16
KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM TIFOID RAWAT INAP ANAK DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: YUDHISTIRA NUGRAHA RACHMAN J500130031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

  • Upload
    vuduong

  • View
    244

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

i

KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM TIFOID RAWAT INAP ANAK

DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE

SAMARINDA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

YUDHISTIRA NUGRAHA RACHMAN

J500130031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM TIFOID RAWAT INAP ANAK

DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE

SAMARINDA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

YUDHISTIRA NUGRAHA RACHMAN

J500130031

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Pembimbing

Utama

Dr. Mohammad Wildan, Sp.A.

NIK. 110.1648

Page 3: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM TIFOID RAWAT INAP ANAK

DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE

SAMARINDA

OLEH :

YUDHISTIRA NUGRAHA RACHMAN

J500130031

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari ........., .................... 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Prof. DR. Dr. Bambang Soebagyo, Sp.A. (K) ( ............................ .. )

( Ketua Dewan Penguji )

2. Dr. Muhammad Shoim Dasuki, M.Kes. ( ............................ .. )

( Anggota Dewan Penguji )

3. Dr. Mohammad Wildan, Sp.A. ( ............................ .. )

( Pembimbing Utama )

Dekan,

DR. Dr. E.M. Sutrisna, M.Kes.

NIK : 919

Page 4: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

iii

PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain yang tertulis dalam naskah

ini kecuali disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan penulis di atas,

maka akan penulis pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 20 Maret 2017

Yudhistira Nugraha Rachman

NIM. J500130031

Page 5: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

1

KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM TIFOID RAWAT INAP ANAK

DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE

SAMARINDA

Abstrak

Latar Belakang: Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh Salmonella

typhi yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan interaksi manusia terhadapnya.

Penyakit ini mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat

menimbulkan wabah. Anak merupakan kelompok paling berisiko terkena demam

tifoid, terutama pada usia sekolah dimana anak lebih banyak berinteraksi dengan

lingkungan. Demam tifoid pada anak memberikan gambaran klinis yang bervariasi

dari yang ringan hingga komplikasi yang membahayakan jiwa, dimana hal ini

mempersulit dokter untuk menegakkan diagnosis.

Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik penderita demam tifoid rawat inap anak

di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif cross sectional

menggunakan data sekunder berupa data rekam medis. Sampel pada penelitian ini

sebanyak 158 rekam medis anak penderita demam tifoid. Data penelitian dianalisis

dengan menggunakan program komputer Statistical package for the Social Science

(SPSS) versi 23.0 for windows.

Hasil: Proporsi tertinggi pada kelompok usia Sekolah (62.0%), Jenis kelamin laki

– laki (57.6%) serta asal Samarinda (74.7%). Gejala klinis terbanyak adalah demam

(100%), Tanda klinis terbanyak adalah Lidah tifoid (10.1%), dan hasil laboratorium

tertinggi adalah Limfositosis (50.0%). Lama rawatan rata – rata anak penderita

demam tifoid adalah 4.68 (5 hari) dengan coefficient of variation 63.9%. Proporsi

Penderita Demam tifoid dengan Limfositosis relatif adalah 17 (10.75%)

Kesimpulan: Tidak didapatkan perbedaan bermakna antara karakteristik klinis

penderita demam tifoid anak dengan kelompok usia Sekolah dan Pra sekolah.

Kata Kunci: Demam tifoid, Pra sekolah, sekolah, kelompok usia, Karakteristik

Abstract

Background: Typhoid fever is a disease caused by Salmonella typhi which is

affected by environmental factors and human interaction towards it. The disease is

contagious and can affect many people that can cause an outbreak. Children are a

group with the most risk of typhoid fever, especially children at school age in which

children interacts more with the environment. Typhoid fever in children provide

clinical picture which varies from mild to life-threatening complications, where it

is difficult for doctors to diagnose.

Objective: To determine the characteristics of children, typhoid fever patients

hospitalized in Abdul Wahab Sjahranie hospital, Samarinda.

Method: This study used a descriptive, cross-sectional research design with

secondary data in the form of medical records. Samples in this research are

amounted to 158 medical records of children with typhoid fever. Data were

analyzed using the computer program of Statistical package for the Social Science

(SPSS) version 23.0 for Windows.

