Upload
nia-permata-esy
View
303
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMBUATAN BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN VARIASI
KOMPOSISI PEREKAT AIR REBUSAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN
BAKAR ALTERNATIF RUMAH TANGGA
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
NIA PERMATA ESY NIM. 1110413031
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
DAFTAR ISI
1
Halaman Sampul ….................................................................................................... 1
Halaman Pengesahan .................................................................................................. 2
Daftar Isi ..................................................................................................................... 3
Ringkasan ................................................................................................................... 4
BAB I Pendahuluan .................................................................................................... 4
Latar Belakang ............................................................................................... 4
Perumusan Masalah ....................................................................................... 5
Tujuan ............................................................................................................ 5
Luaran Yang Diharapkan ............................................................................... 5
Kegunaan ........................................................................................................ 6
BAB II Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 7
BAB III Metodologi Penelitian .................................................................................. 13
BAB IV Biaya dan Jadwal Kegiatan .......................................................................... 14
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 18
RINGKASAN
2
Kandungan minyak bumi yang semakin hari semakin menipis menjadi salah satu
masalah besar di negeri ini dan harus segera dicarikan solusi untuk menanggulanginya.
Buah durian yang tumbuh pada musim tertentu di Indonesia ini dan juga jagung yang
mudah tumbuh tanpa memerlukan kondisi tanah yang khusus sangat digemari petani
dalam membudidayakannya. Limbah dari kedua contoh hasil pertanian ini dapat
dimanfaatkan sebagai briket dengan variasi perekat sebagai solusi bahan bakar alternatif
dengan menghasilkan energi dan kalor, setidaknya dalam skala rumah tangga. Kulit
durian dan tongkol jagung menghasilkan energi dan kalor yang cukup besar jika
dijadikan sebagai briket. Jadi, peneliti ingin mengetahui pengaruh kulit durian yang
dicampur air rebusan tongkol jagung sebagai perekat briket dengan berbagai variasi
komposisi dalam menghasilkan energi optimum.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang sangat
berlimbah, baik sumberdaya alam yang dapat diperbaharui maupun tidak dapat
diperbaharui seperti minyak bumi, gas alamnya. Saat ini, persediaan minyak bumi
didunia mulai menipis dan akan berlangsung rencana penghapusan subsidi minyak
tanah, sehingga perlu dicari sumber energi alternatif. Energi alternatif yang diteliti dan
terus dikembangkan di Indonesia dari berbagai sumber dan produk yang dihasilkan
antara lain : energi air, angin, panas bumi, biodiesel serta biomassa yang merupakan
potensi yang cukup besar untuk menjadi biobriket.
Alam ini juga dikaruniai tanah tropis yang subur yang ditanami berbagai jenis
tumbuhan. Namun saat ini pemanfaatannya hanya sebatas pada bagian yang dapat
dikomsumsi saja, sedangkan bagian lain yang tidak dapat dikonsumsi, hanya sebagian
kecil yang dimanfaatkan kembali, kebanyakan akhirnya hanya menjadi sampah.
Contohnya berupa sampah berupa batok kelapa kosong, kulit durian, dan sampah
organik, sesuai dengan pernyataan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Padang Edwar Imusman, bahwa saat ini volume sampah yang ada di sungai 30 persen
3
melebihi jumlah yang biasa diangkat tiap harinya, yakni sebanyak 600 ton
(Posmetropadang.com, 24 Juli 2013).
Briket kulit durian dengan perekat air rebusan tongkol jagung memiliki beberapa
keunggulan daripada briket arang kayu dan arang batok kelapa, apalagi dibandingkan
briket batubara. Selain bisa ikut memecahkan masalah penanganan limbah kulit durian,
ketersediaan limbah kulit durian juga mudah didapat, sehingga cocok digunakan untuk
industri makanan, baik berskala rumah tangga maupun besar. Karena beberapa
keunggulan itulah, briket kulit durian memiliki potensi pasar terbuka luas, baik pasaran
lokal, domestik, dam ekspor.
B. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah briket dengan arang kulit durian dengan variasi komposisi perekat air
rebusan tongkol jagung dapat menghasilkan kalor yang cukup sebagai bahan
bakar alternatif pada rumah tangga?
2. Berapakah nilai kalor yang dihasilkan briket tersebut?
3. Berapakah komposisi perekat untuk menghasilkan kalor optimum?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui briket dengan arang kulit durian dengan variasi komposisi
perekat air rebusan tongkol jagung dapat menghasilkan kalor yang cukup
sebagai bahan bakar alternatif pada rumah tangga.
2. Untuk mengetahui nilai kalor yang dihasilkan briket tersebut.
3. Untuk mengetahui komposisi perekat didalam briket agar kalor yang dihasilkan
optimum.
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah penggunaan briket arang kulit durian
dengan variasi komposisi perekat air rebusan tongkol jagung dalam menyediakan energi
alternatif untuk skala rumah tangga. Dari hasil penelitian ini diharapkan juga dapat
dipublikasikan baik dalam bentuk seminar maupun pada jurnal ilmiah.
4
E. KEGUNAAN
Data dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bahan bakar
pengganti minyak tanah ataupun gas LPG dalam rumah tangga yang semakin langka,
dan menambah pengetahuan masyarakat dalam mengolah limbah organik hasil
pertanian khususnya kulit durian dan tongkol jagung dengan sebaik-baiknya.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Durian (Durio Zibethinus)Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit, dan buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri.Taksonomi Menurut Tjitrosoepomo (1994) durian diklasifikasikan sebagai berikut:
Kerajaan : PlantDivisi : Magnoliophyta Kelas : MagnoliopsidaOrdo : MyrtalesFamili : BombacaceaeGenus : DurioSpesies : Durio zibetus
Limbah durian yang berupa kulit durian selama ini tidak termanfaatkan dengan baik,
karena karakternya yang sukar terurai sehingga berpotensi menjadi salah satu limbah
hayati yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Kulit durian secara
proporsional mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin
(5%) serta kandungan pati yang rendah (5%) sehingga dapat diindikasikan bahan
tersebut dapat digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk
lainnya yang dimampatkan. Selain itu, limbah kulit durian mengandung sel serabut
dengan dimensi yang panjang serta dinding serabut yang cukup tebal sehingga akan
mampu berikatan dengan baik apabila diberi bahan perekat sintesis atau bahan perekat
mineral.
Dengan melihat pada struktur dan karakteristik dari kulit durian tersebut,
sebenarnya dimungkinkan untuk memanfaatkan limbah kulit durian tersebut sebagai
produk bioenergi berupa briket biomassa. Dengan mengubah sampah tersebut menjadi
6
briket, maka akan meningkatkan nilai ekonomis bahan tersebut, menghemat energi,
menciptakan peluang usaha, serta mengurangi pencemaran lingkungan.
Keunggulan briket kulit durian adalah nilai kalornya relatif tinggi, tak berbau, tidak
bersifat polutan, hasil penelitian menunjukkan, penggunaan 1 kg briket kulit durian
dengan harga Rp. 1.500/kg mampu menghasilkan kalori 5.010 Kkal (Marjono, 2009).
Jagung
Hasil pertanian selanjutnya yang banyak menghasilkan sampah dan belum
termanfaatkan yaitu jagung (Erikson, 2011). Hampir di seluruh wilayah Indonesia
terdapat lahan pertanian jagung karena termasuk tanaman pangan penting kedua setelah
padi. Tanaman relatif mudah dibudidayakan dan dapat tumbuh di semua jenis tanah
kecuali tanah liat dan pasir (Anomim, 2005).
PRODUKSI JAGUNG INDONESIA SEJAK TAHUN 1960 - 2011
(Pasarjagung.com, 22 Februari 2012)
Tumbuhan jagung ini juga mengandung Selulosa, Hemiselulosa dan Lignin
khususnya terdapat pada tongkolnya. Tongkol jagung juga sangat berpeluang digunakan
sebagai bahan bakar alternatif, termasuk untuk pengeringan (Vaing, 1987). Tongkol
7
jagung mengandung energi 3.500-4.500 kkal/kg, dan pembakarannya dapat mencapai
suhu tinggi 205°C (Watson, 1988).
