34
Proposal Kerja Praktek PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG A. JUDUL ANALISIS KEGAGALAN DAN SIFAT-SIFAT MATERIAL PADA KOMPONEN MESIN PRODUKSI DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG B. URAIAN SINGKAT Mesin merupakan salah satu fasilitas yang mutlak diperlukan perusahaan manufaktur dalam berproduksi. Dalam pengoperasiannya, terkadang mesin mengalami gangguan atau kegagalan. Penyebab terjadinya kendala pada mesin yang beroperasi berbagai macam, misalnya perawatan yang tidak teratur atau karena beban yang berlebih. Dalam hal ini, kami sebagai mahasiswa Teknik Mesin Universitas Sriwijaya mengajukan proposal kerja praktek pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang untuk menganalisis kerusakan yang terjadi pada komponen-komponen mesin serta melakukan pengujian struktur dan sifat material untuk mengetahui sifat-sifat material pada komponen- komponen mesin tersebut. Dan kami mengusulkan untuk melaksanakan Kerja Praktek tersebut pada tanggal 18 Mei 2015 s/d 18 Juli 2015. C. PENDAHULUAN Jurusan Teknik Mesin 1 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Proposal Kerja Praktek PT. Pusri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal Kerja Praktek, Proposal Kerja Lapangan, Analisis Kegagalan dan Sifat sifat material

Citation preview

PROPORSAL KERJA PRAKTEK

Proposal Kerja PraktekPT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

A. JUDULANALISIS KEGAGALAN DAN SIFAT-SIFAT MATERIAL PADA KOMPONEN MESIN PRODUKSI DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

B. URAIAN SINGKATMesin merupakan salah satu fasilitas yang mutlak diperlukan perusahaan manufaktur dalam berproduksi. Dalam pengoperasiannya, terkadang mesin mengalami gangguan atau kegagalan. Penyebab terjadinya kendala pada mesin yang beroperasi berbagai macam, misalnya perawatan yang tidak teratur atau karena beban yang berlebih. Dalam hal ini, kami sebagai mahasiswa Teknik Mesin Universitas Sriwijaya mengajukan proposal kerja praktek pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang untuk menganalisis kerusakan yang terjadi pada komponen-komponen mesin serta melakukan pengujian struktur dan sifat material untuk mengetahui sifat-sifat material pada komponen-komponen mesin tersebut. Dan kami mengusulkan untuk melaksanakan Kerja Praktek tersebut pada tanggal 18 Mei 2015 s/d 18 Juli 2015.

C. PENDAHULUANC.1. Latar BelakangKerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib di Jurusan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin sebagai salah satu syarat penyelesaian kurikulum.Dalam kerja praktek ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah dan dapat memahami keadian yang sebenarnya dilapangan, tidak hanya teori yang di dapat dari bangku kuliah, melalui pengalaman kerja praktek ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa sehingga memiliki daya nalar dan pemahaman mengenai pengetahuan Teknik Mesin yang terarah, sehingga selanjutnya mahasiswa dapat membuat suatu perencanaan secara teknis, mencari solusi masalah keteknikan dalam lingkungan suatu perusahaan.Dalam hal ini, pihak industri dipandang tepat sebagi fasilitator untuk mahasiswa dapat mempraktekkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah adalah PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG karena sebagai lapangan ilmu teknik khususnya bidang material pada mesin produksi yang dilakukan secara otomatis dan optimal di perusahaan tersebut.

