24
KOMPARASI KEANEKARAGAMAN SERANGGA HERBIVORA ANTARA LAHAN PERKEBUNAN KUINI (Mangifera odorata) DAN AREAL PENDUDUK DI DESA HANDIL DAHAM KECAMATAN ANJIR MUARA KABUPATEN BARITO KUALA PROPOSAL PENELITIAN SEBAGAI TUGAS AKHIR PELEJARAN PENELITIAN Dosen Pembimbing : Drs. Abidinsyah,M.Pd Di susun Oleh Muhammad Natsir ( 306.08.24.054 ) SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

Proposal Aku

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Aku

KOMPARASI KEANEKARAGAMAN SERANGGA HERBIVORA

ANTARA LAHAN PERKEBUNAN KUINI (Mangifera odorata) DAN

AREAL PENDUDUK DI DESA HANDIL DAHAM KECAMATAN ANJIR

MUARA KABUPATEN BARITO KUALA

PROPOSAL PENELITIAN SEBAGAI TUGAS AKHIR

PELEJARAN PENELITIAN

Dosen Pembimbing : Drs. Abidinsyah,M.Pd

Di susun Oleh

Muhammad Natsir

( 306.08.24.054 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

STKIP PGRI

BANJARMASIN

2010/2011

Page 2: Proposal Aku

A. JUDUL PENELITIAN

KOMPARASI KEANEKARAGAMAN SERANGGA HERBIVORA ANTARA LAHAN

PERKEBUNAN KUINI (Mangifera odorata) DAN AREAL PENDUDUK DI DESA

HANDIL DAHAM KECAMATAN ANJIR MUARA KABUPATEN BARITO KUALA

B. PENDAHULUAN

Serangga merupakan kelompok organisme yang paling banyak jenisnya dibandingkan

dengan kelompok organisme lainnya dalam Phylum Arthropoda. Hingga saat ini telah diketahui

sebanyak lebih kurang 950.000 spesies serangga didunia, atau sekitar 59,5% dari total organisme

yang telah dideskripsi (Sosromartono, 2000). Tingkat keragaman serangga yang sangat tinggi

dapat beradaptasi pada berbagai kondisi habitat, baik yang alamiah seperti hutan-hutan primer

maupun habitat buatan manusia seperti lahan pertanian dan perkebunan (Siswanto & Wiratno,

2001).

Tingginya keanekaragaman serangga berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produk

pertanian yang dihasilkan. Kestabilan populasi hama dan musuh alaminya umumnya terjadi pada

ekosistem alami sehingga keberadaan serangga hama pada pertanaman tidak lagi merugikan.

Kenyataan tersebut perlu dikembangkan sehingga mampu menekan penggunaan pestisida untuk

menekan serangga hama di lapangan, terutama pada tanaman-tanaman yang mempunyai nilai

ekonomi tinggi (Siswanto & Wiratno, 2001).

Informasi tentang keanekaragaman hayati pada areal perkebunan kuini sangat diperlukan

dalam mendukung perkembangan komoditas tersebut secara organik untuk terwujudnya sistem

pertanian berkelanjutan dan berbasis pada kelestarian ekosistem. Organisme yang sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya tanaman kuini adalah serangga herbivora.

Keanekaragaman serangga herbivora baik dalam hal kelimpahan dan kepunahan maupun

kekayaannya juga sangat terkait dengan tingkat tropik lainnya. Hal ini disebabkan adanya

interaksi yang terjadi, baik diantara kelompok fungsional serangga maupun dengan tumbuhan

yang selanjutnya akan membentuk keanekaragaman serangga itu sendiri. Penurunan

keanekarangaman spesies serangga herbivora dapat menimbulkan ”efek domino” terhadap

keanekaragaman musuh alami serangga-serangga herbivora tersebut. Kemungkinan ini cukup

Page 3: Proposal Aku

beralasan karena serangga herbivora mendukung hampir setengah dari jumlah spesies predator

dan parasitoid (Bernays, 1998).