Dengan mengubah limbah organik menjadi briket dengan menghasilkan kalori
5.010 Kkal (Marjono, 2009), maka akan meningkatkan nilai ekonomis bahan tersebut,
menghemat energi, menciptakan peluang usaha, serta mengurangi pencemaran
lingkungan.
Briket alami (Biobriket)
Briket adalah gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan. Sedangkan
briket kulit durian adalah gumpalan-gumpalan atau batangan-batangan arang yang
terbuat dari arang kulit durian (Ismun,1998).
Briket dengan kualitas yang baik diantaranya memiliki sifat seperti tekstur yang
halus, tidak mudah pecah, keras, aman bagi manusia dan lingkungan serta memiliki
sifat-sifat penyalaan yang baik. Sifat penyalaan ini diantaranya adalah mudah menyala,
waktu nyala cukup lama, tidak menimbulkan jelaga, asap sedikit dan cepat hilang serta
nilai kalor yang cukup tinggi. Lama tidaknya menyala akan mempengaruhi kualitas dan
efisiensi pembakaran, waktu menyala dengan nyala api konstan akan semakin baik
(Jamilatun, 2008).
Tabel 2. Nilai kalor bahan bakar di Indonesia
Bahan bakar Nilai kalor
(kal/gr)
Minyak bumi mentah 10.081,22
Bahan bakar minyak 10.224,56
Gas alam 9.755, 89
Briket 7.047,30
Batubara 6.999,52
Batubara muda 1.877,24
Kayu kering 4.491,16
(Media Indonesia, 2010)
Sedangkan faktor yang mempengaruhi kualitas briket adalah jenis bahan baku
campuran briket, kekuatan tekan, besar partikel arang, variasi perekat (Gandhi, 2010),
8
kadar air, kadar abu, keteguhan tekan (Triono, 2006) serta faktor lainnya seperti metode
karbonisasi, lama pengeringan bahan baku, dan lama pengeringan briket sebelum
digunakan. Sedangkan standar kualitas secara baku untuk briket arang Indonesia
mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan juga mengacu pada sifat briket
arang buatan Jepang, Inggris, dan USA seperti pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Standarisasi sifat briket arang buatan Jepang, Inggris, USA, dan
Indonesia
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (1994) dalam Triono (2006)
Briket dibuat dengan proses karbonisasi dan pirolisis (pembakaran anaerobik).
Dengan pembuatan briket dari kulit durian, dapat bermanfaat sebagai alternatif bahan
bakar dalam wujud untuk mengatasi keterbatasan bahan bakar yang sudah semakin
langka.
Bahan-bahan yang dapat dibuat briket yakni harus mengandung mengandung lignin
dan selulosa seperti kayu, bambu, sabut kelapa, dan kulit durian. Bahan-bahan tersebut
sering ditemukan sebagai limbah organik baik diperkotaan maupun di pedesaan.
Bahkan, kulit durian dapat mudah ditemukan saat musim buah durian tiba.
Briket arang dapat ditingkatkan kerapatannya karena dalam proses pembuatannya
melalui tahap pencetakan, dimana saat mencetak briket sesuai dengan bentuk
yangdiinginkan, adonan briket arang ditekan sehingga tingkat kerapatannya lebih tinggi.
Briket arang tidak kotor dalam artian bahwa pada saat pembakaran, abu yang dihasilkan
sedikit. Briket arang juga praktis untuk digunakan karena mudah dibawa, tidak berat
9
dan panas yangdihasilkan tinggi (Handayani, 2010). Briket arang memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan arang kayu seperti halnya dinyatakan oleh
(Sa’id,1996) antara lain dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan ukurannya dapat
disesuaikan, tidak kotor, mudah diangkut, dan praktis sebagai bahan bakar.
Harga jual dari briket kulit durian ini juga terbilang cukup tinggi, dengan modal
yang relatif ekonomis. Sehingga briket kulit durian ini selain bermanfaat untuk menjadi
alternatif bahan bakar juga berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan yang
cukup menguntungkan.
Pembuatan briket dari kulit durian ini dengan perekat air rebusan tongkol jagung
merupakan program yang memanfaatkan limbah pertanian yang berupa kulit durian dan
tongkol jagung sebagai bahan bakar alternatif, juga dapat menambah income
masyarakat dengan memasarkannya untuk dikonsumsi untuk rumah tangga lain
(Mukodas, Arif. 2009).
Penelitian telah banyak dilakukan untuk mempelajari potensi energi dalam bentuk
padat (briket) dari berbagai limbah atau sampah biomassa seperti, Jamilatun (2008)
melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat penyalaan dari
berbagai macam briket biomassa, yang meliputi kecepatan pembakaran, lama briket
menyala sampai menjadi abu, waktu penyalaan awal, banyaknya asap atau senyawa
volatil yang dihasilkan, nilai kalor dan lama waktu untuk mendidihkan 1 liter air.
dengan 250 gram setiap semua jenis briket yang diuji membutuhkan waktu antara 5
sampai 7 menit. Kemudian Agustina (2009) yang meneliti tentang manfaat briket
biomassa yang membantu mengurangi laju global warming’ karena mengurangi emisi
gas metan yang diakibatkan oleh penimbunan sampah organik/biomassa dan
mengurangi emisi CO2 sebagai akibat dari substitusi sumber energi fosil.
Estela (2002) menggunakan dua cara dalam pembuatan briket yaitu kompaksi
rendah dengan menggunakan bahan pengikat clay, bentonit, serta yucca starch dan
kompaksi tinggi tanpa bahan pengikat. Penelitian menunjukkan nilai kalor briket tanpa
pengikat dan kompaksi tinggi memiliki nilai kalor (13800 MJ/Kg) lebih tinggi
dibandingkan dengan briket yang memakai bahan pengikat. Hal ini menunjukkan
bahwa penambahan perekat menurunkan nilai kalor briket. Sudrajat (1983) yang
10
membuat briket arang dari 8 jenis kayu dengan perekat campuran pati dan molase
menyimpulkan bahwa makin tinggi berat jenis kayu, karepatan briket arangnya makin
tinggi pula. Kerapatan yang dihasilkan antara 0,45 – 1,03 g/cm3 dan nilai kalor antara
7290 – 7456 kal/g. Sitorus dan Widardo (1997) meneliti tentang pengaruh jenis perekat
pada pembuatan briket serbuk sabut kelapa, dengan variasi perekat tapioka dan perekat
sagu dengan masing-masing presentase 8-12% sehingga memberikan hasil penggunaan
perekat tapioka 10% dan sagu 12% merupakan perlakuan terbaik dengan kadar air rata-
rata 12,76 % dan 11,83 % kerapatan jenis 0,5157 g/cm3 dan 0,5175 g/cm3 serta kuat
tekan 6,62 kg/cm2 dan 6,64 kg/cm2.
Penelitian selanjutnya oleh (Pramudia, dkk, 2011) dengan variable yang digunakan
durian murni 2: cangkang 1 dan durian 3 : cangkang 1 dan diperoleh hasil perekat yang
terbaik adalah perekat durian dengan kuat 0.208 kg/cm. Nilai kalor tertinggi pada
perbandingan 3:1 yaitu 5495 cal/gr. Temperatur air yang terbaik pada variasi 3:1. Dan
kadar abu yang terbaik pada variasi 2:1 yaitu 11,9 %. Penelitian menggunakan briket
arang campuran kulit durian dan kulit pisang oleh (Paisal dan Said, 2014) dengan
variasi komposisi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60% memberiikan hasil kadar air
(M) berkisar pada 6,62% sampai 15,34%, abu (ash) berkisar pada 15,85% sampai
22,79%, volatile matters (VM) berkisar 40,31% - 59.60% , fixed carbon (FC) berkisar
antara 9,42% - 29,37% dan nilai kalor (HHV) berkisar antara 4584 kkal/kg - 5173
kkal/kg. kerapatan 0,36 - 0,45 gr/cm3, kuat tekan 72 gr/cm2.
