18
1 PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 5-6 DI SDN SUKAJADI 3 TAHUN AJARAN 2012-2013 PROPOSAL PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Penelitian Pendidikan (GD401) Dosen Dr.H.Y. Suyitno, M.Pd (0465) Ira Rengganis,M.Sn (2616) Oleh : Nama : Sri Idayanti NIM :1003309 Kelas : Matematika PGSD 2010 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013

Proposal Penelitian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Penelitian

1

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 5-6 DI SDN

SUKAJADI 3 TAHUN AJARAN 2012-2013

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Penelitian Pendidikan (GD401)

Dosen Dr.H.Y. Suyitno, M.Pd (0465)

Ira Rengganis,M.Sn (2616)

Oleh :

Nama : Sri Idayanti

NIM :1003309

Kelas : Matematika PGSD 2010

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

Page 2: Proposal Penelitian

2

A. Judul Penelitian

“PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 5-6 DI SDN SUKAJADI 3

TAHUN AJARAN 2012-2013."

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses atau sistem yang terdiri dari bebrapa

komponen. Kelancaran jalannya komponen akan membawa kelancaran pada

proses pendidikan. Keberhasilan pendidikan tentunya tidak lepas dari belajar.

Untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan motivasi dalam belajar.

Dalam kehidupan sehari- hari, orang sebagai individu yang hidup di tengah

masyarakat ingin diakui sebagai salah satu bagian dari mereka.

Motivasi menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada

manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan

juga emosi, untuk kemudian bertindak melakukan sesuatu.

Teori Bandura (Muhammad 2001:2) menyatakan bahwa perilaku yang

dimunculkan individu merupakan hasil dari pengolahan observasinya terhadap

lingkungan. Dari lingkunganlah individu mendapatkan banyak informasi yang

akan digunakan sebagai dasar perilakunya dimasa mendatang. Demikian halnya

dengan motivasi yang dimiliki oleh individu, individu dapatkan dari

pengadopsian motivasi perilaku- perilaku yang dilihatnya dari lingkungan sekitar.

Lingkungan sosial dengan berbagai ciri khusus yang menyertainya

memegang peranan besar terhadap munculnya corak dan gambaran kepribadian

pada anak. Apabila tidak didukung oleh kemantapan dari kepribadian dasar yang

terbentuk dalam keluarga maka kesenjangan antara norma, ukuran, patokan

dalam keluarga dengan lingkungannya perlu diperkecil agar tidak timbul keadaan

timpang atau serba tidak menentu, suatu kondisi yang memudahkan munculnya

perilaku tanpa kendali, yakni penyimpangan dari berbagai aturan yang ada.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia khususnya seorang anak tidaklah

lepas dari hubungannya dengan orang lain. Ia selalu menyesuaikan diri dengan

lingkungannya, sehingga kepribadian anak, kecakapan-kecakapannya, ciri-ciri

kegiatannya baru menjadi kepribadian anak yang sebenar-benarnya apabila

keseluruhan system psycho-physik tersebut berhubungan dengan lingkungannya.

Interaksi yang dilakukan manusia dengan lingkungannya merupakan bagian dari

Page 3: Proposal Penelitian

3

kehidupan yang harus dilalui. Banyak hal yang harus dilalui oleh seseorang

dalam interaksinya dengan lingkungan. Bisa diambil contoh ketika seseorang

menyadari bahwa orang yang akrab, dekat, dan berada di sekitarnya itu

membahayakan maka akan terjadi tekanan jiwa. Tekanan jiwa adalah semata-

mata perasaan tidak dapat mengendalikan situasi. Dalam keadaan seperti orang

tersebut bisa saja langsung menjauhi atau hanya meningkatkan kewaspadaannya

saja sebagai tindakan dari rasa khawatir.

