. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara umum

rata-rata likuiditas perusahaan manufaktur sektor industri barang dan

konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai

2014 (terlampir) adalah sebesar 3,480351 dengan kisaran antara

0,513906 dan 11,74282. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan

yang memiliki rata-rata likuiditas yang paling rendah adalah PT Multi

Bintang Indonesia Tbk (MLBI) pada tahun 2014 sebesar 0,513906 dan

untuk perusahaan yang memiliki rata-rata likuiditas tertinggi dimiliki

oleh PT Mandom Indonesia Tbk(TCID) pada tahun 2011 sebesar

11,74282.

Profitabilitas dapat diketahui dengan membandingkan antara laba

setelah pajak dengan total aktiva. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara

umum rata-rata profitabilitas perusahaan manufaktur sektor industri

barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian

2010 sampai 2014 (terlampir) adalah sebesar 0,241231 dengan kisaran

Page 155: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

137

antara 0,053386 dan 2,892966. Sedangkan untuk rata-rata tahunan

perusahaan yang memiliki rata-rata profitabiltas perusahaan yang paling

rendah adalah PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

(ULTJ) pada tahun 2010 sebesar 0,053386 dan untuk perusahaan yang

memiliki rata-rata likuiditas tertinggi dimiliki oleh PT Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk(SQBI) pada tahun 2010 sebesar 2,892966.

Ukuran perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan

antara LogNatural dari total aset. Dari tabel 4.11 didapat bahwa secara

umum rata-rata ukuran perusahaan manufaktur sektor industri barang dan

konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2010 sampai

2014 (terlampir) adalah sebesar 28,95355 dengan kisaran antara

24,18974 dan 32,08466. Sedangkan untuk rata-rata tahunan perusahaan

yang memiliki rata-rata ukuran perusahaan yang paling rendah adalah PT

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk(SQBI) pada tahun 2010 sebesar

24,18974 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-rata ukuran

perusahaan tertinggi dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk

(INDF) pada tahun 2014 sebesar 32,08466.

Struktur aktiva dapat diketahui dengan membandingkan antara

total aktiva tetap dengan total aktiva. Dari tabel 4.11 didapat bahwa

secara umum rata-rata struktur aktiva perusahaan manufaktur sektor

industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode

penelitian 2010 sampai 2014 (terlampir) adalah sebesar 0,375804 dengan

kisaran antara 0,137167 dan 2,540594. Sedangkan untuk rata-rata

Page 156: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

138

tahunan perusahaan yang memiliki rata-rata struktur aktiva perusahaan

yang paling rendah adalah PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) pada tahun

2013 sebesar 0,137167 dan untuk perusahaan yang memiliki rata-rata

struktur aktiva perusahaan tertinggi dimiliki oleh PT Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI) pada tahun 2010 sebesar

2,540594.

4. Uji Analisis Model Regresi Data Panel

Model regresi data panel (pool) yaitu data yang merupakan

gabungan antara data seksi silang (cross section) dengan data runtun

waktu (time series). Penggunaan data panel dalam sebuah observasi

penelitian memiliki beberapa keuntungan seperti yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya. Agar hasil dari data panel sesuai dan

menghasilkan hasil akhir yang terbaik ada beberapa pendekatan yang

dapat digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan

menggunakan data panel. Dalam pembahasan teknik estimasi model

regresi data panel, ada 3 pendekatan yang bisa digunakan yaitu: memilih

antara Common Effect Model, Fixed Effect Model dan Random Effect

Model (Widarjono, 2009:238).

a. Pendekatan Common Effect

Dalam pendekatan Common Effect (OLS)tidak

memperhatikan dimensi individu maupun waktu sehingga

diestimasikan perilaku data perusahaan sama dalam beberapa kurun

waktu (Widarjono, 2009:231).

Page 157: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

139

Berikut ini adalah tampilan model Common Effect (OLS)

yang didapatkan dari pengolahan software Eviews 8.0.

Tabel 4.12 Uji Common Effect (OLS)

Dependent Variable: DAR Method: Panel Least Squares Date: 03/26/16 Time: 23:22 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.449757 0.191768 -2.345316 0.0226

DPR -0.000217 0.028539 -0.007604 0.9940 FCF -0.295026 0.101836 -2.897059 0.0054

GROWTH_ASSET -0.086502 0.079948 -1.081979 0.2839 GROWTH_SALES -0.030339 0.018757 -1.617455 0.1114

LIKUIDITAS -0.034693 0.004597 -7.547508 0.0000 ROA 0.430969 0.066758 6.455730 0.0000 SIZE 0.025067 0.006211 4.036073 0.0002

STRUKTUR_AKTIVA 0.321013 0.049120 6.535267 0.0000 R-squared 0.926691 Mean dependent var 0.334814

Adjusted R-squared 0.916218 S.D. dependent var 0.213100 S.E. of regression 0.061682 Akaike info criterion -2.605760 Sum squared resid 0.213062 Schwarz criterion -2.304691 Log likelihood 93.68719 Hannan-Quinn criter. -2.486969 F-statistic 88.48597 Durbin-Watson stat 1.230345 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

b. Pendekatan Fixed Effect

Pendekatan ini didasarkan pada adanya perbedaan intersep

antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time in

variant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa

koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu

(Widarjono, 2009:233).

Berikut ini adalah tampilan model Fixed Effectyang

didapatkan dari pengolahan software Eviews 8.0.

Page 158: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

140

Tabel 4.13 Uji Fixed Effect

Dependent Variable: DAR Method: Panel Least Squares Date: 03/26/16 Time: 23:22 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.072002 0.912380 -0.078917 0.9375

DPR 0.011073 0.022201 0.498766 0.6204 FCF -0.098631 0.075995 -1.297858 0.2011

GROWTH_ASSET -0.031232 0.066520 -0.469510 0.6410 GROWTH_SALES -0.034950 0.013322 -2.623463 0.0119

LIKUIDITAS -0.017063 0.004973 -3.430919 0.0013 ROA 0.031833 0.119494 0.266401 0.7912 SIZE 0.008112 0.031235 0.259696 0.7963

STRUKTUR_AKTIVA 0.630985 0.118959 5.304218 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.976746 Mean dependent var 0.334814

Adjusted R-squared 0.966176 S.D. dependent var 0.213100 S.E. of regression 0.039192 Akaike info criterion -3.384738 Sum squared resid 0.067584 Schwarz criterion -2.682244 Log likelihood 131.0040 Hannan-Quinn criter. -3.107559 F-statistic 92.40740 Durbin-Watson stat 2.038158 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

c. Pendekatan Random Effect

Pendekatan ini mengestimasi data panel dengan asumsi

koefisien slope konstan dan intersep berbeda antara individu dan

antar waktu (Random Effect) (Widarjono, 2009:235).

Berikut ini adalah tampilan model Random Effect yang

didapatkan dari pengolahan program Eviews 8.0.

Page 159: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

141

Tabel 4.14 Uji Random Effect

Dependent Variable: DAR Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/26/16 Time: 23:23 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.527630 0.309744 -1.703440 0.0940

DPR 0.019165 0.021021 0.911696 0.3658 FCF -0.158995 0.071913 -2.210914 0.0311

GROWTH_ASSET -0.091303 0.058543 -1.559593 0.1245 GROWTH_SALES -0.030479 0.012757 -2.389150 0.0203

LIKUIDITAS -0.023938 0.004198 -5.701820 0.0000 ROA 0.276604 0.075505 3.663380 0.0006 SIZE 0.025892 0.010530 2.458872 0.0171

STRUKTUR_AKTIVA 0.401544 0.070780 5.673125 0.0000 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.055081 0.6639

Idiosyncratic random 0.039192 0.3361 Weighted Statistics R-squared 0.949864 Mean dependent var 0.101524

Adjusted R-squared 0.942702 S.D. dependent var 0.170376 S.E. of regression 0.040783 Sum squared resid 0.093141 F-statistic 132.6212 Durbin-Watson stat 1.738838 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics R-squared 0.906369 Mean dependent var 0.334814

Sum squared resid 0.272123 Durbin-Watson stat 0.856865

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

5. Uji Perubahan Struktural Model Regresi Data Panel a. Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk menentukan metode mana yang

paling tepat digunakan untuk mengestimasi data panel dalam

penelitian ini dengan membandingkan antara model common effect

Page 160: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

142

atau fixed effect. Berikut adalah hipotesis, hasil dari uji Chow dan

keputusan yang diambil berdasarkan uji Chow dengan pengolahan

menggunakan software Eviews 8.0.

Hipotesis dalam uji Chow adalah :

H0 : Probability > 0,05 : model mengikuti Common Effect Model

H1 : Probability < 0,05 : model mengikuti Fixed Effect Model

Menurut Widarjono (2009:238) dasar penolakan terhadap

hipotesis diatas adalah dengan membandingkan perhitungan antara

Fhitung dengan Ftabel. Perbandingan yang dipakai adalah sebagai

berikut :

Jika hasil dari Fhitung > Ftabel = H0 ditolak

Jika hasil dari Fhitung< Ftabel = H0 diterima

Dimana : α : Tingkat signifikansi yang dipakai (alfa)

n : Jumlah individual (cross section)

nt : jumlah cross section x jumlah time series

k : Jumlah variabel independen

Tabel 4.15 Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: FEM2 Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.892654 (12,44) 0.0000

Cross-section Chi-square 74.633590 12 0.0000

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

Ftabel = {α : df(n -1, nt – n – k)

Page 161: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

143

Seperti yang dapat dilihat pada output diatas tabel 4.15. nilai

prob menunjukkan sebesar 0,0000 untuk Cross-section F, yang

berarti kurang dari 0,05. Selain itu untuk Fhitung didapatkan

sebesar7,892654 dengan Ftabel sebesar 5% : (12,44) = 1,98. Dari

hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak karena dari

probabilty lebih kecil dari 0,05 (0,0000 < 0,05) dan Fhitung yang lebih

besar dari Ftabel (7,892654> 1,98), sehingga dapat disimpulkan

dengan tingkat keyakinan 95 persen model Fixed Effect lebih baik

dari pada model Common Effect.

b. Uji Hausman

Setelah tahapan pengujian signifikansi antara model Fixed

Effect dan model Common Effect yang diperoleh model Fixed Effect

lebih baik dari pada model Common Effect. Kemudian dilakukan

pengujian kembali dengan menggunakan Uji Hausman yang

digunakan untuk memilih model yang paling tepat antara Fixed

Effect atau Random Effect.