Alasan lainnya adalah sebagian besar spesies serangga herbivora berifat monofag. Dari

hasil inventori yang dilakukan terhadap 5000 spesies serangga herbivora di Inggris diketahui

bahwa 80% diantaranya bersifat monofag dan kurang dari 10% memakan tanaman lebih dari 3

famili (Schoonhoven et all., 1998). Selain itu setiap spesies serangga membutuhkan mikrohabitat

yang unik atau spesifik. Semakin sedikit spesies tumbuhan yang dijumpai pada suatu areal,

semakin sedikit variasi mikrohabitat yang tersedia dan semakin sedikit pula spesies serangga

yang mampu didukungnya. Upaya yang serius untuk menunjang ketersediaan mikrohabitat

tersebut perlu dilakukan.

Salah satu penyebab berkurangnya serangga herbivora di perkebunan kuini di karenakan

semakin padatnya penduduk yang bermukim di daerah perkebunan itu. Namun demikian, sejauh

ini belum ada laporan tentang sejauh mana keanekaragaman serangga herbivora pada areal

tersebut dibandingkan dengan lahan kuini. Berkaitan dengan hal itu diperlukan suatu penelitian

secara terencana untuk membangun suatu database bagi keperluan pengelolaan hama kuini

dimasa mendatang.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu bagaimana

keanekaragaman serangga herbivora yang ditemukan pada perkebunan kuini dibandingkan

dengan yang ada dalam areal penduduk.

D. BATASAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diberikan batasan masalah sebagai berikut :

1. Serangga yang diteliti adalah serangga herbivora yang berada di lokasi perkebunan kuini

2. Serangga yang masih berbentuk larva ataupun telor tidak dimasukkan perhitungan

3. Serangga yang disajikan sampel adalah serangga yang masuk perangkap.

Page 4: Proposal Aku

E. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbandingan keanekaragaman serangga herbivora antara lahan kuini dan areal

penduduk di Desa Handil Daham Kecamatan Anjir Muara Kabupaten Barito Kuala.

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai informasi bagi masyarakat dan mahasiswa mengenai Komparasi Keanekaragaman

Serangga Herbivora antara Lahan Perkebunan Kuini (Mangifera odorata) dan Areal

Penduduk.

2. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa biologi khususnya mata kuliah Ekologi hewan dan

Zoologi Invertebrata.

G. TINJAUAN PUSTAKA

a. Keanekaragaman Spesies

Keanekaragaman spesies adalah perbandingan antara jumlah spesies dan jumlah total

individu dalam suatu komunitas yang berkaitan dengan kestabilan lingkungan dengan komunitas

yang berbeda. Keanekaragaman memiliki peranan penting untuk menentukan batas kerusakan

yang dilakukan terhadap sistem alam oleh turut campurnya manusia (Michael, 1994)

Keanekaragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies dalam suatu

daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies di antara jumlah total individu dari seluruh spesies

yang ada. Keanekaragaman yang tinggi menunjukan bahwa suatu komunitas memiliki

kompleksitas tinggi, karena dalam komunitas itu terjadi interaksi spesies yang tinggi pula.

Jumlah spesies dalam komunitas adalah penting dari segi ekologi, karena keanekaragaman

spesies akan bertambah bila komunitas stabil. Ganggauan parah dapat menyebabkan penurunan

yang nyata dalam keanekaragaman. Keanekaragaman yang besar juga mencirikan sejumlah besar

populasi (Michael, 1994)

Page 5: Proposal Aku

b. Tinjauan umum tentang Serangga Herbivora

Serangga memiliki nama ilmiah Insecta, dan merupakan salah satu dari kelas binatang

beruas atau Arthropoda. Serangga disebut juga heksapoda yang berasal dari kata heksa yang

artinya 6 (enam) dan kata podos yang berarti kaki. Kelas insekta termasuk dalam sub filum

Atelocerata. Insekta merupakan kelas terbesar dalam filum arthropoda, beranggota 675.000

spesies yang tersebar disemua penjuru dunia. Insekta merupakan invertebrata yang hidup di

darat, di tempat kering dan dapat terbang (Jasin, 1993).