Page 6: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

2

Result: The highest proportion is in the group of school age (62.0%), male gender

(57.6%) and patients originated from Samarinda (74.7%). Most clinical symptoms

were fever (100%), the largest clinical sign is tongue typhoid (10.1%), and the

highest laboratory results are lymphocytosis (50.0%). The average length of

hospitalization in children with typhoid fever was 4.68 (5 days) with a coefficient

of variation 63.9%. The proportion of patients with typhoid fever with relative

lymphocytosis was 17 (10.75%).

Conclusion: There were no significant differences between the clinical

characteristics of children with typhoid fever with the group of school and pre-

school aged.

Keywords: Typhoid fever, pre – school, school, age group, Characteristic.

1. PENDAHULUAN

Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang

disebabkan oleh salmonella typhi. Demam tifoid ditandai dengan panas

berkepanjangan yang diikuti dengan bakteremia dan invasi bakteri salmonella

typhi sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuclear dari hati, limpa,

kelenjar limfe usus dan peyer’s patch (Soedarmo, et al., 2015).

Penyakit ini mudah menular dan dapat menyerang banyak orang

sehingga dapat menimbulkan wabah. Demam tifoid mulai dikenali sebagai

penyakit menular yang disebabkan oleh bacillus (salmonella) pada tahun 1880

di Amerika serikat (filio, et al., 2013).

Demam tifoid terjadi di seluruh dunia, terutama pada negara

berkembang dengan sanitasi yang buruk. Delapan puluh persen kasus tifoid di

dunia berasal dari Banglades, Cina, India, Indonesia, Laos, Nepal, Pakistan.

Demam tifoid menginfeksi setiap tahunnya 21.6 juta orang (3.6/1.000 populasi)

dengan angka kematian 200.000/tahun (Date, et al., 2014; Widodo, 2015;

Ochiai, et al., 2008).

Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di

Asia, yakni 81 kasus per 100.000 populasi per tahun. Prevalensi tifoid banyak

ditemukan pada kelompok usia Sekolah (5 – 14 tahun) yaitu 1.9% dan terendah

pada bayi (0.8%). Kelompok yang berisiko terkena demam typhoid adalah anak

– anak yang berusia dibawah usia 15 tahun (Ochiai, et al., 2008; Depkes RI,

2008).

Page 7: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

3

Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia dengan

angka kejadian yang masih tinggi serta merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan dan sanitasi yang

buruk. Demam tifoid juga merupakan salah satu penyakit menular penyebab

kematian di Indonesia (6% dengan n = 1.080), khusus pada kelompok usia 5 –

14 tahun tifoid merupakan 13% penyebab kematian pada kelompok tersebut

(Retnosari & Tumbelaka, 2000; Depkes RI, 2008; Ahmad, et al., 2016).

Karakteristik Klinis demam tifoid pada anak usia sekolah dengan infant

dan usia <5 tahun berbeda. Pada anak usia sekolah di awitan awal telah

menunjukkan berbagai gejala seperti demam, nyeri perut, malaise, batuk, dan

lain – lain. Pada infant dan <5 tahun, biasanya hanya menunjukkan kondisi

demam dan malaise serta diikuti diare yang sering disangka oleh praktisi

sebagai gejala infeksi virus atau gastroenteritis akut (Nelson, 2004).

Orang tua jarang menyadari bila anaknya mengalami demam tifoid,

kondisi demam yang lama pada anak tidak membuat orang tua untuk membawa

anaknya ke faskes terdekat terlebih dahulu, bahkan pemberian antibiotic secara

mandiri (tanpa resep) sehingga terjadi resistensi dan komplikasi dari demam

tifoid (Ahmad, et al., 2016; Parry, et al., 2011).

Kondisi Kalimantan Timur mendukung penyebaran infeksi Demam

tifoid. Dengan kepadatan penduduk 17 juta/km2 dan mayoritas penduduk

bertempat tinggal di daerah urban (62.08%) serta masih kurangnya sanitasi

yang memenuhi standar layak (Rumah tangga 57.8% dan tempat umum

59.63%). Pada kota samarinda faktor resiko ini lebih meningkat karena kota

Samarinda merupakan kota terpadat di Kalimantan Timur (20.47%) serta

persentase rumah tangga ber – PHBS nya yang masih terhitung rendah

dibandingkan dengan kota lainnya (Samarinda 56%, Balikpapan 73%, Mahulu

81%) (DINKES KALTIM, 2015; Pemerintah kota Samarinda, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Survei Pendahuluan di RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, jumlah penderita demam tifoid anak yang

di rawat inap pada tahun 2014 adalah 184 penderita dari 1.046 pasien rawat inap

anak (17.5%), pada tahun 2015 adalah 153 penderita dari 1.442 pasien rawat

Page 8: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

4

inap anak (10.6%) dan pada tahun 2016 bulan januari hingga april adalah 37

pasien dari 908 pasien rawat inap anak (4.07%).

