24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring laju perkembangan peradaban dunia, banyak terjadi perubahan pola hidup dalam masyarakat. Masyarakat cenderung tidak disiplin dalam menerapkan pola makan gizi seimbang, gaya hidup yang tidak sehat sehingga akan memherikan dampak pada pergeseran pola penyakit, yaitu dari pola penyakit infeksius bergeser ke pola penyakit degeneratif. Salah satu penyakit degeneratif yang tam Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu serba instan dan cepat. Seiring dengan itu ternyata kita harus membayar mahal dengan kesehatan kita. Di dalam makanan ada beberapa faktor yang apabiia dikonsumsi terus menerus dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas kesehatan tubuh kita. Oleh karena itu, kita membutuhkan sesuatu yang dapat mempertahankan kesehatan tubuh kita. khususnya dalam melancarkan peredaran darah, mengurangi timbunan lemak dalam pembuluh darah ( mencegah penyumbatan ) dan meringankan kerja jantung (zuifianto arbi, 2008 ). Dewasa ini tingkat kepedulian masyarakat akan pemeliharaar kesehatan terhadap berbagai resiko yang dapat menimbulkan stroke masih sangat rendah, terlihat dari insiden stroke cenderung meningkat setiap tahunnya sehingga stroke menjadi masalah serius yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar ( Misbach, 2004).

Proposal Keperawatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tes

Citation preview

Page 1: Proposal Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring laju perkembangan peradaban dunia, banyak terjadi perubahan pola

hidup dalam masyarakat. Masyarakat cenderung tidak disiplin dalam menerapkan pola

makan gizi seimbang, gaya hidup yang tidak sehat sehingga akan memherikan dampak

pada pergeseran pola penyakit, yaitu dari pola penyakit infeksius bergeser ke pola

penyakit degeneratif. Salah satu penyakit degeneratif yang tam

Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu serba instan dan cepat. Seiring

dengan itu ternyata kita harus membayar mahal dengan kesehatan kita. Di dalam

makanan ada beberapa faktor yang apabiia dikonsumsi terus menerus dalam jangka

panjang dapat menurunkan kualitas kesehatan tubuh kita. Oleh karena itu, kita

membutuhkan sesuatu yang dapat mempertahankan kesehatan tubuh kita. khususnya

dalam melancarkan peredaran darah, mengurangi timbunan lemak dalam pembuluh

darah ( mencegah penyumbatan ) dan meringankan kerja jantung (zuifianto arbi, 2008 ).

Dewasa ini tingkat kepedulian masyarakat akan pemeliharaar kesehatan terhadap

berbagai resiko yang dapat menimbulkan stroke masih sangat rendah, terlihat dari

insiden stroke cenderung meningkat setiap tahunnya sehingga stroke menjadi masalah

serius yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya

yang dikeluarkan sangat besar ( Misbach, 2004).

Resiko stroke meningkat seiring dengan beratnya dan banyaknya faktor resiko.

Data epidemiologi menyebutkan resiko untuk timbulnya serangan ulang stroke adalah

30 % dan populasi yang pernah menderita stroke memiliki kemungkinan serangan ulang

adalah 9 kali dibandingkan populasi normal ( Misbach, 2004 ).

Stroke merupakan sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat,

berupa defisit neurologis vokal dan latau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih

atau langsung menimbulkan kematian. Penyebab stroke sangat kompleks dengan

berbagai faktor resiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, gaya

hidup dan ada penyebab yang tidak dapat dimodifikasi seperti umur, jenis kelamin,

genetik (Mansjoer, 2000).

Umumnya stroke berlanjut dengan depresi, artinya penderita sadar kondisinya

sudah lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari, hal ini disebabkan oleh masalah-

Page 2: Proposal Keperawatan

masalah yang timbul pada penderita stroke seperti kelumpuhan pada salah satu sisi

tubuh, menurun atau hilangnya perasaan (tidak bisa membedakan panas dan dingin),

gangguan lapangan pandang, gangguan persepsi (sulit membedakan bentuk, ukuran,

warna), rnasalah emosional (tertawa atau menangis tidak sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya), masalah komunikasi (kesulitan dalam mengungkapkan pendapat atau tidak

bisa bicara sama sekali). Penderita sering bertanya mengapa hal ini terjadi, ada yang

mengatakan mau segera mati karena sudah tidak tahan lagi dengan keadaan tersebut

(Idris, 2004).