Menurut Lilies (1991) kelas insekta dibedakan menjadi 2 subkelas yaitu subkelas

Apterygota (serangga tak bersayap) clan subkelas pterygota (serangga bersayap). Kelas serangga

herbivora terbagi dalam beberapa ordo diantaranya yaitu :

1. Ordo Protura

Termasuk serangga primitif dengan tubuh hanya beberapa milimeter. Tidak mempunyai

sayap, antena, dan mata, tetapi memiliki bintik hitam di kiri kanan kepala. Fungsi antena

digantikan oleh kaki depan yang selalu diangkat ke atas, sehingga berjalan hanya dengan

kaki depan dan belakang. Habitatnya di tempat sejuk dan lembap, seperti di bawah batu-

batuan, serasah, tanah berhumus, batang pohon roboh, dan di kulit pohon. Terdiri atas lebih

dari 100 jenis teridentifikasi.

2. Ordo Diplura

Langsing dan kecil, berukuran 5-10 mm. Tidak bersayap dan tidak bermata, antena panjang.

Ekornya berupa sepasang rambut atau pencapit. Hidup tersembunyi di tempat-tempat

lembap, di bawah serasah, sampah, humus, batu-batuan, dan sebagainya. Gerakannya cepat

dan takut cahaya. Makan tanaman segar atau busuk, jamur, dan binatang kecil. Jenis

teridentifikasi sekitar 100 jenis.

Page 6: Proposal Aku

3. Ordo Collembola (agas-agas)

Termasuk serangga bertubuh kecil dengan panjang beberapa milimeter dan tidak bersayap.

Antena cukup panjang, umumnya bermata. Di ujung bawah abdomen terdapat semacam ekor

untuk meloncat. Menyukai lingkungan yang basah atau lembap, biasa ditemukan di antara

lumut, humus, sampah, sarang semut dan rayap, gua, serta di sekitar perairan tawar maupun

laut. Agas-agas yang hidup di sarang semut atau rayap tidak bermata dan berekor pegas.

Makanan utamanya spora dan semaian tanaman. Agas-agas yang hidup di permukaan air

makan ganggang renik. Jenis teridentifikasi mencapai 1500.

4. Ordo Thysanura (perak-perak/renget)

Menyukai lingkungan yang sejuk dan lembap seperti di hutan, kebun, dan juga lingkungan

kering dalam rumah seperti pada laci meja, lemari pakaian, lemari buku, tumpukan

kertas/karton, serta gudang. Beberapa hidup di sarang semut atau rayap. Tubuhnya gepeng

mengecil ke belakang atau agak silindris, panjang 10-20 mm, bersisik putih keperak-perakan,

kelabu, atau coklat kehitaman, dan mengkilat.

Kepalanya agak besar, berantena panjang, bermata besar atau kecil, dan tidak bersayap. Jenis

yang hidup di sarang semut atau rayap tidak bermata. Berekor berupa 2-3 rambut kaku

panjang yang dinamakan sersi. Gerakannya cepat, umumnya menghindari tempat-tempat

terang. Makanannya tumbuhan mati dan busuk, jamur, lumut, jili dan buku, kertas, dan juga

pakaian. Jenis teridentifikasi sekitar 40 jenis, contoh yang biasa ditemukan dalam rumah

adalah Lepisma saccharina.

5. Ordo Orthoptera (belalang, jangkrik)

Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga

memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya

dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen

(disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya

Page 7: Proposal Aku

umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap,

walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang.

6. Ordo Blattaria (lipas)

Sudah hidup sejak zaman karbon (350-270 juta tahun yang lalu). Pada kedua sisi kepala

terdapat mata majemuk berwarna hitam. Tepat di bawah mata terdapat cekungan tempat

keluar antena filliform (bentuk benang). Di antara kedua pangkal antena terdapat mata

tunggal yang disebut osellus.

Lipas mempunyai mulut tipe penggigit dan pengunyah. Memiliki dua pasang sayap. Sayap

depan disebut tegmina, liat seperti kulit atau perkamen, tidak tembus cahaya, untuk

melindungi sayap belakang yang lebih besar, halus, tipis, transparan, serta digunakan untuk

terbang. Habitatnya adalah hutan, pemukiman manusia, serta tempat gelap, kotor, dan

lembap. Makanannya berupa daun yang mulai membusuk, ranting lapuk, bahan dan sisa

makanan manusia, bahkan kotoran manusia.

Dapat menularkan penyakit disentri (Entamoeba hystolica), lepra (Mycobacterium leprae),

mycorysis yaitu keracunan saluran pencernaan akibat jamurAspergillus sp., serta menjadi

inang cacing pita. Namun ada beberapa jenis yang hidup di hutan dan timbunan sampah yang

berperan sebagai perombak sisa-sisa tanaman atau bangkai hewan sehingga membantu

menyuburkan tanah.

7. Ordo Mantodea (belalang)

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga

ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki

ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan

dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut

stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya

panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun

sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya

berukuran lebih besar dari belalang jantan.

Page 8: Proposal Aku

8. Ordo Lepidoptera (kupu-kupu)

Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo

Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap). Secara sederhana,

kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan

ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan gengat

kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan

menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu

biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau

kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga

secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. (van Mastrigt dan Rosariyanto,

2005). Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya. Di Jawa dan Bali saja tercatat lebih

dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar

lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis (Whitten dkk., 1999).

9. Ordo Hymenoptera (tawon, lebah)

Lebah madu adalah salah satu jenis serangga dari sekitar 20.000 spesies lebah. Saat ini ada

sekitar tujuh spesies lebah madu yang dikenal dengan sekitar 44 subspesies. Semua spesies

ini termasuk dalam genus Apis. Mereka memproduksi dan menyimpan madu yang dihasilkan

dari nektar bunga. Selain itu mereka juga membuat sarang dari lilin, yang dihasilkan oleh

para lebah pekerja di koloni lebah madu.

Koloni

Dalam suatu kelompok (disebut "koloni") terdapat tiga "kasta", yaitu :

* lebah ratu;

* lebah betina (juga dikenal sebagai "lebah pekerja"); dan

* lebah jantan.

* Seekor lebah yang mengumpulkan serbuk sari.

Page 9: Proposal Aku

10. Ordo Coleoptera (kumbang)

Kumbang adalah salah satu binatang yang memiliki penampilan seperti kebanyakan spesies

serangga. Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap berlapis", dan berisi spesies yang sering

dilukiskan di dalamnya dibanding dalam beberapa ordo lain dalam kerajaan binatang. Empat

puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan

spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang

diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta. Kumbang dapat ditemukan hampir di

semua habitat, namun tidak diketahui terjadi di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka

dengan ekosistem mereka dilakukan dengan berbagai cara. Mereka sering makan pada

tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan binatang dan tumbuhan, dan memangsan

invertebrata lain. Beberapa spesies dimangsa berbagai binatang seperti burung dan mamalia.

Jenis tertentu merupakan hama agrikultur, seperti Kumbang kentang Colorado Leptinotarsa

decemlineata.

Keanekaragaman spesies terdiri dari 2 komponen yakni :

1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

2. Kesamaan spesies. Kesamaan menunjukkan bagaimana kelimpahan species itu (yaitu

jumlah individu, biomass, penutup tanah, dsb) tersebar antara banyak species itu.

(Anonimous, 2008).

Serangga ditemukan hampir di semua ekosistem. Semakin banyak tempat dengan

berbagai ekosistem maka terdapat jenis serangga yang beragam. Serangga yang berperan

sebagai pemakan tanaman disebut hama, tetapi tidak semua serangga berbahaya bagi

tanaman. Ada juga serangga berguna seperti serangga penyerbuk dan pemakan tumbuhan.

Untung (1996) berpendapat bahwa setiap serangga mempunyai sebaran khas yang

dipengaruhi oleh biologi serangga, habitat dan kepadatan populasi.