C.2. PermasalahanIlmu pengetahuan yang dipelajari selama perkuliahan hampir tujuh puluh persen merupakan teori, lebih dari itu ilmu tersebut pada dasarnya mengacu kepada keadaan ideal yaitu hanya sebatas teori dan filosopinya saja.Seperti diketahui bahwa dalam suatu pabrik atau industri semua disiplin ilmu dipakai dan diterapkan, yang salah satu diantaranya adalah ilmu Teknik Mesin. Untuk itu melaui kerja praktek ini diharapkan dapat mengetahui kondisi perusahaan secara umum misalnya mengenai perkembangan perusahaan, organisasi dan kegiatan-kegiatan perusahaan.PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG dipilih sebagai industri yang tepat untuk melaksanakan kerja praktek, karena sebagai lapangan ilmu teknik khususnya bidang Produksi yang dilakukan oleh mesin secara otamatis dan optimal di perusahaan tersebut.Adapun hal-hal yang berhubungan langsung dengan kurikulum Teknik Mesin adalah :1) Design and Assembly tujuannya ialah merancang, menganalisis kekuatan struktur dan pemilihan bahan agar didapat produk yang sesuai dengan spesifikasi, serta merakit komponen-komponen sehingga menghasilkan produk yang dapat digunakan.2) Operation and Performance Assessment bertujuan untuk mengoperasi dan menjalankan, serta menganalisis dan menilai kinerja mesin.3) Preventif Maintenance and Repair, tujuannya untuk menjaga peralatan mesin agar mempunyai unsure kerja yang relative lama dan memperbaiki elemen-elemen mesin atau peralatan lainnya sehingga berfungsi sebagaimana mestinya.

Selain mengetahui, kami juga membutuhkan sistem manajemen dari Perusahaan itu sendiri. Tujannya agar kami dapat mengetahui dan memahami lingkungan, organisasi dan struktur perusahaan tersebut. Dalam hal ini system yang akan kami pelajari adalah sebagai berikut :1) Struktur perusahaan 2) Sistem kerja sebuah perusahaan 3) Persoalan perusahaan terutama dibidang perancangan dan pemilihan bahan4) Mesin mesin yang digunakan beserta spesifikasinya5) Layout dari hasil mesin di dalam perusahaan, dan hal lainnya yang berhubungan dengan perusahaan.

C.3. Batasan MasalahAdapun batasan masalah pada kerja praktek ini didasari oleh keterbatasan penyusun dan juga luasnya bidang yang dikaji. Agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembuatan laporan dan kesalahpahaman, masalah yang merupakan pokok pembahasan dan dibuat laporannya terbatas pada materi tersebut. Materi yang akan dibahas adalah analisis kegagalan dan sifat-sifat material pada komponen mesin produksi di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

C.4. TujuanC.4.1. Tujuan Umum:1) Untuk membantu mahasiswa memahami dan menjelaskan proses kegiatan suatu Perusahaan/ Industri sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas dan dapat mempersiapkan diri dalam mengisi kebutuhan dunia kerja.2) Menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama kuliah.

C.4.2. Tujuan Khusus1) Menganalisis penyebab kegagalan yang terjadi pada komponen mesin. 2) Mengetahui proses manufaktur yang ada pada perusahaan.3) Memahami sistem manajemen suatu perusahaan sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan tentang manajemen suatu perusahaan.

C.5. ManfaatC.5.1. Bagi Mahasiswa1) Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan dalam dunia kerja.2) Membuka wawasan dan mendapatkan pengetahuan melalui praktek di lapangan3) Merupakan wujud kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia kerja

C.5.2. Bagi Perusahaan1) Dapat melakukan pertukaran informasi tentang ilmu dan teknologi yang digunakan pada Perusahaan/ Industri2) Peserta dapat membantu kegiatan dan operasional pada Perusahaan/ IndustriC.5.3. Bagi Fakultas1) Menyesuaikan ilmu yang diperoleh mahasiswa pada praktek di Perusahaan/ Industri dengan kurikulum yang digunakan Fakultas tersebut.

D. LANDASAN TEORID.1. Analisis KegagalanD.1.1. Pengertian Analisis KegagalanFailure Analysis (Analisis Kegagalan) adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan yang bersifat spesifik dari peralatan utama, peralatan pendukung, dan perlengkapan instalasi pabrik. Jenis Failure Analysis pada material dapat berupa patahan, retakan, atau korosi (Dieter, 1992).Kegagalan tersebut bisa berasal dari tahap manufakturing, pembuatan, perakitan, atau pengoperasian yang tidak sesuai dengan desain. Dengan demikian diperlukan analisa kerusakan yang komprehensif yang bisa dimanfaatkan sebagai umpan balik dalam perbaikan desain, material, perlakuan panas, dan sebagainya terhadap sistem atau komponen (Rolando, 2012). Kegagalan dapat didefinisikan sebagai kejadian sewaktu komponen tidak lagi mampu memenuhi fungsi pemakaiannya dengan baik dikarenakan patahan atau deformasi berlebih ataupun deteriorasi (Dieter, 1992). Mekanisme kegagalan umumnya merupakan kegagalan bahan yang ditentukan oleh riwayat termomekanis bahan selama pemrosesan dan kondisi pemakaian. Kegagalan merupakan semua perubahan dalam bagian mesin yang menyebabkannya tidak bisa melakukan fungsinya dengan baik. Tahap-tahap yang mendahului kegagalan akhir adalah kegagalan dini, kerusakan dini semua ini akan membuat bagian atau komponennya menjadi tidak aman untuk pemakaian berikutnya (Rolando, 2012).

