Upload
ayu-suryani
View
526
Download
5
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA DATA WELL LOGGING DAN WELL TEST UNTUK
MEMPERKIRAKAN PERFORMANCE RESERVOIR MINYAK
PROPOSAL
KOMPREHENSIF
OLEH :
GEDE SIDDIARTA
113080151 / TM
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2011
ANALISA DATA WELL LOGGING DAN WELL TEST UNTUK
MEMPERKIRAKAN PERFORMANCE RESERVOIR MINYAK
PROPOSAL
KOMPREHENSIF
Oleh :
GEDE SIDDIARTA
113080151 / TM
Disetujui untuk Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta,
Oleh Dosen Pembimbing:
Pembimbing
( Ir. BAMBANG BINTARTO, MT)
I. JUDUL
ANALISA DATA WELL LOGGING DAN WELL TEST UNTUK
MEMPERKIRAKAN PERFORMANCE RESERVOIR MINYAK
II. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN.
Penentuan performance reservoir penting di lakukan, baik untuk mengestimasi
perilaku reservoir pada waktu yang akan datang, maupun untuk perhitungan
cadangan. Oleh karena itu di perlukan data penilaian formasi yang mencakup data
logging dan juga well test untuk menentukan perilaku reservoir yang akan terjadi.
Kelakuan reservoir ini sangat tergantung pada drive mekanisme yang
mempengaruhi atau bekerja pada reservoir. Akibat adanya selang waktu produksi
akan menyebabkan turunnya tekanan reservoir, yang mana hal ini akan menimbulkan
terjadinya perubahan perubahan kelakuan pada reservoirnya. Untuk mengontrol atau
mengetahui performance dari suatu reservoir pada masa yang akan datang, maka
perlu dilakukan peramalan. Karena dalam meramalkan performance reservoir untuk
masa yang akan datang bukan merupakan hal yang pasti, maka perlu dilakukan
observasi yang kontinyu pada setiap interval waktu yang diiinginkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu teknologi yang digunakan
adalah dengan analisa log sumur digunakan sebagai sarana penentuan jenis tenaga
pendorong reservoir yang dominan. Dan juga di kombinasikan dengan analisa data
well test yang dapat digunakan untuk menetahui karakteristik reservoir setelah sumur
berproduksi selama selang waktu tertentu.
III. PERMASALAHAN
Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengkombinasikan antara data
dari well logging dengan data dari well test, sehingga di dapat performance reservoir
yang akurat.
IV. MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN
Maksud dan tujuan penulisan komprehensif ini adalah untuk meramalkan
perilaku reservoir (performance) di masa akan datang dengan analisa data well
logging dan well test.
V. METODOLOGI
5.1 Perkiraan Perilaku Reservoir
Perilaku reservoir merupakan gambaran tentang kelakuan produksi suatu
reservoir, yang meliputi tekanan, laju produksi minyak, gas dan air, perbandingan
gas-minyak (GOR) perbandingan minyak air (WOR) dan produksi kumulatif
terhadap waktu.
Dengan melakukan ploting data data yang diperoleh melalui tes terhadap
tekanan dan pengukuran laju produksi dari sumur pada suatu reservoir, maka akan
dapat diperoleh gambaran secara grafis mengenai perilaku reservoir pada interval
waktu tertentu.
Metode metode yang biasa digunakan untuk peramalan perilaku reservoir
adalah metode material balance dan metode decline curve.
5.1.1 Parameter Performance reservoir
Parameter parameter performance reservoir terdiri dari sebagai berikut :
5.1.1.1 Tekanan
Dengan berlangsungnya produksi suatu sumur, maka tekanan reservoir akan
menurun sejalan dengan waktu, dimana kecepatan penurunan tekanan reservoir
tergantung dari jenis mekanisme pendorong yang bekerja pada reservoir tersebut.
5.1.1.2 Laju Produksi
Laju produksi mempunyai pengaruh besar terhadap efektifitas maksimum
perolehan minyak dari suatu reservoir. Karena itu besarnya laju produksi dari suatu
sumur harus diatur seoptimal mungkin.
Pengeplotan laju produksi minyak, gas dan air terhadap waktu dapat menggambarkan
perilaku reservoir
5.1.1.3 Gas Oil Ratio (GOR)
Merupakan perbandingan antara gas bebas atau yang masih terlarut dalam
minyak dengan minyak. Untuk formasi produktif yang horizontal, homogen dan
hanya memproduksikan minyak dan gas, maka GOR dapat dituliskan kedalam
persamaan :
GOR = qoqg
5.1.1.4 Water Oil Ratio (WOR)
Merupakan Perbandinan antara laju produksi air dengan laju produksi minyak.
Pada kondisi reservoir, maka WOR dapat dituliskan kedalam persamaan :
WOR = qwqo
5.1.1.5 Kumulatif Produksi
Kumulatif produksi adalah jmlah perolehan minyak atau gas yang
diproduksikan setiap waktunya.
Produksi kumulatif minyak akan terus meningkat sejalan dengan semakin
bertambahnya waktu produksi. Sedangkan secara kuantitatif jumlah kumulatif
minyak yang di peroleh masing masing mekanisme pendorong akan berbeda, hal ini
disebabkan karena efektifitas pendorong minyak dari masing masing mekanisme
pendorong reservoir juga tidak sama.