Berikut adalah hipotesis, hasil dari uji Hausman dan

keputusan yang diambil berdasarkan uji Hausman dengan

pengolahan menggunakan software Eviews 8.0.

Pengujian Hausman dilakukan dengan hipotesis berikut :

H0 : Probability > 0,05 : model mengikuti Random Effect Model

H1 : Probability < 0,05 : model mengikuti Fixed Effect Model

Page 162: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

144

Menurut Widarjono (2009:240) dasar penolakan terhadap

hipotesis diatas adalah dengan membandingkan antara nilai statistik

Hausman dan nilai kritisnya.

Jika nilai statistik Hausman > nilai kritisnya = H0 ditolak

Jika nilai statistik Hausman < niali kritisnya = H0 diterima

Tabel 4.16 Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: REM2 Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 12.638559 8 0.1249

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

Seperti yang dapat dilihat pada output diatas tabel 4.16. nilai

prob menunjukkan sebesar 0,1249 untuk Cross-section Random,

yang berarti lebih besar dari 0,05. Selain itu untuk nilai statistik

Hausman didapat sebesar 12,638559. sementara nilai kritis (Chi-

square) dengan df sebesar 8 pada α = 5% adalah sebesar 15,50731

yang berarti nilai kritis (Chi-square) lebih besar dari nilai statistik

Hausman. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima

dan H1 ditolak dengan tingkat keyakinan 95 persen yang berarti

model model yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini

adalah model Random Effect.

6. Uji Dasar Asumsi Klasik

Hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa persamaan regresi

yang paling sesuai adalah model Random Effect dengan data perusahaan

Page 163: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

145

2010-2014. Syarat agar dapat menggunakan persamaan regresi tersbut

adalah dengan terpenuhinya asumsi klasik untuk mendapatkan estimator

yang linear, tidak bias dan mempunyai varian yang minimum atau BLUE

(Best Linear Unbiased Estimator) dari suatu persamaan regresi dengan

metode kuadrat kecil (Least Square). Persyaratan asumsi klasik yang

harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan utnuk menguji apakah nilai residual

yang telah terstandarisasi dalam model regresi panel variabel-

variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan

karena distribusi data yang dianalisistidak normal, karena terdapat

nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai ektrem ini dapat terjadi

karena adanya kesalahan dalam pengambilan sampel, bahkan karena

kesalahan dalam melakukan input data atau memang karena

karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata-rata (Suliyanto,

2011:69).

Dalam penelitian ini, normalitas data diketahui dengan

membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan x2 tabel. Jika

nilai Jarque-Bera (JB) ≤ x2tabel maka nilai residual terstandarisasi

dinyatakan berdistribusi normal (Suliyanto, 2011:75).

Page 164: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

146

Menurut Winarno (2011), untuk mengetahui sebuah data

berdisitribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan melihat

probabilitasnya, apabila lebih besar dari 5% (bila menggunakan

tingkat signifikansi tersebut), maka data berdistribusi normal.

Berikut adalah hipotesis, hasil dari uji normalitas dan

keputusan yang diambil berdasarkan uji normalitas dengan

pengolahan menggunakan software Eviews 8.0.

Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas adalah

sebagai berikut :

H0 : residual dari model berdistribusi normal

H1 : residual dari model tidak berdistribusi normal

Gambar 4.10 Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15

Series: Standardized ResidualsSample 2010 2014Observations 65

Mean 5.29e-17Median -0.004490Maximum 0.170008Minimum -0.124874Std. Dev. 0.065207Skewness 0.322342Kurtosis 2.954564

Jarque-Bera 1.131219Probability 0.568014

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

Pada hasil grafik histogram Kebijakan Hutang (DAR) diatas

menunjukkan nilai Jarque-Bera (JB) sebesar 1,131219 yang jika

dibandingkan dengan niai x2 tabel dengan df sebesar 8 pada α = 5%

adalah sebesar 15,50731. Karena nilai statistik Jarque-Bera (JB)

(1,131219) ≤ nilai x2 tabel (15,50731) dan nilai probabilitas yang

Page 165: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

147

lebih besar dari 5% yaitu 0,568014. Maka dapat disimpulkan bahwa

data yang dipakai dalam penelitian ini terstandarisasi berdistribusi

normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi panel ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen atau tidak. Adanya multikolinearitas masih

menghasilkan estimatir BLUE, tetapi menyebabkan suatu model

mempunyai varian yang besar (Widarjono, 2009:104).

Menurut Widarjono (2009:106) ada aturan dalam

menentukan ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model,

yaitu:

Jika koefisien korelasi > 0,8 maka diduga adanya multikolinearitas

dalam model

Jika koefisien korelasi < 0,8 maka diduga tidak adanya

multikolinearitas dalam model.

Tabel 4.17 Uji Multikolinearitas

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

DPR FCF GROWTH _ASSET

GROWTH _SALES

LIKUIDITAS ROA SIZE STRUKTUR

_AKTIVA DPR 1 -0.11825 -0.31004 -0.27232 0.161531 0.259642 -0.3263 -0.01379 FCF -0.11825 1 -0.64573 0.008595 0.089716 0.856981 -0.27888 0.81015 GROWTH_ASSET -0.31004 -0.64573 1 0.331225 -0.2633 -0.69509 0.406042 -0.60723 GROWTH_SALES -0.27232 0.008595 0.331225 1 -0.12712 -0.09766 0.169978 -0.01214 LIKUIDITAS 0.161531 0.089716 -0.2633 -0.12712 1 0.094564 -0.54985 -0.07465 ROA 0.259642 0.856981 -0.69509 -0.09766 0.094564 1 -0.43388 0.794239 SIZE -0.3263 -0.27888 0.406042 0.169978 -0.54985 -0.43388 1 -0.16525 STRUKTUR_AKTIVA -0.01379 0.81015 -0.60723 -0.01214 -0.07465 0.794239 -0.16525 1

Page 166: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

148

Dari matriks korelasi diatas terlihat bahwa hubungan antara variabel

independennya semuanya berada dibawah 0,8 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini

terbebas dari masalah multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam mengetahui ada tidaknya masalah heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan uji Park deteksi masalah heteroskedastisitas

varian yang tidak konstan atau masalah heteroskedastisitas muncul

karena residual ini tergantung dari variabel independennya yang ada

didalam model.

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Park dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Probability > 0,05 : tidak ada heteroskedastisitas

H1 : Probability < 0,05 : ada heteroskedastisitas

Page 167: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

149

Tabel 4.18 Uji Park

Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/26/16 Time: 23:44 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -9.980811 8.037879 -1.241722 0.2195

DPR -0.366394 0.739302 -0.495595 0.6221 FCF -2.621598 2.549089 -1.028445 0.3082

GROWTH_ASSET -1.759522 2.046957 -0.859580 0.3937 GROWTH_SALES -0.173299 0.457556 -0.378748 0.7063

LIKUIDITAS -0.220679 0.139804 -1.578484 0.1201 ROA 2.683498 2.198638 1.220527 0.2274 SIZE 0.161633 0.269716 0.599271 0.5514

STRUKTUR_AKTIVA -1.507445 1.949873 -0.773099 0.4427

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

Dari hasil uji park diatas dapat dilihat bahwa semua variabel

independen nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar

(0,6221), (0,3082), (0,3937), (0,7063), (0,1201), (0,2274), (0,5514)

dan (0,4427) maka dapat disimpulkan H0 diterima yang berarti data

dalam penelitian ini tidak mengandung gejala heteroskedastisitas

atau dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi korelasi antara variabel pengganggu (error)

pada periode t dan periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lainnya (Imam Ghozali, 2005).

Page 168: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

150

Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi model

regresi data panel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin

Watson (DW). Uji DW merupakan salah satu uji yang banyak

dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi (Winarno,

2011:5.28).

Tabel 4.19 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan uji

Durbin Watson (DW) Tolak H0

berarti ada autokorelasi

positif

Tidak dapat diputuskan

Tidak menolak H0 berarti tidak ada

autokorelasi

Tidak dapat diputuskan

Tolak H0 berarti ada

autokorelasi negatif

0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4 1,10 1,54 2,46 2,90

Tabel 4.20 Uji Autokorelasi

Weighted Statistics R-squared 0.949864 Mean dependent var 0.101524

Adjusted R-squared 0.942702 S.D. dependent var 0.170376 S.E. of regression 0.040783 Sum squared resid 0.093141 F-statistic 132.6212 Durbin-Watson stat 1.738838 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

Dari hasil output tabel uji autokorelasi diatas terlihat bahwa

nilai Durbin-Watson statistik sebesar 1,738838 yang berada diantara

1,54 dan 2,46 sehingga dapat disimpulkan bahwa model dalam

penelitian ini tidak mengandung masalah autokorelasi.

7. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh seluruh variabel

independen secara keseluruhan atau simultan terhadap variabel

Page 169: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

151

dependen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan Ftabel. Jika Fhitung< Ftabel berarti H0 diterima atau variabel

independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Selain itu, dalam menentukan pengambilan keputusan apakah

H0 diterima atau ditolak bisak dilihat dari besarnya probabilitas yang

menunjukkan besarnya α. Dari perhitungan Eviews 8.0 jika

probabilitas sangat kecil yaitu 0,0000% maka keputusan yang

diambil adalah menolak Ho dan menerima Ha (Widarjono, 2009).

Tabel 4.21 Uji F (Simultan)

Weighted Statistics R-squared 0.949864 Mean dependent var 0.101524

Adjusted R-squared 0.942702 S.D. dependent var 0.170376 S.E. of regression 0.040783 Sum squared resid 0.093141 F-statistic 132.6212 Durbin-Watson stat 1.738838 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

Dari hasil regresi diatas, maka bisa dilihat bahwa variabel

independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel

Y dengan probabilitas sebesar 0,000000 yang berarti dibawah 0,05.

Selain itu, dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan taraf

kesalahan 5% dan degree of freedom (df1) = 7 dan (df2) = 57 maka

diperoleh nilai dari Ftabel sebesar 2,18 sementara nilai dari Fhitung

sebesar 132,6212 yang berati terdapat pengaruh yang signifikan

karena nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel.

Page 170: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

152

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan

H1 diterima yang berarti variabel independen (Kebijakan Dividen

(DPR), Free Cash Flow, Pertumbuhan Aset (Growth Asset),

Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales), Likuiditas (CR),

Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Struktur Aktiva)

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang (Debt To Asset Ratio).

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

(independen) secara individu memiliki pengaruh terhadap variabel

terikat (dependen) dengan menganggap variabel bebas lainnya

bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan thitung

dengan ttabel.

Dalam penelitian ini uji t dilakukan dengan menggunakan uji

satu arah (one tail test). Dalam uji satu arah terdapat uji fihak kiri

dan uji fihak kanan. Uji fihak kiri digunakan apabila hipotesis nol

(H0) menunjukkan lebih besar atau sama dengan (≥) dan hipotesis

alternatifnya (Ha) menunjukkan lebih kecil (<), kata lebih besar atau

sama dengan sinonimnya paling sedikit atau paling kecil. Dalam uji

fihak kiri ini berlaku ketentuan, bila nilai thitung jauh pada penerimaan

H0 lebih besar atau sama dengan (≥) dari ttabel, maka H0 diterima dan

Ha ditolak. Sedangkan uji fihak kanan digunakan apabila hipotesis

nol (H0) menunjukkan lebih kecil atau sama dengan (≤) dan hipotesis

Page 171: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

153

alternatifnya (Ha) menunjukkan lebih besar (>), kata lebih kecil atau

sama dengan sinonimnya paling besar. Dalam uji fihak kanan ini

berlaku ketentuan, bila nilai thitung lebih kecil atau sama dengan (≤)

nilai ttabel, maka H0 diterima dan Haditolak (Sugiyono, 2007:99-103).

ttabel = {α ; df = ( n – k )}

= 5% ; df = (65 – 8)

= 0,05 ; df = 57

= 1,67203

Tabel 4.22 Uji t (Parsial)

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

Dengan melihat nilai estimasi pada ttabel sebesar 1,67203

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Dependent Variable: DAR Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/26/16 Time: 23:23 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.527630 0.309744 -1.703440 0.0940

DPR 0.019165 0.021021 0.911696 0.3658 FCF -0.158995 0.071913 -2.210914 0.0311

GROWTH_ASSET -0.091303 0.058543 -1.559593 0.1245 GROWTH_SALES -0.030479 0.012757 -2.389150 0.0203

LIKUIDITAS -0.023938 0.004198 -5.701820 0.0000 ROA 0.276604 0.075505 3.663380 0.0006 SIZE 0.025892 0.010530 2.458872 0.0171

STRUKTUR_AKTIVA 0.401544 0.070780 5.673125 0.0000

Page 172: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

154

1) Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang

Hipotesis yang menduga adanya pengaruh kebijakan dividen

terhadap kebijakan hutang, dapat dituliskan sebagai berikut:

H0 : Kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang.

Ha : Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel

kebijakan dividen menghasilkan nilai thitung (tstatistik) DPR sebesar -

0,911696 yang berarti lebih kecil dari ttabel 1,67203 dan nilai

probabilitas sebesar0,3658 yang lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang.

Hasil penelitian yang tidak signifikan ini diduga disebabkan

karena adanya beberapa perusahaan manufaktur sektor industri

barang dan konsumsi di Indonesia yang tidak konsisten membagikan

dividen setiap tahunnya sehingga informasi kebijakan dividen belum

menjadi informasi bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan

hutang.Selain itu dalam konteks masalah agensi, peranan hutang

dalam pengawasan masalah agensi dapat digantikan oleh

penggunaan mekanisme pembayaran dividen, namun hubungan

Page 173: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

155

tersebut tidak berjalan secara efektif, sehingga kebijakan dividen

tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

olehChristine Dwi Karya Susilawati dan Lidya Agustina (2012),

Apit Susanti dan Sekar Mayangsari (2014) yang menunjukkan

bahwa variabel kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap

kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh M. Syafiudin Hidayat (2013) menunjukkan bahwa

variabel kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap kebijakan

hutang.

2) Pengaruh Free Cash Flow terhadap Kebijakan Hutang

Hipotesis yang menduga adanya pengaruh free cash flow

terhadap kebijakan hutang, dapat dituliskan sebagai berikut:

H0 : Free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang.

Ha : Free cash flow berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel free

cash flow menghasilkan nilai thitung (tstatistik) FCF sebesar -2,210914

yang berarti lebih kecil dari ttabel 1,67203 dan nilai probabilitas

sebesar0,0311 yang lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

Page 174: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

156

diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Free Cash

Flow berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini disebabkan karena pada saat perusahaan

dalam keadaan stabil, perusahaan akan berusaha untuk mengurangi

risiko kebangkrutan yang diakibatkan oleh hutang dengan cara

mengalokasikan free cash flow untuk membayar hutang. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa semakin besar free cash flow, maka akan

mengakibatkan berkurangnya kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Imran dan Akram (2015) yang menunjukkan bahwa variabel

free cash flow mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap

kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Christine Dwi Karya Susilawati dan Lidya Agustina

(2012), Riki Sanjaya (2014) yang menunjukan hasil bahwa free cash

flow berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

3) Pengaruh Pertumbuhan Aset terhadap Kebijakan Hutang

Hipotesis yang menduga adanya pengaruh pertumbuhan

asetterhadap kebijakan hutang, dapat dituliskan sebagai berikut:

H0 : Pertumbuhan aset tidak berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang.

Ha : Pertumbuhan aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang

Page 175: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

157

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel

pertumbuhan aset menghasilkan nilai thitung (tstatistik) Growth Asset

sebesar -1,559593 yang berarti lebih kecil dari ttabel 1,67203 dan nilai

probabilitas sebesar0,1245 yang lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

pertumbuhanaset tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang.

Hasil penelitian ini dapat timbul karena jika pertumbuhan

aset dibiayai oleh hutang maka manajer tidak dapat melakukan

investasi yang optimal (underinvestment). Hal ini dikarenakan klaim

pertama kali terhadap aliran kas dari proyek tersebut akan jatuh pada

para kreditur. Sehingga pertumbuhan aset tidak berpengaruh

terhadap kebijakan hutang. Perusahaan ada yang tumbuh secara

positif dan ada juga yang tumbuh secara negatif dengan

menggunakan hutang yang tinggi. Terlihat dari PT Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk yang mengalami pertumbuhan negatif

sebesar -0,1040 tetapi memiliki debt to asset ratio 0,6125; PT Delta

Djakarta Tbk yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,0585

tetapi memiliki debt to asset ratio 0,1972; PT Darya Varia

Laboratoria Tbk yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar

0,0962 tetapi memiliki debt to asset ratio 0,2262; dan untuk PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang mengalami pertumbuhan

positif sebesar 0,1963 tetapi memiliki debt to asset ratio 03386; PT

Page 176: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

158

Multi Bintang Indonesia Tbk yang mengalami pertumbuhan positif

sebesar 0,1921 tetapi memiliki debt to asset ratio 0,6215; PT

Indofood Sukses Makmur Tbk yang mengalami pertumbuhan positif

sebesar 0,1670 tetapi memiliki debt to asset ratio 0,4676.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki pertumbuhan aset yang 3

tertinggi dan 3 terendah tersebut memiliki debt to asset ratio yang

relatif tinggi, berarti perusahaan membutuhkan debt to asset ratio

yang relatif tinggi meskipun pertumbuhan asetnya dalam keadaan

tinggi maupun rendah, sehingga pertumbuhan aset perusahaan tidak

berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Pengaruh yang tidak

signifikan juga memberikan arti bahwa perusahaan cenderung jarang

mempertimbangkan dalam menggunakan hutang hanya berdasarkan

pertumbuhan aset semata, melainkan lebih memperhatikan

integrasinya dengan faktor-faktor lainnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Riki Sanjaya (2014) yang menunjukkan hasil bahwa variabel

pertumbuhaan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan

hutang

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rabiah Abdul Wahab et al (2012), Apit Susanti dan

Sekar Mayangsari (2014) yang menunjukan hasil bahwa

pertumbuhaan perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan

hutang. Serta penelitian Khalid Alkhatib (2012), Tanveer Ashraf dan

Page 177: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

159

Safdar Rasool (2013), Imran dan Akram (2015) yang menunjukkan

bahwa variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif

terhadap kebijakan hutang.

4) Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Kebijakan Hutang

Hipotesis yang menduga adanya pengaruh pertumbuhan

penjualan terhadap kebijakan hutang, dapat dituliskan sebagai

berikut:

H0 : Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan

terhadap kebijakan hutang.

Ha : Pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel

pertumbuhan penjualan menghasilkan nilai thitung (tstatistik) Growth

Sales sebesar -2,389150 yang berarti lebih kecil dari ttabel 1,67203

dan nilai probabilitas sebesar 0,0203 yang lebih kecil dari 0,05 maka

H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap

kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini disebabkan karena semakin tinggi

penerimaan suatu perusahaan, maka memiliki kemampuan

pendanaan internal yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan pecking

order theory, dimana perusahaan akan lebih cenderung untuk

Page 178: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

160

menggunakan dana internal terlebih dahulu sebelum menggunakan

hutang dan saham sebagai pilihan terakhir.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Afza dan Hussain (2011), Ellili dan Faraouk (2011) yang

menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh

negatif terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh M. Syafiudin Hidayat (2013) yang menunjukkan

bahwa variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap

kebijakan hutang.

5) Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Hutang

Hipotesis yang menduga adanya pengaruh likuiditas terhadap

kebijakan hutang, dapat dituliskan sebagai berikut:

H0 : Likuiditastidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang.

Ha : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel

likuiditasmenghasilkan nilai thitung (tstatistik) Likuiditas sebesar -

5,701820 yang berarti lebih kecil dari ttabel 1,67203 dan nilai

probabilitas thitung sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang.

Page 179: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

161

Hasil penelitian ini menunjukkan bahawa perusahaan yang

memiliki current ratio yang tinggi berarti memiliki aktiva lancar

yang cukup untuk melunasi hutang lancarnya. Dengan demikian,

semakin likuid suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut

mempunyai kemampuan dalam melunasi hutang jangka pendeknya,

sehingga akan cenderung mengurangi total hutangnya. Selain itu itu

hal ini juga sesuai dengan landasan teori Pecking Order Theory yang

mengatakan bahwa perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang

tinggi justru tingkat hutangnya rendah, sehingga perusahaan tidak

menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini dikarenakan

perusahaan memiliki sumber dana internal yang melimpah, sehingga

perusahaan lebih cenderung menggunakan dana internalnya terlebih

dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan dana

eksternal seperti hutang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

olehKhalid Alkhatib (2012), danSorana VĂTAVU (2013) yang

menunjukkan bahwa variabel likuditas berpengaruh negatif terhadap

kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan olehMahvish Sabir dan Qaisar Ali Malik (2012), Rabiah

Abdul Wahab et al (2012) dan Imran dan Akram (2015)

menunjukkan hasil bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif

terhadap kebijakan hutang.

Page 180: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

162

6) Pengaruh Profitabiltas terhadap Kebijakan Hutang

Hipotesis yang menduga adanya pengaruh profitabiltas

terhadap kebijakan hutang, dapat dituliskan sebagai berikut:

H0 : Profitabilitastidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang.

Ha : Profitabiltas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel

Profitabiltasmenghasilkan nilai thitung (tstatistik) ROA sebesar 3,663380

yang berarti lebih kecil dari ttabel 1,67203 dan nilai probabilitas

sebesar0,0006 yang lebih besar dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini disebabkan karena perusahaan yang

memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi berarti mampu dalam

mengelola aset dengan baik, sehingga akan memudahkan perusahaan

dalam melakukan pembayaran hutang apabila perusahaan tersebut

melakukan pembayaran pinjaman dalam jumlah yang besar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

olehRabiah Abdul Wahab et al (2012) dan Elly Astuti (2014) yang

menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif

terhadap kebijakan hutang.

Page 181: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

163

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Christine Dwi Karya Susilawati dan Lidya Agustina

(2012), Mahvish Sabir dan Qaisar Ali Malik (2012), Sorana

VĂTAVU (2013), Apit Susanti dan Sekar Mayangsari (2014), Riki

Sanjaya (2014), Imran dan Akram (2015) menunjukan hasil bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Serta

penelitian Khalid Alkhatib (2012), Tanveer Ashraf dan Safdar

Rasool (2013) menunjukkan hasil bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

7) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang

Hipotesis yang menduga adanya pengaruh ukuran perusahaan

terhadap kebijakan hutang, dapat dituliskan sebagai berikut:

H0 : Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang.

Ha : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel

ukuran perusahaan menghasilkan nilai thitung (tstatistik) Size sebesar

2,458872 yang berarti lebih besar dari ttabel 1,67203 dan nilai

probabilitas thitung sebesar0,0171 yang lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan

hutang.

Page 182: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

164

Hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa ukuran perusahaan

memiliki pengaruh searah terhadap kebijakan hutang, karena setiap

adanya peningkatan ukuran perusahaan maka kebijakan hutang pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang

terdaftar di BEI juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan

bahwa kebijakan perusahaan dalam membuat hutang dengan pihak

lain lebih banyak mempertimbangkan nilai total aset. Hal ini sesuai

dengan pendekatan Agency Theory yang menyatakan bahwa

penggunaan hutang yang dijamin akan mengurangi biaya keagenan

sehubungan dengan penggunaan hutang. Ukuran perusahaan dapat

dijadikan proksi biaya keagenan hutang dalam bentuk biaya

pengwasan yang mungkin meningkat dari konflik antara manajer dan

investo. Biaya pengawasan untuk perusahaan kecil lebih besar

daripada perusahaan besar. Sehingga untuk perusahaan besar

cenderung lebih banyak untuk menggunakan daripada perusahaan

kecil.Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan pendekatan Trade

Off Theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang besar

cenderung memiliki risiko kebangkrutan yang kecil dibandingkan

dengan perusahaan kecil. Hal ini membuat perusahaan besar akan

memiliki fleksibilitas dan kemudahan dalam mendapatkan pinjaman

dan hutang. Sehingga semakin besar suatu perusahaan, maka akan

semakin besar dana yang akan dibutuhkan dalam menjalankan

Page 183: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

165

kegiatan operasional perusahaan tersebut, salah satunya adalah

dengan menggunakan hutang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Christine Dwi Karya Susilawati dan Lidya Agustina (2012),

Mahvish Sabir dan Qaisar Malik (2012), Elly Astuti (2014) yang

menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Khalid Alkhatib (2013), M. Syafiudin Hidayat (2013),

danRiki Sanjaya (2014) yang menunjukan hasil bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.Serta

penelitian Tanveer Ashraf dan Safdar Rasool (2013) yang

menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif

terhadap kebijakan hutang.

8) Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Kebijakan Hutang

Hipotesis yang menduga adanya pengaruh struktur aktiva

terhadap kebijakan hutang, dapat dituliskan sebagai berikut:

H0 : Struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang.

Ha : Struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel

struktur aktiva menghasilkan nilai thitung (tstatistik) Struktur Aktiva

Page 184: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

166

sebesar 5,673125yang berarti lebih besar dari ttabel 1,67203dan nilai

probabilitas thitung sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

struktur aktiva berpengaruh positif signfikan terhadap kebijakan

hutang.

Hasil penelitian ini disebabkan karena aktiva tetap dapat

dijadikan jaminan oleh manajer kepada kreditur sehingga manajer

dapat memperoleh pinjaman dengan mudah. Semakin tinggi jumlah

fixed asset dalam total asset perusahaan maka akan mempermudah

perusahaan dalam memperoleh hutang karena dengan tingginya fixed

asset yang dimiliki suatu perusahaan, investor akan memberikan

pinjaman apabila perusahaan mempunyai jaminan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Christine Dwi Karya Susilawati dan Lidya Agustina (2012), M.

Syafiudin Hidayat (2013), Apit Susanti dan Sekar Mayangsari (2014)

yang menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva berpengaruh

positif terhadap kebijakan hutang.

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Koefisien determinasi (R²/adjusted R²) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

varian variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara

nol dan satu. Nilai R² / Adjusted R² kecil berarti kemampuan

Page 185: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

167

variabel-variabel independen dalam menjelaskan varian variabel

dependen amat terbatas (Imam Ghozali, 2011:97).

Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 < R2< 1).

Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model

regresi dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara

keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.

Tabel 4.23 Uji Adjusted R2

Weighted Statistics R-squared 0.949864 Mean dependent var 0.101524

Adjusted R-squared 0.942702 S.D. dependent var 0.170376 S.E. of regression 0.040783 Sum squared resid 0.093141 F-statistic 132.6212 Durbin-Watson stat 1.738838 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

Nilai Adjusted R-Square dari model diatas didapat sebesar

0,942702 yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel

independen (Kebijakan Dividen (DPR), Free Cash Flow,

Pertumbuhan Aset (Growth Asset), Pertumbuhan Penjualan (Growth

Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan

(Size), Struktur Aktiva) dalam menjelaskan variabel dependen

kebijakan hutang (Debt To Asset Ratio) adalah sebesar 94,2702%,

sedangkan sisanya sebesar 5,7298% variabel kebijakan hutang

(DAR) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat pada

model.