D.1.2. Klasifikasi Kegagalan MaterialPenyebab kegagalan biasanya ditentukan dengan mengkaitkannya pada satu atau lebih bentuk kegagalan yang spesifik dan dari sini akan menjadi gagasan utama dari kegiatan analisa kegagalan. Penyebab kegagalan sering dimonitor dari perancangan, operasi, pemeliharaan dan pengiriman, pada bagian dalam operasi dan pemeliharaan secara tradisional ada penekanannya untuk analisa kegagalan dan pencegahan kegagalan. Pengurangan kegagalan jangka panjang dapat dicapai dengan spesifikasi dan modifikasi rancangan.Kegagalan pada komponen teknik dapat dikelompokan menjadi tiga bagian (Rahardjo, 2011) yaitu : 1) Kegagalan yang disebabkan oleh desain yang salah atau pemilihan bahan yang tidak tepat.2) Kegagalan akibat pemrosesan yang salah.3) Kegagalan akibat keausan selama pemakaian.

Disamping tiga cara pembagian penyebab kegagalan seperti disebutkan diatas ada cara pembagian lain (Rahardjo, 2011) yaitu :1) Kegagalan pada tegangan di atas level desain.Kegagalan jenis ini paling mudah diperbaiki dan terutama terjadi karena kesalahan, seperti desain yang salah atau penggunaan bahan yang salah , atau karena beban yang lebih.2) Kegagalan pada tegangan dibawah level desainKegagalan ini terjadi karena adanya cacat dianggap sebagai kegagalan beban lebih setempat, karena kondisi tegangan setempat melebihi tegangan desain. Ini terjadi akibat adanya konsentrasi tegangan berkurang sehingga berada dibawah tegangan desain. Setiap klasifiksi dari kegagalan tersebut dapat diidentifikasi dan dikombinasikan satu sama lain atau dapat dipakai semua sebagai suatu prosedur dari kegagalan tersebut. Contoh dari mode kegagalan yang dapat saling berkombinasi (Rolando, 2012) :1) Elastic deformation2) Yielding3) Brinelling4) Ductile rupture5) Brittle fracture6) Fatiguea. High Cycle fatigue e. Impact fatigueb. Low cycle fatigue f. Corrosion fatiguec. Thermal Fatigue g. Fretting fatigued. Surface fatigue7) Corrotion8) Impact9) Fretting10) Combine LoadContoh diatas merupakan sebagian kecil kombinasi kegagalan yang saling terkait dan dapat diobservasi. Dari contoh diatas penulis mengambil analisa mengenai kegagalan yaitu mengenai fatigue (kelelahan).

D.1.3. Fatigue (Kelelahan)Fatigue adalah salah satu jenis kerusakan/kegagalan yang diakibatkan oleh beban berulang. Ada 3 fase didalam kerusakan akibat fatigue yaitu ; pengintian retak (crack initiation), perambatan retak (crack propagation) dan patah static (fracture). Formasi dipicu oleh inti retak yang dapat berawal dari lokasi yang paling lemah kemudian terjadi pembebanan bolak balik yang menyebabkan local plastisitas sehingga terjadi perambatan retak hingga mencapai ukuran retak kritis dan akhirnya gagal. Lebih dari 70% penyebab kerusakan disebabkan oleh jenis kerusakan fatigue ini (Dieter, 1992). Suatu komponen mesin/konstruksi dapat mengalami pembebanan dalam beberapa variasi beban seperti fluktuasi beban, fluktuasi regangan atau fluktuasi temperatur. Bahkan tidak jarang konstruksi mengalami tegangan gabungan maupun kontaminasi dengan lingkungan yang korosif yang tentunya akan menyebabkan suatu konstruksi akan lebih terancam keamanannya (Dieter, 1992). Tiga siklus umum yang dapat menunjukkan suatu siklus tegangan fatigue yaitu yang pertama adalah fluktuasi tegangan terjadi mulai dari tegangan rata-rata nol dengan amplitude yang konstan. Yang kedua yaitu fluktuasi tegangan dimulai diatas garis rata-rata nol dengan amplitude konstan (Rolando, 2012). Dan yang ketiga fluktuasi tegangan yang acak/random. Tiga siklus tersebut ditunjukan pada Gambar.1