Masalah-masalah yang timbul pada penderita stroke menyebabkan stres berat

pada keluarga, persoalan kecil menjadi masalah besar, terkadang menimbulkan

kemarahan yang akhirnya menyebabkan perpisahan antara anggota keluarga, saudara

laki-laki dan perempuan bertengkar masalah tanggung jawab, sementara yang lainnya

merasa depresi dan ingin bunuh diri. Merupakan hal yang umum dan normal bila

merasakan kemarahan terhadap orang sakit. Meskipun, dalam hati sanubari, anda tahu

itu tidak logis. Kelelahan sendiri dapat menyebabkan situasi situasi yang bisa meledak,

yang dapat berakibatkan keretakan-keretakan perkawinan atau hubunga keluarga

(Henderson, 2004).

Masa pengobatan adalah masa-masa menyusahkan seperti goncangan yang

disebabkan oleh serangan stroke yang tiba-tiba, biaya pengobatan yang sangat besar dan

memerlukan perawatan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Nielihat

keadaan ini keluarga merasa frustasi dan mengkhawatirkan tentang apa yang akan

terjadi dikemudian hari ( Shimberg, 1998 ).

Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah

jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan gembunuh

no.l di RS Pemerintah diseluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada 5 00.000

penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali,

sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan repertiga

sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus

menerus di kasur (www.medicastore.com).

Penderita stroke memerlukan banyak dukungan untuk mempercepat kesembuhan. Tidak

dapat dipungkin, merawat penderita stroke merupakan beban psikososial yang tidak

ringan. Perasaan cemas, tertekan, binggung, sedih, dan jengkel akan menyelimuti

Page 3: Proposal Keperawatan

anggota keluarga karena banyak faktor yang mempengaruhinya teori tersebut. Dari

uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang "Gambaran Tingkat

Stres Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di Rumah

Sakit Umum Keluarga Tanjung Morawa."

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

Untuk mengetahui gambaran tingkat stres keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang menderita stroke di rumah sakit umum keluarga.

Tujuan Khusus :

Untuk mengidentifikasi gambaran tingkat stres keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang menderita stroke di rumah sakit umum keluarga.

1. 3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana tingkat stres keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

menderita stroke di rumah sakit umum keluarga?

1. 4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai informasi tambahan bagi peneliti dalam memberikan pengetahuan

dalam meningkatkan kualitas hidup penderita stroke sehingga dapat rneningkatkan mutu

pelayanan keperawatan terutama dalammemberikan asuhan keperawatan terhadap

penderita dan keluarga.

1.4.2 Bagi pelayanan kesehatan

Dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan strategi bagi perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan dirumah sakit yang lebih komprehesif pada keluarga

dan penderita stroke.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagi bahan masukan dalam memberikan materi perkuliahan yang dapat

bermanfaat untuk pengetahuan dan pengembangan ilmu keperawatan

Page 4: Proposal Keperawatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 STRESS

2.1.1 Pengertian Stres

Stres dapat didefenisikan sebagai respon adaptif, dipengaruhi oleh karakteristik

individual dan / atau proses psikologis, yaitu akibat dari tindakan, situasi, atau kejadian

eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan / atau psikologis terhadap seseorang .

(Ivancevich dan Matteson, 1980 dalam Kreitner dan Kinicki, 2004 ).

Stres adalah respons flsiologis terhadap naiknya emosi dan menekankan fungsi

adaptif dari reaksi" fight-or-flight "( menghadapi atau lari dari stress ). Sementara Hans

Selye, 1976, menyatakan bahwa stres merupakan situasi dimana suatu tuntutan yang

sifatnya tidak spesifik dan mengharuskan seseorang memberikan respons atau

mengambil tindakan ( Hidayat, 2007 ).

