Upload
ratnaindriyani
View
60
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lp ikterus
Citation preview
PROPOSAL
PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN SALAK
UNTUK MENGURANGI NYERI PADA HEMOROID
Di Susun Oleh :
RIDA NINTAMI (2220112007)
RIZKI MEITA PUTRI (2220112008)
ROSSA SULISTYOWATI (2220112009)
3C
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga tugas untuk mata kuliah “Riset Keperawatan” yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Ekstrak Daun Salak untuk Mengurangi Nyeri Pada Hemoroid ”
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan proposal kali ini, kami mendapat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pengajar mata kuliah Riset Keperawatan
2. Teman – teman mahasiswa/i yang selalu memberikan kritik dan sarannya.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu
hingga akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas mata Riset Keperwatan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, seperti pepatah
mengatakan “tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca guna menyusun laporan-laporan nanti ke arah yang lebih baik. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 27 Desember 2013
Penulis
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanaman yang tumbuh di muka bumi ini diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia misalnya untuk bahan makanan, obat-obatan dan lain sebagainya.
Bahkan menurut Pilnius dalam (Tjitrosoepomo,1994), semua tumbuhan mempunyai
daya pengobatan. Budaya bangsa yang berkaitan pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan penyakit, lebih banyak menggunakan tumbuhan. Hal ini didukung oleh
melimpahnya berbagai macam flora yang berkhasiat di tanah air (Sodibyo, 1998). Hal
ini memacu untuk melakukan penyelidikan ilmiah guna memperoleh kepastian
khasiat tumbuhan tersebut.
Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah lama dilakukan oleh manusia.
Tumbuhan mempunyai manfaat untuk obat berbagai penyakit. Tumbuhan yang
merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah
Indonesia (Anonim, 2000). Salah satu tumbuhan tersebut adalah Daun
Salak(Gaertner) Voss. Arecaceae).
Daun salak merupakan daun majemuk dengan tulang daun menyirip.
Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun
berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak daun
berbentuk lanset dengan ujung meruncing, berukuran sampai 8 x 85 cm, sisi bawah
keputihan oleh lapisan lilin. daging daun seperti perkamen.Daun salak sangat
berkhasiat menghilangkan penyakit ambeien yang belum parah. Caranya, 3 helai daun
salak direbus dengan segelas air, kemudian air rebusan tersebut disaring dan diminum
dengan gula merah.
Gula aren atau biasa yang disebut dengan gula merah. Gula aren dihasilkan
dari nira pohon aren atau enau (arangapinnata) dengan pengolahan yang masih
terbilang tradisional. Manfaat dari gula aren dan zat yang terkandung dalam gula
arensalah satunya yaituacid yang dapatmencegah sembelit dan wasir (hemoroid).
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid
sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita
hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan
juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.
Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan
hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.
Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemorod yang
terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer anal disebut
hemorod eksternal. (brunner & suddarth, 1996).
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%
penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden
penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-
65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan
perasaan yang sangat tidak nyaman.
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu
menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan
atau prolaps.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Bagaimana Pengaruh penggunaan ekstrak daun salak untuk
mengurangi nyeri pada hemoroid?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentangpengaruh penggunaan ekstrak daun salak untuk mengurangi
nyeri pada hemoroid.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengaruh penggunaan ekstrak daun salak.
b. Diketahuinya pengursngsn nyeri psds hemoroid.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Universitas
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi pihak
Institusi Universitas sehingga dapat memberikan informasi tentang pentingnya
daun salak untuk mengurangi nyeri pada hemoroid.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi sebagai upaya
peningkatan mutu dalam proses penelitian.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman, wawasan, dan ilmu
pengetahuan serta dapat mengetahui tentangpengaruh ekstrak daun salak untuk
mengurangi nyeri pada hemoroid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekstrak Daun Salak
1. Klasifikasi Tanaman Salak
Klasifikasi tanaman bayam secara lengkap adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus : Salacca
Spesies : Salacca zalacca
Morfologi Tumbuhan Salak
2. Pengertian Tumbuhan Salak
Tumbuhan palma berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang,
tangkai berduri banyak, tumbuh menjadi rumpun yang rapat dan kuat.
Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang, tumbuhan
ini tidak berkayu.