5.2. Mekanisme Pendorong Reservoir
Setiap reservoir minyak pasti memiliki mekanisme pendorong. Mekanisme
pendorong reservoir didefinisikan sebagai tenaga yang dimiliki oleh reservoir
secara alamiah, sehingga menyebabkan dapat mengalirnya fluida hidrokarbon dari
formasi menuju ke lubang sumur dan selanjutnya ke permukaan pada saat
produksi berlangsung. Sedangkan besarnya tenaga pendorong ini tergantung dari
kondisi P dan T formasi dimana reservoir tersebut berada, dan pelepasan
energinya dipengaruhi oleh proses dan sejarah produksi yang dilakukan.
Pada dasarnya ada empat sumber tenaga yang bekerja di reservoir, yaitu :
1. Tenaga dorong eksternal / tekanan hidrostatik, yang biasanya berupa perembesan
air (baik dari bawah maupun samping) dan pengembangan tudung gas.
2. Tenaga penggerak internal, yang terjadi karena adanya pembebasan gas terlarut
dalam cairan.
3. Tenaga potensial, merupakan tenaga yang berasal dari formasi itu sendiri dan
biasanya dipengaruhi oleh adanya gravitasi dan perbedaan kerapatan antara fluida
formasi.
4. Tenaga permukaan fluida, berasal dari gaya-gaya kapiler dalam pori-pori batuan.
Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa mekanisme pendorong
yang ada tidak selalu bekerja sendiri-sendiri, akan tetapi lebih sering dijumpai
dalam bentuk kombinasi. Sedangkan jenis-jenis reserevoir berdasarkan
mekanisme pendorongnya dibedakan menjadi :
1. Depletion Drive Reservoir.
2. Gas Cap Drive Reservoir.
3. Water Drive Reservoir.
4. Segregation Drive Reservoir.
5. Combination Drive Reservoir.
5.2.1 Depletion Drive Reservoir
Sering pula disebut solution gas drive reservoir atau internal gas drive
reservoir. Sumber energi utama yang mendorong minyak dari reservoir adalah
ekspansi gas yang terbebaskan dari dalam larutan minyak selama penurunan
tekanan reservoir,.
Pada kondisi awal tidak ditunjukkan adanya tudung gas bebas dan tidak ada water
drive yang aktif. Kemudian gas yang terbentuk ini ikut mendesak minyak ke
sumur produksi pada saat penurunan tekanan reservoir karena produksi tersebut.
Setelah sumur selesai dibor menembus reservoir dan produksi minyak dimulai,
maka akan terjadi suatu penurunan tekanan di sekitar lubang bor. Penurunan
tekanan ini akan menyebabkan fluida mengalir dari reservoir menuju lubang bor
melalui pori-pori batuan. Penurunan tekanan disekitar lubang bor akan
menimbulkan terjadinya fasa gas.
Pada saat awal, karena saturasi gas tersebut masih sangat kecil (belum
membentuk fasa yang kontinyu), maka gas-gas tersebut terperangkap pada ruang
antar butiran reservoirnya, tetapi setelah tekanan reservoir tersebut cukup kecil
dan gas sudah terbentuk banyak atau dapat bergerak, maka gas tersebut turut serta
terproduksi ke permukaan.
Sedangkan karakteristik dari depletion drive reservoir ini adalah :
1. Penurunan tekanan yang cepat.
Karena tidak adanya fluida ekstra atau tudung gas bebas dalam jumlah besar yang
akan menempati ruangan pori yang dikosongkan oleh minyak yang terproduksi.
2. Produksi minyak bebas air.
Karena reservoir terisolir dan dengan tidak adanya water drive maka sangat
sedikit atau hampir tidak ada yang ikut terproduksi bersama minyak selama masa
produksi reservoir. Meskipun terdapat connate water tetapi hampir-hampir tidak
dapat terproduksi. Saturasi air interestial tidak akan terproduksi sampai tercapai
harga saturasi minimum.
3. GOR bertambah dengan cepat pada semua struktur sumur.
Pada awal produksi, karena gas yang dibebaskan minyak masih terperangkap
pada sela-sela pori-pori batuan, maka GOR produksi akan lebih kecil jika
dibandingkan dengan GOR reservoir.
Setelah tekanan reservoir mencapai tekanan di bawah tekanan saturasi, gas akan
berkembang dari larutan pada saluran pori-pori diseluruh bagian reservoir. Pada
waktu saturasi, gas akan bertambah dan membentuk suatu fasa yang kontinyu
sehingga mencapai titik dimana gas dapat mengalir (saturasi keseimbangan).
Akibatnya gas bebas ini akan mengalir ke lubang sumur. Gas juga akan bergerak
vertikal akibat adanya gaya gravitasi yang pada akhirnya dapat membentuk
tudung gas.
Hal ini terus menerus berlangsung hingga tekanan reservoir menjadi rendah. Bila
tekanan telah cukup rendah maka GOR akan menjadi berkurang sebab volume
gas di dalam reservoirnyapun tinggal sedikit. Dalam hal ini GOR produksi dan
GOR reservoir harganya hampir sama.