Menurut Dadang Hawari, 2001 stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap

stres psikososial ( tekanan mental atau beban kehidupan ).

Menurut Maramis, 1999 stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuian

diri dan karena itu, sesuatu yang menggangu keseimbangan kita. Menurut Soeharto

Heerdjan 1987, stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang

menimbulkan tekanan, perubahan ketegangan emosi, dan lain-lain.

Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht, 2000 bahwa

yang dimaksudkan " stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan

oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun

penampilan individu didalam lingkungan tersebut"

2.1.2 Jenis Stres

Ditinjau dari penyebabnya, stres dapat dibedakan kedalam beberapa jenis:

1. Stres fisik, merupakan stres yang disebabkan oleh keadaan fisik seperti suhu

yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu

menyengat, dan lain-lain.

2. Stres kimiawi, merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa ia yang

terdapat pada obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormon atau gas, dan

lain-lain.

Page 5: Proposal Keperawatan

3. Stres mikrobiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh kuman, seperti:

virus, bakteri, atau parasit.

4. Stres fisiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ

tubuh, antara lain: gangguan strukur tubuh, fungsi jaringan, organ, dan lainlain.

5. Stres proses tumbuh kembang merupakan stres yang disebabkan oleh proses

tumbuh kembang seperti: pada masa pubertas, pernikahan, pertambahan usia.

Stres psikologis atau emosional, merupakan stres yang disebabkan oleh

gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk

menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya, atau

keagamaan (Hidayat, 2007 ).

2.1.3 Penyebab Stres

Menurut Brench Grand, 2004 stres ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan

menjadi 2 macam, yaitu:

1. Penyebab makro, yaitu: menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti

kematian, perceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.

2. Penyebab mikro, yaitu: menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti:

pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan,

dan antri.

2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Stres

1. Faktor biologis-Herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofsiologik, dan

neurohormonal.

2. Faktor psikoedukatiflsosio cultural-perkembangan kepribadian, pengalaman, dan

kondisi lain yang mempengaruhi.

2.1.5 Sumber Stres

Stres yang diatami manusia berasal dari berbagai sumber. Menurut Hidayat

(2007) ada tiga sumber stres:

a. Dalam Diri

Pada umumnya disebabkan oleh konflik yang terjadi antara keinginan dan

kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai permasalahan yang terjadi yang tidak

sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatasi, maka dapat menimbulkan stres.

Page 6: Proposal Keperawatan

b. Dalam Keluarga

Stres bersumber dari masalah keluarga yang ditandai dengan adanya perselisihan

masalah keluarga (anggota keluarga sakit, putus sekolah), masalah keuangan serta

adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga. Permasalahan ini akan selalu

menimbulkan suatu keadaan yang dinamakan stres.

c. Dalam Masyarakat dan Lingkungan

Sumber stres dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya seperti

lingkungan pekerjaan, secara umum disebut sebagai stres pekerja karena Lingkungan

fisik, kurangnya hubungan interpersonal serta kurang adanya pengakuan di masyarakat

sehingga sulit untuk berkembang kearah yang lebih baik( Hidayat, 2447 ).

2.1.6 Cara Mengendalikan Stres

Mengendalikan stres menurut Grant Brench, 2440 dalah sebagai berikut;

Sikap, keyakinan, dan pikiran kita harus positif, fleksibel, rasional, dan adaptif terhadap

orang lain.

Kendalikan faktor-faktor penyebab stres dengan jalan:

a. Kemampuan menyadari (awareness skills).

b. Kemampuan untuk menerima (acepetance skills).

c. Kemampuan untuk menghadapi { coping skill ).

d. Kemampuan untuk bertindak ( action skill ).

Perhatikan diri Anda, Proses interpersonaldan interaktif, serta lingkungan

1. Lembangkan sikap efisien.

2. Relaksasi.

3. Visualisasi ( angan-angan terarah ).

4. Circuit breaker dan koridor stres (Sunaryo, 2007 ).

2.1.7 Cara Menilai Stres

Terdapat beberapa cara untuk menilai stres, antara lain Skaia Homes dan Rahe,

1967, beserta Skala Miller dan Smith, 1985.

a. Skala Holmes dan Rahe

Page 7: Proposal Keperawatan

Skala ini menghitung jumlah stres yang dialami seseorang dengan cara menambahkan

nilai relatif stres, yang disebut Unit Perubahan Hidup ( life Change Units - LCU ), untuk

berbagai peristiwa yang dialami seseorang.