Salak adalah tanaman tropis yang memiliki nama ilmiah Salacca Edulis yang
hanya tumbuh di daerah tropis dan banyak diminati oleh masyarakat Eropa dan
Amerika. Menurut Nikolai Ivanovich Vavilov, ahli botani asal Rusia, memastikan
bahwa asal tanaman buah salak adalah kawasan Indo – Malaya. Pada
perkembangan selanjutnya, salak banyak dibudidayakan oleh negara-negara
Filipina, Thailand, Jepang dan Queensland. Salak yang dikenal dengan nama
Salaca edulis atau dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai snake fruit (dijuluki
dengan nama itu karena kulitnya seperti kulit ular) memiliki lebih dari 20 spesies.
Di Indonesia, salah satu daerah yang menjadi komoditas unggulan buah salak
adalah daerah Bali. Di Bali, buah salak terus dikembangkan sebagai komoditas
ekspor. Daerah-daerah lain di Indonesia yang juga mengembangkan komoditas
buah salak adalah Jawa Barat,Sumatera Selatan dan Maluku.
3. Pengertian Daun Salak
Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m tangkai daun, pepepah dan anak daun
berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak
daun berbentuk lenset dengan ujung meruncung, berukuran sampai 8x85 cm, sisi
bawah keputihan oleh lapisan lilin.
4. Manfaat Buah Salak
Salak diyakini bisa mengobati sakit diare. Juga bermanfaat untuk kesehatan
kulit dan kuku. Dalam mengkonsumsi buah salak, sebaiknya tidak membuang
kulit ari buah salak (kulit tipis yang menempel pada buah salak) karena kulit ari
tersebut ternyata berkhasiat dalam memperlancar BAB. Salak juga ternyata
bermanfaat untuk kesehatan mata. Penelitian oleh Nurfi Afriansyah, MSc dari
Pusat Litbang Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa
kandungan betakaroten dalam 100 gram salak lebih banyak 5,5 kali dari buah
mangga, 3 kali dari buah jambu biji dan 5 kali dari buah semangka merah.
Betakaroten adalah salah satu zat anti oksidan yang banyak terdapat dalam
sayuran wortel, yang notabene sangat berkhasiat untuk kesehatan mata.
Selain itu buah salak juga untuk membantu program diet.Kandungan zat gizi
dan fitonutrien yang ada di dalam buah salak memang berpotensi membantu
program diet. Di dalam buah salak terdapat vitamin C sebanyak 2 mg, tanin dan
serat. Kita mengetahui bahwa serat dapat memberikan rasa penuh atau kenyang
lebih lama karena memerlukan waktu untuk diserap oleh usus.
5. Manfaat Daun Salak
Daun salak sangat berkhasiat mengurangi rasa nyeri pada penyakit wasiratau
hemoroid yang belum parah. Caranya, 3 helai daun salak direbus dengan segelas
air, kemudian air rebusan tersebut disaring dan diminum dengan gula merah.
Minumlah dua kali sehari, pagi dan malam hari.
Dalam gula aren terkandung beberapa unsur makro dan mikronutrien,
diperkirakan, kandungan keduanya dalam gula aren lebih tinggi dibandigkan gula
putih. Gula merah juga mengandung zat salah satunya yaitu acid yang berfungsi
sebagai mencegah sembelit dan wasir (hemoroid). Beberapa kandungan
mikronutrien dalam gula aren antara lain : Thiamine (vitamin B1), Riboflavin
(vitamin B2), Nicotinic Acid (vitamin B3), Pyridoksin (vitamin B6),
Cyanocobalamin (vitamin B12), Ascorbic Acid (Vitamin C), dan Garam mineral.
B. Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan
utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi
bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan
diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih
banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Smeltzer, 2001).
Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan, berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi
menimbulkan kerusakan jaringan (IASP, 1979).
Intensitas nyeri gambaran seberapa parah nyeri ysng dirasakan individu.
Pengukuran intensitas nyeri sangat subyektif dan individual, dan kemungkinan
nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang
berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan obyektif yang paling mungkin
adalah menggunkan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri (Tamsuri,
2006).
2. Klasifikasi Nyeri
Menurut Smeltzer (2001), nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Nyeri akut
Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan
dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau
cedera telah terjadi. Hal ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini
benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk menghindari situasi serupa
yang secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi
dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan
terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan
biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat
dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam
bulan.
