16
PROPOSAL PEMETAAN GEOLOGI Desa Banjarpanepen dan sekitarnya Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah TUNZIRA ABRAR 072.11.116 TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

Proposal Pemetaan Geologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ini merupakan contoh proposal pengajuan pemetaan Geologi

Citation preview

PROPOSALPEMETAAN GEOLOGI

Desa Banjarpanepen dan sekitarnya

Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah

TUNZIRA ABRAR072.11.116

TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata pelajaran Pemetaan Geologi merupakan salah satu mata pelajaran

wajib yang harus diambil oleh mahasiswa Teknik Geologi Universitas Trisakti.

Melalui mata pelajaran Pemetaan Geologi diharapkan mahasiswa Teknik

Geologi Universitas Trisakti dapat memahami betul tata cara kegiatan lapangan

seorang geologi dalam membuat Peta Geologi.

Pada persiapannya menjadi seorang ahli geologi, pelaksana harus

mengetahui dasar-dasar apa saja yang menjadi landsan pembuatan Peta

Geologi. Para ahli Geologi dalam melaksanakan tugasnya, hamper selalu

berhadapan dengan msalah-masalah lapangan. Oleh karena itu, kemahiran

untuk bekerja di lapangan merupakan syarat mutlak yang harus dikuasai

sepenuhnya oleh mereka yang berniat untuk menjadi ahli geologi.

Berdasarkan atas sifatnya, geologi merupakan ilmu yang sifat dasarnya

adalah pengamatan (observation science). Sifat ini mengharuskan untuk

mengembangkan kemampuan obeservasi, yang sangat diperlukan untuk

memperoleh data yang lengkap dan menyeluruh, sehingga dapat dilakukan

penafsiran yang logis.

Latihan melakukan observasi harus dimulai sejak tingkat awal dari proses

pendidikan. Meskipun ada pelaksanaan praktikum di laboratorium, peragaan

yang ada umumnya menunjukan keadaan yang ideal atau mudah dimengerti,

namun sangat berbeda bila dilihat di alam. Oleh karena itu, Pemetaan Geologi

ini menjadi langkah awal pelaksana menjadi seorang ahli geologi dalam

menafsirkan kenampakan alam dalam pemahaman yang telah dipelajari dala

bangku perkuliahan.

1.2 Batasan Masalah

Pada kegiatan Pemetaan Geologi masalah yang di amati yaitu kondisi

daerah pemetaan geologi meliputi pengamatan Geomorfologi, Geologi Struktur,

Sedimentologi, Statigrafi, Mineralogi, dan Petrologi. Dari pengamatan ini

diharapkan pelaksana dapat memahami sejarah geologi daerah pemetaan serta

memberi hasil berupa manfaat serta kerugian dari geologi untuk daerah

pengamatan.

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan geologi daerah Pemetaan Geologi ini dirumuskan dalam

pendekatan aspek geologi meliputi penentuan titik pengataman, pengamatan

singkapan, pengambilan sampel, Tectonic Section, pengukuran struktur bidang

dan garis serta analisa laboratorium. Melalui data tersebut pelaksana

diharapkan dapat membantu mengatasi batasan masalah.

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan Pemetaan Geologi yaitu untuk memenuhi syarat mendapatkan

gelar sarjana, dimana para mahasiswa harus dapat melakukan Kuliah/Kerja Lapangan

yaitu Kuliah Lapangan (KL) dan Pemetaan Geologi yang tercantum dalam kurikulum

pendidikan S-1 Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi

Universitas Trisakti.

Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk menyusun sejarah geologi daerah

pemetaan, dan menjelaskan potensi geologi, terutama yang berkaitan dengan sumber

daya alam dan bencana alam di daerah pemetaan. mengetahui kondisi suatu daerah

dengan melihat aspek stratigrafi, geomorfologi, struktur geologi dimana nantinya dapat

untuk membuat perencanaan survey geologi dan menghasilkan peta geologi yang

dapat dipertanggung jawabkan secara akademik dan melakukan penelitian lebih lanjut

guna mempelajari proses geologi yang terjadi serta hasil dari proses tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

Pemetaan Geologi yang dilakukan ini diharapkan memberi manfaat berupa

data tertulis geologi dan data fisik Geologi daerah diamati. Meliputi daerah

rawan bencana, potensi sumber daya serta kegunaan lainnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Geomorfologi

Gambar 2.1: Lokasi Daerah Kegiatan

Gambar 2.2: Peta Kontur Daerah Kegiatan Desa Banjarpanepen, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

Kondisi Geomorfologi Daerah Pemetaan Geologi ini berada di Desa

Banjarpanepen dan sekitarnya, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas

Provinsi Jawa Tengah. Menurut Van Bemmelen (1949), secara fisiografis

daerah Jawa Tengah dibagi menjadi 6 zona fisiografi, yaitu : Daratan Aluvial

Jawa Utara, Deperesi Jawa Tengah, Antiklinorium Bogor – Serayu Utara –

Kendeng, Depresi Jawa Tengah, Pengunungan Serayu Selatan dan

Pengunungan Selatan Jawa. Berdasarkan proses geologi bekerja termasuk ke

bentukan bentang alam asal endogen dan satuan geomorfologinya yaitu yang

bentuk asal struktural (A. Handaya dan Hindartan, 1992).

2.2 Kondisi Geologi

Gambar 2.3: Peta Geologi Daerah Kegiatan

Secara fisiografis, daerah Jawa Tengah oleh van Bemmelen, (1949) dibagi

menjadi 6 zona fisiografi, yaitu: Dataran Aluvial Jawa Utara, Gunungapi Kuarte,

Antiklinorium Bogor – Serayu Utara – Kendeng, Depresi Jawa Tengah,

Pegunungan Serayu Selatan dan Pegunungan Selatan Jawa (Gambar 2.1).

- Dataran Aluvial Jawa Utara, mempunyai lebar maksimum 40 km

kearah selatan. Semakin kea rah timur, lebarnya menyempit hingga 20

km.

- Gunungapi Kuarter di Jawa Tengah antara lain G. Slamet, G. Dieng, G.

Sundoro, G. Sumbing, G. Ungaran, G. Merapi, G. Merbabu dan G

Muria.

- Zona Serayu Utara memiliki lebar 30-50 km. Di selatan tegal, zona ini

tertutupi oleh produk gunungapi kwarter dari G. Slamet. Di bagian

tengah ditutupi okeh produk volkanik kwarter G. Rogojembangan, G.

Ungaran dan G. Dieng. Zona ini menerus ke Jawa Barat menjadi Zona

Bogor dengan antara keduannya terletak di sekitar Prupuk, Bumiayu

hingga Ajibarang, persis di sebelah barat G. Slamet, sedangkan kea

rah timur membentuk Zoa Kendeng. Zona Antiklinorium Bogor terletak

di selatan Dataran Aluvial Jakarta berupa Antiklinorium dari lapisan

Neogen yang terlipat kuat dan terintrusi. Zona kendeng meliputi daerah

yang terbatasantara Gunung Ungaran hingga daerah sekitar

Purwodadi dengan singkapan batuan tertua berumur Oligosen-Miosen

Bawah yang diwakili oleh Formasi Pelang.

- Zona Depresi Jawa Tengah menempati bagian tengah hingga selatan.

Sebagian merupakan dataran pantai dengan lebar 10-25 km. morfologi

panati ini mencakup kontras dengan pantai selatan Jawa Barat dan

Jawa Timur yang relative lebih terjal.

- Pegunungan Selatan Jawa memamnjang di sepanjang pantai pantai

selatan Jawa membentuk morfologi pantai yang terjal. Namun di Jawa

Tengah, zona ini terputus oleh Depresi Jawa Tengah.