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka perlu dilakukan

penelitian mengenai karakteristik penderita demam tifoid rawat inap anak di

RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain cross

sectional. Penelitian ini dilakukan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

pada bulan Januari 2017. Populasi pada penelitian ini adalah pasien demam

tifoid yang berumur 2 – 18 tahun yang berada di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda periode April 2014 – April 2016.

Jumlah sampel yang digunakan adalah 158 rekam medis. Sumber data

yang digunakan adalah data sekunder. Data ini diperoleh dengan cara mencatat

hasil rekam medis pasien demam tifoid berupa usia, tempat asal, jenis kelamin,

gejala klinis, tanda klinis, dan lama rawat inap. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis dengan menggunakan program Statistical for Social Science (SPSS)

versi 23.0 for windows.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

Karakteristik dasar subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Karakteristik dasar subjek penelitian

Sumber: Data Sekunder diolah, Januari 2017

No. Variabel Kategori Frekuensi Persentase

1. usia

2. Jenis kelamin

3. Asal

Sekolah

Pra Sekolah

Laki – Laki

Perempuan

Samarinda

Luar Samarinda

98

60

91

67

118

40

62.0%

38.0%

57.6%

42.4%

74.7%

25.3%

Page 9: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

5

Berdasarkan Tabel 1 frekuensi tertinggi berdasarkan usia adalah

kelompok usia Sekolah yaitu 62.0% (98 orang), berdasarkan jenis kelamin

adalah laki – laki yaitu 57.6% (91 orang), dengan Sex ratio = 91/67 x 1 =

1.3:1 (135%) yang berarti setiap 100 populasi perempuan terdapat 135 laki

– laki. Berdasarkan asal penderita proporsi tertinggi adalah Samarinda yakni

74.7% (118 orang).

Tabel 2 Distribusi Proporsi Gejala Klinis Penderita Demam Tifoid

Sumber: Data Sekunder diolah, Januari 2017

Berdasarkan tabel 2 proporsi gejala klinis tertinggi adalah demam

(158/100%) dan terendah adalah diare (10/6.3%).

Tabel 3 Distribusi Proporsi Tanda klinis Penderita Demam Tifoid anak

Sumber: Data Sekunder diolah, Januari 2017

Berdasarkan tabel 3 proporsi tanda klinis tertinggi adalah lidah tifoid

(16/10.1%) dan terendah adalah Gangguan kesadaran (10/6.3%).

Tabel 4 Distribusi Proporsi hasil Laboratorium Penderita Demam Tifoid

Gejala Klinis Proporsi

Total Positif Negatif

Demam

Persentase%

Mual

Persentase%

Muntah

Persentase%

Diare

Persentase%

Nyeri Perut

Persentase%

Batuk

Persentase%

158

100.0%

86

54.4%

89

56.3%

10

6.3%

73

46.2%

60

38.0%

0

0.0%

72

45.6%

69

43.7%

148

93.7%

85

53.8%

98

62.0%

158

158

158

158

158

158

Tanda Klinis Proporsi

Total Positif Negatif

Lidah Tifoid

Persentase%

G. Kesadaran

Persentase%

16

10.1%

10

6.3%

142

89.9%

148

93.7%

158

158

Variabel Proporsi

Total Positif Negatif

Uji Widal 58 100 158

Page 10: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

6

Sumber: Data Sekunder diolah, Januari 2017

Berdasarkan tabel 4 proporsi Hasil laboratorium tertinggi adalah

limfositosis (79/50.0%) dan terendah adalah Trombositosis (6/3.8%).