4. Ultimate recovery rendah.
Produksi minyak dengan depletion drive biasanya merupakan metode recovery
yang paling tidak efisien dengan perolehan pendapatan yang kurang dari 5 %
hingga 25 %. Hubungan permeabilitas relatif (Kg/Ko) turut menentukan besarnya
perolehan pendapatan dari reservoir jenis ini. Selain itu jika viscositas minyak
bertambah, maka ultimate recovery minyak akan berkurang. Dengan demikian
untuk reservoir jenis ini pada tahap teknik produksi primernya akan
meninggalkan residual oil yang cukup besar.
5.2.2 Gas Cap Drive Reservoir
Reservoir gas cap drive dapat dikenali oleh adanya tudung gas yang relatif
besar dengan water drive yang relatif kecil atau bahkan tidak ada, sedangkan
reservoir dalam keadaan jenuh. Pada gas cap drive reservoir tenaga pendorongnya
berupa pengembangan di dalam gas cap (tudung gas) akibat dari turunnya tekanan
di dalam reservoir.
Makin besar ukuran gas cap, maka efisiensi pendorong makin besar, karena
dengan penurunan tekanan sedikit saja sudah dapat mendorong minyak yang
cukup besar. Karakteristik reservoir dengan tenaga pendorong gas cap antara lain:
- Penurunan tekanan kecil, karena kemampuan dari tudung gas untuk mengembang
dengan cepat, maka penurunan tekanan reservoir tidak begitu cepat jika
dibandingkan dengan reservoir depletion drive dengan ukuran yang sama.
- Produksi air kecil.
- Kenaikan GOR cepat pada sumur-sumur dengan struktur tinggi, selama tudung
gas mengembang ke zona minyak.
- Recovery factor cukup tinggi yaitu berkisar antara 20 % - 40 %.
5.2.3. Water Drive Reservoir
Mekanisme pendorong jenis water drive reservoir merupakan jenis
pendesakan yang paling efisien jika dibandingkan dengan mekanisme pendorong
lainnya. Reservoir ini mengalami kontak langsung antara zona minyak dengan
formasi air (aquifer) yang besar.
Proses pendesakan air ini terjadi selama masa produksi berlangsung, dimana
air formasi mengalami pengembangan akibat dari penurunan tekanan. Air formasi
yang mengalami pengembangan ini akan merembes masuk ke dalam pori-pori
batuan dan mendesak minyak keluar dari ruang pori batuan tersebut. Kemudian
air formasi tadi mengisi pori-pori batuan yang kosong akibat ditinggalkan oleh
minyak. Dengan adanya pendesakan air ini, mungkin akan terjadi penyusutan
ukuran pori. Proses pendesakkan air ini dapat pula terjadi apabila aquifer
berhubungan dengan sumber air di permukaan atau dilakukan injeksi air.
Untuk mendapatkan recovery yang besar, maka harus dihindari terjadinya
water coning. Sedangkan tekanan reservoir dipengaruhi oleh laju produksi dan
laju perembesan air. Ditinjau dari arah gerakan perembesan air dari aquifer,
reservoir water drive ini dapat dibedakan menjadi :
a. Edge water drive, gerakan air disini sejajar dengan bidang perlapisan dan masuk
dari arah samping. Zona produktif lebih tebal dari aquifer.
b. Bottom water drive, gerakan air dari aquifer ke reservoir minyak adalah vertikal
lurus dari bawah ke atas. Tebal lapisan minyak relatif lebih tipis dibandingkan
dengan aquifernya. Batas air minyak terletak pada bidang datar atau sedikit
menyimpang dari bidang datar.
c. Bottom and edge water drive, gerakan air dari aquifer ke reservoir merupakan
gabungan dari samping dan bawah.
Karakteristik dari kedua mekanisme water drive tersebut adalah sama, hanya
berbeda arah gerakannya ke dalam bidang batas antara minyak–air. Reservoir
water drive mempunyai karakteristik yang dapat dipakai untuk mencirikan
mekanisme pendorongnya, yaitu :
1. Penurunan tekanan reservoir adalah relatif kecil dan prosesnya bertahap, karena
volume air yang masuk ke reservoir sebanding dengan volume minyak yang
dikeluarkan.
2. Adanya air formasi yang ikut terproduksikan.
3. Water Oil Ratio (WOR), berubah dengan cepat dan membesar secara berlebihan,
pada saat sumur menembus zona minyak pada struktur yang rendah.
4. Gas Oil Ratio (GOR) produksi relatif konstan, hal ini dikarenakan tekanan
reservoir tetap besarnya di atas tekanan gelembung (Pb) untuk waktu yang lama
sehingga tidak ada gas bebas di dalam reservoir (tidak ada initial gas cap), dan
hanya ada gas terlarut yang ikut terproduksi bersama dengan minyaknya.
5. Harga PI relatif tetap, karena penurunan tekanan relatif kecil selama masa
produksi.
6. Selama masa produksi sering dijumpai tekanan tetap lebih besar dari tekanan
gelembung untuk waktu yang lama, sehingga produksi berupa satu fasa minyak.