- Pegunungan Serayu Selatan terletak di antara Zona Depresi Jawa

Tengah yang membentuk kubah dan pegunungan. Di bagian barat dari

Pegunungan Serayu Selatan yang berarah barat-timur dicirikan oleh

bentuk anticlinorium yang berakhir di timur pada suatu singkapan

batuan tertua terbesar di Pulau Jawa, yaitu daerah Luk Ulo, Kebumen.

Berdasarkan pembagian zona ini, daerah kegiatan Pemetaan Geologi

termasuk kedalam Pegunungan Serayu Selatan yang terletak di antara Zona

Depresi Jawa Tengah yang membentuk kubah dan Pegunungan.

2.3 Kondisi Statigrafi

Kondisi stratigrafi yang dipergunakan adalah stratigrafi regional yang

mengacu kepada (S. Asikin, A. Handoyo, B. Pristhisto, dan S. Gafoer 1992).

Statigrafi daerah pengamatan Banyumas menunjukkan bahwa runtunan formasi

batuan dari yang tertua hingga termuda, uraian selengkapnya formasi-formasi

tersebut, yaitu:

Formasi Penosogan

Formasi Penosogan terutama terdiri oleh perselingan lapisan

napal, tuff, batu pasir, batu lempung, dan kalkarenit, berdasarkan

distribusi besar butir, kandungan karbonat, jumlah material tuffaan

dan struktur sedimen yang berasosiasi dengannya dapat dikenal

adanya tiga bagian dari formasi ini. Batuan-batuan itu, umumnya di

endapkan di lingkunag turbit atas.

Formasi Halang

Formasi haling terutama tersusun oleh tuff berbutir halus yang

berselingan dengan napal. Dalam formasi ini juga ditemukan

lapisan-lapisan breksi volkanik yang berbutir kasar, formasi haling

dicirikan dengan kelimpahannya akan struktur nebdat, sebagian

diantaranya berukuran raksasa, yang mengindiksaikan bahwa

formasi ini diendapkan dalam cekungan yang menurun secara cepat

dan dibatasi oleh berbagai jenis sesar atau sesar tumbuh. Bidang-

bidang erosi yang khas dengan jelas tampak pada kontak antara

breksi volkanik dengan batuan lain yang berbutir lebih halus, hal

mana mengindentifikasikan bahwa breksi tersebut merupakan

endapan channel dalam suatu kipas bawah laut.

2.4 Kondisi Struktur Geologi

Pulau Jawa secara tektonik dipengaruhi oleh dua lempeng besar, yaitu

Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Indo-Australia dibagian selatan.

Pergerakan dinamis dari lempeng-lempeng ini menghasilkan perubahan tatanan

tektonik Jawa dari waktu ke waktu. Secara berurutan, rejim tektonik Jawa

mengalami perubahan yang dimulai dengan kompresi, kemudian mengalami

regangan dan kembali mengalami kompresi.

Pulunggono dan Martodjojo (1994) menjelaskan bahwa tektonik kompresi

terjadi pada Kapur Akhir-Eosen (80-52 juta tahun yang lalu), yang diakibatkan

oleh penunjaman berarah timurlaut-baratdaya dari Lempeng Indo-Australia ke

bawah Lempeng Eurasia. Tektonik regangan terjadi pada Kala Eosen-Oligosen

Akhir akibat dari berkurangnya kecepatan gerak Lempeng Indo-Australia.

Tektonik Kompresi kembali terjadi pada kala Oligosen-Miosen Awal, akibat

terbentuknya jalur penunjaman baru di selatan Jawa. Pada Eosen Akhir-Miosen

Awal pusat kegiatan magma berada di Pegunungan Serayu Selatan, Bayat, dan

Parangtritis. Kegiatan magma yang lebih muda yang berumur Miosen Akhir-

Pliosen bergeser ke utara dengan dijumpai singkapan batuan volkanik di daerah

Karangkobar, Banjarnegara (Asikin, 1992). Pada kala Miosen Tengah-Pliosen

Awal, posisi tektonik Cekungan Serayu Utara merupakan bagian dari cekungan

belakang busur (Kartanegara dkk., 1987).