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu
penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan
penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan
yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk diobati karena biasanya
nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada
penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat penting
bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya
menjadi masalah dengan sendirinya.
3. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan sensivitas nyeri
Menurut Smeltzer, (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi respon nyeri adalah :
a. Pengalaman masa lalu
Individu yang mempunyai pengalaman yang multiple dan berkepanjangan
dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri
dibanding dengan orang yang hanya mengalami sedikit nyeri. Bagi
kebanyakan orang, bagaimanapun, hal ini tidak selalu benar. Sering kali, lebih
berpengalaman individu dengan nyeri yang dialami, makin takut individu
tersebut terhadap peristiwa yang menyakitkan yang akan diakibatkan.
b. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas
seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan
suatu perasaan ansietas. Pola bangkitan otonom adalah sama dalam nyeri dan
ansietas. Sulit untuk memisahkan suatu sensasi. Paice (1991) melaporkan
suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian limbik yang diyanikini
mengendalikan emosi seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbik dapat
memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk atau
menghilangkannyeri.
c. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Ada
perbedaan makna dan sikap dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok
budaya. Suatu pemahaman tentang nyeri dari segi makna budaya akan
membantu perawat dalam merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk
klien yang mengalami nyeri (Potter, 2005).
d. Usia
Usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada
anak-anak dan lansia. Perkembangan, yang ditemukan diantara kelompok usia
ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-nak dan lansia bereaksi terhadap
nyeri. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan mengungkapkan dan
mengekspresikan nyeri.
e. Efek Plasebo
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk tablet,
kapsul, cairan injeksi dan sebagainya. Plasebo umumnya terdiri atas
gula,larutan salin normal, dan atau air biasa. Karena plasebo tidak memiliki
efek farmakologis, obat ini hanya memberikan efek dikeluarkannya produk
ilmiah (endogen) endorfin dalam sistem kontrol desenden, sehingga
menimbulkan efek penurunan nyeri (Tamsuri, 2006).
4. Pengukuran Nyeri
Pengukuran nyeri dapat dilihat dari tanda-tanda karakteristik yang ditimbulkan,
yaitu:
a. Nyeri ringan umumnya memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi
b. Nyeri sedang atau moderat memiliki karakteristik : Peningkatan frekuensi
c. pernafasan, Peningkatan tekanan darah, Peningkatan kekuatan otot, dilatasi
pupil.
d. Nyeri berat memiliki karakteristik : Muka pucat, Otot mengeras, Penurunan
frekuensi nafas dan tekanan darah, Kelelahan dan keletihan.
C. Hemoroid
1. Pengertian Hemoroid
Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering
terjadi namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan
perdarahan. Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh
masyarakat awam. Sudah pasti kehadirannya akan mengundang segelintir rasa
tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga
aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial.
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid
sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada
wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan
janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena
hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan
merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah
melahirkan. Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu
hemorod yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer
anal disebut hemorod eksternal. (brunner & suddarth, 1996).
2. Klasifikasi Hemoroid
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
a. Hemoroid interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat
pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika
tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid
eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit
karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah
bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus
diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus
dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk
dengan sendirinya.
Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan
sendirinya tetapi harus di dorong
Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat
defikasi tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul
trombus yang di ikuti infeksidan kadang kadang timbul perlingkaran anus,
sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada yang
menyempit hemoriod yang keluar itu, padahal pendapat ini salah karena
muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda
banyak pada saat membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi. Inkaserata
maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis tapi tidak demikiaan
halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid .
b. Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di
bawah otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan
bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal.
Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan
hemoroid interna.
Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus
dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus
eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
1. Sering rasa sakit dan nyeri
2. Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf
pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .
Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau
lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit
pembuluh darah.
3. Penyebab dari Hemoroid
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik
dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk
konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran
prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai
hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis
superior mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu system portal tidak
mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor Resiko hemoroid :
a. Keturunan
Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
b. Anatomic
Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang
mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya
c. Pekerjaan
Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat,
mempunyai predisposisi untuk hemoroid
d. Umur
Pada umur tua timbul digenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter
menjadi tipis dan atonis
e. Endokrin
Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi
hormon kelaksin).
Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi
dalam rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat.
f. Fisiologis
Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita
dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis
g. Radang
Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu
berkurang.
4. Patofisiologi Hemoroid
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi,
konstipasi menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan
peningkatan tekanan intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan
elevasi yang tekanna yang berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis
mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan gejala gatal atau priritus anus
akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat
dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan
akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan. Proses di atas
menimbulkan diagnosa gangguan intregritas kulit, nyeri, kekurangan volume
cairan, dan kelemahan.
5. Manifestasi Klinis Hemoroid
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak
selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan
perdarahan atau prolaps.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
wawancara dalam penelitian ini, peneliti ingin mempelajari tentang pengaruh
terapi musik terhadap nyeri persalinan dengan menganalisis perbedaan nyeri
persalinan dengan obat medis dan penyembuhan nyeri persalinan dengan
terapi musik.
B. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada ibu post partum di Rumah Bersalin Widuri
Sleman Yogyakarta.
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan (Nursalam, 2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah empat orang ibu post partum di
Rumah Bersalin Widuri Sleman Yogyakarta yang akan dilaksanakan pada
bulan Januari sampai Februari 2016.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).
Sempel dalam penelitian ini adalah ibu post partum yang menggunakan
terapi musik dan ibu post partum yang mengkonsumsi obat nyeri (asam
mefenamat, SF)
D. Variable Penelitidan Definisi Operasional
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati
(Sugiyono, 2005).
1. Variable Independent : Pengurangan Nyeri Akibat Persalinan
Definisi Oprasional : Mendengarkan Musik Sebagai Terapi
AlatUkur : Wawancari
Skala :
Kriteria : 1 (mendengarkan terapi musik),
0 (mengkonsumsi obat-obatan medis)
2. Variable Dependen : Rasa Nyaman setelah medengarkan terapi
musik.
Definis iOprasional : Penilaian pengurangan rasa nyeri setalah
mendengarkan terapi music dan mengkonsumsi obat-obatan medis.
Alat Ukur : Wawancara
Skala :
Kriteria : Nyaman (Nyeri berkurang setelah terapi musik
diberikan),
Tidak Nyaman (Nyeri tidak berkurang setelah
terapi music diberikan)
E. Alat Dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Handphone
2. Obat-obat medis
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Sebelum dilakukan pengambilan data dengan cek list lembar kuesioner,
maka terlebih dahulu cek list lembar kuesioner akan diujikan pada
populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian.
Pada penelitian ini uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan ke ibu post
partum di Rumah Bersalin Widuri, yang sama-sama mengalami nyeri
persalinan, namun menggunakan dua cara pengobatan yang berbeda,
dengan pengobatan medis dan pengobatan terapi. Jumlah sampel yang
akan digunakan pada uji validitas dan reliabilitas sebanyak 2 orang.
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas
internal, yaitu mencari validitas dengan cara mengkorelasikan skor
item dengan skor totalnya (keseluruhan item). Adapun teknik korelasi
yang akan digunakan dalam uji validitas kuesioner akan menggunakan
teknik Korelasi Rank Spearman. Statistik ini berguna untuk
menentukan korelasi antara dua variabel yang diukur dengan skala
pengukuran ordinal, dimana taraf signifikasi dalam penelitian ini
adalah 5%.
Dengan rumus :
r = 1- 6∑D2
N3-N
Dimana:
r : Nilai korelasi
N : Jumlah responden
D : Selisih jenjang
Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap butir
itemdengan skor total item yang dilakukan dengan menggunakan uji
Spearman. Jika r hitung> r tabel maka signifikan, artinya terdapat korelasi
antara item tersebut dengan total item, sehingga item tersebut dikatakan
valid. Namun jika sebaliknya, maka item tersebut tidak valid dan tidak
digunakan dalam analisis
b. Uji Reliabilitas
Setelah mengukur validita, maka perlu pengukuran relibialitas data
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak (Hidayat, 2007). Dalam
penelitian ini akan menggunakan rumus Alpa Cronbach dan Kuder-
Richardson KR 20. Uji Alpa Cronbach dapat digunakan untuk menguji
reliabilitas skala likert atau instrumen yang item-itemya dalam bentuk
esai.