Tabel 5 Lama Rawatan Rata – rata Penderita Demam Tifoid anak di RSUD Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda

Sumber: Data Sekunder Diolah 2017

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata – rata

Penderita Demam tifoid anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda

adalah 4,68 hari (5 hari), Standard Deviation (SD) 2.993, dan nilai

coefficient of variation sebesar 63.9% yang berarti lama rawatan rata – rata

anak penderita Demam Tifoid bervariasi, dimana lama rawatan minimum

adalah 1 hari dan lama rawatan maksimum adalah 26 hari.

3.2 Pembahasan

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Penderita Demam Tifoid berdasarkan Jenis

kelamin dan Kelompok usia

Persentase%

Tubex

Persentase%

Leukositosis

Persentase%

Leukopenia

Persentase%

Trombositosis

Persentase%

Trombositopenia

Persentase%

Limfositosis

Persentase%

Eosinofilia

Persentase%

Anemia

Persentase%

36.7%

75

47.5%

13

8.2%

36

22.8%

6

3.8%

31

19.6%

79

50.0%

22

13.9%

38

24.1%

63.3%

83

52.5%

145

91.8%

122

77.2%

152

96.2%

127

80.4%

79

50.0%

136

86.1%

120

75.9%

158

158

158

158

158

158

158

158

Lama Rawatan Rata – rata

Mean 4.68

Standard Deviation 2.993

Variance 8.957

Minimum 1

Maximum

Coefficient of variation

26

63.9%

Page 11: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

7

Sumber: Data Sekunder diolah, Januari 2017

Prevalensi Demam Tifoid Anak di Indonesia lebih sering pada anak

kelompok usia Sekolah yaitu 1.9% dibandingkan dengan Usia dibawahnya

seperti bayi yang 0.8%. Sedangkan untuk angka insidensi terbanyak

Demam tifoid di Indonesia adalah usia 2 – 15 tahun (Purba, et al., 2016).

Pada penelitian ini Jumlah pasien demam tifoid lebih banyak pada

kelompok usia Sekolah yakni 62% (98 orang).

Hasil ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Rohman

dimana jumlah penderita Demam tifoid tertinggi pada kelompok usia 15 –

24 tahun (Rohman, 2010). Sebaliknya, pada penelitian Rustam jumlah

penderita Demam tifoid tertinggi pada kelompok usia 20 – 29 tahun (23.5%)

(Rustam, 2010).

Pada penelitian ini ditemukan bahwa Anak penderita Demam tifoid

paling banyak pada Jenis kelamin laki – laki (57.6% / 91 orang). Hasil ini

juga berlaku pada kedua Kelompok Usia (Sekolah 57.1% dan Pra Sekolah

58.3%). Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Rizka dimana laki laki

persentasenya adalah 64.5% (Rizka, 2013).

Laki – Laki dinyatakan lebih beresiko terkena Demam tifoid

dikarenakan lebih sering melakukan aktivitas di luar rumah sehingga lebih

mudah untuk terkena infeksi Salmonella typhi melalui lingkungan

(Sholikhah & Sustini, 2013). Namun, banyak penelitian yang mendapatkan

sampel Penderita demam tifoid dengan jenis kelamin laki laki dan

perempuan dengan perbedaan jumlah yang tidak terlalu bermakna.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi klinis demam tifoid berdasarkan kelompok usia

Usia

Demam G. Gastrointestinal G. Kesadaran

+ - + - + -

n % n % n % n % n % n %

Sekolah 98 100% 0 0% 82 66.1% 16 47.1% 6 6.1% 92 93.9%

Kelompok Usia Jenis Kelamin

Total Laki – Laki Perempuan

Sekolah

Persentase%

Pra Sekolah

Persentase%

56

57.1%

35

58.3%

42

42.9%

25

41.7%

98

60

Page 12: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

8

Pra Sekolah 60 100% 0 0% 42 33.9% 18 52.9% 4 6.7% 56 93.3%

Sumber: Data Sekunder diolah, Januari 2017

Pada tabel 4.8 dan gambar 4.3 didapatkan bahwa semua pasien

mengalami demam (100%), kemudian diikuti dengan gangguan abdomen

(Sekolah 66.1%, Pra sekolah 33.9%) dan klinis yang paling sedikit adalah

Gangguan kesadaran (sekolah 6.1%, Pra sekolah 6.7%)

Demam adalah gejala demam tifoid yang terjadi karena Salmonella

typhi merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada

jaringan meradang (Widodo, 2015). Ini menunjukkan bahwa sensitivitas

gejala klinis penderita Demam Tifoid adalah gejala demam. Pada demam

Tifoid, demam berlangsung sampai dengan minggu (14 hari), dan pada

minggu ketiga demam akan turun bila penderita mendapat perawatan yang

baik. (Nelson, 2004).

Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rizka di

RSUD DR. Pirngadi Medan tahun 2013 dengan desain Deskriptif bahwa

semua penderita demam tifoid mengalami demam (100%) (Rizka, 2013).

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Gejala dan Tanda klinis dengan Kelompok usia

Gejala dan tanda klinis

Usia

Sekolah Pra Sekolah

+ - + -

Demam 98 0 60 0

Mual 60 38 26 34

Muntah 62 36 27 33

Diare 7 91 3 57

Nyeri Perut 54 44 19 41

Batuk 30 68 30 30

Lidah Tifoid 11 87 5 55

Gangguan Kesadaran 6 92 4 56

Sumber: Data Sekunder diolah, Januari 2017

Gangguan Gastrointestinal pada anak paling banyak adalah gejala

muntah, hasil ini sama pada dua kelompok usia (Sekolah 63.3% dan Pra

sekolah 43.3%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ahmad,

dimana penemuan Klinis Gangguan Gastrointestinal pada anak usia >6

Page 13: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

9

tahun dengan anak usia 1 – 5 tahun mayoritas adalah muntah (Ahmad, et

al., 2016).

Gambar 1 Distribusi Proporsi Hasil Laboratorium penderita demam tifoid

Grafik dari gambar 1 menunjukkan proporsi tertinggi dari hasil

laboratorium adalah Limfositosis (79/50.0%) diikuti dengan uji Tubex

(75/47.5%) dan yang terendah adalah Trombositosis (6/3.8%). Hasil ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ifeanyi dimana penderita

demam tifoid 61% mengalami limfositosis (Ifeanyi, 2014).

Pasien demam tifoid umumnya pada hasil pemeriksaan darah tepi

ditemukan kondisi Anemia, LED meningkat, Trombositopenia,

Leukopenia, dan Limfositosis relatif. Pada anak – anak hasil ini lebih

bervariatif tergantung dari kondisi imunitas anak dan invasi dari bakteri

Salmonella typhi (Nelson, 2004; Soedarmo, et al., 2015).

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Hasil Laboratorium + Hasil Laboratorium -

Page 14: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

10

Gambar 2 Distribusi Leukopenia dengan Limfositosis positif dan negative

Berdasarkan gambar 2 menunjukkan pasien demam tifoid

leukopenia yang mengalami Limfositosis Relatif (47%) dengan pasien yang

tidak mengalami limfositosis relatif (53%) tidak didapatkan perbedaan yang

besar. Jumlah pasien keseluruhan yang mengalami Limfositosis relative

adalah 17(10.75%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Khan, dimana pasien dengan limfositosis relative berjumlah 5(16.7%).

(Khan, et al., 1998).

Limfositosis Relative merupakan Gejala khas Pada Demam tifoid

dimana jumlah leukosit menurun dan disertai peningkatan jumlah Limfosit.

Limfositosis relative merupakan salah satu pendukung diagnosis Demam

tifoid terutama pada daerah Tropis, dimana penyebab demam pada anak

sangat bervariasi. (Zuuren & Bond, 2015; Nelson, 2004).

4. PENUTUP

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Proporsi tertinggi

pada pasien demam tifoid rawat inap anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Samarinda pada kelompok usia Sekolah (62.0%), Jenis kelamin laki – laki

(57.6%) serta asal Samarinda (74.7%). Gejala klinis terbanyak adalah demam

(100%), Tanda klinis terbanyak adalah Lidah tifoid (10.1%), dan hasil

laboratorium tertinggi adalah Limfositosis (50.0%). Lama rawatan rata – rata

47%53%

Leukopenia

Limfositosis Positif Limfositosis Negatif

Page 15: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

11

anak penderita demam tifoid adalah 4.68 (5 hari) dengan coefficient of variation

63.9%. Proporsi Penderita Demam tifoid dengan Limfositosis relatif adalah 17

(10.75%).