Tingkat Stres

Tidak signifikan : <>

Rendah : 150 - 200

Sedang : 200 - 299

Tinggi : > 300

b. Skala Miller dan Smith

Beberapa aspek tertentu dari kebiasaan, gaya hidup, dan lingkungan seseorang dapat

menjadikannya lebih kebal atau lebih rentan terhadap dampak negatif stres.

Skor Ketahanan Stres

0-10 : Memiliki ketahanan luar biasa terhadap stres

11-30 : Tidak terlalu rentan terhadap stres

31-50 : Cukup rentan terhadap stres

51-74 : Rentan tcrhada p stres

75-80 : Sangat rentan terhadap stres

( Hidayat, 2007 ).

2.1.8 Tahapan Stres

Menurut Van Amberg, sebagaimana dikemukakan oleh Hawari (2001) dal

Hidayat, 2004 mengenai tahapan stres :

1. Stres yang disertai perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu

tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki menyelesaikan pekerjaan

penglihatan menjadi tajam.

2. Stres yang disertai keluhan seperti bangun pagi tidak segar atau letih, lekas

capek pada saat menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks,

lambung atau perut tidak nyaman, jantung berdebar, hal tersebut karena

cadangan tenaga tidak memadai.

3. Tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi tidak teratur (kadang-kadang

diare), otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur

Page 8: Proposal Keperawatan

kembali, bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali, koordinasi tubuh

terganggu, dan mau jatuh pingsan.

4. Stres dengan keluhan tidak mampu bekerja sepanjang hari, aktivitas pekerjaan

terasa sulit dan menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu,

gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat

menunm, serta timbul ketakutan dan kecemasan.

5. Stres yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental, ketidakmampuan

menyelesaikan pekerjaan yang ringan, gangguan pencernaan berat,

meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung dan panik.

6. Stres dengan tanda-tanda seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan

gemetar, dingin dan banyak keluar keringat, serta pingsan atau collaps.

2.1.9 Reaksi Tubuh Terhadap Stres

Reaksi terhadap stres berbeda-beda tergantung tingkat kedewasaan kepribadiaan,

pendidikan dan pengalaman hidup seseorang. Reaksi psikologis yang mungkin timbul

dalam menghadapi stres seperti menghadapi langsung dengan segala resikonya, menarik

diri dan tidak mau tahu tentang persoalan yang dihadapinya, menggunakan mekanisme

pertahanan diri (Hadi, 2004).

2.1.10 Tingkatan Stres

Potter (2005), membagi stres menjadi tiga lingkaran besar :

1. Stres Ringan, stressor yang dihadapi setiap orang teratur seperti terlalu banyak

tidur, kemacetan lalu lintas situasi seperti ini biasanya berlangsung bebcrap

menit atau jam dan belum berpengaruh kepada fisik dan mental hanya saja mulai

sedikit tegang.

2. Stres Sedang, berlansung lebih lama, dari beberaa sampai beberapa hari,

misalnya perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang

sakit atau ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga.

3. Stres Berat, situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai

beberapa tahun, seperti perselisihan perkawinan terus-menerus, kesulitan

finansial yang berkepanjangan, penyakit fisik yang berkepanjangan, pada

keadaan stres berat ini individu sudah mulai ada gangguan fisik dan mental.

Page 9: Proposal Keperawatan

2.1.11 Gejala Stres

Beberapa gejala untuk mengetahui seseorang mengalami stres:

a) Gejala fisik

Ditandai dengan muncul rasa sakit kepala, sakit lambung, hypertensi (darah

tinggi), sakit jantung atau jantung yang sering berdebar-debar tanpa sebab yang jelas,

insomnia, mudah lelah, berkeringat, hilangnya selera makan, sring buang air kecil. hl

b) Gejala psikis.

Ditandai dengan gelisah atau muncul kecemasan, sulit berkonsentrasi, sikap

apatis, pesimis, hilangnya rasa humor, sering melamun, kehilangan gairah terhadap

belajar atau pekerjaan, cenderung bersikap agresif baik secara verbal maupun non-

verbal (physic aggression) (www.artiklpsikologi.com)

2.2.1 Pengertian Keluarga Menurut Friedm,

Menurut Friedman (1998) bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau

lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu

mempunyai peran masing - masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pakar

konseling keluarga dari yogyakarta, syekti ( 1994 ) menulis bahwa keluarga adalah

suatu ikatan / persetujuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang

berlainan jenis yang hidup bersama atau seseorang perempuan yang sudah sendirian

dengan atau tanpa anak sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Menurut UU No. 10 Tahun1992 bahwa keluarga adalah unit kecil dari

masyarakat yang terdiri dari suami - isteri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan

anaknya, atau ibu dan anaknya.

2.2.2 Struktur Ketuarga

Struktur peran yang menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga secara

formal maupun informal baik di keluarga atau masyarakat - Nilai atau norma keluarga

menjelaskan nilai atau norma yang dipeiajari dan dianut oleh keluarga yang

berhublmgan dengan kesehatan.

Page 10: Proposal Keperawatan

- Pola komunikasi keluarga menjelaskan bagimana cara keluarga berkomunikasi, siapa

pengambil keputusan utama, dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan

komunikasi.

- Struktur kekuatan keluarga menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi

dan mengendalikan anggota keluarga untuk memgubah perilaku yang berhubungan

dengan kesehatan.

2.2.3 Fungsi Keluarga

Fungsi ekonomi menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan

kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk

meningkatkan penghasiian keluarga.

Fungsi mentlapatkan status sosial menjelaskan tentang upaya keluarga untuk

memperoleh status sosial dimasyarakat tempat tinggal keluarga.

Fungsi Pendidikan menjelaskan upaya yang dilakukan oleh keluarga dalam

pendidikan selain upaya yang diperoleh dari sekolah atau masya.rakat sekitar.

Fungsi sosialisasi menjelaskan tentang hubungan anggota keiuarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar tentang disiplin, niiai, normal, budaya, dan prilaku yang

berlaku dikeluarga dan masyarakat,

Fungsi pemenuhan

kesehatan Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan.

Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan yang tepat.

Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit

Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah

yang sehat. { Supra.titno, 2004 }

2.2.4 Pengertian Stres Keluarga

Gangguan pada tubuh dan sikap yang disebabkan oleh adanya suatu sistem

sosial yang saling berinteaksi satu sama lain yang menyebabka.n perubahan tuntutan

kerja maupun penampilan individu dalam lingkungan (Leininger dalam Mulyadsi,

2003).

Page 11: Proposal Keperawatan

2.3 STROKE

2.3.1 Pengertian Stroke

Stroke atau cedera serebrovaskular adalah kehilangan fungsi otak yang

diakibatkan berhentinya suplai darah ke bagian otak (Brunner dan Suddrath, 2001).

Menurut Tjahjono,dkk, 2000 Stroke adatah sindrom klinis yang awal timbulnya

mendadak, progresi cepat, berupa defisit neurologis vokal dan atau global yang

berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menunbulkan kematian dan sematamata

disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.

2.3.2 Jenis Stroke

Stroke dibedakan berdasarkan penyebabnya, menurut Shimberg (1998), jenis

stroke dibagi atas tiga bagian besar:

a. Thrombosis

Pembuluh darah dari jantung menuju ke otak mengalami penyempitan yang disebabkan

terjadinya artherosclerosis (disebut sebagai pengerasan pembuluh pembuluh darah

arteri/nadi yang membawa darah dari jantung ke alat tubuh), akibat tingginya kadar

kolesterol dan tinggginya tekanan darah.

b. Embolus

Jenis stroke seperti ini akan terjadi pada saat suatu gumpalan dari jantung atau lapisan

lemak yang berasal dari dinding pembuluh arteri rantok dan menyumbat pembuluh-

pembuluh darah yang lebih kecil yang merupakan cabang dari pembuluhpembuluh

arteri utama yang menuju ke otak.

c. Hemorrhage

Pembuluh arteri menuju ke otak mengalami pelemahan. Tekanan darah yang tinggi

telah menirnbulkan pukulan-pukulan yang besar terhadap pembuluh arteri sehingga

melemah dan rapuh dan akhimya pecah seperti balon yang ditiup terlalu besar.

Hemorrhage disebut juga pendarahan otak atau cerebral hemorrhage, stroke jenis ini

paling berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan yang Was yang disebabkan

tumpahan-tumpahan darah sehingga mengenai seluruh jaringan atak.

2.3.3 Penyebab Stroke

Page 12: Proposal Keperawatan

Shimberg (1998 ), membagi penyebab stroke atas empat bagian :

Trombosis (bekuan) darah di dalam pembuluh darah atak leher atau arterosklerosis

serebral merupakan penyebab utama yang merupakan penyebab paling umum dari

stroke. Tanda-tanda trombosit serebral bervariasi, beberapa pasien dapat mengalami

pusing, perubahan kognitif, kejang dan beberapa mengalami awitan yang tidak dapat

dibedakan dari hemorage serebral atau embolisme serebral. Trombosis terebral tidak

terjadi dengan tiba-tiba, kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau paraspesia pada

setengah tubuh.

Embolisme serebral, abnormalitas patologik pada jantung kiri seperti endokarditis

infektif, penyakit jantungrheumatik, infarkmiokard serta infeksi primonal adalah

tempat-tempat diasal emboli. Embolus biasanya menyumbat dari arteri serebral tengah

atau cabang-cabangnya yang merusak sirkulasi serebral.

Iskemia serebral (Insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi

ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.

Hemoragi serebral, hemoragi dapat terjadi di luar dura mater ( hemoragi ekstradural

atau epidural ), atau di dalam substansi otak.

2.3.4 Faktor Resiko Stroke

Faktor resiko stroke dibagi atas faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak

dapat diubah:

a. Faktor yang dapat diubah

Hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi

oral, hematokrit meningkat, bruit karotis asimtomatis, hiperurisemia, dan dislipidemia.

b. Faktor yang tidak dapat diubah

Usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA (Transient Ischemic Attack) atau

stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, dan heterozigot atau homozigot untuk

homosistinuria (Mansjoer, 2000).

2.3.5 Manifestasi Klinis

Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi

(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan

Page 13: Proposal Keperawatan

jumlah aliran darah kolateral, fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.

Manifestasi klinis stroke digolongkan atas lima bagian:

1. Kehilangan motorik.

Stroke adalah penyakit motorneuron atas dan mengakibatkan kehilangan control

volunter terhadap gerakan motorik. Karena neuron motor atas melintas, gangguan

control motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada

motorneuron atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum

adalah hemiplegia (paralysis pada. salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang

berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh. Di awal tahapan stroke

gambaran klinis yang muncul adalah paralysis dan hilang atau menurun refleks tendon

dalam. Apabila refleks tendon dalam ini kembali (biasanya dalam 48 jam), peningkatan

tanus disertai dengan spastisitis (peningkatan tonus otot abnormal) pada ekstremitas

yang terkena.

2. Kehilangan komunikasi.

Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke

adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat

dimanifestasikan oleh disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang

atau reseptif. Apraksia (ketidakmampua.n melakukan tindakan yang dipelajari

sebelumnya.

3. Gangguan Persepsi.

Stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan

visual-spasial dan kehilangan sensori. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras

sensori primer diantara mata dan korteks visual. Homonimus hemianopsia (kehilangan

setengah lapang pandang) dapat terjadi karena stroke dan mungkin sementara dan

permanen. Sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralysis dan

kehilangan sensori yang akhir.

4. Disfungsi Kandung Kemih.

Setelah stroke pasien mesngalami inkontinensia urinarius sementara karena konfusi,

ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, ketidakmampuan untuk

menggunakan urinal karena kerusakan control motorik dan pastural. Kadang-kadang

setelah stroke kandung kemih menjadi atonik, dengan kerusakan sensasi dal respon

terhadap pengisisan kandung kemih.