Gambar 1. Siklus Fatigue (Rolando, 2012)

Kerusakan atau kegagalan akibat fatigue berawal pada pengintian retak dengan beban yang bolak balik, yang menyebabkan deformasi plastis local berupa slip yang ditunjukkan dengan terbentuknya intrusi dan ekstrusi sebagai cirri terjadinya slip yang menyebabkan local deformasi (Rolando, 2012). Awal retak terbentuk pada daerah slip. Pertumbuhan retak secara kristalografi terorientasi sepanjang bidang slip dalam jarak yang pendek. Waktu yang pendek tersebut ditunjukkan sebagai pertumbuhan retak tahap pertama. Arah dari pertumbuhan retak secara makroskopik menjadi normal atau tegak lurus terhadap tegangan tarik (Rolando, 2012). Hal ini ditunjukkan sebagai perambatan retak tahap kedua, yang dinyatakan sebagai umur perambatan retak.Siklus relatif selama pengintian dan perambatan retak bergantung pada tegangan yang dialami. Bila tegangan menjadi naik maka fase pengintian retak menjadi turun. Fatigue dapat dibagi menjadi dua katagori yaitu fatigue siklus tinggi dan siklus rendah. Pada fatigue siklus rendah retak terjadi sangat lama sedangkan pada fatigue siklus tinggi retak terbentuk lebih awal. Ada perbedaan yang tampak secara visual antara fatigue siklus rendah (high stress) dan fatigue siklus tinggi (low stress). D.1.4. Kurva Tegangan Siklus ( S N )Data fatigue biasanya disajikan dalam kurva tegangan dan siklus, dimana tegangan adalah S dan siklus adalah N. Jumlah siklus adalah siklus mulai dari pengintian retak sampai perambatan retak.Bila tegangan turun maka jumlah siklus untuk terjadi kegagalan menjadi naik, sedangkan bila tegangan naik maka julmlah siklus menjadi berkurang. Pada baja sebagai ferrous alloy, terdapat batas tegangan dimana kegagalan fatigue tidakterjadi atau terjadi pada siklus yang amat panjang (infinite). Nilai batas tersebut terlihat sebagai suatu aimptotik yang menunjukkan nilai fatigue limit atau endurance limit. Endurance limit adalah tegangan dimana tidak terjadinya kegagalan atau fracture didalam range 107 cycles (Rolando, 2012). Berbeda dengan material non-ferrous seperti paduan aluminium dan lainnya tidak memiliki fatigue limit. Untuk melihat perbedaaan antara kedua paduan tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar.2.

Gambar 2. Kurva S-N Untuk Paduan Ferro dan Non-Ferro (Rolando, 2012)

D.1.5. Tahapan dalam Melakukan Analisis KegagalanPengertian dari analisa kegagalan yaitu merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk mencari dan mengungkapkan mengapa dan bagaimana suatu alat atau komponen mengalami kegagalan dengan mengacu kepada bagian atau komponen yang mengalami kegagalan tersebut, khususnya pada bagian permukaan patah (Rahardjo, 2011).Sangatlah penting untuk merencanakan analisis kegagalan sebelum melakukan penelitian. Tahapan-tahapan utama dari analisis kegagalan pada suatu komponen teknik (Rahardjo, 2011) yaitu :1) Pengumpulan data tentang latar belakang dan pemilihan sampel.2) Pemeriksaan secara visual dengan mata.3) Melakukan pengambilan foto sampel.4) Pengujian tidak merusak.5) Pengujian merusak.6) Pengujian metalografi, makro dan mikro.7) Menentukan penyebab kegagalan.8) Analisis terjadinya proses kegagalan.9) Saran dan kesimpulan analisis Dalam memecahkan masalah kegagalan maka perlu untuk mendaftar dan mendokumentasikan kegagalan guna memperoleh gambaran tentang faktor-faktoryang menyebabkan kegagalan.Sewaktu kegagalan atau crack terjadi dalam suatu stuktur material, maka ada nilai yang harus diambil untuk menganalisa kegagalan tersebut. Perlengkapan yang diperlukan untuk menganalisa mengikuti diagram alir prosedur untuk menganalisis kegagalan.Item yang diperlukan untuk investigasi failure analisis yaitu (Rahardjo, 2011) :1) Material yang digunakan, data produksi (proses permesinan, induction hardening, heat threathment)2) Komposisi material (distribution pattern)3) Mechanical properties (hardeness tester)4) Alat pengujian mekanik5) Analisa mekanik (Design stress, asumsi perhitungan)6) Analisa fracture surface