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S., Banu, F., Kanodia, P., Bora, R., Ranhotra, A., 2016. Evaluation of

Clinical and Laboratory Profile of Typhoid Fever in Nepalese Children - A

Hospital - Based Study. International Journal of Medical Pediatrics and

Oncology, 2(2), pp. 60-66.

Date, K. A., Bentsi-Enchill, A., Fox, K. K., Abeysinghe, N., Mintz, E. D., Khan,

M. I., Sahastrabuddhe, S., Hyde, T. B., 2014. Typhoid Fever Surveillance and

Vaccine Use South-East Asia and Western Pacific Regions, 2009 - 2013.

morbidity and mortality week report, 63(2), pp. 855-860.

Depkes RI, 2008. Laporan Nasional RISKESDAS 2007. http://www.depkes.go.id

Dinkes Kaltim, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014.

http://www.depkes.go.id

Filio, M., Gregory, T., Marianna, K. & George , A., 2013. mary mallon (1869 -

1938) and the history of typhoid fever. annals of gastroenterology, Volume

26, pp. 1 - 3.

Ifeanyi, O. E., 2014. Changes In Some Haematological Parameters in Typhoid

Patients Attending University Health Services Department of Michael Okpara

University of Agriculture, Nigeria. Int.J.Curr>microbiol.App.Sci, 3(1), pp.

670-674.

Khan, M., Coovadia, Y. M., Connoly, C. & Sturm, A. W., 1998. The Early

Diagnosis of Typhoid Fever to The Widal Test and Bacteriological Culture

Result. Acta Tropica, Volume 69, pp. 165-73.

Nelson, 2004. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th ed. pennsylvania: Saunders

Elsevier.

Ochiai, R., Acosta, C. J., Baiqing, D., Bhutta, Z. A., Clemens, J. D., Farrar, J., 2008.

A Study Of Typhoid Fever in Five Asian Countries: Disease Burden and

Implications for Control. bulletin of the world health organization, 86(4), pp.

260-268.

Parry, C. M., Wijedoru, L., Arjyal, A. & Baker, S., 2011. The Utility of Diagnostic

Tests for Enteric Fever in Endemic Locations. expert review of anti-infective

therapy, 9(6), pp. 711-725.

Pemerintah kota Samarinda, 2014. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

tahun 2015. bappeda.samarindakota.go.id

Page 16: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS …eprints.ums.ac.id/50690/27/naspub.pdf · Di Indonesia insidensi kasus demam typhoid masih termasuk tinggi di Asia, yakni 81 kasus per 100.000

12

Purba, I. E., Wandra, T., Nugrahini, N., Nawawi, S., Kandun, N., 2016. Program

Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia: tantangan dan peluang. Media

LITBANGKES, 26(2), pp. 99-108.

Retnosari, S. & Tumbelaka, A. R., 2000. pendekatan diagnostik serologik dan

pelacak antigen salmonella typhi. Sari Pediatri, 2(2), pp. 90-95.

Rizka, 2013. Profil Penderita Demam Tifoid pada Orang Dewasa di RSUD

DR.Pirngadi Medan pada April 2012 - 2013, Medan: Skripsi FK - USU.

Rohman, 2010. Distribusi Penderita Demam Tifoid Menurut Umur dan Gejala

(Studi Kasus Di RSI.Roemani). prosiding seminar nasional unimus 2010, pp.

88-90.

Rustam, M. Z. A., 2010. Hubungan Karakteristik Penderita dengan Kejadian

demam Tifoid pada pasien rawat inap di RSUD Salewangan Maros. Pasca

Sarjana FKM UNAIR, pp. 1-63.

Sholikhah, H. H. & Sustini, F., 2013. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Tentang Foodborne Disease pada Anak usia Sekolah di SDN Babat Jerawat I

Kecamatan Pakal Kota Surabaya. 16(4), pp. 351-362.

Soedarmo, P., Garna, H., Hadinegoro, S. R. S., Satari, H. I., 2015. Buku Ajar Infeksi

dan pediatri Tropis. 2nd ed. jakarta: badan penerbit IDAI.

Widodo, D., 2015. Demam Tifoid. In: Siti, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th

ed. jakarta: interna publishing, pp. 549-558.

Zuuren, E. J. V. & Bond, S., 2015. DynaMed Plus. [Online]Available at:

http://www.dynamed.com/login.aspx?direct=true&site=DynaMed&id=1145

46 [Accessed 28 september 2016].