7. Biasanya dijumpai pada perangkap struktur.
8. Recovery oil (minyak yang dapat dikuras) dari reservoir adalah berkisar antara 40
% - 85 %.
5.2.4 Segregation Drive Reservoir
Sering juga disebut gravity drainage atau gravitational segregation.
Mekanisme pendesakan pada reservoir ini terjadi oleh adanya pemisahan atau
perbedaan densitas fluida reservoir karena gaya gravitasi. Gravity drainage
mempunyai peranan yang penting dalam memproduksi minyak dari suatu
reservoir. Sebagai contoh bila kondisinya cocok, maka recovery dari solution gas
drive reservoir bisa ditingkatkan dengan adanya gravity drainage ini.
Ciri khas dari reservoir segregation drive ini, antara lain :
- Terdapat gas cap, baik besar maupun kecil. Seandainya dalam reservoir itu
terdapat tudung gas primer (primary gas cap) maka tudung gas ini akan
mengembang sebagai proses gravity drainage tersebut. Reservoir yang tidak
mempunyai tudung gas primer segera akan mengadakan pembentukkan tudung
gas sekunder (secondary gas cap).
- Produksi air sangat kecil, karena dianggap tidak berhubungan dengan aquifer.
- Umumnya terdapat pada perangkap struktur dengan kelerengan curam.
- Primary recovery lebih besar dibandingakan dengan reservoir depletion drive,
tetapi lebih kecil dibandingkan dengan water drive reservoir, yaitu berkisar antara
20 – 40 %. Primary recovery ini tergantung pada ukuran gas cap mula-mula,
permeabilitas vertikal, viscositas gas dan derajat kekekalan gasnya sendiri.
- Sedangkan besarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak,
permeabilitas zona produktif dan juga dari kemiringan formasinya sendiri.
Penurunan tekanan lebih lama jika dibandingkan dengan depletion drive, karena
pengembangan gas akan memberikan tenaga yang cukup lama.
Sedangkan untuk pemisahan gas dari larutan memerlukan beberapa kondisi
yang antara lain :
a. Penurunan tekanan merata diseluruh zona minyak, sehingga gas yang terbentuk
akan dapat bergabung dan bergerak ke atas sebagai aliran yang kontinyu.
b. Aliran gas ke atas berlangsung dengan gradien tekanan kecil, sehingga sistem
fluida tidak terganggu.
c. Gerakan ke atas dikontrol oleh harga mobilitas terkecil antara minyak dan gas.
Terdapat dua proses pendorongan minyak yang berbeda pada segregation drive
reservoir ini, yaitu :
- Segregation drive tanpa counter flow.
Dimana gas yang keluar dari larutan tidak bergabung dengan gas cap, sehingga
akan menambah keefektifan gaya dorong.
Sering dijumpai pada formasi dengan permeabilitas kecil atau rendah, seperti
lensa pasir.
Produksi gas hanya dari fasa minyak, hasil dari gas cap tidak terbawa. Tidak
terdapat gas coning atau water coning. Saturasi minyak tergantung dari tekanan
reservoir.
Bila gas cap cukup besar, GOR akan naik sampai waktu abandonment.
- Segregation drive dengan counter flow.
Disebut juga dengan gravity drainage. Gas yang dibebaskan dari dalam larutan
akan bergabung dengan gas cap bila permeabilitas vertikal memungkinkan. Gas
dari gas cap ikut terproduksikan bersama dengan minyak dalam bentuk aliran
kontinyu dua fasa.
Gerakan ke atas dikontrol oleh besar kecilnya mobilitas gas dan mobilitas
minyak.
Faktor-faktor kombinasi seperti viscositas rendah, specific gravity rendah,
mengalir pada atau sepanjang zona dengan permeablilitas tinggi dengan
kemiringan lapisan cukup curam, ini semuanya akan menyebabkan perbesaran
dalam pergerakan minyak dalam struktur lapisannya.
Pada awal dari reservoir ini, GOR dari sumur-sumur yang terletak pada
struktur yang lebih tinggi akan cepat meningkat sehingga diperlukan suatu
program penutupan sumur-sumur tersebut.
Laju penurunan tekanan tergantung pada jumlah gas yang ada. Jika produksi
semata-mata hanya gas gravitasi, maka penurunan tekanan dengan berjalannya
produksi akan cepat. Hal ini disebabkan karena gas yang terbebaskan dari
larutannya, terproduksi pada sumur struktur sehingga tekanan cepat turun.
Bila gravity drainage baik atau bila laju produksi dibatasi untuk mendapatkan
keuntungan maksimal dari gaya gravity drainage ini maka recovery yang didapat
akan tinggi.
5.2.5 Combination Drive Reservoir
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa reservoir minyak dapat dibagi dalam
beberapa jenis sesuai dengan jenis energi pendorongnya. Namun pada umumya di
lapangan, energi-energi pendorong ini bekerja bersama-sama dan simultan. Bila
demikian, maka energi pendorong yang bekerja pada reservoir itu merupakan
kombinasi beberapa energi pendorong, sehingga dikenal dengan nama
combination drive reservoir.
Kombinasi yang umum dijumpai adalah antara gas cap drive dengan water
drive. Sedangkan bentuk kombinasi lainnya seperti antara depletion drive - water
drive, depletion drive - segregation drive, segregation drive - water drive, atau
bahkan terdiri dari tiga mekanisme pendorong seperti depletion-segregation-water
drive reservoir.
Ciri-ciri reservoir combination drive adalah :
- Penurunan tekanan relatif cepat, perembesan air dan pengembangan gas cap
adalah faktor utama yang mengontrol tekanan reservoir.
- Jika berhubnungan dengan aquifer, perembesan air lambat sehingga produksi air
kecil.
- Jika berhubungan dengan gas cap yang kecil, kenaikkan GOR konstan sesuai
dengan pengembangan gas cap tersabut. Akan tetapi jika selama produksi,
pengembangan gas cap ditambah gas bebas, GOR justru menurun.
- Recovery tergantung pada keaktifan masing-masing mekanisme pendorong.
- Biasanya primary recovery dari combination drive lebih besar dari depletion
drive, tetapi lebih kecil dari segregation drive dan water drive. Semakin kecil
pengaruh depletion, semakin besar harga recovery-nya.
- Performance reservoir selama masa produksi mirip dengan reservoir depletion
drive.
Pada prinsipnya perilaku reservoir dapat di analisa dengan data well logging dan
juga well test, yaitu dari log ini ditetapkan pula batas fluida yang terekam dalam log
sumur. Satu jenis log saja tidak dapat menetapkan keberadaan gas bebas, minyak dan
air dalam suatu lapisan. Kombinasi log yang dapat membedakan lapisan yang
mengandung gas bebas, minyak dan air formasi, baik tawar maupun asin adalah
Induction, Electromagnetic Propagation Log (EPT) dan Compensated Neutron Log
(CNL). Induction log (resistivity log) digunakan dalam membedakan lapisan yang
mengandung air tawar dengan air asin. FDC dan CNL memberikan rekaman yang
hampir sama untuk lapisan yang mengandung minyak. Sebaliknya, gas memberikan
bacaan porosity unit yang berbeda secara nyata; CNL memberikan bacaan yang jauh
lebih kecil dari FDC. Lapisan minyak dan air (tawar maupun asin) menghasilkan
rekaman FDC dan CNL yang tidak berbeda, sedangkan lapisan minyak menghasilkan
bacaan EPT yang lebih kecil dari lapisan air.
5.3 Well Logging
Tujuan logging adalah menentukan besaran-besaran fisik dari batuan reservoir
yang didasarkan pada sifat fisik batuan reservoir itu sendiri. Di dalam pemilihan
kombinasi logging, log dibagi menjadi Lithologi tool, resistivity tool, dan porosity
tool.
5.3.1. Lithologi Tool
Langkah awal dalam interpretasi logging (penilaian formasi) adalah
mengidentifiksi lapisan permeabel. Jenis log yang digunakan untuk identifikasi
lapisan permeabel adalah :
a. Log Spontaneous Potential (SP)
b. Log Gamma Ray (GR)
c. Caliper Log
5.2.2. Resisivity Tool
Resisivity tool digunakan untuk mengukur tahanan batuan formasi beserta
isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas effektif, salinitas air formasi,
dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan.
5.2.2.1 Induction Log
Pengukuran tahanan listrik batuan formasi dengan konvensional resistivity log
memerlukan adanya lumpur bor yang bersifat konduktif agar dapat menghantarkan
listrik ke formasi. Akibatnya tidak satupun peralatan tersebut yang dapat digunakan
apabila lubang bor kosong, terisi minyak, gas oil base mud atau udara. Untuk
mengatasi hal-hal semacam ini, maka dikembangkan perlatan khusus yang dapat
digunakan tanpa terpengaruh oleh kondisi-kondisi tersebut diatas. Peralatan tesebut
adalah induction log.
Prinsip kerjanya adalah arus bolak-balik dengan frekuensi tinggi (± 20.000
cps) yang mempunyai intensitas konstan dikirimkan melalui kumparan pengirim
(transmitter coil) sehingga menghasilkan medan elektromagnetik yang mana akan
menimbulkan arus induksi dalam formasi. Arus induksi yang berputar ini akan
menimbulkan pula medan magnet kedua yang dapat dideteksi oleh receiver coil.
Besarnya medan magnet kedua ini akan sebanding dengan konduktivitas formasi.
Tujuan utama dari induction log ini adalah menghasilkan kurva dari suatu
daerah investigasi yang jauh didalam lapisan-lapisan yang tipis untuk menentukan
harga Rt dan kadang-kadang untuk korelasi batuan, tanpa memandang jenis lumpur
yang digunakan.
Keunggulan dari induction log adalah pengaruh diameter lubang bor, lapisan
batuan disekitarnya dan pengaruh invasi air filtrat dapat diperkecil. Bila .induction
log dikombinasikan dengan SP log dan short normal 16” akan membentuk suatu
kombinasi yang lazim disebut IES (Induction Electrical Survey). Didalam kombinasi
ini short normal 16” merupakan log pelengkap induction log dalam penentuan R t,
selain itu juga dapat digunakan untuk mengoreksi dan mengontrol induction log.
5.2.3. Porosity Tool
Suatu log yang digunakan untuk mengukur porositas batuan formasi. Log
porositas jenisnya antara lain:
1. Neutron Log
2. Density Log
3. Sonic Log
Penentuan data well logging yang berperan dalam peramalan perilaku reservoir yaitu
dengan persyaratan tersedia kombinasi log yang tepat untuk menentukan batas fluida
reservoir : gas-minyak dan air-minyak serta catatan data produksi yang memadai.
Tahap penyiapan reservoir berproduksi menentukan urutan cara yang digunakan
dalam penentuan jenis tenaga pendorong. Tahap pengembangan lapangan tanpa
produksi menempatkan log sumur dan uji kandung lapisan sebagai sarana untuk
menentukan jenis mekanisme pendorong secara kualitatif.Tahap produksi reservoir
memungkinkan penentuan jenis tenaga pendorong yang dominan secara kuantitatif.
5.3 TAHAP PENGEMBANGAN RESERVOIR
1. Siapkan hasil rekaman log induction, FDC, CNL dan EPT.
2. Baca dan bandingkan hasil log induction, FDC, CNL dan EPT.
a. Pembacaan porosity unit CNL jauh lebih kecil dari FDC pada lapisan gas,
sedangkan keduanya memberikan hasil bacaan yang hampir sama pada
lapisan minyak.
b. Hasil bacaan FDC dan CNL untuk lapisan minyak dan air tidak berbeda
jauh. Hasil bacaan EPT pada lapisan minyak jauh lebih kecil dari hasil bacaan
pada lapisan air.
c. Induction Log akan membedakan lapisan air tawar dengan air asin. Air
tawar aka memberikan resistivity yang lebih besar.
3. Hasil analisis langkah 2 secara kualitatif memberikan gambaran apakah reservoir
minyak didampingi dengan tudung gas dan aquifer.
4. Hasil Uji Kandung Lapisan (UKL) memberikan ketegasan jenis fluida yang
mengisi lapisan.
a. Produksi air dengan fraksi aliran yang lebih besar dari minyak
menunjukkan lapisan air terletak di bagian bawah zone minyak.
b. Faktor perbandingan gas-minyak sesaat (R) yang besar secara tiba-tiba
dibandingkan dengan hasil UKL dari bagian lapisan di bawahnya
menunjukkan kemungkinan terdapatnya tudung gas.
Catatan :
• Hasil analisis langkah 2 sampai 4 memberikan petunjuk apakah reservoir minyak
didampingi tudung gas dan aquifer.
• Hasil analisis secara kualitatif ini memberikan petunjuk apakah reservoir memiliki
tenaga pendorong Depletion, Gravity dan Water Drive.
5.4 Well Test
Pada uji sumur ini ada beberapa metode yang digunakan, yaitu : Drill Steam
Test, Pressure Test (PDD, PBU, Type Curve Macthing), Pengujian Laju
Aliran(Multiple Rate Test,Two Rate Flow Test),
5.4.1 Fungsi DST
1. Menentukan apakah sumur akan diprodusikan atau ditinggalkan.
2. Memilih peralatan dan metoode well completion yang cocok.
3. Menentukan kedalaman yang tepat untuk pemasangan packer dan pemilihan
interval perforasi.
4. Mempertimbangkan kemungkinan perlunya dilakukan stimulasi.
5. Menentukan produktivitas reservoir dan kapasitas produksi optimum.
6. Mengevaluasi kembali besarnya perkiraan cadangan hydrocarbon.
7. Meramalkan perilaku reservoir dimasa yang akan datang.
5.4.1.1 Analisa DST
Analisa DST ada tiga macam :
1. Analisa Drillstem Test Pressure Buildup Normal.
2. Analisa Drillstem Test Builup Dengan data terbatas.
3. Analisa data periode aliran.
5.4.2. Pressure test
5.4.2.1. Pressure Build-upTest
Pressure build-up test adalah salah satu cara yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi secara langsung mengenai sifat-sifat fluida yang yang
terkandung dalam reservoir, karakteristik batuan reservoir, temperature, dan tekanan
reservoir yang merupakan suatu teknik pengujian tekanan tansien dan dilakukan
dengan pertama-tama dengan memproduksikan sumur selama suatu selang tertentu
dengan laju alir yang tetap kemudian sumur ditutup.penutupan sumur ini
menyebabkan naiknya tekanan yang dicatat sebagai fungsi waktu
5.4.2.2. Tujuan analisa Pressure Build-up Test
Untuk menentukan permeabilitas formasi (K)
Untuk menentukan adanya karakteristik kerusakan atau perbaikan formasi
(faktor skin)
Untuk menentukan produktivitas formasi (PI)
Untuk menentukan tekanan statis (P*) dan tekanan rata-rata (Pave) reservoir
5.4.2.3. Pressure Drowdown Test
Pressure drawdown testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan dengan
jalan membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama pengujian
berlangsung. Dengan syarat awal, sebelum pembukaan sumur tersebut tekanan
hendaknya seragam di seluruh reservoir yaitu dengan menutup sumur sementara
waktu agar dicapai keseragaman tekanan di reservoirnya. Pada dasarnya pengujian ini
dapat dilakukan pada :
a. Sumur baru
b. Sumur-sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai
keseragaman tekanan reservoir.
c. Sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan buil-up test, yang punya
sumur akan sangat merugi.
5.4.2.4. Tujuan analisa Pressure Drowdown Test
Untuk menentukan permeabilitas formasi (k).
Untuk menentukan factor skin (S)
Untuk mengetahui volume pori-pori yang berisi fluida (Vp)
5.4.2.5. Berdasarkan pada rejim aliran yang terjadi, maka metoda analisa pressure
drawdown test dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Pada saat periode transien.
b. Periode transien lanjut.
c. Periode semi mantap (pseudo steady-state atau semi steady state)
5.4.3. Type Curve Matching
Adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisa hasil test tekanan
pada suatu sumur( plot ΔP vs Δt ) dan menyelaraskan hasil test tekanan (ΔP vs Δt )
terhadap type curve yang ada sehingga akan didapatkan parameter-parameter yang
diharapkan.
5.4.3.1. Tujuan analisa Type Curve Matching
Menentukan permeabilitas formasi
Mengetahui kerusakan atau perbaikan formasi disekitar sumur (skin)
Menentukan sifat-sifat antar sumur, yaitu transmisivity (kh/µ) dan
storativity (ΦCt)
5.4.3.2. Jenis Type Curve
Jenis-jenis type curve yang umum dibicarakan untuk menganalisa hasil test
tekanan pada suatu sumur, yaitu :
a. Type Curve Ramey – Agarwal, untuk test builup dan drawdown dengan
laju alir tetap.
b. Type Curve Earlougher – Kersh, untuk berbagai macam test tekanan dan
untuk memperkirakan berbagai karakteristik skin factor serta wellbore
storage.
c. Type Curve Mc.Kinley, untuk test buildup dan drawdown dengan laju alir
tetap
5.4.4.Pengujian Laju Aliran
5.4.4.1. Multi Rate Test
Multi rate test adalah tes pada sebuah sumur yang dilakukan dengan laju
aliran yang bervariasi.
5.4.4.1.1. Two Rate Flow Test
Two rate flow test adalah merupakan multiple rate test yang terdiri dari hanya
dua harga laju aliran (flow rate). Pada gambar 4.8 menunjukkan two rate flow test
RENCANA DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KARAKTERISTIK RESERVOIR
2.1. Karakteristik Batuan Reservoir
2.1.1. Komposisi Kimia Batuan Reservoir
2.1.1.1. Batupasir
2.1.1.2. Batuan Karbonat
2.1.1.3. Batuan Shale
2.1.2. Sifat Fisik Batuan Reservoir
2.1.2.1 Porositas
2.1.2.2. Wettabilitas
2.1.2.3. Tekanan Kapiler
2.1.2.4. Saturasi Fluida
2.1.2.5. Permeabilitas
2.1.2.6. Kompresibiltas
2.2. Karakteristik Fluida Reservoir
2.2.1. Komposisi Kimia Fluida Reservoir
2.2.1.1. Komposisi Kimia Hidrokarbon
2.2.1.2. Komposisi Kimia Air Formasi
2.2.2. Sifat Fisik Fluida Formasi
2.2.2.1. Sifat Fisik Gas
2.2.2.1.1. Densitas Gas
2.2.2.1.2. Viscositas Gas
2.2.2.1.3. Faktor Volume Formasi Gas
2.2.2.1.4. Kompresibilitas gas
2.2.2.1.5. kelarutan gas
2.2.2.2. Sifat Fisik Minyak
2.2.2.2.1. Densitas Minyak
2.2.2.2.2. Viscositas Minyak
2.2.2.2.3. Faktor Volume Formasi Minyak
2.2.2.2.4. Kompresibilitas Minyak
2.2.2.3. Sifat Fisik Air Formasi
2.2.2.3.1. Densitas Air Formasi
2.2.2.3.2. Viscositas Air Formasi
2.2.2.3.3. Faktor Volume Formasi Air Formasi
2.2.2.3.4. Kompresibilitas Air Formasi
2.3. Kondisi Reservoir
2.3.1. Tekanan Reservoir
2.3.1.1. Tekanan Hidrostatik
2.3.1.2. Tekanan Overburden
2.3.1.3. Tekanan Kapiler
2.3.1.4. Tekanan Rekah
2.3.1.5. Tekanan Normal
2.3.1.6. Tekanan Subnormal
2.3.1.7. Tekanan Abnormal
2.3.2. Temperatur Reservoir
2.4. Jenis-jenis Reservoir
2.4.1. Berdasarkan Perangkap Geologi
2.4.1.1. Perangkap Struktur
2.4.1.2. Perangkap Stratigrafi
2.4.1.3. Perangkap Kombinasi
2.4.2. Berdasarkan Kelakuan Fasa Fluida Hidrokarbon
2.4.2.1. Reservoir Gas
2.4.2.2. Reservoir Gas Kondensat
2.4.2.3. Reservoir Minyak
2.4.3. Berdasarkan Mekanisme Pendorong
2.4.3.1. Solution Gas Drive
2.4.3.2. Gas Cap Drive
2.4.3.3. Water Drive
2.4.3.4. Gravitational Segregation Drive
2.4.3.5. Combination Drive
2.5. Aliran Fluida Dalam Fluida Berpori.
2.5.1. Persamaan Dasar Aliran Fluida Dalam Berpori.
2.5.1.1. Persamaan Kontinuitas
2.5.1.2. Persamaan Darcy.
2.5.1.3. Persamaan Keadaan.
2.5.1.4. Persamaan Difusifitas Radial.
2.5.2. Variabel-Variabel Yang Tak Berdimensi
2.5.3. Solusi Persamaan Difusifitas Pola Aliran Radial.
2.5.3.1. Untuk Reservoir Silindris Tak Terbatas.
2.5.3.2. Untuk Silindris Yang Terbatas.
2.5.3.3. Untuk Alira Radial Silindris Pada Kondisi Pseudo
Steady State.
2.5.3.4. Untuk Reservoir Silindris Dengan Tekanan Tetap
Pada Batasnya.
2.5.3.5. Untuk aliran Radial Silindris Dibawah Pengaruh Well
Bore Storage Dan Skin.
BAB III. METODE WELL LOGGING DAN WELL TEST
3.1 WELL LOGGING 3.1.1 Log Listrik 3.1.1.1 Spontaneous Potential
3.1.1.2 Resistivity Log 3.1.1.2.1 Lateral Log 3.1.1.2.2 Induction Log
3.1.2 Log Radioaktif 3.2.1. Gamma Ray Log
3.2.2. Neutron Log 3.2.3. Density Log
3.1.3 Log Kombinasi
3.2 WELL TEST
3.2.1 Drill Stem Test.
3.2.1.1 Tujuan Dan Kegunaan DST.
3.2.1.2 Teknik Drill Stem Test.
3.2.1.3 Analisa Data-Data Hasil Dari DST
3.2.2 Pressure Test.
3.2.2.1 Presssure Buid Up.
3.2.2.1.1Tujuan dan kegunaan Pressure Build Up.
3.2.2.1.2 Landasan Teori Pressure Build Up.
3.2.2.1.3 Data-Data Hasil Pressure Build Up.
3.2.2.1.4 Analisa Hasil Pressure Build Up.
3.2.2.2 Pressure Drow Down Test.
3.2.2.2.1. Tujuan Dan Kegunaan PDD
3.2.2.2.2 Data- data Hasil Pressure Draw-down.
3.2.2.2.3 Analisa Pressure Draw-down.
3.2.2.3 Multiple Rate Test
3.2.2.3.1 Two Flow Rate Test
3.2.2.3.2 Multiple Rate Test
BAB IV. PERKIRAAN PERILAKU RESERVOIR
4.1 Peramalan Performance Reservoir
4.1.1 Berdasarkan metode material balance
A. Reservoir Depletion Drive
1. Metode Tarner
2. Metode Muskat
3. Metode Pirson
4. Metode Tracy
B. Reservoir Gas Cap
C. Reservoir Water Drive
1. Perhitungan Water Influx
2. Metoda Dispersed Water
3. Metode frontal Water Displacement
D. Reservoir Segregation Drive
E. Reservoir Combination Drive
4.1.2 Berdasarkan data well test
4.1.3 Bersarkan kombinasi data well logging dan well test
A. Reservoir Depletion Drive
B. Reservoir Gas Cap
C. Reservoir Water Drive
D. Reservoir Segregation Drive
E. Reservoir Combination Drive
4.2 History Matching
4.3.1 Penyelarasan Tekanan
4.3.2 Penyelarasan Parameter Produksi
A. Penyelarasan WOR
B. Penyelarasan GOR
4.3 Manfaat Perilaku Reservoir
BAB V. PEMBAHASAN
BAB VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Amyx,J. W, Bass D. M.Jr, Whaitting R.L,“Petroleum Reservoir Engineering
Propertais”., First Edition, Mc Graww Hill Book Company Inc., New York, USA
1980
2. Agus Widiarso, MT.,dkk “Petunjuk Praktikum Analisa Tekanan “
3. Charles R. Smith; G.W.Tracy; R Lance Farrar “Applied Reservoir Engineering”
Oil and Gas Consultant International; Tulsa; Oklahoma.
4. Clark, Norman.J.,”Element of Petroleum Reservoir”, Henry L Doherty Series,
SPE of AIME, Dallas, Texas Revised Edition, 1969
5. Craft, B.C., Hawkins, M.F.,”Applied Petroleum Reservoir Engineering”,
Englewood Cliffs, Prentice Hall Inc., New Jersey, 1959
6. Doddy Abdasah, DR, “Pressure Transient Analisys”, PT. Indrico Sakti, Jakarta
1990
7. Earlougher, Robert C., Jr.,”Advances in Well Test Analysis”, Second Printing
SPE of AIME, New York, Dallas, 1977
8. John Lee, “Well Test”, First Printing, Sociaty Of Petroleum Engineering, Of
AIME, New York, 1982.
9. John Lee; John B Rollins;John P Spivey.”Pressure Transient Testing” Henry L
Doherty Memorial Fund Of AIME Society Of Petroleum Engineers Richardson,
Texas 2003