Page 186: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

168

8. Analisis Regresi Panel

Dalam penelitian ini menguji pengaruh variabel independen

(terikat) yaitu Kebijakan Dividen (DPR), Free Cash Flow, Pertumbuhan

Aset (Growth Asset), Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales), Likuiditas

(CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Struktur Aktiva

terhadap variabel dependen (bebas) Kebijakan Hutang (DAR) pada

perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi selama

periode tahun 2010-2014. Setelah dilakukan uji Chow dan uji Hausman,

maka pemilihan model estimasi yang paling tepat untuk digunakan

adalah dengan menggunakan model Random Effect.

Page 187: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

169

Tabel 4.24 Uji terpilih (Random Effect Model)

Dependent Variable: DAR Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/26/16 Time: 23:23 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.527630 0.309744 -1.703440 0.0940

DPR 0.019165 0.021021 0.911696 0.3658 FCF -0.158995 0.071913 -2.210914 0.0311

GROWTH_ASSET -0.091303 0.058543 -1.559593 0.1245 GROWTH_SALES -0.030479 0.012757 -2.389150 0.0203

LIKUIDITAS -0.023938 0.004198 -5.701820 0.0000 ROA 0.276604 0.075505 3.663380 0.0006 SIZE 0.025892 0.010530 2.458872 0.0171

STRUKTUR_AKTIVA 0.401544 0.070780 5.673125 0.0000 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.055081 0.6639

Idiosyncratic random 0.039192 0.3361 Weighted Statistics R-squared 0.949864 Mean dependent var 0.101524

Adjusted R-squared 0.942702 S.D. dependent var 0.170376 S.E. of regression 0.040783 Sum squared resid 0.093141 F-statistic 132.6212 Durbin-Watson stat 1.738838 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics R-squared 0.906369 Mean dependent var 0.334814

Sum squared resid 0.272123 Durbin-Watson stat 0.856865

Sumber: Data diolah 2016 menggunakan Eviews 8.0

Dari hasil analisis regresi data panel dengan menggunakan model

Random Effect maka diperoleh persamaan model regresi sebagai berikut :

DARit = β0 + β2FCF + β4GrowthSales + β5Likuiditas + β6ROA +

β7SIZE+ β8StrukturAktiva + e

Page 188: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

170

DARit = -0,527630 – 0,158995(FCF) – 0,030479(GrowthSales) –

0,023938(Likuiditas) + 0,276604(ROA) + 0,025892(SIZE) +

0,401544(StrukturAktiva) + e

Berdasarkan persamaan regresi diatas, maka dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Berdasarkan persamaan diatas diperoleh besarnya konstanta

kebijakan hutang sebesar -0,527630. Hal ini mengindikasikan

bahwa jika variabel independen yang terdiri dari Free Cash Flow,

Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales), Likuiditas (CR),

Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Struktur Aktiva

bernilai 0 maka akan menurunkan nilai variabel dependen

kebijakan hutang (DAR) sebesar -0,527630 atau -52,7630 %.

b. Besarnya koefisien regresi X2 atau Free Cash Flow sebesar -

0,158995 mengartikan bahwa jika variabel X2 atau Free Cash

Flow mengalami kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lain

diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menurunkan

nilai variabel Y atau Kebijakan Hutang (DAR) sebesar -0,158995.

c. Besarnya koefisien regresi X4 atau Pertumbuhan Penjualan

(Growth Sales) sebesar -0,030479 mengartikan bahwa jika

variabel X4 atau Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales)

mengalami kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lain

diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menurunkan

nilai variabel Y atau Kebijakan Hutang (DAR) sebesar -0,030479.

Page 189: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

171

d. Besarnya koefisien regresi X5 atau Likuiditas sebesar -0,023938

mengartikan bahwa jika variabel X5 atau Likuiditas mengalami

kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lain diasumsikan

bernilai konstan atau tetap, maka akan menurunkan nilai variabel

Y atau Kebijakan Hutang (DAR) sebesar -0,023938.

e. Besarnya koefisien regresi X6 atau Profitabilitas (ROA) sebesar

0,276604 mengartikan bahwa jika variabel X6 atau Profitabilitas

(ROA) mengalami kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lain

diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menaikkan

nilai variabel Y atau Kebijakan Hutang (DAR) sebesar 0,276604.

f. Besarnya koefisien regresi X7 atau Ukuran Perusahaan (Size)

sebesar 0,025892 mengartikan bahwa jika variabel X7 atau

Ukuran Perusahaan (Size) mengalami kenaikan sebesar 1%

sedangkan variabel lain diasumsikan bernilai konstan atau tetap,

maka akan menaikkan nilai variabel Y atau Kebijakan Hutang

(DAR) sebesar 0,025892.

g. Besarnya koefisien regresi X8 atau Struktur Aktiva sebesar

0,401544 mengartikan bahwa jika variabel X8 atau Struktur

Aktiva mengalami kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lain

diasumsikan bernilai konstan atau tetap, maka akan menaikkan

nilai variabel Y atau Kebijakan Hutang (DAR) sebesar 0,401544.

Page 190: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

172

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan manufaktur sektor industri

barang dan konsumsi di Bursa Efek Indonesia antara 2010 sampai dengan

tahun 2014 melalui uji regresi data panel. Dari hasil uji statistik yang

dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan yang akan dijabarkan sebagai

berikut:

1. Hasil pengujian secara simultan melalui uji-F dengan tingkat

signifikan α 5% atau 0,05 menyatakan bahwa secara keseluruhan

atau simultan variabel independen (X) yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi Kebijakan Dividen (DPR), Free Cash Flow,

Pertumbuhan Aset (Growth Asset), Pertumbuhan Penjualan

(Growth Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran

Perusahaan (Size), Struktur Aktiva berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y) yaitu kebijakan hutang (Debt To Asset

Ratio).

2. Hasil pengujian secara parsial melalui uji-t dengan tingkat

signifikansi α 5% atau 0,05 menyatakan bahwa variabel Free Cash

Flow berpengaruh negatif dan signifikan dengan nilai thitung sebesar

-2,210914 dan nilai probabilitas sebesar 0,0311 terhadap variabel

kebijakan hutang (Debt To Asset Ratio), variabel Pertumbuhan

Page 191: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

173

Penjualan (Growth Sales) berpengaruh negatif dan signifikan

dengan nilai thitung sebesar -2,389150 dan nilai probabilitas sebesar

0,0203 terhadap variabel kebijakan hutang (Debt To Asset Ratio),

variabel Likuiditas (CR) berpengaruh negatif dan signifikan dengan

nilai thitung sebesar -5,701820 dan nilai probabilitas sebesar 0,0000

terhadap variabel kebijakan hutang (Debt To Asset Ratio), variabel

Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan dengan

nilai thitung sebesar 3,663380 dan nilai probabilitas sebesar 0,0006

terhadap variabel kebijakan hutang (Debt To Asset Ratio), variabel

Ukuran Perusahaan (Size) berpengaruh positif dan signifikan

dengan nilai thitung sebesar 2,458872 dan nilai probabilitas sebesar

0,0171 terhadap variabel kebijakan hutang (Debt To Asset Ratio),

variabel Struktur Aktiva berpengaruh positif dan signifikan dengan

nilai thitung sebesar 5,673125 dan nilai probabilitas sebesar 0,0000

terhadap variabel kebijakan hutang (Debt To Asset Ratio).

Sedangkan variabel Kebijakan Dividen (DPR) dan Pertumbuhan

Aset (Growth Asset) tidak berpengaruh terhadap variabel kebijakan

hutang (Debt To Asset Ratio).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis

mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihak-

pihak yang berkepentingan dibawah ini sebagai berikut:

Page 192: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

174

1. Bagi Investor

Para investor diharapkan dapat lebih mempertimbangkan faktor-

faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang seperti Kebijakan

Dividen (DPR), Free Cash Flow, Pertumbuhan Aset (Growth

Asset), Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales), Likuiditas (CR),

Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan (Size), Struktur Aktiva.

Sehingga dengan menganalisis faktor-faktor tersebut investor

diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam

berinvestasi, karena tentunya setiap investor menginginkan prospek

yang lebih baik bagi perusahaannya dimasa yang akan datang serta

mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan diharapkan bisa melakukan pertimbangan terhadap

keputusan pendanaan yang akan diambil guna mengurangi masalah

keagenan, apakah akan menggunakan dana internal ataukah

menggunakan dana eksternal karena keputusan pendanaan yang

akan diambil akan berpengaruh terhadap keputusan-keputusan lain

dan berpengaruh terhadap kemajuan dan kelangsungan hidup

perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan yang lebih mendalam serta sebagai dasar acuan untuk

kajian penelitian selanjutnya mengenai kebijakan hutang. Serta

Page 193: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

175

diharapkan dapat menambah perbendaharaan atas pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya ilmu ekonomi dibidang manajemen

keuangan.

C. Saran

Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini maka penulis

memberikan beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya

agar hasil penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik

lagi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.

1. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan 8 variabel

independen yang terdiri dari Kebijakan Dividen (DPR), Free Cash

Flow, Pertumbuhan Aset (Growth Asset), Pertumbuhan Penjualan

(Growth Sales), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Ukuran

Perusahaan (Size), Struktur Aktiva dan 1 variabel dependen yaitu

Kebijakan Hutang (Debt To Asset Ratio). Diharapkan penelitian

selanjutnya mampu menambahkan atau memasukkan variabel-

variabel lain dalam model penelitiannya sehingga mampu

memberikan gambaran perubahan variasi lain dari Kebijakan

Hutang (Debt To Asset Ratio).

2. Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perusahaan

manufaktur sektor industri barang dan konsumsi di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Observasi penelitian dilakukan selama 5 periode

berturut-turut yaitu pada tahun 2010-2014. Diharapkan penelitian

selanjutnya dapat dilakukan pada objek lain diluar objek penelitian

Page 194: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

176

yang sudah digunakan oleh penulis, sehingga dapat memberikan

implikasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan. Selain itu juga diharapkan penelitian selanjutnya

dapat memperluas periode penelitian dengan cara memperpanjang

periode penelitian dengan menambah tahun pengamatan, sehingga

hasil penelitian dapat memberikan kesimpulan yang lebih akurat

mengingat periode yang digunakan lebih panjang dari penelitian

yang digunakan oleh penulis.

3. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode

analisis regresi data panel Random Effect dengan bantuan software

Eviews 8.0 sebagai alat bantu analisis penelitian. Diharapkan untuk

penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan metode serta alat

bantu analisis yang lain sehingga memberikan hasil penelitian yang

berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan penulis.

4. Uji statistik yang digunakan adalah uji-F dan uji-t satu arah.

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan uji statistik

yang berbeda sehingga implementasi yang diberikan dapat

menghasilkan gambaran bervariasi.

Page 195: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

177

DAFTAR PUSTAKA

Afza, Talat dan Hussain A. 2011. “Determinants of Capital Structure across

selected Manufacturing sectors of Pakistan”. International Journal of

Humanities and Social Sciences, Vol. 1, Issue 12.

Andina, Zulfia. 2013. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan

Penjualan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Kebijakan Hutang”. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

Ashraf, Tanveer dan Safdar Rasool. 2013. “Determinants of Leverage of

Automobile Sector Firms Listed in Karachi Stock Exchange by Testing

Packing Order Theory”. Journal of Business Studies Quartely, 2012,

Volume 4, Number 3, ISSN 2152-1034.

Astuti, Elly. 2014. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang”Jurnal Akuntansi dan Pajak, Vol.

15, No. 02.

Baltagi, H Badi. 2005. “Econometric Analysis of Panel Data”. Third Edition. (e-

book).

Brealey, Myers, & Marcus. 2008. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan

Perusahaan Jilid 2”. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Brigham & Houston. 2006. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan” alih bahasa Ali

Akbar Yulianto. Buku satu. Edisi sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

. 2001. “Manajemen Keuangan”. Edisi kedelapan, Buku II.

Jakarta: Erlangga.

Page 196: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

178

Brigham & Houston. 2009. “Fundamentals of Financial Management”, Jakarta:

Salemba Empat.

. 2011. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. Buku 2. Edisi

11. Jakarta: Salemba Empat.

. 2012. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. Buku 1. Edisi

11. Jakarta: Salemba Empat.

Damayanti, Dinar dan Titin Hartini, S.E, M.Si. 2014. “Pengaruh Profitabilitas,

Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Kebijakan Hutang pada Perusahaan Sektor Consumer Goods di BEI

Periode 2008-2012”

Dwi Karya Susilawati, Christine dan Lidya Agustina. 2012. “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kebijakan Utang Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 16, No. 2

Mei 2012, hlm. 178-187.

Fahmi, Irham. 2011. “Analisis Laporan Keuangan”. Bandung: Alfabeta.

Fahmi, Irham. 2013. “Manajemen Keuangan Teori & Soal Jawab”. Bandung:

Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.

Semarang : Universitas Diponegoro.

. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19”. Edisi V. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. 2009. “Analisis Kelayakan Investasi Bisnis : Kajian Dari Aspek

Keuangan”. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Page 197: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

179

Harmono. 2014. “Manajemen Keuangan : Berbasis Balanced Scorecard,

Pendekatan Teori, Konsep dan Riset Bisnis”. Edisi 1, Cetakan 3. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hidayat, M.Syafiudin. 2013. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan

Dividen, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, danUkuran

Perusahaan terhadap KebijakanUtang”. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1,

No. 1.

Hossain, Md. Imran dan Md. Akram Hossain. 2015. “Determinants of Capital

Structur and Testing of Theories: A Study in the Listed Manufacturing

Companies in Bangladesh”. International Journal of Economics and

Finance, Vol. 7, No. 4, 2015.

Husnan, Suad & Enny Pudjiastuti. 2004. “Dasar-Dasar Manejemen Keuangan”.

Edisi keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Indahningrum, Rizka Putri dan Ratih Handayani. 2009. “Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan,

Free Cash Flow dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang

Perusahaan”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 3, Desember 2009,

Hlm. 189-207.

Karinaputri, Nanda. 2012. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional,

Kebijakan Dividen, Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap

Kebijakan Hutang”. Skripsi Universitas Diponegoro.

Kasmir dan Jakfar. 2007. “Studi Kelayakan Bisnis”. Jakarta: Prenada Media Grup.

Kasmir. 2009. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: Raja Grifindo Persada.

Page 198: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

180

Kasmir. 2010. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Jakarta: Prenada Media Grup.

Keown, Arthur J, dkk. 2000. “Dasar – DasarManajemen Keuangan”. Edisi

ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Mardiyanto, Handono. 2009. “Intisari Manajemen Keuangan”. Jakarta: PT.

Grasindo.

Mardiyanto, Handono. 2009. “Intisari Manajemen Keuangan”. Jakarta: PT.

Grasindo.

Margaretha, Farah. 2014. “Determinants of Debt Policy in Indonesia’s Public

Company”. Review of Integrative Business & Economics Research Vol.

3(2).

Masdupi, Erni. 2005. “Analisis Dampak Struktur Kepemilikan Pada Kebijakan

Hutang Dalam Mengontrol Konflik Keagenan”. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 1, pp 57-69.

Moeljadi. 2006. “Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”.

Jilid 1. Malang: Bayu Media Publishing.

Naini, Dwi Ismiwatis dan Wahidawati. 2014. “Pengaruh Free Cash Flow dan

Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai

Perusahaan”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Vol. 3, No. 4.

Narita, Rona Mersi. 2012. “Analisis Kebijakan Hutang”. Accounting Analysis

Journal.

Ozkan, Aydin. January/ March. 2001. “Determinants of Capital Structure and

Adjusment to Long Run Target Evidence From UK Company Panel Data”.

Journal of Business Finance & Accounting 28 (1) & (2).

Page 199: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

181

Prawironegoro, Darsono. 2009. “Manajemen Keuangan Kajian Organisasi Bisnis

dalam Mencipta Laba dan Nilai Tambah Ekonomi untuk Meningkatkna

Nilai Perusahaan”. Jakarta: Nusantara Consulting.

Riyanto, Bambang. 2001. “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Edisi 4, Cet.

Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. “Manajemen Keuangan”. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Sabir, Mahvish dan Qaisar Ali Malik. 2012. “Determinants of Capital Structure –

A Study of Oil and Gas Sector of Pakista”. Interdisciplinary Journal of

Contemporary Research In Business, Vol. 3, No. 10.

Salvatore, Dominick.2005. “Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global”.

Jakarta: Salemba Empat.

Sanjaya, Riki. 2014. “Variabel-variabel Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang”.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1, Juni 2014, Hlm. 46-60.

Sari, Komang Ayu Novita dan Luh Komang Sudjarni. 2015. “Pengaruh Likuiditas,

Leverage, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap

Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur di BEI”. E-Jurnal

Manajemen Unud, Vol. 4, No. 10.

Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan”. Edisi 4, BPFE : Yogyakarta, 1996.

Sartono, Agus. 2010. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”. Edisi 4.

Yogyakarta: BPFE.

Sjahrial, Dermawan. 2008. “Pengantar Manajemen Keuangan Edisi 2”. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Page 200: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

182

Sugiyono. 2007. “Statistik untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta.

Sukmaja.2009. “Analisis Dampak Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan

Hutang dalam Mengontrol Masalah Keagenan”. Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Suliyanto. 2011. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”.

Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sumarso, Sonny. 2004. “Metode Riset SDM”. Jember: Graha Ilmu.

Susanti, Apit dan Sekar Mayangsari. 2014. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kebijakan hutang pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia”. e-Journal Magister Akuntansi Trisakti, Volume. 1

Nomor. 1 Februari 2014, Hal. 29-50.

Susanti. 2013. “Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Kebijakan

Hutang Perusahaan”. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1, No. 3.

Tampubolon, Manahan P. 2013. “Manajemen Keuangan (Finance Management)”.

Edisi 1. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Van Horne, James C. Dan John M. Wachowicz, JR. 2007. “Prinsip-prinsip

Manajemen Keuangan Buku 2”. Jakarta: Salemba Empat.

VĂTAVU, Sorana. 2013. “Determinants of Corporate Debt Ratios: Evidence

From Manufacturing Companies Listed on The Bucharest Stock

Exchange”. Timisoara Journal of Economics and Business, Vol. 6, Pages

99-126

Wahab, Rabiah Abdul, Mohd Sabri, Mohd Amin dan Khairuddin Yusop. 2012.

“Determinants of Capital Structure od Malaysian Property Developers”.

Page 201: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

183

Middle-East of Scientific Research 11 (8): 1013-1021, 2012 ISSN 1990-

9233.

Widarjono, Agus. 2009. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”. Edisi

ketiga. Yogyakarta: Ekonosia.

Widarjono, Agus. 2010. “Analisis Multivariat Terapan”. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.

Winarno, Wing Wahyu. 2007. “Analisis Ekonometrika dan Statistika Keuangan

dengan Eviews”. Edisi 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. “Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan

Eviews”. Edisi 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Winarno, Wing Wahyu. 2011. “Analisis Ekonometrika dan Statistika Keuangan”.