Hasil penelitian sifat fisik, sifat kimia dan daya tahan briket tongkol jagung terhadap
pengaruh campuran batubara oleh Gandhi (2010) adalah sebagai berikut: perubahan
ukuran briket untuk diameter berkisar antara 0,15 – 0,55 mm, perubahan ketinggiannya
berkisar 2,22 – 3,42 mm partikel yang hilang dalam pengujian shatter index berkisar
antara 3,80 – 47,77%, pengujian durability berkisar 0 – 48, 18%, nilai kalor 5.009,11–
5.601,55 kalori/gram, kadar air 6,9-11.1%, densitas 0,53-0,63%, kadar abu 17,52 -
22,77%, fixed carbon 29,9- 34,74%, Volatile Matter 38,42- 41,49%. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Taufik (2012) menggunakan briket dari tongkol jagung
dan sekam padi dengan proses pirolisis (suhu 400oC, 450oC, 500oC, 550oC, dan 600oC)
11
yang memberikan hasil kalor optimal biochar sekam padi pada suhu 500oC sebesar 3705
kal/g, sedang tongkol jagung pada suhu 500oC dengan nilai kalor 7111 kal/g.
Penggunaan bahan bakar berbentuk briket memang lebih efektif dan efisien. Sebab,
bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan keperluan. Pembuatan briket kulit
durian ini memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan pembuatan briket
dengan bahan baku batubara atau kayu. Kemudian,kita ketahui bahwa harga minyak
saat ini akan terus meningkat dikarenakan sumber daya alam minyak mentah terus
menurun, maka inilah sebabnya saya ingin membuat briket dari kulit durian. (Meilita
dan Tuti, 2003).
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
12
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan (jadwal kegiatan pada Tabel
1). Pembuatan briket kulit durian dengan perekat air rebusan tongkol jagung sebagai
bahan bakar alternatif rumah tangga dilakukan di Laboratorium Material jurusan
Kimia, Universitas Andalas, Padang.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, drum bekas, saringan atau
ayakan, pengaduk, tumbukan, baskom, seng, termometer.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit durian, tongkol jagung,
ranting atau jerami, dan air.
C. Prosedur Kerja
1. Preparasi Sampel
Sampel kulit durian dicuci dengan air kemudian dipotong keci-kecil. Potongan-
potongan kecil kulit durian tersebut kemudian dijemur dibawah sinar matahari
dengan menggunakan alas seng sehingga potongan-potongan tersebut benar-benar
kering.
2. Pembakaran
Pembakaran kulit durian dilakukan didalam drum dimana ranting atau jerami yang
kering terlebih dahulu dimasukkan kemudian disusul dengan kulit durian yang telah
dijemur. Setelah itu, tumpukan kulit durian ditutup kembali dengan ranting atau
jerami. Tumpukan jerami dan durian tersebut kemudian dibakar. Drum tempat
pembakaran ditutup dengan penutup agar udara yang masuk kedalam drum dapat
dikendalikan.
3. Peleburan
Setelah proses pembakaran selesai, hasil pembakaran tadi diangkat dan disaring
agar benar-benar diperoleh bagian yang telah menjadi arang. Arang tersebut
kemudian ditumbuk menjadi halus dan diayak untuk mendapatkan bubuk arang
dengan ukuran relatif sama.
13
4. Pencampuran Media
Dimasukkan arang yang telah dihaluskan kedalam baskom. Lalu, ditambahkan air
rebusan tongkol jagung yang telah mengental ke dalam baskom ± 15% dari berat
arang yang dihaluskan. Dimasukkan air rebusan tongkol jagung tersebut sedikit
demi sedikit sambil tetap diaduk sampai semua komponen tercampur merata.