Gambar 3. Klasifikasi Kegagalan Material (Rahardjo, 2011)

D.2. Sifat-Sifat MaterialD.2.1. Sifat-Sifat MaterialSecara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya, pada bidang teknik mesin umumnya sifat tersebut dibagi menjadi tiga sifat. Sifat sifat itu akan mendasari dalam pemilihan material, sifat tersebut adalah (Yunus, 2012):1) Sifat mekanik2) Sifat fisik3) Sifat teknologi

D.2.2. Jenis-Jenis Sifat Material1) Sifat MekanikSifat mekanik material, merupakan salah satu faktor terpenting yang mendasari pemilihan bahan dalam suatu perancangan. Sifat mekanik dapat diartikan sebagai respon atau perilaku material terhadap pembebanan yang diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan keduanya. Dalam prakteknya pembebanan pada material terbagi dua yaitu beban statik dan beban dinamik. Perbedaan antara keduanya hanya pada fungsi waktu dimana beban statik tidak dipengaruhi oleh fungsi waktu sedangkan beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi waktu (Yunus, 2012).Untuk mendapatkan sifat mekanik material, biasanya dilakukan pengujian mekanik. Pengujian mekanik pada dasarnya bersifat merusak (destructive test), dari pengujian tersebut akan dihasilkan kurva atau data yang mencirikan keadaandari material tersebut. Setiap material yang diuji dibuat dalam bentuk sampel kecil atau spesimen. Spesimen pengujian dapat mewakili seluruh material apabila berasal dari jenis, komposisi dan perlakuan yang sama. Pengujian yang tepat hanya didapatkan pada material uji yang memenuhi aspek ketepatan pengukuran, kemampuan mesin, kualitas atau jumlah cacat pada material dan ketelitian dalam membuat spesimen. Sifat mekanik tersebut meliputi antara lain: kekuatan tarik, ketangguhan, kelenturan, keuletan, kekerasan, ketahanan aus, kekuatan impak, kekuatan mulur, kekuatan leleh dan sebagainya.Sifar-sifat mekanik material yang perlu diperhatikan (Yunus, 2012) :a) Tegangan yaitu gaya diserap oleh material selama berdeformasi persatuan luas.b) Regangan yaitu besar deformasi persatuan luas.c) Modulus elastisitas yang menunjukkan ukuran kekuatan material.d) Kekuatan yaitu besarnya tegangan untuk mendeformasi material atau kemampuan material untuk menahan deformasi.e) Kekuatan luluh yaitu besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk mendeformasi plastis.f) Kekuatan tarik adalah kekuatan maksimum yang berdasarkan pada ukuran mula.g) Keuletan yaitu besar deformasi plastis sampai terjadi patah.h) Ketangguhan yaitu besar energi yang diperlukan sampai terjadi perpatahan.i) Kekerasan yaitu kemampuan material menahan deformasi plastis local akibat penetrasi pada permukaan.

2) Sifat FisikSifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat fisik. Sifat fisik adalah kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan disebabkan oleh pembebanan seperti pengaruh pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus listrik yang lebih mengarah pada struktur material. Sifat fisik material antara lain : temperatur cair, konduktivitas panas dan panas spesifik (Yunus, 2012).Struktur material sangat erat hubungannya dengan sifat mekanik. Sifat mekanik dapat diatur dengan serangkaian proses perlakukan fisik. Dengan adanyaperlakuan fisik akan membawa penyempurnaan dan pengembangan material bahkan penemuan material baru (Yunus, 2012).

3. Sifat TeknologiSelanjutnya sifat yang sangat berperan dalam pemilihan material adalah sifat teknologi yaitu kemampuan material untuk dibentuk atau diproses. Produk dengan kekuatan tinggi dapat dibuat dibuat dengan proses pembentukan, misalnya dengan pengerolan atau penempaan. Produk dengan bentuk yang rumit dapat dibuat dengan proses pengecoran. Sifat-sifat teknologi diantaranya sifat mampu las, sifat mampu cor, sifat mampu mesin dan sifat mampu bentuk. Sifat material terdiri dari sifat mekanik yang merupakan sifat material terhadap pengaruh yang berasal dari luar serta sifat-sifat fisik yang ditentukan oleh komposisi yang dikandung oleh material itu sendiri (Yunus, 2012).

D.2.3. Pengujian Sifat-Sifat Material1) Pengujian KekerasanKekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi/ penekanan (Wahyuni, 2012).Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu. Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 3 macam metode pengujian kekerasan, yakni (Wahyuni, 2012) :a) Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (spesimen). Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan untuk material yang memiliki permukaan yang kasar dengan uji kekuatan berkisar 500-3000 kgf. Identor (Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan diplating ataupun terbuat dari bahan Karbida Tungsten.b) Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut.c) Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan yang cukup kecil dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid seperti ditunjukkan pada gambar 3. Beban yang dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian rockwell dan brinel yaitu antara 1 sampai 1000 gram. Angka kekerasan Vickers (HV) didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien) dari beban uji (F) dengan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) dari indentor (diagonalnya) (A) yang dikalikan dengan sin 136/2 (Wahyuni, 2012).

2) Pengujian Tarik Uji tarik rekayasa banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji (Pusvyta, 2010). Kurva tegangan regangan rekayasa diperoleh dari pengukuran perpanjangan benda uji.

(1)

Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan regangan rekayasa adalah regangan linier rata-rata, yang diperoleh dengan membagi perpanjangan panjang ukur (gage length) benda uji, L, dengan panjang awalnya, L0 (Pusvyta, 2010). (2)

Gambar 4. Pertambahan L ketika diberi beban P (Pusvyta, 2010)

Gambar 5. Kurva umum tegangan - regangan hasil uji tarik (Pusvyta, 2010)

Kurva tegangan regangan hasil pengujian tarik umumnya tampak seperti pada gambar D.4. Dari gambar tersebut dapat dilihat a. AR garis lurus. Pada bagian ini pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan beban yang diberikan. Pada bagian ini, berlaku hukum Hooke (Pusvyta, 2010) :

(3)

dengan: L = pertambahan panjang benda kerja (mm)L0 = panjang benda kerja awal (mm)P = beban yang bekerja (N)A = luas penampang benda kerja (mm2)E = modulus elastisitas bahan (N/mm2)Dari persamaan (5) dan (6), bila disubstitusikan ke persamaan (7), maka akan diperoleh: (4)

b. Y disebut titik luluh (yield point) atas. Y disebut titik luluh bawah.c. Pada daerah YY benda kerja seolah-olah mencair dan beban naik turun disebut daerah luluh.d. Pada titik B beban mencapai maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik maksimum atau kekuatan tarik bahan (B). Pada titik ini terlihat jelas benda kerja mengalami pengecilan penampang (necking).e. Setelah titik B, beban mulai turun dan akhirnya patah di titik F (failure)f. Titik R disebut batas proporsional, yaitu batas daerah elastis dan daerah AR disebut daerah elastis. Regangan yang diperoleh pada daerah ini disebut regangan elastis.g. Melewati batas proporsional sampai dengan benda kerja putus, biasa dikenal dengan daerah plastis dan regangannya disebut regangan plastis. E. METODOLOGI E.1. Diagram Alir

Orientasi Umum Perusahaan

Survei Lapangan

Pemilihan Studi Kasus

Pengambilan Data-Data

Pengolahan Hasil Data

Analisis Mekanisme Kegagalan

Hasil Pembahasan Analisis

Saran dan Kesimpulan

Gambar 6. Diagram Alir Kerja Praktek

E.2. Tahapan-Tahapan Kerja Praktek1. Orientasi Umum Perusahaan Orientasi umum perusahaan bertujuan sebagai pengenalan tentang struktur umum pada perusahaan tersebut. Baik itu struktur jabatan organisasi manajemen maupun prosedur pekerjaan pada setiap tingkat jabatan. Orientasi juga bertujuan mengetahui visi dan misi serta sejarah/ awal pendirian perusahaan tersebut.