Kita cenderung berusaha menginginkan dunia ini dan orang lain sesuai

dengan apa yang kita inginkan atau yang disebut dengan agresif. Sesungguhnya

hal yang kita perlukan adalah beradaptasi, kita sendiri yang harus bisa merubah

diri menyesuaikan dengan yang terjadi di lingkungan sekitar. Hanya saja untuk

sebagian orang yang mempunyai sifat tersebut adalah hal yang pantang untuk

dilakukan. Sebaliknya, adapun orang yang selalu berusaha untuk menyesuaikan

dirinya dengan apa yang diinginkan dan diharapkan orang lain atau disebut

dengan sosok pribadi penerima dan dengan kondisi jiwa yang tertekan. Hal

tersebut terjadi biasanya kerena ingin dirinya diakui oleh orang lain dan

memuaskan harapan mereka. Kejadian seperti ini banyak dirasakan atau dialami

oleh anak dalam kelompok bermain. Ketika seseorang ingin diakui dan diterima

dalam satu kelompok tersebut secara otomastis orang tersebut harus mampu

menyesuaikan dirinya dengan apa yang mereka inginkan meskipun dengan

perasaan yang tertekan.

Apabila ia sudah mulai bergaul dengan kawan-kawan sebaya, ia pun tidak

hanya menerima kotak social, tetapi ia sendiri mampu memberikan kontak social

kepada yang lain. Anak mulai mengerti bahwa dalam kelompok sepermainanya

terdapat peraturan-peraturan tertentu, norma social yang seharusnya ia patuhi

dengan rela guna dapat melanjutkan hubungannya dengan kelompok tersebut

dengan lancar. Ia pun membentuk norma-norma pergaulan tertentu yang sesuia

dengan interaksi kelompoknya. Ia mengakui bahwa ia mempunyai peranan dalam

kelompoknya yang berdasarkan hubungan timbal balik dengan anggotanya yang

lain.

Dalam menghadapi dunia sekitar individu tidak bersifat pasif melainkan

aktif artinya berusaha mempengaruhi, menguasai, mengubah dalam batas-batas

kemungkinannya. Demikian pula sebaliknya, alam sekitar mempunyai peranan

terhadap individu, artinya melalui individu mempengaruhi individu, tingkah laku,

Page 4: Proposal Penelitian

4

perbuatan, pikiran, sikap dan salah satunya semua itu bisa terjadi pada anak

melalui teman sebaya. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kehidupan anak

diantaranya yaitu motivasi dalam belajar yang kemudian akan mempengaruhi

hasil belajar pada anak. Anak sekolah dasar biasanya lebih mengahabiskan waktu

luangnya untuk bermain dengan teman sebayanya. Tanpa disadari ketika mereka

bergaul akan ada sedikit banyaknya pengaruh yang diberikan baik secara

langsung maupun tidak langsung tanpa disadari oleh anak itu sendiri.

Fakta dilapangan ternyata peran teman sebaya dalam kehidupan sehari-

hari anak memang cukup memberikan pengaruh. Untuk anak SD tidak sedikit

dari mereka yang lebih percaya dan patuh terhadap teman sebayanya sendiri. Ada

beberapa fakta yang menunjukan betapa besatnya pengaruh teman sebaya untuk

anak SD yaitu : 1). Anak rela membolos karena ikut bujukan teman sekelasnya

sendiri. 2). Anak mengabaikan tugas dan lebih mementingkan bermain dengan

teman. 3). Tingkat kerajinannya dalam belajar meningkat karena termotivasi oleh

teman.

Berpijak pada uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih luas permasalahan, yaitu dengan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Pada Anak Sekolah Dasar

Kelas 5-6 di SDN Sukajadi 3 Tahun Ajaran 2012-2013".

C. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas sebagaimana dipaparkan di atas

penulis mencoba mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Pengertian teman sebaya.

2. Pengertian motivasi.

3. Pengaruh yang diberikan teman sebaya.

4. Faktor yang menyebabkan anak mudah terpengaruh.

5. Dampak pengaruh teman sebaya pada motivasi belajar.

D. Batasan Masalah

“Bagaimana pengaruh teman sebaya terhadap motivasi belajar pada peserta didik

Sekolah Dasar?”

Page 5: Proposal Penelitian

5

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas,

secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah “Seperti apa pengaruh

teman sebaya hubungannya dengan motivasi belajar peserta didik kelas 5-6 di

SDN Sukajadi 3 Bandung?”

Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan masalah yang lebih khusus

yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apa saja pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya kepada peserta didik

kelas 5-6 di SDN Sukajadi 3?