5. Pencetakan
Dicetak arang yang telah dihaluskan dan diberi air rebusan tongkol jagung sesuai
cetakan yang dibutuhkan. Dipadatkan arang yang dihaluskan pada cetakan dengan
menggunakan cetakan. Diusahakan tingkat kekerasan briket berkisar antara 5.000 –
20.000 kg/cm2 .
6. Pengeringan
Dikeringkan briket yang telah dicetak dengan menjemur kembali diterik matahari
dengan alas seng. Dipastikan briket kering sempurna.
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
14
4.1 Anggaran Biaya
Adapun rancangan biaya yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel berikut ini, yakni :
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Table 1. Jenis Alat
No Nama alat Ukuran Jumlah Harga per satuan
1 Gelas ukur 500 mL 1 Rp 170.000,-
2 Pisau cutter - 2 Rp 15.000,-
3 Termometer 100oC 1 Rp 150.000,-
4 Seng 50 mL 1 Rp 50.000,-
5 Baskom 1 Rp 30.000,-
Sub Total = Rp 410. 000,-
2. Biaya-biaya lain
No
.
Lain-lain Pengeluaran Jumlah total
1 Alat tulis kantor 1 Set Lengkap@ Rp.
50.000,-
Rp. 50.000,-
2 mencari literatur lewat internet 20 kali @ Rp.
4500,-/jam
Rp. 90.000,-
3 Fotocopy proposal 10 Kali @ Rp.
10.000,-
Rp. 100.000,-
4 Biaya laboratorium 3 bulan@ Rp.
50.000,-
Rp. 150.000,-
15
5 Print proposal 5 Buah @ Rp.
20.000,-
Rp. 100.000,-
6 CD-RW 10 buah @ Rp.
10.000,-
Rp. 100.000,-
7 Penggandaan proposal 10 buah @ Rp.
20.000,-
Rp. 200.000,-
8 Biaya makan siang 120 kali @
Rp.25.000,-/4 orang
Rp. 3.000.000,-
9 Kertas A4 2 rim @ Rp.50.000,- Rp.100.000,-
Sub Total Rp. 3.890.000,-
16
DAFTAR PUSTAKA
Adan,I.U.1998. Membuat Briket Bioarang Dan Teknologi Tepat Guna. Yogyakarta: Kanisius.Arif,Mukodas.2009.
Limbah Organik Sebagai Bahan Bakar. Semarang: UNS. Handayani.2010.
“Proses Pembuatan Briket Kulit Durian”, Jurnal .Bandung:UNPAS.
Dharma Bhakti Pramudia, dkk. 2011. “Pembuatan Briket Kulit Durian dengan VariasiCampuran Biomassa (Arang Cangkang Sawit) dan Variasi Perekat”.
Gandhi B.A., 2010. “Pengaruh Variasi Jumlah Campuran Perekat Terhadap karakteristik Briket Arang Tongkol Jagung”. Jurnal Profesional Vol. 8, No. 1, Mei 2010.
Jamilatun S., 2008. “Sifat-Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, briket batu bara dan Arang Kayu”. Jurnal Rekaya Proses., Vol. 2, no. 2, 2008.
Marjono, staff TTG Bapermas Provinsi Jateng. “Kulit Durian sebagai Energi Alternatif”, (Green Action.com). 2009.
Triono A., 2006. Karakteristik Briket Arang Dari Campuran Serbuk Gergajian kayu Afrika dan Sengon dengan Penambahan Tempurung Kelapa. Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan. IPB. 2006.
Sinurat, Erikson. 2011. Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Tugas Akhir Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Hasanudi. Makasar.
Samsul, M., 2004, Pengaruh Penambahan Arang Tempurung Kelapa Dan Penggunaan Perekat Terhadap Sifat-Sifa et Arang Dari Arang serbuk KayuSengon, Fisika Dan Kimia Briket: Universitas Gadjah Mada.
17
Iskandar, Taufik. “Identifikasi Nilai Kalor Biochar Dari Tongkol Jagung dan Sekam Padi pada Proses Pirolisis”. Vol.7, No.1, September 2012.
18