Edisi 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Yeniatie, dan Nicken Destriana. 2010. “Faktor-faktor yang mempengaruhi

kebijakan hutang pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.12, No.1, April 2010,

Hlm 1-16.

www.idx.co.id

http://www.kemenperin.go.id/artikel/7014/Manufaktur-Ditopang-Sektor-Barang-

Konsumsi (diakses pada tanggal 28 Februari 2016).

Page 202: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

184

LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Sampel Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode 1 Delta Djakarta Tbk DLTA 2 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA 3 Gudang Garam Tbk GGRM 4 Handjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 7 Kalbe Farma Tbk KLBF 8 Merck Indonesia Tbk MERK 9 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 10 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI 11 PT Mandom Indonesia Tbk TCID 12 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 13 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ

Sumber: www.idx.co.id (data diolah 2016)

Page 203: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

185

Lampiran 2: Data Rasio Keuangan Perusahaan

FIRM TAHUN DAR DPR FCF Growth Assets

Growth Sales Likuiditas ROA SIZE Struktus

Aktiva

DLTA

2010 0.1626130 1.089737 (0.169850) (0.06817) (0.046937) 6.330808 0.196966 27.286534 0.201289 2011 0.1770140 1.184834 0.007804 (0.01752) 0.156511 6.009037 0.217929 27.268855 0.170250 2012 0.1973621 0.902498 0.081323 0.07059 0.233591 5.264640 0.286353 27.337062 0.152922 2013 0.2196930 0.725519 0.180895 0.16333 (0.495837) 4.762271 0.311978 27.488352 0.137167 2014 0.2291189 0.513279 0.019573 0.14406 0.014055 4.473236 0.290412 27.622936 0.138889

DVLA

2010 0.2499771 0.227273 0.123420 0.08996 0.068359 3.716746 0.129820 27.473326 0.238809 2011 0.2113104 0.277778 0.042717 0.08059 (0.010860) 4.893322 0.131010 27.550836 0.244890 2012 0.2169413 0.236842 0.078094 0.16442 0.208694 4.310207 0.138560 27.703055 0.231089 2013 0.2313771 0.419643 0.045621 0.10735 0.013155 4.241750 0.105706 27.805020 0.231981 2014 0.2214897 0.301370 0.064547 0.03882 0.001940 5.181298 0.065464 27.843102 0.251530

GGRM

2010 0.3064700 0.301624 0.052760 0.12892 0.143114 2.700834 0.134875 31.056640 0.254813 2011 0.3719176 0.352910 (0.046503) 0.27152 0.111227 2.244794 0.126842 31.296855 0.222749 2012 0.3590425 0.493722 0.047506 0.06193 0.146698 2.170217 0.098019 31.356939 0.278379 2013 0.4206002 0.363110 0.017747 0.22310 0.154246 1.722079 0.086348 31.558332 0.318411 2014 0.4292618 0.294860 0.001287 0.14675 0.175856 1.620165 0.092670 31.695260 0.338162

HMSP

2010 0.5022952 1.040956 0.018314 0.15853 0.113144 1.612501 0.312857 30.652671 0.231744 2011 0.4670047 0.001495 0.573014 (0.05824) 0.218411 1.774706 0.416511 30.592667 0.231679 2012 0.4929648 0.683120 (0.103101) 0.35788 0.260505 1.775790 0.373575 30.898593 0.195036 2013 0.4834795 0.869612 0.050918 0.04408 0.126063 1.752573 0.394385 30.941732 0.224662 2014 0.5243899 1.046061 0.015944 0.03562 0.075507 1.527733 0.352881 30.976728 0.267898

Page 204: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

186

FIRM TAHUN DAR DPR FCF Growth Assets

Growth Sales Likuiditas ROA SIZE Struktus

Aktiva

ICBP

2010 0.2993068 0.071967 0.157436 0.30687 3.481070 2.598043 0.127536 30.223385 0.474765 2011 0.2964676 0.020269 0.140208 0.13932 0.078342 2.871071 0.135589 30.353819 0.436353 2012 0.3248199 0.014736 0.169515 0.16624 0.113989 2.762530 0.128833 30.507603 0.443014 2013 0.3762431 0.014332 0.092233 0.19793 0.163148 2.410628 0.107518 30.688200 0.467651 2014 0.3962337 0.007876 0.154166 0.17128 0.196368 2.183202 0.101257 30.846299 0.453898

INDF

2010 0.4743028 0.276786 0.128889 0.17069 0.026901 2.036490 0.062460 31.487023 0.575302 2011 0.4101022 0.492486 0.064485 0.13347 0.180424 1.909528 0.094641 31.612308 0.542758 2012 0.4244731 0.656839 0.088791 0.10709 0.104278 2.169023 0.082121 31.714039 0.558309 2013 0.5086214 0.246918 0.082479 0.31637 0.153269 1.667299 0.062705 31.988919 0.584283 2014 0.5202594 0.169119 0.101432 0.10730 0.101546 1.807438 0.056000 32.084658 0.522966

KLBF

2010 0.1792196 0.168449 0.144974 0.08485 0.125388 4.393648 0.182912 29.581563 0.283715 2011 0.2125334 1.715306 0.110705 0.17662 0.066988 3.675898 0.186079 29.744206 0.275625 2012 0.2172779 0.487552 0.048875 0.13818 0.249687 3.405397 0.188155 29.873639 0.316019 2013 0.2487926 0.468652 0.002339 0.20143 0.173486 2.839259 0.177131 30.057156 0.337404 2014 0.2098632 0.392499 0.121255 0.09810 0.085389 3.403637 0.171365 30.150734 0.346416

MERK

2010 0.1650346 0.923718 0.114675 0.00184 0.058937 6.227524 0.273236 26.798080 0.246872 2011 0.1543611 0.431767 0.170810 0.34414 0.154387 7.515232 0.395556 27.093832 0.158564 2012 0.2681433 1.722453 (0.082067) (0.02560) 0.012351 3.871243 0.189326 27.067903 0.185357 2013 0.2650530 0.452337 0.077111 0.22393 (0.133492) 3.979465 0.251734 27.269974 0.155979 2014 0.2273357 0.770148 0.129882 0.02820 0.071315 4.585873 0.253241 27.297783 0.169217

MLBI 2010 0.5854582 0.703143 0.007585 0.14456 0.107594 0.944963 0.389520 27.759486 0.474760 2011 0.5656436 0.000881 0.184152 0.07364 0.038313 0.994190 0.415610 27.830538 0.462621 2012 0.7136812 1.436688 (0.096898) (0.05633) (0.156969) 0.580499 0.393564 27.772562 0.598566

Page 205: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

187

FIRM TAHUN DAR DPR FCF Growth Assets

Growth Sales Likuiditas ROA SIZE Struktus

Aktiva

MLBI 2013 0.4458749 0.004317 0.379049 0.54694 1.273150 0.977455 0.669091 28.208840 0.603707 2014 0.7517775 1.535736 (0.137554) 0.25189 (0.161002) 0.513906 0.353222 28.433494 0.634032

SQBB

2010 1.5917142 1.031461 1.685206 (0.89959) (0.272682) 5.688558 2.892966 24.189736 2.540598 2011 0.1638008 0.773953 0.087339 0.13041 0.119781 5.685786 0.331879 26.614237 0.231926 2012 0.1807540 0.901647 0.065425 0.09782 0.133758 4.854632 0.340553 26.707566 0.225958 2013 0.1760157 0.933685 0.060415 0.06054 0.100380 4.967925 0.354998 26.766345 0.218770 2014 0.1969593 0.944522 0.039379 0.09061 0.166649 4.372921 0.358783 26.853084 0.203028

TCID

2010 0.0943033 0.488988 0.088719 0.05290 0.056321 10.684490 0.125516 27.677178 0.416762 2011 0.0976706 0.488121 0.004273 0.07985 0.127976 11.742817 0.124060 27.754004 0.405869 2012 0.1305920 0.493673 0.139672 0.11558 0.118744 7.726538 0.119536 27.863380 0.390748 2013 0.1930225 0.464494 0.122453 0.16200 0.095479 3.573201 0.109529 28.013526 0.504414 2014 0.3074250 0.426451 0.026554 0.26419 0.138224 1.798190 0.094380 28.247954 0.528383

TSPC

2010 0.2632226 0.596330 0.079560 0.10006 0.141468 3.368467 0.136196 28.909061 0.263966 2011 0.2833724 0.379632 0.087651 0.18408 0.125904 2.983525 0.137708 29.078028 0.265481 2012 0.2762428 0.543795 0.063121 0.09002 0.147067 3.093311 0.138910 29.164222 0.267475 2013 0.2856912 0.532128 0.020532 0.16727 0.033794 2.961942 0.124658 29.318893 0.261992 2014 0.2611232 0.581651 0.031346 0.03417 0.095877 3.002186 0.107796 29.352489 0.335798

ULTJ

2010 0.3515767 0.034472 0.129671 0.15807 0.165115 2.000683 0.053386 28.327461 0.523849 2011 0.3799766 0.011701 0.147431 0.08667 0.118045 1.476608 0.058807 28.410583 0.585710 2012 0.3074506 0.039723 0.197293 0.11019 0.336507 2.018187 0.145998 28.515116 0.505771 2013 0.2832795 0.003033 0.069355 0.16145 0.231464 2.470062 0.115637 28.664782 0.443200 2014 0.2235060 0.174549 0.026950 0.03751 0.131944 3.344627 0.097138 28.701605 0.437074

Page 206: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

188

Lampiran 3: Hasil Output Uji Regresi Data Panel

Uji Common Effect Model (OLS)

Dependent Variable: DAR Method: Panel Least Squares Date: 03/26/16 Time: 23:22 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.449757 0.191768 -2.345316 0.0226

DPR -0.000217 0.028539 -0.007604 0.9940 FCF -0.295026 0.101836 -2.897059 0.0054

GROWTH_ASSET -0.086502 0.079948 -1.081979 0.2839 GROWTH_SALES -0.030339 0.018757 -1.617455 0.1114

LIKUIDITAS -0.034693 0.004597 -7.547508 0.0000 ROA 0.430969 0.066758 6.455730 0.0000 SIZE 0.025067 0.006211 4.036073 0.0002

STRUKTUR_AKTIVA 0.321013 0.049120 6.535267 0.0000 R-squared 0.926691 Mean dependent var 0.334814

Adjusted R-squared 0.916218 S.D. dependent var 0.213100 S.E. of regression 0.061682 Akaike info criterion -2.605760 Sum squared resid 0.213062 Schwarz criterion -2.304691 Log likelihood 93.68719 Hannan-Quinn criter. -2.486969 F-statistic 88.48597 Durbin-Watson stat 1.230345 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 207: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

189

Uji Fixed Effect Model

Dependent Variable: DAR Method: Panel Least Squares Date: 03/26/16 Time: 23:22 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.072002 0.912380 -0.078917 0.9375

DPR 0.011073 0.022201 0.498766 0.6204 FCF -0.098631 0.075995 -1.297858 0.2011

GROWTH_ASSET -0.031232 0.066520 -0.469510 0.6410 GROWTH_SALES -0.034950 0.013322 -2.623463 0.0119

LIKUIDITAS -0.017063 0.004973 -3.430919 0.0013 ROA 0.031833 0.119494 0.266401 0.7912 SIZE 0.008112 0.031235 0.259696 0.7963

STRUKTUR_AKTIVA 0.630985 0.118959 5.304218 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.976746 Mean dependent var 0.334814

Adjusted R-squared 0.966176 S.D. dependent var 0.213100 S.E. of regression 0.039192 Akaike info criterion -3.384738 Sum squared resid 0.067584 Schwarz criterion -2.682244 Log likelihood 131.0040 Hannan-Quinn criter. -3.107559 F-statistic 92.40740 Durbin-Watson stat 2.038158 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 208: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

190

Uji Random Effect Model

Dependent Variable: DAR Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/26/16 Time: 23:23 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.527630 0.309744 -1.703440 0.0940

DPR 0.019165 0.021021 0.911696 0.3658 FCF -0.158995 0.071913 -2.210914 0.0311

GROWTH_ASSET -0.091303 0.058543 -1.559593 0.1245 GROWTH_SALES -0.030479 0.012757 -2.389150 0.0203

LIKUIDITAS -0.023938 0.004198 -5.701820 0.0000 ROA 0.276604 0.075505 3.663380 0.0006 SIZE 0.025892 0.010530 2.458872 0.0171

STRUKTUR_AKTIVA 0.401544 0.070780 5.673125 0.0000 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.055081 0.6639

Idiosyncratic random 0.039192 0.3361 Weighted Statistics R-squared 0.949864 Mean dependent var 0.101524

Adjusted R-squared 0.942702 S.D. dependent var 0.170376 S.E. of regression 0.040783 Sum squared resid 0.093141 F-statistic 132.6212 Durbin-Watson stat 1.738838 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics R-squared 0.906369 Mean dependent var 0.334814

Sum squared resid 0.272123 Durbin-Watson stat 0.856865

Page 209: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

191

Lampiran 4: Hasil Uji Pemilihan Model Terbaik Regresi Data Panel

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: FEM2 Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.892654 (12,44) 0.0000

Cross-section Chi-square 74.633590 12 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: DAR Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:17 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.449757 0.191768 -2.345316 0.0226

DPR -0.000217 0.028539 -0.007604 0.9940 FCF -0.295026 0.101836 -2.897059 0.0054

GROWTH_ASSET -0.086502 0.079948 -1.081979 0.2839 GROWTH_SALES -0.030339 0.018757 -1.617455 0.1114

LIKUIDITAS -0.034693 0.004597 -7.547508 0.0000 ROA 0.430969 0.066758 6.455730 0.0000 SIZE 0.025067 0.006211 4.036073 0.0002

STRUKTUR_AKTIVA 0.321013 0.049120 6.535267 0.0000 R-squared 0.926691 Mean dependent var 0.334814

Adjusted R-squared 0.916218 S.D. dependent var 0.213100 S.E. of regression 0.061682 Akaike info criterion -2.605760 Sum squared resid 0.213062 Schwarz criterion -2.304691 Log likelihood 93.68719 Hannan-Quinn criter. -2.486969 F-statistic 88.48597 Durbin-Watson stat 1.230345 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 210: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

192

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: REM2 Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 12.638559 8 0.1249

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. DPR 0.011073 0.019165 0.000051 0.2572

FCF -0.098631 -0.158995 0.000604 0.0140 GROWTH_ASSET -0.031232 -0.091303 0.000998 0.0572 GROWTH_SALES -0.034950 -0.030479 0.000015 0.2440

LIKUIDITAS -0.017063 -0.023938 0.000007 0.0099 ROA 0.031833 0.276604 0.008578 0.0082 SIZE 0.008112 0.025892 0.000865 0.5454

STRUKTUR_AKTIVA 0.630985 0.401544 0.009141 0.0164

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: DAR Method: Panel Least Squares Date: 05/25/16 Time: 19:18 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.072002 0.912380 -0.078917 0.9375

DPR 0.011073 0.022201 0.498766 0.6204 FCF -0.098631 0.075995 -1.297858 0.2011

GROWTH_ASSET -0.031232 0.066520 -0.469510 0.6410 GROWTH_SALES -0.034950 0.013322 -2.623463 0.0119

LIKUIDITAS -0.017063 0.004973 -3.430919 0.0013 ROA 0.031833 0.119494 0.266401 0.7912 SIZE 0.008112 0.031235 0.259696 0.7963

STRUKTUR_AKTIVA 0.630985 0.118959 5.304218 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.976746 Mean dependent var 0.334814

Adjusted R-squared 0.966176 S.D. dependent var 0.213100 S.E. of regression 0.039192 Akaike info criterion -3.384738 Sum squared resid 0.067584 Schwarz criterion -2.682244 Log likelihood 131.0040 Hannan-Quinn criter. -3.107559 F-statistic 92.40740 Durbin-Watson stat 2.038158 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 211: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

193

Lampiran 5: Hasil Output Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas (Uji Jarque Bera)

0

2

4

6

8

10

12

-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15

Series: Standardized ResidualsSample 2010 2014Observations 65

Mean 5.29e-17Median -0.004490Maximum 0.170008Minimum -0.124874Std. Dev. 0.065207Skewness 0.322342Kurtosis 2.954564

Jarque-Bera 1.131219Probability 0.568014

Multikolinearitas

DPR FCF GROWTH _ASSET

GROWTH _SALES

LIKUIDITAS ROA SIZE STRUKTUR

_AKTIVA DPR 1 -0.11825 -0.31004 -0.27232 0.161531 0.259642 -0.3263 -0.01379 FCF -0.11825 1 -0.64573 0.008595 0.089716 0.856981 -0.27888 0.81015 GROWTH_ASSET -0.31004 -0.64573 1 0.331225 -0.2633 -0.69509 0.406042 -0.60723 GROWTH_SALES -0.27232 0.008595 0.331225 1 -0.12712 -0.09766 0.169978 -0.01214 LIKUIDITAS 0.161531 0.089716 -0.2633 -0.12712 1 0.094564 -0.54985 -0.07465 ROA 0.259642 0.856981 -0.69509 -0.09766 0.094564 1 -0.43388 0.794239 SIZE -0.3263 -0.27888 0.406042 0.169978 -0.54985 -0.43388 1 -0.16525 STRUKTUR_AKTIVA -0.01379 0.81015 -0.60723 -0.01214 -0.07465 0.794239 -0.16525 1

Page 212: PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35587/1/DEWI ARIA... · i DETERMINAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG

194

Heteroskedastisitas (Uji Park)

Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/26/16 Time: 23:44 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 13 Total panel (balanced) observations: 65 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -9.980811 8.037879 -1.241722 0.2195

DPR -0.366394 0.739302 -0.495595 0.6221 FCF -2.621598 2.549089 -1.028445 0.3082

GROWTH_ASSET -1.759522 2.046957 -0.859580 0.3937 GROWTH_SALES -0.173299 0.457556 -0.378748 0.7063

LIKUIDITAS -0.220679 0.139804 -1.578484 0.1201 ROA 2.683498 2.198638 1.220527 0.2274 SIZE 0.161633 0.269716 0.599271 0.5514

STRUKTUR_AKTIVA -1.507445 1.949873 -0.773099 0.4427 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 1.217798 0.4224

Idiosyncratic random 1.424072 0.5776 Weighted Statistics R-squared 0.085719 Mean dependent var -3.095482

Adjusted R-squared -0.044892 S.D. dependent var 1.429775 S.E. of regression 1.461515 Sum squared resid 119.6175 F-statistic 0.656291 Durbin-Watson stat 1.737140 Prob(F-statistic) 0.727095

Unweighted Statistics R-squared 0.073488 Mean dependent var -6.679664

Sum squared resid 211.0723 Durbin-Watson stat 1.122058

Autokorelasi (Uji Durbin Watson)

Tolak H0 berarti ada

autokorelasi positif

Tidak dapat diputuskan

Tidak menolak H0 berarti tidak ada

autokorelasi

Tidak dapat diputuskan

Tolak H0 berarti ada

autokorelasi negatif

0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4 1,738838

1,10 1,54 2,46 2,90