2. Survei LapanganSurvei lapangan yaitu kami melakukan survei lapangan untuk mendapatkan data teknis komponen mesin yang meliputi spesifikasi minimum maupun maksimum mesin manufaktur dan jenis material yang digunakan pada komponen mesin tersebut, serta prosedur proses manufaktur pembuatan pupuk di PT. PUSRI Palembang.

3. Pemilihan Studi KasusPemilihan studi kasus dilakukan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan serta menseleksi studi kasus yang ada.

4. Pengambilan Data-DataTahap selanjutnya yaitu pengambilan data, data yang akan diambil meliputi data-data teknis tentang mekanisme mesin pada saat beroperasi, data tentang gaya-gaya yang terjadi pada saat mesin beroperasi, spesifikasi tentang material yang digunakan pada suatu bahan uji tersebut, serta pengujian-pengujian bila diperlukan.

6. Pengolahaan Hasil DataSetelah semua data-data tersebut telah lengkapi, data-data yang ada disusun dan kemudian diolah untuk menganalisa uji komposisi pada material tersebut. Selanjutnya data hasil perhitungan disusun dalam bentuk tabel kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik.7. Analisis dan Hasil Pembahasan.Setelah mengetahui data dari hasil pengujian, selanjutnya analisis penyebab terjadinya kegagalan baik dari segi sampel materialnya, mekanisme / cara kerja dan desain serta beban yang diterima saat sampel tersebut digunakan.

8. Kesimpulan dan Saran.Kesimpulan diambil dari hasil pembahasan analisis yang telah dilakukan dari awal hingga akhir serta saran-saran agar tidak terjadi kegagalan yang akan terjadi di masa mendatang.

E.3. Penyusunan Laporan kerja PraktekPenyusunan hasil penelitian di dalam kegiatan kerja praktek tentang analisis kerusakan poros pada mesin pompa ke dalam bentuk laporan kerja praktekData-data yang digunakan dalam analisis ini nantinya adalah data-data yng meliputi :1. Data operasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang secara keseluruhan pada proses manufaktur2. Buku pedoman PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.3. Buku dan literatur yang relevan dengan masalah analisis kerusakan pada material tersebut.

F. WAKTU DAN JADWAL PELAKSANAANKami mengusulkan untuk melaksanakan kerja praktek ini selama dua bulan mulai tanggal 18 Mei 2015 s/d 18 Juli 2015, dan memohon ditempatkan di bagian Material Engineering. Tempat kegiatan Kerja Praktek Mahasiswa ini akan dilaksanakan di PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG yang beralamatkan di Jl.Mayor Zen, Palembang, Sumatera Selatan. Adapun jadwal kegiatan adalah sebagai berikut:NOKEGIATANMINGGU KE

12345678

1Orientasi ------

2Studi Kepustakaan- -----

3Praktek Lapangan- ---

5PenyelesaianLaporan---

Keterangan : = pelaksanaan kegiatan- = tidak ada kegiatan

G. PENUTUPDemikianlah proposal ini kami ajukan dengan harapan semoga PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG dapat mempertimbangkan dan mengabulkannya. Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Dieter,G.E. Failure Analysis in Engineering Application. Jakarta : Erlangga. 1992.

Pusvyta. Yeny. Pengujian Tarik Pada Logam. Bandung : Institut Teknologi Bandung. 2010.

Rahardjo, Teguh. Analisa Kegagalan Material. Malang : Institut Teknologi Nasional Malang. 2011.

Rolando, Noel O. Analisis Kegagalan Rear Axle Shaft Truck Kapasitas 7,5 Ton. Depok : Universitas Indonesia. 2012.

Wahyuni, Ika. Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell. Surabaya : Universitas Airlangga. 2012.

Yunus, Asyari D. Struktur dan Sifat Material. Jakarta : Universitas Darma Persada. 2012.

http://www.pusri.co.id : diakses tanggal 20 Desember 2014

Jurusan Teknik Mesin 22Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya