12
Kelompok 3 D-3keperawatan ummi

Promkes Pp

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nurse

Citation preview

Kelompok 3 RINDI CAMPAKA PERTIWI RISMA RISMIATI RINA MARLIANA SITI RAHMAWATI DEWI SUSILAWATI ILHAM RAMDANI AHFAZ FAUZI

Kelompok 3RINDI CAMPAKA PERTIWIRISMA RISMIATIRINA MARLIANASITI RAHMAWATIDEWI SUSILAWATIILHAM RAMDANIAHFAZ FAUZI

D-3keperawatan ummi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di intitusi pelayanan Kesehatan:

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan.

Institusi Kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat seperti rumah sakit, Puskesmas dan klinik swasta.

indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan yaitu :

Menggunakan air bersih

Menggunakan Jamban

Membuang sampah pada tempatnya

Tidak merokok di institusi kesehatan

Tidak meludah sembarangan

Memberantas jentik nyamuk

Tujuan PHBS di institusi Kesehatan Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi kesehatan. Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan. Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.

Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan Pasien. Keluarga Pasien. Pengunjung. Petugas Kesehatan di institusi kesehatan. Karyawan di institusi kesehatan.

Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan

Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :

Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi

kesehatan yang sehat.

Terhindar dari penularan penyakit.

Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan

peningkatan kesehatan pasien.

Bagi Institusi Kesehatan :

Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.

Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

Bagi Pemerintah Daerah :peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik.

Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.

Langkah-langkah Pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan:

Analisis Situasi

Pembentukan Keiompok Kerja Penyusunan Kebijakan PHBS di Institusi Kesehatan.

Pembuatan Kebijakan PHBS di Institusi Kesehatan

Penyiapan Infrastruktur

Sosialisasi Penerapan PHBS di Institusi Kesehatan

Penerapan PHBS

Pengawasan dan Penerapan sanksi

Pemantauan dan Evaluasi

A. HADITS DAN AYAT ALQURAN TENTANG KESEHATAN

Kesehatan dalam Islam Pandangan Islam tentang kesehatan jauh melampaui pandangan dari peradaban manapun. Islam telah menyandingkan kesehatan dengan keimanan, sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

Mintalah oleh kalian kepada Allah ampunan dan kesehatan, Sesungguhnya setelah nikmat keimanan, tak ada nikmat yang lebih baik yang diberikan kepada seseorang selain nikmat sehat. (HR Hakim).

Pandangan Islam yang tinggi terhadap kesehatan itu sesungguhnya bagian integral dari totalitas sistem kehidupan Islam. Sistem ini didesain Allah SWT secara unik untuk diterapkan pada institusi politik yang Dia desain secara unik pula, yakni Khilafah. Rasulullah saw. telah membangun fondasi yang kokoh bagi perterwujudan upaya preventif-promotif dan kuratif. Ini terjadi saat syariah Islam turun secara sempurna dan diterapkan secara sempurna pula. Upaya preventif seperti mewujudkan pola emosi yang sehat, pola makan yang sehat, pola aktivitas yang sehat, kebersihan, lingkungan yang sehat, perilaku seks yang sehat serta epidemi yang terkarantina dan tercegah dengan baik tak lain adalah buah manis yang niscaya dapat dinikmati saat syariah Islam diterapkan secara kaffah Diriwayatkan oleh Imam Muslim ra, beliau berkata :

Abu bakar bin Abi Syaibah dan Ibnu Numair meriwayatkan kepada kami, mereka berdua berkata Abdullah bin idris meriwayatkan kepada kami dari Rabiah bin Utsman dari Muhammad Bin Yahya bin Habban dari Al-Araj dari Abu Hurairah ra. Beliau berkata Rasullullah saw bersabda:

Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada seorang mukmin yang lemah, dan keduannya memiliki kebaikan. Bersegeralah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah didalam melakukannya dan janganlah meresa lemah, jika sesuatu menimpamnu, maka janga kamu mengatakan seandainya aku melakuakannya niscaya akan begini dan begitu, akan tetepi ucapkan lah, ini adalah ketentuan dari Allah, dia melakukan apa yang dikehendekakinya. Karena kata seandainya dapat membuka tipu daya syaitan.(HR.Muslim)

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda : 5 perkara dari perintah agama mencukur rambut kemaluan, khitan, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku.

(HR Jamaah)

Dari Anas bin Malik ra berkata : ditentukan waktu bagi kami dalam mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencabut bulu kemaluan, yaitu kiranya tidak kami biarkan lebih dari 40 malam.(HR Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, Tirmidzi, Nasai dan Abu dawud).

Dalam Islam, kesehatan juga dipandang sebagai kebutuhan pokok publik, Muslim maupun non-Muslim. Karena itu, Islam telah meletakkan dinding yang tebal antara kesehatan dan kapitalisasi serta eksploitasi kesehatan. Dalam Islam, negara (Khilafah) bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan semua warga negara. Rasulullah saw. Bersabda:

Imam (Khalifah) yang menjadi pemimpin manusia laksana penggembala. Hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap (urusan) rakyatnya. (HR al-Bukhari).

Kesehatan Gratis untuk Semua Upaya kuratif direalisasikan di atas prinsip-prinsip etik kedokteran yang tinggi. Ini menjadi faktor penting agar setiap pasien memperoleh pelayanan penuh, rasa aman, nyaman, dipelihara jiwa dan kehormatannya sebagai sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah SWT.

prinsip etik kedokteran :

larangan menggunakan metode pengobatan yang membahayakan akidah

Martabat

jiwa dan fisik pasien