Page 10: Proposal Aku

c. Tinjauan umum tentang Perkebunan Kuini

Penelitian dilaksanakan di Desa Handil Daham Kecamatan Anjir Muara Kabupaten

Barito Kuala. Lokasi penelitian merupakan perkebunan kuini yang di kelola secara bekerja sama

antara penduduk sekitar dengan dinas pertanian dengan luas kebun sekitar 4000 m ( 80 m x 50

m). Desa Handil Daham mempunyai hawa sejuk yang memungkinkan serangga herbivora

berkembang biak di perkebuan tersebut. Menurut Jumar (2000) kelembapan tanah, udara, dan

kelembapan tempat hidup merupakan factor penting yang mempengaruhi distibusi, kegiatan dan

perkembangan serangga. Tanaman Kuini ( Mangifera odorata) atau buah kuini adalah sejenis

buah-buahan dari keluarga Anacardiaceae yang berasal dari Semenanjung Malaysia. Kuini

(Mangifera odorala Grift) merupakan salah satu tanaman buah eksotik tropik yang mempunyai

rasa dan aroma yang unik yang disukai hampir semua orang. Disamping dalam bentuk segar,

aromanya yang unik dapat dipergunakan juga untuk memberikan rasa dan aroma pada makanan

lain. Pohon kuini berukuran sedang, dengan tinggi antara 10-15 (jarang hingga 20) m. Berbatang

lurus dengan tajuk bundar atau bundar telur melebar. Seluruh bagian tanaman, apabila dilukai,

akan mengeluarkan getah berbau terpentin, yang mula-mula bening namun lama kelamaan akan

menjadi coklat kehitaman. Getah ini bersifat menggatalkan bila terkena kulit. Daun tunggal

tersebar, bentuk lonjong sampai lanset, 12-35 x 4-10 cm, dengan ujung daun meluncip pendek,

bertangkai 3-7 cm yang pangkalnya menggembung. Helai daun menjangat, dengan urat-urat

daun yang tampak jelas terutama di sisi bawah.

a. Klasifikasi Kuini

Kerajaan : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Page 11: Proposal Aku

d. Faktor Lingkungan yang berpengaruh terhadap Hewan secara umum

a. Cahaya

Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh respon terhadap cahaya, sehingga timbul

jenis serangga yang aktif pada siang pagi, siang, sore, atau malam hari. Cahaya matahari

dapat mempengaruhi aktivitas dan distibusi lokalnya (Jumar, 2000)

b. Kelembaban Udara dan Tanah

Kelembaban yang dimaksud dalam bahasan ini adalah kelembaban tanah, udara dan

tempat hidup insekta di mana merupakan faktor penting yang mempengaruhi distribusi,

kegiatan, dan perkembangan serangga. Dalam kelembaban yang sesuai serangga biasanya

lebi tahan terhadap suhu ekstrem. (Jumar, 2000)

c. pH Tanah

Pengukuran tanah sangat penting dalam ekologi hewan tanah karena keberadaan dan

kepadatan hewan tanah sangat tergantung pada pH tanah. Hewan tanah ada yang memilih

hidup pada pH tanah yang asam dan ada pula yang senang pada pH basa.

d. Angin

Angin berperan dalam membantu penyebaran serangga, terutama bagi serangga yang

berekuran kecil. Angin juga mempengaruhi kandungan airdalam tubuh serangga, karena

angin mempercepat penguapan dan penyebaran udara ( Jumar, 2000)

e. Suhu Udara

Serangga memiliki kisaran suhu tertentu dimana dia dapat hidup. Diluar kisaran suhu

tersebut serangga akan mati kedinginan atau kepanasan. Pengaruh suhu ini jelas terlihat

pada proses fisiologi serangga. Pada suhu tertentu aktivitas serangga tinggi, akan tetapi

pada suhu yang lain akan berkurang (menurut) pada umumnya kisaran suhu yang efektif

adalah : suhu minimum 150C, suhu optimum 250C dan suhu maksimum 450c. Pada suhu

Page 12: Proposal Aku

yang optimum serangga mampu untuk melahirkan keturunan besar atau kematian

(mortalitas) sebelum batas umur akan sedikit. (Jumar, 2000:92)

e. Penelitian yang Relevan

a. Hasil penelitian tentang serangga (insekta) yang dilakukan oleh Susilawati (2000) pada

beberapa tipe penggunaan Lahan diperoleh ordo Lepidoptera, famili terdapat pada hutan

sekunder adalah famili Danaidae (D2), Hesperidae (H1), Lycanidae (L1) ditemukan pada

siang hari dan famili Geometridae (G2) yang ditemukan pada malam hari

b. Hasil penelitian tentang serangga (insekta) yang dilakukan oleh Zahrial Fajri pada

Tumbuhan Kelapa Sawit di peroleh 13 spesies serangga herbivora baik pada siang hari

maupun malam hari, yaitu Aphis melliferai Linnaeus, Dissostura sp,

Bactrocodermaaculiferum, Stagmomantis sp, Gryllus sp, Leptocorixa acuta, Apis indica,

Helanithermis sp, Valanga nigri Cornis, Tenodora sp, Periplaneta Americana, subordo

Anisoptera, Superfamily Hesperioidea.

c. Hasil penelitian tentang serangga (insekta) yang dilakukan oleh Bambang Irwanto pada

tumbuhan mangga di peroleh 6 spesies serangga herbivora baik pada siang hari maupun

malam hari, yaitu B. dorsalis complex, Sternocetus frigidus F, Noorda albizonalis, S.

frigidus, Bactrocera dorsalis Hendel, Biosteres sp.

H. METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif dengan teknik

pengambilan sampel secara observasi yaitu pengamatan langsung kelapangan untuk

mendapatkan gambaran tentang komparasi keanekaragaman serangga herbivora antara lahan

kuini dan areal penduduk di Desa Handil Daham Kecamatan Anjir Muara Kabupaten Barito

Kuala.

Page 13: Proposal Aku

2. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua jenis serangga herbivore pada perkebunan kuini dengan

luas sekitar 4000 m dengan jarak anta jebakan 8 m. Sedangkan sampel penelitian adalah semua

jenis serangga herbivore yang tertangkap dalam perangkap.

3. Alat dan Bahan penelitian

a. Alat

1) Alat yang digunakan antara lain perangkap nampan kuning (yellow-pan trap)

perangkap jebakan (pitfall trap), perangkap cahaya (ligh trap), skop kecil, jerigen 5

liter, timba kecil, botol film, kuas kecil, baskom, mikroskop

2) Karena digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan dan gambar untuk setiap

spesies yang diperoleh.

3) Pinset digunakan untuk mengambil hewan serangga herbivora pada saat identifikasi.

4) Roll meter digunakan untuk mengukur area penelitian.

5) Lux meter digunakan untuk mengukur intensitas cahaya (Lux).

6) Higrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara (%).

7) Soil tester digunakan untuk mengukur pH dan kelembaban tanah (%).

8) Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin (m/s)

9) Tali plastik digunakan untuk memberi nama atau nomor pada botol sampel.

10) Lup digunakan untuk mengamati spesies yang di dapat.

Page 14: Proposal Aku

11) Buku-buku determinasi serangga herbivora digunakan untuk identifikasi spesies yang

didapat dalam pengamatan.

b. Bahan

1. Alkohol 70%, formalin 4%, deterjen, aquadest, tali rafia, kertas lebel, kantong plastik,

dan kain kasa.

4. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

a. Melakukan observasi pendahuluan ke lokasi penelitian

b. Membuat surat izin penelitian

c. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian

2. Tahap pelaksanaan

a. Mengukur lokasi tempat penelitian seluas (80mx50m)

b. Pengambilan Sampel Serangga dilakukan dengan cara memasang perangkap di

lapangan.

c. Ada tiga perangkap yang digunakan untuk mengambil sampel yaitu pitfall trap,

yellow-pan trap dan ligh trap.

d. Pemasangan perangkap dilakukan pada lahan kebun kuini dan areal penduduk Plot

berukuran ± 2 x 2 m masing-masing sebanyak 4 buah dengan jarak antar plot ± 100

m, kemudian pada masing-masing plot ditempatkan 4 buah pitfall trap dan 4 buah

yellow-pan trap.

e. Kedua perangkap tersebut di isi dengan campuran formalin 4% dan deterjen cair 4%

hingga setengah bagian. Kedua perangkap ini dipasang selama 12 jam mulai dari

pukul 06.00 wib hingga 18.00 wib.

Page 15: Proposal Aku

f. Ligh trap di pasang pada malam hari sebanyak 2 buah dengan cara di gantung pada

cabang kayu atau tonggak dengan ketinggian ± 3 m. Sebagai penjebak serangga, di

bagian bawah ligh trap dipasang baskom yang yang berisi campuran formalin 4%

hingga setengah bagian.

g. Serangga yang tertangkap dimasukan kedalam tabung film dan diberi label sesuai

dengan jenis perangkap masing-masing dan kemudian dibawa ke laboratorium untuk

disortir dan diidentifikasi hingga tingkat morfospesies.

5. Teknik Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh danalisis secara deskriptif dan statistik dengan urutan

sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi jenis serangga herbivora yang ditemukan dengan pustaka sebagai berikut :

Bernay (1998), Jumar (2000), Lilies (1991).

2. Untuk menghitung keanekaragaman jenis serangga dengan menggunakan indek keragaman

Shannon-Winner (odum,1996) sebagai berikut :

H’ = -∑ Pi Log Pi

Keterangan :

Pi = Kemelimpahan proporsional dari jenis ke-1 sehingga : Pi = Ni/N

Ni = Jumlah individu suatu spesies

N = Jumlah total individu smua jenis dalam komunitas

H’ = Nilai indeks Keanekaragaman

Dalam penelitian ini, indeks diversitas(keanekaragaman) ditetapkan sebagai berikut :

a. Rendah, apabila H < 1

b. Sedang, apabila H = 1 – 3

Page 16: Proposal Aku

c. Tinggi ,apabila H > 3

3. Untuk menghitung kemelimpahan digunakan rumus nilai penting (NP) menurut (Michael :

1994)

Nilai penting (NP) = Kerapatan relative + Dominasi relative

Rapatan = jumlah total individu spesies . Jumlah total kuadrat yang digunakan Dalam pengambilan sampel

Kemelimpahan relative spesies = Jumlah total individu jenis . x 100 Jumlah total individu seluruh Spesies yang tercatat

Dominasi = daerah basal atau pucuk total . Total daerah diambil sampelnya

Dominasi relatif = dominasi spesies tertentu . x 100 Total dominasi seluruh spesies

Page 17: Proposal Aku

I. DAFTAR PUSTAKA

Bernays, E.A. 1998. Evolution of feeding behavior in insect herbivoras: Successeen as different

ways to eatwithout being eaten. Bioscience 48(1): 35-44.

Colwell, R.K. 2000. EstimateS: statistical estimate of species richness and shared species from

sample. Version 6.0b1 [serial online]. http://www.vicerov,eeb.ucoon.edu/estimates.

Siswanto & Wiratno. 2000. Biodervisitas serangga pada tanaman panili (Vlanillaplanipolia)

dengan tanaman penutup tanah Arachis pintoi K. (Proseding Seminar Nasional III).

Perhimpunan Entomologi Indonesia. Bogor.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian .Rineka Cipta : Jakarta

Lilies, S. Christina. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius: Yogyakarta.

http ://www.bingregory.com/wp-content/uploads/2009/12/kuini

http ://Zahrial fazri jonleo.blogspot.com, tanggal 16 Februari 2011

Bambang, Irwanto. 2008. Inventarisasi Hama-Hama Penting dan Parasitoid Pada Buah Mangga

(Mangifera sp) Di Laboratorium FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA MEDAN.