2. Apa faktor yang menyebabkan anak mudah terpengaruh oleh teman sebaya

pada peserta didik kelas 5-6 di SDN sukajadi 3?

3. Bagaimana dampak pengaruh teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta

didik kelas 5-6 di SDN Sukajadi 3?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertayaan penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan tentang pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya kepada

peserta didik kelas 5-6 di SDN Sukajadi 3.

2. Mendeskripsikan tentang faktor yang menyebabkan anak mudah terpengaruh

oleh teman sebaya pada peserta didik kelas 5-6 di SDN sukajadi 3.

3. Mendeskripsikan tentang dampak pengaruh teman sebaya terhadap motivasi

belajar peserta didik kelas 5-6 di SDN Sukajadi 3.

G. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pendidikan dan

memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan memberi gambaran

mengenai pengaruh teman sebaya terhadap motivasi belajar pada peserta

didik dan dapat dimanfaatkan oleh orang tua siswa sebagai salah satu

sumber informasi tentang pengaruh pertemanan anak. Dengan adanya

informasi tersebut diharapkan para orang tua dapat lebih memperhatikan

Page 6: Proposal Penelitian

6

dan mengawasi anak. Orang tua diharapkan mengetahui dengan siapa

anaknya bergaul sehingga dapat terkontrol.

b. Sebagai sumbangan pengetahuan bagi dunia pendidikan khususnya

pendidikan guru sekolah dasar dalam membantu memberikan informasi

kepada orang tua.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan

penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai ajang pembelajaran bagi penulis dalam menerapkan ilmu

pengetahuan dan keterampilan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi orang

tua agar dapat meningkatkan pengawasannya terhadap anak sehingga

pergaulan anak tidak memberikan pengaruh negativ pada motivasinya

untuk belajar.

c. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih

lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbeda.

H. Landasan Teori

1. Teman Sebaya

Dimulai dari masa anak-anak, sebagian besar dari kita membangun

pertemanan dengan teman-teman sebaya yang memiliki minat yang sama. Hubungan

awal ini, seperti pada afek positif (Lydon, Jamieson, dan Holmes, 1997). Secara

umum memiliki teman adalah positif sebab teman dapat mendorong self esteem dan

menolong dalam mengalami stress tetapi teman juga bisa memiliki efek negative jika

mereka antisocial, menarik diri, tidak suportif, argumentative, atau tidak stabil

(Hartup dan Stevens, 1999).

Teman sebaya adalah anak-anak dengan usia atau tingkat kedewasaan yang

kurang lebih sama. Sedangkan fungsi yang paling penting dari teman sebaya adalah

untuk memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar

keluarga. Interaksi teman sebaya yang memiliki usia yang sama memainkan peran

khusus dalam perkembangan sosioemosional anak. Sebagai contoh, dalam sebuah

studi, hubungan teman sebaya yang buruk pada masa kanak-kanak berhubungan

dengan di keluarkannya si anak dari sekolah dan perilaku buruk selama masa remaja

(Roff, Sells, & Golden, 1972). Dan dalam studi yang lain, hubungan teman sebaya

Page 7: Proposal Penelitian

7

yang harmonis pada masa remaja dihubungkan dengan kesehatan mental yang positif

pada usia paruh baya (Hightower, 1990).

Suatu hubungan akrab, dibandingan hubungan biasa, akan mengakibatkan

dua individu menghabiskan banyak waktu bersama, berinteraksi satu sama lain pada

situasi yang lebih bervariasi, menjadi self disclosing, saling memberikan dukungan

emosional, dan membedakan sahabat dan teman yang lain (Kenney dan Kashy, 1994;

Laurenceau, Barret, dan Pietromonaco, 1998; Parks dan Floyd,1996).

Menurut Jim Auer (2003 :5) dalam bukunya yang berjudul Menghadapi

Tekanan-tekanan dari Teman Sebaya, yang dimaksud dengan teman sebaya adalah

orang yang usianya sama degan mu, sedangkan orang usianya sama dengan orang

tuamu disebut sebaya dengan orang tuamu. Teman sebaya biasanya akan sekaligus

menjadi sahabat bagi sebagian orang karena di anggap orang yang lebih mengerti

dengan keadaanya. Sejalan dengan ungakapan dari Amanda Gier (Hery Wibowo,

2010 : 85) bahwa sahabat merupakan seseorang yang menari denganmu diterangnnya

siang dan berjalan disebelahmu ketika kamu berada dalam kegelapan.

Selain berbuat baik dan mempertahankan persahabatan, tentu saja kita perlu

selalu menambahkan teman dan relasi. Dalam agama islam diajarkan bahwa

bersilaturahmi akan mendatangkan dua hal, yaitu rejeki dan umur panjang.

Sebetulnya ada beberapa alternative agar kita mendapatkan teman atau relasi yaitu :

1. Usahakan untuk selalu memberikan kesan pertama yang baik, karena

yang akan diingat oleh orang lain adalah kesan pertamanya.

2. Percakapan yang kita lakukan kepada orang tersebut hendaknya menarik

karena merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk merasa penting.

Ketertarikan tersebut bisa kita tunjukan dengan bahasa tubuh dan

dengarkan dia.

Keberfungsian interpersonal mengacu pada bagaimana individu bersosialisasi

dan berinteraksi dengan optimal, mampu membawa kebahagian bagi lawan

bicaranya, menjalin persahabatan dan menjalin hubungan yang saling

menguntungkan. Sekilas hal ini tampak sederhana, namun bagi beberapa orang

sangat sulit bagi mereka untuk dapat menjalin hubungan panjang dengan orang lain.

Dalam menghadapi dunia individu tidak bersifat pasif melainkan aktif, artinya

berusaha mempengaruhi, menguasai, mengubah dalam batas-batas kemungkinannya.

Demikian pula sebaliknya, alam sekitar mempunya peranan terhadap individu,

Page 8: Proposal Penelitian

8

artinya melalui individu mempengaruhi individu, tingkah laku, perbuatan, pikiran,

sikap, perasaan, kemauan, dan sebagainya.

Teman sebaya dalam jenis kelompok social termasuk ke dalam kelompok

primer. Dalam kelompok primer, terdapat interaksi social yang intensif dan lebih erat

antar anggotanya. Kelompok primer bisa disebut juga face-to-face group, yaitu

kelompok social yang anggota-anggotanya sering berhadapan muka dan saling

mengenal dari dekat dan kerena itu saling-hubungannya lebih erat. Peran kelompok

primer dalam kehidupan individu besar sekali karena dalam kelompok primer

manusia pertama-tama berkembang dan dididik sebagai makhluk social.

Disini, ia memperoleh kerangkanya yang memungkinkannya untuk

mengembangkan sifat-sifat sosialnya, antara lain mengindahkan norma-norma,

melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok socialnya, belajar

bekerja sama dengan individu-individu lainnya, dan mengembangkan kecakapannya

guna kepentingan kelompok. Saling hubungan yang baik dalam kelompok primer

menjamin perkembangannya yang wajar sabagai manusia social dan sifat-sifat

interaksi dalam kelompok primer ini bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan

simpati.

2. Motivasi

a. Motivasi

Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat

dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi akan

menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia,

sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga

emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

Kita memaknai lingkungan sekitar kita karena memiliki keinginan.

Dikarenakan keinginginan ini, beberapa hal kita anggap berharga sedangkan

yang lainnya tidak. Sebagian darinya penting bagi kita, sementara yang lainnya

tidak. Nilai dan arti penting merupakan salah satu cara memaknai fenomena di

seputar kita. Makhluk social seperti kita saling tergantung satu sama lain. Ketika

masih balita, kita memerlukan perhatian dan perawatan orang lain sebagai sarana

Page 9: Proposal Penelitian

9

untuk mempertahankan hidup. Seterlah dewasa, bantuan orang lain tentu saja

tetap mutlak kita perlukan untuk bertahan hidup, hanya saja dalam waktu yang

berbeda.

Rendahnya rasa percaya diri adalah sumber bagi masalah kejiwaan.

Kebanyakan dari kita sedikit banyak memiliki masalah dengan kadar yang

berbeda-beda. Ada yang sebagian dari kita merasa rendah diri dengan kepandaian

yang ia miliki. Namun ada pula yang merasa rendah diri karena penampilan dan

lain sebagainya.

Sebaiknya motivasi ini bersifat nyata dan bermanfaat untuk memahami

orang lain, karena motivasi yang mendorong kita melakukan sesuatu tidak sama

dengan mereka. Sementara ada itu orang yang mengabaikan hidupnya demi

orang lain, tetapi msaih ada yang masih diliputi egonya sendiri.

b. Pengertian Motivasi Belajar

Prayitno (1989:8) menyatakan bahwa motivasi belajar tidak saja

merupakan suatu energy yang menggerakan siswa untuk belajar, tetapi sebagai

suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar. Motivasi belajar

adalah dorongan dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar

untuk mencapai tujuan yang dikehendaki siswa.

Mark dan Tombuch (Prayitno, 1989:6) mengumpamakan, “motivasi

sebagai bahan bakar dalam beroperasinya mesin gasoline”. Tidaklah menjadi

berarti betapapun baiknya potensi anak yang meliputi kemampuan intelektual

atau bakat siswa dan materi yang akan diajarkan serta lengkapnya sarana belajar,

namun bila siswa tidak termotivasi dalam belajarnya, maka PBM tidak akan

berlangsung optimal. Motivasi belajar siswa meliputi dimensi :

a. Ketekunan dalam belajar

1. Kehadiran di sekolah

2. Mengikuti PBM di sekolah

3. Belajar di rumah

b. Ulet dalam menghadapi kesulitan

1. Sikap terhadap kesulitan

2. Usaha mengatasi kesulitan

c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar

1. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran

2. Semangat dalam mengikuti PBM

Page 10: Proposal Penelitian

10

d. Berprestasi dalam belajar

1. Keinginan untuk berprestasi

2. Kualifikasi hasil

e. Mandiri dalam belajar

1. Penyelasaian tugas PR

2. Menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran

Aspek motivasi dalam kaitannya dengan belajar peserta didik sangat besar

peranannya dan sangat penting. Motivasi berkaitan dengan semangat peser didik

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran dan melaksanakan tugas-

tugas yang diberikan sebelumnya. Harus dilakukan upaya guna meningkatkan

motivasi belajar yang tinggi pada peserta didik sehingga peserta didik yang

bersangkutan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Dari motivasi seorang peserta didik ada beberapa hal yang dapat kita

ketahui diantaranya :

1. Tingkat keberhasilan dan kegagalan seorang peserta didik. belajar

tanpa motivasi sulit untuk mencapai hasil yang optimal.

2. Belajar dengan motivasi merupakan hakikat pembelajaran yang sesuai

dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri peserta

didik.

Peserta didik dalam belajar hendaknya merasakan adanya kebutuhan

psikologis yang normative. Peserta didik yang termotivasi dalam belajarnya

dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku yang menyamngkut minat,

ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan.

3. Pengaruh Teman Sebaya

Tidak diragukan lagi bahwa keluarga merupakan salah satu konteks sosial

yang penting bagi perkembangan individu. Meskipun demikian perkembangan

anak juga sangat dipengaruhi oleh apa yang terjadi dalam konteks sosial yang

lain seperti relasi dengan teman sebaya. Laursen (2005 : 137) menandaskan

bahwa teman sebaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

kehidupan pada masa-masa remaja. Penegasan Laursen dapat dipahami karena

pada kenyataannya remaja dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini

Page 11: Proposal Penelitian

11

menghabiskan sebagian besar waktunya bersama dengan teman sebaya mereka

(Steinberg, 1993 : 154).

Penelitian yang dilakukan Buhrmester (Santrock, 2004 : 414)

menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan hubungan dengan teman

sebaya meningkat secara drastis, dan pada saat yang bersamaan kedekatan

hubungan remaja dengan orang tua menurun secara drastis. Hasil penelitian

Buhrmester dikuatkan oleh temuan Nickerson & Nagle (2005 : 240) bahwa pada

masa remaja komunikasi dan kepercayaan terhadap orang tua berkurang, dan

beralih kepada teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan akan kelekatan

(attachment).

Penelitian lain menemukan remaja yang memiliki hubungan dekat dan

berinteraksi dengan pemuda yang lebih tua akan terdorong untuk terlibat dalam

kenakalan, termasuk juga melakukan hubungan seksual secara dini (Billy,

Rodgers, & Udry, dalam Santrock, 2004 : 414). Sementara itu, remaja alkoholik

tidak memiliki hubungan yang baik dengan teman sebayanya dan memiliki

kesulitan dalam membangun kepercayaan pada orang lain (Muro & Kottman,

1995 : 229). Remaja membutuhkan afeksi dari remaja lainnya, dan membutuhkan

kontak fisik yang penuh rasa hormat.

Akan tetapi ada yang perlu di waspadai juga yaitu perihal yang tidak

menguntungkan dari pertemanan. Sebagai contoh seorang anak yang berteman

dengan anak yang beberapa tahun lebih tua dapat berakibat buruk yaitu

berperilaku menyimpang. Pada kesimpulannya, teman sebaya memainkan peran

penting dalam perkembangan anak-anak dan sebenarnya peran pertemanan lebih

cenderung pada lingkungan sekolah menengah ketimbang sekolah dasar. Karena

bisa dilihat pada contoh konkret dalam kehidupan seorang remaja akan lebih

bergantung pada teman-teman mereka daripada orangtua mareka sendiri. Mereka

memuaskan kebutuhan pertemanan dan rasa berharga dengan dengan sahabat-

sahabat mereka.

4. Faktor Yang Menyebabkan Anak Mudah Terpengaruh

Interaksi yang dilakukan anak tidak hanya berlangsung di dalam rumah

atau lingkungan keluarga melainkan dari lingkungan luar anak akan melakukan

interaksi seperti halnya dalam keluarga. Pola tingkah laku, nilai, dan norma yang

dikenal oleh anak pertama kali dikenalkan dalam lingkungan keluarga karena

Page 12: Proposal Penelitian

12

keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak mengenal interaksi. Nilai dan

norma dalam keluarga harus kuat ditanamkan dalam diri anak sebelum anak

mengenal dunia luar, sehingga pengaruh yang diterima dari lingkungan luar tidak

akan begitu besar.

Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas

untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya,

sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar

tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan

dalam suasana bermain.

Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin, atau

yang menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap menguasai anak-

anak lain, akan besar pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau pola-pola

kepribadian. Konflik-konflik terjadi pada anak bilamana norma-norma pribadi

sangat berlainan dengan norma-norma yang ada di lingkungan teman-teman. Di

satu pihak ia ingin mempertahankan pola-pola tingkah laku yang diperoleh di

rumah, sedangkan di pihak lain lingkungan menuntutsi anak untuk

memperlihatkan pola yang lain, yang bertentangan dengan pola yang sudah ada,

atau sebaliknya. Makin kecil kelompoknya, di mana hubungan-hubungan erat

terjadi, makin besar pengaruh kelompok itu terhadap anak, bila dibandingkan

dengan kelompok yang besar yang anggota-anggota kelompoknya tidak tetap.

5. Dampak Pengaruh Teman Sebaya Tehadap Motivasi Belajar

Motivasi merupakan satu variabel penyelang yang digunakan untuk

menimbulkan faktor- faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan,

mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku, menuju satu

sasaran. Motivasi relevan dengan persoalan- persoalan kejiwaan, afeksi dan

emosi yang dapat menentukan tingkah laku. Motivasi muncul dalam diri

manusia, tetapi kemunculannya karena terdorong atau terangsang oleh adanya

unsur lain, yaitu tujuan. Tujuan ini menyangkut soal kebutuhan. Bigelow (dalam

Sarlito) telah melakukan penelitian yang mengungkapkan bahwa anak- anak (9-

13 tahun), teman dekat adalah yang paling besar pengaruhnya, menyusul orang

tua, keluarga, dan anak- anak lain. Jadi yang paling berpengaruh adalah faktor

kedekatan dan keakraban.

Page 13: Proposal Penelitian

13

Teman sebaya, merupakan sarana bagi anak untuk saling

berinteraksi, setiap kelompok teman sebaya, memiliki peraturan- peraturan

sendiri. Melalui teman sebaya anak bermain secara baik, kerja sama, kejujuran

dan tanggungjawab. Di dalam interaksinya dengan teman sebaya anak dapat

merasa diterima, dibutuhkan, dihargai. Dengan demikian mereka dapat

merasakan adanya kepuasan dalam interaksi sosialnya. Interaksi menurut

menurut Shaw (Ali,2004:87) merupakan suatu pertukaran antarpribadi yang

masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran

mereka dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal

ini, tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu interaksi merupakan stimulus

bagi individu lain yang menjadi pasangannya.

Dengan adanya motivasi, akan memberi arah pada

tingkah laku anak. Peserta didik mampu menyalurkan energinya untuk

menyelesaikan tugas- tugas akademis, mengembangkan hubungan sosialnya,

memperoleh penghargaan (penerimaan) dari lingkungan sosialnya serta

meningkatkan rasa mampu, karena siswa termotivasi untuk memenuhi

kekurangan dalam dirinya. Dalam kehidupan sehari- hari, orang sebagai individu

yang hidup di tengah masyarakat ingin diakui sebagai salah satu bagian diantara

mereka. Keinginan di hitung timbul dari kebutuhan akan pengakuan.

Penelitian yang dilakukan Willard Hartup (1996, 2000, 2001; Hartup &

Abecassiss, 2002; dalam Santrock, 2004 : 352) selama tiga dekade menunjukkan

bahwa sahabat dapat menjadi sumber-sumber kognitif dan emosi sejak masa

kanak-kanak sampai dengan masa tua. Sahabat dapat memperkuat harga diri dan

perasaan bahagia. Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, Cowie and Wellace

(2000 : 8) juga menemukan bahwa dukungan teman sebaya banyak membantu

atau memberikan keuntungan kepada anak-anak yang memiliki problem sosial

dan problem keluarga, dapat membantu memperbaiki iklim sekolah, serta

memberikan pelatihan keterampilan sosial. Berndt (1999) mengakui bahwa tidak

semua teman dapat memberikan keuntungan bagi perkembangan. Perkembangan

individu akan terbantu apabila anak memiliki teman yang secara sosial terampil

dan bersifat suportif. Sedangkan teman-teman yang suka memaksakan kehendak

dan banyak menimbulkan konflik akan menghambat perkembangan (Santrock,

2004 : 352).

Page 14: Proposal Penelitian

14

Konformitas terhadap pengaruh teman sebaya dapat berdampak positif dan

negatif. Beberapa tingkah laku konformitas negatif antara lain menggunakan

kata-kata jorok, mencuri, tindakan perusakan (vandalize), serta mempermainkan

orang tua dan guru. Namun demikian, tidak semua konformitas terhadap

kelompok sebaya berisi tingkah laku negatif. Konformitas terhadap teman sebaya

mengandung keinginan untuk terlibat dalam dunia kelompok sebaya seperti

berpakaian sama dengan teman, dan menghabiskan sebagian waktunya bersama

anggota kelompok.

Penelitian Lestari (2003) menyatakan bahwa teman- teman sekelas yang

sudah memiliki motivasi belajar yang tinggi memberikan pengaruh yang sangat

besar dalam membantu memotivasi siswa yang belum termotivasi belajarnya.

Sehingga siswa yang mengalami motivasi belajar rendah merasa ingin juga

memiliki motivasi tinggi seperti teman- teman yang telah memperoleh prestasi.

Hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya

dengan motivasi belajar dapat disimpulkan bahwa, kelompok teman sebaya

mempunyai pengaruh dalam mengembangkan aspek sosial dan psikologis, seperti

berkreatifitas sesuai dengan minatnya, dapat memenuhi kebutuhan untuk diterima

maupun memberikan sesuatu kepada kelompoknya.

I. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan istilah-istilah

yang terdapat dalam penulisan, maka penulis memberikan penjelasan umum maupun

definisi operasional, yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh

Menurut Scott dan Mitchell pengaruh merupakan suatu transaksi social

dimana seorang atau kelompok orang digerakan oleh seseorang atau

sekelompok orang yang lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan

harapan.

2. Teman Sebaya

Teman sebaya adalah orang yang usianya sama degan mu, sedangkan orang

usianya sama dengan orang tuamu disebut sebaya dengan orang tuamu.

Menurut J.P Chaplin kelompok sebaya adalah kelompok teman sebaya; satu

kelompok, dengan mana anak mengasosiasikan dirinya.

3. Motivasi Belajar

Page 15: Proposal Penelitian

15

Motivasi belajar dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.

J. Metodologi Penelitian

1. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode survey,

dimana peneliti mempelajari data dari sampel sehingga ditemukan kejadian-

kejadian relative, distribusi, dan hubungan antar variable sosiologis dan

psikologis.

2. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Sukajadi

Kecamatan Sukajadi Kabupaten Bandung. Subjek dalam penelitian ini, yaitu

peserta didik kelas 5-6 SDN Sukajadi 3 Kecamatan Sukajadi Kabupaten

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah 46 orang. Penelitian

dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan Bulan Juni 2013.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik-tekni

sebagai berikut :

a. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang

bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap

mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila

responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam

pengisian daftar pertanyaan.

b. Wawancara

Wawancara atau teknik komunikasi langsung menurut surakmad

(2004:162) adalah teknik di mana peneliti mengumpulkan data dengan

melakukan komunikasi langsung dengan subyek penelitian, baik didalam

situasi yang sebenarnya maupun di dalam situasi buatan.

Page 16: Proposal Penelitian

16

K. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian

Dalam penulisan ini, sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Bab II Kajian Pustaka

Berisikan tentang teori-teori yang mendukung dalam proses penelitian, yaitu

pengertian teman sebaya, pengertian motivasi, pengaruh yang diberikan teman

sebaya, faktor yang menyebabkan anak mudah terpengaruh, dampak pengaruh

teman sebaya pada motivasi belajar.

Bab III Metode Penelitian

Berisi mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini,

tempat, subjek, dan waktu penelitian serta teknik pengumpulan data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang pemaparan data hasil penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab terakhir ini berisi kesimpulan dari Penelitian yang telah dilakukan, dan

saran bagi pihak-pihak terkait.

Daftar Pusataka

Berisi sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung penelitian yang

dilakukan.

Page 17: Proposal Penelitian

17

DAFTAR PUSTAKA

Auer Jim. 2012. Menghadapi Tekanan Teman-teman Sebaya. Kanisius :

Yogyakarta.

Baron Robert A, Donn Byrne. 2005. Psikologi Sosial. Erlangga : Jakarta.

Boeree George C. 2006. Psikologi Sosial. Prismasophie : Yogyakarta.

Suryabrata Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. PT. Rajagrafindo :

Yogyakarta.

Wibowo Hery. 2010. Psikologi Untuk Pengembangan Diri. Widya

Padjadjaran : Bandung.

Gerungan A.W. 2009. Psikologi Sosial. PT. Refika Aditama : Bandung.

Ewintri. (2012). Pentinya Relasi Teman Sebaya. [Online]. Tersedia :

http://ewintri.wordpress.com/2012/01/10/pentingnya-relasi-teman-sebaya/ [04

Januari 2013]

Fatimah Siti. (2012). Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Perkembangan

Anak. [Online]. Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/30/pengaruh-

teman-sebaya-terhadap-perkembangan-anak-329890.html [04 Januari 2013]

Haryanto. (2010). Pengertian Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia :

http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/ [04 Januari 2013]

________. (2011). Pengaruh Teman Sebaya Pada Perkembangan. [Online].

Tersedia : http://witawrite.blogspot.com/2011/07/pengaruh-teman-sebaya-pada-

perkembangan.html [22 desember 2012]

_______. ( 2012 ). Faktor Yang Menyebabkan Anak Mudah Terpengaruh.

[Online]. Tersedia :

http://www.google.com/search?q=faktor+yang+menyebabkan+anak+mudah+terpeng

aruh&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a [23

Desember 2012]

_______. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. [Online]. Tersedia :

http://diaryapipah.blogspot.com/2012/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html [23

Desember 2012]

_______. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar. [Online].

Tersedia : http://education-vionet.blogspot.com/2012/02/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi-belajar.html [23 Desember 2012]

Page 18: Proposal Penelitian

18

________. (2010). Hubungan Interaksi Sosial Dalam Kelompok Teman

Sebaya Dengan Motivasi Belajar Siswa . [Online]. Tersedia :

http://cumacopasbahanajar.blogspot.com/2010/05/hubungan-interaksi-sosial-

dalam.html. [04 Januari 2012]