Page 14: Proposal Keperawatan

5. Kerusakan Fungsi Kognitif dan Efek Psikologik.

Bila kerusakan telah terjadi pada labus frontal, mempelajari kapasitas, memori, atau

fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Disfungsi ini dapat

ditunjukan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan

kurang motivasi yang menyehabkan pasien menghadapi masalah frustasi, depresi umum

terjadi dan diperberat oleh respons alamiah pasien terhadap penyakit katastrofik.

Masalah psikologik lain juga umum terjadi dan dimanifestasikan oleh labilitas

emosional, frustasi, dendam yang kurang kerja sama (Brunner & Sudarth, 2002).

2.3.6. Pencegahan(P.R.E.V.E.N.T)

Tujuh rencana pokok NSW Stroke Recovery Association Untuk pencegahan stroke :

1. Proper diet and exercise.

makan dan olah raga yang benar.

2. Reduce high blood Pressure (kurangi tekanan darah tinggi), yang merupakan

faktor resiko paling tinggi untuk terkena stroke.

3. Eliminate stress

singkirkan stres.

4. View diabetes and high blood pressure as high risks

pandanglah diabetes dan tekanan darah tinggi sebagai resiko tinggi.

5. End smoking habit

akhiri kebiasaan merokok

6. Notify your doctor of stroke warning signs

beri tahukan dokter anda tentang tanda - tanda peringatan stroke.

7. Take your medication as prescribed

makanlah obat - obatan yang diberikan dalam resep (Henderson, 2004).

Page 15: Proposal Keperawatan

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk Mengambarkan Tingkat

Stres Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Yang Menderita Stroke dalam

penelitian ini yang diteliti yaitu keluarga yang merawat pasien stroke.

Skema : Kerangka konseptual Gambaran Tingkat Stres Keluarga dalam Merawat

Keluarga yang Menderita Stroke di RSU Keluarga Tanjung Morawa.

3.2 Defenisi Konseptual dan Operasional

3.2.1 Defenisi Konseptual

Stres adalah didefenisikan sebagai respon adaptif, dipengaruhi oleh karakteristik

individual danlatau proses psikologis, yaitu akibat dari tindakan, situasi, atau kejadian

eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan/atau psikologi terhadap seseorang

(Ivancevich dan Matteson, 1980 dalam kreitneir dan Kinicki, 2004).

Pengertian stres keluarga adalah Gangguan pada tubuh dan sikap yang

disebabkan oleh adanya suatu sistem sosial yang saling berinteaksi saiu sama lain yang

menyebabkan perubahan tuntutan kerja maupun penampilan individu dalam lingkungan

(Leininger dalam Mulyadsi, 2003).

Potter (2005), membagi stres menjadi tiga lingkaran besar :

1. Stres Ringan, stressor yang dihadapi setiap orang teratur seperti terlalu banyak tidur,

kemacetan lalu lintas situasi seperti ini biasanya berlangsung beberap menit atau jam

dan belum berpengaruh kepada fisik dan mental hanya saja mulai sedikit tegang.

2. Stres Sedang, berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari,

misalnya perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang sakit atau

ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga.

3. Stres Berat, situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa

tahun, seperti perselisihan perkawinan terus-menerus, kesulitan fmansial yang

berkepanjangan, penyakit fisik yang berkepanjangan, pada keadaan stres berat ini

individu sudah mutai ada gangguan fisik dan mental.

Page 16: Proposal Keperawatan

3.2.2 Defenisi Operasional

Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan

dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan

individu didalam lingkungan tersebut. Reaksi terhadap stres berbeda-beda tergantung

tingkat kedewasaan kepribadiaan, pendidikan dan pengalaman hidup seseorang. Reaksi

psikologis yang mungkin timbul dalam menghadapi stres seperti menghadapi langsung

dengan segala resikonya, menarik diri dan tidak mau tahu tentang persoalan yang

dihadapinya, menggunakan mekanisme pertahanan diri (Hadi, 2004).