Rumusnya ialah:
α = ( k ) ( 1-∑s2i )
k-1 s2i
Dimana:
k = Jumlah item
∑s2i = Jumlah varians skor total
s2i = varians responden untuk item ke i
Adapun KR 20 digunakan untuk kuesioner Pada penelitian ini akan
digunakan untuk menguji tingkat pengetahuankuesioner
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data dengan kuesioner akan dilakukan pada bulan Januari-
Februari 2016 pengambilan data akan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 2
asisten peneliti, yang terlebih dahulu dilatih bagaimana cara pengambilan data.
Cek list kuesioner diisi sendiri oleh peneliti setelah melakukan observasi
kepada responden di Rumah Bersalin Widuri Sleman Yogyakarta
Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan pengolahan data dengan:
1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden
2. Mengecek kelengkapan data
3. Memberi skor untuk setiap kuesioner
H. Rencana Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan melalui beberapa tahap sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Tahap Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan di Rumah Bersalin Widuri Sleman
Tujuan dari studi pendahuluan tersebut adalah untuk mengetahui
adanya pengaruh penggunaan terapi musik dalam mengatasi nyeri
yang disebabkan oleh proses persalinan.
1. Pembuatan Proposal
2. Penyelesaian administrasi dan perijinan penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
a. Pengambilan Data
Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Januari
sampai Februari 2016 Informasi mengenai pasien di dapatkan
dari data penelitian di Rumah Bersalin Widuri.
Peneliti atau asisten peneliti akan terlebih dahulu
memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dari penelitian
yang akan dilakukan kepada calon responden. Bagi calon
responden yang bersedia menjadi responden, terlebih dahulu
diminta untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan
menjadi responden penelitian. Kemudian baru di lakukan
observasi.
b. Editing Data
Memeriksa data-data yang terkumpul, baik kelengkapan dan
konsistensi dari setiap hasil observasi.
c. Pengolahan Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan komputer.
I. Analisa Data
Penelitian ini menggunakan analisa data uji t-test untuk mengetahui
keefektifitas perbandingan dalam penggunaan terapi musik sebagai pengurang
nyeri paska persalinan juga penggunaan obat medis sebagai pengurang nyeri.
Uji-t termasuk dalam golongan statistika parametrik. Statistik uji ini
digunakan dalam pengujian hipotesis. uji-t digunakan ketika informasi
mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui.
Uji-t dapat dibagi menjadi 2, yaitu uji-t yang digunakan untuk pengujian
hipotesis 1-sampel dan uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2-
sampel. Bila dihubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang
digunakan (khusus bagi uji-t dengan 2-sampel), maka uji-t dibagi lagi menjadi
2, yaitu uji-t untuk sampel bebas (independent) dan uji-t untuk sampel
berpasangan (paired).
Dalam lingkup uji-t untuk pengujian hipotesis 2-sampel bebas, maka ada 1 hal
yang perlu mendapat perhatian, yaitu apakah ragam populasi (ingat: ragam
populasi, bukan ragam sampel) diasumsikan homogen (sama) atau tidak. Bila
ragam populasi diasumsikan sama, maka uji-t yang digunakan adalah uji-t
dengan asumsi ragam homogen, sedangkan bila ragam populasi dari 2-sampel
tersebut tidak diasumsikan homogen, maka yang lebih tepat adalah
menggunakan uji-t dengan asumsi ragam tidak homogen. Uji-t dengan ragam
homogen dan tidak homogen memiliki rumus hitung yang berbeda. Oleh
karena itulah, apabila uji-t hendak digunakan untuk melakukan pengujian
hipotesis terhadap 2-sampel, maka harus dilakukan pengujian mengenai
asumsi kehomogenan ragam populasi terlebih dahulu dengan menggunakan
uji-F.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.2002. Prosedurpenelitiansuatupendekatanpraktek. Jakarta: RinekaCipta
Army. K. S. 2006. Dasardasarilmukebidanan.Jakarta : ECG
Armadi. 2008. TeknikProseduralKeperawatan :KonsepdanaplikasikebutuhanDasarklien,
Jakarta : SalembaMedika
Bobak, I. 2004. KeperawatanMaternitas. Jakarta:ECG
Costance, S. 2004. BukuAsuhanKebidanan. Jakarta : ECG
Nursalam. 2005. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta:Salemba Medika