Proposal Home Visit Ns. Andra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Contoh proposal home visit profesi ners stase jiwa

Citation preview

PROPOSAL HOME VISIT

Proposal Home Visit

Keperawatan JiwaPROPOSAL HOME VISIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU20112011

PROPOSAL HOME VISITDIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATANUNTUK DIADAKANNYA HOME VISITDENGAN JUDUL HALUSINASI

DISUSUN OLEH:Andra Saferi Wijaya, S.Kep

Pembimbing Akademik

Ade Herman Surya Direja, S.Kep., NersBengkulu, Juni 2011MengetahuiPembimbing Klinik

Raulina Sinaga, S.Kep., Ners

Program Profesi NersSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)Tri Mandiri SaktiBengkulu2011

PRE PLANING HOME VISIT

A. Latar belakangMenurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan. Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-spiritual, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa (komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien, individu, keluarga, kelompok dan komunitas.Kesehatan jiwa bagi integral dan upaya kesehatan bertujuan untuk mencapai kondisi yang memungkuinkanperkembangan jiwa yang sehat secara optimal baik intelektual maupun emosional melaluli kesehatan, kerja, lingkungan keluarga serta dalam lingkungan masyarakat ( Depkes 2006 ).Dalam rangka meningkatkan kesehatan pelayanan keperawatan kepada klien yang mengalami gangguan jiwa. Dukungan dari pihak keluaraga merupakan unit yang paling dekat dengan klien dengan gangguan jiwa kepada keluarga mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh klien dan mencegah terjadinya kekambuhan. Untuk itu, kegiatan home visit (kunjungan rumah) perlu dilakukan sebagai tindak lanjut pemberian asuhan keperawatan jiwa yang dilakukan di rumah atau dalam keluarga, dan diharapkan pihak keluarga mampu merawat, mau menerima penderita dengan gangguan jiwa kembali dalam keluarga, mampu memberikan dukungan untuk klien dengan gangguan jiwa sehingga dapat mencegah terjadinya kekambuhan.

B. Tujuan1. Tujuan umumUntuk melengkapi dan mengklarifikasi data yang didapat dari klien serta melakukan asuhan keperawatan, yaitu memberi penyuluhan kesehatan jiwa kepada keluarga khususnya keperawatan yang dihadapi klien home visit.

2. Tujuan khusus0. Memvalidasi data yang diperoleh sebelumnya.0. Mendapatkan informasi langsung dari keluarga tentang keluarga, lingkungan0. Melakukan penkes kepada keluarga0. Memberikan informasi tentang perkembangan klien0. Melakukan implementasi diagnosa keperawatan

C. Pelaksanaan kegiatanHari : Minggu, 26 Juni 2011Waktu: Pukul 14:00 WIBTempat : Desa Pasar Ujung Kepahiang BengkuluPetugas : Petugas yang melakukan home visit adalah mahasiswa Program Profesi Ners STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu tahun 2011 yang sedang praktik di RSJKO Soeprapto Bengkulu yaitu Andra Saferi Wijaya, S.Kep.

D. Strategi pelaksanaan4. Perkenalana. Menyebutkan nama, asal pendidikan dan tujuan b. Menanyakan identitas keluarga 4. Intervensi a. Mengklarifikasi data yang di dapat dari klien dan keluarga.b. Memberikan informasi tentang perkembangan klienc. Malakukan intervensi ( penkes ) kepada keluarga cara perawatan klien.d. Melakukan implementasi diagnosa keperawatane. Menganjurkan kepada klien agar terus berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga (mengunjungi klien).4. Evaluasi a. Keluarga mendapatkan informasi tentang perkembangan klien.b. Keluarga dapat menyebutkan kembali defenisi, penyebab, tanda dan gejala Halusinasi terhadap klien di rumah.c. Keluarga dapat menjelaskan tata cara perawatan klien di rumah.d. Keluarga terus melakukan komunikasi dan interaksi dengan klien

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN(SAP)

Pokok bahasan: Halusinasi

Sub pokok bahasan: Halusinasi Pendengaran

Sasaran: Keluarga Tn. H

Hari/ tgl: Minggu, 26 Juni 2011

Waktu: 14:00 WIB

A. Tujuan2. Tujuan Umum Untuk melengkapi dan mengklarifikasi data yang didapat dari klien serta melakukan asuhan keperawatan, yaitu memberi penyuluhan kesehatan jiwa kepada keluarga khususnya keperawatan yang dihadapi klien home visit.2. Tujuan Khusus0. Memvalidasi data yang diperoleh sebelumnya.0. Mendapatkan informasi langsung dari keluarga tentang keluarga, lingkungan0. Melakukan penkes kepada keluarga0. Memberikan informasi tentang perkembangan klien0. Melakukan implementasi diagnosa keperawatanB. Metode1. Ceramah2. DiskusiC. Media Leaflet D. Kegiatan belajarTahapKegiatan pemberi materiKegiatan SasaranMedia

Pendahuluan

1. Memberikan salam memperkenalkan diri dan kontrak waktu2. Menjelaskan materi yang akan di sampaikan dan menjelaskan tujuanMenjawab salam

Memperhatikan

Penyajian1. Menanyakan keadaan klien saat ini dan informasi mengenai klien.2. Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis halusinasi3. Menanyakan kembali kepada keluarga mengenai pengertian dan jenis-jenis halusinasi4. Memberi pujian atas jawaban dari keluarga tersebut serta menyimpulkan kembali jawaban dari keluarga5. Menjelaskan akibat dari halusinasi6. Menjelaskan penyebab halusinasi dan situasi yang dapat menimbulkan halusinasi7. Menjelaskan tanda dan gejala dari halusinasi8. Menjelaskan cara perawatan di rumah9. Menanyakan kembali tentang apa yang telah dijelaskan10. Memberikan pujian atas jawaban dari keluarga dan menyimpulkan kembali jawaban keluarga11. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya12. Menjawab pertanyaan keluargaMenjawab pertanyaan

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

menjawab

Bertanya

Memperhatikan

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Leaflet

Penutup13. Menyimpulkan materi yang di sampaikan 14. Mengucapkan salamMemperhatikan

Menjawab salam

E. Evaluasi1. Keluarga dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis halusinasi2. Keluarga dapat mengetahui penyebab halusinasi3. Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala halusinasi4. Keluarga dapat mengetahui situasi yang dapat menimbulkan halusinasi5. Keluarga dapat mengetahui akibat halusinasi6. Keluarga dapat mengetahui cara perawatan dirumah

MATERI HALUSINASI

A. PENGERTIANHalusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari, 2001).Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan musik dalam keadaan sadar tanpa adanya rangsang apapun (Maramis, 2005).Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).

B. PENYEBAB1. Faktor PredisposisiMenurut Yosep (2009) faktor predisposisi penyebab halusinasi adalah :a. Faktor PerkembanganTugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.b. Faktor SosiokulturalSeseorang yang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.c. Faktor BiokimiaMempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak. d. Faktor PsikologisTipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.

e. Faktor Genetik dan Pola AsuhPenelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

2. Faktor PresipitasiMenurut Stuart (2007) yang dikutip oleh Jallo (2008), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah :a. BiologisGangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.b. Stress lingkunganAmbang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.c. Sumber kopingSumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.

C. PROSES TERJADINYA HALUSINASIHalusinasi berkembang melalui empat fase yaitu :1. Fase PertamaKlien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepian yang meuncak dan tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara ini hanya menolong sementara.2. Fase KeduaKecemasan meningkat, melamun dan berfikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat mengontrolnya.3. Fase KetigaBisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.

4. Fase KeempatHalusinasinya berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain dilingkungan.

D. TANDA DAN GEJALAMenurut hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi adalah sebagai berikut : Bicara, senyum dan tertawa sendiri Menggerakkan bibir tanpa suara Respon verbal yang lambat Menarik diri dari orang lain Berusaha untuk menghindari orang lain Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori Sulit berhubungan dengan orang lain Ekspresi muka tegang, tersinggung jengkel, marah, curiga dan bermusuhan Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat Tampak tremor dan berkeringat Perilaku panik Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan Ketakutan Tidak dapat mengurus diri sendiri Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang

E. JENIS JENIS HALUSINASIa. Halusinasi pendengaran Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu. b. Halusinasi penglihatanKarakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan. c. Halusinasi penghidu : karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia. d. Halusinasi peraba :karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.e. Halusinasi pengecap :Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.f. Halusinasi sinestetik :karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine. (Stuart, 2007).

F. AKIBAT HALUSINASIRespon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, cemas, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Klien tidak sanggup lagi menentang perintah sehingga dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut. Klien memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego, menunjukkan adanya kecenderungan untuk menyendiri dan klien asyik dengan halusinasinya seolah-olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata.G. SITUASI YANG DAPAT MENIMBULKAN HALUSINASI1) Pada saat pasien cemas yang berlebihan2) Pada saat pasien lagi sendiri3) Disaat pasien melamun4) Suasana lingkungan yang sepi5) Pada saat pasien merasa ketakutan6) Kelelahan yang luar biasa7) Penggunaan obat-obatan8) Demam hingga derilium9) Intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam jangka waktu yang lama.

H. CARA PERAWATAN DIRUMAH1. Bantu Mengenal Halusinasi.a) Bina saling percaya.b) Diskusikan kapan muncul situasi yang menyebabkan (jika sendiri), isi dan frekwensi.2. Meningkatkan Kontak Dengan Realita.a) Bicara tentang topik yang nyata tidak mengikuti halusinasi.b) Bicara dengan klien secara sering dan singkat.c) Buat jadwal kegiatan sehari-hari untuk menghindari kesendirian.d) Ajak bicara jika tampak klien sedang berhalusinasi.e) Diskusikan hasil observasi anda.3. Bantu Menurunkan Kecemasan dan Ketakutan.a) Temani, cegah isolasi dan menarik diri.b) Terima halusinasi klien tanpa mendukung dan menyalahkan. Misalnya: Saya percaya anda mendengar tetapi saya sendiri tidak dengar.c) Beri kesempatan untuk mengungkapkan.d) Tetap hangat, empati, kalem dan lemah lembut.3. Mencegah Klien Melukai Diri Sendiri dan Orang Lain.a) Lakukan perlindungan dan jauhkan dari benda-benda yang bisa membahayakan.b) Kontak yang sering secara personal.4. Tingkatkan Harga diri.a) Identifikasi kemampuan klien dan beri kegiatan yang sesuai.b) Beri kesempatan sukses dan beri pujian atas kesuksesan klien.c) Dorong berespon pada situasi nyata.5. Berikan pengobatana) Memberikan obat secara teratur dan sesuai dengan petunjuk dokterb) Kontrol ulang secara teratur

RENCANA KUNJUNGAN RUMAH

I. Identitas pasien :Nama: Hermanto Umur: 30 tahunJenis kelamin: Laki - lakiAlamat: Desa Pasar Ujung Kepahiang

Penanggung jawab: Nama : ZemiUmur: 27 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAlamat: Desa Pasar Ujung Kepahiang

II. Tujuan Home visit1. Tujuan Umun :Untuk melengkapi dan mengklasifikasi data yang didapat dari klien serta melakukan asuhan keperawatan ,yaitu memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada keluarga khususnya keperawatan yang dihadapinya.2. Tujuan khusud3. Memvalidasi data yang diperoleh sebelumnya.4. Mendapatkan informasi langsung dari keluarga tentang keluarga, lingkungan5. Memberikan informasi tentang perkembangan klien6. Melakukan implementasi diagnosa keperawatan

III. Rencana Tindakan Keperawatan1. Orientasi a. Salam PerkenalanAssalamualaikum ibu, bapak, Perkenalkan saya Andra Saferi Wijaya, saya adalah Mahasiswa Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu, Kebetulan saya sedang dinas di RSJKO Soeprapto Bengkulu selama 1 bulan. Saya disini akan melakukan tindakan keperawatan terhadap keluarga Tn. H. Oia nama ibu, bapak siapa??bagaimana kabarnya bapak, ibu??Tujuan saya kesini adalah untuk melengkapi dan mengklasifikasi data yang didapat dari Tn. H serta melakukan asuhan keperawatan, yaitu memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada keluarga khususnya keperawatan yang dihadapi Tn. H. bagaimana pak, bu apakah bisa kita berbincang- bincang tentang Tn. H? Kira-kira berapa lama kita berbincang bincang bu, pak?b. Mengkaji dan atau validasi tentang klien.Bagaimana perasaan bapak dan ibu tentang Tn. H ? Bisakah ibu, bapak ceritakan mengapa Tn. A bisa dibawa ke RSJKO Soeprapto Bengkulu ?( Perawat menayakan bagaimana keadaan ekonomi, keharmonisan keluarga, orang yang terdekat dengan klien dalam keluarga, support system keluarga, komunikasi dalam keluarga, harapan keluarga terhadap klien, pengetahuan keluarga tentang cara perawatan klien, persiapan keluarga tentang kesiapan pulang klien).

2. KerjaBapak ibu sudah tau tentang masalah Tn. H? Tn. H mengalami halusinasi. Dimana halusianasi itu adalah persepsi yang salah seseorang terhadap sesuatu dimana tidak adanya stimulus atau rangsangan dari luar. Biasanya meliputi sistem penginderaan. Bagaimana bu, pak apakah sudah mengerti dengan penjelasan saya? Nah, sekarang coba bapak dan ibu ulangi lagi apa itu halusinasi?( kemudian perawat menyimpulkan kembali dilanjutkan dengan menjelaskan penyebab, tanda dan gejala, akibat, situasi terjadi halusinasi, menjelaskan kepada keluarga cara mengajarkan klien halusinasi dengan menghardik, melakukan kegiatan, pemberian obat dan yang terpenting adalah memberikan perhatian kepada klien tentang masalahnya.Setelah keluarga mengenal masalah, keluarga mampu untuk memutuskan merawat Tn. H serta memberikan perawatan langsung dirumah, memodifkasi lingkungan serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

3. TerminasiBagaimana perasaan ibu bapak setelah kita berbincang bincang mengenai Tn. H ? Tadi sudah saya jelaskan beberapa cara untuk merawat Tn. H dirumah. Sekarang coba bapak dan ibu sebutkan kembali. . . nah bagus sekali! Gimana kalau cara tadi kita terapkan pada ssat klien telah pulang? Saran saya keluarga menjenguk klien minimal satu kali dalam seminggu, menyediakan fasilitas untuk kebutuhan perawatan diri seperti sabun, pasta gigi dan lain-lain selama Tn. H dirumah sakit, bila tidak dapat mengunjungi klien, minimal menelepon klien satu kali dalam seminggu. Bagaimana ibu bapak setuju?Setelah menyusun rencana tindak lanjut untuk mengakhiri pertemuan perawat sebelumnya menjelaskan dan menyimpulkan kembali tentang materi yang telah jelaskan.Baiklah bapak, ibu sepertinya sampai disini dulu perbincangan kita, seandainya bapak dan ibu memerlukan saya untuk informasi silahkan bapak dan ibu hubungi saya atau bapak ibu langsung kerumah sakit. Atas perhatiannya saya ucapakan terima kasih. Assalamualaikum Wr. Wb.

Koordinator Akademik

( Ade Herman Surya Direja, S. Kep Ns ) Koordinator klinik

( Raulina Sinaga, S.Kep. Ns )

MengetahuiKetua RT/ RW

(.) Menyetujui,Keluarga Pasien

()Mahasiswa ProfesiHome Visit

( Andra Saferi Wijaya,S. Kep )

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, Gail Wiscarz, Sandra J Sundeen. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC.

Maramis, W. F. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.

Yosep, Iyus. (2009). Keperwatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama.

Hamid, Achir Yani. (2000). Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Hawari, Dadang. (2001). Pendekatan Holistik pada gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hasil Home visit(Tanggal 26 Juni 2011)

Berdasarkan Surat tugas dari Kasubid SDM dan Sarana Perawatan Rumah Sakit Jiwa Soeprapto Bengkulu, tertanggal 25 Juni 2011, Nomor : 445/97/RSJKO/2.3.1/IV/2011 untuk mengunjungi keluarga klien atas nama :Initial Klien: Tn. HUmur: 31 TahunPendidikan: SMPMasalah: HalusinasiPenanggung Jawab: Tn. ZemiAlamat P.J.: Desa Pasar Ujung Kepahiang Mahasiswa Pengelola: Andra Saferi Wijaya, S.KepKunjungan rumah dilakukan pada keluarga Tn. H. Hubungan dengan klien, keluarga adalah Adik dari klien. Selengkapnya laporan kunjungan rumah adalah sebagai berikut :1. Hasil pengkajian terhadap keluargaa. Keluarga1) Alasan klien dirawatMenurut keluarga klien dibawa ke RSJKO Bengkulu karena klien sering kejang-kejang, berbicara sendiri, keluyuran, tidur kurang, ngamuk dan suka melamun dan mencoba bunuh diri.2) Keadaan ekonomiKeluarga berada dalam taraf ekonomi kurang mampu sehingga klien berobat dengan menggunakan jamkesmas. Keluarga sebagai penanggung jawab mengatakan uang hasil bertani, telah habis untuk makan dan ongkos selama klien mengalami perawatan di rumah sakit dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Untuk menambah pendapatan ibu klien yang juga sebagai pedagang kue jajanan pasar juga tak cukup sehingga menyewakan bagian depan rumahnya untuk membiayai kebutuhan keluarga agar dapat membantu biaya makan keluarga sehari-hari.

3) KeharmonisanHubungan keluarga dengan klien cukup harmonis, walaupun keluarga jarang mengunjungi klien di rumah sakit karena jarak yang jauh dan biaya perjalanan kerumah sakit. 4) Orang terdekat dengan klien dalam keluargaKlien dekat dengan ibu dan adiknya, apa kebutuhannya cukup terpenuhi namun dalam hal yang wajar.5) Support System KeluargaKeluarga mendukung penuh perawatan dan pengobatan klien selama klien di rumah sakit. Keluarga selalu memberi support kepada klien bahwa klien bisa sembuh namun harus bersabar dan tak boleh putus obat.6) Komunikasi dalam KeluargaKeluarga sangat terbuka dan menganggap klien perlu dikasihani dan disayangi, klien diminta menceritakan kepada keluarga ketika merasakan sesuatu yang dialami.7) Harapan keluarga terhadap klienKeluarga sangat berharap klien sembuh dan bisa kembali normal seperti dulu.8) Pengetahuan keluarga tentang perawatan klienKeluarga mengetahui bahwa klien mengalami gangguan jiwa dan membawa klien ke RSJKO dan keluarga tidak tahu cara merawat klien di rumah, namun ketika klien telah pulang keluarga mampu merawat sesuai pengetahuan yang didapat dari petugas kesehatan di RSJKO9) Persiapan keluarga tentang kepulangan klienKeluarga menyambut klien dengan baik dan memberikan perhatian yang lebih terhadap klien. Keluarga berharap kepulangan klien adalah yang terakhir untuk kambuh ulang kembali.

b. Lingkungan1) Pendapat masyarakat terhadap penyakit klienMasyarakat sekitar mengetahui bahwa Tn. H. menderita gangguan jiwa karena sebelumnya ia pernah dirawat. Hal ini mungkin karena klien menunjukan sikap yang berbeda seperti orang normal lainnya. Keluarga klien mengatakan, lingkungan masyarakatnya sempat tidak mau menerima kepulangan klien dari RSJKO karena mereka takut klien mengganggu lingkungannya.

2) Tempat yankes terdekatTempat yankes terdekat dari rumah adalah Puskesmas, jarak dari rumah cukup jauh kurang lebih 10 menit perjalanan dan keluarga biasa berobat ketika ada yang sakit namun keluarga tahu bahwa klien harus dibawa ke yan-kes jiwa, sehingga keluarga membawa klien ke RS jiwac. Memberikan informasi tentang perawatan klien Perawat memberitahukan keadaan terakhir klien hari sabtu (25 Juni 2011) di rumah sakit jiwa. Keluarga klien juga menyambut baik kehadiran perawat yang datang, ketika di sampaikan keadaan klien di rumah sakit kepada keluarga, keluarga merasa senang dengan informasi yang didapat tentang klien dan bersyukur kalau Tn. H sudah sembuh.d. Melakukan Penkes tentang HalusinasiMeliputi : 1) Keluarga dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis halusinasi2) Keluarga dapat mengetahui penyebab halusinasi3) Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala halusinasi4) Keluarga dapat mengetahui situasi yang dapat menimbulkan halusinasi5) Keluarga dapat mengetahui akibat halusinasi6) Keluarga dapat mengetahui cara perawatan dirumahe. Implementasi berdasarkan diagnosa :1) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan jiwa anggota keluarganyaa) Kaji ulang pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan jiwab) Beri penjelasan tentang Halusinasic) Beri penjelasan tentang sebab-sebab halusinasid) Beri penjelasan tentang tanda-tanda halusinasie) Reinforcement positif pada keluarga saat mampu menyebutkan kembali apa yang sudah dijelaskan2) Keluarga mampu mengambil keputusan dalam hal merawat klienMembantu keluarga dalam mengambil keputusan dalam hal merawat klien dengan gangguan jiwa 3) Keluarga mampu merawat klien dengan gangguan jiwaa) Beri penjelasan tentang cara merawat klien dengan halusinasib) Motivasi keluarga untuk dapat merawat klien dengan halusinasic) Beri reinforcement pada keluarga atas hal-hal yang sudah dicapai keluargad) Bantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada4) Keluarga mampu menciptakan lingkungan therapeutik bagi kliena) Bantu keluarga menciptakan lingkungan rumah yang terapeutik dengan b) Berikan klien kasih sayang dan perhatianc) Jangan biarkan klien berada sendirian dalam waktu yang lamad) Berikan klien suatu tanggung jawab yang klien mampu kerjakan seperti menyapu, mencuci piring dan bersih-bersih rumahe) Ciptakan komunikasi terbuka dalam keluargaf) Lingkungan tenang dan ceria5) Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang adaMembantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mempertahankan keputusan keluarga untuk merawat klien dengan membawa klien dirawat sampai dengan klien sudah mampu untuk dirawat di rumah.

f. Tindak Lanjut :1) Keluarga memberikan dukungan dan motivasi kepada klien untuk sembuh.2) Keluarga membantu klien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap, atau memberikan tanggung jawab atas aktivitas ringan yang diberikan. Dan mengingatkan klien kembali tentang cara mengontrol halusinasi yang telah diajarkan perawat.3) Keluarga memanfaatkan yankes untuk kontrol dan pengobatan klien

Andra Saferi Wijaya, S.Kep14