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Gambar 3.1: Lokasi Daerah Kegiatan

Lokasi penelitian Pemetaan Geologi berada di daerah Desa

Banjarpanepen, Desa Bogangin dan Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh,

Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah

penelitian terletak pada: 07° 32' 10.5"- 07° 34' 53.5" LS dan 109° 20' 55.9"-

109° 24' 12.4" BT. Luas daerah kegiatan adalah 30 km2 dengan ukuran 6 km x

5 km.

3.2 Metedologi Penelitian

Pada kegiatan Pemetaan Geologi ini, Metedologi penelitian yang

digunakan yaitu 1) Tahap persiapan dan studi pustaka, 2) Tahap pengumpulan

data primer atau tahap Pemetaan Geologi, 3) Tahap analisa data dan 4) Tahap

penyusunan laporan dan kolokium.

3.2.1 Tahap persiapan dan studi pustaka

Tahap persiapan dan studi pustaka dilakukan untuk

menunjang tahap pengumpulan data primer atau tahap pemetaan.

Tahap persiapan dan studi pustaka berupa pengumpulan informasi

yang dibutuhkan dalam mencari referensi-referensi yang

berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan. Mulai dari membaca

literatur yang berhubungan dengan daerah kegiatan, penentuan

tempat bermukim, penentuan lintas yang akan dilewati nantinya

serta persiapan fisik.

3.2.2 Tahap pengumpulan data primer atau tahap pemetaan geologi

Tahap pengumpulan data primer atau Tahap pemetaan

Geologi merupakan inti dari kegiatan yang akan dilakukan di

daerah kegiatan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa

pengumpulan data-data lapangan dengan pendekatan rumusamn

masalah dan nantinya dapat memberikan hasil yang diharapkan

untuk menjawab batasan masalah.

3.2.3 Tahap analisa data

Tahap analisa data merupakan tahap lanjutan setelah Tahap

pengumpulan data primer telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan

analisa terhadap sampel batuan, fosil, mikrofosi dan analisa

struktur yang diambil saat pengumpulan data primer. Analisa

batuan dan fosil dilakukan dengan menggunakan mikroskop

analisis. Hasil dari pengataman dibawah mikroskop nantinya dapat

memberi data yang lebih akurat untuk mendukung data primer yang

telah dikumpulkan.

3.2.4 Tahap penyusunan laporan dan kolokium

Setelah melakukan tahap analisa data selanjutnya dilakukan

tahap penyusunan laporan. Tahap ini merupakan tahap penulisan

hasil data yang diperoleh dilapangan serta analisa data yang telah

dilakukan di laboratorium . Penulisan data yang didapatkan berupa

laporan geologi, nantinya setelah selesai melakukan laporan

geologi dilanjutkan dengan kegiatan kolokium

BAB IV

WAKTU DAN RENCANA

4.1 Waktu

Waktu kegiatan dimulai dari minggu kedua Juni 2014 hingga awal

September 2014 meliputi pembuatan proposal, persiapan lapangan, lapangan

(pemetaan). Selanjutnya dilanjutkan rencana kegiatan pada tahun akademik

baru yaitu kegiatan laboratorium pada minggu ketiga September 2014,

disambung dengan Penyusunan Laporan pada minggu pertama bulan oktober

2014 hingga minggu ketiga bulan Desember 2014 dan yang terakhir yaitu

kegiatan Kolokium pada minggu kedua bulan januari.

4.2 Rencana

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Proposal2 Persiapan Lapangan3 Lapangan (Pemetaan)4 Laboratorium5 Penyususnan Laporan6 Kolokium

JanuariDesemberNo Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober November